Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU


TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI
SMARTPHONE OPPO DI KOTA PALU
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Tadulako)

Diajukan untuk memenuhi syarat penulisan Skripsi


Pada Jurusan Managemen Fakultas Ekonomi
Universitas Tadulako

Oleh

Sigit Baskoro Permadi


NIM: C 201 16 188

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan penyertaan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian

yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap

Keputusan Konsumen Membeli Smartphone Oppo di Kota Palu” tepat pada

waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Tadulako Palu dan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen. Proposal penelitian ini adalah untuk

mempelajari cara pembuatan skripsi pada Universitas Tadulako. Pada kesempatan

ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini

dapat selesai. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal peelitian ini

sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam

penyusunan proposal penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal

penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan.

Palu, Oktober 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................................... II

DAFTAR TABEL .................................................................................................. IV

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. V

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 9

2.2 Landasan Teori ....................................................................................... 14

2.2.1 Manajemen Pemasaran.................................................................... 14

2.2.2 Pengertian Komunikasi Pemasaran ................................................. 15

2.2.3 Tujuan Kegiatan Promosi................................................................ 16

2.2.4 Komunikasi Pemasaran Terpadu..................................................... 17

2.3 Keputusan Pembelian ............................................................................. 22

2.4 Tahapan Proses Pengambilan Peputusan ............................................... 24

2.5 Kerangka Pikir ........................................................................................ 27

2.6 Hipotesi .................................................................................................. 29

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 31

II
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 31

3.3 Objek Penelitian ..................................................................................... 31

3.4.1 Jenis Data ........................................................................................ 32

3.4.2 Sumber Data .................................................................................... 32

3.6 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel ........................................... 33

3.6.1 Populasi ........................................................................................... 33

3.6.2 Teknik Penarikan Sampel ............................................................... 34

3.7 Operasional Variabel .............................................................................. 35

3.7.1 Variabel Independen (X) ................................................................. 35

3.7.2 Variabel Dependen (Y) ................................................................... 37

3.8 Instrumen Penelitian ............................................................................... 39

3.8.1 Uji Validitas .................................................................................... 39

3.8.2 Uji Reabilitas................................................................................... 40

3.9 Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 40

3.9.1 Uji Normalitas ................................................................................. 40

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 41

3.9.3 Uji Multikolinearitas ....................................................................... 41

3.10 Metode Analisis Data ............................................................................. 42

3.10.1 Uji F (Uji Simultan) ........................................................................ 43

3.10.2 Uji T (Uji Parsial)............................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45

III
DAFTAR TABEL

Table 1. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 13


Table 2. Operasional Variabel..................................................................................... 38

IV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap .................................... 24


Gambar 2. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 29

V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat, kebutuhan alat komunikasi

pribadi maupun instansi yang menuntut untuk menggunakan alat komunikasi

dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu banyak perusahaan menawarkan

beragam produk alat komunikasi seperti halnya alat komunikasi yang sedang

berkembang pesat saat ini yaitu Smartphone, saat ini Smartphone sudah menjadi

kebutuhan bagi semua kalangan masyarakat karena sangat banyak kegunaan dan

keuntungan yang diberikan oleh teknologi ini, akibatnya terjadi persaingan yang

cukup ketat dalam bisnis alat komunikasi tersebut.

Komunikasi pemasaran terpadu atau lebih dikenal dengan istilah promotion

mix sangatlah berpengaruh penting bagi perusahaan untuk memperkenalkan

produknya kepada masyarakat. komunikasi pemasaran terpadu atau bauran

promosi merupakan salah satu proses dari keempat Bauran Pemasaran yang ada,

yang mana bauran promosi menempati urutan terahir setelah ketiga bauran

pemasaran yang lain. Dari situ dapat diartikan bahwa promosi merupakan proses

akhir dan sangat penting yang menyampaikan produk perusahaan secara langsung

ketangan konsumen, dimana menurut (Kotler & Keller, 2016) promotion mix itu

sendiri terdiri atas 8 cara komunikasi utama yaitu: advertising (iklan), sales

promotion (promosi penjualan), events and experiences (acara dan pengalaman),

public relation and publicity (hubungan masyarakat dan publisitas), direct

1
marketing and database (pemasaran langsung), online and social media

marketing (pemasaran online dan media sosial), mobile marketing (pemasaran

mobile),dan personal selling (penjualan personal).

Perusahaan smartphone yang mengoperasikan produknya di Indonesia

terdiri dari berbagai macam merek seperti Samsung, OPPO, ASUS, Sony, Xiomi,

Apple, Advan dan lain sebagainya. mereka saling berlomba memperkenalkan

produk masing-masing dengan cara promosi yang tepat dan berusaha menarik

perhatian konsumen sehingga konsumen tertarik dan membeli produknya. Salah

satu merek smartphone yang ada di Indonesia adalah OPPO. OPPO Smartphone

merupakan salah satu produk lokal yang diproduksi di China, OPPO dari awal

kemunculannya sampai sekarang masih laris di pasaran smartphone di Indonesia

hingga saat ini karena smartphone OPPO yang berada di kelas entry-level

menawarkan beberapa fitur menarik dan keunggulan dibandingkan dengan

pesaing lain. Harga yang ditawarkan OPPO untuk smartphone ini tetap setia

dengan kantong generasi muda yang memang menjadi target penggunanya,

dengan desain dan spesifikasi yang sudah cukup untuk menunjang penggunaan

sehari-hari, oleh sebab itu merek OPPO cukup menjadi idola bagi banyak

kalangan.

OPPO smartphone dalam usahanya menggait konsumen, mereka

mempromosikan produknya melalui beberapa bentuk komunikasi pemasaran yaitu

menggunakan media iklan seperti iklan dalam televisi, radio, brosur, spanduk,

baliho dan lain sebagainya. OPPO smartphone juga melakukan promosi penjualan

yang berupa potongan harga, cashback, bonus asesoris handphone, garansi dan

2
undian berhadiah. Acara dan pengalaman atau di sebut juga event sponsorship

juga dilakukan oleh OPPO smartphone guna memperkenalkan barangnya dan

menciptakan brand image dimata masyarakat yaitu seperti mengsponsori acara

olah raga, festival seni, hiburan, acara-acara talk show, ajang pencarian bakat

seperti X-Factor indonesia dan sebagainya. Pemasaran online dan media sosial

adalah komunikasi pemasaran yang paling evektif dilakukan diera digital saat ini,

pemasaran online dan media sosial yang dilakukan OPPO yaitu hampir disemua

situs jual beli online seperti shopee, lazada, media social facebook dan media

sosial lainnya. Adapun pemasaran mobile yang dilakukan OPPO yaitu berbasis

aplikasi yang dapat diakses ponsel, smartphone, dan tablet yaitu seperti you tube,

shopee dan dalam game online seperti game yang saya sering mainkan dan

aplikasi lainnya. Penjualan personal yang di lakukan oppo yaitu seperti yang

dilakukan sales promotion girls (SPG) atau sales promotion boys (SPB) seperti di

Mal atau pada event-event. Smartphone OPPO di Kota Palu tidak melakukan

seluruh komunikasi pemasaran terpadu hanya beberapa saja yang di lakukan

yaitu: advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan), online and social

media marketing (pemasaran online dan media sosial), mobile marketing

(pemasaran mobile),dan personal selling (penjualan personal).

