Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BRAND AWARENESS, PERCEIVED QUALITY DAN BRAND PERSONALITY

TERHADAP BRAND LOYALTY UNIQLO DI SURABAYA

Kevin Sanjaya Soesilopranoto


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Petra
E-mail: m36415078@john.petra.ac.id

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari tiga nilai penting yang erat
kaitannya dengan Uniqlo sebagai salah satu merek dari fesyen cepat (fast fashion), yaitu kesadaran merek
(brand awareness), persepsi kualitas (perceived quality) dan kepribadian merek (brand personality) yang
mempengaruhi loyalitas merek (brand loyalty). Penelitian ini bersifat konklusif dan diklasifikasikan dalam jenis
riset kausal dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui online survey dengan
menggunakan instrumen kuesioner dengan respon yang mendapatkan 162 responden. Responden adalah
konsumen yang pernah membeli dan memiliki produk-produk Uniqlo yang berada di Surabaya. Data diolah
menggunakan pendekatan persamaan model structural dengan Teknik Partial Least Square. Analisis data
menjukan bukti kuat untuk mendukung beberapa hipotesa penelitian.

Kata kunci: Fast Fashion, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Personality, Brand Loyalty

ABSTRACT This study aims to analyze the effect of three important values that are closely related to
Uniqlo as one of the fast fashion brands, namely brand awareness, perceived quality and brand personality that
influence brand loyalty. This research is conclusive and classified in the type of causal research using a
quantitative approach. The data was collected through Google Survey using a questionnaire instrument that
yielded 162 responses. The respondents are consumers who have bought and owned Uniqlo products in
Surabaya. Data is processed using the structural model equation approach with Partial Least Square Technique.
Data analysis shows strong evidence to support some of the research hypotheses.

Keywords: Fast Fashion, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Personality, Brand Loyalty
PENDAHULUAN mempengaruhi persepsi konsumen tentang produk-
produk fast fashion serta preferensi mereka,
Di Indonesia sendiri, kehadiran fast- keterikatan dan loyalitas merek (brand loyalty).
fashion retailer sedang berkembang dalam Selanjutnya ialah brand personality. Kepribadian
beberapa tahun belakang. Hal ini yang lantas merek (brand personality) yang khas, kuat, dan
membuat Uniqlo tertarik mengekspansi gerainya ke menguntungkan, bermanfaat bagi pemasar dan
Indonesia. Meskipun membawa keunikan konsumen sehingga dapat menciptakan ikatan di
tersendiri, permasalahan paling umum yang antara mereka (Sung & Kim, 2010), yang akan
mungkin akan dihadapi Uniqlo adalah loyalitas. mengarah pada loyalitas merek (brand loyalty)
Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini penulis pada konsumen. Selain itu, sebelum melakukan
akan membahas lebih dalam mengenai loyalitas keputusan pembelian, rata-rata konsumen Uniqlo
merek (brand loyalty) dengan variabel indikator : sudah mengetahui bahwa merek tersebut
kesadaran merek (brand awareness), persepsi merupakan fast fashion yang berbeda dibandingkan
kualitas (perceived quality) dan kepribadian merek merek lainnya terutama apabila ditinjau dari
(brand personality) sebagai penguji teori. variabel persepsi kualitas (perceived quality).
Penelitian ini didasari oleh penelitian yang Persepsi kualitas (perceived quality) juga
pernah dilakukan oleh Su, J. and Chang, A. (2018) mempengaruhi preferensi dan niat beli konsumen
“Factors affecting college students’ brand loyalty untuk membeli suatu produk dari sebuah merek
toward fast fashion: A consumer-based brand yang dinilai memberikan keunggulan merek
equity approach.” Pemilihan jurnal ini dianggap dibandingkan alternatif merek lain.
menarik oleh peneliti dikarenakan masalah utama Mempertahankan loyalitas dari sebuah
dalam jurnal tersebut yaitu loyalitas merek (brand merek dinilai menjadi aspek utama bagi setiap
