DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
A13-A KEPERAWATAN
1. Anak Agung Ratna Wahyundari (193213004)
2. Dewa Ayu Made Febriari (193213009)
3. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
4. Ni Kadek Ellys Puja Asvini (193213023)
5. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
6. Putu Ardia Piranika Putri (193213048)
Puja dan puji syukur yang tiada terhingga kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-Nya, karya tulis yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas PLKK Keperawatan Komunitas II
dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester ganjil tahun 2020, yang diampu oleh ibu
Ns. Ns Nurul Faidah, S.Kep.,M.Kes
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Kami menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh kerena
itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya- karya penulis
berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian 3
3.1 Kesimpulan 44
3.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Menurut Fatmawati (2010) lanjut usia adalah proses
alamiah dan berkesinambungan yang mengalami perubahan anatomis, fisiologis dan
biokimia pada tubuh yang akan berpengaruh pada fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan. Proses penuaan
adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai
fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit. lanjut usia dikelompokkan menjadi tigayaitu usia 70 & 75 tahun
(young old): usia 75 & 80 tahun (old): usia lebih dari 80 tahun (very old)" Kesimpulan
dari pembagiaan umur menurut beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah
orang yang telah berumur 65 tahun keatas (Nugroho, 2008). Usia lanjut adalah fase
menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai denganadanya beberapa perubahan
dalam hidup" sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak" Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini,dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Dampak dari proses penuaan tidak hanya berdampak pada masalah fisik tetapi juga
pada masalah kesehatan. Saat ini, masalah kesehatan terus berkembang dan penyakit baru
bermunculan khususnya pada lansia. Menurut data Riskesdas 2013, lima besar penyakit
yang paling banyak diderita oleh lansia secara berturut-turut yaitu hipertensi, arthritis
(radang sendi), penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan diabetes mellitus. Dampak
dari penyakit bagi lansia Penyakit kronis dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan
lansia, dalam hal ini kesehatan jiwa yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan suatu
perasaan dimana seseorang merasa tidak aman dan terancam atas suatu hal atau keadaan
(Stuart, 2013). Kecemasan akibat penyakit kronis berhubungan dengan penyakit kronis
yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kesembuhan penyakit kronis yang tidak
1
dapat dipastikan karena proses perkembangan penyakit tidak dapat diketahui dengan pasti
(Miller, 2012; Smeltzer & Bare, 2002).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia
bisa dilaukan screening kesehatan. Screening adalah proses yng dimaksudkan untuk
mengidentifikasi penyakit-penyakit yang tidak diketahui atau tidak terdeteksi dengan
menggunakan berbagai test atau uji yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah
skala besar. Pengkajian atau observasi dalam masyarakat sangat penting dilakukan untuk
mengetahui perkembangan status penyakit, khususnya pada lansia di Banjar Blangsinga,
Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, serta status kesehatan baik kondisi maupun
pengetahuan masyarakat yang kurang tentang proses terjadinya penyakit dan cara
mencegah serta cara memeberikan perawatan yang benar terhadap penyakit tersebut. Oleh
karena itu, mahasiswa STIKes Wira Medika Bali khususnya program studi Ilmu
Keperawatan, bekerjasama dengan kelompok lansia di Banjar Blangsinga untuk
memperdayakan kemampuan lansia dalam meningkatkan derajat kesehatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Lansia Di Banjar Blangsinga,
Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali?
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok lansia yang ada di Banjar Blangsinga,
Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data kelompok lansia yang ada di
Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.
b. Menganalisa data kasus di Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.
c. Merumuskan masalah yang menonjol di Banjar Blangsinga, Desa Saba,
Kecamatan Blahbatuh.
d. Membuat intervensi (Plan of Action) untuk masalah yang ditemukan di Banjar
Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.
1.4 MANFAAT
Agar Mampu Memahami Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Diagnosa
Medis Diabetes Melitus Di Banjar Blangsinga, Desa Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGKAJIAN
1. DATA GEOGRAFI
1) Lokasi
Provinsi : Bali
Kabupaten/Kota : Gianyar
Kecamatan : Blahbatuh
Desa : Saba
Banjar : Blangsinga
Denah Lokasi :
2) Windshiel Survey
Pada saat kelompok melakukan pengkajian diwilayah Banjar Blangsinga
terdapat fasilitas kesehatan seperti puskesmas pembantu dan praktek mandiri.
