KELOMPOK 1
KELOMPOK 1:
Anisa Putri Andini (18210100001)
Asarya Eleuwjaan (18210000008)
Lusi Sumiati A.L (18210000039)
Novy Tri H (18210000044)
Nur Sina Besan (18210000002)
Syifa Wulandari (18210100005)
Widiawati (18210000044)
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................6
D. Manfaat...........................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu didalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang
serupa (Wanger, 2002). Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau
agregat dan masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagau suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (Public Health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).
Berdasarkan hakikat manusia, maka keperawatan memandang manusia
sebagai makhluk yang holistic yang terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosiologis,
kultural, dan spiritual. Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu aspek
diatas akan menyebabkan ketidaksejahteraan atau kondisi tidak sehat (Padila, 2013).
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memrangi HIV-
AIDS, TB, dan Malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait langsung yaitu
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Definisi keperawatan komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu
sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan
komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah
individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita
penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih
Dwi Ariani, 2015).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan
oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American
Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan
komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi
& Makhfudli, 2010).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
4
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa
penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pendekatan
pemecahan masalah kesehatan menggunakan proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan
tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau
masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang
mampu:
1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan
sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari
luar
3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara social.
c. Kerja sama (partner ship)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat
Keterangan Huruf:
A= sesuai dengan peran CHN
B=sesuai dengan program pemerintah
C=sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D= Risiko terjadi
E= Risiko parah
F= Minat masyarakat
G= kemudahan untuk diatasi
H= tempat
I= dana
10
J= Waktu
K= fasilitas
L= petugas
Keterangan angka:
1=Sangat rendah
2= Rendah
3= Cukup
4=Tinggi
5=Sangat tinggi
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang
cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,
pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas
(penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi
intervensi dan rencana evaluasi.
4. Pelaksanaan (implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit.
Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini
dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan
inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia
bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
11
12
13
DO:
- Berdasarkan hasil kuesioner dari
25 responden didapatkan hasil 13
responden (52%) mendapatkan
hasil pengetahuan rendah
2 DS :
- Berdasarkan data dari hasil
wawancara responden
mengatakan tidak patuh dalam
mengkonsumsi obat hipertensi,
pola makan yang tidak di kontrol,
tidak rutin mengecek
Kesehatan/tekanan darah dan pola
hidup
DO: Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
- Berdasarkan hasil pengkajian
perilaku terhadap 25 responden
didapatkan hasil 13 responden
(52%) mendapatkan hasil
perilaku rendah.
- Berdasarkan hasil pengkajian
perilaku terhadap 25 responden
didapatkan hasil kepatuhan
minum obat secara tidak teratur
sebanyak 21 orang (84%), rutin
minum obat hanya 4 orang (16%).
14
3 DS:
- Berdasarkan data dari hasil
wawancara dengan masyarakat
dewasa mengatakan sikap
masyarakat di RW 04 terhadap
menyikapi penyakit hipertensi
kurang terkontrol
DO: Manajemen Kesehatan tidak efektif
- Berdasarkan hasil pengkajian
sikap terhadap 25 responden
dewasa di RW 4 mendapatkan
hasil 40% kategori tinggi dan
60% kategori rendah
15
A. Membuat perencanaan
kebiasaan (08:00
(Senam 09:00)
hipertensi
Bersama warga
yang menderita
hipertensi)
4. Demontrasi - Annisa
mengenai Rabu Ruang Iuran - Ira
pembuatan terapi (15 30- 16 serbaguna anggota
herbal non 30) kelompok
farmakologis
untuk
mengontrol
hipertensi (jus
belimbing, jus
mentimun)
3 Manajemen Diharapkan sikap 1. Penyuluhan Masyarakat posbindu - Lusi
Kesehatan tidak responden meningkat tentang pola hidup dengan - Elis
efektif 100% dan sehat bagi hipertensi
menerapkan nya penderita
dalam kehidupan hipertensi
sehari hari 2. Pemeriksaan
tekanan darah
secara rutin
18
KEPERAWATAN
Ancaman : Kemungkinan
prilaku berubah lagi bila tidak
di ingatkan dan di kontrol
2. Memberikan Jumlah peserta yang hadir 18 orang Kekuatan : Rasa ingin tahu
Penkes tentang Hasil yang di capai : peserta mulai mengetahui faktorpeserta sangat antusias
faktor resiko yang resiko dari hipertensi, mampu menyebutkan faktor apa Kelemahan : tidak semua
dapat saja yang mempengaruhi hipertensi peserta mampu mengingat
mempengaruhi Sebanyak 10 – 12 orang dapat menyebutkan faktor faktor resiko hipertensi
Kesehatan resiko hipertensi setelah di berikan edukasi (60%) Kesempatan : kemungkinan
menghindari faktor resiko
hipertensi dapat dilakukan
Ancaman : Sebagian besar
peserta menyukai ikan asin.