loyalty) erat hubungannya dengan problema terkini perusahaan. Menjaga sebuah loyalitas merek dinilai
yang seringkali dihadapi para pelaku industri fast sangat penting karena membutuhkan cost yang
fashion di seluruh dunia. Selain itu peneliti juga lebih rendah dibandingkan menjaring konsumen
ingin menguji metode yang diterapkan pada baru yang membutuhkan biaya beberapa kali lebih
penelitian di Amerika bisa diaplikasikan kepada banyak (Fornell dan Wernerfelt, 2007).
penelitian di Indonesia, khususnya di kota Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
Surabaya. bahwa tujuan utama dalam penelitian kali ini
Variabel pertama yang akan dibahas adalah : “Apakah brand awareness, perceived
dalam penelitian ini yaitu kesadaran merek (brand
awareness). Kesadaran merek (brand awareness)
quality, brand personality berpengaruh terhadap Kesadaran merek juga berperan penting
brand loyalty Uniqlo di Surabaya?” dalam membantu sebuah produk untuk diakui
sebagai produk yang berkualitas, karena faktanya
LANDASAN TEORI konsumen lebih menyukai suatu merek yang sudah
Fast Fashion dikenal meskipun terkadang kualitas produknya
Fashion dapat terbilang berbeda dengan masih diragukan (Bilgili B. dan Ozkul, E., 2015).
industri lain di dunia, dalam dunia fashion dianut
istilah usang atau kuno, sehingga fast fashion dapat Perceived Quality
mengambil alih pasar dengan cepat (Abrahamson, Persepsi kualitas (perceived quality) dapat
2011). Dengan menggabungkan respons pasar serta dirasakan melalui pengalaman dengan interaksi
preferensi konsumen terhadap desain yang cepat ke langsung dengan sebuah merek sehingga mudah
dalam proses pengembangan produk, dapat untuk diingat kembali (Netemeyer et al., 2004).
meningkatkan keuntungan bagi para fashion Persepsi kualitas juga dapat diartikan
retailer (Christopher; Lowson; Peck, 2004). sebagai evaluasi faktor-faktor di mata konsumen
Konsumen zaman sekarang juga menuntut yang menentukan kualitas suatu produk, serta
dengan pengetahuan mereka tentang dunia fashion, seberapa baik sebuah merek untuk
sehingga memaksa para fashion retailer untuk mencerminkannya (Keller, 2008).
selalu menyediakan produk-produk yang tepat Pappu et al. (2005) juga menambahkan
dengan kondisi pasar saat itu, atau dengan kata lain bahwa kualitas berbeda yang dirasakan antara
menyediakan fast fashion dengan cepat (The setiap merek produk, dapat dijadikan alasan bagi
Economist, 2005). seorang konsumen untuk melakukan pembelian
sehingga dapat memberi suatu nilai tertentu kepada
Brand Loyalty konsumen.
Loyalitas merek (brand loyalty) menurut
Durianto (2001:62) adalah sebuah ukuran yang Brand Personality
memberi gambaran kemungkinan seorang Menurut Aaker (1997) kepribadian merek
konsumen untuk berpindah ke merek lain utamanya (brand personality) didefinisikan sebagai
ketika terjadi perubahan pada merek tersebut, karakteristik pada manusia yang terhubung dengan
seperti harga dan hal lainnya. Sedangkan Yoo dan sebuah merek. Sementara Sung dan Kim
Donthu (2001) berpendapat bahwa loyalitas merek (2010:640) juga mendefinisikan kepribadian merek
merupakan sebuah kecenderungan untuk loyal (brand personality) sebagai cara paling efektif
terhadap suatu merek yang ditunjukkan melalui untuk membedakan sebuah merek dengan para
opsi utama ketika membeli sebuah produk. pesaingnya pada tingkatan simbolik.
Dalam loyalitas merek, terdapat aspek Fokus pada penelitian kali ini akan
perilaku serta sikap. Pada aspek perilaku dapat membagi variabel brand personality menjadi empat
dilihat melalui pembelian ulang pada sebuah dimensi yang mewakili konsumen fast fashion
merek, sedangkan pada aspek sikap dapat diukur menurut Su, J. dan Chang, A. (2018) yaitu
bagaimana komitmen psikologis seorang konsumen excitement, attractiveness, up-to-dateness,
terhadap perilaku pembelian seperti niatan untuk sophistication.
membeli serta merekomendasikan suatu merek
tanpa mempertimbangkan perilaku pembelian Model Penelitian
berulang (Nam et al., 2011).

