Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KALIMAT BERDASARKAN PREDIKAT YANG MEMBENTUKNYA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sintaksis

Dosen Pengampu : Dra. Tati Sri Uswatati, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Dona Oftavia 2008110070


2. Faqih Fakhruddin 2008110080
3. Salma Nabila 2008110094

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 1443 H. / 2021 M.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi kenikmatan sehat
walafiat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kami dari mata kuliah
Sintaksis Bahasa Indonesia yang berjudul “KALIMAT BERDASARKAN PREDIKAT
YANG MEMBENTUKNYA”. Sholawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada
pangkuan alam Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua diakui sebagai umatnya diyaumil
qiyamah kelak. Aamiin.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah ikut membantu
dan kepada ibu Dra. Tati Sri Uswati, M.Pd., sebagai dosen mata kuliah Sintaksis Bahasa
Indonesia yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk
itu kami meminta saran teman-teman yang bersifat membangun untuk penulisan selanjutnya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Cirebon, 24 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 2


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kalimat berdasarkan Predikatnya ..................................................................... 4


B. Kalimat Verbal .................................................................................................. 4
C. Kalimat Nominal ............................................................................................... 8

BAB III

A. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 11

BAB 1V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti
aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.Predikat
adalah bagian kalimat yang menandai apa yang hendak diucapkan dan biasanya
diletakkan setelah subjek.
Sesuatu yang melakukan kegiatan disebut subjek. Predikat adalah kegiatan yang
dilakukan oleh subjek. Objek adalah suatu hal atau benda yang dilibatkan dalam suatu
aktivitas. Pada kalimat Puti sedang makan buah, subjeknya adalah Puti karena Puti
yang melakukan kegiatan. Predikatnya adalah sedang makan karena makan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Puti. Objeknya adalah buah karena buah yang
dilibatkan dalam kegiatan makan. Untuk membuat pola paragraf yang baik,
dibutuhkan kalimat dengan SPOK yang baik pula. Setelah menentukan subjek, Anda
harus memilih predikat. Predikat merupakan unsur yang menjelaskan suatu subjek
yang sedang dibicarakan. Predikat bisa berbentuk jenis-jenis kata kerja atau contoh
frasa verba dalam bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
 Seperti apa kalimat berdasarkan predikatnya itu?
 Apa saja yang mencakup kalimat verbal?
 Apa saja yang mencakup kalimat nominal?
 Bagaimana perbedaan kalimat verbal dan kalimat nominal?

C. Tujuan Penulisan

2
Tujuan dibuatnya makalah ini agar pembaca dapat mengetahui jenis dari kalimat
salah satunya kalimat yang berdasarkan predikatnya. Dan tujuan yang lainnya agar
kami selaku penggarap bias memahami lebih jauh lagi tentang kalimat yang
berdasarkan predikatnya.

3
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kalimat berdasarkan Predikatnya

Berdasarkan predikat yang membentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua bagian dasar,
yaitu kalimat verbal dan kalimat nominal, selanjudnya, kalimat nominal ini di rinci lagi menjadi:
1) kalimat berpredikat nominal (benda), 2) selanjutnya, kalimat berpredikat adjektiva
(sifat/keadaan), 3) kalimat berpredikat numeriala (bilagan), dan 4) kalimat berpredikat preposisi
(kata depan). Berikut ini jenis-jenis kalimat tersebut akan dipaparan satu persatu.
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya kata kerja. Kalimat yang berpredikat kata
kerja ini di bedakan atas: (1) kalimat berpredikat kata kerja takltransitif, (2) kalimat berpredikat
kata kerja semitransitif, dan (3) kalimat berpredikat kata kerja transitif.

