Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA AGRO RAYA


Sonata Christian
Jonathan M. Sutanto
Universitas Ciputra Surabaya, Indonesia
Email : sonata.christian@ciputra.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui ada tidaknya pengaruh harga, kualitas
produk dan kualitas layanan yang signifikan terhadap keputusan pembelian arang tempurung kelapa
di perusahaan Agro Raya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat
dimana harga (X1), kualitas produk (X2) dan kualitas layanan (X3) merupakan variabel bebas dan
keputusan pembelian (Y) merupakan variabel terikat. Populasi pada penelitian ini adalah 22
konsumen yang telah membeli produk Agro Raya yang tersebar di Surabaya, Gresik, Sidoarjo.
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel sensus / jenuh karena menggunakan seluruh populasi
konsumen Agro Raya yang berjumlah 22 orang. Model analisis yang digunakan adalah model
analisis Regresi Linier Berganda. Model regresi yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah Y = 0,368 + 0,388X1 + 0,405X2 + 0,379X3. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga, kualitas produk,
kualitas layanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga,
kualitas produk dan kualitas layanan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai
0,845 atau 84,5% dan nilai signifikansi 0,000 ( < 0,05 ).
Kata Kunci : harga, kualitas produk, kualitas layanan, keputusan pembelian, arang tempurung
kelapa

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cadangan energi minyak yang berasal dari dalam bumi kita makin lama makin menipis
persediaannya. Keadaan ini mendorong adanya pikiran atau rencana kritis yang menggagas
penggantian energi fosil dengan bioenergi yang berasal dari sumber-sumber biologis. Bioenergi itu
sendiri juga memiliki fungsi yang sama untuk dijadikan bahan bakar yang tujuannya dapat
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. (Adams 2009:1)
Adanya beberapa tanaman yang dinilai potensial sebagai penghasil bioenergi yang salah
satunya adalah kelapa (Drews, 2012:54). Bagian kelapa yang dapat diolah menjadi bioenergi terdapat
pada tempurung. Tempurung ini diolah dengan mengalami proses pengarangan yang cukup lama dan
setelah itu diolah untuk dijadikan briket arang tempurung yang memiliki nilai fungsi sebagai bahan
bakar alternatif. Saat ini secara luas arang tempurung kelapa sudah mulai digunakan oleh pabrik1

pabrik yang menjadikan produk ini sebagai bahan bakar pengganti solar dan batubara. (Nagaraja :
2013)
Indonesia merupakan negara yang dilalui garis khatulistiwa, yang memiliki iklim tropis dan
terdapat banyak perkebunan kelapa yang luas dan saat ini menjadi negara nomor satu penghasil
kelapa terbesar di dunia. Hal ini ditunjukkan berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 1 berikut
ini:
Tabel 1. Top Ten Coconut Producers in 2010
Country
Indonesia
Philippines
India
Brazil
Sri Lanka
Thailand
Mexico
Vietnam
Papua New Guinea
Malaysia
Tanzania
WORLD

Production (tonnes)
20.655.400
15.540.000
10.824.100
2.759.044
2.200.000
1.721.640
1.246.400
1.086.000
677.000
555.120
370.000
54.716.444

Sumber : FAO of the UN Economic And Social Department (2010)

Pada acara Seminar dan Deklarasi Pembangunan Perkelapaan, di Jakarta, Setyanto Yanus
Sasongko dari PT. Aimtopindo Nuansa Kimia mengatakan, setiap tahunnya ada 3,1 juta ton limbah
batok kelapa yang dihasilkan di Indonesia. Dapat dibayangkan jika limbah kelapa ini dapat diolah
sebagai produk yang bernilai jual, dalam hal ini limbah tersebut dapat dijadikan arang tempurung
kelapa, maka akan mendatangkan pendapatan yang besar bagi petani dan pelaku usaha pertanian
kelapa di Indonesia. (www.disbun.kaltimprov.go.id)
Melihat akan peluang yang sangat besar di bidang penjualan arang tempurung kelapa,
beberapa mahasiswa Universitas Ciputra mendirikan perusahaan Agro Raya pada tahun 2012. Agro
Raya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang trading komoditi dengan penjualan utamanya
arang tempurung kelapa. Agro Raya memiliki lebih dari satu supplier tetap yang berasal dari
beberapa daerah di Indonesia seperti Kefamenanu, Luwuk, Nusa Tenggara Timur, Manado dan
beberapa daerah lain di Sulawesi. Supplier arang tempurung kelapa sendiri di Indonesia telah banyak,
2