Brand Awareness
Keller (1993) berpendapat bahwa konsep
utama dari kesadaran merek (brand awareness)
terdiri dari pengenalan (recognize) dan pengingat-
kembali (recall) suatu merek. Tahap pengenalan
(recognize) merupakan langkah awal dalam
terciptanya komunikasi sebuah kesadaran merek
(brand awareness), kemudian pengingat-kembali
(recall) merek mengacu pada kemampuan
konsumen untuk mengingat kembali sebuah merek
ketika menyebutkan suatu kategori produk. Gambar 1. Model Penelitian
Hal ini sangat penting ketika seorang
konsumen hendak melakukan keputusan pembelian H1 : Kesadaran merek (brand awareness)
dimana mereka akan dihadapkan pada berbagai berpengaruh terhadap loyalitas merek (brand
rangsangan terkait suatu merek (Brakus et al. , loyalty)
2009). H2 : Persepsi kualitas (perceived quality)
berpengaruh terhadap loyalitas merek (brand
loyalty)
H3a-d : Kepribadian merek (brand personality) a) Brand awareness
yang terdiri dari excitement, attractiveness, up-to- 1. BA1 : Beberapa karakteristik Uniqlo
dateness, sophistication berpengaruh terhadap muncul di benak saya dengan cepat
loyalitas merek (brand loyalty) 2. BA2 : Saya dapat mengenali merek
Uniqlo dengan cepat di antara merek
METODOLOGI PENELITIAN pesaing lainnya
Populasi 3. BA3 : Saya telah melihat berbagai
Dalam penelitian ini, populasi yang akan iklan untuk merek Uniqlo di TV,
diteliti adalah seluruh konsumen muda Uniqlo di Majalah, Surat Kabar, Internet, dll.
Surabaya yang pernah melakukan pembelanjaan 4. BA4 : Saya mengenal merek Uniqlo
minimal satu bulan terakhir. 5. BA5 : Saya dapat dengan cepat
mengingat simbol atau logo merek
Sampel Uniqlo
Purposive sampling merupakan metode
yang digunakan dalam pemilihan sampel untuk b) Perceived quality
penelitian kali ini. Adapun penulis akan membatasi 1. PQ1 : Uniqlo menawarkan produk-
kriteria-kriteria tertentu yang digunakan antara lain: produk berkualitas baik
1. Responden dengan rentang usia mulai dari 18 2. PQ2 : Uniqlo menawarkan produk-
hingga 40 tahun yang dianggap sebagai usia produk dengan kualitas yang
produktif yang masih mementingkan konsisten
penampilan serta menjadi konsumen merek 3. PQ3 : Uniqlo menawarkan produk-
fesyen khususnya Uniqlo. produk yang dapat diandalkan
2. Responden yang pernah melakukan
pembelanjaan produk Uniqlo minimal dalam c) Brand personality
satu bulan terakhir yang berada di kota 1. Excitement (kegembiraan)
Surabaya. a. E1 : Logo Uniqlo menimbulkan
kesan ramah
Metode dan Prosedur Pengumpulan Data b. E2 : Desain toko Uniqlo
Penulis melakukan survei dengan menimbulkan terkesan
melakukan penyebaran kuisioner secara online mengasyikan
melalui aplikasi google form kepada para c. E3 : Pilihan warna pada produk-
konsumen Uniqlo di Surabaya. Survei dilakukan produk Uniqlo terkesan penuh
sekitar satu bulan dengan membagikan link survei semangat
melalui aplikasi obrolan seperti Line, Whatsapp 2. Attractiveness (daya tarik)
dan sosial media seperti Instagram kepada a. A1 : Desain produk Uniqlo
konsumen Uniqlo yang berumur 18-40 tahun yang menimbulkan kesan menawan
tersebar di berbagai wilayah kota Surabaya . b. A2 : Desain produk Uniqlo
menimbulkan kesan anggun
Definisi Operasional Variabel c. A3 : Desain toko Uniqlo
menimbulkan kesan meyakinkan
1) Variabel Dependen 3. Up-to-dateness (terkini)
Dalam penelitian ini, yang disebut a. U1 : Desain toko Uniqlo
sebagai variabel dependen adalah brand menimbulkan kesan kekinian
loyalty. Indikator yang digunakan dalam b. U2 : Logo Uniqlo menimbulkan
penelitian ini terdiri dari: kesan penuh antusiasme
1. BL1 : Saya memandang diri saya setia c. U3 : Desain produk Uniqlo
kepada Uniqlo menimbulkan kesan trendi
2. BL2 : Uniqlo akan menjadi pilihan 4. Sophistication (elegan)
pertama saya ketika a. S1 : Logo Uniqlo menimbulkan
mempertimbangkan berbelanja fast kesan elegan
fashion b. S2 : Desain produk Uniqlo
3. BL3 : Saya berniat untuk terus terkesan berselera tinggi
membeli Uniqlo c. S3 : Pilihan warna produk-produk
Uniqlo menimbulkan kesan
2) Variabel Independen mempesona
Dalam penelitian ini yang akan
digunakan sebagai variabel independen Teknik Analisa Data
adalah brand awareness, perceived quality Penelitian ini akan menggunakan skala
dan brand personality. likert. Dalam penghitungan nilai mean
menggunakan rumus berikut :
BA1 BEBERAPA 0,813
KARAKTERIST
IK UNIQLO
∑ MUNCUL DI
BENAK SAYA
DENGAN
CEPAT
Nilai dari skala likert akan dibagi menjadi BA2 SAYA DAPAT 0,779
lima penggolongan nilai dengan cara berikut: MENGENALI
BRAND MEREK
AWARENESS UNIQLO
DENGAN
CEPAT DI
ANTARA
MEREK
PESAING
Tabel 1. Kategori Jawaban Responden LAINNYA
BA4 SAYA 0,500
INTERVAL KATEGORI MENGENAL
MEREK
1,00 - 1,80 SANGAT TIDAK SETUJU UNIQLO
PQ1 UNIQLO 0,820
MENAWARKA
1,81 - 2,60 TIDAK SETUJU N PRODUK-
PRODUK
BERKUALITAS
2,61 - 3,40 NETRAL BAIK
PQ2 UNIQLO 0,817
MENAWARKA
3,41 - 4,20 SETUJU N PRODUK-
PERCEIVED PRODUK
4,21 - 5,00 SANGAT SETUJU QUALITY DENGAN
KUALITAS
YANG
KONSISTEN
PQ3 UNIQLO 0,889
Partial Least Square (PLS) MENAWARKA
Dalam penelitian ini akan digunakan N PRODUK-
PRODUK
pendekatan analisis Structural Equation Modeling YANG DAPAT
DIANDALKAN.
(SEM) yaitu Partial Least Square (PLS) yang EXCITEME E1 UNIQLO 0,787
dibantu dengan menggunakan aplikasi Smart PLS. NT MERUPAKAN
MEREK YANG
PLS digunakan karena dapat menganalisa secara TERKESAN
menyeluruh mengenai hubungan antar variabel RAMAH
E2 UNIQLO 0,878
yang diteliti. Adapun langkah-langkah dalam MERUPAKAN
MEREK YANG
metode PLS adalah sebagai berikut : TERKESAN
1. Mengkonstruksi Diagram Path MENGASYIKA
N
2. Mengevaluasi Goodness of fit Outer ATTRACTIV
ENESS
A1 UNIQLO
MERUPAKAN
0,789