Merek OPPO menjadi pilihan bagi banyak orang pengguna smartphone di

Indonesia dan termasuk juga di Kota Palu. Banyak masyarakat Kota Palu yang

berminat membeli smartphone OPPO sedangkan banyak merek smartphone lain

yang beredar dipasaran, inilah kenapa fenomena tersebut menarik untuk diteliti.

Smartphone OPPO banyak diminati di Kota Palu karena citra mereknya yang

3
sedang naik daun dan juga dengan salah satu keunggulan yang dimiliki

smartphone ini yang sangat disukai oleh banyak orang khususnya kaum wanita

yang suka berfoto, karena kualitas kamera yang dimiliki smartphone ini lebih baik

dibandingkan dengan merek smartphone lain, dan fitur-fitur yang ada dalam

smartphone ini juga tidak kalah dengan merek lain. Berdasarkan hal tersebut,

maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai komunikasi pemasaran

terpadu yang diterapkan smartphone OPPO dengan mengambil lokasi Kota Palu

yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap

Keputusan Konsumen Membeli Smartphone OPPO di Kota Palu”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1) Apakah komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari advertising (iklan),

sales promotion (promosi penjualan), events and experiences (acara dan

pengalaman), online and social media marketing (pemasaran online dan

media sosial), mobile marketing (pemasaran mobile),dan personal selling

(penjualan personal) berpengaruh signifikan terhadapkeputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu?

2) Apakah advertising (Iklan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu?

3) Apakah sales promotion (Promosi Penjualan) berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu?

4
4) Apakah events and experiences (acara dan pengalaman) berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen membeli smartphone OPPO di

Kota Palu?

5) Apakah online and social media marketing (Pemasaran online dan media

sosial) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu?

6) Apakah mobile marketing (Pemasaran mobile) berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu?

7) Apakah personal Selling (Penjualan personal) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen membeli smartphone OPPO di

Kota Palu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun tujuan dari

penelitian adalah sebagi berikut:

1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh integrated marketing

communication (IMC) yang terdiri dari advertising (iklan), sales promotion

(promosi penjualan), events and experiences (acara dan pengalaman), online

and social media marketing (pemasaran online dan media sosial), mobile

marketing (pemasaran mobile),dan personal selling (penjualan personal)

berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli smartphone

OPPO di Kota Palu.

5
2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh advertising (iklan)

berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli smartphone

OPPO di Kota Palu.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sales promotion (promosi

penjualan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh events and experiences (acara

dan pengalaman) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

5) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh online and social media

marketing (pemasaran mobile) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

6) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh mobile marketing (pemasaran

mobile) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

7) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh personal selling (penjualan

personal) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi perusahaan

Diharapkan perusahaan dapat menggunakan cara promosi yang efektif dan

efisien untuk memperkenalkan produknya. Hasil penelitian integrated marketing

6
communication (IMC) ini dapat menjadi informasi dan pertimbangan yang berarti

dalam melakukan kegiatan promosi selanjutnya.

2) Bagi penulis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan

Manajemen di Fakultas Ekonomi Unuversita Tadulako Palu dan untuk

mengetahui dan membandingkan teori yang dipelajari penulis selama ada

dibangku perkuliahan dengan praktek yang terjadi di lapangan.

3) Bagi akademis

Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan dapat menjadi

perbandingan dengan penelitian serupa.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, adapun rancangan sistematika penulisan

terdiri dari 6 (enam) bab dimana setiap bab berkaitan dengan yang lainnya dengan

uraian sebagai berikut:

BAB I pembahasan, bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian secara sistematika penulisan.

BAB II tinjauan pustaka, bab ini berisi tentang penelitian terdahulu,

landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III metode penelitian, bab ini berisi tentang jenis penelitian, ruang

lingkup penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data,

teknik pengumpulan data, defenisi operasional veriabel, penguji instrumen

penelitian, uji asumsi klasik dan metode analisis.

7
BAB IV gambar umum perusahaan, bab ini berisi tentang sejarah berdirinya

perusahaan dan sejarah perkembangan perusahaan.

BAB V hasil dan pembahasan, bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan

penelitian.

BAB VI ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian di

lapangan berdasarkan temuan dari penelitian.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu.

(Pratiwi & Zaini, 2018) meneliti tentang pengaruh integrated marketing

communication (IMC), public relations, dan citra merek terhadap keputusan

pembelian pada pengunjung the balava hotel malang. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh IMC, public relations dan citra merek terhadap

keputusan pembelian oleh pengunjung hotel yang menginap di bulan April 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik

observasi dan kuesioner dalam pengumpulan data.Populasi penelitian ini

diketahui sebanyak 2.815 orang yang menginap di The Balava Hotel Malang pada

bulan April 2018. Penggunaan teknik accidental sampling diperoleh sebanyak 96

orang responden yang merupakan pengunjung The Balava Hotel Malang. Analisis

data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel IMC, public relations dan citra merek secara

simultanberpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada pengunjung

The Balava Hotel Malang.

(Hanafi & Wahab, 2017) meneliti tentang komunikasi pemasaran terpadu

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pengunjung serta dampaknya pada

9
keputusan perpanjangan sewa penyewa kios di Palembang Square Mall (PS Mall).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran

terpadu untuk keputusan pembelian pengunjung dan dampaknya terhadap

keputusan penyewa untuk memperbaharui kontrak di Palembang Square Mall.

Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Structural Equation

Modelling (SEM) dengan variabel laten eksogen adalah Integrated Marketing

Communication (X) dan variabel laten endogen adalah Keputusan Pembelian

Pengunjung (Y) dan Keputusan Perpanjangan Sewa Kios (Z) dengan 36 indikator.

