Disusun Oleh:
TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah
Manajemen Pemasaran yang berjudul “Marketing Channel: Delivering Customer
Value” dengan baik. Dalam pengerjaaan makalah ini, penulis juga tidak lepas dari
bantuan dan arahan dari berbagai pihak yang dapat memotivasi penulis. Oleh
sebab itu penulis berterima kasih kepada Bapak Rudi Vernando Silalahi, M.T.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang sudah memberikan materi
dan arahan dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen pemasaran. Namun,
penulis juga menyadari bahwa dalam mengerjakan makalah ini tentunya masih
ada kesalahan dan masih jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan adanya
kritik dan saran agar penulis dapat menulis makalah lebih baik untuk ke depannya.
i
DAFTAR ISI
ii
5.2 Analisis Perbandingan Hasil Wawancara dengan Teori ........................ 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Pembatasan Masalah
Ruang lingkup makalah dibatasi oleh pertanyaan arahan yang telah
diberikan oleh dosen penulis dan informasi yang didapatkan mengenai PT
Nutrifood dibatasi oleh jawaban wawancara bersama narasumber dari PT.
Nutrifood dengan tim pemasarannya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan teori yang penulis ambil sebagian besar berasal dari buku
pengantar yang Bapak Rudy Vernando Silalahi, M.T. selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pemasaran di Universitas Pelita Harapan gunakan pada saat laporan
ini dibuat. Buku tersebut adalah Principles of Marketing edisi ke-15 karya Phillip
Kotler dan Gary Armstrong
3
rantai atau keterkaitan satu sama lain, rantai ini berisi suatu tujuan bersama yang
mempunyai inti yaitu mengadakan barang dengan cara menyalurkannya sebaik
mungkin dari suatu tempat ke tempat lain. Di dalam rantai ini ada penyaluran
barang dari supplier ke perusahaan dan ada pula dari perusahaan ke customer.
4
financing, risk taking. Matching adalah menyocokan antara persediaan yang akan
dibuat dengan minat pasar. Negotiation adalah penawaran dari pihak-pihak
penyalur ke perusahaan agar bisa menekan harga jual ke konsumen. Physical
distribution adalah bagaimana metode yang diambil untuk menyalurkan barang
atau jasa. Financing adalah mengenai pengelolaan uang selama jalur distribusi
tersebut bekerja. Risk taking adalah bagaimana pembagian resiko yang ada dari
jalur distribusi tersebut.
5
Gambar 2.2 Bagan Business Marketing Channel
Pada marketing channel dapat dibagi kembali menjadi dua jenis yaitu
consumer marketing channel dan business marketing channel. Yang membedakan
adalah tujuan suatu barang, jika orientasi konsumennya adalah konsumen akhir,
maka termasuk dalam consumer marketing channel. Jika orientasi konsumennya
adalah perusahaan lain, maka termasuk dalam business marketing channel.
6
2.6 Pengertian Conventional Distribution Channel
Jalur distribusi tradisional atau sering dibilang juga secara konvensional
adalah jalur distribusi yang tidak terintegrasi satu sama lain (independent). Pada
jalur produksi ini bisa berisikan anggota retailer, reseller, distributor, ataupun
wholesaler. Pada jalur distribusi konvensional, setiap organisasi yang berada di
dalamnya akan berjalan sendiri-sendiri dan sangat sulit untuk mengatur organisasi
lainnya karena tidak terintegrasi dalam satu sistem dan tujuan yang sama. Tujuan
dari setiap organisasi tersebut bisa saja berbeda-beda.
Gambar 2.3 Bagan Perbedaan antara Conventional Marketing Channel dengan Vertical Marketing
System
7
Kepemilikan dan pengatur VMS dapat dibagi lagi menjadi 3 tipe yaitu
corporate VMS, contractual VMS, dan administered VMS. Corporate VMS adalah
kepemilikan sistem produksi dan marketing channel yang berada dalam satu pihak
atau organisasi saja. Contractual VMS adalah beberapa organisasi yang membuat
kontrak antara satu dengan yang lainnya untuk membuat sistem produksi dan
distribusi sehingga kepemilikan sistem adalah atas nama bersama. Administered
VMS adalah suatu sistem produksi dan distribusi yang diatur oleh satu pihak yang
berkuasa atau dominan yang dipilih berdasarkan tingat keberpengaruhannya
organisasi tersebut dalam sistem.
8
2.9 Pengertian Marketing Channel Design
Dalam merancang jalur distribusi barang atau jasa, dibutuhkan beberapa
tahapan sebagai berikut yaitu menganalisa dan membuat kesimpulan dari apa
yang diinginkan oleh pasar atau calon konsumen, dengan perusahaan mengetahui
apa yang calon konsumen mau dan inginkan, perusahaan dapat membuat
perkiraan barang, jasa, atau perlakuan khusus sesuai dengan apa yang calon
konsumen mau sehingga barang atau jasa yang dibuat sudah memiliki target
pasar, bayangkan jika membuat produk atau menawarkan jasa yang tidak
diinginkan oleh pelanggan, maka produk atau jasa tersebut tidak terbeli dan
artinya tidak mendapatkan pasar. Contoh dari tahapan ini adalah perusahaan X
mengetahui keinginan dan minat calon konsumennya yaitu sabun mandi yang
murah, harum, dan berbusa tebal serta mudah dibeli di warung terdekat, maka
perusahaan dapat melangkah ke tahap selanjutnya untuk merancang sistem
distribusi ini. Tahapan yang kedua adalah membuat suatu tujuan dari channel
yang akan dibuat. Tujuan yang dibuat haruslah seobjektif mungkin tentang target
pasar dan kondisi perusahaan. Target yang dimaksud adalah calon konsumen yang
datanya telah dikumpulkan dari tahap pertama yaitu hasil data analisa minat calon
konsumen. Tahapan yang ketiga adalah mengidentifikasi alternatif utama
(identifying major alternatives), yaitu menentukan hal-hal utama yang harus ada
dalam sistem seperti jumlah level yang akan digunakan, jumlah penyalur, siapa
saja yang akan diikutsertakan dalam sistem dan apa tanggung jawabnya masing-
masing. Untuk menentukan jumlah level dan jumlah organisasi yang ada di dalam
suatu sistem, perusahaan biasanya melihat kembali tujuannya yang telah
ditentukan di tahap kedua, ada beberapa jenis distribusi yang didasarkan oleh gaya
distribusinya. Jenis distribusi inilah yang nantinya akan mempengaruhi jumlah
level dan jumlah anggota dari setiap levelnya. Ada perusahaan yang
menginginkan barangnya ada dimana-mana seperti contoh perusahaan bahan
makanan mentah, bumbu, ataupun perusahaan makanan dan minuman ringan, etc.,
gaya distribusi ini dinamakan dengan intensive distribution. Ada perusahaan yang
menginginkan barangnya dijual ke pembeli secara limited atau eksklusif di toko-
toko tertentu, untuk itu perusahaan haruslah membatasi jalur distribusinya agar
9
branding dari barang yang dijual tetap limited, gaya distribusi ini dinamakan
dengan exclusive distribution. Yang ketiga adalah perusahaan yang memilih
perantaranya sendiri yang sesuai dan tidak menggunakan semua kemungkinan
peranta adalah selective distribution, pada gaya distribusi ini dikatakan tidak
menggunakan semua kemungkinan distributor karena pada gaya distribusi ini,
penyebaran barang tidak se-intensif pada intensive distribution dan tidak se-
eksklusif pada exclusive distribution. Tahapan selanjutnya yang harus ditempuh
adalah evaluating the major alternatives. Pada tahapan ini, beberapa pilihan atau
major alternatives yang sudah didefinisikan pada tahap sebelumnya akan
dievaluasi. Evaluasi akan mencakup faktor-faktor seperti faktor economic,
control, dan adaptability criteria. Economic criteria adalah faktor yang
membedakan pada bidang penjualan, harga, dan keuntungan yang didapat dari
setiap pilihan channel. Faktor yang kedua yaitu control, perusahaan harus
mempertimbangkan keaktifan dari layer-layer yang berada di bawahnya, tidak
boleh terlalu mengatur (sangat aktif mengatur), dan tidak boleh juga untuk diam
saja (tidak aktif). Faktor yang selanjutnya adalah adaptability, yaitu seberapa jauh
kemampuan suatu channel terhadap perubahan-perubahan yang mungkin saja
terjadi.
