Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya peningkatan kesehatan anak diperlukan untuk

mengatasi permasalahan kesehatan yang khas pada masa pertumbuhan

dan pekembangan anak sejak masih dalam kandungan, masa bayi,

masabalita, usia prasekolah dan usia sekolah untuk mencapai Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualiatas. (Depkes, RI, 1992 : 12).

Kualitas SDM (Sumber Daya manusia) antara lain ditentukan

dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan

saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan

merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya

pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya

peningkatan status kesehatan seseorang (Supari, S.F, 2004 : 1). Untuk

meningkatkan kesehatan anak usia sekolah, World Health

Organization (WHO) pada tahun 1996 meluncurkan inisiatif global

melalui perancangan konsep sekolah sehat atau health promoting

school (sekolah yang mempromosikan kesehatan). Health promoting

school adalah sekolah yang telah melaksanakan upaya-upaya

kesehatan di sekolah dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang

berkaitan dengan masalah kesehatan di sekolah seperti: menciptakan

lingkungan sekolah yang sagat aman, memberikan pendidikan

1
kesehatan bagi guru dan siswa di sekolah dan memberikan akses

terhadap pelayanan kesehatan (Percik, 2006 :1).

Menyikapi inisiatif global WHO tersebut diatas, pemerintah

Indonesia telah mengalurakan kebijakan berupa adanya pendidikan

kesehatan berbasis keterampilan dan penyediaan beberapa pelayanan

kesehatan di sekolah. Kebijakan mengenai praktek-praktek oleh guru

dan siswa yang berkaitan dengan kesehatan yang dapat memperkuat

pendidikan kesehatan. Para guru dapat menjadi panutan bagi para

siswanya, misalnya tidak merokok di sekolah, kebersihan dan

sebagainya (Percik, 2006 :4).

Pemerintah mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang

sehat dan aman bagi anak usia sekolah, sampai saat ini hak-hak anak

indonesia masih belum terpenuhi dan kebutuhan dasar anak belum

seluruhnya diwujudkan. Hal ini dapat dilihat dengan masih rendahnya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang berada pada

peringkat 112 dari 174 negara (Depkes RI 2004 :7). Masalah kesehatan

yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan

bervariasi. Pada anak usia TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah

Dasar) selalu berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan

seperti mengosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan

pakai sabun. Belum optimalnya kebersihan diri (personal hygiene)

siswa disebabkan oleh karena perilakunya belum menunjukan perilaku

sehat (Maryono, 2007 :1). Perilaku menurut Ngatimin M.R (2001 :28)

merupakan factor pemicu terjadinya penyakit. Perilaku memiliki tiga


2
domain yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (afektif) dan tindakan

(psikomotor). Dari tiga domain tersebut, pengetahuan (kognitif)

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behavior). Pengetahuanadalah merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Menurut Notoadmojo S (2008) terbentuknya suatu

perilaku baru, dimulai pada domain kognitif (pengetahuan), dalam arti

subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau

obyek diluarnya. Kemudian menuju ke perilaku afektif (sikap)

kemudian berlanjut psikomotorik (praktek atau tindakan)

(Notoadmojo. S, 2008 : 121).

Berdasarkan studi pendahuluan data dari siswa SD 9 Poasia

2014 keseluruhan siwa SD 9 Poasia adalah 273 orang. Dimana jumlah

siswa kelas I sebanyak 48 orang (17,59%), kelas II sebanyak 43 orang

(15,75%), kelas III sebanyak 47 orang (17,21%), siswa kelas IV

sebanyak 48 orang (17,59%) , siswa kelas V sebanyak 41 orang

(15,0%), dan kelas VI sebanyak 46 orang (16,84%). Dari data yang

diambil pada tahun 2012 di SDN 09 poasia didapatkan sebanyak 35

yang pernah tidak hadir karena sakit. Pada tahun 2013 terjadi

peningkatan sebanyak 47siswa dan sedangkan pada tahun 2014,

sampai bulan Maret terdapat 49 siswa yang seringkali tidak masuk

sekolah karena sakit. Sedangkan siswa yang penampilannya tidak rapi

dan kurang bersih pada siswa kelas I sebanyak 7 siswa, siswa kelas II

sebanyak 11 siswa, siswa kelas III sebanyak 6 siswa, sisw kelas IV

3
sebanyak 13 siswa, siswa kelas V sebanyak 9 siswa, dan siswa kelas

VI sebanyak 7 siswa. Jika dijumlahkan terjadi peningkatan sebanyak

55 siswa.

Berdasarkanuraian latar belakang diatas memberikan dasar

pada penulis dalam merumuskan suatu masalah “Tinjauan Kebersihan

Diri Pada Anak di Sekolah Dasar Negeri 09 Poasia Kota Kendari”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah dapat

di rumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah tinjauan tentang

kebersihan diri anak di SDN 09 Poasia kota kendari?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan tentang kebersihan diri

anak SDN 09 Poasia Kota Kendari

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh Tinjauan tentang kebersihan badan/kulit

anak siswa SDN 09 Poasia

b. Untuk memperoleh tinjauan tentang kebersihan rambut anak

siswa SDN 09 Poasia

c. Untuk memperoleh tinjauan tentang kebersihan gigi dan mulut

anak SDN 09 Poasia

d. Untuk memperoleh tinjauan tentang kebersihan kuku tangan

dan kaki anak SDN 09 Poasia

4
D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pengembangan ilmu kesehatan, khususnya mengenai kesehatan

anak usia sekolah tentang pentingnya menjaga kebersihan diri.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau

imformasi tambahan bagi peneliti – peneliti selanjutnya untuk

mengkaji masalah yang releva dengan penelitian ini.

3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan proses belajar menerapkan

ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah sekaligus kuliah

menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan

kebersihan diri siswa SD

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada murid di SD 09 Poasia kota kendari tentang pentinganya

kesehatan diri

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagi pihak sekolah

untuk lebih memperhatikan kebersihan diri siswa – siswinya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kebersihan Diri

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan diri merupakan hal yang

sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri

sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat

berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,

persepsi seseorang terhadap kesehatan sertartimgkat perkembangan. Jika

seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini

terjadi karena kita menganggap masalah keersihan adalah hal sepele,

padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan

secara umum (Hidayat.A , 2009 :2).

Ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kebersihan

diri diantaranya mandi, merawat kebersihan rambut, merawat kesehatan

mulut dan gigi, merawat kesehatan tangan dan kaki, merawat kebersihan

pakaian, istirahat yang cukup, serta berolahraga (Iswanto, 2007 : 17).

1. Pengertian

Kebersihan diri atau perawatan diri (Personal Hygiene) merupakan

perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,

baik secarafisik maupun secarapsikologis (Hidayat. A, 2006 : 117).

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara

kesejahteraan seseorang untuk menjaga kesehatan seseorang secara fisik

maupun psikis (Tarwoto dan Wartona, 2006 : 78-79).


6
2. Tujuan Perawatan Kebersihan Diri

Menurut Tarwoto dan Martona (2006) ada beberapa cara untuk

merawat kebersihan diri diantaranya :

a. Memelihara kebersihan diri

b. Memperbaiki Personal Hygiene seseorang

c. Meningkatkan percaya diri

d. Menciptakan keindahan lingkungan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri yaitu :

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sendiri sangat

mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan

fisik sehingga individu tidak perduliterhadap kebersihannya.

b. Praktek Sosial

Pada aanak-anak yang selalu di manja dalam hal

kebersihannya, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola

kebersihan diri.

c. Status sosial ekonomi

Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun,

pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya.

7
d. Pengetahuan

Pengetahuan kebersihan diri sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika seorang individu menderita

penyakit tertentu, maka individu tersebut tidak boleh mandi. Hal

inilah yang membuat kebersihan seseorang menjadi terganggu.

f. Kebiasaan Seseorang

Ada kebiasaan seseorangyang menggunakan produk tertentu

dalam perawatan dirinya seberti menggunakan produk pemutih,

sabun kecantikan, dan lain-lain.

g. Kondisi Fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan individu untuk

merawat dirinya sendiri menjadi berkurang dan perlu bantuan

untuk melakukannya (Hidayat, A. 2009 : 3).

4. Dampak masalah kebersihan diri

Dampak yang sering timbul akibat kurangnya personal Hygiene

menurut Hidayat. A (2009 : 3) meliputi dua hal, yaitu :

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan

8
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan

fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri

adalah gangguan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

5. Ruang Lingkup Kebersihan Diri

Menurut Hidayat. A (2006 : 117) yang menjadi ruang lingkup

kebersihan diri antara lain :

a. Kebersihan Badan / Kulit

b. Kebersihan Rambut dan Kulit kepala

c. Kebersihan gigi dan mulut

d. Kebersihan kuku tangan dan kuku kaki

e. Kebersihan geitalia.

Gambaran secara rinci dari jenis-jenis kebersihan diri tersebut akan

dijabarkan sebagai berikut (Hidayat A, 2006) :

a. Perawatan badan

Kulit terdiri dua lapisan yang berbeda. Kulit bagian atas

yang disebut ari (epidermis) dan terdiri atas lapisan epitel

menyerupai sisik yang tersusun. Lapisan itu berisi pori-pori

kelenjar keringat dan tungkai bulu disebagian besar bagian tubuh.

9
Lapisan lebih dalam disebut dermis terdiri atas jaringan otot halus,

syaraf, lemak, kantomg rambut, kelenjar tertentu, dan

pembuluhnya, pembuluh (arteri), vena (pembuluh balik), pembuluh

kapiler (halus) dan jaringan elastis berserabut. Kulit membalut

seluruh tubuh dan lubang-lubang pada tubuh dibalut dengan

selaput lendir. Fungsi kulit yaitu proteksi tubuh, pengaturan

temperatur tubuh, pengeluaran pembuangan air, sensasi dari

stimulus lingkungan membantu keseimbangan carian dan elektrolit

serta memproduksi dan mengasorpsi vitamin D (Edi. S dalam

percik, 2006 : 2). Kulit bertugas melindungi jaringan tubuh

dibawahnya dan organ-organ terhadap luka, mencegah masuknya

mikroganisme kedalam tubuh, air termaksuk kotoran mengandung

nitrogen dibuang melalui kulit dan kulit menyimpan organ

syarafperaba, rasa sakit, panas, dingin, dan tekanan. Kulit juga

memainkan peranan penting mengatur suhu tubuh. System

integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan

pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku (Wolf, 1984 : 330).

Meskipun banyak cara unutk merawat kulit, bagi

kebanyakan orang cara terbaik adalah dengan cara mandi. Mandi

dianjurkan bagi setiap orang adalah dua kali atau lebih dalam

sehari dengan menggunakan sabun, dan air. Sabun terbuat dari

lemak nabati dan binatang. Sebagian besar sabun dari bahan-bahan

minyak bumi. Untuk mencegah klit menjadi kering, jika suhu dan

kelembaban diluar rendah, dianjurkan agar mengurangi mandi dan

10
lebih sering menggunakan krim. Jika memakai sabun waktu mandi

bahan haruslah dibilas dengan bersih (Wolf, 1984 : 330).

Menambah kelembaban udara dengan alat pelembab udara dan

banyak minum akan membantu meringankan penderita kulit

kering. Bagi mereka yang sensitive terhadap sabun, bisa memakai

krim. Krim yang dingin terdiri atas minyak atau lilin, air, dan

minyak wangi. Krim itu terasa sejuk karana airnya menguap,

menimbulkam rasa sejuk. Menjaga badan dan pakian tetap bersih

merupakan syarat utama untuk mencegah bau badan. Deodorant

dan anti keringat boleh di pakai setelah kulit berih. Asam birat dan

zink stearate dan pewangi biasa di pakai dalam deodorant untuk

menutupi dan menghilangkan bau badan (Wolf, 1948 : 331).

