OLEH :
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
I.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
II.1 Kronologi Kebijakan Energi Nasional................................................. 3
II.2 Hukum Kebijakan Energi Nasional...................................................... 4
II.3 Potensi Kebijakan Energi Nasional...................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 10
III.1 Kesimpulan......................................................................................... 10
III.2 Saran................................................................................................... 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
bahan bakar dan bahan baku industri, penggerak kegiatan ekonomi dan
nasional.
diversifikasi energi.
sehingga bauran energi yang lebih proposional seperti yang diamanatkan pada
Perpes Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) dapat
1
tercapai. Dalam KEN tersebut dinyatakan bahwa pada tahun 2025 diharapkan
terbarukan.
I.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2003 tentang Panas Bumi yang mengatur pengusahaan Panas Bumi di
Indonesia.
energi adalah sebagian sumber daya alam antara lain berupa minyak dan
gas bumi, batubara, air, panas bumi, gambut, biomassa dan sebagainya,
dalam negeri.
4
1. Kebijakan utama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
Energi.
Energi
a. Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi
5
c. ketersediaan Energi dan terpenuhinya kebutuhan Sumber Energi dalam negeri
Pada pasal 7 Sumber Energi dan/atau Sumber Daya Energi ditujukan untuk
penciptaan nilai tambah di dalam negeri dan penyerapan tenaga kerja. Pada pasal
8 Sasaran penyediaan dan pemanfaatan Energi Primer dan Energi Final sebagai
berikut:
a. terpenuhinya penyediaan Energi Primer pada tahun 2025 sekitar 400 MTOE
(empat ratus million tonnes of oil equivalent) dan pada tahun 2050 sekitar
b. tercapainya pemanfaatan energi primer per kapita pada tahun 2025 sekitar 1,4
TOE (satu koma empat tonnes of oil equivalent) dan pada tahun 2050 sekitar
115 GW (seratus lima belas giga watt) dan pada tahun 2050 sekitar 430 GW
6
d. tercapainya pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025 sekitar 2.500
KWh (dua ribu lima ratus kilo watt hours) dan pada tahun 2050 sekitar 7.000
pembangunan nasional
b. tercapainya Elastisitas Energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025 yang
d. tercapainya Rasio Elektrifikasi sebesar 85% (delapan puluh lima persen) pada
tahun 2015 dan mendekati sebesar 100% (seratus persen) pada tahun 2020
e. tercapainya rasio penggunaan gas rumah tangga pada tahun 2015 sebesar
85°(0 (delapan puluh lima persen); dan tercapainya bauran Energi Primer
yang optimal:
1. pada tahun 2025 peran Energi Baru dan Energi Terbarukan paling sedikit
23% (dua puluh tiga persen) dan pada tahun 2050 paling sedikit 31 %
2. pada tahun 2025 peran minyak bumi kurang dari 25% (dua puluh lima
persen) dan pada tahun 2050 menjadi kurang dari 20% (dua puluh
persen)
7
3. pada tahun 2025 peran batubara minimal 30% (tiga puluh persen), dan
4. pada tahun 2025 peran gas bumi minimal 22% (duapuluh dua persen) dan
Tabel 1 Potensi Energi Nasional Tahun 2015 Potensi Energi Fosil Indonesia
8
3 Mini & 19.385 MW 197,4 MW 1,0%
Mikro Hidro
5 207.898 MW
Surya (4.80 78,5 MW 0,04%
kWh/m2/day)
9
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
penting dalam produksi barang dan jasa. Segala bentuk gangguan yang dapat
ekonomi suatu wilayah dan jika luasnya gangguan sampai pada tingkat nasional
dapat membuat target pertumbuhan ekonomi meleset dari yang ditetapkan. Oleh
sebab itu menjaga ketersediaan energi menjadi agenda penting bagi setiap negara
III.2 Saran
Kebijakan energi nasional terbaru pada tahun 2015 menjadi suatu loncatan
penyediaan dan pengelolah energi untuk sebagai pengelolah hasil sumber daya
alam yang berlimpah di Indonesia. Dan untuk memanjukan sumber daya manusia
Indonesia.
10
11