Anda di halaman 1dari 10

Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:

2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Pengelolaan Posyandu Citra Sebagai Upaya Peningkatan Peran Serta


Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan Di RT 04 RW 12
Desa Jayaraga Tarogong Kidul Garut

Udin Rosidin1, Theresia Eriyani2, Iwan Shalahuddin3


1,2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Kampus Garut

Email: udin.rosidin@unpad.ac.id; theresia@unpad.ac.id;


shalahuddin@unpad.ac.id

ABSTRAK

Kegiatan PPM ini dilatarbelakangi dengan adanya penurunan kunjungan


posyandu pada enam bulan terakhir. Kunjungan bayi dan balita yang biasanya
80 sd 90 % setiap bulannya menurun menjadi 50 atau 60 %. Hal tersebut
merupakan masalah kesehatan yang akan berdampak buruk pada kesehatan
bayi/balita. Demikian halnya dengan kunjungan lansia, kunjungan setiap
bulanannya mengalami penurunan. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Bina Desa ditemukan adanya peranserta masyarakat yang
rendah dalam kegiatan di posyandu. Hasil survey tersebut juga menunjukkan
bahwa rata rata pengetahuan masyarakat tentang posyandu sangat kurang.
Memperhatikan hal tersebut kami mengadakan musyawarah dengan tokoh
masyarakat setempat, kader kesehatan, ketua RT 4, ketua RW 12, Kepala Desa
Jayaraga dan kepala Puskesmas Haurpanggung. Dari pembahasan tersebut
disepakati bahwa di RT 4 diperlukan beberapa kegiatan yang dapat
meningkatkan peran serta masyarakat di posyandu. Kegiatan tersebut berupa
penyuluhan tentang posyandu, mengelola posyandu dengan baik dan
melakukan senam bersama di posyandu. Untuk melaksanakan kegiatan
tersebut dilakukan pembagian tugas sebagai berikut : Pengelolaan posyandu
dilakukan oleh dosen dan kader kesehatan, penyuluhan kesehatan oleh dosen
dan mahasiswa program bina desa dan senam bersama dilaksanakan oleh
mahasiswa bersama masyarakat. Sedangkan Puskesmas Haurpanggung
mengadakan Puskesmas Keliling dan PMT disiapkan oleh Dharma Wanita Pusat
Unpad.

Kata Kunci: bidang kesehatan, peran serta masyarakat, posyandu

ABSTRACT

This PPM activity was motivated by a decrease in posyandu visits in the last six
months. Infant and toddler visits, which are usually 80 to 90% every month,
decrease to 50 or 60%. This is a health problem that will adversely affect the
health of infants / toddlers. Likewise with elderly visits, monthly visits have
decreased. According to the results of a survey conducted by the Village
Development Program students, it was found that there was a low level of
community participation in Posyandu activities. The survey results also showed
that the average knowledge of the community about posyandu was very poor.
Noting this, we held a meeting with local community leaders, health cadres,
RT 4 heads, RW 12 heads, Jayaraga Village Head and Haurpanggung Community
Health Center head. From the discussion it was agreed that in RT 4 a number
of activities would be needed to increase community participation in the

220
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Posyandu. The activity is in the form of counseling about posyandu, managing


posyandu well and doing gymnastics together at posyandu. To carry out these
activities the division of tasks is carried out as follows: Posyandu management
is carried out by lecturers and health cadres, health counseling by lecturers
and students of village development programs and joint exercises is carried
out by students and the community. While the Haurpanggung Health Center
held a Mobile Health Center and PMT was prepared by the Dharma Wanita
Unpad Center.

Keywords: Health Sector, Community Participation, Posyandu

1. PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar


rakyat, yaitu hak untuk memperoleh kesehatan sesuai dengan UUD 1945
pasal 28 ayat (1) dan Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Pelayanan kesehatan yang paling depan kepada masyarakat
yaitu posyandu. Posyandu menjadi tanggung jawab seluruh komponen
bangsa dalam menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang komprehensif bagi anak melalui upaya kesehatan promotif
dan preventif agar anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal (Rosidin, U, at. all, 2018).

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat. Posyandu dapat memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya
untuk mepercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu
merupakan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat,
dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran
yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu
menyusui, dan ibu nifas. Untuk mencapai semua sasaran tersebut
diperlukan standarisasi posyandu di semua daerah melalui kegiatan
revitalisasi posyandu (Yunita, F. A., at. All, 2016).

Program revitalisasi Posyandu di daerah, terutama di pedesaan, sudah


mendesak dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan, pemenuhan
kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat.
Revitalisasi posyandu ini dititikberatkan pada strategi pendekatan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses pada modal sosial
budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong
yang telah mengakar di dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian
dan keswadayaan masyarakat (Pitoyo, P., Assery, S., & Widiastuti, N,
2019).

Kemandirian masyarakat dalam pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan


untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu. Namun pada umumnya
kunjungan posyandu akan menurun apabila posyandu tidak dikelola dengan
baik. Pengelolaan posyandu sangat tergantung kepada keaktifan kader
kesehatan dan instansi yang membinanya (Syahrianti, H, 2018).

221
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Desa Jayaraga merupakan salah satu desa yang memiliki posyandu yang
dibina oleh instansi lain sebagai mitra,. Posyandu tersebut adalah posyandu
Citra yang berlokasi di RT 04 RW 12. Posyandu Citra merupakan posyandu
bentukan PPM dosen Unpad yang diresmikan pada bulan Oktober 2018.
Dalam pengelolaannya posyandu citra memiliki mitra yaitu Dharma Wanita
Pusat Unpad, Puskesmas Haurpanggung.

Berdasarkan evaluasi selama enam bulan pertama pelayanan posyandu citra


ditemukan kurangnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
kunjungan ke posyandu. Data survey mahasiswa Keperawatan Unpad
Kampus Garut dalam kegiatan pengabdian masyarakat, ditemukan hampir
setengahnya bayi dan balita tidak mengikuti kegiatan posyandu.

Hasil wawancara dengan ketua kader di RW 12 didapatkan bahwa tidak


seluruhnya bayi dan balita datang ke posyandu. Keluarga yang mempunyai
bayi dan balita merasa malas dan enggan untuk mengikuti posyandu. Upaya
untuk mengajak mereka datang ke posyandu selalu diupayakan melalui
pengumuman dan pemberitahuan dari RW.

Berdasarkan permasalahan di atas maka Fakultas Keperawatan Kampus


Garut sebagai inisiator yang membentuk posyandu tersebut tertarik untuk
melaksanakan pengabdian pada masyarakat dengan thema Pengelolaan
Posyandu sebagai upaya meningkatkan kunjungan posyandu di RTT 04 RW
12 Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

Ketidakhadiran ibu balita di posyandu sangat mungkin terjadi seandainya


banyak faktor yang tidak mendukung perilaku ibu untuk datang ke
posyandu. Datangnya ibu balita ke posyandu adalah sebuah perilaku
kesehatan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green
bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh 3 faktor. Factors disposing,
enabling dan reinforcing. Faktor predisposing yang berpengaruh terhadap
terbentuknya perilaku diantaranya adalah pengetahuan, sikap dan nilai
nilai yang dianut di masyarakat. Faktor Enablimg diantaranya adalah sarana
dan akses ke pelayanan kesehatan sedangkan faktor reinforcing adalah
sikap dan perilaku petugas kesehatan dan tokoh masyarakat. Dengan
memperhatikan ketiga faktor tersebut diatas diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan atau pemanfaatan pelayanan posyandu.

2. MASALAH
Hasil survey yang kami lakukan melalui pendekatan dengan sekelompok ibu
yang memiliki bayi, batita, dan balita di RT 04 RW 12 dengan jumlah
responden 24 orang. Nilai persepsi tentang kelengkapan posyandu yaitu 21
Ibu (87,5%) mengatakan perlengkapan posyandu tidak lengkap. Persepsi ibu
tentang fasilitas posyandu yaitu 13 Ibu (54,2%) mengatakan fasilitas di
posyandu kurang. Untuk nilai Motivasi dari 24 responden hanya 10
responden (41,7%) saja yang kurang motivasinya terhadap posyandu. Sikap
ibu untuk membantu posyandu juga kurang dengan frekuensi 14 (58,3%) ibu
yang mengatakan tidak bersedia untuk membantu di posyandu. Sikap ibu
terhadap bantuan dana juga kurang yaitu 17 (70,8%) ibu yang mengatakan
tidak siap untuk menghimpun dana, dan sikap ibu untuk jadi kader

222
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

posyandu pun kurang yaitu 19 (79,2%) ibu tidak siap untuk jadi kader
posyandu.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi ibu terhadap


pelayanan posyandu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ibu mengganggap
bahwa posyandu itu sebagai balai pengobatan layaknya seperti di
Puskesmas. Tetapi kalau dikaitkan dengan teori dan kosnep yang
sebenarnya bahwa. Posyandu yang merupakan pusat kegiatan masyarakat,
dimana masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan.

Disamping itu, posyandu dapat dimanfaatkan sarana untuk tukar pendapat


dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang
duhadapi masyarakat (Depkes RI,2005). Namun masyarakat menganggap
bahwa di posyandu itu akan diberikan obat jika datang ke posyandu.
Pemahaman masyarakat tentang posyandu tersebut perlu diluruskan. Hal
ini dimungkinkan karena faktor pengetahuan masyarakat tentang konsep
posyandu sangat rendah dan belum sesuai dengan konsep yang sebenarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas dapat dianalisis bahwa faktor
yang menjadi penyebab rendahnya kunjungan masyarakat ke posyandu
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat posyandu,
sikap yang kurang mendukung, Kuramgmya motivasi masyarakat untuk
datang dan ikut peran serta dalam kegiatan posyandu.

Upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang posyandu


perlu dilakukan kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui
pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan pelayanan posyandu. Upaya
lain diantaranya meningkatkan motivasi masyarakat melalui pengelolaan
posyandu yang menarik. Selain itu perlu dilakukan kegiatan bersama
masyarakat untuk peduli kepada masalah kesehatan yang ada disekitarnya.
Dengan meningkatnya pengetahuan, motivasi, sikap dan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan posyandu maka diharapkan masyarakat akan
selalu berkunjung ke posyandu yang pada akhirnya akan berdampak pada
meningkatkan kunjungan posyandu.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan kegiatan


pengabdian pada masyarakat dengan melaksanakan pengelolaan posyandu
sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat posyandu Citra
RT 04 RW 12 Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut

223
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Gambar 2.1. Peta Lokasi Posyandu Citra RT 04 RW 12 Desa Jayaraga Garut

3. METODE.
Metode pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah upaya
peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan Posyandu di RT 4 RW
12 Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Bentuk
peningkatan peran serta masyarakat tersebut adalah pelaksanaan
pelayanan Posyandu, olah raga bersama dan kegiatan pendidikan
kesehatan lainnya. Persiapan kegiatan dilaksanakan melalui dua tahap
yaitu persiapan sosial dan persiapan administrasi.

Persiapan sosial dilaksanakan dengan cara mengadakan pertemuan dengan


Kepala Puskesmas Haurpanggung dan Kepala Desa Jayaraga. Kemudian
penulis melakukan survey untuk mengevaluasi pengelolaan pelayanan
posyandu yang selama ini dirasakan. Survey dilakukan kepada pengelola
posyandu dan kepada seluruh ibu yang memiliki anak bayi, balita dan
lansia yang bertempat tinggal di RT 04 RW 12 Desa Jayaraga. Hasil
survey merupakan permasalahan yang harus di atasi sehingga peran serta
masyarakat di posyandu terus meningkat. Permasalahan yang ditemukan
diantaranya adalah pengelolaan posyandu yang kurang maksimal, serta
pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk berperan serta juga rendah.
Hasil survey dibahas dalam rapat evaluasi enam bulan pertama pelayanan
posyandu. Peserta rapat evaluasi tersebut terdiri dari para kader di RW
12, perwakilan Puskesmas Haurpanggung, perwakilan Desa Jayaraga,
dosen pembimbing lapangan dan mahasiswa pelaksana survey.

Persiapan administrasi dimulai dengan menyusun program kerja dan


rincian kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu tim dosen juga
membuat komitmen dengan pada mitra untuk masing masing bertanggung
jawab pada kegiatan tertentu. Puskesmas Haurpanggung akan
menyatukan kegiatan posyandu dengan kegiatan Puskesmas Keliling.
Dharma Wanita Pusat Unpad akan menyiapkam PMT untuk pengunjung
posyandu. BEM Program Bina Desa mengkondisikan pendidikan kesehatan
dan olah raga bersama di posyandu dan Tim dosen sebagai nara sumber
dalam setiap kegiatan serta mengelola posyandu dan sekaligus

224
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

memberikan pelayanan kesehatan kepaada masyarakat agar


kunjungannya terus meningkat. Tim dosen yang melaksanakan PPM ini
mendapat surat tugas dari Kepala Kantor Unpad Kampus Garut.

Persiapan administrasi dimulai dengan menyusun program kerja dan


rincian kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu tim dosen juga
membuat komitmen dengan para mitra untuk masing masing bertanggung
jawab pada kegiatan tertentu. Puskesmas Haurpanggung akan
menyatukan kegiatan posyandu dengan kegiatan Puskesmas Keliling.
Dharma Wanita Pusat Unpad akan menyiapkam PMT untuk pengunjung
posyandu. BEM Program Bina Desa mengkondisikan pendidikan kesehatan
dan olah raga bersama di posyandu dan Tim dosen sebagai nara sumber
dalam setiap kegiatan pengelolaan posyandu. Hasil kegiatan disajikan
dalam bentuk tabel data. Kemudian data dianalisis secara univariat untuk
mengetahui gambaran masing masing kegiatan dalam bentuk distribusi
frekuensi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya pengelolaan posyandu untuk
meningkatkan peran serta masyarakat adalah merupakan hasil kesepakatan
antara Kepala Pukesmas Haurpanggung, Ketua RW 12, RT 04, Kader
Kesehatan, perwakilan Dharma Wanita Pusat Universitas Pajajaran, BEM
Bina Desa, Dosen PPM dan mitra yang terkait dalam kegiatan ini:

Gambar 4.1. Pelaksana Kegiatan Penyuluhan di Posyandu

225
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Gambar 4.2. Diskusi dan tanya jawab tentang materi penyuluhan

Gambar 4.3. Pemeriksaan tekanan darah pada kegiatan posyandu

Kegiatan di RT 04 RW 12 tersebut terprogram sesuai dengan kesepakatan


semua instansi yang terkait. Kegiatan diarahkan untuk bisa meningkatkan
peran serta masyarakat melalui pendidikan kesehatan, senam bersama
dan pelayanan posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Besumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

226
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). Posyandu merupakan
salah satu pelayanan kesehatan terdepan untuk memudahkan masyarakat
memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita.
Keaktifan keluarga dalam setiap posyandu tentu akan berpengaruh pada
status gizi anak balitanya karena salah satu tujuan posyandu adalah
memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan
ibu hamil (Amir, H, 2018).

Melalui kegiatan posyandu peran serta masyarakat dalam bidang


kesehatan akan meningkat. Dalam posyandu bisa dikembangkan kegiatan
lain seperti olah raga bersama, pendidikan kesehatan dan kegiatan
lainnya. Dengan bamayaknya kegiatan di posyadu diharapkan masyarakat
peduli terhadap kesehatannya. Posyandu merupakan pusat kegiatan
masyarakat, dimana masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan. Disamping itu, posyandu dapat
dimanfaatkan sarana untuk tukar pendapat dan pengalaman serta
bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang duhadapi masyarakat
(Sumbi, K., & Firdausi, F.2016).

Untuk mencapai tujuan Posyandu maka sasaran pelayanan kesehatan di


Posyandu adalah sebagai berikut : Bayi berusia kurang dari 1 tahun; Anak
balita usia sampai 5 tahun; Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas, Wanita
Usia Subur. Suatu posyandu seharusnya melayani sekitar 100 balita (120
KK) atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat,
seperti keadaan geografis, jarak antara kelompok rumah, jumlah KK
dalam suatu kelompok dan sebagainya (Saragih, G, 2011).

Menurut Kemenkes (2011), fungsi posyandu yaitu: Sebagai wadah


pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA); Sebagai wadah untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKBA) (PURWATI, E, 2016).

Pelaksanaan kegiatan ini tidak mendapatkan hambatan yang berarti, hal


ini dikarenakan sebelumnya sudah merundingkan kerjasama dan
koordinasi yang baik dengan pihak Puskesmas dan pihak Desa Jayaraga
serta Tokoh masyarakat dan Tokoh agama di wilayah setempat, sehingga
sangat mudah untuk mengerahkan warganya untuk menghadiri dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut tersebut.

227
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

5. SIMPULAN

Berdasarkan dari penyuluhan banyak ibu-ibu yang memahami pentingnya


kedatangan ibu dan anak ke Posyandu untuk mengetahui pertumbungan dan
perkembangan. Dari hasil penyuluhan yang dilakukan dan pengkajian
kebutuhan belajar didapatkan bahwa kebutuhan belajar Ibu-Ibu Rt 04 Rw
12, meliputi perceived needs, unperceived needs, dan misperceived needs.
Pada saat proses penyuluhan ibu-ibu dan anak-anak sangat antusias karena
difasilitasi balon untuk bermain anak supaya anak tidak merasa bosan pada
saat penyuluhan dan ibu-ibu nya juga bisa memeriksakan tekanan dara,
berat badan, dan tinggi badan. Kegiatan penyuluhan berjalan kondusif
karena ibu-ibu memperhatikan materi yang disampaikan dan melalukan
Tanya jawab dengan pemateri. Untuk penyuluhan ke depannya diusahakan
untuk terdapat fasilitas bermain anak-anak supaya ada saat penyampaian
materi tidak ada anak yang menangis dan rewel ingin ke luar ruangan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Amir, H. (2018). Pengaruh Peran Kader Kesehatan Terhadap Peningkatan Status


Gizi Bayi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkub. Paradigma, 6(2).

FAUZI, Gamawan. 2011. Strategi Peningkatan Penimbangan Balita Di Posyandu.


Jakarta : Plt. KEPALA BIRO HUKUM.
https://dokumen.tips/amp/documents/sap-manfaat-posyandu.html

Rokhimawaty, A. (2019). HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN STATUS GIZI


BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUARAN, KOTA
PEKALONGAN (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Jakarta: Kemenkes RI.

Nilawati, S. (2008). Care Yourself. kolesterol. Niaga Swadaya.

Ningsih, S. F. (2012). Hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam


menerapkan toilet training dengan kebiasaan mengompol pada anak usia
prasekolah di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang.

Pitoyo, P., Assery, S., & Widiastuti, N. (2019). PERAN POSYANDU DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA AMPIH
KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN (Doctoral
dissertation, STIE Widya Wiwaha).

Pramono, J. S. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Keluarga


Dengan Perilaku Kunjungan Anak Balita Ke Posyandu. Husada Mahakam:
Jurnal Kesehatan, 3(4), 183-191.

Purwati, E. (2016). Hubungan Pekerjaan, Pengetahuan, Pendidikan Dan Usia


Balita Dengan Keaktifan Ibu Berkunjung Ke Posyandu (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

228
Oktober [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2020 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 220-229

Reihana, R., & Duarsa, A. B. S. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan


partisipasi ibu untuk menimbang balita ke posyandu. YARSI Medical
Journal, 20(3), 143-157.

Rosidin, U., Eriyani, T., & Sumarna, U. (2018). PEMBENTUKAN PELAYANAN


POSYANDU CITRA RT 4/12 KAMPUNG JEMBATAN BARU DESA JAYARAGA
TAROGONG KIDUL GARUT. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(5),
398-341.

Saragih, G. (2011). Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Bayi Di Desa


Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008.

Sumbi, K., & Firdausi, F. (2016). Analisis Pembangunan Berbasis Masyarakat


dalam Pengembangan Sumber Daya Masyarakat. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, 5(2).

Syahrianti, H. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN


FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LOMBAKASIH KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018 (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).

Yunita, F. A., & Sutisna, A. E. N. Y. E. (2016). MODEL PEMBERDAYAAN BIDANG


KESEHATAN PADA PROGRAM POSYANDU DI KABUPATEN
KARANGANYAR. Jurnal Placentum, 4(1).

Yuryanti. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Kunjungan


Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Muka Kuning Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Pancur Kota Batam Tahun 2010. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

229

Anda mungkin juga menyukai