Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

DI PROVINSI JAMBI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(S1) pada Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi

Oleh :

Hargiwansyah

C1A018098

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................................................................................ 7
2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia............................................ 7
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPM.............................. 11
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi........................................................ 13
2.1.4 Kemiskinan.......................................................................... 23
2.1.5 Pengeluaran Pemerintah...................................................... 32
2.2. Penelitian Terdahulu...................................................................... 32
2.3. Kerangka Pemikiran....................................................................... 36
2.4. Hipotesis Penelitian....................................................................... 37
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 38
3.2 Metode Analisis Data...................................................................... 38
3.2.1 Metode Analisis Deskriptif.................................................. 38
3.2.2 Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif................................ 39
3.2.3 Uji Asumsi Klasik................................................................ 40
3.2.4 Pengujian Hipotesis............................................................. 41
3.2.5 Koefesien Determinasi......................................................... 42
3.3 Operasional Variabel .................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indeks Pembangunan Manusia didirikan oleh Program Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) pada tahun 1990 dan secara teratur diterbitkan
dalam HDR (Human Development Report) (BPS. 2021). Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas
penduduk di setiap daerah. SLI memiliki tiga komponen: kesehatan, pendidikan,
kualitas hidup, dan lebih sering lagi ekonomi. Ketiga faktor ini penting dalam
menentukan potensi daerah yang dimiliki IPM (Badan Pusat Statistik, 2021).
IPM merupakan salah satu indikator penting pembangunan manusia. Beberapa
negara telah mengadopsi Konsep Pembangunan Manusia UNDP dan telah melakukan
beberapa upaya untuk memperkenalkan pengungsi internal di negara mereka.
Indonesia terlibat dalam implementasi konsep pembangunan manusia, Indonesia
pertama kali menghitung IPM pada tahun 1996. Diperkenalkan pada tahun 2014
untuk menghitung ulang perhitungan IPM di Indonesia. Di Indonesia, HDI
menganggap waktu tunggu saat lahir sebagai ukuran kelangsungan hidup dan gaya
hidup sehat. Tingkat pendidikan yang diharapkan; Harapan hidup rata-rata dan biaya
hidup per kapita (BPS, 2021). Implementasi IPM di Jambi masih berlangsung, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jambi Periode 2017–2021
(Persen)
Tahun Indeks Pembangunan Manusia
2017 69,99
2018 70,65
2019 71,26
2020 71,29
2021 71,63
Rata – Rata 70,96
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

Berdasarkan Tabel 1.1, IPM di Jambi mengalami peningkatan dalam lima tahun
terakhir 2017-2021, IPM di Jambi akan meningkat signifikan rata-rata 70,96 persen

1
per tahun. Meskipun IPM menunjukkan peningkatan yang signifikan antara 2017 dan
2021, situasi pembangunan manusia di Jamni tetap stabil (Biro Pusat Statistik, 2021).
Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
IPM di Jambi.
Tercapainya pembangunan ekonomi di daerah mempengaruhi proses
pembangunan manusia. Dalam hal ini, konsep ini erat kaitannya dengan nilai-nilai
kemanusiaan (Manchiou, 2016). IPM memainkan peran penting dalam pembangunan
ekonomi modern, karena pembangunan manusia yang baik menjamin produktivitas
maksimum. Pengrajin dapat berkreasi untuk menghasilkan produk yang sudah ada.
Selain itu, pertumbuhan manusia yang pesat meningkatkan jumlah penduduk dan
meningkatkan eksploitasi. Ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sering dikaitkan dengan pembangunan manusia, dan
pertumbuhan yang paling penting adalah manifestasi dari pertumbuhan ekonomi
manusia. Produk domestik bruto (PDB) dihitung berdasarkan seberapa besar
pertumbuhan wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi Jumb adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Periode 2017 – 2021 (Persen)
Tahun Pertumbuhan Ekonomi
2017 4,60
2018 4,69
2019 4,35
2020 -0,44
2021 3,66
Rata – Rata 3,37
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

Berdasarkan Tabel 1.2, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan akan berubah


pada 2017-2021 dan tumbuh sebesar 3,37 persen selama lima tahun terakhir. Epidemi
tampaknya telah meningkat selama pandemi COVID-19. Pada tahun 2021,
perekonomian memasuki masa pemulihan dan memulai pertumbuhan ekonomi.
Penyebab utama IPM adalah kemiskinan. Kemiskinan mempengaruhi
pembangunan, karena kemiskinan disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan terabaikannya kesehatan dan pendidikan
(Kuncoro, 2014). Kemiskinan dapat berdampak adil dan langsung terhadap

2
pembangunan manusia, karena kemiskinan merupakan masalah kompleks yang
disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti pendidikan dan kesehatan. Hal ini memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pembangunan manusia di antara mereka dan pada akhirnya merusak tujuan
pemerintah untuk keberhasilan HDI. Berikut ini adalah daftar beberapa orang
termiskin di Jambi:
Tabel 1.3 Tingkat Kemiskinan Provinsi Jambi Periode 2017 – 2021 (Persen)
Tahun Kemiskinan
2017 8,19
2018 7,92
2019 7,60
2020 7,58
2021 8,09
Rata – Rata 7,88
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan berfluktuasi selama lima


tahun terakhir, rata-rata 7,88% per tahun. Kemiskinan maksimum menurun pada
2019, tetapi pada 2021, kemiskinan akan meningkat lagi menjadi 6,73 persen.
Salah satu alasan untuk mengukur IPM adalah belanja pemerintah dan
komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas atau keamanan
masyarakat.Belanja pemerintah dapat dibagi menjadi tiga kategori: belanja
pendidikan, belanja perawatan kesehatan, dan belanja infrastruktur. Sektor kesehatan
memiliki peran penting dalam mengembangkan sumber daya manusia berdasarkan
indikator pengukuran prevalensi IPM. Jadi pemerintah harus melakukan setidaknya
satu hal untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, dan itu adalah perawatan
kesehatan. Dengan cara ini, pemerintah dapat meningkatkan kesehatan masyarakat
dengan berbagi biaya perawatan kesehatan. Pengeluaran perawatan kesehatan
pemerintah di Jambi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan Provinsi Jambi Periode
2017 – 2021 (Rp.000.000)(jutaan).
Tahun Pengeluaran Pemerintah Bidan Kesehatan
2017 132.133
2018 146.835
2019 151.392

3
2020 185.949
2021 190.506
Rata – Rata 161.363
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pengeluaran pemerintah di bidang


kesehatan mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir 2017-2021, menunjukkan
pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar Rs 161.362.994.189,03. Pengeluaran
pemerintah telah meningkat secara signifikan pada tahun 2020 karena peningkatan
anggaran kesehatan untuk mencegah merebaknya Covid 19 di Jambi.
Beberapa referensi terkait penelitian (Fatima, 2016) membahas faktor-faktor
yang mempengaruhi IPM di Jawa Timur, di mana persentase termiskin terpengaruh.
(Annisa, 2018) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
Indeks Pembangunan Manusia. (Mongan, 2019) Dampak belanja publik terhadap
pendidikan dan kesehatan telah diperiksa dalam Indeks Pembangunan Manusia
Indonesia.
Pembangunan manusia bukan hanya sebuah konsep. Dewasa ini, konsep
pembangunan masih dikaitkan dengan konsep pembangunan manusia. Pertumbuhan
manusia bukanlah hasil dari pertumbuhan ekonomi, tetapi dari efisiensi ekonomi.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia harus berjalan
beriringan. Pembangunan manusia merupakan langkah ke arah yang benar dalam
rencana pembangunan strategis sebelumnya.
Ekonomi hijau baru lahir di dunia didasarkan pada kereta pembangunan
manusia dan kualitas di dunia. Salah satu kriteria kualitas hidup adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), yang didasarkan pada tiga dimensi: kesadaran,
kesehatan dan ekonomi. Kami berharap ketiga indikator ini dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Hal ini karena tingkat upah/pendapatan, disparitas
geografis dan kondisi sosial serta tingkat pendapatan yang berbeda bukanlah kriteria
utama untuk menghitung tingkat pertumbuhan dalam suatu masyarakat, tetapi
keberhasilan pertumbuhan tidak berbeda dengan produktivitas. Pemerintah berperan
dalam pembangunan keadilan sosial. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut,

