Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH MODAL DAN PENINGKATAN PENJUALAN TERHADAP

LABA USAHA STUDI KASUS PADA KEYO COFFEE DI PAL V


KECAMATAN KOTA BARU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Strata Satu (S.1) Manajemen Keuangan Syariah

Oleh:
NUR TAJDIDAH
504172131

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022
i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap pengauh modal dan


peningkatanpenjualan terhada laba usaha pada keyo coffee tahun 2021. Skripsi ini
menggunkan pendekatan kuantitatif menggunakan metode analisis stastik regresi
berganda untuk melihat pengaruh modal(X1) dan peningkatan penjualan (X2)
terhadap laba usaha keyo coffe 2021.hasil penelitian ini menyimpulkan: 1)modal
signifikan berpengaruh signififkan terhadappeningkatan penjualan keyo coffe
2021. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitunglebih kecil disbanding t table
(3,914>1,69236) dan taraf signifikan (0,001<0,05), ini meunjukan bahwa modal
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan keyo coffe 2021. 2)
peningkatan penjualan berpengaruh terhadaplaba usaha keyo coffe 2021. Hal ini
ditunjukan nilai t hitung lebih besar dibandigkan t table (4,320>1,69236) dan taraf
signifiikan (0,000 < 0,05). Iin menunjakan bahwa laba usaha berpengaruh
signifikanterhadap peningkatan penjualan keyyo coffe 2021. 3) modal laba usaha
berpengaruh signifikan terhada peningkatan penjualan keyo coffee tahun 2021 .
hal ini ditunjukan nilai F hitung lebih besar di banding F table (9,947 > 3,28) dan
taraf signifikan (0,001 < 0,05). Ini menujuka bahwa modal dan laba usaha
berpengaruh signifikan terhadap variable peningkatan penjualan keyo coffee.
Sedangkan nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,354 yang artinya
variable modal dan laba usaha memiliki pengaruh sebesar 35,4% terhadap
variable peningkata penjuala keyo coffe tahun 2021, dan sisanya sebesar 64,6%
dipengaruhi oleh factor lain.

kata kunci : Modal,laba, peningkatan penjualan, keyo coffe.

v
vi
vii
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................9
C. Batasan Masalah ..................................................................................................9
D. Rumusan Masalah ...............................................................................................9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................9
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................................9
G. Sistematika Penulisan........................................................................................10
BAB II ................................................................................................................. 12
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN .................................................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ...................................................................................................12
B. Studi Relevan .....................................................................................................29
C. Kerangka Pemikiran ..........................................................................................31
D. Hipotesis Penelitian ...........................................................................................31
BAB III ............................................................................................................... 32
METODE PENELITIAN .................................................................................. 32
A. Objek Penelitian.................................................................................................32
B. Jenis Penelitian ..................................................................................................38
C. Jenis dan Sumber data .......................................................................................38
D. Populasi dan Sampel .........................................................................................39
E. Teknik Pengumpulan data ................................................................................40
F. Defenisi Operasional Variabel .........................................................................38
G. Metode Analisis Data ........................................................................................45
BAB IV................................................................................................................ 40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................................40

viii
B. Hasil Penelitian ..................................................................................................41
C. Pembahasan ........................................................................................................49
BAB V ................................................................................................................. 52
PENUTUP .......................................................................................................... 52
A. Kesimpulan.........................................................................................................52
B. Saran ...................................................................................................................52

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi saat ini, dunia bisnis berkembang cukup pesat sehingga
persaingan bisnis semakin ketat. Perusahaan pada umumnya merupakan usaha
yang sangat sensitive terhadap fluktuasi permintaan pasar. Dalam bisnis fluktuasi
terjadi karena berbagai faktor antara lain penurunan daya beli konsumen, selera
masyarakat, teknologi, kondisi ekonomi, isu politik, keamanan, saluran distribusi,
dan lain-lain. Perubahan tersebut akan mempengaruhi pencapaian keuntungan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Menghadapi situasi ini, setiap pelaku usaha
dituntut untuk bisa bersikap responsif terhadap perubahan dalam menetapkan
berbagai kebijakan sehingga tetap mendapatkan keuntungan meskipun permintaan
berfluktuasi. Pengelolaan keuangan yang baik, diharapkan mampu mengantisipasi
perubahan-perubahan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.1
Usaha kuliner dewasa ini menunjukan perkembangan yang relatif pesat,
terbukti semakin banyak pengusaha kuliner yang merambah di berbagai tempat.
Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa intensitas persaingan dalam bisnis
kuliner semakin kuat. Jenis kuliner seperti ini biasanya berada dilokasi-lokasi
yang strategis. Sehingga persaingan ini mengharuskan para pelaku bisnis kuliner
memperhatikan keinginan konsumen yang cepat berubah. Dalam perspetifnya,
konsumen cenderung memperhatikan nilai-nilai kepuasan yang dirasakanya.
Sebagai konsekuensinya setiap usaha penyedia layanan jasa juga perlu
memperhatikan kualitas pelayanan dan memikirkan promosi untuk menarik minat
konsumen sehingga mampu memenuhi tuntutan konsumen.
Franchise adalah pola bisnis dimana ada Pihak Franchisor sebagai pemilik
system bisnis memberikan ijin kepada Pihak Franchisor dengan syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh Franchisor. Syarat-syarat tersebut antara lain bahwa
Franchisee harus membayar sejumlah uang sebagai Franchise Fee dan Manajemen

1
Jaka Waskito, Manajemen Keuangan Bisnis, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2019), hlm 18.

1
2

Fee serta harus mentaati ketentuan yang di tetapkan oleh Franchisor. Francisee
bersedia menerima syarat-syarat tersebut karena tertarik pada kenyataan bahwa
bisnis yang menggunakan sistem bisnis milik Franchisor tersebut telah terbukti
mendatangkan keuntungan. Salah satu kunci suksenya adalah bahwa dengan
menggunakan system milik Franchisor itu usaha yang dijalankan memiliki ciri
khas dan memiliki keunggulan yang tidak mudah ditiru oleh kompetitor.
Objek dalam penelitian ini adalah Keyo Coffe. Franchise berdiri sejak 2017
di Kota Jambi. Keyo Ceoffe berdiri pada 19 September 2017, dengan outlet
pertama di wilayah Kecamatan Kota Baru. Saat ini ketiga Franchise tersebut
sudah memiliki cabang yang tersebar di Jambi.
Sumber modal adalah sesuatu yang memiliki nilai, memiliki daya beli dan
memiliki kekuasaan dalam menggunakannya seperti uang atau peralatan yang
digunakan sebagai awal untuk mendirikan sebuah usaha. Sumber modal sendiri
bisa diartikan darimana uang atau peralatan tersebut diperoleh, bisa dari
kepemilikan sendiri, hibah orang lain, pinjam ke bank, dan lain-lain.2 Pada
umumnya kebutuhan modal yang cukup besar tidak dapat dipenuhi atau tertutupi
oleh modal sendiri, melainkan mencari modal pinjaman guna untuk
mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi/perusahaan. dalam
memenuhi dana atau modal, mengunakan modal pinjaman yang berasal dari
pinjaman Bank, dan pinjaman lunak dari Perusahaan, sehingga dalam
menjalankan usahanya bisa tercapai secara optimal.3
Modal merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi
manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan dalam perusahaan. Karena
setiap perusahaan selalu membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan operasi
perusahaannya, misalnya untuk memberikan persekot bahan mentah, membayar
gaji karyawan dan lain sebagainya. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan

2
Indah Suryati, Pengaruh Ukuran Usaha Dan Sumber Modal Terhadap
Penerapan Standar Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Bidang Jasa
Atau Pelayanan Laundry Di Kecamatan Makasar Tahun 2019, Jurnal Mahasiswa
Akuntansi Unsurya Vol.1, No.1, 2021, hlm 22.
3
Yateno, Pengaruh Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Dan Risiko (Studi Kasus Pada Kopkar “Dwi Karya” di Lampung Tengah),
JMK, Vol. 9, No. 1, 2011, hlm 66.
3

tersebut diharapkan dapat kembali masuk melalui penjualan produk. Modal kerja
yang berasal dari penjualan tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai
kegiatan operasional selanjutnya dan akan terus berputar setiap periodenya di
dalam perusahaan.
Bagi setiap organisasi usaha, modal memegang peranan penting di dalam
menjalankan operasi usaha. Modal merupakan bagian hak pemilik dalam
perusahaan yaitu selisih aktiva dan utang yang ada. 4 Modal adalah segala bentuk
kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih banyak lagi
untuk perusahaan.5 Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan selalu
membutuhkan modal untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan
mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya
untuk membiayai operasi perusahaan.6 Modal mengandung arti barang yang
dihasilkan oleh alam atau buatan manusia yang diperlukan bukan untuk
memenuhi secara langsung keinginan manusia tetapi untuk membantu
memproduksi barang lain yang pada gilirannya akan memenuhi kebutuhan
manusia secara langsung dan menghasilkan keuntungan. 7
Peranan modal yang cukup bagi usaha akan melindungi perusahaan dari
krisis modal, karena turunannya nilai aktiva lancar, memungkinkan untuk
membayar semua kewajiban tepat pada waktunya. Penetapan besarnya modal
yang dibutuhkan tiap perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung pada
jenis perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara
tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat penanaman modal yang
kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Manajemen modal usaha harus
diselenggarakan dengan sebaik-baiknya, karena hal ini berkaitan dengan
kelangsungan hidup usaha. Pengelolaan modal yang tidak baik akan

4
Suprihatmi Sri Wardiningsih, Pengaruh Modal Kerja, Aset, Dan Omzet
Penjualan Terhadap Laba Ukm Catering Di Wilayah Surakarta, Jurnal Perilaku Dan
Strategi bisnis Vol.5 No.1, 2017, hlm 84.
5
Raihanah Sari, dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,
(Yogyakarta: K-Media, 2019), hlm 55.
6
Agus Zaihul Arifin, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018), hlm 1.
7
Ivan Rahmat Santoso, Ekonomi Islam, (Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo Press, 2016), hlm 105.
4

mengakibatkan pemborosan yang pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan


hidup usaha.
Perusahaan menaikan atau meningatkan modal usaha yang besar akan
lebih memungkinkan meningkatnya laba usaha. Dengan pengelolaan modal, baik
yang diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi usaha, dimana modal adalah suatu masalah yang penting.
Tersedianya modal yang cukup akan sangat menentukan kelancaran kegiatan
usaha dan sebalikya kekurangan modal bisa menghambat kelancaran kegiatan
usaha. Menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan kegiatan usaha
tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yag
menguntungkan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba usaha.8
Pengelolaan modal usaha yang baik selain akan memperlancar aktivitas
perusahaan juga meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan.
Penggunaan modal yang lebih kecil dari kebutuhan perusahaan, dapat
menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Sebaliknya jika modal terlalu
besar dari yang dibutuhkan perusahaan maka akan mengakibatkan banyak modal
atau dana-dana yang menganggur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak efisien dalam penggunaan dananya. Modal dapat berasal dari
utang yang diperoleh dari pihak ketiga, yang mana utang tersebut harus juga
diperhitungkan beban bunga atas utang tersebut. Penggunaan modal yang efisien
dapat meningkatkan laba dari perusahaan, sehingga memberikan dampak yang
positif terhadap nilai perusahaan.
Selain modal, penjualan juga mempengaruhi keuntungan yang diperoleh
oleh setiap perusahaan. Kegagalan atau keberhasilan manajemen perusahaan
dalam mengolah modal kerja sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengolah modal dapat dilihat antara
lain berdasarkan peningkatan volume penjualan, yang menunjukkan bahwa
perusahaan semakin efektif dalam menggunakan modal. Volume penjualan

