Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN II

KELOMPOK 2

“TARGETING DAN POSITIONING”

Kelompok 2:

Marina Fajar Triana C1B021057

Raina Widyawati C1B021072

Naufal Febranto Putra C1B021115

KELAS MANAJEMEN B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah kelompok kami
berjudul “Targeting dan Positioning”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen
Pemasaran II yang diampu oleh Ibu Dra. Sri Murni Setyawati, M.M, Ph.D. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam penyusunaan
makalah ini, sehingga dapat selesai tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari terdapat kekurangan karena


keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Dan
kami berharap makalah yang telah disusun dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.

Purwokerto, 20 Agustus 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Targeting ............................................................................................................ 5
2.2 Kriteria Segmentasi Efektif.................................................................................................. 5
2.3 Mengevaluasi Segmen Pasar Sasaran ................................................................................. 5
2.4 Memilih Segmen Pasar Sasaran .......................................................................................... 6
2.5 Pertimbangan Tambahan..................................................................................................... 7
2.6 Memilih Strategi Penetapan Sasaran .................................................................................. 8
2.7 Pengertian Positioning .......................................................................................................... 9
2.8 Tujuan Positioning .............................................................................................................. 10
2.9 Strategi Brand Positioning ................................................................................................. 10
2.10 Cara Penentuan Positioning ............................................................................................... 10
2.11 Syarat Membangun Positioning ........................................................................................ 11
2.12 Kriteria Positioning ............................................................................................................ 14
2.13 Prosedur Positioning ........................................................................................................... 15
2.14 Langkah-Langkah Mengembangkan Strategi Positioning ............................................. 17
2.15 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Positioning............................................... 18
2.16 Komunikasi Positioning yang Efektif ................................................................................ 18
2.17 Masalah Positioning ............................................................................................................ 19
2.18 Studi Kasus .......................................................................................................................... 20
BAB III................................................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi, persaingan pada berbagai bidang usaha semakin ketat. Menghadapi
hal ini, perusahaan tidak hanya harus menjaga kualitas produk, tetapi juga memperhatikan
pemasaran. Kegiatan perusahaan bertujuan untuk memuaskan keinginan konsumen agar
tercipta kepuasan. Dengan cara ini, kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi
persaingan dapat terjamin.
Pentingnya pemasaran mendorong perusahaan untuk melakukan yang terbaik untuk
menjadi berhasil, yaitu dengan menjalankan strategi pemasaran. Salah satu strategi
pemasaran yang umum digunakan adalah strategi segmentasi, targeting dan positioning.
Untuk mengoptimalkan hasil pemasaran, pemasar harus terlebih dahulu melakukan
segmentasi pasar untuk produk yang ingin dijualnya. Setelah segmentasi produk telah
ditentukan, langkah selanjutnya adalah targeting, yaitu membidik target pasar yang dipilih
dalam analisis segmentasi pasar. Langkah selanjutnya adalah positioning produk. Langkah
ini berarti menciptakan posisi produk yang unik di benak dan persepsi calon pelanggan
target Anda. Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai targeting dan
positioning.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari targeting?
2. Bagaimana kriteria segmentasi efektif?
3. Bagaimana mengevaluasi segmen pasar sasaran?
4. Bagaimana memilih segmen pasar sasaran?
5. Apa saja pertimbangan tambahan dalam mengevaluasi dan dan memilih segmen
pasar sasaran?
6. Bagaimana memilih strategi penetapan sasaran?
7. Apa pengertian positioning?
8. Apakah tujuan positioning?
9. Bagaimana strategi brand positioning?
10. Bagaimana cara penentuan positioning?
11. Apa saja syarat membangun positioning?
12. Apa saja kriteria positioning?
13. Bagaimana prosedur dari positioning?

3
14. Apa saja langkah-langkah dalam mengembangkan strategi positioning?
15. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi strategi positioning?
16. Bagaimana komunikasi positioning yang efektif?
17. Apa saja masalah dalam positioning?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari targeting
2. Mengetahui kriteria segmentasi efektif
3. Mengetahui bagaimana mengevaluasi segmen pasar sasaran
4. Mengetahui bagaimana memilih segmen pasar sasaran
5. Mengetahui pertimbangan tambahan dalam mengevaluasi dan dan memilih segmen
pasar sasaran
6. Mengetahui bagaimana memilih strategi penetapan sasaran
7. Mengetahui pengertian positioning
8. Mengetahui tujuan positioning
9. Mengetahui strategi brand positioning
10. Mengetahui cara penentuan positioning
11. Mengetahui syarat membangun positioning
12. Mengetahui kriteria positioning
13. Mengetahui prosedur dari positioning
14. Mengetahui langkah-langkah dalam mengembangkan strategi positioning
15. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi positioning
16. Mengetahui komunikasi positioning yang efektif
17. Mengetahui masalah dalam positioning

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Targeting
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012: 162), target pasar merupakan suatu proses
mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar dianggap paling menarik untuk
dapat dilayani dengan program pemasaran spesifik perusahaan.
Menurut Daryanto (2011:42), targeting merupakan proses mengevaluasi daya tarik
segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen pasar. Targeting mencakup tentang
bagaimana cara memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar.
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) merupakan proses mengevaluasi
segmentasi serta memfokuskan strategi pemasaran pada suatu negara, provinsi, atau
sekelompok orang dengan potensi untuk memberikan respon.
Dapat disimpulkan bahwa targeting atau target pasar merupakan suatu kegiatan dimana
perusahaan memilih segmen pasar yang ingin dimasuki dan kemudian perusahaan dapat
menentukan lebih spesifik pasar yang akan dituju.
2.2 Kriteria Segmentasi Efektif
Ada banyak cara untuk dapat melakukan segmentasi pasar, akan tetapi tidak semua
segmentasi tersebut efektif. Agar dapat bermanfaat, segmen pasar dapat diurutkan
berdasarkan lima kriteria kunci, yakni:
a. Terukur
Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
b. Aksesibilitas
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif.
c. Substansial
Segmen pasar cukup besar atau menguntungkan untuk dilayani. Sebuah segmen harus
merupakan kelompok homogen berukuran sebesar mungkin, yang layak dikejar
dengan program pemasaran yang disesuaikan.
d. Dapat Didiferensiasi
Segmen dapat dibedakan secara konseptual dan direspons secara berbeda terhadap
elemen dan program pemasaran yang berbeda.
e. Dapat Ditindaklanjuti
Program yang efektif bisa dirancang untuk menarik dan melayani segmen.
2.3 Mengevaluasi Segmen Pasar Sasaran

5
Pada saat mengevaluasi berbagai segmen pasar, perusahaan harus mempertimbangkan
tiga faktor: ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, dan tujuan serta
sumber daya perusahaan. Perusahaan harus terlebih dahulu mengumpulkan dan
menganalisis data penjualan segmen terkini, tingkat pertumbuhan, dan profitabilitas yang
diharapkan dari berbagai segmen. Perusahaan tertarik pada segmen yang menunjukkan
ukuran dan karakteristik pertumbuhan yang tepat. Namun, ukuran dan pertumbuhan yang
tepat adalah relatif. Segmen terbesar dan paling cepat berkembang belum tentu paling
menarik bagi semua perusahaan. Usaha kecil mungkin tidak memiliki keahlian dan sumber
daya untuk melayani segmen yang lebih besar atau mungkin menganggap segmen ini
terlalu kompetitif. Perusahaan semacam itu mungkin menargetkan segmen yang benar-
benar kecil dan tidak menarik, tetapi memiliki potensi yang lebih menguntungkan.
Perusahaan juga harus memeriksa faktor struktural utama yang mempengaruhi daya
tarik segmen jangka panjang. Misalnya, jika suatu segmen memiliki sejumlah besar pesaing
yang kuat dan agresif, segmen tersebut menjadi kurang menarik. Keberadaan banyak
pengganti aktual atau potensial dapat membatasi penetapan harga dan profitabilitas
segmen. Kekuatan relatif pembeli juga mempengaruhi daya tarik segmen. Pembeli, yang
memiliki daya tawar lebih dari penjual, mencoba menurunkan harga dan membandingkan
penjual dengan pesaing lain, yang semua hal tersebut dapat mengurangi keuntungan
penjual. Terakhir, segmen dengan pemasok kuat yang dapat mengendalikan harga atau
mengurangi kualitas atau kuantitas barang atau jasa yang dipesan mungkin menjadikan
segmen tidak menarik.
Bahkan jika segmen tersebut berukuran dan pertumbuhan tepat dan menarik secara
struktural, perusahaan harus mempertimbangkan tujuan dan sumber daya mereka sendiri.
Beberapa segmen yang menarik dapat dihapus dengan cepat karena tidak selaras dengan
tujuan jangka panjang perusahaan. Atau perusahaan tidak memiliki keahlian dan sumber
daya yang diperlukan agar dapat berhasil di segmen yang menarik. Perusahaan sebaiknya
memasuki segmen di mana perusahaan dapat menawarkan nilai yang unggul dan meraih
keuntungan lebih banyak dari pesaing.
2.4 Memilih Segmen Pasar Sasaran
Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi
peliputan pasar, yaitu (Lubis, 2004):
1. Konsentrasi pasar tunggal, yang memungkinkan perusahaan untuk memusatkan
kegiatannya pada satu bagian pasar. Perusahaan yang lebih kecil biasanya membuat
pilihan ini. Jika sebuah perusahaan memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan
6
segmen untuk menghasilkan keuntungan, perusahaan lebih mungkin untuk memiliki
posisi yang kuat di segmen tersebut. Namun, perusahaan memilih untuk fokus pada
beberapa segmen karena fokus pada satu segmen membawa potensi risiko yang
signifikan.
2. Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis
produk. Ini berarti perusahaan berfokus pada pembuatan produk tertentu atau spesifik.
Dengan cara demikian, perusahaan telah membangun reputasi yang kuat untuk produk
tertentu. Namun, risiko tetap ada, yaitu jika ada kekurangan bahan untuk memproduksi
produk atau jika terjadi keterlambatan dalam melakukan perubahan teknologi. Contoh
dari strategi ini adalah sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya
mesin tik listrik untuk kelompok pelanggan tertentu.
3. Spesialisasi pasar, yaitu perusahaan berfokus untuk melayani berbagai kebutuhan
kelompok tertentu. Perusahaan telah mendapatkan reputasi yang baik dan telah menjadi
saluran untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan digunakan kelompok. Risiko
kerugian akan timbul ketika kelompok melakukan pembelian. Contoh dari strategi ini
adalah sebuah perusahaan telah memutuskan untuk memproduksi semua jenis mesin
tik, tetapi untuk sekelompok kecil pelanggan.
4. Spesialisasi selektif, yaitu perusahaan memilih beberapa segmen. Segmen-segmen
yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau bersinergi, tetapi masing-masing
segmen menjanjikan keuntungan. Strategi ini diutamakan oleh perusahaan untuk
menghindari kerugian meskipun salah satu segmen tidak produktif, tetapi perusahaan
tetap menghasilkan pendapatan dari segmen lain.
5. Peliputan keseluruhan, yang biasa digunakan oleh industri besar untuk mengungguli
pasar. Perusahaan berupaya menyediakan produk yang dibutuhkan semua kelompok
dengan produk yang dibutuhkan. Akan tetapi, hanya perusahaan besar saja yang dapat
melakukannya. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, pemasar dapat melakukan
diferensiasi, akan tetapi diferensiasi dapat meningkatkan biaya bisnis. Secara umum,
hal ini tetap dapat bermanfaat apabila dikombinasikan dengan strategi profitabilitas,
perusahaan juga harus berhati-hati untuk menghindari over segmenting. Biaya yang
diperkirakan adalah biaya modifikasi produk, biaya pembuatan, biaya administrasi,
biaya persediaan, dan biaya promosi.
2.5 Pertimbangan Tambahan
Ada dua pertimbangan tambahan dalam megavaluasi dan memilih segmen, yaitu
rencana invasi segmen-per-segmen dan pilihan etika target pasar.
7
A. Rencana Invasi Segmen-Per-Segmen
Perusahaan sebaiknya memasuki satu segmen pada satu waktu. Pesaing tidak
boleh mengetahui segmen apa yang akan dimasuki oleh perusahaan di kemudian hari.
Rencana invasi perusahaan data terbentuk ketika menghadapi pasar yang tertutup. Oleh
karena itu, penyerang harus menemukan cara untuk masuk, yang biasanya memerlukan
pendapatan megapemasaran. Megapemasaran (megamarketing) adalah koordinasi
strategis dari keahlian ekonomi, psikologi, politik dan hubungan masyarakat, untuk
mendapatkan kerjasama sejumlah pihak untuk memasuki atau beroperasi di pasar
tertentu.
B. Pilihan Etika Target Pasar
Pemasar harus membidik segmen pasar secara cermat untuk menhindari kritik
konsumen. Beberapa konsumen mungkin menolak diberi nama. Para bujangan
mungkin menolak kemasan makanan yang disajikan khusus untuk satu orang karena
mereka tidak ingin diingatkan bahwa mereka makan sendirian. Konsumen berusia tua
yang tidak merasa tua mungkin tidak menghargai produk yang mengidentifikasi
mereka sebagai “tua”.
Penentuan target pasar juga dapat menimbulkan kontroversi publik. Masyarakat
khawatir pemasar mengambil keuntungan tidak jujur dari kelompok rentan (seperti
anak-anak) atau kelompok yang kekurangan (seperti orang-orang miskin yang tinggal
di dalam kota) atau mempromosikan produk-produk yang berpotensi membahayakan.
Industri sereal banyak dikritik karena usaha pemasaran mereka yang diarahkan kepada
anak-anak. Para kritikus khawatir bahwa daya tarik tinggi yang ditampilkan melalui
mulut karakter animasi yang disukai akan mengalahkan perhatian anak-anak dan
membuat mereka mengingkan sereal bergula tau makanan yang bergizi tak seimbnag.
McDonald’s pun mendapat kritik karena memperkenalkan makanan berlemak tinggi
dan sangat asin kepada penduduk berpendapatan rendah di dalam kota.
Tidak semua usaha yang membidik anak-anak, minoritas, atau segmen khusus
lainnya menuai kritik. Pasta gigi Colgate Junior dari Colgate-Palmolive mempunyai
fitur khusus yang dirancang untuk membuat anak-anak menyikat gigi lebih lama dan
sering. Maka masalahnya bukan siapa yang dibidik, tetapi bagaimana dan untuk apa.
Pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial memerlukan penentuan sasaran yang
tidak hanya melayani kepentingan perusahaan, tetapi juga kepentingan mereka yang
menjadi target.
2.6 Memilih Strategi Penetapan Sasaran
8
Dalam menyusun rencana pencapaian terget pasar, perusahaan harus menjalankan
strategi yang tepat dalam rangka menghindari banyak pesaing. Dalam rangka pelaksanaan
strategi target pasar, terdapat 3 alternatif strategi target pasar yang dapat diterapkan
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1) Strategi Penetapan Sasaran yang Sama (Undifferentiated Targeting Strategy)
Dalam hal ini, perusahaan menganut sistem pemasaran massal, dimana hanya
menghasilkan satu jenis produk yang dapat memuaskan semua keinginan dari
konsumen. Karena membidik pasar yang besar yang tidak memiliki segmen individu,
pendekatan pemasaran yang hanya membutuhkan satu barang pemasaran saja.
Perusahaan melihat semua kebutuhan konsumen sama dan mengabaikan segmen
individual di dalamnya. Karena target pasar adalah massal, maka distribusi dan
promosinya turut bersifat massal.
2) Strategi Penetapan Sasaran yang Terdiferensiasi (Differentiated Targeting Strategy)
Dengan strategi ini, perusahaan memutuskan untuk melayani dua atau lebih
segmen pasar yang dipandang potensial dan mengembangkan bauran pemasaran yang
berbeda untuk setiap segmen.
3) Strategi Penetapan Sasaran Terkonsentrasi (Concentrated Targeting Strategy)
Suatu strategi yang memfokuskan upaya pemasaran hanya pada satu kelompok
pembeli, atau strategi memilih segmen pasar di mana perusahaan biasanya
memfokuskan upaya pemasaran. Strategi ini sering digunakan oleh perusahaan yang
kurang atau tidak dapat memenuhi kebutuhan banyak kelompok pembeli, sehingga
memilih untuk berkonsentrasi memahami kebutuhan, motivasi, dan kepuasan anggota
segmen kemudian bauran pemasaran yang sangat khusus berfokus pada pengembangan
dan pemeliharaan.
2.7 Pengertian Positioning
Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2007:56) mengatakan, “positioning is not
what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is
you position the product in the mind of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan
produk dan merek kita di benak pelanggan. Dengan definisi ini RiesTrout mengatakan
bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang
pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.
Menurut Kotler (2002 : 262): “Positioning is the act of designing thecompany’s offer
so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya,
mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
9
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-
langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana
konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan
suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (2006:255), keputusan pemilihan target pasar merupakan
titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan
dan pengembangan strategi positioning. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan
suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap
produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
2.8 Tujuan Positioning
Tujuan Positioning Menurut Fandy Tjiptono (2008:201) :
a. Untuk menempatkan atau memosisikan produk di pasar sehingga produk tersebut
terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
b. Untuk memosisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada
para pelanggan.
c. Untuk mencapai hasil yang diharapkan:
1. Pemenuhan sejauh mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang spesifik.
2. Meminimumkan atau membatasi kemungkinan terjadinya perubahan yang
mendadak dalam penjualan.
3. Menciptakan keyakinan pelanggan terhadap merek-merek yang ditawarkan.
2.9 Strategi Brand Positioning

