Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KELOMPOK STASE KOMUNITAS

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI


DENGAN MASALAH HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DEWASA
DI RW 04 KELURAHAN CIBOGOR KECAMATAN BOGOR TENGAH
KOTA BOGOR

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
LAPORAN KELOMPOK STASE KOMUNITAS

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI


DENGAN MASALAH HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DEWASA
DI RW 04 KELURAHAN CIBOGOR KECAMATAN BOGOR TENGAH
KOTA BOGOR

KELOMPOK 1:
Anisa Putri Andini (18210100001)
Asarya Eleuwjaan (18210000008)
Lusi Sumiati A.L (18210000039)
Novy Tri H (18210000044)
Nur Sina Besan (18210000002)
Syifa Wulandari (18210100005)
Widiawati (18210000044)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah dan karunia-Nya Laporan dengan judul
Laporan Kelompok Stase Komunitas Di RW 04 Keluarahan Cibogor Kecamatan Bogor
Tengah Kota Bogor. Dimana mengambil agregat dewasa dengan hipertensi dapat kami
selesaikan tepat waktu dan segala hambatan serta rintangan dalam penyusunan makalah ini
dapat terlewati dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada:

1. Ns. Ahmad Rizal, S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing


2. Ketua RW 04 Kelurahan Cibogor
3. Ketua RT 1,2,3,4, dan 5 Kelurahan Cibogor
4. Semua responden di lingkungan RW 04 Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor
Tengah Kota Bogor
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum sempurna, maka
penulis mengharapkan kritis dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin

Bogor, 13 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................6
D. Manfaat...........................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu didalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang
serupa (Wanger, 2002). Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau
agregat dan masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagau suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (Public Health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).
Berdasarkan hakikat manusia, maka keperawatan memandang manusia
sebagai makhluk yang holistic yang terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosiologis,
kultural, dan spiritual. Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu aspek
diatas akan menyebabkan ketidaksejahteraan atau kondisi tidak sehat (Padila, 2013).
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memrangi HIV-
AIDS, TB, dan Malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait langsung yaitu

1
2

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan


pemberdayaan perempuan (Dinkes Jatim, 2010).
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari
140 mmHg dan atau diastolic lebih dari 90 mmHg (La Ode, 2012). Menurut data dari
riset kesehatan dasar tahun 2007, di dapatkan bahwa 31,7% orang dewasa mengalami
hipertensi. Hal ini berarti 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia pada waktu itu
mengalami hipertensi (Kemenkes RI, 2016). Terdapat peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2008-2009 terhadap kejadian hipertensi baik di rumah sakit,
maupun di puskesmas (Dinkes Jatim, 2010).
Hal ini telah menjadi permasalahan kesehatan dan mengancam pertumbuhan
ekonomi nasional karena tingginya beban pembiayaan kesehatan yang harus
dikeluarkan. Salah satu strategi pengendaliannya adalah dengan meningkatkan peran
puskesmas dalam upaya kesehatan masyarakat yang berorientasi kepada promotif dan
preventif dengan menjadikan masyarakat sebagai sasaran, target, agen pengubah,
sekaligus sumber daya (Kemenkes, 2014).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu “Bagaimana hasil pengkajian pada agregat dewasa dengan
hipertensi di RW 04 Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan teori pengkajian keperawatan komunitas dengan baik di RW
04 Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data pada komunitas agregat dewasa dengan
hipertensi
b. Memberikan gambaran masalah kesehatan yang terjadi di RW 04 Kelurahan
Cibogor Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor
c. Memenuhi tugas dari stase keperawatan komunitas
D. Manfaat
1. Untuk responden
Dapat menambah pengetahuan tentang penyakitnya dan melakukan pemeriksaan
tekanan darah
2. Untuk kader
Dapat mengetahui prioritas masalah di lingkungannya
3. Untuk penulis
Dapat mengetahui masalah prirotas di wilayah kerjanya dan terpenuhinya tugas
stase komunitas
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Definisi keperawatan komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu
sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan
komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah
individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita
penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih
Dwi Ariani, 2015).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan
oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American
Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan
komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi
& Makhfudli, 2010).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
4