10
BAB III
METODOLOGI PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
11
skala besar, bagaimana cara mendistribusikan makanan atau
minuman tersebut hingga dapat sampai k pelanggan?
5. Mengacu pada pertanyaan nomor4,apakah PT.Nutrifood
Indonesia menggunakan distributor dari perusahaan lain (
perusahaan lain diluar PT.Nutrifood Indonesia yang memang
khusus distributor), atau distributor pribadi milik PT.Nutrifood
(bisa juga anak perusahaan)? Jika ada wholeseller khusus produk
PT.Nutrifood Indonesia juga bisa disebutkan.
6. Apa objektif perusahaan nutrifood dalam pemilihan distributor
sebagai marketing channel untuk mencapai ke target pelanggan?
7. Adakah rencana kedepannya untuk melebarkan jalur distribusi
dengan memperbanyak kerja sama diantara PT.Nutrifood
Indonesia dan perusahaan distribusi lain atau menambah target
konsumen yang lain?
8. Pernakah PT.Nutrifood mengalami masalah dengan pihak yang
mendistribusikan barang sampai mengganggu jalannya proses
distribusi?
9. Pernakah PT.Nutrifood Indonesia berganti jalur distribusi
(missal: beralih dari perusahaan distribusi A ke perusahaan
distribusi B)?
10. Di kota mana di Indonesia yang memiliki calon
konsumen/konsumen terbanyak produk PT.Nutrifood Indonesia?
11. Selain di Indonesia,dimana lagi negara yang memiliki minat
besar terhadap produk PT.Nutrifood?
12. Metode dan media pemasaran apa yang paling efektif dan sering
digunakan PT.Nutrifood untuk menjangkau calon pelanggan?
(missal: telepon,media social, menyerahkan materi pemasaran ke
perusahaan distribusi saja,event langsung
dilapangan,website,dsb.)
12
13. Dengan wabah COVID-19 yang sedang merebak apakah ada
distribution channel yang terdampak ? jika iya gimana cara
mengatasinya?
14. Kalau nutrifood sendiri ada gak outlet fisik yang punya nutrifood
sendiri untuk menjual produknya dipasaran?
15. Dalam mendistribusi ke luar negeri/dalam negeri ada kendala gak
umumnya seperti apa kendalanya?
16. Apakah Nutrifood ini termasuk dalam perusahaan yang
melakukan intensive, selective, atau exclusive distribution?
13
BAB IV
COMPANY PROFILE
14
Nutrifood adalah produsen dan penjual beberapa brand
minuman. Ada HiLo, NutriSari, Tropicana Slim, Lmen, W’dank dan
Lokalate (brand kecil).
2. Siapa target pelanggan dari PT. Nutrifood Indonesia secara
keseluruhan? Boleh diberikan contoh produk dengan target
pelanggannya yang lebih spesifik? (misal: produk minuman A, untuk
orang yang gaya hidupnya A.)
Target market masing-masing brand berbeda. Kalau secara
keseluruhan, target marketnya adalah individu yang berumur umur 5
tahun ke atas, laki-laki dan perempuan, staus sosial-ekonominya
middle-class ke atas. Tapi kalau secara khusus, misalnya L-men, kami
menargetkan laki-laki dengan umur remaja ke atas. Sedangkan HiLo,
ada bermacam-macam. Ada Hi-Lo School, HiLo Teen, HiLo active,
HiLo gold. HiLo School untuk anak-anak SD berumur 5-12 tahun,
HiLo Teen untuk remaja yang berumu 13-19 tahun, HiLo Active untuk
orang yang berumur 20-49 tahun, HiLo Gold untuk orang yang
berumur 50 tahun ke atas. Kami melakukan segmentasi secara
psikografis juga. Contohnya L-men kita melihat secara lebih spesifik
lagi yaitu mereka yang peduli dengan hidup sehat, penampilan.
3. Bagaimana cara menjangkau target pelanggan yang telah disebutkan di
pertanyaan nomor 2? Adakah metode khusus yang digunakan oleh PT.
Nutrifood Indonesia untuk menjangkau calon customer?
Basically, kita melakukan cara marketing tetap sama dengan
yang lain. Ada abound the line dan below the line. Kalau below the
line, contohnya yang direct misalnya promosi atau potong harga yang
sifatnya langsung ke konsumen. Kalau abound the line lebih ke iklan,
kita melakukan semuanya. Mulai dari tv ads, digital ads yang cukup
heavy dan advance. Nutrifood termasuk perusahaan yang cukup
advance di digital campaign. Di media sosial, kita termasuk yang
pertama masuk ke social media, kemudian kita juga punya e-
commerce sendiri. Cara unik untuk menjangkau konsumen yang
15
dilakukan oleh Nutrifood adalah kita mulai mengadakan HiLo goes to
school sudah lebih dari 5 tahun. Jadi dengan adanya acara itu lebih
mengenalkan produk mereka secara langsung ke konsumen (anak-
anak) tidak hanya dari iklan, tapi kita juga masuk ke channel sekolah.
Kita tidak hanya masuk ke sekolah untuk menjual namun kita juga
memberikan edukasi tentang kesehatan dan lingkungan, ada lomba-
lomba, dan lewat kegiatan ini kita jadi membangun engagement
dengan konsumen. Kalau di L-Men, kami mengadakan L-Men of the
year yang sudah lebih dari 10 tahun. Jadi kita tidak hanya membangun
engagement dengan melakukan promo atau potongan harga namun
membangun engagement lewat social media. Contohnya lewat youtube
channel kami, kontennya berisi cara membentuk otot perut, oto kaki,
dan lain-lain yang relevan dengan konsumen.
4. PT. Nutrifood Indonesia kan salah satu perusahaan manufaktur besar
yang memproduksi produk makanan dan minuman dalam skala besar,
bagaimana cara mendistribusikan makanan atau minuman tersebut
hingga dapat sampai ke pelanggan?
Kalau bicara channel secara luas ada 3 yaitu e-commerce,
modern trade (toko-toko besar, minimarket), general trade (toko
kelontong, pedagang keliling, pasar). Nutrifood tidak punya distributor
sendiri. Kalau Nutrifood sekadar perusahaan manufacturing dan
marketing dan untuk distribusi kita bekerja sama dengan pihak ketiga.
5. Mengacu pada pertanyaan nomor 4, apakah PT. Nutrifood Indonesia
menggunakan distributor dari perusahaan lain (perusahaan lain diluar
PT. Nutrifood Indonesia yang memang khusus distributor), atau
distributor pribadi milik PT. Nutrifood (bisa juga anak perusahaan)?
Jika ada wholesaler khusus produk PT. Nutrifood Indonesia juga bisa
disebutkan.
Karena kita mendistribusi ke seluruh Indonesia kita
menggunakan sistem multi-distributor. Tiap daerah mempunyai
distributornya masing-masing. Ada distributor yang sifatnya nasional
16
tapi ada yang sifatnya area. Nutrifood tidak bekerja sama dengan
supermarket secara langsung. Namun, mereka hanya bekerja sama
dengan supermarket seperti Hypermart, Carrefour dalam promo-plan
saja.
6. Apa objektif perusahaan nutrifood dalam pemilihan distributor sebagai
marketing channel untuk mencapai ke target pelanggan?
Kalau dari tim marketing, kita yang define atau menentukan
barang ini akan masuk ke toko-toko jenis apa. Tugas dari tim sales
adalah untuk melihat distributor mana yang cocok dengan produk
tersebut. Ada distributor yang kuat untuk masuk ke general trade,
modern trade, dll. Dan ini semua tergantung produknya apa dan itu
yang akan menentukan kita memilih distributor yang mana.
Kasarannya, kita ingin distributor yang memiliki armada yang kuat
untuk masuk ke toko yang kita mau. Kedua apakah proses
pembayarannya lancar atau tidak lewat history-nya. Ketiga distributor
itu tidak membawa barang dari direct competitor.
7. Adakah rencana kedepannya untuk melebarkan jalur distribusi dengan
memperbanyak kerja sama diantara PT. Nutrifood Indonesia dan
perusahaan distribusi lain atau menambah target konsumen yang lain?
Sekarang kami sedang memperbanyak distributor. Setiap kita
melihat potensi area mana yang dapat diperluas dan jangkauan
distributor yang kita punya, kita berusaha mencari distributor yang bisa
menjangkau ke area tersebut. Kalau kita sudah mempunyai distributor
sekarang, kita tetap berusaha mencari, melakukan review berkala, dan
mempertimbangkan ketika ada distributor yang baru. Sebenarnya,
Nutrifood sudah mengekspor ke luar negeri tetapi manajemennya
terpisah. Kita bekerja sama dengan satu perusahaan yang memang
khusus menangani ekspor.
8. Pernahkah PT. Nutrifood mengalami masalah dengan pihak yang
mendistribusikan barang sampai mengganggu jalannya proses
distribusi?
17
Sejauh ini tidak punya masalah yang signifikan, jadi harusnya
lancar-lancar saja tidak ada yang mengganggu rantai distribusi.
9. Pernahkah PT. Nutrifood Indonesia berganti jalur distribusi (misal:
beralih dari perusahaan distribusi A ke perusahaan distribusi B)?
Kayaknya enggak pernah.
10. Di kota mana di Indonesia yang memiliki calon konsumen / konsumen
terbanyak produk PT. Nutrifood Indonesia?
Dari sisi jumlah pastinya di DKI Jakarta dan jabodetabek
paling besar.
11. Selain di Indonesia, dimana lagi negara yang memiliki minat besar
terhadap produk PT. Nutrifood?
Lebih ke negara-negara di Middle East seperti Arab Saudi,
Nigeria, Dubai.
12. Metode dan media pemasaran apa yang paling efektif dan sering
digunakan di PT. Nutrifood untuk menjangkau calon pelanggan?
(misal: telepon, media sosial, menyerahkan materi pemasaran ke
perusahaan distribusi saja, event langsung di lapangan, website, dsb.)
Tidak hanya satu metode namun gabungan dari beberapa
metode pemasaran. Pada prinsipnya, semakin banyak org melihat ads
kita orang akan semakin ingat. Contoh produk L-Men, orang-orangnya
sangat identic dengan dunia digital. Jadi kita tidak hanya pasang ads di
tv, tapi juga kita gencarkan di social media. Jadi memang harus
gabungan metodenya. Tapi kalau untuk orang-orang yang berstatus
ekonomi middle-social ke bawah, iklan tv paling efektif.
13. Dengan wabah COVID-19 yang sedang merebak apakah ada
distribution channel yang terdampak.? Jika iya gimana cara
mengatasinya?
Dampak ke depannya sudah pasti slowing down karena
ekonomi orang-orang pasti berdampak juga. Kalau untuk kondisi
sekarang, kemungkinan harga naik karena orang-orang lagi rushing
atau beli barang banyak. Kayak produk-produk yang biasa
18
didistribusikan ke sekolah, pedagang-pedagang kehilangan konsumen
karena anak sekolah mulai diliburkan. Jadi pasti pedagang kehilangan
konsumen. Tapi msh ada juga orang-orang yang beli ke warung atau
toko. Dengan kondisi sekarang sebenarnya kita melakukan langkah-
langkah antisipasi, jadi kita sudah ada planning kalau sampai terjadi
lockdown. Iklan yang tadi kita rencanakan materinya apa harus kita
ganti, dan hal-hal demikian. Untuk distribusi, tidak ada kendala apa-
apa.
14. Kalau nutrifood sendiri ada gak outlet fisik yang punya nutrifood
sendiri untuk menjual produknya dipasaran?
Nutrifood tidak memiliki outlet fisik sama sekali untuk menjual
produknya di pasaran.
15. Dalam mendistribusi ke luar negeri/dalam negeri ada kendala gak
umumnya seperti apa kendalanya?
Tidak ada masalah. Tetapi lebih ke mengoptimalkan distribusi
kita. Kita harus mengecek apakah distributor kita cukup kuat untuk
menjangkau daerah-daerah yang baru. Kalau tidak cukup kuat, kita
harus mencari adakah distributor yang bisa menjangkau daerah-daerah
tersebut. Jadi sebenarnya tidak ada masalah, namun kita mengevaluasi
perkembangan distributor itu sendiri apakah bisa mengikuti yang kita
harapkan atau tidak.
16. Apakah Nutrifood ini termasuk dalam perusahaan yang melakukan
intensive, selective, atau exclusive distribution?
Nutrifood adalah perusahaan yang menerapkan selective
distribution.
19
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
20
PT. Nutrifood Indonesia memiliki tiga channel dalam mendistribusikan
produknya yaitu e-commerce, modern trade, dan general trade. E-commerce
merupakan penjualan produk dan pendistribusian produk melalui platform online
seperti Tokopedia, BliBli, Lazada, atau bahkan pemesanan melalui website
perusahaan secara langsung. Modern trade yang dimaksud adalah supermarket,
wholesaler, dan minimarket. PT. Nutrifood juga menggunakan channel general
trade seperti toko kelontong, pedagang keliling dan pasar untuk menjual barang
produksi hingga ke tangan konsumen. Walaupun begitu, PT. Nutrifood Indonesia
tidak memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang distribusi atau distributor
pribadi milik perusahaan sehingga PT. Nutrifood Indonesia harus bekerjasama
dengan pihak ketiga untuk mendistribusikan barang produksinya.
PT. Nutrifood Indonesia menggunakan sistem multi-distributor untuk
menjalankan aktivitas distribusi ke seluruh Indonesia. Terdapat distributor yang
bersifat nasional dan ada distributor juga yang bersifat lokal atau area.
Berdasarkan informasi yang di dapat dari narasumber, PT. Nutrifood Indonesia
tidak bekerjasama dengan wholesaler ataupun retailer secara langsung dalam hal
distribusi dari data ini, penulis dapat menganalisis bahwa distributor yang bekerja
sama dengan retailer atau wholesaler tersebut. Dalam memilih distributor, PT
Nutrifood Indonesia memiliki pertimbangan tersendiri. PT. Nutrifood Indonesia
akan menilai setiap calon distributor karena tentunya terdapat distributor yang
memiliki akses yang berbeda-beda, ada distributor yang memiliki akses dan
jangkauan ke modern trade dan ada juga distributor yang memiliki jangkauan ke
general trade. Kesepakatan financial seperti perihal payment kepada PT.
Nutrifood Indonesia juga salah satu faktor perusahaan ini menentukan distributor
yang cocok. Menurut narasumber, sejauh ini tidak ada masalah signifikan yang
menganggu rantai distribusi dari PT. Nutrifood Indonesia ke konsumen.
Narasumber juga menyatakan bahwa DKI Jakarta memiliki jumlah konsumen
yang paling banyak dikarenakan jumlah penduduk yang besar.
21
PT. Nutrifood Indonesia juga melakukan kegiatan ekspor ke negara-negara
timur tengah seperti Arab Saudi, Nigeria, maupun Uni Emirat Arab. Menurut
narasumber, proses distribusi produk ke pasar luar negeri pun tidak pernah ada
masalah tetapi narasumber juga mengatakan bahwa optimalisasi distribusi yang
saat ini menjadi target utama dalam pendistribusian produk ke luar maupun dalam
negeri. PT. Nutrifood Indonesia sendiri menerapkan selective distributon ketika
memilih distributor untuk produknya. Berdasarkan data yang didapatkan dari
narasumber, Pandemi COVID-19 tidak menganggu rantai distribusi PT. Nutrifood
Indonesia namun berpengaruh pada marketing yang ada seperti penggantian
materi iklan karena dianggap sudah tidak cocok dengan situasi. PT. Nutrifood
Indonesia juga telah menyiapkan dan mempersiapkan ketika terjadi Lockdown
yang dapat menganggu rantai distribusi produk ke tangan konsumen. Sebuah
perusahaan terutama perusahaan manufaktur yang memiliki tipe Business to
Consumer memang harus selalu siap akan kejadian luar biasa yang ada seperti
pandemi COVID-19 ini untuk secure penjualan dan mencegah terjadinya
kekurangan stock di pasar sehingga dapat mencegah kenaikan harga produk di
pasar.
22
untuk selalu diingat oleh konsumen hal ini juga merupakan salah satu strategi
marketing yang digunakan oleh PT. Nutrifood Indonesia.
Dalam hal marketing channel kita dapat melihat bahwa PT. Nutrifood
Indonesia sudah berjalan menggunakan teori tersebut. Penulis menganalisa bahwa
PT. Nutrifood Indonesia telah menggunakan downstream marketing channel dan
upstream marketing channel dengan baik sehingga produk juga dapat mendapat
nilai tambah value delivery network dari distributor. Menurut data yang di dapat
dari narasumber, PT. Nutrifood Indonesia selalu memilih distributor yang cocok
agar dapat memberikan value delivery network yang baik kepada konsumen.
Faktor-faktor pertimbangan PT. Nutrifood Indonesia juga meliputi negotiaton,
physical distribution, dan financing dengan demikian sesuai dengan teori yang
penulis telah pelajari sebelumnya.
Perusahaan PT. Nutrifood Indonesia menggunakan indirect marketing
channel yaitu consumer marketing channel. PT. Nutrifood Indonesia tidak
memiliki anak perusahaan atau jalur distribusi secara mandiri yang dilakukan oleh
perusahaan itu sendiri sehingga membutuhkan kerjasama dengan perusahaan jasa
distributor lain untuk mendistribusikan produknya ke target konsumen baik dalam
negeri maupun luar negeri. PT. Nutrifood Indonesia juga menggunakan vertical
distribution channel (VMS) sebagai sistem untuk mendistribusikan barangnya. PT.
Nutrifood Indonesia menganut contractual VMS dimana PT. Nutrifood Indonesia
membuat kontrak atau perjanjian dengan organisasi lain utuk membuat sistem
produksi dan distribusi sehingga kepemilikan sistem tersebut adalah tanggung
jawab bersama hal ini tentu sesuai dengan teori yang berlaku sehingga PT.
Nutrifood Indonesia bisa dibilang terintegrasi dengan distributor terkait.
Menurut data dari narasumber, PT. Nutrifood Indonesia juga
menggunakan sistem distribusi yaitu Multichannel Distribution sehingga
distributor produk lebih dari satu. Data menyebutkan bahwa PT. Nutrifood
Indonesia memiliki distributor berskala nasional dan distributor-distributor yang
bertugas untuk mendistribusikan produk setiap daerah atau area jangkauan
distributor tersebut agar segmen yang dituju menjadi lebih luas dan dalam kata
lain PT. Nutrifood Indonesia dapat melakukan ekspansi pasar. Dalam hal
23
mendesain marketing channel, PT. Nutrifood Indonesia menganut gaya distribusi
selective distribution sesuai dengan teori yang telah dipelajari yang memiliki arti
bahwa PT. Nutrifood Indonesia juga menyeleksi tempat penyaluran produknya
tentunya juga menyeleksi distributor-distributor yang ada sesuai dengan kriteria
perusahaan, kapabilitas distributor menangani produk, dan target pasar yang
dituju. Maka dari itu penulis dapat menyebutkan bahwa PT.Nutrifood Indonesia
sudah distribusi atau marketing channel menjalankan sesuai teori yang berlaku.
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan, penulis dapat
mengambil tiga kesimpulan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan:
1. PT. Nutrifood Indonesia menggunakan Multichannel Distribution (e-
commerce, modern trade, dan general trade) sebagai sistem marketing
channel produk yang berskala lokal sampai ke nasional untuk
mendapat segmen yang luas dan dapat melakukan ekspansi pasar.
2. PT. Nutrifood Indonesia menggunakan contractual vertical marketing
system di mana mereka membutuhkan kerjasama secara kontrak
dengan perusahaan lain untuk mendistribusikan produknya karena
tidak mempunyai jalur distribusi mandiri.
3. PT. Nutrifood Indonesia menggunakan selective intermediaries di
mana PT. Nutrifood Indonesia menyeleksi tempat untuk
mendistribusikan produk sehingga bisa sampai ke target pasar sesuai
dengan kriteria kriteria perusahaan, kapabilitas distributor menangani
produk, dan target pasar yang dituju.
6.2 Saran
Penulis mempunyai beberapa saran perbaikan untuk penulisan makalah
berikutnya:
1. Dapat lebih mengatur flow pertanyaan sesuai dengan materi walaupun
memang jawaban dari narasumber memicu pertanyaan ke arah lain.
2. Membaca terlebih dahulu mengenai materi dari marketing channel dan
mendalami teorinya karena materi tersebut cukup luas jika di telaah
satu persatu.
3. Mengeksplor lebih dalam mengenai materi dari marketing channel
agar bisa lebih bermanfaat untuk sekitar.
25
DAFTAR PUSTAKA
26