Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI POSITONING, BRANDING, DAN CITRA

PERUSAHAAN

Oleh Kelompok :
Ketut Sumartini ( 2312121010 )
Ni Putu Desi Rastini ( 2312121059 )
Putu Eva Desiani ( 2312121047 )

STAH NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA


MANAJEMAN EKONOMI
DHARMA DUTA
2024
1.1. Mahasiswa Mampu menjelaskan Strategi Positoning, Branding, dan Citra
perusahaan
Strategi posisining, branding, dan citra perusahaan merupakan konsep yang
terkait dengan pemasaran dan manajemen merek. Strategi posisining adalah proses
menciptakan kesan atau citra terhadap produk atau perusahaan sesuai dengan
keinginan pasar yang dituju. Branding, kemudian, adalah proses membangun identitas
dan mengendalikan perkembangan merek. Citra perusahaan adalah cara masyarakat
mempersepsi perusahaan atau produknya.
Strategi posisining bertujuan untuk memposisikan produk atau perusahaan dalam
pasar sehingga dapat membantu membedakan merek dari pesaing lainnya. Ini dapat
dilakukan melalui pemberian nilai lebih bagi pelanggan, menggunakan strategi
diferensiasi, atau menggunakan konsep yang unik dan spesifik.
Branding, kemudian, adalah proses membangun identitas merek yang unik dan
mengingatkan. Ini dapat dilakukan melalui pembuatan logo, pilihan alat pemasaran
yang tepat, interaksi melalui media sosial, dan menggunakan partnership untuk
membangun awareness brand.
Citra perusahaan adalah cara masyarakat mempersepsi perusahaan atau
produknya. Ini dapat berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen, dan
merupakan tanda dari kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan. Untuk
menjelaskan strategi posisining, branding, dan citra perusahaan, mahasiswa harus
memahami konsep-konsep tersebut dan dapat menjelaskan bagaimana cara
menggunakan strategi-strategi tersebut untuk membangun identitas merek yang unik
dan mengingatkan, serta memposisikan produk atau perusahaan dalam pasar.

1.2. Menyusun Strategi Positoning dan Branding


Untuk menyusun strategi posisining dan branding, Anda perlu melakukan
langkah-langkah berikut:
a) Menentukan Positioning: Strategi posisining adalah proses menciptakan kesan
atau citra terhadap produk atau perusahaan sesuai dengan keinginan pasar yang
dituju. Anda perlu menentukan bagaimana produk atau perusahaan Anda akan
disingkat dalam pikiran konsumen. Ini dapat dilakukan melalui pemberian nilai
lebih bagi pelanggan, menggunakan strategi diferensiasi, atau menggunakan
konsep yang unik dan spesifik
b) Menggunakan Strategi Branding: Strategi branding adalah proses membangun
identitas dan mengendalikan perkembangan merek. Anda perlu membuat desain
logo yang bagus, pilih alat pemasaran yang tepat, berinteraksi melalui media
sosial, menggunakan partnership untuk membangun brand awareness, dan
menggunakan blog untuk meningkatkan branding
c) Pengaruh Strategi Positioning Produk Terhadap Citra Merek: Strategi
posisining produk dapat mempengaruhi citra merek, seperti yang terlihat dalam
studi tentang produk Sunsilk Clean & Fresh Shampoo
d) Manajemen Sistem Merek: Perusahaan yang memiliki beraneka ragam merek
dan produk berbeda harus mengelola portofolio merek atau produknya sebagai
satu sistem utuh dan bukan sekedar menerapkan strategi merek idependen.
Tujuan manajemen sistem merek antara lain memanfaatkan kesamaan untuk
menghasilkan sinergi, mengurangi risiko rusaknya identitas merek, menciptakan
kejelasan mengenai penawaran produk, mempermudah perubahan adaptasi, serta
memadu alokasi sumber daya antar merek
e) Brand Leveraging Strategi: Merek-merek yang sudah mapan dapat digunakan
untuk memperkenalkan produk-produk lainnya, dengan jalan mengasosiasikan
antara produk baru dengan nama merek yang sudah ada
f) Brand System Management: Perusahaan yang memiliki beraneka ragam merek
dan produk berbeda harus mengelola portofolio merek atau produknya sebagai
satu sistem utuh dan bukan sekedar menerapkan strategi merek idependen.
Tujuan manajemen sistem merek antara lain memanfaatkan kesamaan untuk
menghasilkan sinergi, mengurangi risiko rusaknya identitas merek, menciptakan
kejelasan mengenai penawaran produk, mempermudah perubahan adaptasi, serta
memadu alokasi sumber daya antar merek
g) Citra dan Pengembangan Citra: Citra adalah cara masyarakat mempersepsi
perusahaan atau produknya. Untuk membangun citra yang kuat, perusahaan perlu
membangun identitas merek yang kuat dan konsisten, yang melibatkan
menentukan misi, nilai, kepribadian, dan konsistensi.

