Anda di halaman 1dari 66

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN PEMBERIAN

HADIAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BANK 9


JAMBI KANTOR CABANG SUNGAI PENUH

PROPOSAL

Disusun oleh:

CINDY NOLA OKTARINI


NIM: 2010401079

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat

dan karunia-nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan

judul “Pengaruh Strategi Pemasaran dan Pemberian Hadiah Terhadap

Loyalitas Nasabah Pada Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh”

Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang

telah membimbing umat manusia dari kejahilan kepada kebenaran, dan Semoga isi

dan makna yang terkandung dalam proposal ini dapat membantu pembaca

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal ini dapat

bermanfaat. Penulis juga menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari segala

kekurangan, untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaaan proposal ini dan

menjadi pedoman selanjutnya bagi penulis.

Sungai penuh,

Cindy Nola Oktarini


Nim:2010401079

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian ...............................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................3
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Grand theory ....................................................................................4
2.2 Loyalitas Nasabah ............................................................................5
2.2.1. Loyalitas Nasabah Dalam Perspektif Islam..............................6
2.2.2. Indikator Loyalitas Nasabah.....................................................6
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah..........7
2.3 Strategi Pemasaran ............................................................................7
2.3.1 Defenisi Strategi Pemasaran........................................................7
2.3.2 Strategi Pemasaran Dalam Perspektif Islam................................8
2.3.3 Indikator Strategi Pemasaran.......................................................9
2.3.4 Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Loyalitas......................9
2.4 Pemberian hadiah...............................................................................10
2.4.1 Defenisi pemberian hadiah..........................................................10
2.4.2 Pemberian hadiah dalam perspektif islam...................................11
2.4.3 Indikator pemberian hadiah.........................................................13
2.4.4 Pengaruh pemberian hadiah terhadap loyalitas nasabah.............13
2.5 Pengaruh strategi pemasaran dan pemberian hadiah terhadap minat...14
2.6 Penelitian Relevan................................................................................14
ii
2.7 Kerangka Konseptual............................................................................18
2.8 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................20
3.2 Lokasi Penelitian................................................................................20
3.3 Defenisi Operasional Variabel............................................................20
3.4 Populasi Dan Sampel..........................................................................21
3.5 Sumber Dan Jenis Data.......................................................................21
3.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................22
3.7 Intsrumen Penelitian...........................................................................22
3.8 Uji Instrumen Penelitian.....................................................................23
3.9 Uji Asumsi Klasik..............................................................................23
3.10Teknik Analisis Data..........................................................................24
3.11Uji Hipotesis.......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Ketatnya persaingan dunia bisnis dan dan perkembangan menyebabkan

pemasar harus memiliki strategi pemasaran paling tepat sesuai dengan kondisi

perusahaan dan iklim bisnis yang dihadapi saat ini. Untuk menghadapi segala

persaingan yang ada para pemasar berusaha untuk mempertahankan setiap nasabah

dengan memberikan value dan meningkatkan peforma bisnis perusahaannya, yang

diimplikasikan melalui aktivitas-aktivitas pemasaran relasional. dihadapkan dengan

kebijakan pemerintah dengan diterbitkannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi

lembaga keuangan khususnya bank konvensional.

Hal ini membuat Bank 9 jambi cabang sungai penuh harus peka dalam

mengikuti perubahan situasi dan kebijakan pemerintah tersebut untuk dapat tetap

mendapatkan peluang pasar. Peningkatan kredibilitas perusahaan sangat dibutuhkan,

akan tetapi hal itu tidak mudah. Diperlukan strategi yang tepat agar tujuan usaha

dapat dicapai secara optimal, khususnya di bagian pemasaran (marketing). Terdapat

beberapa strategi yang diterapkan oleh Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh dalam

menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana masyarakat daerah. Strategi

tersebut diantaranya melalui strategi pemasaran dan strategi pemberian hadiah.

Strategi bank yang pertama ialah strategi pemasaran. Pemasaran adalah suatu

sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan

1
2

harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan

keinginan dan mencapai sasaran pasar serta tujuan perusahaan.

Strategi ini menekankan kepada keahlian seorang marketing dan costumer

service untuk menyampaikan dan menerangkan tentang produk-produk yang tersedia

di bank dengan tujuan agar menarik minat nasabah untuk menabung. . Kedua adalah

melalui strategi pemberian hadiah, strategi ini merupakan salah satu strategi yang

dilakukan banyak bank untuk menarik dana dari nasabah. Dengan demikian maka

diharapkan nasabah merasa senang dan bersikap loyal terhadap bank tersebut.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok dalam suatu perusahaan

untuk mendapatkan laba/keuntungan. Kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus

dapat memberikan kepuasan kepada konsumen agar perusahaan tetap bisa

berkembang, atau konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan

tersebut. Pemasaran ini juga merupakan ilmu pengetahuan yang objektif yang

diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja

dari aktivitas bisnis dalam membentuk,mengembangkan,dan mengarahkan pertukaran

yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen

atau pemakai. Sebagai strategi bisnis, pemasaran merupakan tindakan penyesuaian

suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapai kenyataan bisnis baik

dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah.


3

Selanjutnya strategi pemberian hadiah, strategi ini merupakan salah satu

strategi yang dilakukan banyak bank menarik dana dari nasabah. Pemberian hadiah

tersebut bisa berupa mobil,motor,emas,serta berbagai hadiah lainnya sehingga

diharapkan nasabah merasa diuntungkan karena telah meningkatkan tabungannya di

bank tersebut.

Nasabah yang menyimpan dananya di Bank seperti: tabungan, giro, dan

deposito. Maka layak diberikan hadiah oleh bank dengan syarat memenuhi

ketentuan yang berlaku. Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Adapun giro adalah simpanan yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,bilyet giro,sarana

perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Sedangkan

deposito ialah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.

Hadiah memiliki pengaruh yang signifikan untuk mewujudnya ikatan dan

hubungan sosial, sehingga momen-momen pemberian hadiah senantiasa terulang baik

dalam acara-acara keagamaan, kemasyarakatan, dan lainnya. Dengan pemberian

hadiah, terwujudlah kesempurnaan untuk meraih kecintaan, kasih sayang, sirnanya

kedengkian, dan terwujudnya kesatuan hati. Hadiah dalam perbankan adalah

pemberian yang bersifat tidak mengikat dan bertujuan agar nasabah loyal kepada

bank.
4

Menurut Kotler dan Keller (2009), menciptakan hubungan yang kuat dan erat

dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar, dan hal ini bisajadi sebagai kunci

keberhasilan jangka panjang. Hubungan yang kuat dengan pelanggan akan dapat

menciptakan tingkat kepuasan, dan jika kepuasan dirasakan terus menerus dalam

jangka waktu yang lama, maka akan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap

perusahaan.

Menurut undang–undang tentang perlindungan konsumen,pasal 1 ayat 2

nomor 8 tahun 1999 menyebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai

barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri

sendiri,keluarga,orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

Hadiah merupakan salah satu alat promosi kadang diperlukan untuk

meningkatkan volume penjualan. Promosi penjualan mengandung insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Pemberian

hadiah atau penghargaan kepada konsumen atau langganan lama dapat mendorong

mempopulerkan nama perusahaan. Hadiah mungkin paling dinanti-nanti oleh para

konsumen atau nasabah.

Direktur Utama Bank Jambi memperoleh predikat Bankir terbaik dalam

Banker of The Year Award 2022 yang diselenggarakan Ikatan Bankir Indonesia pada

akhir bulan lalu. Anugerah ini adalah untuk kali kedua Bank Pembangunan Daerah

asal Provinsi Jambi tersebut memperoleh penghargaan, dan yang sangat


5

membanggakan pada tahun 2022 ini Direktur Utama Bank Jambi berhasil mendapat

peringkat 9 bankir terbaik. kinerja bank selalu terjaga dan selalu meningkat. Terbukti

pada tahun 2022 ini Bank Jambi berhasil mendapat 3 penghargaan dari Infobank.

Adapun penghargaan yang diperoleh Bank Jambi tahun 2022 pertama, mendapat

predikat sangat Bagus untuk kinerja keuangan 2020-2021. Kedua, berpredikat

“Sangat Bagus” selama 25 tahun berturut-turut. Ketiga, skor yang diraih Bank Jambi

tahun ini merupakan skor yang tertinggi dalam rating bank 2022, dari 107 bank yang

dirating.