Model MEREK YANG


TERKESAN
3. Inner Model (model struktural) MENAWAN
A2 UNIQLO 0,742
4. Uji Hipotesis T MERUPAKAN
MEREK YANG
TERKESAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ELOK
A3 UNIQLO 0,621
MERUPAKAN
MEREK YANG
Uji Reabilitas TERKESAN
MEYAKINKAN
UP-TO- U1 UNIQLO 0,623
Tabel 2. Composite Reliability DATENESS MERUPAKAN
BRAND AWARENESS 0.747 BRAND MEREK YANG
PERSONALITY TERKESAN
PERCEIVED QUALITY 0.880 MUTAKHIR
(TERKINI)
EXCITEMENT 0.820 U2 UNIQLO 0,749
ATTRACTIVENESS 0.763 MERUPAKAN
MEREK YANG
UP-TO-DATENESS 0.783 TERKESAN
PENUH
SOPHISTICATION 0.820 ANTUSIASME
BRAND LOYALTY 0.920 U3 UNIQLO 0,838
MERUPAKAN
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai MEREK YANG
TERKESAN
composite reliability dalam masing-masing variabel TRENDI
SOPHISTIC S1 UNIQLO 0,792
penelitian berada di atas angka 0,70 sehingga ATED MERUPAKAN
dapat dinyatakan bahwa data penelitian tersebut MEREK YANG
TERKESAN
memenuhi pengujian composite reliability. ELEGAN
S2 UNIQLO 0,725
MERUPAKAN
Convergent Validity MEREK YANG
TERKESAN
a. Convergent Validity Level Item CANGGIH
S3 UNIQLO 0,809
MERUPAKAN
Tabel 3. Uji Validitas (Convergent Validity) MEREK YANG
KONSTRAK DIMENSI LAB ITEM OUTER TERKESAN
EL LOADINGS MEMPESONA
BL1 SAYA 0,910
MEMANDANG
memiliki diskriminan yang baik. Dimana nilai
DIRI SAYA korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih
SETIA KEPADA
UNIQLO besar dibandingkan nilai korelasi antara indikator
BL2 UNIQLO AKAN
MENJADI
0,877 dengan konstruk lainnya.
PILIHAN Kriteria berikutnya dalam proses
PERTAMA
BRAND
SAYA KETIKA mencapai discriminant validity adalah dengan
LOYALTY
MEMPERTIMB
ANGKAN
melihat nilai korelasi satu konstrak dengan
BERBELANJA konstrak lainnya. Nilai acuan masing-masing
FAST FASHION
BL3 SAYA 0,886 konstruk merupakan akar kuadrat dari nilai AVE
BERNIAT
UNTUK TERUS
konstrak tersebut. Discriminant validity dalam
MEMBELI pendekatan ini adalah menggunakan kriteria
UNIQLO
Fornell-Larcker dimana nilai akar kuadrat AVE
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui suatu konstrak harus lebih besar dari nilai korelasi
bahwa seluruh indikator pada Variabel Brand nya dengan konstrak-konstrak lainnya. Tabel
Awareness yang terdiri dari BA1, BA2 dan BA4 berikut ini merupakan ringkasan kriteria Fornell-
dinyatakan sahih sebagai alat ukur konstrak Larcker yang dimaksud:
tersebut, karena nilai convergent validity diatas 0,5.
Variabel Perceived Quality yang terdiri dari PQ1, Tabel 5. Fornell-Larcker Criterion
PQ2, PQ3 dinyatakan sahih sebagai alat ukur ATTR BRAN
BRA PERC
SOPH
UP-
ND EXCI EIVE TO-
konstrak tersebut, karena memiliki nilai convergent ACTI D
LOY TEM D
ISTIC
DAT
VENE AWAR ATIO
validity diatas 0,7. Variabel Brand Personality SS ENESS
ALT ENT QUA
N
ENES
Y LITY S
yang terdiri dari E1, E2, A1, A2, A3, U1, U2, U3, ATTR
ACTIV 0.721
S1, S2, S3 dinyatakan sahih sebagai alat ukur ENESS
konstrak tersebut karena memiliki nilai outer BRAN
D
loading diatas 0.5. Variabel Brand Loyalty yang AWAR
0.267 0.711
ENESS
terdiri dari BL1, BL2, BL3 dinyatakan sahih BRAN
sebagai alat ukur konstrak tersebut karena memiliki D
0.413 0.520 0.891
LOYA
nilai outer loading diatas 0.5. LTY_
EXCIT
EMEN 0.456 0.206 0.394 0.834
b. Convergent Validiy Level Konstrak T
PERCE
IVED
0.473 0.520 0.459 0.316 0.843
QUALI
Tabel 4. Average Variance Extracted (AVE) TY
Average Variance Extracted (AVE) SOPHI
STICA 0.691 0.322 0.525 0.400 0.564 0.776
BRAND AWARENESS 0.506 TION
PERCEIVED QUALITY 0.710 UP-
TO-
EXCITEMENT 0.695 0.553 0.274 0.530 0.555 0.437 0.653 0.742
DATE
NESS
ATTRACTIVENESS 0.520
0.550
Tabel Fornell-Larcker Criterion dapat
UP-TO-DATENESS
dilihat bahwa Akar kuadrat AVE Brand Awareness
SOPHISTICATION 0.603
0,764 lebih besar daripada nilai korelasi Brand
BRAND LOYALTY 0.794
Awareness dengan Attractiveness 0,267. Nilai
Berdasarkan hasil nilai Average variance Akar kuadrat AVE Brand Loyalty 0,891 lebih besar
extracted (AVE) variabel Brand Awareness, dari nilai korelasi Brand Loyalty dengan
Perceived Quality, Excitement, Attractiveness, Up- Attractiveness 0,413 dan masih lebih besar
to-dateness, Sophistication dan Brand Loyalty dibanding dengan korelasi Brand Loyalty dengan
tersebut yang menunjukkan lebih besar dari 0,50, Brand Awareness 0,520. Selanjutnya, nilai Akar
maka dapat disimpulkan bahwa AVE telah kuadrat AVE Excitement 0,834 lebih besar
memenuhi convergent validity. daripada nilai korelasi Excitement dengan