4
peneliti memfokuskan pada topik “Analisis Determinan Indeks Pembangunan
Manusia Di Provinsi Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan dasar, runusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan indeks pembangunan manusia, pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan di
Provinsi Jambi Tahun 2007 – 2021 ?
2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di
Provinsi Jambi Tahun 2007 – 2021 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan indeks pembangunan
manusia, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengeluaran pemerintah
bidang kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2007 – 2021.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Jambi Tahun 2007 – 2021.
1.4 Manfaat Penelitian
Kelebihan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Para ilmuwan diharapkan dapat meningkatkan hasil penelitian ini di bidang
ekonomi secara umum, dan dalam bidang ekonomi pembangunan pada
khususnya. Ciri khusus ilmu pengetahuan adalah kemampuan untuk
menyelesaikan penelitian untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
sosial.
2. Dari segi praktis, studi ini diharapkan dapat menjadi alat penilaian untuk
mengkaji kebijakan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jambi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia
Langkah-langkah pembangunan yang digunakan selama ini hanya dapat
mencerminkan pertumbuhan ekonomi lokal, seperti PDB dan PDB. Oleh karena itu,
diperlukan ukuran yang lebih komprehensif yang dapat menggambarkan tidak hanya
pertumbuhan ekonomi tetapi juga aspek sosial dan kesejahteraan manusia.
Pembangunan ekonomi dapat digambarkan sebagai proses jangka panjang yang
meningkatkan pendapatan per kapita. (Suryana, 2010).
Ini adalah penyebab utama pertumbuhan ekonomi dalam proses pertumbuhan,
tetapi bukan satu-satunya faktor yang merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun,
pembangunan manusia juga harus menjadi bagian integral dari pembangunan, yang
seringkali hanya tentang uang dan materi. Dengan demikian, pembangunan harus
dilihat sebagai proses multifaset di mana semua sistem sosial dan ekonomi yang ada
ditata ulang secara teoritis (Todaro, 2014).
Menurut Amartya Sen, pembangunan ekonomi harus dimaknai sebagai proses
perluasan kebebasan positif yang dinikmati masyarakat. Mereka menunjukkan bahwa
masalah sebenarnya di negara berkembang adalah kualitas hidup yang memburuk,
bukan pendapatan yang rendah. Pembangunan merupakan proses peningkatan hak
seseorang untuk hidup sesuai dengan keinginannya (Kuncoro, 2014).
Tenaga kerja suatu negara tidak diukur dengan modal fisik atau sumber daya
materialnya, tetapi oleh faktor-faktor yang menentukan sifat dan kecepatan
pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara (Todaro, 2014). Sejarah menunjukkan
bahwa meskipun orang tidak memiliki sumber daya alam, mereka memiliki
kesempatan untuk membuat kemajuan. Investasi manusia diyakini akan berdampak
lebih besar pada peningkatan produktivitas secara umum dan kondisi produksi secara
umum. Karena tanah, energi, dan modal fisik menurunkan produktivitas, tetapi hal ini
tidak berlaku untuk sains (Kuncoro, 2014).

6
Menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP),
sejumlah faktor dapat diidentifikasi untuk menentukan tingkat indeks pembangunan
regional, termasuk umur panjang dan kesehatan; Tingkat membaca, kehadiran di
sekolah dan rata-rata waktu belajar untuk mengukur prestasi akademik; Dan
kemampuan orang untuk membeli beberapa kebutuhan pokok untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka dengan biaya rata-rata per orang. Nilai indeks ini
bervariasi dari 0 hingga 100. Sejak tahun 1990, UNDP telah melakukan survei
terhadap Human Development Index (HDI) dan menerbitkan serangkaian publikasi
tahunan berjudul The Human Development Index untuk mengukur kinerja
pembangunan manusia di tanah air. Meskipun tidak mungkin mengukur semua aspek
pembangunan, untuk mengarahkan politik manusia
Tujuan Pembangunan Ada empat hal: produktivitas, produktivitas, pemerataan,
kesinambungan dan pemberdayaan (UNDP, 2009). Poin utama dari sisanya
dijelaskan
1. Produktivitas
Oleh karena itu, kemampuan untuk memainkan peran penuh dalam
meningkatkan produktivitas masyarakat dan melestarikan ibu untuk mencari
nafkah dapat dianggap sebagai bagian dari pembangunan manusia.
2. Pemerataan
Ada peluang bagi masyarakat untuk mengakses semua bantuan ekonomi dan
sosial dari masyarakat. Itulah mengapa sangat penting untuk memanfaatkan
peluang dan peluang yang Anda miliki yang sangat membatasi akses dan
meningkatkan kualitas hidup Anda
3. Kesinambungan
Akses ke sumber daya ekonomi dan sosial harus diperluas, tidak hanya untuk
saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Semua perlindungan fisik, manusia,
dan lingkungan harus diperbarui secara berkala
4. Pemberdayaan
Orang harus secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang
menentukan arah hidup mereka

7
Indeks Pembangunan Manusia digunakan untuk mendukung pemantauan
kemampuan utama manusia Pembangunan manusia merupakan bagian penting dari
pembangunan manusia, yang berfokus pada peningkatan kondisi dasar manusia.
Pembangunan pendidikan, pemeliharaan kesehatan, domba dihitung berdasarkan
tenaga kerja.
BPS (2021) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Mencapai sejumlah tonggak
pembangunan penting berdasarkan kualitas. Indeks Pembangunan Manusia
memberikan informasi tentang prestasi membaca, prestasi akademik, dan prestasi
akademik. Perjalanan pertumbuhan Permintaan utama pendapatan per kapita
Memperlakukan IPM sebagai salah satu tujuan utama pembangunan manusia adalah:
1. Mengembangkan kunci pembangunan manusia, mengukur kemandirian bab.
2. Gunakan beberapa sorotan untuk mencerahkan warna
3. Menyediakan indeks terintegrasi alih-alih beberapa indeks input.
4. Mengembangkan benchmark yang mencakup aspek sosial ekonomi
Indeks Pembangunan Manusia Ada kelompok yang digunakan untuk memantau
data perkembangan manusia seseorang.
1. Status kesehatan diukur saat lahir (kematian bayi).
2. Tingkat pendidikan diukur berdasarkan jumlah keterampilan atau tingkat
pendidikan atau masa pembiasaan.
3. Harapan hidup diukur dengan asupan tahunan individu.
Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

IPM = √3 I Kesehatan x I pendidikan x I daya beli


Perbandingan IPM Metode Lama dengan Metode Baru dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut:

8
Tabel 2.1 Perbandingan IPM Metode Lama dan Metode Baru
Dimensi Metode Lama Metode Baru
UNDP BPS UNDP BPS
Usia harap hidup Usia harap hidup Usia harap hidup Usia harap hidup
Kesehatan
saat lahir (UHH) saat lahir (UHH) saat lahir (UHH) saat lahir (UHH)
Angka Melek Angka Melek Harapan Lama Harapan Lama
Pengetahuan
Huruf (AMH) Huruf (AMH) Sekolah (HLS) Sekolah (HLS)
Kombinasi Angka Rata-rata lama Rata-rata lama Rata-rata lama
Partisipasi Kasar sekolah (RLS) sekolah (RLS) sekolah (RLS)
(APK)
PDB Perkapita PPP Pengeluaran PNB Perkapita Pengeluaran
Standar Hidup
US$) Perkapita (PPP US$) Perkapita
Layak
disesuaikan (Ro) disesuaikan (Rp)
Rata-Rata Aritmatik Rata – Rata Geometrik

1 IPM =
IPM = (
Agregasi 3 √3 I Kesehatan X I Pendidikan X I Pengeluaran X 100
I kese h atan + I Pendidikan + I Pengeluaran ¿ X 100
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPM


IPM merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur kualitas pembangunan
manusia. IPM terdiri dari tiga komponen, yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi
(daya beli). Ketiga elemen ini berinteraksi. IPM juga dipengaruhi oleh faktor lain
seperti lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah
daerah. Pembangunan manusia, termasuk umur panjang, adalah pendidikan terbaik.
Keberhasilan kedua faktor ini semakin meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya
memperpanjang umur layanan. Nilai minimum dan maksimum untuk setiap indikator
diperlukan untuk menghitung IPM sebagai berikut.
Tabel. 2.2 Penentuan Nilai Minimum dan Maksimum
Indikator Satuan Minimum Maksimum
UNDP BPS UNDP BPS
Usia Harapan Hidup Saat Tahun 20 20 85 85
Lahir
Angka Harapan Lama Tahun 0 0 18 18
Sekolah
Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 0 0 15 15

