PROPOSAL
Diajukan Untunk Memenuhi Salah Satu Tugas UAS Mata Kuliah Metode Penelitian
Oleh
WAHID YUSRONI
NIM : 205120133
2022
i
ii
DAFTAR ISI
2. Wawancara ............................................................................... 33
3. Dokumentasi ............................................................................ 34
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 34
1. Reduksi Data ............................................................................ 35
2. Penyajian Data ......................................................................... 35
3. Verfikasi Data .......................................................................... 35
G. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu
mereka. Perusahaan yang ingin survive harus mempunyai nilai lebih yang
produk yang dihasilkan perusahaan sangat beragam. Perusahaan tentu saja ingin
1
Budiyanto, “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan”,
Skripsi tidak diterbitkan (Surabaya: STIESIA, 2014), h. 2.
i
2
yang diinginkan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
strategi pemasaran yang inovatif agar dapat bersaing dan mampu melangsungkan
pelaku bisnis di pasar, maka tingkat persaingan semakin meningkat tajam dari
tahun ke tahun.2
fasilitas yang memadai bagi konsumennya agar mereka merasa puas terhadap jasa
yang mereka rasakan dan mereka mau menjadi pelanggan. Kualitas pelayanan
suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat
2
Mayang Septa Mardiyani, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas
Terhadap Kepuasan Pelanggan”, Skripsi tidak diterbitkan (Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro Semarang , 2013), h. 19.
3
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: Andi, 2004), h 54.
3
pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwaa citra kualitas yang baik bukan
dilihat dari persepsi pihak penyedia jasa, tetapi merupakan penilaian menyeluruh
atas keunggulan suatu jasa. Kualitas dibentuk oleh perbandingan antara ideal dan
maka nasabah akan senang dan cenderung untuk mencoba kembali. Akan tetapi,
apabila perusahaan gagal memberikan pelayanan dan tidak sesuai dengan harapan
nasabah, maka nasabah akan kecewa dan pada akhirnya akan pindah ke
pembiayaan konsumen dan barang modal. Sesuai dengan visi PT BFI Finance
Indonesia Tbk (BFI) “menjadi partner solusi keuangan yang turut berkontribusi
terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat”, maka salah satu fokus pembiayaan
BFI adalah kepada sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) melalui
produk refinancing atau penyediaan dana dengan jaminan kendaraan (mobil dan
motor) yang telah dimiliki oleh konsumen. Pembiayaan kepada UMKM umumnya
Provinsi Sulawesi Tengah. PT BFI Finance Tbk cabang Kotaraya ini tentu untuk
4
Buchari Alma, Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung:
Alfabeta, 2016), h. 282
4
Ekonomi Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pelayanan PT. BFI Finance Cabang Kotaraya
Moutong?
berikut:
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
informasi bagi semua pihak khususnya di IAIN Palu dan referensi dalam bidang
ilmu yang terkait. Penelitian ini menjadi media belajar bagi penulis dalam
menyusun karya ilmiah semoga menjadi bahan masukan dan semoga dapat
b. Kegunaan Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
2016” Dimana titik berat penelitian ini ada pada strategi pelayanan
Barat, pada tahun 2015” dimana titik beratnya penelitian ini pada Strategi
5
Yusron Musthafa Kamal, ”Strategi Pelayanan Customer Service dalam Meningkatkan
Jumlah Nasabah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rawamangun”, Skripsi tidak
diterbitkan (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 1.
7
tambahkan!!!
3. Penelitian yang dilakukan Sri Atun Chasanah, Mahasiswa strata satu (S1),
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
6
Rustian Zaka Rullah, “Strategi Pelayanan dalam Meningkatkan Kepuasan Nasabah
dalam Sistem Murabahah pada Leasing FIF Syariah Taman Palem Jakarta Barat”, Skripsi tidak
diterbitkan (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 1.
7
Sri Atun Chasanah, “Strategi Pelayanan dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi tidak diterbitkan (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2015), h. 1.
8
B. Strategi
para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari kata
Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan
ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai
sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan.
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organiasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
9
tersebut dapat dicapai.8 Quinn mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau
rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh.9
pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang
unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan
Dari kedua pendapat diatas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu
rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan dan tindakan yang harus
keunggulan kompetitif. Hal ini seperti yang diungkapkan Ohmae bahwa strategi
8
Marrus, Manajemen Stragtejik (Jakarta: Rajawali Press, 2002), h 31.
