Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT DAN ETIKA LINGKUNGAN

Oleh : Jehan Noor Auda (1706128810)

RINGKASAN LAND ETHIC


A SAND COUNTY ALMANAC by Aldo Leopold

Tidak ada etika yang membahas mengenai hubungan antara manusia dengan tanah ataupun
manusia dengan tumbuhan. Tanah hanya dianggap sebagai properti, sama halnya seperti Dewa
Odysseus terhadap budak-budak wanitanya. Hubungan manusia dengan tanah hanya terbatas pada
anggapan bahwa tanah masih bersifat ekonomis, memiliki hak istimewa tetapi tidak memiliki
kewajiban. Etika dapat dilihat sebagai sebuah panduan ketika menghadapi situasi ekologis yang
baru atau rumit. Sejauh ini, keseluruhan etika berevolusi menjadi satu premis : bahwa setiap
individu merupakan anggota suatu komunitas dari bagian-bagian yang saling bergantung. Naluri
manusia mendorongnya untuk berkompetisi, akan tetapi etika mendorongnya untuk bekerja sama.
Etika tanah memperbesar batasan-batasan pada sebuah komunitas untuk memasukkan tanah, air,
tumbuhan dan hewan. Etika tanah tentu saja tidak dapat mencegah perubahan, pengaturan dan
penggunaan “sumber daya” tetapi dapat menegaskan eksistensi tanah. Singkatnya, etika tanah
telah mengubah peran Homo Sapiens yang sebelumnya merupakan penakluk dalam suatu
komunitas menjadi bagian dari suatu komunitas. Konservasi adalah keadaan harmoni antara
manusia dan tanah. Satu kelemahan mendasar dalam sistem konservasi adalah bahwa sebagian
besar anggota komunitas tanah tidak memiliki nilai ekonomi. Sebagai contoh, lebih dari 22.000
tanaman dan hewan di daerah Wisconsin, diragukan nilai ekonominya, apakah lebih dari 5% dapat
dijual, dimakan atau dimanfaatkan secara ekonomi. Akan tetapi makhluk-makhluk ini adalah
bagian dari komunitas biotik yang berhak untuk tumbuh dan berkembang. Manusia belum
menerapkan etika tanah sepenuhnya, akan tetapi manusia sudah mengakui dan menyadari bahwa
burung-burung harus tetap berkembang sebagai bagian dari komponen biotik, tanpa
memperhatikan ada atau tidaknya manfaat ekonominya untuk manusia. Dapat disimpulkan,
apabila sebuah sistem konservasi hanya didasarkan kepada kepentingan ekonomi maka akan
timpang/berat sebelah.
Gambaran yang umum digunakan dalam pendidikan konservasi adalah “keseimbangan alam”,
akan tetapi hal ini kurang menjelaskan secara akurat tentang mekanisme tanah. Gambaran yang
jauh lebih akurat adalah piramida biotik yang diuraikan sebagai berikut : tanaman menyerap energi
dari matahari, kemudian energi mengalir pada sebuah jalan/sirkuit yang disebut dengan biota yang
dapat digambarkan dengan piramida yang terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan paling dasar
adalah tanah, tanaman bertumpu pada tanah, serangga terdapat pada tumbuhan, burung dan hewan
pengerat pada serangga, dan terus menerus seperti itu hingga mencapai karnivora di lapisan
puncak. Sketsa ini memberika tiga gagasan dasar : (1) Tanah bukan hanya sekedar tanah, (2)
Tumbuhan dan binatang membiarkan sirkuit energi terbuka ; yang lain mungkin iya ataupun tidak,
(3) Perubahan yang terjadi karena manusia berbeda dengan perubahan yang terjadi karena evolusi,
dan bersifat lebih komprehensif dibandingkan dengan apa yang diperkirakan. Gagasan ini
mengangkat dua isu dasar : Dapatkah tanah menyesuaikan diri dengan tatanan baru? Apakah
perubahan yang diinginkan dapat tercapai tanpa adanya pengerusakan? Biota memiliki
kemampuan yang berbeda untuk bertahan terhadap kerusakan. Eropa barat sebagai contohnya,
beberapa hewan hilang, hutan dengan rawa-rawa telah menjadi padang rumput, berkembangnya
tumbuhan dan hewan baru, komunitas asli mengalami perubahan distribusi dan kelimpahannya.
Dengan masih terdapatnya tanah, yang dibantu dengan nutrient yang diimpor, maka tanah kembali
subur dan air mengalir tanpa adanya hambatan, maka tatanan/struktur baru dapat berfungsi dan
bertahan. Bagaimana dengan spesies yang hilang, pelestarian yang dianggap manusia sebagai
kemewahan aestetik? Spesies itu membantu mengembangkan tanah dengan cara yang tidak dapat
diperkirakan, apakah mereka penting untuk dipelihara? Tidak ada yang mengetahui apa yang akan
terjadi di masa mendatang, mungkin saja suatu hari nanti berang-berang dan beruang grizzlie akan
sangat bermanfaat. Etika tanah akan merefleksikan eksistensi kesadaran ekologis yang akan
berubah menjadi keyakinan tanggung jawab individu terhadap kesehatan tanah. Kesehatan yang
dimaksud adalah kemampuan tanah untuk melakukan perbaharuan dan konservasi adalah usaha
manusia untuk mengerti dan mempertahankan kemampuan tanah.
RINGKASAN THE SHALLOW AND THE DEEP, LONG RANGE ECOLOGY
MOVEMENT by Arne Naess

Gerakan ekologi dangkal (shallow ecology), melawan polusi dan penipisan sumber daya alam.
Tujuannya adalah untuk menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup orang-orang di negara maju.
Gerakan ekologi dalam (deep ecology), menjadikan organisme sebagai sebuah simpul pada jaring
biosfer atau bagian dari hubungan intrinsik.
Egalitarianisme ekologi menginterpretasikan kembali mengenai sebuah variabel penelitian,
“tingkat kepadatan”. Kepadatan yang dianggap serius bukan hanya kepadatan manusia akan tetapi,
tingkat kepadatan mamalia dan hilangnya kesetaraan pada hewan juga dianggap serius.
Prinsip simbiosis dan keanekaragaman menjelaskan bahwa keanekaragaman meningkatkan
potensi untuk bertahan hidup, perubahan tatanan kehidupan dan memperkaya bentuk. Selain itu
juga mengajarkan untuk bagaimana hidup berdampingan dan berkerjasama, dibandingkan dengan
membunuh, eksploitasi. “Hidup dan membiarkannya hidup” adalah sebuah prinsip ekologi yang
lebih kuat dibandingkan dengan prinsip “entah kamu atau aku” yang cenderung akan mengurangi
keragaman jenis dari suatu bentuk kehidupan dan juga akan menciptakan kerusakan pada spesies
yang sama dalam sebuah ekosistem.
Melawan dan menghadapi polusi dan penipisan sumberdaya. Ketika ahli ekologi lebih
memperhatikan pencemaran dan penipisan sumber daya, mereka tidak menyadari bahwa ketika
upaya untuk mengurangi polusi dilaksanakan ternyata terjadi peningkatan kejahatan. Oleh karena
itu, ahli ekologi harus mempertimbangkan seluruh komponen.
Otonomi daerah atau desentralisasi, kebijakan ini mendukung untuk menguatkan pemerintahan
lokal dan meningkatkan kemandirian material. Akan tetapi dengan adanya desentralisai, maka
timbul masalah polusi yaitu : polusi termal dan resirkulasi bahan. Maka perlu adanya pengurangan
energi.
Prinsip-prinsip gerakan ekologi dalam (deep ecology) secara jelas dan tegas bersifat normatif.
Mereka mengekspresikan sistem prioritas nilai hanya sebagian berdasarkan hasil.
Detail ecosophy akan menunjukkan banyak variasi karena perbedaan yang signifikan mengenai
tidak hanya 'fakta' polusi, sumber daya, populasi dan lain-lain, tetapi juga prioritas nilai.
Pendekatan global sangat penting, akan tetapi pada masa yang akan datang adanya perbedaan
regional harus dipertimbangkan untuk mengambil kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai