Anda di halaman 1dari 119

BUKU PEDOMAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN
MASYARAKAT DESA
TAHUN 2021

SEKOLAH TINGGI
Buku Pedoman ILMU KESEHATAN
Pembangunan Kesehatan 1
KAPUAS RAYA
Masyarakat SINTANG
Desa (PKMD) TA 2020/2021
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Diterbitkan oleh:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKARA)

Official Account :
Email : stikara@gmail.com
www.s tik es-kapu asr aya .ac .id

S EK O LA H T I N G G I I LM U KE S E HA TA N
K A P U A S RA YA ( S TI KA RA )
Ala ma t : Jl. Dr. WahidinSu diroHu s odo
No.80,Kode Buku
p o s 7Pedoman
8612 Pembangunan Kesehatan 2
Telp/Fa x. ( 0565) 2025099
Masyarakat
Email : in f o@ s tike s -kapu asra ya .ac .i d |Desa (PKMD)
www.s ti kes -TA 2020/2021
k apuas ra ya .ac .i d
BIODATA PEMILIK

Nama :
NIM :
Jenis Kelamin :
Alamat Kos :

Alamat Rumah :

No. HP :
No. HP Orang Tua :
Kelompok Desa PKMD :
Alamat Camp PKMD :
Dosen Pembimbing :
Pembimbing Lapangan :

Pemilik Buku

___________________________

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 3


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, tim penyusun buku
pedoman Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang tahun 2021.
Penyusunan buku ini merupakan suatu wujud dalam meningkatkan mutu
dan kualitas kegiata PKMD yang dilaksanakan di Kecamatan Bainjai,
Kabupaten Sintang.
Buku ini berisi tentang pedoman pelaksanaan teknis PKMD bsgi
mahasiswa, dosen pembimbing, pembimbing lapangan serta menjadi
referensi bagi pihak yang berkepentingan. Sehingga keberadaan buku ini
diharapkan menjadi pendukung dalam kelancaran kegiatan.
Kami menyadari bahwa dengan ketetbatasan yang ada, buku ini
memerluka banyak perbaikan, sehingga kritik dan saran dari semua pihak
merupakan penghargaan tersendiri bagi kami untuk kesempurnaa buku
ini.

Sintang, Januari 2021

Tim Penyusun

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 4


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat di
Indonesia memerlukan tanggung jawab atau kewajiban
bersama bentuk komprehensif dari semua pihak, baik dari
pemerintah maupun dari semua unsur di masyarakat.
Tercapainya derajat kesehatan yang baik bagi masyarakat
akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat itu sendiri atau
lingkungan masyarakat disekitarnya, serta dapat memberikan
dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat baik secara fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual.

Pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat


khususnya di Kabupaten Sintang berupaya untuk membangun
seluruh aspek kehidupan masyarakat yang sehat, bersih, aman,
nyaman dan tertib. Dimana masyarakat akan memiliki cara

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 5


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
pandang atau sikap, perilaku dan sistem nilai terhadap
pemecahan masalah kesehatan yang diarahkan pada upaya
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Setiap masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
menggenal dan mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayahnya melalui pengembangan wilayah setempat (Locally
Development).

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat kegiatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang
diarahkan pada program akademik dan pengabdian pada
masyarakat yang merupakan bagian dari rancangan
pembelajaran bagi mahasiswa, kontribusi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya Sintang dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Sintang bersama-
sama dengan masyarakat melalui pemberdayaan dan peran
serta secara mandiri dari masyarakat. Kegiatan ini
dilaksanakan melalui proram praktek kerja lapangan
kebidanan komunitas (PKL/KK) dan laboratorium kesehatan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 6


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
masyarakat dalam konteks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) yaitu suatu kegiatan pengalaman
belajar secara nyata bagi mahasiswa dalam memahami status
kesehatan, masalah kesehatan, upaya kesehatan dan kendala
serta pemecehan masalah kesehatan melalui pemberdayaan
dan peran serta masyarakat disuatu wilayah binaan. Fokus
utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan
anak, kesehatan reproduksi serta kesehatan lingkungan
melalui pemanfaatan potensi masyarakat yang ada di wilayah
binaan tersebut.

B. Dasar
1. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2013 tentang
Pendidikan TInggi
2. SK Mendiknas RI No.117/D/0/2009-03 Agustus 2009
tentang berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Masyarakat.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 7


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
3. Pedoman akademik STIkes Sintang tahun 2013.
4. Kurikulum Nasional Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dari
Pendidikan Tinggi, beban SKS untuk PKMD adalah 4 SKS.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam Pelaksanaan pembangunan kesehatan
masyarakat desa diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan pembangunan kesehatan masyarakat desa
secara komprehensif melalui pemberdayaan dan
pengorganisasian masyarakat secara terarah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri
sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan
mutu hidup.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai melaksanakan PKL-KK dan
laboratorium Kesehatan Masyarakat diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melaksanakan pengkajian/pengumpulan data
kesehatan dan kebidanan komunitas melalui Survey

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 8


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Mawas Diri (SMD), Windshield Survey, observasi dan
interview
b. Melakukan pengolahan dan analisa data sebagai dasar
untuk mengidentifikasi masalah/kebutuhan kesehatan
komunitas melalui pendekatan perspektif gender, sosial
demografi, epidemiologi dan statistik kesehatan.
c. Menyajikan gambran data dan kondisi permasalahan
kesehatan berdasarkan prioritas melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
d. Merumuskan dan menyusun Planning of Action (POA)
dan rencana strategis dalam upaya intervensi atau
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada dan
meningkatkan status kesehatan bersama-sama dengan
masyarakat melalui MMD.
e. Melakasanakan rencana kegiatan sesuai dengan
kesepakatan yang sudah dibuat bersama-sama
masyarakat dengan melibatkan atau memberdayakan
semua unsur masyarakat yang ada secara teroganisir,
tearah dan terpadu.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 9


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
f. Berperan serta dalam menyesuaikan masalah kesehatan
sesuai dengan kebutuhan bersama-sama dengan
masyarakat melalui Puskesmas, Pokja Desa, Sehat atau
unsur-unsur pendukung lainnya yang ada.
g. Berperan serta dalam pembangunan kesehatan
masyarakat desa untuk mewujudkan masyarakat yng
mandiri dan terarah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
h. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk menjaga
ketercapaian dan keberlanjutan/kesinambungan
kegiatan yang sudah disepakati bersama dengan
menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan
pihak-pihak terkait.
i. Menyusun rencana tindak lanjut sesuai dengan
perkembangan dan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
j. Mendokumentasi seluruh proses kegiatan PKMD
dengan membuat laporan pelaksanaan.
k.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 10


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
D. Ruang Lingkup PKMD
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
sebagai suatu bentuk pendekatan pembangunan kesehatan
ditandai dengan lima ciri sebagai berikut:
1. Liputan yang menyeluruh terhadap penduduk sehingga
penduduk dapat memperoleh pembinaan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan asas pemerataan yang adil
(equity)
2. Pembinaan kesehatan tersebut mencakup upaya preventif
(pencegahan), promotif (kegiatan peningkatan), kuratif
(upaya penyembuhan) dan rehabilitatif (upaya perbaikan
kembali), dengan penekanan pada pembinaan esensial
kesehatan penduduk berdasarkan hasil survey mawas diri
dan musyawarah masyarakat desa
3. Teknologi yang digunaakan dalam pembinaan kesehatan
esensial tersebut harus tepat guna, efektif, dan dapat
diterima budaya setempat dan terjangkau oleh
masyarakat.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 11


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
4. Masyarakat terlibat aktif dalam upaya pembinaan
kesehatan esensial tersebut sehingga dapat
mengembangkan kemandirian dan mengurangi
ketergantungan.
5. Pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi dikaitkan
dengan kegiatan pembangunan disektor lain dengan
meningkatkan kerjasama lintas sektor.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 12


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. Peserta
Peserta dalam kegiatan PKMD ini yaitu Mahasiswa
semester akhir STIKARA Sintang tahun akademik 2020/2021
sejumlah 117 mahasiswa, yang terdiri dari mahasiswa
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat berjumlah
Mahasiswa, DIII Program Studi Kebidanan berjumlah
mahasiswi, dan DIII Program Studi Perekam dan nformasi
Kesehatan berjumlah mahasiswi yang akan dibagi menjadi
11 kelompok sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Nama dan Kelompok
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
STIKes Kapuas Raya Sintang Tahun Akademik 2020/2021

DOSEN
NO NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING DESA
1 181108113462001 ABDULLAH HANIF A.
2 181108113462028 SRIK MUDRIKAH
181108113462039 PAOLA YULIANTI Rika Yuanita
3
Pratama, KEBIAU BARU
VERONIKA SUSILA
181108113462052 SKM., MKM
4 AGUSTIN
SISWOYO ANDRY
171108113201010
5 NUGROHO
6 171108113201022 UTIN MUTIARA AGUSTIA
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 13
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
7 171108113201034 ANGGUN JUPITA SARI Rika Yuanita
Pratama, KEBIAU BARU
8 191108113201031 MASIAH SKM., MKM
9 181108115401011 FIKA IRNA SARI
10 181108113462043 RADILIA MIRANDA
11 181108115401022 SAPRIA
1 181108113462010 DEVI BIBIANA
2 181108113462022 GABRIELA DARMAWANGI
3 181108113462035 MAYA FEBRI ANGGRAINI
4 181108113462047 RIO ARIANDA
5 181108115401001 AGUSTINA NOVI Abil Rudi,
TEBING RAYA
6 171108113201018 THERISEA S.Kep., M.Kes
7 171108113201031 NINA SARI
8 191108113201028 ELISA HENDRA
9 181108115401008 ELISABET ETUT
10 181108115401019 PILI SUSANTI
1 181108113462011 DEVI OKTABIANTI
2 181108113462023 GUSTIARANI SUSANTY
KRISPINUS MELKETA
181108113462031
3 DANTANAES
4 181108113462049 SONIA LEVIA
5 171108113201007 YANA ANJELA PUTRI
Paskalia Tri
6 171108113201020 THERESIA DELLA SUNGAI ANA
Kurniati, S.ST.,
7 171108113201032 SEDIANTO M.Kes
8 191108113201029 EMILIA MINARNI
9 181108115401009 ELISAWATI
10 181108115401030 YULITA HERMAWATI
11 181108115401020 RINI

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 14


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
1 181108113462012 DEVI PURNAMA SARI
2 181108113462025 HUSNUL AMANAH
NOVIAN HARIS
181108113462038
3 KURNIAWAN BRYAN
4 181108113462051 TRI RESIA GITASARI
5 171108113201009 STEPANUS
6 171108113201021 HERNITA DESTIANI Sunarti, SKM.,
KEDEBANG
M.Kes
7 171108113201008 JUMIATI
FRANSISKA JANURIA
171108113201033
8 LUDANG
INTEN SETIA
191108113201030
9 PERMATASARI
10 181108115401010 ELMA FITRI WAHYUNI
11 181108115401021 SALOME YUPITA
1 181108113462008 BIMAS VIRGO ARJUNA
2 181108113462020 ERSA FEBRIYANTI
3 181108113462033 MARIA FITRI IRAWATI
4 181108113462046 RINA HERLINA
5 171108113201006 SRI SUMARTI
Lea Masan,
6 171108113201017 DESI RATNA SARI MARTI GUNA
S.ST., M.Kes
YAYANG CINDY
171108113201030
7 WULANDARI
DWI YUNIDAR KARTADI
191108113201027
8 SINGKAWANTO
9 181108115401007 ELI ERMAWATI
10 181108115401018 PAULINA SULASTINI
BENNY CHRISTIAN
181108113462007 Ns. Novin
1 TAMONOB
181108113462019 ERNI PRATIWI Yetiani, MENGKURAI
2
S.Kep., M.Kep
3 181108113462032 LALA IVANKA

