Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

PENGARUH KONSUMSI BAHAN BAKAR FOSIL


TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO
INDONESIA DAN HUBUNGAN TIMBAL BALIK DI
ANTARA KEDUANYA
Effect of Fossil Fuel Consumption on Indonesia Gross Domestic
Products and Its Reciprocal Relationship Between Both of Them

ARIF SETIAWAN, DAVID P. TUA, dan MICHAEL K. E. HUSIN

Program Studi Rekayasa Pertambangan - Institut Teknologi Bandung


Jalan Ganesha 10 Bandung
e-mail: arif_bsp@yahoo.com

ABSTRAK

Penggunaan energi di Indonesia sampai saat ini berperan sangat penting sebagai salah satu faktor produksi
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Energi yang digunakan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, gas bumi, dan batubara. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu
negara salah satunya adalah produk domestik bruto (PDB). Tujuan analisis adalah untuk mengetahui
hubungan antara energi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis
korelasi dan regresi menggunakan variabel yang mewakili hubungan tersebut yaitu konsumsi bahan bakar fosil
(KBBF) dan produk domestik bruto (PDB). Hasil analisis menunjukan bahwa antara KBBF dan PDB memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan nilai sebesar 0,83. KBBF memberi sumbangan pengaruh terhadap PDB
sebesar 68,41% dan sisanya sebesar 31,59% berasal dari faktor produksi lain. Model yang dihasilkan dari
perhitungan regresi linier sederhana adalah PDB = 0,65 KBBF – 35,81. Maksud nilai tersebut adalah apabila
KBBF bernilai konstan, maka PDB sebesar -35,81 quadrillion (105), dan koefisien regresi bernilai 0,65
quadrillion (105) per % total yang berarti bahwa setiap kenaikan satu unit KBBF akan meningkatkan kenaikan
PDB sebesar 0,65. Model tersebut dapat diterima karena hasil uji t statistik (t hitung) lebih besar dari t tabel
(6,24 > 2,101). Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa energi memiliki peranan yang sangat penting
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kata kunci: produk domestik bruto, konsumsi bahan bakar fosil, regresi dan korelasi.

ABSTRACT

The use of energy in Indonesia played an important role as one of factors production to support the economic
growth. The energy used comes from fossil fuels such as petroleum, natural gas, and coal. The Measuring
instruments used to determine the economic growth of a country is the gross domestic product (GDP). The
purpose of the analysis is to determine the relationship between the energy and the economic growth in
Indonesia. The method for this goal is correlation analysis and regression using variables that represent the
relationship between them, namely fossil fuel consumption (FFC) and gross domestic product (GDP). The
analysis shows that between FFC and GDP have a very strong relationship with a value of 0.83. The FFC
provides contribution to the effect of GDP around 68.41%. The remaining (31.59%) comes from another
production factor. Such a model results from the calculation of simple linear regression performing GDP =
0.65 KBBF - 35.81. It means that if the KBBF perform a constant value, the PDB will be 35.81 quadrillion
(105), and the regression coefficient is 0.65 quadrillion (105) per % total. Thus, every increase of one KBBF

Naskah masuk : 22 April 2018, revisi pertama : 09 April 2019, revisi kedua : 11 September 2019, revisi terakhir : 25 September 2019. 213
DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No3.2019.931
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

unit will also improve the PDB around 0.65. The model is acceptable because the results of the statistical t-
test (t arithmetic) is greater than the table (6.24> 2.101). It can be concluded that the energy has a very
important role in supporting Indonesia's economic growth. The results of this analysis can be used as an input
for the government in formulating the economic policies.

Keywords: gross domestic product, fossil fuel consumption, regression and correlation.

PENDAHULUAN produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu


negara dalam periode tertentu, dan merupakan
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak bisa salah satu faktor dalam menentukan
dipisahkan dari peran energi dalam proses pertumbuhan ekonomi suatu negara.
produksi. Keterkaitan antara energi dengan
perekonomian suatu negara umumnya dapat Dalam suatu perekonomian negara berkem-
dilihat dalam komponen ekonomi makro bang dan negara maju, barang dan jasa
seperti penerimaan pemerintah, penerimaan diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik
ekspor, dan neraca pembayaran. Studi empiris penduduk negara tersebut, melainkan milik
yang dilakukan oleh Fariz dan Muljaningsih penduduk negara lain. Selalu ditemukan
(2015), menyatakan bahwa energi bahwa produksi nasional diciptakan oleh
memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu faktor-faktor produksi yang berasal dari luar
negara. negeri.

Energi sangat diperlukan dan menjadi sebuah Perusahaan multinasional beroperasi di


kepentingan dasar dalam proses produksi. berbagai negara dan membantu menaikkan
Energi sangat penting perannya sebagai faktor nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
produksi sekaligus dapat menjadi faktor negara-negara tersebut. Perusahaan multi-
penghalang produksi dan juga pertumbuhan nasional tersebut menyediakan modal,
produk domestik bruto (PDB). Dari hal teknologi, dan tenaga ahli kepada negara
tersebut dapat dikatakan bahwa semua proses tempat beroperasinya perusahaan. Operasinya
produksi dan pertambahan nilai barang membantu menambah barang dan jasa yang
membutuhkan energi sebagai faktor produksi diproduksi di dalam negara, menambah
yang sangat penting dalam pertumbuhan penggunaan tenaga kerja, dan pendapatan,
PDB. serta sering membantu menambah ekspor.
Operasi mereka merupakan bagian yang cukup
Indonesia memiliki cadangan bahan bakar penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara,
fosil dengan jumlah signifikan. Mayoritas dan nilai produksi yang disumbangkan perlu
penggunaan dalam negeri bahan bakar fosil dihitung dalam pendapatan nasional (Sukirno,
tersebut adalah dikonversi menjadi energi. 2004).
Sebagai penyumbang terbesar energi di
Indonesia, produksi energi bahan bakar fosil Salah satu faktor produksi yang dapat
dapat dikaitkan menjadi faktor produksi dari menunjang pertumbuhan PDB adalah energi
hampir semua kegiatan produksi di Indonesia. yang salah satunya bersumber dari bahan
Dengan mengkaji produksi dan pemakaian bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah
energi dari batubara di Indonesia terhadap sumberdaya alam yang mengandung
PDB, diharapkan dapat diketahui seberapa hidrokarbon seperti batubara, minyak bumi,
sukses dan pentingnya pemanfaatan energi dan gas alam. Berikut ini adalah penyediaan
tersebut dalam pertambahan PDB di bahan bakar fosil di Indonesia:
Indonesia (Pritzker, Arnold dan Moyer, 2015).
1. Batubara
Mayoritas pembangkit listrik menggunakan
LANDASAN TEORI batubara, membuat sumber daya ini
menjadi sangat krusial perannya dalam
PDB adalah nilai barang dan jasa yang menjamin pemenuhan dan ketersediaan
diproduksi di dalam negara yang bersangkutan energi bagi sektor industri, rumah tangga,
untuk kurun waktu tertentu (Meyliana dan mapun transportasi di Indonesia. Lebih
Mulazid, 2017). PDB menunjukkan total dari 70% produksi batubara Indonesia

214
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Fosil Terhadap Produk Domestik Bruto … Arif Setiawan dkk.

yang disebar untuk pemakaian lokal metode yang digunakan dalam penelitian dan
digunakan untuk pembangkit listrik (Arif, variabel serta periode penelitian yang
2014). Hal ini dikarenakan ketersediaan digunakan, antara lain:
yang cukup banyak dan harganya yang
cukup rendah dan stabil. 1. Konsumsi energi dan pembangunan
ekonomi di Asia Tenggara. Dari hasil
Hal-hal tersebut menyebabkan banyaknya penelitian tersebut dijelaskan bahwa
pakar ekonomi yang meramalkan bahwa permintaan energi mempunyai hubungan
batubara masih akan menjadi penyumbang dengan PDB per kapita, populasi dan nilai
energi terbanyak di Indonesia setidaknya tambah sektor industri. Minyak bumi
sampai 2030, karena jumlahnya yang menyumbang sebesar 80% untuk
melimpah dan lemahnya perkembangan konsumsi energi diikuti oleh listrik dan gas
adopsi energi alternatif dengan lajunya bumi. Model yang digunakan dalam
sekarang ini (Elinur dkk., 2010). Cadangan penelitian merupakan model data panel
terbukti batubara Indonesia adalah (Rezki, 2011).
28.457,29 juta ton dan sumber daya
sebesar 128.062,63 juta ton (Yudiartono 2. Suryanto (2013) dalam penelitian yang
dkk., 2018). berjudul pertumbuhan ekonomi di
Indonesia menyatakan bahwa
2. Minyak mentah pertumbuhan ekonomi tidak mendukung
Minyak mentah yang didapatkan dari perut konsumsi energi listrik dan sebaliknya.
bumi jika sudah melalui proses pengolahan Metode yang digunakan dalam penelitian
dapat diubah menjadi berbagai bahan bakar ini adalah metode vector autoregresive
seperti bensin, diesel, avtur, minyak tanah, (VAR) untuk mengetahui sebab-akibat
ataupun dimanfaatkan untuk keperluan antara pertumbuhan ekonomi dengan
non-energi seperti pelumas maupun konsumsi energi listrik di Indonesia.
manufaktur bijih plastik. Jumlah cadangan
minyak mentah di Indonesia berdasarkan 3. Basyiran (2014) dalam penelitiannya
statistik minyak dan gas bumi 2016 menyimpulkan bahwa pertumbuhan
(Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, ekonomi dan penduduk dapat
2016) adalah 3.306,90 juta barel (terbukti) memengaruhi besarnya konsumsi listrik,
dan 3.944,20 juta barel (potensial). serta penduduk merupakan variabel yang
dapat menentukan tingkat pertumbuhan
3. Gas bumi ekonomi. Pada penelitian ini metode yang
Indonesia sedang mengalami fasa buruk digunakan adalah vektor autoregresif
yang sayangnya belum berubah dari awal (VAR).
1990. Produksi gas alam terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Hal utama 4. Sugiyanto (2017) dalam penelitian
yang menyebabkan penurunan ini adalah mengenai kausalitas di empat negara yaitu
rendahnya kapasitas produksi gas yang Indonesia, Thailand, Malaysia, dan
disebabkan sangat terbatasnya jumlah Singapura menyatakan tidak terdapat
investor yang bersedia mencurahkan kausalitas satu arah dari konsumsi energi
dananya ke sektor ini, yang pada akhirnya ke PDB, tetapi terdapat kausalitas searah
menyebabkan stagnasi teknologi yang dapat dari PDB ke konsumsi energi di Indonesia,
diamati dari kilang-kilang gas yang sudah Thailand dan Singapura. Di Malaysia tidak
berumur dan minimalnya usaha eksplorasi terdapat hubungan kausalitas antara
yang dilakukan untuk menemukan sumur- konsumsi energi dan PDB. Metode yang
sumur baru (Elinur dkk., 2010). Cadangan digunakan dalam penelitian ini adalah
gas bumi Indonesia untuk 2016 adalah metode uji kausalitas Granger, dan uji
101,22 triliun kaki kubik (terbukti) dan kausalitas Sims.
42,84 triliun kaki kubik (potensial).
5. Penelitian mengenai energi dan
Kajian tentang peran energi terhadap PDB telah pertumbuhan ekonomi juga dilakukan
dilakukan oleh beberapa peneliti. Perbedaan oleh Fariz dan Muljaningsih (2015). Hasil
dari sepuluh penelitian tersebut terletak pada yang diperoleh menunjukkan bahwa

