Anda di halaman 1dari 54

HEPATITIS

FERA NOFIARTIKA , S.GZ., MPH


HEPATITIS
Pengertian
•Semua jenis peradangan pada sel- sel hati
yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus,
bakteri, parasit); obat- obatan; konsumsi
alkohol; lemak yang berlebih dan penyakit
autoimmune.

Jenis Hepatitis Virus


•Hepatitis A, B, C, D, E, F, G
•Antara hepatitis yang satu dengan yang lain
tidak berhubungan
Besar Masalah
• Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar
orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya
menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk
penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170
juta orang.
• Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap
tahunnya karena Hepatitis.
• Diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia
yang terinfeksi Hepatitis B dan C.
• 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis,
dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi
untuk menderita kanker hati.
Penyebab
• Hepatitis A dan E sering muncul sebagai
kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral
→ biasanya berhubungan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan
dapat sembuh dengan baik.
• Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang)
ditularkan secara parenteral, dapat menjadi
kronis dan menimbulkan cirrhosis dan IaIu
kanker hati.
HEPATITIS
Suatu proses inflamasi pada hati dengan gambaran klinis dan histologis yang
spesifik yaitu terdapatnya suatu keadaan nekrosis difus atau sebagian pada
lobus hepatikus

Etiologi
• Tiga penyebab utama hepatitis adalah virus hepatitis tipe A, tipe B, alkohol
dan obat2an, juga virus C,D dan E
• Infeksi yang jarang terjadi oleh karena mononukleosis, yellow fever,
cytomegalovirus, coxsachievirus, leptospirosis
• Infeksi parasit, schistosomiasis, amoebiasis, malaria, sasarannya adalah liver
tetapi tidak menyebabkan hepatitis
• infeksi piogenic dan abses merupakan masalah juga
• tuberkulosis pada liver dan infiltrasi granulomatous lain disebut ‘
granulomatous hepatitis” , akan tetapi mempunyai gejala klinis, biokemis dan
histologis yang berbeda
Hepatitis in its various forms
is preventable and treatable
but not necessarily curable
GEJALA KLINIK HEPATITIS AKUT
1. STADIUM PRODROMA
• (fase pre ikterik) : 1- 2 minggu→ sebelum ikterus
timbul
• Anoreksia, nausea, vomitus, fatique, malaise,
atralgia, mialgia, sakit kepala, fotobia, faringitis,
batuk, pilek
• Panas badan : 38 – 39o C
• Urine gelap : 1- 5 hari
2. STADIUM IKTERUS
• gejala awal berkurang, panas turun
• Hati membesar & nyeri Splenomegali
• Spider angioma
3. STADIUM PENYEMBUHAN
FASE POST IKTERIK : 1 – 12 minggu
•Gejala- gejala awal menghilang
•Hati masih membesar
•Kelainan fungsi hati masih ada ➔ 1 – 2 bulan normal
•kembali (untuk HVA & HVB), pada HVB & HVC 3 – 4
bulan.
•Apabila setelah melampaui masa penyembuhan virus
masih terdeteksi di dalam darah → hepatitis akut
sudah berlanjut menjadi hepatitis kronis
•Terjadi pada Hepatitis B/D dan C
HEPATITIS A
gejala
• Bersifat akut; tidak khas
• Kuning (kuku, mata, kulit)
• Mual, muntah
• Nyeri lambung
• Demam
• Ikterus bahkan pembengkakan hati

Masa inkubasi
• Anak- anak :1- 2 minggu
• Dewasa :10 –50 hari
HEPATITIS A
penularan Diagnosis Pencegahan

• Fecal oral • SGOT/SGPT • Vaksinasi hepatitis A


(Makanan/minuman • Bilirubin • Pola hidup sehat (diri
yang terkontaminasi • IgM anti HAV dan lingkungan)
• Sanitasi buruk • Biopsi • PHBS (Perilaku Hidup
• Personal hygiene Bersih dan Sehat)
rendah

• Penyebabnya adalah virus Hepatitis A (virus RNA; serat tunggal (famili


picornavirus dan genus hepatovirus)) dan merupakan penyakit endemis di
negara berkembang
• Hepatitis yang ringan, akut, sembuh spntan/ sempurna (tanpa gejala sisa
dan tidak menyebabkan infeksi kronik)
• Tidak ada pengobatan khusus
HEPATITIS A

Virus can be
eliminated by heating
contaminated foods
to 185 ° F
TRANSMISI MELALUI MAKANAN – MINUMAN
(FOODBORNE TRANSMISSION)

HAV HEV
HEPATITIS B (AKUT)
gejala Penularan Penularan

• Tidak khas seperti • Penularannya Penularan horisontal


(rasa lesu; nafsu vertikal 95% melalui:
makan berkurang; terjadi masa
•transfusi darah
demam ringan; perinatal (saat
(termasuk cuci
nyeri abdomen persalinan) dan
darah)
sebelah kanan; air 5% intra uterine.
•jarum suntik
kencing berwarna • Sex bebas
•pisau cukur
teh; ikterus)
•Tatto
• Inkubasi 60-90 hari
•transplantasi organ

HBV terdapat dalam semua cairan tubuh dari penderitanya, baik dalam darah,sperma,
cairan vagina dan air ludah. Virus ini mudah menular pada orang-orang
yang hidup bersama dengan orang yang terinfeksi melalui cairan tubuh tadi.
HEPATITIS B (AKUT)
diagnostik
•Laboratorium (tes fungsi hati serum transaminase (ALT
meningkat) SGOT/SGPT; serologi HBSAg; IgM anti HBC dalam
serum
•USG
•Biopsi
Pencegahan
•Telah dilakukan penapisan darah sejak tahun 1992 terhadap
Bank Darah melalui PMI
•Imunisasi yang sudah masuk program Nasional: HBO (<12
jam), DPT/HB2 (3 bulan), DPT/HB3 (4 bulan)
•Menghindari faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
penularan
HEPATITIS B (KRONIS)
• Hepatitis B kronik berkembang dari Hepatitis B akut
• Biasanya tanpa gejala
• Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas
penyakit
• Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan
menjadi Hepatitis B kronik
• Bila penularan terjadi saat usia balita maka 20- 30%
menjadi Hepatitis B kronik
• Bila penularan saat dewasa maka 5% yang menjadi
Hepatitis B kronik
HEPATITIS B (KRONIS)
• Hepatitis B ditandai dengan HBsAg (Hepatitis B surface
Antigen) positif (>6 bulan); HbeAg (Hepatitis B E-Antigen,
anti-Hbe dalam serum); kadar ALT (Alanin Amino
Transferase); HBV-DNA; Biopsi hati

• Tujuan pengobatan ialah memperpanjang harapan hidup;


menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatitis atau
hepatoma
Chronic viral hepatitis (cirrhosis hepatis)
HEPATITIS C
• Ditemukan tahun 1975
• Penyebab utama sirosis dan kanker hati
• Etiologi virus Hepatitis C termasuk golongan
virus RNA
• Masa inkubasi 2- 24 minggu
• Kronisitasnya 80% penderita akan menjadi
kronik Diagnostik :
• tes Laboratorium (SGOT/SGPT; Protein total/
albumin/ globulin; Alkali fosfatase; Gamma
GT
• USG
HEPATITIS C

penularan darah

Pencegahan: Jarum
menghindari faktor risiko Cairan suntik
karena sampai saat ini belum tubuh
(tatoo
tersedia vaksin hepatitis C
; iud)

Kecelakaan
Transpanta kerja
si organ (petugas
kesehatan)
PATOGENESIS HEPATITIS C

75% are asymptomatic until the disease has progressed to a


chronic state
HEPATITIS D

Disebut juga virus Tidak ada vaksin


Virus Hepatitis D delta (virus ini tetapi otomatis orang
paling jarang tetapi memerlukan virus akan terlindungi jika
paling berbahaya Hepatitis B untuk diberikan imunisasi
berkembang) Hepatitis B

Ditemukan tahun
Gejala sama dengan
1977 dikenal sebagai
Hepatitis Non A, B, C Hepatitis B
HEPATITIS E
• Ditemukantahun 1987dengan gejala &penularan mirip HepatitisA
Only common to Africa, Southeast Asia, and parts of Mexico.