b. Perawatan rambut dan kulit kepala

Rambut dan kulit kepala merupakan salah satu bagian

terkotor tubuh kita. Setiap hari kulit kepala dan rambut terlumasi

oleh minyak dari kelenjar palit atau kelenjar minyak dikulit kepala,

terbasahi keringat dari kelenjar keringat, terkotori sel-sel tanduk

kulit kepala yang mengelupas dan bersama-sama dengan minyak

dan keringat, membentuk sebum yang bercampur lagi dengan sisa-

sisa kosmetik (Kusmadewi, 2003 : 39).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merawat rambut,

salah satunya dengan resep perawatan buatan sendiri (Kusmadewi,

2003 : 39). Dari luar kedalam, rambut terdiri dari tiga lapisan

utama, yaitu lapisan kutikula, korteks, dan medulla. Lapisan


11
kutikula rambut dapat rusak karena gesekan mekanis, misalnya

sewaktu penyasakan rambut. Selain itu, lapisan kutikula rambut

dapat rusak akibat penggunaan bahan yang bersifat basam sperti

shampoo dan pengeritingan rambut. Lapoisan korteks sebagaian

besar terdiri dari pigmen rambut dan rongga-rongga udara. Lapisan

korteks merupakan lapisan lunak dan mudah di rusak oleh bahan

kimia yang masuk kedalam rambut. Semua proses penataan rambut

yang menggunakan zat kimia beralngsung di lapisan ini, termasuk

pewarnaan rambut (Sophia.E,2009:1).

Rambut dapat terkean kotoran dan minyak yang sama

seperti yang mengenai kulit haruslah dicuci sesering mungkin

supaya tetap bersih. Bagi kebanyakan orang, mencuci dengan

shampoo seminggu sekali sudah cukup, tetapi bagi yang lainya bisa

diberitahukan apakah perlu mencuci rambut setiap hari akan

membantu memelihara kebersihannya dan merataka minyak pada

setiap tangkai rambut. Menyisir rambut dengan sikat merangsang

peredaran darah dikulit kepala (Wolf, 1984 : 341).

c. Perawatan gigi dan mulut

Fungsi gigi adalah untuk mengunyah makanan dan sesuai

dengan bentuk gigi, maka gigi seri untuk memotong makanan, gigi

taring untuk mencabik dan merobek makanan yang liat, misalnya

daging, geraham untuk menggiling dan menghaluskan makanan.

Gigi diperlukan untuk berbicara dengan jelas, contohnya kalau

12
seseorang kehilangan gigi seri rahang atas maka ia akan berbicara

dengan suara bedesis dan tidak jelas ucapan kata-katanya. Gigi

mendorong pertumbuhan rahang, sehingga bentuk muka menjadi

selaras (Pramesarama, 2009 : 3).

Hendaknya memakai sikat yang kecil sehingga bisa

menjangkau semua gigi. Rambut sikatnya haruslah cukup untuk

membersihkan tetapi tidak terlalu kuat sehingga bisa melukai email

gigi dan jaringan gusi. Dokter gigi menganjurkan sikat yang

berbulu banyak tetapi lembut dengan permukaan sikat yang rata.

Dokter gigi lain menganjurkan sikat gigi yang jarang karena

dengan demikaian mudah dibersihkan dan tetap kering. Umumnya

tepal gigi bisa dipakai dengan aman, tetapi pasta gigi yang

mengandung bahan penggosok yang keras bisa merusak email gigi

dan kareana itu sebaliknya jagan di pakai. Garam, sodium

bikarbornat atau kapur yang diendapkan sama efektifnya untuk

membersihkan gigi dan mulut dan jauh lebih murah dari pada

buatan pabrik yang dijual di pasaran. Pasta gigi yang mengandung

fluoride bercampur timah ternyata ampuh dalam mengurangi karies

gigi dan karena itu dianjurkan untuk dipakai oleh banyak dokter

gigi (Wolf, 1984 : 347).

Agar gigi nampak sehat, perawatan gigi yang dianjurkann

adalah dengan menggosok gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi

pada saat bangun ticur dan malam sebelum tidur. Cara menggosok

gigi yang dianjurkan adalah dengan gerakan-gerakan yang pendek


13
yaitu mengosok gigi berulang ulang pada satu tempat dahulu,

sebelum pindah ke tempat yang lain. Gosoklah semua permukaan

gigi. Pindahkan sikat gigi dengan teratur dan gosoklah gigi dengan

teliti. Dikat gigi jaringan ditekan sewaktu menggosok. Bagian-

bgaian gigi yang memerlukan perhatian khusus ssaat menggosok

gigi adalah bagaian gigi yang dengan gusi di rahang bawah (bagian

gigi yang menghadap ke lidah), pada gigi belakang/geraham :

bagian yang menghadap ke pipi (Pramesarama, 2009 : 5).

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan

bagian tambahan dari system pernafasan. Untuk mencegah

pembusukan beberapa tindakan pencegahan harus dilakukan. Yaitu

Mengurangi makan zat yang mengandung karbohidrat. Zat gula

adalah perusak paling utama. (Wolf, 1948 : 347)

d. Perawatan kuku, tangan dan kaki

Kuku adalah struktr pelengkap kulit. Kuku terdiri dari atas

jarinagn epithelial. Badan kuku adalah bagian yang tamapak

keluar, akarnya terletak dalam kulit lekuk (alur) kuku dimana kuku

tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat berwarna merah

muda dan cembung serta garis lengkunganya rata. Karana kondisi

pathologis tertentu dan dalam beberapa hal juga karena usia tua

kuku menjadi cembung dan ceper dan daerahnya menjadi cekung.

Kuku dan jari tangan bisa di potong dengan mengikirnya atau

memotongnya dalam bentuk oval (bujur). Memotong kuku jangan

14
sampai terlalu pendek karena bisa melukai kulit selaput dan sekitar

kuku. Jika memotong kuku dengan gunting biasa haruslah hati-hati

jangan sampai melukai jaringan disekitar kuku. Binti kuku

(hagnails) adalah kulit selaput yang pecah, ini harus diabuang

dengan memotongnya. Binti kuku bisa di cegah dengan menekan

kembali kulit selaput pelan-pelan dengan alat yang tumpul atau

dengan handuk setelah mencuci tangan disaat kulit selaput ini

lembek dan mudah melentur. Membersihkan bagain bawah kuku

paling baik dilakukan dengan alat yang tumpul dan dengan hati-

hati jangan sampai bagian bawah kuku terluka (wolf, 1984 : 349).

Agar kuku menjadi kuat dan tidak gampannga patah,

gunakanlah belimbing sayaur dan gosok-gosokan didasar kuku.

Dapat jga diremdam ke dalam cuka, apel dan minyak zaitun yang

sudah di hangatkan. Terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga

dapat membuat kuku dan tangan menjadi kasar. Untuk

melembutkan tangan, rendamlah tangan kedalam jus jeruk yang

telah di campur madu selama 10 menit. Untuk menghapus noda

pada kuku, rendamlah tangan ke dalam air hangat yang teah

diberikan air jeruk nipis selama 15-20 menit. Karena air jeruk

mengandung astringent yang dapat menghilangkan warna kusam

pada kuku.

Pertumbuhan kuku tangan setiap minggunya sekitar 0,5 –

1,5 mm yaitu empat kali lebih cepat dari pada pertumbuhan kuku

kaki.untuk itu, usahakan agar kuku tangan kita tetap pendek untuk
15
mengeliminir masuknya kuman-kuman atau bibit penyakit

berlebihan melalui kuku. Untuk mencegah kuku dari kekeringan

dan terutama khusus buat akhwat atau perempuan pada umumnya,

berikanlah krim khusus untuk kuku dan jangan mengunakan

penghapus pewarna kuku yang mengadung bahan kimia. Tidak

hanya perwatan dari luar, untuk menjaga kesehatan kuku dapat

dilakukan dengan minum susu secara rutin dan bila memungkinkan

bisa setiap hari. Karean susu mengandung kalsium tinggi yang

berguna untuk menjaga kuku agar tetap kuat. Apabila kuku kita

bersih, kesehatan kita pun akan lebih terjamin (Suryanah, 2009 :

3).

Perawatan kaki yang baik dimulai dengan kebersihan. Ini

termasuk membasuh kaki, mecucinya dengan sabun atau deterjen

secara menyeluruh dan mengeringkan kaki termasuk pula daerah di

sela-sela jari kaki. Jika kaki sering berkeringat sebaiknya dibasuh

dan di beri bedak kaki yang mengandung deodorant. Bedak ini

lebih baik menyerap keringat dibadingkan bedak lainya yang

dipakai sesudah mandi dan sering kali mengandung menthol yang

membuat kaki terasa dingin. kuku kaki hendaknya dipotong rapi

tetapi sedemikian rupa jangan sampai melukai daging tempat

tumbuh kuku (Wolf, 1984 : 349)

e. Perawatan genetalia (alat kelamin)

16
Perawtan alat kelamin perlu di lakukan untuk menghidari

timbulnya penyakit kelamin. Perawatan alat kelamin antara

kelamin pria dan wanita penanganannya,umumnya alat kelamin

pria lebih muda perawatannya dibandingkan wanita karena alat

kelamin wanita sangat sensitive sehingga mudah terkena infeksi

dan iritasi. Pemenuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan

bagian dari kebutuhan dasar manusia,termasuk pemenuhan

kebersihan genetalia pada wanita (vulva hygiene ).ini berarti bahwa

setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri dan

lingkungan. Tujuan perawatan genetalia adalah untuk mencegah

dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, menigkatkan

kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri.(Varney,

Halen.2008)

Pada wanita perawatan genetalia dilakukan dengan

membersikan area genetalia eksternal pada saat mandi, pada pria

perawatan yang sama juga dilakukan dua kali saat mandi terutama

pada mereka yang belum disirkumsisi. Adanya kulup pada penis

mennyebabkan urine mudah terkumpul disekitar gland

penis.kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan berbagai

penyakit contohnya kanker penis. (Hidayat A ,2006)

Beberapa poin yangharus diperhatikan

17
1) Jangan menyemprotkan wewangian atau parfum ke dalam

vagina hal ini berpotensi menimbulkan iritasi pada kuli alat

kelamin

2) Hati-hati dalam menggunakan toilet umum, siramlah terlebih

dalahulu sebelum menggunakan

3) Hindari membersihkan bulu daerah kemaluan dengan cara

mencabut karena akan memyebabkan luba bagi jalan masuk

sumber penyakit

4) Rutin mengganti pembalut utntk mencegah bberkembangnya

jemur dan bakteri, minimal 2-3 kali sehari (bagi wanita)

5) Jangan menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat

ketat.

6) Bersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun setelah

buang air kecil atau besar.

7) Jangan menggunakan pantyliner terlalu sering, cukup digunakan

bila saat keputihan saja

8) Jaga kebersihan pakaian dalam dengan menggantinya minimal

dua kali sehari dan gunakan pakian dalam yang terbat dari bahan

yang mudah menyerap keringat sehingga dapat meminimalisir

perkembangan bakteri tumbuh dengan baik pada daerah lembab.

9) Lakukan pemeriksann kesehatan alat kelamin secara rutin.

6. Tanda-tanda Seseorang Kurang Perawatan Diri

a. Penampilan dekil/kumal dan tidak rapih

b. Badan bau

18
c. Rambut kumal, kotor dan banyak kutu

d. Kuku panjang dan kotor

e. Kadang tubuh dipenuhi penyakit kulit (jamur, koreng, borok, dll)

7. Kerugian akibat tubuh yang kotor

Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan

diri, di antaranya:

a. Badan gatal-gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit,

terutama penyakit kulit.

b. Rambut dipenuhi kutu/ketombe.

c. Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang

d. Sumber penyakit

e. Kuku panjang dan kotor : sarang kuman penyebab penyakit saluran

penceranaan (diare/sakit perut)

f. Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat

penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada

telinga.

g. Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau

mulut.

B. Tinjauan Tentang Anak

1. Pengertian

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang

perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa

anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai

dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-

19
5), usias ekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini

berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak

berbeda. Pada anak terdapat rentang.

Perubahan pertumbuhan dan perkembanganya itu rentang cepat

dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik,

kognitif, konsepdiri, polakoping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah

semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi

mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya

perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama.

Ada kalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan juga

ada kalanya perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat

dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini

sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan

akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada

anak.

Demikian juga pola koping yang hampir sama dengan konsep diri

yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk

mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi/anak menangis. Salah

satu pola koping yang dimiliki anaka dalah menangis seperti bagaimana

anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya.

Kemudian prilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang

terbentuk mulai bayi .Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah

dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang

banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai


20
menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan

perkembangan usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai

dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain

dengan kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).

Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan

kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa

remaja. Lebih jauh, anak juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan

orang dewasa, dan memiliki pengalaman yang terbatas, yang

memengaruhi pemahaman dan persepsi mereka mengenai dunia. kaitan

penyakit bagi mereka seringkali mendadak, dan penurunan dapat

berlangsung dengan cepat. Faktor kontribusinya adalah system

pernapasan dan kardiovaskular yang belum matang, yang memiliki

cadangan lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, serta memiliki

tingkat metabolisme yang lebih cepat, yang memerlukan curah jantung

lebih tinggi, pertukaran gas yang lebih besar dan asupan cairan serta

asupan kalori yang lebih tinggi per kilogram berat badan dibandingkan

orang dewasa. Kerentanan terhadap ketidak seimbangan cairan pada anak

adalah akibat jumlah dan distribusi cairan tubuh. Tubuh anak terdiri dari

70-75% cairan, dibandingkan dengan 57-60% cairan pada orang dewasa.

Pada anak-anak, sebagian besar cairan ini berada di kompartemen cairan

ekstrasel dan oleh Karena itu cairan ini lebih dapat diakses. Oleh karena

itu kehilangan cairan yang relative sedang dapat mengurangi volume

darah, menyebabkan syok, asidosis dan kematian (Slepin, 2006).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


21
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu

aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut

merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan

seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun, sebagian orang

tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai

tingkat pendidikandan sosial ekonomi yang relative rendah. Mereka

menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak

mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman

bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang

sama (Nursalam, 2005).

3. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur

tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-

sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiflikasi

dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif

dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel

telur dan sperma hingga dewasa (IDAI, 2000). Jadi, pertumbuhan lebih di

tekankan pada bertambahnya ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih

besar atau lebih matang bentuknya, seperti bertambahnya ukuran berat

badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada masa anak-

anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya

usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke

kaki.
22
Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung

lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur di ikuti oleh tubuh

bagian bawah. Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih cepat di

bandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total

panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah

secara teratur. Pada usia dua tahun, besar kepala kurang dari seperempat

panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstremitas bawah lebih

dari seperempatnya.

23
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Menjadikan anak usia sekolah sehat dan mampu untuk belajar

meruapakan komponen yang esensial dari sebuah sistem pendidikanyang

efektif. Oleh karena itu, kesehatan anak usia sekolah harus medapat perhatian

khusus dari para orang tua dan guru. Meskipun perhatian dari orang tua dan

guru terhadap kesehatan anak usia sekolah sangat tinggi, tidak jarang banyak

anak usia sekolah menderita penyakit karena, pengetahuan mereka mengenai

upaya-upaya untuk menjaga dan memelihara kesehatannya masih rendah.

(Hidayat A, 2006 : 168).

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmojo. S (2008 : 126) membagi

perilaku itu kedalam tiga doamin kognitif (pengetahuan), efektif (sikap) dan

psikomotor (praktek atau tindakan). Domain kognitif merupakan kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku

seseorang, karena pada umumnya sebelum seseorang bersikap atau bertindak

terlebih dahulu ia mengetahui apa obyek yang hendak disikapi dan

ditindakinya (Notoatmojo. S,2008 : 128).

Kebersihan diri adalah suatu praktek atau tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psiksis

(Hidayat A, 2006 : 168). Kebersihan diri meliputi :

1. kebersihan badan/kulit
24
2. kebersihan rambut

3. keberihan gigi dan mulut

4. perawatan kuku tangan dan kaki dan,

5. kebersihan genetalia (alat kelamin).

B. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini antara lain :

Pengetahuan anak
tentang kebersihandiri

KebersihanBadan/ Kulit

KebersihanRambut

KebersihangigidanMulut Anak SDN 09 Poasia

Kebersihan Kuku
Tangandan Kaki

Kebersihan Genitalia /
AlatKelamin

: Variabel Yang Diteliti

: Variabel Yang TidakDiteliti

C. Definisi Operasional dan kriteria Obyektif

25
Untuk terarahnya penelitian ini maka diberikan batasan definisi

terhadap variabel yang diamati.

1. Kebersihan diri atau perawatan diri (personal hygiene) yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kebersihan diri sendiri yanng dilakukan unutk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis

(Hidayat. A, 2006 :78-79) meliputi:

a) Tinjauan tentang kebersihan badan/kulit

Perawatan badan/kulit yang dimaksudkan adalah dengan cara

mandi. Mandi dianjurkan bagi setiap orang adalah dua kali atau lebih

dalam sehari dengan menggnakan sabun dan air. Pengetahuan

responden tentang kebersihan badan, diukur dengan menggunakan

lembar observasi dengan membuat 5 pernyataan dan setiap jawaban

diberi skor sebagai berikut :

Ya : diberi skor (1)

Tidak : diberi skor (0)

Kriteria Obyektif :

Baik : Jika nilai skor yang dicapai ≥ 60%

Kurang : jika nilai skor yang dicapai < 60% (Wawan, 2010)

b) Tinjauan tentang kebersihan rambut

Perawatan kebersihan rambut yang dimaksud mencuci rambut

dengan menggunakan shampoo minimal 1 kali dalam seminggu, serta

menyisir rambut setiap hari karena akan membantu memelihara

kebersihannya dan meratakan minyak pada setiap tangkai rambut.

26
Pengetahuan responden tentang kebersihan rambut, di ukur

menggunakanlembar observasi dengan membuat 5 pernyataan dan

setiap jawaban diberi skor sebagai berikut :.

Ya : diberi skor (1)

Tidak : diberi skor (0)

Kriteria Obyektif :

Baik : Jika nilai skor yang dicapai ≥ 60%

Kurang : jika nilai skor yang dicapai < 60% (Nursalam, 2010)

c) Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut

Perawatan gigi yang dianjurkan adalah dengan menggosok

gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah sarapan dan kedua setelah

menjelang tidur. Pengetahuan responden tentang kebersihan gigi dan

mulut, di ukur menggunakanlembar observasi dengan membuat 5

pernyataan dan setiap jawaban diberi skor sebagai berikut :

Ya : diberi skor (1)

Tidak : diberi skor (0)

Kriteria Obyektif :

Baik : Jika nilai skor yang dicapai ≥ 60%

Kurang : jika nilai skor yang dicapai < 60% (Wawan, 2010)

d) Pengetahuan tentang kebersihan kuku tangan dan kaki

27
Pengetahuan responden tentang kebersihan kuku tangan dan

kaki yang dimaksud yaitu memotong kuku dan kaki apabila sudah

panjang akan tetapi memotongnya jangan sampai terlalu pendek karena

dapat melukai jaringan sekitar kuku. Pengetahuan responden tentang

kebersihan kuku tangan dan kaki diukur menggunakan lembar

observasi dengan membuat 5 pernyataan dan setiap jawaban diberi skor

sebagai berikut :

Ya : diberi skor (1)

Tidak : diberi skor (0)

Kriteria Obyektif :

Baik : Jika nilai skor yang dicapai ≥ 60%

Kurang : jika nilai skor yang dicapai < 60% (Wawan, 2010)

2. Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa sekolah yang aktif

di lingkungan SDN 09 Poasia dimana jumlah keseluruhan anak siswa

SDN 09 Poasia berjumlah 273 orang. Dimana jumlah siswa kelas I

sebanyak 48 orang, kelas II sebanyak 43 orang, kelas III sebanyak 47

orang, siswa kelas IV sebanyak 48 orang, siswa kelas V sebanyak 41

orang, dan kelas VI sebanyak 46 orang.

BAB IV

METODE PENELITIAN
28
A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif , yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan

suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Soekidjo, 2010 : 35).

Digunakan untuk mengetahui Tinjauan Kebersihan Diri Pada Anak di SD 9

Poasia Kota kendari.

B. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan setelah melakukan ujian proposal dan

dinyatakan telah layak untuk melanjutkan penelitian oleh dewan penguji.

2. Tempat penelitian

Penelitian akandilaksanakan di SD 09 Poasia kota kendari

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti

(setiadi,2007:175). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Siswa SD 9

Poasia Kota Kendari, kelas I berjumlah 48 siswa, kelas II berjumlah 43

siswa, kelas III berjumlah 47 siswa, kelas IV berjumlah 48 siswa, kelas V

berjumlah 41 siswa,. Total keseluruhan 273 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Sitiadi, 2007 : 177). Apabila


29
sampel lebih dari 100 dapat diambil 10-30 % dari populasi yang ada,

namun apabila sampel kurang dari 100 maka populasi dapat diambil secara

keseluruhan untuk digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini

adalah 20% dari siswa kelas I-V yang merupakan siswa di SDN 09 Poasia

Kota kendari Jumlah Responden:

a. Kelas I : 48ˣ 20% =10siswa

b. Kelas II : 43 ˣ 20%=9siswa

c. Kelas III : 47ˣ 20% = 9siswa

d. Kelas IV : 48ˣ20%= 10siswa

e. Kelas V : 41ˣ20% = 8 siswa

Total 46 siswa

3. Teknik pengambilan sampel

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Stratified

Random Sampling yaitu mengambil sampel dengan membagi menurut

kelasnya

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi responden yang terdiri dari (nama, umur, kelas, agama dan 5

pernyataan untuk kebersihan kuku tangan dan kaki, 5 pernyataan untuk

kebersihan badan, 5 pernyataan untuk kebersihan gigi dan mulut dan 5

pertanyaan untuk kebersihan rambut.

E. Jenis dan cara pengumpulan data

1. Jenis Data

a) Data primer

30
Data primer adalah data yang diperoleh langsung diambil dari

responden dengan menggunakan lembar observasi.

b) Data sekunder

Data yang sudah ada dan diambil langsung dari instansi terkait

seperti data tentang anak di SD 09 Poasia Kota Kendari

2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi

F. Pengolahan dan analisa data

1. Pengolahan data

Setelah silakukan pengumpulan data melalui pengisian lembar

kuisioner, data tersebut kemudian diolah dalam bentuk distribusi,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Editing, yaitu memeriksa setiap halaman atau nomor dari kuisioner

apakah semua diisi/ dijawab dan apakah sudah sesuai dengan

petunjuk pengisian yang dianjurkan.

b) Coding, uyaitu mengklsfikasi jwawaban responden menurut

jenisnya dengan memberikan code pada jawaban tersebut sehingga

mudah dalam mengenalinya.

c) Scoring, yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh

responden.

d) abulating, yaitu menyusun data dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

2. Analisa data

31
a). Mengelolah Hasi observasi

data yang diolah kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil

observasi dengan jumlah yang di capai pada setiap variabel yang

diteliti dengan menggufnakan rumus:

x
α = ×k
n

a = jumlah hasil

x = jumlsh siswa yang diteliti

n = jumlah soal/ penelitian

k = Konstanta

b). Mengelolah persentasi hasil

Data yang telah diolah kemudian dianalisa untuk mendapatkan

persentase hasil yang dicapai pada setiap variabel yang diteliti dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

f
f r = X 100 %
n

Keterangan :

Fr = Persentasehasil yang dicapai (frekuensi relative)

f = frekuensikategorivariabel yang diamati

n = Jumlahsampelpenelitian

100% = Konstanta (Nazir, 2005 : 381)

G. Penyajian data

32
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai

dengan narasi secukupnya.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

33
A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Profil Umum Sekolah

SDN 09 Poasia merupakan sekolah dasar yang beralamatkan

dijalan Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana Anduonohu Kota Kendari. Luas

lahan/tanah adalah 4000 m², status kepemilikan sekolah adalah hak pinjam

pakai, tingkat pendidikan strata 2 atau S2, masa kerja untuk kepala sekolah

adalah 4 tahuh 6 bulan. Jumlah ruang kelas sebanyak 9 ruangan.Rata-rata

beban mengajar para guru sekita 24 Jam/ Minggu.

Tabel 5.1 Data Siswa di SDN 09 Poasia Kota Kendari

JumlahSiswa
Data
NO JumlahRombel Laki- Jumlah
Kelas Perempuan
laki
1. Kelas I 2 26 22 48
2. Kelas II 2 22 21 43
3. Kelas III 2 30 17 47
4. Kelas IV 1 27 21 48
5. Kelas V 2 21 20 41
6. Kelas VI 1 26 20 46
TOTAL 10 152 121 273

Tabel. 5.2 Jenjang Pendidikan dan Status Guru di SDN 09 Poasia Kota

Kendari Status Guru JenisKelamin


Tingkat
No Laki- Jumlah
Pendidikan GT GTT Perempuan
Laki
1. S3/ S2 2 2 2
2. SI 7 3 1 9 10
3. D3/ Sarmud
4. D2 1 1 1
5. DI
6. ≤ SMA 1 1 1

34
TaTabel. 5.3 Pegawai Administrasi (Tata Usaha) dan Penjaga Sekolah

SDN 09 Poasia Kota Kendari

Status
JenisKelamin
Tingkat Kepegawaian
No Jumlah
Pendidikan Laki-
Tetap Honor Perempuan
Laki
1. S3/ S2
2. D3/ Sarmud
3. D2
4. DI
5. SMA 1 1 1
6. SMP 1 1 1

Tabel. 5.4Kepemilikan fasilitas Ruang/Laboratotium di SDN 09 Poasia

Kota Kendari

Ukuran Kondisi
No JenisRuangan Jumlah
PXL B CB KB TB
1. Lab. IPA
2. Lab. Bahasa
3. Lab. Komputer
4. R. Kelas 9 8 x7 6 3
5. R. Keterampilan/Kesenian
6. R. Perpustakaan 2 6 x 9/ 7 x 8 1 1
7. R. KepalaSekolah 1 6 x 3,5 1
8. R. Guru 1 6 x 3.5 1
9. R. Tata Usaha
10. Kamar Kecil Siswa 2 1.5 x 2 2
11. Kamar Kecil Guru 1 1.5 x 2 1
12. Kamar Kecil Kepsek
13. Gudang 1 2.5 x 2 1
Keterangan kondisi: (B = baik; CB = Cukup baik; KB = Kurang baik;
TB = Tidak Baik

35
2. Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin

Pada saat penelitian diperoleh karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

5.5 berikut ini:

Tabel. 5.5Distribusi Responden Menurut Jenis KelaminDi SD Negeri 09

Poasia Kota Kendari

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi


1 L 25 56%
2 P 20 44%
Jumlah 45 100%
Sumber :Data Primer, 2014

Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 45 responden, yang

terbanyak pada distribusi responden menurut jenis kelamin dialami oleh

laki-laki dengan jumlah 25 siswa (56%), sedangkan untuk perempuan

sebanyak 20 siswa (44%).

b. Umur

Pada saat penelitian diperoleh karakteristik responden berdasarkan

umur, lebih jelasnya dapat dilihat tabel 5.6 berikut ini:

Tabel. 5.6 Distribusi Responden Menurut Umur Di SD Negeri 09 Poasia

Kota Kendari

No Umur (Tahun) Frekuensi Presentasi


1 6-7 16 36%
2 8-9 12 27%
3 10-11 17 38%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

36
Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 45 responden, yang

terbanyak pada kelompok umur 10-11 tahun yaitu sebanyak 17

responden (38%), untuk umur 6-7 tahun sebanyak 12 responden (27%)

dan yang paling tersedikit pada kelompok umur 8-9 tahun yaitu sebanyak

12 responden(16% ).

c. Kelas

Pada saat penelitian diperoleh karakteristrik responden berdasarkan

kelas, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini:

Tabel. 5.7 Distribusi Responden Menurut Kelas Di SD Negeri 09 Poasia

Kota Kendari

No Kelas Frekuensi Presentasi


1 I 10 22%
2 II 8 18%
3 III 9 20%
4 IV 10 22%
5 V 8 18%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 45 responden, yang

terbanyak pada kelas I sebanyak 10 responden(22%) dan kelas IV juga

sebanyak 10 responden(22%) untuk kelas III sebanyak 9 responden 20%

dan yang paling terendah padakelas II sebanyak 8 responden (18%) dan

kelas V sebanyak 8 responden (18%).

3. Variabel penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya bahwa dalam

penelitian ini untuk memperoleh hasil tinjauan tentang kebersihan

badan, kebersihan rambut kebersihan gigi dan mulut, dan kebersihan


37
kuku tangan dan kaki. Gambaran deskriptif dari masing-masing variabel

tersebut dan sajikan sebagai berikut :

a. Tinjauan tentang kebersihan badan/ kulit

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi Responden menurut tinjauan tentang

kebersihan badan/kulit di SD Negeri 09 Poasia kota kendari

Tinjauan Kebersihan
No Frekuensi (%)
Badan/Kulit
1 Baik 42 93%
2 Kurang 3 7%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian pada tabel 5.8 nampak bahwa dari 45 reponden

yang menjadi sampel diperoleh 42 responden (93%) dengan tinjauan

kebersihan badan baik, 3 responden (7%) dengan tinjuan kebersihan

kurang.

b. Tinjauan tentang Kebersihan Rambut

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Responden menurut tinjauan tentang

kebersihan Rambut di SD Negeri 09 Poasia kota kendari

Tinjauan Kebersihan
No Frekuensi (%)
Rambut
1 Baik 11 24%
2 Kurang 34 76%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian pada tabel 5.9 nampak bahwa dari 45 responden

yang menjadi sampel 11 responden (24%) dalam penelitian, dengan

38
tinjauan kebersihan rambut baik, dan 34 (76%) responden dengan

tinjauan kebersihan kurang.

c. Tinjauan tentang kebersihan gigi dan mulut

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Responden menurut tinjauan tentang

kebersihan gigi dan mulut di SD Negeri 09 Poasia kota kendari

Tinjauan Kebersihan gigi


No Frekuensi (%)
dan mulut
1 Baik 17 38%
2 Kurang 28 62%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian pada tabel 5.9 nampak bahwa dari 45 responden

yang menjadi sampel 17 responden (38%) dalam penelitian, dengan

tinjauan kebersihan gigi dan mulut baik, dan 28 (62%) responden

dengan tinjauan kebersihan kurang.