215
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh batubara tidak berdampak pada


konsumsi energi. Kenaikan konsumsi pertumbuhan ekonomi, padahal Indonesia
energi akan menyebabkan peningkatan merupakan salah satu negara penghasil
pertumbuhan ekonomi dalam jangka batubara terbesar di dunia. Konsumsi
pendek. Namun dalam jangka Panjang batubara belum berdampak pada
konsumsi energi menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi karena batubara
pertumbuhan ekonomi Indonesia. dikonsumsi dalam negeri masih dalam
porsi kecil sementara sebagian besar
6. Studi empiris juga dilakukan oleh Zahmir produksi batubara di ekspor. Pemerintah
(2014) untuk Indonesia dari periode 1967 harus meningkatkan permintaan batubara
sampai 2012 menggunakan metode di pasar domestik untuk meningkatkan
kausalitas granger (granger-causality) konsumsi batubara.
dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat
hubungan dua arah yaitu konsumsi energi 10. Chang dkk. (2017) yang menganalisis
memiliki hubungan dengan pertumbuhan hubungan sebab akibat antara konsumsi
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi batubara dan pertumbuhan ekonomi di
memiliki hubungan dengan konsumsi negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India,
energi. Cina, dan Afrika Selatan) menggunakan
data tahunan dari 1985 hingga 2009. Hasil
7. Faisal, Tursoy dan Ercantan (2017) yang diperoleh menjelaskan bahwa kelima
melakukan studi untuk negara yang negara tersebut memperoleh hasil yang
berbeda yaitu Belgia dari periode 1960- berbeda-beda. Untuk Brasil, Rusia, dan
2012 dengan menerapkan autoregresi Afrika Selatan ditemukan bahwa tidak
distribusi lag (ARDL) yang diikuti metode terdapat hubungan sebab akibat antara
Toda-Yamamoto untuk mengidentifikasi konsumsi batubara dan pertumbuhan
kausalitas. Hasil studinya menunjukkan ekonomi. Sebaliknya untuk Cina, hasil
bahwa terdapat hubungan searah dari PDB yang didapatkan menunjukkan adanya
ke konsumsi energi di Belgia. hubungan searah dari konsumsi batubara
ke pertumbuhan ekonomi. Lain halnya
8. Kim dan Yoo (2016) mencoba menguji dengan India, hasil yang diperoleh
hubungan sebab akibat antara konsumsi menunjukkan terdapat hubungan dua arah
batubara dengan pertumbuhan ekonomi di antara konsumsi batubara dengan
Indonesia untuk periode 1965-2010. pertumbuhan ekonomi. Jadi untuk Cina
Sebagai hasilnya diperoleh bahwa terdapat dan India, upaya untuk mengurangi
hubungan (kausalitas) dua arah dari penggunaan batubara sebagai sumber
konsumsi batubara ke pertumbuhan energi berpotensi membahayakan
ekonomi di Indonesia. Hubungan tersebut pertumbuhan ekonomi.
menyiratkan bahwa peningkatan konsumsi
batubara secara langsung merangsang Tujuan analisis adalah untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, hubungan antara energi dengan pertumbuhan
agar tidak menimbulkan dampak buruk ekonomi di Indonesia sebagai bahan masukan
pada pertumbuhan ekonomi, Indonesia bagi pemerintah, sedangkan sasarannya
harus berusaha mengatasi kendala pada adalah diketahuinya derajat keeratan
konsumsi batubara. hubungan antara energi fosil sebagai salah
satu faktor produksi dalam pertumbuhan PDB
9. Penelitian serupa juga dilakukan untuk Indonesia. Tujuan tersebut berdasarkan pada
melihat hubungan antara konsumsi masalah dan hipotesis yang dirumuskan,
batubara dan pertumbuhan ekonomi sehingga untuk mengetahui hubungan
Indonesia oleh Irwandi (2018), namun tersebut dilakukan uji teknik korelasi,
hasil studi empiris ini menunjukkan bahwa sedangkan untuk memprediksi bagaimana
tidak ada hubungan kausal antara pengaruh variabel bebas dan terikat maka
konsumsi batubara dan pertumbuhan dapat dianalisis dengan regresi (Sugiyono,
ekonomi di Indonesia. Aktivitas konsumsi 2012).

216
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Fosil Terhadap Produk Domestik Bruto … Arif Setiawan dkk.

Korelasi pengamatan variabel X


∑ ² : Jumlah kuadrat dari pengamatan
Korelasi merupakan tingkat keeratan variabel X
hubungan antara dua variabel yaitu variabel X ∑ ² : Jumlah kuadrat dari jumlah
dan Y. Kuat tidaknya hubungan antara X dan pengamatan variabel Y
Y dapat dinyatakan dengan fungsi linier yang ∑ ² : Jumlah kuadrat dari pengamatan
diukur dengan suatu nilai yang disebut variabel Y
dengan koefisien korelasi (r). Nilai koefisien N : Jumlah pasangan pengamatan Y
korelasi ini berkisar antara -1 sampai dengan dan X
+1. Arti dari tanda positif adalah terdapat
hubungan searah. Apabila nilai X meningkat Regresi Linier Sederhana
maka nilai Y akan bertambah begitu pula
sebaliknya. Sedangkan tanda negatif berarti Analisis regresi merupakan metode statistik
terdapat hubungan tidak searah atau yang digunakan untuk mengamati pengaruh
berkebalikan. Apabila nilai X bertambah, variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
maka nilai Y akan berkurang, begitu pula Umumnya dinyatakan dalam bentuk
sebaliknya. Untuk melihat kekuatan persamaan matematika yang menyatakan
hubungan antara variabel X dan Y maka dapat hubungan antara variabel bebas (X) dan
menggunakan Tabel 1. variabel tak bebas (Y) (Rahmadeni dan
Anggreni, 2014). Berikut ini adalah model
matematis yang digunakan untuk persamaan
Tabel 1. Interpretasi nilai r (koefisien korelasi) regresi linier (Sugiyono, 2012).

Koefisien Kekuatan hubungan Y’ = a + bX ................................................. 2


0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
Keterangan:
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
’ : Nilai yang diukur/dihitung pada
0,80 – 1,000 Sangat kuat variabel tidak bebas
Sumber: (Riduwan, 2012) a : Konstanta, nilai ’ bila 0
b : Kemiringan garis regresi (kenaikan
atau penurunan ’ untuk setiap
Selain koefisien korelasi, terdapat koefisien perubahan satu-satuan X) atau
penentu (coefficient of determination) yang koefisien regresi, mengukur esarnya
disimbolkan dengan r² atau KP, digunakan pengaruh X terhadap Y apabila X
untuk menentukan berapa besar konstribusi naik satu unit.
variasi nilai X dalam memperkirakan naik
turunnya nilai Y (Gujarati dan Porter, 2012). Nilai a dan b pada persamaan regresi dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Persamaan yang digunakan untuk
n∑ -∑ ∑
menentukan koefisien korelasi adalah: b= ........................................... 3
n∑ - ∑

n∑ - ∑ ∑
r .................... 1 dan nilai,
√ n∑ - ∑ n∑ - ∑
∑ - b∑
a= ................................................... 4
n
Keterangan:
R : Nilai Koefisien Korelasi Salah satu metode penduga parameter dalam
X : Variabel X/variabel bebas model regresi adalah metode kuadrat terkecil
Y : Variabel Y/variabel terikat (ordinary least square) yang digunakan untuk
∑ : Jumlah pengamatan variabel X menaksir parameter regresi dengan cara
∑ : Jumlah pengamatan variabel Y meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan
∑ : Jumlah hasil perkalian variabel X dari model regresi yang terbentuk (Rahmadeni
dan Y dan Anggreni, 2014).
∑ ² : Jumlah kuadrat dari jumlah

217
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

Kesalahan Standar Estimasi Dengan demikian maka t hitung didapat


dengan persamaan berikut:
Proses lanjut dalam analisis regresi adalah
menentukan ketepatan persamaan estimasi t=
b̂ -b
........................................................... 7
yang dihasilkan untuk mengestimasi nilai b

variabel dependen dengan metode kuadrat Dengan,


terkecil (Algifari, 2009). Besarnya kesalahan
e
standar estimasi (Se) menunjukkan ketepatan Sb = ∑ ²
............................................ 8
√∑( )-
persamaan estimasi untuk menjelaskan n
variabel dependen yang sesungguhnya.
Semakin kecil kesalahan nilai standar Keterangan:
estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan Sb : Kesalahan standar koefisien regresi
estimasi yang dihasilkan, dan sebaliknya b̂ : Nilai b hasil regresi
(Algifari, 2009). Persamaan yang digunakan b : Nilai hipotesis = 0
untuk menentukan standar estimasi adalah:
Jika t hitung regresi bernilai lebih besar dari t
∑ ² - a∑ - b∑ tabel, maka keputusan yang diambil adalah
Se = √ .................................... 5
n- menolak H0 dan menerima Ha, yang diartikan
Keterangan: variabel X mempengaruhi variabel Y (Algifari,
Se : Standar estimasi 2009).