1.3. Citra perusahan


Citra perusahaan merupakan persepsi dari suatu organisasi yang direkam di
memori konsumen dan berfungsi sebagai filter yang mempengaruhi persepsi terhadap
produk atau perusahaan. Citra perusahaan digambarkan sebagai kesan keseluruhan
yang dibuat dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi. Menurut Kotler, citra
perusahaan adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu objek, yang dalam hal ini adalah perusahaan Perusahaan
merancang identitasnya untuk membentuk citra mereka di masyarakat, dalam
menciptakan persepsi yang baik dan tepat Citra perusahaan tidak bisa direkayasa,
namun perusahaan dapat menggunakan strategi seperti komunikasi dan keterbukan
untuk mendapat citra perusahaan yang baik di mata konsumen
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap citra perusahaan meliputi penampilan
fasilitas fisik, layanan karyawan, jaminan atas layanan, dan situasi pelayanan fasilitas
fisik Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan memberikan jaminan
kepercayaan bagi pelanggannya, yang kemudian akan mempengaruhi keputusan
pembelian ulang konsumen Untuk membangun citra perusahaan yang baik,
perusahaan harus memiliki kualitas produk atau jasa yang baik, penampilan fasilitas
fisik yang memadai, layanan karyawan yang berkualitas, dan jaminan atas layanan
yang diberikan kepada pelanggan. Dengan memastikan kepuasan pelanggan,
perusahaan dapat membangun citra yang baik yang akan mempengaruhi persepsi
pelanggan terhadap produk atau perusahaan.
a) Citra Perusahaan dan Produktivitas: Citra perusahaan dapat mengarahkan
produktivitas karyawan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan
mempunyai karyawan yang lebih produktif karena mereka merasa terkait dengan
perusahaan mereka.
b) Citra Perusahaan dan Kinerja: Citra perusahaan dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan lebih baik dalam
mengatur keuangan, membangun strategi, dan mengatur organisasi.
c) Citra Perusahaan dan Konsumen: Citra perusahaan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan
lebih mudah mengumpulkan konsumen baru dan membawa konsumen lama
kembali.
d) Citra Perusahaan dan Karyawan: Citra perusahaan dapat mempengaruhi
karyawan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan mempunyai karyawan
yang lebih terkait dengan perusahaan mereka, yang kemudian akan
mempengaruhi produktivitas karyawan.
e) Citra Perusahaan dan Perdagangan: Citra perusahaan dapat mempengaruhi
perdagangan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan lebih mudah
mengumpulkan pelanggan baru dan mengurangi pelanggan yang tidak
mengembalinya.
f) Citra Perusahaan dan Lokasi: Citra perusahaan dapat mempengaruhi lokasi.
Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan lebih mudah mendapatkan lokasi
yang baik untuk perusahaan mereka.
g) Citra Perusahaan dan Harga: Citra perusahaan dapat mempengaruhi harga.
Perusahaan yang memiliki citra yang baik akan lebih mudah mengatur harga
yang tepat untuk produk atau jasa mereka.
h) Citra Perusahaan dan Kepuasan Pelanggan: Citra perusahaan dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik
akan memiliki pelanggan yang lebih puas dengan produk atau jasa mereka.

1.4. Faktor Pembentuk Citra


Citra merek atau brand image adalah kesan atau persepsi yang dimiliki oleh
konsumen tentang suatu merek. Citra merek mencakup berbagai aspek, mulai dari
kualitas produk atau layanan hingga nilai-nilai dan identitas merek. Pembentukan
citra merek dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:
a. Kualitas Produk atau Layanan: Kualitas produk atau layanan merupakan faktor
utama dalam membentuk citra merek. Produk atau layanan yang berkualitas
tinggi cenderung membuat konsumen memiliki pandangan positif terhadap merek.
b. Harga: Harga produk atau layanan juga berperan penting dalam membentuk citra
merek. Harga yang terjangkau dapat membuat merek dianggap sebagai nilai yang
baik, sementara harga yang tinggi dapat menciptakan citra eksklusif atau mewah.
c. Pengalaman Pelanggan: Pengalaman yang dimiliki oleh konsumen dengan merek
tersebut dapat sangat memengaruhi citra merek. Pengalaman positif dapat
meningkatkan citra merek, sementara pengalaman negatif dapat merusaknya.
d. Pemasaran dan Komunikasi: Aktivitas pemasaran dan komunikasi merek, seperti
iklan, promosi, dan kegiatan pemasaran lainnya, dapat membentuk citra merek
dengan cara mengkomunikasikan nilai-nilai merek kepada konsumen.
e. Kredibilitas dan Kepercayaan: Kredibilitas merek dan kepercayaan konsumen
terhadap merek juga berperan penting dalam membentuk citra merek. Merek
yang dianggap kredibel dan dapat dipercaya cenderung memiliki citra yang lebih
baik.
f. Posisi di Pasar: Posisi merek di pasar, seperti posisi sebagai pemimpin pasar atau
memiliki posisi yang unik, dapat mempengaruhi citra merek. Posisi yang kuat di
pasar cenderung menciptakan citra yang lebih positif.
g. Asosiasi Merek: Asosiasi merek dengan atribut atau nilai-nilai tertentu juga dapat
membentuk citra merek. Misalnya, merek yang dikaitkan dengan inovasi atau
keberlanjutan dapat memiliki citra yang positif dalam hal atribut tersebut.
h. Respon Terhadap Perkembangan Lingkungan: Bagaimana sebuah merek
merespons isu-isu lingkungan, sosial, atau politik juga dapat memengaruhi citra
merek. Respons yang positif terhadap isu-isu ini cenderung menciptakan citra
yang lebih baik di mata konsumen.

Anda mungkin juga menyukai