B. Kalimat Verbal

Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari kalusa verbal, atau kalaimat yang predikatnya
berupa kata atau frase yang berkategori verba. Adapun kalimat yang mencakup kalimat verbal
sebagai berikut:
1. Kalimat Transitif

Kalimat Transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja yang membutuhkan
objek yang bersifat monotransitif, dan diikuti dua verba bila berupa bitransitif. Dengan begitu,
kalimat tersebut harus diikuti objek setelah predikatnya.

Ciri-ciri kalimat aktif transitif


1. Menggunakan kata kerja transitif (kata kerjanya membutuhkan obyek)
2. kalimatnya bisa diubah ke dalam bentuk kalimat pasif
3. biasanya kata kerjanya berimbuhan me- atau memper-

Perhatikan contoh berikut:

Toni membawa bingkisan.

Kalimat di atas adalah kalimat transitif, sebab predikatnya berupa kata kerja yang
membutuhkan objek, yaitu membawa. Maka setelah predikat tersebut harus ada objek,
yaitu bingkisan. Susunan kalimat pada contoh tersebut berpola S-P-O (Subjek-Predikat-Objek).

Contoh-contoh Kalimat Transitif

4
1. Pemerintah mengumumkan kenaikan tarif listrik (S – P – O)
2. Hinda menyiram tanaman di taman depan rumah (S – P – O – Ket. Tempat)
3. Menteri Kesehatan RI mengadakan kunjungan ke negera tetangga ( S – P – O – k tempat)
4. Sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (S – P – O – K.waktu)
5. Pemerintah menyalurkan bantuan sosial untuk masyarakat tidak mamp. (S – P – O – K.
tujuan)

2. Kalimat verba taktransitif

Verba taktransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek sama sekali setelah verba. Verba
taktransitif sebutan lainnya adalah verba intransitif. Pada verba taktransitif, pelengkap bisa
terletak setelah verba. Perhatikan contoh kalimat verba taktransitif di bawah ini:

a. Para putri sedang mandi di sungai.

b. Nasi telah menjadi bubur.

c. Budi sedang berlali.

Ketiga kalimat di atas tidak memiliki objek. Pada contoh kalimat (a) di sungai adalah
keterangan, (b) bubur adalah pelengkap, dan (c) tidak diikuti pelengkap ataupun keterangan.

Dari contoh-contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa verba taktransitif adalah verba yang
tidak bisa diikuti oleh objek, tetapi bisa diikuti oleh pelengkap ataupun eterangan. Setidaknya
ada dua jenis verba taktransitif, yaitu verba taktransitif berpelengkap wajib dan verba taktransitif
berpelengkap manasuka.

1. Verba taktransitif berpelengkap wajib

Verba taktransitif berpelengkap wajib adalah verba taktransitif yang wajib menggunakan
pelengkap setelah verba. Tanpa kehadiran pelengkap, kalimat tersebut menjadi tidak lengkap

a. Anaknya berjumlah tiga orang.

b. Asetnya bernilai milyaran rupiah.

c. Presiden berpendapat ekonomi baik-baik saja.

Semua kalimat di atas memerlukan pelengkap. Pada kalimat (a) dan (b) tiga orang dan milyaran
rupiah adalah pelengkap dalam bentuk frasa, sementara pada kalimat (c) pelengkap adalah dalam
bentuk klausa. Tanpa kehadiran pelengkap, kalimat di atas akan menjadi tidak lengkap atau
janggal.

2. Verba taktransitif berpelengkap manasuka

5
Verba taktransitif berpelengkap manasuka adalah jenis verba taktransitif yang dapat diberi
pelengkap setelah verba bisa juga tidak perlu diberi pelengkap. Ketika tidak ada pelengkap,
biasanya diisi dengan keterangan.

a. Dia berteriak kencang.

b. Dia berbaju biru.

c. Rumahnya berpintu tiga.

Semua kalimat di atas bisa diisi dengan keterangan di belakang verba. Pada contoh di
atas, kencang, biru, dan tiga adalah keterangan. Tanpa keterangan tersebut, kalimat masih bisa
berterima.