9
Robert E Quinn, Diagnosing and Changing Organizational Culture: Based on the
Competing Values Framework. Reading, (Massachusetts: Addsion Wesley, 1999), h 10
10
Ohmae, The Borderless World Power and Strategy in the Interlinked Economy, (New
York: Copyright McKinsey and Company Inc, 1999), h 10.
10
memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap
perusahaan atau organisasi harus diarakan bagi para pelanggan. Hal ini seperti
yang dijelaskan Hamel dan Prahalad bahwa strategi merupakan tindakan yang
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan.11 Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari
apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
C. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah setiap kegiatan dan manfaat yang dapat diberikan oleh
suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak perlu
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat
Hal yang sama juga diungkapan oleh Jasfar yang menyatakan bahwa
pelayanan merupakan setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak
11
Hamel dan Prahalad, Management (New Dehli: Tata McGraw Hill, 1995),h 31.
12
Kolter, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Indeks, 1993), h 352.
13
Tjiptono, Prinsip-prinsip Total Quality Service (Yogyakarta: Andi, 2000), h 6.
11
berwujud fisik, kemudian pelanggan terlibat secara aktif dalam proses produksi
produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha
pelayanan ini merupakan sebuah aktivitas yang ditawarkan oleh seseorang kepada
orang lain pada intinya tidak berwujud serta tidak pula menyebabkan kepemilikan
berkaitan dengan definisi kualitas menurut Davis dalam Yamit yang menyatakan
produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil
akhir yaitu produk dan jasa/pelayanan akan tetapi juga menyangkut manusia,
proses, dan lingkungan yang ikut serta dalam penciptaan maupun penyampaian
14
Farida Jasfar, MANAJEMEN JASA Pendekatan Terpadu (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005) h. 17
15
Zaenal Mukarom dan Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Pelayanan Publik,
(Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015), h. 80
16
Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Yogyakarta:Ekonisia, 2010), h.
8
12
berkualitas tanpa memiliki sumber daya manusia, maupun peralatan yang unggul.
adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
yang tidak berwujud dan tidak berakibat pada pemilikan sesuatu pada jual beli
barang atau jasa sehingga orang tersebut memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
2. Kualitas Pelayanan
memenuhi atau sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Selanjutnya dalam
kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
17
M.N Nasution, Manajemen Jasa Terpadu, Cetakan ke dua (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), h. 41
18
Ibid., h. 41
19
Tjiptono, Service Management Mewujudkan Layanan Prima (Yogyakarta: Andi, 2011),
h 59.
13
(aktivitas/tindakan tidak kasat mata) yang sesuai dengan standar yang telah
konsumen.
Kualitas pelayanan itu sendiri harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan
berakhir pada persepsi pelanggan.20 Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan
tidak hanya dilihat berdasarkan sudut pandang produsen melainkan dari persepsi
untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan”. 21 Jadi, apabila
sebaliknya, apabila pelayanan yang diterima oleh pelanggan lebih rendah dari
pelanggan akan buruk dan tidak memuaskan sehingga dapat melemahkan ikatan
20
Farida Jasfar, MANAJEMEN JASA Pendekatan Terpadu, h. 48
21
M.N Nasution, Manajemen Jasa Terpadu, h. 45
14
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
konsumen. Hal ini bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut
pandang penilaian persepsi pelanggan. Dalam hal ini konsumen adalah pihak yang
kinerja pelayanan adalah kinerja dari pelayanan yang benar-benar dapat dirasakan.
pelayanan.22 Jadi bukan antara persepsi dan harapan pelanggan terhadap kualitas
22
Parasuraman dkk, Delivering Service Quality (New York: The Free Press, 1988), h. 35.
15
beberapa atribut yang harus kita mengerti terlebih dahulu yang berkaitan dengan
kinerja suatu jasa sering bervariasi, tergantung dari sisi penyedia jasa dan
pelanggan,
d. Hasil pelayanan atau dalam hal ini produknya, tidak dapat dipisahkan dari
kualitas pelayanan yang dirasakan oleh satu orang dengan lainnya pasti berbeda,
yang diberikan.23
pelayanan agar dapat menimbulkan image yang baik bagi perusahaan serta dapat
23
Budiyanto, “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan”,
Skripsi tidak diterbitkan (Surabaya: STIESIA, 2014), h 6.
16
meliputi:24
a. Kepemimpinan
terhadap perusahaan.
b. Pendidikan
sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan
c. Perencanaan
visinya.
d. Review
24
A Muwafik Saleh, Manajemen Pelayanan (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h 105.