Attractiveness 0,456 dan masih lebih besar
Discriminant Validity dibanding dengan korelasi Excitement dengan
Nilai Discriminant Validity merupakan Brand Awareness 0,206 serta masih lebih
nilai cross loading factor yang berguna untuk dibanding dengan korelasi Excitement dengan
mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan Brand Loyalty 0,394.
yang memadai yaitu dengan cara membendingkan Berikutnya, nilai Akar kuadrat AVE
nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih Perceived Quality 0,843 lebih besar daripada nilai
besar dibandingkan nilai loading dengan konstruk korelasi Perceived Quality dengan Attractiveness
lain.Output discriminant validity dari hasil 0,473 dan masih lebih besar dibanding dengan
pengolahan data sebagaimana ditunjukkan Tabel 5 korelasi Perceived Quality dengan Brand
berikut: Awareness 0,520 dan juga masih lebih besar
Nilai cross loadings didapatkan dibanding dengan korelasi Perceived Quality
keseluruhan dari konstruk pembentuk dinyatakan dengan Brand Loyalty 0,459 serta masih lebih besar
dibanding dengan korelasi Perceived Quality Excitement, Sophistication, Up to dateness dan
dengan Excitement 0,316. Selanjutnya, nilai Akar Brand Loyalty bebas multikolinearitas.
kuadrat AVE Sophistication 0,776 lebih besar Model Keseluruhan
daripada nilai korelasi Sophistication dengan Uji ini digunakan untuk mengevaluasi
Attractiveness 0,691 dan masih lebih besar hubungan antar konstruk laten seperti yang telah
dibanding dengan korelasi Sophistication dengan dihipotesiskan dalam penelitian, Berdasarkan
Brand Awareness 0,322 dan juga masih lebih besar output PLS, didapatkan gambar sebagai berikut:
dibanding dengan korelasi Sophistication dengan
Brand Loyalty 0,525 serta masih lebih besar
dibanding dengan korelasi Sophistication dengan
Excitement 0,400 dan juga masih lebih besar
dibanding dengan korelasi Excitement dengan
Perceived Quality 0,564.
Selanjutnya, nilai Akar kuadrat AVE Up-
to-dateness 0,742 lebih besar daripada nilai
korelasi Up-to-dateness dengan Attractiveness
0,553 dan masih lebih besar dibanding dengan
korelasi Up-to-dateness dengan Brand Awareness
0,274 dan juga masih lebih besar dibanding dengan
korelasi Up-to-dateness dengan Brand Loyalty Gambar 2. Model Penelitian PLS
0,530 serta masih lebih besar dibanding dengan
korelasi Up-to-dateness dengan Excitement 0,555 Persamaan Struktural
dan juga masih lebih besar dibanding dengan Hasil nilai inner weight (Gambar 2)
korelasi Up-to-dateness dengan Perceived Quality menunjukan bahwa Brand Loyalty dipengaruhi
0,437 dan juga masih lebih besar dibanding dengan oleh Brand Awareness, Perceived Quality,
korelasi Up-to-dateness dengan Sophistication Excitement, Attractiveness, Up-to-dateness dan
0,653. Hal ini ini menunjukkan persyaratan Sophistication yang ditunjukkan pada persamaan
diskriminan validity terpenuhi. berikut:
Brand Loyalty = 0,357*Brand Awareness +
Evaluasi Model Struktural 0,027*Perceived Quality + 0,107*Excitement +
(-)0,021*Attractiveness + 0,232*Up-to-dateness +
Tabel 6. Collinearity Statistics (VIF) 0,215*Sophistication
BRA UP-
ATTR BRAN EXC PERCE SOPH
ND TO-
ACTI D ITE IVED ISTIC
LOY DAT
VENE AWAR
ALT
ME QUALI ATIO
ENES Koefisien Determinasi
SS ENESS NT TY N
Y S Dalam menilai model dengan PLS dimulai
ATTR
ACTIV 2.103 dengan melihat R-Square untuk setiap variabel
ENESS
BRAN
laten dependen. Perubahan nilai R-Square dapat
D
1.376 digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten
AWAR
ENESS independen tertentu terhadap variabel laten
BRAN
D
dependen apakah mempunyai pengaruh yang
LOYA substantive. Untuk variabel laten endogen dalam
LTY
EXCIT model structural yang memiliki hasil R2 sebesar
EMEN
T
1.527 0.48 mengindikasikan bahwa model “moderat”, R2
PERCE sebesar 0.47 mengindikasikan bahwa model
IVED
QUALI
1.841 “moderat”. Adapun output PLS sebagaimana
TY dijelaskan berikut:
SOPHI
STICA 2.661
TION
UP-
Tabel 7. Nilai R-Square
TO- R SQUARE Q
2.147 R SQUARE
DATE ADJUSTED SQUARE
NESS
BRAND
Berdasarkan hasil uji Collinearity 0.467 0.440 0.322
LOYALTY
Statistics (VIF), dapat diketahui bahwa Nilai VIF Berdasarkan Tabel 8 Variabel Brand
seluruh item indikator pada variabel Brand Awareness, Perceived Quality, dan Brand
Awareness, Perceived Quality, Excitement, Personality yang terdiri dari Excitement,
Attractiveness, Up-to-dateness, Sophistication dan Attractiveness, Up-to-dateness, Sophistication yang
Brand Loyalty secara keseluruhan memiliki nilai mempengaruhi variabel Brand Loyalty dalam
dibawah 5 sehingga dapat diperoleh kesimpulan model struktural memiliki nilai R2 sebesar 0.467
bahwa semua item indikator pada variabel Brand yang mengindikasikan bahwa model adalah
Awareness, Perceived Quality, Attractiveness, “moderat”. Nilai Q2 di atas nilai nol (0.322)
memberikan bukti bahwa model memiliki brand loyalty dari konsumen Uniqlo. Berikut
predictive relevance yang tinggi. adalah penjelasan pengaruh masing-masing
dimensi brand personality terhadap brand loyalty :
Pengujian Hipotesis Penelitian 3.1 Pengaruh Attractiveness Terhadap
Tahap selanjutnya, melakukan Brand Loyalty
Bootstrapping dan pada hasil analisis jalur dapat Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dilihat t-statistic pada Tabel 9 berikut: bahwa Attractiveness tidak berpengaruh signifikan
terhadap Brand Loyalty, karena nilai T statistik
Tabel 8. Uji Hipotesis Pengaruh Langsung sebesar 0,163 yang berarti lebih kecil dari 1,96.
PATH T P HIPO Artinya, tingginya Attractiveness pada suatu
COEFFICI STATI VAL TESA
ENT STICS UES produk fast fashion yang diberikan kepada
ATTRACTIVENESS -> -0.021 0.163 0.871 DITO pelanggan tidak mempengaruhi tingginya Brand
BRAND LOYALTY LAK
BRAND AWARENESS 0.357 3.441 0.001 DITE
Loyalty pada merek tersebut. Dengan demikian
-> BRAND LOYALTY RIM hipotesis yang berbunyi “Attractiveness memiliki
A
pengaruh terhadap Brand Loyalty” adalah tidak
EXCITEMENT -> 0.107 1.022 0.307 DITO
BRAND LOYALTY LAK terbukti dan tidak dapat dinyatakan diterima.
PERCEIVED QUALITY 0.027 0.247 0.805 DITO
-> BRAND LOYALTY LAK
SOPHISTICATION -> 0.215 1.808 0.071 DITO
3.2 Pengaruh Excitement Terhadap Brand
BRAND LOYALTY LAK Loyalty
UP-TO-DATENESS -> 0.232 2.519 0.012 DITE Berdasarkan hasil penelitian diketahui
BRAND LOYALTY_ RIM
A bahwa Excitement tidak berpengaruh signifikan
terhadap Brand Loyalty, karena nilai T statistik
Pembahasan sebesar 1,022 yang berarti lebih kecil dari 1,96.
Artinya, tingginya Excitement pada suatu produk
1. Pengaruh Brand Awareness Terhadap fast fashion yang diberikan kepada pelanggan tidak
Brand Loyalty mempengaruhi tingginya Brand Loyalty pada
Berdasarkan hasil penelitian diketahui merek tersebut. Dengan demikian hipotesis yang
bahwa Brand Awareness berpengaruh signifikan berbunyi “Excitement memiliki pengaruh terhadap
terhadap Brand Loyalty, karena nilai T statistik Brand Loyalty” adalah tidak terbukti dan tidak
sebesar 3,411 yang berarti lebih besar dari 1,96. dapat dinyatakan diterima.
Artinya, semakin tinggi Brand Awareness suatu
produk fast fashion yang diberikan kepada 3.3 Pengaruh Sophistication Terhadap
pelanggan maka akan semakin tinggi juga Brand Brand Loyalty
Loyalty pada merek tersebut. Dengan demikian Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hipotesis yang berbunyi “Brand Awareness bahwa Sophistication tidak berpengaruh signifikan
memiliki pengaruh terhadap Brand Loyalty” terhadap Brand Loyalty, karena nilai T statistik
adalah terbukti dan dapat dinyatakan diterima. sebesar 1,808 yang berarti lebih kecil dari 1,96.
Artinya, tingginya Sophistication pada suatu
2. Pengaruh Perceived Quality Terhadap produk fast fashion yang diberikan kepada
Brand Loyalty pelanggan tidak mempengaruhi tingginya Brand
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Loyalty pada merek tersebut. Dengan demikian
bahwa Perceived Quality tidak berpengaruh hipotesis yang berbunyi “Sophistication memiliki
signifikan terhadap Brand Loyalty, karena nilai T pengaruh terhadap Brand Loyalty” adalah tidak
statistik sebesar 0,247 yang berarti lebih kecil dari terbukti dan tidak dapat dinyatakan diterima.
1,96. Artinya, tingginya Perceived Quality pada
suatu produk fast fashion yang diberikan kepada 3.4 Pengaruh Up-to-dateness Terhadap
pelanggan tidak mempengaruhi tingginya Brand Brand Loyalty
Loyalty pada merek tersebut. Dengan demikian Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hipotesis yang berbunyi “Perceived Quality bahwa Up-to-dateness berpengaruh signifikan
memiliki pengaruh terhadap Brand Loyalty” terhadap Brand Loyalty, karena nilai T statistik
adalah tidak terbukti dan tidak dapat dinyatakan sebesar 2,519 yang berarti lebih besar dari 1,96.
diterima. Artinya, semakin tinggi Up-to-dateness suatu
produk fast fashion yang diberikan kepada