akan tetapi perlunya mutu produk dan hubungan bisnis yang baik sehingga harus benar-benar
diperhatikan. Oleh sebab itu dalam proses pemilihan supplier, Agro Raya menyeleksi supplier
dengan menentukan beberapa standar yang berkenaan dengan speksifikasi produk yang akan dibeli.
Adapun standar spesifikasi produk yang masuk kriteria Agro Raya dicantumkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar Spesifikasi Arang Tempurung Agro Raya untuk Supplier

No.

Keterangan

1.

Kadar Air/Moisture

2.

Kadar Debu/Ash

3.

Kandungan Karbon/Carbon

4.

Penyusutan/Volatile

5.

Ukuran Asalan/Natural Size

6.

Cara mematikan tidak disiram air

Ketentuan
< 12%
Maks. 3%
> 75%
Maks. 10%
Padam hampa atau menggunakan pasir

Sumber : Data Internal yang diolah

Kendala yang dihadapi oleh Agro Raya saat ini adalah penjualan yang tidak stabil, pesanan
order yang masih sedikit dan ada konsumen yang tidak melakukan repeat order setelah pembelian
yang pertama bahkan ada beberapa calon pembeli batal membeli. Agro Raya belum memiliki
pelanggan yang benar-benar loyal. Hal inilah yang mendorong penulis ingin meneliti lebih dalam
mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh calon pembeli terhadap
produk arang tempurung kelapa pada Agro Raya. Diharapkan melalui penelitian ini penjualan di
Agro Raya akan meningkat di waktu yang akan datang.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian pada Agro Raya.
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Agro Raya.
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian pada Agro Raya.

LANDASAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Harga
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar untuk mendapatkan sejumlah barang
atau jasa yang diinginkan (Kurtz dan Boone, 2010:608). Menurut Griffin and Ebert (2011:281) harga
yang terlalu tinggi akan membuat konsumen berpaling kepada produk pesaing.
Penetapan harga yang dilakukan perusahaan seharusnya sesuai dengan manfaat suatu produk
yang ditawarkan. Beberapa strategi penetapan harga (Grewal and Levy, 2010:426) :
1. Penetapan harga berdasarkan biaya (Cost Based Method)
2. Penetapan harga berdasarkan pesaing (Competitor Based Method)
3. Penetapan harga berdasarkan nilai (Value Based Method)
Tujuan dari penetapan harga merupakan bagian dari penerapan strategi pasar. Mengacu kepada
Tjiptono (2008:474) indikator harga sebagai strategi meliputi :
a. Harga produk terjangkau dari pada produk sejenis di tempat lain.
b. Harga produk yang diberikan sesuai dengan kualitas produk.
c. Harga produk bersaing dengan produk kompetitor.

Kualitas Produk
Produk adalah suatu barang yang dapat ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar (Kotler and
Amstrong, 2011:133). Kualitas produk adalah kemampuan produk yang dapat memuaskan kebutuhan
atau keinginan konsumen (Cannnon dkk., 2008:286).
Kualitas produk ditentukan melalui beberapa dimensi. Dimensi kualitas produk terdiri dari
delapan dimensi yaitu (Mullins, 2008:241) :
1. Mutu kinerja (Performance)
2. Fitur (Feature)
3. Reliabilitas (Reliability)
4. Mutu kesesuaian (Conformance)
5. Daya tahan (Durability)
4