d. Tinjauan tentang kebersihan kuku tangan dan kaki

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Responden menurut tinjauan tentang

kebersihan kuku tangan dan kaki di SD Negeri 09 Poasia kota kendari

Tinjauan Kebersihan kuku


No Frekuensi (%)
tangan dan kaki
1 Baik 6 13%
2 Kurang 39 87%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian pada tabel 5.9 nampak bahwa dari 45 responden

yang menjadi sampel 6 responden (13%) dalam penelitian, dengan


39
tinjauan kebersihan kuku tangan dan kaki baik, dan 39 (87%)

responden dengan tinjauan kebersihan kurang.

e. Tinjauan tentang Kebersihan Diri

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Responden menurut tinjauan tentang

kebersihan Diri di SD Negeri 09 Poasia kota kendari

No Tinjauan Kebersihan Diri Frekuensi (%)

1 Baik 21 47%
2 Kurang 24 53%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Primer, 2014

Hasil penelitian pada tabel 5.9 nampak bahwa dari 45 responden

yang menjadi sampel responden (13%) dalam penelitian, dengan

tinjauan kebersihan kuku tangan dan kaki baik, dan 39 (87%)

responden dengan tinjauan kebersihan kurang.

B. PEMBAHASAN

1. Tinjauan kebersihan badan/kulit

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan karena akan memepengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

(Hidayat. A, 2010 : 2)

Kulit terdiri atas dua jenis lapisan yang berbeda. Kulit bagian atas

yang disebut ari (epidermis) dan terdiri atas lapisan epitel menyerupai

sisik yang bersusun.

40
Fungsi kulit yait proteksi tubuh, pengatran temperatur tubuh,

pengeluran pembuangan air, sensasi dari stimulus lingkungan, membantu

keseimbangan cairan dan elektrolit serta memproduksi dan mengasorpsi

vitamin D (Edi dalam percik, 2009 : 2).

Kulit bertugas melindungi jaringan tubuh dibawahnya dan organ-

organ terhadap luka, mencegah masuknya mikroganisme ke dalam tubuh,

air termasuk kotoran mengandung nitrogen dibuang melalui kulit dan

kulit menyimpan organ syaraf peraba, rasa sakit, panas, dingin, dan

tekanan. Kulit juga memainkan peranan penting mengatur suhu tubuh.

System integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan

pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku.

Hasil penelitian nampak bahwa dari 45 responden yang menjadi

sampel diperoleh 42 responden (93%) dalam penelitian dengan tinjauan

kebersihan baik, 3 responden (7%) kebersihan kurang tentang kebersihan

badan dan/kulit.

Asumsi hasil penelitian menunjukan bahwa 3 responden (7%)

dengan pengetahuan tentang kebersihan badan yaitu kurang

2. Tinjauan kebersihan Rambut

Kebersihan diri ata perawatan diri (personal hygine) merupakan

perawatan diri sendiri yang dilakukan unutk mempertahankan kesehatan

baik secara fisik mapun psikologis ( Hidayat A

Rambut dan kulit kepala merupakan salah satu bagian terkotor

tubuh kita. Setiap hari kuliut kepala dan rambut terlumasi oleh minyak

41
dari kelenjar palit atau kelenjar minyak di kulit kepala, terbasahi keringat

dari kelenjar keringat terkotori sel-sel tanduk kulit kepala yang

mengelupas dan bersama-sama dengan minyak dan keringat, membentuk

sebum yang bercampur lagi dengan sisa-sisa kosmetik (

Hasil penelitian nampak bahwa dari 45 responden yang menjadi

sampel diperoleh 11 responden (24%) dalam penelitian dengan tinjauan

kebersihan rambut baik, 34 responden (76%) kebersihan kurang tentang

kebersihan rambut.

Asumsi hasil penelitan tentangan kebersihan rambut hasil

penelitian kebersihan rambut menunjuakan bahwa dengan pengetahuan

kurang tingginya persentase kebersihan rambut kurang di sebabkan

karena tidak ada perhatian murid terhadap rambut ini. Faktor lain di

sebabkan oleh akses informasi yang kurang tersedia. Hal ini sejalan

dengan teori notoadmodjo (2003) informasi yang di peroleh dari berbagai

sumber akan mempengaruhi tingakat pengetahuan seseorang. Bila

seseorang banyak memperoleh informasi mak ia cenderung mempunyai

pengethuan yang lebih luas dan sebaliknya.

3. Tinjauan tentang gigi dan mulut

kebersihan itu sangat di pengaruhi oleh individu dan kebiasaan.

Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya keudayaan, sosial,

keluaraga, pendidikan persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat

perkembangan. Jika seseoarang sakit, biasanya masalah kebersihan

kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita mengangap masalah

kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika masalah tersebut di


42
biarakan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (hidayat. A,

2009 :2)

fungsi gigi adalah untuk mengunyah makanan dan sesuai dengan

bentuk gigi, maka gigi seri untuk memeotong makanan, gigi taring untuk

mencabik dan merobek makanan yang liat, misalnya daging, gerham

menggiling dan menghaluskan makanan .

Agar gigi nampak sehat, perawatan gigi yang dianjurkann adalah

dengan menggosok gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi pada saat bangun

ticur dan malam sebelum tidur. Cara menggosok gigi yang dianjurkan

adalah dengan gerakan-gerakan yang pendek yaitu mengosok gigi

berulang ulang pada satu tempat dahulu, sebelum pindah ke tempat yang

lain. Gosoklah semua permukaan gigi. Pindahkan sikat gigi dengan

teratur dan gosoklah gigi dengan teliti. Dikat gigi jaringan ditekan

sewaktu menggosok. Bagian-bgaian gigi yang memerlukan perhatian

khusus ssaat menggosok gigi adalah bagaian gigi yang dengan gusi di

rahang bawah (bagian gigi yang menghadap ke lidah), pada gigi

belakang/geraham : bagian yang menghadap ke pipi (Pramesarama,

2009 : 5).

Hasil penelitian nampak bahwa dari 45 responden yang menjadi

sampel diperoleh 17 responden (38%) dalam penelitian dengan tinjauan

kebersihan baik, 28 responden (62%) kebersihan kurang tentang

kebersihan badan dan/kulit.

Asumsi hasil penelitian

43
44

Anda mungkin juga menyukai