Anda di halaman 1dari 16

1

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Praktik Terbaik Forum Kesehatan Desa dalam Penyelenggaraan Desa Siaga Aktif di PT
Desa Giriwinangun Kabupaten Tebo

Eva Nora 1, Bagoes Widjanarko 2, Laksmono Widagdo 3


1 Program Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Indonesia,
2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Indonesia,
3 Program Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Indonesia

Surel : evanora13@yahoo.com

Rincian artikel: riangulation. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap yaitu analisis data sebelum, selama

Diterima: 25 th Januari 2020 dan sesudah di lapangan. Analisis data selama di lapangan dengan cara reduksi data,

Revisi: 3 th Februari 2020 penyajian data, dan penarikan kesimpulan.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan Forum
Diterima: 5 th Februari 2020
Kesehatan Desa FKD Desa Giriwinangun dalam penyelenggaraan Desa
Dipublikasikan: 7 th Februari 2020
Siaga Aktif karena berhasil menerapkan nilai-nilai kerelawanan, motivasi,
dan motivasi. komitmen, disiplin, dan tanggung jawab,
Pola komunikasi dan sosialisasi didasarkan pada keterbukaan dengan
masyarakat, pengelolaan desa siaga aktif berjalan dengan baik,
ABSTRAK kemampuan Forum Kesehatan Desa dalam melakukan advokasi dan
Desa Siaga Aktif adalah urusan pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan dukungan kebijakan,
Pemerintah Kabupaten / Kota yang anggaran, infrastruktur, baik dari stakeholders maupun dari masyarakat. .
diserahkan kepada Desa yaitu Forum Forum Kesehatan Desa mampu menjalin komunikasi dan koordinasi yang
Kesehatan Desa. Tujuan penelitian ini baik dengan para pemangku kepentingan pada khususnya dan masyarakat
adalah untuk mendeskripsikan peran umum dengan mengutamakan pendekatan personal dan kelompok.
Forum Kesehatan Desa strata mandiri Adanya interaksi dan kolaborasi yang baik dengan organisasi dan dunia
desa siaga dalam pelaksanaan desa usaha, selain melaksanakan kegiatan kesehatan ibu dan anak, perilaku
siaga aktif di Kabupaten Tebo. hidup bersih dan sehat serta berhasil melakukan inovasi / kreativitas
seperti Masjid Grebek, Pemeriksaan IVA TEST, kesehatan jiwa desa, Badan
Jenis penelitian yang digunakan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan petani karet dalam
adalah penelitian kualitatif dengan desain mengembangkan desa siaga aktif sehingga mencapai strata mandiri dan
studi kasus dengan pendekatan best dapat menjadi contoh bagi Forum Kesehatan Desa lainnya.
practice. Teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara mendalam (depth
interview), Fokus
Kelompok Diskusi , Kata kunci: Forum Kesehatan Desa, Desa Siaga Aktif, strata mandiri
triangulasi, penelusuran dokumen, dan
observasi. Jumlah informan sebanyak
11 orang yang terdiri dari 7 informan
utama dan 4 informan

Untuk mengutip artikel ini:

Eva Nora, Bagoes Widjanarko, LW (2020). Praktik Terbaik dalam Forum Kesehatan Desa di
Implementasi Desa Siaga Aktif di Kecamatan Giririangun Kebo. Jurnal Internasional
Kesehatan, Pendidikan dan Sosial (IJHES), 3 ( 2), 1–16.

www.ijhes.com
2

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

PENGANTAR

Dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh darah
Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut serta
melaksanakan Untuk mewujudkan tatanan dunia yang berdasarkan kemandirian, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud (Perpres SKN). , 2012).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1529 /
MENKES / SK / X / 2010 tentang Pedoman Umum Pembinaan Aktif Desa dan Kelurahan,
peran stakeholders tergambar pada berbagai tingkatan pemerintahan mulai dari Pusat.
Tingkat (Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Pokja operasional Tingkat
Desa / Pusat Siaga Kantor Desa), Tingkat Provinsi (Pemerintah Provinsi, Dinas Kesehatan
Provinsi, Pokja Operasional Desa / Kantor Desa Tingkat Provinsi), Tingkat Kabupaten
(Pemerintah Kabupaten) Dinas Kesehatan Kabupaten, Pokja Operasional Desa / Kantor
Desa Idle Tingkat Kecamatan), Tingkat Kecamatan (Pemerintah Kecamatan, Desa / Kantor
Desa Idle Forum Kecamatan), Tingkat Desa (Desa dan Kantor Pemerintah Desa),Forum
Kesehatan Desa / Kelurahan Kantor Desa, Kelembagaan Masyarakat, Kader Pemberdayaan
Kesehatan (Kemenkes RI, 2013).
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan Desa dan Desa Siaga Aktif di suatu desa atau
kantor desa dapat dilihat dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa / Kesehatan kantor desa.
Forum Kesehatan Desa sebagai desa idle / pengelola perangkat desa harus berperan aktif dalam
mewujudkan Desa / kelurahan Siaga Aktif dan kualitas pelayanan kesehatan, kesadaran
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan mendorong pembangunan yang berorientasi
kesehatan pada tingkat desa (Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2017).
Berdasarkan profil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 dari
81.309 desa dan kantor desa, 52.804 desa / kantor desa siaga tercatat sebagai
25.534 desa / strata pratama kantor desa, 10.708 desa / strata madya kantor desa,
4.131 desa / strata purnama kantor desa, 1.652 desa / strata mandiri kantor desa. Berdasarkan
profil Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2017 jumlah desa / kelurahan sebanyak 1.562 desa
/ kelurahan dengan strata pratama 778 desa, madya 470 desa, purnama 172 desa dan mandiri
93 desa. Dengan demikian, belum semua desa dan kelurahan siaga telah mencapai kondisi
siaga aktif dimana penduduk desa memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan menanggulangi gangguan kesehatan, bencana dan
kedaruratan kesehatan secara mandiri (Kementerian Kesehatan RI). Republik Indonesia,
2010).
Sedangkan untuk data desa menganggur di Kabupaten Tebo tahun 2018 desa menganggur
primer sebanyak 20 desa (17,85%), desa tidur strata madya 55 desa (49,1%), ada 75 (66,9%) desa
menganggur yang tidak berjalan dengan baik ini menunjukkan masih rendahnya partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan desa siaga aktif sedangkan strata Purnama menganggur