6. Layanan (Serviceability)
7. Estetika (Aesthetics)
8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality)
Dari delapan dimensi kualitas produk tersebut, penulis hanya menggunakan lima dimensi yaitu: mutu
kinerja, fitur, mutu kesesuaian, daya tahan, estetika untuk dijadikan dimensi kualitas produk dalam
penelitian ini. Hal ini dikarenakan, tiga dimensi kualitas produk lainnya menjadi atau sudah tertuang
dalam dimensi kualitas layanan.
Kualitas Layanan
Menurut Hermawan Kartajaya dalam Hasan, (2009:136-137) layanan memiliki peranan yang
penting karena dapat memberikan solusi atau nilai lebih baik selain kualitas barang atau jasa yang
ditawarkan. Kualitas layanan memiliki peran besar dalam membentuk customer experience. Karena
layanan ini seolah-olah merupakan layanan tak terduga yang diberikan sebagai hasil dari
kemampuan perusahaan merasakan apa

yang dirasakan konsumen, tak jarang mampu

membangkitkan memorable experience bagi konsumen. Intinya adalah selalu sense dan response,
dengan peka dan cepat bertindak demi kepuasan dan kesuksesan konsumen
Menurut Kotler (2009:440) menyatakan bahwa kelima dimensi pokok kualitas layanan dapat
dijelaskan sebagai :
a.

Realibility

b.

Responsiviness

c.

Emphaty

d.

Assurance

e.

Tangible

Atas dasar dimensi kualitas layanan yang ada diatas, penulis memakai tiga dimensi yang sesuai
dengan penelitian seperti Reliability, Responsiveness, dan Assurances. Tiga dimensi ini dinilai sesuai
/ cocok dengan penilitian yang dilakukan.

Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu untuk memastikan dan melanjutkan
proses pembelian barang (Grewal dan Levy, 2010). Menurut Kotler (2009:185), ada 5 tahap yang
dilalui oleh konsumen dalam keputusan pembelian sebagai indikator yaitu pengenalan masalah,
mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah
membeli
Penggenalan
Masalah

Pencarian
Informasi

Penilaian
Alternatif

Keputusan
Membeli

Perilaku Salah
Membeli

Gambar 1. Proses pengambilan keputusan pembelian


Sumber: Kotler, 2009:185

Hubungan antar variabel


Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian
Harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu oleh Kridasusila dan Pramono (2012)
yang mengatakan bahwa harga memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam keputusan pembelian.
Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian
Penelitian terdahulu oleh Brennan dan Bridget (2009) menyatakan bahwa kualitas produk

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian suatu produk oleh konsumen. Hal ini diperkuat
penelitian Pranoto (2008) yang menegaskan bahwa harga dan kualitas berpengaruh terhadap
keputusan pembelian dimana harga berpengaruh secara negatif terhadap keputusan pembelian dan
kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dengan kualitas produk sebagai faktor
yang paling berpengaruh signifikan.
Hubungan Kualitas Layanan dengan Keputusan Pembelian
Dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan Herwinarni (2008) menunjukkan pelayanan
memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian dengan nilai koefisien 0,408. Hal ini juga
diperkuat oleh penelitian oleh Widagdo (2011) yang menegaskan bahwa kualitas layanan

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli ponsel nokia dengan hasil nilai
koefisien 0,772.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dibahas maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1. Harga berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian produk Agro Raya.
H2. Kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian produk
Agro Raya.
H3. Kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk Agro
Raya.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Kuncoro (2009:145)
penelitian kuantitatif adalah metode yang datanya diperoleh dengan mengukur nilai suatu variabel
dalam populasi atau sampel. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi atau kejadian yang menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah 22 konsumen yang telah membeli produk Agro Raya yang tersebar di
Surabaya, Gresik, Sidoarjo. Data tersebut didapat dari data internal Agro Raya periode Februari 2012
Februari 2013.
Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode sensus.
Metode sensus cocok diterapkan untuk populasi yang kecil namun perbedaan di dalam
populasi tinggi. Jika jumlah populasi penelitian dibawah 100 maka sebaiknya diambil
semua, tetapi jika jumlah populasinya diatas 100 maka jumlah sampelnya dapat diambil
7