8
Anna Nurfarkhana, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada
Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia Jakarta, Jurnal Sosio-E-Kons, Vol. 7 No. 3, 2015,
hlm 185.
5

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba.
Untuk meningkatkan laba perusahaan harus meningkatkan penjualan karena
semakin tinggi volume penjualan maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan,
sebaliknya apabila volume penjualan turun maka laba yang dihasilkan perusahaan
turun. Bagi perusahaan yang berorientasi laba, pasti akan selalu berusaha untuk
meningkatkan laba yang diperolehnya. Segala macam cara akan ditempuh untuk
mendapatkan laba yang lebih besar. Oleh karenanya perputaran modal kerja yang
efektif dan efisien diperlukan oleh perusahaan.
Kemampuan usaha untuk bertahan ataupun tumbuh dan berkembang harus
dilihat dari kinerja usaha tersebut. Kegiatan penjualan adalah salah satu faktor
penentu atas perolehan laba yang optimal sehingga kontinuitas perusahaan
terjamin dengan perkembangan perusahaan yang diharapkan akan terus
meningkat.9 Penjualan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi naik
turunnya penghasilan perusahaan atau laba yang akan diperoleh perusahaan.
Penjualan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menjual barang dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-
transaksi tersebut. Dalam meningkatkan laba dalam penjualan perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan, antara lain harga
jual, jumlah atau volume penjualan, dan harga pokok penjualan. Perbedaan harga
jual periode saat ini dengan periode sebelumnya akan menyebabkan perbedaan
pada laba yang akan diperoleh perusahaan. Semakin tinggi harga jual periode saat
ini dengan periode sebelumnya maka laba yang dihasilkan akan meningkat sesuai
pencapaian laba yang diinginkan perusahaan. Jumlah atau volume penjualan yang
dijual akan menentukan berapa banyak laba yang diperoleh perusahaan.
Perubahan volume penjualan yang dijual akan merubah laba yang akan diperoleh,

9
Bunga Teratai, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015, Journal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017,
hlm 307.
6

semakin tinggi jumlah barang yang dijual maka semakin tinggi juga laba yang
akan di peroleh perusahaan. 10
Tujuan akhir dari peningkatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
diharapkan akan berdampak pada laba bersih yang terus meningkat. Laba dapat
dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan. Pengukuran terhadap
laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak
menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Sumber penyebab timbulnya laba
memiliki peranan penting dalam menilai kemajuan perusahaan.11
Laba adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Keuntungan atau
laba adalah sebuah margin keuntungan yang diperoleh perusahaan dari
pendapatan seteleh dikurangi dengan biaya-biaya. Laba menunjukkan kinerja
perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan selama periode waktu tertentu.12
Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan, dimana
ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerjanya akan lebih baik,
demikian sebaliknya. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dana juga merupakan
elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan
di masa yang akan datang. 13
Laba yang dicapai usaha juga dapat dipengaruhi besar kecilnya volume
usaha atau omzet penjualan. Volume usaha adalah total nilai penjualan atau
penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang
bersangkutan. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan dengan

10
Aprida Kristianti, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap Laba
Bersih Pada Perusahaan Otomotif Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017, Jurnal Mahasiswa Akuntansi Unsurya Vol.1, No.1, 2021, hlm 61.
11
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 389.
12
R.W. Suparyanto, Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil,
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm 149.
13
Suprihatmi Sri Wardiningsih, Pengaruh Modal Kerja, Aset, Dan Omzet
Penjualan Terhadap Laba Ukm Catering Di Wilayah Surakarta, Jurnal Perilaku Dan
Strategi bisnis Vol.5 No.1, 2017, hlm 85.
7

meminimalkan pengeluaran selama proses penjualan. Laba atau Keuntungan


mengacu pada perbedaan antara penjualan barang atau jasa yang diproduksi oleh
pelanggan dan harga pokok produksi barang atau jasa.
Di dalam perusahaan, laba yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional
yaitu hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, agar
perusahaan tetap maju dan berkembang maka perusahaan harus bisa
mempertahankan kualitas barang dagangan dan pelayanannya. Ada dua faktor
penentu laba yaitu pendapatan dan beban. Jika pendapatan lebih besar dari
pengeluaran, maka akan ada keuntungan. Dengan demikian, jika pendapatan
meningkat setiap tahun sedangkan biaya operasional menurun, maka otomatis
akan diiringi dengan peningkatan laba. Keuntungan perusahaan tidak hanya dapat
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban investor, tetapi
juga merupakan unsur pencipta nilai perusahaan yang dapat menunjukkan prospek
masa depan perusahaan.14 Berikut data modal, penjualan dan laba usaha yang
diperoleh dari Keyo Cofee.
Tabel 1.1
Data Modal, Penjualan dan Laba Keyo Coffee
Tahun Dalam Rp
Modal Penjualan Laba
2019 125.000.000 250.000.000 220.050.000
2020 130.000.000 182.560.000 167.100.000
2021 150.000.000 279.500.000 257.450.000
Rata-rata 101.250.000 178.015.000 106.650.000
Sumber: Sejahwat Caffe, Caffe Teanol, dan Keyo Coffee
Dari tabel 1.1 diatas terlihat modal selama tahun 2019-2021 menunjukkan
angka yang berfluktuasi. Dengan Rata-rata modal yang dimiliki oleh Keyo Coffe
sebesar Rp. 141.000.000. Sedangkan data penjualan terlihat penjualan selama
tahun 2019-2021 menunjukkan angka yang berfluktuasi. Dengan penjualan
tertinggi yang pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp. 79.000.000 sedangkan penjualan
terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 52.560.000.
Sedangkan data laba yang diperoleh Keo Coffe selama tahun 2019-2021
menunjukkan angka yang berfluktuasi. Dengan laba tertinggi terjadi pada tahun

14
Anis Triani, Acep Suherman, dan Ade Sudarma, Pengaruh Penjualan
Terhadap Laba Bersih, Jurnal Edukasi Volume 8 Nomor 2, 2020, hlm 83-84.
8

2021 yaitu sebesar Rp. 67.450.000, dan laba terendah terjadi pada tahun 2020
sebsar Rp. 47.100.000.
Berdasarkan hasil penelitian Anna Nurfarkhana menunjukkan bahwa modal
berpengaruh signifikan terhadap laba usaha.15 Begitu juga dengan Suprihatmi Sri
Wardiningsih menunjukkan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
laba usaha.16 Selain itu Anis Triani, Acep Suherman, dan Ade Sudarma
menunjukkan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap laba.17 Hal yang
sama juga dilakukan oleh penelitian Aprida Kristianti yang menunjukkan modal
dan penjualan berpengaruh terhadap laba.18 Serta penelitian Aslichah, SS
Dwiningwarni, Yulianto, dan Supriyadi menunjukkan modal usaha dan penjualan
berpengaruh positif terhadap laba usaha.19
Berdasarkan penjelasan tersebut dan data yang berfluktuasi serta gap yang
terjadi maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Modal Dan
Penjualan Terhadap Laba Usaha Studi Kasus Pada Keyo Coffee di Pal V
Kecamatan Kota Baru Kota Jambi”.

B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Modal Keyo Coffee berasal dari modal sendiri, dan sumber modal beradar
dari modal sendiri dan modal asing.
2. Penjualan Keyo Coffee setiap tahunnya mengalami fluktuasi.

15
Anna Nurfarkhana, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada
Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia Jakarta, Jurnal Sosio-E-Kons, Vol. 7 No. 3, 2015,
hlm 185.
16
Suprihatmi Sri Wardiningsih, Pengaruh Modal Kerja, Aset, Dan Omzet
Penjualan Terhadap Laba Ukm Catering Di Wilayah Surakarta, Jurnal Perilaku Dan
Strategi bisnis Vol.5 No.1, 2017, hlm 85.
17
Anis Triani, Acep Suherman, dan Ade Sudarma, Pengaruh Penjualan
Terhadap Laba Bersih, Jurnal Edukasi Volume 8 Nomor 2, 2020.
18
Aprida Kristianti, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap Laba
Bersih Pada Perusahaan Otomotif Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017, Jurnal Mahasiswa Akuntansi Unsurya Vol.1, No.1, 2021.
19
Aslichah, SS Dwiningwarni, Yulianto, dan Supriyadi, Pengaruh Modal Usaha
Dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi, Journal of
Management and Accounting Vol. 1 No. 2, 2018.
9

3. Laba usaha Keyo Coffee setiap tahunnya mengalami fluktuasi, laba usaha
tersebut diperoleh dari penjualan dikurangi dengan biaya produksi dan
biaya operasional usaha.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta
mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka diperlukan adanya
pembatasan masalah. Penelitian ini hanya mengkaji tentang pengaruh modal dan
penjualan terhadap laba usaha studi kasus pada Keyo Coffee di Pal V Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana Pengaruh Modal dan Penjualan secara parsial terhadap Laba
Usaha?
2. Bagaimana Pengaruh Modal dan Penjualan secara simultan terhadap Laba
Usaha?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan pada
penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh modal terhadap peningkatan penjualan secara
parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh laba usaha terhadap peningkatan penjualan
secara parsial.
3. Untuk menganalisis pengaruh modal dan laba usaha terhadap peningkatan
penjualan secara simultan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dapat dikategorikan kepada dua hal, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya bagi yang tertarik
dengan penelitian sebidang maupun non-sebidang dengan objek penelitian
10

ini. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan studi relevan bagi penelitian
tersebut, dan penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan bagi para akademisi,
mahasiswa, atau pelajar di bidang ekonomi terutama dalam bidang
perdagangan untuk mengetahui pengaruh pengaruh modal dan laba usaha
terhadap peningkatan penjualan.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti pribadi sebagai bukti fisik telah
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini bermanfaat bagi
peneliti pribadi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu
(S1) pada ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
G. Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara
umum mengenai isi dari penelitian ini. Sehingga dapat terlihat kesinambungan
antara bab lainnya. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah
sebaga berikut :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari sub bab yaitu latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Dalam bab ini memaparkan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian.
BAB III : Dalam bab ini memaparkan metode penelitian yang terdiri dari sub bab
yaitu objek penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, defenisi operasional variabel,
dan metode analisis data.
BAB IV : Dalam bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang
terdiri dari sub bab yaitu gambaran umum objek penelitian, hasil
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian
BAB V :Pada bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang
kesimpulan, implikasi dan berisikan tentang saran-saran yang
11

direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu, serta penulis


mengungkapkan keterbatasan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Modal
Modal merupakan barang hasil produksi tahan lama yang pada gilirannya
digunakan sebagai input produktif untuk produksi lebih lanjut. Modal
merupakan input (faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan
tinggi rendahnya pendapatan. Didalam suatu usaha masalah modal mempunyai
hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah
didirikan.20
Modal merupakan salah satu faktor penting untuk pengadaan faktor
produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin. Tanpa modal tidak mungkin
dapat membeli tanah, mesin, tenaga kerja, dan teknologi lainnya. 21 Modal
(capital) adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk memproduksi
kekayaan yang lebih banyak lagi untuk perusahaan.22
Menurut Kasmir, modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk
membiayai pendirian perusahaan (pra Laba Usaha), mulai dari persiapan yang
diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan usaha). Contoh
biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei lapangan, biaya
pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya pra Laba Usaha lainnya
Setelah biaya pra Laba Usaha dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk
membeli sejumlah aktiva (harta) tetap. Biaya ini dikeluarkan untuk
mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat atau alat untuk melakukan
kegiatan, seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung, pembelian

20
Nurlaila Hanum. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima di Kota Kuala Simpang. Jurnal Samudra Ekonomika, Vol.1, No. 1 .
2017. Hlm 75-77.
21
Komang Gede Candra Adi Putra dan Made Henny Urmila Dewi. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di Pasar Badung Kota
Denpasar : Studi Sebelum Dan Sesudah Di Relokasi. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, Vol.7 No.6 . 2018. Hlm 1152.
22
Raihanah Sari, dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,
(Yogyakarta: K-Media, 2019), hlm 55.

12
13

mesin-mesin, dan peralatan kantor. Di samping itu, modal juga diperlukan


untuk membiayai operasi usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Jenis
biaya ini misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan
digarap. 23
Menilai kebutuhan usaha dilakukan sebelum usaha tersebut dijalankan,
sehingga dapat diperhitungkan berapa kekurangan dana yang masih diperlukan
dan mencari sumber dana lainnya. Sementara itu, kebutuhan modal untuk
tenaga kerja perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang
telah ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga kerja yang dipilih diperoleh dari
penarikan pegawai melalui iklan baik melalui surat kabar, kenalan, dan lain-
lain. Tenaga kerja yang dipilih merupakan tenaga ahli agar usaha dapat
berjalan secara maksimal. 24
Modal yang cukup bisa diperoleh apabila perusahaan mampu
mengembangkan hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan karena
hubungan baik dapat menambah kepercayaan diri para penyandang dana.
Penggunaan dana oleh wirausahawan harus efektif agar memperoleh
kepercayaan yang terus menerus. Efektivitas berwirausaha harus tercermin
dalam efektivitas manajer suatu perusahaan.25
Jumlah modal yang tersedia saat seseorang akan mendirikan usaha pada
umumnya sangat minim. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Jika
modal yang dimiliki pengusaha awal sangat kecil dapat dilakukan kerja sama
dengan partner, yang masing-masing menyetorkan mpdalnya. Semua sumber
dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus
tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk membuka usaha yang masih
baru.26

23
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 190.
24
Raihanah Sari, dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,
(Yogyakarta: K-Media, 2019), hlm 56.
25
Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba
Empat, 2014), hlm 89.
26
Tati Handayani, dan Muhammad Anwar Fathoni, Buku Ajar Manajemen
Pemasaran Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm 76.
14

Adapun jenis-jenis modal yaitu: 27

a. Modal Tetap (Fixed Capital)


Modal tetap adalah modal yang diperlukan untuk membeli aset tetap atau
permanen, seperti bangunan, tanah, komputer, dan perlengkapan. Uang
yang di Laba Usahakan dalam asset tetap ini sifatnya cenderung beku
karena tidak dapat digunakan untuk tujuan lain. Biasanya diperlukan
sejumlah besar uang untuk membeli asset tetap, dan kredit pun biasanya
diberikan dalam jangka panjang. Pemberi pinjaman modal tetap berharap
asset yang telah dibeli digunakan untuk memperbaiki efisiensin dan juga
meningkatkan profitabilitas perusahaan, selain juga untuk menciptakan
perbaikan arus kas yang pada gilirannya akan menjamin pembayaran
kembali.
b. Modal Pertumbuhan (growth capital)
Modal pertumbuhan tidak seperti modal kerja, tidak berkaitan dengan
fluktuasi musiman dari perusahaan kecil. Sebaliknya, kebutuhan akan
modal pertumbuhan muncul manakala perusahaan yang telah berjalan
mulai melakukan perluasan atau mengubah arah utamanya. Misalnya
sebuah perusahaan manufaktur kecil pembuat chip silikon komputer
melihat perusahaannya meroket dalam waktu singkat. Dengan pemesanan
chip yang terus berdatangan, perusahaan yang tengah berkembang
tersebut memerlukan suntikan dana yang cukup besar untuk
meningkatkan ukuran pabriknya, memperluas angkatan kerja penjualan
dan produksinya, dan membeli lebih banyak peralatan. Selama waktu-
waktu perluasan yang cepat ini, kebutuhan modal perusahaan yang
sedang tumbuh menjadi sama dengan kebutuhan modal perusahaan yang
baru mulai. Seperti halnya pemberi pinjaman modal tetap, pemberi
pinjaman modal pertumbuhan berharap dana tersebut digunakan untuk

27
Raihanah Sari, dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,
(Yogyakarta: K-Media, 2019), hlm 58-59.
15

memperbaiki profitabilitas dan posisi arus kas perusaan, sehingga


menjamin pembayaran kembali.
Dalam praktiknya dana yang dimiliki oleh perusahaan, baik dana
pinjaman maupun modal sendiri, dapat digunakan untuk dua hal. Pertama,
digunakan untuk keperluan Laba Usaha, artinya dana ini digunakan untuk
membeli atau membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang yang dapat
digunakan secara berulang-ulang, seperti pembelian tanah, bangunan, mesin,
kendaraan, dan aktiva tetap lainnya. Kedua, dana digunakan untuk membiayai
modal kerja, yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek,
seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya
operasional lainnya.28 Sumber modal berkaitan dengan bagaimana Laba
Usaha ini akan didanai. 29
Modal sendiri adalah modal dari pemilik usaha sedangkan modal
asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan. Penggunaan modal
tergantung kepada maksud dan tujuan usaha tersebut. Pertimbangan lainnya
yaitu jangka waktu pengembalian yang dibutuhkan apakah jangka Pendek
atau jangka panjang. Selain itu, jumlah atau nilai modal yang diinginkan
perusahaan juga menjadi pertimbangan khusus. Pertimbangan yang paling
utama yaitu faktor besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini penting
karena merupakan komponen biaya yang harus dikeluarkan. Dalam
membiayai suatu usaha bisa mempergunakan gabungan antara modal sendiri
dan modal pinjaman. Semua itu tergantung dari jumlah modal yang
dibutuhkan dan kebijakan dari pemilik usaha. Untuk pendirian awal usaha
biasanya perusahaan lebih mengutamakan penggunaan modal sendiri, hal ini
dilakukan karena untuk memperoleh pinjaman biasanya hanya pada usaha
yang sudah berjalan. Sehingga akan mengalami kesulitan dalam memperoleh
modal pinjaman. 30

28
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 248.
29
Jaka Waskito, Manajemen Keuangan Bisnis, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2019), hlm 16.
30
Raihanah Sari, dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,
(Yogyakarta: K-Media, 2019), hlm 59.
16

Menurut Kasmir, modal asing atau modal pinjaman adalah modal


yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari
pinjaman. Penggunaan modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan
menimbulkan beban biaya bunga, biaya administrasi, serta biaya provisi dan
komisi bunga, yang besarnya relatif. Penggunaan modal pinjaman
mewajibkan pengembalian pinjaman setelah jangka waktu tertentu. 31
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin
memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut: 32
a. Tujuan perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman
tersebut, apakah untuk modal Laba Usaha atau modal kerja, apakah
sebagai modal utama atau hanya sekadar modal tambahan, apakah untuk
kebutuhan yang mendesak atau tidak
b. Masa pengembalian modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke
kreditor (bank). Bagi perusahaan jangka waktu pengembalian Laba
Usaha perlu dipertimbangkan, sehingga juga tidak menjadi beban
perusahaan dan tidak mengganggu cash flow perusahaan Sebaiknya
jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
c. Biaya yang dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara
matang, misalnya biaya bunga, biaya administrasi, dan komisi, atau
biaya lainnya. Hal ini penting karena biaya merupakan komponen
produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga
jual dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang
dibebankan bank atau lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda
antara satu dengan lainnya. Sebaiknya dipilih bank yang mampu
memberikan biaya (bunga dan biaya lainnya) yang paling rendah
(kompetitif bagi perusahaan). Sekali lagi besarnya biaya yang

31
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 190.
32
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 94.
17

dibebankan akan berakibat pada meningkatnya biaya operasi dan pada


akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
d. Estimasi Keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan
datang perlu menjadi pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari
selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar
kecilnya sangat berperan dalam pengembalian dana satu usaha. Oleh
karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum
memperoleh pinjaman modal. Estimasi pendapatan yang akan diperoleh
di masa yang akan datang perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat
dengan membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya.
Estimasi biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu,
termasuk jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan pun perlu dibuat
serinci mungkin.
2. Pengertian Modal Menurut Perspektif Islam
Modal dalam konsep ekonomi Islam berarti semua harta yang bernilai
dalam pandangan syar’i, dimana aktivitas manusia ikut berperan serta dalam
usaha produksinya dengan tujuan pengembangan. Uang merupakan modal serta
salah satu faktor produksi yang penting, tetapi bukan yang terpenting karena
manusia menduduki tempat di atas modal yang disusul oleh sumber daya alam.
Pandangan ini berbeda dengan pandangan sementara pelaku ekonomi modern
yang memandang uang segala sesuatu, sehingga tidak jarang manusia atau
sumber daya alam dianiaya atau ditelantarkan.
Modal dalam sistem ekonomi Islam diharuskan terus berkembang agar
sirkulasi uang tidak berhenti. Dikarenakan jika uang atau modal terhenti maka
harta itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi orang lain, namun seandainya
jika uang diLaba Usahakan dan digunakan untuk melakukan bisnis maka uang
tersebut akan mendatangkan manfaat bagi orang lain, termasuk diantaranya jika
ada bisnis yang berjalan maka akan bisa menyerap tenaga kerja.33

33
Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm 122.
18

Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya ia harus dihapuskan


dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba secara tegas ini dapat dijumpai dalam Al-
quran maupun hadis. Arti riba secara bahasa adalah ziyadah yang berarti
tambahan, pertumbuhan, kenaikan, membengkak, dan bertambah, akan tetapi,
tidak semua tambahan atau pertumbuhan dikategorikan sebagai riba. Secara fiqh,
riba diartikan sebagai setiap tambahan dari harta pokok yang bukan kompensasi,
hasil usaha ataupun hadiah. Namun pengertian riba secara teknis adalah
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal atau secara batil, baik dalam
utang-piutang maupun jual beli. Batil dalam hal ini adalah perbuatan ketidak
adilan (zalim) atau diam menerima ketidakadilan. Pengambilan tambahan secara
batil akan menimbulkan kezaliman di antara pelaku ekonomi. Dengan demikian,
esensi dari pelarangan riba adalah penghapusan ketidakadilan dan penegakan
keadilan dalam ekonomi.34
Secara fisik terdapat dua jenis modal yaitu fixed capital atau modal tetap
(seperti, gedung-gedung, mobil, mesin-mesin, atau benda-benda yang
manfaatnya dinikmati dan eksistensi substansinya tidak berkurang) dan
circulation capital atau modal yang bersirkulasi yaitu benda-benda yang ketika
manfaatnya dinikmati substansinya juga hilang seperti bahan baku, uang dan
lain-lain. Perbedaan keduanya dalam syariah Islam dapat dilihat bahwa: 35
a. Modal tetap pada umumnya dapat disewakan tetapi tidak dapat dpinjamkan
(qardh). Alasannya ijarah (sewa menyewa) dalam Islam hanya dilakukan
kepada benda-benda yang memiliki substansinya dapat dinikmati secara
terpisah atau sekaligus. Ketika sebuah barang disewakan, maka manfaat
barang tersebut dipisahkan dari yang empunya, dan dapat dinimati oleh
penyewa. Ketika masa sewa sudah berakhir maa barang tersebut harus
dikembalikan dalam keadaan utuh kepada pemiliknya.
b. Modal sirkulasi yang bersifat konsumtif bisa dipinjamkan tetapi tidak dapat
disewakan. Sehingga itu uang tidak memiliki sifat seperti pada modal tetap.