www.ijhes.com
3

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Desa siaga sebanyak 26 desa (23,21%), dan Mandiri strata desa menganggur sebanyak 11 desa (9,82)
terdapat 37 (33,03%) desa siaga aktif berjalan dengan baik (Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui peran aktif dari forum
kesehatan desa mandiri strata mulai dari Formasi hingga mencapai strata mandiri dengan metode
pendekatan Best Practice sehingga dapat dicontoh atau dicontoh di desa-desa siaga lainnya.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dengan
memadukan teori sistem dengan teori L.Green yang artinya masukan berupa faktor predisposisi,
pemungkin dan penguat, keluaran berupa perubahan perilaku masyarakat terkait dengan pelaksanaan
kegiatan aktif. Desa Siaga oleh Forum Kesehatan Desa. Sedangkan proses disini merupakan proses
perubahan perilaku masyarakat yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa dalam memicu perubahan
predisposisi, pemberdayaan dan penguatan menuju perubahan yang baik untuk mencapai strata
mandiri dengan menggunakan pendekatan best practice. Teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara mendalam (depth interview), Focus Group Discussion, triangulasi, penelusuran dokumen,
dan observasi. Informan berjumlah 11 orang yang terdiri dari 7 informan utama dan 4 informan
triangulasi. Menggunakan analisis kanten tematik, yaitu teknik analisis dengan membuat inferensi yang
dapat direplikasi dan divalidasi dengan memperhatikan konteks dan mengumpulkannya ke dalam tema
tertentu. Analisis isi ini terkait dengan komunikasi verbal dan non verbal.

HASIL DAN DISKUSI


Gambaran Umum Desa Siaga Aktif Desa Giriwinangun Mulai dari Strata Primer hingga
Strata Mandiri.

Hasil penelusuran data lapangan oleh peneliti kepada informan lapangan yaitu anggota
Forum Kesehatan Desa memperoleh gambaran Desa Siaga Giriwinangun, dimana
pengembangan Desa Siaga aktif di Desa Giriwinangun dimulai pada tahun 2008 dan saat itu
diawali dengan sosialisasi tentang Siaga. program desa. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui
pertemuan dengan masyarakat, salah satunya melalui pengajian rutin yang dilakukan oleh
masyarakat.
Kegiatan desa siaga hanya menangani penanganan ibu hamil, melahirkan dan
melahirkan saja, masih banyak persalinan ditolong oleh dukun bersalin, sulitnya memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang pemeriksaan ibu hamil kepada petugas kesehatan,
perilaku bersih dan sehat. pola hidup yang sangat buruk, dan kegiatan usaha kesehatan
berbasis masyarakat baru hanya dalam penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu Balita, tidak
ada dana khusus untuk kegiatan desa siaga, pelaksanaan kegiatan belum terjadwal dengan
baik, kebijakan dalam pelaksanaan desa siaga hanya sebatas banding.
Forum Kesehatan Desa terus mendorong dan mendorong masyarakat akan
pentingnya kesehatan. Forum Kesehatan Desa berhasil memulai pertemuan dengan Desa

www.ijhes.com
4

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Kepala dan masyarakat yang menghasilkan kesepakatan bahwa terdapat sumbangan wajib bagi
masyarakat di Desa Giriwinangun sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah). Dana yang
terkumpul dari iuran yang terkumpul adalah Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) dan dana
tersebut digunakan untuk membeli mobil sebagai alat transportasi ke Fasyankes pada tahun 2009.

Forum Kesehatan Desa telah berhasil melakukan advokasi dan membina suasana
sehingga muncul kebijakan diantaranya dengan dikeluarkannya SK Kepala Desa Nomor 03
Tahun 2013 tentang Pembentukan Pengurus Kelompok Kerja Tetap Gerakan Sayang Sayang
dan Desa Siaga Giriwinangun, membentuk kelompok kerja desa permanen. Keputusan Kepala
Desa Nomor 07 Tahun 2013 tentang Mobil Ambulans Desa dan Penggalangan Dana Sehat
yang Digunakan untuk Masyarakat yang Membutuhkan. Peraturan Kepala Desa Nomor 08
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Gerakan Jumat Bersih dan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Jika tidak ikut serta akan dikenakan sanksi atau denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah). Peraturan kepala desa nomor 10 tahun 2013 tentang kawasan bebas rokok dan denda
bagi pelanggar sebesar Rp5.000 (lima ribu rupiah). Keputusan Kepala Desa Nomor 15 Tahun
2013 tentang Pengangkatan Kader Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Desa Giriwinangun menjadi Juara 1 Lomba Hidup Bersih dan Sehat Kabupaten Tebo tahun
2013. Pada tahun 2015 kepala desa kembali mengadopsi kebijakan peningkatan kegiatan aktif desa
siaga dengan merombak atau mengubah format pengelolaan Forum Kesehatan Desa, yang
melibatkan seluruh kepala desa. selaku kader pengurus Forum Kesehatan Desa bahkan Ketua
Forum Kesehatan Desa diangkat oleh salah satu kepala dusun mengingat beban kerja sebagai
kepala desa sangat banyak. Sejak kepengurusan baru, Forum Kesehatan Desa mulai berkembang,
kegiatan desa semakin dirasakan oleh masyarakat dalam memberikan sosialisasi atau penyuluhan,
masyarakat Desa Giriwinangun yang mata pencahariannya sebagian besar adalah petani karet,
dimana setiap pagi masyarakat pergi ke sana. kebun untuk memotong karet mereka untuk pulang
pada tengah hari.
Kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Komunitas sedang mengalami kemajuan. Sedangkan untuk
Kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat, selain kegiatan posko pelayanan balita, juga terdapat
kegiatan Bina Keluarga Balita yang terintegrasi dengan Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan Terpadu
Lanjut Usia, Pos Penyakit Tidak Menular, dan Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. . Sarana dan prasarana
yang memadai dengan kondisi jalan yang baik, namun tidak ada insentif yang diberikan kepada pengurus
Forum Kesehatan Desa sebagai upaya mereka dalam melaksanakan kegiatan desa siaga aktif namun begitu
pengurus Forum Kesehatan Desa bekerja secara sukarela, dengan senang hati bersedia memberikan yang
terbaik untuk kepentingan masyarakat. komunitas tanpa merasa terganggu dengan pekerjaan lain.