3. Pengaruh Brand Personality terhadap pelanggan maka akan semakin tinggi juga Brand
Brand Loyalty Loyalty pada merek tersebut. Dengan demikian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hipotesis yang berbunyi “Up-to-dateness memiliki
empat dimensi brand personality, hanya up-to- pengaruh terhadap Brand Loyalty” adalah terbukti
dateness yang berpengaruh terhadap brand loyalty. dan dapat dinyatakan diterima.
Dengan demikian brand personality secara
individual (bukan agregat) dapat mempengaruhi
Pengaruh kedua variabel tersebut adalah
signifikan yang menunjukan bahwa
apabila sebuah merek semakin tinggi up-
KESIMPULAN DAN SARAN to-dateness dari suatu kepribadian merek
dapat meningkatkan loyalitas konsumen
Kesimpulan terhadap suatu merek fast fashion.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan 6. Sophistication memiliki pengaruh yang
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: tidak signifikan terhadap Brand Loyalty.
1. Brand Awareness memilik pengaruh yang Pengaruh kedua variabel tersebut adalah
signifikan terhadap Brand Loyalty. Dengan tidak signifikan yang menunjukan bahwa
demikian dapat dikatakan bahwa kedua semakin tinggi sophistication dari suatu
variabel tersebut berpengaruh satu dengan kepribadian merek tidak menjamin
yang lain secara signifikan serta tingginya loyalitas konsumen terhadap
menunjukkan bahwa semakin tingginya suatu merek fast fashion. Dengan
nilai kesadaran suatu merek fast fashion, demikian, hipotesis dalam penelitian ini
maka semakin tinggi juga loyalitas yang berbunyi “Sophistication memiliki
seorang konsumen terhadap merek pengaruh terhadap Brand Loyalty” dapat
tersebut. Sehingga dapat ditarik dinyatakan tidak dapat diterima (ditolak).
kesimpulan bahwa hipotesis yang
berbunyi “Brand Awareness memiliki Saran
pengaruh terhadap Brand Loyalty” dapat Saran secara garis besar yang dapat
dinyatakan diterima. diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini
2. Perceived Quality memiliki pengaruh adalah sebagai berikut:
yang tidak signifikan terhadap Brand 1. Diharapkan agar merek-merek fast fashion
Loyalty. Pengaruh kedua variabel tersebut khususnya gerai Uniqlo dapat
adalah tidak signifikan yang menunjukan mempertahankan dan lebih meningkatkan
bahwa semakin tinggi kualitas dari suatu Brand Loyalty pada elemen-elemen di
produk tidak menjamin tingginya loyalitas bawah ini:
konsumen terhadap suatu merek fast a. Brand Awareness sebagai prediktor
fashion. Dengan demikian, hipotesis terkuat yang mempengaruhi variasi
dalam penelitian ini yang berbunyi tingkat loyalitas pelanggan Uniqlo,
“Perceived Quality memiliki pengaruh sehingga perusahaan perlu
terhadap Brand Loyalty” dapat dinyatakan memperhatikan karakteristik-
tidak dapat diterima (ditolak). karakteristik berikut ini:
3. Excitement memiliki pengaruh yang tidak i. Item BA1 (Beberapa
signifikan terhadap Brand Loyalty. karakteristik Uniqlo muncul
Pengaruh kedua variabel tersebut adalah di benak saya dengan cepat).
tidak signifikan yang menunjukan bahwa Perusahaan perlu menjaga
semakin tinggi excitement dari suatu karakterisitik produk-produk
kepribadian merek tidak menjamin yang diproduksi. Sebagai
tingginya loyalitas konsumen terhadap contoh : Uniqlo yang
suatu merek fast fashion. Dengan terkenal dengan produk-
demikian, hipotesis dalam penelitian ini produk yang memiliki
yang berbunyi “Excitement memiliki karakter gaya berpakaian
pengaruh terhadap Brand Loyalty” dapat yang simple namun tetap
dinyatakan tidak dapat diterima (ditolak). nyaman sekaligus stylish
4. Attractiveness memiliki pengaruh yang harus selalu menjaga
tidak signifikan terhadap Brand Loyalty. konsistensinya agar mudah
Pengaruh kedua variabel tersebut adalah diingat oleh konsumen.
tidak signifikan yang menunjukan bahwa
semakin tinggi attractiveness dari suatu ii. Item BA2 (Saya dapat
kepribadian merek tidak menjamin mengenali merek Uniqlo
tingginya loyalitas konsumen terhadap dengan cepat di antara merek
suatu merek fast fashion. Dengan pesaing lainnya). Perusahaan
demikian, hipotesis dalam penelitian ini perlu menjaga karakterisitik
yang berbunyi “Attractiveness memiliki produk-produk yang
pengaruh terhadap Brand Loyalty” dapat diproduksi. Sebagai contoh :
dinyatakan tidak dapat diterima (ditolak). Uniqlo memiliki slogan
5. Up-to-dateness memiliki pengaruh yang fesyen yang berbeda
signifikan terhadap Brand Loyalty.