Pengujian Hipotesis
METODE PENELITIAN
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel X berpengaruh Jenis dan Sumber Data
terhadap variabel Y dan seberapa kuat
hubungan yang terjadi antara keduanya. Uji Data yang digunakan dalam penelitian ini
ini dilakukan pada koefisien korelasi dan adalah data sekunder yang diperoleh dari data
kemiringan garis regresi (b). Bank Dunia terutama Indonesia dari tahun
1995 sampai dengan 2014. Data tersebut
Untuk pengujian hipotesis ini digunakan uji t terdiri dari data PDB dan KBBF yang telah
terhadap koefisien korelasi dan koefisien dipublikasi.
kemiringan garis regresi (b). Uji t ini
menggunakan dua persamaan yaitu: Metode Analisis Data

r√n- Metode analisis dalam penelitian ini adalah


t= .................................................... 2.6 regresi linier sederhana yang terdiri dari dua
√ -r²
parameter yaitu PDB sebagai variabel Y
(variabel terikat) dan KBBF sebagai variabel X
Keterangan: (variabel bebas) sehingga persamaan yang
t : t hitung dihasilkan adalah:

Perhitungan ini dilakukan dengan PDB = a + b KBBF


membandingkan besar nilai t hitung dengan
besar nilai t tabel (berdasarkan tabel nilai t). Untuk membentuk persamaan tersebut,
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan diperlukan beberapa langkah yang harus
Ha ditolak yang artinya tidak ada korelasi dilakukan yaitu:
antar variabel. Sedangkan saat t hitung > dari 1. Membuat tabel bantu untuk variabel X dan
t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang Y.
artinya ada korelasi antar variabel (Riduwan, 2. Melakukan analisis korelasi yang terdiri
2012). dari koefisien korelasi dan koefisien
penentu (koefisien determinasi).
Pengujian terhadap koefisien regresi adalah 3. Melakukan analisis regresi dengan
melihat apakah nilai b ≠ 0 yang berarti menentukan nilai a dan b, serta standar
variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. kesalahan estimasi (Se).

218
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Fosil Terhadap Produk Domestik Bruto … Arif Setiawan dkk.

4. Melakukan uji hipotesis menggunakan uji Tabel 3. Pengolahan data PDB dan KBBF
t statistik untuk menguji koefisien korelasi
dan koefisien regresi sehingga model No Y X Y² X² XY
tersebut dapat digunakan atau tidak. 1 3,97 60,59 15,80 3.671,35 240,82
2 4,29 61,51 18,36 3.783,29 263,57
3 4,49 62,05 20,13 3.849,66 278,37
4 3,90 60,66 15,19 3.680,22 236,45
HASIL DAN PEMBAHASAN 5 3,93 62,21 15,43 3.870,45 244,40
6 4,12 61,95 16,99 3.838,08 255,35
Hasil 7 4,27 61,46 18,25 3.776,93 262,54
8 4,46 62,55 19,93 3.912,41 279,23
Berikut ini adalah data sekunder untuk PDB 9 4,68 62,44 21,88 3.899,01 292,07
dan KBBF yang diperoleh dari bank dunia 10 4,91 64,32 24,14 4.136,61 315,98
yang disajikan dalam Tabel 2. Hubungan 11 5,19 65,00 26,96 4.224,51 337,49
12 5,48 65,18 30,01 4.248,05 357,05
keterkaitan antara energi dengan
13 5,83 64,58 33,94 4.171,18 376,25
pertumbuhan ekonomi merupakan suatu 14 6,18 63,81 38,14 4.071,34 394,08
hubungan yang belum bisa dipastikan. Untuk 15 6,46 65,52 41,76 4.292,97 423,39
memastikan hubungan di antara keduanya, 16 6,86 67,15 47,12 4.509,77 460,96
salah satu cara adalah dengan melakukan 17 7,29 65,30 53,11 4.264,37 475,90
analisis hubungan (korelasi) dan pengaruh 18 7,73 65,10 59,71 4.238,27 503,05
(regresi) menggunakan variabel yang mewakili 19 8,16 65,28 66,53 4.261,40 532,45
hubungan tersebut yaitu PDB dan KBBF. 20 8,56 65,56 73,36 4.298,68 561,55
Tabel data PDB dan KBBF diolah n ∑ ∑ ∑ ² ∑ ² ∑
menggunakan tabel bantu untuk 20 110,75 1.272,23 656,72 80.998,54 7.090,94
memudahkan perhitungan dalam membangun Sumber : data diolah
regresi, seperti terlihat pada Tabel 3 yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai
korelasi dan regresi serta uji hipotesis. Uji Korelasi

1. Nilai Koefisien Korelasi dan Penentu


Tabel 2. Produk domestik bruto (PDB) dan Hal yang pertama kali dilakukan sebelum
konsumsi bahan bakar fosil (KBBF) dilakukan analisis regresi linier adalah
menentukan koefisien korelasi dan koefisien
Produk Domestik Konsumsi Bahan penentu (koefisien determinasi) yaitu:
Tahun Bruto Bakar Fosil
Y (Quadrillion) X (% of total) r=
0 0 0, , 0,
1995 3,97 60,59 √ 0 0 , - , ² 0 , - 0, ²
1996 4,29 61,51
r = 0,83 (tanpa satuan).
1997 4,49 62,05
1998 3,90 60,66
Berdasarkan hasil perhitungan yang
1999 3,93 62,21
2000 4,12 61,95
diperoleh, hubungan (r) antara KBBF
2001 4,27 61,46 terhadap PDB sebesar 0,83, yang artinya
2002 4,46 62,55 bahwa keduanya memiliki hubungan yang
2003 4,68 62,44 sangat kuat. Hal tersebut berdasarkan tabel
2004 4,91 64,32 kekuatan hubungan (nilai r) sebagaimana
2005 5,19 65,00 diintepretasikan oleh Riduwan (2012).
2006 5,48 65,18 Karena r bernilai positif, maka setiap
2007 5,83 64,58 kenaikan KBBF akan menaikkan nilai
2008 6,18 63,81 produk domestik bruto, dan hal tersebut
2009 6,46 65,52 dapat dijelaskan pada regresi linier
2010 6,86 67,15 sederhana.
2011 7,29 65,30
2012 7,73 65,10 Koefisien penentu atau determinasi (r²)
2013 8,16 65,28 diartikan sebagai seberapa besar variabel
2014 8,56 65,56
KBBF dalam menjelaskan variabel produk
Sumber: World Bank (2018a , 2018b) domestik bruto. Nilai koefisien penentu
(koefisien determinasi) merupakan kuadrat

219
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

koefisien korelasi yaitu 0,83² yang hasilnya


adalah 0,68. 0, 0, ,
a=
0
a = -35,81 Quaddrillion (105)
Jadi, kemampuan KBBF mempengaruhi
PDB sebesar 68,41% (0,6841) dari 100%.
Dari kedua nilai tersebut yaitu a dan b,
Sisanya sebesar 31,59% merupakan nilai
maka persamaan regresi linier yang
variabel lainnya (faktor lain) yang
terbentuk adalah
memengaruhi variabel PDB dan tidak
diteliti dalam penelitian ini.
PDB = 0,65 KBBF – 35,81
2. Uji t statistik untuk koefisen korelasi
Maksud persamaan tersebut adalah jika
Untuk memastikan keeratan hubungan
KBBF bernilai konstan atau tetap, maka
antara KBBF dan PDB, dilakukan
produk domestik bruto sebesar -35,81.
pengujian t berdasarkan hipotesis
Koefisien regresi sebesar 0,65
penelitian yang terdiri dari:
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
 H0 : r = 0, artinya tidak ada unit KBBF akan meningkatkan kenaikan
hubungan antara KBBF dan PDB; PDB sebesar 0,65. Hal ini dapat dilihat
 Ha : r > 0, artinya ada hubungan dalam Gambar 1.
positif antara KBBF dan PDB;
 Nilai derajat kebebasan (degree of 2. Nilai Kesalahan Standar Estimasi
freedom) adalah 18 yang diperoleh Apabila model regresi telah terbentuk,
dari 20 - 2. Dengan tingkat tahap berikutnya adalah menentukan nilai
signifikansi yang digunakan 0,05 kesalahan standar estimasi menggunakan
dan pengujian ini dilakukan Persamaan 5.
dengan satu sisi sehingga nilai t
tabel (t(n-k;ɑ)) adalah:
, - , 0, - 0, 0 0,
t(20 – 2;0,05) = 1,734; Se = √
0-
 Menghitung nilai t hitung Se = 0,8726 Quadrillion (105)
menggunakan Persamaan 6.
0, √ 0- Dalam persamaan regresi tersebut,
t= ketepatan persamaan regresi sebesar
√ -0, ²
0,8726 Quadrillion (105) yang artinya
t = 6,24 bahwa nilai tersebut menjelaskan PDB
sesungguhnya.
Dari nilai t hitung diperoleh nilai sebesar 6,24
dan t tabel adalah 1,734. Jika dibandingkan 3. Nilai Kesalahan Standar Koefisien Regresi
antara keduanya, maka 6,24 lebih besar dari Setelah menentukan nilai kesalahan standar
1,734 (6,24 > 1,734). Keputusan yang estimasi, tahap selanjutnya menghitung
diambil adalah menolak H0 dan menerima nilai standar koefisien regresi. Perhitungan
Ha, sehingga kesimpulannya adalah terdapat ini berguna untuk melakukan uji t.
hubungan yang sangat erat antara KBBF dan
PDB. 0,
Sb = , ²
√ 0 ,
0
Uji Regresi Linier Sederhana
Sb = 0,1041 Quadrillion (105) per % total.
1. Nilai a dan b Regresi Linier Sederhana
4. Uji t statistik
Untuk menentukan nilai b dari koefisien
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa KBBF
regresi, digunakan Tabel 3 dan Persamaan
memiliki pengaruh yang besar terhadap
3.
0 0 0, 0, ,
PDB Indonesia berdasarkan nilai r² yaitu
b= 0,68. Untuk memastikan apakah model
0 0 , , ²
b = 0,65 Quaddrillion (105) per % total regresi tersebut dapat digunakan atau
tidak, model tersebut harus diuji tingkat
Setelah nilai b diperoleh, selanjutnya keakuratannya menggunakan uji t statistik
adalah menentukan nilai a menggunakan seperti yang dilakukan pada koefisien
Persamaan 4. korelasi tetapi menggunakan Persamaan 7.