9
Pengeluaran Perkapita 100 1.007.436* 107.721 26.572.352**
disesuaikan (PPP U$) (Rp) (PPP (Rp)
U$)
Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010
(data empiris) yaitu di Tolikara-Papua.
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan
hingga 2025 (akhir RPJPN) perkiraan pengeluaran perkapita Jakarta Selatan tahun
2025.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

Nilai IPM ini tidak dapat dibandingkan dengan perhitungan UNDP dan IPM
BPS yang dihitung oleh BPS dengan alasan sebagai berikut:
1. Tujuan ini tidak gila jika HDI UNDP dikaitkan dengan pembangunan
manusia global, dan HDI BPS ini digunakan untuk membandingkan
pembangunan manusia antara provinsi dan kota di Indonesia.
2. Bahan yang digunakan tidak sesuai. Data BPS untuk penghitungan IPM
dioptimalkan untuk digunakan di Indonesia.
3. Kualitas rendah dan tinggi yang digunakan tidak dipilih oleh suara. Untuk
melihat cara kerja HDI, HDI ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
IPM < 60 : IPM rendah
60 ≤ IPM < 70 : IPM sedang
70 ≤ IPM < 80 : IPM tinggi
IPM ≥ 80 : IPM sangat tinggi

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah cara jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas
bagi semua orang. Perhatikan tiga aspek: rencana, lokasi per orang, dan durasi. Pertumbuhan
ekonomi adalah sebuah proses, bukan gambaran ekonomi secara simultan (Mankiw, 2016).
Pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan peningkatan produktivitas per kapita. Jelas,
ada dua bidang yang perlu dipertimbangkan: PDB atau produk domestik bruto dan populasi.
Output pribadi adalah jumlah total orang yang didistribusikan. Dengan demikian, proses
peningkatan produktivitas individu tidak dapat dihindari, di satu sisi kita perlu

10
mempertimbangkan hasil keseluruhan, dan di sisi lain – indikator demografis. Konsep
pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan dampaknya terhadap produk domestik bruto
(PDB) dan volumenya. Dengan kata lain, teori tersebut harus mencakup teori pertumbuhan
PDB dan teori pertumbuhan penduduk (Mankiw, 2016).
Simon Kuznets dalam bukunya ML Jingang menggambarkan pertumbuhan ekonomi
sebagai pertumbuhan jangka panjang suatu negara untuk menyediakan penduduknya sumber
daya ekonomi yang beragam dan potensi pertumbuhan sejalan dengan kemajuan teknologi
dan perubahan pendidikan dan ideologi yang diperlukan. Pengertian ini terdiri dari tiga (tiga)
bagian. Kedua, teknologi modern menegaskan sejauh mana penduduk dapat menyesuaikan
pertumbuhan ekonomi. Ketiga, perkembangan dan penggunaan teknologi yang efektif
membutuhkan perubahan dalam struktur organisasi dan ide-ide yang memungkinkan kita
untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan manusia dengan lebih baik. Misalnya, teknologi
modern tidak relevan dengan kehidupan pedesaan, struktur keluarga besar, bisnis keluarga,
dan buta huruf (Jhingan, 2012).
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi bisa positif atau negatif. Jika ekonomi tumbuh lebih cepat, kegiatan ekonomi akan
tumbuh. Pada saat ekonomi sedang berkembang pesat, aktivitas ekonomi sedang menurun
(Jhingan, 2012).
Pertumbuhan ekonomi penting bagi perekonomian besar. Itu tergantung pada tiga
alasan. Pertama, jumlah penduduk bertambah. Pertumbuhan penduduk meningkatkan
efisiensi. Pertumbuhan ekonomi menciptakan lapangan kerja bagi pekerja. Jika pertumbuhan
ekonomi relatif rendah terhadap pertumbuhan angkatan kerja, maka akan menyebabkan
peningkatan pengangguran. Kedua, sementara kebutuhan dan keinginan manusia selalu
terbatas, perekonomian harus mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Ketiga, pencapaian integrasi ekonomi dan stabilitas ekonomi
melalui bagi hasil dapat dengan mudah dicapai melalui pertumbuhan ekonomi (Jhingan,
2012).
Pertumbuhan ekonomi dimungkinkan melalui pertumbuhan dalam kondisi permintaan
yang cukup dan ketersediaan penuh. Integrasi antara kurva yang dibutuhkan dan seluruh
rantai pasokan adalah cara yang ekonomis untuk menciptakan produk domestik bruto (PDB).
Ini adalah sumber kekayaan (atau negara) yang menghasilkan pendapatan nasional. Jika
hasilnya (t = 0), berarti pertumbuhan ekonomi Y1 > Y0. Analisis ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan menggerakkan rantai penawaran (AS1) ke aliran

11
kritis (fase A) atau kurva permintaan (AD1) dalam rantai pasokan (fase B). (Tulus,
2010)Bisa dilihat pada gambar 2.1 berikut:

P P

AD0 AS0 AD0 AD1 AS0

P AS1 P

0 Y0 Y1 Y 0 Y0 Y1 Y

Gambar 2.1
Permintaan dan Penawaran Agregat Dalam Posisi Ekonomi Makro Seimbang
Sisi agregaf bergeser ke kanan dalam kurva AD, termasuk produk domestik
bruto (PDB); permintaan konsumen; Perusahaan dan pemerintah menunjukkan minat
ekonomi yang meningkat. Kepentingan umum (produk domestik bruto) terdiri dari
empat komponen: rumah tangga; Penanaman Modal Domestik Bruto (ikatan modal
tetap dan pertukaran komoditas); Sektor swasta dan publik (ib); Pengeluaran
pemerintah (G) dan ekspor neto. Ekspor barang dan jasa (X) Impor barang dan jasa
(M)
Secara umum, ada dua aliran pemikiran yang terkait dengan pembangunan
ekonomi: teori neoklasik dan teori modern. Dalam kelompok teori neoklasik, tenaga
kerja dan modal merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengembangan
produk. Modal bisa berupa uang tunai atau barang modal (misalnya mobil). Antara
lain, peningkatan tenaga kerja dan modal meningkatkan produktivitas setiap produk
atau meningkatkan produktivitas secara keseluruhan (tidak berubah).
Teori neoklasik memiliki efek positif pada kemajuan teknologi pada 1950-an
dan 1960-an, tetapi peran teknologi dalam meningkatkan produktivitas tidak jelas.
Berinvestasi dalam teori neoklasik berfokus pada efek positif dari pertumbuhan
ekonomi.
Dalam kelompok teori modern penting tidak hanya faktor-faktor produksi,
tetapi juga energi dan modal, perubahan teknologi (barang modal); Termasuk bahan

12
baku dan peralatan energi bisnis. Selain itu, menurut teori modern, infrastruktur
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi; Aturan dan
peraturan; Stabilitas politik; Kebijakan Birokrasi dan Pertukaran Internasional
(Sukirno, 2014).
Peran pertumbuhan ekonomi sangat penting karena pertumbuhan ekonomi
merupakan alat untuk memantau hasil. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
faktor terpenting dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi suatu negara atau
wilayah. Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dari
waktu ke waktu dan meningkatkan pendapatan negara saat ini. Menurut para ahli,
teori pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut (Sukirno, 2014)
1. Teori tradisional tentang pertumbuhan ekonomi
a. Sudut pandang Adam Smith
Smith menawarkan perspektif yang berbeda tentang berbagai faktor yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Ketika Smith pertama kali melihat
peran sistem pasar bebas, dia berpendapat bahwa metode pemasaran akan
mengarah pada praktik bisnis yang lebih efektif dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Kedua, dengan memperluas pasar, perusahaan
menghasilkan produk untuk penjualan dan profitabilitas. Ketiga spesialisasi
dan kemajuan teknologi. Anda bisa menjadi ahli bisnis dengan mendorong
ekspansi pasar dan ekspansi bisnis. Spesialisasi dan bisnis membantu
meningkatkan teknologi dan produktivitas. Pertumbuhan produktivitas
meningkatkan upah dan pertumbuhan ini memperluas pasar.
b. Malthus dan Ricardo
Tidak semua konservatif memiliki potensi jangka panjang untuk pertumbuhan
ekonomi. Maltize dan Ricardo mengatakan bisnis pada akhirnya akan kembali
normal. Jumlah penduduk atau angkatan kerja yang terlalu besar untuk faktor
produksi yang lain, dan pertumbuhan penduduk akan menurunkan
produktivitas per kapita dan kesejahteraan manusia. Kemudian tambahkan
lebih banyak uang. Selain itu, pertumbuhan penduduk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

13
c. Teori Schumpeter
Pada awal abad ini, konsep baru dikembangkan mengapa kombinasi sumber
dan sumber pertumbuhan ekonomi digunakan. “Pertumbuhan ekonomi tidak
berkelanjutan, tetapi kadang tumbuh, kadang turun,” katanya. Hubungan
tercipta ketika pengusaha memperbarui atau meningkatkan bisnis mereka
untuk menghasilkan produk dan layanan. Kami berinvestasi dalam inovasi
semacam itu. Investasi tambahan ini akan meningkatkan efisiensi bisnis.
d. Teori Harrod-Domar
Konsep ini memberikan analisis kinerja bisnis Keynes. Selidiki hubungan
antara analisis Keynesian dan teori Harod-Domor. Tori Keynes berpendapat
bahwa biaya grosir menentukan tingkat kinerja bisnis. Analisis Keynes
menunjukkan bagaimana konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat
menentukan tingkat pendapatan pemerintah. Harod-Domer menginvestasikan
modal dalam perekonomian dengan berinvestasi di masa depan. Kami
kemudian menganalisis keadaan di mana modal masa depan teori Harod-
Domer harus dimanfaatkan sepenuhnya. Sebagai imbalannya, Harod-Domer
mengklaim untuk memanfaatkan sepenuhnya semua barang modal yang
tersedia; Permintaan grosir untuk barang modal tumbuh sebagai hasil dari
investasi sebelumnya.

2. Teori perkembangan neoklasik


a. Teori J.E. Meade
Meade mengembangkan model pertumbuhan ekonomi neoklasik yang
dirancang untuk menjelaskan ekonomi klasik paling sederhana dalam proses
pertumbuhan yang stabil di University of Cambridge.
b. Teori Solow
Menurut Solow, keseimbangan emosional antara Gw dan Gn bermula dari
gagasan hubungan produk tetap yang dapat digantikan oleh modal kerja. Jika
Anda mengabaikan ini, keseimbangan tiba-tiba antara Gw dan Mn
menghilang. Itu sebabnya Solow membangun model pertumbuhan jangka

14
panjang terlepas dari rasio produk. Dengan pemikiran ini, Solow
menggunakan variabel teknis. Rasio modal kerja meningkat dari waktu ke
waktu. Hal ini menunjukkan kecenderungan menuju penyesuaian otomatis
untuk menjaga keseimbangan. Pertumbuhan ekonomi; Untuk menemukannya,
Anda membutuhkan alat ukur yang cocok. Ada berbagai macam alat untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi;
1) PDB
PDB adalah produk dan jasa terakhir yang diproduksi dalam satu
tahun dan ditentukan oleh nilai pasarnya.
2) Pendapatan pribadi per kapita
PDB dapat disebut produk domestik bruto (PDB) atau PDB atau
produk domestik bruto (PDB) per kapita.
3) Pendapatan per jam
Upah per jam adalah upah atau pendapatan per jam. Secara umum,
negara-negara dengan upah per jam tertinggi lebih kaya daripada
negara lain. Beberapa faktor di atas didasarkan pada situasi ekonomi
negara. Pertumbuhan atau penurunan PDB tergantung pada banyak
faktor. Alasan pertumbuhan ekonomi Pekerjaan, sumber daya alam
dan lingkungan; Kondisi teknis dan sosial.

Pertumbuhan ekonomi adalah tanda keberhasilan ekonomi. Pertumbuhan


ekonomi bergantung pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Perubahan
ekonomi merupakan analisis ekonomi jangka pendek (Todaro, 2014).
Secara umum, konsep pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi dua bagian. Ini
adalah teori pertumbuhan ekonomi kuno dan teori pertumbuhan ekonomi modern.
Analisis teori lama pertumbuhan ekonomi didasarkan pada keandalan dan efisiensi
metode pasar bebas. Teori ini dikembangkan oleh para ekonom klasik seperti Adam
Smith dan David Ricardo (Kuncoro, 2014).
Teori lain yang menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi adalah teori
ekonomi modern. Teori pertumbuhan Domera adalah salah satu konsep terpenting

15
dalam pertumbuhan ekonomi modern dan penting untuk berinvestasi dalam
pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi investasi, semakin baik ekonomi dan
produktivitas, tidak hanya permintaan agregat tetapi juga penawaran agregat.
Peningkatan modal jangka panjang (Jhingan, 2012).
Mencapai tiga tujuan utama pembangunan daerah: pertumbuhan jangka pendek,
pemerataan dan pembangunan berkelanjutan
1. Pertumbuhan, tujuan utama – untuk mengidentifikasi potensi sumber daya
manusia, alam dan alam yang dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan produktivitas.
2. Kesetaraan dalam hal ini berkontribusi pada tujuan ketiga, yaitu membatasi
sumber daya berkelanjutan di satu wilayah dan mendistribusikan manfaat
pembangunan secara merata di antara semua negara.
3. Keberlanjutan, tujuan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan, harus
memenuhi persyaratan bahwa penggunaan sumber daya, baik di dalam
maupun di luar pasar, tidak melebihi kapasitas produksi.
Pembangunan daerah dan sektoral harus selalu merata, agar pembangunan
industri di daerah sejalan dengan kapasitas dan prioritas daerah. Dari segi
pembangunan secara menyeluruh, daerah merupakan kesatuan politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan yang nyata untuk mencapai tujuan nasional.
Ditinjau dari pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi adalah
pertumbuhan riil dari produktivitas dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi yang
cepat dapat membuat negara miskin menjadi kaya selama bertahun-tahun. Tingkat
pertumbuhan PDB. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan rumus
berikut (Amir, 2007):
Real GDP¿current year −Real GDPinprevious year
Real GDP growt h rate= × 100 %
Real GDP¿ previous year

Sumber: Michael Parkin, Economics Tenth Edition

Dimana:
Real GDP growth rate = pertumbuhan ekonomi

16
Real GDP¿ current year = pertumbuhan ekonomi tahun tertentu
Real GDP¿ previous year = pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.
Adam Smith (Jhingan, 2012) Sumber daya alam merupakan fondasi masyarakat
yang produktif. Sumber daya alam merupakan hambatan terbesar bagi pertumbuhan
ekonomi. Ini bukan masalahnya, tetapi ini bukan satu-satunya hal yang dapat
dilakukan, dan sangat sulit untuk memahami apa yang terjadi dalam proses ini.
Smith (Amir 2007) memiliki beberapa komponen: salah satu komponen
terpenting, yang merupakan komponen paling umum. Sumber daya alam adalah
penghalang terbesar bagi perekonomian. Pertumbuhan. Dalam hal ini, masih ada
beberapa sumber daya dan sumber daya yang tidak berfungsi dan kami tidak perlu
melakukan apa pun. Namun volume produksi bagaimanapun juga adalah sumber daya
alam yang dimanfaatkan secara maksimal. Bagi tenaga kerja (penduduk) memegang
peranan penting dalam meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, penting untuk bisa
bersosialisasi. Ketiga, investasi merupakan bagian integral dari pendapatan. Anda
bisa menjadi orang tua. Laju pertumbuhan dan laju produksi bergantung pada
pertumbuhan modal.
Smith (Todaro, 2014) adalah anggota Departemen Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan. Ketika tindakan Smith melibatkan berbagai karakter yang tidak dia
miliki, dan bahwa penamaan nama serikat didasarkan pada peran kepala negara.
Kedua, memperluas pasar dan menjual secara produktif kepada masyarakat menjual
mata pencaharian mereka. Koleksi dan perkembangan teknologi. Penting untuk
mencatat hasil aplikasi serta memberikan informasi tambahan. Teknologi dan produk
dirancang untuk menyediakan fitur dan solusi khusus. Pembuatan barang untuk
karyawan. Tidak perlu memberi label pada pasar. Tidak semua ilmu pengetahuan
klasik memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Maltis dan Ricardo dapat melakukannya, dan proses ini normal. Penduduk atau
angkatan kerja merupakan faktor pengaruh yang berlebihan, pertumbuhan penduduk
mengurangi output per kapita. Aku sedang mencari seseorang. Pertumbuhan
penduduk yang terus berlanjut akan menyebabkan konsumsi sumber daya sosial lebih
lanjut tanpa menyediakan sumber daya lainnya (Jhingan, 2012).

17
Perhitungan PDRB memungkinkan setidaknya tiga hal (Sukirno, 2014)
1. Pendekatan produksi
Penduduk bruto di seluruh negeri adalah nilai total barang dan jasa yang
diproduksi selama periode tertentu. Setiap bagian memiliki 9 segmen.
a. Pertanian
b. Tambang dan Penggalian
c. Manufaktur
d. Listrik, gas dan air bersih
e. Ventilasi
f. Berbelanja di hotel dan restoran
g. Transportasi dan pariwisata
h. Pembiayaan
i. Layanan

2. Pendekatan pendapatan
Kompensasi yang diterima adalah dari operasi yang dilakukan di suatu
wilayah selama periode keseluruhan. Bonus untuk produk yang terlibat adalah
upah, sewa, bunga modal dan keuntungan.
3. Pendekatan pengeluaran
PDB merupakan sumber penerimaan untuk kepentingan pemerintah, juga
untuk kepentingan negara, untuk kepentingan negara, untuk investasi dan
untuk pendapatan bersih (benefit).

2.1.4 Kemiskinan
Kemiskinan secara umum dapat didefinisikan sebagai kondisi individu atau
keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun, beberapa
lembaga atau pihak telah mengembangkan pedoman untuk menetapkan standar bagi
masyarakat miskin (Kuncoro, 2014). Kemiskinan adalah akar penyebab penyebab
eksternal dan internal masyarakat. Penyebab kesengsaraan dapat dibagi menjadi
kesengsaraan absolut dan kesengsaraan struktural. Kesengsaraan mutlak adalah

18
kesengsaraan yang disebabkan oleh sebab-sebab internal masyarakat. Misalnya
pendidikan rendah, kualifikasi rendah, budaya, dll. Kesengsaraan struktural
disebabkan oleh faktor eksternal, yang berarti akses ke sumber daya ekonomi rendah
dan pendapatan rendah (Kuncoro, 2014).
Menurut Kuncoro, pada tahun 2014 Indeks Kemiskinan Indonesia mengukur
kemiskinan absolut. Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya menetapkan garis
kemiskinan. Menurut statistik Belanda, konsep kemiskinan didasarkan pada garis
kemiskinan. Tingkat kemiskinan diukur dengan dua faktor: ketidakamanan yang
memuaskan dan karakteristik kemiskinan non-makanan. Kemiskinan adalah suatu
keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Pada tingkat saat
ini, kemiskinan dapat dibagi menjadi tiga kategori.
1. Kesengsaraan mutlak, mis. Jika pendapatan berada di bawah garis
kemiskinan, itu tidak cukup untuk memberikan guncangan yang rendah;
Pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan.
2. Hidup di bawah ambang kesengsaraan sama sekali di luar masyarakat
setempat.
3. Kesengsaraan budaya terkait erat dengan sikap orang atau kelompok yang
tidak ingin meningkatkan taraf hidupnya di belahan dunia lain.
Kemiskinan, kelaparan, kekurangan gizi, tunawisma, kemiskinan, kurangnya
pendidikan, kekurangan air bersih dan listrik disebutkan di beberapa tempat.
Menentukan kesengsaraan sangat tergantung dari sisi mana Anda melihat. Menurut
Bank Dunia (Maipita, 2014), kemiskinan adalah tunawisma, sakit dan penyakit,
berobat ke dokter, bersekolah dan tidak dapat membaca dan menulis. Kemiskinan
berarti Anda tidak memiliki akses ke air bersih. Kemiskinan adalah kelemahan,
kurangnya keterwakilan dan kurangnya kebebasan. Atau secara sederhana Bank
Dunia mengartikan bahwa kesengsaraan seringkali merupakan ukuran keamanan.
(Marianti dan Munavar) (Maipita, 2014) Kemiskinan merupakan fenomena
multifaset yang dapat digambarkan dan diukur dengan cara yang berbeda. Dalam
kebanyakan kasus, kemiskinan diukur dengan keamanan ekonomi, seperti pendapatan

19
dan konsumsi. Jika seseorang jatuh di bawah tingkat keamanan tertentu, ia dianggap
miskin.
Pada prinsipnya taraf hidup masyarakat bukan hanya untuk pangan tetapi juga
untuk kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan secara umum dapat dibagi menjadi teori
berdasarkan pendekatan ekonomi dan teori non-ekonomi. Teori ekonomi kemiskinan
mencakup antara lain ketimpangan produk, kerusakan harta benda, kebijakan sepihak,
ketimpangan tenaga kerja, dan modal sosial atau investasi yang rendah.
Di sisi lain, pendekatan non-ekonomi memiliki pengaruh budaya yang
mempromosikan kemiskinan (kemiskinan budaya) sebagai budaya. Kemiskinan juga
dapat dilihat dari kenyataan bahwa seseorang atau keluarga dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut seperti pangan, sandang, papan,
pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan sering disebut sebagai kemiskinan absolut.
Garis kemiskinan didefinisikan sebagai tingkat pendapatan atau pengeluaran
ketika seseorang dengan pendapatan lebih rendah (Maipita, 2014) dianggap miskin
(Melbourne Institute). Oleh karena itu, tingkat kemiskinan memiliki pengaruh yang
besar terhadap tingkat kemiskinan. Garis kemiskinan yang digunakan di berbagai
negara berbeda-beda, tetapi hal ini disebabkan oleh perbedaan lokasi dan gaya hidup.
Menurut statistik dari Belanda (2021), pembelian barang kebutuhan pokok dan non-
pangan di perkotaan dan pedesaan sudah menguntungkan (Kuncoro, 2014), menurut
hasil Survei Ekonomi Nasional.
BPS memiliki pendekatan dua arah yang mencakup kebutuhan dasar dan staf.
Cara pertama adalah cara yang paling umum digunakan. Dalam metode BPS,
kemiskinan dipandang sebagai kekurangan kebutuhan dasar. Jumlah penduduk
miskin adalah jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan atau disebut
juga dengan kebutuhan pangan dan gizi paling rendah. Misalnya, garis kemiskinan
terdiri dari dua komponen: garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non-
makanan (Maipita, 2014).
Menurut Bank Dunia (Kuncoro, 2014), Bank Dunia menggunakan dua kriteria
untuk menentukan garis kemiskinan. Pertama, penggunaan garis kemiskinan
didasarkan pada asupan 2.100 kalori per hari. Kedua, garis kemiskinan global

20
didasarkan pada $1 dan $2. Bank Dunia menggunakan keduanya untuk tujuan analisis
yang berbeda.
(Kuncoro, 2014) Pengertian kemiskinan didasarkan pada pengidentifikasian
dan pengukuran sekelompok orang/kelompok, yang selanjutnya disebut miskin.
Secara umum, setiap negara memiliki makna tersendiri bagi seseorang atau
masyarakat, termasuk Indonesia. Hal ini karena situasi kemiskinan di setiap negara
relatif rendah, seperti kondisi ekonomi, skema kesejahteraan dan kondisi sosial.
Setiap definisi didasarkan pada sejumlah faktor, seperti pendapatan rata-rata, daya
beli atau konsumsi, tingkat pendidikan dan status kesehatan.
Definisi kemiskinan lingkungan (Maipita, 2014) saat ini meningkat di semua
negara berkembang dan berkembang. Dari sudut pandang Chambers, definisi
kemiskinan tahun 2014 menjelaskan bahwa kemiskinan adalah konsep lima kali lipat.
1. kelemahan fisik;
2. Sensitivitas terhadap kejutan;
3. terisolasi,
4. Cacat;
5. Kemiskinan itu sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar BPS, beberapa model pengentasan
kemiskinan lainnya digunakan di Indonesia, seperti model pangan beras Siogio dan
model ketahanan keluarga BKKBN.
Pada tahun 1970-an, menurut Garis Kemiskinan Geologi (Mapita, 2014), garis
kemiskinan ditentukan oleh daya beli beras. Jika pendapatan penduduk lebih kecil
dari harga beras, maka penduduk pedesaan adalah 480 kg per tahun dan penduduk
perkotaan 720 kg. Tempat Menurut metode ini, individu atau keluarga dibagi menjadi
empat kelompok.
1. Tidak cukup makan.
2. Sangat lemah;
3. Orang miskin dan
4. Mereka tidak miskin.

21
(Maipita, 2014) Badan Nasional Keluarga Berencana (BKKBN) telah
menetapkan standar untuk keluarga miskin. KCBN membagi kekayaan keluarga
menjadi lima kelompok.
1. Keluarga miskin atau sangat miskin, yaitu setidak-tidaknya bagi keluarga
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan rohani,
pangan dan kesehatan,
2. Keluarga sederhana I atau keluarga miskin, yaitu keluarga yang paling sedikit
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan
sosial, psikologis dan psikologis seperti kebutuhan pendidikan, keluarga
berencana dan interaksi keluarga di daerah;
3. Keluarga sederhana II tidak hanya menyediakan kebutuhan pokok, tetapi juga
kebutuhan pengembang, seperti kebutuhan akan tabungan;
4. Keluarga sederhana III, tetapi tidak dapat secara teratur berkontribusi pada
masyarakat
5. Keluarga sederhana III Plus adalah keluarga yang secara teratur dapat
memenuhi segala kebutuhan dasar dan berperan aktif dalam masyarakat..
Menurut indeks kemiskinan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNDP) di lembaga internasional seperti indeks umur panjang, melek huruf,
angka kematian ibu dan bayi, indeks pembangunan manusia, skala kemiskinan, dll.
Langkah-langkah ini tidak hanya menargetkan kemiskinan dari perspektif yang luas,
seperti kualitas hidup, dan kebutuhan dasar (Maipita, 2014).
Kemiskinan sering dikaitkan dengan segala aspek, seperti Sharp dalam
(Kuncoro, 2014).
1. Rendahnya kualitas kerja, salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya
angkatan kerja. Kualitas tenaga kerja tercermin dari buta huruf.
2. Kepemilikan modal yang keras, posisi modal yang rendah dan rasio modal
dan tenaga kerja yang rendah menyebabkan produktivitas, yang pada
gilirannya menyebabkan kemiskinan.
3. Negara berteknologi rendah dan berteknologi rendah juga dicirikan oleh
produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah menyebabkan

22
pengangguran. Ini adalah perbedaan antara teknologi produksi terbaru.
Kesimpulan mengenai efisiensi teknologi rendah dapat ditarik dari metode
produksi tradisional.
4. Penyalahgunaan narkoba, sumber daya yang tersedia untuk negara-negara
miskin, tidak digunakan secara penuh dan efektif. Di tingkat keluarga,
penggunaan sumber daya seringkali bersifat budaya, yang mengarah pada
kesuksesan.
5. Pertumbuhan Penduduk Menurut teori Malta, penduduk meningkat secara
aritmatika menurut geometri dan produksi pangan. Hal ini menyebabkan
kelebihan beban dan kekurangan gizi. Kekurangan makanan adalah tanda
kemiskinan.
(Todaro, 2014) Menunjukkan keterkaitan antara kemiskinan dan kurangnya
pembangunan dengan berbagai masalah ekonomi dan ekonomi. Tiga penyebab utama
pertumbuhan yang buruk dan kemiskinan terkait dengan standar hidup yang rendah,
harga diri yang rendah dan kebebasan dalam ketiga aspek tersebut. Standar hidup
yang rendah menyebabkan pendapatan rendah, produktivitas rendah, pendapatan
rendah, produktivitas rendah, pengangguran tinggi dan investasi per kapita
rendah.Tingkat pengangguran yang tinggi disebabkan oleh pertumbuhan angkatan
kerja dan investasi per kapita yang rendah, pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi,
penurunan angka kematian, dan investasi per kapita yang rendah bergantung pada
teknologi hemat energi yang tinggi. Rendahnya pendapatan juga mempengaruhi
status kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan angkatan kerja dan investasi
per kapita.
Pada saat yang sama (Jhingan, 2012), keluarga terdiri dari tiga elemen:
pekerjaan, kemiskinan alami, dan teknologi. Tenaga kerja tergantung pada
pencapaian pendidikan, ketergantungan, sikap, partisipasi, keterampilan, dan segala
sesuatu yang lain dalam masyarakat sosial budaya. Jika sosial budaya masyarakat
terus berkembang, kualitas masyarakat tidak akan buruk. Di sisi lain, jika budaya
sosial modern berjalan seiring dengan tuntutan pembangunan, maka kualitas tenaga
kerja akan semakin tinggi.

23
Selain itu, potensi tersebut meliputi kondisi lingkungan, sarana dan prasarana,
iklim umum, kondisi air tanah, topografi dan irigasi, jalur transportasi, pasar,
kesehatan, penyakit, dan lingkungan. Utilitas, kondisi pertanian, kondisi pertanian,
lembaga keuangan dan perbankan dan lain-lain. Tingkat kemiskinan di suatu negara
ditentukan oleh dua faktor utama: (1) tingkat pendapatan nasional dan (2) distribusi
pendapatan. Setinggi apapun pendapatan perkapita suatu negara, jika pendapatan
tersebut tidak seimbang maka angka kemiskinan di negara tersebut sudah pasti tinggi
(Toulouse 2010).
(Kuncoro, 2014), ada 4 penyebab kemiskinan.
1. Tingkat pendidikan rendah
2. Tingkat kesehatan yang rendah
3. Batasi pekerjaan Anda
1. Negara merdeka
Kemiskinan, tentu saja, bagi orang miskin karena mereka tidak dapat dilahirkan
dan menghasilkan pendapatan rendah dan pendapatan rendah yang pada akhirnya
tidak dapat didekati dengan cara fisik serendah mungkin. Berikut adalah rumus untuk
menentukan tingkat kemiskinan:
Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat Kemiskinan= x 100%
Jumlah Penduduk

2.1.5 Pengeluaran Pemerintah


Program manfaat publik sering disebut sebagai pengeluaran pemerintah karena
dukungan keuangan. Proklamasi Pemerintah Republik Indonesia 96 Barang, jasa
dan/atau jasa administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan umum
kepada seluruh warga negara dan penduduk. Pemerintah Indonesia menyediakan tiga
jenis pelayanan publik: pelayanan publik, pelayanan publik dan pelayanan
administrasi.
Pemerintah membutuhkan banyak sumber daya untuk pembangunan nasional
dan pelayanan sipil. Pengeluaran publik adalah kombinasi dari produk yang
dihasilkan untuk penyediaan layanan publik, termasuk pembelian dan pemeliharaan

24
barang publik, pengeluaran untuk layanan publik, dan layanan administrasi. Semua
kegiatan publik yang tercermin dalam pengeluaran publik harus berdampak positif
terhadap pembangunan daerah dan nasional, pembangunan ekonomi dan
pembangunan manusia.
Pertumbuhan ekonomi bergantung pada tiga faktor yang terkait dengan
pembangunan manusia: total biaya sektor publik, bagaimana sektor berubah dalam
hal pembangunan manusia dan bagaimana sumber daya ini dialokasikan ke sektor
tersebut. Biaya pembangunan manusia dalam penyediaan layanan dasar akan
berdampak signifikan terhadap kualitas pekerjaan di masa depan. Pemerintah
berkewajiban memberikan pelayanan dasar dan menjamin keamanan dan
perlindungan warga negaranya. Pelayanan dasar, termasuk pelayanan publik seperti
pendidikan dan kesehatan, berdampak pada pembangunan manusia.
Kesehatan dan pendidikan saling terkait dengan pembangunan ekonomi. Dapat
dikatakan bahwa peningkatan modal kesehatan ini meningkatkan investasi di sektor
pendidikan (Todaro 2014). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang sehat
dibayar lebih. Dampak kesehatan terhadap pertumbuhan pendapatan telah
ditunjukkan dalam beberapa penelitian menggunakan teknik statistik. Produktivitas
yang tinggi memungkinkan tenaga kesehatan mendapatkan pekerjaan yang dibayar
(Todaro, 2014).
Investasi publik dalam perawatan kesehatan dapat menyediakan sumber
pendanaan bagi sektor kesehatan untuk memperoleh dan meningkatkan sumber daya
fisik dan non-fisik. Pemerintah membangun sarana dan prasarana publik untuk
mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat mudah dijangkau untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan menyederhanakan pengeluaran
pemerintah, dalam hal ini pengeluaran kesehatan, kesehatan yang lebih baik dapat
dicapai, yang mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi.

