Muhammad Nurman
Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
muhammadnurman1977@yahoo.com
ABSTRAK
Pelaksanaan Program Desa Siaga sebagai program Desa yang berbasis pemberdayaan
masyarakat. Salah satu keberhasilan Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Kader
dianggap paling dekat dengan masyarakat itu sendiri. Data Desa yang ada di Kota
Bengkalis terdapat 103 Desa dan 20 Desa sudah menjadi Desa Siaga yang salah satunya
adalah Desa Tanjung Medang yang belum berjalan dengan aktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keaktifan kader dalam pelaksanaan Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja
Puskesmas Rupat Utara.
Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh kader Desa Siaga di Desa Tanjung Medang berjumlah 30
kader. Sampel penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yaitu 30 responden. Teknik
pengambilan sampel secara Total Sampling. Analisa yang dilakukan adalah analisa
univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan Adanya hubungan bermakna antara faktor pengetahuan
kader (nilai p value 0,000), ketersediaan dana (nilai p value 0,05) dan dukungan
masyarakat (nilai p value 0,010) dengan keaktifan kader dalam pelakasanaan program
Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja Puskesmas Rupat Utara Kabupaten
Bengkalis tahun 2016. Diharapkan kepada pihak Puskesmas lebih maksimal lagi
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Desa Siaga ini dan bagi pihak Desa
disarankan dapat membuat kebijakan yang senantiasa mendukung dan berperan aktif
dalam pelaksanaan program Desa Siaga di Desa Tanjung Medang wilayah kerja
Puskesmas Rupat Utara.
siaga melalui kegiatan Usaha cukup banyak yaitu 100 orang, dan
Kesehatan Berbasis Masyarakat di Desa Tanjung Medang berjumlah
(UKBM) seperti posyandu, 30 orang, dimana masing-masing
poskesdes, (2) Memantau kegiatan desa siaga tersebut belum mampu
dan evaluasi desa siaga seperti berjalan dengan aktif. Desa siaga
mengisi Register Ibu dan Anak, yang kurang aktif ini dapat dilihat
mengisi KMS, (3) Membantu dari pelaksanaan kegiatan Desa Siaga
mengembangkan dan mengelola seperti Survey Mawas Diri (SMD)
UKBM selain posyandu, (4) dan Musyawarah Masyarakat Desa
Membantu mengidentifikasi dan (MMD) yang belum rutin
melaporkan kejadian di masyarakat dilaksanakan. UKBM yang ada
yang dapat berdampak kepada seperti Ambulan Desa, Dana Sehat,
masyarakat, (5) Membantu dan Kadarsi, Penyehatan Lingkungan,
memberikan pemecahan masalah Pengamatan Kesehatan Berbasis
kesehatan yang sederhana kepada Masyarakat, Arisan Jamban dan lain-
masyarakat, (6) Mempersiapkan lain belum berjalan dengan baik
masyarakat dalam menghadapi (Puskesmas Rupat Utara, 2015).
kedaruratan kesehatan dan Menurut pengelola Program Promosi
penanggulangan bencana (Depkes Kesehatan Puskesmas Rupat Utara,
RI, 2009). salah satu hambatan dari pelaksanaan
desa siaga adalah kurangnya
Puskesmas Rupat Utara keaktifan kader dalam pengelolaan
merupakan salah satu puskesmas desa siaga sehingga pelaksanaan
yang berada dalam wilayah kerja program desa siaga ini belum
Dinas Kesehatan Kabupaten berjalan sesuai dengan harapan.
Bengkalis. Puskesmas Rupat Utara Kader desa siaga hanya aktif pada
membina 5 Desa yang masing- kegiatan posyandu sedangkan
masing telah dibentuk menjadi desa UKBM dan kegiatan yang lain belum
siaga mulai tahun 2013. Semenjak terlaksana dengan baik.
dibentuk dari 5 Desa ini satupun
belum aktif melaksanakan program Berdasarkan fenomena tersebut,
desa siaga, termasuk Desa Tanjung peneliti merasa tertarik untuk
Medang yang saat sekarang dalam melakukan penelitian tentang
pembinaan pengelolaan Desa Siaga Faktor-faktor yang
untuk menunjang program berhubungan dengan keaktifan
pemerintah yaitu Nusantara Sehat. kader dalam pelaksanaan
Setiap Desa siaga terdapat seorang program Desa Siaga di Desa
bidan desa sebagai fasilitator, dua Tanjung Medang Wilayah
orang penanggungjawab kader dan Kerja Puskesmas Rupat Utara
dua orang tokoh masyarakat dan Kabupaten Bengkalis tahun
pernah dilaksanakan pelatihan 2017.
tentang desa siaga, namun masing-
masing desa belum melaksanaan
program desa siaga secara maksimal.
Melihat hal tersebut dan melihat
kuantitas kader desa siaga yang
sebagian besar masyarakat tidak nilai P Value 0,010 < 0,05 yang
mendukung dengan program Desa berarti ada hubungan yang signifikan
Siaga, yaitu sebanyak 22 orang (73,3 antara dukungan masyarakat dengan
%), sedangkan dari faktor keaktifan keaktifan kader dalam pelaksanaan
kader, sebagian besar kader tidak program Desa Siaga, dan dari hasil
aktif dalam melaksanakan program analisis juga diketahui nilai POR
desa siaga, yaitu sebanyak 24 orang (Prevalence Odds Ratio) adalah 0,4
(80 %). yang artinya kader yang tidak
mendapat dukungan masyarakat
Selanjutnya dari hasil analisis memiliki peluang 0,4 kali untuk tidak
bivariat yaitu menganalisis faktor- aktif dalam pelaksanaan program
faktor yang berhubungan dengan Desa Siaga.
keaktifan Kader dalam pelaksanaan
program Desa Siaga yaitu dari faktor
pengetahuan, ketersediaan dana dan PEMBAHASAN
dukungan masyarakat. Berdasarkan
uji statistik menunjukkan bahwa ada Berdasarkan hasil penelitian
hubungan yang signifikan antara menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan kader dengan keaktifan yang signifikan antara pengetahuan
kader dalam pelaksanaan program kader dengan keaktifan kader dalam
Desa Siaga, hal ini dapat dibuktikan pelaksanaan program Desa Siaga
dengan nilai P Value 0,000 < 0,05, Hasil ini menurut asumsi peneliti,
serta dari hasil analisis juga diketahui adalah faktor pengetahuan sangat
nilai POR (Prevalence Odds Ratio) berperan penting sekali seseorang
adalah 7,0 yang artinya kader yang berperilaku melakukan sesuatu yang
berpengetahuan rendah memiliki sesuai dengan pengetahuannya
peluang 7 kali untuk tidak aktif berdasarkan tanggungjawab dan
dalam pelaksanaan program Desa wewenang yang diberikan, dengan
Siaga. kata lain kader yang mempunyai
Sedangkan dari faktor pengetahuan tinggi tentang program
ketersediaan dana sesuai dengan uji pelaksanaan Desa Siaga, maka kader
statistik Chi Square didapatkan nilai tersebut akan berusaha secara aktif
P Value 0,03 < 0,05 yang berarti ada melaksanakan program Desa Siaga
hubungan yang signifikan antara sesuai dengan peran dan fungsinya
ketersediaan dana dengan keaktifan sebagai kader Desa Siaga.
kader dalam pelaksanaan program Menurut Notoatmodjo (2010)
Desa Siaga, dan dari hasil analisis meyatakan bahwa terdapat tiga
juga diketahui nilai POR (Prevalence prakondisi yang dapat menumbuhkan
Odds Ratio) adalah 0,5 yang artinya peran serta masyarakat, salah satunya
kader yang tidak ada memiliki adalah mempunyai pengetahuan
ketersediaan dana memiliki peluang yang luas dan latar belakang yang
0,5 kali untuk tidak aktif dalam memadai sehingga dapat
pelaksanaan program Desa Siaga. mengidentifikasi masalah, prioritas
Selanjutnya dari faktor masalah dan melihat permasalahan
dukungan masyarakat Berdasarkan secara komprehensif. Notoatmodjo
uji statistik Chi Square didapatkan (2010) juga menerangkan bahwa
pengetahuan adalah domain yang
KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian,
maka dapat disimpulkan bahwa
adanya hubungan yang bermakna
antara Pengetahuan Kader,
Ketersediaan dana dan Dukungan
Masyarakat dengan keaktifan kader