3. Membentuk Total peserta 18 orang Kekuatan : Peserta antusias
kebiasaan Hasil yang di capai : peserta mengatakan setelah dengan senam hipertensi
melakukan senam dilakukan senam hipertensi badan lebih segar dan Kelemahan : jadwal yang
hipertensi tekanan darah menjadi terkontrol / mengalami terbatas dan gerakan senam
penurunan setelah dilakukannya senam yang banyak
Peserta yang mengikuti senam hipertensi sebanyak 80%
dari total peserta yang diundang
21
PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian di wilayah rw 04 kelurahan cibogor kecamatan bogor tengah
kota bogor dengan pengambilan sampel sebanyak 25 KK dengan teknik
pengambilan questioner dan musyawarah masyarkat desa. didapatkan masalah
yang terjadi di wilayah rw 04 kelurahan cibogor kecamatan bogor tengah kota
bogor yaitu: Hipertensi dengan minum obat tidak teratur.
Masalah kondisi kesehatan di masyarakat binaan rw 04 kelurahan cibogor
kecamatan bogor tengah kota bogor memang merupakan karakteristik masalah
kesehatan yang banyak dijumpai pada masyarakat, yaitu kurangnya pengetahuan
masyarakat
dan belum adanya kesadaran mereka yang menyebabkan masalah ini selalu ada. Je
nis penykit terbanyak adalah hipertensi dan beberapa penyakit penyerta lainnya
2. Masalah keperawatan
Berdasarkan hasil survei kesehatan masyarakat Desa bogor rw 4 tanggal 18 juni
2022, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Kurang pengetahuan tentang
penyakit, Perilaku Kesehatan cenderung beresiko, Manajemen Kesehatan tidak
efektif.
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit di rw 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor dengan angka kejadian pengetahuan tentang
hipertensi (53 %)
2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko di RW 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor dengan dengan angka kejadian perilaku terhadap
hipertensi. Hasil perilaku rendah didapatkan (52%). Hasil kepatuhan minum
obat secara tidak teratur (84%), rutin minum obat (16%).
3. Manajemen Kesehatan tidak efektif di RW 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor. Berdasarkan hasil pengkajian sikap terhadap 25
responden dewasa di RW 4 mendapatkan hasil 40% kategori tinggi dan 60%
kategori rendah.
23
24
3. Perencanaan
Dari beberapa diagnosa yang muncul, selanjutnya merencanakan tindakan
keperawatan sebgai berikut:
1. Diagnosa I: Kurang pengetahuan tentang penyakit
a. Tujuan:
1) Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hipertensi
2) Memberikan pengertian pada masyarakat terkususnya pada penderita
penyakit hipertensi tentang penting-Nya mengukur tekanan darah
secara rutin.
b. Intervensi
1) Buat grup wa pengidap hipertensi pada dewasa
2) Lakukan edukasi terhadap masyarakat yang mengidap hipertensi
berupa pengetahuan tentang hipertensi.
2. Diagnosa II: Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
a. Tujuan:
1) Menurunkan angka kejadian pada penyakit hipertensi
2) Meningkatkan pengetahuan dan cara mencegah terjadinya hipertensi
b. Intervensi
1) Berikan penkes tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2) Penkes tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
3) Membentuk masyarakat agar menjadi kebiasaan (Senam hipertensi
Bersama warga yang menderita hipertensi)
4) Demontrasi mengenai pembuatan terapi herbal non farmakologis untuk
mengontrol hipertensi (jus belimbing, jus mentimun)
3. Diagnos III: Manajemen Kesehatan tidak efektif
a. Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup bersih pada hipertensi
2) Memberikan pengertian pada masyarakat terkususnya pada penderita
penyakit hipertensi tentang penting-Nya mengukur tekanan darah
secara rutin
b. Intervensi
1) Penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi penderita hipertensi
2) Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
25
4. Implementasi
Tahap Implementasi merupakan realisasi dari rencana asuhan keperawatan
komunitas yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung pada
kelompok khusus masyarakat lansia yang menderita hipertensi. Pada umumnya tindakan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan,
pengetahan, sikap, dan tindakan untuk mencegah penyakit Hipertensi. Pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Sehingga di harapkan mampu
membantu meningkatkan kesehatan pada kelompok khusus masyarakat lansia yang
menderita hipertensi.
Dapat diketahi bahwa Kegiatan yang sudah terlaksana dan berjalan dengan baik di
wilayah rw 04 kelurahan cibogor yaitu:
a. Membuat grup WA pengidap hipertensi pada agregat dewasa
b. Melakukan edukasi terhadap masyarakat yang mengidap hipertensi berupa
pengetahuan tentang hipertensi
c. Memberikan penkes tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d. Memberikan Penkes tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
e. Membentuk kebiasaan melakukan senam hipertensi
f. Demontrasi mengenai pembuatan terapi herbal non farmakologis untuk
mengontrol hipertensi (jus belimbing, jus mentimun)
g. Penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi penderita hipertensi
h. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
5. Evaluasi
Ada dua evaluasi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan dari hasil
penyuluhan maupun kegiatan lainnya maka digunakan evaluasi formatif
dan sumatif, dimana untuk kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
dilakukan evaluasi formatif sedangkan untuk kegiatan yang mengharapkan
perubahan perilaku (psikomotor) dilakukan evaluasi sumatif.
Secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa berhasil, akan tetapi ada sebagian rencana yang mengalami perubahan
dikarenakan banyak kendala yang dihadapi sehingga pelaksanaannya
sempat tertunda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).
Kami melakukan pengkajian yaitu dengan cara tanya jawab dan tensi darah,
dengan responden sebanyak 25 responden dengan bantuan kader pobindu secara dor
to dor pada tanggal 21 juni 2022 dengan menetapkan masalah yang akan di angkat
adalah tentang hipertensi dewasa. Dengan menetpakn maslah kurang pengetahuan
tentang penyakit hipertensi, Perilaku Kesehatan cenderung beresiko, dan Manajemen
Kesehatan tidak efektif. Dengan melakukan implementasi sesuai poa yang kami buat
yaitu: membuat grup whatsapp penderita hiperensi, melakukan penyukuhan tentang
hipertensi, melakukan senam bersama tentang senam hipertensi, serta penyukuhan
obat komplementer jus timun buat penderita hipertensi. 60% target tercapai karena di
dukung oleh antusias warga RW 4 untuk mengikuti acara, di dukung oleh para RT
dan RW yang aktif membantu mensosialisasikan ke warga, serta adanya fasilitas
fasilitas umum seperti ruang serbaguna, lapangan, dan posbindu. Dan beberapa factor
penghambat antara lain adalah: ada beberapa warga yang tidak hadir arena ada
kesibukn lain, berbarengan dengan acara rutin yang biasa di lakukan misalkan
pengajian ibu-ibu dan cuaca yang tidak menentu
B. Saran
1. Buat para kader ibu RT dan RW di sarankan melanjutkan program yang sudah
kami bentuk untuk pengawasan dan komunikasi agregat hipertensi.
2. Buat para warga dengan hipertensi diharapkan lebih patuh dan disiplin minum
obat anti hipertensi.
3. Diharapkan Senam hipertensi menjadi program tetap untuk RW 04
26
LAMPIRAN
27