Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : AGUNG ARY WIBOWO - 23081003

BRANDING IMAGE

Citra (image) merupakan persepsi publik terhadap perusahaan dan produk atau
jasanya. Image yang baik tentang produk akan menguntungkan perusahaan, karena
secara tidak sadar pengguna akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang
lain. Di sisi lain, citra buruk tentang produk akan membuat pengguna menyebarkan
informasi buruk kepada orang lain.

Menurut Kotler (2001), citra atau image adalah seperangkat keyakinan, ide, dan
kesan yang dimiliki seseorang tentang suatu objek. Di sisi lain, Keller (1993)
menganggap brand image sebagai seperangkat persepsi tentang merek dalam
ingatan pengguna.

Freddy Rangkuti (2009) juga menjelaskan bahwa brand image merupakan persepsi
merek yang terkait dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan pengguna.

Sebuah merek dapat dipersepsikan secara berbeda oleh pengguna yang berbeda.
Oleh karena itu, pembentukan brand image yang konsisten adalah tugas yang harus
dilakukan oleh semua pemilik bisnis atau orang yang menjalankan bisnis tersebut.

Setiap perusahaan berusaha untuk membangun citra yang kuat karena membantu
dalam memenuhi motif bisnis mereka. Dengan memiliki brand image yang kuat,
sebuah perusahaan dapat memiliki keuntungan sebagai berikut:

1. Lebih banyak keuntungan karena pelanggan baru tertarik pada brand.


2. Mudah untuk memperkenalkan produk baru dengan brand yang sama.
3. Meningkatkan kepercayaan pelanggan yang sudah ada atau meningkatkan
jumlah pelanggan setia.
4. Hubungan dengan pelanggan yang lebih baik.

4 langkah utama mengidentifikasi merek :

1) Mengidentifikasi dan menetapkan positioning merek


2) Merencanakan dan menerapkan pemasaran merek
3) Mengukur dan menafsirkan kinerja merek
4) Menumbuhkan dan mempertahankan nilai merek
How branding works
Esensi Merek
Proses memberikan produk dan layanan dengan kekuatan merek, tentang
menciptakan perbedaan antar produk, dan memberikan nilai bagi perusahaan

Peran Merek
Merek mengidentifikasi pembuat suatu produk dan memungkinkan
konsumen untuk menyerahkan tanggung jawab atas kinerjanya kepada pembuat
atau distributor :
 Peran Merek bagi Konsumen
 Peran Merek bagi Perusahaan

Ekuitas Merek dan Kekuatan Merek
Kedua konsep ini saling terkait: ekuitas merek yang kuat seringkali menghasilkan
kekuatan merek yang tinggi

Memilih Elemen Merek


Elemen Merek adalah perangkat yang mengidentifikasi dan membedakan merek.
Kebanyakan merek yang kuat menggunakan beberapa elemen merek, yang dapat
dijadikan merek dagang

Memilih Asosiasi Sekunder


Asosiasi merek “sekunder” ini dapat menghubungkan merek dengan sumber
seperti perusahaan (melalui strategi merek), dengan (melalui identifikasi asal
produk), dan dengan saluran distribusi (melalui strategi saluran,dll.

Hirarki Merek
Hirarki Merek mencerminkan cara merek suatu perusahaan terkait dengan produk
dan layanan perusahaan, serta satu sama lain

Dinamika Merek
Merek selalu berevolusi seiring berjalannya waktu, 2 cara paling umum yang
dilakukan merek untuk berkembang adalah melalui reposisi merek dan perluasan
merek

Mengelola Krisis Merek


Secara umum, semakin kuat merek dan citra perusahaan—terutama dalam hal
kredibilitas dan kepercayaan—semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut
mampu bertahan menghadapi tantangan

Merek Mewah
Adalah Salah satu contoh paling murni dari peran pencitraan merek, karena merek
dan citranya sering kali menawarkan keunggulan kompetitif utama yang
menciptakan nilai besar bagi perusahaan dan pelanggannya
Important elements that form a brand image
1. Citra merek sering kali terkait erat dengan kualitas produk atau layanan yang
disediakan oleh merek tersebut. Konsistensi dalam kualitas dapat membentuk
citra yang kuat.

