Anda di halaman 1dari 10

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER


DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA SIAGA DI DESA TANJUNG
MEDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUPAT UTARA
KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

Muhammad Nurman
Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
muhammadnurman1977@yahoo.com

ABSTRAK

Pelaksanaan Program Desa Siaga sebagai program Desa yang berbasis pemberdayaan
masyarakat. Salah satu keberhasilan Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Kader
dianggap paling dekat dengan masyarakat itu sendiri. Data Desa yang ada di Kota
Bengkalis terdapat 103 Desa dan 20 Desa sudah menjadi Desa Siaga yang salah satunya
adalah Desa Tanjung Medang yang belum berjalan dengan aktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keaktifan kader dalam pelaksanaan Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja
Puskesmas Rupat Utara.
Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh kader Desa Siaga di Desa Tanjung Medang berjumlah 30
kader. Sampel penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yaitu 30 responden. Teknik
pengambilan sampel secara Total Sampling. Analisa yang dilakukan adalah analisa
univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan Adanya hubungan bermakna antara faktor pengetahuan
kader (nilai p value 0,000), ketersediaan dana (nilai p value 0,05) dan dukungan
masyarakat (nilai p value 0,010) dengan keaktifan kader dalam pelakasanaan program
Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja Puskesmas Rupat Utara Kabupaten
Bengkalis tahun 2016. Diharapkan kepada pihak Puskesmas lebih maksimal lagi
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Desa Siaga ini dan bagi pihak Desa
disarankan dapat membuat kebijakan yang senantiasa mendukung dan berperan aktif
dalam pelaksanaan program Desa Siaga di Desa Tanjung Medang wilayah kerja
Puskesmas Rupat Utara.

Daftar Bacaan : 26 (1988-2015)


Kata Kunci : Keaktifan Kader, Desa Siaga

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 10


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

LATAR BELAKANG aktif pada tahun 2015 (Menkes


RI,2008).
Pembangunan kesehatan
merupakan suatu investasi untuk Desa Siaga merupakan salah
peningkatan kualitas Sumber satu sasaran dari tiga sasaran Grand
Daya Manusia (SDM) dalam Strategy Departemen Kesehatan,
mendukung percepatan yang menyebutkan bahwa pada akhir
pembangunan nasional (Depkes tahun 2015, seluruh desa telah
RI, 2009). Pelayanan kesehatan menjadi Desa siaga, yaitu desa yang
dasar menjadi fokus utama upaya memiliki kesiapan sumber daya serta
bidang kesehatan Indonesia untuk kemauan dan kemampuan untuk
mencapai target Millenium mencegah dan mengatasi masalah
Development Goals (MDGs) 2015 masalah kesehatan, bencana dan
yaitu Indonesia dapat menekan kegawatdaruratan kesehatan secara
angka kematian ibu menjadi 102/ mandiri (Supariyanto, 2010).
100.000 kelahiran hidup dan
menekan angka kematian bayi Salah satu kunci keberhasilan
menjadi 15/ 1000 kelahiran hidup. dan kelestarian desa siaga adalah
Tingginya angka kematian di keaktifan para kader. Kader dianggap
Indonesia, terutama kematian ibu paling dekat dengan masyarakat itu
yaitu sebesar 226/ 100.000 kelahiran sendiri, Depertemen Kesehatan
hidup, selanjutnya untuk angka membuat program pelatihan untuk
kematian bayi sebesar 26/ 1000 kader kesehatan agar kader-kader
kelahiran hidup, menunjukkan kesehatan desa siaga nantinya
masih rendahnya kualitas pelayanan mempunyai pengetahuan yang lebih,
kesehatan di Indonesia (Depkes RI, dengan harapan kader dapat
2009). menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat agar tercipta masyarakat
Departemen kesehatan RI yang mandiri untuk hidup terutama
memiliki visi “Masyarakat Yang pada kesehatan ibu dan anak guna
Mandiri Untuk Hidup Sehat” dan mencapai penurunan AKI dan AKB
misi “ Membuat Rakyat Sehat”. di Indonesia (Hidayati, 2011).
Visi dan Misi Dep Kes RI tersebut
membuat propinsi Kinerja kader dalam
Riau khususnya Kabupaten penampilan hasil kerja personal baik
Bengkalis untuk lebih meningkatkan kuantitas maupun kualitas dalam
kesejahteraan masyarakatnya suatu organisasi. Kinerja dapat
terutama dalam hal kesehatan, yaitu merupakan penampilan individu
untuk membentuk Desa Siaga maupun kelompok kerja personal.
sesuai wewenang dan tanggung Kinerja pada desa siaga dapat
jawab masing-masing kota atau dihubungkan dengan beberapa faktor
kabupaten. Kegiatan desa siaga antara lain tingkat pendidikan,
seluruh kota atau kabupaten di tingkat pengetahuan serta
Indonesia, mengacu pada Standar pengalaman dari personal masing-
Pelayanan Minimal (SPM), yang masing (Ilyas, 2002).
mentargetkan 80 % Desa Siaga telah

