Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN KELOMPOK PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

(PBL) DI DESA JALIN KECAMATAN JANTHO


KABUPATEN ACEH BESAR PERIODE 19
DESEMBER S/D 09 JANUARI 2023

DI SUSUN OLEH :

KETUA : SULIS MARDA YANTI


SEKRETARIS : EKA NURYANDA PUTRI
BENDAHARA : EJA SRI ASLINA
ANGGOTA : DARMA WATI
: FARA CAHYANI
: IRA KHAIRINA
: MERSA SUSANTI
: NADIA SABRINA
: RISA YENNI SAPUTRI

DOSEN PEMBIMBING:

SAUDAH, S.ST, M.K.M DEWI FARIDA SST, M.K.M


NIDN: 1328028801 NIDN:

AKADEMI KEBIDANAN SALEHA BANDA ACEH


TAHUN AJARAN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KELOMPOK PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN


(PBL) DI DESA JALIN KECAMATAN JANTHO KABUPATEN
ACEH BESAR PERIODE 19 DESEMBER
S/D 09 JANUARI 2023

Laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) Pada Tanggal 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023 di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar

Mengetahui

Kepala Desa

(Marzuki)

Dosen Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Saudah, S.ST, M.K.M) (Dewi Farida, SST,M.K.M)


NIDN:1328028801 NIDN:

Koordinator PBL

(Rita Noviana, SST)

Direktur Akademi Kebidanan Saleha

DEWINA SUSANTI, S.ST, M.Keb


NIDN: 1303128501
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan izin
nyalah kami telah menyelesaikan “Laporan Praktek Belajar Lapangan Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar” yangberlangsungpada tanggal 19 Jauari
2022 s/d 09 Januari 2023.

Adapu tujuan utama penulisan laporan ini adalah untuk memberikan


gambaran hasil PBL kebidan dilaksanakan dan juga dilengkapi salah satu syarat
dalam mengikuti perkuliahan pada jurusan kebidanan, Akademi Kebidanan Saleha
Banda Aceh

Kami menyadari bahwa dalam penyusanan laporan BPL ini tidak juga luput
dari kesalahan baik penyusunan maupun isinya. Untuk ini kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar berguna untuk perbaikan dimasa mendatang
atas bimbingan dan pengarahan, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kami
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Muhammad Kamal Saleh, S.Ked selaku Yayasan Akademi Kebidan


Saleha Banda Aceh
2. Ibi Dewina Susanti, SST, M.Keb selaku Direktur Akademi Kebidan Saleha
Banda Aceh
3. Ibu Rita Noviana, SST, selaku Koordinator BPL Di Desa Jalin Kecamatan
Jantho Kabupaten Aceh Besar
4. Ibu Saudah, SST, M.K.M dan ibu Dewi Farida SST, M.K.M selaku
pembimbing
5. Bapak Camat Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar, beserta staff yang
telah memberikan kesempatan kepada kami selama melaksanakan PBL ini
6. Bapak Geuchik Desa Jalin, yang telah banyak membantu kami selama
melaksanakan PBL ini
7. Bapak Sekdes Desa Jalin yang telah banyak membantu kami selama
melaksanakan PBL, serta kepada seluruh perangkat desa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai
upaya yang telah diselenggarakan salah satu bentuk upaya kesehatan adalah
pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukan yang
merupakan sistem pelayanan kesehatan yang telah di anut dan di kembangkan
dalam sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kebidanan masyarakat adalah suatu upaya kebidanan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan mengikut sertakan petugas
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang
lebih tinggi melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dengan adanya tujuan tersebut, maka penyususn mencoba mengamati
secara langsung keadaan masyarakat di wilayah binaan melalui praktek belajar
lapangan (PBL) dan sebagai wilayah binaan adalah Desa Jalin Kecamatan Jantho
Kabupaten Aceh Besar yang di laksanakan dari tanggal 19 Desember s/d 09
Januari 2023

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Untuk mewujudkan gambaran tentang kebidanan di lingkungan
masyarakat Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
b. Untuk memenuhi persyaratan pada program kuliah kebidanan
komunitas di Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswi mampu mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan
komunitas.
b. Mahasiswi mampu merumuskan masalah-masalah kebidanan
komunitas.
c. Mahasiswi mampu mengadakan sosialisasi masyarakat.
d. Mahasiswi mampu memprioritaskan masalah-masalah kebidanan
komunitas yang ada.
e. Mahasiswi mampu membentuk strategi atau rencana pelayanan yang
berkaitan dengan kebidanan komunitas secara berkesinambungan.
f. Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang kesehatan
masyarakat di wilayah kerja meliputi keadaan geografi, kesehatan ibu
dan anak, serta KB, perilaku masyarakat terhadap kesehatan melalui
peran serta masyarakat.
g. Mahasiswi mampu mengevaluasi pelayanan kebidanan komunitas
yang dilaksanakan.
C. Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Desa Jalin Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar adalah dengan menggunakan beberapa
metode antara lain:
1. Observasi yaitu melihat langsung di masyarakat bagaimana status
masyarakat tersebut.
2. Wawancara yaitu teknik dalam pengumpulan data dengan menggunakan
media kuesioner yang akurat dengan melaksanakan komunikasi langsung
dengan masyarakat.
3. Diskusi yaitu melaksanakan diskusi dengan masyarakat tentang masalah
yang ditemui dan masalah yang di rasakan oleh masyarakat.
4. Ceramah yaitu metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
D. Ruang Lingkup Dan Sasaran
Ruang lingkup PBL ini adalah kesehatan ibu dan anak-anak, KB
dengan sasaran:
1. Bayi
2. Balita
3. Remaja
4. PUS
5. WUS
6. Ibu hamil
7. Ibu bersalin
8. Ibu nifas
9. Ibu menyusui
10. Menopause

E. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi
Lokasi PBL yaitu Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar
2. Waktu
Waktu PBL dimulai pada tanggal 19 Desember s/d 09 Januari 2023
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral pelaynan kesehatan yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka tercapinya keluarga berkualitas, bahagia dan
sejahtera.

B. Pengertian PKMD
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan
dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh
masyarakat.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian
kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong swadaya
masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup
dan kesejahteraan masyarakat.
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaan didasari
melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikut sertakan anggota-anggota masyarakat
di pendusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara
aktif dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha
kesehatan di desanya (Dirjen Bin Kesmas Depkes RI, 1976).
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem
pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui puskesmas dimana setiap
individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-
tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Di samping itu,
pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya krestifitas
dan inisiatif individu atau kelompok masyarakat yang ikut serta aktif dalam
program-program kesehatan didaerahnya dan menentukan prioritas program
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan (Kanwil
Depkes Jawa Timur).
C. Hipertensi, Imunisasi dan Sakit Gigi

1. Hipertensi
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan darah sistolik (atas) 140 atau
lebih dan tekanan darah diastolik (bawah) 90 atau lebih.
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
a. Telah berumur 18 tahun atau lebih
b. Bila 2 kali berkunjung berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih.
c. Beberapa kali pengukuran hasil tekanan sistolik menetap 140 atau lebih
2. Penyebab.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan
perhatian karen orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka
panjangnya mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam dua golongan yaitu :
1. Hipertensi primer atau essensial. Dimana hipertensi ini tidak dikehui
penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor keturunan atau
lingkungan.
2. Hipertensi sekunder, penyebabnya diketahui secara pasti seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
3. Tanda dan gejala
a. Sakit kepala dan pusing
b. Nyeri kepala berputar
c. Rasa berat di tengkuk
d. Kadang mimisan
e. Marah/emosi tidak stabil
f. Mata berkunang – kunang
g. Telinga berdengung
h. Sukar tidur
i. Kesemutan kesuliatan bicara
j. Rasa mual/ muntah.
4. Klasifikasi atau derajat hipertensi.
Tahap Sistolik (atas ) Diastolik (bawah)

Normal tinggi 130 – 139mmHg 85 – 89mmHg


Ringan 140 - 159mmHg 90 – 99mmHg
Sedang 160 – 179mmHg 100 – 109mmHg
Berat 180 – 209mmHg 110 – 119mmHg
Sangat berat >210mmHg >120mmHg

5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


a. Riwayat keluarga dengan hipertensi
b. Umur
c. Kegemukan
d. Merokok
e. Stress
f. Alkohol
g. Obat – obatan
h. Kurang olahraga
i. Makanan berlemak
j. Penyakit ( DM, Jantung, ginjal )
6. Stroke
a. Penyakit jantung koroner
b. Gagal jantung
c. Penyakit ginjal
d. Stroke
e. Penyakit pembuluh darah perifer ( misal gejala semutan )
7. Pencegahan dan perawatan hipertensi
a. Mengurangi stress
b. Menjaga berat badan ideal. 
c. Berolahraga secara rutin. Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam
setiap minggu.
d. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti
dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
e. Kurangi konsumsi alkohol. 
f. Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi
8. Bagi yang sudah sakit.
a. Berobat secara teratur
b. Menaati aturan minum obat
c. Konsultasi, bila akan minum obat lain
1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu setelah seseorang melakukan proses


melaluipengindraandenganpanca indra.Pengetahuan merupakansuatu hal
yang penting untukmendorong seseorang melakukan tindakan(Notoatmodjo,
2007).Pengetahuan didapatkan dari informasi secara lisan maupun tertulis
merupakan pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta dengan
mendengar radio, melihat televisi dan juga dapat diperoleh dari pengalaman
berdasarkan pemikiran kritisseseorang(Soekanto, 2002).

a. Faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor


yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

a. Pendidikan Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan


kepribadian serta kemampuan didalam dan diluar sekolah yang
berlangsung seumur hidup.
b. Media masa / sumber informasi Sebagai sarana komunikasi dapat
berupa televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain yang
bertujuan agar dapat mempengaruhi pembentukan pendapat dan
kepercayaan seseorang.
c. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan atau tradisi seseorang yang
dilakukan tanpa menggunakan penalaran dan tidak mengetahui apakah
tindakan tersebut baik atau buruk.
d. Lingkungan Lingkungan adalah sesuatu yang berada di sekitar kita
baik lingkungan biologis, sosiologis dan lingkungan fisiologis. 4
e. Pengalaman
Pengalaman adalah cara untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan
dengan mengulang kembali pengetahuan yang pernah diperoleh dari
masalah yang pernah dihadapi masa lalu.
b. Kategori Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, 2007

Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan mengelompokkan


berdasarkan kemampuan seseorang dalam menjawab pertanyaan kedalam
kategori dibawah ini:

1. Tinggi,bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari


seluruh pernyataan.
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari
seluruh pernyataan.
3. Rendah, bila subjek mampu menjawab dengan benar

2. Nyeri Gigi

a. Definisi Nyeri Gigi


Sakit gigi adalah tanda utama karies gigi yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang kronis.Karena dampak sosial, sakit gigi
merupakan indikator kesehatan mulut. Sakit gigi dapat disebabkan oleh
aktivitas rangsangan terhadap gigi, kimia dan rangsangan termal, atau dapat
muncul secara spontan sehingga dapat menyebabkan peradangan parah pada
pulpa gigi (Machado et al. 2014).
b. Etiologi Nyeri Gigi
Dalam kesehatan, gigi merespon rasa sakit karena kepekaan terhadap
rangsangan dingin, panas, stimulus manis atau fisik(saat menggosok gigi atau
pada saat menggunakan tusuk gigi) atau dengan peradangan dari zat
kimia(Renton 2011).

3. Macam - macam Sakit Gigi


a. Abses Gigi ( Infeksi Gigi)
1) Definisi
Abses gigi adalah abses yang terjadi pada pulpa dan peripekal
sehinggamenyebabkan adanya penumpukan nanah yang kemudian menyebar
dari gigi yang sakit ke jaringan yang berada didekat gigi.
2) Penyebab
Abses gigi disebabkan karena adanya aliran nanah yang berasal dari
gigi yang terkena infeksi menuju gusi sehingga gusi yang berada didekat gigi
infeksi membengkak.
3) Gambaran Klinis
a. Pada saat dilakukan pemeriksaan terlihat ada pembengkakan
disekitar gigi yang terkena infeksi.
b. Pembengkakan gusi dapat terjadi hingga kelopak mata apabila abses
gigi terdapat pada gigi bagian depan atas,jika abses gigi terdapat pada
bagian gigi belakang pembengkakan terjadi sampai ke pipi.
c. Pembengkakan yang terjadi sampai dagu atau telinga dapat
disebabkan oleh abses gigi pada bagian bawah.
d. Terkadang terjadi demam pada pasien dan terkadang mulut susah
untuk dibuka lebar – lebar.
e. Sakit saat mengunyah karena ada gigi yang goyah.
4) Diagnosis
Adanya pembengkakan gusi dan peradangan pada area gigi yang
sakit.

5) Penatalaksanaan

Pengobatan simptomatik dapat diberikan parasetamol atau


ibuprofen atau asam mefenamat.

a. Parasetamol Dosis dewasa :500 mg setiap 6-8 jam.


Dosis anak : 10-15 mg/kgbb, setiap 6-8 jam.
b. Ibu profen Dosis dewasa : 200mg 3 kali sehari. 6
c. Asam Mefenamat Dosis dewasa : 500mg awal dilanjutkan 250
mg 3 kali sehari sesudah makan (Kemenkes, 2012).

b. Pulpitis Akut (Gigi berlubang)

1) Definisi Pulpitis

merupakan peradangan yang terjadi pasa pulpa yang dapat


menimbulkan rasa nyeri akibat dari reaksi toksin bakteri pada karies gigi.

2) Penyebab Pulpitis

disebabkan karena adanya pembusukan gigi atau cedera. Semakin


besarnya tekanan didalam gigi dapat mendorong pulpa melalui ujung akar,
keadaan ini bisa melukai tulang rahang dan jaringan sekitar gigi.

3) Gambaran Klinis

a) Apabila ada makanan yang masuk gigi yang terkena pulpitis akan
merespon sakit karena ada rangsang manis, asam, dingin atau panas.
Peradangan yang telah mencapai jaringan periapekal ditandai dengan
sakit saat mengunyah.
b) Gigi berlubang dan pulpa yang terbuka.

4) Diagnosis

Nyeri dan tanda peradangan.

5) Penatalaksanaan Pemberian obat analgetik(Kemenkes, 2012)

a) Parasetamol Dosis dewasa :500 mg setiap 6-8 jam Dosis anak : 10-15
mg/kgbb, setiap 6-8 jam
b) Ibuprofen Dosis dewasa : 200mg 3 kali sehari
c) Asam Mefenamat Dosis dewasa : 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3
kali sehari sesudah makan 7 Jika selama 2 sampai 3 hari gejala belum
sembuh segera hubungi dokter.

4. Gingivitis ( Gusi Bengkak )

1) Definisi

Gingivitis adalah inflamasi pada bagian gingiva marginal atau gusi


mengalami peradangan.

2) Penyebab

Radang gusi ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor
sistemik. Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisa makanan (plak),
pemakaian sikat gigi yang salah, rokok, tambalan yang kurang baik. Faktor
sistemik meliputi Diabetes Melitus (DM), ketidakseimbangan hormon (saat
menstruasi, kehamilan, menopause, atau pemakaian kontrasepsi), keracunan
logam, dan sebagainya.

3) Gambaran Klinis

a. Pasien biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah,


tanpa nyeri, hanya kadang terasa gatal.
b. Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merah dan
mudah berdarah pada sondasi. Kebersihan mulut biasanya buruk.
c. Ginggivits herpes biasanya disertai gejala herpes simpleks. Tanda di gusi
tidak disertai bau mulut.
d. Salah satu bentuk radang gusi adalah perikoronitis yang gejalanya lebih
berat seperti demam dan sukar membuka mulut.

4) Diagnosis Peradangan pada gusi.


5) Penatalaksanaan

a) Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan mulut dan berkumur dengan


1 gelas air hangat ditambah 1 sendok teh garam, atau bila ada dengan obat
kumur iodium povidon setiap 8 jam selama 3 hari.

b) Bila kebersihan mulut sudah diperbaiki dan tidak sembuh, rujuk ke


Rumah Sakit untuk perawatan selanjutnya.Perlu dipikirkan kemungkinan
sebab sistemik. 8

c). Perikoronitis memerlukan antibiotik selama 5 hari: amoksisilin 500 mg


setiap 8 jam.

d) Pasien dirujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya yaitu


membersihkan karang gigi (Kemenkes, 2012). d. Periodontitis
( Pelepasan Gigi karena Rusaknya Gusi ) 1) Definisi Peradangan jaringan
periodontium yang lebih dalam yang merupakan lanjutan dari peradangan
gingiva.

6) Penyebab Sebagian besar periodontits merupakan akibat dari penumpukan


plak dankarang gigi (tartar) diantara gigi dan gusi. Akan terbentuk
kantong diantara gigi dan gusi, dan meluas ke bawah diantara akar gigi
dan tulang dibawahnya. Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu
lingkungan bebas oksigen yang mempermudah pertumbuhaan bakteri
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan gigi tersebut tanggal.

7) Gambaran Klinis

i. Perdarahan gusi
ii. Perubahan warna gusi
iii. Bau mulut (halitosis)
iv. Diagnosis Nyeri pada gingiva atau gusi.
5) Penatalaksanaan

a). Karang gigi, selulit yang diakibatkan oleh makanan dan penyebab
lokal lainnya harus dibersihkan/diperbaiki.

i. Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol


250 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
ii. Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan
povidon 1%, setiap 8 jam.
iii. Bila sudah sangat goyah, gigi harus segera dicabut.
iv. Analgesik jika diperlukan (Kemenkes, 2012). 9 e. Perikoronitis
Akut ( Infeksi Gusi )
b). Definisi Peradangan jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang
sedang erupsi, terjadi pada molar ketiga yang sedang erupsi.

c). Penyebab Bengkak pada gusi di sekitar mahkota gigi akibat dari
penumpukanplak dan sisa makanan diantara gigi dan gusi.

1). Gambaran Klinis:

1. Perdarahan gusi
2. Perubahan warna gusi
3. Bau mulut (halitosis)

2). Diagnosis

Adanya riwayat sakit gigi, peradangan di gusi sekitar mahkota gigi.

3). Penatalaksanaan

a) Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol 250 mg


setiap 8 jam selama 5 hari.
b) Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan
povidon iodin1%, setiap 8 jam.

c) Pemberian parasetamol 500 mg 3 - 4 x sehari atau analgesik lain


seperti ibuprofen atau asam mefenamat (Kemenkes, 2012).

d) Jika selama 2 sampai 3 hari gejala belum sembuh segera hubungi


dokter

f. Trauma Gigi dan Jaringan Penyangga 1) Definisi Trauma gigi adalah


hilangnya kontinuitas jaringan keras gigi dan atauperiodontal karena
sebab mekanis seperti ketika menggunakan sikat gigi dan tusuk gigi.

g) Penyebab Penyebab trauma gigi paling sering adalah jatuh saat


bermain,berolahraga, kecelakaan lalu lintas dan perkelahian. 10

1) Gambaran Klinis

a. Perdarahan gusi
b. Pembengkakan/luka pada wajah

2) Diagnosis

Adanya riwayat benturan dapat terjadi secara langsung dan tidak


langsung, trauma gigi secara langsung terjadi ketika benda keras langsung
mengenai gigi, sedangkan trauma gigi secara tidak langsung terjadi ketika
benturan yang mengenai dagu menyebabkan gigi rahang bawah membentur
gigi rahang atas dengan kekuatan tekanan besar dan tiba-tiba.

3) Penatalaksanaan(Kemenkes, 2012).

a. Pertolongan pertama dilakukan untuk semua luka pada wajah dan mulut.
Jaringan lunak harus dirawat dengan baik.
b. Pembersihan dan irigasi yang perlahan dengan saline akan membantu
mengurangi jumlah jaringan yang mati dan resiko adanya keadaan
anaerobik. Antiseptik permukaan juga digunakan untuk mengurangi
jumlah bakteri.
c. Pemberian antibiotik diperlukan hanya sebagai profilaksis bila terdapat
luka pada jaringan lunak sekitar. Apabila luka telah dibersihkan dengan
benar maka pemberian antibiotik harus dipertimbangkan kembali.
d. Simptomatik : pemberian Parasetamol 500 mg 3-4 x sehari atau Ibuprofen
dan Asam Mefenamat. Ibuprofen dosis untuk dewasa: 200mg 3 kali
sehari. A
e. Mefenamat dosis dewasa: 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3xsehari
sesudah makan. Jika selama 2-3 hari gejala belum sembuh segera hubungi
dokter. 4. Sakit Gigi yang Boleh Dilakukan Swamedikasi Dari pernyataan
macam-macam sakit gigidiatas jenis sakit gigi yang boleh dilakukan
swamedikasi adalah sebagai berikut:(Irhamahayati, et al. 2013)
a. Definisi Swamedikasi Pengobatan sendiri adalah spektrum kegiatan
kesehatan untuk mengobati diri sendiri dengan obat-obatan
menggunakan informasi yang diperoleh dari pengalaman masa lalu
kesehatan, buku, nasihat, software, website, iklan kesehatan, radio
atau program televisi. Obat-obatan untuk pengobatan sendiri sering
disebut obat non resep atau over the counter (OTC) dan tersedia
tanpa resep dokter melalui apotek(Aditya 2013).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengobatan Sendiri
Faktor yang mendorong dilakukannya pengobatan sendiri adalah
usia, tingkat pendidikan, sikap keluarga, iklan produsen obat,
undangundangmengatur pengeluaran dan penjualan obat,
pengalaman sebelumnya dengan gejala atau penyakit, signifikansi
dikaitkan dengan penyakit, situasi ekonomi responden(Lukovic et
al. 2014).
c. Cara Mendapatkan Obat Pelayanan kesehatan dan obat bagi
masyarakat dapat diperoleh dari Puskesmas,Rumah Sakit, atau
masyarakat dapat membeli sendiri di apotek atau toko obat yang
sudah mempunyai izin (Depkes, 2007). d. Cara Pemilihan Obat
Pemilihan obat yang akan digunakan melalui cara sebagai berikut :
1. Cara Menggunakan Obat Oral

Pemakaian obat oral adalah cara pengobatan melalui mulut atau


ditelan dengan menggunakan segelas air merupakan cara yang mudah, aman
dan lazim dalam pengobatan (Depkes, 2007). f. Penyimpanan Obat Obat
mengandung berbagai bahan kimia yang berbeda tingkat stabilitasnya untuk
mempertahankan kualitas obat tetap baik saat penyimpanan ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:

a) Menyimpan obat dalam kemasan asli dan wadah yang tertutup rapat

b) Menyimpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari
langsung
c) Menyimpan obat ditempat sejuk dan tidak lembab agar obat tidak
cepat rusak
d) Tidak diperbolehkan menyimpan obat cair dalam lemari pendingin
karena obat bisa beku (Djunarko, 2011).
2. Cara Pembuangan Obat Pembuangan dilakukan pada sisa obat dari
pengobatan yang tidak digunakan lagi dan sudah rusak atau kadaluarsa
akibat lamanya penyimpanan.Obat yang telah rusak dapat dibuang dengan
cara :
a. Penimbunan di dalam tanah Obat yang telah rusak atau kadaluarsa
dihancurkan terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari kemasan
setelah itu disiram air panas baru ditimbun dalam tanah.
b. Membakar obat Obat-obatan yang sudah rusak atau kadaluarsa
dibuang dengan cara dibakar.
c. Pembuangan ke saluran air Dikhususkan untuk obat cair dibuang
kesaluran air dengan cara diencerkan terlebih dahulu baru dibuang
kesaluran air (Depkes, 2007). Cara Pembuangan Kemasan Obat
1) Wadah berupa botol atau pot plastik Melepas terlebih dahulu etiket
yang tertera pada botol atau pot plastik baru dibuang ditempat sampah,
hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi penyalahgunaan bekas
wadah obat.
2) Boks/Dus/Tube Boks yang sudah tidak terpakai sebaiknya
dihancurkan terlebih dahulu kemudian baru dibuang (Depkes, 2007).
6. Rasionalitas
a. Definisi rasionalitas Penggunaan obat rasional adalah apabila
pasien mendapatkan pelayanan pengobatan sesuai dengan
kebutuhan dari keluhan pasien, harga yang terjangkau, dosis yang
sesuai dengan kebutuhan pasien dan dalam frekuensi yang tepat
(Yewale & Dharmapalan 2012).
b. Kriteria Obat Rasional Penggunaan obat dikatakan rasional apabila
memenuhi dari kriteria sebagai berikut :
a) Tepat Indikasi Penyakit Penentuan indikasi yang berdasarkan
tanda, gejala dan keluhan pasien (Depkes RI, 2011).
b) Tepat Pemilihan Obat Pemilihan pengobatan yang sesuai
dengan drug of choice sehingga dapat memenuhi tujuan terapi
(Depkes RI, 2011).
c) Tepat Pasien Obat yang dipilih harus memperhatikan kondisi
patofisiologi dan kondisi dari pasien (Depkes RI, 2011).
d) Tepat Dosis Ketepatan dalam penggunaan, lamanya
penggunaan, dosis obat sehingga dapat meminimalkan resiko
terjadinya efek samping apabila dosis kecil maka tujuan terapi
yang diharapkan tidak akan tercapai (Depkes RI, 2011).
A. Imunisasi
1. Pengertian imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008). Imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui
mulut (misalnya vaksin polio) (Hidayat, 2008).
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti
anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain
(Notoatmodjo,2003). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit. (Atikah, 2010)
2. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu
dari dunia. (Ranuh, 2008) Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus,
batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis.
(Notoatmodjo, 2003) Program imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi
serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara
umun tujuan imunisasi antara lain (Atikah, 2010) :
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
c. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
3. Manfaat imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
4. Jenis-jenis imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
a. Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon
spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga
ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh
imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi
aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu:
1) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan
dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin
yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin
dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme
dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan
bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.
2) Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-
bahan yang digunakan seperti air raksa dan antibiotik yang biasa
digunakan.
3) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya
antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel.
4) Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi
meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar
dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga,
dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi
peningkatan antibodi tubuh.
b. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif
adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang
mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis
antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan,
misalnya antibodi terhadap campak.
5. Macam-macam imunisasi dasar
a. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
1) Fungsi Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan
Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok
bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Pada
manusia, TBC terutama menyerang sistem pernafasan (TB paru),
meskipun organ tubuh lainnya juga dapat terserang (penyebaran
atau ekstraparu TBC). Mycobacterium tuberculosis biasanya
ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi
jika mereka menderita sakit paru-paru dan terdapat bakteria
didahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga
mendukung terjadinya penularan. Penularan penyakit TBC
terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan
udara yang mengandung bakteri tuberkulosis.
2) Cara pemberian dan dosis
Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah
dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum
disuntikan, vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis
0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa.
Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi
biasanya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan
pada anak dan orang dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin
dengan hasil negatif. Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan
di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit
dengan penyerapan pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan
intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus menggunakan
jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26). Kerjasama
antara ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, agar
pemberian vaksin berjalan dengan tepat.
3) Kontra indikasi Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada
kondisi:
a) Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau
menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
b) Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang
sedang menderita TBC
4) Efek samping Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang
timbul tidak seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi
BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan
imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan
yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka.
Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh
dengen sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran
kelenjar regional diketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini
terasa padat, namun tidak menimbulkan demam.
b. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
1) Fungsi Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit
sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang
terutama saluran napas bagian atas. Penularannya bisa karena
kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau
kontak tidak langsung karena adanya makanan yang
terkontaminasi bakteri difteri. Pertusis, merupakan suatu penyakit
yang disebabkan oleh kuman Bordetella Perussis. Penularan
penyakit ini dapat melalui droplet penderita. Tetanus merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani.
Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan
yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang
bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan
disebabkan karena pemotongan tali puat tanpa alat yang steril atau
dengan cara tradisional dimana alat pemotong dibubuhi ramuan
tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-
anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau
luka terkontaminasi spora kuman tetanus, kuman ini paling banyak
terdapat pada usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di
tanah
2) Cara pemberian dan dosis
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi
intramuskular. Suntikan diberika pada paha tengah luar atau
subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Masukkan jarum dengan
sudut 90 derajat. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
kulit sehingga masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit,
suntikkan secara pelan-pelan. Pemberian vaksin DPT dilakukan
tiga kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval
4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama
antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai
meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi
3) Efek samping Pemberian imunisasi DPT memberikan efek
samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam,
sedangkan efek berat bayi menangis hebat kerana kesakitan selama
kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
ensefalopati, dan syok.
c. Imunisasi campak
1) Fungsi Imunisai campak ditujukan untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubelal
adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal
sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi
disebarkan lewat udara (airborne). Virus campak ditularkan lewat
infeksi droplet melalui udara, menempel dan berkembang biak
pada epitel nasifaring. Tiga hari setelah infasi, replikasi dan
kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi
vitemia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem
retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari
dari infeksi awal.
2) Cara pemberian dan dosis Pemberian vaksin campak hanya
diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan
dosis 0,5 CC. Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5 ml
cairan pelarut. Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas
secara subkutan. Cara pemberian: injeksi 45 0C
3) Efek samping Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
4) Kontraindikasi Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada
orang yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, dan
limfoma.
d. Imunisasi polio
1) Fungsi Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasikan
dengan vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin polio: Inactivated
Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. Oral Polio
Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
2) Cara pemberian dan dosis Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali
(polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat 29 masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat
meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan
vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
langsung kemulut anak atau dengan atau dengan menggunakan
sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus
menggunakan penetes (dropper) yang baru.
3) Efek samping Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin jarang
terjadi.
4) Kontra indikasi Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan
pada orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah sembuh.
e. Imunisasi hepatitis B
1) Fungsi Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh
berkenalan terhadap penyakit hepatitis B, disebakan oleh virus
yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Penularan Virus
hepatitis B biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan
tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini, atau dari ibu
ke anak pada saat melahirkan. Kebanyakan anak kecil yang
terkena virus hepatitis B akan menjadi ”pembawa virus”.
2) Cara pemberian dan dosis Imunisasi diberikan tiga kali pada umur
0-11 bulan melalui injeksi intramuskular. Kandungan vaksin
adalah HbsAg dalam bentuk cair.
3) Efek samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
4) Kontra indikasi Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama
halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang

f. Jadwal imunisasi
Tabel jadwal imunisasi

Jenis vaksin Umur pemberian imunisasi


Bulan Tahun
Lah 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
ir
BCG
POLIO 0 1 2 3 4 5
Hepatitis B 1 2
DPT 1 2 3 4 5 6
Campak 1 2
Tabel keterangan jadwal imunisasi

Vaksinasi Jadwal Ulangan/booster Imunisasi untuk


pemberian usia melawana
BCG Waktu lahir - Tuberculosis
Hepatitis B Waktu lahir: 1 tahun- pada bayi yang Hepatitis B
1 bulan-dosis 2 lahir dari ibu dengan
6 bulan-dosis 3 hepatitis
DPT dan Polio 3 bulan- dosis 1 18 bulan- booster 1 Difteri, pertusis, tetanus
4 bulan- dosis 2 6 tahun- booster 2 danpolio
5bulan- dosis 3 12 tahun- booster 3
Campak 9 bulan - Campak
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Lokasi
Desa : Jalin
Kecamatan : Kota Jantho
Kabupaten : Aceh Besar
Provinsi : Aceh
2. Data Geografis
Luas Tanah : 400 x 200 Hektar
Kondisi Tanah : Subur
Batas Daerah :
a) Utara : Desa Suka Tani
b) Selatan : Desa Bueng
c) Barat : Desa Data Cut
d) Timur : Aceh Pidie
Pelayanan Kesehatan : Pukesmas
a) Meunasah :1
b) Polindes :1
Rata-rata Pendapatan/Bulan : <1.000.000
Jaringan Transportasi : Darat
3. Data Geografis
Jumlah Penduduk : 266 Jiwa
Jumlah KK : 80 KK
Tipe Masyarakat : Petani
Status Pemerintahan : Swakarsa
Sarana : Roda 2, Roda 4
B. Gambaran Khusus
Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023
1. Jumlah Penduduk : 266 Jiwa
2. Jumlah Penduduk Laki-Laki : 132 Jiwa
3. Jumlah Penduduk Perempuan : 134 Jiwa
4. Jumlah KK : 80 KK
5. Jumlah Rumah : 78 Rumah
1. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Jumlah Penduduk,
Umur dan Jenis Kelamin Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah penduduk,


Umur dan Jenis Kelamin Dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Jenis Kelamin
Jumlah
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
F % F % F %
1. 0-11 Bulan 2 1,5 2 1,4 4 1,5
2. 1-5 Tahun 10 7,5 20 15 30 11,2
3. 6-10 Tahun 20 15,1 18 13,4 38 14,2
4. 11-19 Tahun 25 19 20 15 45 17
5. 20-49 Tahun 50 38 55 14 105 39,4
6. 50-60 Tahun 17 13 13 10 30 11,2
7. >60 Tahun 8 6 6 4,4 14 5,2
100 100
Total 132 % 134 73,2 266 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk berada pada
kelompok umur 20-49 tahun sebanyak 105 jiwa (39,4%) yang terdiri dari laki-laki
50 (38%) jiwa dan perempuan 55 jiwa (14%), sedangkan Minoritas berada pada
kelompok umur 0-11 bulan sebanyak 4 jiwa (1,5%) yang terdiri dari laki-laki 2
jiwa (1,5%) dan perempuan 2 jiwa (1,5%)
2. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Kepercayaan Yang
Di Anut Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.2

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepercayaan yang di Anut Dari 80


KK Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Kepercayaan
F %

1. Islam 266 100

Total 266 100%

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Seluruh penduduk beragama Islam
sebanyak 266 jiwa (100%).
3. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Suku Kepercayaan
yang di Anut Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.3

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku Kepercayaan yang di


Anut Di Dari 80 KK Desa Jalin Kecamatan Kota Janto Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Suku
F %

1. Aceh 266 100

Total 266 100%

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Seluruh penduduk bersuku Aceh.
4. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Pedidikan Di Desa
Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09
Januari 2023

Tabel 1.4

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Dari 80 KK Di


Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember s/d 09 Januari 2022

Jumlah
No Pendidikan
F %

1 Tidak pernah sekolah 25 9,3

2 Belum sekolah 34 13

3. SD/sederajat 42 16

4. SLTP/sederajat 71 27

5. SLTA/sederajat 39 15

6. Perguruan Tinggi/sederajat 48 18

7 2
Diploma/PT 5

Total 266 100%

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk berada pada
pendidikan SLTP sebanyak 71 jiwa (27%), Minoritas dengan pendidikan
Diploma sebanyak 5 jiwa (2%).
5. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09
Januari 2023
Tabel 1.5

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Dari 80 KK Di Desa


Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Pekerjaan
F %

1. PNS 2 1

2. Wiraswasta 2 1

3. Pedagang 2 1

4. Petani 59 22,1

5. Buruh 5 2

6. IRT 45 17

7. Belum/Tidak Bekerja 151 57

Total 266 100%

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas pekerjaan Petani sebanyak
59 jiwa (22,1%). Minoritas dengan pekerjaan PNS sebanyak 2 jiwa (1%).
6. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Jumlah
Pengahasilan Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.6

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penghasilan Selama


Sebulan Dari 80 KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Jumlah penghasilan
F %

1. <1.000.000 46 57,5

2. >1.000.000-3.000.000 31 45

3. >3.000.000 3 10.1

Total 80 100%

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk dengan jumlah
penghasilan <1.000.000 sebanyak 46 jiwa (57,5%). Minoritas penduduk dengan
jumlah penghasilan >3.000.000 sebanyak 3 jiwa (10,1%).
7. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jumlah Ibu
Menyusui Bayi & Balita Di Desa Jalin Kecamatan Kota JAntho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desenber s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui Bayi &
Balita Dari 80 KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota JAntho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desenber s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Jumlah Bayi & Balita
F %
1. Ibu Menyusui 6 18
2. Tidak Menyusui 28 82,3
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 180 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Ibu Menyusui Bayi & Balita
yaitu sebanyak 127 jiwa (100%).
8. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Ibu Menyusui Bayi
& Balita Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.8

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jumlah Ibu Menyusui Bayi &


Balita Dari 80 KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Ibu Menyusui
F %
1. Asi Ekslusif 15 44,1
2. Tidak Ekslusif 19 59
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah ibu hamil menyusui yang Asi
Eksklusif sebanyak 15 jiwa (44,1%). Sedankan ibu yang tidak Asi Eksklusif
sebanyak 19 jiwa (59)
9. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Balita yang
Mendapatkan Vitamin A 6 Bulan Terakhir Di Desa Jalin Kecamatan Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.9

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Balita yang Mendapatkan Vitamin


A 6 Bulan Terakhir Dari 80 KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Vitamin A
F %
1. Ada 24 70,5
2. Tidak Ada 10 29,4
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas balita mendapatkan Vitamin
A sebanyak 24 jiwa (70,5%). Sedangkan minoritas nya sebanyak 10 jiwa (29,4)
10. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Kelengkapan
Imunisasi Di Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.10

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi Dari 80


KK Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Kelengkapan Imunisasi
F %
1. Lengkap 4 12
2. Tidak Lengkap 25 73,5
3. Tidak pernah sama sekali 5 15
Total 34 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas balita dengan imunisasi
tidak lengkap sebanyak 25 jiwa (73,5%), yang tidak pernah sama sekali sebanyak
5 jiwa (15%). Dan yang hanya imunisasi lengakap sebanyak 4 (12%)
11. Gambaran Khusus Penduduk dari 160 KK Berdasarkan Jumlah Remaja Di
Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.11

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Remaja Dari 80 KK Di


Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Jumlah Remaja
F %
1. Remaja Putra 14 47
2. Remaja Putri 16 53,3
Total 30 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah remaja putri sebanyak 16 jiwa
(53,3%). Sedangkan jumlah remaja putra sebanyak 14 (47%)
12. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Klimaterium Di
Desa Jalin Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
s/d 09 Januari 2023

Tabel 1.13

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Klimaterium Dari 80 KK


Mengenai Kesehatan Reproduksi Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Klimaterium Jumlah
No
F %
1. Pre Menopause 40 73
2. Menopause 15 27,2
Total 55 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah pre menopouse sebanyak 40
jiwa (73%). Sedangan jumlah menopause sebanyak 15 jiwa (27,2%)
13. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Lansia Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022
s/d 9 Januari 2023.

Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lansia Dari 80 KK Di Desa
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Jumlah
No Jumlah Lansia
F %
1. Lansia 14 100%
Total 14 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah lansia yaitu sebanyak 14
jiwa (100%).
14. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jenis Penyakit Di
Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Penyakit Dari 80n KK Di
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Jumlah
No Jenis Penyakit
F %
1. Hipertensi 18 14
2. Sakit gigi 57 44,5
3. Asam urat 10 8
4. Diabetes Melitus 6 5
5. Lambung 16 12,5
6. Kolestrol 11 8,5
7. Keputihan 5 4
10. Stanting 3 2,3
11. ISK 2 1,5
Total 128 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9
Januari 2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk yang
mempunyai penyakit Sakit gigi sebanyak 57 Jiwa (44,5%). Minoritas penduduk
yang mempunyai penyakit ISK 2 jiwa (1,5%).
15. Gambaran Khusus Penduduk dari 80 KK Berdasarkan Tempat Pelayanan
Kesehatan Yang Sering Dikunjungi Di Jalin Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.15
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan Kesehatan
Yang Sering Di Kunjungi Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tempat Pelayanan Jumlah
No Kesehatan Sering Di
F %
Kunjungi
1. Pustu 0 0
2. Puskesmas 40 50
3. Rumah Sakit 15 18,5
Klinik/Tempat praktek
4.
swasta 27 33
6. Posyandu 0 0
100
Total 80 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk yang
mengunjungi Puskesmas yaitu 40 KK (50%). Minoritas penduduk yang
mengunjungi Rumah Sakit 15 KK (18,5%).
16. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Keluarga Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.16
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jaminan Kesehatan Keluarga
Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Jaminan Kesehatan Jumlah
No
Keluarga F %
1. Asuransi 8 10
2. BPJS 70 87,5
3. Tidak Ada 2 2,5
4. Lain-lain( sebutkan ) 0 0
100
Total 80 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas jaminan kesehatan
BPJS 70 KK (87,5%). Minoritas jaminan kesehatan yang tidak ada sebanyak 2
KK (2,5%).
17. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jumlah Pus Di Desa
Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.17
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah PUS Dari 80 KK Di
Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022
s/d 9 Januari 2023
Jumlah
No Jumlah PUS (15-49 tahun)
F %
1. PUS 39 100
100
Total 39 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah PUS yaitu sebanyak 39
KK (100%).
18. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Pasangan Usia
Subur Di Desa jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.18
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pasangan Usia Subur Dari 80
KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023
Jumlah
No Jumlah PUS (15-49 tahun)
F %
1. Aseptor 13 33
2. Non Aseptor 26 67
100
Total 39 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023
Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan Usia Subur Non-
aseptor KB sebanyak 26 jiwa (67%).
19. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Alasan Pasangan
Usia Subur Non-Aseptor Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Tabel 1.19
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Pasangan Usia Subur
Non-Aseptor Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023.
Alasan Pasangan Usia Subur Jumlah
No
Non-Aseptor F %
Kurang Pengetahuan/ Tidak
1.
Nyaman 16 61
2. Ingin Hamil 8 31
3. Sedang Hamil 0 0
4. Malas 2 8
100
Total 26 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari
2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan usia subur non-aseptor
dengan kurangnya pengetahuan/tidak nyaman sebanyak 16 jiwa (61%).
20. Gambaran Khusus Penduduk Dari 80 KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Yang Digunakan Di Desa Jalin Kecamatan KotaJantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023
Tabel 1.20
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan Dari 80 KK Di Desa Jalin Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Jenis Kontrasepsi Yang Di Jumlah


No
Gunakan F %
1. Suntik 31 91
2. Pil 2 9
3. AKDR 1 3
4. Implan 0 0
5. Kondom 0 0
6. Tubektomi 0 0
100
Total 34 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januri 2023

Analisa data :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 KK Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pasangan usia subur yang
menggunakan jenis kontrasepsi suntik sebanyak 31 jiwa (91%).
C. Perumusan Masalah
1. hipertensi
2. Imunisasi
3. Sakit gigi
D. Skala Prioritas
Ranting Kegawata Kecendrunga Akibat Masalah Luas
/skor n n Terhadap Masalah
Masalah Masalah Produktivitas (D)
(A) (B) Kerja
(C)
9 Sangat Sangat Serius Sangat Sangat
Gawat Mempengaruhi Luas
8 Gawat Serius Cukup Luas
7 Cukup Relatif Tidak Kurang Relatif
Gawat Serius Mempengaruhi Tidak Luas
6 Tidak Tidak Serius Tidak Tidak Luas
Gawat Mempengaruhi

No Kriteria A B C D Jumlah Urut


Masalah (6) (7) (8) (9)
1. Imunisasi 8x6 9x7 9x8 8x9 255 1
2. Sakit gigi 7x6 8x7 9x8 7x9 233 2
3. Hipertensi 7x6 8x7 9x8 6x9 244 3

Keterangan:

A. Kegawatan masalah
B. Kecendrungan masalah
C. Akibat masalah terhadap produktivitas kerja
D. Luasnya masalah
E. Alternatif Jalan Keluar
NO Kriteria Penyebab Alternatif
Masalah
1. Hipertensi sering mengosumsi makanan Penyuluhan
yang tinggi garam, air
minum yang mengandung
kadar garam, kurangnya
istirahat dan pengetahuan
tentang penyebab darah
tinggi

2. Imunisasi Faktor budaya, pendidikan, Penyuluhan


Kurangnya pengetahuan dan
adanya larangan pasangan
3. Sakit gigi Faktor lingkungan Penyuluhan
Kurangnya kesadaran
tentang kebersihan mulut
F. Pemecahan Masalah
1. Hipertensi
Kurangnya pengetahuan dari masyarakat tentang penyakit Hipertensi
S
masyarakat mengatakan sering mengosumsi makanan yang tinggi garam,
air minum yang mengandung kadar garam, kurangnya istirahat dan
pengetahuan tentang penyebab darah tinggi
O
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa masyarakat Di Jalin Kabupaten
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar mayoritas mengalami hipertensi
karena banyak makanan dan minuman mengandung kadar garam dan pola
hidup sehat yang kurang baik.
A
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola hidup
sehat.
P
a) memberikan penyuluhan tentang hipertensi
b) menyarankan masyarakat agar tidak mengosumsi makanan dan
minuman yang banyak mengandung kadar garam serta menjaga pola
makan
c) menyarankan masyarakat agar untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin
Evaluasi: Masyarakat mendengar informasi dan penyuluhan yang
diberikan dan masyarakat mengerti apa yang dijelaskan.
.
2. Imunisasi
Faktor budaya, pendidikan, adanya larangan pasangan dan Kurangnya
pengetahuan dari masyarakat tentang Imunisasi
S
Mayoritas masyarakat mengatakan tidak melakukan Imunisasi pada anak
dengan alasan adanya larangan dari pasangan dan menganggap imunisasi
dapat memicu demam
O
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa masyarakat Di Desa Jalin
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar mayoritas masyarakat
tidak melakukan imunisasi pada anak, dan memiliki persepsi yang salah
tentang dampak dari imunisasi
A
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Imunisasi
P
a) memberikan penyuluhan tentang imunisasi
b) menyarankan masyarakat melakukan imunisasi untuk mencegah
penyakit yang berbahaya
Evaluasi: Masyarakat mendengar informasi dan penyuluhan yang
diberikan dan masyarakat mengerti apa yang dijelaskan.

3. Sakit Gigi
Faktor lingkungan Kurangnya kesadaran tentang kebersihan mulut
S
masyarakat mengatakan sering mengosumsi makanan yang tinggi garam,
air minum yang mengandung kadar garam, kurangnya istirahat, kurangnya
pengetahuan tentang penyebab sakit gigi dan kebersihan mulut
O
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa masyarakat Di Jalin Kabupaten
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar mayoritas mengalami sakit gigi
karena warga mengkomsumsi makanan dan minuman banyak yang
mengandung kadar garam dan kebersihan mulut yang kurang baik.
A
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola hidup
sehat dan kebersihan mulut.
P
a) memberikan penyuluhan tentang Sakit gigi
b) menyarankan masyarakat agar tidak mengosumsi makanan dan
minuman yang banyak mengandung kadar garam serta menjaga pola
makan
c) menyarankan masyarakat agar menjaga kebersihan mulut dan
menggosok gigi minimal 3 kali sehari
d) menyarankan masyarakat agar untuk melakukan pemeriksaan gigi
secara rutin
Evaluasi: Masyarakat mendengar informasi dan penyuluhan yang
diberikan dan masyarakat mengerti apa yang dijelaskan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melaksanakan PBL di Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar, kami menemukan masalah kebidanan komuniti yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Hipertensi,imunisasi, dan sakit gigi
sehinga kami jadikan masalah kebidanan komunitas untuk mengatasi dan
menanggulanginya, kami telah melakukan pendekatan dengan masyarakat ,
memberikan penyuluhan tentang Hipertensi, imunisasi, dan sakit gigi.
Selama melaksankaan PBL di di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar, kami ikut serta dalam kegiatan posbindu, dan membuat
penyuluhan tentang Hipertensi, imunisasi, dan sakit gigi di meunasah Jalin pada
acara Lokmin (Lokakarya Mini) bersama masyarakat dan perangkat desa
Meunasah Jalin dan juga menyelenggarakan acara pengabdian masyarakat.
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan supaya
menciptakan hidup sehat.
2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih mengetahui tentang kesehatan
a) Diharapakan kepada kepada petugas kesehatan untuk memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang Hipertensi, kontrasepsi, imunisasi,
dan sakit gigi
b) Diharapakan kepada kepada seluruh masyarakat agar menjaga pola hidup
sehat dan pola makan yang teratur dan sehat.
3. Diharapkan kepada institusi Agar dapat menggunakan Laporan ini sebagai
bahan referensi penelitian maupun pengajaran dan sebagai pelengkap dari
koleksi buku maupun artikel di perpustakaan.
LAMPIRAN II
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. Pokok Pembahasan : Hipertensi, Imunisasi, Dan Sakit Gigi


II. Sub Pokok Pembahasan :
1. Pengertian Hipertensi, Imunisasi, Dan Sakit Gigi
2. jenis Imunisasi
3. Penyebab Hipertensi Dan Sakit Gigi
4. Tanda dan gejala Hipertensi Dan Sakit Gigi
5. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi dan Sakit
Gigi
6. Komplikasi Hipertensi dan sakit Gigi
7. Pencegahan Hipertensi dan sakit Gigi

III. Waktu : 35 Menit


Tanggal : 28 Desember 2022
IV. Tempat : Meunasa Desa Jalin
Sasaran : Warga Jalin
V. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga
meunasah Jalin dapat memahami tentang Hipertensi,
Imunisasi, Dan Sakit Gigi, sehingga sadar akan hidup
sehat dan pentingnya kesehatan.
2. Tujuan khusus
a. Agar mengetahui tentang Hipertensi, Imunisasi,
Dan Sakit Gigi
b. Agar mengetahui tentang penyebab Hipertensi
dan sakit gigi serta imunisasi jika tidak dilakukan
c. Agar mengetahui tentang tanda dan gejala
Hipertensi dan sakit gigi dan imunisasi
d. Agar mengetahui tentang Faktor yang
mempengaruhi Hipertensi, sakit gigi dan
imunisasi
e. Agar mengetahui tentang Komplikasi Hipertensi,
sakit gigi, dan imunisasi
f. Agar mengetahui tentang cara Hipertensi, sakit
gigi dan imunisasi
VI. Materi (terlampir)
VII. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

VIII. Kegiatan Penyuluhan


Tahap Waktu Kegiatan
Pembukaan 3 menit 1.Mengucapkan Salam
2. Puji Syukur dan Penghormatan

Penyajian 25 menit 1. Menjelaskan Tentang Data-Data Masyarakat


Yang Diperoleh Dari Hasil Pentabulasian
Kuesioner
Tanya jawab 5 menit 1.Memberi kesempatan kepada warga untuk

betanya

2.Merespon pertanyaan yang diberikan

Penutup 2 menit 1.Evaluasi

2. Salam penutup

IX. Media/ Alat dan Bahan


- Power point
- Video
- Infocus
- mickrofon
X. Evaluasi
a. Tanya jawab tentang hipertensi,sakit gigi dan imunisasi
b. Menjelaskan tentang terjadinya hipertensi, sakit gigi dan imunisasi
c. Menjelaskan tentang cara pencegahan hipertensi,sakit gigi
d. Memberitahu komplikasi yang akan terjadi
LAMPIRAN III

Jadwal kegiatan kerja kelompok Mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh
Di Desa Jalin Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar.
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
NO Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin, 19 1. Tiba di kantor camat
Desember 2022
2. Serah terima kepada bagiankecamata
3. Pengarahan dari staf kecamatan berseta Geucik
Desa Jalin.
4. Tiba di desa jalin
5. Penyerahan mahasiswi dari dosen pembimbing
kepada pak Geucit desa jalin
6. Penetapan mahaiswi PBL di PAUD
7. Bersih – bersih
2 Selasa, 20 1. Siraturahmi ke rumah pak Geucik
Desember 2022
2. Ikut serta dalam acara posyandu
3. Bersih-bersih
4. Observasi keadaan lingkukan desa jalin.

3 Rabu, 21 1. Musyawarah dengan pak Geucik guna


Desember 2022
silahturahmi sekaligus perkenalan dengan
perangkat
2. Melakukan pendataan dari rumah ke rumah
warga
4 Kamis , 22 1. Kujungan dosen pembimbing
Desember 2022
2. Melanjutkan pendataan ke rumah warga
3. Mengajari anak –anak nari
5 Juma’at 23 1. Melakukan pendataan ke rumah warga
Desember 2022 2. Pembagian tugas untuk pentabulasian
3. Pentabulasian dan analisis data
6 Sabtu 24 1. Melakukan pentabulasian
Desember 2022
2. Ikut serta dalam acara pelombaan anak usyiah
3. Ajari anak –anak nari
7 Minggu 25 1. Musyarawah dengan kader untuk acara
Desember 2022
pelombaan
2. Siraturahmi ke rumah tunggu imum .
8 Senin 26 1. Membuat sertifikat untuk juara pelombaan
Desember 2022
adzan,jus 30 ,makan telur & sayur,estafet tepung
2. Persiapan untuk lomba
3. Pendaftaran untuk lomba
4. Musyawarah dengan pak Geucit untuk acara
pelombaan
5. pelombaan
6. Foto bersama
7. Gotong royong
8. Musyawah dengan pak Geucik untuk acara
lokmin
9. Membuat power point
10. Persiapan lokmin dan penyuluhan
11. Membuat tugas kelompok
12. Membuat udangan untuk acara lokmin
9 Selasa, 27 1. Malam membuat kue bersama ibu Geucit
Desember 2022
2. Bersih – bersih di meulasah jalin untuk tempat
acara lokmin
3. Sebelum acara lokmin ada pesembahan tarian
ranup rapuan
4. Llokmin
5. Kujungan kedua dosen pembimbing
6. Musyawarah dengan masyarakat masalah apa
yang akan di angkat untuk pengabmas
7. Membagikan hadiah pelombaan
8. Foto bersama
9. Bersih –bersih
10 Rabu 28 1. Membuat tugas kelompok
Desember
2. Jalan – jalan sore

11 Kamis , 29 1. Melanjutkan tugas kelompok


Desember
2. Jalan –jalan soreng
12 Jum’at, 30 1. Membuat laporan keluarga binaan
Desember
2. Mengujungi keluarga binaan
3. Melanjutkan tugas kelompok

13 Sabtu 31 1. Menlajutkan tugas indivudu


Desember
2. Mengedit laporan kelompok

14 Minggu , 1 1. Bakar –bakar


Januari 2023
2. Makan bersama
3. Jalan – jalan bersama masyarakat jalin
4. Foto bersama
15 Senin , 2 Januari 1. Membuat tugas untuk pengabmas
2023
2. Menghadiri lokmin di desa teureubeh dan buket
meusara
16 Selasa, 3 Januari 1. Gontong royo membersihkan karangan paut
2023
2. Musyawarah dengan pak geuchit untuk acara
pengabmas
3. Pergi kerumah kader
17 Rabu, 4 Januari 1. Membersihkan ruang paud
2023
2. Menyiapkan bahan –bahan untuk perpisah
3. Membuat powerpoint untuk pengabmas
4. Masak untuk pengabmas
18 Kamis , 5 Januari 1. Mempersiapkan acara pengabmas
2. Kujungan dosen pembimbing
3. Melaksanakan acara pengabmas
4. Melakukan pemeriksaan asam
urat ,kolestrol,gula dan pemeriksaan balita
5. Makan bersama dosen dan pak geuchit
6. Bersih –bersih
7. Makan bersama dosen dan keluarga pak geuchit
19 Jum’at, 6 Januari 1. Melanjutkan laporan kelompok
2023
2. Mengajari anak – anak nari
20 Sabtu ,7 Januari 1. Gontong royong di kalangan meunasah jalin
2023
2. Jalan- jalan sore
3. Acara perpisahan dengan masyarakat
21 Minggu ,8 1. Senam dengan masyarakat jalin
Januari 2023
2. Gontong royong dengan masyarakat jalin
3. Foto bersama
22 Senin, 9 Januari 1. Menghadiri pertemuan di kantor camat.
2023
2. Serah terima kepada bagian akademi kebidanan
saleha pulang.
3. Tiba di kampus Akademi Kebidanan Saleha.
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI

Silahturahmi ke rumah geucik


Pengantaran oleh dosen ke pihak desa
Pelepasan dari kantor camat

Kegiatan posyandu
Persiapan lomba

Observasi lingkungan masyarakat


Kegiatan lomba
Melatih menari
Kegiatan lokmin
Rekreasi bersama anggota kelompok
Melakukan keluarga binaan
Makan bersama dosen dan bapak ibu geucik

Melakukan senam jantung sehat


Malam perpisahan bersama warga jalin
Pembagian hadiah lomba
Kegiatan pengapmas
Tadarus di meunasah

Pelepasan mahasiswa di kantor camat

Anda mungkin juga menyukai