Forum Kesehatan Desa bersama masyarakat dalam melaksanakan kegiatan aktif desa siaga
berjalan lancar dilandasi keikhlasan dan rasa suka rela menjadi terpanggil, membantu masyarakat
dalam permasalahan yang ada di desa, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Pengetahuan Forum Kesehatan Desa tentang desa siaga aktif semakin meningkat, hal ini terlihat
dari keberhasilan Forum Kesehatan Desa dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
mencapai 85% (delapan puluh persen) pada tahun 2016.

www.ijhes.com
5

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Forum Kesehatan Desa Giriwinangun dalam penyelenggaraan desa aktif aktif telah berhasil
mengimplementasikan nilai-nilai kerelawanan, motivasi, komitmen, disiplin, dan tanggung jawab,
pola komunikasi atau sosialisasi yang dilandasi keterbukaan dengan masyarakat, pengelolaan
penyelenggaraan desa siaga aktif berjalan dengan baik, kemampuan Forum Kesehatan Desa dalam
melakukan advokasi dan pembinaan suasana untuk mendapatkan dukungan kebijakan, anggaran,
sarana prasarana, baik dari stakeholders maupun dari masyarakat. Forum Kesehatan Desa mampu
menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan para pemangku kepentingan pada
khususnya dan masyarakat umum dengan mengutamakan pendekatan personal dan kelompok.
Interaksi dan kolaborasi yang baik dengan organisasi dan dunia bisnis serta sukses dalam
membuat inovasi / kreativitas seperti Masjid Grebek, Pemeriksaan IVA, Desa Sehat Jiwa, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan petani karet dalam mengembangkan desa siaga
aktif sehingga bisa mencapai tingkat kemandirian sehingga bisa menjadi contoh bagi Forum
Kesehatan Desa lainnya. Forum Kesehatan Desa berhasil melakukan inovasi dalam melakukan
kegiatan desa siaga. Bentuk inovasi tersebut antara lain: gerbang masjid / gerakan sendi masjid
dalam pemeriksaan penyakit tidak menular, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolesterol,
pemeriksaan asam urat, pengukuran tekanan darah dan berat badan yang dilakukan di halaman
atau pelataran masjid. Pemeriksaan dilakukan setelah salat Jum'at, pemeriksaan IVA (pemeriksaan
visual asam asetat). Kreativitas Forum Kesehatan Desa dalam mewujudkan masyarakat sehat yang
berhasil melakukan pendekatan personal melalui komunikasi aktif dengan putra-putra asli Desa
Giriwinangun di kota sehingga memiliki empati untuk berkontribusi dalam pembelian ambulans
baru yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Desa. Forum yang ditujukan untuk semua kebutuhan
komunitas. Sehingga di akhiri dengan adanya kegiatan Forum Kesehatan Desa di lapangan
sehingga bisa mendapatkan strata desa siaga aktif secara mandiri. Hal-hal tersebut di atas tidak
dimiliki oleh Forum Kesehatan Desa di desa lain sehingga belum mampu menjangkau desa siaga
aktif secara mandiri.
Hasil Wawancara Mendalam dengan Informan Kunci, Forum Group Discussion dan
Triangulasi Nilai dalam Implementasi Desa Siaga. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti
dengan seluruh informan kunci diperoleh bahwa informan utama dalam melaksanakan kegiatan
desa didasarkan pada nilai-nilai kesukarelaan dengan penuh keikhlasan, tidak ada paksaan dan
tanpa mengharapkan imbalan atau jasa.
Berkaitan dengan motivasi anggota Forum Kesehatan Desa dalam menjalankan
desa siaga, dikatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan aktif desa yang
dimotivasinya adalah mengajak diri sendiri secara khusus dan masyarakat pada
umumnya untuk mengetahui, menginginkan, dan mewaspadai pentingnya kesehatan
bagi diri sendiri, kelompok, keluarga, dan bagi masyarakat luas. Ujung-ujungnya, dari
motivasi para anggota Forum Kesehatan Desa, mereka berharap masyarakat juga
termotivasi untuk menjaga kesehatannya, misalnya dengan bertindak bersih dan
sehat. Jika hal ini bisa dilakukan oleh masyarakat maka secara tidak langsung mereka
akan mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Motivasi anggota Forum
Kesehatan Desa dalam pelaksanaan desa siaga aktif sangat diperlukan,

www.ijhes.com
6

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Disiplin dalam menjalankan tugas juga menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan
desa siaga. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara mendalam dengan anggota Forum
Kesehatan Desa. Mengelola strata mandiri membutuhkan disiplin yang tinggi. Seperti yang
diungkapkan anggota Forum Kesehatan Desa bahwa disiplin dalam membagi waktu, disiplin
menjalankan aturan yang telah dibuat dan disepakati.
Jawaban informan utama tentang nilai-nilai pelaksanaan desa siaga pada
dasarnya sama dengan jawaban informan saat Focus Group Discussion dilakukan serta
jawaban yang disampaikan informan triangulasi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa jawaban informan utama valid.
Anggota Forum Kesehatan Desa di Desa Giriwinangun dalam melaksanakan desa siaga
telah berhasil menjalankan nilai-nilai kerelawanan dalam menjalankan tugasnya, memiliki
motivasi yang tinggi, memiliki komitmen dalam menjalankan desa siaga, dan disiplin dalam
menjalankan tugasnya sebagai anggota. Forum Kesehatan Desa. Nilai-nilai yang dilakukan oleh
anggota Forum Kesehatan Desa di Desa Giriwinangun yang belum dimiliki oleh desa lain di
Kabupaten Tebo sehingga belum mampu menjangkau strata desa siaga aktif Mandiri seperti
yang telah dicapai oleh desa siaga aktif. Desa Giriwinangun.

Pola Komunikasi dan Sosialisasi Forum Kesehatan Desa dalam Penyelenggaraan


Desa Siaga Aktif.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan
bahwa sebagian besar informan utama pada awalnya menyatakan kesulitan dalam melakukan sosialisasi
kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan komitmen lintas sektor pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam mendukung pelaksanaan desa siaga. Pola komunikasi
yang dilakukan Forum Kesehatan Desa kepada lintas sektor dan masyarakat dalam mempromosikan
desa siaga dan program-program di desa siaga melalui pendekatan personal dan kelompok.

Pendekatan pribadi, misalnya dengan mengunjungi pemegang pasak dan masyarakat di rumah
mereka atau tempat lain yang kebetulan bertemu dengan mereka. Sedangkan pendekatan kelompok
dilakukan melalui paguyuban rutin, melalui khutbah Jum'at, melalui arisan kelompok perempuan
pemberdayaan kesejahteraan keluarga, wiritan dan yasinan kelompok yang dilaksanakan setiap minggu
secara bergantian, melalui warung-warung sambil bercengkerama menyampaikan apa itu desa siaga
kegiatan dan manfaatnya bagi masyarakat sehingga masyarakat mengetahui tentang desa siaga dan
program-programnya, sehingga diharapkan tertarik dan mau ikuti apa yang telah disampaikan oleh
Forum Kesehatan Desa.
Pola komunikasi dan sosialisasi yang efektif dan efisien yang dilakukan oleh anggota
Forum Kesehatan Desa turut menyukseskan implementasi desa siaga di Desa
Giriwinangun sehingga diperoleh desa mandiri strata aktif dan aktif. Pola komunikasi dan
penjangkauan ini belum dimiliki oleh desa-desa lain di Kabupaten Tebo.

www.ijhes.com
7

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Faktor Predisposisi Terkait Implementasi Desa Siaga Aktif oleh Forum Kesehatan
Desa
1. Pengetahuan atau Sumber Data Informan Tentang Forum Kesehatan Desa Siaga Aktif atau
Aktif.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci
diperoleh bahwa sebagian besar informan utama dapat menjelaskan dengan baik
tentang kondisi desa siaga saat ini. Informan utama menambahkan bahwa kegiatan
desa siaga masih relevan karena kegiatan desa siaga sangat membantu masyarakat
dalam mencegah dan menanggulangi timbulnya gangguan kesehatan yang timbul
pada diri sendiri, kelompok, dan masyarakat umum di desa ini sehingga derajatnya
kesehatan masyarakat akan meningkat. Pertanyaan peneliti tentang desa siaga
tidak hanya mencakup masalah pendapat anggota Forum Kesehatan Desa tentang
desa siaga, tetapi juga bagaimana pemahaman mereka tentang program desa
siaga, pemahaman, manfaat, tugas dan fungsi serta langkah-langkah
pengembangan. desa siaga.
Pengamat di lapangan anggota Forum Kesehatan Desa sudah bisa mengaplikasikan tentang
program Desa Siaga di lapangan, misalnya bersama-sama membersihkan lingkungan. Manfaatkan
ambulans desa 24 jam yang selalu siap mengantarkan anggota keluarga yang membutuhkan
pertolongan.
2. Sikap Informan atau Sumber Data Terhadap Forum Kesehatan Desa atau Desa
Siaga Aktif.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci
menunjukkan bahwa sikap mayoritas informan dalam pelaksanaan desa siaga sudah
cukup baik. Hal inilah yang memperlancar pelaksanaan desa siaga. Sikap yang
ditunjukkan oleh anggota Forum Kesehatan Desa mendapat empati dari kepala desa
sehingga Kepala Desa merespon positif pelaksanaan desa siaga. Sikap atau tanggapan
kepala desa dan penyelenggara Forum Kesehatan Desa dalam penyelenggaraan desa
siaga sangat menentukan keberhasilan desa siaga hingga mencapai strata
kemandirian tertinggi.

Faktor Pendukung Terkait Implementasi Desa Siaga Aktif oleh Forum Kesehatan
Desa
1. Pembagian tugas dalam Forum Kesehatan Desa.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci, mayoritas
informan kunci mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan desa siaga terdapat pembagian
tugas yang jelas antara anggota Forum Kesehatan Desa dan tugas masing-masing. Penugasan
dapat dilaksanakan dengan baik oleh pengurus Forum Kesehatan Desa. Pelaksanaan kegiatan
desa siaga dilakukan secara bersama-sama namun masih ada pembagian tugas untuk
masing-masing anggota wilayah binaan. Misalnya dia menjadikan kepala desa sebagai
penyelenggara Forum Kesehatan Desa. Mereka memiliki tanggung jawab masing-masing

www.ijhes.com
8

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

dusun untuk pelaksanaan desa siaga. Masing-masing bertanggung jawab atas kegiatan
seperti kegiatan Survei Introspektif di setiap dusun.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Forum Kesehatan Desa.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa
sebagian besar informan kunci menyatakan sarana dan prasarana yang tersedia pada
Forum Kesehatan Desa Giriwinangun sudah tersedia tetapi belum memadai. dan alat tulis
masih tergabung di kantor desa, namun Desa Siaga Giriwinangun sudah memiliki ambulans
desa yang dibiayai oleh masyarakat, sebagian bantuan dari dana desa dan sumbangan
donatur. Ketersediaan sarana dan prasarana penyelenggaraan desa siaga tidak terlepas
dari kontribusi anggota Forum Kesehatan Desa dalam melakukan advokasi dan
pendampingan dengan pihak terkait.
3. Ketersediaan Dana / Anggaran Forum Kesehatan Desa.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa sebagian besar
informan utama mengatakan ada dana yang dianggarkan tetapi tidak secara khusus tetap ditunggangi
oleh pemerintah desa sedangkan dari sisi lain pendanaan masih berada pada swadaya masyarakat. Tolong.
Forum Kesehatan Desa dalam melaksanakan kegiatannya tentunya membutuhkan dana dan anggaran
yang telah disiapkan, namun pada awalnya belum ada ketersediaan dana yang dianggarkan oleh
pemerintah desa, sumber dana selama ini diperoleh melalui swadaya masyarakat dengan kontribusi dari
masing-masing dusun yang ada di desa. berupa dana sehat dan donasi dari donatur kecamatan yang ada
di desa tapi sekarang semenjak ada dana desa baru ada anggaran untuk kegiatan siaga desa walaupun
tidak secara khusus.
Terkait dengan ketersediaan dana, keberadaan anggaran baik dari lembaga
swadaya masyarakat maupun pemerintah desa tidak terlepas dari keterlibatan anggota
Forum Kesehatan Desa. Anggota Forum Kesehatan Desa mampu menjalin komunikasi
dan koordinasi yang baik dengan masyarakat dan dengan pemerintah desa.
4. Kebijakan Terkait Desa Siaga Aktif.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan
bahwa mayoritas informan kunci menyatakan ada kebijakan yang telah dibuat oleh kepala desa
dalam melaksanakan desa siaga aktif. Kebijakan tersebut muncul dari komunikasi dan
koordinasi antara anggota Forum Kesehatan Desa dengan pengambil kebijakan yaitu kepala
desa. Kebijakan adalah peraturan dan ketentuan yang diambil untuk mendukung kegiatan desa
siaga yaitu kebijakan gotong royong dan jumat bersih, penetapan jumantik kader, membesarkan
pembelian ambulans swadaya, melaksanakan aktivitas fisik, kebijakan kawasan bebas rokok dan
lain-lain. Keputusan Kepala Desa Nomor 03 Tahun 2013 tentang Pembentukan Pengurus
Kelompok Kerja Tetap Gerakan Bunda Yang Terhormat dan Desa Idle Giriwinangun Membentuk
Kelompok Kerja Desa Tetap, Surat Keputusan Kepala Desa Nomor 07 Tahun 2013 tentang
Ambulans Desa serta Pembinaan. dana sehat digunakan untuk orang yang membutuhkan.
Peraturan Kepala Desa Nomor 08 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Gerakan Jumat Bersih dan
Pemberantasan Sarang Nyamuk. Apabila masyarakat tidak ikut serta dalam Pemberantasan
Sarang Nyamuk maka akan dikenakan sanksi atau denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah), Peraturan Kepala Desa nomor 10 tahun 2013.