Penularan
Masa Diagnosis:
Etiologi virus melalui fecal
inkubasi 2- 9 IgM dan IgG
RNA oral seperti
minggu antiHEV
Hepatitis A
HEPATITIS E

Gejala ringan
Belum tersedia
menyerupai gejala flu
pengobatan antivirus
sampai ikterus

Pencegahan dengan
menjaga kebersihan
Vaksinasi belum
lingkungan termasuk
tersedia
makanan dan
minuman
HEPATITIS F
• Dilaporkan tahun 1983 dengan gejala
dan penularan mirip Hepatitis A
• Sering rancu dengan Hepatitis E
HEPATITIS G
• Ditemukan tahun 1996 dengan gejala
dan penularan mirip Hepatitis C
• Dapat disebabkan oleh obat- obatan
PENCEGAHAN HEPATITIS
1. Immunisasi (HAV, HBV)
2. Perbaiki higiene dan sanitasi lingkungan
(HAV, HEV)
3. Hindari sumber-sumber penularan (HBV,
HCV, HGV)
- penggunaan jarum suntik
- tatoo, silet-sikat gigi bergantian
- sex premarietal (sex bebas)
- darah dari donor terinfeksi virus hepatitis
PENGOBATAN HEPATITIS
Hepatitis Akut: Hepatitis kronik:
1.Istirahat total (tirah 1.Pengobatan minimal
baring) 1 tahun pada HBV
2.Diet tinggi kalori menggunakan obat
tinggi protein, rendah antiviral (oral dan atau
lemak bagi yang injeksi)
kuning 2.Pengobatan maximal
3.Multi vitamin, vitamin 1 tahun pada HCV
hati (hepatoprotektor) kombinasi antiviral oral
dan injeksi
→ Biaya mahal
Tujuan Terapi Hepatitis Kronik
Untuk mencegah komplikasi menjadi
1.Pengkerutan hati (sirosis hati)
2.Kanker Hati
→ Secara alamiah komplikasi akan
muncul dalam jangka waktu 5 – 20
tahun
LEPTOSPIROSIS
Etiologi
► Penyebab: bakteri Leptospira ordo Spirochaeta
famili Trepanometaceae
► Bakteri berbentuk benang panjang 6-12
mikrom.
► Spesies L. Interrogans dpt menginfeksi manusia
► Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
► Berbentuk spiral dan ujungnya seperti pengait
► Aktif bergerak maju, mundur, berbelok.

36
► Peka terhadap asam
► Tahan 1 bulan di air
► Tdk tahan air pekat spt selokan, air laut/selokan
► Lingkungan yang cocok adl tanah panas dan
lembab
► Dpt hidup sampai 43 hr
► Masa inkubasi 7-12 hr rata-rata 10 hr

37
Gejala & tanda

► Setelahinfeksi beredar di seluruh tubuh dan


menimbulkan kerusakan organ jantung, otak, &
ginjal

► Bersifat subklinis kecuali kasus berat, 90% tdk


ikterik

Pemeriksaan leptospirosis
38
Manfestasi klinis
► Fase Pertama (leptospiramia)
ditandai demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot,
ikterus, sakit kepala, nyeri perut, gangguan ginjal, hati,
meningitis, berlangsung 4-9 hari

► Fase kedua (imun)


titer IgM meningkat dengan cepat, gangguan klinis
memuncak, terjadi leptopiura, 1 mg-1 bl

► Fase ketiga (konvalesen)


gejala klinis berkurang, dapat timbul lagi, 2- 4 mg
39
Gejala klinis
Sindroma,fase Gejala klinis Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik Demam tinggi, nyeri kepala, Darah, LCS (liquor cerebro
Fase leptospiremia (3-7 hari) myalgia, nyeri perut, mual, spinalis)
muntah conjuctival suffusion
Fase imune Demam ringan, nyeri kepala, Urine
(3-30 hari) muntah meningitis aseptic

Leptospirosis ikterik Demam, nyeri kepala, Darah, LCS (minggu 1),


Fase leptospiremia dan immun myalgia, ikterik, gagal ginjal, urine (minggu 2)
overlaping) hipotensi, manifestasi
pendarahan, pneumonitis
hemorrhagic, leucositosis

Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis;
1. Demam (100%) 6. Gejala ganguan perut (29%) 10. Hepatomegali (18%)
2. Injeksi siller (59%) 7. Sakit kepala (25%) 11. Speinomegali (6%)
3. Ikterik (40%) 8. Proteinuria (25%) 12. Perdarahan (5%)
4. Nyeri tekan oto (45% 9. Menggigil (22%) 13. Batuk (4%)
5. Nyeri otot/seluruh tubuh (31%) 10. Azotemia (20%)
40
Patogenitas
1.Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel
kapiler), nephritis interstisial (radang ginjal), nekrosis
tubuler (kematian sel atau jaringan tubulus pada ginjal),
renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler,
paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi
pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal

2.Fase imun
Warna mata penderita
Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul
leptospirosis
antibodi. Leptospira menetap di dalam tubulus proksimal
ginjal dan dapat keluar melalui air seni setelah
berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap
di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan
uveitis kronis atau uveitis berulang.
3.Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence
terjadi perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula
yang terjadi pada minggu ke 2-4, patogenesis belum
diketahui dengan pasti. Kerusakan ginjal
41
penderita leptospirosis
42
Penularan

Cara:
► Kontak dengan air, tanah, atau lumpur yg
tercemar
► Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan
terinfeksi
► Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
► Infeksi yang tersering adalah melalui cara yang
pertama, melalui luka, lecet, mukosa, kulit intak
tp lama di air
43
Kasus Suspek
Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala, disertai nyeri otot, lemah (malaise),
conjungtival suffision, dan ada riwayat terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi
atau aktifitas yang merupakan faktor risiko Leptospirosis dalam kurun waktu 2 minggu.

Faktor risiko tersebut antara lain:


a) kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau urine tikus saat terjadi
banjir;
b) kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas mandi, mencuci atau bekerja di tempat
tersebut;
c) kontak dengan persawahan ataupun yang tidak menggunakan alas kaki;
d) kontak erat dengan binatang, seperti babi, sapi, kambing, anjing yang dinyatakan
terinfeksi Leptospira;
e) Terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan infeksius hewan seperti cairan
kemih, placenta, cairan amnion, dan lain-lain;
f) memegang atau menangani spesimen hewan/manusia yang diduga terinfeksi
Leptospirosis dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya;
g) Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko kontak dengan sumber infeksi, seperti
dokter, dokter hewan, perawat, tim penyelamat atau SAR, tentara, pemburu, dan para
pekerja di rumah potong hewan, toko hewan peliharaan, perkebunan, pertanian,
tambang, serta pendaki gunung, dan lain-lain.
44
Kasus Probable
Dinyatakan probable merupakan saat di mana kasus suspect memiliki dua gejala
klinis di antara tanda-tanda berikut:
a) nyeri betis;
b) ikterus atau jaundice merupakan kondisi medis yang ditandai dengan
menguningnya kulit dan sklera (bagian putih pada bola mata);
c) manifestasi pendarahan;
d) sesak nafas;
e) oliguria atau anuria, yakni ketidakmampuan untuk buang air kecil;
f) aritmia jantung;
g) batuk dengan atau tanpa hemoptisis;
h) ruam kulit.

