OLEH
KELOMPOK 5
KELAS A11-A
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca supaya kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik
lagi dan semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan. Makalah ini kami sadari
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena
itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalahini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik korban bencana gunung meletus?
2. Apa penanganan yang diperlukan saat terjadi gunung meletus?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Banyak dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya letusan gunung berapi baik
dampak terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan maupun dampaknya terhadap
keseimbangan lingkungan. Menurut Priambodo (2009) berikut ini beberapa dampak yang
diakibatkan karena terjadinya letusan gunung api :
a. Pencemaran pada udara dengan abu gunung berapi yang mengandung gas seperti
Sulfur dioksida, gas Hidrogen sulfide, Nitrogen dioksida serta beberapa partikel lain
yang dapat meracuni makhluk hidup disekitarnya.
b. Terganggunya kegiatan pada perekonomian masyarakat sekitar gunung meletus.
c. Rusaknya infrastruktur dan pemukiman masyarakat sekitar karena material berbahaya
seperti lahar dan abu vulkanik panas.
d. Rusaknya lahan pertanian sementara yang dilalui lahar panas dan kebakaran hutan
yang mengakibatkan rusaknyaekosistem.
e. Selain dari gas beracun diatas material yang dikeluarkan oleh gunung berapi pun
dapat menyebabkan sejumlah penyakit misalnya ISPA.
f. Hilangnya wisatawan pencinta alam pada tempat-tempat yang dianggap salah satu
destinasi wisata bagi wisatawan pecintaalam.
4
Mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung berapi, misalnya turunnya
binatang dari puncak gunung atau terciumnya bau belerang.
Mengetahui tempat yang aman dan jalur evakuasi.
c. Fase pascabencana
Pada fase pasca bencana, aktivitas utama ditargetkan untuk memulihkan kondisi
(rehabilitasi) dan pembangunan kembali (rekonstruksi) tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat menjadi lebih baik (build back better). Tindakan yang harus
dilakukan individu yaitu :
Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin.
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak
mesin.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gunung berapi adalah tonjolan di permukaan bumi yang terjadi akibat keluarnya
magma dari dalam perut bumi melalui lubang kepundan (Ruwanto, 2008). Letusan
gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"erupsi". Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar
dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200
°CBerdasarkan kejadiannya, bahaya letusan gunung api dibedakan menjadi dua yaitu
bahaya utama (primer) dan bahaya ikutan (sekunder), jenis bahaya tersebut masing-
masing mempunyai resiko merusak dan mematikan (Nurjanah dkk, 2011).
Beberapa bahaya letusan gunungapi antara lain berupa aliran lava, lontaran batuan
pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan abu, hujan pasir, dan
semburan gas beracun. Meskipun kejadian letusan gunungapi dapat diprediksi dengan
tingkat keberhasilan tertentu berdasarkan fenomen-fenomena yang mendahuluinya,
bahaya gunungapi seringkali tidak dapat dicegah. Oleh karena itu, pemantauan gunungapi
menjadi suatu hal yang cukup krusial dalam usaha mengurangi dampak akibat bahaya ini.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat lebih banyak lagi membaca seputar keperawatan
bencana guna memperkaya ilmu keperawatan yang dapat dikembangkan di masyarakat
dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. and Sudaryono (2010) ‘Peran Sekolah Dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana’,
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 1(1), pp. 37–40.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2008) ‘Pedoman penyusunan rencana
penanggulangan bencana’, Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana,
1, p. 36.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (2016) Potensi dan Ancaman Bencana di
Indonesia. Available at: https://bnpb.go.id/home/potensi (Accessed: 12 November
2017).