17
e. Komunikasi
implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu diberi
meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, dan rasa kepemilikan setiap
orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar
Berry dalam Jasfar telah berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor yang dinilai
pelanggan dan merupakan faktor utama yang menentuan kualitas jasa, yaitu acces,
25
Farida Jasfar, MANAJEMEN JASA Pendekatan Terpadu, h. 51
18
a. Tangible, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang
b. Acces, yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi
fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu lama,
bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan.
kebutuhan pelanggan.
e. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja dan kemampuan
26
M.N Nasution, Manajemen Jasa Terpadu, h. 56
19
j. Security, yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Aspek ini
kelompok fokus (focus group), dari kesepuluh faktor penentu kualitas jasa yang
emphaty. Kelima faktor pokok penentu kualitas jasa tersebut yakni sebagai
berikut:
b. Emphaty (empati)
c. Reliability (keandalan)
tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa secara tepat
27
Ibid., h. 56
20
waktu, dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan
terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negatif yang tidak
seharusnya terjadi.
e. Assurance (jaminan).
5. Unsur-unsur Pelayanan
memuaskan para pelanggan lama dan baru. Menurut Sugiarto, pelayanan yang
baik menciptakan loyalitas pelanggan yang semakin melekat erat dan pelanggan
tidak berpaling pada perusahaan lain30. Oleh karena itu, produsen perlu menguasai
unsur-unsur berikut:
28
Farida Jasfar, MANAJEMEN JASA Pendekatan Terpadu, h. 51
29
Ibid., h. 51
30
Sugiarto, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1999), h 42-45.
21
a. Kecepatan
pelanggan minimal sama dengan batas waktu standar pelayanan yang ditentukan
oleh perusahaan.
b. Ketepatan
c. Keamanan
d. Keramah tamahan
mempunyai sikap sopan dan ramah. Oleh karena itu keramah-tamahan sangat
e. Kenyamanan
Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa dirinya diterima apa adanya.
konsumen.
6. Proses Pelayanan
22
a. Core service
b. Facilitating service
c. Supporting service
31
Sutopo dkk, Pelayanan Prima, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, 2003), h 13.
23
7. Standar Pelayanan
pembakuan pelayanan yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
Dalam teori pelayanan, pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar
pelayanan minimal (SPM). SPM adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara negara kepada masyarakat untuk
pelayanan.
disebut prima jika mampu memuaskan pelanggan atau sesuai harapan pelanggan.
32
Goetsch dan Davis, Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 1994), h 14-18.
24
pelayanan sesuai tugas dan fungsinya agar tingkat keprimaan pelayanan dapat
diukur.
D. Ekonomi Islam
Islam yaitu pada batasan-batasan moral dan kepemilikan. Untuk lebih jelasnya
33
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,
1998), h. 3.
25
ekonomi yang terjadi dan memisahkan dari aspek norma dan etika. Memasukkan
dalam rangka menjalankan misi syariat Islam. Tentunya hal tersebut dilakukan
tidaklah hanya berorientasi pada komitmen materi semata, namun sebagai bagian
Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang
34
Monzer Kahf, The Islamic Economy: Analytical Study Of The Functioning Of The
Islamic Economic System, (Plainfield In Muslim Studies Association Of US And Canada, 1978),
h. 16.
35
Tim P3EI UII Dan BI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.
32.
26
untuk bersikap professional yakni dapat bekerja dengan cepat dan tepat sehingga
kepada manusia agar selalu terikat dengan hukum syara’ dalam menjalankan
seseorang telah memluk islam sebagai keyakinan dalam aqidahnya, maka baginya
wajib untuk terikat dengan seluruh syariah Islam dan diwajibkan untuk
menyembah Allah swt sesuai dengan cara yang sudah dijelaskan. Berikut ini akan
media komunikasi dan hal-hal lainnya yang bersifat fisik. Salah satu catatan
dengan begitu perasaan seseorang saat melihat akan merasa nyaman dan bila
dipandang. Salah satu yang menjadi daya tarik nasabah dari segi kualitas yaitu
dengan berpenampilan yang baik agar nasabah merasa nyaman dan puas. Tidak
hanya penampilan fisik diri akan tetapi dari fasilitas yang diberikan.
2. Emphaty (empati)
keluhan konsumen.
Perwujudan dari sikap empati ini akan membuat konsumen akan merasa
dan membantu akan meningkatkan persepsi dan sikap positif nasabah terhadap
pelayanan lembaga.
3. Reliability (keandalan)
dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Artinya pelayanan yang berikan handal
28
dan bertanggung jawab, karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan
memberikan pelayanan yang baik, maka resiko yang akan terjadi akan
ditinggalkan oleh pelanggan. Sebagai seorang muslim telah ada contoh teladan
atau muamalah.
5. Assurance (jaminan)
kepercayaan, rasa aman, bebas dari resiko atau bahaya, sehingga membuat
konsumen merasakan kepuasan dan akan loyal terhadap lembaga penyedia jasa.
29
kesopanan dan kelemahlembutan akan menjadikan rasa aman bagi konsumen dan
BAB III
METODE PENELITIAN
ilmiah ini, mengacu pada objek atau sasaran yang akan diteliti sehingga
yaitu keseluruhan data yang sudah dikumpulkan diolah dengan menyeleksi data
Ekonomi Islam, maka penelitian yang bersifat deskriptif sangat tepat untuk
penelitian kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada proposal skripsi ini pada PT. BFI Finance Cabang
36
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. X; Bandung: Remaja rosda
Karya, 1999), h. 3.
31
yang signifikan, dan sejauh penelusuran penulis belum ada yang secara khusus
meneliti tentang Strategi Pelayanan PT. BFI Finance Cabang Kotaraya Kecamatan
C. Kehadiran Peneliti
penulis sebagai pengamat penuh yang mengamati secara teliti segala sesuatu yang
orang lain sebagai alat utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar lebih
dilapangan.37
membawa surat izin peneliti dari kampus IAIN Palu yang ditujukan kepada
37
S. Magono, Penelitian Pendidikan, (Cet. II: Rineka Putra Cipta,2000), h. 38.
32
Parigi Moutong serta para informan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Para
yang sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, walaupun belum secara
sendiri, agar dapat kejelasan informasi yang lebih akurat dan jelas.
Jenis data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terbagi
Sumber data tersebut meliputi segenap unsur yang terkait dalam penelitian,
kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
1. Observasi
33
menemukan cara yang tepat untuk memecahkan masalah dan mengolahnya, tentu
dalam observasi ini diharapakan mengamati keadaan yang wajar tanpa ada usaha
tetapi observasi yang dilakukan sesuai kenyataan melukiskan secara cermat dan
tepat.
2. Wawancara
yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
38
Ibid, h.116.
34
penelitian.39
penjelasan dari konsep yang telah diperoleh. Tehnik pengumpulan data dengan
objek observasi yang sedang diteliti wawancara yang dilakukan adalah wawancara
3. Dokumentasi
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori
39
Nasution, Metode Research, (Cet. V : Jakarta: PT. Bumi Aksara,2002), h. 106.
35
yang menganalisis data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buka
1. Reduksi data
Yaitu tahapan uraian lengkap data yang didapat dilapangan pada saat
kumpulan data sesuai dengan tujuan dan arah yang di maksudkannya. Reduksi
nantinya data tersebut dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan skripsi ini.
2. Penyajian data
yang diperoleh dari lapangan penelitian. Model- model data yang disajikan dalam
bentuk penjelasan atau penilaian kata-kata sehingga data yang tidak dipahami
3. Verifikasi data
sesuai dengan kebutuhan dan telah terpolakan. Hal ini juga bertujuan agar data
selanjutnya.
salah satu tahapan yang penulis lakukan dengan cara tri-angulasi yakni mengecek
atau meneliti kembali sumber data, metode yang dipakai dan menghubungkannya
dengan pendapat teori yang ada, dengan melakukan tahapan ini maka data yang
diperoleh dituangkan ke dalam karya ilmiah sehinga benar bahwa data valid dan
akurat.
adalah “keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
terhadap data yang diperoleh baik itu pada diri penulis sendiri maupun para
pembaca sehingga dikemudian hari tidak ada yang dirugikan terutama penulis
yang telah mencurahkan segenap tenaga dalam penyusunan karya ilmiah ini.
40
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 171.
37
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Dahlan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1995.
Hamel dan Prahalad, Management, New Dehli: Tata McGraw Hill, 1995.
Ohmae, The Borderless World Power and Strategy in the Interlinked Economy,
New York: Copyright McKinsey and Company Inc, 1999.
38
Parasuraman, dkk, Delivering Service Quality, New York: The Free Press, 2006.
Rangkuti Freddy, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Rahma, Hijria. “Strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Palu Pada Pembiayaan
Murabahah dalam Mengembangkan Usaha Mikro di Kecamatan Palu
Selatan”, Skripsi tidak diterbitkan. Palu: IAIN Palu, 2015.
Syekh H Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam. Jakarta; Prenada Media
Group, 2006.