Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan
domain terpenting dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, umur,
factor lingkungan dan factor social budaya (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2014), yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik da seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan Menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut (Budiman & Riyanto, 2013) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
diantaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar baik formal maupun non formal yang akan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan seseorang melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cendrung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain atau media massa.
b. Informasi atau media massa
Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga dapat
didefinisikan sebagai sesuatu teknik untuk menggumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan
tertentu. Adanya perbedaan informasi pada hakikatnya dikarenakan sifatnya yang
tidak dapat diuraikan, sedangkan informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, yang diperoleh dari data pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta
diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup data teks, gambar, suara, kode,
program komputer dan basis data. Adanya informasi baru bagi terbentuknya
pengetahuam terhadap hal tersebut.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu
sehingga status sosial ekonomi akan mengalami pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuam kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupujn tidak, yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap orang.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan profesional, serta dapat mengembangkan kemampuan pengambilan
keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja seseorang.
f. Usia atau umur
Usia atau umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia mudanya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri. Menurut
(Notoatmodjo, 2012) kategori umur yaitu: 18-20 tahun remaja, 21-35 tahun dewasa
muda, dan 36-45 tahun dewasa tua.
4. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2012) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dikelompokan menjadi dua cara yaitu:
1. Cara tradisional
Cara tradisonal atau non ilmiah ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau cara modern.
a. Cara coba-coba salah (trial and error)
Trial and error merupakan cara yang paling tradisional yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan. Metode ini telah digunakan oleh
orang dalam waktu yang cukup lama, untuk memecahkan berbagai masalah
bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh
mereka yang belum tahu tidaknya mengetahui suatu cara tertentu dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
b. Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi-tradisi
yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran, apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun
informal, tokoh agama, pemegang pemerintahan dan pemimpin lainnya.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah “guru yang baik” demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman nerupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
pengetahuan seseorrang.
d. Melalui jalan pikiran
Seiring dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia
pun ikut berkembang. Dari sinilah seseorang mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui cara
pemikiran yang tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2. Cara modern atau ilmiah
Cara modern merupakan cara baru untuk memperoleh pengetahuan lebih sistematis,
logis dan ilmiah. Dalam mengambil kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang di amati (Notoatmodjo, 2012).
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden (Notoatmodjo, 2014). Dalam mengukur pengetahuan hal yang harus
diperhatikan yaitu rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan. Prosedur
berskala yaitu penentuan pemberian angka atau skor yang harus diberikan. Pada setiap
responden yang berskala, skor yang sering digunakan dalam mempermudah
mengategorikan jenjang atau peningkatan dalam penelitian.

B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas (Notoatmodjo,
2012).
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar (Notoatmodjo, 2012).Teori ini disebut teori S-O- R (stimulus-organisme-
respon) (Skiner dalam notoatmodjo, 2012).

2. Bentuk Perilaku

Perilaku dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang tertutup (covert behavior) dan
perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup merupakan respon seseorang yang
belum dapat untuk diamati secara jelas oleh orang lain. Sedangkan perilaku terbuka
merupakan respon dari seseorang dalam bentuk tindakan nyata sehingga dapat untuk
diamati lebih jelas dan mudah (Fitriani, 2011).

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi perilaku adalah :

1. Faktor Intrinsik
a. Umur
Semakin bertambahnya umur, pengalaman hidupnya juga semakin banyak, maka
diharapkan dengan pengalaman yang dimiliki perilaku orang tersebut juga positif.
b. Integensi
Seseorang yeng memiliki integensi tinggi akan lebih cepat menerima informasi.
c. Tingkat Emosional
Seseorang yang sedang dalam keadaan emosi cenderung tidak terkontrol sehinga
akan mempengaruhi perilakunya.
2. Faktor Ekstrinsik
a. Lingkungan
Seseorang yang bergaul dengan lingkungan orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tinggi maka akan secara langsung atau tidak langsung pengetahuan
yang dimiliki akan bertambah, dan perilakunya akan lebih baik. Orang yang
bertempat tinggal di lingkungan yang keras tentu akan berpengaruh terhadap
perilaku kesehatan keseharian.
b. Pendidikan
Orang yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung memiliki perilaku yang
otomatis positif karena sebelum melakukan sesuatu orang tersebut pasti akan
berpikir secara matang dan dapat tahu apa akibat yang akan ditimbulkan.
c. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
d. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan suatu hasil berinteraksi antar manusia dalam wilayah
tertentu. Sehingga orang tinggal di wilayah itu perilakunya sedikit demi sedikit
akan menyesuaikan sesuai dengan kebudayaan di wilayah tersebut.

4. Proses Pembentukan Perilaku

Menurut Notoadmodjo (2012), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari dengan pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1. Awareness

Orang (subyek) menyadari dalam dalam arti dapat mengetahui stimulus (obyek)
terlebih dahulu.

2. Interest

Orang ini sudah mulai tertarik kepada stimulus yang diberikan. Sikap subyek sudah
mulai timbul.

3. Evaluation

Orang tersebut mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya sendiri. Berarti sikap responden sudah mulai lebih baik.

4. Trial

Orang (subyek) mulai mencoba perilaku baru sesuai dengan apa yang dikehendaki
stimulus.

5. Adoption

Orang (subyek) tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,


kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru melalui tahap seperti diatas, yang didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng.
C. Pencegahan Covid 19
Cara terbaik untuk melindungi tubuh dari COVID-19 adalah dengan cara melakukan
langkah-langkah pencegahan dan pengendalian dengan disiplin atau patuh terhadap
protocol kesehatan. Protocol kesehatan telah disosialisasikan di berbagai media masa
oleh berbagai sector kehidupan. Berikut ini merupakan rekomendasi protocol kesehatan
menurut WHO dan Kementrian Kesehatan Indonesia :
1. Rutin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesuai dengan 7 langkah,
bila tidak ada sabun dan air dapat cuci tanggan menggunakan handrub yang berbahan
dasar alkohol minimal 60%
2. Hindari kerumunan, jaga jarak satu sama lain minimal satu meter
3. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan menjaga jarak
(minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh berbagai benda
yang mungkin saja telah tertempel virus.
5. Melakukan etika batuk dan bersin, yaitu menggunakan masker ketika batuk. Bila
tidak ada masker, tutup hidung dan mulut menggunakan lenggan siku, atau
saputangan. Tisu yang telah dipakai segera di buang dan segera cuci tanggan
menggunakan sabun dan air menggalir.
6. Rajin olah raga dan istirahat cukup
7. Konsumsi gizi seimbang perbanyak makan sayur dan buah
8. Bila demam, batuk dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan
9. Tetap perbarui informasi terbaru dari sumber terpecaya, seperti WHO atau otoritas
kesehatan lokal dan nasional
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Donsu, J.D.T. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustakabarupress.
Fitriani. 2011. Promosi Kesehatan. Ed I. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. .
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. .

Anda mungkin juga menyukai