2. Identitas merek, termasuk logo, warna, desain, dan pesan yang disampaikan
dalam komunikasi merek, memainkan peran penting dalam membentuk citra
merek.

3. Cara di mana merek dipersepsikan oleh masyarakat umum dan bagaimana


merek tersebut direspon dalam berbagai situasi bisa membentuk citra merek.

4. Interaksi dan pengalaman langsung konsumen dengan merek, baik itu melalui
pembelian, layanan pelanggan, atau interaksi langsung lainnya, berkontribusi
besar terhadap citra merek.

5. Cara merek berkomunikasi dengan audiensnya, melalui iklan, konten pemasaran,


dan aktivitas promosi lainnya, memengaruhi citra merek yang dibentuk dalam
pikiran konsumen.

BRAND YANG SUKSES DI INDONESIA


Gojek dan Grab: Dua layanan ride-hailing ini telah sukses membangun citra sebagai
solusi transportasi yang nyaman, handal, dan inovatif di Indonesia. Mereka aktif
dalam berbagai layanan seperti pengiriman makanan, layanan keuangan, dan
sebagainya.

Tokopedia dan Bukalapak: Sebagai platform e-commerce, keduanya berhasil


membangun citra sebagai tempat yang memudahkan transaksi online di Indonesia.
Mereka memperkuat citra mereka melalui kampanye- kampanye yang menekankan
keamanan, keandalan, dan beragamnya produk yang ditawarkan.

Sampoerna: Merek ini telah membangun citra sebagai salah satu merek rokok yang
ikonik di Indonesia. Meskipun industri tembakau semakin terbatas, Sampoerna
tetap mempertahankan citra kekuatan dan keunggulan produknya.

Telkomsel: Sebagai penyedia layanan seluler terkemuka di Indonesia, Telkomsel


berhasil membangun citra sebagai merek yang handal, dengan jaringan yang luas
dan produk-produk yang beragam.

Indomie: Merek mi instan ini telah menjadi sangat populer di Indonesia dan memiliki
citra sebagai produk yang murah, mudah, dan lezat. Citra ini telah memberi mereka
posisi yang kuat di pasar mi instan di Indonesia.
Garuda Indonesia: Maskapai penerbangan nasional ini berhasil membangun citra
sebagai maskapai yang berkualitas dan layanannya diakui baik, baik dari segi layanan
maupun pengalamannya.

Rebranding adalah proses perubahan dan penyegaran identitas merek suatu


perusahaan, produk, atau layanan. Hal ini melibatkan pengubahan elemen-elemen
seperti nama merek, logo, identitas visual, pesan merek, dan citra keseluruhan untuk
menciptakan citra baru yang lebih sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Rebranding dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk upaya untuk
meningkatkan daya tarik merek, menanggapi perubahan pasar, atau memperbaiki
reputasi merek.

Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa suatu perusahaan mungkin


memutuskan untuk melakukan rebranding:

Perubahan Strategi Bisnis: Jika perusahaan mengubah arah strategi bisnisnya,


seperti memasuki pasar yang berbeda, menargetkan segmen pasar yang berbeda,
atau mengubah portofolio produknya, rebranding mungkin diperlukan untuk
mencerminkan perubahan ini.

Merger atau Akuisisi: Ketika dua perusahaan bergabung atau salah satu
perusahaan mengakuisisi yang lain, mungkin diperlukan rebranding untuk
menciptakan identitas merek yang terpadu.

Perubahan Citra: Jika merek telah terkait dengan citra yang negatif atau sudah
terlalu lama dalam pasar dan memerlukan penyegaran, rebranding dapat membantu
menciptakan citra yang lebih positif dan segar.

Mengatasi Tantangan Persaingan: Rebranding dapat digunakan untuk membuat


merek lebih relevan dan menarik bagi konsumen dalam menghadapi persaingan
yang semakin sengit.

Diversifikasi Produk: Jika perusahaan memperluas jangkauan produk atau layanan


yang ditawarkan, rebranding dapat membantu dalam membangun kohesi merek
yang menghubungkan semua produk atau layanan tersebut.

Pengenalan Inovasi: Saat perusahaan ingin menyoroti inovasi atau perubahan


signifikan dalam produk atau layanannya, rebranding dapat membantu dalam
menyampaikan pesan ini.

Mengganti Nama atau Logo Lama: Kadang-kadang, perusahaan ingin mengganti


nama atau logo lama yang sudah tidak lagi mencerminkan identitas mereka atau
memiliki asosiasi yang negatif.

Perubahan Pasar atau Perilaku Konsumen: Jika pasar atau perilaku konsumen
berubah, rebranding dapat membantu merek beradaptasi dengan perubahan ini.
Internasionalisasi: Ketika merek ingin memasuki pasar internasional, rebranding
dapat membantu dalam menciptakan identitas yang lebih universal dan berdaya
saing di pasar global.

Proses rebranding melibatkan penelitian pasar, pengembangan strategi merek,


desain identitas baru, komunikasi merek, dan implementasi di seluruh perusahaan.
Rebranding adalah keputusan strategis yang perlu dipertimbangkan dengan hati-
hati, karena dapat berdampak besar terhadap citra dan kesuksesan merek.

Rebranding dilakukan ketika perusahaan atau merek menghadapi berbagai situasi


dan tantangan yang memerlukan perubahan dalam identitas dan citra merek.
Berikut adalah beberapa situasi umum yang dapat menjadi alasan untuk melakukan
rebranding:

Perubahan Strategi Bisnis: Ketika perusahaan mengubah arah strategi bisnisnya,


seperti memasuki pasar yang berbeda, menargetkan segmen pasar yang berbeda,
atau mengubah portofolio produknya, rebranding mungkin diperlukan untuk
mencerminkan perubahan ini.

Merger atau Akuisisi: Ketika dua perusahaan bergabung atau salah satu
perusahaan mengakuisisi yang lain, mungkin diperlukan rebranding untuk
menciptakan identitas merek yang terpadu.

Mengatasi Citra yang Negatif: Jika merek telah terkait dengan citra yang negatif
atau sudah terlalu lama dalam pasar dan memerlukan penyegaran, rebranding dapat
membantu menciptakan citra yang lebih positif dan segar.

Resolusi Konflik Hukum atau Legislatif: Konflik hukum atau perubahan regulasi
yang signifikan dapat memaksa merek untuk melakukan perubahan identitas atau
nama.

Pengenalan Produk atau Layanan Baru: Saat perusahaan ingin memperkenalkan


produk atau layanan baru, rebranding dapat membantu dalam menciptakan
identitas merek yang sesuai dengan produk atau layanan tersebut.

Penyegaran Produk atau Layanan yang Ada: Rebranding dapat digunakan untuk
menyegarkan atau memodernisasi produk atau layanan yang sudah ada.

Mengatasi Perubahan Pasar: Jika pasar berubah, seperti pergeseran tren


konsumen atau perubahan perilaku pembelian, merek mungkin perlu mengadaptasi
identitasnya untuk tetap relevan.

Diversifikasi Produk: Jika perusahaan memperluas lini produk atau layanannya,


rebranding dapat membantu dalam membangun kohesi merek yang
menghubungkan semua produk atau layanan tersebut.
Penyampaian Inovasi: Rebranding dapat membantu merek untuk menyoroti
inovasi dalam produk atau layanan mereka.

Internasionalisasi: Ketika merek ingin memasuki pasar internasional, rebranding


dapat membantu dalam menciptakan identitas yang lebih universal dan berdaya
saing di pasar global.

Mengatasi Situasi Krisis: Dalam situasi krisis, seperti skandal besar, merek mungkin
perlu melakukan rebranding untuk memulihkan reputasi.

Perubahan Pemimpin Merek: Ketika manajemen merek berubah dan pemimpin


baru ingin membawa perubahan, rebranding dapat menjadi langkah strategis.

Pengenalan Identitas Merek yang Lebih Konsisten: Jika merek memiliki identitas
yang tidak konsisten di seluruh produk atau layanannya, rebranding dapat
membantu menciptakan keselarasan.

Rebranding adalah keputusan strategis yang harus dipertimbangkan dengan hati-


hati, dan perlu dilakukan dengan perencanaan yang matang. Penting untuk
melakukan penelitian pasar dan memahami dampaknya terhadap konsumen dan
pemangku kepentingan. Dalam banyak kasus, kolaborasi dengan agensi pemasaran
atau desain profesional dapat membantu dalam proses rebranding.

Anda mungkin juga menyukai