Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN & KEEKONOMIAN GEOTERMAL

1. UU NO 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI


A. Asas dan tujuan pengelolaan energi nasional :
Asas:
Energi dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, efisiensi berkeadilan, peningkatan nilai
tambah, keberlanjutan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup,
ketahanan nasional, dan keterpaduan dengan mengutamakan kemampuan nasional.

Tujuan:
a. Tercapainya kemandirian pengelolaan energi;
b. Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam maupun luar
negeri;
c. Tersedianya sumber energi di dalam dan/atau luar negeri sebagaimana dimaksud pada
huruf b untuk:
- Pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri;
- Pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri, dan
- Peningkatan devisa negara.
d. Terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan
berkelanjutan;
e. Termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor;
f. Tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau yang tinggal di
daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata dengan cara:
- Menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat
tidak mampu;
- Membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat
mengurangi disparitas antar daerah;
g. Tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negeri
agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia;
h. Terciptanya lapangan kerja;
i. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

B. Hal-hal yang diatur dalam UU No 30 tahun 2007


1. Ketentuan umum, meliputi definisi dan penjelasan istilah-istilah terkait Energi.
2. Asas dan Tujuan terkait Pegelolaan Energi
3. Pengaturan Energi, meliputi Sumber daya, cadangan penyangga energi, keadaan krisis
dan darurat energi, harga energi, lingkungan dan keselamatan, tingkat kandungan dalam
negeri, dan kerja sama internasional;
4. Kebijakan Energi dan Dewan Energi Nasional;
5. Pengelolaan Energi, meliputi penyediaan dan pemanfaatan, pengusahaan dan konservasi
energi;
6. Kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah terkait pengelolaan energi;
7. Pembinaan dan Pengawasan
8. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi energi.
2. UU NO. 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI
A. Asas Penyelenggaraan kegiatan Panas Bumi:
1) Manfaat: penyelenggaraaan kegiatan panas bumi harus bermanfaat sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
2) Efisiensi: penyelenggaraan Panas Bumi harus dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil guna.
3) Keadilan; penyelenggaraan Panas Bumi harus dapat dinikmati secara proporsional
oleh rakyat.
4) Pengoptimalan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi: penyelenggaraan
Panas Bumi harus dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan sumber energi
yang dimanfaatkan secara optimal.
5) Keterjangkauan: penyelenggaraan Panas Bumi dapat terjangkau dari aspek harga
energi dan aksesibilitas oleh masyarakat.
6) Berkelanjutan: penyelenggaraan Panas Bumi harus dikelola dengan baik agar dapat
menghasilkan energi secara berkesinambungan.
7) Kemandirian: penyelenggaraan Panas Bumi dapat memperkuat kemandirian energi
nasional.
8) Keamanan dan keselamatan: penyelenggaraan Panas Bumi harus memperhatikan
keamanan, keselamatan, dan lingkungan hidup.
9) Kelestarian fungsi lingkungan hidup: penyelenggaraan Panas Bumi harus
memperhatikan dan memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tamping
lingkungan hidup yang sekaligus menjaga kesinambungan dari energi itu sendiri.
B. Izin Pemanfaatan Langsung (IPL): Izin untuk melakukan pengusahaan Panas Bumi untuk
Pemanfaatan Langsung pada lokasi tertentu.
Izin Panas Bumi (IPB): Izin melakukan pengusahaan Panas Bumi untuk pemanfaatan tidak
langsung pada Wilayah Kerja tertentu.

3. PERATURAN PRESIDEN RI NO 22 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM ENERGI


NASIONAL
A. Isu dan permasalahan energi saat ini:
1) Sumber daya energi masih diperlakukan sebagai komoditas yang menjadi sumber
devisa negara, belum sebagai modal pembangunan;
2) Penurunan produksi dan gejolak harga minyak dan gas bumi;
3) Akses dan infrastruktur energi terbatas;
4) Ketergantungan Terhadap Impor BBM dan LPG;
5) Harga EBT Belum Kompetitif dan Subsidi Energi Belum Tepat sasaran;
6) Pemanfaatan EBT Masih Rendah;
7) Pemanfaatan Energi Belum Efisien;
8) Penelitian, Pengembangan, dan Penguasa.an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Masih
Terbatas;
9) Kondisi Geopolitik Dunia dan Isu Lingkungan Global;
10) Cadangan Penyangga Energi Belum Tersedia.
B. Visi, Misi, dan Tujuan dan Sasaran Energi Nasional
1) Visi: Terwujudnya pengelolaan energi yang berkeadilan, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan dengan memprioritaskan pengembangan energi terbarukan
dan konservasi energi dalam rangka mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi
nasional.
2) Misi:
a) Menjamin ketersediaan energi nasional.
b) Memaksimalkan potensi nasional berupa sumber daya alam dan sumber daya
manusia untuk mencapai kemandirian energi.
c) Meningkatkan aksesibilitas energi dengan harga terjangkau kepada seluruh
masyarakat.
d) Mengakselerasi pemanfaatan energi baru, energi terbarukan, dan konservasi
energi.
e) Mengoptimalkan peningkatan nilai tambah penggunaan energi.
f) Mendorong pengelolaan energi yang berwawasan lingkungan.
3) Tujuan:
a) Sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi
sebagai modal pembangunan nasional.
b) Kemandirian pengelolaan energi.
c) Ketersediaan energi dan terpenuhinya kebutuhan sumber energi dalam negeri.
d) Pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan.
e) Pemanfaatan energi secara efisien di semua sektor.
f) Akses untuk masyarakat terhadap energi secara adil dan merata.
g) Pengembangan kemampuan teknologi, industri energi, dan jasa energi dalam
negeri agar mandiri dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
h) Terciptanya lapangan kerja.
i) Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup termasuk terkendalinya dampak
perubahan iklim.

4) Sasaran
a) Terwujudnya paradigma baru bahwa energi sebagai modal Pembangunan
nasional.
b) Tercapainya bauran energi primer yang optimal:
- EBT paling sedikit 23% pada tahun 2025 dan paling sedikit 31 % pada tahun
2050.
- Minyak bumi kurang dari 25% pada tahun 2025 dan kurang dari 20% pada
tahun 2050.
- Batubara minimal 30% pada tahun 2025 dan minimal 25% pada tahun 2050.
- Gas Bumi minimal 22% pada tahun 2025 dan minimal 24% pada tahun 2050.
c) Terpenuhinya penyediaan energi primer pada tahun 2025 sekitar 400 MTOE
(Million Tonnes of Oil Equivalent) dan pada tahun 2050 sekitar 1.000 MTOE.
d) Tercapainya pemanfaatan energi primer per kapita pada tahun 2025 sekitar 1,4
TOE (Tonnes of Oil Equivalent) dan pada tahun 2050 sekitar 3,2 TOE.
e) Terpenuhinya penyediaan kapasitas pembangkit listrik pada tahun 2025 sekitar
115 GW (Gigawatt) dan pada tahun 2050 sekitar 430 GW.
f) Tercapainya pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025 sekitar 2.500 kWh
(Kilowatt-hours) dan pada tahun 2050 sekitar 7 .000 kWh.
g) Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025 yang
diselaraskan dengan target pertumbuhan ekonomi.
h) Tercapainya penurunan intensitas energi final sebesar l (satu) persen per tahun
pada tahun 2025.
i) Tercapainya rasio elektrifikasi sebesar 85% pada tahun 2015 dan mendekati
sebesar 100% pada tahun 2020.
j) Tercapainya rasio penggunaan gas rumah tangga pada tahun 2015 sebesar 85%.
C. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Energi Nasional
Kebijakan utama, meliputi:
1) Ketersediaan energi untuk kebutuhan nasional.
2) Prioritas pengembangan energi.
3) Pemanfaatan sumber daya energi nasional.
4) Cadangan energi nasional.

Kebijakan pendukung, meliputi:


1) Konservasi energi, konservasi sumber daya energi, dan diversifikasi energi.
2) Lingkungan hidup dan keselamatan.
3) Harga, subsidi, dan insentif energi.
4) Infrastruktur dan akses untuk masyarakat terhadap energi dan industri energi.
5) Penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi energi.
6) Kelembagaan dan pendanaan.

Untuk mencapai kemandirian dan ketahanan energi nasional, prioritas pengembangan


energi didasarkan pada prinsip-prinsip:

1) Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan dengan memperhatikan tingkat


keekonomian;
2) Meminimalkan penggunaan minyak bumi;
3) Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru;
4) Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional.

Anda mungkin juga menyukai