10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari ketersediaan waktu, tenaga, dan dana serta
kemampuan peneliti termasuk sempit luasnya wilayah penelitian (Cooper dan Schlinder,
2008:375).
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel sensus / jenuh karena menggunakan seluruh populasi
konsumen Agro Raya yang berjumlah 22 orang.
Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut :
1. Data primer, adalah data yang didapatkan secara langsung dari sumber pertama. Data primer
dalam penelitian ini didapatkan dari jawaban kuesioner dari responden yang merupakan
konsumen Agro Raya. Data primer yang diperoleh merupakan pendapat dan pengalaman dari
konsumen tersebut.
2. Data sekunder, adalah sumber data yang telah diolah dan disajikan oleh pihak pengumpul
data primer atau pihak lainnya dalam bentuk tabel atau diagram. Data sekunder berupa data
yang berasal dari referensi buku, jurnal ilmiah, dan internet yang mendukung penelitian.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat.
Harga (X1), kualitas produk (X2), kualitas layanan (X3) sebagai variabel bebas dan keputusan
pembelian (Y) sebagai variabel terikat merupakan beberapa variabel yang dipakai dalam penelitian
ini. Berikut ini penjelasan lengkapnya :
1. Harga (X1)
Mengacu kepada Tjiptono (2008:474) indikator harga sebagai strategi meliputi :
a. Harga produk arang tempurung kelapa Agro Raya terjangkau dari pada produk sejenis di
tempat lain.
b. Harga produk arang tempurung kelapa Agro Raya sesuai dengan kualitas produk.
c. Harga produk arang tempurung kelapa Agro Raya bersaing dengan kompetitor.
2. Kualitas Produk (X2)
Mengacu pada Mullins (2008:241) Kualitas produk ditentukan melalui beberapa dimensi:

a. Mutu kinerja (Performance), yaitu arang tempurung kelapa yang matang sempurna
berwarna abu-abu kehitaman, mudah di patahkan.
b. Fitur (Feature), yaitu dengan menggunakan packaging yang tertutup agar tidak menjadi
lembab ataupun basah.
c. Mutu kesesuaian (Conformance), yaitu produk arang tempurung kelapa sesuai standar
yang berlaku antara lain: tidak lembab dan matang sempurna, serta memiliki kadar debu
yang rendah.
d. Daya tahan (Durability), yaitu arang tempurung memiliki ketahanan tidak mudah
menyusut karena matang sempurna.
e. Estetika (Aesthetics), yaitu arang tempurung kelapa yang matang lebih mudah di patahkan
di bandingkan yang lembab. Hal lain yang dapat di lihat bahwa arang tempurung kelapa
yang matang sempurna bila di jatuhkan akan terdengar seperti suara koin.
3. Kualitas Layanan (X3)
Mengacu pada Kotler (2009:440) dimensi pokok kualitas layanan dapat dijelaskan sebagai:
a. Reliability, yaitu kemampuan melaksanakan dan memenuhi layanan yang telah dijanjikan
secara akurat.
b. Responsiviness, yaitu kemampuan dan kemauan untuk membantu pelanggan dan
memberikan layanan yang tepat.
c. Assurance, yaitu pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam memberikan kepercayaan
dan trust.
4. Keputusan Pembelian (Y)
Menurut Kotler (2009:185), ada empat tahap yang dilalui oleh konsumen dalam keputusan
pembelian sebagai indikator yaitu :
a. Pengenalan masalah yaitu, konsumen mengetahui produk sesuai yang dengan kebutuhan
mereka pada Agro Raya.
b. Penilaian alternative yaitu, konsumen memutuskan berdasarkan harga yang terjangkau,
performa bagus, dan reputasi Agro Raya.
9

c. Keputusan membeli yaitu, adanya situasi atau kondisi yang mendasari pembelian pada
Agro Raya.
d. Perilaku setelah membeli yaitu, adanya jaminan kualitas dan return produk paska
pembelian juga dapat menimbulkan ketertarikan konsumen untuk membeli di Agro Raya.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini pengukuran data primer yang diperoleh dari kuesioner menggunakan
Skala Likert. Menurut Sugiyono (2009: 134), skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang. Pengukuran dalam
penelitian ini menggunakan ketentuan sebagai berikut : 1 (STS), 2 (TS), 3 (CS), 4 (S), 5 (SS)

Hasil kuesioner juga diuji menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Model analisis data dalam penelitian ini, menggunakan regresi linier berganda.

