PENGANTAR
Penyusun memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
ini dibuat oleh penyusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ba
hasa Indonesia Jurnalistik. Dalam makalah ini penyusun membahas “Kata Kerja
Transitif dan Kalimat Relatif.”
Indonesia Jurnalistik
yang memberikan tugas kepada penyusun. Penyusun berharap makalah ini
intarasitif.”
Penyusun menyadari, dalam penyusunan makalah masih banyak kekuran
Makassar, Juni 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam bahasa percakapan maupun bahasa tulisan, kita sering menemukan kalimat
relatif yang dihubungkan dengan kata di mana, yang mana, hal mana, di atas mana
, dari mana, dengan siapa. Tanpa disadari kita terpengaruh oleh struktur bahasa asi
ng.
Dalam kehidupan seharihari, jurnalis masih banyak yang menggunakan kalimat r
elatif dan kata
kerja transitif pada penulisan berita. Hal itu tidak diperlukan karena bersifat berleb
ihan. Jika
hendak menerapkan ekonomi kata, maka sebagai jurnalis kita harus memperhatika
n penerapan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini ada
lah :
1. Apa yang dimaksud dengan kata transitif ?
PEMBAHASAN
KATA KERJA TRANSITIF DAN INTRANSITIF
Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek. Suatu kali
mat masih bisa memiliki makna meskipun tanpa menggunakan objek dengan men
ggunakan kata
kerja jenis ini. Karena tidak memiliki objek, kalimat yang mengandung kata kerja
intransitif
tidak bisa diubah ke dalam bentuk pasif. kata kerja intransitif terdiri dari verba ata
u kata kerja berimbuhan sebagai berikut:
1. Berupa verba dasar
Contoh: tenggelam,
Kapal itu tenggelam.
2. Berafiks ber-
Contoh: berlari, berpakaian
a. Ibu berlari
b. Ani berpakaian dengan rapi.
3. Berafiks ter-
Contoh: tersenyum, tertawa
a. Rina sedang tersenyum.
b. Ia tertawa
4. Berafiks ke-an
Contoh: kelaparan, ketakutan
a. Windi sedang ketakutan
b. Emon kelaparan
Kata Kerja Transitif
maka kalimatny kurang jelas. Kalimat aktif transitif memiliki beberapa ciri-ciri
1. Kalimat aktif transitif memerlukan objek.
2. Kata kerja pada kalimat aktif transitif memiliki imbuhan me-, mem-, meng- ata
u
menge-.
3. Kalimat aktif transitif bisa diubah bentuknya ke dalam bentuk kalimat pasif.
Contoh kata kerja transitif, misalnya :
a. Memotong kayu
b. Memukul anjing
c. Membaca Koran
d. Minum bir
e. Masak nasi
Kaidah lain yang perlu kita ingat ialah dalam hal kata kerja transitif
maka di antara
kata kerja dengan pelengkap atau obyek tidak boleh ada kata depan atau kata
perangkai, proposisi. Maka salah jika kita mengatakan :
a. Membahasa tentang masalah politik
b. Membicarakan mengenai keputusan pemerintah
c. Menyatakan tentang keputusan hakim itu tidak adil
d. Melaporkan perihal keadaan daerahnya
Ungkapan diatas adalah salah. Karena kata depan atau proposisi sebenarnya tidak
perlu, dan oleh karena itu bersifat berlebihan. Apabila hendak menerapkan ekono
mi
kata makan yang benar adalah :
a. Membahasa masalah politik
b. Membicarakan keputusan pemerintah
c. Menyatakan keputusan hakim itu tidak adil
d. Melaporkan keadaan daerahnya
Dr. Yus Badudu menunjukkan kalimat yang sering kita jumpai berbunyi sebagai
berikut:
Berdasarkan atas keputusan pemerintah
Akhiran –kan pada kata berdasarkan berfungsi sebagai pengantar obyek. Dalam
kalimat di atas obyeknya ialah keputusan pemerintah. Jadi, penggunaan kata atas
yang fungsinya sama dengan akhiran –kan itu dianggap berlebihan.Jika kita pakai
akhiran –kan sebagai
pengantar obyek, maka kata depan atas tidak perlu lagi digunakam; atau sebalikny
a. Pemakaian –kan dan atas sekaligus tidak tepat.
Seharusnya kita mengatakan:
Berdasarkan keputusan pemerintah ….
atau
Berdasar atas keputusan pemerintah .…
Kata “dimana”, “hal mana”, “yang mana”
Baik dalam bahasa percakapan maupun dalam bahasa tulisan, banyak kita jumpai
kalimatrelatif yang dihubungkan dengan kata: dimana; yang mana; hal mana; di at
as mana;dari mana; dengan siapa.
Dengan tidak disadari kita terpengaruh oleh struktur bahasa asing. Kata-kata
Contoh :
(a) “Kantor, di mana dia bekerja, tak jauh dari rumahnya”
(b) “Keadaan di Iran sangat gawat, yang mana mengancam takhta Shah”
(c) “Daerah dari mana beras didatangkan terletak jauh dipedalaman”
(d) “Orang dengan siapa dia akan berunding ternyata bajingan”
Kalimat- kalimat di atas sebenarnya tidak mengikuti tata bahasa Indonesia semula.
Kalimat-kalimat itu sebaiknya berbunyi sebagai berikut:
(a) “Kantor tempat dia bekerja tak jauh dari rumahnya”
(b) “Keadaan di Iran sangat gawat, dan mencekam takhta Shah”
(c) “Daerah yang menghasilkan terletak jauh di pedalaman”
Dengan perbaikan demikian kita tidak meniru jalan bahasa Belanda.Bukan itu saja
kita tidak boros dengan kata-kata. Jadi menggunakan bahasa jurnalistik yang baik.
Dari praktek penulisan, Goenawan mohammad mengambil beberapa contoh
penggunaan di mana ysng dianggapnya tidak tepat dan boros:
(a) “Penyakit itu dianggap berasal (dan disebarkan) oleh serdadu-serdadu Amerik
a (GI) di mana konsentrasi besar mereka ada di Vietnam”
(b) “Pihak kejaksaan Tinggi Sulut di Menado dewasa ini sedang menggarap 9 bua
Dalam kedua kalimat tadi tampak kecerobohan pemakaian di mana. Kata tersebut
tidak menerangkan tempat, tetapi hanya berfungsi sebagai penyambung satu kalim
at dengan kalimat lain. Goenawan Mohammad merumuskannya dengan lebih hem
at. Sebagai berikut:
(a)“Penyakit itu dianggap berasal (dan disebarkan) serdadu-serdadu Amerika
(GI) yang konsentrasi besarnya ada di Vietnam”
(b) “Pihak kejaksaan Tinggi Sulut di Menado dewasa ini menggarap 9 perkara tin
Perhatikan:.
1. Kalimat itu dijadikan dua, selain bisa mengilangkan di mana juga mengasilkan
kalimat-kalimat pendek
2. “dewasa ini sedang” cukup jelas dengan “dewasa ini”
jenis (dua butir telor, 5 ekor kambing, 7 sisir pisang) kadang-kadang bisa ditiadak
an dalam bahasa indonesia mutakhir
Patokan umum dapat diambil supaya kita menjauhi ungkapan-unkapan “di mana”.
“hal mana”, “yang mana”, dan sebagainya.Sekali kita berpikirdalam ungkapan de
mikian, maka mau tak mau kita akan menulis dengan kalimat-kalimat majemuk. P
adahal bahasa jurnalistik menghendaki kita sedapat-dapatnya menulis dengan kali
mat-kalimat pendek.
Perhatikan:.
1. Kalimat itu dijadikan dua, selain bisa mengilangkan di mana juga mengasilkan
kalimat-kalimat pendek
2. “dewasa ini sedang” cukup jelas dengan “dewasa ini”
jenis (dua butir telor, 5 ekor kambing, 7 sisir pisang) kadang-kadang bisa ditiadak
an dalam bahasa indonesia mutakhir
Patokan umum dapat diambil supaya kita menjauhi ungkapan-unkapan “di mana”.
“hal mana”, “yang mana”, dan sebagainya. Sekali kita berpikir dalam ungkapan d
emikian, maka mau tak mau kita akan menulis dengan kalimat-kalimat majemuk.
Padahal bahasa jurnalistik menghendaki kita sedapat-dapatnya menulis dengan kal
imat-kalimat pendek.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kata kerja transitif ialah kata kerja yang memerlukan obyek. Tanpa obyek
maka kalimatnya kurang jelas. Sedangkan kata kerja intransitif adalah kata kerja y
ang tidak membutuhkan objek. Suatu kalimat masih bisa memiliki makna meskip
un tanpa menggunakan objek dengan menggunakan kata kerja jenis ini.
Kata kerja transitif dapat dijadikan kalimat pasif sedangkan kata kerja intra
nsitif tidak dapat dijadikan kalimat pasif.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, jika menulis berita kita harus memperhatikan setiap
kata agar tidak ada kalimat relatif yang menghilangkan prinsip ekonomi
kata. Selain
itu, penyusun juga menyarankan agar pembaca dapat mencegah jangan sampai ter
dapat
mubazir dalam penulisan berita dan menerapkan ekonomi kata.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan. (2004). Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogya
karta : Media Abadi
MAKALAH BAHASA INDONESIA
KALIMAT TRANSITIF DAN INTRANSITIF
DISUSUN OLEH :
2019