www.ijhes.com
9

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

tentang kawasan bebas rokok dan denda bagi pelanggar sebesar Rp5.000 (lima ribu rupiah). Surat
Keputusan Kepala Desa Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pengangkatan Kader Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Surat Keputusan Kepala Desa tentang Desa Sehat, dan kerja sama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Semua kebijakan tersebut telah direalisasikan dan
dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat.

Faktor Penguat Terkait Implementasi Desa Siaga Aktif oleh Forum Kesehatan
Desa
1. Dukungan Puskesmas di Desa Siaga Aktif.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci
menunjukkan bahwa sebagian besar informan menyatakan adanya dukungan
berkelanjutan dari Puskesmas kepada Forum Kesehatan Desa dalam pelaksanaan desa
siaga aktif di Desa Giriwinangun. Dukungan penuh dari Puskesmas sebenarnya tidak
lepas dari komunikasi intensif yang dilakukan oleh anggota Forum Kesehatan Desa
dengan Puskesmas. Dukungan merupakan salah satu bentuk perhatian dan motivasi
agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Peran Ala Ilir Puskesmas dalam pelaksanaan
desa siaga aktif dilihat dari kesiapan tenaga kesehatan di Desa Giriwinangun seperti
bidan di poskesdes dan puskesmas pembantu.
2. Dukungan Desa Aktif Siaga Desa Siaga.
Selain melakukan advokasi dengan Kepala Desa, Forum Kesehatan Desa juga
melakukan advokasi kepada Bupati khususnya dalam meminta dukungan
pelaksanaan desa siaga. Aktivitas Forum Kesehatan Desa dalam melakukan
advokasi diapresiasi oleh Bupati. Hasil wawancara mendalam peneliti dengan
seluruh informan kunci menunjukkan bahwa mayoritas informan kunci menyatakan
adanya dukungan dari kecamatan dalam pelaksanaan desa aktif siaga. Dukungan
camat sebagai pokja operasional tingkat desa siaga dalam pelaksanaan kegiatan
desa siaga berupa imbauan kepada kepala desa dalam mengaktifkan kegiatan desa
siaga, melakukan kunjungan ke desa secara bersama-sama lintas sektor dalam
masalah kesehatan di desa,

Camat sebagai pokja operasional siaga tingkat desa memberikan sosialisasi kepada
masyarakat, memobilisasi dan mendorong serta memotivasi kepala desa untuk dapat membuat
kebijakan yang mendukung program desa siaga aktif seperti yang diharapkan oleh Forum
Kesehatan Desa.

Manajemen Pelaksanaan Desa Siaga Aktif


1. Perencanaan
Perencanaan inilah yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa dalam penyelenggaraan
penyelenggaraan desa siaga. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh
informan kunci menunjukkan bahwa sebagian besar informan utama mengatakan bahwa ada
perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa untuk mencapai tujuan.

www.ijhes.com
10

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

dari aktivitas tersebut. Setiap tiga bulan sekali diadakan rapat koordinasi antar anggota
Forum Kesehatan Desa untuk membahas perencanaan kegiatan desa siaga aktif. Dalam
kegiatan tersebut Forum Kesehatan Desa secara aktif mengundang para kepala desa. Selain
itu, hasil rapat koordinasi disampaikan secara tertulis kepada kepala desa. Selain
perencanaan kegiatan, rapat juga membahas program atau kegiatan apa saja yang akan
dilakukan kedepannya. Inti dari arahan kegiatan perencanaan adalah mengedepankan
prinsip efisiensi dalam penggunaan berbagai sumber, efektivitas program yang
direncanakan dan keluaran / hasil yang maksimal yang harus dicapai.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan bagian dari pengelolaan penyelenggaraan desa alret.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti kepada seluruh informan kunci menunjukkan
bahwa semua informan kunci menyatakan senang dengan adanya organisasi ini, terlebih setelah
adanya perombakan kepengurusan baru yang melibatkan seluruh kepala dusun selaku pengurus
Forum Kesehatan Desa Alret. . Perombakan kepengurusan dilakukan pada tahun 2015. Sejak
kepengurusan baru sudah terjalin rasa saling menghormati dan dapat berinteraksi dengan baik antar
pengurus Forum Kesehatan Desa. Pengelolaan Forum Kesehatan Desa yang aktif Desa Giriwinangun
dibangun dengan sikap saling menghormati, gotong royong dan saling peduli antar pengurus. Ketua
Forum Kesehatan Desa dapat berkoordinasi dengan baik, mampu melindungi anggota dan saling
terbuka dalam segala kegiatan, semua keputusan yang diambil adalah keputusan bersama. Dasar
perombakan manajemen didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan pendamping. Forum Kesehatan
Desa memiliki pemikiran bahwa pelaksanaan desa siaga akan dapat berjalan dengan baik apabila
masing-masing dusun memiliki pengurus yang diketuai oleh kepala dusun.