Rumus :

Y = + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 +

Dimana Y : Keputusan pembelian


: Konstanta
1: Koefisien regresi X1

X1: Harga
2: Koefisien regresi X2
X2: Kualitas produk

3 : Koefisien regresi X3
X3: Kualitas layanan
: Nilai residual

Uji hipotesis menggunakan Uji F dan Uji t

Untuk mengukur kekuatan hubungan dan pengaruh menggunakan Koefisien Korelasi (R) dan
Koefisien Determinasi (R2)

Uji Asumsi Klasik yang digunakan adalah : uji normalitas, uji autokorelasi, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

HASIL PENELITIAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Validitas menunjukkan ketepatan item-item pertanyaan kuesioner dalam mengukur variabel
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan korelasi antar skor tiap butir pertanyaan
dengan skor. Untuk menguji validitas digunakan korelasi Product Moment Pearson dengan derajat

10

kesalahan () sebesar 5% atau 0,05. Dalam hal ini, koefisien yang memiliki nilai signifikan kurang
dari 0,05 berarti item-item tersebut sudah valid sebagai pembentuk indikator.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan alat bantu SPSS diketahui nilai signifikansi
seluruh item pertanyaan pada variabel harga (X1), kualitas produk (X2), kualitas layanan (X3) adalah
0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan untuk
variabel harga (X1) ), kualitas produk (X2), kualitas layanan (X3) adalah valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan kehandalan kuesioner dalam mengukur variabel penelitian karena
menghasilkan pengukuran yang konsisten. Untuk menguji reliabilitas digunakan metode Cronbach
Alpha. Item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha >
0,6 serta memiliki nilai Cronbach Alpha If Item Deleted < nilai Cronbach Alpha.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan alat bantu SPSS diketahui nilai Cronbach Alpha
variabel harga (X1) adalah 0,678, kualitas produk (X2) adalah 0,856, kualitas layanan (X3) adalah
0,816 dengan nilai Cronbach Alpha If Item Deleted untuk ketiga item pertanyaan lebih kecil dari
masing-masing nilai Cronbach Alpha . Hasil ini menyimpulkan bahwa semua item pertanyaan untuk
variabel harga (X1) adalah reliabel.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 3. Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients
B

Std. Error

(Constant)

-0,368

0,412

X1

0,388

0,132

X2

0,405

0,110

X3
0,379
0,121
Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS

Standardized
Coefficients

Sig.

-0,893

0,383

0,322

2,929

0,009

0,435

3,688

0,002

0,364

3,138

0,006

Beta

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:


Y = -0,368+ 0,388X1 + 0,405X2 + 0,379X3
11

Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila variabel harga (X1) naik
sebesar satu satuan (semakin baik), maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik juga sebesar
0,388. Apabila variabel kualitas produk (X2) naik sebesar satu satuan (semakin baik), maka variabel
keputusan pembelian (Y) akan naik juga sebesar 0,405. Apabila variabel kualitas layanan (X3) naik
sebesar satu satuan (semakin baik), maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik juga sebesar
0,379.
Uji F
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS diketahui nilai Sig. yang dihasilkan
uji F adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti harga (X1),
kualitas produk (X2), dan kualitas layanan (X3) secara simultan memberikan pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
Uji t
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS diketahui nilai Sig. yang dihasilkan
uji t pada variabel harga (X1), kualitas produk (X2), kualitas layanan (X3 )adalah lebih kecil dari 0,05,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti harga (X1) ), kualitas produk (X2), kualitas layanan
(X3 ) secara parsial memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4. Model Summary
Model

R Square

0,919

0,845

Adjusted R

Std. Error of

Square

the Estimate

0,819

0,34055

Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS

Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,919 menjelaskan adanya
hubungan erat (kuat) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi (R2 )
sebesar 0,845 menjelaskan bahwa 84,5% variasi variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh

12

variabel harga (X1), kualitas produk (X2), dan kualitas layanan (X3), sedangkan sisa 15,5% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Korelasi Parsial
Tabel 5. Korelasi Parsial

Model

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error

Standardized
Coefficients

Correlations
t

Sig.