Menurut Duncan (2008), strategi brand positioning pada umumnya berlandaskan


salah satu dari empat variabel yaitu :

1. Category Positioning
2. Image Positioning
3. Unique Product Feature Positioning
4. Benefit Positioning
2.10 Cara Penentuan Positioning
Positioning produk sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena
penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu,
strategi positioning produk sebagai sesuatu digunakan untuk menanamkan suatu citra
produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan

10
dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga
konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang
produk yang ditawarkan. Menurut Philip Kottler (2002:410) yang dialih bahasakan oleh
Jaka Wasana untuk menyusun strategi penempatan produk yang dapat dilakukan
pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
1. Penempatan berdasarkan atribut. Perusahaan memposisikan diri menurut atribut,
seperti ukuran, lama keberadaannya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan
diri sebagai taman hiburan bertema yang terbesar di dunia.
2. Penempatan berdasarkan manfaat. Produk diposisikan sebagai pemimpin berdasar
manfaat tertentu. Misalnya, Knott’s Berry Farm dapat memposisikan diri sebagai
taman hiburan yang memberikan pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman
keemasan koboi Old West.
3. Penempatan berdasarkan penggunaan / penerapan. Memposisikan produk sebagai
yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan. Japanese Deer Park
dapat memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya mempunyai waktu satu jam
dan ingin memperoleh hiburan singkat.
4. Penempatan berdasarkan pemakai. Memposisikan produk sebagai yang terbaik
bagi sejumlah kelompok pemakai. Misalnya, Magic Mountain dapat
mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk “pencari tantangan”.
5. Penempatan berdasarkan mutu / harga. Produk diposisikan sebagai menawarkan
nilai terbaik. Misalnya, Busch Gardens dapat memposisikan diri sebagai
menawarkan “nilai terbaik” atas uang yang dikeluarkan oleh pelanggan.
6. Penentuan posisi menurut pesaing. Disini produk secara keseluruhan menonjolkan
nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing.
Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam
binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
7. Penentuan posisi menurut kategori produk. Disini produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu kategori produk.
2.11 Syarat Membangun Positioning

Kartajaya (2007) membagi 4 cara dalam membangun positioning, yaitu :

1. Positioning mencerminkan keunggulan kompetitif


Dalam melakukan positoning yang paling penting adalah kita mengidentifikasi
keunggulan bersaing yang mungkin untuk ditonjolkan. Keunggulan bersaing ini

11
bisa kita temukan lewat analisis internal yang yang mendalam atas perusahaan kita
dan produk kita. Biasanya ide tentang keunggulan bersaing ini diproses lewat
brainstorming (curah gagasan). Dalam hal apa saja kita bisa “tampil beda”. Kita
bisa tampil beda dalam banyak hal, bisa dari produk, pelayanan, citra dari
karyawan.
Dalam industri hiburan hal ini sering dilakukan, Para penyanyi yang berhasil
banyak mengidentifikasi keunggulan dirinya agar lebih cepat di kenal publik, kita
akan melihat nama-nama seperti Inul Daratista dengan ”goyang ngebornya”, dari
sini inspirasi bagi para pedangdut lain untuk memunculkan goyangan danggut
yang lebih baru misalnya goyang khayang, goyang patah-patah (Annisa Bahar),
goyang bngau, goyang macan, dsb. Pendeknya inul berhasil merubah rules of
games dunia perdangdutan yang selama ini di dominasi oleh penyanyi senior.
2. Positioning haruslah dipersepsi secara positip oleh pelanggan dan menjadi reason
to buy.
Artinya value yang kita berikan kepada pelanggan benar-benar menguntungkan
bagi mereka dan menjadi alasan bagi mereka untuk membeli (reason to buy).
Lifebouy misalnya melakukan program memberikan 10 rupiah untuk
pembangunan fasilitas kesehatan dan MCK di daerah-daerah setiap pembelian 1
sabun, program ini sambut positif oleh masyakat, selain sabun lifebouy dipersepsi
sebagai sabun sehat keluarga, pelangga merasa membeli sabun berarti menolong
lain.
Anita Roddick, CEO The body shop, membuat produk kosmetiknya melalui
bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan, produknya akrab dengan lingkungan
dan sering mengkampanyekan isu-isu lingkungan hidup dan sosial
kemasyarakatan. Produk ini berhasil di terima dalam benak konsumen.
3. Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan
diri dengan pesaing.
Saat mengembangkan positioning dan pembedaan (differensiasi) untuk
mendukungnya, kita harus mewaspadai satu hal, yaitu janganlah ingin berbeda
hanya karena perbedaan itu sendiri! Kita harus berbeda karena itu memang
bermanfaat untuk konsumen, yang akhirnya menguntungkan. Untuk itu,
perbedaan yang ingin dirasakan konsumen tetap harus mempunyai syarat sebagai
berikut:
• Menguntungkan kita.
12
Positioning yang kita jalankan haruslah pada akhirnya menguntungkan kita.
Ia mampu membedakan kita dengan pesaing.
• Penting bagai konsumen.
Ini masih ada kaitannya dengan yang pertama. Ketika perbedaan yang kita
tonjolkan dianngap penting oleh konsumen, dengan sendirinya ia akan
membeli produk kita (karena seharusnya menguntungkan).
• Dapat dikomunikasikan
Tentu saja perbedaan yang ingin kita tonjolkan harus dapat kita
komunikasikan. Hendaknya berbagai alat dan saluran komunikasi dapat kita
manfaatkan untuk menyampaikan perbedaan itu pada konsumen. Mulai
dengan beriklan, promosi penjualan, sampai dengan desain, kemasan produk,
logo, karakter huruf.
• Tidak mudah untuk di tiru
Sedapat mungkin buatlah perbedaan yang memang sulit di tiru pesaing.
Biasanya sebuah konsep, termasuk positioning, yang berhasil akan di tiru
pesaing. Meskipun sulit tetapi tetap mengarah kesana.

Starbucks memposisikan diri sebagai “the world’s finest coffee Experience”,


jadi starbuck tidak memposisikan gerainya sebagai warung kopi atau restoran
kopi. Konsumen yang datang ke starbuck mencari pengalaman atau duduk-duduk
nongkrong sambil menikmati kopi. Starbuck menyediakan fasilitas WiFi
sehingga konsumen bias berinternet sambil menikmati kopi.
Perhatikan iklan-iklan obat Flu atau obat batuk setelah meminumnya konsumen
akan lansung sembuh dan bisa bekerja. Konsepnya benar tetapi hampir semua
iklan menggunakan konsep yang sama akibatnya sulit diingat oleh pelanggan.

4. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan


dalam lingkungan bisnis
Apakah itu perubahan persaingan, perubahan perilaku pelanggan, social budaya
dsb. Artinya perusahaan harus melakukan repositioning jika terjadi perubahan
lanskap bisnis.
Garuda meluncurkan kemudahan dalam penerbangan bagi pelanggannya
melalui fasilitas e –travel, Air Asia berhasil tumbuh dibisnis penerbangan melalui
penerbangan murah. Dalam bisnis rekaman pita kaset dan CD audio mulai di
tinggalkan dengan masuknya teknologi MP3. Sampoerna berhasil mengedukasi