Ciri-ciri kalimat aktif taktransitif


1. Menggunakan kata kerja intransitif (kata kerjanya tidak membutuhkan obyek)
2. Kalimatnya tidak bisa diubah ke dalam bentuk kalimat pasif
3. Biasanya kata kerjanya berimbuhan ter-, ke-, ber-, ke-an

Contoh kalimat intransitive

1. Nizar menangis tersedu-sedu. (S – P – K)


2. Semua siswa belajar dari rumah selama pandemi. (S – P – K)
3. Petugas kesehatan bekerja penuh perjuangan. (S – P – K)
4. Presiden berkunjung ke daerah bencana. (S – P – K)
5. Para menteri berdialog melalui aplikasi jarak jauh. (S – P – K)

3. Kalimat Semitransitif
Kalimat semitransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang mendapatkan imbuhan
ber-, me-, me-i, ber-an.

Berikut ini ciri-ciri dari kalimat aktif yang satu ini adalah sebagai berikut:
 Predikatnya adalah kata kerja yang mendapatkan imbuhan ber-, me-, me-i, atau ber-an.
 Menggunakan struktur kalimat S-P-Pel Tidak bisa diikuti objek atau keterangan.
 Tidak bisa diubah menjadi bentuk pasif.
 Subjeknya adalah pelaku yang melakukan perbuatan atau tindakan.

Contoh kalimat semitranstif:

Aku menyamai prestasinya.

6
Dia berlari kencang.

Najwa Shihab menjadi Duta Baca Indonesia.

Dia membayar utangnya. Kakak membeli sepatu baru.

Paman berpikir kritis.

Ayah berbicara lantang.

Dia meratapi nasib.

Kakak membeli anting baru.

Orang itu berbuat jahat.

Mereka bekerja keras.

Minuman itu berlabel halal.

C. Kalimat Nominal

Kalimat Nominal yaitu kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, melainkan berjenis kata
benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan.

Contoh :

- Ibu saya adalah seorang Pegawai negeri Sipil.

- Jaemin membeli jeruk.

-Rumahnya sangat besar sekali.

- Jaehyun tidur.

Adapun kalimat yang mencakup kalimat nmianl sebagai berikut:

1. Kalimat Numeralia
Kalimat numeralia adalah sebagai frasa yang mana di bentuk dari sebuah kata bilang. Dan
menurut kamus besar bahasa indonesia, numeralia kata atau frasa ialah menunjukkan bilangan
atau sebuah kuantitas. Nama lain dari kata numeralia adalah dengan sebutan dengan kata bilang.

a. Numeralia Tentu
Numeralia tentu juga disebut takrif. Merupakan kata bilangan yang menyatakan jumlah dan
dibagi menjadi dua yaitu numeralia utama dan numeralia tingkat . Berikut adalah penjelasannya :

7
Numeralia Utama Salah satu jenis numeralia yang satu ini menyatakan jumlah angka dan terbagi
lagi menjadi 3 jenis. Yaitu numeralia pecahan, numeralia utuh, dan numeralia gugus atau
pengelompokan bilangan.

 Numeralia pecahan Sesuai dengan namanya, numeralia yang satu ini merupakan kata
yang mengandung bilangan pecahan. Pecahan merupakan numeralia yang terdiri dari
pembilang dan penyebut dan ditambahkan partikel per-. Selain itu, pecahan juga dapat
dikatakan sebagai bilangan yang bukan bilangan bulat. Numeralia pecahan menyatakan
pembagian dari bilangan yang utuh.

Beberapa contoh dari kelas kata numeralia ini antara lain :


3/4 (tiga perempat), 1/2 (setengah/separuh), 1/4 (seperempat), dan lain sebagainya.
Berikut beberapa contoh kalimat yang mengandung numeralia pecahan :
 Ibu membeli seperempat kilogram gula pasir di pasar.
 Ibu menyuruhku membeli setengah kilogram tepung terigu di pasar.
 Kakak memberi separuh gajinya bulan lalu kepadaku Menjelang lebaran, harga
seperempat bawang merah mencapai Rp 20.000,00 Tiga per empat dari kue itu adalah
milik Rani.
 Sepertiga dari tanah itu adalah milik paman.

 Numeralia Penuh Numeralia penuh merupakan salah satu jenis kata bilangan yang bisa
berdiri sendiri tanpa tambahan kata lain. Numeralia yang satu ini bisa dihubungkan
dengan kata satuan waktu, uang, isi, ukuran, berat, dan lainnya.
Beberapa contohnya antara lain satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan puluh ribu,
dua puluh tiga ribu, sepuluh buah, enam kilogram, satu miliar, dua triliun, tujuh jam, empat biji,
tiga detik dan lain sebagainya.
Kalimat yang mengandung numeralia penuh diantaranya
 Tersangka KPK itu diperiksa penyidik selama lebih dari lima jam.
 Jumlah kekayaan Pak Pranoto mencapai lebih dari tiga triliun.
 Satu orang wajib mewakili kelas dalam perlombaan balap karung dalam rangka perayaan
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
 Ibu menyuruhku membeli tiga butir telur di warung.
 Dodi mendapatkan pinjaman uang delapan puluh ribu dari temannya.

 Numeralia Gugus merupakan kata bilangan yang digunakan untuk sekelompok jumlah
satuan benda atau lainnya. Dalam pelajaran matematika, pasti kamu mengetahui tentang
hal ini : 1 lusin = 12 biji, 1 gros = 12 lusin 1 kodi = 20 biji, 1 minggu = 7 hari, 1 tahun =
12 bulan, 1 abad = 100 tahun, 1 windu = 8 tahun, 1 dekade = 10 tahun 1 lusin, 1 gros, 1
kodi, dll itulah yang disebut sebagai numeralia gugus.

Berikut ini beberapa contoh kalimat yang mengandung kata tersebut :

8
 Sudah 1 tahun dia meninggalkanku tanpa memberi kabar.
 Lebih dari 3 abad Belanda menjajah Negara Indonesia.
 Adi membutuhkan waktu 1 minggu untuk menyelesaikan tugas dari dosen. Isi satu
keranjang mangga itu berjumlah 20 buah.
 Manusia tertua di dunia memiliki usia hidup lebih dari satu abad.

Numeralia Tingkat.
Numeralia (kata bilangan) tingkat merupakan kata yang melambangkan urutan jumlah atau
tingkatan sesuatu.
Cirinya yaitu adanya struktur ke + numerik. Contohnya antara lain kesatu, kedua, ketiga,
keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, kesepuluh, keseratus, keseribu dan lain
sebagainya. Numeralia tingkat digunakan dalam menyatakan urutan orang, tempat, barang atau
lainnya yang menunjukkan posisi mulai dari terbawah atau teratas.

Beberapa contoh dalam kalimat antara lain :


Rian berhasil meraih peringkat kesatu di kelasnya.
Toko kue itu memberikan kupon gratis untuk pembelian keseratus. Sudah yang keseribu kalinya
pilot itu menerbangkan pesawat Kedua anak itu sangat nakal.
Keempat pencuri tersebut berhasil ditangkap polisi.

b. Numeralia Tidak Tentu


Numeralia tak tentu atau yang disebut dengan numeralia tidak takrif merupakan kata bilangan
yang menyatakan jumlah sesuatu yang tidak mutlak dan memiliki satuan yang tidak tentu.
Contohnya antara lain sedikit, banyak, beberapa, seluruh, segenap, segala, dan lain sebagainya.
Numeralia satu ini dipakai untuk menyebutkan benda yang tidak dapat dihitung jumlahnya
secara pasti, contohnya seperti gula, garam, beras, tepung, air, dan lainnya.
Selain itu, juga bisa ditujukan pada sesuatu yang berjumlah banyak dengan menggeneralisasikan
sebutan bagi sesuatu tersebut menjadi satu kesatuan.
Contoh numeralia tak tentu dalam kalimat antara lain :
 Kita disarankan untuk banyak minum air putih
 Berikan sedikit gula pada teh itu agar tidak terasa manis.
 Aksi unjuk rasa kemarin membuat sebagian jalanan macet parah.
 Ia memberikan sebagian penghasilannya kepada kedua orang tuanya.
 Di perusahaan tersebut, segenap dewan direksi memberikan ucapan selamat, menyambut
perayaan Hari Raya Idul Fitri.
 Semua pusat perbelanjaan ramai dikunjungi saat hari Minggu.
 Bibi membersihkan seluruh kotoran yang ada di halaman.
 Kakakku menyumbangkan beberapa helai selimut untuk korban banjir.
 Segala yang ada di dunia ini sudah digariskan oleh Tuhan
 Banyak korban yang tewas dalam pertempuran tersebut.

9
c. Kata Bantu Bilangan
Kata bantu bilangan merupakan kata pelengkap yang berguna untuk membentuk satuan objek.
Contohnya ialah sebatang, sehelai, selembar, sepotong, sepucuk, sebuah, secarik, dan lain
sebagainya.

Kata bantu bilangan dipakai di awal kata benda yang memberikan arti kata satuan. Jenis
numeralia ini mempunyai struktur yaitu kata bantu bilangan + kata benda.

 Berikut beberapa contoh kalimat yang mengandung kata bantu bilangan : Sebatang rokok
milik kondektur bis itu terjatuh di jalan.
 Pagi tadi, Ayu menerima sepucuk surat dari kekasihnya.
 Yadi mendapat kado sebuah sepatu dari teman temannya. Ia meninggalkan pesan pada
secarik kertas untuk ibunya.
 Risa membelikan sebatang rokok untuk suaminya. Seekor kucing memakan sepotong
ikan di meja makan.
 Sehelai daun kering jatuh saat musim gugur.
 Sepotong roti diberikan kakak kepadaku Ibu guru menyuruh kami untuk menulis surat
pada selembar kertas.
 Kami menemukan sebuah dompet di parkiran mal.

2. Frase preposisional
Frase preposional Merupakan frasa yang memiliki kata depan sebagai petunjuk atau unsur
penjelas. Contohnya: „Kucing itu terus berdiam di depan rumah majikannya'. Kata „di depan
rumah majikannya merujuk pada frasa kata depan.
Contoh:
Mereka ke rumah kemarin.
Kakeknya dari Jawa.
Rumah saya di antara rumah Ali dan Arif.

3. Kalimat Adjektiva
Kalimat Adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat (Adjektiva) atau frasa
Adjektival
Contoh :
- Adiknya sakit.
- Rumah sari sangat besar.
- Pemain sepak bola itu kaya.

10
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Judul: Me and My Best Friends

Karangan: Chloe

Bagiku sahabat adalah seseorang yang dapat menghiburku, seseorang yang sangat berarti dalam
hidupku, karena sahabatlah orang yang selalu ada untukku. Aku memiliki banyak teman, hampir
semua orang di kelasku, ingin berteman denganku, sayangnya mereka hanya memanfaatkan
kepintaran dan kebaikanku, mereka berteman denganku untuk membantu mereka mengerjakan
PR. Tetapi aku cukup beruntung karena masih memiliki 2 orang sahabat yaitu, Serlina dan Jean.

Perkenalkan, namaku Gwen Amanda, kelas 6 SD, aku merupakan anak yang cukup pintar,
karena sering mendapat juara kelas, oleh karena hal itu, banyak temanku yang ingin bersahabat
denganku.

"Gwen, aku boleh meminjam bukumu yang ensiklopedia tentang hewan?" tanya Jean, "Tentu,"
jawabku sambil mengeluarkan buku ensiklopedia yang berat dari dalam tasku. Saat ini adalah
waktu istirahat, Jean dan Serlina duduk dan makan bersama aku. "Kukembalikan 5 hari lagi, ya,
hari Jumat," kata Jean "Iya, hari apa aja boleh asal jangan rusak, ya," kataku "Iyaa," jawab Jean,
"Gwen, kamu mendapat buku itu dari mana?" tanya Serlina "Oh, aku mendapat dari ayahku,
sebenarnya buku itu sudah agak lama," jelasku "Ooohh…," seru Serlina.

Sudah 1 minggu berlalu sejak Jean meminjam buku milikku. "Gwen, bukunya kukembalikan
waktu istirahat, ya," kata Jean, aku hanya mengangguk mengiyakan. "Jean, temani aku ke ruang
guru sebentar, ya!" seruku saat istirahat, "Bagaimana dengan Serlina?" tanyanya "Dia lagi
mengerjakan tugas yang belum selesai," jelasku, "Oh, ayo!" kata Jean.

Kami segera berjalan menuju ruang guru. "Ah…," seru Jean, "Ada apa?" tanyaku dan Serlina,
"Bukumu hilang, Gwen!" seru Jean panik, "Kita cari sama-sama, yuk!" ajakku, "Ok," seru Jean
dan Serlina. Tiba-tiba datanglah Jessica, "Serlina mungkin ada di dalam tas kamu, atau di dalam
tas kamu Gwen," kata Jessica, aku segera mengecek tasku, tidak ada. "Ahh…, bukunya ada di
dalam tasku," kata Serlina, "Kamu mengambilnya?" tanya Jean, aku hanya diam terpaku tidak

11
mungkin sahabat yang sangat kupercayai mencuri buku milikku, "Tidak, aku tidak mencurinya,
buku ini tiba-tiba ada di dalam tasku," seru Serlina, "Bohong, buktinya sudah cukup bukan,
sudah jelas ada buku itu di dalam tas milikmu, tidak mungkin tiba-tiba muncul secara
sendirinya," seru Jessica, "Kamu benar mencurinya?" tanyaku masih tidak percaya, Serlina
menggeleng, aku sebenarnya berpikir tidak mungkin Serlina sahabatku tega melakukannya,
"Gwen, sahabat pun dapat berkhianat, apalagi sahabat terdekat, masa kamu masih tidak percaya,
sudah ada bukti nyatanya," seru Jessica. Sejak saat itu, aku dan Jean menjauh dari Serlina,
akhirnya ia dijauhi oleh teman-teman yang lain.

Suatu hari, ketika aku berjalan melewati ruang ganti putri, aku mendengar Jessica sedang
berbicara dengan sahabatnya, Queency. "Sebenarnya, Queen, kalau buku itu yang mecurinya
adalah Vera, aku yang memintanya untuk mengambil dan menaruh buku itu di dalam tas Serlina,
aku hanya ingin membalas dendam, pada kejadian waktu itu," jelas Jessica "Jadi, bukan dia?"
tanya Queency, "Bukan, tapi janji jangan beritahu siapa-siapa, ya!" pinta Jessica, "Balas dendam,
kenapa?" tanya Queency, "Yah, waktu TK, dia pernah melaporkan pada guru kalau aku
mendorong temanku," jelas Jessica, "Biarlah dia sekarang merasakannya," lanjut Jessica.

BRAK…, kubuka pintu ruang ganti, "Jadi, kamu menfitnah Serlina?" tanyaku pada Jessica
"G…Gwenn…," seru Jessica kaget, "Aku tidak akan melapokannya pada guru, tetapi kau harus,
meminta maaf pada Serlina, dan menjelaskannya pada teman-teman yang lain," seruku kesal,
"Ba…ba…iklah, tapi kau harus janji kalau tidak akan memberitahu kepada guru!" seru Jessica,
"Janji," janjiku.

Sejak saat itu, Serlina kembali diterima oleh teman-temanku, semua teman meminta maaf atas
kejadian itu, termasuk Jessica, aku dan Jean karena telah menyalahkannya. Setelah kejadian itu,
aku, Serlina dan Jean kembali bersahabat, dan ditambah Jessica dan Queency, "Aku ingin
memberikan ini," kata Jessica sebagai permintaan maaf, ia memberikan sebuah gelang
bertuliskan BFF. Dalam hati aku berjanji tidak akan asal menuduh sembarangan.

THE END

12
no kalimat kalimat verbal kalimat nominal Argumentasi
 Termasuk dalam
kalimat verbal
yang tergolong
kalimat intrinsif
berpelengkap
wajib karena
terdapat kalimat
yang berpola S-
P-K yaitu
seseorang
(S)yang sangat
berarti (P) dalam
hidupku(K).
Bagiku sahabat  kalimat verbal
adalah seseorang yang tergolong
yang dapat ciri kalimat
menghiburku, Bagiku sahabat intransif
seseorang yang adalah seseorang berpelengkap
sangat berarti yang dapat wajib dengan ciri
dalam hidupku, menghiburku, ber- dalam kata
karena sahabatlah seseorang yang berarti
orang yang selalu sangat berarti
1 ada untukku. dalam hidupku -
 termasuk
kalimat nominal
karena terdapat
frasa sebagai
unsur penjelas
yaitu kalimat
Kami segera Kami segera preposional
berjalan menuju berjalan menuju yaitu “Menuju
2 ruang guru - ruang guru ruang guru”
 termasuk
kedalam kalimat
nominal karena
terdapat kalimat
Sudah 1 minggu Sudah 1 minggu numerelia penuh
berlalu sejak Jean berlalu sejak yang menyatak
meminjam buku Jean meminjam “Sudah 1
3 milikku - buku milikku minggu”

13
 pola kalimat
Jessica (S)
sedang
berbicara (P)
dengan
sahabatnya,
Queency(K)

 termasuk
Jessica sedang kalimat verbal
karena terdapat
berbicara dengan ciri kalimat
sahabatnya, intransif
Jessica sedang berpelengkap
Queency berbicara dengan mana suka
sahabatnya, yaitu
4 Queency - “Berbicara”
 merupakan
aku kalimat
merupakan nominal karena
anak yang mengandung
cukup adjektiva yang
pintar, aku merupakan ditunjukan oleh
karena anak yang cukup kalimat “Aku
sering pintar, karena merupakan
mendapat sering mendapat anak yang
5 juara kelas - juara kelas cukup pintar”

14
BAB IV
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Kalimat yang berpredikat kata kerja ini dibedakan atas:


(1) kalimat berpredikat kata kerja taktransitif (intransitif),
(2) kalimat berpredikat kata kerja semitransitif, dan
(3) kalimat berpredikat kata kerja transitif
Berdasarkan predikat yang membentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua bagian besar, yaitu
kalimat verbal dan kalimat nominal. Selanjutnya, kalimat nominal ini dirinci lagi menjadi:
1) kalimat berpredikat nomina (benda).
2) kalimat berpredikat ajektiva (sifat/ keadaan).
3) kalimat berpredikat numerelia (bilangan).
4) kalimat berpredikat preposisi (kata depan).
Kalimat verba adalah kalimat yang predikat kata kerja. Sementara itu, kalimat nomina adalah
kalimat yang predikatnya selain kata kerja, yakni: kata benda, kata sifat atau kata keadaan, kata
bilangan, dan kata depan.

B. SARAN
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran mengenai pembahasan makalah di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta, 2014


Supriyadi.( 2014). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. Gorontalo : UNG Press.

16

Anda mungkin juga menyukai