Beta

Zeroorder

Partial

Part

(Constant)

-0,368

0,412

-0,893

0,383

X1

0,388

0,132

0,322

2,929

0,009

0,700

0,568

0,272

X2

0,405

0,110

0,435

3,688

0,002

0,794

0,656

0,342

X3

0,379

0,121

0,364

3,138

0,006

0,754

0,595

0,291

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai korelasi parsial variabel harga (X1) adalah 0,568, nilai
korelasi parsial variabel kualitas produk (X2) adalah 0,656, sedangkan nilai korelasi parsial variabel
kualitas layanan (X3) adalah 0,595. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas
produk (X2) mempunyai nilai korelasi parsial paling tinggi daripada variabel harga (X1) dan variabel
kualitas layanan (X3). Hal ini berarti variabel kualitas produk (X2) mempunyai hubungan yang lebih
erat dalam mempengaruhi keputusan pembelian (Y) dibandingkan variabel harga (X1) dan variabel
kualitas layanan (X3).
PEMBAHASAN
Tabel 6. Implikasi Manajerial Berdasarkan Variabel Harga (X1)
No.
1

Sebelum Penelitian
Harga jual arang tempurung Agro Raya sudah
terjangkau, tetapi relatif lebih tinggi dibanding
harga jual kompetitor

Setelah Penelitian
1. Tetap mempertahankan kebijakan harga competitor
based method agar lebih bersaing dan terjangkau oleh
konsumen.
2. Melakukan survey harga pesaing setiap 3-4 bulan sekali
3. Untuk kedepannya Agro Raya dapat buat harga bagi
pengecer, yang mana harga ecer tentu lebih tinggi, akan
tetapi juga mengikuti harga pasar

Harga jual sudah sesuai dengan produk yang


diharapkan

Selalu memperhatikan pesanan dan kebutuhan konsumen


secara teliti agar harga yang ditentukan selalu sesuai dengan
kualitas produk

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS

13

Tabel 7. Implikasi Manajerial Berdasarkan Variabel Kualitas Produk (X2)


No.

Sebelum Penelitian

Setelah Penelitian

Produk yang dijual Agro Raya ada sedikit yang


mengalami pembakaran tidak sempurna

1. Membakar lebih lama sampai warna yang hitam abu-abu.


Hal itu akan menunjukkan bahwa produknya Agro Raya
matang sesuai standar kualitas yang diinginkan.

Arang tempurung kelapa Agro Raya memiliki


kadar air cukup tinggi tetapi masih dalam batas
toleransi

2. Memastikan tiap bagian tempurung mengalami


pembakaran sempurna dan merata
1. Membuat standar spesifikasi yang lebih baik serta
membuat perjanjian tilang atau diskon pada produk yang
tidak sesuai untuk supplier yang akan memasok produk
mereka
2. Lebih menyeleksi supplier dengan baik. Melihat latar
belakang dan kinerja sebelumnya, dan dipilih yang selalu
memasok produk dengan kualitas baik

Produk arang tempurung kelapa Agro Raya


mudah untuk dipatahkan dan bila dijatuhkan
terdengar seperti koin, sehingga hal ini dapat
menunjukkan bahwa arang tempurung kering
dan matang

Selalu menjaga standar arang tempurung kelapa yang dijual


dengan memiliki nilai estetika yang dapat dirasakan seperti
mudah dipatahkan, bila dijatuhkan akan terdengar seperti
koin ketika pertama kali melihat produk Agro Raya

Sumber: Data Internal yang diolah

Tabel 8. Implikasi Manajerial Berdasarkan Variabel Kualitas Layanan (X3)


No.

Sebelum Penelitian

Ada beberapa jadwal pengiriman produk yang


tidak sesuai dari waktu yang telah ditentukan,
akan tetapi masih dalam toleransi kewajaran

Layanan yang diberikan masih belum kelihatan


profesional dan status pemilik yang masih
mahasiswa berpengaruh terhadap kepercayaan
konsumen

Setelah Penelitian
1.

