Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BENCANA TANAH LONGSOR


Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Gawatdarurat dan Manajemen Bencana
yang dibina oleh Ibu Anggun Setyarini,S.Kep.,Ns,MKep

Oleh
KELOMPOK 3 TK-2C

RIZKY RADISTYA W P17210213104


RAOUDHATUL M P17210213105
SABRINA MIRANDA P17210213106
SISKA AYU WULANDARI P17210213108
NADIA NAILUL A P17210214115
RISTA TRI ADINDA P17210214120
LATIFATUR ROFIAH P17201214121
AMALIA PUTRI RIDWAN P17210214135
ARDILLA PUTRI P P17210214141
BERLIAN PRILISKA O P17210214143
DIO BINTANG P P17210214147
DONI HERMAWAN P17210215155

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG KAMPUS LAWANG
Oktober 2022
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, kami ucapkan segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini.
Makalah ini telah di selesaikan dengan tepat pada waktunya dengan baik dan lancar. Dalam
penyelesaian makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari dosen pengajar
dan juga teman—teman sekelompok. Oleh karena itu kami selaku penulis akan mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua kami yang telah membesarkan, mendukung, dan mendampingi kami sampai saat ini
2. Guru-guru kami yang telah mengajarkan dan memberi berbagai ilmu kepada kami
3. Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing kami, terkhusus kepada Ibu Anggun
Setyarini,S.Kep.,Ns,MKep selaku dosen matakuliah Keperawatan Gawatdarurat dan Manajemen
Bencana yang telah mengajarkan kami
4. Teman-teman sekelompok yang telah memberikan semangat satu sama lain, yang bisa bekerja sama
untuk menyelesaikan makalah ini, dan saling membantu satu sama lain.
Kami sebagai penulis selalu memanjatkan doa semoga Allah SWT senantiasa memberikan
imbalan yang setimpal dan berlipat ganda atas segala bantuan semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Aamiin. Yarobbal alaamiin…

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 23 Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Contents
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................4
2.1 Definisi Tanah Longsor..................................................................................................4
2.2 Faktor Penyebab Tanah Longsor..................................................................................5
2.3 Macam-Macam Tanah Longsor....................................................................................6
2.4 Tanda dan Gejala Tanah Longsor................................................................................7
2.5 Dampak dan Kerugian Akibat Tanah Longsor...........................................................7
2.6 Penanganan dan Pencegahan Tanah Longsor.............................................................7
BAB III.........................................................................................................................................10
PEMBAHASAN KASUS.............................................................................................................10
BAB IV..........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
4.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan (1.1) latar belakang, (1.2) rumusan masalah, (1.3) tujuan
penulisan, (1.4) manfaat penulisan, sebagaimana jabaran berikut :

1.1 Latar Belakang


Bencana tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah semakin sering terjadi di
Indonesia dari tahun ketahun. Tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam yang
terjadi di wilayah peggunungan, terutama di musim hujan. Kondisi tektonik di Indonesia
yang membentuk morofolagi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta di-
tunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan
potensi tanah longsor menjadi tinggi.Hal ini ditunjang dengan adanya degradasi peruba-
han tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan kejadian tanah longsor menjadi semakin
meningkat.Kombinasi faktor antropogenik dan alam sering merupakan penyebab ter-
jadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda
(Naryanto,dkk.2019).
Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor
pemicu. Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu
sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan.-
Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti cu-
rah hujan, gempa bumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia (Naryanto,2017).
Tanah longsor adalah bencana alam yang mengakibatkan hilangnya nyawa manu-
sia dan menyebabkan kerusakan luas pada properti dan infrastruktur. Tanah longsor, se-
cara umum mencakup semua gerakan ke bawah atau tiba-tiba material permukaan seperti
tanah liat, pasir, kerikil dan batu. Tingginya tingkat kerugian yang dialami oleh
masyarkat yang diakibatkan karena terjadinya bencana alam disebabkan karena ku-
rangnya informasi yang diperoleh masyarakat akan kemungkinan kemungkinan bencana
yang terjadi disekitarnya, sehingga kesadaran masyarakat akan tanggap bencana menjadi
sangat minim. Oleh karena itu perlu dilakukannya edukasi kepada masayarakat untuk

1
mencegah terjadinya longsor, dan juga tindakan apa yang harus dilakukan saat serta sete-
lah longsor terjadi.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut rumusan masalah pada makalah ini
1. Apa itu tanah longsor?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya tana longsor?
3. Bagaiamana dampak tanah longsor bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal
kesehatan?
4. Apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah tanah longsor?
5. Tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak dari tanah
longsor?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut tujuan pada makalah ini

1.3.1 Tujuan Umum


1. Mengetahui secara luas mengenai bencana tanah longsor beserta kasus dan juga pem-
bahasan nya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa itu tanah longsor
2. Mengetahui penyebab terjadinya tanah longsor
3. Mengetahui dampak tanah longsor bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal ke-
sehatan
4. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah tana longsor
5. Mengetahui tindakan untuk meminimalisir dampak dari tanah longsor

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan tersebut, berikut manfaat pada makalah ini
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang tanah longsor
2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyebab terjadinya longsor

2
3. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang dampak tanah longsor bai kehidupan
masyarakat terutama dalam hal kesehatan
4. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang tindakan yang harus dilakukan untuk
mencegah tanah longsor
5. Menambah penegtahuan mahasiswa tentang cara meminimalisir dampak dari tanah
longsor

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

Bab ini menguraikan (2.1) definisi tanah longsor, (2.2) factor penyebab tanah
longsor, (2.3) macam-macam tanah longsor, (1.4) manfaat penulisan, sebagaimana
jabaran berikut :

2.1 Definisi Tanah Longsor


Tanah longsor atau gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis
alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi,
baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Tanah longsor akan terjadi pada suatu
lereng jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses
mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi,
dan selanjutnya setelah terjadi tanah longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali
(Akhirianto dan Naryanto, 2016: 117).
Menurut UN/ISDR (2009) dalam Ikqra (Tesis, 2012) bahaya adalah potensi ke-
hancuran fisik dan aktifitas manusia yang menyebabkan hilangnya nyawa atau terluka,
kehancuran harta benda, gangguan sosial dan ekonomi atau degradasi lingkungan. Dalam
hal ini bahaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu dalam kondisi yang terpendam (la-
tent) dan aktif. Bahaya latent disebabkan oleh kondisi alam (geologi, hidrometeorologi,
dan biologi) sedangkan aktif disebabkan oleh aktifitas manusia (degradasi lingkungan
dan teknologi). Dengan demikian, bahaya longsor adalah suatu potensi terjadinya longsor
dalam waktu dekat yang dapat menimbulkan bencana.
Tanah longsor dapat menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Namun bahaya
dan risiko terhadap longsor dapat diminimalisir dengan adanya manajemen risiko yang
baik, berkelanjutan, dan informasi yang akurat tentang kejadian longsor. Penggunaan
pemetaan tingkat kerawanan longsor merupakan salah satu kunci penting untuk mengu-
rangi risiko tersebut, baik untuk pribadi, umum, pemerintah, sampai peneliti (Shahabi dan
Hashim 2015).

4
2.2 Faktor Penyebab Tanah Longsor
Bencana tanah longsor atau gerakan tanah dari tahun ke tahun semakin sering ter-
jadi di Indonesia, khususnya saat musim hujan. Kondisi tektonik yang membentuk mor-
fologi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di
Indonesia yang berupa tropis basah, menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi.
Hal ini ditunjang adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menye-
babkan bencana tanah longsor menjadi semakin meningkat. Kombinasi faktor anthro-
pogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban
jiwa dan kerugian harta benda. Upaya mitigasi diperlukan untuk meminimalkan dampak
bencana longsor (Naryanto, 2017).
Menurut Paimin, Sukresno dan Pramono (2009) tanah longsor terjadi jika
dipenuhi 3 (tiga) keadaan, yaitu:
1) Lereng cukup curam,
2) Terdapat bidang peluncur yang kedap air dibawah permukaan tanah, dan
3) terdapat cukup air dalam tanah di atas lapisan kedap (bidang luncur) sehingga tanah
jenuh air.
Cruden dan Varnes (1996) menyebutkan bahwa faktor penyebab longsor dibagi men-
jadi 2 kelompok, yaitu faktor penyebab dan faktor pemicu. Faktor penyebab antara lain
kemiringan lereng, jenis batuan dan jenis tanah. Hujan deras, aktivitas seismic seperti
erupsi gunung api dan gempa bumi termasuk kedalam faktor pemicu. Umumnya, keja-
dian longsor terdapat banyak penyebabnya, namun pemicunya hanya satu.
Menurut Shahabi dan Hashim (2015) lereng yang terjal, curah hujan yang tinggi dan
tanah yang tidak stabil merupakan faktor utama terjadinya tanah longsor pada wilayah
Asia Tenggara yang memiliki iklim topis, terutama wilayah yang berada di pegunungan
dan lembah.
Forbes dan Broadhead (2011) juga menjelaskan penebangan hutan, perkembangan
penduduk serta infrastruktur terus terjadi pada daerah lereng yang memiliki risiko longsor
tinggi. Kelebihan air pada tanah, adalah penyebab utama ketidakseimbangan lereng, se-
mentara jenuhna air didalam tanah dan lereng yang curam merupakan faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya longsor.

5
Soeters dan Van Westen (1996) mengatakan bahwa ada 4 kelompok dataset yang
umum digunakan untuk menilai kerentanan longsor sebagai berikut:
1) Geomorfologi, misalnya data sub-unit geomorfologi dan bentuk lahan,
2) Topografi dan morfologi, misalnya data lapangan seperti kemiringan, aspek, dan ke-
lengkungan lereng,
3) Geologi, misalnya data litologi dan batuan penyusun, Penggunaan lahan, dan
4) Hidrologi, misalnya data drainase, daerah tangkapan air, dan curah hujan.

2.3 Macam-Macam Tanah Longsor


Menurut Mintarjo (2018 : 10) tanah longsor dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:
1) Longsor Translasi
Merupakan jenis tanah longsor yang ditandai dengan bergeraknya massa tanah atau
batuan pada lereng sebagai bidang gelincir atau bidang luncur yang berbentuk rata
atau bergelombang landai.
2) Longsor Rotasi
Merupakan jenis tanah longsor yang ditandai dengan bergeraknya massa tanah atau
batuan pada lereng sebagai bidang gelincir atau bidang luncur yang berbentuk cekung
atau lengkung.
3) Longsor Pergerakan Blok
Merupakan jenis tanah longsor yang ditandai dengan perpindahan massa batuan yang
bergerak pada lereng sebagai bidang gelincir atau bidang luncur yang berbentuk rata.
Jenis tanah longsor ini disebut juga tanah longsor translasi blok batuan.
4) Longsor Runtuhan Batu
Merupakan jenis tanah longsor yang ditandai dengan sejumlah besar batuan atau ma-
terial lain yang bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas dari atas lereng.
5) Longsor Rayapan Tanah
Merupakan jenis tanah longsor yang bergerak lambat karena jenis tanah di lereng ini
berbentuk butiran tanah yang kasar dan halus.
6) Longsor aliran bahan rombakan

6
Merupakan jenis tanah longsor yang ditandai dengan pergerakan massa tanah karena
terdorong oleh aliran air

2.4 Tanda dan Gejala Tanah Longsor


Supriyono (2014) sebelum terjadinya longsor biasanya ada tanda-tanda awal yang men-
dahuluinya. Berikut tanda-tanda awal terjadinya tanah longsor :
a. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing setelah hujan
turun.
b. Air sungai dan air sumur muncul kepermukaan dan berwarna keruh.
c. Kondisi tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
d. Disekitar lereng pohon-pohon, tiang-tiang dan rumah-rumah mulai tampak miring.
e. Terdengar suara gemuruh dari atas lereng disertai dengan getaran pada permukaan
tanah.
f. Terjadi runtuhan bagian-bagian dari massa tanah atau batuan dalam jumlah besar.