220
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Fosil Terhadap Produk Domestik Bruto … Arif Setiawan dkk.

9,000
Produk Domestik Bruto (Quadrillion) 8,000
7,000
6,000
5,000
y = 0,6501x - 35,813
4,000 R² = 0,6841
3,000
2,000
1,000
0,000
60,00 61,00 62,00 63,00 64,00 65,00 66,00 67,00 68,00

Konsumsi Bahan Bakar Fosil (% total)

Gambar 1. Grafik regresi linier antara KBBF dengan PDB

Untuk menguji apakah koefisien regresi Keputusan tersebut diartikan bahwa ada
KBBF berpengaruh terhadap PDB, korelasi antara KBBF dengan PDB, sehingga
dilakukan pengujian hipotesis dengan model regresi dari hubungan kedua variabel
perumusan sebagai berikut: tersebut dapat diterima dalam penelitian ini
karena semua uji t yang dilakukan (korelasi
1) Hipotesis Penelitian. dan regresi) menghasilkan nilai yang lebih
H0 : b = 0, artinya KBBF tidak besar daripada nilai t tabel.
berpengaruh terhadap PDB.
Ha : b ≠ 0, artinya KBBF Hubungan Antara KBBF dengan PDB
berpengaruh terhadap PDB;
Dari hasil perhitungan akhir yang telah
2) Nilai derajat kebebasan (degree of dilakukan, dapat dikatakan bahwa KBBF dapat
freedom) adalah 18 yang diperoleh dari memengaruhi PDB suatu negara. Hal ini
20 – 2. Dengan tingkat signifikansi disebabkan oleh bahan bakar fosil sebagai
yang digunakan adalah 0,05. Dan sumber energi primer yang digunakan dalam
pengujian ini dilakukan dengan dua sisi kegiatan sehari-hari oleh masyarakat, terutama
sehingga nilai t tabel (t(n-k;ɑ/2)) adalah: pada negara berkembang seperti Indonesia.
Dimulai untuk bahan bakar transportasi hingga
t(20 – 2;0,05/2) = 2,101; pembangkit listrik. Pengaruh penggunaan
bahan bakar fosil semakin besar karena mulai
3) Menghitung nilai t hitung dihapuskannya subsidi pemerintah untuk
menggunakan Persamaan 7. bahan bakar minyak jenis premium.

t=
0, -0 Dari grafik perbandingan KBBF dan PDB
0, 0 (Gambar 2), di Indonesia pada rentang waktu
t = 0,62 (untuk koefisien regresi). 1995 sampai 2014 dapat dilihat bahwa setiap
peningkatan dan penurunan konsumsi bahan
Dari hasil uji t statistik regresi, diperoleh bakar fosil, PDB akan mengikuti
bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel, pergerakannya. Namun untuk memengaruhi
6,24 lebih besar dari 2,101. sehingga H0 nilai PDB ini tidak hanya konsumsi bahan
ditolak dan Ha diterima. bakar fosil saja yang memengaruhi melainkan
beberapa variabel lainnya yang tidak
digunakan dalam penelitian ini.

221
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 3, September 2019 : 213 - 223

Gambar 2. Grafik perbandingan bahan bakar fosil dan PDB

KESIMPULAN di Indonesia. Universitas Siah Kuala


Darussalam.
Dari hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan
Chang, T., Deale, D., Gupta, R., Hefer, R., Inglesi-
bahwa energi merupakan salah satu faktor
Lotz, R. dan Simo-Kengne, B 0 “The
produksi yang sangat berpengaruh terhadap
causal relationship between coal
pertumbuhan PDB Indonesia. Hal ini consumption and economic growth in the
dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi BRICS countries: Evidence from panel-
sebesar 0.83 yang artinya kekuatan hubungan Granger causality tests,” Energy ources, Part
antara keduanya sangat erat. Konsumsi bahan B: Economics, Planning, and Policy, 12(2),
bakar fosil memberikan pengaruh sebesar hal. 138–146.
68.41% terhadap PDB yang artinya setiap doi: 10.1080/15567249.2014.912696.
kenaikan satu unit satuan pada KBBF
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (2016)
memberikan pengaruh sebesar 68.41%.
Statistik minyak dan gas 2016. Jakarta:
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.

UCAPAN TERIMA KASIH Elinur, Priyarsono, D. S., Tambunan, M. dan


Firdaus, M 0 0 “Perkembangan konsumsi
Ucapan terima kasih kami sampaikan dan penyediaan energi dalam perekonomian
terutama kepada Prof. Dr. Ir. Yogi, MS. yang Indonesia,” Indonesian Journal of Agricultural
telah memberikan banyak masukan selama Economics, 2(1), hal. 97–119.
penyusunan penelitian ini, serta teman-teman
rekayasa pertambangan bidang khusus Faisal, F , Tursoy, T dan Ercantan, O 0 “The
relationship between energy consumption
ekonomi mineral.
and economic growth: Evidence from non-
Granger causality test,” Procedia Computer
DAFTAR PUSTAKA Science, 120, hal. 671–675.
doi: 10.1016/j.procs.2017.11.294.
Algifari (2009) Analisis regresi: Teori, kasus, dan
solusi. Yogyakarta: BPFE. Fariz, M dan Muljaningsih, 0 “Pengaruh
konsumsi energi terhadap Pertumbuhan
Arif, I. (2014) Batubara Indonesia. Gramedia ekonomi di Indonesia periode 1980- 0 ,”
Pustaka Utama. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3, hal. 1–14.

Basyiran, T. B. (2014) Konsumsi energi listrik, Gujarati, D. N. dan Porter, D. C. (2012) Dasar-
pertumbuhan ekonomi dan penduduk dasar ekonometrika. 2nd Ed. Jakarta: Salemba
terhadap emisi rumah kaca pembangkit listrik Empat.

222
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Fosil Terhadap Produk Domestik Bruto … Arif Setiawan dkk.

Irwandi 0 “The relationship between coal


consumption and economic growth in ugiyanto, H 0 “The causality between
Indonesia,” European Journal of Engineering energy consumption and gross domestic
and Formal Science, 2(1), hal. 13–20. product (GDP) in Indonesia, Malaysia,
Thailand and ingapore,” Jurnal Info Artha,
Kim, H.-M. dan Yoo, S.-H 0 “Coal 1(2), hal. 79–90.
consumption and economic growth in
Indonesia,” Energy ources, Part B: Economics, Sugiyono (2012) Metode penelitian kuantitatif
Planning, and Policy, 11(6), hal. 547–552. kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
doi: 10.1080/15567249.2012.690503.
Sukirno, S. (2004) Makro ekonomi teori pengantar.
Meyliana, D dan Mulazid, A 0 “Pengaruh Jakarta: Raja Grafindo Persada.
produk domestik bruto (PDB), jumlah bagi
hasil dan jumlah kantor terhadap jumlah uryanto, 0 “Konsumsi energi listrik dan
deposito muḍārabah bank syariah di pertumbuhan ekonomi di Indonesia: Aplikasi
Indonesia periode 2011- 0 ,” Economica: dan model,” Majalah Indd, hal 0–20.
Jurnal Ekonomi Islam, 8(2), hal. 263.
doi: 10.21580/economica.2017.8.2.1442. World Bank (2018a) Indonesia fossil fuel
consumption, www.worldbank.org. Tersedia
Pritzker, P. S., Arnold, K. dan Moyer, B. C. (2015) pada: https://data.worldbank.org/indicator/EG
Measuring the economy: A primer on GDP .USE.COMM.FO.ZS?locations=ID (Diakses:
and the national income and product 3 Agustus 2019).
accounts. Washington DC: Bureau of
Economic Analysis. World Bank (2018b) Indonesia GDP (constant),
www.worldbank.org.
Rahmadeni dan Anggreni, D 0 “Analisis
jumlah tenaga kerja terhadap jumlah pasien Yudiartono, Anindhita, Sugiyono, A., Wahid, L. M.
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru A. dan Adiarso (ed.) (2018) Outlook energi
menggunakan metode regresi gulud,” Jurnal Indonesia: Energi berkelanjutan untuk
Sains, 12(1), hal. 48–57. transportasi darat. Jakarta: PPIPE dan BPPT.

Rezki, J F 0 “Konsumsi energi dan Zahmir, A.-Q. (2014) Hubungan kausalitas antara
pembangunan ekonomi di Asia Tenggara,” konsumsi energi dengan pertumbuhan
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, ekonomi di Indonesia. Universitas Syiah
12(1), hal. 31–38. Kuala Darussalam. Tersedia pada:
doi: 10.21002/jepi.v12i1.286. http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_d
etail&id=7062.
Riduwan (2012) Dasar-dasar statistika. Bandung:
Alfabeta.

223
224

Anda mungkin juga menyukai