34
Ivan Rahmat Santoso, Ekonomi Islam, (Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo Press, 2016), hlm 33.
35
Ivan Rahmat Santoso, Ekonomi Islam, (Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo Press, 2016), hlm 106.
19

Ketika seseorang menggunakan uang, maka uang itu habis dan hilang.
Kalau ia menggunakan uang tersebut dari pinjaman maka ia menanggung
utang sebesar jumlah yang digunakan dan harus dikembalikan dalam jumlah
yang sama bukan substansinya.
Dengan demikian, modal tetap mendapat return on capital dalam bentuk
upah dari penyewaan jika transaksi yang digunakan adalah ijarah (sewa
menyewa). Disamping itu juga bisa mendapatkan laba lewat prinsip musyarakah
atas dasar kaidah suatu barang yang dapat disewakan, maka barang tersebut
dapat dilakukan musyarakah atasnya. Contoh sistem musyarakah adalah
transaksi muzara‟ah yaitu kerja sama antara pemilik sawah dengan penggarap
dengan keuntungan sesuai dengan kesepakatan misalnya 50%:50%. 36
3. Indikator Modal
Menurut Kasmir, modal adalah jumlah seluruh dana yang digunakan
pedagang untuk memenuhi kebutuhan yang terkait usaha dagangnya. Indikator
modal dapat diukur dengan:37
a. Modal asing atau pinjaman
b. Modal Sendiri
4. Pengertian Penjualan
Menurut Kotler, penjualan adalah proses sosial manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan,
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.38 Penjualan tatap muka adalah interaksi antar individu, saling
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah
pihak. 39

36
Ivan Rahmat Santoso, Ekonomi Islam, (Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo Press, 2016), hlm 106.
37
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 258.
38
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 237.
39
Aslichah, SS Dwiningwarni, Yulianto, dan Supriyadi, Pengaruh Modal
Usaha Dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi,
Journal of Management and Accounting, Vol. 1 No. 2, 2018, hlm 171.
20

Disimpulkan bahwa penjualan merupakan suatu transaksi pendapatan


antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk kepada
pembeli demi menguntungkan bagi kedua pihak baik meliputi penjualan tunai,
maupun penjualan secara kredit.
5. Pengertian Penjualan Menurut Perspektif Islam
Dalam Islam Jual beli harus dilandasi dengan nilai kesatuan (ketauhidan),
keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab. Setiap aktifitas bisnis dalam
Islam selalu diarahkan pada prinsip-prinsip yang tertuju kepada kemanslahatan
pelakunya dan ummat. Jual beli dalam Islam akan selalu selaras dengan fitrah
tujuan penciptaan manusia, yaitu bernilai peribadatan. Tujuan utama ekonomi
Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat (falāh), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hāyah al-
tayyibah).
Dalam konsep jual beli Islami, memberikan tuntunan pada manusia
dalam perilakunya untuk memenuhi segala kebutuhannya dengan keterbatasan
alat pemuas dengan jalan yang baik dan alat pemuas yang tentunya halal, secara
zatnya maupun secara perolehannya. Prinsip keridhoan, ta‟āwun, kemudahan,
dan transparansi, dalam jual beli Islam mencegah usaha-usaha eksploitasi
kekayaan dan serta mengambil keuntungan dari kerugian pihak lain. Konsep
laba dalam Islam, secara teoritis dan realita tidak hanya berasaskan pada logika
sematamata, akan tetapi juga berasaskan pada nilai-nilai moral dan etika serta
tetap berpedoman kepada petunjuk-petunjuk dari Allah.40
Dalam rangka upaya pemenuhan dan pemeliharaan kebutuhan primer
manusia, yaitu agama (ad Dien), nyawa (an Nafs), akal (al „Aql), keturunan (an
Nasl), dan harta (al māl), Islam menurunkan kaidah berupa perintah dan
larangan yang bertujuan memberikan mashlahāt. Islam menganggap manusia
berperilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang
bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong

40
Fachri Fachrudin, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh
Mu‟āmalah (Studi Komparasi Teori Laba Ekonomi Konvensional), Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam Vol 1, No 01, 2017, hlm 70.
21

untuk yakin, Allah-lah yang berhak membuat rules untuk mengantarkan


kesuksesan hidup. Seorang hamba Allah dalam mengkonsumsi suatu barangan
tidak semata-mata bertujuan memaksimumkan kepuasan, tetapi selalu
memperhatikan apakah barang itu halal atau haram, israf atau tidak, tabzir atau
tidak, memudaratkan masyarakat atau tidak dan lain-lain. Ketakwaannya kepada
Allah dan kepercayaannya kepada hari kiamat membuatnya senantiasa taat
kepada rules Allah dan Rasul-Nya. 41
6. Indikator Penjualan
Dalam usaha penjualan, adakalanya penjualan perusahaan tidak
mencapai target atau tujuanyang telah direncanakan. Volume penjualan dari
waktu ke waktu bisa saja mengalami fluktuasi sesuai dengan kondisi pasar dan
perusahaan itu sendiri. Menurut Kotler, adapun indikator volume penjualan
adalah sebagai berikut:
a. Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli dan digunakan. 42 Produk adalah sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun
wujudnya selama ini memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan
dikatakan sebagai produk.43
b. Harga
Harga yaitu jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk
tersebut. 44 Didalam variabel harga ada beberapa unsur kegiatan utama harga
yang meliputi daftar harga, diskon, potonganharga, dan periode
pembayaran. Ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu

41
Fachri Fachrudin, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh
Mu‟āmalah (Studi Komparasi Teori Laba Ekonomi Konvensional), Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam Vol 1, No 01, 2017, hlm 71.
42
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 252.
43
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 186.
44
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 248.
22

keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing


harga, kesesuaian harga dengan manfaat.45
c. Promosi
Promosi penjualan merupakan usaha untuk mempengaruhi konsumen dan
pihak lain melalui aktivitas-aktivitas jangka pendek, misalnya pameran dan
pemberian contoh produk. Promosi adalah berbagai kumpulan alat-alat
intensif, yang sebagian besar berjangka pendek dan dirancang untuk
merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan
lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 46 Kegiatan promosi bukan saja
berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,
melainan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya. Kegiatan promosi atas suatu produk terdiri dari kegiatan
periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi
(publicity), penjualan personal (personal selling), pemasaran langsung
(Direct Marketing).
7. Pengertian Laba Usaha
Pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum dibicarakan dan
digunakan dalam ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:47
a. Psychic income, yang menunjukkan konsumsi barang/jasa yang dapat
memenuhi kepuasan dan keinginan individu.
b. Real income, yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi
yang ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
c. Money income, yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-
surnber ekonomi yang digunakan untuk konsurnsi sesuai dengan biaya
hidup (cost of living).

45
Philip Kotler, dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I, (Jakarta:
Prenhalindo, 2012), hlm 278.
46
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 298.
47
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 376.
23

Ketiga konsep tersebut semuanya penting, rneskipun pengukuran


terhadap psychic income sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan psychic
income adalah konsep psikologi yang tidak dapat diukur secara langsung, narnun
dapat ditaksir dengan menggunakan real income. Keinginan manusia tersebut
hanya dapat dipenuhi pada berbagai tingkatan, sebaga mana seseorang
memperoleh real income. Di lain pihak, money income meskipun mudah diukur,
tetapi tidak mempertimbangkan perubahan nilai suatu unit moneter. Atas dasar
alasan ini, para ekonom memusatkan perhatiannya pada penentuan real
income.48
Laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba
akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar
kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada
ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya
merupakan angka artikulasi dan tidak didefenisikan tersendiri secara ekonomi
seperti halnya aktiva atau hutang.49
Secara sederhana, seorang manajer mengelola laba adalah untuk
menciptakan kesejahteraan bagi pemilik atau pemegang saham (stockholders)
perusahaan yang dikelolanya. Hal ini sejalan dengan teori agensi yang
menegaskan bahwa kewenangan yang diterima manajer dari pemilik perusahaan
untuk mengelola dan menjalankan perusahaan membawa konsekuensi logis yang
harus dijalankan dan manajer dan pemilik perusahaan. Manajer mempunyai
kewajiban untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemilik serta
mempunyai hak untuk menerima penghargaan atas apa yang telah
dilakukannya.50
Perbedaan antara laba ekonomi dan laba akuntansi disebabkan oleh
perbedaan konsep yang melandasinya. Laba ekonomi dipandang sebagai
tambahan kemakmuran yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi dengan
48
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 376-377.
49
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 375.
50
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris, (Jakarta: PT
Grasindo, 2008), hlm 38.
24

perusahaan sebagai wadah yang akan dinikmati oleh seluruh pihak yang ada
dalam unit kegiatan ekonomi tersebut. Laba akuntansi (accounting income)
secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut.51
Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengukur laba. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Transaksi
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/ hutang (laba)
terjadi hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal.
Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi yang melibatkan
perubahan aktiva/hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal
timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan. Pada saat
transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar unluk mengakui
pendapalan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan
nilai dari pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi,
maka nilai aktiva lama akan diu bah menjadi aktiva baru.
Konsep/pendekatan ini sama dengan konsep realisasi pendapatan.52
b. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul hila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba
bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan
pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan
perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan
dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah
bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang
mengukur transaksi dengan pihak luar. Sementara pendekatan kegiatan
didasarkan pada konsep peristiwa/kegiatan dalam arti luas, tidak dibatasi
pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian, keduanya gagal

51
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 377.
52
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 381.
25

menunjukkan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua
pendekatan terse but didasarkan pada hubungan struktural yang sama yang
tidak ada dalam dunia nyata. 53
c. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep
mempertahankan kemakmuran kapital, akan dibicarakan lebih dahulu
mengenai konsep laba dan kapital. Dalam konsep mempertahankan
kemakmuran, kapital disini dimaksudkan sebagai kapital dalam arti
kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi
kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa
yang memiliki kekayaan tersebut. 54
Laba dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan.
Pengukuran terhadap laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat
bila tidak menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Sumber penyebab
timbulnya laba memiliki peranan penting dalam menilai kemajuan perusahaan.
Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan,
yaitu current operating concept (Earnings) dan all inclusive concept of income
(laba komprehensif). 55
a. Konsep Laba Periode (Earnings)
Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu
perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber
ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya
dilakukan dengan membandingkan laba periode berjalan dengan laba
periode sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain pada industri yang
sama. Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi
periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena
53
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 381-382.
54
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 382.
55
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 389.
26

itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang
dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan
periode berjalan. Kesalahan perhitungan laba periode sebelumnya tidak
menunjukkan efisiensi manajemen periode berjalan. Kesalahan tersebut
merupakan ukuran untuk menilai efisiensi periode sebelumnya. Menurut
praktik akuntansi konvensional, beberapa pengaruh kumulatif akibat
perubahan akuntansi dimasukkan dalam perhitungan laba-rugi periode
terjadinya perubahan. Laba periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi tersebut. Jadi yang menjadi penentu laba periode
adalah pendapatan, biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada
periode berjalan. 56
b. Laba Komprehensif (Comprehensive Income)
Laba komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas)
perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan
kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik. Atau
dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva
bersih yang berasal dari transaksi operasi. 57
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan
laba (earning per share). Dengan konsep yang selama ini digunakan diharapkan
para pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai
dengan kepentingannya. Meskipun konsep laba yang digunakan diharapkan
ampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai konsep dan
tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternatif
yang dapat digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tunggal untuk

56
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 393.
57
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 393.
27

memenuhi berbagai tujuan secara umum atau menggunakan berbagai konsep


laba dan menyajikannya secara jelas konsep laba tersebut secara khusus. 58
8. Pengertian Laba Usaha Menurut Perspektif Islam
Dengan prinsip dan tujuan bisnis yang telah ditetapkan dalam kaidah
mu‟amalah, laba dalam Islam tidak hanya berpatokan pada bagaimana
memaksimalkan nilai kwantitas laba tersebut, akan tetapi juga
menyelaraskannya dengan nilai kwalitas yang diharapkan secara fitrah
kemanusiaan dan Islam. Dalam konsep mu‟amalah, tidak semua kebutuhan yang
dipandang memiliki mashlahat dapat diproduksi, dikonsumsi, atau
diperjualbelikan. Mashlahat dalam Islam terbagi kepada tiga, yaitu: 59
a. Al Mashālihu al mu‟tabarah yaitu segala sesuatu yang telah dijadikan
perhatian oleh syari’ah dan dalam penetapannya mengandung mashalat atau
manfaat bagi manusia. Seperti disyari’atkannya jihad, diharamkannya
membunuh, minuman keras, zina, dan mencuri. Semua itu ditujukan untuk
penjagaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta yang termasuk kepada
tujuan utama dari syari’ah.
b. Al Mashālihu al mulghāt yaitu segala sesuatu yang didalamnya dianggap
memiliki mashalat namun tidak nyata atau kecil kemungkinannya. Seperti
adanya anggapan persamaan dalam masalah pembagian warisan antara laki-
laki dan perempuan, maka anggapan tersebut tidak dijadikan sandaran oleh
syari’ah walau dianggap memiliki mashlahat. Juga adanya mashlahat
pertambahan keuntungan atau laba dalam bisnis ribawi, semua itu ditolak
oleh syari’ah karena sisi kerusakan dan kemudharatan yang lebih besar di
dalamnya.
c. Al Mashālihu al Mursalāh yaitu, maslahat yang secara khusus tidak
dijabarkan oleh nash atau tidak ada perintah maupun larangan. Dengan tidak
adanya qorinah tersebut, maka maslahat bisa menjadi acuan dalam

58
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 379-380.
59
Fachri Fachrudin, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh
Mu‟āmalah (Studi Komparasi Teori Laba Ekonomi Konvensional), Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam Vol 1, No 01, 2017, hlm 72.
28

menentukan suatu hukum. Seperti membangun masjid, mencetak al Qur’ān,


kitab-kitab dakwah, dan lain-lain. Untuk itu tidak semua yang dipandang
dapat memenuhi kebutuhan manusia serta ada manfa’at di dalamnya dapat
diperjualbelikan atau dikonsumsi oleh manusia.
Laba yang merupakan hasil dari sebuah proses transaksi jual beli atau
bisnis harus dinilai dari kwalitasnya bukan hanya sekedar kwantitas yang
diperoleh, sehingga laba tersebut dapat dinilai baik dalam Islam. Prinsip ini
sesuai dengan kaidah “al jazā‟u min jinsil al „amal”, bahwa balasan itu
tergantung dari perbuatannya. Maka setiap laba yang dihasilkan melalui melalui
sumber yang diharamkan atau proses transaksi bisnis yang ilegal tidak diakui
oleh syari’ah. Hal ini bisa dilihat melaui model-model bisnis yang
dikembangkan oleh Rasulullah dalam meraih laba yang benilai materil serta
keberkahan. Untuk mendapatkan Laba yang bersih dari unsur riba dan
kecurangan, Islam menentukan prinsip dasar dalam mekanisme transaksinya.
Prinsip saling ridho dalam bertransaksi adalah merupakan proses yang terjadi
ketika barang yang akan dijual jelas kepemilikannya, tidak termasuk barang
yang diharamkan, serta jelas pula penetapan harganya. Prinsip kemudahan atau
ta‟awun dalam bertransaksi menunjukkan laba yang diperoleh bukan semata-
mata untuk kepentingan egoisme sang penjual (self oriented)60.
9. Indikator Laba Usaha
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang
dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat
tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari
pendapatan, maka konsep penghimpunan dan reahsai pendapatan juga berlaku
untuk laba. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum
laba diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. 61

60
Fachri Fachrudin, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh
Mu‟āmalah (Studi Komparasi Teori Laba Ekonomi Konvensional), Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam Vol 1, No 01, 2017, hlm 72.
61
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm 380.
29

B. Studi Relevan
Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti
dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Studi Relevan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Wahyu Pengaruh Modal dan Hasil penelitian: 1) modal
Prabowo Volume Penjualan berpengaruh terhadap
(2020)62 Terhadap profitabilitas
Profitabilitas (Studi 2) penjualan tidak berpengaruh
Kasus Pada Usaha terhadap profitabilitas
Warung Kopi 99
Palu)
2 Niar, Andri dan Pengaruh Penjualan Dari hasil penelitian disimpulkan
Risma (2020)63 terhadap Laba (Studi bahwa penjualan berpengaru
Kasus Pada Home terhadap laba
Industry Kopi
Karuhun)
3 Putu, Ketut dan Pengaruh biaya Hasil pengujian menunjukkan
Wayan (2014)64 produksi dan bahwa biaya produksi
penjualan terhadap berpengaruh terhadap laba dan
laba pada perusahaan penjualan berpengaruh terhadap
kop bubuk Banyuatis laba
4 Amador, Pengaruh Modal Hasil penelitian menunjukkan
Widiyanto Kerja Dan Penjualan modal dan penjualan berpengaruh
(2012)65 Terhadap Laba secara parsial terhadap laba
Bersih (Studi Kasus
Pada Semerbak
Coffe Tembalang
Semarang)

62
Wahyu Prabowo, Pengaruh Modal dan Volume Penjualan Terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada Usaha Warung Kopi 99 Palu) , Journal Universitas
Tadaluko, Vol. 1 No. 2, 2020.
63
Niar, Andri dan Risma, Pengaruh Penjualan terhadap Laba (Studi
Kasus Pada Home Industry Kopi Karuhun), Jurnal Seminar Nasional Manajemen,
Ekonomi dan Akuntasi Volume 5 No. 1, 2020.
64
Putu, Ketut dan Wayan, Pengaruh biaya produksi dan penjualan
terhadap laba pada perusahaan kopi bubuk Banyuatis, Jurnal Manajemen Indonesia,
Vol. 02 No. 01, 2014.
65
Amador dan Widiyanto, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap
Laba Bersih (Studi Kasus Pada Semerbak Coffe Tembalang Semarang), Journal
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2012.
30

Adapun persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan


penelitian sebelumnya adalah:
1. Pada penelitian Wahyu Prabowo sama-sama mengkaji tentang variable modal
usaha dan penjualan
2. Pada penelitian Niar, Andri dan Risma sama-sama mengkaji variable
penjualan terhadap laba usaha.
3. Pada penelitian Putu, Ketut dan Wayan sama-sama mengkaji variable
penjualan terhadap laba.
4. Pada penelitian Amador, Widiyanto sama-sama mengkaji variable modal dan
penjualan terhadap laba.
Adapun perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian sebelumnya adalah:
1. Pada penelitian Wahyu Prabowo yang berbeda hanya objek penelitian dan
variabel dependent, pada penelitian ini meneliti usaha warung kopi 99 dengan
variabel dependentnya adalah profitabilitas, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu Keyo Caffe dengan variabel denpentnya adalah
laba.
2. Pada penelitian Niar, Andri dan Risma yang berbeda hanya objek penelitian,
pada penelitian ini meneliti Home Industry Kopi Karuhun, sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh peneliti meneliti Keyo Caffe dengan 2
variabel independet yaitu modal dan penjualan.
3. Pada penelitian Putu, Ketut dan Wayan yang berbeda hanya pada satu
variable dan objek penelitian, pada penelitian ini meneliti variable biaya
produksi dan objek penelitian perusahaan kopi bubuk Banyuatis, sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti meneliti variable modal usaha
dan objek penelitian Keyo Caffe Paal V Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
4. Pada penelitian Amador, Widiyanto yang berbeda hanya pada objek
penelitian, pada penelitian ini objek penelitian Kasus Pada Semerbak Coffe
Tembalang Semarang, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti meneliti variable modal usaha dan objek penelitian Keyo Caffe Paal
V Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
31

C. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Modal (X1)
Laba Usaha
(Y)
Penjualan (X2)

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasari pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari
pengumpulan data. Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan pada kerangka
pemikiran, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal terhadap laba
H2 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara penjualan terhadap laba
H3 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal dan penjualan terhadap laba
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian
Objek dan subjek penelitia ini terdiri adalah keyo caffe. Variabel-variabel
yang akan diuji yaitu variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau
terikat.66 Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Keyo Coffee di Paal
V Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
B. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder . Data sekunder
merupakan data atau informasi yang diperoleh dari pihak kedua atau data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data67. Data sekunder dalam penelitian ini berupa Modal
dan Penjualan terhadap Laba Usaha, dengan menggunakan data runtut waktu
(times series) bulanan periode 2019-2021 dengan jumlah data 32 dengan 1
perusahaan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data statistik,
laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan perusahaan itu sendiri dan pihak
tertentu, serta sumber-sumber lainya yang berkaitan dengan penelitian ini dengan
data tahunan. Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh atau segala
sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data68.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2019), hlm 32.
67
Mudrajad Kuncoro. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi . Edisi 4 Jakarta:
(Erlangga 2013)
68
Ibid, hlm. 9

32
33

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan69. Populasi caffe


yang terlihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi Cafe di Pall V Kecamatan Kota Baru
No Kode Emiten
1 160 coffe
2 Coffe Rito
3 Teman Duduk Coffe
4 VF. Coffe
5 Keyo Coffe
6 Sejahwat Coffe
7 Caffe Teanol
Sumber : Data Diolah

2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang memiliki
karakteristik yang sama dengan populasinya 70. Metode yang digunakan
adalah porpusive sampling yakni: Hanya elemen populasi yang mempunyai
kriteria tertentu dari peneliti saja yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian.
Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Usaha yang berdiri dari tahun 2017 4
Usaha yang memilik data laporan keuangan yang
2 3
lengkap selama 5 (lima) tahun terakhir.
3 Laporan data bulanan lengkap 1
3 Sampel 1

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, akhirnya diperoleh


1 (satu) caffe yang berdiri dari tahun 2017 dan memiliki data laporan
keuangan lengkap sebagai sampel penelitian ini, yaitu keyo coffe

69
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (2007: Bandung Alfabeta).
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), hlm 32.
34

D. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dalam mencari teori,
peneliti mengumpulkan informasi dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-
sumber kepustakaan yang diperoleh: buku, jurnal, hasil-hasil penelitian, internet,
dan sumber-sumber lainya yang sesuai. Studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan71”.
Dalam mencari teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan
dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian, dan sumber-
sumber lainya yang sesuai. Bila kita memperoleh kepustakaan yang relevan, maka
segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif statistik. Deskriptif statistik digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel penelitian ini dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi absolute yang menunjukkan angka rata-rata, median kisaran dan deviasi
standar. Adapun teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
diantaranya sebagai berikut:
F. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Bertujuan untuk dapat mengetahui bahwa data yang ada terdistribusi
normal dan independen. Walaupun normalitas suatu data tidak terlalu
penting, tetapi sebaiknya data yang ada berkontribusi normal. Uji normalitas
menjadi penting dikarenakan dengan normalnya suatu data maka data
tersebut dapat dianggap mewakili populasi 72. Uji normalitas dapat dilakukan

71
Moh Nazir. Metode Penelitian. Bogor: (Ghalia Indonesia 2013)
72
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. (Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang 2018)
35

dengan menggunakan grafik maupun menggunakan uji statistik. Dalam Uji


normalitas ini,data akan diuji dengan statistik Kolmogorov-Sminov dengan
kriteria pengujian :
a. Angka signifikansi (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
b. Angka signifikansi (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas73. Dilakukan untuk melihat apakah
ada korelasi yang erat antar variabel bebas yang akan digunakan dalam
suatu regresi. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki
multikolinieritas didalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan
akan terjadi pada regresi tersebut. variabel yang menyebabkan
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance yang lebih kecil dari pada
0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari pada nilai10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen. Dasar analisis untuk menentukan
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi.

73
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. (Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang 2018)
36

4. Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi74. Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu :
(1) Uji Durbin–Watson, (2) Uji Lagrange Multiplier,(3) Uji Statistik Q.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka
dilakukan pengujian Durbin–Watson (DW) dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) -2 < DW < 2, berarti tidak ada autokorelasi.
2) Angka DW dibawah -2, berarti ada auto korelasi positif.
3) Angka DW diatas +2, berarti ada auto korelasi negatif.
G. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
regresi linier berganda dengan menggunakan metode data panel untuk melihat
hubungan antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas dimana
dalam penelitian ini mengukur pengaruh pembiayaan jual beli dan pembiayaan
bermasalah terhadap kinerja keuangan. Kemudian fungsi tersebut dimasukan
kedalam bentuk model regresi linier berganda pada ekonometrika sebagai berikut:
Log LABA = + β1 log MODit +β2 log PJLNit +
Keterangan:
LABA : Laba Usaha
o : Konstanta
, : Koefisien regresi
MOD :Modal
PJLN :Penjualan
: error terms

Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien β


akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel
independen dengan variabel dependen, Artinya kenaikan variabel independen

74
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. (Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang 2018)
37

akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika


variabel independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai β akan negatif (-)
jika menunjukkan hubungan yang berlawanan, artinya kenaikan variabel
independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian pula
sebaliknya
H. Uji Statistik
1. Uji F
Uji Hipotesis digunakan untuk menentukan apakah variabel pembiayaan
jual beli dan pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap variabel terikat
kinerja keuangan (Y). Uji F digunakan untuk menganalisis apakah semua
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara
simultan75. Bila Fhitung lebih besar daripada F table atau signifikannya kurang
dari α = 5% maka tolak Ho dan terima Ha yang berarti bahwa semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah :
1. Rancangan Hipotesis
Ho: tidak ada pengaruh signifikan (nyata) antara variabel modal dan
penjualan terhadap laba.
Ha: ada pengaruh signifikan (nyata) antara variabel modal dan penjualan
terhadap laba.
2. Tentukan tingkat signifikan dengan α = 5%
3. Kriteria Pengambilan keputusan

Jika Fhitung ≥ Ftabel artinya Ha ditolak artinya terdapat pengaruh antara


variabel modal dan penjualan terhadap laba.
Jika Fhitung ≤ Ftabelartinya Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh
antara variabel modal dan penjualan terhadap
laba.

75
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis & Ekonomi,
(Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011)
38

2. Uji t
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial. Bila t hitung lebih besar dari pada t
tabel atau signifikannya kurang dari α= 0,05% maka tolak Ho dan terima Ha
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen76.
3. Uji Determinasi
Koefisien determasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat dengan nilai diantara nol dan
satu. Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan.untuk memprediksi variasi variabel dependen77.
Perlu diperhatikan bahwa nilai R2 yang tinggi tidak selalu menunjukkan
kualitas model yang sudah baik. Dalam analisis time series, yang biasanya
semua variabel mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu, maka nilai R2
akan cenderung tinggi dan pada analisis cross-section akan cenderung
rendah78.
I. Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah
peningkatan penjualan dalam hal ini disimbolkan dengan Y, sedangkan variabel
independent (bebas) adalah modal (X1), dan laba usaha (X2). Adapun defenisi
operasional masing-masing variabel di atas adalah sebagai berikut :

76
Mudrajad Kuncoro, “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi” Edisi 4. (Jakarta:
Erlangga. 2013) hal 79
77
Mudrajad Kuncoro, “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi” Edisi 4. (Jakarta:
Erlangga. 2013) hal 79
78
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. (Bandung:
Tarsito 2001) hal 63
39

Tabel 3.4
Operasional Variabel
N
Variabel Definisi Skala
o
1 Modal (X1) Modal yang pertama kali dikeluarkan Rasio
digunakan untuk membiayai pendirian
perusahaan (pra Laba Usaha), mulai dari
persiapan yang diperlukan sampai perusahaan
tersebut berdiri (memiliki badan usaha).79
Rumus:
Modal Awal = Modal Investasi + Modal Kerja +
Modal Operasional
2 Penjualan Penjualan adalah proses sosial manajerial Rasio
(X2) dimana individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan,
menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.80
Rumus:
Penjualan-Harga Pokok Penjualan
3 Laba Usaha Laba adalah sesuatu yang menunjukkan Rasio
(Y) konsumsi barang/jasa yang dapat memenuhi
kepuasan dan keinginan individu, menunjukkan
kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living, dan
menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-
surnber ekonomi yang digunakan untuk
konsurnsi sesuai dengan biaya hidup (cost of
living). 81
Rumus:
Total Penjualan-Total Pengeluaran

79
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 258.
80
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid
1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 237.
81
Imam Ghozali, dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2016), hlm 376.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Profil Keyo Coffee
Kedai Kopi Keyo atau Keyo Coffee adalah salah satu dari banyak kedai kopi
yang ada di Kota Jambi. Dari luar, kedai ini tampak seperti rumah dengan teras
dan pagar yang tinggi. Tapi begitu masuk, kesan mewah, elegan dan simpel begitu
terasa di kedai ini. Kedai ini memiliki dua bagian tempat duduk. Ada di bagian
teras, ada pula yang di dalam ruangan. Dua bagian ini memiliki suasana yang
berbeda. Di bagian luar, kedai ini terasa seperti kedai-kedai kopi biasanya. Meja
dan kursi kayu berjejer serta ada beberapa meja dan kursi dengan motif bendera
Amerika. Penambahan detail kecil seperti tanaman kaktus di beberapa sudut tidak
mengurangi konsep simpel yang diusung di kedai ini.82
Gambar 4.1
Keyo Coffee Paal V Kota Jambi

82
Nur Ilmi Widya Ningsih, “Nongkrong dengan Suasana Simpel nan Nyaman di Keyo
Coffee,” diakses melalui alamat https://brisik.id/read/68212/nongkrong-dengan-suasana-simpel-
nan-nyaman-di-keyo-coffee, pada tanggal 9 Februari 2022.

40
41

Menu-menu minuman di Keyo Coffee ini cukup beragam. Tentunya ada


menu kopi seperti Ice Coffee Keyo, Espresso, Latte, Cappuccino, Flat White,
Americano, Mochaccino, Pandan Latte dan masih banyak jenis latte yang lain.
Selain itu pelanggan juga disediakan menu minuman non kopi seperti Cookies n
Cream, Red Velvet, Chocolate Milo Dinosaurus dan lain-lain.
Aneka minuman teh seperti Lemon Tea, Thai Tea, Lychee Tea, Jasmine
Honey Tea dan masih banyak jenis teh yang lain juga tersedia di kedai ini. Tak
ingin minum, Teman Brisik juga bisa pesan aneka menu makanan seperti Nasi
Goreng Kampung, Indomie Rebus, Nasi Ayam Suwir Bali, Nasi Ayam Geprek
dll. Ada pula menu camilan seperti Cireng, Roti Panggan, Snack Bucket, Siomay
Goreng, Pisang Goreng dan lain-lain. Harga menu di kedai ini berkisar
Rp20.000an ke atas.
Keyo Coffee ini buka setiap hari. Hari Senin hingga Jumat mulai pukul
08.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dan mulai pukul 14.00 WIB hingga 23.00
WIB khusus hari Sabtu dan Minggu. Kedai ini beralamat di Jalan Kapten Zaidi
Saleh, Kotabaru, Kota Jambi. 83
B. Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif Penelitian
Stastistik deskriptif adalah alat stastistik yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan mejelaskan tentang gambaran obyek yang diteleti melalui
data sampel populasi tampa melakukan analis dan membuat kesimpulan secara
umum dan obyek yang diteliti tersebut.84 Variabel independent yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Modal dan Penjualan, sedangkan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Laba. Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengambil data dari laporan bulanan.

83
Ningsih, tanggal 9 Februari 2022.
84
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (2007: Bandung Alfabeta).
42

Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Data
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
laba 7,2335 ,09582 36
modal 7,0268 ,03646 36
penjualan 7,2936 ,08020 36
Sumber : Data Primer diolah IBM SPSS 2022
Berdasarkan hasil output pada table 4.1 dapat dijelaskan hal-hal sebagai
berikut :
a. Nilai rata-rata LABA adalah 7,2335 dan nilai standara deviasi dari LABA
adalah 0,9582.
b. Nilai rata-rata MODAL adalah 7,0268 dan nilai standar deviasi dari
MODAL adalah 0,3646.
c. Nilai rata-rata PENJUALAN adalah 7,2936 standar deviasi dari
PENJUALAN adalah 0,8020.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan pada data yang nantinya
dipergunakan untuk uji analisis regresi berganda data sekunder. Uji Asumsi
Klasik terdiri dari empat analisis yaitu: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas,
Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk menguji dan
menganalisis variabel dependen dan variabel independen agar berdistribusi
secara normal, atau mendekati normal atau tidak normal. Hasil analisis
regresi yang baik seharusnya menunjukan tingkat distribusi normal atau
mendekati normal. Untuk melihat apakah data variabel berdistribusi normal
atau tidak normal, bisa diamati dengan menggambarkan sebaran data
melalui suatu grafik. Jika hasil uji menyebar pada sekitar garis diagonal pada
grafik dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka hasil model regresi
tersebut memenuhi tingkat distribusi normal. Analisa pada grafik bisa
dilakukan dengan cara melihat pada histogram dan normal probability plot.
Hasil pengujian normalitas dengan analisis SPSS 25 dapat dilihat pada
gambar 4.4 berikut:
43

Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data diolah IBM SPSS 22, 2022


Dengan melihat gambar pada grafik normal probability plot di atas,
dapat dilihat bahwa sebaran titik-titik pada grafik di atas mengikuti garis
diagonal, hingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dan point-point
pertanyaannya berdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
disebut problem autokorelasi.
Run Test merupakan salah satu analisis non-parametik yang dapat
digunakan untuk menguji apakah residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa nilai residual
adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Tabel 4.2
Hasil Uji Runs Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value ,00011
Cases < Test Value 18
Cases >= Test Value 18
Total Cases 36
Number of Runs 16
Z -,845
Asymp. Sig. (2-tailed) ,398
a. Median
44

Pada output Runs Test di atas terlihat bahwa nilai test (Test Value)
sebesar 0,00011 sedangkan nilai probabilitasnya (Asymp. Sig. (2-tailed) )
sebesar 0,398. Untuk menyimpulkan apakah terjadi gejala autokorelasi atau
tidak maka nilai test dibandingkan dengan nilai tabel atau nilai probabilitas
dibandingkan dengan nilai alphanya. Berdasarkan output tersebut diperoleh
nilai probabilitas sebesar 0,398 lebih besar dari pada 0,05, sehingga
hipotesis nihil menyatakan nilai residual menyebar secara acak diterima.
Dengan demikian maka tidak terjadi autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini nantinya akan dipergunakan untuk analisis
regresi ganda, yang memuat 2 atau lebih variabel bebas. Jenis uji
multikolinieritas yang baik seharusnya tak terjadi korelasi diantara masing-
masing variabel bebas. Untuk melihat ada dan tidaknya hasil
multikolinieritas, dapat dilihat pada nilai Tolerance dan VIF pada tabel
coefficient. Hasil tak terjadinya multikolinieritas bisa dilihat pada
collinearity statistic, dengan ketentuan bila nilai tolerance setiap variabel
bebas berada di atas angka 0,1 atau 10% dan nilai VIF setiap variabel bebas
berada di bawah angka 10, maka dapat dipastikan bahwa variabel penelitian
tidak mengalami multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas pada penelitian
ini dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
modal ,790 1,266
penjualan ,790 1,266
a. Dependent Variable: laba
Sumber: Data diolah IBM SPSS 22, 2022
Dari tabel coefficients di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance
dan nilai VIF dari dua variabel independen, yaitu Modal (X1) dengan nilai
Tolerance (0,790) > 0,1 dan nilai VIF (1,266) < 10. Sedangkan penjualan
(X2) dengan nilai Tolerance (0,790) > 0,1 dan nilai VIF (1,266) < 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinieritas,
45

karena nilai Tolerance tiap variabel independen berada di atas nilai 0,1 dan
nilai VIF tiap variabel independen di bawah angka 10.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk
uji regresi, yaitu untuk mengukur ada dan tidak terjadinya ketidaksamaan
varian dari residu penelitian satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual penelitian satu pengamatan ke pengamatan yang lain
menunjukan hasil yang tetap, maka dikatakan homoskedastisitas. Namun,
jika memunjukan hasil varian yang berbeda, maka dikatakan mengalami
heteroskedastisitas. Jenis hasil regresi yang baik seharusnya tidak
mengalami heteroskedestisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya gejala
heterokedastisitas, dapat ditinjau dengan mengamati grafik scatterplot. Jika
tidak ditemukan pola yang jelas pada grafik, dan titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dipastikan bahwa variabel
penelitian tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah IBM SPSS 22, 2022


Dengan melihat grafik Scatterplots pada gambar 4.5 di atas, dapat
dilihat bahwa titik-titik pada grafik tidak membentuk pola yang jelas, di
mana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil
ini menjelaskan bahwa variabel penelitian tidak mengalami
heterokedastisitas. Oleh karena itu, maka variabel-variabel tersebut dan
46

point-point pertanyaannya dapat dipakai untuk peneliti yaitu, pengaruh


variabel Modal (X1) dan variabel penjualan (X2) terhadap variabel laba
usaha Keyo Coffee (Y) periode 2019-2021.
3. Analisis Regresi Berganda
a. Analisi Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan
secara linear anatra dua variabel atau lebih antara variabel independen secara
variabel dependen85.
Tabel 4.4
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,271 ,939
modal ,217 ,150 ,083
penjualan 1,094 ,068 ,916
a. Dependent Variable: laba

Sumber : data sekunder diolah (Output SPSS 25.0)

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui persamaan regresi linear


berganda, yaitu sebagai berikut :
Y = -2,271 +0,217X1 + 1,094 X2 + e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1. Konstanta (a) = -2,271
Apabila nilai konstanta laba -2,271 maka nilai variabel X1 dan X2 bernilai
sama.
2. Nilai modal (X1) = 0,271
Nilai koefisien regresi dari modal adalah 0,271 dalam artian jika modal
meningkat sebesar 1% maka akan menaikan laba sebesar 0,271.

3. Nilai penjualan (X2) = 1,094.

85
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)
47

Nilai koefisien regresi dari penjualan adalah 1,094 dalam artian jika
penjualan meningkat 1% maka akan meningkatkan laba sebesar 1,094.
b. Uji simultan (uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen86. Berikut merupakan
hasil dari uji F:
Tabel 4.5
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression ,294 2 ,147 177,012 ,000
Residual ,027 33 ,001
Total ,321 35
a. Dependent Variable: laba
b. Predictors: (Constant), penjualan, modal
Sumber : data sekunder diolah (Output SPSS 25.0)

Berdasarkan hasil uji F diatas bahwa nilai Fhitung > Ftabel dimana 177,012 >
4,46 dimana rumus Fhitung adalah (k-1 : n-k) = (2: 36-2), dilihat bahwa
signifikan sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0.05. sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara bersama-sama variabel modal dan penjualan berpengaruh
terhadap laba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha dapat
diterima. Artinya secara simultan variabel independen memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
c. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (uji t) bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel masing-
masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dalam uji t juga
menganalisis berdasarkan nilai hitung dan tabel. Dengan tingkat signifikan 5%
(0,05). Jika thitung > ttabel nilai probabilitas signifikan87. Dengan derajat
kemiringan atau degree offreedom (df) = n – k = 36 – 2 = 34, dimana k adalah
variabel dan n adalah banyaknya jumlah sampel yang diteliti, serta
86
R. Gunawan Sudarmanto. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)
87
R. Gunawan Sudarmanto. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)
48

menggunakan uji dua arah maka dapat di tentukan t tabel pada penelitian ini
sebesar 1,85955.
Tabel 4.6
Hasil Uji t
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -2,419 ,021
modal 1,443 ,158 ,790 1,266
penjualan 16,014 ,000 ,790 1,266
a. Dependent Variable: laba

Sumber : data sekunder dioleh (Ouput SPSS 25.0)

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, diperoleh nilai:


1. Modal (X1) Terhadap Laba (Y)
Dari tabel di atas diketahui nilai signifikansi modal adalah 0,158 dan
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa modal tidak
berpengaruh secara parsial terhadap laba, dengan nilai thitung 1.443 dan
nilai ttabel 1,85955 yang artinya nilai thitung lebih kecil dari pada nilai
ttabel maka modal tidak berpengaruh secara negatif terhadap laba.
Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis Ha dapat ditolak.
2. Penjualan (X2) Terhadap Laba (Y).
Dari tabel di atas diketahui nilai signifikasi Penjualan 0,000 dan nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa penjualan
berpengaruh terhadap laba. Dengan nilai thitung 16,014 dan nilai ttabel
1,85955 yang artinya nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel maka
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha diterima.
d. Koefesien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan88. Berikut
yang merupakan tabel koefesien determinasi :

88
R. Gunawan Sudarmanto. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)
49

Tabel 4.7
Uji Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,956 ,915 ,910 ,02881 1,576
a. Predictors: (Constant), penjualan, modal
b. Dependent Variable: laba

Sumber : Data Sekunder diolah (Ouput SPSS 25.0)

Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.915 =91,5%
dengam kriteria korelasi keeratan sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa variabel
dependen (modal dan penjualan) secara bersama-sama mempengaruhi variabel
laba sebesar 91,5% atau sisanya (100% - 91,5%) 8,5% dipengaruhi oleh
variabel yang tidak termasuk dalam penelitian.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Modal dan Penjualan
terhadap Laba Keyo Coffee pada tahun 2021. Untuk melihat pengaruh setiap
variabel maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Modal Terhadap Laba Usaha Keyo Coffee Tahun 2021.
Uji t terhadap variabel Modal menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih
kecil dibandingkan dengan t tabel (1,443 > 1,85955) dan taraf signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,158 < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa Modal
tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Keyo Coffee Tahun 2021. Hasil
dari penelitian telah dilakukan secara teori sudah mendukung hipotesis yang
telah diajukan yang menyatakan bahwa modal tidak berpengaruh terhadap
Laba Usaha.
Hal ini senada dengan penelitian Abdul yang berpendapat bahwa modal
tidak berpengaruh terhadap laba perusahana, artinya semakin tinggi modal
yang digunakan maka tidak akan mempengaruhi peningkatan terhadap laba.

2. Pengaruh Penjualan Terhadap Laba Usaha Keyo Coffee Tahun 2021.


Uji t terhadap variabel Laba Usaha menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih
besar dibandingkan dengan t tabel (16,014 > 1,85955) dan taraf signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa Laba Usaha
50

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha Keyo Coffee Tahun 2021.
Pengaruh penjualan yang signifikan terhadap Peningkatan Penjualan Keyo Coffee
pada tahun 2021 ditandai dengan, kenaikan penjualan Keyo Coffee selama 1
tahun terakhir.
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizal dan
Irawan dimana hasil penelitian secara parsial penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap laba dan memiliki pengaruh yang paling dominan. Artinya
semakin tinggi penjualan yang dilakukan maka akan semakin meningkatkan laba
pada perusahaan tersebut.
3. Pengaruh Modal dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Keyo Coffee
Tahun 2021.
Uji F yang dilakukan terhadap variabel modal dan penjualan menunjukkan
nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel (177,012 > 4,26) dan taraf
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa
Modal dan penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba Udaha Keyo Coffee
tahun 2021.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian hasil penelitian Yoyon
Supriadi dan Ratih Puspitasari yang menyimpulkan bahwa secara parsial, Modal
kerja bersih PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki pengaruh signifikan
terhadap penjualan.89 Begitu pula dengan penelitian Muh Ansar HM yang
menyimpulkan bahwa modal kerja berpengatuh terhadap volume penjualan UKM
Minyak Kelapa di Kabupaten Polewali Mandar.90 Begitu pun penelitian dari
Annisa Widya Maulida yang menyimpulkan bahwa Modal Kerja berpengaruh

89
Yoyon Supriadi dan Ratih Puspitasari, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Penjualan Dan Profitabilitas Perusahaan Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK
(Effect of Working Capital to Sales and Profitability),” Jurnal Ilmiah Kesatuan, No. 1,
Vol. 14, (2012).
90
Muh Ansar HM, Pengaruh Modal Kerja terhadap Volume Penjualan UKM
Minyak Kelapa di Kabupaten Polewali Mandar, (Makassar: UIN Alauddin Makassar,
2014)
51

signifikan terhadap Penjualan 15 Emiten Food and Beverage yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai pengaruh sebesar 91,5%.91
Koefisien determinasi memiliki nilai yang positif, hal ini dapar dilihat dari
nilai R Square sebesar 0.915 =91,5% dengam kriteria korelasi keeratan sangat
tinggi. Hal ini berarti bahwa variabel dependen (Modal dan Penjualan ) secara
bersama-sama mempengaruhi variabel Laba Usaha sebesar 91,5% atau sisanya
(100% - 91,5%) 8,5% dipengaruhi oleh variable yang tidak termasuk dalam
penelitian.

91
Annisa Widya Maulida, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualandan
Dampaknya Pada Laba Bersih (Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage yang
TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia), (Bandung: Universitas Siliwangi, 2017).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang pengaruh
Modal dan Laba Usaha (Pembentukan Modal Tetap Bruto) terhadap Peningkatan
Penjualan Keyo Coffee Tahun 2021, didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha Keyo Coffee Tahun
2021. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan
t tabel (1,443 > 1,85955) dan taraf signifikansi (0,158 > 0,05). Ini menunjukan
bahwa Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha Keyo Coffee
Tahun 2021. Sedangkan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Laba Usaha Keyo Coffee Tahun 2021. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung
lebih besar dibandingkan dengan t tabel (16,014 > 1,85955) dan taraf
signifikansi (0,000 < 0,05). Ini menunjukan bahwa Penjualan berpengaruh
signifikan terhadap Laba Usaha Keyo Coffee Tahun 2021.
2. Modal dan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha Keyo
Coffee Tahun 2021. Hal ini ditunjukan dengan nilai F hitung lebih besar
dibandingkan dengan F tabel (177,012 > 4,26) dan taraf signifikansi (0,000 <
0,05). Ini menunjukan bahwa Modal dan Pnejualan berpengaruh signifikan
terhadap variabel Laba Usaha Keyo Coffee. Sedangkan nilai koefisien
determinasi diperoleh sebesar 0,912 yang artinya variabel Modal dan
Penjualan memiliki pengaruh sebesar 91,5% terhadap variabel Laba Usaha
Keyo Coffee Tahun 2021, dan sisanya sebesar 8,5% dipengaruhi oleh faktor
lain.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lebih lanjut untuk mempertimbangkan sampel yang menjadi
subjek penelitian tidak terfokus hanya pada Keyo Coffee saja, tapi lebih
menyeluruh pada Coffee Shop lain yang ada di Kota Jambi, agar hasil
penelitian lebih utuh.

52
53

2. Hasil dari peneitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
dokumentasi bagi pihak kampus sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya
dalam melakukan penelitian berkaitan dengan Peningkatan Penjualan pada
UMKM sejenis khususnya di Kota Jambi, meskipun penelitian ini jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur, Buku-Buku

Aedy, Hasan, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011)

Arifin, Agus Zaihul, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2018)

Arikunto, Suharsmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta,


Rineka Cipta, 2010).