2.5 Dampak dan Kerugian Akibat Tanah Longsor


 Dampak terhadap kehidupan :
- Bencana longsor banyak menelan korban jiwa
- Terjadinya kerusakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan dan
sebagainya
- Kerusakan bangunan-bangunan seperti gedung perkantoran dan perumahan
penduduk serta sarana peribadatan.
- Menyebabkan kerugian secara ekonomi, serta meninggalkan dampak secara
sosial psikologi bagi masyarakat.
 Dampak terhadap lingkungan :
- Terjadinya kerusakan lahan dan hilangnya vegetasi penutup lahan.
- Terganggunya keseimbangan ekosistem.
- Lahan menjadi kritis sehingga cadangan air bawah tanah menipis.
- Terjadinya tanah longsor dapat menutup lahan yang lain seperti sawah, kebun
dan lahan produktif lainnya.

7
2.6 Penanganan dan Pencegahan Tanah Longsor
 Penanganan :
Tindakan pasca longsor dapat dilakukan dengan tiga cara, diantaranya : relokasi, reha-
bilitasi, dan rekonstruksi. Relokasi merupakan tahapan penyelenggaraan penanggulan-
gan bencana. kegiatan relokasi dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari bahaya
bencana ketempat yang lebih aman.
 Pencegahan :
a. Pembuangan serta Penggantian Materials
Setiap tanah mempunyai struktur tanah yang berbeda-beda. Tanah serta batuan
yang mempunyai struktur rapuh serta rawan longsor dapat dipindahkan serta di-
ganti dengan materials yang lebih kuat, seperti tanah berlumpur atau berpasir.
Karena pelapukan serpih dapat membentuk tanah yang rawan longsor, prosedur
pemindahan serta penggantian harus mencakup langkah-langkah untuk menghin-
dari pelapukan lanjutan dari batuan yang tersisa. Materials longsor tidak boleh di-
dorong kembali ke atas lereng. Ini hanya akan menyebabkan gerakan tanah long-
sor yang berkelanjutan.
b. Memperbaiki Drainase Permukaan serta Bawah Permukaan Tanah
Karena air merupakan faktor utama terjadinya tanah longsor, perbaikan drainase di
permukaan serta bawah permukaan di lokasi dapat meningkatkan stabilitas lereng
yang rawan longsor. Air permukaan harus dialihkan jauh dari wilayah rawan long-
sor dengan mengalirkan air di saluran drainase berjajar atau pipa saluran pembuan-
gan ke dasar lereng.
c. Merawat Quantity Air Di Atas Lereng
Air dapat diminimalisir dari tanah di atas lereng dengan menggunakan parit yang
diisi dengan kerikil serta pipa berlubang atau sumur air yang dipompa. Penampun-
gan air seperti kolam renang, saluran air, serta saluran pembuangan harus dipeli-
hara untuk menghindari kebocoran. Penyiraman rumput serta tumbuh-tumbuhan
pada tanah di atas lereng harus dijaga seminimal mungkin. Tanah liat mempunyai
konduktivitas hidrolik yang rendah serta sulit untuk dikeringkan. Dengan ker-

8
ingnya tanah, maka meringankan berat beban tanah pada atas lereng sehingga ke-
mungkinan terjadinya tanah longsor dapat dicegah.
d. Melestarikan Vegetasi
Pepohonan, rerumputan, serta vegetasi dapat meminimalkan jumlah air yang mere-
sap ke dalam tanah. Selain itu, dengan adanya tanaman sanggup memperlambat
erosi yang diakibatkan oleh aliran air permukaan. Air tanah pun diserap oleh akar
tumbuhan sehingga dapat menghilangkan air dari permukaan tanah.
Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin pada portal Warta In-
stitut Pertanian Bogor, menanam berbagai jenis tanaman vetiver seperti akar wangi
pada kawasan lereng dapat menghindari serta mengurangi risiko terjadinya long-
sor. Tanaman vetiver mempunyai akar yang dapat tumbuh panjang sampai 2 meter
ke dalam tanah yang sangat baik untuk menopang tanah supaya konturnya tidak
mengalami perubahan serta mengakibatkan longsor.

9
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

3.1 Kasus
Tn. G berusia 35 tahun, korban tanah longsor datang ke RS Bintang pada tanggal 14 sept
ember 2022 pukul 08.30 WIB dengan keluhan nyeri hebat pada tulang kering kaki. Didap
atkan hasil pengkajian TD: 70/60, nadi: 126xmnt, RR: 32x/mnt, suhu: 38oC,
GCS: E (3) ,V (4), M (3)
 Diagnosa Medis :
1. Nyeri Akut
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Resiko Perdarahan

3.2 Penanganan
 Nyeri Akut
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karateristik durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Teraupetik
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis, ter-
api music, tektik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahay-
aan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

10
4. Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
5. Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangu rasa nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi Pemberian analgetic, jika perlu

 Pola Napas Tidak Efektif


Observasi:
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, rokhi kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Teraupetik:
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan terapi dada, jika perlu
5. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan Teknik batuk efektif

 Resiko Perdarahan
Observasi :
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Terapeutik :
1. Batasi tindakan invas, jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2. Anjurkkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi

11
4. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
- Tanah longsor adalah gerakan massa tanah atau batuan yang menuruni atau keluar
lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
- Faktor penyebab tanah longsor antara lain lereng yang curam, terdapat bidang pelun-
cur yang kedap air dibawah permukaan tanah, dan terdapat cukup air dalam tanah
jenuh air
- Macam tanah longsor antara lain longsor translasi, longsor rotasi, longsor pergerakan
blok, longsor runtuhan batu, longsor rayapan tanah, dan longsor aliran bahan rom-
bokan
- Tanda dan gejala tanah longsor dikemukakan oleh Supriyono (2014) sebelum ter-
jadinya longsor biasanya ada tanda-tanda awal yang mendahuluinya, seperti air sun-
gai dan air sumur yang muncul ke permukaan dan berwarna keruh.
- Dampak dan kerugian akibat tanah longsor terbagi menjadi dua dampak yaitu dampak
terhadap kehidupan seperti bencana longsor banyak menelan korban jiwa, sedangkan
dampak terhadap lingkungan seperti terganggunya keseimbangan ekosistem.
- Adapun penanganan dan pencegahannya, untuk penanganan ; tindakan pasca longsor
dapat dilakukan dengan tiga cara, diantaranya : relokasi, rehabilitasi, dan rekon-
struksi. sedangkan untuk pencegahan meliputi pembuangan serta penggantian materi-
als, melestarikan vegetasi, merawat quantity air diatas lereng.
- Pada kasus, Tn.G mengalami risiko perdarahan dan fraktur pada kaki pertolongan
pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan pemasangan bidai

4.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, N. P. A. R. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Kesiapsiagaan Siswa


dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor di SDN 1 Sukawana Tahun 2018 (Doctoral
dissertation, Jurusan Keperawatan 2018).
ALAMSYAH, A. (2019). ZONASI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR DI DESA
SUKARASA KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA (Doctoral
dissertation, Universitas Siliwangi).
Sulistyo, B. (2016). Peranan sistem informasi geografis dalam mitigasi bencana tanah longsor.
In Presntasi Seminar Nasional Mitigasi Bencana Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah,
Maret Bengkulu.
Naryanto, H. S., Soewandita, H., Ganesha, D., Prawiradisastra, F., & Kristijono, A. (2019).
Analisis Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Tanah Longsor di Desa Banaran,
Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur Tanggal 1 April
2017. Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(2), 272.
Naryanto, H.S. 2017. Analisis Kejadian Bencana Tanah Longsor di Dusun Jemblung, Desa
Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
tanggal 12 Desember 2014. Jurnal Alami, Vol. 1 No. 1 tahun 2017: pp. 1-10.

14
15

Anda mungkin juga menyukai