Di puskesmas pembantu terdapat tenaga kesehatan yaitu Dokter, Bidan dan
terletak tidak terlalu jauh dari rumah penduduk. Lansia di Banjar Manikliu
lebih dominan memanfaatkan fasilitas kesehatan puskesmas. Di banjar
Blangsinga tidak terdapat media informasi kesehatan lansia, penyakit kronis
yang mungkin lansia alami seperti baliho, leaflet, spanduk. Masyarakat di
banjar Blangsinga sudah menerapkan protocol kesehatan seperti menggunakan
masker. Di sepanjang pinggir jalan Banjar Blangsinga terdapat lebih dari 20
warung yang menyediakan makanan, minuman, sembako dan alat rumah
3
tangga lainnya. Disepanjang jalan terdapat selokan yang bersih karena
masyarakat Banjar Blangsinga tidak membuang limbah keluarga ke selokan.
Terdapat 1 sungai di wilayah banjar Blangsinga yang kebersihannya cukup
bersih. Di Banjar Blangsinga keseluruhan rumah warga sudah menggunakan
listrik.
Tempat masyarakat berkumpul biasanya yaitu Banjar Blangsinga. Di
banjar Blangsinga tidak terdapat tempat rekreasi untuk lansia. Di Banjar
Blangsinga mayoritas penduduk menganut agama Hindu, terdapat tempat
ibadah yaitu Pura.
3) Wawancara Tokoh Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu tokoh
masyarakat yaitu Perbekel Banjar Blangsinga I Ketut Garis mendapatkan hasil
bahwa latar belakang penduduk lansia yang bertempat tinggal di wilayah
Banjar Blangsinga sebagian besar memiliki tingkat ekonomi menengah
kebawah dan hampir semua penduduk lansia bekerja sebagai Petani. Dilihat
dari hubungan lansia dengan keluarga sangat baik. Sumber daya manusia
dalam pelayanan kesehatan cukup memadai dan mudah di jangkau untuk
lansia.
Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada lansia di wilayah
lingkungan Banjar Blangsinga yaitu Hipertensi. Di banjar Blangsinga tidak
pernah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lansia, belum
pernah dilaksanakan kegiatan posyandu lansia, tidak pernah dilaksanakan
screening kesehatan oleh tenaga kesehatan. Lansia di Banjar Blangsinga hanya
memanfaatkan informasi kesehatan yang di berikan oleh tenaga kesehatan saat
memeriksakan kesehatannya di Puskesmas atau di praktik mandiri. Adapun
kegiatan kerja bakti di lingkungan banjar Blangsinga dilakukan setiap sebulan
dua kali pada hari senin dan minggu yang diikuti oleh lansia. Masyarakat
terutama lansia mengolah sampahnya dengan cara di buang ke TPA oleh
petugas dan lebih sering membuang limbah rumah tangga di halaman rumah.
Selama ini keamanan Banjar Blangsinga terjaga oleh pecalang.
4
1. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK LANSIA
DATA SUBYEKTIF
NO NAMA TEMPAT UMUR STATU JEN ALAMAT PENDIDIKAN PEKERJAAN SUKU
LAHIR S IS
PERKAWINAN KELAMIN
1 Nyoman Norka Gianyar 70 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SD Tidak Bekerja Bali
2 Waya Murna Gianyar 70 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga Tidak Bersekolah Buruh Bali
3 Nyoman Sudani Gianyar 60 Tahun Sudah P Banjar Blangsinga Tidak Bersekolah Pedagang Bali
4 Made Jagi Gianyar 72 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SD Buruh Bali
5 I Ketut Saman Gianyar 65 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SMA Tidak Bekerja Bali
6 Made Somer Gianyar 75 Tahun Sudah P Banjar Blangsinga Tidak Bersekolah Tidak Bekerja Bali
7 I Nyoman Darmen Gianyar 79 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SD Tidak Bekerja Bali
8 Made Trima Gianyar 73 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SD Tidak Bekerja Bali
9 Ketut Sukerti Gianyar 70 Tahun Sudah P Banjar Blangsinga Tidak Bersekolah Pedagang Bali
10 I Made Sunadi Gianyar 52 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SMA Buruh Serabut Bali
11 Wayan Pengnik Gianyar 61 Tahun Sudah P Banjar Blangsinga SD Tidak Bekerja Bali
12 Kadek Edi Sastrawan Gianyar 46 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga S1 Ekonomi Pegawai Bali
Koprasi
13 Ketut Arta Gianyar 58 Tahun Sudah L Banjar Blangsinga SMA Pedagang Bali
14 Made Terimi Gianyar 72 Tahun Sudah P Banjar Blangsinga Tidak Bersekolah Tidak Bekerja Bali
5
2. STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK LANSIA
DATA SUBJEKTIF
No Keadaan TTV Status Gizi Riwayat Alat Pola Ket Analisis
Umum Penyakit bantu/ Lain Masalah
T N P S TB BB IMT Protesa Olga Tidur
Kesehatan
(Indeks
Masa
Tubuh)
1 Baik 120/70 80 12 36,3oC 165 cm 68 kg 19,8 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
2 Baik 120/70 68 18 36,5oC 160 cm 65 kg 23,4 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit Melitus ada ada
3 Baik 140/100 82 20 36,1oC 140 cm 60 kg 26,6 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
4 Baik 120/70 82 20 36, oC 165cm 72 kg 21,4 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit Melitus & ada ada
Asam Urat
5 Baik 140/80 82 18 36,2oC 160 cm 50 kg 22,2 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
6 Baik 110/80 80 24 36,0oC 160 cm 54 kg 21 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus & ada ada
Hipertensi
7 Baik 110/70 80 20 36,0oC 165 cm 70 kg 26,6 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit Melitus ada ada
6
8 Baik 100/70 86 20 36,0oC 160 cm 60 kg 19,5 Asam urat Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit ada ada
9 Baik 130/80 80 28 36,5oC 147 cm 50 kg 18,7 Reumatik Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit ada ada
10 Baik 100/70 82 20 36,0 oC 165 cm 76 kg 16,7 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit Melitus & ada ada
batuk
11 Baik 160/80 84 18 36,3oC 160 cm 45 kg 27,3 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
12 Baik 120/90 88 18 36,0oC 179 cm 98 kg 23,4 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
13 Baik 160/130 80x/me 20 36,5oC 170 cm 70 kg 19,1 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg nit x/menit & Diabetes ada ada
melitus
14 Baik 120/70 85 14 36,5oC 145 cm 60kg 28,8 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit melitus ada ada
7
2. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
A. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk Lansia
1. Distribusi ketersediaan posyandu lansia
YA TIDAK
100%
Gambar 2.1
Distribusi ketersediaan posyandu lansia 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji sebanyak 100% di banjar Blangsinga
terdapat posyandu lansia.
AKTIF
29%
TIDAK
71%
Gambar 2.2
Distribusi lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji sebanyak 71% lansia tidak aktif
dalam kegiatan posyandu lansia dan 29% aktif dalam kegiatan lansia.
3. Distribusi lansia dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan
Puskesmas Rumah Sakit
Klinik Tenaga Kesehatan Berpraktek
14%
43%
8
43%
Gambar 2.3
Distribusi lansia dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan 2022
Interpretasi :
- Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 43% (6 orang) lansia memilih
Puskesmas dan jaringannya pada saat memeriksakan kesehatannya
- Berdasarkan 14 orang ang dikaji, sebanyak 43% (6 orang ) lansia memilih
rumah sakit pada saat memeriksa kesehatannya
- Berdasarkan 14 orang ang dikaji, sebanyak 14% (2 orang ) lansia memilih
Tenaga kesehatan berpraktek pada saat memeriksa kesehatannya
23%
77%
Gambar 2.4
Distribusi berdasarkan jarak Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2022
Interpretasi :
- Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 77% (11orang) lansia jarak
fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah kurang lebih dari 500 m.
- Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 40% (6 orang) lansia jarak
fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah lebih dari 1 km.
9
5. Distribusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan
Ya Tidak
23%
77%
Gambar 2.5
Distribusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 77% (11 orang) pernah
melakukan screening kesehatan
11%
16%
73%
Gambar 2.6
Distrubusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 73% (9 orang) lansia
pernah melakukan screening kesehatan kurang dari 6 bulan.
10
B. Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh kelompok
1. Distribusi lansia yang mendapatkan makanan tambahan
YA TIDAK
21%
79%
Gambar 2.7
Distribusi lansia yang mendapatkan makanan tambahan 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 79% (11 orang) lansia tidak
mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan kesehatan.
YA TIDAK
21%
79%
Gambar 2.8
Distribusi yang mendapatkan vitamin tambahan 2022
Interpretasi :
11
Berdasarkan 14 orang yang diakaji, sebanyak 79% (11orang) lansia
mendapatkan vitamin tambahan dari pelayanan kesehatan.
Sales
Sepeda Motor Mobil Sepeda Gayung Jalan Kaki
8%
92%
Gambar 2.9
Alat transportasi yang digunakan untuk mencapai fasilitas kesehatan
masyarakat 2022
Interpretasi :
- Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 92% (13 orang) lansia
menggunakan sepeda motor untuk mencapai fasilitas kesehatan.
- Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 8% (1 orang) lansia jalan kaki
untuk mencapai fasilitas kesehatan.
C. Fasilitas Pendidikan
1. Distribusi Media yang digunakan oleh lansia untuk mendapatkan informasi
kesehatan
14%
36%
12
50%
Gambar 2.10
Distribusi Media yang digunakan oleh lansia untuk mendapatkan informasi
kesehatan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 50% (7 orang) Tidak
memanfaatkan media informasi kesehatan
42%
58%
Gambar 2.11
Distribusi lansia berdasarkan pemanfaatan media informasi kesehatan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 58%(9orang) dapat
memanfaatkan media informasi kesehatan
13
keluarga kader
21%
79%
Gambar 2.12
Distribusi orang yang memberikan informasi kesehatan kepada lansia 2022
Interpretasi:
- Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 79% ( 11 orang)
mendapatkan informasi kesehatan melalui kader
- Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 21% (3 orang)
mendapatkan informasi kesehatan melalui keluarga
10%
14%
76%
Gambar 2.13
Distribusi lansia berdasarkan sumber air bersih 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 76% (11orang)
menggunakan sumber air bersih PDAM
14
PDAM Air Mineral Air Rebusan Lainnya:Beji
14%
21%
57%
7%
Gambar 2.14
Distribusi lansia berdasarkan sumber air minum 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 57% ( 8 orang)
menggunakan sumber air minum dari beji.
7%
93%
Gambar 2.14
Distribusi lansia berdasarkan tempat membuang sampah 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 93% (13 orang) membuang
sampah di TPA
15
Jamban/WC Sungai
100%
Gambar 2.16
Distribusi lansia berdasarkan sarana MCK yang digunakan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (14orang)
menggunakan sarana WC/ Jamban untuk MCK
100%
Gambar 2.17
Distribusi lansia berdasarkan saluran pembuangan limbah rumah tangga 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% ( 14orang)
membuang limbah rumah tangga di halaman rumah
E. Status Ekonomi
16
1. Distribusi lansia berdasarkan sumbangan yang didapatkan
Ya Tidak
50% 50%
Gambar 2.18
Distribusi lansia berdasarkan sumbangan yang didapatkan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 50% ( 7 orang) tidak
mendapatkan sumbangan dan mendapatkan sumbangan
29%
50%
21%
Gambar 2.19
Distribusi lansia berdasarkan sumber sumbangan yang telah didapatkan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 50% ( 7 orang) tidak
mendapatkan sumbangan
17
3. Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan
ya tidak
14%
86%
Gambar 2.20
Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 86% (12 orang) memiliki
jaminan kesehatan
9%
8%
15%
68%
Gambar 2.21
Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 68% ( 9 orang)
menggunakan jaminan kesehatan BPJS
18
F. Status Sosial Budaya Spiritual
1. Distribusi lansia berdasarkan tempat beribadah
Pura Gereja Masjid Lainnya
100%
Gambar 2.22
Distribusi lansia berdasarkan tempat beribadah Tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang)
melakukan ibadah di pura
100%
Gambar 2.23
Distribusi lansia yang memiliki kepercayaan yang bertentangan dengan
masalah kesehatan Tahun 2022
Interpretasi:
19
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (13orang)
tidak memiliki kepercayaan yang bertentangan dengan masalah
kesehatan.
36%
64%
Gambar 2.24
Distribusi lansia berdasarkan kegiatan social yang sering dilakukan tahun
2022
Interpretasi:
Berdasarkan 13 orang lansia yang dikaji, sebanyak 64% (9 orang) mengikuti
kegiatan senam lansia
21%
7%
7% 64%
Gambar 2.25
20
Distribusi lansia berdasarkan kegiatan yang lakukan pada waktu
senggang tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 64% (9 orang) tidur
G. Komunikasi
1. Distribusi lansia berdasarkan Alat komunikasi yang sering digunakan dalam
sehari-hari
21%
79%
Gambar 2.26
Distribusi lansia berdasarkan Alat komunikasi yang sering digunakan dalam
sehari-hari tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 79% (11 orang) tidak
menggunakan Hp sebagai alat komunikasi sehari-hari
8%
35%
56%
Gambar 2.27
21
Distribusi lansia berdasarkan alat komunikasi massal yang digunakan
tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 56% (8 orang)
menggunakan mulut ke mulut sebagai komunikasi massal.
100%
Gambar 2.28
Distribusi lansia berdasarkan proses komunikasi antaranggota dan
keluarga tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang)
merasa efektif dalam berkomunikasi antaranggota dan keluarga.
H. Fasilitas Rekreasi yang Tersedia Untuk Kelompok
a. Distribusi lansia berdasarkan tempat rekreasi yang dikunjungi.
Ada Tidak
100%
Gambar 2.29
Distribusi lansia berdasarkan tempat rekreasi yang dikunjungi. Tahun 2022
22
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia, sebanyak 100% (14 orang) mengatakan ada
tempat rekreasi di sekitaran tempat tinggalnya.
14%
86%
Gambar 2.30
Distribusi lansia berdasarkan frekuensi lansia pergi rekreasi Tahun
2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 86% (12 orang)
tidak pernah pergi berekreasi
23
Iya Tidak
100%
Gambar 2.31
Distribusi lansia dibantu dalam kegiatan sehari-hari 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang)
lansia tidak dibantu dalam kegiatan sehari-hari.
7%
93%
Gambar 2.32
Distribusi lansia yang pernah mengalami jatuh 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 93% (13 orang) lansia
pernah mengalami jatuh
iii. Distribusi lokasi lansia jatuh
24
Di halaman Dikamar mandi Didalam rumah Dikamar tidur Jalan Raya Tidak ada
7%
93%
Gambar 2.33
Distribusi lokasi lansia jatuh 2022
Interpretasi :
1) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebayak 0% (0 orang) lansia
tidak pernah jatuh di kamar mandi.
2) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 0% ( 0 orang) lansia
tidak pernah jatuh di halaman rumah.
3) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 0% ( 0 orang) lanisa
tidak pernah jatuh di dalam rumah.
4) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 0% ( 0 orang) lanisa
tidak pernah jatuh di kamar tidur.
5) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 7% ( 1 orang) lanisa
pernah jatuh di jalan raya.
6) Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 93% (13 orang)
lansia tidak pernah jatuh.
25
Iya Tidak
29%
71%
Gambar 2.34
Distribusi menerapkan mencuci tangan dengan 6 langkah 2022
Insterpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 71% (10 orang) lansia tidak
menerapkan mencuci tangan dengan 6 langkah.
100%
Gambar 2.35
Distribusi lansia mengggunakan sabun untuk mencuci tangan 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang) lansia
mencuci tangan menggunakan sabun saat mencuci tangan.
26
Kurang dari 2 kali sehari 2 kali sehari Lebih dari 2 kali sehari
36%
64%
Gambar 2.36
Distribusi frekuensi lansia mandi dalam sehari 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 64% (9 orang ) lansia
mandi 2 kali sehari.
100%
Gambar 2.37
Distribusi frekuensi lansia dalam penggunaan handuk 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang) lansia
menggunakan handuk sendiri.
27
Kurang dari 2 kali sehari 2 kali sehari Lebih dari 2 kali sehari
29%
71%
Gambar 2.38
Distribusi frekuensi lansia menggosok gigi dalam sehari 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 71% (10 orang) lansia
menggosok gigi 2x sehari.
43%
57%
Gambar 2.39
Distribusi frekuensi lansia mencuci kaki 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 57% (8 orang) lansia tidak
mencuci kaki
28
Iya Tidak
7%
93%
Gambar 2.40
Distribusi frekuensi lansia menggunakan alas kaki 2022
Interpretasi :
Berdasarkan 14 orang yang dikaji, sebanyak 93% (13 orang) lansia
menggunakan alas kaki
31%
54%
15%
Gambar 2.41
Distribusi lansia berdasrkan Penyajian Makan Gizi Seimbang Tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 54% ( 7 orang) makan
dengan 8gizi seimbang
29
Iya Tidak
14%
86%
Gambar 2.42
Distribusi lansia dalam mencuci bahan makan Tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 86% (12 orang)
mecuci bahan makan
46%
54%
Gambar 2.43
Distribusi lansia berdasarkan pengunaan garam beryodium tahun 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 54% (7 orang)
menggunakan garam beryodium
30
iv. Distribusi lansia berdasarkan penyajian makanan setelah selesai dibuat
Tertutup Terbuka
100%
Gambar 2.44
Distribusi lansia berdasarkan penyajian makanan setelah selesai dibuat 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (14 orang) menutup
makanannya saat disajikan.
v. Distribusi lansia masih mengonsumsi makanan/minuman yang
mengandung pemanis
Iya Tidak
14%
86%
Gambar 2.45
Distribusi lansia masih mengonsumsi makanan/minuman yang
mengandung pemanis 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 89% (12 orang)
tidak mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung pemanis.
31
vi. Distribusi lansia sedang meminum obat
Iya Tidak
46%
54%
Gambar 2.46
Distribusi lansia sedang minum obat 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 54% (17
orang)masih mengonsumsi obat.
J. Kepatuhan Menjaga Protokol Kesehatan Selama Masa Pandemi
a. Distribusi lansia taat memakai Masker
Sering Kadang-kadang Jarang
29%
71%
Gambar 2.47
Distribusi lansia taat menggunakan masker 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 71% (10 orang)
Taat menggunakan masker.
32
b. Distribusi lansia taat dalam menjaga prokes dengan menjaga jarak
Sering Kadang-kadang Jarang
7%
36%
57%
Gambar 2.28
Distribusi lansia taat dalam menjaga prokes dengan menjaga jarak 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 57% (8 orang) kadang-
kadang menaati dalam menjaga prokes dengan menjaga jarak.
38%
62%
Gambar 2.29
Distribusi lansia taat dalam mencuci tangan 2022
Interpretasi:
Berdasarkan 14 orang lansia yang dikaji, sebanyak 62% (8 orang) taat dalam
mencuci tangan
33
2.2 ANALISA DATA
Kelompok : Aggregate Lansia Dengan Diabetes Melitus (Kelompok 2)
Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2022
Tempat Pengkajian : Banjar Blangsinga, Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar
NO ANALISA DATA DIAGNOSA
1. DS : Ketidakefektifan
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang Manajemen
terkaji, didapatkan sebanyak 11 orang lansia dengan Kesehatan
persentase 77% memiliki riwayat penyakit Diabetes
Melitus.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang
terkaji, didapatkan sebanyak 2 orang lansia dengan
persentase 14% memiliki riwayat penyakit Hipertensi.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang
terkaji, didapatkan sebanyak 2 orang lansia dengan
persentase 14% memiliki riwayat penyakit asam urat.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang terkaji,
didapatkan sebanyak 13 orang lansia dengan persentase
34
93% memiliki kebiasaan tidak pernah olahraga.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang
terkait, didapatkan sebanyak 1 orang lansia dengan
persentase 7% pernah mengalami jatuh.
Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di banjar
Blangsinga semenjak pandemi tidak pernah dilakukan
kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lansia.
DO :
Berdasarkan hasil windshiel survei tidak terdapat media informasi
kesehatan lansia, penyakit kronis yang mungkin lansia alami
seperti baliho, leaflet, spanduk
2. DS : Defisiensi
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang
Kesehatan
dikaji, sebanyak 10 orang dengan persentase 71% lansia
Komunitas
tidak aktif dalam kegiatan posyandu lansia.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang dikaji,
sebanyak 11 orang dengan persentase 79% lansia tidak
mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang dikaji,
sebanyak 11 orang dengan persentasi 79% lansia tidak
mendapatkan vitamin tambahan dari pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia yang
dikaji, sebanyak 21% (3 orang) lansia tidak pernah
melakukan screening kesehatan.
Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di banjar
Blangsinga di dapatkan bahwa di banjar Blangsinga
belum pernah dilaksanakan posyandu lansia selama
pandemic.
35
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di Banjar Blangsinga, kecamatan
Blahbatuh, kabupaten Gianyar dengan kajian 14 orang lansia terkaji di dapatkan,
sebanyak sebanyak 11 orang lansia dengan persentase 77% memiliki riwayat
penyakit Diabetes Melitus. sebanyak 2 orang lansia dengan persentase 14%
memiliki riwayat penyakit Hipertensi. Sebanyak 2 orang lansia dengan persentase
14% memiliki riwayat penyakit asam urat. Sebanyak 13 orang lansia dengan
persentase 93% memiliki kebiasaan tidak pernah olahraga.tidak pernah dilakukan
kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lansia, tidak terdapat media informasi
kesehatan lansia, penyakit kronis yang mungkin lansia alami seperti baliho,
leaflet, spanduk.
2. Defisiensi Kesehatan Komunitas di Banjar Blangsinga, kecamatan Blahbatuh,
kabupaten Gianyar dengan kajian 14 orang lansia terkaji di dapatkan, dari 10orang
lansia yang dikaji sebanyak 71% di banjar Blangsinga tidak aktif dalam kegiatan
posyandu lansia. Dari 14 orang lansia yang dikaji sebanyak 3 orang dengan
persentase 21% lansia tidak pernah melakukan screening kesehatan. Sebanyak
79% (11 orang) lansia tidak mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan
kesehatan. sebanyak 79% (11 orang) lansia tidak mendapatkan vitamin tambahan
dari pelayanan kesehatan, selama pandemic belum pernah dilaksanakan posyandu
lansia.
36
lansia masing enggan memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan pada masa pademi saat ini.
Potensi masalah 1 Tinggi = 3 Potensi masalah untuk dicegah adalah cukup
untuk dicegah Cukup = 2 karena lansia telah mengetahui tentang
: cukup Rendah =1 penyakitnya hanya saja masih kurang kurang
2/3 x 1 = 0,67 kesadaran untuk melakukan kontrol terhadap
penyakitnya.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Masalah ini harus segera diatasi untuk
masalah Tidak segera diatasi = 1 mencegah memburuknya kondisilansia
: segera diatasi Tidak dirasakan adanya yang memiliki masalah kesehatan.
masalah = 0
2/2x1=1
Total : 3,67
37
masalah Tidak segera diatasi = 1 karena untuk meningkatkan Kesehatan pada
: segera diatasi Tidak dirasakan adanya lansia melalui program yang direncanakan
masalah = 0
2/2x1=1
Total : 3,3
Cara scoring
38
2.5 INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa NOC NIC
Data
Keperawatan Hasil Intervensi
DS : Ketidak efektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia Manajemen - Perilaku patuh: - Memodifikasi perilaku
yang terkaji, didapatkan sebanyak 11 orang lansia Kesehatan aktivitas yang disarankan - Peningkatan kesadaran diri
dengan persentase 77% memiliki riwayat penyakit - Pengetahuan manajemen - Fasilitas Pendidikan
Diabetes Melitus. penyakit kronis.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
yang terkaji, didapatkan sebanyak 2 orang lansia - Perilaku Kesehatan kepada - Fasilitasi
dengan persentase 14% memiliki riwayat lansia pembelajaran
penyakit Hipertensi. - Perilaku patuh - Konseling masalah
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia pengobatan yang disarankan kesehatan
yang terkaji, didapatkan sebanyak 2 orang lansia
dengan persentase 14% memiliki riwayat Prevensi Tersier
penyakit asam urat. - Dukungan keluarga selama Prevensi Tersier
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang perawatan. - Dukungan keluarga
terkaji, didapatkan sebanyak 13 orang lansia - Motivasi kesembuhan dan
dengan persentase 93% memiliki kebiasaan tidak peubahan perilaku
pernah olahraga.
39
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia
yang terkait, didapatkan sebanyak 1 orang lansia
dengan persentase 7% pernah mengalami jatuh.
Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di
banjar Blangsinga semenjak pandemi tidak
pernah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai
kesehatan lansia
DO :
Berdasarkan hasil windshiel survei tidak terdapat media
informasi kesehatan lansia, penyakit kronis yang
mungkin lansia alami seperti baliho, leaflet, spanduk.
DS : Defisiensi Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia Komunitas - Kompentensi komunitas - Pengembangan program
yang dikaji, sebanyak 10 orang dengan persentase
lansia kesehatan.
71% lansia tidak aktif dalam kegiatan posyandu
- Status kesehatan komunitas - Pendidikan kesehatan.
lansia.
- Skrining Kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang Prevensi Sekunder
dikaji, sebanyak 11 orang dengan persentase 79% - Kontrol resiko komunitas Prevensi Sekunder
lansia tidak mendapatkan makanan tambahan dari penyakit kronik - Identifikasi resiko
pelayanan kesehatan.
- Keefektifan skrining - Skrining kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang yang
40
dikaji, sebanyak 11 orang dengan persentasi 79% kesehatan komunitas
lansia tidak mendapatkan vitamin tambahan dari Prevensi Tersier
pelayanan kesehatan. Prevensi Tersier - Pengembangan
Berdasarkan hasil pengkajian dari 14 orang lansia - Program efektifitas program
yang dikaji, sebanyak 21% (3 orang) lansia tidak komunitas.
pernah melakukan screening kesehatan. - Dukungan peningkatan status
Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di kesehatan komunitas
banjar Blangsinga di dapatkan bahwa di banjar
Blangsinga belum pernah dilaksanakan posyandu
lansia selama pandemic.
41
No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Keperawatan Dana Jawab
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Memberikan 1. Memberikan Seluruh Jumat, Balai Iuran - LCD Mahasiswa
Manajemen tindakan Fasilitas fasilitas Lansia di 22 Banjar Mahasiswa - Laptop dan Kelian
Kesehatan keperawatan Pendidikan pendidikan Banjar Januari Blangsing dan Dana - Proyektor Banjar
komunitas selama 1 tentang Manikliy 2022 a Khas Banjar - Stiker Blangsinga
minggu, diharapkan Memodifikasi u Blangsinga Kesehatan
dibanjar perilaku. - Poster
Blangsinga dapat 2. Memberikan - leaflet
42
dirinya.
2. Dapat
Meningktkann
kesadaran
lansia untuk
melakukan
pemeriksan
secara rutin
2 Defisiensi Setelah dilakukan Pendidikan 1. Mengadakan Seluruh Jumat, Balai Iuran - LCD Mahasiswa
Kesehatan tindakan Kesehatan pendidikan Lansia di 22 Banjar Mahasiswa - Laptop dan Kelian
Komunitas keperawatan kesehatan Banjar Januari Blangsinga dan Dana - Proyektor Banjar
komunitas selama 1 tentang Manikliy 2022 Khas Banjar - Stiker Blangsinga
minggu, diharapkan Pengembanga u Blangsinga Kesehatan
sebagian besar n program - Poster
Lansia di Banjar kesehatan - leaflet
Blangsinga dapat posyandu - Microfon
memperoleh lansia. - Konsumsi
pemeriksaan secara 2. Mengadakan
rutin. Skrining
TUK : Kesehatan
1. Dapat
43
meningktkan
kesadadaran dan
memotivasi
lansia untuk
aktif dalam
kegiatan
posyandu lansia
2. Mendapatkan
screening
kesehatan yang
sesuai untuk
lansia
44
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah yang paling banyak terjadi di wilayah Banjar Blangsinga, Desa
Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar tahun 2022 adalah ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan yang dialami oleh Lansia di Banjar Blangsinga dari 14 lansia yang
dikaji terdapat sebagian lansia di Banjar Blangsinga mengalami beberapa penyakit
seperti Hipertensi, DM, reumatik, asam urat, lansia jarang berolahraga, dan lansia
jarang melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas karena kondisi pandemi
saat ini.
3.2 SARAN
Diharapkan kader dapat mengetahui masalah yang muncul dan program
seperti apa yang mereka perlukan dan lansia di Banjar Blangsinga mampu untuk
menjaga dan meningkatakan kesehatannya.
45
DAFTAR PUSTAKA
Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Macomedia
Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.
Macomedia
46