13
pasar untuk merokok dengan low tar yaitu walaupun merokok tetapi tetap
memperhatikan kesehatan.
2.12 Kriteria Positioning
Menurut Kotler, Keller, Kevin Lane 2009 ada empat kriteria yang dapat dilakukan
perusahaan untuk menentukan positioning, yaitu :
1. Customer : Didasarkan atas kajian pelanggan (customer) positioning harus
dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan dalam
pembelian mereka. Hal ini akan terjadi bila positioningnya mendiskripsikan value
atau nilai yang diberikan kepada para pelanggan dan value ini benar-benar
merupakan suatu asset bagi mereka. Karena positioning mendiskripsikan value
yang unggul, maka positioning akan menjadi penentu penting bagi pelanggan pada
saat memutuskan untuk membeli. Satu contoh yang menarik untuk kita pelajari
bersama adalah produk Vegeta yang menyatakan dirinya sebagai sebagai minuman
berserat. Sebelumnya tidak ada produk yang semacam itu. Melalui kerja keras dan
keyakinan bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen maka produk tersebut pada akhirnya dapat menembus pasar dan
memiliki posisi tertentu pada benak konsumen. Contoh : Merk “Garuda Indonesia”
: Customer Garuda ingin dikenal sebagai operator penyedia jasa penerbangan
terbaik.
2. Company : Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dan kekuatan internal
perusahaan (company), maka positioning harus mencerminkan kekuatan dan
keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi bahwa
perusahaan merumuskan positioningnya namun ternyata tidak mampu melakukan
dan memenuhi janjinya. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena bisa kelebihan
janji. Pelanggan pada akhirnya akan berpendapat bahwa perusahaan telah ingkar
janji dan berbohong. Apabila hal ini terjadi maka hancurlah kredibilitas perusahaan
dimata pelanggan. Untuk itu dalam merumuskan posisi pasarnya perusahaan harus
benar-benar dengan pertimbangan yang sangat matang. Sebagai contoh Honda
menyatakan sebagai rajanya motor bebek. Ungkapan ini akan selalu dipatuhi, agar
kepercayaan konsumen akan tetap terpelihara. Contoh : IKEA sebagai perusahaan
penjual furniture termurah.
3. Competitor : Berdasarkan kajian atas keadaan pesaing, maka positioning harus
bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dan memiliki
perbedaan khusus dibanding dengan produk saingannya. Apabila positioning unik
14
maka keuntungan akan diperoleh bahwa positioning tersebut tidak akan mudah
ditiru oleh pesaing. Hal yang menjadi catatan disini ialah keunikan tersebut haruslah
menyeluruh bukan hanya pada produknya saja. Bila tidak mudah ditiru maka
positioningnya akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Berdasarkan pengamatan
banyak produk baru yang lahir dengan cara meniru apa yang telah dilakukan oleh
pesaing. Dengan strategi seperti ini biaya marketingnya bisa lebih ditekan. Contoh
sebelum Nokia memasuki industry komunikasi tanpa kabel Motorola merupakan
market leader yang dikenal karena handsetnya berteknologi canggih. Namun secara
perlahan dan pasti Nokia dapat merebut hati konsumen melalui modelnya yang
selalu mengikuti jaman dan sporty. Melihat kondisi seperti Motorolla pun
melakukan gebrakan baru dalam teknologi komunikasinya. Contoh : Merek
“Indomie” ingin menanamkan anggapan bahwa Mie instan merk lain bukan selera
pasar “Indomie Seleraku” positioning harus memiliki keunikan sehingga tidak
mudah ditiru oleh pesaing.
4. Change : Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam lingkungan
bisnis, positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan persaingan, perilaku
pelanggan ataupun perubahan sosial budaya dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa
apabila positioning dan perangkatnya sudah tidak relevan dengan kondisi
lingkungan bisnis maka dengan cepat harus merubahnya, dengan melakukan
perubahan strateginya. Satu contoh yang menarik adalah apa yang dilakukan oleh
perusahaan Sosro. Guna menuju posisi pasarnya, dalam slogannya Sosro pernah
menyatakan; “Hari-hari Teh Botol”. Namun setelah kurun waktu tertentu slogannya
berubah menjadi “Hari-hari Teh Sosro”. Hal ini terjadi karena yang semula hanya
ada Teh botol Sosro, saat ini menjadi banyak merek teh yang dikemas dalam botol
seperti halnya yang dilakukan oleh Sosro.Sehingga untuk lebih menegaskan posisi
pasarnya perusahaan Sosro merubah strategi iklannya. Contoh : Merk “A Mild”
perubahan untuk memantapkan Positioning “How Low Can You Go” menjadi
“Others Can Only Follow”.
2.13 Prosedur Positioning
Menurut Fandy Tjiptono (2008:202) prosedur untuk melakukan penempatan posisi
yang tepat meliputi delapan langkah pokok, yaitu:
1. Menentukan produk / pasar yang relevan.

15
Suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari satu keinginan
atau kebutuhan.
2. Pendataan kebutuhan pelanggan.
Untuk melakukan positioning dengan tepat, maka marketer perlu mendata semua
kebutuhan dan keinginan yang mungkin dapat dipenuhi oleh semua produk.
3. Mengidentifikasi pesaing.
Baik pesaing primer maupun pesaing sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-
pesaing yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing
sekunder adalah pesaing-pesaing tak langsung, yakni mereka yang tidak langsung
muncul di pikiran bilamana seseorang sedang berpikir mengenai keinginan atau
kebutuhan konsumen.
4. Menentukan Standar Evaluasi.
Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi
pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya seseorang akan mengevaluasi
berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara dan
berdasarkan standar-standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan
riset pemasaran agar dapat memahami cara dan standar yang digunakan konsumen
dalam evaluasi keputusan pembelian.
5. Membuat perceptual map.
Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing (dengan
membuat perceptual map). Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati
pesaing dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut produk,
situasi pemakai, atau kelompok pemakai.
6. Mengidentifikasi kesenjangan posisi.
Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi yang ditempati. Melalui analisis
terhadap posisi berbagai produk yang saling bersaing, maka dapat ditentukan
daerah- daerah atau aspek-aspek yang belum tergarap maupun yang telah digarap
banyak pesaing.
7. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning.
Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka
pemasar harus merancang program pemasaran yang dapat memastikan bahwa
semua informasi mengenai produk atau merek yang disampaikan kepada pasar akan
menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen. Jantung dari strategi
positioning ini adalah kampanye promosi.
16
8. Memantau posisi.
Posisi aktual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat guna melakukan
penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan.
2.14 Langkah-Langkah Mengembangkan Strategi Positioning
Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2006:48) setidaknya ada beberapa langkah
dalam melakukan positioning, yaitu:
1. Menentukan produk/pasar yang relevan. Banyak produk dimaksudkan untuk
memenuhi lebih dari satu keinginan atau kebutuhan. Karenanya suatu produk dapat
diposisikan di berbagai pasar yang berbeda. Langkah pertama adalah mendaftar
semua keinginan dan kebutuhan yang mungkin dapat dipenuhi produk (artinya
produk/pasar yang mungkin digarap)
2. Mengidentifikasi pesaing. Pada umumnya setiap produk mempunyai banyak
pesaing, baik primer maupun sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing
yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti. Pesaing sekunder adalah pesaing-
pesaing tak langsung, mereka yang tidak langsung muncul di pikiran bilamana
seseorang sedang berpikir tentang keinginan atau kebutuhan konsumen. Riset
pemasaran sangat bermanfaat disini.
3. Menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi pilihan. Pemasar perlu
memahami standar-standar yang menjadi dasar evaluasi konsumen dan tingkat
kepentingan relatif masing-masing dalam keputusan konsumen.
4. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang posisi pesaing. Posisi ini dapat
didasarkan pada atribut produk, situasi penggunaan, atau kelompok pengguna.
5. Mengidentifikasi kekosongan pada posisi yang ditempati. Tidak selalu berarti
bahwa kita harus berusaha mengisi kekosongan ini; terlebih dahulu harus dilakukan
analisis segmen pasar yang ada dalam kekosongan tersebut. Segmen itu harus
memenuhi kriteria segmentasi dari segi ukuran, aksesibilitas, identifikasi,
ketanggapan dan stabilitas.
6. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus merancang
program yang memastikan bahwa semua informasi tentang produk atau merek yang
disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan di benak
konsumen. Memantau posisi. Sangatlah penting untuk memastikan bahwa posisi
yang dikehendaki benar-benar berhasil dicapai oleh produk atau merek. Posisi
aktual ini harus selalu dipantau dan setiap penyesuaian yang diperlukan dilakukan
melalui perubahan-perubahan dalam program pemasaran.
17
2.15 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Positioning
Menurut Fandy Tjiptono (2008:205), efektif tidaknya strategi positioning itu akan
sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
1. Target Pasar : Strategi positioning akan diawali dari target pasar (mengestimasi
respon pasar, merumuskan alternatif strategi), memperhitungkan persaingan,
kinerja (penjualan, pangsa pasar, profit) serta tersedianya sumber daya.
2. Daur Hidup Produk : Masing-masing tahapan memiliki kondisi berbeda,
memerlukan strategi positioning pemasaran yang berbeda. Harga akan turun pada
mature, pesan iklan saat perkenalan akan berbeda saat mature.
3. Strategi Unit Bisnis : Strategi positioning akan terikat dengan strategi SBU.
Penjabaran pengembangan strategi akan berbeda dengan harvest.
4. Program Pemasaran : Persepsi dibentuk melalui program marketing mix, terutama
program komunikasi pemasaran program dan perbedaan produk
a. Produk: Melalui keunikan atribut, jasa pengiring, merek, kemasan, dsb.
b. Distribusi: Melalui keunikan jenis, intensitas dan pola saluran.
c. Harga: Melalui metode, posisi relatif dan manajemen harga.
d. Promosi: Melalui keunikan pesan, format, desain, strategi kreatif, saluran
audiens, media, dsb.
2.16 Komunikasi Positioning yang Efektif
Seperti halnya Merk, Positioning ini pun harus di komunikasikan kepada
pelanggan, tujuannya jelas, agar pelanggan memahaminya dan bisa membedakan
dengan merek mereka produk pesaing. dengan komunikasi yang baik, pelanggan bisa
langsung mengetahui produk mana yang bisa memenuhi kebutuhannya.positioning
yang kuat dengan disertai komunikasi yang bagus menjadi modal bagus untuk
memenangi persaingan di pasar. berikut adalah lima cara mengkomunikasikan
positioning yang kuat dan efektif. Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah
produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
1. Be Creative – Kreativitas dalam mendesain Positioning mutlak di perlakukan,
alasannya agar desain positioning tidak standar sehingga memiliki daya tarik.
kreativitas ini diperlakukan untuk merebut perhatian konsumen. harapannya,
Positioning yang kreatif ini dengan gampang tertanam di benak para pelanggannya
secara positif.
Contoh :
• LION AIR : Tiket murah dan tepat waktu
18
• KOMPAS : keakuratan dan kesolidan berita, format tulisan padat dan lugas,
gaya tulisan cenderung moderat, matang, tidak meluap-luap, konsisten untuk
tidak menjadi koran partisan (independen)
2. Simplicity – Agar gampang dipahami dan diterima oleh pelanggan, Positioning
harus bisa di sampaikan sederhana mungkin. dengan penyampaian yang sederhana,
pelanggan tidak usah berpikir keras untuk memahaminya.
Contoh :
• Cosmopolitan: fun, fearless, female: identitas “baru” wanita Indonesia
(modern, dinamis, mandiri, percaya diri, be positive, be brave, dan kosmopolit)
3. Flexible – Positioning yang baik harus dinamis, positioning ini harus di
kontekstualkan dengan tren perubahan yang ada, baik tren pasar maupun tren
perilaku pelanggan. sebab itu, repositioning secara kontinu itu di perlukan.
Contoh:
• Sabun LUX :konsisten sebagai “Sabun kecantikan para bintang” (Widiawati,
Ida Iasha, Tamara Blezynski,Dian Sastro, Luna Maya, dll)
• Extra Joss:” biangnya minuman berenergi” Dulu: segmen sopirtruk/pekerja
keras: mengubah ngos jadi joss Generasi Biang (Dani Ahmad, Sarah Sechan,
Taufik Hidayat, Sujiwo Tedjo (bebas, dinamis, kreatif, berani tampil beda dan
berprestasi)
4. Own, Dominate, Protect – Positioning yang kuat harus tersusun dari kata-kata
pilihan yang ampuh membuat atensi pelanggan. positioning juga sebisanya
mendominasi kategori yang akan di masuki. secara kontinue, posisi dominan
tersebut dipertahankan dari positioning Pesaing.
Contoh :
• Honda “rajanya motor bebek”
• Sosro: TEH BOTOL :“ahlinya Teh”, “apapun makanannya …….”
5. Use Their Language – Bahasa sangat menentukan dalam penyampaian Positioning.
Gunakan komunikasi dengan bahasa yang digunakan oleh target pasar agar mudah
dipahami dan membangu kedekatan dengan pengalaman mereka.
Contoh:
• Oskadon: “Oskadon pancen OYE” (Dalang: Ki Mantep Sudarsono)
• Pos Kota: masyarakat kelas bawah
2.17 Masalah Positioning

19
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kasus pemasaran yang terkait dengan
masalah positioning adalah:
1. Under positioning
Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat
dalam menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk
yang ditawarkan bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga
sasaran pasar yang dibidik kurang berminat dengan produk tersebut dan pastinya
brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di benak para konsumen.
Contohnya saja seperti strategi yang dijalankan restoran cepat saji CFC “Bukan
Cuma Ayam” yang ternyata kurang berhasil menarik minat konsumen, karena
dalam benak konsumen yang tertanam kuat adalah brand KFC yang gerainya telah
tersebar di berbagai belahan dunia.
2. Over positioning
Berbanding terbalik dengan kesalahan yang pertama, yang dimaksudkan dengan
over positioning adalah menanamkan brand produk terlalu tinggi di dalam benak
konsumen, sehingga mereka beranggapan bahwa harga jual yang ditawarkan
pastinya kurang terjangkau semua kalangan.
3. Confused positioning
Kesalahan yang ketiga yaitu membuat pelanggan bingung dengan citra brand yang
terlalu banyak klaim ataupun adanya perubahan brand produk yang terlalu sering.
Contohnya saja seperti strategi pemasaran produk keripik pedas maicih yang
sekarang ini pecah menjadi dua kubu dan sama-sama mengusung nama maicih
namun menggunakan gambar atau logo yang berbeda. Strategi seperti ini ternyata
kurang efektif, karena hanya akan membuat pelanggan bingung dan lambat laun
kepercayaan mereka bisa menurun.
4. Doubtful positioning
Dalam kasus ini konsumen sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand,
kaitannya dengan fitur suatu produk, harga atau manufakturnya. Contohnya saja
seperti strategi pemasaran sebuah perusahaan yang mengklaim produknya
memiliki kualitas paling bagus, biasanya malah diragukan para konsumen karena
mereka takut hanya termakan promosi.
2.18 Studi Kasus
Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari
perusahaan milik Sudon Salimini mulai dipasarkan sejak tanggal 9 September 1970 dan
20
diperkenalkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru
Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa ayam dan udang.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca
negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrikaserta
negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia
yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie"
sudah umum dijadikan istilah umum yang merujuk kepada mie instan. Produk Indomie
sangat dikenal dengan slogan “Indomie Seleraku”. Slogan “Indomie Seleraku” pada
produk Indomie merupakan salah satu slogan yang paling diingat oleh masyarakat
Indonesia. Hal itu dikarenakan bentuk slogannya yang singkat dan padat serta memiliki
daya sugesti yang cukup kuat kepada para konsumen.
Analisis
Kata “selera” di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat pada halaman
1252 mempunyai arti, yaitu kesukaan; kegemaran. Kata “seleraku” berarti
“kesukaanku” atau “kegemaranku.” Bila digabung, maka makna daripada slogan
Indomie, yakni “Indomie Kesukaanku” atau “Indomie Kegemaranku.” Kata “gemar”
mempunyai arti yang lebih dalam daripada kata “suka” karena dilakukan berkali-kali
dengan perasaan yang senang. Hal itu mengindikasikan bahwa slogan pada produk
Indomie telah menyugesti masyarakat untuk dapat menyukai atau menggemari produk
Indomie sehingga mereka akan membeli produk tersebut berkali-kali. Pada
kenyataannya, slogan tersebut berhasil membuat masyarakat terpikat untuk
mengkonsumsi produk tersebut.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah dijelaskan tersebut adalah targeting atau target
pasar merupakan suatu kegiatan dimana perusahaan memilih segmen pasar yang ingin
dimasuki dan kemudian perusahaan dapat menentukan lebih spesifik pasar yang akan
dituju. Dalam melakukan targeting harus mengetahui cara untuk mengevaluasi dan
memilih segmen pasar sasaran, kemudian strategi-strategi sebelum mentepkan pasar
sasaran.
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain
citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Dalam positioning, banyak hal yang harus diperhatikan, yaitu cara, syarat, kemudian
kriteria positioning yang baik, langkah-langkah dalam mengembangkan strategi
positioning dan paham serta mampu untuk mengkomunikasikan positioning secara efektif.

22
DAFTAR PUSTAKA

Lupioyadi, Rambat dan Hamdani A, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran.
Ed. 13 Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid I.
Erlangga: Jakarta.

Kotler, Philip dan Garry Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Ke-12. Erlangga:
Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Andi Offset: Yogyakarta.

https://www.topbrand-award.com/2019/10/kesalahan-dalam-strategi-brand-positioning/

https://www.marketeers.com/lima-cara-mengomunikasikan-positioning

23

Anda mungkin juga menyukai