Populasi dari penelitian ada 2 yaitu pengunjung dan penyewa kios (tenant lease)

di PS Mall, Jumlah populasi pertama yaitu pengunjung yang berbelanja di PS

Mall danjumlah sampel sebanyak 135 responden Sedangkan jumlah populasi

kedua yaitu penyewa kios (tenant lease) berjumlah 118 tenant yang menyewa > 1

tahun. Hasil analisis menunjukan bahwa Komunikasi Pemasaran Terpadu (KPT)

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pengunjung (KPP) dan

Komunikasi Pemasaran Terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Perpanjangan Sewa Penyewa Kios.

(Huda, 2014) meneliti tentang pengaruh integrated marketing

communication terhadap keputusan konsumen dalam membeli mobil merek

HONDA JAZZ pada PT. Arista Auto Prima cabang Pekanbaru. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian adalah jenis kuantitatif dengan metode survey

eksplanatif, yang bertujuan untuk melihat pengaruh dan hubunganh antara

variabel bebas (X) dengan variable terikat (Y). Lokasi penelitian dilakukan pada

PT. Arista Auto Prima cabang Pekanbaru (Honda Arista Sudirman), jalan Jenderal

10
Sudirman No. 228, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai Pekanbaru. Populasi

dalam penelitian adalah seluruh konsumen yang pernah melakukan pembelian

pada mobil merek Honda Jess di Honda Arista Sudirman, pekanbaru baru pada

tahun 2013 yaitu sebanyak 487 0rang, yang diambil dengan menggunakan teknik

random sampling (acak). jumlah sampel dalam penelitian adalah 82 orang, yang

didapat dengan menggunakan rumus Slovin, yang digunakan karena populasi

yang diketahui jumlahnya. Hasil penelitian terhadap pengaruh kegiatan IMC yang

meliputi iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, pemasaran langsung,

hubungan masyarakat, serta event terhadap keputusan konsumen dalam membeli

mobil merek Honda Jazz pada Honda Arista Sudirman Pekanbaru, menunjukkan

bahwa kegiatan IMC yang dilakukan belum sepenuhnya dianggap bagus, jelas dan

menarik oleh responden. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemasaran

langsung dan event terhadap keputusan pembelian, serta terdapat pengaruh yang

positif antara iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan hubungan

masyarakt terhadap keputusan pembelian konsumen pada mobil merek Honda

Jazz.

(Farid, 2014) meneliti tentang pengaruh integrated marketing

communication (IMC) terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di

Kota Lamongan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh simultan IMC

terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di Kota Lamongan, untuk

mengetahui pengaruh parsial IMC terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota

Avanza di Kota Lamongan, untuk mengetahui variabel IMC yang berpengaruh

dominnan terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di Kota

11
Lamongan. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptif.

Populasi dalam penelitian adalah pembeli Mobil Toyota Avanza di Kota

Lamongan tahun 2009-2013 yang berjumlah 782 unit. Hasil penelitian IMC

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza

di Kota Lamongan, dipengaruhi oleh variabel iklan,personal selling, promosi

penjualan, penjualan langsung, public relation, word of mounth. IMC berpengaruh

secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap keputusan pembelian. Variabel yang

berpengaruh paling dominan diatara variabel adalah public relation.

(Diwati & Santoso, 2015) meneliti tentang Pengaruh Strategi Integrated

Marketing Communication (IMC) terhadap Keputusan Membeli Konsumen pada

Bisnis Tour & Travel di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian

ini, peneliti membedakan data berdasarkan dua data yang ada yaitu data

primer dan data sekunder, data primer berasal dari para pengusaha tour and travel

dan konsumen jasa dan produk tour and travel nasabah bank. Dalam penelitian

ini, data dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian Secara

bersama-sama, motivasi, persepsi dan Sikap Konsumen atas Integrated Marketing

Communication berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian,

motivasi Konsumen atas Integrated Marketing Communication berpengaruh

positif signifikan terhadap keputusan pembelian, persepsi Konsumen atas

Integrated Marketing Communication berpengaruh positif signifikan terhadap

keputusan pembelian, sikap Konsumen atas Integrated Marketing Communication

berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

12
Table 1. Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian


Peneliti
1 Novia Tara Pengaruh 1. Variable bebas: iklan, 1. Variable bebas: Variabel IMC, public
Pratiwi dan integrated promosi penjualan, penjualan relations dan citra
Achmad marketing pemasaran langsung. langsung, public merek secara simultan
Zaini (2018) communication 2. Uji validitas relation, word of berpengaruh signifikan
(IMC),public 3. Uji reabilitas month terhadap keputusan
relations, dan citra 4. Uji normalitas 2. Public relation pembelian pada
merek terhadap 5. Uji heterokedastisitas menjadi variable pengunjung The Balava
keputusan lain bukan bagian Hotel Malang.Secara
pembelian pada dari IMC bersama-sama
pengunjung The 3. Terdapat variable ditemukan
Balava Hotel citra merek bahwavariabel IMC,
Malang 4. Teknik accidental public relations dan
sampling citra merekmemiliki
pengaruh yang positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian
2 Hanafi dan Pengaruh 1. Variable bebas: iklan, 1. Variable bebas: Komunikasi Pemasaran
Wahab komunikasi promosi penjualan, penjualan Terpadu (KPT)
(2016) pemasaran terpadu pemasaran langsung langsung, public berpengaruh signifikan
terhadap 2. Uji normalitas relation, word of terhadap Keputusan
keputusan 3. Uji validitas month Pembelian Pengunjung
pembelian 4. Uji realibilitas 2. Variable terkait: (KPP) dan Komunikasi
pengunjung serta Dampak Pemasaran Terpadu
dampaknya keputusan tidak berpengaruh
pada keputusan perpanjangan signifikan terhadap
perpanjangan sewa 3. Teknik sampling Keputusan
penyewa kios nonprobability Perpanjangan Sewa
di Palembang sampling Penyewa Kios
Square Mall (PS 4. Menggunakan
Mall) Structural
equation
modelling (sem)
5. Uji fit model
3 Nurul Huda Pengaruh 1. Variable bebas: iklan 1. Variable bebas: Terdapat pengaruh yang
integrated personal seling, penjualan signifikan antara
(2014) marketing promosi penjualan. langsung, public pemasaran langsung
communication 2. Uji validitas relation, word of dan event terhadap
terhadap 3. Uji realibilitas month keputusan pembelian,
keputusan 4. Uji normalitas 2. Variable serta terdapat pengaruh
konsumen dalam 5. Uji heterokedastisitas komunikasi yang positif antara
membeli mobil 6. Uji Multikoliniearitas pemasaran yang iklan, promosi
merek HONDA di teliti berbeda penjualan, penjualan
JAZZ pada PT. (reverensi pribadi, dan hubungan
Arista Auto Prima berbeda) masyarakt terhadap
cabang Pekanbaru. 3. Uji autokorelasi keputusan pembelian
4. Uji asumsi konsumen pada mobil
lineritas merek Honda Jazz
4 Sya’roni pengaruh 1. Variable bebas: iklan 1. Variable bebas: Integrated Marketing
Yusuf Farid integrated personal seling, penjualan Communication (IMC)
(2014) marketing promosi penjualan. langsung, public berpengaruh secara
communication 2. Uji vakiditas relation, word of simultan terhadap
(IMC) terhadap 3. Uji realibilitas month. keputusan pembelian
keputusan 4. Uji normalitas 2. Uji autokorelasi Mobil Toyota Avanza
pembelian mobil 5. Uji heterokedastisitas 3. Uji asumsi di Kota Lamongan,
Toyota Avanza di 6. Uji Multikoliniearitas linearitas dipengaruhi oleh

13
Kota Lamongan. variabel iklan, personal
selling, promosi
penjualan, penjualan
langsung, public
relation, word of
mounth. integrated
marketing
communication (IMC)
berpengaruh secara
parsial atau sendiri-
sendiri terhadap
keputusan pembelian.
Variabel yang
berpengaruh paling
dominan diatara
variabel adalah public
relation
5 Fransisca Pengaruh Strategi 1. Variable bebas: 1. Variable bebas: Secara bersama-sama,
Diwati dan Integrated iklan,personal seling, penjualan motivasi, persepsi dan
Tito Imam Marketing promosi penjualan langsung, public Sikap Konsumen atas
Santoso Communication 2. Menggunakan relation, word of Integrated Marketing
(2015) (IMC) terhadap metode purposive month. Communication
Keputusan sampling 2. Penelitian pada berpengaruh positif
Membeli 3. Uji validitas bisnis jasa signifikan terhadap
Konsumen pada 4. Uji reliabilitas keputusan pembelian.,
Bisnis Tour & motivasi Konsumen
Travel di Wilayah atas Integrated
Daerah Istimewa Marketing
Yogyakarta Communication
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keputusan pembelian,
persepsi Konsumen atas
Integrated Marketing
Communication
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keputusan pembelian,
sikap Konsumen atas
Integrated Marketing
Communication
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keputusan pembelian

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

perusahaan. Diantaranya, merencanakan suatu produk baru dan memilih pangsa

pasar yang sesuai serta memperkenalkan produk baru kepada masyarakat luas.

Bagi perusahaan sendiri, pemasaran merupakan faktor paling strategis dalam

14
upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengertian manajemen

pemasaran menurut (Kotler & Keller, 2016) adalah:

”Marketing management as the art and science of choosing target markets

and getting, keeping, and growing customers through delivering and

communicating superior customers value.”

“Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran

dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.”

Sedangkan Menurut (Saladim, 2012) manajemen Pemasaran sebagai suatu

analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang

untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan sasaran degan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemasaran

merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan dalam suatu organisasi atau perusahaan

dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melalui proses

merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program

yang melibatakan konsep pemasaran.

2.2.2 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi Pemasaran adalah salah satu alat bauran pemasaran. Dengan

kegiatan promosi, perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa

kepada konsumen, dengan demikian konsumen akan mengetahui adanya suatu

15
produk atau jasa. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai

tujuan komunikasi dengan konsumen.

(Kotler & Keller, 2016) “marketing communications are the means by which

firms attempt to inform, persuade, and remind consumers directly or indirectly

about the products and brands they sell”. Komunikasi pemasaran

adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan,

membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak

langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

Komunikasi pemasaran menurut (Shimp, 2010) adalah proses komunikasi

mulai dari perencanaan, kreasi, integrasi dan implementasi dari beberapa bentuk

komunikasi pemasaran yang berbeda yang disampaikan serentak ke pelanggan

yang dituju. (Hermawan, 2012) adalah menyatukan perencanaan, tindakan dan

koordinasi pada semua wilayah komunikasi pemasaran dan juga memahami

pelanggan menyangkut apa sesungguhnya tanggapan pelanggan

Peneliti dapat memahami bahwa pengertian komunikasi pemasaran adalah

salah satu kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan, menginformasikan,

mengingatkan mengenai produk tersebut, dan membujuk konsumen agar

konsumen membeli produk tersebut.

2.2.3 Tujuan Kegiatan Promosi

Tujuan kegiatan promosi adalah menginformasikan, membujuk, serta

mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

Menurut (Cannon, Perreault, & McCarthy, 2009) ketiga tujuan promosi tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

16
1) Menginformasikan (informing)

Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru,

memperkenalkan cara pemakaian yang baru, menyampaikan perubahan

harga, menjelaskan cara kerja, menginformasikan jasa yang disediakan, dan

meluruskan kesan yang keliru.

2) Membujuk pelanggan atau konsumen sasaran (persuading)

Membujuk pelanggan mengenai pembentukan pilihan merek tertentu,

mengalihkan pilihan merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap

atribut produk, dan mendorong pembeli untuk melakukan transaksi saat itu

juga.

3) Mengingatkan (remainding)

Mengingatkan pembeli mengenai produk yang bersangkutan dibutuhkan

waktu dekat, mengingatkan akan tempat yang menjual produk perusahaan,

dan membuat pembeli tetap ingat akan produk perusahaan.

2.2.4 Komunikasi Pemasaran Terpadu

Komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication

(IMC) adalah sebuah konsep dimana suatu perusahaan mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk mengirim pesan yang

jelas, konsisten, dan meyakinkan berkenaan dengan perusahaan dan produknya.

(Kotler & Armstrong, 2008). Schultz mengatakan IMC adalah proses

pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif

dengan pelanggan dan prospek dari waktu ke waktu. Tujuan IMC adalah untuk

17
mempengaruhi atau langsung mempengaruhi perilaku khalayak komunikasi yang

dipilih.

Sedangkan menurut Asosiasi Biro Iklan Amerika (American Associatian Of

Advertising Agencies) dalam buku (Morisan, 2010) mengemukakan bahwa

komunikasi pemasaran terintegrasi adalah konsep komunikasi pemasaran yang

menekankan nilai tambah rencana komprehensif yang mengevaluasi peran

strategis berbagai disiplin komunikasi, seperti periklanan umum, respon langsung,

promosi penjualan, dan public relation.