Penyelenggaraan Forum Kesehatan Desa di Desa Giriwinangun meliputi pokja mulai


dari kelembagaan bidang, perencanaan dan evaluasi, penanggulangan HIV / AIDS dan WPA,
pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan berbasis masyarakat, bidang
pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan bersih dan perilaku sehat, layanan
darurat dan penanggulangan bencana, pelembagaan dan promosi.
Dalam pelaksanaan Desa Siaga Aktif di Desa Giriwinangun, sistem organisasi pusat
sebagaimana diuraikan di atas, namun pembinaan dan pembinaan untuk pelaksanaannya
sehingga partisipasi aktif dari strata aktif tetap dapat dipertahankan.
3. Implementasi
Pelaksanaan tugas setiap pengurus harus melaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya
masing-masing. Jika dalam kasus tertentu salah satu petugas tidak dapat atau berhalangan hadir
maka pelaksanaan tugas digantikan oleh pengurus lain yang mampu dan mau melaksanakan tugas
tersebut. Padahal dalam pelaksanaan kegiatannya terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang dihadapi.
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa
mayoritas informan kunci mampu menjelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan desa siaga
aktif sampai pada strata otonomi. Implementasi Desa Siaga Aktif di Desa Giriwinangun berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang dibuat oleh Forum Kesehatan Desa. Di

www.ijhes.com
11

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Dalam melakukan Survei Introspektif, Forum Kesehatan Desa dibantu oleh kader pos
pelayanan terpadu dalam pendataannya dan bersama-sama menetapkan prioritas
permasalahan yang ada. Hasil Survei Introspektif dibahas dalam Musyawarah
Masyarakat Desa.
4. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari penyelenggaraan
penyelenggaraan desa siaga. Tujuan pemantauan yang dilakukan oleh Forum
Kesehatan Desa adalah untuk memastikan terlaksananya desa siaga sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Sedangkan kegiatan evaluasi bertujuan untuk
mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan dan yang belum dilaksanakan,
menjelaskan faktor-faktor penyebab berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan
kewirausahaan di lapangan. Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh
informan kunci menunjukkan bahwa sebagian besar informan kunci menyatakan
bahwa monitoring dan evaluasi kegiatan Forum Kesehatan Desa telah dilaksanakan.
Monitoring dan evaluasi merupakan langkah terbaru dalam mengelola desa siaga.

Monitoring dan evaluasi juga bertujuan untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi
suatu kegiatan. Efisiensi adalah kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak daripada jumlah
input dari sejumlah kecil / minimum input. Sedangkan efektivitas berkaitan dengan kenyataan
apakah hasil yang diharapkan atau memenuhi tingkat keluaran dapat dicapai. Indikator yang
digunakan dalam evaluasi keluaran berupa lingkup kegiatan yaitu; efektifitas program, apakah
permasalahan kesehatan di Desa Giriwinangun dapat diatasi dengan adanya Forum Kesehatan
Desa dan efisiensi program, apakah pelaksanaan kegiatan Forum Kesehatan Desa tepat sasaran
dan memberikan manfaat bagi masyarakat. masyarakat.

Interaksi dalam Pelaksanaan Desa Siaga Aktif


1. Kemitraan
Peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak potensial diperlukan untuk mengembangkan
solidaritas, kekompakan, harmoni dalam kerjasama dan berbagi peran dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendampingan. Selain itu, program kemitraan bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pendayagunaan sumber daya yang ada dalam penyelenggaraan penjualan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci


menunjukkan bahwa sebagian besar informan utama menyatakan telah terjadi kemitraan yang
dilakukan dalam melaksanakan kegiatan aktif desa siaga. Kemitraan merupakan upaya yang
melibatkan berbagai sektor baik pemerintah maupun kelompok masyarakat untuk mendapatkan
dukungan. Kemitraan selama ini dilakukan dengan pihak kesehatan dan lintas sektor seperti
puskesmas dan organisasi kemasyarakatan. Kegiatan kemitraan ini berjalan dengan baik dalam
pelaksanaan kegiatan desa siaga. Kegiatan penyuluhan dilakukan melalui organisasi di
masyarakat. Kegiatan kemitraan yang sedang berlangsung tidak lepas dari kemampuan

www.ijhes.com
12

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Forum Kesehatan Desa dalam melakukan kegiatan usaha dengan organisasi


masyarakat dan pihak terkait lainnya.
Keberhasilan Forum Kesehatan Desa Giriwinangun mencapai tahap strata
mandiri antara lain karena kemitraan yang berjalan baik. Baik dalam hal menjalin
kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan instansi terkait maupun dengan
dunia usaha di masyarakat. Kemitraan menjadi salah satu kunci keberhasilan
implementasi desa siaga aktif di Desa Giriwinangun.
2. Kerjasama
Kerja sama mutlak diperlukan dalam pelaksanaan serikat pekerja. Forum Kesehatan Desa
memiliki kemampuan kolaboratif yang baik dalam pelaksanaan kewirausahaan. Berdasarkan
hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa
sebagian besar informan menyatakan bahwa ada kerjasama yang terjalin selama ini dengan
melakukan kesepakatan kerjasama dalam melakukan kegiatan desa siaga. Kerjasama antara
Forum Kesehatan Desa dengan instansi terkait dalam pelaksanaan desa siaga aktif yang
dituangkan dalam bentuk kesepakatan atau nota kesepahaman. Dalam nota kesepahaman
tersebut diatur perjanjian kerjasama dalam pelaksanaan perikatan aktif. Bentuk kerjasama yang
dilakukan Forum Kesehatan Desa dengan pihak terkait dalam pelaksanaan desa siaga aktif yang
dilaksanakan oleh Forum Kesehatan Desa adalah dengan mengajak seluruh instansi terkait di
Desa Giriwinangun untuk bersama-sama ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan program
desa siaga dalam mewujudkan sebagai masyarakat yang berkemauan, mampu dan mandiri
dalam mengatasi masalah kesehatan, kerjasama ini dilakukan dengan kesepakatan atau nota
kesepahaman yaitu dengan Kepala Dinas Penyuluhan Pertanian, Kepala Kementerian Agama,
Petugas Lapangan Keluarga Berencana. Perjanjian kerja sama ini dilakukan untuk mendapatkan
dukungan positif dari pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan serikat pekerja.

3. Kreativitas
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa
mayoritas informan kunci menyatakan bahwa dalam mengembangkan desa siaga aktif banyak
inovasi atau kreasi yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa.
Kreativitas merupakan proses yang melibatkan ide, ide baru atau hubungan baru
antara ide dan ide yang sudah ada. Kreativitas yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa
dalam mengembangkan program desa siaga saat ini adalah dengan menginovasi kegiatan
desa siaga menjadi desa sehat jiwa dan desa peduli kesehatan warganya. Salah satu
inovasinya adalah sebagai buruh tani karet dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, melakukan pembinaan gerbang masjid dan puskesmas dalam mendeteksi
penyakit tidak menular, namun perlu adanya kreativitas lain yang dilakukan oleh Forum
Kesehatan Desa untuk menjaga dan mengembangkan keberlanjutan kegiatan Forum
Kesehatan Desa. Ini patut diapresiasi. Inovasi / kreativitas ini belum dimiliki oleh desa lain di
Kabupaten Tebo.

www.ijhes.com
13

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

4. Regulasi
Munculnya regulasi dalam penyelenggaraan pemasyarakatan masyarakat setempat
terlepas dari kemampuan Forum Kesehatan Desa dalam melakukan advokasi, komunikasi,
dan koordinasi dengan para pihak dalam merumuskan kebijakan. Berdasarkan hasil
wawancara mendalam peneliti dengan semua informan utama sebagian besar mengatakan
bahwa regulasi yang dibuat selama ini hanya berupa himbauan dan pengumuman serta
keputusan kepala desa saja. setiap kepala keluarga saat itu hanya merupakan keputusan
dari kepala desa. Untuk itu perlu adanya pembahasan perdes agar lebih kuat dalam
penganggaran dan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Forum Kesehatan Desa
kedepannya. Ini dimulai saat awal pembentukan para trainee.
Seiring dengan berjalannya waktu dan terus meningkatkan dukungan dari pengambil kebijakan
terkait penyelenggaraan serikat pekerja. Banyak regulasi yang dikeluarkan seiring dengan peningkatan
strata desain hingga mencapai strata independen. Adapun regulasi yang sudah diterbitkan seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya.

Koordinasi dan Konsultasi dalam Pelaksanaan Desa Siaga Aktif


1. Kepemimpinan
Hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci menunjukkan bahwa
sebagian besar informan utama menyatakan bahwa kepemimpinan kepala desa saat ini dalam
pelaksanaan desa siaga sudah cukup baik walaupun hanya menjabat satu tahun begitu juga
dengan sebelumnya kades baik dalam dukungan dan perhatiannya terhadap penyelenggaraan
desa siaga, yang disampaikan hal tersebut mendapat respon yang positif dari masyarakat. Ada
hubungan yang baik antara kepala desa dengan masyarakat khususnya dengan pengurus
Forum Kesehatan Desa.
2. Pengambilan keputusan
Hasil FGD dan observasi kepada informan utama menunjukkan bahwa
mayoritas informan utama mengatakan bahwa kepala desa sangat baik, dukungan
kepala desa pada Forum Kesehatan Desa sangat baik, desa Kepala dalam
pengambilan keputusan sangat bijaksana.
Dalam pengambilan keputusan kepala desa melakukan musyawarah bersama dan dalam pengambilan
keputusan selalu mendengarkan pendapat atau masukan agar tidak mengambil keputusan sendiri-sendiri.
Dalam melaksanakan desa siaga aktif tidak lepas dari peran pengambil kebijakan.
Keberhasilan implementasi desa siaga aktif tentu saja merupakan pemangku kepentingan atau
pengambil kebijakan di tingkat desa dalam hal ini kepala desa sangat menentukan. Seperti
halnya hasil diskusi kelompok dalam penelitian ini, informan kunci mengatakan bahwa Kepala
Desa Giriwinangun sangat baik, dukungan kepala desa pada Forum Kesehatan Desa sangat baik,
pengambilan keputusan oleh kepala desa sangat bijak. Hal ini dapat memberikan amunisi dalam
kelancaran pelaksanaan desa siaga aktif.

Dampak yang diinginkan terkait dengan implementasi desa siaga aktif.

www.ijhes.com
14

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan seluruh informan kunci, mayoritas
informan kunci menyampaikan harapannya agar desa siaga ini dapat menjadi desa siaga yang
sehat dan sehat jiwa sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Selain itu, informan berharap
pelaksanaan desa siaga yang dilakukan oleh Forum Kesehatan Desa dapat membangun kesehatan
masyarakat secara luas, menjadikan desa yang masyarakatnya tanggap, peduli terhadap ancaman
kesehatan dan ancaman darurat. Para informan berharap kegiatan ini dapat terlaksana dengan
lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi contoh bagi desa lain.

Hasil adalah dampak, manfaat dan perubahan yang diharapkan dari suatu kegiatan atau layanan yang
diprogramkan. Keberhasilan desa siaga hingga mencapai tahapan strata mandiri merupakan kerjasama yang
baik antara pengelola dan didukung oleh pemerintah desa, sehingga masyarakat dengan kemauan, kesadaran
dan keinginan sendiri untuk memahami kesehatan serta cara penanganan dan deteksi serta penyelesaiannya.
masalah secara mandiri. Kegiatan desa siaga dilaksanakan secara efektif, efisien relevan dengan inovasi dan
komitmen yang sedang berlangsung sehingga dapat dijadikan contoh bagi desa yang kurang aktif.

Dampak dari pelaksanaan desa siaga yang dimaksud disini adalah dampak positif bagi
masyarakat yaitu mencegah dan menanggulangi terjadinya gangguan kesehatan di masyarakat
sebagaimana dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam kurikulum dan
modul pelatihan. untuk pos kesehatan desa bidan dalam mengembangkan desa menganggur
diatas. Hasil yang diharapkan ini dicapai dalam penelitian ini dimana Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Masyarakat Desa Giriwinangun mencapai 100% pada tahun 2018. Sebagai desa percontohan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ketenagakerjaan bagi petani karet.

KESIMPULAN
Keberhasilan pelaksanaan desa siaga aktif hingga strata mandiri yang dipimpin
oleh Anggota Forum Kesehatan Desa. Forum Kesehatan Desa mampu menerapkan
nilai-nilai kesukarelaan, motivasi, komitmen, disiplin, dan tanggung jawab, pola
komunikasi atau sosialisasi dilakukan berdasarkan keterbukaan dengan masyarakat,
pengelolaan penyelenggaraan desa siaga aktif berjalan dengan baik, adanya
dukungan anggaran, sarana prasarana. dan dukungan dana yang berasal dari
swadaya masyarakat, pelaksanaan kebijakan dari kepala desa, adanya inovasi
pengembangan desa siaga aktif Anggota Forum Kesehatan Desa mampu menjalankan
fungsi advokasi, komunikasi, dan koordinasi. dengan baik dengan pimpinan
pengambil kebijakan, tokoh agama, tokoh masyarakat. , dan organisasi sosial.

Dengan perombakan pengelolaan Forum Kesehatan Desa Siaga dimana pengelolaannya merupakan
bagian terbesar dari kepala desa sehingga pembinaan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Selain kegiatan
dan perilaku kesehatan ibu dan anak dalam hidup bersih dan sehat, inovasi yang berhasil dikembangkan oleh
Forum Kesehatan Desa

www.ijhes.com
15

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

di Desa Giriwinangun adalah: 1) Forum Kesehatan Desa di Desa Giriwinangun telah berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan para
pemangku kepentingan, khususnya dengan masyarakat, 2) Inovasi " GERBEK MASJID "( Gerakan Bersama Masjid) untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala seperti masalah Penyakit Tidak Menular. Untuk melaksanakan kegiatan ini Forum Kesehatan Desa
Forum Kesehatan Desa melakukan pendekatan dengan Puskesmas dan remaja masjid. 3) Forum Kesehatan Desa berhasil mendekati
kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga untuk melakukan pemeriksaan IVA pada ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga di Desa
Giriwinangun. 4) Inovasi pemanfaatan tanah air untuk tanaman obat dan tanaman sayur dan buah. Anggota Forum Kesehatan Desa mulai dari
diri mereka sendiri memanfaatkan tanahnya yang dibuat sebagai percontohan bagi masyarakat sehingga menimbulkan minat masyarakat
untuk mengikutinya dan hal ini terbukti dapat dilakukan. 5) Kesepakatan kerjasama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
dengan bantuan Kementerian Sosial terkait lelang program jaminan sosial bagi pekerja formal dan informal, Forum Kesehatan Desa berhasil
mengikutsertakan masyarakat khususnya petani dalam penyelenggaraan Jamsostek Ketenagakerjaan. Agen. Dengan demikian, Desa
Giriwinangun merupakan desa percontohan sebagai desa tempat kerja. 6) Forum Kesehatan Desa dan kepala desa menempatkan diri sebagai
pengabdi masyarakat dan telah terbukti dalam praktek di lapangan sehingga Forum Kesehatan Desa dan Kepala Desa Giriwinangun mampu
memposisikan diri sebagai Model Rollers sehingga sangat disegani. dan dihormati oleh anggota komunitasnya. Forum Kesehatan Desa
berhasil mengikutsertakan masyarakat khususnya petani dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dengan demikian,
Desa Giriwinangun merupakan desa percontohan sebagai desa tempat kerja. 6) Forum Kesehatan Desa dan kepala desa menempatkan diri
sebagai pengabdi masyarakat dan telah terbukti dalam praktek di lapangan sehingga Forum Kesehatan Desa dan Kepala Desa Giriwinangun
mampu memposisikan diri sebagai Model Rollers sehingga sangat disegani. dan dihormati oleh anggota komunitasnya. Forum Kesehatan
Desa berhasil mengikutsertakan masyarakat khususnya petani dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dengan
demikian, Desa Giriwinangun merupakan desa percontohan sebagai desa ketenagakerjaan. 6) Forum Kesehatan Desa dan kepala desa menempatkan diri sebagai pe

LITERATUR
Ahmadi.A. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta; 2002.
Departemen Kesehatan RI. Kurikulum dan Modul
PelatihanBidanPoskesdesdalamPengembanganDesaSiaga. Jakarta. 2007. Hlm.2-53.
Di A, Gulon D, Magelang K. Evaluasi Pelaksanaan Forum Ksehatan Desa Dalam Mendukung
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga Aktif Di Desa Gulon Kabupaten Magelang. 2018;
6: 9.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, Kabupaten Tebo ,. Renstra dinas kesehatan kabupaten tebo
2017-2022 8. Kabupaten tebp; 2017
Fidora.S, dkk. Pelaksanaan Forum Kesehatan Desa dalam Mendukung Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga Aktif Di Desa Gulon Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-journal) Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018.Undip.
Hijau, Lawrence W dan Marsall W. Kreuter. Perencanaan Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Dan
Pendekatan Lingkungan. London: Perusahaan penerbitan Mayfield. 2000. Glanz, K, Lewis. MF,
Rimer, KB. Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan. Teori, Penelitian,
dan Praktek. San Francisco: Jossey-Bass A Wiley Company. 1996.
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Peghitungan Biaya Pengembangan Desa da Kelurahan Siaga
Aktif. Pusat Promisi Kesehatan. Jakarta. 2010. hlm. 13,12,21
Kemenkes Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Penghitungan Biaya Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Pusat Promosi Kesehatan; 2010. hal. 12

www.ijhes.com
16

[Vol: 3 Edisi: 2 Februari | 2020] E-ISSN: 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

Jurnal Internasional Kesehatan, Pendidikan dan Sosial


( IJHES)

Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan.Jakarta; 2013. hal. 1–24.
Kemenkes RI. Rencana Aksi Kelompok Kerja Operasional ( Kelompok kerja operasional) Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat 2013-2015. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa; 2013. hlm. 10-11,24,27,3
Listyarti.R. Pendidikan KarakterdalamMetodeAktif, Inovatif, dan Kreatif. Erlangga. Jakarta.
2012. Hlm.7
Marliana dan Sugiyanto. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Pelaksanaan
Forum Kesehatan Kelurahan Di Gayamsari Semarang. Jurnal Visikes-Vol.12 / No.2; 2013.
Mulyadi. D. PerilakuOrganisasi dan KepemimpinanPelayanan. Bandung. Alfabeta. 2015. Muninjaya,
Gde.AA Manajemen Kesehatan. Jakarta. Buku Kedokteran. EGC; 2004. Notoatmodjo.S. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta; 2003. hlm. 20. Pemerintahan Propinsi Jambi. Profil
Kesehatan Propinsi Jambi Tahun 2017. Jakarta: Dinas
Kesehatan Propinsi Jambi; 2017. 245 hal.
Penyusun T, Desa P. Data dan Informasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tahun
2013. jakarta: kemenkes promosi kesehatan RI; 2013. 85 hal.
Permenkes RI Nomor 44 Tahun 2016 tentangPedomanManajemenPuskesmas. Jakarta 2016. Praktek DB.
Panduan untuk Mengidentifikasi dan Mendokumentasikan Praktik Terbaik dalam Keluarga Berencana
Program. Afrika; 2017. 40 hal.
Ryadi.ALS IlmuKesehatan Masyarakat. Dan saya. Yogyakarta. 2016.
Sekretaris Kabinet. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta; 2012.
Trisnawati, Ernie, Pengantar Manajemen. Jakarta Prenada Media group; 2012. Uno. Teori Motivasi
dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara;
2014. hlm. 27-28
Usman, M U. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya; 2002.

www.ijhes.com

Anda mungkin juga menyukai