Selain itu, memiliki gambaran laboratorium: a) Trombositopenia < 100.000


sel/mm; b) Leukositosis dengan neutropilia > 80%; c) Kenaikan jumlah bilirubin
total > 2 gr% atau peningkatan SGPT, amilase, lipase, dan creatin phosphokinase
(CPK); d) penggunaan rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi
imunoglobulin M (IgM) anti leptospira.
45
Kasus Konfirmasi
► Dinyatakan sebagai kasus konfirmasi di saat kasus
probable disertai salah satu dari gejala berikut:
► a) Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik;
► b) Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) positif;
► c) Sero konversi microscopic agglutination test (MAT) dari
negatif menjadi positif.

Saat ini, belum ada kebijakan dari Kemenkes RI mengenai


pengobatan massal, mengingat Leptospirosis relatif mudah
disembuhkan dengan antibiotik, apabila cepat dalam
diagnosa.
46
Faktor risiko leptospirosis

47
Faktor Resiko terpapar leptospirosis
1. Kebiasaan penduduk

•Tingkat pendidikan bukan


faktor resiko paparan
Wawancara leptospirosis (RR = 0,61<1 :
0,25<RR<1,86), p>0,05) .

•Mandi di sungai/
genangan air beresiko
terpapar leptospirosis
Mandi di genangan (RR = 1,86>1 : 0,58<RR<5,95),
p>0,05) 48
•Cuci di sungai/genangan air
beresiko terpapar leptospirosis
(RR = 1,63>1 :0,58<RR<4,56;
p>0,05)

Cuci dan mandi di sungai

•Memancing ikan bukan


faktor resiko terpapar
leptospirosis (RR = 0,25<1 :
0,06 – 1,05) p>0,05)

Mancing di sungai

49
•Mencari belut,ikan/katak di
sawah bukan faktor resiko
terpapar leptospirosis (RR =
0,48<1 : 0,07 – 3,41; p>0,05)

Mencari katak/belut di sawah

•Berenang faktor resiko terpapar


leptospirosis (RR = 2,22>1 :
0,71<RR<6,96; p>0,050

Berenang

50
•Peliharaan kucing dan kandang
ternak di dalam rumah, kambing
dan unggas beresiko terpapar
leptospirosis (RR = 1,22>1 :
0,41<RR<3,63; p>0,05)
Memelihara unggas, kucing dan kambing.
Kandang dalam rumah

2. Pekerjaan

•Petani sawah tidak beresiko


terpapar leptospirosis (RR =
0,41<1 : 0,06<RR<2,96),
Petani sawah
p>0,05)

51
Nelayan
•Nelayan tidak beresiko
terpapar leptospirosis
• (RR = 1,00 : 0,14-6,53), p>0,05)

•Pedagang pasar tidak


beresiko terpapar
leptospirosis (RR = 0,63 < 1,00
Pedagang Pasar
: 0,09-4,34)

Pembantu Rumah tangga


beresiko terpapar
leptospirosis
(RR = 2,72>1,00 :
0,50<RR<14,69; p<0,05)
52
3. Lingkungan fisik

• Rumah berdinding bukan


tembok tidak berisiko
terpapar leptospirosis (RR
Rumah bukan tembok
= 1,00 : 0,42-3,20; p>0,05

• Kebersihan luar rumah belum


dikelola berisiko terpapar
leptospirosis (RR = 3,61>1 :
Sampah di depan rumah 1,26<RR<10,16, p<0,05)
53
• Kebersihan dapur
belum dikelola baik.
‘Becek’

Sisa makanan

Dapur belum terkelola baik

• Rumah bertikus (di luar (A)


dan dalam rumah (B))
, berisiko terpapar
leptospirosis (RR = 5,53>1;
1,62<RR<8,83; p<0,05)
Rumah
Sampahbertikus
di depan rumah
54
Pencegahan

1. sanitasi lingkungan harus diperhatikan


2. kampanye rumah anti tikus
3. pemakaian APD pada pekerja
4. kewaspadaan pasca banjir

55
Terimakasih
56

Anda mungkin juga menyukai