INSTRUMENTASI
BENCANA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
NURFADHILAH ( 21034106 )
MUHARANI MS
SRI ANGRAINI ( 19034131 )
2021
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahcurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah Instrumentasi Bencana. “Gempa Bumi”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi Bencana
dan tentunya sebagai salah satu cermin pemahaman kami terhadap
apa yang telah kami presentasikan, juga sebagai salah satu materi dan sumber
ilmu tambahan buat pembaca agar lebih memahami perlunya Instrumentasi Bencana bagi
siswa yang dapat dilihat dari berbagai segi.
Padang, 28/08/2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI GEMPA BUMI........................................................................................5
B. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI...................................................6
C. JENIS GEMPA BUMI..............................................................................................7
D. HUKUM FISIKA YANG MENDASARI PROSES TERJADINYA GEMPA........8
E. KARAKTERISTIK FISIKA DALAM GEMPA BUMI..........................................11
F. PREDIKSI TERJADINYA GEMPA........................................................................13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh
karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup
penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk
pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan
dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha
Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang
sangat sedikit ini.
Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam
bumiyang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi
biasa disebabkanoleh pergerakankerak bumi(lempeng bumi) Bumi kita walaupun
padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudahterlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang
menyatakan proses terjadinya atau asalmula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori
kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian Gempa Bumi?
4. Apa saja hukum-hukum Fisika yang mendasari proses terjadinya Gempa Bumi?
C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian dari gempa bumi, penyebab gempa bumi, jenis dari
gempa bumi, hukum fisika yang mendasari proses terjadinya gempa bumi, dan prediksi
gempa bumi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi Gempa
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Selain itu gempa bumi
juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih
sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Menurut teori tektonik lempeng (Subardjo dan Ibrahim, 2004), bagian luar bumi
merupakan kulit yang tersusun oleh lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di
bagian atas disebut lapisan litosfir yang merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari
material yang kaku. Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar
15 km di bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan
materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan.
5
Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada daerah batas antara dua lempeng
akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah lempeng yang lain,
masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya lempeng samudra akan menyusup ke
bawah lempeng benua, hal ini disebabkan lempeng samudra mempunyai densitas yang lebih
besar dibandingkan dengan lempeng benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian
besar, sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi
tersebut di daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau
tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan
energi ini disebut gempa bumi. Gempa bumi terjadi di sepanjang batas atau berasosiasi
dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Pada kenyataannya pergerakan relatif dari
lempeng berjalan sangat lambat, hampir sama dengan kecepatan pertumbuahan kuku manusia
(kurang lebih 20 cm pertahun). Hal ini menimbulkan adanya pergeseran pada pertemuan
lempeng, yang mengakibatkan energi terakumulasi sebelum terjadinya gempa bumi.
Kekuatan gempa bumi bervariasi dari tempat ke tempat sejalan dengan perubahan waktu.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. Pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
6
3. Jenis Gempa Bumi
a. Berdasarkan Penyebabnya
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Contoh : gempa
Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh
ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah
longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya
berdampak kecil dan wilayahnya sempit. Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi
dan bersifat lokal.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Contoh :
gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
Gempa jatuhan
7
getaran ini disebut gempa jatuhan. namun,gempa ini jarang sekali terjadi.
Contohnya : kawah yang terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km
akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun lalu dengan diameter 50 m
Gempa bumi buatan adalah gempa yang disebabkan oleh aktifitas dari manusia.
seperti,peledakan dinamit,nklir atau palu yang dipukul kepermukaan bumi. Suatu
percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut daoat menimbulkan getaran
bumi yang dapat trecatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung
dengan kekuatan ledakan. sedangakn ledakan dinamit di bawah permukaan bumi
juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa)
berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).
Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
8
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Stress (tegangan) didefenisikan sebagai gaya yang bekerja tiap satuan luas. ketika
batuan diberi tekana yang sangat besar maka akan terjadi perubahan bentuk san
ukuran ataupun volume nya. pada keadaan ini batuan mengalami regangan yang
disebut strain.
= ( + )
9
=( − ) ∅
dimana A adalah luasan efektif dalam m² apabila kita membagi kedua ruas pada
persamaan dengan A ,maka didapatkan :
= − ∅
Dengan,
=∅
dimana ( Φ ) adalah tegangan geser tanah (N/m²) dan (σ ) adalah tegangan total
(M/m²)
Vibaratin (Getaran)
Getaran yang dihasilkan akibat grmpa bumi dapat diturunkan dari hukum Hooke
dan hukum Newton tentang gerak sebgai berikut :
+ + = ( )
Gelombang Gempa
3
=
Energi Gempa
Rambatan getaran gempa bumi yang terjadi dalam bentuk gelombang seismik
membawa sejumlah energi yang dapat memberikan dampak kerusakan terhadap
permukaan bumi. Besar energi yang dilepaskan sebagaimana persamaan :
10
1
, =
2
11
permukaan, tangki minyak bawah permukaan, kapal/ferry yang tenggelam di laut,
dan lain-lain.
d. Geolistrik (Resistivitas, Polarisasi Terinduksi, Potensial diri)
Mempelajari bawah permukaan bumi berdasarkan sifat kelistrikan bumi
adalah prinsip dasar metode geolistrik. Sifat kelistrikan yang bisa diamati adalah
resistivitas, konduktivitas, chargeabilitas dan potensial yang di bumi itu sendiri.
Metode geolistrik resistivitas sangat cocok digunakan untuk mencari lapisan
pembawa air bawah permukaan karena sifat air yang sangat tidak resistif. Alat
yang digunakan adalah resistivity meter dan beberapa dinas di Provinsi Aceh
memiliki alat tersebut dan saya pribadi siap membantu untuk menjalankan Alat
Resistivity meter yang dimiliki. Untuk mitigasi bencana, alat ini bisa digunakan
untuk mencari bidang gelincir sebelum terjadi longsor.
e. Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik yang ada di alam baik yang berasa dari lapisan
ionosfer, gelombang radio komunikasi militer, dan gelombang elektromagnetik
yang di kontrol sumbernya oleh manusia diyakini akan merambat ke bawah
permukaan bumi dan menginduksi material konduktif sehingga menghasilkan
gelombang elektromagnetik sekunder, ini merupakan prinsip dasar kerja metode
elektromagnetik. Nilai gelombang elektromagnetik sekunder ini sangat
bergantung pada kondisi material konduktif bawah permukaan bumi. Alat yang
digunakan adalah TURAM EM – Scintrex, VLF-T-IRIS dan lain-lain. Dalam hal
kebencanaan, pengukuran elektromagnetik bisa digunakan untuk mengukur
kedalaman Sesar, untuk kasus Sumatra bisa digunakan untuk mengetahui
kedalam sesar Sumatra.
f. Georadar
Metode geofisika sering digunakan untuk memetakan kondisi bawah
permukaan dangkal. Parameter yang diukur dalam pengukuran Georadar adalah
waktu perambatan gelombang radio yang dipancarkan dan diterima kembali oleh
alat. Alat yang sering digunakan pada pengukuran georadar adalah GPR (ground
penetrating radar). Karena metode ini jangkauanya sangat dangkal (kedalaman
<25 meter) dan alat ini cocok digunakan untuk survey geoteknik. Baru-baru ini,
georadar digunakan untuk melihat isi dalam Gunung Padang (bidang arkeologi)
tanpa harus ngebor. Dalam hal kebencanaan, metode ini bisa digunakan untuk
12
menilai kelayakan sebuah bangunan, memetakan rekahan bawah permukaan, pipa
gas bawah permukaan, dan lain-lainnya.
Magnitudo
Magnitudo adalah besaran energi gempa, biasanya diukur dalam satuan Skala
Richter, besaran ini merupakan perbandingan secara logaritmik dari amplitude
gelombang gempa yang direkam oleh seismograf terhadap sebarang amplitudo gempa
lain yang lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah gempa dengan magnitude 5.0 Skala
Richter memiliki amplitudo getaran 10 kali lebih besar dari gempa yang terekam
dengan amplitudo 4.0 Skala Richter. Dalam contoh diatas, Gempa yg dilaporkan
memiliki skala 5.6 Skala Richter (SR).
Episenter
Episenter adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi,
dibawah titik ini terjadi pelepasan energi dari batuan, yang juga menandai terjadinya
sebuah patahan di kerak bumi. Dari info gempa diatas, diberitakan bahwa pusat
gempa diatas permukaan bumi berada 166 Km di sebelah Barat Daya Kabupaten
Simeulue, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Hiposenter
Hiposenter adalah titik pusat gempa di dalam bumi, tepat di titik terjadi
perlepasan energi dari batuan yang menandai terjadinya gempa bumi. Diberitakan
untuk gempa ini, hiposenter berada 10 km dibawah permukaan bumi. Istilah lain dari
hiposenter adalah fokus.
Memang siklus waktu atau periode ulang yang puluhan hingga ratusan tahun untuk
gempabumi besar akan sangat jauh berbeda dibandingkan cuaca dengan siklus yang lebih
pendek. Ilustrasi : Papan peringatan berupa peta bahaya tsunami sebagai salah satu bentuk
mitigasi, yang tersapu tsunami di daerah Sendai. Melihat kembali ke situs tersebut diatas
13
pada tab forecast, salah satu isi banner dinamisnya terdapat disclaimer atau semacam
peringatan untuk konsumen bahwa algoritma matematika mereka tidak dapat memprediksi
secara tepat dan spesifik lokasi, magnitudo, dan waktu kejadian suatu gempa.
Prediksi gempa bumi merupakan isu yang sangat sensitif untuk masyarakat Indonesia.
Ketika ada satu pihak yang menafsirkan tulisan ilmiah tentang prediksi gempa di satu tempat
tertentu, walaupun sang ilmuwan berbicara dalam skala waktu puluhan hingga ratusan tahun,
masyarakat mungkin menafsirkan dengan skala waktu besok atau lusa. Rumor akan
terjadinya gempa besar akan cepat menyebar dan menimbulkan bencana ekonomi dan sosial
di daerah tersebut.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana). Mitigasi untuk hujan dan banjir mungkin seperti membawa
payung, perbaikan atap rumah, pembenahan drainase dan lainnya. Untuk gempabumi dan
tsunami sama juga dengan melakukan penguatan infrastruktur seperti bangunan tahan gempa
dan lainnya, tetapi yang paling penting dan yang paling utama adalah peningkatan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan, “Awareness and Preparedness”,
14
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barangbarang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian
15
DAFTAR PUSTAKA
http://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumi-jenis-jenis-penyebab-
akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/
https://dinsos.bulelengkab.go.id/artikel/pengertian-bencana-35
https://geofisikablog.wordpress.com/2015/11/30/hukum-fisika-yang-mendasari/
http://geosciences.unsyiah.ac.id/kemahasiswaan/penelitian-mahasiswa/102-peran-geofisika-
dalam-dunia-kebencanaan.html
http://www.hagi.or.id/knowledge/info-gempa-1/
http://www.ibnurusydy.com/peran-geofisika-dalam-mitigasi-dan-monitoring-bencana/
http://www.sigana.web.id/index.php/ancaman-bencana/geofisika.html/
https://www.slideshare.net/eci/jawaban-uas-fisika-bencana-alam-2013
17