dibandingkan pesaingnya yang lebih heterogen (karena mayoritas responden
yang lain yaitu Lifewear. pada penelitian ini adalah mahasiswa) untuk
meningkatkan generalisasi prediksi (model riset)
iii. Item BA4 (Saya mengenal dan hasil penelitian.
merek Uniqlo). Perusahaan
perlu menjaga karakterisitik DAFTAR REFERENSI
produk-produk yang [1] Aaker, J. (1997), “Dimensions of brand
diproduksi. Sebagai contoh : personality”, Journal of Marketing
Uniqlo memiliki logo Research, Vol. 34 No. 3, pp. 347-356.
fashion yang cukup ikonik
dibandingkan logo-logo [2] Abrahamson, Eric. 2011. “The Iron Cage:
merek fast fashion lainnya. Ugly, Cool and Unfashion- able.”
Organization Studies 32: 615–29.
b. Up-to-dateness sebagai prediktor
terkuat selanjutnya yang [3] Bilgili, B., & Ozkul, E. 2015. “Brand
mempengaruhi variasi tingkat awareness, brand personality, brand
loyalitas pelanggan Uniqlo, sehingga loyalty and consumer satisfaction
perusahaan perlu memperhatikan relations in brand positioning strategies
karakteristik-karakteristik berikut ini: (A Torku brand sample)”. Journal of
i. Item U3 (Uniqlo merupakan Global Strategic Management
merek yang terkesan trendi). Volume, 9(2).
Perusahaan perlu menjaga
kesan trendi pada merek [4] Brakus, J. J., Schmitt, B. H., &
Uniqlo. Sebagai contoh, Zarantonello, L. 2009. “Brand experience:
Uniqlo dapat melakukan what is it? How is it measured? Does it
kolaborasi dengan beberapa affect loyalty?”. Journal of
artis ataupun seniman yang marketing, 73(3), 52-68.
sedang digemari anak-anak
muda. [5] Christopher, M., R. Lowson, and H. Peck.
2004. “Creating agile supply chains in the
ii. Item U2 (Uniqlo merupakan fashion industry”. International Journal of
merek yang terkesan penuh Retail and Distribution Management 32,
antusiasme). Perusahaan no. 8: 367–76.
perlu menjaga kesan
antusiasme pada merek [6] Durianto,Sugiarto dan Tony Sitinjak.
Uniqlo. Sebagai contoh, 2001. Strategi Menaklukkan Pasar
Uniqlo dapat menambahkan Melalui. Riset Ekuitas dan Perilaku
varian warna-warna pada Merek, PT. Gramedia Pustaka.
pakaian yang memberikan
kesan semangat. [7] Fornell,C. and Wernerfelt, B. 2007.
“Defensive Marketing Strategy by
iii. Item U1 (Uniqlo merupakan Customer Complaint Management: A
merek yang terkesan Theoretical Analysis”. Journal of
mutakhir (terkini)). Marketing Research Vol. XXIV
Perusahaan perlu menjaga (November 1987), 337-46.
kesan kekinian pada merek
Uniqlo. Sebagai contoh, [8] Keller, K. L. 1993. “Conceptualizing,
Uniqlo dapat mengeluarkan measuring, and managing customer-based
produk-produk fesyen yang brand equity”. Journal of
sedang digemari para marketing, 57(1), 1-22.
konsumen namun tetap
konsisten pada karakteristik [9] Keller, K.L. 2008. “Strategic Brand
merek Uniqlo. Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity” , Prentice Hall,
Limitasi Penelitian Upper Saddle River, New Jersey.
Penyusunan skripsi ini telah diupayakan
sesuai dengan prosedur Universitas Kristen Petra, [10] Nam et al. 2011. “Brand Equity, Brand
namun menyadari perlu peningkatan dimana bagi Loyalty And Consumer Satisfaction”.
peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian Annals of Tourism Research, Vol. 38, No.
yang sama, disarankan untuk merekrut responden 3, pp. 1009–1030.
[11] Netemeyer, R.G., Krishnan, B., Pullig, C.,
Wang, G., Yagci, M., Dean, D., Ricks, J.
and Wirth, F. 2004. “Developing and
validating measures of facets of customer-
based brand equity”, Journal of Business
Research, Vol. 57 No. 2, pp. 209-224.

[12] Pappu, R., Quester, P.G. and Cooksey,


R.W. 2005. “Consumer-based brand
equity: improving the measurement –
empirical evidence”, Journal of Product
& Brand Management, Vol. 14 No. 3, pp.
143-154.

[13] Su, J. and Chang, A. 2018. “Factors


affecting college students’ brand loyalty
toward fast fashion: A consumer-based
brand equity approach”. International
Journal of Retail & Distribution
Management, 46(1), 90-107.

[14] Sung, Y., & Kim, J. 2010. Effects of brand


personality on brand trust and brand
affect. Psychology & Marketing, 27(7),
639-661.

[15] The Economist. 2005. “The future of fast


fashion: Inditex”. The Economist 375, no.
8431: 63.

[16] Yoo, B. and Donthu, N. 2001.


“Developing and validating a
multidimensional consumer-based brand
equity scale”, Journal of Business
Research, Vol. 52 No. 1, pp. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai