sebuah entitas (perusahaan) secara keseluruhan bukan hanya sebatas korporasi saja.
Hal ini menarik, mengingat konsep pemasaran holistik banyak digunakan oleh perusahaan
saat ini dalam rangka menjaga tingkat keberlangsungannya dalam dunia bisnis (going
concern). Maksud dari mendefinisikan perusahaan secara keseluruhan dalam pemasaran
holistik adalah melihat perusahaan sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan
berbagai unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut yaitu pelanggan (konsumen), stakeholder,
dan pemasok.
Barangkali kasus-kasus skandal dalam dunia bisnis semacam Enron dan Lehman Brothers
menjadi pelajaran penting bagi perkembangan dunia bisnis saat ini. Bahwa fraud
(kecurangan) yang terjadi baik ditingkat manager, stakeholder, atau pihak internal manapun
yang bekerjasama untuk meraih keuntungan personal dan dengan kata lain merugikan
pihak lain, dengan sendirinya akan terpental dan bangkrut.
Ini bukan soal hukum alam, namun kredibilitas perusahaan akan didapat tidak hanya dari
performa perusahaan atau laporan keuangannya yang bagus. Segala faktor yang ada
diluar entitas, konsumen, pemegang saham, kreditur, dan siapapun akan sangat
menentukan tingkat kredibilitas perusahaan.
Oleh sebab itu, fraud semacam mempercantik laporan keuangan yang dilakukan oleh
Enron dan Lehman Brothers telah sangat jelas membuktikan pentingnya konsep holistic
marketing (pemasaran holistik) yang mengintegrasikan semua pihak yang berkepentingan.
Tujuannya agar tercipta tranparansi dan pada akhirnya akan melejitkan kredibiltas
perusahaan. Karena bisnis tidak selamanya soal “profit”.
Lalu seperti apa penerapan konsep pemasaran holistik dalam internal perusahaan?
Salah satu contoh konsep pemasaran holistik dalam lingkup internal adalah adanya
departemen yang berbeda dan terpisah seperti terdapatnya departemen penjualan,
accounting, finance, Research and Development, produk, dan Human Resourches.
Tujuan dari adanya departemen yang terpisah ini adalah untuk mencegah terjadinya fraud
(kecurangan). Selain untuk mencegah terjadinya fraud secara internal, tujuannya adalah
agar semua produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan “permintaan pasar” atau
keinginan konsumen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Konsep Pemasaran holistik memiliki peran baik
secara internal maupun eksternal. Secara internal, konsep ini menjaga terjadinya fraud
yang bisa menyebabkan kebangkrutan. Dan secara eksternal adalah menciptkana
hubungan baik antara perusahaan dan pihak eksternal (konsumen, masyarakat, maupun
pemasok).
Oleh sebab itu, konsep pemasaran holistik sering disebut oleh para ahli marketing sebagai
konsep yang fokus pada nilai (value) dalam marketing. Dalam hal ini, pemasaran holistik
memiliki tujuan untuk menciptakan tiga perspektif nilai.
Yang pertama adalah eksplorasi nilai, ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan nilai yang diinginkan pasar. Penerapannya adalah dengan melakukan riset
pasar sehingga perusahaan mampu menemukan seperti apa produk yang harus dibuat
agar sesuai dengan keinginan pasar.
Kedua adalah penciptaan nilai. Setelah melakukan riset pasar dan menemukan value yang
diinginkan pasar, dengan pendekatan marketing holistic sebuah perusahaan harus mampu
menciptakan nilai tersebut. Penerapannya adalah dengan melakukan diferensiasi produk.
Sehingga perusahaan akan mampu menghasilkan produk yang tidak “membosankan” bagi
pasar (konsumen). Diferensiasi produk yang berhasil ditandai dengan terciptanya produk
unggulan yang disukai konsumen dan mampu menjadi ciri khas perusahaan.
Ketika saya mengatakan air mineral misalnya, apa yang ada dibenak anda?
Bisa dipastikan Aqua yang akan terlintas dibenak kita. Kenapa demikian? Padahal ada
banyak sekali produk air kemasan selain dari Aqua. Hal tersebut merupakan contoh dari
berhasilnya sebuah diferensiasi produk. “Danone” barangkali berhasil menciptalan stigma
dalam masyarkat bahwa Aqua adalah promotor dalam air mineral. Dan inilah yang
merupakan salah satu tujuan dari konsep pemasaran holistik.
Dan yang terakhir adalah Implementasi Nilai, yaitu konsep bagaimana perusahaan mampu
menawarkan produk ke pelanggan dengan nilai yang telah diciptakan dan menggunakan
cara yang efisien. Saat ini, media online menjadi alternatif implementasi nilai yang efisien
untuk menawarkan produk ke pelanggan. Karena kenyataannya dunia online berkembang
dengan sangat pesat dan perusahaan harus mampu melihat perkembangan tersebut
sebagai peluang dan cara untuk mengoptimalkan fungsi dan konsep pemasaran holistik.
Production Concept
Product Concept
Konsumen lebih suka produk dengan penawaran terhadap kualitas, performa atau fitur
inovasi yang tinggi. Dalam penciptaan produk ini memerlukan biaya riset yang tinggi.
Teknologi iki akan dipasang pada mobil Ford, Ford mengatakan bahwa teknologi tersebut
dapat mengenali 10 ribu perintah dalam 19 bahasa. Fungsinya untuk mengendalikan audio,
telefon dan sistem GPS serta memberikan informasi tentang keadaan sekitar. Ford juga
mengatakan bahwa Sync adalah hasil dari kemitraan bersama Microsoft dan jauh lebih
memuaskan dari versi yang beredar saat ini, termasuk yang ada pada BMW dan Mercedes-
Benz. (Antara News)
Selling Concept
Marketing Concept
Fokus terhadap pemenuhan kebutuhan/keinginan target pasar dan pengiriman yang lebih
baik dari pesaing.
Selain itu Dell membuat PC komputer dengan membeli kelebihan-kelebihan dari PC-PC di
pasaran, sehingga Dell akan menciptakan PC dengan kualitas yang lebih baik dari standar
pabrik kemudian akan dijual langsung ke pelanggan dengan margin yang tinggi.
Konsumen lebih suka produk yang mengangkat status sosial ketika digunakan.
Contoh produk/perusahaan: Atlet sepak bola Cristiano Ronaldo membeli mobil bermerk
Rolls-Royce Phantom Drophead Coupe. Rolls-Royce merupakan merek mobil yang sangat
disegani di Inggris. Mobil ini biasanya hanya dimiliki oleh para bangsawan atau orang-orang
yang memiliki harta berlimpah. Hanya beberapa orang yang saat ini memiliki mobil jenis
Rolls-Royce Phantom Drophead Coupe di Inggris. Bayangkan saja, harganya mencapai
443.000 dollar AS atau sekitar Rp 4 miliar. Yang menakjubkan adalah di dalam bagasi
mobil ini terdapat sebuah picnic boot. Ketika bagasi dibuka, maka akan keluar sebuah
lemari otomatis yang menyimpan beberapa botol champagne dan perlengkapan piknik
lainnya.
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group
discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk
memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku mahasiswa Program
Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi
konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh
melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk
menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan
analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang
secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3. Profiling Stage