Ghozali, Imam dan Anis Chariri, Teori Akuntansi Edisi 4, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016)

Handayani, Tati dan Muhammad Anwar Fathoni, Buku Ajar Manajemen


Pemasaran Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2019).

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers, 2018)

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I, (Jakarta:


Prenhalindo, 2012)

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas
Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Mudrajad Kuncoro, “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi” Edisi 4. (Jakarta:
Erlangga. 2013)

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.


(Bandung: Tarsito 2001)

Santoso, Ivan Rahmat, Ekonomi Islam, (Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo


Press, 2016)

Sari, Raihanah dan Mahmudah Hasanah, Pendidikan Kewirausahaan,


(Yogyakarta: K-Media, 2019)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:


Alfabeta, 2019).

Sudarmanto Gunawan R. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.


(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)

Sulistyanto, Sri, Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris, (Jakarta: PT


Grasindo, 2008)

54
55

Suparyanto, R.W, Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil,


(Bandung: Alfabeta, 2016)

Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba


Empat, 2014)

Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern edisi 2, (Yogyakarta: Liberty,


2008)

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran Edisi III, (Yogyakarta : CV. Andi Offset,
2008)

Waskito, Jaka, Manajemen Keuangan Bisnis, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,


2019)

B. Karya Ilmiah, Skripsi, Jurnal

Aslichah, SS Dwiningwarni, Yulianto, dan Supriyadi, Pengaruh Modal Usaha


Dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan
Padi, Journal of Management and Accounting, Vol. 1 No. 2, 2018.

Amador dan Widiyanto, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap Laba
Bersih (Studi Kasus Pada Semerbak Coffe Tembalang Semarang), Journal
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2012.

Fachrudin, Fachri, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh
Mu‟āmalah (Studi Komparasi Teori Laba Ekonomi Konvensional), Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam Vol 1, No 01, 2017.
Hanum, Nurlaila, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima di Kota Kuala Simpang, Jurnal Samudra Ekonomika,
Vol.1, No. 1, 2017.

HM, Muh Ansar. Pengaruh Modal Kerja terhadap Volume Penjualan UKM
Minyak Kelapa di Kabupaten Polewali Mandar, Makassar: UIN Alauddin
Makassar, 2014.

Irawan, Mohamad Rizal Nur, Pengaruh Modal Usaha Dan Penjualan Terhadap
Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi Ud. Sari Tani
Tenggerejo Kedungpring Lamongan, Jurnal Penelitian Ekonomi dan
Akuntansi, Volume I No. 2, 2016.

Jawad, Naufald Abdul, Pengaruh Modal Kerja Dan Volume Penjualan Terhadap
Laba Perusahaan, Jurnal Akuntansi STIE Muhammadiyah Palopo, Vol.
04 No. 01, 2018.
56

Kristianti, Aprida, Pengaruh Modal Kerja Dan Penjualan Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Otomotif Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017, Jurnal Mahasiswa Akuntansi Unsurya Vol.1, No.1,
2021.

Maulida, Annisa Widya. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualandan


Dampaknya Pada Laba Bersih (Sensus Pada Perusahaan Food and
Beverage yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia), Bandung: Universitas
Siliwangi, 2017

Niar, Andri dan Risma, Pengaruh Penjualan terhadap Laba (Studi Kasus Pada
Home Industry Kopi Karuhun), Jurnal Seminar Nasional Manajemen,
Ekonomi dan Akuntasi Volume 5 No. 1, 2020.

Ningsih, Nur Ilmi Widya. “Nongkrong dengan Suasana Simpel nan Nyaman di
Keyo Coffee,” diakses melalui alamat
https://brisik.id/read/68212/nongkrong-dengan-suasana-simpel-nan-
nyaman-di-keyo-coffee.

Nurfarkhana, Anna, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada


Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia Jakarta, Jurnal Sosio-E-Kons, Vol. 7
No. 3, 2015.

Paranesa, Gede Nogi, Wayan Cipta, dan Ni Nyoman Yulianthini, Pengaruh


Penjualan Dan Modal Sendiri Terhadap Laba Pada Ud Aneka Jaya Motor
Di Singaraja Periode 2012-2014, Journal Bisma Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan Manajemen vol.4, 2016.

Putra, Komang Gede Candra Adi dan Made Henny Urmila Dewi, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di Pasar Badung
Kota Denpasar : Studi Sebelum Dan Sesudah Di Relokasi, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, Vol.7 No.6, 2018.

Putu, Ketut dan Wayan, Pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap laba
pada perusahaan kopi bubuk Banyuatis, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.
02 No. 01, 2014.

Supriadi, Yoyon dan Puspitasari, Ratih. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap


Penjualan Dan Profitabilitas Perusahaan Pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa TBK (Effect of Working Capital to Sales and Profitability),”
Jurnal Ilmiah Kesatuan, No. 1, Vol. 14, 2012.

Triani, Anis, Acep Suherman, dan Ade Sudarma, Pengaruh Penjualan Terhadap
Laba Bersih, Jurnal Edukasi Volume 8 Nomor 2, 2020.
57

Wardiningsih, Suprihatmi Sri, Pengaruh Modal Kerja, Aset, Dan Omzet


Penjualan Terhadap Laba Ukm Catering Di Wilayah Surakarta, Jurnal
Perilaku Dan Strategi bisnis Vol.5 No.1, 2017.

Wahyu Prabowo, Pengaruh Modal dan Volume Penjualan Terhadap


Profitabilitas (Studi Kasus Pada Usaha Warung Kopi 99 Palu) , Journal
Universitas Tadaluko, Vol. 1 No. 2, 2020.
Yateno, Pengaruh Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Dan Risiko (Studi Kasus Pada Kopkar “Dwi Karya” di Lampung
Tengah), JMK, Vol. 9, No. 1, 2011.

Yolanda, Olfa. Prospek Pengembanganusaha Minuman Thai Tea Dalam


Meningkatkan Pendapatan Pada Bisnis Waralaba Cafe Teanol Di Kec.
Telanaipura Kota Jambi, Jambi: UIN STS Jambi, 2021.
58

LAMPIRAN-LAMPIRAN
59

TABULASI DATA PENELITIAN


Tahun Modal penjualan laba
Jan-2019 10.416.667 20.833.333 18.000.000
Feb-2019 10.300.000 20.000.000 18.337.500
Mar-2019 10.416.667 20.833.333 18.337.500
Apr-2019 10.500.000 20.900.000 18.337.500
Mei-2019 10.300.000 20.850.000 18.000.000
Jun-2019 10.200.000 20.850.000 18.000.000
Jul-2019 9.800.000 21.950.000 18.000.000
Agus-2019 10.200.000 20.850.000 18.000.000
Sept-2019 10.000.000 20.900.000 18.337.500
Okt-2019 9.500.000 21.950.000 18.337.500
Nov-2019 9.500.000 21.950.000 18.337.500
Des-2019 9.500.000 21.950.000 18.337.500
Jan-2020 10.100.000 15.213.333 13.925.000
Feb-2020 10.100.000 15.213.333 13.925.000
Mar-2020 10.100.000 15.213.333 12.980.000
Apr-2020 9.850.000 16.000.000 12.980.000
Mei-2020 10.050.000 15.213.333 12.980.000
Jun-2020 10.050.000 15.213.333 12.980.000
Jul-2020 10.050.000 15.213.333 13.925.000
Agus-2020 10.050.000 15.213.333 13.925.000
Sept-2020 10.833.333 16.500.000 13.925.000
Okt-2020 9.850.000 15.213.333 11.250.000
Nov-2020 10.833.333 15.213.333 11.250.000
Des-2020 10.833.333 15.213.333 11.250.000
Jan-2021 12.500.000 21.350.000 20.980.000
Feb-2021 12.500.000 23.291.667 19.000.000
Mar-2021 12.500.000 21.350.000 21.454.167
Apr-2021 12.000.000 24.750.000 22.000.000
Mei-2021 11.900.000 23.291.667 21.454.167
Jun-2021 11.900.000 23.291.667 21.454.167
Jul-2021 11.900.000 23.450.000 21.454.167
Agus-2021 12.500.000 24.750.000 21.454.167
Sept-2021 10.800.000 24.750.000 21.454.167
Okt-2021 10.800.000 24.750.000 22.000.000
Nov-2021 10.800.000 22.900.000 22.000.000
Des-2021 10.800.000 22.900.000 22.000.000
60

Data Log
log x1 log x2 log y
7,017729 7,318759 7,255273
7,012837 7,30103 7,26334
7,017729 7,318759 7,26334
7,021189 7,320146 7,26334
7,012837 7,319106 7,255273
7,0086 7,319106 7,255273
6,991226 7,341435 7,255273
7,0086 7,319106 7,255273
7 7,320146 7,26334
6,977724 7,341435 7,26334
6,977724 7,341435 7,26334
6,977724 7,341435 7,26334
7,004321 7,182224 7,143795
7,004321 7,182224 7,143795
7,004321 7,182224 7,113275
6,993436 7,20412 7,113275
7,002166 7,182224 7,113275
7,002166 7,182224 7,113275
7,002166 7,182224 7,143795
7,002166 7,182224 7,143795
7,034762 7,217484 7,143795
6,993436 7,182224 7,051153
7,034762 7,182224 7,051153
7,034762 7,182224 7,051153
7,09691 7,329398 7,321805
7,09691 7,367201 7,278754
7,09691 7,329398 7,331512
7,079181 7,393575 7,342423
7,075547 7,367201 7,331512
7,075547 7,367201 7,331512
7,075547 7,370143 7,331512
7,09691 7,393575 7,331512
7,033424 7,393575 7,331512
7,033424 7,393575 7,342423
7,033424 7,359835 7,342423
7,033424 7,359835 7,342423
61

HASIL UJI REGRESI

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
laba 7,2335 ,09582 36
modal 7,0268 ,03646 36
penjualan 7,2936 ,08020 36

Correlations
laba modal penjualan
Pearson Correlation laba 1,000 ,502 ,954
modal ,502 1,000 ,458
penjualan ,954 ,458 1,000
Sig. (1-tailed) laba . ,001 ,000
modal ,001 . ,002
penjualan ,000 ,002 .
N laba 36 36 36
modal 36 36 36
penjualan 36 36 36

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 penjualan, . Enter
b
modal
a. Dependent Variable: laba
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,956 ,915 ,910 ,02881 1,576
a. Predictors: (Constant), penjualan, modal
b. Dependent Variable: laba
62

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression ,294 2 ,147 177,012 ,000
Residual ,027 33 ,001
Total ,321 35
a. Dependent Variable: laba
b. Predictors: (Constant), penjualan, modal

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -2,271 ,939 -2,419 ,021
modal ,217 ,150 ,083 1,443 ,158 ,790 1,266
penjualan 1,094 ,068 ,916 16,014 ,000 ,790 1,266
a. Dependent Variable: laba
63

Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value ,00011
Cases < Test Value 18
Cases >= Test Value 18
Total Cases 36
Number of Runs 16
Z -,845
Asymp. Sig. (2-tailed) ,398
a. Median

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 36
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,02797955
Most Extreme Differences Absolute ,151
Positive ,151
Negative -,130
Test Statistic ,151
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,038
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
64

CURRICULUM VITAE

Nama : Nur Tajdidah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sarolangun, 12 agustus1999

Email : nurtajidah2912@gmail.com

No. Kontak : 0813-3919-2701

Alamat : Lubuk sepuh, kec. Pelawan, kab. Sarolangun prov.

Jambi

Pendidikan Formal :

1. SDN 47/VII lubuk sepuh


2. MTS N 1 Sarolangun
3. MA Diniyyah al-azhar muaro bungo
4. UIN Sultan Thaha Saiffudin Jambi

Anda mungkin juga menyukai