JANGKA PANJANG
Disusun oleh :
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1-MANAJEMEN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul MENCIPTAKAN
HUBUNGAN LOYALITAS JANGKA PANJANG ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
mata kuliah Seminar Manajemen Pemasaran. Selain itu, paper ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang hubungan loyalitas jangka panjang bagi para
pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen DC. Kuswardani selaku dosen
Seminar Manajemen Pemasaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini.
Saya menyadari paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan paper ini.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................ 5
B. Permasalahan.............................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN
3
C. Mengembangkan Hubungan Pelanggan.............................................................. 21
A. Kesimpulan............................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 31
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan pengaruh luar biasa
pada dunia bisnis. Perusahaan mrnghadapi persaingan yang begitu hebat.
Walaupun demikian dengan terjadinya pergeseran pada filosofi usaha dari
produk dan penjualan ke filosofi pemasaran holistik, perusahaan akan
mendapatkan peluang yang lebih baik dalam memenangkan persaingan.
Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan,
desain, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan
aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling
ketergantungan. Pemasaran holistik menyadari bahwa segala hal itu
berarti. Semua bagian sama pentingnya dalam perusahaan. Salah satu
komponen dalam pemasaran holistik adalah pemasaran hubungan.
Melalui komponen ini, perusahaan berusaha membangun hubungan
jangka panjang yang saling menguntungkan di antara pelanggan, pegawai,
mitra pemasaran, dan komunitas finansial perusahaan.
Berbicara mengenai hubungan dengan pelanggan maka pemasar
harus memastikan ada jalinan hubungan yang kuat. Untuk itu pemasar
akan memberikan informasi-informasi yang diperlukan pelanggan,
berupaya melibatkan diri dengan pelanggan, bahkan juga mendorong
pelanggan dalam proses membangun hubungan tersebut. Dengan kata
lain, pelanggan betul-betul mendapatkan perhatian yang istimewa.
Perusahaan yang berpusat pada pelanggan mempunyai keahlian dalam
membangun hubungan dengan pelanggan, bukan hanya soal produk saja;
5
mereka juga terampil menciptakan pasar, bukan hanya menciptakan
produk.
Pengalaman Harrah’s Entertainment, sebuah perusahaan di Las
Vegas yang mula-mula bergerak di bidang teknik manajemen hubungan
pelanggan menunjukkan pengalamannya bahwa pemasar yang sukses
adalah mereka yang sanggup menata dengan baik database pelanggannya.
B. Permasalahan
Makalah ini akan membahas secara detail bagaimana
memenangkan pelanggan dan mengalahkan kompetitor melalui
pembahasan yang mencakup permasalahan berikut :
1. Apakah arti dari nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan, dan
bagaimana cara perusahaan menghantarkan ketiga dal tersebut ?
2. Apakah arti nilai seumur hidup pelanggan dan bagaimana cara
pemasar memaksimalkannya ?
3. Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan hubungan pelanggan
yang kuat ?
4. Bagaimana perusahaan dapat menarik sekaligus mempertahankan
pelanggan ?
5. Apakah arti pemasaran database itu ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
The only value your company will ever create is the value that comes
from customers—the ones you have now and the ones you will have
in the future. Businesses succeed by getting, keeping, and growing
customers. Customers are the only reason you build factories,hire
employees, schedule meetings, lay fiber-optic lines, or engage in any
business activity.
7
Tradisional tadi menjadi Piramid Organisasi Modern, dimana pada
piramid ini pelanggan menempati puncak piramid, urutan
berikutnya adalah orang-orang garis depan yang memenuhi,
melayani dan memuaskan pelanggan. Di bawahnya ada manajer
menengah yang bertugas mendukung pekerjaan orang-orang garis
depan sehingga dapat melayani dan memuaskan pelanggan. Pada
dasar piramid terdapat manajemen puncak yang tugasnya
memepekerjakan dan mendukung manajemen menengah yang baik.
Pada piramid organisasi modern, selain pelanggan ditempatkan pada
puncak piramid, pelanggan juga ditempatkan pada kedua sisi
piramid. Ini mengindikasikan bahwa manajer di semua tingkatan
harus senantiasa memperhatikan dan terlibat secara pribadi dalam
mengetahui, memenuhi dan melayani pelanggan.
Pada beberapa perusahaan, dalam rangka memuaskan dan
mempertahankan pelanggan mereka, ada strategi-strategi yang
diterapkan seperti :
1. Menempatkan pelanggan di atas dalam model bisnis mereka,
seperti piramid organisasi modern,
1. Menjalankan strategi advokasi pelanggan untuk melindungi dan
membela keinginan, kebutuhan, dan hak-hak pelanggan, dan
2. Menjadikan pelanggan sebagai keunggulan kompetitif perusahaan.
Dengan kemunculan teknologi seperti internet, pelanggan saat
ini mengharapkan perusahaan melakukan hal yang lebih lagi dari
pada hanya sekedar menyenangkan mereka. Para pelanggan
berharap perusahaan juga mendengarkan mereka. CompUSA dan
Ebates adalah contoh perusahaan yang berhasil mendengarkan
pelanggan mereka dan membawa peningkatan dalam hampir semua
aspek kinerja bisnis, termasuk penjualan.
8
A.1. Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan
Dewasa ini konsumen lebih terdidik dan lebih berpengalaman.
Mereka mempunyai sarana (misalnya internet) untuk mengetahui
kebenaran klaim perusahaan terkait produknya dan mencari
alternatif produk yang lebih unggul. Pelanggan akan memperkirakan
mana tawaran yang lebih menguntungkan menghantarkan nilai
tertinggi dengan membandingkan produk sejenis. Dell inc adalah
sebuah perusahaan yang gagal mempertahankan pelanggannya
karena adanya kompetitor lain yang mampu memberikan kualitas
dan harga yang relatif sama di saat Dell menurun kinerja hubungan
pelanggannya. Sementara itu, kompetitor tersebut berhasil
memberikan pelayanan yang lebih baik pada pelanggannya.
Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV-Customer
Perceiveid Value) adalah selisih antara penilaian pelanggan
prospektif atas semua manfaat (Total Manfaat Pelanggan) dan biaya
(Total Biaya Pelanggan) dari suatu penawaran terhadap alternatifnya.
Total manfaat pelanggan (Total Customer Benefit) adalah nilai
moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis
yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang
disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang mengikutinya.
Total Biaya Pelanggan (Total Customer Cost) adalah kumpulan biaya
yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan
dalam mengevaluasi, mendapatkan, dan menyingkirkan suatu
penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan
psikologis.
Maka, nilai yang dipersepsikan pelanggan didasarkan pada
apa yang didapat pelanggan dan apa yang ia berikan untuk
kemungkinan pilihan yang bnerbeda. Karena total manfaat
pelanggan terdiri dari tiga komponen yaitu ekonomi, fungsional dan
psikologis; maka pemasar dapat meningkatkan penawaran
pelanggan melalui kombinasi ketiganya. Bila nilai penawaran
9
pertama itu V1 dan nilai penawaran alternatif itu V2, maka pelanggan
akan melihat rasio V1 : V2. Pelanggan akan menjatuhkan pilihannya
pada V1 bila rasio > 1, memilih V2 bila rasio < 1, dan netral bila rasio
= 1.
10
produk. Sebagai contoh, apabila nilai yang dipersepsikan pelanggan
atas suatu produk adalah Rp. 20.000.000.- sementara biaya
produksinya sebesar Rp. 15.000.000.- dan harga yang ditetapkan
perusahaan adalah Rp. 18.000.000.- maka sebenarnya ada sejumlah
Rp. 2.000.000.- sebagai nilai insentif pelanggan untuk membeli.
Dengan kata lain, ada sebesar Rp. 2.000.000.- dari nilai yang
dipersepsikan pelanggan yang akan dihantarkan kembali ke
pelanggan dan sejumlah Rp. 3.000.000.- yang akan didapat
perusahaan sebagai keuntungan atau laba. Untuk mengalahkan
pesaing, maka perusahaan seharusnya menawarkan lebih banyak
insentif pembelian kepada pelanggan. Dengan tingginya insentif,
pelanggan akan merasa diuntungkan berdasarkan nilai persepsinya.
Sering kali, manajer mengadakan analisi nilai pelanggan untuk
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan terhadap
kelemahan dan kekuatan pesaingnya. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi atribut produk dan manfaat utama yang dinilai
pelanggan,
2. Menilai arti penting atribut secara kuantitatif berdasarkan
peringkatnya dan manfaat yang berbeda,
3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai
pelanggan pada setiap atribut dan manfaat yang berbeda,
4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu
menentukan peringkat kinerja perusahaan dan kinerja pesaing
utama berdasarkan suatu atribut atau manfaat,
5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu dengan kembali
melakukan studi ketika terjadi perubahan ekonomi, teknologi dan
fitur.
11
Nilai yang dipersepsikan pelanggan merupakan kerangka
kerja berguna yang diterapkan dalam banyak situasi dan
menghasilkan pandangan yang luas. Berikut ini implikasinya :
Pertama, penjual harus menilai total manfaat pelanggan dan
total biaya pelanggan yang berhubungan dengan tawaran tiap
pesaing untuk mengetahui bagaimana peringkat tawaran penjual
dalam pikiran pembeli.
Kedua, penjual yang berada pada keadaan nilai yang
dipersepsikan pelanggan yang tidak menguntungkan mempunyai
dua alternatif : meningkatkan total manfaat pelanggan atau
mengurangi total biaya pelanggan. Alternatif pertamanya adalah
memperkuat atau menambah manfaat ekonomi, fungsional, dan
psikologis produk, jasa, personel, dan citra yang ditawarkan.
Alternatif kedua mengurangi biaya pembeli melalui kepemilikan dan
pemeliharaan, menyederhanakan proses pemesanan dan
pengiriman, atau menyerap sejumlah risiko pembeli dengan
menawarkan jaminan.
12
Sistem penghantaran nilai (value delivery system) meliputi
semua pengalaman yang akan didapatkan pelanggan dalam proses
memperoleh dan menggunakan penawaran.
Jadi, inti dari sistem penghantaran nilai yang baik adalah
sekumpulan proses bisnis inti yang membantu perusahaan
menghantarkan nilai konsumen yang berbeda. Apple iPhone,
menunjukkan merek yang mewakili penghantaran nilai yang baik
sehingga tahun 2009 dan 2010 secara berturut menempati posisi
teratas dari 25 merek dengan loyalitas pelanggan tertinggi.
13
A.3. Mengamati Kepuasan
Banyak perusahaan secara sistematis melakukan pengamatan
dan pengukuran seberapa baik mereka memperlakukan pelanggan
mereka, mengenali faktor-faktor yang membentuk kepuasan, dan
melakukan perubahan dalam operasi dan pemasaran mereka sebagai
akibatnya.
Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur
kepuasan pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk
mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan
yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lama,
membeli lagi ketika perusahaan menawarkan produk baru dan
memperbarui produk lama.
Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan maka akan
menghasilkan loyalitas yang semakin kuat pula. Kepuasan atau
kesenangan yang semakin tinggi akan menciptaka ikatan emosional
dengan merek dan perusahaan, bukan hanya sekedar menciptakan
preferensi rasional.
Dalam melakukan pengamatan kepuasan pelanggan, perlu
diingat bahwa kepuasan pelanggan pada setiap elemen kinerja
mungkin berbeda. Pelanggan yang berbeda juga akan memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda walaupun pada elemen kinerja yang
sama. Di samping itu, perlu juga disadari bahwa ada pelanggan yang
mungkin dengan mudah disenangkan pada setiap elemen kinerja dan
ada pula yang sulit dipuaskan pada elemen tertentu tetapi mudah di
bagian kinerja lainnya.
14
atau kesediaan responden untuk merekomendasikan suatu
perusahaan dan merek kepada orang lain.
Menurut Frederick Reichheld, kesediaan pelanggan untuk
merekomendasikan suatu produk kepada teman berasal dari
seberapa baik pelanggan itu diperlakukan oleh karyawan lini
depan, yang selanjutnya menentukan seluruh bidang
fungsional yang berkontribusi terhadap pengalaman
pelanggan ini. Pemikiran ini kemudian melahirkan suatu
teknik survei yang cukup diadopsi yang bernama Net
Promoter Score (NPS).
Survei Tingkat Kehilangan Pelanggan, survei ini berusaha
menggali informasi dengan menghubungi pelanggan yang
berhenti dan menanyakan penyebabnya.
Survei Pembelanja Misterius, manajer atau orang lain dapat
berperan dalam survei ini. Survei bertujuan untuk mengetahui
titik lemah dan titik kuat ketika membeli produk, baik itu di
perusahaan sendiri atau pesaing. Dengan cara menelepon,
manajer juga dapat mengetahui bagaimana karyawan
menangani panggilan atau keluhan pelanggan.
15
A.3.3. Keluhan Pelanggan
Beberapa perusahaan memperhatikan kepuasan pelanggan
dengan cara mencatat keluhan pelanggan walaupun sebenarnya
hanya 5% dari pelanggan yang tidak puas yang akan menyampaikan
keluhan. 95% lainnya merasa bahwa menyampaikan keluhan tidak
sebanding dengan usahanya, atau mereka tidak tahu bagaimana atau
kepada siapa mereka mengeluh, selanjutnya mereka berhenti
membeli.
Dari pelanggan yang menyampaikan keluhan, antara 54% -
70% akan membeli kembali ke perusahaan jika keluhan mereka
diselesaikan. Nilainya bahkan akan mencapai 95% apabila pelanggan
merasa keluhan diselesaikan dengan cepat. Pelanggan yang tidak
puas akan menceritakan kepada orang lain rata-rata lebih banyak
dari pada pelanggan yang puas yang membagikan pengalamannya
pada orang lain.
Faktanya, sesempurna apapun rancangan dan implementasi
sebuah program pemasaran, kesalahan akan tetap terjadi. Sehingga,
hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mempermudah pelanggan
menyampaikan keluhan. Keluhan juga dapat mendatangkan
kebaikan bagi perusahaan. 3M Company menyatakan lebih dari dua
pertiga ide peningkatan produk bisa berasal dari keluhan pelanggan.
Prosedur berikut dapat membantu perusahaan memulihkan
itikad baik pelanggan :
1. Membuka “hotline” gratis 7 hari 24 jam baik melalui telepon, fax,
atau e-mail untuk menerima dan menindaklanjuti keluhan,
2. Menghubungi pelanggan yang menyampaikan keluhan secepat
mungkin untuk meminimalkan ketidakpuasan,
3. Menerima tanggung jawab atas kekecewaan pelanggan, hindari
menyalahkan pelanggan,
4. Memperkerjakan orang layanan pelanggan yang memiliki empati
16
5. Mengatasi keluhan dengan cepat dan mengusahakan kepuasan
pelanggann.
17
tinggi kualitas, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, dan
semakin tinggi pula profitabilitas. Studi telah memperlihatkan
korelasi yang tinggi antara lualitas produk relatif dengan
profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang menurunkan biaya
terlalu jauh akan merasakan akibatnya ketika kualitas pengalaman
pelanggan menurun. Kualitas jelas merupakan kunci untuk
menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan.
18
Pada akhirnya, pemasaran adalah seni menarik dan
mempertahankan pelanggan yang menguntungkan. Pelanggan
terbesar perusahaan tidak selalu menghasilkan laba tertinggi.
Pelanggan terbesar bisa menuntut layanan yang baik dan
mendapatkan diskon terbesar. Pelanggan terkecil membayar harga
penuh dan mendapatkan layanan minimal, tetapi biaya bertransaksi
dengan mereka dapat mengurangi profitabilitas mereka. Pelanggan
menengah yang menerima layanan bagus dan membayar harga
hampir penuh sering kali paling menguntungkan.
19
1. Pelanggan Platinum, paling menguntungkan
2. Pelanggan Emas, menguntungkan
3. Pelanggan Besi, rendah profitabilitasnya tetapi besar volumenya
4. Pelanggan Timbal, tidak menguntungkan dan tidak diinginkan.
Perusahaan dapat mengalihkan pelanggan besi ke pelanggan emas
sambil berusaha menghilangkan pelanggan timbal atau membuat
pelanggan tersebut menguntungkan dengan menaikan harga mereka
atau mengurangi biaya melayani mereka.
20
Ada banyak metode untuk mengukur nilai seumur hidup
pelanggan. Salah satunya memberikan kerangka kerja kuantitatif
resmiuntuk merencanakan investasi pelanggan dan membantu
pemasar mengadopsi perspektif jangka panjang. Meskipun
demikian, salah satu tantangan dalam penerapan konsep CLV adalah
mendapatka perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang handal.
Pemasar yang menggunakan konsep CLV juga harus
memperhitungkan kegiatan pemasaran jangka pendek untuk
membangun merek yang membantu meningkatkan loyalitas
pelanggan.
21
seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. Titik kotak
pelanggan semua kejadian dimana pelanggan menghadapi merk dan
produk-dari pengalaman aktual ke komunikasi pribadi atau massal
hingga observasi biasa.
22
pelanggan mereka dengan melaksanakan strategi berikut ini dengan
baik :
23
Bila biaya untuk mengurangi tingkat keberalihan lebih kecil,
maka perusahaan harus tetap mengupayakan mengurangi tingkat
keberalihan.
24
C.3.1. Berinteraksi Dengan Pelanggan
Mendengarkan pelanggan merupakan suatu hal yang
penting dalam manejemen hubungan pelanggan. Beberapa
perusahaan penciptakan mekanisme berkelanjutan yang membuat
manajer senior dapat terus terhubung dengan umpan balik
pelanggan dari lini depan.
25
aktif atau keluar. Tantangannya dalah mengaktifkan kembali
pelanggan yang tidak puas melalui strategi pemenangan kembali.
Seringkali lebih mudah untuk meanarik kembali mantan pelanggan
(karena perusahaan mengetahui nama dan sejarah mereka) dari
menemukan pelanggan baru. Kuncinya adalah menganalisis
penyebab keberalihan pelanggan melalui wawancara pada saat
pelanggan itu keluar dan survei pelanggan yang hilang, serta hanya
berusaha memenangkan kembali mereka yang mempunyai potensi
laba kuat.
26
Idealnya, database pelanggan juga mencakup informasi
pembelian masa lalu pelanggan demografis (usia, penghasilan,
anggota keluarga, tanggal lahir), psikografis(kegiatan,minat, dan
opini), mediagrafis (media yang disukai), informasi lainnya yang
berguna.
27
Ada empat masalah yang dapat mencegah perusahaan untuk
menggunakan CRM secara efektif :
28
1. Mengimplementasikan CRM sebelum menciptakan strategi
pelanggan.
2. Menjalankan CRM sebelum mengubah organisasi untuk
menyesuaikan diri.
3. Mengasumsikan bahwasemakin banyak teknologi CRM, berarti
semakin baik.
4. Mengintai, bukan membujuk pelanggan.
George Day dari Wharton menyimpulkan bahwa salah satu
alasan dibalik gagalnya CRM adalah bahwa perusahaan
berkonsentrasi pada proses kontak pelanggan tanpa melakukan
perubahanterkait dalam struktur dan sistem internal. Kemampuan
tinggi untuk berhubungan dengan pelanggan berkaitan dengan cara
perusahaan membangun bisnis dan mengelola organisasinya dan
tidak terlalu berkaitan dengan alat dan teknologi CRM yang
diterapkan. Penting diperhatikan bahwa perusahaan harus bisa
menentukan seberapa besar dan di bagian mana investasi yang
ditanamkan dalam membangun dan menggunakan pemasaran
database guna mengadakan hubungan dengan pelanggan.
BAB III
29
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
30
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Marketing Management– 14Th Edition,
2012.
31