Dapat
memberikan
kepastian
untuk jadwal
ketersediaan barang dengan memperpanjang estimasi
jadwal pengiriman pada konsumen sehingga tidak
sampai terlambat

2.

Selalu memiliki barang untuk mengantisipasi


kelangkaan barang sehingga pengiriman tidak
terhambat

1.

Lebih profesional dengan memberi layanan tepat


waktu,
garansi
pada
produk
yang cacat,
memprioritaskan
kebutuhan
konsumen
dalam
memberikan layanan untuk menambah kepercayaan
konsumen dalam melakukan transaksi.

2.

Membangun track record dalam setiap transaksi untuk


dapat memiliki reputasi yang baik dimata konsumen

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS

14

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas pengaruh harga, kualitas produk dan
kualitas layanan terhadap keputusan pembelian arang tempurung kelapa pada Agro Raya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian arang
tempurung kelapa.
2. Kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
arang tempurung kelapa.
3. Kualitas layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
arang tempurung kelapa.
4. Harga, kualitas produk, kualitas layanan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian arang tempurung kelapa.
5. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,845 menjelaskan bahwa 84,5% variasi variabel
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga (X1), kualitas produk (X2), dan
kualitas layanan (X3), sedangkan sisa 15,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Saran kepada peneliti selanjutnya
Kepada peneliti lain yang akan mengangkat topik penelitian serupa pada waktu yang akan
datang disarankan untuk membuat butir pertanyaan pada setiap indikator yang digunakan lebih dari
satu pertanyaan, hal ini disarankan agar mendapat hasil lebih akurat.
Disarankan juga mengikut-sertakan variabel lain di luar variabel yang telah diteliti dalam
penelitian ini, misalnya variabel loyalitas konsumen, variabel tempat, persepsi konsumen dan
sebagainya.

15

Daftar Pustaka
Adams, F. Gerrard. 2009. World Economic. Vol 20. Will Economic Recovery Drive Up World Oil
Price? No 2 April-June 2009.
Brennan, and Bridget. 2009. Why She Buys: the new strategy for reaching worlds most powerfull
consumers. United States: Crown Publishing Group.
Cannon, Perreault, McCharty. 2008. Pemasaran Dasar : Pendekatan Manajerial Global. Edisi
Keenambelas. Jakarta : Salemba Empat.
Cooper, Donal R. Dan Pamela S. Schlinder. 2008. Business Research Method. Edisi Kesepuluh.
Singapore : McGraw Hill.
Drews, A.W. 2012 : The Petrolium Measurement Tables. Technology &
Vol. XIV Tables 53D.

Enginering

Publication

Griffin, R.W and Ebert, R.J .2011 : Business Essentials, 8 edition, New York : Prentice Hall
Herwinarni, Y. 2008 : Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Kofisyop, Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro
Hasan, A. 2009. Marketing. Edisi Baru. Jogjakarta : MedPress.
Grewal, Dhruv dan Michael Levy. 2010. Marketing. Second edition USA: Mc Graw-Hill.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas, Jilid Kedua. Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2011. Principles Marketing. 14th Edition. New Jersey: Pearson
Education Inc.
Kridasusila, A. Dan Pramono, SN. 2012. Analisis Pengaruh Harga, Produk dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua. Dinamika Manajemen Vol 1 No 4.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kurtz, D.L. dan Boone, G. 2010. Principles Of Contemporary Marketing. 14 Edition, Canada :
Nelson Education.
Mullins, John.W.et.all.2008. Marketing Management.New York: Mc.Graw Hill.
Nagaraja.A. 2013: Advances in Agriculture, Sciences and Enginering,Bioenergy from coconut Shell.
Vol. 3 No 2.
Pranoto, B. 2008. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Membeli
Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Volume 1 No. 2. Hal 41-46.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta :Andi Offset.
16

Widagdo, A.A. 2011 : Analisis Faktor Pembentuk Keputusan Pembelian Pada Ponsel Nokia: Kasus
Pada Mahasiswa FE Undip Semarang, Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro
www.disbun.kaltimprov.go.id/halartikel-77.html diakses pada tanggal 11 Juni 2013

17

Anda mungkin juga menyukai