DI SUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING:
Laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) Pada Tanggal 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023 di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
Mengetahui
Kepala Desa
(Marzuki)
Dosen Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Koordinator PBL
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan izin
nyalah kami telah menyelesaikan “Laporan Praktek Belajar Lapangan Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar” yangberlangsungpada tanggal 19 Jauari
2022 s/d 09 Januari 2023.
Kami menyadari bahwa dalam penyusanan laporan BPL ini tidak juga luput
dari kesalahan baik penyusunan maupun isinya. Untuk ini kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar berguna untuk perbaikan dimasa mendatang
atas bimbingan dan pengarahan, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kami
yang sebesar-besarnya kepada:
A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai
upaya yang telah diselenggarakan salah satu bentuk upaya kesehatan adalah
pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukan yang
merupakan sistem pelayanan kesehatan yang telah di anut dan di kembangkan
dalam sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kebidanan masyarakat adalah suatu upaya kebidanan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan mengikut sertakan petugas
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang
lebih tinggi melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dengan adanya tujuan tersebut, maka penyususn mencoba mengamati
secara langsung keadaan masyarakat di wilayah binaan melalui praktek belajar
lapangan (PBL) dan sebagai wilayah binaan adalah Desa Jalin Kecamatan Jantho
Kabupaten Aceh Besar yang di laksanakan dari tanggal 19 Desember s/d 09
Januari 2023
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Untuk mewujudkan gambaran tentang kebidanan di lingkungan
masyarakat Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
b. Untuk memenuhi persyaratan pada program kuliah kebidanan
komunitas di Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswi mampu mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan
komunitas.
b. Mahasiswi mampu merumuskan masalah-masalah kebidanan
komunitas.
c. Mahasiswi mampu mengadakan sosialisasi masyarakat.
d. Mahasiswi mampu memprioritaskan masalah-masalah kebidanan
komunitas yang ada.
e. Mahasiswi mampu membentuk strategi atau rencana pelayanan yang
berkaitan dengan kebidanan komunitas secara berkesinambungan.
f. Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang kesehatan
masyarakat di wilayah kerja meliputi keadaan geografi, kesehatan ibu
dan anak, serta KB, perilaku masyarakat terhadap kesehatan melalui
peran serta masyarakat.
g. Mahasiswi mampu mengevaluasi pelayanan kebidanan komunitas
yang dilaksanakan.
C. Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Desa Jalin Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar adalah dengan menggunakan beberapa
metode antara lain:
1. Observasi yaitu melihat langsung di masyarakat bagaimana status
masyarakat tersebut.
2. Wawancara yaitu teknik dalam pengumpulan data dengan menggunakan
media kuesioner yang akurat dengan melaksanakan komunikasi langsung
dengan masyarakat.
3. Diskusi yaitu melaksanakan diskusi dengan masyarakat tentang masalah
yang ditemui dan masalah yang di rasakan oleh masyarakat.
4. Ceramah yaitu metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
D. Ruang Lingkup Dan Sasaran
Ruang lingkup PBL ini adalah kesehatan ibu dan anak-anak, KB
dengan sasaran:
1. Bayi
2. Balita
3. Remaja
4. PUS
5. WUS
6. Ibu hamil
7. Ibu bersalin
8. Ibu nifas
9. Ibu menyusui
10. Menopause
B. Pengertian PKMD
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan
dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh
masyarakat.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian
kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong swadaya
masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup
dan kesejahteraan masyarakat.
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaan didasari
melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikut sertakan anggota-anggota masyarakat
di pendusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara
aktif dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha
kesehatan di desanya (Dirjen Bin Kesmas Depkes RI, 1976).
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem
pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui puskesmas dimana setiap
individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-
tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Di samping itu,
pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya krestifitas
dan inisiatif individu atau kelompok masyarakat yang ikut serta aktif dalam
program-program kesehatan didaerahnya dan menentukan prioritas program
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan (Kanwil
Depkes Jawa Timur).
C. Hipertensi, Imunisasi dan Sakit Gigi
1. Hipertensi
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan darah sistolik (atas) 140 atau
lebih dan tekanan darah diastolik (bawah) 90 atau lebih.
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
a. Telah berumur 18 tahun atau lebih
b. Bila 2 kali berkunjung berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih.
c. Beberapa kali pengukuran hasil tekanan sistolik menetap 140 atau lebih
2. Penyebab.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan
perhatian karen orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka
panjangnya mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam dua golongan yaitu :
1. Hipertensi primer atau essensial. Dimana hipertensi ini tidak dikehui
penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor keturunan atau
lingkungan.
2. Hipertensi sekunder, penyebabnya diketahui secara pasti seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
3. Tanda dan gejala
a. Sakit kepala dan pusing
b. Nyeri kepala berputar
c. Rasa berat di tengkuk
d. Kadang mimisan
e. Marah/emosi tidak stabil
f. Mata berkunang – kunang
g. Telinga berdengung
h. Sukar tidur
i. Kesemutan kesuliatan bicara
j. Rasa mual/ muntah.
4. Klasifikasi atau derajat hipertensi.
Tahap Sistolik (atas ) Diastolik (bawah)
2. Nyeri Gigi
5) Penatalaksanaan
1) Definisi Pulpitis
2) Penyebab Pulpitis
3) Gambaran Klinis
a) Apabila ada makanan yang masuk gigi yang terkena pulpitis akan
merespon sakit karena ada rangsang manis, asam, dingin atau panas.
Peradangan yang telah mencapai jaringan periapekal ditandai dengan
sakit saat mengunyah.
b) Gigi berlubang dan pulpa yang terbuka.
4) Diagnosis
a) Parasetamol Dosis dewasa :500 mg setiap 6-8 jam Dosis anak : 10-15
mg/kgbb, setiap 6-8 jam
b) Ibuprofen Dosis dewasa : 200mg 3 kali sehari
c) Asam Mefenamat Dosis dewasa : 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3
kali sehari sesudah makan 7 Jika selama 2 sampai 3 hari gejala belum
sembuh segera hubungi dokter.
1) Definisi
2) Penyebab
Radang gusi ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor
sistemik. Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisa makanan (plak),
pemakaian sikat gigi yang salah, rokok, tambalan yang kurang baik. Faktor
sistemik meliputi Diabetes Melitus (DM), ketidakseimbangan hormon (saat
menstruasi, kehamilan, menopause, atau pemakaian kontrasepsi), keracunan
logam, dan sebagainya.
3) Gambaran Klinis
7) Gambaran Klinis
i. Perdarahan gusi
ii. Perubahan warna gusi
iii. Bau mulut (halitosis)
iv. Diagnosis Nyeri pada gingiva atau gusi.
5) Penatalaksanaan
a). Karang gigi, selulit yang diakibatkan oleh makanan dan penyebab
lokal lainnya harus dibersihkan/diperbaiki.
c). Penyebab Bengkak pada gusi di sekitar mahkota gigi akibat dari
penumpukanplak dan sisa makanan diantara gigi dan gusi.
1. Perdarahan gusi
2. Perubahan warna gusi
3. Bau mulut (halitosis)
2). Diagnosis
3). Penatalaksanaan
1) Gambaran Klinis
a. Perdarahan gusi
b. Pembengkakan/luka pada wajah
2) Diagnosis
3) Penatalaksanaan(Kemenkes, 2012).
a. Pertolongan pertama dilakukan untuk semua luka pada wajah dan mulut.