2.2 Penelitian Terdahulu

25
Berikut adalah penelitian penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi
dalam penelitian yaitu:
Tabel 2.3 Penelitian Relevan
No Nama dan Judul Kesimpulan
Tahun
1. Annisa, Analisis Faktor – Pertumbuhan ekonomi dan
(2018) Faktor Yang pengangguran berpengaruh tidak
Mempengaruhi signifikan terhadap IPM dan
Indeks kemiskinan berpengaruh negatif
Pembangunan signifikan terhadap IPM.
Manusia Di
Indonesia Periode
2012 – 2016
2. David dan Analisis Faktor- Pertumbuhan ekonomi tidak
Nasri, Faktor Yang berpengaruh positif terhadap IPM dan
(2015) Mempengaruhi tingkat kemiskinan berpengaruh negatif
Indeks terhadap IPM.
Pembangunan
Manusia Di
Sumatera Barat
3. Maireza, Analisis Faktor- Angka harapan hidup berpengaruh
(2020) Faktor Yang positif signifikan terhadap IPM.
Mempengaruhi
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Kabupaten Karo
4. Arnol, Analisis Faktor- Angka harapan hidup tidak berpengaruh
(2018) Faktor Yang terhadap IPM dan kemiskinan
Mempengaruhi berpengaruh terhadap IPM.
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM) Di
Kabupaten Toba
Samosir
5. Erniliya, Faktor-Faktor yang Kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
(2021) Mempengaruhi berpengaruh negatig signifikan terhadap
Indeks IPM.
Pembangunan
Manusia Di Provinsi
Sulawesi Selatan
6. Soejoto, Fiscal Pertumbuhan ekonomi dan
(2015) Decentralization pembangunan manusia berpengaruh

26
Policy in Promoting positif signifikan terhadap IPM.
Indonesia Human
Development
7. Fruin, Income Elasticity of Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan
(2013) Human berpengaruh terhadap IPM.
Development in
ASEAN Countries
8. Eren, Determinants of the Pendapatan berpengaruh signifikan
(2014) Levels of terhadap IPM.
Development Based
on the
Human
Development Index:
A Comparison of
Regression Model
for
Limited Dependen
Variables
9. Chalid, engaruh Tingkat tingkat kemiskinan, dan laju
(2014) Kemiskinan, pertumbuhan ekonomi berpengaruh
Tingkat terhadap IPM
Pengangguran,
Upah Minimum
Kabupaten/Kota dan
Laju Pertumbuhan
Ekonomi terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia di Provinsi
Riau
10. Arisman, Determinant of Tingkat pertumbuhan pendapatan per
(2018) Human kapita memiliki pengaruh terhadap
Development Index tinggi rendahnya IPM.
in ASEAN
Countries
11. Mongan Pengaruh Pengeluaran pemerintah bidang
(2019) Pengeluaran kesehatan berpengaruh signifikan
Pemerintah Bidang terhadap IPM.
Pendidikan dan
Bidang Kesehatan
Terhadap IPM di
Indonesia
12. Ariansyah Analisis Pengaruh pengeluaran pemerintah bidang
(2018) Pengeluaran kesehatan berpengaruh signifikan

27
Pemerintah terhadap IPM.
Terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia Melalui
Pendapatan
Domestik Regional
Bruto Di Indonesia
13. Chotimah Analisis Pengaruh Pengeluaran pemerintah bidang
(2017) Pengeluaran kesehatan berpengaruh signifikan
Pemerintah Sektor terhadap IPM.
Pendidikan Dan
Kesehatan Serta
Gini Ratio Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia Di
Kabupaten-
Kabupaten Di
Provinsi Jawa
Timur Bagian
Selatan
14. Siregar Pengaruh Pengeluaran pemerintah bidang
(2018) Pengeluaran kesehatan berpengaruh signifikan
Pemerintah Bidang terhadap IPM.
Kesehatan
Dan Pengeluaran
Pemerintah Bidang
Pendidikan
Terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM) Di
Provinsi Sumatera
Utara
15. Safitri Pengaruh Pengeluaran pemerintah bidang
(2016) Pengeluaran kesehatan berpengaruh signifikan
Pemerintah Sektor terhadap IPM.
Kesehatan,
Pendidikan, Dan
Infrastruktur
Terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia Di
Provinsi Aceh

28
2.3 Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja
yang buruk tercermin dari rendahnya produktivitas. Tenaga kerja menciptakan tenaga
kerja terampil dan memungkinkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, yang
pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah tertentu. Konsep
pembangunan saat ini masih terkait dengan konsep pembangunan manusia.
Pembangunan manusia tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tetapi
juga pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana taraf hidup
rendah dan pendapatan perkapita tidak mencukupi kebutuhan dasar hidup: sandang,
pangan, papan. Kesehatan adalah keadaan sehat dan sejahtera jasmani, rohani, dan
rohani dapat melakukan pekerjaan dan menciptakan produktivitas. Kesehatan sangat
erat kaitannya dengan pembangunan manusia. Landasan teori penelitian ini secara
teoritis didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).

Indek Pembangunan
Manusia Provinsi Jambi

Pertumbuhan Ekonomi Pengeluaran Pemerintah


Bidang Kesehatan

Kemiskinan

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran


2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian dan literature yang digunakan maka hipotesis yang
digunakan yaitu:
1. Diduga secara bersama-sama pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan

29
pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh signifikan
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Jambi
2. Diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Jambi.
3. Diduga kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Jambi.
4. Diduga pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh signifikan
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Jambi

30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
3.1.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan
BPS, khususnya dari tahun 2007-2021.
1. Data IPM Provinsi Jambi
2. Data Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi
3. Data Kemiskinan Provinsi Jambi
4. Data Pengeluaran Pemerintah bidang kesehatan Provinsi Jambi
3.1.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kantor Badan Pusat
Statistik Provinsi Jambi.
3.2. Metode Analisis Data
3.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Untuk menjawab masalah yang pertama yaitu bagaimana perkembangan indeks
pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Provinsi Jambi
menggunakan rumus sebagai berikut:
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi
IPM 1 −IPM 0
IPM = IPM 0 X 100%
Dimana :
IPM = Laju pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia
IPM1 = Indeks Pembangunan Manusia tahun sekarang
IPM0 = Indeks Pembangunan Manusia tahun sebelumnya
Rumus Pertumbuhan Ekonomi
PDRB 1−PDRB 0
PE = PDRB0 X 100%
Dimana :
PE = Laju pertumbuhan ekonomi

31
PDRB1 = PDRB tahun sekarang
PDRB0 = PDRB tahun sebelumnya
Rumus Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi :
PE1 −PE 0
PE = PE0 X 100%
Dimana :
PE = Laju Pertumbuhan Ekonomi
PE1 = Pertumbuhan Ekonomi tahun sekarang
PE0 = Pertumbuhan Ekonomi tahun sebelumnya
Rumus Perkembangan Kemiskinan :
KM 1 −KM 0
KM = KM 0 X 100%
Dimana :
KM = Laju pertumbuhan Kemiskinan
KM1 = Kemiskinan tahun sekarang
KM0 = Kemiskinan tahun sebelumnya
Rumus Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan :
PPBK 1−PPBK 0
PPBK = X 100%
PPBK 0
Dimana :
PPBK = Laju pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan
PPBK1 = Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan tahun sekarang
PPBK0 = Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan tahun sebelumnya

3.2.2 Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif


Analisi ini merupakan suatu analisis yang memfokuskan pada ketergantungan
antara variabel dependen yang akan diteliti dengan beberapa variabel independen
yang akan diteliti juga. (Ghozali, 2018, p95) analisis ini dilakukan agar peneliti dapat
menentukan estimasi serta bisa membuat prediksi tentang rata-rata dari populasi

32
maupun nilai rata – rata dari variabel dependen berdasarkan pada variabel independen
yang dapat diteketahui.

Dalam mementukan fungsi regresi sampel yang tepat maka dalam memprediksi
nilai aktual yang dapat harus dilakukan pengukuran pada perhitungan statistik dalam
nilai koefisiensi determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik T, yang dimana
berindikasi dapat membawa perhitungan statistik yang signifikan apabila nilai pada
uji statistiknya berada dalam daerah terendah yang dimana daerah tersebut
merupakan daerah H0 ditolak. Sedangkan jika H0 diterima mengindikasikan adanya
perhitungan statistik yang tidak signifikan (Ghozali, 2018, p97).

IPM = 0 + 1PE + 2KM + 3PPBK + 


Keterangan:
TK = Indeks Pembangunan Manusia (Persen)
PE = Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
Km = Kemiskinan (Persen)
ppbk = Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan (Rp)
β° = Konstanta Regresi
β 1−β 3 ,=¿Koefesien Regresi
 = Kesalahan Pengganggu

3.2.3 Uji Asumsi Klasik


1. Uji Multikolinearitas
Dalam uji ini akan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah model dari
regresi mempunyai antar korelasi variabel bebas yang di teliti. Model dari regresi
yang baik adalah tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Selanjutnnya variabel
tersebut dapat ditanyakan tidak ortogonal hanya ketika variabel bebasnya memiliki
sebagian korelasi. Biasa untuk cara umum peneliti untuk mengetahui
multikolinieritas dalam model regresi yaitu dengan mengamati nilai tolerance.
(Ghozali, 2018, p107-108) mengemukakan bahwa sering sekali nilai yang cut off

33
biasanya digunakan untuk memperjelas atau tidaknya multikolinieritas yaitu nilai
Tolerence <0.1 atau sama dengan nilai VIF >10.
2. Uji Heteroskedastisitas
.(Rahayu, 2020, p38) mengemukakan bahwa uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari satu residual
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Dalam kriteria model regresi dapat
dinyatakan baik setelah tidak ada terjadinya heteroskedastisitas namun
homoskedastisitas yakni variance dari suatu residual pengamantan ke pengamatan
lainnya tetap. Salah satu cara umum yang digunakan untuk dapat mengetahui
terdapat atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan memakai grafik plot
dengan cara melihat pola titik pada grafik plot tersebut kemudian apakah ada titik
pola pada grafik plot yang dibuat atau malah tidak adanya pola yang jelas. Ada
pula kelemahan dari grafik plot, salah satunya adalah jumlah pengamatan dapat
mempengaruhi hasil ploting, jika semakin sedikit jumlah pengamatan akan
semakin sulit menjelaskan hasil dari grafik plot tersebut, karena itu membutuhkan
uji glejser. Pada dasarnya metode pengujian ini dilakukan dengan pengujian
hipotesis sehingga tingkat keyakinan peneliti semakin baik. Berikut ini adalah
hipotesis yang digunakan untuk menguji heteroskedastistitas sebagai berikut ;
H0 : tidak terjadinya perbedaan varian yang ada (homokedastisitas)
H1 : terjadinya perbedaan varian (heterokedastisitas)
Dalam kriteria penerimaan H0 akan terjadi apabila nilai Sig. > 0,05.
3. Uji Autokolerasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan penggangguan dari periode
tertentu (μt) berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya
(μt-1). Pada kondisi ini kesalahan pengganggu tidak bebas tetapi satu sama lain
saling berhubungan. Mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi dapat
menggunakan Uji Langrange Multuplier (LM Test). Dalam uji ini apabila nilai
probabilitas dari obs*R2 tidak signifikan (< 0.10), maka dapat disimpulkan adanya
autokolerasi.
3.2.4. Pengujian Hipotesis

34
1. Uji – F
Uji statistik f akan dilakukan jika memiliki tujuan untuk mengungkapkan
kejelasan apakah semua variabel independen yang akan diteliti mempunya
pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen yang ada
didalam model penelitian (Ghozali, 2018, p98).
Kriteria yang peneliti gunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut ;
 Quick look : apabila nilai F lebih besar dari 4, dapat dipastikan H0
ditolak dengan penggunaan alpha senilai 0,005.
 Membandingkan nilai Hitung F dengan nilai F yang terdapat pada
tabel. Jika nilai Hitung F lebih besar dibanding F tabel maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak

2. Uji- t
Mengutip Dari (Ghozali, 2018, p98-99) pengujian statistik T pada dasarnya
bertujuan untuk peneliti bisa menjelaskan tingkatan ketinggian dari pengaruh
suatu variabel bebas ataupun variabel terkait, berikut hipotesis yang peneliti
gunakan yaitu. Kriteria penerimaan hipotesis jika t hitung lebih kecil dari t
tabel maka hipotesis diterima.

3.2.5 Koefesien Determinasi (R2)


Dalam Uji ini sebenarnya mempunyai manfaat untuk dapat mengukur seberapa
tinggi kemampuan model dalam memperjelas berbagai macam variabel terikat. Nilai
yang terdapat pada koefisien determinasi sebesar nol hingga satu. (Ghozali, 2018,
p97) mengungkapkan bahwa jika nilai R2 mendekati satu, maka hal ini dapat
diindikasikan bahwa kemampuan suatu variabel bebas dalam memberikan informasi
penting untuk bisa memperkirakan variabel terikat, pada nilai kecil yang terdapat
pada R2 mengindikasikan bahwa kemampuan yang mempunyai suatu batasan
variabel bebas dalam menjelaskan beragam variabel terikat.
3.3. Operasional Variabel

35
Untuk membatasi ruang lingkup variabel yang ada, maka akan dijelaskan
defenisi operasional variabel dependen dan variabel independen sebagai berikut:
1. Indeks pembangunan manusia adalah persentase adalah indeks komposit
untuk mengukur pencapaian kualitas pembangunan manusia untuk dapat
hidup secara berkualitas, baik dari aspek kesehatan, pendidikan, maupun
aspek ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2007 – 2021 satuan persen
2. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan persentase produk domestic
regional bruto berdasarkan harga kontans di Provinsi Jambi tahun 2007 –
2021 satuan persen.
3. Kemiskinan adalah persentase dari jumlah penduduk miskin di Provinsi
Jambi tahun 2007 – 2021 satuan persen.
4. Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan adalah dana yang bersumber dari
APBD untuk bidang kesehatan di Provinsi Jambi tahun 2007 – 2021 satuan
rupiah.

36
DAFTAR PUSTAKA
Amir, A. (2007) Perekonomian Indonesia (dalam perspektif makro). Bogor:
Biografika.

Annisa, R.D. (2018) “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Indeks


Pembangunan Manusia Di Indonesia Periode 2012 – 2016,” Jurnal Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta [Preprint].

Arisman (2018) “Determinant of Human Development Index in ASEAN Countries,”


Jurnal Ilmu Ekonomi [Preprint].

Arnol, S. (2018) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan


Manusia (IPM) Di Kabupaten Toba Samosir,” Jurnal Ekonomi Universitas
Sumatera Utara [Preprint].

Arsyad, lincolin (2011) Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi


Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Badan Pusat Statistik (2021) Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta, Indonesia.

Baeti, N. (2013) “Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pengeluaran


Pemerintah Terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2007-2011,” Economics Development Analysis Journal
[Preprint].

Chalid, Nursiah.Y.Y. (2014) “Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran,


Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau,” Jurnal Ilmu Ekonomi
Universitas Riau [Preprint].

Damodar, G. (2015) Ekonometrika Dasar Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

David Rahmat. Nasri Bachtiar (2015) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Barat,” Jurnal Ekonomi
Universitas Andalas [Preprint].

Eren, M. (2014) “Determinants of the Levels of Development Based on the Human


Development Index: A Comparison of Regression Model for Limited Dependen
Variables,” Canadian Center of Sciences and Education [Preprint].

Erniliya, W. (2021) “Faktor-Faktor  yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan


Manusia Di Provinsi Sulawesi Selatan,” Jurnal Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar [Preprint].

37
Fatma, E.F. (2016) “Model Regresi Probit Spasial Pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Di Jawa Timur,” Jurnal Ekonomi ITS [Preprint].

Fruin, M. (2013) “Income Elasticity of Human Development in ASEAN Countries,”


The Empirical Econometrics and Quantitative Economics Letters [Preprint].

Jhingan, M.L. (2012) Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali


Perss.

Kuncoro, M. (2014a) Ekonomi Pembangunan. Teori Masalah dan Kebijakan.


Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, M. (2014b) Pengertian Kemiskinan. Yogyakarta: YKPM .

Maipita, I. (2014) Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN.

Maireza, B.G. (2020) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Karo,” Jurnal Ekonomi Universitas
Sumatera Utara [Preprint].

Mankiw, N.G. (2016) Makro Ekonomi, Terjemahan : Fitria Liza, Imam Nurmawan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soejoto, A. (2015) “Fiscal Decentralization Policy in Promoting Indonesia Human


Development,” International Journal of Economics and Financial Issues
[Preprint].

Sukirno, S. (2014) Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Suryana (2010) Ekonomi Pembangunan; Problematika dan Pendekatan. Jakarta: PT.


Salemba Emban Patria.

Todaro, M.P. (2014) Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Tulus, H.T. (2010) Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

UNDP (2009) Human Development Report, www.undp.com.

38

Anda mungkin juga menyukai