Berdasarkan Sepanjang 2022 misalnya, sesuai laporan audit KAP dengan

opini wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan serta kinerja keuangan

dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan di Indonesia serta sesuai RUPS 2023 untuk tahun buku 2022

pada 29 Januari 2023, Bank Jambi mencatatkan laba bersih Rp342 miliar. Capaian

laba bersih ini meningkat dari laba tahun 2021 lalu yang mencapai Rp314 miliar.

“Secara rata-rata angka laba bersih itu naik 9,11 persen dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Kenaikan laba ini seiring dengan rasio profitabilitas, return

on asset (ROA, red), dan return on equity (ROE, red) yang juga tercatat tumbuh.

ROA Bank Jambi mencapai 3,59 persen, naik dari 3,20 persen pada tahun

sebelumnya,” kata pria yang disapa Bang El ini. Berdasarkan obsevasi awal pada

tanggal 17 november 2023 jumlah nasabah Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh

berjumlah 22.388 orang


6

Loyalitas didefinisikan sebagai kesetiaan pada sesuatu dengan rasa cinta,

sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk

berpindah ke sesuatu yang lain. Strategi pemasaran yang dilakukan Bank 9 Jambi

Kantor Cabang Sungai Penuh terhadap deposan ialah dengan menawarkan berbagai

macam program, yang dimana program tersebut ditawarkan kepada deposan jenis

retail maupun deposan priority.

Adapun mekanisme pemberian hadiah dalam Bank 9 Jambi Kantor Cabang

Sungai Penuh ialah pemberian hadiah dilakukan bertujuan agar nasabah loyal

terhadap Bank 9 Jambi Kantor Cabang Sungai Penuh. Pemberian hadiah ini

beranekaragam seperti: pemberian hadiah kepada nasabah prioritas dan pemberian

hadiah dengan adanya undian baik dalam produk tabungan,giro,ataupun deposito.

Dimana dalam pemberian hadiah undian ini terdapat dua instrumen yaitu: hadiah

utama dan hadiah hiburan. Terlepas dari keanekaragaman pemberian hadiah ini,

sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang atau hadiah tersebut sama-

sama menjadi tanggung jawab kantor pusat. Dana ini diperoleh dari keuntungan Bank

9 Jambi Cabang Sungai Penuh sepenuhnya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian

yang berbentuk proposal dengan judul: “Pengaruh Strategi Pemasaran dan

Pemberian Hadiah Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank 9 Jambi Kantor

Cabang Sungai Penuh”.


7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat

mengidentifikasi berbagai masalah dalam penelitian ini,antara lain:

1.2.1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah Nasabah Bank 9

Jambi Cabang Sungai Penuh yaitu segi Strategi Pemasaran dan Pemberian

Hadiah.

1.2.2. Batasan yang diteliti dalam penelitian ini adalah nasabah pada Bank 9 Jambi

Cabang Sungai Penuh.

1.3 Batasan Masalah

Setiap permasalahan yang ada hakikatnya sangat kompleks,sehingga penulis

tidak dapat menyelidikinya secara keseluruhan karena keterbatasan yang ada dalam

diri penulis dan hanya permasalahan yang ada dalam fokus penelitian ini yang dapat

penulis kaji lebih dalam. Maka dari itu penulis menganggap perlu untuk membatasi

permasalahan yang telah teridentifikasi yakni pada strategi pemasaran dan pemberian

hadiah terhadap loyalitas nasabah pada Bank 9 Jambi Kantor Cabang Sungai Penuh,

sedangkan untuk responden yang akan diuji dibatasi hanya nasabah dari Bank 9

Jambi Kantor Cabang Sungai Penuh.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1. Apakah strategi pemasaran berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank

9 Jambi Cabang Sungai Penuh ?

1.4.2. Apakah strategi pemberian hadiah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah


8

di Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh ?

1.4.3. Apakah strategi pemasaran dan pemberian hadiah secara bersama-sama

berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank 9 Jambi Cabang Sungai

Penuh?

1.5 Tujuan Penelian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1.5.1. Untuk mengetahui sejauh mana strategi pemasaran berpengaruh terhadap

loyalitas nasabah di Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh

1.5.2. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian hadiah berpengaruh terhadap

loyalitas nasabah di Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh

1.5.3. Untuk mengertahui sejauh mana strategi pemasaran dan pemberian hadiah

secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank 9

Jambi Cabang Sungai Penuh

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, di

antaranya:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk mengimplementasikan

ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah pada jenjang S1

program studi perbankan syariah. Penelitian ini juga menambah pengetahuan dan

pemahaman penulis mengenai strategi pemasaran,pemberian hadiah dan loyalitas


9

nasabah serta Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh.

2. Bagi Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh

Sebagai kontribusi ilmiah untuk menambah ilmu dan wawasan pengetahuan.

Selain itu profosal ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan atau informasi

bagi Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh untuk meningkatkan serta

mengembangkan usaha dengan tetap memperhatikan serta memberdayakan

potensi ekonomi daerah.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca

tentang strategi pemasaran,pemberian hadiah,loyalitas nasabah pada Bank 9

Jambi Cabang Sungai Penuh.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,

mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan

pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara

efisien dan efektif. Didalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan

menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan

lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang

untuk merebut dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkanurutan dan fungsi-

fungsi manajemen itu. Menurut kristiawan manajemen merupakan ilmu dan

seni yang mengatur, mengendalikan menkomunikasikan dan memanfaatkan

semua sumber yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi

manajemen untum mencapai tujuan.

Wilson menyatakan manajemen adalah rangkaian aktivitas-aktivitas

yang dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai

10
11

tujuannya.Selanjutnya menurut Koontz,menyatakan bahwa manajemen adalah

seni yang paling produktif selalu didasarkan pada pemahaman terhadap ilmu

mendasarinya. Namun ruang lingkup manajemen tidak terbatas hanya pada

leader.Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen. Sebagaimana

yang telah disebutkan bahwa manajemen itu adalah seni dalam mengelola.

Sebuah seni tentunya tidak hanya menggunakan satu metode semata.

Metode yang digunakan haruslah banyak untuk kemudian

menjadikannya sebagai seni yang bernilai tinggi.Begitu pula dengan

manajemen.Untuk menata sebuah sistem harus memiliki manajemen yang

baik dan handal agar sistem tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan :Perencanaan, Pengorganisasian, Menggerakan Dan Pengawasan

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber

lain.

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang igin dicapai, untuk

mencapainya menggunakan alat yang disebut manajemen. Proses untuk

mencapai tujuan kemudian dituangkan menjadi fungsi manajemen. Adapun

fungsi yang terdapat dalam manajemen sebagai berikut : Planning,

Organizing, Actuating, dan Controlling.

Planning merupakan proses menentukan tentang apa yang harus

dilakukan kapan dikerjakan atau dimulai, bagaimana melakukannya, dengan


12

hal apa hal itu dilaksanakan dan siapa yang akan melakukan pekerjaan

tersebut, proses tersebut pada akhirnya akan menghasilkan suatu rencana,

setelah menyusun rencana selanjutnya terdapat pengorganisasian.

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan berbagai pekerjaan atau

kegiatan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tetata dengan jelas antara

tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik

mungkin dalam bidangnya masing masing.

Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur organisasi

sesuai dengan rencana yang telah disusun. Menggerakkan atau melaksanakan

adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi

para pimpinan atau manajer harus menggerakkan bawahannya (karyawan)

untuk mengerjakan perkerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin,

memberi perintah, dan memberi motivasi, setelah semuanya berjalan dengan

apa yang diharapkan, tentunya wajib untuk mengontol atau melakukan

pengawasan. Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai

pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses

tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikam sesiau dengan

rencana yang disusun. Dengan adanya pengendalian diharapkan tujuan dapat

dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Pemasaran adalah sebagai proses sosial dan manajerial yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan
13

dan inginkan melalui penciptakan, penawaran, dan pertukaran produk-produk

yang bernilia dengan yang lainnya.

Definisi pemasaran menurut Swastha dan Soekotjo, Pemasaran adalah

sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang potensial. Pada

prinsipnya definisi-definisi diatas penekanannya adalah sama, yaitu

menekankan pada kebutuhan, keinginan dan kepuasan konsumen dengan

berusaha untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen.