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public


Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori
keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas. Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik yang
dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan
mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang
dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian,
jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti diaplikasikan
dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi
kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan dipandu dengan metode
epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi, advokasi pada penyedia
layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi kebutuhan layanan yang
dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau ketentuan langsung
pelayanan.
2. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
Kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
5

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami


b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan
secara mandiri (self care)
3. Sasaran keperawatan komunitas
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan
pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajad kesehatannya.
4. Sasaran keperawatan Kesehatan komunitas (Depkes, 2006)
a. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam
Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
b. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan
prioritas:
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
c. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam
suatu institusi.
6

1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara


lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
2) Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok
pekerja informal.
3) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas).
d. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko
tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada Masyarakat
di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
5. Pelayanan keperawatan Kesehatan komunitas
Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat
diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home
care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang mempunyai resiko tinggi masalah Kesehatan.
c. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi,
guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program screening
kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan
d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor,
home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk
7

keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah


raga dan penanganan perokok serta pengawasan makanan.
e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,
dan mental.
f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah
pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut
dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda,
dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas).
h. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi
1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga
mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.
6. Strategi intervensi keperawatan komunitas
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh
pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi upaya penanganan
8

atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa
penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pendekatan
pemecahan masalah kesehatan menggunakan proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan
tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau
masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang
mampu:
1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan
sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari
luar
3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara social.
c. Kerja sama (partner ship)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat

B. Asuhan Keperawatan Komunitas


Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan
masalah kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian,
9

analisa dan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi:


1. Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan
negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi
untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman (Anderson and
Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, populasi, nilai keyakinan dan
riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang
terdiri dari lingkungan fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan
transportasi, politik pemerintahan, kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung,
data statistik, angket dan wawancara.
2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar
stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam
masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau
masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari
masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersifat
aktual, ancaman dan potensial.
Prioritas Masalah Komunitas (Ekasari, 2006)
No Masalah A B C D E F G H I J K L
Kesehatan

Keterangan Huruf:
A= sesuai dengan peran CHN
B=sesuai dengan program pemerintah
C=sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D= Risiko terjadi
E= Risiko parah
F= Minat masyarakat
G= kemudahan untuk diatasi
H= tempat
I= dana
10

J= Waktu
K= fasilitas
L= petugas
Keterangan angka:
1=Sangat rendah
2= Rendah
3= Cukup
4=Tinggi
5=Sangat tinggi
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang
cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,
pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas
(penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi
intervensi dan rencana evaluasi.
4. Pelaksanaan (implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit.
Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini
dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan
inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia
bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
11

Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada


pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
5. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi
data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan.
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Persiapan
Sebelum melakukan pengkajian untuk menegakan masalah keperawatan, mahasiswa
membuat wawancara dengan posbindu RT 04 terlebih dahulu, setelah itu pada
tanggal 20-juni 2022 mahasiswa menyebar questioner kepada responden untuk
mengisinya dengan bantu kader posbindu secara dor to dor.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan Tanya jawab dan tensi darah, dengan responden
sebanyak 25 responden dengan bantuan kader pobindu secara dor to dor pada tanggal
21 juni 2022. Dari hasil pengkajian masyarakat dewasa perempuan dan deawasa laki-
laki mengeluh pusing, sakit kepala, tetatapi tidak mengkonsumsi obat yang sudah di
anjurkan oleh dokter, masyarakat perempuan sebagian mengatakan belum tau obat
herbal yang bisa menurunkan hipertensi. Belum pernah tau tentang senam hipertensi,
masyarakat mengatakan ada yg sudah tau tentang buah yang bisa menurunkan
hipertensi hanya sja di konsumsi makan biasa tanpa di buata jus, dan responden
dewasa juga kurang rutin periksa ke dokter, hanya saja beli obat diwarung, tanpa
anjuran dokter. Berdasarkan tabulasi pengkajian tersebut, mahasiswa menetapkan
masalah yang akan di angkat adalah tentang hipertensi dewasa.

12
13

C. Menetapkan masalah keperawatan


ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS :
- Berdasarkan data dari hasil
wawancana dengan kader
posbindu RW 4 mengatakan
bahwa dari yang terdata yang
mengunjungi posbindu 70%
masyarakat dewasa mengidap
hipertensi
- Bersadarkan hasil wawancara
mengatakan tidak mengetahui Kurang pengetahuan tentang penyakit
penyebab, efek samping,
komplikasi dan cara penanganan
dari hipertensi.

DO:
- Berdasarkan hasil kuesioner dari
25 responden didapatkan hasil 13
responden (52%) mendapatkan
hasil pengetahuan rendah

2 DS :
- Berdasarkan data dari hasil
wawancara responden
mengatakan tidak patuh dalam
mengkonsumsi obat hipertensi,
pola makan yang tidak di kontrol,
tidak rutin mengecek
Kesehatan/tekanan darah dan pola
hidup
DO: Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
- Berdasarkan hasil pengkajian
perilaku terhadap 25 responden
didapatkan hasil 13 responden
(52%) mendapatkan hasil
perilaku rendah.
- Berdasarkan hasil pengkajian
perilaku terhadap 25 responden
didapatkan hasil kepatuhan
minum obat secara tidak teratur
sebanyak 21 orang (84%), rutin
minum obat hanya 4 orang (16%).
14

3 DS:
- Berdasarkan data dari hasil
wawancara dengan masyarakat
dewasa mengatakan sikap
masyarakat di RW 04 terhadap
menyikapi penyakit hipertensi
kurang terkontrol
DO: Manajemen Kesehatan tidak efektif
- Berdasarkan hasil pengkajian
sikap terhadap 25 responden
dewasa di RW 4 mendapatkan
hasil 40% kategori tinggi dan
60% kategori rendah
15

PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


No Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
kesehatan
1 Kurang 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 32 1
pengetahuan
2 Perilaku 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 29 3
Kesehatan
cenderung
beresiko
3 Manajemen 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 30 2
Kesehatan
tidak efektif
Keterangan pembobotan:
1. Sangat rendah A. Resiko terjadi G. Tempat
2. Rendah B. Resiko parah H. Waktu
3. Cukup C. potensial untuk Pendidikan kesehatan I. Dana
4. Tinggi D. Minat masyarakat J. Fasilitas kesehatan
5. Sangat tinggi E. Mungkin diatasi K. Sumber daya
F. Sesuai dengan pemerintah
16

A. Membuat perencanaan

PLANING OF ACTION HIPERTENSI


No Masalah Tujuan Rencana kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ
1 Kurang Setelah diberikan 1. Buat grup wa Masyarakat Jum,at Lapangan Uang kas - Widiawati
pengetahuan edukasi diharapkan pengidap dengan 01/06/22 - Siti irawati
tentang penyakit pengetahuan hipertensi pada hipertensi (09:0010:00)
hipertensi responden dapat dewasa
meningkat 100% 2. Lakukan edukasi
terhadap
masyarakat yang
mengidap
hipertensi
berupa
pengetahuan
tentang
hipertensi
2 Perilaku Diharapkan perilaku 1. Berikan penkes Masyarakat
Kesehatan responden meningkat tentang perilaku dengan Senin
cenderung 100% dan konsisten hidup bersih dan hipertensi 04/06/2022 lapangan Uang kas Lusi S
beresiko sehat (PHBS) (09:00 Widiawati
2. Penkes tentang 10:00)
faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
3. Membentuk - Novy tri
masyarakat agar Senin Lapangan Uang kas - Lia
menjadi 04/06/2022
17

kebiasaan (08:00
(Senam 09:00)
hipertensi
Bersama warga
yang menderita
hipertensi)
4. Demontrasi - Annisa
mengenai Rabu Ruang Iuran - Ira
pembuatan terapi (15 30- 16 serbaguna anggota
herbal non 30) kelompok
farmakologis
untuk
mengontrol
hipertensi (jus
belimbing, jus
mentimun)
3 Manajemen Diharapkan sikap 1. Penyuluhan Masyarakat posbindu - Lusi
Kesehatan tidak responden meningkat tentang pola hidup dengan - Elis
efektif 100% dan sehat bagi hipertensi
menerapkan nya penderita
dalam kehidupan hipertensi
sehari hari 2. Pemeriksaan
tekanan darah
secara rutin
18

B. Pelaksanaan dan Evaluasi


FORMAT EVALUASI KEGIATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. MASALAH KEGIATAN EVALUASI ANALISA


KEPERAWATAN
1 Kurang pengetahuan 1. Membuat grup  Pesera yang masuk group 18 orang yang aktif Kekuatan: Memudahkan
tentang penyakit WA pengidap selebihnya tidak masuk group wa tapi wapri karena melakukan komunikasi antar
hipertensi hipertensi pada merasa banyak group WA. penderita hipertensi dan juga
agregat dewasa  Hasil yang dicapai: Peserta dalam group aktif untuk kader di lingkungan RT dan
saling interaksi ataupun berkonsultasi serta saling RW.
mengingatkan untuk jadwal pemberin obat atau Kelemahan : Kurang leluasa
minum obat dan juga aktif memberikan informasi untuk mengemukakan pendapat,
untuk acara yang akan dilaksanakan, peserta yang ada Kesempatan : Komunikasi
dalam group lebih mudah mendapatkan informasi terbuka untuk siapa saja, dapat
seputar hipertensi. dilakukan kapan saja.
 Total peserta dalam group ada 18 orang dari 25 Ancaman : informasi tumpang
responden, mencapai 70 % dari total responden. tindih
2. Melakukan  Jumlah peserta yang mengikuti edukasi sebanyak 18 Kekuatan : peserta antusias
edukasi terhadap orang. untuk mendapatkan informasi
masyarakat yang  Hasil yang di capai setelah dilakukan pendidikan mengenai hipertensi
mengidap kesehatan tentang hipertensi peserta mampu Kelemahan : karena waktu yang
hipertensi berupa mengetahui dan mnyebutkan kembali: singkat
pengetahuan - apa itu hipertensi
tentang - penyebab hipertensi
hipertensi  akibat hipertensi
19

No. MASALAH KEGIATAN EVALUASI ANALISA


KEPERAWATAN
- Komplikasi pada hipertensi Informasi yang disampaikan
- Cara minum obat yang baik dan benar masih terbatas.
- Makanan yang dihindari dan di anjurkan Kesempatan : Peserta bebas
 Dari total responden yang memiliki pengetahuan mengungkapkan rasa ingin
rendah 53 % sedangkan yang pengetahuannya tinggi tahunya dan bebas bertanya
sebanyak 47 %. Setelah dilakukan edukasi Ancaman :
pengetahuan yang tinggi mencapai 80%, mengalami
peningkatan yang sigifikan
2 Perilaku Kesehatan 1. Memberikan  Jumlah peserta yang hadir sebanyak 18 orang Kekuatan : Ada keinginan
cenderung beresiko penkes tentang  Hasil yang dicapai : dari peserta yang mengikuti responden untuk mengubah
perilaku hidup pendidikan kesehatan mengatakan mulai tahu makanan prilaku hidup sehat
bersih dan sehat apa saja yang perlu dihindari Kelemahan : Harus selalu
(PHBS Aktifitas apa saja yang harus dilakukan seperti olah dengan pengawasan atau
raga atau senam dengan kontrol
Beberapa peserta mulai menguragi klopi dan garam Kesempatan : responden
juga makanan bersantan memiliki peluang untuk
 Sebanyak 60 % dari responden mulai merubah pola merubah prilakunya setelah
makannya terutama mengurangi konsumsi garam diberikan penkes

No. MASALAH KEGIATAN EVALUASI ANALISA


20

KEPERAWATAN
Ancaman : Kemungkinan
prilaku berubah lagi bila tidak
di ingatkan dan di kontrol
2. Memberikan  Jumlah peserta yang hadir 18 orang Kekuatan : Rasa ingin tahu
Penkes tentang  Hasil yang di capai : peserta mulai mengetahui faktorpeserta sangat antusias
faktor resiko yang resiko dari hipertensi, mampu menyebutkan faktor apa Kelemahan : tidak semua
dapat saja yang mempengaruhi hipertensi peserta mampu mengingat
mempengaruhi  Sebanyak 10 – 12 orang dapat menyebutkan faktor faktor resiko hipertensi
Kesehatan resiko hipertensi setelah di berikan edukasi (60%) Kesempatan : kemungkinan
menghindari faktor resiko
hipertensi dapat dilakukan
Ancaman : Sebagian besar
peserta menyukai ikan asin.
3. Membentuk  Total peserta 18 orang Kekuatan : Peserta antusias
kebiasaan  Hasil yang di capai : peserta mengatakan setelah dengan senam hipertensi
melakukan senam dilakukan senam hipertensi badan lebih segar dan Kelemahan : jadwal yang
hipertensi tekanan darah menjadi terkontrol / mengalami terbatas dan gerakan senam
penurunan setelah dilakukannya senam yang banyak
 Peserta yang mengikuti senam hipertensi sebanyak 80%
dari total peserta yang diundang
21

No. MASALAH KEGIATAN EVALUASI ANALISA


KEPERAWATAN
Kesempatan : RW 4 memiliki
intrukstur senam jadi senam
bisa dilanjutkan dibantu
instruktur senam
Ancaman : Keterbatasan waktu

4. Demontrasi  Jumlah peserta yang hadir 11 orang Kekuatan : peserta mau


mengenai  Hasil yang di capai : Peserta mampu menjelaskan mencoba membuat juice
pembuatan terapi kembali cara membuat juice mentimun, peserta mampu Kelemahan : tidak semua
herbal non menyebutkan langkah membuat juice, peserta mampu peserta mau membuat juice
farmakologis menyebutkan manfaat serta kandungan juice. Kesempatan : bahan mudah
untuk mengontrol Peserta yang ada di WA group mau mepraktekan dan didapat dan murah
minum juice timun di rumah. Sekitar 7 peserta masih memungkinkan peserta
hipertensi (jus
melanjutkan membuat mentimun di rumah memilihnya sebagai terapi
belimbing, jus
 Peserta yang mengikuti kegiatan demonstrasi 9 dari komplementer
mentimun) Ancaman : -
peserta mampu mengikuti dengan baik dan dapat
menyebutkan cara membuat juice dengan benar.
3 Manajemen 1. Penyuluhan  Jumlah peserta 18 orang Kekuatan : peserta saling
Kesehatan tidak tentang pola  Hasil yang di capai : responden mengetahui cara hidup mendukung
efektif hidup sehat bagi sehat, responden mulai menerpkan pola hidup sehat Kelemahan : pola kebiasaan
penderita dalam kehidupan kesehariannya hidup dalam keluarga perlu
hipertensi  70% responden mulai menerapkan pola hidup sehat waktu berubah
22

No. MASALAH KEGIATAN EVALUASI ANALISA


KEPERAWATAN
Kesempatan : pendidikan
kesehatan bisa di teruskan oleh
kader di wilayah
Ancaman : -
2. Pemeriksaan  Jumlah peserta awal kegiatan 25 orang Kekuatan : Peserta antusias
tekanan darah  Jumlah peserta kegitan ke 2 sebanyak 18 orang Kelemahan : waktu bertepatan
secara rutin  Jumlah peseta kegiatan ke 3 sebanyak 11 orang dengan pengajian
 Jumlah pesrta evaluasi sebanyak 15 orang Kesempatan : bisa di ganti
 Hasil yang di peroleh sebanyak 70 % peserta yang di waktu yang lain
evaluasi mengalami penurunan signifikan Ancaman : -

Rencana Tindak Lanjut


1. WA group hipertensi dilanjutkn untuk saling mengingatkan jadwal kepatuhan minum obat
2. Senam hipertensi dijadwalkan 1-2 kali dalam seminggu oleh intruktur senam dan untuk yang belum mengikuti bisa ikut serta
3. Memanfaatkan obat non farmakologis juice mentimun untuk sebagai alternatif
4. Kontrol tekanan darah ke posbindu atau fasilitas kesehatan terdekat sebulan sekali
BAB VI

PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian di wilayah rw 04 kelurahan cibogor kecamatan bogor tengah
kota bogor dengan pengambilan sampel sebanyak 25 KK dengan teknik
pengambilan questioner dan musyawarah masyarkat desa. didapatkan masalah
yang terjadi di wilayah rw 04 kelurahan cibogor kecamatan bogor tengah kota
bogor yaitu: Hipertensi dengan minum obat tidak teratur.
Masalah kondisi kesehatan di masyarakat binaan rw 04 kelurahan cibogor
kecamatan bogor tengah kota bogor memang merupakan karakteristik masalah
kesehatan yang banyak dijumpai pada masyarakat, yaitu kurangnya pengetahuan
masyarakat
dan belum adanya kesadaran mereka yang menyebabkan masalah ini selalu ada. Je
nis penykit terbanyak adalah hipertensi dan beberapa penyakit penyerta lainnya
2. Masalah keperawatan
Berdasarkan hasil survei kesehatan masyarakat Desa bogor rw 4 tanggal 18 juni
2022, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Kurang pengetahuan tentang
penyakit, Perilaku Kesehatan cenderung beresiko, Manajemen Kesehatan tidak
efektif.
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit di rw 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor dengan angka kejadian pengetahuan tentang
hipertensi (53 %)
2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko di RW 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor dengan dengan angka kejadian perilaku terhadap
hipertensi. Hasil perilaku rendah didapatkan (52%). Hasil kepatuhan minum
obat secara tidak teratur (84%), rutin minum obat (16%).
3. Manajemen Kesehatan tidak efektif di RW 04 kelurahan cibogor kecamatan
bogor tengah kota bogor. Berdasarkan hasil pengkajian sikap terhadap 25
responden dewasa di RW 4 mendapatkan hasil 40% kategori tinggi dan 60%
kategori rendah.

23
24

3. Perencanaan
Dari beberapa diagnosa yang muncul, selanjutnya merencanakan tindakan
keperawatan sebgai berikut:
1. Diagnosa I: Kurang pengetahuan tentang penyakit
a. Tujuan:
1) Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hipertensi
2) Memberikan pengertian pada masyarakat terkususnya pada penderita
penyakit hipertensi tentang penting-Nya mengukur tekanan darah
secara rutin.
b. Intervensi
1) Buat grup wa pengidap hipertensi pada dewasa
2) Lakukan edukasi terhadap masyarakat yang mengidap hipertensi
berupa pengetahuan tentang hipertensi.
2. Diagnosa II: Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
a. Tujuan:
1) Menurunkan angka kejadian pada penyakit hipertensi
2) Meningkatkan pengetahuan dan cara mencegah terjadinya hipertensi
b. Intervensi
1) Berikan penkes tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2) Penkes tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
3) Membentuk masyarakat agar menjadi kebiasaan (Senam hipertensi
Bersama warga yang menderita hipertensi)
4) Demontrasi mengenai pembuatan terapi herbal non farmakologis untuk
mengontrol hipertensi (jus belimbing, jus mentimun)
3. Diagnos III: Manajemen Kesehatan tidak efektif
a. Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup bersih pada hipertensi
2) Memberikan pengertian pada masyarakat terkususnya pada penderita
penyakit hipertensi tentang penting-Nya mengukur tekanan darah
secara rutin
b. Intervensi
1) Penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi penderita hipertensi
2) Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
25

4. Implementasi
Tahap Implementasi merupakan realisasi dari rencana asuhan keperawatan
komunitas yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung pada
kelompok khusus masyarakat lansia yang menderita hipertensi. Pada umumnya tindakan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan,
pengetahan, sikap, dan tindakan untuk mencegah penyakit Hipertensi. Pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Sehingga di harapkan mampu
membantu meningkatkan kesehatan pada kelompok khusus masyarakat lansia yang
menderita hipertensi.
Dapat diketahi bahwa Kegiatan yang sudah terlaksana dan berjalan dengan baik di
wilayah rw 04 kelurahan cibogor yaitu:
a. Membuat grup WA pengidap hipertensi pada agregat dewasa
b. Melakukan edukasi terhadap masyarakat yang mengidap hipertensi berupa
pengetahuan tentang hipertensi
c. Memberikan penkes tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d. Memberikan Penkes tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
e. Membentuk kebiasaan melakukan senam hipertensi
f. Demontrasi mengenai pembuatan terapi herbal non farmakologis untuk
mengontrol hipertensi (jus belimbing, jus mentimun)
g. Penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi penderita hipertensi
h. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
5. Evaluasi
Ada dua evaluasi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan dari hasil
penyuluhan maupun kegiatan lainnya maka digunakan evaluasi formatif
dan sumatif, dimana untuk kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
dilakukan evaluasi formatif sedangkan untuk kegiatan yang mengharapkan
perubahan perilaku (psikomotor) dilakukan evaluasi sumatif.
Secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa berhasil, akan tetapi ada sebagian rencana yang mengalami perubahan
dikarenakan banyak kendala yang dihadapi sehingga pelaksanaannya
sempat tertunda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).
Kami melakukan pengkajian yaitu dengan cara tanya jawab dan tensi darah,
dengan responden sebanyak 25 responden dengan bantuan kader pobindu secara dor
to dor pada tanggal 21 juni 2022 dengan menetapkan masalah yang akan di angkat
adalah tentang hipertensi dewasa. Dengan menetpakn maslah kurang pengetahuan
tentang penyakit hipertensi, Perilaku Kesehatan cenderung beresiko, dan Manajemen
Kesehatan tidak efektif. Dengan melakukan implementasi sesuai poa yang kami buat
yaitu: membuat grup whatsapp penderita hiperensi, melakukan penyukuhan tentang
hipertensi, melakukan senam bersama tentang senam hipertensi, serta penyukuhan
obat komplementer jus timun buat penderita hipertensi. 60% target tercapai karena di
dukung oleh antusias warga RW 4 untuk mengikuti acara, di dukung oleh para RT
dan RW yang aktif membantu mensosialisasikan ke warga, serta adanya fasilitas
fasilitas umum seperti ruang serbaguna, lapangan, dan posbindu. Dan beberapa factor
penghambat antara lain adalah: ada beberapa warga yang tidak hadir arena ada
kesibukn lain, berbarengan dengan acara rutin yang biasa di lakukan misalkan
pengajian ibu-ibu dan cuaca yang tidak menentu
B. Saran
1. Buat para kader ibu RT dan RW di sarankan melanjutkan program yang sudah
kami bentuk untuk pengawasan dan komunikasi agregat hipertensi.
2. Buat para warga dengan hipertensi diharapkan lebih patuh dan disiplin minum
obat anti hipertensi.
3. Diharapkan Senam hipertensi menjadi program tetap untuk RW 04
26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai