Anda di halaman 1dari 2

Nama: Indriyani Isna Permata

Kelas: 04sake007
Nim: 211011200535

Soal:
1. Jelaskan siapa sajakah yang menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai?
2. Siapakah yang diwajibkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, dan apa hak dan kewajiban dari
Pengusaha Kena Pajak?
3. Jika pada bulan Maret 2015, Kepala KPP memperoleh data bahwa jumlah peredaran bruto
CV Mawar Melati selaku pemborong pada tahun buku 2014 mencapai jumlah Rp
5.000.000.000,00 (5 milyar rupiah) namun berdasar data di KPP, CV Mawar Melati belum
dikukuhkan sebagai PKP, dan berdasar hasil pemeriksaan diketahui bahwa jumlah peredaran
bruto dari Januari sampai dengan 15 Juli Rp. 4.750.000.000, September Rp. 4.820.000.000
kapan seharusnya CV Mawar melaporkan usahanya sebagai PKP?

Jawaban:
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan oleh badan pemungut PPN yang ditunjuk oleh
Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
37/PMK.03/2015 telah menetapkan penunjukan badan usaha tertentu dalam melakukan
pemungutan PPN. Berdasarkan peraturan tersebut, pemungut PPN terbagi menjadi tiga: 1.
Bendaharawan Pemerintah, Kantor Perbendaharaan, dan Kas Negara; 2. Badan Usaha Milik
Negara (BUMN); dan 3. Pemegang Kuasa/Izin atau Kontraktor.
2. Yang wajib menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah para pengusaha yang telah
melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak dikenakan
pajak berdasarkan UU No. 8 tentang PPN dan PPnBM. Selain itu, pengusaha kecil juga
memilih dikukuhkan sebagai PKP sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
197/PMK.03/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.
68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil PPN, dikatakan bahwa syarat pengusaha
diwajibkan menjadi PKP apabila memiliki omzet dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8
Miliar.
Hak PKP:
 Melakukan pengkreditan Pajak Masukan (Pembelian) atas perolehan BKP/JKP
 Meminta restitusi apabila Pajak Masukan lebih besar Pajak Keluaran dan berhak atas
kompensasi kelebihan pajak.
Kewajiban PKP:
 Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
 Memungut PPN dan PPnBM yang terutang
 Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta menyetorkan PPnBM yang
terutang
 Melaporkan perhitungan pajak dalam SPT Masa PPN
 Menerbitkan Faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP dan/atau JKP
3. Diketahui bahwa CV Mawar Melati adalah suatu perusahaan yanv belum melaporkan
usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak, peredaran bruto CV Mawar Melati pada tahun
2014 dari Januari sampai dengan 15 Juli Rp 4.750.000.000 dan pada September Rp
4.820.000.000, dan dalam PMK No. 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah dengan PMK No. 197/PMK.03/2013,
diatur bahwa pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto
tidak lebih dari Rp 4.800.000.000 tidak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP dan tidak wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN/PPnBM yang
terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukannya.

Tetapi karena pada bulan September peredaran bruto CV Mawar Melati mencapai Rp
4.812.000.000 maka seharusnya pada bulan Oktober, CV Mawar Melati melaporkan
usahanya sebagai PKP, karena kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP
tersebut dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran
bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp 4.800.000.000. Dan kewajiban melaporkan
usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP tersebut dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp
4.800.000.000. Dalam PMK No. 182/PMK.03/2015 diatur bahwa terhadap WP yang tidak
melaksanakan kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dalam jangka
waktu tersebut di atas, dapat dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan.

Anda mungkin juga menyukai