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 11


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Di Propinsi Riau terdapat tersebut tidak bisa menjelaskannya


12 kabupaten, salah satunya dengan baik dan waktu ditanyakan
adalah kabupaten Bengkalis. pernah memberikan penyuluhan
Kabupaten Bengkalis mempunyai kesehatan kepada masyarakat terkait
8 kecamatan dan 103 desa. 20 desa dengan masalah kesehatan
diantaranya sudah menjadi desa dimasyarakat, kader tersebut
siaga (20,6 %), salah satu desa mengatakan belum pernah dilakukan,
yang dalam pembinaan Desa Siaga dengan alasan belum pernah
adalah Desa Tanjung Medang mendapatkan pelatihan bagaimana
Kecamatan Rupat Utara. Angka cara memberikan penyuluhan
Kematian Ibu (AKI) dan Angka kesehatan. Namun demikian ada 2
Kematian Bayi (AKB) akibat orang yang memahami Program
hamil, bersalin, dan nifas di Desa Siaga tersebut dan juga terlibat
Kecamatan Rupat Utara pada tahun memberikan penyuluhan kesehatan
2014 mencapai 0/100.000 kelahiran kepada masyarakat terkait dengan
hidup dan Angka Kematian Bayi masalah kesehatannya. Selain dari
4/1000 kelahiran hidup, sedangkan pengetahuan kader yang kurang
pada tahun 2015 angka kematian tentang program Desa Siaga, kader
ibu tetap 0/100.000 kelahiran hidup, juga mengatakan program desa siaga
tetapi angka kematian bayi menjadi kurang berjalan dengan baik karena
meningkat menjadi 13/1000 kurangnya dukungan dari masyarakat
kelahiran hidup; selanjutnya pada dan keterbatasan dana untuk
tahun 2016 dari bulan Januari – digunakan dalam pelaksanaan
Oktober AKI sementara yang Program Desa Siaga baik dari
diperoleh yaitu 0/100.000 Pemerintah Desa maupun
kelahiran hidup dan angka kematian Pemerintah Daerah.
bayi hasil sementara 5/1000
kelahiran hidup. Keadaan tersebut Pelaksanaan program-
mendorong Kecamatan Rupat program Desa Siaga memerlukan
Utara untuk memelihara dan kerjasama dari beberapa pihak
meningkatkan pelaksanaan program terkait diantaranya perangkat desa,
Desa Siaga. Kecamatan Rupat tokoh masyarakat, kader kesehatan,
Utara memiliki 5 Desa, 1 pemuda, LSM, dan seluruh warga
diantaranya merupakan Desa masyarakat pada umumnya.
Tanjung Medang (Dinkes Kab. (Syafrudin, Hamidah, 2009). Kader
Bengkalis,2015). kesehatan merupakan pelaksana
program Desa Siaga. Kader
Berdasarkan survey awal kesehatan yang aktif melaksanakan
yang dilakukan wawancara terhadap tugasnya dengan baik dapat menjadi
10 orang Kader Desa Siaga yang ada salah satu indikator keberhasilan
di Desa Tanjung Medang, didapatkan pengembangan program Desa Siaga
hasil bahwa 8 orang mengatakan (Syafrudin, Hamidah, 2009).
kurang memahami tentang Program
pelaksanaan Desa Siaga, seperti Kader mempunyai 6 peran dan
waktu ditanyakan apa saja yang fungsi sebagai pengembang desa
menjadi tugas kader, para kader siaga, yaitu: (1) Membantu tenaga
kesehatan dalam mengelola desa

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 12


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

siaga melalui kegiatan Usaha cukup banyak yaitu 100 orang, dan
Kesehatan Berbasis Masyarakat di Desa Tanjung Medang berjumlah
(UKBM) seperti posyandu, 30 orang, dimana masing-masing
poskesdes, (2) Memantau kegiatan desa siaga tersebut belum mampu
dan evaluasi desa siaga seperti berjalan dengan aktif. Desa siaga
mengisi Register Ibu dan Anak, yang kurang aktif ini dapat dilihat
mengisi KMS, (3) Membantu dari pelaksanaan kegiatan Desa Siaga
mengembangkan dan mengelola seperti Survey Mawas Diri (SMD)
UKBM selain posyandu, (4) dan Musyawarah Masyarakat Desa
Membantu mengidentifikasi dan (MMD) yang belum rutin
melaporkan kejadian di masyarakat dilaksanakan. UKBM yang ada
yang dapat berdampak kepada seperti Ambulan Desa, Dana Sehat,
masyarakat, (5) Membantu dan Kadarsi, Penyehatan Lingkungan,
memberikan pemecahan masalah Pengamatan Kesehatan Berbasis
kesehatan yang sederhana kepada Masyarakat, Arisan Jamban dan lain-
masyarakat, (6) Mempersiapkan lain belum berjalan dengan baik
masyarakat dalam menghadapi (Puskesmas Rupat Utara, 2015).
kedaruratan kesehatan dan Menurut pengelola Program Promosi
penanggulangan bencana (Depkes Kesehatan Puskesmas Rupat Utara,
RI, 2009). salah satu hambatan dari pelaksanaan
desa siaga adalah kurangnya
Puskesmas Rupat Utara keaktifan kader dalam pengelolaan
merupakan salah satu puskesmas desa siaga sehingga pelaksanaan
yang berada dalam wilayah kerja program desa siaga ini belum
Dinas Kesehatan Kabupaten berjalan sesuai dengan harapan.
Bengkalis. Puskesmas Rupat Utara Kader desa siaga hanya aktif pada
membina 5 Desa yang masing- kegiatan posyandu sedangkan
masing telah dibentuk menjadi desa UKBM dan kegiatan yang lain belum
siaga mulai tahun 2013. Semenjak terlaksana dengan baik.
dibentuk dari 5 Desa ini satupun
belum aktif melaksanakan program Berdasarkan fenomena tersebut,
desa siaga, termasuk Desa Tanjung peneliti merasa tertarik untuk
Medang yang saat sekarang dalam melakukan penelitian tentang
pembinaan pengelolaan Desa Siaga Faktor-faktor yang
untuk menunjang program berhubungan dengan keaktifan
pemerintah yaitu Nusantara Sehat. kader dalam pelaksanaan
Setiap Desa siaga terdapat seorang program Desa Siaga di Desa
bidan desa sebagai fasilitator, dua Tanjung Medang Wilayah
orang penanggungjawab kader dan Kerja Puskesmas Rupat Utara
dua orang tokoh masyarakat dan Kabupaten Bengkalis tahun
pernah dilaksanakan pelatihan 2017.
tentang desa siaga, namun masing-
masing desa belum melaksanaan
program desa siaga secara maksimal.
Melihat hal tersebut dan melihat
kuantitas kader desa siaga yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 13


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

METODE PENELITIAN dana, dukungan masyarakat yang ada


atau tidaknya hubungan dengan
Jenis Penelitian ini adalah keaktifan kader dalam pelaksanaan
deskriptif analitycs dengan desain program Desa Siaga di Desa Tanjung
penelitian cross sectional, dimana edang Wilayah kerja Puskesmas
hubungan variabel independen Rupat Utara. Hasil analisis bivariat
dengan variabel dependen dilihat meliputi: pemaparan hasil uji chi
dan diamati secara bersamaan square antara pengetahuan kader,
(Notoatmojo, 2005). Sampel pada ketersediaan dana dan dukungan
penelitian ini adalah Kader yang masyarakat dengan keaktifan kader
tinggal di desa Tanjung Medang dalam pelaksanaan program Desa
wilayah Kerja Puskesmas Rupat Siaga di Desa Tanjung Medang
Utara yang memenuhi kriteria Wilayah kerja Puskesmas Rupat
inklusi sebanyak 30 orang. Utara. Hasil uji chi square ini
Pengambilan sampel menggunakan dikatakan bermakna jika nilai p
total sampling. value < 0,05.
Adapun prosedur
pengumpulan data, peneliti Berdasarkan Karakteristik
menggunakan data primer dan data Kader menunjukkan bahwa Kader
sekunder. Data primer adalah data dalam penelitian ini sebagian besar
yang diperoleh langsung dari berjenis kelamin perempuan 24
sumbernya dan dicatat oleh peneliti. orang (80%), lebih dari separoh
Data primer dalam penelitian ini responden berusia 25-35 tahun
diperoleh melalui hasil kuesioner sebanyak 25 orang (83,33), sebagian
pada 30 orang kader yang berada di besar berpendidikan SMU 21 orang
desa Tanjung Medang wilayah kerja (70%) dan sebagian besar responden
Puskesmas Rupat Utara, dengan telah menikah 23 orang (76,7%),
tujuan mendapatkan data kuantitatif sebagian besar pekerjaan responden
tentang faktor Pengetahuan, IRT/tidak bekerja 15 responden
Ketersediaan dana dan Dukungan (50%) serta lebih dari separoh
masyarakat terhadap keaktifan kader responden masa kerjanya < 1 tahun
dalam pelaksanaan Desa Siaga. Data sebanyak 20 orang (66,7 %).
sekunder adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan peneliti dari Sedangkan dari hasil analisa
berbagai sumber yang telah ada. univariat yaitu dari faktor
Analisa data dalam penelitian ini pengetahuan kader, ketersediaan
dilakukan analisa univariat dan dana, dukungan masyarakat
bivariat. didapatkan hasil bahwa dari 30
Kader dalam penelitian ini sebagian
HASIL PENELITIAN besar berpengetahuan rendah yaitu
sebanyak 21 orang (70%), kemudian
Hasil penelitian dianalisis lebih dari separoh responden
dalam 2 bagian, yaitu analisis menyatakan bahwa adanya
univariat dan bivariat. Hasil analisis ketersediaan dana dalam pelaksanaan
univariat meliputi: distribusi program Desa Siaga yaitu sebanyak
frekuensi karakteristik kader, 20 orang (66,7 %), selanjutnya dari
pengetahuan kader, ketersediaan faktor dukungan masyarakat,

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 14


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

sebagian besar masyarakat tidak nilai P Value 0,010 < 0,05 yang
mendukung dengan program Desa berarti ada hubungan yang signifikan
Siaga, yaitu sebanyak 22 orang (73,3 antara dukungan masyarakat dengan
%), sedangkan dari faktor keaktifan keaktifan kader dalam pelaksanaan
kader, sebagian besar kader tidak program Desa Siaga, dan dari hasil
aktif dalam melaksanakan program analisis juga diketahui nilai POR
desa siaga, yaitu sebanyak 24 orang (Prevalence Odds Ratio) adalah 0,4
(80 %). yang artinya kader yang tidak
mendapat dukungan masyarakat
Selanjutnya dari hasil analisis memiliki peluang 0,4 kali untuk tidak
bivariat yaitu menganalisis faktor- aktif dalam pelaksanaan program
faktor yang berhubungan dengan Desa Siaga.
keaktifan Kader dalam pelaksanaan
program Desa Siaga yaitu dari faktor
pengetahuan, ketersediaan dana dan PEMBAHASAN
dukungan masyarakat. Berdasarkan
uji statistik menunjukkan bahwa ada Berdasarkan hasil penelitian
hubungan yang signifikan antara menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan kader dengan keaktifan yang signifikan antara pengetahuan
kader dalam pelaksanaan program kader dengan keaktifan kader dalam
Desa Siaga, hal ini dapat dibuktikan pelaksanaan program Desa Siaga
dengan nilai P Value 0,000 < 0,05, Hasil ini menurut asumsi peneliti,
serta dari hasil analisis juga diketahui adalah faktor pengetahuan sangat
nilai POR (Prevalence Odds Ratio) berperan penting sekali seseorang
adalah 7,0 yang artinya kader yang berperilaku melakukan sesuatu yang
berpengetahuan rendah memiliki sesuai dengan pengetahuannya
peluang 7 kali untuk tidak aktif berdasarkan tanggungjawab dan
dalam pelaksanaan program Desa wewenang yang diberikan, dengan
Siaga. kata lain kader yang mempunyai
Sedangkan dari faktor pengetahuan tinggi tentang program
ketersediaan dana sesuai dengan uji pelaksanaan Desa Siaga, maka kader
statistik Chi Square didapatkan nilai tersebut akan berusaha secara aktif
P Value 0,03 < 0,05 yang berarti ada melaksanakan program Desa Siaga
hubungan yang signifikan antara sesuai dengan peran dan fungsinya
ketersediaan dana dengan keaktifan sebagai kader Desa Siaga.
kader dalam pelaksanaan program Menurut Notoatmodjo (2010)
Desa Siaga, dan dari hasil analisis meyatakan bahwa terdapat tiga
juga diketahui nilai POR (Prevalence prakondisi yang dapat menumbuhkan
Odds Ratio) adalah 0,5 yang artinya peran serta masyarakat, salah satunya
kader yang tidak ada memiliki adalah mempunyai pengetahuan
ketersediaan dana memiliki peluang yang luas dan latar belakang yang
0,5 kali untuk tidak aktif dalam memadai sehingga dapat
pelaksanaan program Desa Siaga. mengidentifikasi masalah, prioritas
Selanjutnya dari faktor masalah dan melihat permasalahan
dukungan masyarakat Berdasarkan secara komprehensif. Notoatmodjo
uji statistik Chi Square didapatkan (2010) juga menerangkan bahwa
pengetahuan adalah domain yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 15


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

sangat penting untuk membentuk fungsi kader dapat terlaksana dengan


perilaku seseorang. Perilaku baru baik dan tujuan dari program Desa
atau adopsi perilaku yang didasari Siaga dapat tercapai.
oleh pengetahuan, kesadaran dan Menurut Adisamito (2007)
sikap yang positif, maka perilaku menyebutkan bahwa pembiayaan
tersebut akan bersifat langgeng (long kesehatan merupakan faktor yang
lasting). Sebaliknya apabila perilaku signifikan dalam mempengaruhi
itu tidak didasari pengetahuan dan kualitas kesehatan masyarakat suatu
kesadaran maka perilaku tersebut negara. Sumber pembiayaan
tidak akan berlangsung lama. kesehatan dapat berasal dari
Penelitian ini sejalan dengan pemerintah, swasta dan masyarakat.
penelitian yang dilakukan Soni Sedangkan James F.Mckenzie,
(2007) dan Hidayati (2011) yang Robert R. Pinger, Jerome E.Kotecki
menyatakan ada hubungan yang (2003) menyebutkan bahwa
bermakna antara pengetahuan masyarakat sekarang ini lebih
dengan keaktifan kader. tergantung pada dana pemerintah,
Kemungkinan kader yang oleh karena itu diperlukan
mempunyai pengetahuan tinggi pengelolaan masyarakat yang lebih
untuk aktif adalah 4 kali dari pada baik untuk memanfaatkan
kader dengan pengetahuan rendah. sumberdaya yang ada secara optimal
Sedangkan dari faktor untuk kesehatan. Uraian yang
ketersediaan dana didapatkan hasil disampaikan James F. Mckenzie dkk
penelitian bahwa ada hubungan yang (2003) ini sesuai dengan keadaan
signifikan antara ketersediaan dana yang ada dilapangan sekarang ini.
dengan keaktifan kader dalam Konsep desa siaga berupa
pelaksanaan program Desa Siaga pemberdayaan masyarakat termasuk
Menurut asumsi peneliti berdasarkan pemberdayaan pembiayaan
hasil penelitian tersebut bahwa untuk kesehatan. Masyarakat cenderung
terlaksananya suatu kegiatan, maka menunggu bantuan dana dari
diperlukan ketersediaan dana pemerintah dari pada menggalang
walaupun bukan merupakan suatu dana atau sumberdaya yang ada
hal yang utama karena walaupun disekitarnya. Jaminan kesehatan oleh
dana ada tapi kemauan, motivasi dan pemerintah menjadikan masyarakat
tidak ada dukungan dari orang lain lebih pasif dalam mengupayakan
atau pihak lain, maka program pemeliharaan kesehatannya. Dengan
kegiatan tersebut juga tidak akan adanya Jaminan Pemeliharaan
terlaksana dengan baik dan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dari
maksimal. Akan tetapi walau pemerintah dalam hal ini
bagaimanapun ketersediaan dana ini Departemen Kesehatan, maka dana
tetap dibutuhkan, karena kemauan sehat yang sebelumnya tumbuh dari
dan motivasi yang tinggi untuk bawah ini menjadi semakin hilang
melaksanakan program Desa Siaga dari masyarakat.
juga harus didukung oleh Selanjutnya dari faktor
ketersediaan dana supaya program dukungan masyarakat didapatkan
tersebut tidak mengalami kendala bahwa ada hubungan yang signifikan
dan hambatan sehingga peran dan antara dukungan masyarakat dengan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 16


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

keaktifan kader dalam pelaksanaan dalam pelakasanaan program Desa


program Desa Siaga. Dari hasil ini Siaga di Desa Tanjung Medang
peneliti berasumsi bahwa dalam Wilayah Kerja Puskesmas Rupat
melakukan program apapun harus Utara Kabupaten Bengkalis.
melibatkan masyarakat sehingga
mendapatkan dukungan dari SARAN
masyarakat tersebut, karena tanpa
Berdasarkan hasil penelitian
dukungan masyarakat maka sebaik
ini ada beberapa saran yang dapat
apapun program yang kita
peneliti sampaikan antara lain pada
rencanakan akan sulit
pihak Puskesmas diharapkan lebih
merealisasikan dengan baik. Jadi
maksimal lagi melakukan evaluasi
supaya kader bisa aktif dalam
terhadap pelaksanaan program Desa
melaksanakan program Desa Siaga,
Siaga ini. Berdasarkan hasil temuan
maka sangat dibutuhkan dukungan
penelitian didapatkan pengetahuan
dari masyarakat.
kader 70 % berada pada kategori
Menurut Snehandu B Karr
rendah, maka dalam hal ini pihak
dalam Notoatmojdo (2010),
puskesmas harus memberikan
menerangkan bahwa dalam
pelatihan dan workshop kepada para
berperilaku, seseorang cenderung
kader secara terstruktur dengan baik.
membutuhkan dukungan dari
Selanjutnya bagi pihak Desa
masyarakat di sekitarnya. Tanpa
Khususnya Kepala Desa disarankan
adanya dukungan masyarakat, maka
dapat membuat kebijakan yang
akan terjadi ketidaknyamanan
senantiasa mendukung dan berperan
seseorang dalam berperilaku.
aktif dalam pelaksanaan program
Penelitian ini sejalan dengan
Desa Siaga di Desa Tanjung Medang
Hidayati (2011). Peluang kader yang
wilayah kerja Puskesmas Rupat
mendapat dukungan masyarakat
Utara. Begitu juga halnya bagi
adalah 3 kali untuk aktif dari pada
peneliti selanjutnya, diharapkan
kader yang tidak mendapat
penelitian ini dapat menambah
dukungan. Dukungan masyarakat
wawasan, pengetahuan dan
dalam bentuk partisipasi aktif
pengalaman dalam melakukan
masyarakat dalam kegiatan desa
Penelitian tentang faktor-faktor lain
siaga merupakan salah satu
yang berhubungan dengan keaktifan
pendorong bagi terlaksananya
kader dalam pelaksanaan program
kegiatan desa siaga (Azhar, T.N.,
Desa Siaga.
Setiawan,E., Marhaeni, D.,
Hasanbasri, 2007)

KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian,
maka dapat disimpulkan bahwa
adanya hubungan yang bermakna
antara Pengetahuan Kader,
Ketersediaan dana dan Dukungan
Masyarakat dengan keaktifan kader

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 17


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Hidayati, Ririn. (2011). Faktor-


Faktor yang Berhubungan
DAFTAR PUSTAKA dengan Keaktifan Kader
dalam Mengelola Kelurahan
Adisasmito,Wiku.(2007). Sistem Siaga di Wilayah Puskesmas
Kesehatan .Jakarta : PT Raja Janti Kodya Malang Jawa
Grafindo Persada. Timur. Jakarta: FKM UI.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Ilyas, Yaslis. (2002). Kinerja, Teori
Penelitian: Suatu Pendekatan dan Aplikasinya. Jakarta:
Praktek. Jakarta: Rineka Pusat Kajian Ekonomi
Cipta Kesehatan FKM UI.
Azhar, T.N., Setiawan,E., Marhaeni, Faktor-faktor..., Nur Farida Yohanik,
D., Hasanbasri. (2007). (2012) Faktor-faktor yang
Pelaksanaan Desa Siaga berhubungan dengan Keaktifan
Percontohan di Cibatu, Kader dalam Pengelolaan Desa
Purwokerto. Kebijakan dan Siaga di Wilayah Kerja
Managemen Puskesmas TanjungAnom
Kabupaten Nganjuk Provinsi
Bangsawan, K Merah. (2001). Jawa Timur, FIK UI
Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keaktifan Kementerian Kesehatan Republik
Kader Posyandu di Wilayah Indonesia (2011). Pedoman
Kecamatan Teluk Betung Barat Umum Pengembangan Desa
Kota Bandar Lampung. Jakarta: dan Kelurahan Siaga Aktif.
FKM UI. Jakarta.
Departemen kesehatan RI. (2007). Maulana, Heri D.J (2009). Promosi
Kurikulum dan Modul Kesehatan. Jakarta: EGC.
Pelatihan Bidan Poskesdes
dalam Pengembangan Desa Promosi Kesehatan: Sebuah
Siaga. Jakarta: Depkes RI Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan.
Gibson, L.J, Ivanchevich, J.M, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Donelly, J.H. (1988).
Organisasi dan Managemen, Notoatmodjo, S. (2010). Etika &
Perilaku, Struktur, Proses Hukum Kesehatan.Jakarta:
(Edisi 4) (Djoerban Wahid, Rineka Cipta.
Penerjemah). Jakarta:
Erlangga. Nuraeni, D. (2006). Bencana dan
Handoko, T Hani. (1985). Pelayanan Kesehatan bagi
Managemen Personalia dan Masyarakat Indonesia.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pelita.
Yogyakarta: 1985.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 18


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Pusat Promosi Kesehatan. (2011). Sobur, A. (2003). Psikologi Umum.


Petunjuk teknis penghitungan Bandung: Pustaka Setia.
biaya pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif. Wardani, Dian Kusuma. (2005).
Jakarta. Kemenkes RI. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan
Puskesmas Rupat Utara. (2015). Perilaku Kader dalam Fungsi
Laporan Perkembangan Desa Penggerakan dan
Siaga Tahun 2015. Bengkalis. Penyuluhan di Puskesmas
Pesawahan Kecamatan
Robbins, S.P. (1995). Teori Pesawahan Purwakarta.
Organisasi, Struktur, Desain Jakarta: FKM UI
dan Aplikasi (edisi ke tiga)
(Jusuf Udaya, Penerjemah).
Jakarta: ARCAN.

Saragih, Suriani W. (2011). Faktor-


Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Kader
Kesehatan dalam Deteksi
Risiko Ibu Hamil di
Puskesmas Kuta Utara
Kabupaten Bandung. Jakarta:
FKM UI
Sarlito, S.(2009). Pengantar
Psikologi Umum: Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang P. (1989). Teori
Motivasi dan Aplikasinya.
Jakarta: Bina Aksara.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 19

Anda mungkin juga menyukai