American Marketing Association mendefinisikan komunikasi pemasaran

terpadu (IMC) sebagai "proses perencanaan yang dirancang untuk memastikan

bahwa semua kontak merek yang diterima oleh pelanggan atau prospek untuk

suatu produk, layanan, atau organisasi relevan dengan orang itu dan konsisten dari

waktu ke waktu." (Kotler & Keller, 2016).

Komunikasi pemasaran terpadu atau integreted maketing communication

menurut (Kotler & Keller, 2016) adalah maketing communication mix yang lebih

dikenal dengan istilah promotion mix. Ada beberapa bentuk diantaranya

advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan), events and experiences

(acara dan pengalaman), public relation and publicity (hubungan masyarakat dan

publisitas), direct marketing and database (pemasaran langsung), online and

social media marketing (pemasaran online dan media sosial), mobile marketing

(pemasaran mobile),dan personal selling (penjualan personal). Variabel-variabelel

promotion mix di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

18
1) Advertising (Iklan), yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non

personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.

Bentuk yang paling dikenal oleh masyarakat adalah melalui media

elektronik dan media cetak. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari

strategi promosi keseluruhan. Media iklan berupa media cetak seperti

koran, pamflet, brosur, leaflet, spanduk, baligho. Media iklan berupa

elektonik seperti televisi, radio, dan internet.

2) Sales promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai insentif jangka

pendek untuk mendorong percobaan pembelian produk atau jasa. Promosi

penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui

promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,

mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong

pelanggan membeli lebih banyak, memberi hadiah atau penghargaan kepada

konsumen lama, menghindari konsumen lari keproduk merek lain,

mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas, meningkatkan impulse

buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), menyerang aktivitas promosi

pesaing, meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka

memperluas market share jangka panjang. Beberapa cara sales promotion

yaitu:

1. Memberi sampel gratis

2. Kupon

19
3. Rabat

4. Diskon

5. Premi

6. Kontes

7. Trading stamp

8. Demonstrasi

9. Bonus

10. Hadiah uang

3) Events and experiences (Acara dan pengalaman), Event Sponsorship yaitu

kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk

menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek

tertentu. Event Sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat

menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image

perusahaan. Event sponsorhip diselenggarakan oleh perusahaan dengan

tujuan agar namanya menjadi lebih terkenal dan mendapat image yang baik

dari masyarakat. Contoh dari event sponsorship yitu:

1. Mensponsori acara olahraga

2. Festival seni

3. Hiburan

4. Acara amal dan sebagainya.

4) Public Relation and publicity (Hubungan masyarakat dan publisitas) yaitu

beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi

citra perusahaan atau produk individunya. Public relation adalah sebuah

20
proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara

organisasi dan pihak luar organisasi. Public realtion artinya “good relation”

dengan publik, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap

perusahaan. Bentuknya seperti:

1. Konferensi pers melalui media massa

2. Customer service

3. Donasi

4. Amal

5) Online and social media marketing (Pemasaran online dan media sosial),

yaitu aktivitas online dan program yang dirancang untuk melibatkan

pelanggan atau prospek dan secara langsung meningkatkan kesadaran,

memperbaiki citra, atau memperoleh penjualan produk dan layanan.

6) Mobile marketing (Pemasaran mobile), yaitu bentuk khusus pemasaran

online yang menempatkan komunikasi pada konsumen ponsel, smartphone

atau tablet konsumen. Mobile marketing dalam beberapa tahun belakangan

ini kerap muncul dalam pembicaraan publik. Awalnya mobile marketing

menggunakan SMS, yang mungkin sampai saat masih banyak yang

menggunakannya. Mobile Marketing adalah seperangkat praktek pemasaran

yang memungkinkan organisasi atau pebisnis untuk berkomunikasi dan

terlibat dengan audiens mereka secara interaktif dan relevan melalui

perangkat mobile atau jaringan nirkabel. Dengan kata lain mobile marketing

adalah sistem pemasaran yang mengandalkan penayangan via mobile atau

21
sekarang di kenal dengan smartphone dengan menggunakan aplikasi

khusus.

7) Direct Marketing and database (Pemasaran langsung), yaitu penggunaan

surat, telepon, faksmile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara

langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan

prospek tertentu.

8) Personal Selling (Penjualan personal), yaitu interaksi tatap muka dengan

satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi,

menjawab pertanyaan atau pengadaan pesan. Penjualan personal adalah alat

yang paling efektif dalam membangun preferansi, keyakinan, dan tindakan

pemeli. Kegiatan personal selling ini biasanya dilakukan oleh seseorang

yang dinamakan sales promotion girls (SPG) atau sales promotion boys

(SPB).

2.3 Keputusan Pembelian

Pengertian mengenai perilaku konsumen oleh perusahaan selaku produsen

sangat penting dan perlu diperhatikan lebih lanjut. Menurut (Kotler & Keller,

2016) perilaku konsumen merujuk pada perilaku membeli konsumen akhir

individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi

pribadi. Seluruh konsumen akhir yang digabungkan akan membentuk pasar

konsumen. Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang

mempengaruhi para konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai cara

konsumen melakukan keputusan pembelian. Kita dapat membedakan lima peran

yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian:

22
1) Pencetus: Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli

produk atau jasa.

2) Pemberi pengaruh: Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan.

3) Pengambil keputusan: Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap

komponen keputusan pembelian-apakah membeli, tidak membeli,

bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

4) Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5) Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa tertentu.

Ada beberapa tipe perilaku keputusan dalam membeli. Semakin kompleks

keputusan biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan

semakin banyak pertimbangan. Empat jenis perilaku pembelian menurut (Kotler

& Keller, 2016) antara lain:

1) Perilaku pembelian yang rumit

Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka

sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar

antar merek.

2) Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat

sedikit perbedaan antar merek. Keterlibatan yang tinggi disadari oleh fakta

bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.

23
3) Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan

tidak adanya perbedaan antar merek yang signifikan.

4) Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang

rendah tetapi perbedaan antarmerek signifikan. Dalam situasi ini,

konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi

karena mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan.

Hal ini menyimpulkan bahwa ada beberapa jenis perilaku dalam keputusan

pembelian, yang masing-masing perilaku konsumen dipengaruhi oleh kebiasaan,

merek, situasi, dan juga banyaknya pilihan alternatif yang ada. Perilaku pembelian

untuk produk makanan cenderung masuk ke dalam tipe perilaku yang ketiga yaitu

membeli karena kebiasaan, tetapi bisa juga masuk tipe perilaku membeli yang

mencari keragaman.

2.4 Tahapan Proses Pengambilan Peputusan

Tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen

harus melewati lima tahap yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi,

evalusasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler &

Keller, 2016). Dari tahapan proses pengambilan keputusan pembelian yang

dikemukakan oeleh kotler dan keller di atas dapat di lihat pada gambar berikut:

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Pasca


Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Gambar 1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

24
Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah atu ari kebutuhan normal seorang seperti rasa lapar,

harus naik ketingkat maksimum dan menjadi dorongan, atau kebutuhan bisa

timbul akibat rangsangan eksternal. Seorang mungkin mengagumi mobil baru

tetangga atau melihat iklan televisi yang memicu pemikiran tentang kemungkinan

melakukan pembelian.

Pemaasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu

dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.terutama untuk

pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah, paket hiburan, dan pemilihan

liburan, pemasaran mungkin harus meningkatkan motivasi konsumen sehingga

pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.

2) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level

rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan

perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi

produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk ke pencarian informasi

secara aktif: Mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko

untuk mempelajari produk tertentu.

25
3) Evaluasi alternatif

Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen

mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak ada

proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau

oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Bagaimana cara konsumen

mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian

tertentu..

4) Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua faktor

berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi

alternatif yang disukai seseorang. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak

terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

5) Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan

melihat fitur mengkhawatirkan atau mendengar hal-hal tentang merek lain dan

waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi

pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat

pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.

Karena itu tugas pemasaran tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus

mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pascapembelian, penggunaan

26
pasca pembelian. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan

akan kecewa jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas jika melebihi

harapan, pembeli akan sangat puas.

2.5 Kerangka Pikir

Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk

yang lebih baik, menawarkan dengan harga menarik, dan membuatnya mudah

didapat oleh pelangan sasaran. Agar strategi ini berhasil maka seorang pemasar

perlu mengkomunikasikannya pada pasar sasaran. Komunikasi ini diyakini

merupakan kumpulan dari semua unsur dalam komunikasi pemasaran terpadu

suatu organisasi yang memudahkan terjadinya pertukaran melalui pembentukan

arti bersama dengan konsumen atau iklim suatu organisasi,

Tujuan utama dari komunikasi pemasaran ini adalah untuk menyebarkan

informasi, mempengaruhi konsumen, untuk melakukan keputusan pembelian.

Model komunikasi ini dapat dilakukan dengan cara promosi. Promosi merupakan

suatu kegiatan untuk membujuk konsumen, dimana perusahaan

mengkomunikasikan mengenai produk, jasa atau pun ide, yang ditawarkan kepada

konsumen agar konsumen tersebut dapat melakukan keputusan pembelian. Dalam

menjalankan program promosi, perusahaan harus menggunakan alat promosi yang

berupa advertising, sales promotion, events and experiences, public relation and

publicity, direct marketing and database, online and social media marketing,

mobile marketing, dan personal selling.

Komunikasi yang efektif akan mendorong konsumen dalam menentukan

sikap, karena sikap ini menyangkut sebuah pilihan atau arah tindakan yang

27
memutuskan jadi tidaknya seorang konsumen membeli produk atu jasa.

Keputusan konsumen merupakan suatu bagian penting dari perilaku konsumen

dan dalam proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai kekuatan

baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar atau lingkungan sekitar,

agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai yang diinginkannya.

Kedelapan komunikasi pemasaran terpadu hampir seluruhnya dilakukan

oleh pihak OPPO di Kota Palu. Namun direct marketing and database (pemasaran

langsung) yang secara langsung seperti penggunaan surat, telepon, faksmile, e-

mail, bertatap muka dari rumah ke rumah untuk berkomunikasi secara langsung

meminta respon atau dialog dari pelanggan tidak mereka lakukan, serta public

relation and publicity seperti konferensi pers melalui media masa dan customer

service tidak mereka laksanakan. Sehingga dari komunikasi pemasaran terpadu itu

oppo smartphone di Kota Palu menggunakan 6 diantaranya seperti yang terlihat

pada gambar berikut ini:

28
Komunikasi Pemasaran
Terpadu

Advertising

Sales Promotion

Events And Experiences


Keputusan Konsumen Membeli
Smartphone OPPO di Kota Palu
Online And Social Media
Marketing
Keterangan:
Mobile Marketing
= Pengaruh Secara Simultan

Personal Selling = Pengaruh Secara Parsial

Gambar 2. Kerangka Pemikiran


2.6 Hipotesi

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta kerangka pemikiran

yang telah di buat di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis untuk acuan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1) Komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari advertising, sales promotion,

events and experiences, online and social media marketing, mobile marketing,

dan personal selling, berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

2) Advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

3) Sales promotion berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

29
4) Events and experiences berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

5) Online and social media marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

6) Mobile marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

7) Personal selling berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kausal. Tipe

penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang keputusan

konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu.(Umar, 2005) bahwa metode

riset deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan menyangkut sesuatu pada

waktu berlangsungnya riset. Penelitian kausal bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yang memakai

perhitungan-perhitungan statistik (Malhotra, 2006).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Fukultas

Ekonomi Universitas Tadulako di Kota Palu.

3.3 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan Fukultas Ekonomi Universitas Tadulako di Kota

Palu dengan objek penelitian tentang Integrated Marketing Communication (IMC)

Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Smartphone OPPO di Kota Palu.

Menurut (Sugiyono, 2014) pengertian objek penelitian adalah segala sesuatu yang

dapat terbentuk apa saja yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.

31
3.4 Jenis Data dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif

dan data kuantitatif:

1) Data kualitatif, adalah data berupa pendapat, kata-kata ataupun kalimat serta

gambar yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

2) Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka atau dapat dinyatakan

dalam angka atau data kualitatif yang diangkakan (skoring), seperti data

yang diperoleh dari hasil kuesioner.

3.4.2 Sumber Data

1) Data primer, merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari

sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil

pengisian kuesioner oleh responden.

2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik

berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan

penelitian. Data sekunder dari penelitian ini bersumber dari Kota Palu yang

berupa data pembelian smartphon OPPO.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara terlibat langsung ke lokasi

penelitian sehingga memberikan kejelasan dan kemudahan menemukan solusi

masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun teknik-teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

32
1) Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan

kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka

dan tertutup. Pertanyaan terbuka menyangkut identitas responden sedangkan

pertanyaan tertutup menyangkut dalam penelitian yang akan dilakukan.

Denga tujuan mengungkap pengaruh Integrated Marketing Communication

(IMC) yang terdiri dari variabel advertising, sales promotion, events and

experiences, public relation and publicity, direct marketing and database,

online and social media marketing, mobile marketing, dan personal selling,

terhadap keputusan konsumen membeli smartphone OPPO di Kota Palu.

2) Observasi, merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung pada objek penelitian di wilayah Kota Palu.

3) Wawancara. Merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti.

Dalam hal ini melakukan wawancara tanya jawab langsung kepada pembeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

3.6 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi menurut (Sugiyono, 2014) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan

pembelian smartphone OPPO di Kota Palu.

33
3.6.2 Teknik Penarikan Sampel

(Sugiyono, 2014) meberikan saran saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian yaitu: bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan

multivariant (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

Jumlah variabel dalam penelitian ini adalah 6 variabel yang terdiri dari

variabel independen advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan),

events and experiences (acara dan pengalaman), online and social media

marketing (pemasaran online dan media sosial), mobile marketing (pemasaran

mobile),dan personal selling (penjualan personal) dan variabel dependen

(keputusan pembelian. Maka jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti 10 x 6

= 60 responden. Hal ini juga atas pertimbangan terbatasnya waktu, dana dan

tenaga, menghadapi populasi yang begitu banyak

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2014) teknik purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan timbangan tertentu.

1) Berdasarkan mengisi kuesioner

2) Merupakan pembeli/pemakai smartphone OPPO

3) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

34
3.7 Operasional Variabel

3.7.1 Variabel Independen (X)

1) Advertising (Iklan) (X1)

Advertising (Iklan) adalah suatu kegiatan untuk mempromosikan

smartphone oppo melalui media cetak maupun elektronik untuk menarik minat

konsumen.

Adapun indikator dari variabel ini adalah:

a. Iklan televisi

b. Iklan radio

c. Iklan brosur

d. Iklan baliho

2) Sales promotion (promosi penjualan) (X2)

Promosi penjualan adalah suatu kegiatan dalam mempromosikan

smartphone OPPO melalui pendekatan langsung dengan menggunakan berbagai

macam insentif untuk merangsang pembelian. Indikator dalam variabel ini ialah:

a. Potongan harga

b. Cash back

c. Pembayaran kredit

d. Garansi

e. Bonus asesoris

35
3) Events And Experiences (Acara Dan Pengalaman) (X3)

Acara dan pengalaman yang dilakukan OPPO dalam mempromosikan

smartphone-nya dengan menggunakan acara atau kegiatan. Indikator variabel

yaitu:

a. Mensponsori acara olahraga sepak bola

b. Festival seni

c. Hiburan

d. Acara-acarq talk show dan ajang pencarian bakat X-Factor

4) Online And Social Media Marketing (X4)

Online And Social Media Marketing merupakan kegiatan dan promosi

online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara

langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau

menciptakan penjualan produk. Indikator dalam variabel ini adalah:

a. Situs jual beli online

b. Media sosial: Facebook, Instagram, Twiter, Whatapp, Dll

5) Mobile Marketing (Pemasaran Mobile) (X5)

Mobile marketing adalah sistem pemasaran yang mengandalkan

penayangan via mobile atau sekarang di kenal dengan smartphone dengan

menggunakan aplikasi khusus. Saat ini sekitar 80% pengguna internet lebih

memilih menggunakan media seluler dari pada komputer untuk berselancar di

dunia maya. Hal itu dikarenakan kemudahan dan keefektifitasan dalam

menggunakan smartphone dibanding menggunakan komputer. Indikator

dalam variabel ini adalah:

36
a. Pemasaran berbasis aplikasi

b. Pemasaran di dalam game online

c. Pemasaran melalui Penelusuran Iklan (Search Ads)

6) Personal Selling (Penjualan Personal) (X6)

penjualan pribada adalah suatu kegiatan yang dilakukan pemasar

smartphone OPPO dengan mengunjungai tempat-tempat khusus dalam

mempromosikan smartphone OPPO. Indikator dari variabel ini yaitu:

1) Sales promotion girls dan sales promotion boy

3.7.2 Variabel Dependen (Y)

Keputusan Konsumen (Y)

Keputusan kosumen membeli smartphone OPPO karena kualitas

smartphone yang baik dan tergolong smartphone mewah dan memiliki banyak

variant model yang kerenserta dilengkapi dengan fitur-fitur cangih. Indikator

variabel ini adalah:

1) Pengenalan masalah

2) Pencarian informasi

3) Evaluasi alternatif

4) Keputusan pembelian

5) Perilaku pasca pembelian

37
Table 2. Operasional Variabel
No Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
1 Komunikasi Advertising  Iklan televisi
pemasaran (iklan)  Iklan radio Likert
terpadu (X)  Iklan brosur
 Iklan baliho
Sales promotion  Potongan harga
(promosi  Cash back Likert
penjualan)  Pembayaran kredit
 Garansi
 Bonus asesoris
Event and  Mensponsori acara olahraga
experience sepak bola Likert
(acara dan  Festival seni
pengalaman)  Hiburan
 Acara-acara talk show dan
ajang pencarian bakat X-
Factor
Online and  Situs jual beli online
social media  Media sosial: Facebook,
marketing Instagram, Twiter, Whatapp, Likert
(pemasaran Dll
online dan media
sosial)
Mobile  Pemasaran berbasis aplikasi
marketing  Pemasaran didalam game
(pemasaran online Likert
mobile)  Pemasaran melalui
Penelusuran Iklan (Search
Ads)
Personal selling  Sales promotion girls dan
(penjualan salles promotion boy Likert
personal)
2 Keputusan  Pengenalan masalah
konsumen  Pencarian informasi
(Y)  Evaluasi alternatif Likert
 Keputusan pembelian
 Perilaku pasca pembelian

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan penelitian adalah

skala Likert. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

38
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan

data kuantitatif, (Sugiyono, 2014). Di mana skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan.

(Sugiyono, 2014) jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan diberi skor yaitu

sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju : Skor 5

ST = Setuju : Skor 4

RG = Ragu Ragu : Skor 3

TS = Tidak Setuju : Skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju : Skor 1

Skor dari setiap unsur jawaban tersebut berguna untuk keperluan analisis

kuantitatif.

3.8 Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

(Ghozali, 2005) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. misalnya kita ingin megukur autonomi seorang

kariawan dan kariawan tersebut di beri 4 (empat) pertanyaan, maka pertanyaan

39
tersebut harus dapat secara tepat mengungkapkan tingkat autonomi. Jadi validitas

ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-

betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Mengukur validitas dapat di lakukan dengan cara:

1) Melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk

atau variabel.

2) Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate

antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.

3.8.2 Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005)). Reabilitas sebenarnya

adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian regresi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji

multikolineritas.

3.9.1 Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2005) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

40
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2005) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot

antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut (Ghozali, 2005) dasar analisis

menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas adalah nilai tolerance dan

variance infuation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atausama

dengan nilai VIF >10. (Ghozali, 2005).

41
Tolerance yang semakin kecil atau mendekati 0 mengidentivikasikan

terjadinya multikolinearitas, sedangkan nilai VIF apabila < 10

mengidentivikasikan bahwa dalam model tidak terjadi multikolinearitas serius.

Apabila dalam model ternyata terjadi multikolinearitas, maka pengulangannya

dilakukan dengan mengeluarkan salah satu variabel yang berkorelasi kuat dengan

variabel lainnya.

3.10 Metode Analisis Data

Pemecahan masalah dalam pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian

ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif

untuk menganalisis data di lapangan sebagai bahan pemaparan atas sejumlah

temuan-temuan secara deskriptif. Metode ini digunakan untuk memberi gambaran

mengenai komunikasi pemasaran terpadu yang mempengaruhi Keputusan

Konsumen dalam Membeli Smartphone Oppo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Tadulako di Kota Palu. Kemudian kemudian menggunakan analisis

kuantitatif dengan alat analisis Statistik Parametrik Regresi Lincar Berganda

(Multiple Regrestion Analysis). Metode ini digunakan untuk mengukur dan

menganalisis besarnya pengaruh Integrated Marketing Communication

(advertising, sales promotion, events and experiences, public relation and

publicity, direct marketing and database, online and social media marketing,

mobile marketing, dan personal selling) terhadap keputusan konsumen membeli

smartphone OPPO di Kota Palu.

Menurut (Sugiyono, 2014) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti,

bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

42
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan

dilakukan bila jumlah fariabel independennya minimal dua.

Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Bila formulasi regresi liniar berganda tersebut diaplikasikan dalam

penelitian ini, akan diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut:

Dimana :

Y= kepuasan pelanggan

A= Konstan

X1= Advertising

X2= Sales promotion

X3= Events and experiences

X4= Online and social media marketing

X5= Mobile marketing

X6= Personal selling

3.10.1 Uji F (Uji Simultan)

Untuk menguji keberartian dari koefesien regresi secara serempak atau

simultan digunakan uji F, dengan bentuk pengujian sebagai berikut:

1. Bila nilai signifikansi, F (Sig. F) atau probabilitas ≤ (α = 0,05), maka terbukti

semua variabel independen (X) (Advertising, Sales promotion, Events and

experiences, Public relations and publicity, Online and social media

marketing, Mobile marketing, Direct and database marketing dan personal

43
selling) berpengeruh tidak secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen

(Y) (keputusan pembelian konsumen).

2. Bila nilai signifikansi, F (Sig. F) atau probabilitas ≥ (α = 0,05), maka terbukti

semua variabel independen (X) (Advertising, Sales promotion, Events and

experiences, Public relations and publicity, Online and social media

marketing, Mobile marketing, Direct and database marketing dan personal

selling) berpengaruh serempak secara nyata (signifikan) terhadap terhadap

variabel dependen (Y) (keputusan pembelian konsumen).

3.10.2 Uji T (Uji Parsial)

Untuk menguji pengeruh dari masing-masing faktor bebas secara parsial

terhadap faktor terikat (Y) digunakan alat statistik program komputer SPSS 16

dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Bila nilai signifikansi, T (Sig. T) atau probabilitas ≤ (α = 0,05), maka terbukti

secara parsial variabel independen (X) (Advertising, Sales promotion, Events

and experiences, Public relations and publicity, Online and social media

marketing, Mobile marketing, Direct and database marketing dan personal

selling) berpengeruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen (Y)

(keputusan pembelian konsumen).

2) Bila nilai signifikansi, T (Sig. T) atau probabilitas ≥ (α = 0,05), maka terbukti

secara parsial variabel independen (X) berpengeruh secara tidak nyata

(signifikan) terhadap variabel dependen (Y) (keputusan pembelian konsumen).

44
DAFTAR PUSTAKA

Cannon, J. P., Perreault, W. D., & McCarthy, J. (2009). Pemasaran Dasar:

Dendekatan Manajerial Global Buku 2 (16 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Diwati, F., & Santoso, T. I. (2015). Pengaruh Strategi Integrated Marketing

Communication (IMC) terhadap Keputusan Membeli Konsumen pada

Bisnis Tour & Travel di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. (2), 22.

Farid, S. (2014). Pengaruh Integrated Marketing Communication (IMC)

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza di Kota

Lamongan.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Hanafi, A., & Wahab, Z. (2017). Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu

Terhadap Keputusan Pembelian Pengunjung Serta Dampaknya Pada

Keputusan Perpanjangan Sewa Penyewa Kios di Palembang Square Mall

(PS Mall). Jurnal Manajemen Bisnis, 20(3).

https://doi.org/10.24912/jm.v20i3.20

Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Huda, N. (2014). Pengaruh Integrated Marketing Communication Terhadap

Keputusan Konsumen Dalam Membeli Mobil Merek Honda Jazz Pada PT.

Arista Auto Prima Cabang Pekanbaru. 1, 11.

Komunikasi. (2019). Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran (12 ed.). Jakarta:

Erlangga.

45
Kotler, P., & Keller, K. (2016). Marketing Management (15 ed.). United States of

America: Pearson Education.

Malhotra, N. K. (2006). Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan Jilid 2. Jakarta:

PT. Indeks.

Morisan, M. A. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu (Pertama).

Jakarta: Prenada Media Group.

Pratiwi, N. T., & Zaini, A. (2018). Pengaruh Integrated Marketing

Communication (IMC), Public Relations, Dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Pengunjung The Balava Hotel Malang. 4, 5.

Saladim, D. (2012). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Pelaksanaan

dan Pengendalian (3 ed.). Bandung: CV. Linda Karya.

Shimp, T. A. (2010). Advertising, Promotion & Other Aspects of Integrated

Marketing Communication (8 ed.). Canada: Cengage.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Umar, H. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

46

Anda mungkin juga menyukai