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 15


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
4 181108113462045 RENI WANDARI
5 171108113201005 INDRIANI LESTARI
6 171108113201016 DESY RAHMAYANTI
MUHAMMAD ADITYA
171108113201029
7 WARDANA
8 191108113201026 CHARLIE KURNIAWAN
9 181108115401006 ELA RAHMAYANTI
10 181108115401017 NUNUNG RUSMAWATI
11 181108115401028 WINDA
ALETEIA AZARYA
181108113462005
1 ALBEALIN KURNIA
2 181108113462037 NANI ERLAYATI
3 181108113462044 RATU SUSINI
4 171108113201002 SILVESTER DEO
5 171108113201015 ANASTASIA WINDA ANGGAH
Sohibun, SKM
JAYA
6 171108113201028 MUTIARANI MULUK
7 191108113201025 BAMBANG HARIYANTO
8 181108115401005 EDEK RIANTI KS
9 181108115401016 NATALIA ANA
10 181108115401027 VINNY WULANDARI
1 181108113462004 AHMAD FADILLAH
2 181108113462017 EMA PIA DIANA
KARMILA MARTA
181108113462030 Kiki
3 PUSPITA
ERLIANDI FEBRIAYAN Lusrizanuri., TANJUNG
171108113462016 M.Psi, KELANSAM
4 SAPUTRA
Psikolog
5 171108113201001 ETNI SRI MEILAN
6 171108113201014 SYAHRUL SIDIQ
7 171108113201027 ROHANA SANTI

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 16


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
8 121108113210036 IRMA ASTIWI
Kiki
9 181108115401003 DEIS SEPTI LAURENSIA Lusrizanuri., TANJUNG
10 181108115401015 MEGAWATI M.Psi, KELANSAM
Psikolog
11 181108115401026 UTIN RINDY FERAWATI
1 181108113462002 ADITYA IMPAL
2 181108113462015 ELIS
3 181108113462042 RADIKA SURYA
4 181108113462041 PRASETYA ARIEFIANTO
5 181108113462054 ZULFA ELVIRA Rizki
SUNGAI
6 171108113201012 FEBRONIA YENI Amartani,
RAMBAI
171108113201025 ALFANDI S.ST., M.Kes
7
8 171108113201038 GATOT DWI SUMARSONO
9 181108115401029 YESI ANGGRENI
10 181108115401023 SISKA MALINDA
11 181108115401024 SITI RIANI KUSUMA
1 181108113462026 JEASY RIANTA
2 181108113462014 EDO ADI PUTRA
3 181108113462027 JHODDY ANWAR
PINGKI PURNAMA
181108113462040
4 SAPUTRI
5 181108113462053 YAYAN PRASTIYO
Rudiansyah,
6 171108113201011 LASTARI KRISTIANI BATU LALAU
SKM., M.Kes
7 171108113201023 JULIANA
8 171108113201036 SHINTA BELLA
9 191108113201032 SIGIT WALUYO
10 181108115401012 INDAH PERMATA SARI
181108115401013 KIKI SITA RINI
11

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 17


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
1 181108113462003 AGUSTINA PAGI
2 181108113462016 ELYADA JULIANDRI
3 181108113462029 JIMMY SERGIO
4 181108113462013 DEVI SAFITRI
5 181108113462055 ZURIYADI
Ns. Joni
6 171108113201013 SOFIA TRI KURNIA TELUK
Herman,
KELANSAM
7 171108113201026 NATALIA SANTI JUWITA S.Kep., M.Kes
8 171108113201039 MERRY
AGUSTINA PURNAMA
181108115401002
9 SARI
10 181108115401014 LILIS NASARI KRISTIANI
11 181108115401025 SUKMAWATI

B. Target Kompetensi PKMD


1. Mampu melaksanakan kajian dan analisis situasi
2. Mampu mengembangkan kebijakan dan perencanaan
program
3. Mampu berkomunikasi secara efektif
4. Mampu memahami budaya setempat
5. Mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat
6. Mampu merencanakan keuangan dan terampil dalam bidang
manajemen
7. Memeiliki kemampuan kepemimpinan dan berfikir sistem

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 18


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
C. Tata Tertib
1. Menjaga nama baik diri, kelompok, keluarga dan alamamter
2. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PKMD
3. Selama kegiatan PKMD, mahasiswa wajib menggunakan
almamater dan tanda pengenal (ID Card)
4. Tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong dan sandal
jepit selama kegiatan resmi PKMD
5. Jika tidak dapat mengikuti kegiatan, maka wajib membuat
surat izin dan lapor kepada ketua tim setiap desa, serta
melanjutkan informasi perizinannya ke Dosen Pembimbing
6. Menjaga seluruh barang pribadi maupun kelompok selama
kegiatan, seluruh kerusakan maupun kehilangan menjadi
tanggung jawab masing-masing mahasiswa maupun
kelompok.
7. Dilarang melakukan kegiatan politik praktis maupun
unjukrasa (demonstrasi)
8. Dilarang membawa keluarga maupun teman menginap di
posko/basecamp
9. Dilarang menggunakan perhiasan yang berlebihan
10. Dilarang menggunakan motor yang menimbulkan suara
bising (knalpot racing)

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 19


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
D. Kewajibab dan Hak Peserta PKMD
1. Kewajiban
a. Mengikuti semua kegiatan selama PKMD, dibuktikan
dengan presensi kehadiran setiap kelompok
b. Wajib mengumpulkan laporan PKMD kepada Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Desa dan LP2M.
c. Mengikuti seluruh pembekalan
d. Mentaati semua peraturan yang ada

2. Hak Peserta
a. Bimbingan dan Pengarahan dari Dosen Pembimbing dan
Pembimbing Lapangan selama kegiatan PKMD
berlangsung
b. Penilaian sesuai kemampuan
c. Mendapatkan buku pedoman PKMD

E. Ketentuan Penulisan Laporan


1. Menyesuaikan urutan format penulisan laporan, format
laporan dapat dilihat pada lampiran (BAB IV)
2. Ditulis pada kertas A4 dengan margin kiri 4 cm, kanan 3
cm, atas 3 cm, bawah 3 cm.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 20


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
3. Penulisan menggunakan Font Times New Roman ukuran 12
4. Penomoran halaman terletak pada bawah ditengah dengan
ketentuan
a. Lampiran depan (halaman pengesahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar) diberi halaman
romawi kecil
b. BAB I hingga BAB V dan daftar pustaka menggunakan
halaman angka
c. Halaman lampiran akhir (pendukung) tidak perlu diberi
halaman
5. Gaya penulisan pustaka menggunakan Harvard Style
6. Laporan dijilid Soft Cover warna merah

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 21


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
BAB III
PELAKSANAAN PEMBENGUNAN KESEHATAN
MASYARAKAT DESA (PKMD)

A. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan PKMD akan dilaksanakan dari tanggal 11
Januari sampai 13 Februari 2021
B. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan PKMD akan dilaksanakan di Kecamatan
Sintang, Kabupaten Sintang dengan sebelas desa yang menjadi
wilayah pelaksanaan PKMD sebagai berikut :

1 Desa Kebiau Baru


2 Desa Tebing Raya
3 Desa Sungai Ana
4 Desa Kedebang
5 Desa Marti Guna
6 Desa Mengkurai
7 Desa Anggah Jaya
8 Desa Tanjung Kelansam
9 Desa Sungai Rambai
10 Desa Batu Lalau
11 Desa Teluk Kelansam

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 22


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
C. Kepanitian
Kepanitiaan PKMD di putuskan dalam Surat Keputusan (SK) No.
tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD) Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat dan DIII
Kebidanan Tahun Akademik 2020/2021 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang memutuskan :

Pelindung/Penasehat : Dr. Uray B. Asnol, MM., M.Kes


(Ketua STIKARA Sintang)
Pengarah : 1. Wagiran, SKM., M.Epid
(Wakil Ketua I. Bidang Akademik)
2. Drs. H. Jannah Lingga, M.Si.
(Wakil Ketua II. Bidang Adm.
Umum, Keuangan, Kepegawaian,
Humas dan Hubungan Antar
Lembaga)
Penanggung Jawab : Elvi Juliansyah, M.Si. M.Kes
( Ketua Lembaga Penelitian dan
Ketua Panitia : Pengabdian
Paskalia Tri Kepada
Kurniati,Masyarakat (LPPM)
S.ST., M.Kes
Sekretaris : Rizka Utami Khoirinia, SKM
Humas : Sunarti, SKM., M.Kes
Seksi Perlengkapan & : Turwono
Dokumentasi
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 23
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Pembimbing : 1. Paskalia Tri Kurniati, S.ST., M.Kes
: 2. Sunarti, SKM., M.Kes
: 3. Rizki Amartani, S.ST., M.Kes
: 4. Kiki Lusrizanuri, M.Psi., Psikolog
: 5. Abil Rudi, S.Kep., M.Kes
: 6. Ns. Novin Yetiani, S.Kep., M.Kep.
: 7. Rudiansyah, SKM., M.Kes
: 8. Lea Masan, S.ST., M.Kes
: 9. Rika Yuanita Pratama, SKM., MKM
: 10. Ns. Joni Herman, S.Kep., M.Kes
: 11.
11. Sohibun, SKM

D. Tugas Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan


1. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing ditunjuk oleh pimpinan STIKARA Sintang
dengan mempertimbangkan kualifikasi kependidikan dan
keperluan internal. Tugas dosen pembimbing PKMD sebagai
berikut
a. Melakukan supervisi/ kunjungan pada setiap minggunya
bertujuan untuk monitoring jalannya PKMD.
b. Melakukan koordinasi dengan pihak setempat selama
berjalannya PKMD berlangsung
c. Membimbing mahasiswa selama berjalannya PKMD meliputi;
persiapan survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa,
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 24
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
penentuan prioritas masalah, penentuan program kerja,
evaluasi, monitoring dan pembuatan laporan akhir.
2. Pembimbing Lapangan
Pembimbing lapangan PKMD ditunjuk oleh Kepala Puskesmas,
pembimbing lapangan yang dimaksud merupakan tenaga
kesehatan setempat yang berada di setiap desa lokasi PKMD
berlangsung. Tugas pembimbing lapangan sebagai berikut
a. Membimbing pelaksanaan survei mawas diri dan musyawarah
masyarakat desa
b. Membimbing dalam penentuan program kerja, evaluasi dan
monitoring kegiatan PKMD
c. Mengarahkan kegiatan mahasiswa sesuai dengan aturan yang
berlaku di desa setempat.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 25


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
E. Flowchart Kegiatan PKMD

SMD Analisis Data


Orientasi
Penyusunan
Instrumen
SMD

MMD

Presentasi
Pembuatan
Program Kerja
Monev Pelaksanaan (POA)

Keterangan
1. Orientasi
Tahap orientasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan
tentang kondisi daerah lokasi PKMD. Selain itu pada tahap
orientasi juga dilakukan pengenalan terhadap cara pengisian
kuesioner dan analisis data sebagai dasar dalam penentuan
rencana kerja PKMD sebagai upaya intervensi kesehatan.
2. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan utama dalam survei mawas diri adalah terkumpulnya
informasi yang diperukan untuk intervensi kesehatan Mahasiswa
melakuakan pengumpulan data indikator keluarga sehat melalui
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 26
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
wawancara maupu observasi (tergantung informasi dalam
kuesioner). Kuesioner keluarga sehat di sediakan oleh Dnas
Kesehatan Kabupaten Sintang maupun Puskesmas setempat,
sehingga mahasiswa hanya bertugas untuk melakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dilaksanakan pada seluruh
keluaga di desa lokasi PKMD (total sampling).
3. Analisis Data
Tujuan analisis data adalah untuk mengetahui gambaran
kesehatan keluarga sehat dari kuesioner yang telah dikumpulkan.
Analisis data dilakukan pada aplikasi yang telah di sediakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang yang merupakan tools yang
khusus digunakan untuk Program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan dari MMD adalah kesepakatan program yang akan
dilaksanakan oleh mahasiswa dan kerajasama dengan penduduk.
Kesepakatan ini diperlukan agar kedalam melakukan intervensi
kesehatan, terdapat kemudahan dalam kerjasama engan
masyarakat. Harapannya, kedepanmya, dapat mewujudkan
masyarakat yang mandiri dalam upaya kesehatannya. MMD
dikuti oleh semua sektor di setiap desanya (Kepala Desa dan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 27


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
perangkatnya, tenaga kesehatan setempat, kader kesehatan dan
masyarakat
5. Pembuatan Progran Kerja (planning of action)
Hasil dari SMD dan pertimbangan dalam MMD menjadi dasar
untuk membuat program kerja PKMD, sehingga program yang
dilakukan dapat acceptable oleh semua sektor.
6. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilakukan sesuai dengan program yang telah disepakati
oleh semua sektor di desa setempat.
7. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evalasi dlakukan oleh dosen pembimbing pada
setiap kunjungannya. Lingkup dalam monitoring dan evaluasi
berupa kemajuan pelaksanaan program dan kebermanfaatan serta
dampak program bagi peningkatan kesehatan masyarakat.
8. Presentasi
Presentasi hasil temuan dan kegiatan PKMD dilakukan pada akhir
PKMD, presentasi ini ditujukan pada semua sektor termasuk
Kepala Desa, Puskesmas, Kader Kesehatan dan Tenaga
Kesehatan setempat. Hal ini dilakukan untuk memaparkan
beberapa kegiatan yang kiranya dapat berkelanjutan dan progress
kegiatan selama PKMD berlangsung.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 28


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
F. Evaluasi
1. Aspek penilaian dalam PKMD meliputi:
a. Kehadiran 100% selama kegiatan PKMD
b. Aktivitas, kreativitas, kerjasama yang dinilai dalam
pembuatan program kerja dan pelaksanaan kegiatan, media
pendekatan pada masyarakat dan pembuatan laporan
c. Laporan PKMD yang dinilai dari isi/ substansi dan tata tulis
d. Presentasi laporan PKMD
e. Kompetensi yang diharapkan dalam PKMD seperti pada bab
Ketentuan Umum
2. Bobot Penilaian (Form Penilaian Terdapat di Lampiran)
a. Presentasi MMD I (15 %)
b. Program kerja (20 %)
c. Kehadiran (15 %)
d. Log Book Individu (15 %)
e. Laporan PKMD (20 %)
f. Presentasi MMD II (15 %)
G. Kriteria Kelulusan Mahasiswa
1. Angka akhir kelulusan mahasiswa minimal C
2. Kehariran minimal 100 % dari jumlah hari efektif PKMD, jika
berhalangan hadir dapat menyertakan bukti autentik (surat dokter
maupun lainnya)
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 29
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
3. Telah menyelsaikan semua tugas termasuk laporan akhir dan
administrasi
4. Berkelakuan baik menurut semua pihak yaitu dosen pembimbing
dan pembimbing lapangan.
H. Jadwal Kegiatan PKMD
Waktu Kegiatan Keterangan
12 Januari 2021 Orientasi 1 “Konsep Pembicara :
umum Pelaksanaan Paskalia Tri Kurniati, S.ST.,
PKMD” M.Kes
Via zoom meeting
12 Januari 2021 Orientasi 2 “Ekspolrasi Pembicara :
PKMD” Elvi Juliansyah, M.Si. M.Kes
Via zoom meeting
13 Januari 2021 Orientasi 3 “Etika dan Pembicara : Paskalia Tri Kurniati,
Sikap Pada S.ST., M.Kes
Masyarakat” Via zoom meeting
13 Januari 2021 Orientasi 4 “Pelatihan Pembicara :
Pengisian Kuesioner Sunarti, SKM., MKes
SMD”
14 Januari 2021 Orientasi 5 “ Teknis Pembicara :
Pelaporan PKMD” Sunarti, SKM., Mkes
Via zoom meeting
14 Jnauari 2021 Orientasi 6 “ Pembicara :
Elvi Juliansyah, M.Si. M.Kes
Via zoom meeting
15 Januari 2021 Orientasi 7 “ Dinkes
18 Januari 2021 Serah Terima
Mahasiswa PJ : Paskalia Tri Kurniati, S.ST.,
1. Pembukaan PKMD M.Kes
2. Pemaparan Camat Tempat : Aula Kecamatan
terkait daerah Sintang
Kecamatan Sepauk
3. Pemaparan Dinkes
terkait kondisi

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 30


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
kesehatan Kecamatan
Sintang

18-23 Januari 2021 1. Observasi Dosen Pembimbing masing-


Lingkungan dan masing
Sosial
2. Survei Mawas Diri
3. Analisis dan
Interpretasi Data
24 Januari – 30 Musyawarah Dosen Pembimbing masing-
Januari 2021 Masyarakat Desa I masing
Pelaksanaan di Desa Masing-
masing
1- 11 Februari 2021 Pelaksanaan Program Dosen Pembimbing masing-
kerja dan Penulisan masing
Laporan PKMD
12-13 Februari 2021 Koordinasi Mahasiswa Mahasiswa Berkumpul untuk
koordinasi pelaksanaan MMD II
15 Februari 2021 Presentasi Hasil Dosen Pembimbing masing-
PKMD (MMD II) dan masing
Penutupan Kantor Kecamatan
15 Februari 2021 Mahasiswa Pulang Mahasiswa
16-28 Februari 2021 Penyuluhan ke cafe- Mahasiswa bersama dosen
cafe yang ada di Kota pembimbing kelompoknya
Sintang terkait masing-masig
pencgahan Covid-19

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 31


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
BAB IV
PENUTUP

Demikian Pedoman Kegiatan Pembangunan Kesehatan


Masyarakat Desa (PKMD) kami buat dengan harapan bisa
memberikan kontribusi dan manfaat untuk meningkatkan
kualitas mahasiswa STIKes Kapuas Raya Sintang dan Semoga
kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses.

Harapan kami dukungan dan koreksi dari ketua STIKes


Kapuas Raya Sintang dan stakeholder demi peningkatan kuantitas
dan kualitas berbagai upaya kita bersama kedepan dapat
ditumbuh-kembangkan guna pencapaian hasil yang lebih baik
lagi.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 32


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 33
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
LAMPIRAN

A. Form Penilaian Presentasi MMD I

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1. PPT Komunikatif 10 %

2. Komunikasi efektif 20 %

3. Argumentasi Menjawab 20 %

4. Kesesuaian Program Ajuan Dengan 20 %


Hasil SMD

5. Ketertarikan Audiens terhadap 15 %


presentan

6. Keaktifan kelompok dalam SMD 15 %

Jumlah

*rentang nilai 0 – 100

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 34


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
B. Form Penilaian Presentasi MMD II

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1. PPT Komunikatif 10 %

2. Komunikasi efektif 20 %

3. Argumentasi Menjawab 20 %

4. Kesesuaian Program Ajuan Dengan 20 %


Hasil SMD

5. Ketertarikan Audiens terhadap 15 %


presentan

6. Keaktifan kelompok dalam SMD 15 %

Jumlah

*rentang nilai 0 - 100

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 35


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
C. Form Penilaian Program Kerja

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1. Penyusunan Secara Bersama-sama 10 %

2. Lingkup Program kerja menyeluruh 20 %

3. Perkiraan dampak program kerja 20 %

4. Program kerja dapat diterima 20 %


masyarakat

5. Penyusunan program kerja yang 15 %


efektif

6. Penampilan program kerja yang 15 %


komunikatif

Jumlah

*rentang nilai 0 – 100

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 36


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
D. Form Penilaian Individu

Aspek Yang Dinilai


Keaktifan
Kehadiran saat Keaktifan
Keaktifan Etika di saat
Kehadiran saat Kegiatan SAP saat
No Nama Pembekalan PKMD (Log
dalam
Kegiatan
masyar
Seminar
Seminar
kelompok akat Laporan
Book) MMD
Akhir
10% 10% 10% 20% 15% 15%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 37


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
E. Absensi Kehadiran

Waktu (Bulan-Tanggal)

No Nama Januari Februari Ket

15 16 1 Dst

F. LOG BOOK

Nama :
NIM :
No. Tanggal Jam Tempat Kegiatan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 38


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
G. Form Penilaian Laporan PKMD

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1. Kesesuaian laporan dan kegiatan 20 %

2. Kesesuaian Isi 20 %

3. Ketajaman analisis 20 %

4. Kesesuaian pedoman 20 %

5. Kerapian tata tulis 20 %

Jumlah

*rentang nilai 0 – 100


H. Form Penilaian Akhir PKMD

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1. Presentasi MMD I 15 %

2. Program Kerja 20 %

3. Kehadiran 15 %

4. Log Book Individu 15 %

5. Laporan PKMD 20 %

6. Presentasi MMD II 15 %

Nilai Akhir

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 39


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
*Note
Koversi Nilai Akhir PKMD

Nilai Akhir Nilai Huruf

76,0 – 100 A

51,0 – 75,99 B

26,0 – 50,99 C

0 – 25,99 D

I. Lembar Konsultasi

No Tanggal Pokok Bimbingan Ttd


Pembimbing

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 40


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
J. Sistematika Penulisan Laporan

Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II. Gambaran Umum Masyarakat
A. ...................
B. ...................
C. ...................
BAB III. Metode
A. Jenis dan Sumber Data
B. Lokasi Pengumpulan Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Instrumen Pengumpulan Data
E. Analisis Data

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 41


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Survei Mawas Diri
B. Pelaksanaan Kegiatan Hasil MMD
C. Pembahasan
D. Kendala Kegiatan
E. Rekomendasi
BAB V. Simpulan dan Saran
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (Kuesioner, Peta, Foto, Logbook, Lembar Konsultasi
dll)

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 42


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
K. Cover Laporan PBL (Times New Roman 12 pt Bold)
2 Kali enter

Ukuran 4 cm x 4 xm

LAPORAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
“.............................JUDUL PROGRAM YANG DIANGKAT...................................”

disusun oleh
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Dst...

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS RAYA


SINTANG 2021

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 43


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Halaman Persetujuan

Laporan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang

di Kecamatan Sintang, Desa ...........,


Kabupaten Sintang Tahun 2021

Disusun oleh
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Dst...
Laporan ini telah dipresentasikan dihadapan Pembimbing dan pihak
terkait
Sintang, ......... Februari 2021

Menyetujui
Pembimbing I

NIDN

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 44


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Lampiran 5: Bahan Bacaan Teori terkait PKMD
A. ANALISA SITUASI
Analisa situasi adalah langkah dalam
perencanaan,khususnya perencanaan kesehatan. Dengan
analisis situasi ini dapat diketahui masalah kesehatan yang
terdapat pada masyarakat dan faktor yang mempengaruhi
kesehatan tersebut. Selanjutnya dapat diketahui pula upaya
apa yang sudah dilakukan untuk mengatasai masalah tersebut,
apa hasilnya dan hambatan-hambatan yang dihadapi, serta
bagaimana keadaan sumber daya yang tersedia untuk
melaksanakan program kesehatan yang direncanakan.
Analisis situasi, seperti yang sudah disebutkan di atas,
adalah langkah awal yang harus diikuti oleh langkah
selanjutnya secara sequential, jadi harus dilakukan secara
berurutan, yaitu :
1 perumusan masalah secara spesifik
2 penentuan prioritas masalah
3 penentuan tujuan
4 penentuan alternatif untuk mencapai tujuan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 45


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
5 penetuan alternatif terbaik
6 pembuatan plan of action
7 penyusunan rencana sumber daya untuk pelaksana
kegiatan
Karena analisis situasi ini adalah langkah pertama yang
harus dilakukan maka analisis situasi ini menjadi sangat
penting karena akan menetukan apakah langkah selanjutnya
akan menghasilkan rencana yang tepat. Jadi kesalahan
menganalisis situasi akan membawa konsekuensi yang besar
terhadap isi keseluruhan rencana.
Sebagaimana akan diuraikan kemudian, langkah ini
memerlukan banyak upaya yang cukup besar dan melibatkan
banyak pihak, baik dari sektor kesehatan maupun sektor-
sektor lainnya.
Berikut ini disampaikan beberapa tujuan/maksud dari
analisis situasi :
1. memahami masalah secara jelas dan spesifik
Perencanaan adalah bagian dari pemecahan masalah.
Dengan perkataan lain, rencana disusun karena kita ingin

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 46


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
mengurangi atau menghilangkan masalah. Oleh sebab itu,
sangat diperlukan adanya pengetahuan dan pengertian
yang jernih tentang masalah yang dihadapi. Dengan
melakukan analisis situasi, hal ini akan tercapai. Persepsi
kita tentang suatu masalah dapat disamakan sehingga
dengan demikian kebersamaan dalam menyusun rencana
yang lebih lanjut dapat terwujud.
2. Mempermudah menentukan prioritas masalah
Analisis situasi akan menghasilkan informasi tentang
masalah secara spesifik dan kuantitatif, misalnya, berapa
orang yang terkena suatu penyakit tertentu,berapa orang
yang meninggal sebagai akibatnya, bagaimana persepsi
masyarakat, dan lain-lain. Informasi ini sangat membantu
menentukan apakah masalah tersebut tergolong perlu,
segera diatasi, dibandingkan dengan masalaha-masalah
lain.
3. Mempermudah penentuan alternative pemecahan
masalah

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 47


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Analisis situasi juga menghasilkan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian suatu masalah kesehatan
serta kemudahan atau hambatan apa yang mungkin
dihadapi dalam menanggulanginya. Dengan informasi
seperti itu, maka seorang perencana kesehatan dapat lebih
tepat memikirkan atau menghilangkan masalah tersebut.
Strategi pertama bersifat langsung dan stategi kedua
bersifat tidak langsung. Contoh strategi pertama adalah
pemberian makanan tambahan bagi bayi yang kurang gizi.
Contoh strategi kedua adalah penyuluhan kepada ibu-ibu yang
mempunyai kurang gizi agar memberikan ASI (Air Susu Ibu)
kepada bayinya dan tidak menggantikannya dengan susu buatan.
Penjelasan dan contoh di atas disampaikan untuk
menunjukkan bahwa hal yang sama dilakukan juga dalam
Analisis Situasi, dimana dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1 Menelaah masalah sehingga menjadi jelas
2 Menelaah faktor-faktor yang berpengaruh pada masalah
tersebut

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 48


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Dalam perencanaan kesehatan, oleh karena masalah-
masalahnya adalah masalah kesehatan, maka aspek telaahan
dalam analisis situasi adalah sebagai
berikut :
1 Analisis tentang masalah kesehatan
2 Analisis tentang faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan tersebut.
Sehubungan dengan hal di atas, Hendrik L. Blum, telah
mengembangkan Suatu kerangka konsep tentang hubungan
antar faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Konsep Blum tersebut menunjukkan empat faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan yaitu faktor keturunan,
pelayanan kesehatan, pola hidup (life style) dan lingkungan.
Perlu diperhatikan bahwa dalam konsep Blum tersebut pengaruh
lingkungan adalah paling besar. Hal ini ditunjukkan oleh
besarnya anak panah yang berasal dari lingkungan. Menyusul
pola hidup, pelayanan kesehatan, dan yang paling kecil adalah
faktor keturunan.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 49


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
1. Analisis Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan adalah sasaran utama upaya
kesehatan. Analisis Derajat Kesehatan akan menjelaskan
masalah kesehatan apa yang akan dihadapi. Analisis ini akan
menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara
kuantitatif, penyebaran masalah tersebut menurut kelompok
umur penduduk, menurut tempat dan menurut waktu.
Dengan kata lain pendekatan epidemiologis digunakan disini.
Indikator status kesehatan yang sekaligus merupakan
indicator kependudukan adalah angka kematian (mortalitas).
Indicator yang cukup peka untuk menggambarkan status
kesehatan adalah angka kematian ibu dan angka kematian
bayi. Tetapi masalahnya perhitungan kedua indicator ini
tidaklah mudahlah karena memerlukan sampel rumah tangga
dalam jumlah yang cukup besar.
2. Analisis Aspek Kependudukan
Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran
demografis dalam suatu wilayah tertentu. Misalnya jumlah
penduduk,penyebaran menurut umur dan wilayah, angka

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 50


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
kelahiran, angka kematian dan lain-lain. Angka tersebut
berguna dalam perencanaan kesehatan untuk beberapa hal
yaitu sebagai denominator angka-angka derajat kesehatan
atau output program sebagai dasar perhitungan besarnya
kelompok masyarakat yang akan menjadi target pelayanan
kesehatan serta sebagai dasar menghitung intensitas atau
jumlah pelayanan kesehatan yang diperlukan, sehingga dapat
memprediksikan masalah kesehatan yang dihadapi dan beban
program kesehatan.
3. Analisis Upaya Kesehatan
Analisis ini menghasilkan data input, proses, output
ataupun dampak dari pelayanan kesehatan yang mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif. Input upaya
kesehatan meliputi aspek ketenagaan, biaya dan sarana atau
biasanya diindentifikasi berdasarkan ‘5 M’ (man, money,
material, method, market ). Proses dalam hal ini meliputi
mekanisme penyampaian upaya kesehatan seperti cakupan
pelayanan (imunusasi, antenatal care, akseptor KB dan lain-
lain).

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 51


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
4. Analisis Perilaku
Analisis ini memberi gambaran tentang sikap dan
perilaku masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun
upaya kesehatan. Sebagai gambaran, analisis ini akan
menjawab :
 Bagaimana sikap dan perilaku masyarakat sehubungan
dengan imunisasi balita ?
 Bagiamana peran serta masyarakat dalam berbagai upaya
kesehatan ?
Dengan menjabarkan komponen perilaku yang
berhubungan dengan status ataupun masalah kesehatan kita
akan dapat mengetahui komponen apa yang mempunyai
kesenjangan yang menyimpangan sehingga menimbulkan
masalah kesehatan. Untuk itu konsep analisis faktor perilaku
dari L.W. Green dapat dipakai disini. Menurut Green penyebab
masalah kesehatan bias karena faktor perilaku maupun non-
perilaku dan perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu :
1. Faktor yang memudahkan (pengetahuan,sikap dan nilai)

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 52


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
2. Faktor yang memungkinkan (sumber daya,keterampilan)
3. Faktor yang memperkuat (sikap petugas, dukungan
keluarga)
Perilaku yang optimal akan member dampak pada status
kesehatan yang optimal pula.
5. Analisis Lingkungan
Analisis ini meliputi lingkungan yang bersifat fisik,
biologis, social budaya (termasuk nilai-nilai social yang
berlaku) dan ekonomi.
 Analisis lingkungan fisik akan menggambarkan masalah
air bersih, keadaan rumah, limbah rumah tangga, sarana
transportasi dan sebagainya.
 Analisis lingkungan bilogis akan menghasilkan informasi
tentang vector penyakit.
 Analisis lingkungan social budaya akan menggambarkan
derajat interaksi social dalam masyarakat.
 Analisis ekonomi akan menghasilkan informasi tentang
pendapatan penduduk, angka pengangguran dan lain-lain.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 53


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Yang perlu diusahakan dalam analisis situasi adalah
data dan informasi yang Bersifat kuantitatif tanpa
mengesampingkan data yang bersifat kualitatif. Hal ini dapat
diperoleh dari beberapa sumber baik sektor kesehatan
maupun sektor lain.
Data tersebut bisa dikumpulkan melalui laporan
rutin atau dikumpulkan secara khusus melalui survey. Hal
lain bisa dilakukan adalah dengan mengadakan observasi,
observasi partisipatif, wawancara dan lain-lain. Untuk itu
diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan aparat
setempat, penduduk (terutama tokoh-tokohnya), puskesmas,
rumah sakit, ataupun instansi kesehatan lain dan lintas
sektoral.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 54


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
PENETAPAN MASALAH PRIORITAS

A. Penetapan Masalah Kesehatan Prioritas


Diuraikan/dibahas berbagai cara penetapan masalah
prioritas dengan berbagai metode dan pilihlah salah satu yang
dianggap paling cocok, diusahakan antara kelompok satu dan
lain berbeda.
Contoh :
Ada beberapa teknik memilih prioritas masalah antara lain :
Teknik paho, NGT : delphi/delbeg, diseases burden, analisa
matrik, analisa kebijakan.

1. Non Score Tecnique


Cara penetapan prioritas masalah jika penetapan dilakukan
tanpa penilaian (non scoring), ada 2 teknik penetapan yaitu:
jika penetapan dilakukan oleh kelompok yang mempunyai
keahlian sama maka disebut Delphi, tetapi jika penetapan
dilakukan oleh kelompok yang tidak sama keahliannya
digunakan teknik Delbeg.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 55


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
2. Scoring Tecnique
Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan
memberikan nilai (score) untuk berbagai parameter
tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud
adalah sbb :
a. Besarnya masalah (prevalence)
b. Berat ringan akibat yang ditimbulkan (severity)
c. Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah
(degree of unmeet need)
e. Keinginan sosial yang diperoleh jika masalah tersebut
terselesaikan (social benefit)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public
concern)
g. Sumber daya yang tersedia dalam mengatasi masalah
(technical feasibility)
h. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan
untuk mengatasi masalah (resources eveilability)
i.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 56


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
3. Cara yang dipilih
Berdasarkan kelengkapan data yang telah dikumpulkan
dan dilakukan analisis, maka cara yang digunakan untuk
menetapkan prioritas masalah adalah cara yang kedua yaitu
dengan menggunakan penilaian (scoring technique).
Adapun masalah yang teridentifikasi adalah :
A: MALARIA ; B: DIARE ; C: HEPATITIS ; D: DBD ; E:
ISPA
Tabel 1.Penetapan Prioritas Masalah Berdasarkan
Penilaian Berat Ringannya Masalah
NO PARAMETER MASALAH

A B C D E

1 Prevelance 5 5 4 5 5
2 Severity 5 4 4 5 3
3 Rate of increase 5 3 3 3 5
4 Degree of unmeet 5 4 4 5 3
5 Neet 5 5 4 5 3
6 Social benefit 5 3 3 5 3
7 Public concern 4 5 3 4 1

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 57


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
8 Technical feasibility 4 5 3 5 2
Recources availability
Jumlah : 38 34 28 37 25

Peringkat : I III IV II V

KET : A: MALARIA ; B: DIARE ; C: HEPATITIS ; D: DBD


; E: ISPA

B. Penetapan Lokasi Prioritas (bisa dengan melihat prevalen/incident


di wilayah Desa/kelurahan atau dengan pertimbangan lain atau
dengan teknik matrik, FGD).

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam


proses pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama,
karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu
tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena
adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya,
dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar,
1996).

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 58


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Ada beberap teknik atau metode yang dapat digunakan
untuk menetapkan prioritas masalah baik dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut.

A. Metode Kuantitatif
1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)
Kriteria yang dipergunakan banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam:

a. Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin
diprioritaskan penyelesaiannya. Beberapa ukuran
pentingnya masalah sebagai berikut:

- Besarnya masalah (prevalence)


- Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
- Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
- Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi
(degree of unmeet need)
- Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social
benefit)
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 59
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
- Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public
concern)
- Suasana plitik (political climate)
b. Kelayakan teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat
dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility),
makin diprioritaskan masalah tersebut.

c. Sumber daya yang tersedia


Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti
tenaga, dana dan sarana untuk mengatasi masalah
(resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut.

Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat


penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah
adalah yang jumlah nilainya paling besar. Contoh
sederhana adalah sebagai berikut :

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 60


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Daftar I Jumlah I
No T R Prioritas
Masalah P S RI DU SB PB PC xTxR

1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1.729 III

2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920 II

3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880 I

2. Metode Delbeq
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan
memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan
berkisar antara 0 sampai 100 dengan kriteria:

a. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok


penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah
serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas
dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 61


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang
diperlukan untuk mengatasi masalah baik dari segi
instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian
masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah.
d. Kemudahan yaitu tersediannya tenaga,
sarana/peralatan, waktu serta cara atau metode dan
teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya
kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak),
petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-


10)
b. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot
dengan skor masing-masing masalah. Besarnya skor
tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila
ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya
bobot dan skor yang dipilih reratanya.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 62


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
c. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan
prioritasnya berdasarkan jumlah skor yang tertinggi
sampai terendah.
Contoh sederhana metode Delbeq adalah sebagai berikut:

Kriteria Dan Bobot Maksimum

Daftar
No. Besar Kegawatan Biaya Kemudahan Jmla
Masalah
masala h Prioritas
h Skor

Bobot Rata-rata 8 8 6 7

5x6=3
1 A 8x8 = 64 9x8=72 6x7=42 208 I
0

5x6=3
2 B 7x8=56 8x8=64 6x7=42 192 II
0

5x6=3
3 C 6x8=48 6x8=48 6x7=42 168 III
0

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 63


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
3. Metode Hanlon (Kuantitatif)
Metode ini hampir sama dengan metode Delbeq, dilakukan
dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C
dan D (PEARL).

A= Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok


penduduk yang terkena masalah serta keterlibatan
masyarakat dan instansi terkait. Skor 0-10 (kecil-
besar).
B= Kegawatan masalah yaitu tingginya angka
morbiditas dan mortalitas,kecenderungannya dari
waktu ke waktu. Skor 0-10 (tidak gawat - sangat
gawat).
C= Efaktifitas atau kemudahan penanggulangan
masalah, dilihat dari perbandingan antara perkiraan
hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang
akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana
dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10
(sulit – mudah).

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 64


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
D= PEARL
Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan
pemecahan masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya
P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan
prioritas berbagai kebijaksanaan/program/kegiatan
instansi/organisasi terkait.
E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi
pembiayaan.
A = Acceptability yaitu situasi penerimaan
masyarakat dan instansi terkait/instansi lainnya.
R = Resource availability yaitu ketersediaan
sumber daya untuk memecahkan masalah
(tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L= Legality yaitu dukungan aspek
hukum/perundangan-undangan/peraturan
terkait seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 65


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya
menghitung nilai NPD dan NPT dengan rumus sebagai
berikut:

NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C

NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D

Prioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT


tertinggi. Metode Hanlon (Kuantitatif) ini lebih efektif bila
digunakan untuk masalah yang bersifat kuantitatif. Contoh
sederhana adalah sebagai berikut

Daftar Kriteria dan bobot maksimum


Prioritas
No masala PEARL NPT
Masalah
h A=Besar B=Kegawatan C=Kemudahan NPD

1 A 9 9 8 144 11111 144 I

2 B 9 8 8 136 11111 136 II

3 C 8 7 7 105 11111 105 III

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 66


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
4. Metode Hanlon (Kualitatif)
Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan
untuk masalah yang bersifat kualitatif dan data atau
informasi yang tersediapun bersifat kualitatif miaslkan
peran serta masyarakat, kerja sama lintas program, kerja
sama lintas sektor dan motivasi staf.

Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan


pentingnya masalah yang satu dengan yang lainnya dengan
cara “matching”. Langkah-langkah metode ini adalah
sebagai berikut:

a. Membuat matriks masalah


b. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan
pada sumbu vertikal dan horisontal.
c. Membandingkan (matching) antara masalah yang satu
dengan yang lainnya pada sisi kanan diagonal dengan
memberi tanda (+) bila masalah lebih penting dan
memberi tanda (-) bila masalah kurang penting.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 67


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
d. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan
pada kotak total (+) horisontal.
e. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan
pada kotak total (-) vertikal.
f. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di
bawah kotak (-) vertikal.
g. Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukan pada
kotak total.
h. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai
nilai tertinggi adalah urutan prioritas masalah.
Berikut ini contoh penggunaan metode Hanlon (Kualitatif):

Total
Masalah A B C D E
Horisontal (+)
A + + + + 4
B + - + 2
C - - 0
D + 1
E 0
Total vertikal (-) 0 0 0 2 1
Total horisontal (+) 4 2 0 1 0

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 68


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Total 4 2 0 3 1
Prioritas Masalah I III V II IV

5. Metode CARL
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di
kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian
kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana


dan peralatan)

A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada


mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknoloi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan

R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun


kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan
motivasi.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 69


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang
satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang
dibahas.

Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah


diidentifikasi, kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan
diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor
yang diambil adalah rerata.

Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L

Contoh pemakain metode CARL adalah sebagai berikut:

Daftar Total
No C A R L Urutan
Masalah Nilai

1 A 9 8 8 8 4608 I

2 B 8 8 8 8 4096 II

3 C 8 6 7 7 2352 III

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 70


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
6. Metode Reinke
Metode Reinke juga merupakan metode dengan
mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas
serangkaian kriteria:

M= Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah

yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok

yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat

serta kepentingan instansi terkait.

I= Importancy atau kegawatan masalah yaitu

tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta

kecenderunagn dari waktu ke waktu.

V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan

masalah dalam menyelesaikan masalah yang

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 71


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan

hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan

pengorbanan (input) yang dipergunakan.

C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan

untuk melaksanakan pemecahan masalah.

Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

P= Prioritas atau pemecahan masalah.

Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor,


maka untuk mempermudah pengerjaan diperlukan adanya
tabel. Hasil skor masing-masing masalah kemudian
dihitung dengan rumus:

P = (M x V x I) : C

Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh


dengan mengurutkan jumlah nilai P dari yang tertinggi

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 72


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
sampai terendah. Contoh penggunaan metode Reinke
adalah sebagai berikut:

Daftar
No M I V C Total Urutan
Masalah

1 A 5 4,6 5 3 38,33 I

2 B 5 4,2 3 5 12,60 III

3 C 4,6 4 3,5 3,2 20,13 II

7. Metode Bryant
Metode Bryant juga menggunakan skoring yang didasarkan
pada kriteria:

P= Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau

kelompok masyarakat yang terkena masalah.


Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 73
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
S= Seriousness atau kegawatan masalah yaitu

tingginya angka morbiditas atau mortalitas serta

kecenderungannya.

C= Community concern yaitu perhatian atau

kepentingan masyarakat dan pemerintah atau

instansi terkait terhadap masalah tersebut.

M= Managebility yaitu ketersediaan sumber daya

(tenaga, dana, sarana dan metode/cara)

Skor masing-masing kriteria berkisar 1-5. Contoh


pengunaan metode ini adalah sebagai berikut:

Alternatif P S C M Total Prioritas


Masalah

A 5 4,5 3,4 3 15,9 II

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 74


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
B 5 3,4 3,1 5 16,5 I

C 5 3,4 3 2,5 13,9 III

B. Metode Kualitatif
1. Metode Delphi
a. Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen
baik pendidikan, keahlian dan pengalaman serta
masing-masing peserta mempunyai data yang cukup.
b. Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali
kepada peserta:
- Kuesioner pertama: pertanyaan-pertanyaan umum
- Kuesioner kedua: lebih khusus
- Kuesioner ketiga: Khusus
c. Kosensus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan
suara
d. Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi
kuesioner
2. Metode Diskusi atau Brainstorming Technique
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 75
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
a. Pemimpin diskusi adalah fasilitator.
b. Diperlukan fasilitator yang handal dan menguasai
masalah.
c. Peserta diskusi ditantang untuk mengemukakan
pendapat sebanyak-banyaknya tetapi menghindari
saling kritik.
d. Peserta memiliki keahlian atau kemampuan dan
pengalaman yang relatif sama.
e. Waktu efektif 1 jam dan peserta maksimal 10-12 orang.

3. Metode Brainwriting
a. Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang relatif sama atau
setara.
b. Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik
kertas dan diletakkan di atas kertas.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 76


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
c. Semua peserta membacanya kemudian menuliskan
pendapatnya pada pada kertas-kertas yang ada. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai lengkap.
d. Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta
menambah atau mengurangi pendapatnya.
e. Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis
kemudian didiskusikan untuk dicari pendapat yang
terbanyak.

Contoh Laporan :

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 77


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Diuraikan tentang ; berbagai hal yang membelakangi
kegiatan pentingnya penelitian (PBL) I mencakup : Tujuan
pembangunan kesehatan, visi pembangunan kesehatan, dan
lain-lain (dari hal yang umum ke yang khusus ; bentuk
piramida terbalik)
Contoh :
Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan
adalah terciptanya kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilaksanakan
pembangunan kesehatan melalui berbagai upaya kesehatan
yang sifatnya menyeluruh, terpadu dan merata ser ta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Upaya program kesehatan dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat dan
diharapkan akan dapat mengatasi masalah kesehatan secara
efisien. Hal itu sejalan dengan era reformasi , dimana sudah
mulai diterapkan azas desentralisasi dengan titik berat
otonomi daerah pada kabupaten dan kota. Oleh karena itu

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 78


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
dituntut perencanaan kesehatan Kota/Kabupaten yang
memadahi dengan diperkuat kemampuan analisis masalah
kesehatan masyarakat di Desa…......
Analisis situasi masalah kesehatan merupakan salah
satu teknik pendekatan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat. Analisis situasi ini merupakan langkah awal
dalam penyusunan perencanaan kesehatan yang meliputi
tahapan identifikasi masalah kesehatan dan penetapan
masalah prioritas sehingga dengan analisis situasi ini dapat
memberikan gambaran kesehatan di suatu daerah.
Status kesehatan di suatu wilayah dapat dilihat dari
faktor yang mempengaruhi, sperti kondisi lingkungan,
perilaku masyarakat bidang kesehatan dan faktor pelayanan
kesehatan. Lingkungan merupakan faktor yang memberi
pengaruh terpenting, dimana penularan penyakit akan lebih
cepat terjadi pada kondisi lingkungan yang jelek. Hal inilah
yang menyebabkan penyakit-penyakit menular masih menjadi
masalah utama, terbukti dari data 10 besar penyakit di
Puskesmas………..masih didominasi penyakit menular oleh

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 79


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
karena kondisi lingkungan yang buruk. Penyakit DBD
menduduki urutan pertama dan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan hamper dua kali lipat yatiu dari
tahun 2003 yaitu 50 kasus meningkat menjadi 90 Kasus (85%)
tahun 2008.
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk menangani
berbagai permasalahan kesehatan masyarakat di Kecamatan
Sepauk desa………..,namun masih terjadi peningkatan kasus
di tahun 2008 antara lain kegiatan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) antara lain : Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM),
Foging Focus sesuai dengan pedoman/ketentuan yang ada.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Institusi
BAB II. Gambaran Umum Masyarakat
D. ...................
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 80
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
E. ...................
F. ...................
BAB III. Metode
F. Jenis dan Sumber Data
G. Lokasi Pengumpulan Data
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Instrumen Pengumpulan Data
J. Analisis Data
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
F. Hasil Survei Mawas Diri
G. Pelaksanaan Kegiatan Hasil MMD
H. Pembahasan
I. Kendala Kegiatan
J. Rekomendasi
BAB V. Simpulan dan Saran
C. Simpulan
D. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Berisikan daftar semua buku literature yang digunakan untuk
pembuatan pelaporan PBL (cara penulisan lihat pedoman skripsi,
antara lain disusun dari mulai Nama pengarang, Tahun, Judul,
Nama Penerbit, Kota Penerbit). Penulisan judul sebaiknya dicetak
miring.
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 81
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Penulisan Daftar Pustaka
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar
pustaka, yaitu :
a. Setiap kepustakaan ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi dan
jarak antara setiap kepustakaan adalah 2 (dua) spasi.
b. Urutan kepustakaan disusun menurut abjad.
c. Huruf pertama dari baris pertama setiap kepustakaan ditulis
tepat pada garis batas kiri, tanpa indensi. Untuk baris
berikutnya, huruf pertama ditulis pada ketukan ke enam.
Begitu juga dalam penulisan selanjutnya harus konsisten.
d. Penulisan daftar pustaka ada beberapa macam cara. Untuk
keseragaman penulisan daftar pustaka Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya Sintang.
a) Buku dan Monografi
Urutan penulisan kepustakaan sbb : nama penulis, tahun
terbitan, judul buku atau tulisan, data publikasi
(volume/edisi,halaman), kota tempat penerbit, badan
penerbitan. Judul buku dicetak miring.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 82


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Contoh:
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research-CAR). Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Jika buku ditulis lebih dari tiga orang, digunakan et al.
Ghiseli, E. et al. (2000). Measurement Theory for The
Behavioral Sciences. San Francisco : W.H. Freeman and. Co.
b). Majalah, Buletin, Journal dan Penerbitan berkala lain
Urutan penulisan kepustakaan sbb : nama penulis, tahun
penulisan, judul tulisan, nama penerbitanberkala dicetak
miring, data publikasi (volume/edisi, nomor halaman).
Contoh :
Manan, Chudahman. (1995). Penatalaksanaan Penyakit
Saluran Cerna. Majalah Kesmas.( 301),. 16-19.
Donabedian, A. (1982) Evaluation of Program Effectiveness.
Public Health Report. (85),. 5-10.

Jika sumbernya di luar jurnal atau buku


Cendrawati, C.S. (2000). Kemampuan Kreatif Dalam
Melakukan Elaborasi Terhadap Konsep-Konsep Sistem

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 83


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Reproduksi Anthophyta. Tesis. UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Dinata, A. (2005). “Akibat Pengelolaan Sampah Setengah
Hati”. Pikiran Rakyat (28 Februari 2005).
Jika sumbernya dari internet
Soejoeti. (2013). Konsep sehat, sakit dan penyakit dalam
konteks sosial budaya. Diakses tanggal 23 Desember
2013 dari http// www.kalbefarma.com/cdk.
c). Skripsi, Tesis dan Disertasi
Urutan penulisan kepustakaan sbb : nama penulis, tahun
penulisan, judul (Laporan PBL, tesis atau disertasi), kata
‘Laporan PBL, tesis atau disertasi’ tempat penerbitan,
universitas atau institut, halaman. Kata ‘Laporan PBL, tesis
atau disertasi’ dapat dicetak miring dan pada akhir kalimat
ditulis (tidak dipublikasikan).
Contoh :
Santoso, Wiranto. 1992. Pengaruh Imbalan terhadap
Semangat

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 84


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Kerja dan Penampilan Kerja Dokter Puskesmas di
Kabupaten Situbondo dan Jember . Tesis. Universitas
Airlangga. Surabaya (tidak dipublikasikan)
Wigiarti, Titis. 1994. Faktor yang Berhubungan dengan
Tingkat Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Gedangan Kecamatan Gedangan
kabupaten Sidoarjo. Laporan PBL I. Universitas
Airlangga Surabaya. (tidak dipublikasikan).
d). Penulisan Nama
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
nama pengarang atau penulis dalam penulisan daftar
pustaka, yaitu :
a. Tidak perlu mencantumkan gelar akademis dari
penulis seperti : Prof., Dr., dr.,MPH., dan sebagainnya.
b. Apabila nama penulis atau pengarang lebih dari 3 (tiga)
orang, maka yang ditulis hanya nama penulis atau
pengarang yang pertama hingga ketiga.
Contoh :
Santoso, Winarno., Hadi Susanto., Amir Hamzah

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 85


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Kast, Fremot E., James, E . Rosenzweig.,.
c. Untuk kumpulan karangan, cukup hanya
mencantumkan nama editornya dan di belakang nama
editornya ditambahkan ‘(ed)’.
Contoh :
Tjokronegoro, Arjatmo dan Faisal Baraas (ed.)
Kast, Fremot E., E.Rosenzweig.,Robert Weibel (ed.)
d. Untuk buku terjemahan, ditulis nama
penterjemahannya, nama buku penulis atau pengarang
sebenarnya, tahun terbit, judul buku, kemudian ditulis
sumbernya, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh :
Ralph Manheim (penterjemahan), Adolf Hitler, 1943,
Mein Kampf Boston: Houghton Mifflin Company

CONTOH TABEL POA


PLAN OF ACTION
N JENIS WAKTU TEMPAT/ PENANGGUNG KET

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 86


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
O KEGIATA SASARAN JAWAB
N

1 Penyuluha 10.00 Posyandu Ningsih PKM


n tentang Hari/Tgl Permata D
Diare /Tahun hati/Ibu
Balita

Bahasa
Bahasa yang digunakan untuk semua naskah Laporan PBL
adalah bahasa Bila menggunakan istilah atau kata asing yang
belum ada istilah atau kata yang tepat dalam bahasa Indonesia ,
maka untuk penulisannya dicetak miring.
Kertas
a. Sampul

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 87


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Sampul Laporan PBL menngunakan kertas jenis Buffalo atau
Linnen warna Ungu.
b. Materi
Jenis kertas yang digunakan untuk materi atau naskah
Laporan PBL yaitu jenis (A4) 8,27 inci x 11,64 inci dengan
berat kertas 70 gram atau 80 gram. Warna kertas putih.
c. Tabel, Grafik, Peta dan Gambar
Untuk penyajian table, grafik, peta dan gambar bila
diperlukan dapat menggunakan kertas berukuran yang
berbeda, tetapi harus diatur sedemikian rupa sehingga
Laporan PBL tersusun rapi.

Jarak tepi, Spasi, Paragraf dan Jenis Huruf


a. Jarak tepi (margin)
Jarak tepi untuk semua bagian dalam Laporan PBL adalah sbb :
1) 3.0 cm atau 1,2 inci dari tepi atas
2) 3.0 cm atau 1,2 inci dari tepi bawah
3) 3.0 cm atau 1,2 inci dari tepi kanan
4) 4.0 cm atau 1,6 inci dari tepi kiri

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 88


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
b. Spasi
Spasi yang digunakan untuk semua bagian dalam Laporan
PBL berjarak 2 (dua) spasi kecuali abstrak adalah 1 (satu) spasi
pengetikan dilakukan hanya pada satu sisi halaman kertas.
Untuk judul table, grafik, gambar atau peta jarak spasinya
harus disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Paragraf
Awal suatu paragraf (alinea baru) dimulai pada ketukan ke 6
(enam) dari tepi kiri kea rah dalam, harus konsisten dalam
penggunaannya.

d. Jenis Huruf
Seluruh naskah Laporan PBL diketik dengan menggunakan
huruf tegak yang berukuran sama dengan menggunakan
komputer, kecuali untuk hal tertentu dapat dicetak miring,
cetak tebal atau diberi garis bawah. Pada umumnya
menggunakan huruf standart Time New Roman, ukuran 12.
Untuk pemilihan jenis huruf ini, perlu benar diperhatikan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 89


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
untuk setiap penggunaan program pengolah kata yang ada
pada komputer.
Nomor Halaman
Tata cara penulisan nomor halaman mengikuti aturan sbb :
a. Nomor halaman untuk bagian awal Laporan PBL (sebelum
BAB (Pendahuluan) diberi nomor urut dengan
menggunakan Romawi kecil (I,ii,iv,dst), yang ditulis pada
bagian bawah tengah dengan jarak 4 (empat) spasi di bawah
teks.
b. Lembar halaman sampul dalam tetap dihitung tetapi tidak
diberi nomor halaman.
c. Halaman yang memuat Pendahuluan sampai dengan lembar
terakhir dari Lampiran diberi nomor urut dengan angka latin
ditulis di tengah.
d. Nomor halaman pada halaman dengan judul Bab, ditulis di
bawah tengah dengan jarak 2 cm dari tepi bawah.
e. Semua nomor halaman selain judul Bab, diketik pada sudut
kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dam 1,5 cm
dari tepi atas.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 90


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Penulisan Istilah Asing, Kutipan dan Rujukan
a. Kutipan atau cuplikan ditulis sesuai dengan naskah aslinya,
baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa asing.
b. Kutipan ditulis dengan jarak tepi kiri dan tepi kanan yang
berbeda dengan teks yang lain.
c. Kutipan ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi yang di awali dan
diakhiri dengan tanda petik (“).
d. Istilah atau kata asing yang belum ada istilah atau kata dalam
bahasa Indonesia yang dicetak miring.
Penulisan Tabel dan Gambar (Peta dan Grafik)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
table dan gambar (peta dan grafik), yaitu :
a. Tabel diberi nomor urut dengan angka-angka latin
(menunjukkan Bab)
b. Tabel diberi judul di atas tabel dengan jarak 1 (satu) spasi.
Jarak antara judul dan tabel dengan tabel 2 (dua) spasi dan
dibuat di tengah halaman.
c. Bila tabel atau gambar yang disajikan diambil atau dikutip
dari suatu sumber tertentu, maka sumber tabel ditulis di

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 91


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
bawah tabel atau gambar dengan jarak 1 (satu) spasi dengan
huruf yang lebih kecil (10).
d. Tidak dibenarkan melakukan pemutusan tabel, kecuali
untuk lampiran.
e. Gambar diberi nomor urut dengan angka (menunjukkan
BAB).
f. Gambar diberi judul di bawah gambar dengan jarak 1 (satu)
spasi.
g. Contoh cara penulisan table

Tabel 5.1
Distribusi penduduk Desa Tanjungpuri Kecamatan Sintang
menurut golongan umur dan jenis kelamin pada tahun 2002
↨ Jarak 1 ½ spasi

Golongan Umur Jumlah

(tahun) Pria % Wanita %

0-4 2.582 8,93 2.503 8,85


5-9 3.105 10,73 3.058 10,49

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 92


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
10-14 4.760 16,45 4.818 16,53
15-24 8.478 29,31 8.936 30,65
25-49 6.379 22,05 6.454 22,14
50-65 2.119 7,32 2.132 7,31
>65 1.236 4,27 2.252 7,72

Jumlah 28.929 100,00 29.153 100,00

Sumber data : monografi Kecamatan Pontianak Utara tahun 2002


Keterangan : Tabel 5.1 artinya menunjukkan bahwa tabel tersebut
terdapat pada Bab V dan angka 1 menunjukkan tabel ke 1 pada
Bab V

a. Contoh cara penulisan gambar :

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 93


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
LAKI-LAKI

PEREMPUAN

Gambar 5.1. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin Malaria


di Wilayah XXXXX

Keterangan : gambar 5.1 menunjukan bahwa gambar tersebut


terdapat pada bab 5 dan angka 1 menunjukan urutan tabel yang
pertama pada bab 5.

STATISTIK

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 94


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Statistik
Secara umum arti statistik dibedakan menjadi 2 bagian
besar, yaitu :
1. Arti sempit
Adalah data ringkasan berbentuk angka, misalnya jumlah
karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB
aktif di desa/kelurahan, jumlah balita yang ditimbang
pada bulan tertentu, jumlah PPKBD/Sub PPBKD dan lain
sebagainya.
2. Arti luas
Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan analisis data termasuk cara
pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan
unsure ketidakpastian berdasarkan konsep probalitas.
Tujuan Statistik
Merupakan suatu pendekatan modern untuk menyajikan
mengenai konsep-konsep dasar dan metode statistic secara lebih
jelas dan langsung dapat membantu seseorang didalam

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 95


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan
keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.
Beberapa jenis pertanyaan sehari-hari yang membutuhkan
suatu keputusan adalah sbb:
1) Pertanyaan pribadi, misalnya :
 Dengan siapa saya akan menikah ?
 Bidang pekerjaan apakah yang saya pilih dan sesuai
dengan diri saya ?
 Sub system pencatatan dan pelaporan manakah yang
harus saya benahi ?
2) Pertanyaan yang berhubungan dengan masalah bisnis,
misalnya :
 Apakah gedung ini akan kita sewa atau beli ?
 Apakah produk barang baru ini akan dilempar ke pasaran
atau tidak ?
 Apakah kita akan menginvestasikan uang pada saat ini
atau menunggu 1 tahun lagi ?
3) Pertanyaan yang berhubungan dengan pemerintahan, sifatnya
nasional, misalnya :

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 96


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
 Apakah system pencatatan dan pelaporan UPGK akan
dihapuskan ?
 Apakah kegiatan TKBK akan dikurangi ?
 Apakah kegiatan Posyandu harus lebih ditingkatkan pada
saat ini ?
Semua pertanyaan tersebut membutuhkan suatu keputusan
yang baik yang sudah memikirkan untung dan ruginya.
Didalam sebagian besar kasus-kasus pekerjaan yang kita alami
sehari-hari, benefit dan cost adalah faktor utama yang paling
diasosiasikan dengan pengambilan suatu keputusan. Akan tetapi
kenyataan yang kita alami adalah bahwa suatu keputusan harus
dibuat walaupun dasar di dalam mengambil keputusan tersebut
adalah sangat lemah, karena data-data yang diperlukan juga
tidak lengkap.
Oleh karena itu, penggunaan statistic adalah penting
sifatnya didalam rangka membantu member bobot di dalam
mengambil keputusan. Dengan demikian apakah yang
dibutuhkan statistic didalam usaha membantu mengambil
keputusan ?

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 97


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Yang dibutuhkan adalah :
Data statistik atau bilangan yang mewakili suatu perhitungan
atau pengukuran Suatu objek. Dengan demikian, melalui teori
serta metodologi dari statistic kita dapat membantu dan
menentukan mengenai data yang harus dikompilasikan,
bagaimana data tersebut dapat dikumpulkan, diolah, disajikan
dan dianalisis, serta kemudian ditarik kesimpulan.
Statistik menurut definisi dibagi menjadi 2 bagian atau sub
kategori :
 Descriptive statistic
Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambarkan
sesuatu yang spedifik saja dan tidak memikirkan mengenai
implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang besar
dan umum. Contoh :
Setelah menjumlah semua balita yang ada dalam kelompok
penimbangan dan membandingkan dengan jumlah anak
yang pada bulan ini berat badannya tetap/turun atau berat
badannya bertambah, pengelola program KB/ Kes
selanjutnya dapat menghitung mengenai angka berat badan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 98


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
rata-rata baik yang tetap/turun atau yang bertambah untuk
menyimpulkan keadaan yang terjadi pada kelompok balita
tersebut. Pengelola program KB/Kes dalam hal ini hanya
tertarik pada penggambaran keadaan balita pada situasi
tertentu dan tidak untuk generalisasi.
 Inferencial statistic
Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari
suatu set adat yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat
suatu generalisasi. Contoh :
BKKBN menarik sampel yang besarnya 5.000 orang yang
terdiri dari akseptor KB dari suatu kabupaten tertentu dan
berdasar pada data yang ada mengklasifikasikannya
mengenai alat jenis kontrasepsi yang dipakai. Dan hasil
perhitungan secara statistik terlihat bahwa 60% peserta
menggunakan IUD. Angka 60% yang kemudian digunakan
untuk menyimpulkan mengenai keadaan akseptor secara
keseluruhan di kabupaten itulah yang disebut statistic
inference.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 99


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Manfaat Statistik
Manfaat statistic adalah membantu para pengelola dan
pelaksana program KB-Kes khususnya dalam mengambil
keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.
 Statistic sebagai bahan perencanaan
Statistic seperti yang telah dijelaskan pada butir terdahulu
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan
data, pengolohan, penganalisaan, penyajian dan penarikan
kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan
kegiatan analisis yang dilakukan. Dengan kata lain setiap data
yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat
waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu
diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan
menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan
yang tepat. Kemungkina-kemungkinan penyimpangan yang
telah dicoba untuk dieliminasi sekecil mungkin melalui
berbagai metode yang dikembangkan dalam statistik, akan
sangat membantu dalam setiap perencanaan program.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 100


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
 Statistik sebagai bahan monitoring
Seperti telah tersebut dalam arti sempit bahwa statistic adalah
merupakan data ringkasan berbentuk angka maka hal ini
sangat membantu didalam suatu kegiatan monitoring. Oelh
karena secara umum yang dilakukan dalam kegiatan
monitoring adalh memonitor seluruh kekuatan dan
kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang
berbentuk data ringkasan (misalnya: jumlah bayi yang
ditimbang, jumlah penduduk, jumlah peserta KB, jumlah
balita yang diimunisasi, dsb).
 Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka
selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang
baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang
ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya membuat
suatu generalisasi dari sampel yang kecil kepada populasi.
(Sumber : Prof.Dr. Soekidjo Notoadmojo. Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ( Ke-2, Mei, Jakarta: Rineka
Cipta 2003)

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 101


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
PENGEMBANGAN KUESIONER
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun untuk
maksud pengumpulan data dalam penelitian. Diantara metode
pengumpulan data yang memakai kuisioner sebagai
instrumennya adalah metode wawancara dan metode pengisian
angket. Kedua metode pengumpulan data tersebut berbeda
caranya, karena orang yang diharapkan menjadi sumber data
selanjutnya disebut sebagai subyek penelitian, mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam memberikan data.
Pada pengisian angket, subyek penelitian akan mengisi
sendiri kuisioner yang diajukan (self administered questionnaire).
Dengan demikian dibutuhkan kemampuan untuk mengisi
kuisioner, dalam hal ini kemampuan minimalnya adalah
membaca dan emnulis, serta memahami apa yang ditanya.
Pada metode wawancara, subyek dalam penelitian akan
ditanya oelh pewawancara dan akan menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan. Metode wawancara ini cukup popular, karena
memang sebagian besar penduduk di Indonesia masih

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 102


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
berpendidikan rendah, dan bahkan ada sebagian kecil yang tidak
bisa membaca dan menulis (buta huruf).
Wawancara nampaknya merupkan metode yang mudah,
ada orang yang bertanya (pewawancara) dan ada orang yang
menjawab. Namun demikian kitaa perlu berhati-hati terhadap
proses wawancara, karena berpotensi menimbulkan bias.
Sebagaimana kita ketahui, terdapat pendekatan penelitian
yang kuatitatif maupun kualitatif. Pada pendekatan kuatitatif, hasil
penelitian dapat disajikan dengan angka, sedangkan pada
pendekatan pendekatan kualitatif, hasil penelitian tidak dapat
disajikan dengan angka. Baik pada pendekatan penelitian kualitatif
maupun kuantitatif, wawancara dapat digunakan sebagai metode
pengumpulan data.
Robson (1993) menjelaskan bahwa pada pendekatan
kualitatif, wawancara yang digunakan biasanya wawancara
mendalam, menggunakan instrument kuisioner yang tidak
terstruktur. Disini subyek penelitian biasanya informan, akan
menceritakan hal-hal yang berkaitan denganpersepsinya tentang
suatu keadaan atau kejadian secara mendalam. Pewawancara dapat

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 103


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
melakukan penggalian lebih lanjut berdasarkan jawaban informan
itu.
Pada pendekatan kuantitatif, wawancara dilaksanakan
dengan menggunakan kuisioner yang terstruktur agar
pewawancara dapat mengendalikan proses wawancara. Subyek
penelitian yang diwawancarai biasanya disebut responden, akan
memberikan jawaban terbatas pada pertanyaan yang diajukan.
De Vaus (1991) mengutarakan beberapa pokok yang
diperlukan di dalam pengembangan kuisioner yang terstruktur
(dan ini akan dibahas selanjutnya), agar dihasilkan kuisioner yang
efektif dan efisien.
1. Berdasarkan pertanyaan penelitian, bagaimana kerangka
konsepnya, serta jelas bagaimana turunannya menjadi
indicator dan atau variabel.
2. Penerjemahan indikator atau variabel menjadi pertanyaan.
3. Cakupan variabel yang mengacu kepada kerangka konsep,
sehingga akan terlihat jelas hubungannya.
4. Bagaimana data akan di analisis akan memandu bentuk
pertanyaan yang diajukan. Seandainya data yang akan

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 104


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
dianalisa dengan mengacu kepada skala numerik, namun
yang dikumpulkan adalah data kategorik, hal ini akan sangat
menganggu proses penelitian itu sendiri.
Pada pokok pertama, dapat terlihat bagaimana suatu
konsep dapat diturunkan menjadi dimensi dan subdimensi, serta
kemudian definisi operasional variabel. Disinilah peran dari
definisi operasional variabel, karena kan terlihat jelas bagaimana
variabel itu diukur. Kuisioner dapat dianggap sebagai alat atau
instrument yang mengukur berbagai variabel yang diteliti. Tang
menjadi poko perhatian dari pengukuran variabel adalah akurasi,
yang mencakup validitas dan reliabilitas variabel.
Yang disebut validitas adalah kesahihan, yaitu apakah kita
mengukur apa yang memang kita ukur. Contohnya : bila kita
ingin mengukur variabel berat badan, maka yang kita timbang
adalah badan, di atas alat penimbang. Bila kita runut, alat
penimbang apa yang kita pakai, apakah alat penimbangdacin atau
alat timbang berdasar per ? apakah badan yang ditimbang terbalut
pakaian tebal ? bila kita menginginkan variabel berat badan bayi
saat lahir, mana yang paling valid? Tentu dengan langsung

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 105


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
menimbang segera setelah lahir. Namun ini pun masih
dipertanyakan, berapa saat setelah lahir? 5 menit atau 10 menit?
Hal ini erat kaitannya dengan fisiologis bayi pasca salin.
Reliabilitas adalah keajegan/kekonsistenan dari alat atau
instrument. Contohnya : bila kita akan menimbang badan, hasil
ukur pada saat menimbang sekarang, dengan saat 5 menit
kemudian, kita harapkan tidak berbeda. Bila kita bertanya saat ini
berapa tahun umur seseorang, maka akan dijawab dengan hasil
yang sama bila pertanyaan tersebut kita ajukan seminggu
berikutnya.
Hal yang sering menjadi pertimbangan adalah kepraktisan
di lapangan. Untuk mendapatkan pengukuran kadar Hb dengan
valid, alangkah baiknya bila alat elektrofotometeryang digunakan.
Namun bila penelitia dilakukan di lapangan di mana diperluakan
mobilisasi peneliti, hsl ini menjadi tidak praktis. Terdapat
pertimbangan untuk memakai pengukur Hb dengan alat sahli,
yang walaupun kurang akurat, namun lebih praktis.
Pertimbangan lain adalah faktor etika, yaitu apakah
penelitian sudah dilakukan sesuai dengan nilai atau norma