Jaringan lunak harus dirawat dengan baik.
b. Pembersihan dan irigasi yang perlahan dengan saline akan membantu
mengurangi jumlah jaringan yang mati dan resiko adanya keadaan
anaerobik. Antiseptik permukaan juga digunakan untuk mengurangi
jumlah bakteri.
c. Pemberian antibiotik diperlukan hanya sebagai profilaksis bila terdapat
luka pada jaringan lunak sekitar. Apabila luka telah dibersihkan dengan
benar maka pemberian antibiotik harus dipertimbangkan kembali.
d. Simptomatik : pemberian Parasetamol 500 mg 3-4 x sehari atau Ibuprofen
dan Asam Mefenamat. Ibuprofen dosis untuk dewasa: 200mg 3 kali
sehari. A
e. Mefenamat dosis dewasa: 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3xsehari
sesudah makan. Jika selama 2-3 hari gejala belum sembuh segera hubungi
dokter. 4. Sakit Gigi yang Boleh Dilakukan Swamedikasi Dari pernyataan
macam-macam sakit gigidiatas jenis sakit gigi yang boleh dilakukan
swamedikasi adalah sebagai berikut:(Irhamahayati, et al. 2013)
a. Definisi Swamedikasi Pengobatan sendiri adalah spektrum kegiatan
kesehatan untuk mengobati diri sendiri dengan obat-obatan
menggunakan informasi yang diperoleh dari pengalaman masa lalu
kesehatan, buku, nasihat, software, website, iklan kesehatan, radio
atau program televisi. Obat-obatan untuk pengobatan sendiri sering
disebut obat non resep atau over the counter (OTC) dan tersedia
tanpa resep dokter melalui apotek(Aditya 2013).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengobatan Sendiri
Faktor yang mendorong dilakukannya pengobatan sendiri adalah
usia, tingkat pendidikan, sikap keluarga, iklan produsen obat,
undangundangmengatur pengeluaran dan penjualan obat,
pengalaman sebelumnya dengan gejala atau penyakit, signifikansi
dikaitkan dengan penyakit, situasi ekonomi responden(Lukovic et
al. 2014).
c. Cara Mendapatkan Obat Pelayanan kesehatan dan obat bagi
masyarakat dapat diperoleh dari Puskesmas,Rumah Sakit, atau
masyarakat dapat membeli sendiri di apotek atau toko obat yang
sudah mempunyai izin (Depkes, 2007). d. Cara Pemilihan Obat
Pemilihan obat yang akan digunakan melalui cara sebagai berikut :
1. Cara Menggunakan Obat Oral
a) Menyimpan obat dalam kemasan asli dan wadah yang tertutup rapat
b) Menyimpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari
langsung
c) Menyimpan obat ditempat sejuk dan tidak lembab agar obat tidak
cepat rusak
d) Tidak diperbolehkan menyimpan obat cair dalam lemari pendingin
karena obat bisa beku (Djunarko, 2011).
2. Cara Pembuangan Obat Pembuangan dilakukan pada sisa obat dari
pengobatan yang tidak digunakan lagi dan sudah rusak atau kadaluarsa
akibat lamanya penyimpanan.Obat yang telah rusak dapat dibuang dengan
cara :
a. Penimbunan di dalam tanah Obat yang telah rusak atau kadaluarsa
dihancurkan terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari kemasan
setelah itu disiram air panas baru ditimbun dalam tanah.
b. Membakar obat Obat-obatan yang sudah rusak atau kadaluarsa
dibuang dengan cara dibakar.
c. Pembuangan ke saluran air Dikhususkan untuk obat cair dibuang
kesaluran air dengan cara diencerkan terlebih dahulu baru dibuang
kesaluran air (Depkes, 2007). Cara Pembuangan Kemasan Obat
1) Wadah berupa botol atau pot plastik Melepas terlebih dahulu etiket
yang tertera pada botol atau pot plastik baru dibuang ditempat sampah,
hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi penyalahgunaan bekas
wadah obat.
2) Boks/Dus/Tube Boks yang sudah tidak terpakai sebaiknya
dihancurkan terlebih dahulu kemudian baru dibuang (Depkes, 2007).
6. Rasionalitas
a. Definisi rasionalitas Penggunaan obat rasional adalah apabila
pasien mendapatkan pelayanan pengobatan sesuai dengan
kebutuhan dari keluhan pasien, harga yang terjangkau, dosis yang
sesuai dengan kebutuhan pasien dan dalam frekuensi yang tepat
(Yewale & Dharmapalan 2012).
b. Kriteria Obat Rasional Penggunaan obat dikatakan rasional apabila
memenuhi dari kriteria sebagai berikut :
a) Tepat Indikasi Penyakit Penentuan indikasi yang berdasarkan
tanda, gejala dan keluhan pasien (Depkes RI, 2011).
b) Tepat Pemilihan Obat Pemilihan pengobatan yang sesuai
dengan drug of choice sehingga dapat memenuhi tujuan terapi
(Depkes RI, 2011).
c) Tepat Pasien Obat yang dipilih harus memperhatikan kondisi
patofisiologi dan kondisi dari pasien (Depkes RI, 2011).
d) Tepat Dosis Ketepatan dalam penggunaan, lamanya
penggunaan, dosis obat sehingga dapat meminimalkan resiko
terjadinya efek samping apabila dosis kecil maka tujuan terapi
yang diharapkan tidak akan tercapai (Depkes RI, 2011).
A. Imunisasi
1. Pengertian imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008). Imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui
mulut (misalnya vaksin polio) (Hidayat, 2008).
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti
anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain
(Notoatmodjo,2003). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit. (Atikah, 2010)
2. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu
dari dunia. (Ranuh, 2008) Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus,
batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis.
(Notoatmodjo, 2003) Program imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi
serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara
umun tujuan imunisasi antara lain (Atikah, 2010) :
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
c. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
3. Manfaat imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
4. Jenis-jenis imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
a. Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon
spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga
ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh
imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi
aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu:
1) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan
dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin
yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin
dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme
dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan
bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.
2) Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-
bahan yang digunakan seperti air raksa dan antibiotik yang biasa
digunakan.
3) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya
antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel.
4) Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi
meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar
dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga,
dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi
peningkatan antibodi tubuh.
b. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif
adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang
mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis
antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan,
misalnya antibodi terhadap campak.
5. Macam-macam imunisasi dasar
a. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
1) Fungsi Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan
Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok
bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Pada
manusia, TBC terutama menyerang sistem pernafasan (TB paru),
meskipun organ tubuh lainnya juga dapat terserang (penyebaran
atau ekstraparu TBC). Mycobacterium tuberculosis biasanya
ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi
jika mereka menderita sakit paru-paru dan terdapat bakteria
didahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga
mendukung terjadinya penularan. Penularan penyakit TBC
terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan
udara yang mengandung bakteri tuberkulosis.
2) Cara pemberian dan dosis
Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah
dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum
disuntikan, vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis
0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa.
Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi
biasanya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan
pada anak dan orang dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin
dengan hasil negatif. Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan
di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit
dengan penyerapan pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan
intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus menggunakan
jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26). Kerjasama
antara ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, agar
pemberian vaksin berjalan dengan tepat.
3) Kontra indikasi Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada
kondisi:
a) Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau
menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
b) Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang
sedang menderita TBC
4) Efek samping Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang
timbul tidak seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi
BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan
imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan
yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka.
Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh
dengen sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran
kelenjar regional diketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini
terasa padat, namun tidak menimbulkan demam.
b. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
1) Fungsi Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit
sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang
terutama saluran napas bagian atas. Penularannya bisa karena
kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau
kontak tidak langsung karena adanya makanan yang
terkontaminasi bakteri difteri. Pertusis, merupakan suatu penyakit
yang disebabkan oleh kuman Bordetella Perussis. Penularan
penyakit ini dapat melalui droplet penderita. Tetanus merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani.
Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan
yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang
bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan
disebabkan karena pemotongan tali puat tanpa alat yang steril atau
dengan cara tradisional dimana alat pemotong dibubuhi ramuan
tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-
anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau
luka terkontaminasi spora kuman tetanus, kuman ini paling banyak
terdapat pada usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di
tanah
2) Cara pemberian dan dosis
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi
intramuskular. Suntikan diberika pada paha tengah luar atau
subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Masukkan jarum dengan
sudut 90 derajat. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
kulit sehingga masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit,
suntikkan secara pelan-pelan. Pemberian vaksin DPT dilakukan
tiga kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval
4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama
antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai
meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi
3) Efek samping Pemberian imunisasi DPT memberikan efek
samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam,
sedangkan efek berat bayi menangis hebat kerana kesakitan selama
kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
ensefalopati, dan syok.
c. Imunisasi campak
1) Fungsi Imunisai campak ditujukan untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubelal
adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal
sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi
disebarkan lewat udara (airborne). Virus campak ditularkan lewat
infeksi droplet melalui udara, menempel dan berkembang biak
pada epitel nasifaring. Tiga hari setelah infasi, replikasi dan
kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi
vitemia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem
retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari
dari infeksi awal.
2) Cara pemberian dan dosis Pemberian vaksin campak hanya
diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan
dosis 0,5 CC. Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5 ml
cairan pelarut. Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas
secara subkutan. Cara pemberian: injeksi 45 0C
3) Efek samping Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
4) Kontraindikasi Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada
orang yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, dan
limfoma.
d. Imunisasi polio
1) Fungsi Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasikan
dengan vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin polio: Inactivated
Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. Oral Polio
Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
2) Cara pemberian dan dosis Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali
(polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat 29 masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat
meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan
vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
langsung kemulut anak atau dengan atau dengan menggunakan
sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus
menggunakan penetes (dropper) yang baru.
3) Efek samping Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin jarang
terjadi.
4) Kontra indikasi Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan
pada orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah sembuh.
e. Imunisasi hepatitis B
1) Fungsi Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh
berkenalan terhadap penyakit hepatitis B, disebakan oleh virus
yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Penularan Virus
hepatitis B biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan
tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini, atau dari ibu
ke anak pada saat melahirkan. Kebanyakan anak kecil yang
terkena virus hepatitis B akan menjadi ”pembawa virus”.
2) Cara pemberian dan dosis Imunisasi diberikan tiga kali pada umur
0-11 bulan melalui injeksi intramuskular. Kandungan vaksin
adalah HbsAg dalam bentuk cair.
3) Efek samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
4) Kontra indikasi Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama
halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang
f. Jadwal imunisasi
Tabel jadwal imunisasi
Jenis Kelamin
Jumlah
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
F % F % F %
1. 0-11 Bulan 2 1,5 2 1,4 4 1,5
2. 1-5 Tahun 10 7,5 20 15 30 11,2
3. 6-10 Tahun 20 15,1 18 13,4 38 14,2
4. 11-19 Tahun 25 19 20 15 45 17
5. 20-49 Tahun 50 38 55 14 105 39,4
6. 50-60 Tahun 17 13 13 10 30 11,2
7. >60 Tahun 8 6 6 4,4 14 5,2
100 100
Total 132 % 134 73,2 266 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk berada pada
kelompok umur 20-49 tahun sebanyak 105 jiwa (39,4%) yang terdiri dari laki-laki
50 (38%) jiwa dan perempuan 55 jiwa (14%), sedangkan Minoritas berada pada
kelompok umur 0-11 bulan sebanyak 4 jiwa (1,5%) yang terdiri dari laki-laki 2
jiwa (1,5%) dan perempuan 2 jiwa (1,5%)
2. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Kepercayaan Yang
Di Anut Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.2
Jumlah
No Kepercayaan
F %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Seluruh penduduk beragama Islam
sebanyak 266 jiwa (100%).
3. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Suku Kepercayaan
yang di Anut Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.3
Jumlah
No Suku
F %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Seluruh penduduk bersuku Aceh.
4. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Pedidikan Di Desa
Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09
Januari 2023
Tabel 1.4
Jumlah
No Pendidikan
F %
2 Belum sekolah 34 13
3. SD/sederajat 42 16
4. SLTP/sederajat 71 27
5. SLTA/sederajat 39 15
6. Perguruan Tinggi/sederajat 48 18
7 2
Diploma/PT 5
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk berada pada
pendidikan SLTP sebanyak 71 jiwa (27%), Minoritas dengan pendidikan
Diploma sebanyak 5 jiwa (2%).
5. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09
Januari 2023
Tabel 1.5
Jumlah
No Pekerjaan
F %
1. PNS 2 1
2. Wiraswasta 2 1
3. Pedagang 2 1
4. Petani 59 22,1
5. Buruh 5 2
6. IRT 45 17
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas pekerjaan Petani sebanyak
59 jiwa (22,1%). Minoritas dengan pekerjaan PNS sebanyak 2 jiwa (1%).
6. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Jumlah
Pengahasilan Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.6
Jumlah
No Jumlah penghasilan
F %
1. <1.000.000 46 57,5
2. >1.000.000-3.000.000 31 45
3. >3.000.000 3 10.1
Total 80 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk dengan jumlah
penghasilan <1.000.000 sebanyak 46 jiwa (57,5%). Minoritas penduduk dengan
jumlah penghasilan >3.000.000 sebanyak 3 jiwa (10,1%).
7. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jumlah Ibu
Menyusui Bayi & Balita Di Desa Jalin Kecamatan Kota JAntho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desenber s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui Bayi &
Balita Dari 80 KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota JAntho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desenber s/d 09 Januari 2023
Jumlah
No Jumlah Bayi & Balita
F %
1. Ibu Menyusui 6 18
2. Tidak Menyusui 28 82,3
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 180 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Ibu Menyusui Bayi & Balita
yaitu sebanyak 127 jiwa (100%).
8. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Ibu Menyusui Bayi
& Balita Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.8
Jumlah
No Ibu Menyusui
F %
1. Asi Ekslusif 15 44,1
2. Tidak Ekslusif 19 59
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah ibu hamil menyusui yang Asi
Eksklusif sebanyak 15 jiwa (44,1%). Sedankan ibu yang tidak Asi Eksklusif
sebanyak 19 jiwa (59)
9. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Balita yang
Mendapatkan Vitamin A 6 Bulan Terakhir Di Desa Jalin Kecamatan Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.9
Jumlah
No Vitamin A
F %
1. Ada 24 70,5
2. Tidak Ada 10 29,4
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas balita mendapatkan Vitamin
A sebanyak 24 jiwa (70,5%). Sedangkan minoritas nya sebanyak 10 jiwa (29,4)
10. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Kelengkapan
Imunisasi Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.10
Jumlah
No Kelengkapan Imunisasi
F %
1. Lengkap 4 12
2. Tidak Lengkap 25 73,5
3. Tidak pernah sama sekali 5 15
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas balita dengan imunisasi
tidak lengkap sebanyak 25 jiwa (73,5%), yang tidak pernah sama sekali sebanyak
5 jiwa (15%). Dan yang hanya imunisasi lengakap sebanyak 4 (12%)
11. Gambaran Khusus Penduduk dari 160 KK Berdasarkan Jumlah Remaja Di
Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.11
Jumlah
No Jumlah Remaja
F %
1. Remaja Putra 14 47
2. Remaja Putri 16 53,3
Total 30 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah remaja putri sebanyak 16 jiwa
(53,3%). Sedangkan jumlah remaja putra sebanyak 14 (47%)
12. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Klimaterium Di
Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.13
Klimaterium Jumlah
No
F %
1. Pre Menopause 40 73
2. Menopause 15 27,2
Total 55 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah pre menopouse sebanyak 40
jiwa (73%). Sedangan jumlah menopause sebanyak 15 jiwa (27,2%)
13. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Lansia Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022
s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lansia Dari 80 KK Di Desa
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Jumlah
No Jumlah Lansia
F %
1. Lansia 14 100%
Total 14 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah lansia yaitu sebanyak 14
jiwa (100%).
14. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jenis Penyakit Di
Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Penyakit Dari 80n KK Di
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Jumlah
No Jenis Penyakit
F %
1. Hipertensi 18 14
2. Sakit gigi 57 44,5
3. Asam urat 10 8
4. Diabetes Melitus 6 5
5. Lambung 16 12,5
6. Kolestrol 11 8,5
7. Keputihan 5 4
10. Stanting 3 2,3
11. ISK 2 1,5
Total 128 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9
Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk yang
mempunyai penyakit Sakit gigi sebanyak 57 Jiwa (44,5%). Minoritas penduduk
yang mempunyai penyakit ISK 2 jiwa (1,5%).
15. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Tempat Pelayanan
Kesehatan Yang Sering Dikunjungi Di Jalin Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.15
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan Kesehatan
Yang Sering Di Kunjungi Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tempat Pelayanan Jumlah
No Kesehatan Sering Di
F %
Kunjungi
1. Pustu 0 0
2. Puskesmas 40 50
3. Rumah Sakit 15 18,5
Klinik/Tempat praktek
4.
swasta 27 33
6. Posyandu 0 0
100
Total 80 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk yang
mengunjungi Puskesmas yaitu 40 KK (50%). Minoritas penduduk yang
mengunjungi Rumah Sakit 15 KK (18,5%).
16. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Keluarga Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.16
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jaminan Kesehatan Keluarga
Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Jaminan Kesehatan Jumlah
No
Keluarga F %
1. Asuransi 8 10
2. BPJS 70 87,5
3. Tidak Ada 2 2,5
4. Lain-lain( sebutkan ) 0 0
100
Total 80 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas jaminan kesehatan
BPJS 70 KK (87,5%). Minoritas jaminan kesehatan yang tidak ada sebanyak 2
KK (2,5%).
17. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jumlah Pus Di Desa
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.17
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah PUS Dari 80 KK Di
Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022
s/d 9 Januari 2023
Jumlah
No Jumlah PUS (15-49 tahun)
F %
1. PUS 39 100
100
Total 39 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah PUS yaitu sebanyak 39
KK (100%).
18. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Pasangan Usia
Subur Di Desa jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.18
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pasangan Usia Subur Dari 80
KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023
Jumlah
No Jumlah PUS (15-49 tahun)
F %
1. Aseptor 13 33
2. Non Aseptor 26 67
100
Total 39 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan Usia Subur Non-
aseptor KB sebanyak 26 jiwa (67%).
19. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Alasan Pasangan
Usia Subur Non-Aseptor Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.19
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Pasangan Usia Subur
Non-Aseptor Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Alasan Pasangan Usia Subur Jumlah
No
Non-Aseptor F %
Kurang Pengetahuan/ Tidak
1.
Nyaman 16 61
2. Ingin Hamil 8 31
3. Sedang Hamil 0 0
4. Malas 2 8
100
Total 26 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan usia subur non-aseptor
dengan kurangnya pengetahuan/tidak nyaman sebanyak 16 jiwa (61%).
20. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Yang Digunakan Di Desa Jalin Kecamatan KotaJantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023
Tabel 1.20
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan usia subur yang
menggunakan jenis kontrasepsi suntik sebanyak 31 jiwa (91%).
C. Perumusan Masalah
1. hipertensi
2. Imunisasi
3. Sakit gigi
D. Skala Prioritas
Ranting Kegawata Kecendrunga Akibat Masalah Luas
/skor n n Terhadap Masalah
Masalah Masalah Produktivitas (D)
(A) (B) Kerja
(C)
9 Sangat Sangat Serius Sangat Sangat
Gawat Mempengaruhi Luas
8 Gawat Serius Cukup Luas
7 Cukup Relatif Tidak Kurang Relatif
Gawat Serius Mempengaruhi Tidak Luas
6 Tidak Tidak Serius Tidak Tidak Luas
Gawat Mempengaruhi
Keterangan:
A. Kegawatan masalah
B. Kecendrungan masalah
C. Akibat masalah terhadap produktivitas kerja
D. Luasnya masalah
E. Alternatif Jalan Keluar
NO Kriteria Penyebab Alternatif
Masalah
1. Hipertensi sering mengosumsi makanan Penyuluhan
yang tinggi garam, air
minum yang mengandung
kadar garam, kurangnya
istirahat dan pengetahuan
tentang penyebab darah
tinggi
3. Sakit Gigi
Faktor lingkungan Kurangnya kesadaran tentang kebersihan mulut
S
masyarakat mengatakan sering mengosumsi makanan yang tinggi garam,
air minum yang mengandung kadar garam, kurangnya istirahat, kurangnya
pengetahuan tentang penyebab sakit gigi dan kebersihan mulut
O
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa masyarakat Di Jalin Kabupaten
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar mayoritas mengalami sakit gigi
karena warga mengkomsumsi makanan dan minuman banyak yang
mengandung kadar garam dan kebersihan mulut yang kurang baik.
A
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola hidup
sehat dan kebersihan mulut.
P
a) memberikan penyuluhan tentang Sakit gigi
b) menyarankan masyarakat agar tidak mengosumsi makanan dan
minuman yang banyak mengandung kadar garam serta menjaga pola
makan
c) menyarankan masyarakat agar menjaga kebersihan mulut dan
menggosok gigi minimal 3 kali sehari
d) menyarankan masyarakat agar untuk melakukan pemeriksaan gigi
secara rutin
Evaluasi: Masyarakat mendengar informasi dan penyuluhan yang
diberikan dan masyarakat mengerti apa yang dijelaskan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melaksanakan PBL di Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar, kami menemukan masalah kebidanan komuniti yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Hipertensi,imunisasi, dan sakit gigi
sehinga kami jadikan masalah kebidanan komunitas untuk mengatasi dan
menanggulanginya, kami telah melakukan pendekatan dengan masyarakat ,
memberikan penyuluhan tentang Hipertensi, imunisasi, dan sakit gigi.
Selama melaksankaan PBL di di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar, kami ikut serta dalam kegiatan posbindu, dan membuat
penyuluhan tentang Hipertensi, imunisasi, dan sakit gigi di meunasah Jalin pada
acara Lokmin (Lokakarya Mini) bersama masyarakat dan perangkat desa
Meunasah Jalin dan juga menyelenggarakan acara pengabdian masyarakat.
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan supaya
menciptakan hidup sehat.
2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih mengetahui tentang kesehatan
a) Diharapakan kepada kepada petugas kesehatan untuk memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang Hipertensi, kontrasepsi, imunisasi,
dan sakit gigi
b) Diharapakan kepada kepada seluruh masyarakat agar menjaga pola hidup
sehat dan pola makan yang teratur dan sehat.
3. Diharapkan kepada institusi Agar dapat menggunakan Laporan ini sebagai
bahan referensi penelitian maupun pengajaran dan sebagai pelengkap dari
koleksi buku maupun artikel di perpustakaan.
LAMPIRAN II
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
betanya
2. Salam penutup
Jadwal kegiatan kerja kelompok Mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh
Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar.
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
NO Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin, 19 1. Tiba di kantor camat
Desember 2022
2. Serah terima kepada bagiankecamata
3. Pengarahan dari staf kecamatan berseta Geucik
Desa Jalin.
4. Tiba di desa jalin
5. Penyerahan mahasiswi dari dosen pembimbing
kepada pak Geucit desa jalin
6. Penetapan mahaiswi PBL di PAUD
7. Bersih – bersih
2 Selasa, 20 1. Siraturahmi ke rumah pak Geucik
Desember 2022
2. Ikut serta dalam acara posyandu
3. Bersih-bersih
4. Observasi keadaan lingkukan desa jalin.
Kegiatan posyandu
Persiapan lomba