Berdasarkan uraian diatas mengenai pengertian pemasaran, maka

penulis menyimpulkan pemasaran adalah sesuatu hal yang penting yang

merukan sebuha prinsip yang harus dimiliki setiap organisasi yang melibatkan

sumber daya manusianya utnuk menjalankan fungsi manajemen sebagai upaya

pencapaian tujuan.

b. Proses Pemasaran

Adi Susilo dalam bukunya “Manajemen Pemasaran”. Proses pemasaran

mencakup lima langkah, empat langkah yang pertama menciptakan nilai bagi

pelanggan. Pemasar harus memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan

pelanggan.pemasar merancang strategi pemasaran yang digerakkan pelanggan

dengan tujuan, mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan

sasaran lalu pemasar membangun program pemasaran yang benar-benar


14

memberikan nilai unggul dan membangun hubungan pelanggan yang

menguntungkan, dan menciptakan kepuasan pelanggan.

c. Bauran Pemasaran

Pengertian Bauran Pemasaran Definisi bauran pemasaran atau

Marketing Mix menurut Swastha, Marketing mix adalah kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem

distribusi. Sedangkan menurut Kotler,Bauran pemasaran adalah seperangkat

alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dapat dipadukan oleh perusahaan

untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa

bauran pemasaran merupakan variabel yang dapat dikendalikan, yang saling

berkaitan dengan yang lainnya dan digunakan oleh perusahaan untuk

mencapai target pasar sasarannya. Bauran pemasaran terdiri dari segala

sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan

produknya, yang mana dikenal dengan “4-P” atau Product, Price, Place dan

Promotion.

2. Elemen Bauran

Pemasaran Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu

pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.Saladin dalam bukunya

Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran, memberikan pendapat


15

mengenai pengertian produk secara umum, Produk adalah segala sesuatu yang

dapat memenuhi/memuaskan kebutuhan ataupun keinginan manusia baik yang

berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible). Dari definisi-definisi

diatas dapat disimpulkan bahwa suatu produk dapat bersifat nyata atau

tangible dan bersifat tidak nyata atau intangible, yang dibuat dengan berbagai

atribut yang menarik perhatian dan memenuhi keinginan konsumen, sehingga

konsumen memperoleh kepuasan fisik, psikologis, dan sosiologis melalui

suatu pembelian, kepemilikan, dan konsumsi.

Dalam kebijakan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari

produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan

harga, pembagian ongkos kirim, dan hal-hal yang berhubungan dengan

harga.Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong, Jumlah uang yang harus

dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut.

Menurut Swastha, Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa

barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Suatu barang tidak ada gunanya bagi seorang konsumen apabila tidak

tersedia pada waktu dan tempat dimana diperlukan. Pada promosi kita akan

melihat dimana, bilamana, dan oleh siapa barang- barang dan jasa-jasa dapat

dijual.
16

Kotler dan Armstrong, telah mendefinisikan,Tempat atau distribusi

termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen

sasaran.

Dalam kegiatan promosi, suatu perusahaan harus memperkerjakan,

melatih dan memotivasi wiraniaganya.Perusahaan dapat menyiapkan program

komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, pemasaran, promosi,

penjualan pribadi dan hubungan masyarakat.

Menurut Kotler dan Armstrong, Promosi adalah aktivitas

mengkomunikasikan keunggulan produk baru dan serta membujuk pelanggan

sasaran untuk membelinya.

Menurut Nikles yang dikutip oleh Swastha, Promosi adalah sebagian

arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan

seseorang kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2.2 Loyalitas Nasabah

2.2.1 Definisi Loyalitas Nasabah

Loyalitas adalah kesetiaan nasabah terhadap bank karena bank sukses

memehuni harapan nasabah, baik dari segi pelayanan maupun yang lainnya.

Loyalitas nasabah dapat dibangun dengan rasa kepercayaan yang telah

dibentuk sebelumnya oleh nasabah (Pramana & Rastini, 2016). Apabila

nasabah loyal terhadap bank, maka nasabah pun tidak akan pindah kepada
17

bank lain guna menginvestasikan dananya, sehingga menguntungnya kedua

belah pihak. Loyalitas nasabah merupakan suatu cara dibentuknya perilaku

nasabah yang kemudian mengalami pelayanan serta mengetahui program apa

saja yang ditawarkan yang menggambarkan adanya ikatan jangka panjang

yang terikat antara bank dengan nasabah (Budiarti, 2017).

2.2.2 Konsep Loyalitas Nasabah Dalam Perspektif Islam

Islam merupakan agama yang mengatur segala dimensi kehidupan.

AlQur’an diturunkan Allah SWT kepada manusia untuk memberikan solusi

atas segala permasalahan hidup. Oleh karena itu, setiap aktivitas hidup selalu

berhubungan dengan aturan secara islam. Demikian halnya dalam

penyampaian jasa, setiap aktivitas yang terkait harus didasari oleh kepatuhan

terhadap syariah yang penuh dengan nilai-nilai moral dan etika.

Loyalitas dalam Islam disebut dengan al-wala. Secara etimologi, alwala

memiliki beberapa makna, antara lain mencintai, menolong, mengikuti, dan

mendekat kepada sesuatu. Konsep loyalitas dalam Islam atau al-wala’ adalah

ketundukan mutlak kepada Allah SWT dalam wujud menjalankan syariah

Islam sepenuhnya (Zulfa 2010).

Loyalitas pelanggan dalam Islam terjadi apabila aktivitas muamalah itu

dapat memberi manfaat yang saling menguntungkan kedua belah pihak,

karena terpenuhinya kewajiban serta hak masing-masing melalui penerapan

nilai-nilai Islam (Zulfa 2010).


18

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah mendefinisikan Al-Wala dan AlBaro

dengan ungkapan,Al-Walayah kebalikan dari Al-„adawah. Asal pengertian

Al-walayah adalah kecintaan dan kedekatan. Sedangkan asal pengertian Al-

adawah adalah kebencian dan kejauhan. Wali artinya orang yang dekat.

Dalam Bahasa Arab “hadza yali hadza” artinya ini dekat dengan ini. Seperti

dalam sabda Nabi Muhammad SAW, “Serahkan ilmu waris kepada pakarnya.

Bila masih ada yang menyisa dari harta warisan, maka ia menjadi milik orang

yang paling dekat dengan orang yang mati”. Berwala‟ dalam Islam ini

implementasinya dilakukan dengan memberikan wala‟ kepada Allah, Rasul,

dan orang-orang yang beriman dalam satu kesatuan, sebagaimana disebutkan

Al Qur-an, Sesungguhnya Wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-

orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya

mereka tunduk (kepada Allah). (QS. Al Maaidah: 55).

Bukti keimanan seseorang adalah adanya amal nyata dalam kehidupan

sehari-hari oleh karena iman bukan sekadar pengakuan kosong belaka tanpa

mampu memberikan pengaruh dalam kehidupan seorang muslim. Selain

merespon seluruh amal islami dan menyerapnya ke dalam ruang

kehidupannya. Seorang Mukmin juga harus selalu loyal dan memberikan

wala‟-nya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia harus mencintai dan mengikuti

apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi seluruh perbuatan yang dilarang.

Tidak hanya dalam hablum minalloh, dalam muamalah pun manusia juga.
19

Loyalitas dalam muamalah ini tidak hanya memperhatikan siapa saja yang

memberi keuntungan bagi kita, akan tetapi harus memperhatikan perkara-

perkara syar’i yang telah dituntun oleh agama islam.

Perhatikan firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 55 yang sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan

orang orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat,

seraya mereka tunduk (kepada Allah)”.

Di sisi lain,seorang Mukmin tidak boleh loyal dan cinta terhadap musuh

musuh Islam. Dalam kategori hablum minanas ini,berarti kita tidak

diperbolehkan bekerjasama apalagi menjual loyalitas muslim kepada hal-hal

yang berbau riba.

Dalam menjaga loyalitas pelanggan, islam menganjurkan untuk menjaga

hubungan dengan berbagai golongan (bukan dalam bentuk aqidah) dengan

memberikan kualitas jasa yang baik. Penyedia jasa hendaklah memberikan

kualitas jasa yang baik dengan menjaga hubungan baik kepada pelanggannya
20

agar tercipta hubungan jangka panjang yang baik untuk membentuk loyalitas

pelanggan.

Menurut Putra 2014, anjuran Islam mengajarkan bahwa penyedia jasa

harus memberikan kualitas jasanya yang baik kepada pelanggan, agar

pelanggan tetap setia menggunakan jasanya. Sedangkan menurut Ratnasari

(2011) keseimbangan dalam hidup akan menciptakan jiwa yang memiliki

loyalitas yang merasakan ketenangan lahir dan batin. Jiwa loyalitas

mencerminkan sikap konsisten dan teguh pendirian untuk menggunakan

sebuah jasa agar pelanggan menuju keadaan yang lebih baik. Loyalitas

pelanggan dalam Islam akan kokoh kalau dibangun dari kepuasan Islam.

2.2.3 Indikator Loyalitas Nasabah

Adapun indikator loyalitas nasabah menurut (Rasyid, 2017) adalah sebagai

berikut:

1. Keinginan untuk memakai jasa kembaIi

Apabila pelanggan merasa puas,maka dia akan menunjukkan besarnya

kemungkinan untuk kembali menggunakan layanan jasa yang sama.

2. Mereferensikan perusahaan pada orang Iain

Pelanggan yang loyal dengan sukarela merekomendasikan perusahaan kepada

teman-teman dan rekannya.

3. Komitmen kepada perusahaan


21

Unsur perilaku sebagai upaya untuk mempertahankan dan menjaga hubungan

jangka panjang antara kedua belah pihak agar hubungan lebih bermakna.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah

Mardalis (2005) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi

loyalitas, yaitu:

a. Kepuasan pelanggan

Loyalitas pelanggan dan kepuasannya adalah berkaitan, walaupun

keterkaitannya adalah tidak selalu beriringan. (Oliver, 1999). Kepuasan

adalah langkah yang penting dalam pembentukan loyalitas tetapi menjadi

kurang signifikan ketika loyalitas mulai timbul melalui mekanisme

mekanisme lainnya. Mekanisme lainnya itu dapat berbentuk kebulatan tekad

dan ikatan sosial.

Namun penelitian-penelitian lain mendapati kurangnya pengaruh

kepuasan terhadap loyalitas. Misalnya Jones dan Sasser (1995)

m]enyimpulkan bahwa dengan hanya memuaskan pelanggan adalah tidak

cukup menjaga mereka untuk tetap loyal, sementara mereka bebas untuk

membuat pilihan. Strewart (1997) menyimpulkan adalah keliru untuk

mengemukakan asumsi bahwa kepuasan dan loyalitas adalah bergerak

bersama-sama.

Reicheld (1996) mengemukakan bukti bahwa dari para pelanggan

yang puas atau sangat puas, antara 65% sampai 85% akan berpindah ke

produk lain. Dalam industri otomotif pula dia menemukan 85% sampai
22

95% pelanggan yang puas, hanya 30%-40% yang kembali kepada merek

atau model sebelumnya.

Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh kepuasan/ketidakpuasan

dengan produk tersebut yang berakumulasi secara terus menerus di

samping adanya persepsi tentang kualitas produk (Boulding, Staelin, dan

Zeithaml, 1993), (Bloemer, Ruyter dan Peeters, 1998).

b. Kualitas Jasa

Meningkatkan kualitas jasa dapat mengembangkan loyalitas

pelanggannya. Produk yang berkualitas rendah akan menanggung resiko

pelanggan tidak setia. Jika kualitas diperhatikan, bahkan diperkuat dengan

periklanan yang intensif, loyalitas pelanggan akan lebih mudah diperoleh.

Pengaruh kualitas terhadap loyalitas juga telah dibuktikan oleh hasil

penelitian Sabihaini (2002) yang menyimpulkan bahwa peningkatan

kualitas jasa akan memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan

loyalitas. Bloomer, Ruyter dan Peeters (1998) mendapatkan bahwa

kualitas jasa memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas dan

mempengaruhi loyalitas melalui kepuasan.

Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh hasil penelitian Fornell

(1992), Boulding et al. (1993), Andreasson dan Lindestad (1998).

c. Citra

Citra yang baik (positif) semakin penting bagi sebuah produk.


23

Bahkan Band (1987) menambahkan satu lagi P ‘Public Image’ sebagai

bauran pemasaran dari 4P yang sudah biasa dikenal, yaitu; Product

(hasil), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). Kotler

(2000) mengatakan bahwa sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu

objek sangat dikondisikan oleh citra objek tersebut.

Suatu perusahaan akan dilihat melalui citranya baik citra itu negatif

atau positif. Citra yang positif akan memberikan arti yang baik terhadap

produk perusahaan tersebut dan seterusnya dapat meningkatkan jumlah

penjualan. Sebaliknya penjualan produk suatu perusahaan akan jatuh atau

mengalami kerugian jika citranya dipandang negatif oleh masyarakat

(Yusoff, 1995).

Sunter (1993) berkeyakinan bahwa pada masa akan datang hanya

dengan citra, maka pelanggan akan dapat membedakan sebuah produk

dengan produk lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan jasa memiliki

citra yang baik adalah sangat penting. Dengan konsep citra produk yang

baik ia dapat melengkapkan identitas yang baik pula dan pada akhirnya

dapat mengarahkan kepada kesadaran yang tinggi, loyalitas, dan reputasi

yang baik.

Pengaruh citra atas loyalitas juga ditemukan dalam hasil penelitian

Andreassen (1999), serta Andreassen dan Linestad (1998). Hasil

penelitian mereka, ada yang menyimpulkan bahwa citra produk

mempunyai dampak langsung yang signifikan terhadap loyalitas


24

pelanggan dan ada pula yang menyatakan dampaknya tidak langsung,

tetapi melalui variabel lain. Sebaliknya penelitian Bloemer, Ruyter dan

Peeters (1998) pula menyimpulkan bahwa citra tidak memberi dampak

langsung kepada loyalitas, namun menjadi variabel moderator antara

kualitas dan loyalitas.

d. Rintangan Untuk Berpindah (switching barrier)

Faktor lain yang mempengaruhi loyalitas yaitu besar kecilnya

rintangan berpindah (switching barrier) (Fornell, 1992). Rintangan

berpindah terdiri dari biaya keuangan (financial cost), biaya urus niaga

(transaction cost), diskon bagi pelanggan loyal (loyal customer

discounts), biaya sosial (social cost), dan biaya emosional (emotional

cost). Semakin besar rintangan untuk berpindah akan membuat pelanggan

menjadi loyal, tetapi loyalitas mereka mengandung unsur keterpaksaan.

2.3 Strategi Pemasaran

2.3.1. Definisi Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun

eksplisit) mengenai suatu merek atau lini produk untuk mencapai tujuannya.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan

variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,

positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi


25

pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan

arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau

segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu

setelah memutuskan strategi pemasaran, perusahaan telah siap untuk mulai

merencanakan rincian dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh

pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran pemasaran ini haruslah diatur

sedemikian rupa sehingga akan dapat berfungsi sebagai senjata yang tepat

dalam pertandingannya di pasar melawan pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu

maka senjata itu harus disesuaikan dengan keadaan pasar serta kondisi

persaingan yang dihadapinya.

2.3.2 Konsep Strategi Pemasaran Dalam Perspektif Islam

Konsep pemasaran syariah ini sendiri berkembang seiring

berkembangnya ekonomi syari’ah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya

yang berbasis syari’ah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatakan

hasil positif, kedepannya diprediksiskan marketing syariah ini akan terus

berkembang dan dipercaya masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai

dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, yaitu kejujuran. Secara umum

pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan

proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari inisiator kepada

stakeholdernya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad-akad

dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Artinya adalam pemasaran


26

syari’ah, seluruh proses baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun

proses perubahan niali tidak boleh ada yang bertentangan sengan prinsip-

prinsip syari’at.

1. Karakteristik yang terdapat pada syari’ah marketing :

a. Ketuhanan (rabbaniyah) Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah

sifatnya yang religius.

Jiwa seorang syari’ah marketer menyakini bahawa hukum-hukum

syari’at bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil,sehingga

akan mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan.

Dalam setiap langkah, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan harus selalu

menginduk pada syari’at Islam.

Pemasaran syariah meyakini bahwa hukum-hukum ketuhanan ini

adalah hukum yang paling ideal, paling sempurna, paling tepat untuk

segala bentuk kebaikan serta paling dapat mencegah segala bentuk

kerusakan. Seorang pemasar syari’ah meskipun ia tidak mampu melihat

Allah, ia akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya.

Sehingga ia akan mampu untuk menghindari segala macam perbuatan yang

menyebabkan orang lain tertipu.

Dengan konsep ini seorang pemasar syari’ah akan sangat hati-hati

dalam peilaku pemasarannya dan berusaha untuk tidak merugikan nasabah.

Seorang pemasar syariah memiliki orientasi maslahah, sehingga tidak


27

hanya mencari keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan

didalamnya.

b. Etis ( akhlaqiyyah)

Keistimewaan yang lain dari syari’ah marketer adalah

mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya.

Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan

nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama manapun,karena hal ini

bersifat universal.

c. Realistis (al-waqi’yyah)

Realistis atau al-waqi’iyyah yang artinya sesuai dengan kenyataan,

tidak mengada-ada apalagi yang menjurus kepada kebohongan. Semua

transaksi yang dilakukan harus berlandaskan pada realita, tidak membeda-

bedakan orang, suku, warna kulit, semua tindakan penuh dengan kejujuran

d. Humanistis ( insaniyyah)

Kegiatan marketing atau pemasaran seharusnya dikembalikan pada

karakteristik yang sesungguhnya, sebagaimana yang dilakukan oleh

Rasulullah. Perspektif pemasaran dalam Islam adalah ekonomi Rabbani

(divinty), realistis, humanis, dan seimbang. Di dalam marketing syariah

mengutamakan nilai-nilai akhlaq dan etika moral di dalam pelaksanaanya.

Oleh karena itu marketing syariah menjadi penting bagi para tenaga

pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar sehingga apabila dirumuskan,


28

dalam Islam terdapat sembilan macam etika (akhlaq) yang harus dimiliki

oleh seorang tenaga pemasaran, yaitu:

a. Memiliki kepribadian spiritual (takwa),

b. Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq),

c. Berlaku adil dalam bisnis (al’adl),

d. Melayani nasabah dengan rendah hati (khitmah),

e. Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif),

f. Jujur dan terpercaya (al amanah),

g. Tidak suka berburuk sangka (su’udzon),

h. Tidak suka menjelek-jelekkan (ghibah),

i. Tidak melakukan suap (riswah) .

Rasulullah adalah pelopor bisnis yang menggunakan prinsip

kejujuran serta transaksi bisnis yang adil. Beliau juga tidak segan

mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan

pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya.

Menurut Hermawan Kertajaya ada empat hal yang menjadi key

success factors (KSF) dalam mengelola bisnis yang merupakan sifat-sifat

Rasulullah antara lain, shiddiq, amanah, fathanah, dan Thabligh.

Sedangkan menurut Syafii Antonio sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah ada

lima antara lain, benar (shiddiq), amanah, fathonah, tabligh, dan berani

(syaja’ah).
29

1. Shiddiq (benar dan jujur)

Harus tercermin dalam melakukan pemasaran, dalam

berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah,

dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya. Rasulullah

senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan

jujur dalam menjelaskan keunggulan produk-produk yang dimiliki.

Nilai dasarnya adalah integritas, nilai-nilai dalam bisnisnya berupa

jujur, ikhlas, terjamin, dan keseimbangan emosional Rasulullah jujur

terhadap semua pelanggannya saat memasarkan barang, Beliau

menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk, kejujuran adalah

brandnya.

Sebagaimana firman Allah Swt:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,

dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS At-Taubah

9:119)2

2. Amanah
30

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan

kredibel. Amanah bisa juga bermakna keinginan untuk memenuhi

sesuatu sesuai dengan ketentuan.

3. Fathanah

Dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdasan atau

kebijaksanaan. Dalam bisnis, implikasi sifat fathanah adalah bahwa

segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan

kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada

untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung

jawab tidak cukup dalam mengelola bisnis secara profesional. Para

pelaku bisnis syariah juga harus memiliki sifat fathanah, yaitu sifat

cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar usahanya bisa lebih efektif dan

efisien serta mampu menganalisis situasi persaingan (competitive

setting) dan perubahan-perubahan (change) di masa yang akan datang.

Nilai dasarnya adalah memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam

bisnis ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas, sadar produk dan

jasa, serta belajar berkelanjutan.

4. Tabligh Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentitatif

Seorang pemasar harus mampu menyampaikan

keunggulankeunggulan produknya dengan jujur dan tidak harus

berbohong dan menipu pelanggan. Dia harus menjadi seorang


31

komunikator yang baik yang bisa berbicara benar dan bi al-hikmah

(bijaksana dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya.

Sejak abad ke-7 Rasulullah mengajarkan kepada umatnya

bagaimana berdagang yang benar. Beliau sangat mengutamakan

perilaku jujur, ikhlas, profesionalisme, silaturrahmi, murah hati.

Praktik pemasaran Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut:

a. Segmentasi dan Targeting.

Segmentasi dan tergeting dipraktikkan Rasulullah tatkala

beliau berdagang ke negara Syam, Yaman, Bahrain. Rasulullah

sangat mengenal barang apa yang disenangi oleh penduduk dan

diserap oleh pasar setempat. Setelah mengenal target pasarnya

(targeting), Rasulullah menyiapkan barang-barang dagangan yang

dibawa ke daerah tersebut. Rasulullah sangat profesional dan

memahami dengan baik segmentasi dan targeting sehingga dapat

menyenangkan hati Khadijah, yang saat itu belum menjadi istrinya.

Barang-barang yang diperdagangkan Rasulullah selalu cepat terjual,

karena memang sesuai dengan segmen dan target pasarnya.

b. di hati pelanggan dan bisa melekat dalam jangka waktu lama.

Positioing Rasulullah yang sangat mengesankan dan tidak

terlupakan oleh pelanggan merupakan kunci kenapa Rasulullah

menjadi pebisnis yang sukses. Beliau menjual barang-barang asli


32

yang memang original dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

pelanggan.

c. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Merupakan suatu strategi pemasaran untuk melayani pelanggan

dengan cara yang memuaskan melalui product, price, place, dan

promotion (4P).

2.3.3 Indikator Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

1. Produk

Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini

dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa.

2. Price (Harga)

Harga merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan pangsa

pasar dan tingkat keuntungan perusahaan.

3. Packaging

Packingan Adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur,

materil, warna, citra, tipografi dari elemen-elemen dengan informasi

produk agar produk dapat dipasarkan..

4. Promotions (Promosi)

Promosi merupakan semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan

produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.

5. People
33

Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungdi yang pertama tama

yang harus dilaksanakan dalam organisasi.

2.3.4 Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang

pemasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.dalam mengembangkan

suatu pemasaran,setiap langkah dalam memformulasikan strategi pemasaran

harus diorientasikan pada upaya untuk mencapai kepuasan nasabah.ini berarti

bahwa proses yang ditempuh oleh setiap pihak boleh jadi bermacam-macam

sesuai dengan kesanggupan dan karakteristik masing-masing,tetapi tujuan

akhirnya tetap akan bermuara pada tercapainya kepuasan nasabah.

Loyaitas nasabah merupakan hal yang sangat penting kaitannya dengan

pengembangan usaha (cholifah,2010:24). Nasabah mempunyai loyalitas yang

tinggi akan senantiasa menggunakan produk atau jasa yang disediakan

perusahaan,dan tidak akan terpengaruh jasa yang ditawarkan pihak lain.

Loyalitas merupakan istilah kuno secara tradisional telah digunakan untuk

melakukan kesetiaan konsumen terhadap suatu produk atas jasa di perusahaan.

2.4 Pemberian Hadiah

2.4.2. Definisi Pemberian Hadiah

Hadiah adalah suatu barang yang ditawarkan dengan gratis sebagai

bonus pada suatu pembelian pada produk (Alma, 2004). Sementara Ayantunji

(2007) menyatakan salah satu alat promosi penjualan yang bisa menarik
34

konsumen untuk melakukan pembelian adalah hadiah. Hadiah juga dapat

berfungsi sebagai informasi tentang nilai potensial dari produk yang

ditawarkan sebagai hadiah. Salah satu cara untuk menarik minat konsumen

adalah dengan memberikan hadiah secara langsung, karena dapat

mempengaruhi pembelian produk.

Pengaruh membeli hadiah dalam penawaran produk adalah pada produk

yang dibeli secara gratis, konsumen bersedia membayar lebih sedikit untuk

produk yang diusulkan karena mendapatkan keuntungan ganda (Raghubir,

2004). Tujuan dari perusahaan pemberi hadiah adalah untuk memaksimalkan

potensi pelanggan yang tidak hanya merasa dihargai melalui bisnis mereka,

namun juga dibujuk secara baik untuk terus melakukan bisnis dengan pemberi

hadiah (Otnes dan Beltramini, 1996). Dari uraian tersebut dapat dikatakan

bahwa hadiah langsung dapat berdampak langsung pada proses perilaku

pembelian produk.

2.4.3. Konsep Pemberian Hadiah Menurut Perspektif Islam

Dalam mendefenisikan hadiah, para ulama mengemukakan beberapa

pendapat, antara lain:

1. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa hadiah adalah salah satu sarana

memperteguh kecintaan dan kasih sayang atau untuk menumbuhkannya.

Mereka berkata: Hadiah adalah semua yang diberikan sebagai ganti dari

kecintaan dan kasih sayang yang ingin ditumbuhkan atau dilestarikan‛.


35

2. Sebagian ulama mendefenisikan hadiah adalah pemberian yang diberikan

tanpa permintan bantuan yang menjadi kompensasi pada sesuatu. Sedangkan

suap adalah sesuatu yang diberikan dengan adanya permintaan bantuan yang

menjadi kompensasi pada suatu urusan tertentu. Maka mereka berpendapat:

Hadiah adalah sesuatu yang diberikan dengan tanpa syarat permintaan

bantuan sebagai kompensasi.

3. Sebagian ulama menganggap hadiah sebagai suatu kebaikan yang serupa

maknanya dengan hibah dan shadaqah, kemudian mereka membedakan antara

ketiga hal ini.

Imam Nawawi berkata: Hibah, hadiah dan shadaqah suka rela adalah

kata-kata yang saling berdekatan yang semuanya menunjukkan makna yaitu

menjadikan orang lain memiliki sesuatu tanpa adanya ganti harga

(kompensasi). Jika hanya bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan

memberikan sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, maka namanya

adalah shadaqah. Jika memberikan sesuatu kepada seseorang karena untuk

memberikan penghormatan kepadanya dan menumbukan kecintaan maka

namanya adalah hadiah. Dan jika tidak demikian maka namanya hibah

Dalam al-Qur’an, lafal hadiyyah digunakan 2 kali, yaitu yang pertama

pada surah al-Naml/27:35 terkait dengan keinginan Ratu Balqis untuk

mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman as.:


36

Artinya:

Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan

(membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali

oleh utusan-utusan itu.‛.

Mustfa al-marigi menjelaskan bahwa tujuan Ratu Balqis mengirimkan

hadiah kepada Nabi Sulaiman untuk mengetahui apakah dia termasuk nabi yang

diutus oleh Allah swt. atau dia hanyalah seorang raja. Jika Nabi Sulaima>n

menerima hadiah tersebut berarti dia bukanlah nabi akan tetapi seorang raja

yang senang terhadap harta benda. Namun jika Nabi Sulaiman seorang nabi

maka dia akan menolak hadiah itu karena keinginannya hanyalah bagaimana

mengajak orang lain masuk ke dalam agamanya dan dia tidak memiliki

keinginan duniawi.

Ulama berbeda pendapat tentang hadiah yang dikirim Ratu Balqis. Ada

yang berpendapat bahwa hadiahnya berupa 200 pelayan laki-laki dan 200

pelayan perempuan ditambah tumpukan emas dan hadiah mewah lainnya.


37

Sebagian lagi berpendapat bahwa hadiahnya berupa 500 pelayan laki-laki dan

500 pelayan perempuan dengan segala hiasan yang melekat pada dirinya.

Dan lafal hadiyah yang kedua pada surah yang sama ayat 36 terkait

dengan tanggapan Nabi Sulaiman as terhadap hadiah Ratu Balqis:

Artinya:

Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah

(patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah

kepadaku lebih baik dari pada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu

merasa bangga dengan hadiahmu.

Dari kedua ayat tersebut, dapat diungkapkan bahwa sebenarnya hadiah

adalah pemberian dalam bentuk materi kepada orang lain dengan tujuan

penghormatan atau pemulyaan kepadanya. Hal tersebut ditegaskan al-

Bagawi bahwa hadiah adalah pemberian karena dorongan al mulatfah

perlakuan yang baik atau rayuan.


38

1.3.3 Indikator Pemberian Hadiah

Andrew G. Person dalam Septiviana (2010) pada jurnal Rachma dan Sri

Setyo (2013:531), indikator pengukuran dari hadiah gratis adalah:

1. Bentuk hadiah, warna hadiah, gambar hadiah (fisik hadiah) Ukuran mengenai

kondisi, maupun bentuk dari pemberian hadiah gratis.

2. Manfaat hadiah, Melihat bagaimana hadiah gratis dapat memberikan

kegunaan bagi konsumen sebagai pengguna.

3. Nilai hadiah, Terdapat value/nilai yang sebanding dengan apa yang

dikeluarkan konsumen untuk membeli bonus pack

1.3.4 Pengaruh Pemberian Hadiah Terhadap Loyalitas Nasabah

Hadiah merupakan salah satu alat promosi yang dapat menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian (Ayantunji, 2007). Sementara Alma

(2004),mengatakan bahwa hadiah merupakan barang yang ditawarkan secara

gratis sebagai insentif pada pembelian suatu produk di perusahaan. Hadiah

dalam promosi penjualan juga menimbulkan suatu dorongan dalam

meningkatkan pembelian (Taylor, 2004). Hadiah juga berfungsi sebagai

informasi tentang nilai yang mendasari produk yang ditawarkan sebagai

hadiah. Cara untuk dapat menarik minat konsumen salah satunya dengan

adanya hadiah langsung karena hal ini mampu memberi efek langsung dalam

pembelian produk.
39

Menurut undang–undang tentang perlindungan konsumen, pasal 1 ayat

2 nomor 8 tahun 1999 menyebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang

pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain maupun makhluk hidup lain dan

tidak untuk diperdagangkan. Hadiah merupakan salah satu alat promosi

penjualan hadiah kadang diperlukan untuk meningkatkan volume penjualan.

Promosi penjualan mengandung insentif jangka pendek untuk mendorong

pembelian atau penjualan produk atau jasa. Pemberian hadiah atau

penghargaan kepada konsumen atau langganan lama dapat mendorong

mempopulerkan nama perusahaan.

Hadiah mungkin paling dinanti-nanti oleh para konsumen atau

nasabah. Menurut Kotler Hadiah loyalitas langganan yaitu hadiah berupa

uang tunai atau bentuk lain yang proporsional dengan loyalitas seseorang atau

sekelompok pemasok. Jadi hadiah merupakan strategi perusahaan untuk

memelihara hubungan antara pihak perusahaan dengan konsumen agar para

konsumen tidak berpindah ke produk lain. Kadang hadiah diberikan jika

produsen melihat para konsumen sudah merasa jenuh dengan produk kita dan

untuk menjaga loyalitas pelanggan. Hadiah dalam hubungannya dengan

loyalitas pelanggan. Biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan yang

bergerak dibidang jasa.


40

2.5 Pengaruh Strategi Pemasaran dan Pemberian Hadiah Terhadap Loyalitas

Nasabah

Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun

eksplisit) mengenai suatu merek atau lini produk untuk mencapai tujuannya.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan

variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,

positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi

pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan

arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau

segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu

setelah memutuskan strategi pemasaran, perusahaan telah siap untuk mulai

merencanakan rincian dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh

pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran pemasaran ini haruslah diatur

sedemikian rupa sehingga akan dapat berfungsi sebagai senjata yang tepat

dalam pertandingannya di pasar melawan pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu

maka senjata itu harus disesuaikan dengan keadaan pasar serta kondisi

persaingan yang dihadapinya.

Hadiah adalah suatu barang yang ditawarkan dengan gratis sebagai

bonus pada suatu pembelian pada produk (Alma, 2004). Sementara Ayantunji

(2007) menyatakan salah satu alat promosi penjualan yang bisa menarik

konsumen untuk melakukan pembelian adalah hadiah. Hadiah juga dapat


41

berfungsi sebagai informasi tentang nilai potensial dari produk yang

ditawarkan sebagai hadiah. Salah satu cara untuk menarik minat konsumen

adalah dengan memberikan hadiah secara langsung, karena dapat

mempengaruhi pembelian produk.

Pengaruh membeli hadiah dalam penawaran produk adalah pada produk

yang dibeli secara gratis, konsumen bersedia membayar lebih sedikit untuk

produk yang diusulkan karena mendapatkan keuntungan ganda (Raghubir,

2004). Tujuan dari perusahaan pemberi hadiah adalah untuk memaksimalkan

potensi pelanggan yang tidak hanya merasa dihargai melalui bisnis mereka,

namun juga dibujuk secara baik untuk terus melakukan bisnis dengan pemberi

hadiah (Otnes dan Beltramini, 1996). Dari uraian tersebut dapat dikatakan

bahwa hadiah langsung dapat berdampak langsung pada proses perilaku

pembelian produk.

Loyalitas adalah kesetiaan nasabah terhadap bank karena bank sukses

memehuni harapan nasabah, baik dari segi pelayanan maupun yang lainnya.

Loyalitas nasabah dapat dibangun dengan rasa kepercayaan yang telah

dibentuk sebelumnya oleh nasabah (Pramana & Rastini, 2016). Apabila

nasabah loyal terhadap bank, maka nasabah pun tidak akan pindah kepada

bank lain guna menginvestasikan dananya, sehingga menguntungnya kedua

belah pihak. Loyalitas nasabah merupakan suatu cara dibentuknya perilaku

nasabah yang kemudian mengalami pelayanan serta mengetahui program apa


42

saja yang ditawarkan yang menggambarkan adanya ikatan jangka panjang

yang terikat antara bank dengan nasabah (Budiarti, 2017).

1.4 Penelitian Relevan

No Nama Judul Hasil Penelitian Kesamaan Perbedaan


1 panjarwati pengaruh Penelitian ini 1. Meneliti sampling jenuh
(2016) strategi bertujuan untuk tentang strategi yang di mana
pemasaran mengetahui pengaruh pemasaran dan sampel diambil
dan strategi pemasaran pemberian sebanyak 10
pemberian dan pemberian hadiah hadiah terhadap orang
hadiah terhadap loyalitas loyalitas
terhadap deposan di Bank nasabah
loyalitas Syariah Mandiri 2. penelitian
nasabah Kantor Cabang lapangan
Martapura Kabupaten 3. kuantitatif
Banjar.
Metode yang
digunakan adalah
metode kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
a. Secara simultan
atau bersama-
sama,
menunjukkan hasil
bahwa variabel
startegi pemasaran
dan pemberian
hadiah terbukti
berpengaruh
terhadap loyalitas
deposan di Bank
Syariah Mandiri
Kantor Cabang
Martapura
Kabupaten Banjar.
b. Secara parsial
strategi pemasaran
berpengaruh
terhadap loyalitas
43

deposan di Bank
Syariah Mandiri
Kantor Cabang
Martapura
Kabupaten Banjar.
c. Sedangkan
pemberian hadiah
tidak berpengaruh
terhadap loyalitas
deposan di Bank
Syariah Mandiri
Kantor Cabang
Martapura
Kabupaten Banjar
d. Secara simultan
atau bersama-
sama,
menunjukkan hasil
bahwa variabel
startegi pemasaran
dan pemberian
hadiah terbukti
berpengaruh
terhadap loyalitas
deposan di Bank
Syariah Mandiri
Kantor Cabang
Martapura
Kabupaten Banjar.
2 Mardiana dan Pengaruh Dalam penelitian ini, 1. pengaruh 1. data
kasim strategi penulis menggunakan strategi sekunder
2016 pemasaran metode penelitian. pemasaran 2. objek
terhadap Penelitian ini 2. loyalitas penelitian
loyalitas bertujuan nasabah
pelanggan untuk 3. Penelitian
butik busana mendeskripsikan dan kuantitatif
muslim anisa menganalisis faktor 4. data primer
kota keragaman produk,
gorontalo layanan toko, atmosfer
toko,harga promosi
dan lokasi kuantitatif.
44

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
a. produk
menunjukkan
pengaruh yang
signifikan terhadap
loyalitas pelanggan
b. harga
menunjukkan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap loyalitas
konsumen pada
butik anisa
c. produk dan harga
secara simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap loyalitas
nasabah
3 Dertaida dan Pengaruh Penelitian ini 1. strategi 1. Deskriptif
setyorini strategi dilakukan untuk pemasaran 2. Verifikatif
2019 pemasaran mengetahui pengaruh 2. loyalitas 3. Skala likert
terhadap strategi pemasaran nasabah 4. objek
loyalitas terhadap loyalitas penelitian
nasabah pelanggan melalui
melalui kepuasan pelanggan
kepuasan pada
pelanggan digital payment
OVO di Kota
Bandung. Objek
penelitan ini adalah
pengguna digital
payment OVO yang
berada di Kota
Bandung.
Metode penelitian
yang digunakan yaitu
metode
Kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
45

strategi pemasaran
dilakukan oleh ovo
sudah termasuk dalam
kategori baik dimana
strategi pemasaran
yang baik dapat
mempengaruhi
kepuasan pelanggan
kemudian
mempengaruhi
loyalitas pelanggan
dalam jangka panjang
yang dapat
memberikan pengaruh
positif bagi
perusahaan
4 Rahmayani Pengaruh penelitian yang 1. pemberian 1. data
dan fuadi pemberian dilakukan adalah hadiah sekunder
2019 hadiah penelitian kuantitatif. 2. loyalitas 2. objek
terhadap terdapat pengaruh nasabah penelitian
loyalitas yang signifikan antara 3. kuantitatif
nasabah pada pemberian hadiah
bank sumut terhadap loyalitas
syariah nasabah.
cabang stabat Hal ini dibuktikan dari
uji hipotesis yaitu uji t
dengan tingkat
signifikasi 0,00 karena
tingkat signifikasi
lebih kecil dari
0,05dan nilai t hitung
maka terdapat
pengaruh variabel x
terhadap variabel y.
46

1.5 Kerangka Konseptual

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu ada sebuah kerangka

pemikiran yang merupakan sebuah landasan dalam meneliti masalah yang memiliki

tujuan untuk di dapatkan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu penelitian.

Maka disusun kerangka konseptual sesuai dengan rangkaian kegiatan penelitian ini

sebagai berikut:

Stategi Pemasaran (X1)

Loyalitas Nasabah

Pemberian Hadiah (X2)

Gambar 2.8. kerangka konseptual

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah rumusan jawaban sementara terhadap suatu masukkan yang

akan diteliti sebagai tuntutan dalam menyelesaikan masalah serta mencari jawaban

yang sebenarnya. (Sugiyono ,2014:122)


47

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho1 : Strategi pemasaran tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank 9

Jambi Cabang Sungai Penuh

Ha1 : Strategi pemasaran berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank 9

Jambi Cabang Sungai Penuh

Ho2 : Strategi pemberian hadiah tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di

Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh

Ha2 : Strategi pemberian hadiah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di Bank

9 Jambi Cabang Sungai Penuh

Ha3 : Strategi pemasaran dan pemberian hadiah berpengaruh terhadap loyalitas

nasabah di Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Untuk menganalisis Pengaruh Strategi Pemasaran dan Pemberian Hadiah

Terhadap Loyalitas Nasabah Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh, jenis penelitian

yang peneliti gunakan merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan

survey. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa

membuat perbandingan atau penghubungan dengan variabel lain.

3.2. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah pada Bank 9 Jambi Cabang Sungai Penuh, Jl.RA

Kartini No.02 Sungai Penuh.

48
49

3.3. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1 definisi operasional variabel

Variabel Definisi Indikator Sumber


Loyalitas Loyalitas adalah 1. Keinginan untuk Kurniati dan
nasabah (y) kesetiaan nasabah memakai jasa saputra (2020)
terhadap bank karena kembaIi
bank sukses memehuni 2. Mereferensikan
harapan nasabah, baik perusahaan pada
dari segi pelayanan orang Iain
maupun yang lainnya. 3. Komitmen
Loyalitas nasabah dapat kepada
dibangun dengan rasa perusahaan
kepercayaan yang telah
dibentuk sebelumnya
oleh nasabah.
Strategi Strategi pemasaran 1. Produk Kumalasari
pemasaran (x1) merupakan pernyataan 2. Price (Harga) (2020)
(baik secara implisit 3. Packaging
maupun eksplisit) 4. Promotions
mengenai suatu merek (Promosi)
atau lini produk untuk 5. People
mencapai tujuannya.
Pemberian Hadiah adalah suatu 1. Bentuk hadiah, Basuki (2021)
hadiah (x2) barang yang ditawarkan 2. Manfaat hadiah,
dengan gratis sebagai 3. Nilai hadiah,
bonus pada suatu
pembelian pada produk
dapat mempengaruhi
pembelian produk.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh


50

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan hal

tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah seliruh Nasabah Bank 9

Jambi cabang sungai penuh yang berjumlah 22.388 orang.

3.4.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi dalam penelitian (Sugiyono,2011). Metode sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Sedangkan jenis non probability sampling yang dipakai adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunkaan rumus slovin, menurut Aloysius Rangga

Aditya Nalendra dkk (2021:27-28), rumus slovin adalah vormula untuk

menghitung jumlah sampel minimal jika perilaku sebuah populasi belum

diketahui secara pasti. Besaran sampel penelitian dengan rumus slovin

ditentukan lewat nilai tingkat kesalahan. Dimana semkin besar tingkat

kesalahan yang digunkan, maka semakin kecil jumlah sampel yang diambil.

Berikut merupkan rumus slovin:


51

N
n= 2
1+ N e

Keterangan:

N: ukuran sampel

N: ukuran populasi

e : persenkelonggaran ketidaktelitian karean kesalahan penarikan sampel yang

masih dapat di tolerir atau diinginkan, misalnya 2%

besar jumlah populasi yaitu 22.388 orang, peneliti hanya menggunkan 10% dari

jumlah populasi yang digunkan yaitu 223 orang dengan tingkat kesalahan 5%,

maka perhitungannnya adalah sebagai berikut:

223
n=
¿¿

223
n=
1+223 (0,0025)

223
n=
1+0,625

223
n=
1,625

n=137 , 23

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlahn sampel yang

ditetapkan sebanyak 137 orang. Jumlah responden tersebut dianggap sudah

representatif untuk memperoleh data penulisan yang mencerminkan keadaan

populasi.
52

3.5. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah kuantitaif. Adapun

teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik

kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk di jawab.

3.6. Sumber Data

Dengan sumber data yang digunakan adalah data primer, yang diperoleh

langsung dari responden. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner atau angket.

Menurut Sugiyono (2019-194) teknik pengmpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan

data yang digunkan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan

instrumen pertanyaan tertulis kepada responden yang akan dijawab tertulis pula
53

oleh responden. Berikut ini merupakan skor skala likert untuk analisis kuantitatif

penelitian:

Tabel 3.2. tabel skor skala likert

Alternatif Jawaban Skor


Sangatn setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : maholtra (2009:298)

2. Penelitian perpustakaan (library research), yaitu metode penelitian yang berkaitan

dengan kajian teoritis dan referensi lain yang didasarkan pada penelitian pustaka

dengan membaca buku dan literature yang berhubungan dengan penelitian.

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitian agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap sistematis sehingga lebih mudah untuk

diolah.Instrumen penelitian menurut Sugiyono adalah “suatu alat yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dari pengertian

tersebut dapat dipahami bahwa instrumen merupakan suatu alat bantu yang

digunakan oleh peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data secara

sistematis dan lebih mudah. Instrumen penelitian menempati posisi teramat penting

dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di

lapangan.
54

3.9. Uji Instrumen Penelitian

3.9.1. Uji Validitas

Merupakan uji yang dilakukan untuk diketahui keabsahan, ketepatan,

kecematan suatu item pertanyaan dalam melukan variabel yang di teliti.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk, Ghozali (2009). Suatu

kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban

responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliable jika masing-masing

pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak, oleh

karena itu masing-masing pertanyaa hendak mengukur hal yang sama. Jika

jawaban terhadap indicator-indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa

tidak reliable, Ghozali (2016). Suatu variabel diakatakan reliable jika, hasil

α>0,70 dan jika apabila hasil α<0,70 maka tidak reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini

variabel pengganggu atau resudual memiliki distribusi normal. Normalitas

data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan titik pada normal P-

plot dan pada variabel terikat.


55

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ini terjadi ketidak samaan variance dan residual satu pengamatan ke

pengamatan lainya. Untuk menguji multikolinieritas ini dengan cara melihat

nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF ˂ 10 maka dapat

disumpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji sebuah model regresi

apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen).

3.11Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda ini adalah analisis untuk mengetahui apakah

faktor strategi pemasaran,pemberian hadiah berpengaruh terhadap loyalitas

nasabah.

3.11.2 Uji Hipotesis

1. Uji Statistik Parsial (T)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. (Anwar, 2015, hal. 12) Uji t

dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

Kriteria untuk perhitungan menggunakan nilai signifikan pada

aplikasi SPSS maka kriteria penilaian sebagai berikut:


56

a. Jika nilai signikan (sig) probabilitas > 0,05, maka tidak ada pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesa ditolak.

b. Jika signifikan (sig) probabilitas < 0,05, maka ada pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hopotesa diterima.

2. Uji Statistik Simultan (F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh scara

bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Pengujian ini

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Apabila nilai sig F > 0,05 maka pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat tidak berpengaruh secara signifikan.

b. Apabila nila sig F < 0,05 maka terdapat perngaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

3. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji R2 digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh

antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi

(Kd) dengan asumsi faktor lain diluar variabel dianggap tetap. Apabila Kd

= 0 berarti pengaruh variabel X terdapatvariabel Y dan apabila Kd = 1

berarti pengaruh variabel X pada variabel Y kuat. Nilai R 2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat terbatas.


57

Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang membutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. (Budi, 2021)


54

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Firdaus Agnes Kanyan (2015) ”Manajemen Relationship Marketing in the


Food Service Industry”. Marketing Intelligence & Planning. Vol. 32

Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo. Adcock, D., Halborg, A. Caroline, R. 2010. “Introduction”.
Marketing: principles and practice.

Abdullah, Thamrin & Francis Tantri. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Adisaputro, G. 2010. Manajemen Pemasaran: Analisis untuk Perancangan Strategi


Pemasaran. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Basu Swastha dan T. Hani Handoko, Manajemen Penjualan; Edisi Ketiga.Yogyakarta


BPFE 1993.h 64 Loyalitas Pelanggan Produk Footwear Yongki Komaladi
Merinda Tomid”, 2016.

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 2008.

Daryanto, Sari, Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani


Sejahera , 2011.

Hastuti, Tuti dan Muhammad Nasri, Kualitas Pelayanan, Kepuasan, dan Loyalitas
Nasabah: Aplikasi Servqual Model pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Kota Malang, Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 3 No. 3, 2014.
54

Hurriyati, Ratih, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung: Alfabeta,


2010.

Kanaidi, Pengaruh Customer Value dan Corporate Image Terhadap Loyalitas


Pengguna Jasa Paket Pos Di Wilayah Pos Bandung Raya, Jurnal Competitive
Majalah Ilmiah, Politeknik Pos Indonesia, Vol. 6 No. 2, Desember 2010.

Kolter, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi 14 Jilid 2,
Jakarta: 2014.

Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid I. Jakarta:
Indeks. Kotler, P. dan Armstrong, G. 2006. Principles of Marketing. Pearson
Prentice Hall, America

Makmur dan Saprijal. Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan


(Studi Pada S-Mart Swalayan Pasir Pengairan). Ilmiah Cano Ekonomos, 2015.

Montolalu, Prisca dan Micheal Ch. Raintung, Analisis Pengaruh Strategi Promosi,
Citra Merek dan Persepsi terhadap Keputusan Nasabah Pengguna Tabungan
Emas pada Pegadaian Kanwil V Manado, Jurnal EMBA Vol. 6 No. 3, 2018.

Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, ( Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h. 102

Nuraini, Alifah, Pengaruh citra, Pelayanan, Aksesoris Jasa, Keragaman Produk dan
Nilai Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.
9 No. 1, 2014.
54

Nyosino, “Pengaruh Diskon, Merek dan Strategi Marketing Terhadap Loyalitas


Pelanggan Oli Daihatsu PT. Nusantara Autopart Persada”

Oemar, Ira. Hadiah dan Gratifikasi dalam Hukum Syariah Islam. (31 Maret 2015)

panjarwati (2016) “pengaruh strategi pemasaran dan pemberian hadiah terhadap


loyalitas nasabah”

Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (PT. Indeks, 2007), h., 175

Purwana, Agung Eka. Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan. Ponorogo: STAIN


Ponorogo Press, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet.23, Bandung:


Alfabeta, 2014.

Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi , Yogyakarta:


Pustaka Baru Press, 2015.

Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS


(Center of Academic Publishing Service).

Sunyoto, Danang. 2015. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CAPS (Center of


Academic Publishing Service).

Winni Aprilia Permata, ”Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Strategi Pemberian


Diskon Melalui Member Card Terhadap Loyalitas Kosumen Pada Toko
Aksesoris Gadget Ilufa Klaten” skripsi, Universitas Widya Darma Klaten,
Juni 2020
54

Yulfianto, Y. 2016. Pengaruh Diskon dan Pemberian Hadiah terhadap Keputusan


Pembelian. Jurnal Penelitian Pemasaran. Universitas Brawijaya, Malang.

Anda mungkin juga menyukai