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 106


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
masyarakat. Apakah subyek penelitian telah setuju untuk terlibat
dalam penelitian? Persetujuan keterlibatan subyek dalam
penelitia, lazimnya disebut sebagai informed consent, seyogyanya
melengkapi kuisioner yang akan diisi.
Kuisioner yang disusun idealnya merupakan instrumen
yang akurasinya sudah terjamin. Dengan demikian dianjurkan
untuk memakai kuisioner yang sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Seandainya belum pernah dilakukan pengujian,
maka keterbatasan pengetahuan akurasi tersebut harus diutarakan
dalam sajian penelitian.
Penyusunan kuisioner mengikuti langkah berikut :
1. Tentukan variabel dengan definisis operasional yang jelas.
2. Terjemahkan variabel menjadi satu atau beberapa pertanyaan.
3. Susun pertanyaan dalam satu alur yang jelas, sehingga terlihat
bagaimana lompatan dan lapisan dari pertanyaan tersebut.
4. Estetika kuisioner perlu diperhatikan, guna melancarkan
pengisian kuisioner.
Definisi operasional variabel sebaiknya dibuat sejelas
mungkin, karena dimaksudkan untuk memungkinkan penliti lain

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 107


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
mereplikasi/mengulang penelitian yang sama dengan cara
mengukur yang sama. Hal yang patut diperhatikan adalah
perbedaan antara operasionalisasi untuk “fakta”, “perilaku”, “sikap”,
atau “kepercayaan”. Untuk hal ini pemahaman tentang arti
masing-masing sangat diperlukan. Contoh :
Variabel umur : lama hidup seseorang, dihitung sejak kelahiran
sampai dengan saat survey, berdasarkan ulang tahun terakhir,
dihitung dalam tahun. Skala variabel adalah rasio.
Berdasarkan definisi di atas, maka langkah selanjutnya
adalah membuat satu atau beberapa pertanyaan yang sesuai.
Contoh :
 Berapa tahun umur responden saat survey ini (pertanyaan
langsung)
 Kapan saat kelahiran, dengan tanggal, bulan dan tahun
kelahiran.
Membuat lebih dari satu pertanyaan seperti di atas
dimaksudkan untuk meningkatkan validitas pertanyaan. Periksa
silang dapat pula dilakukan dengan pertanyaan lain yang terkait.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 108


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Untuk contoh di atas misalnya dengan pertanyaan: jumlah anak,
umur anak yang tertua, umur menikah pertama.
Beberapa hal yang harus dihindari pada saat membuat
redaksi “pertanyaan”
1) Pertanyaan yang panjang
Bila pertanyaan terlalu panjang , maka responden akan
mengingat sebagian pertanyaan saja dan menjawab yang ia
ingat saja. Untuk itu pertanyaan dapat dipenggal menjadi
beberapa pertanyaan lain.
2) Arti ganda
Contoh: apa yang anda rasakan tentang musik pop
kontemporer dengan music saat lima tahun yang lalu?
Pertanyaan tersebut dapat dipecah menjadi:
“apa yang anda rasakan tentang music pop kontemporer?’
“dapatkah anda mengingat musik yang dilantunkan lima
tahun yang lalu?’
“menurut anda bagaimana perbandingan musik kedua
periode tersebut?”

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 109


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Pertanyaan sulit juga bisa timbul bila bentuk kalimat
memakai kata ngerif terutama bila meminta setuju atau
tidak. Contoh :
“Pemakaian narkoba tidak boleh dideskriminasikan”
Setuju/Tidak Setuju.
3) Pertanyaan memakai jargon atau istilah yang sulit
Hindari memakai istilah yang tidak dimengerti oelh
responden, misalnya:
“Apakah anak ibu saat ini ada yang diare?”
Gunakan istilah yang biasa digunakan dan dimengerti oleh
masyarakat tempat responden tinggal. Hal ini erat kaitannya
dengan pentingnya studi eksplorasi sebelum dirancangnya
kuisioner, guna menangkap istilah yang dapat digunakan
dalam wawancara.
4) Pertanyaan mengarah
Hindari pertanyaan yang mengarahkan responden untuk
setuju atau tidak setuju, contoh : “Apakah anda setuju bila
anggaran pertahanan diturunkan, walaupun hal ini akan
mengubah Negara menjadi Negara komunis?”

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 110


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Juga apabila dalam pertanyaan memakai nama-nama orang
yang popular atau terhormat, maka ini akan menggiring
responden untuk sesuai dengan mereka.
5) Pertanyaan yang bias
Pertanyaan yang keliru sasaran dan memerlukan tapisan.
Misalnya pertanyaan tentang anak dipertanyakan, padahal
responden belum melahirkan. Atau dapat pula suatu
pertanyaan memerlukan latar belakang pengetahuan tertentu
guna dapat menjawabnya. Contohnya untuk pertanyaan
tentang anggaran Negara tentunya memerlukan pengetahuan
sosial politik tertentu.
Agar pertanyaan menghasilkan jawaban yang akurat, hal
yang perlu diperhatikan adalah respons dari pewawancara iru
sendiri. Sikap netral pewawancara sangat diperlukan selama
wawancara berlangsung.
Terdapat 3 (tiga) bentuk pertanyaan :
1. Pertanyaan tertutup (fixed alternative)
Alternatif jawaban biasanya mencakup semua hal yang
mungkin. Namun guna menangkap jawaban di luar alternatif

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 111


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
yang telah disediakan, dapat diajukan satu alternatif
tambahan, misalnya : lain-lain, tak-menjawab.
Contoh : apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
terakhir ibu :
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak menjawab
2. Pertanyaaan terbuka (open questions)
Bentuk ini digunakan untuk meangkap seluruh kemungkinan
jawaban respondens. Analisis terhadap pertanyaan demikian
sulit, karena memerlukan pengelompokkan sesudah data
dilakukan.
Contoh: Apa pendapat saudara bila tariff puskesmas dinaikkan
menjadi Rp.2500,-?
3. Pertanyaan semi-terbuka
Digunakan sebagai kombinasi terhadap pertanyaan tertutup.
Misalnya untuk opsi lain-lain, maka diikuti dengan pertanyaan
terbuka guna menjelaskan apa yang dijawab oleh responden.
Contoh : kemana Ibu bawa berobat saat anak Ibu diare?

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 112


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
1. Puskesmas
2. Rumah sakit
3. Dukun
4. Lain-lain:…………………………………….
Setelah semua variabel dibuat menjadi pertanyaan, maka
seluruh per tanyaan dapat diurut dalam suatu alur. Alur
pertanyaan disusun sedemikian rupa-secara konvensional-
mengacu kepada hal berikut (Robson, 1993).
1 Pendahuluan
pewawancara memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan studi,
meyakinkan konfidensialitas, memohon ijin, untuk
mencatat/merekam jawaban.
2 Pemanasan (warm-up)
Mengajukan beberapa pertanyaan yang membuat nyaman
kedua belah pihak.
3 Inti wawancara
Mencakup pertanyaan inti, mulai dari yang mudah ke yang
sulit, dari yang paling tidak sensitive, ke yang paling sensitive.
4 Pendinginan (cool-off)

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 113


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Mengajukan beberapa pertanyaan yang membuat rileks kedua
belah pihak, terutama bila terdapat ketegangan di tengah
proses wawancara.
5 Penutup
Mengucapkan terimakasih dan dapat disertai pemberian hand
on the door atau cendera mata kepada responden. Seringkali
pembicaraan informal yang menarik dapat dilanjutkan
berkaitan dengan topic wawancara.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 114


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Contoh alur pertanyaaan secara garis besar:

Perkenalan pewawancara
Nama responden
Umur responden dalam tahun
Tanggal, Bulan, Tahun Kelahiran
Umur : 15 – 59 th ?
Y T STOP
Status Menikah
Y T
STOP
Pernah melahirkan ?
Y T
Berapa jumlah anak,
STOP
Umur anak masing-masing
Kapan anak terakhir lahir?
Sekarang pakai KB ?
Y T STOP
Alasan cara KB yang dipakai

STOP
Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 115
Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Setelah alur pertanyaan dibuat, maka narasi pertanyaan
dapat ditulis, dengan bentuk yang telah ditetapkan. Lompatan,
tapisan dan kapan harus berhenti, akan jelas terlihat dari alur
tersebut. Melengkapi hal di atas, maka dianjutkan untuk membuat
pengelompokkan pertanyaan-pertanyaan, sehingga
mempermudah proses wawancara, maupun manajemen data
selanjutnya.
Instruksi untuk pengisian atau penulisan jawaban untuk
pertanyaan haruslah jelas. Pada kuisioner untuk angket, instruksi
harus lengkap, sehingga dapat menjelaskan apa-apa yang harus
dilakukan oleh responden dalam mengisi kuisioner (sefl
explanatory). Untuk lebih jelas, instruksi ditulis dengan bentuk
atau ketebalan huruf yang berbeda.
Contoh instruksi : lingkari jawaban yang dipilih, tulis jawaban
responden, lanjutkan ke P.
Kemana saja ibu pergi berobat, bila anak ibu diare?
1. Puskesmas
2. Posyandu
3. Rumah Sakit

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 116


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
4. Praktek dokter swasta
5. Praktek bidan swasta
6. Dukun
7. Lain-lain (tuliskan):……………..
Cara apa saja yang Ibu ketahui?
Beri tanda X pada cara yang pertama kali disebut pada kolom 1.
Selanjutnya lakukan probing, serta beri tanda X pada kolom 2.
Cara KB Pertama kali sebut Setelah Probing atau
(1) dibacakan (2)

Pil

IUD

Kondom

Suntik

Kalender

Sterilisasi
Wanita

Sterilisasi Pria

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 117


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Faktor estetika kuisioner patut dipertimbangkan guna
melancarkan prose wawancara. Hal ini mencakup :
 Bentuk dan besar huruf, dianjurkan yang mudah dibaca,
jangan terlalu kecil dan rumit bentuknya.
 Tata letak pertanyaan, sebaiknya mudah diikuti alurnya.
Alternatif jawaban hendaknya ditulis vertical ke bawah.
 Warna kertas maupun warna huruf, sebaiknya yang cukup
kontras.
 Ruang isi, maupun ruang antara yang cukup untuk
menuliskan jawaban, tidak membuka peluang tumpang
tindihnya jawaban satu dengan yang lain pertanyaan.
Kuisioner yang telah dirancang dapat diuji cobakan guna
melihat apakah pertanyaan dipahami responden, alternatif
jawaban sudah cukup mencakup semua pilihan, lembar
kuisionermemudahkan pewawancara berproses dan faktor lain
yang mendukung lancarnya wawancara. Uji coba pertama ini
semata untuk mengetahui rancang kuisioner. Setelah direvisi
dianjurkan untuk dianjurkan untuk menguji akurasi dan
kepraktisan kuisioner.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 118


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021
Kesiapan pewawancara untuk melakukan wawancara pun
patut dikaji. Guna penyetaraan pemahamaan akan kuisioner,
dilakukan pelatihan bagi pewawancara. Pedoman wawancara
sebaiknya dibuat untuk dapat digunakan sebagai pegangan di
lapangan, terutama dalam mengatasi masalah operasionalisasi
variabel.

Buku Pedoman Pembangunan Kesehatan 119


Masyarakat Desa (PKMD) TA 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai