Anda di halaman 1dari 169

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/365232792

Manajemen Produksi dan Operasi

Book · November 2022

CITATIONS READS

0 3,686

1 author:

Dhiana Ekowati
Nusa Megarkencana College of Economics
27 PUBLICATIONS   116 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kopertis grant from the Ministry of Research, Technology and Higher Education View project

All content following this page was uploaded by Dhiana Ekowati on 09 November 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MANAJEMEN
PRODUKSI & OPERASI

Disusun Oleh:
Warkianto Widjaja, M.T
Abdul Munim, S.E., M.M
I Nyoman Tri Sutaguna, SST.Par., M.Par
Gusti Ayu Aghivirwiati, S.H., M.M
Khasanah, S.Pd., M.Kom., M.Pd
Dr. Dhiana Ekowati, SE., M.M
Dr. Yuli Purbaningsih, S.TP., M.P
Bekti Setiadi, S.E., M.M
Dr.Sutangsa, S.Pd., MAP
Tita Rosalina, S.Sos., M.Par

Penerbit Yayasan
Cendikia Mulia Mandiri
MANAJEMEN
PRODUKSI DAN OPERASI
Penulis:
Warkianto Widjaja, M.T
Abdul Munim, S.E., M.M
I Nyoman Tri Sutaguna, SST.Par., M.Par
Gusti Ayu Aghivirwiati, S.H., M.M
Khasanah, S.Pd., M.Kom., M.Pd
Dr. Dhiana Ekowati, SE., M.M
Dr. Yuli Purbaningsih, S.TP., M.P
Bekti Setiadi, S.E., M.M
Dr.Sutangsa, S.Pd., MAP
Tita Rosalina, S.Sos., M.Par

Editor & Desain Cover:


Paput Tri Cahyono

Penerbit:
Yayasan Cendikia Mulia Mandiri

Redaksi:
Perumahan Cipta No.1
Kota Batam, 29444
Email: cendikiamuliamandiri@gmail.com

ISBN : 978-623-88234-6-8

IKAPI: 011/Kepri/2022
Exp. 31 Maret 2024
Terbit: 20 Oktober 2022

Ukuran:
x hal + 156 hal;
14,8cm x 21cm

Cetakan Pertama, Oktober 2022.


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Dilarang Keras Memperbanyak Karya Tulis Ini Dalam Bentuk Dan Dengan Cara Apapun
Tanpa Izin Tertulis Dari Penerbit
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada
Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan karunia dan
berkah Nya sehingga penulis mampu merampungkan
karya ini tepat pada waktunya, sehingga penulis dapat
menghadirkannya dihadapan para pembaca. Kemudian,
tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., para
sahabat, dan ahli keluarganya yang mulia.
Manajemen produksi dan operasi merupakan
usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan
sumber daya antara lain tenaga kerja, mesin, peralatan,
bahan mentah dan sebagainya. Manajer produksi dan
operasi mengarahkan berbagai masukan agar dapat
memproduksi berbagai keluaran atau hasil dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu
sesuai dengan permintaan konsumen untuk mencapai
itu, diperlukan adanya penjadwalan agar output yang
dihasilkan dapat diselesaikan sesuai target.
Penjadwalan adalah suatu kegiatan untuk
menentukan kapan pekerjaan dilakukan. Dalam proses
produksi, penjadwalan memainkan peran penting
untuk mengalokasikan sumber daya seperti mesin dan
tenaga kerja. Dengan adanya penjadwalan produksi

Manajemen Produksi dan Operasi | iii


yang baik, maka perusahaan tidak akan mengalami
keterlambatan dan tidak akan mendapat komplain serta
biaya keterlambatan dari pelanggan.
Dalam keperluan itulah, buku Manajemen
Produksi dan Operasi ini sengaja penulis hadirkan
untuk pembaca. Tujuan buku ini adalah sebagai
panduan bagi setiap orang yang ingin mempelajari dan
memperdalam ilmu pengetahuan. Buku ini juga untuk
memberikan pencerahan kepada para pendidik, peserta
didik, pelaku pendidikan, pengelola lembaga
pendidikan dan masyarakat pada umumnya, dalam
rangka menciptakan generasi emas yang memiliki ilmu
pengetahuan serta wawasan yang luas.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga bagi semua pihak yang telah berpartisipasi.
Terakhir seperti kata pepatah bahwa” Tiada Gading
Yang Tak Retak” maka penulisan buku ini juga jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat
berterima kasih apabila ada saran dan masukkan yang
dapat diberikan guna menyempurnakan buku ini di
kemudian hari.

September 2022

Penulis

iv | Manajemen Produksi dan Operasi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii


DAFTAR ISI ......................................................................................... v
BAB I. MANAJEMEN ........................................................................ 1
1.1. Pengertian Manajemen ....................................................... 1
1.2. Implementasi .......................................................................... 6
1.3. Fungsi Manajemen ................................................................ 9
BAB II. PEMAHAMAN PRODUKSI ............................................ 21
2.1. Manajemen Produksi & Operasi ................................... 21
2.2. Teori Produksi ...................................................................... 24
2.3. Fungsi Produksi ................................................................... 27
2.4. Faktor-Faktor Produksi .................................................... 32
BAB III. KONSEP MANAJEMEN OPERASI .............................. 37
3.1. Syarat Penting ....................................................................... 37
3.2. Syarat Cukup ......................................................................... 40
3.3. Sistem Manajemen Operasi ............................................ 45
BAB IV. KONSEP MANAJEMEN PRODUKSI ........................... 51
4.1. Konsep ...................................................................................... 51
4.2. Lingkup Manajemen Produksi ....................................... 57
4.2.1. Manajemen Produksi Dalam Lingkup Sempit ..
................................................................................ 57
4.2.2. Manajemen Produksi Dalam Lingkup Luas . 59
BAB V. MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI ................. 69
5.1. Definisi Manajemen Produksi dan Operasi (MPO) ....
..................................................................................................... 69
5.2. Sejarah Manajemen Produksi dan Operasi. ............. 76

Manajemen Produksi dan Operasi | v


BAB VI. GAMBARAN MANAJEMEN OPERASI DAN
PRODUKSI ........................................................................................81
6.1. Gambaran Umum Manajemen Operasi...................... 81
6.2. Proses dan Jenis-Jenis Produksi ................................... 84
6.3. Manajemen Produksi dan Operasi ............................... 86
BAB VII. RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASI DAN
PRODUKSI ........................................................................................97
7.1. Pengertian Ruang Lingkup Manajemen Produksi 97
7.2. Perancangan Sistem Produksi ....................................... 98
7.3. Pengendalian Sistem Produksi dan Operasi ........ 100
7.4. Sistem Informasi Produksi ........................................... 102
7.5. Perencanaan Produk Baru ........................................... 105
7.6. Jenis-Jenis Produk Baru ................................................. 106
7.7. Menemukan Peluang Nilai Customer ....................... 107
7.8. Tahap-Tahap dalam Perencanaan Produk Baru 109
BAB VIII. PENGELOLAAN MANAJEMEN OPERASI DAN
PRODUKSI ..................................................................................... 113
8.1. Mengelola Sistem Produksi/Operasi ....................... 113
8.2. ............... Peranan Strategis Manajemen Produksi dan
Operasi .................................................................................................. 114
8.3. Fungsi Model Matematis dalam Manajemen
Produksi dan Operasi ..................................................................... 115
8.4. Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Produksi
dan Operasi ......................................................................................... 115
BAB IX. STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
........................................................................................................... 121
9.1. Strategi Perencanaan ...................................................... 121
9.2. Manajemen Produksi dan Operasi dalam
Percaturan Bisnis Internasional ................................................ 125

vi | Manajemen Produksi dan Operasi


9.3. Analisis Ekonomi dan Keuangan dalam Manajemen
Produksi dan Operasi ..................................................... 126
BAB X. KAPASITAS PRODUKSI DAN OPERASI .................. 129
10.1. Kapasitas dan Potensi dalam Kegiatan Produksi129
10.2. Dampak Negatif Kegiatan Produksi ......................... 136
10.3. Pola Produksi ..................................................................... 143
10.4. Pola Produksi Konstan ................................................... 144
10.5. Pola Produksi Bergelombang (Fluktuatip) ........... 145
10.6. Pola Produksi Moderat .................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 153

Manajemen Produksi dan Operasi | vii


viii | Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi | ix
x | Manajemen Produksi dan Operasi
BAB I.
MANAJEMEN

1.1. Pengertian Manajemen


Pengertian Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen
adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat orang lain
mau dan bersedia berkerja untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen
memerlukan konsep dasar pengetahuan, kemampuan
untuk menganalisis situasi, kondisi, sumber daya
manusia yang ada dan memikirkan cara yang tepat
untuk melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah mengatur (managing)
untuk mengatur di sini diperlukan suatu seni,
bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama.
Pengertian Manajemen adalah suatu rangkaian
proses yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi
dan pengendalian dalam rangka memberdayakan
seluruh sumber daya organisasi/perusahaan, baik

Manajemen Produksi dan Operasi | 1


sumberdaya manusia (human resource capital), modal
(financial capital), material (land, natural resources or
raw materials), maupun teknologi secara optimal untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Adanya kebutuhan Negara untuk menjalankan
fungsi dan tanggung jawabnya terhadap rakyat, yakni
mengatur persoalan hidup rakyat dan memberikan
pelayanan dalam kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen
belum dikenal sebelumnya, atau perkembangan
manajemen terkait dengan perkembangan masyarakat
Amerika dan Eropa. Kelahiran dan perkembangan
manajemen bisa dikembalikan pada awal proses
penciptaan alam ini. Jika kita menilik peradaban Mesir
Klasik, terdapat bukti sejarah berupa piramida dan
spinx yang mencerminkan adanya praktik manajeman,
skill, dan kompetensi.
Manajemen selalu dipakai dan sangat penting
untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga,
sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan
lain sebagainya.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni. Mengapa
disebut demikian, Sebab antara keduanya tidak bisa
dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan

2 | Manajemen Produksi dan Operasi


telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan di dalamnya menjelaskan tentang gejala-
gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan
menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam
bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk
suatu teori. Sedangkan manajemen sebagai suatu seni,
di sini memandang bahwa di dalam mencapai suatu
tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, nah
bagaimana cara memerintahkan kepada orang lain agar
orang lain mau bekerja sama.
Secara etimologis di antaranya istilah manajemen
berasal dari bahasa latin manus yang berarti ”tangan”,
dalam bahasa italia maneggiare berarti
“mengendalikan”, dalam bahasa inggris istilah
manajemen berasal dari kata to manage yang berarti
mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar
mendefinisikan manajemen secara beragam, di
antaranya:
1. Schein memberi definisi manajemen sebagai
profesi. Menurutnya manajemen merupakan
suatu profesi yang dituntut untuk bekerja
secara profesional, karakteristiknya adalah
para profesional membuat keputusan
berdsarkan prinsip-prinsip umum, para
profesional mendapatkan status mereka karena

Manajemen Produksi dan Operasi | 3


mereka mencapai standar prestasi kerja
tertentu, dan para profesional harus ditentukan
suatu kode etik yang kuat.
2. Terry memberi pengertian manajemen yaitu
suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata.
Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa
yang harus dilakukan, menetapkan cara
bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang
telah dilakukan.
3. Luther Gulick mendefinisikan manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan
(science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana
manusia bekerja bersamasama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen dibutuhkan dibutuhkan oleh individu


atau kelompok individu, organisasi bisnis, organisasi
sosial atau pun organisasi pemerintah untuk mengatur,

4 | Manajemen Produksi dan Operasi


merencanakan segala hal untuk memperoleh hasil yang
optimal pada waktu yang akan datang. Manajemen
dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa
manajemen yang baik, segala usaha yang dilakukan
kurang berhasil. Dalam perkembangannya proses
manajemen adalah langkah langkah strategis yang juga
adalah manfaat dari manajemen tersebut. Untuk
mencapai tujuan organisasi, oleh karena itu manjer
perlu menjaga keseimbangan yang berbeda yaitu
tuntutan stakeholders dan tuntutan pekerja.
Tiap-tiap organisasi tentunya memiliki satu atau
sebagian tujuan yang memastikan arah serta
menjadikan satu pandangan unsur manajemen yang
ada dalam organisasi itu. Sudah tentunya tujuan yang
mau diraih nantinya yaitu satu kondisi yang tambah
baik daripada kondisi diawalnya. Dalam
perkembangannya manajemen digunakan untuk
mengendalikan organisasi.
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Di dalam organisasi dirasakan
perlunya bekerja sama atau bantuan orang lain.
Keberhasilan suatu organisasi antara lain ditentukan
oleh kemampuan pemimpin/manajer untuk mengatur
kerja sama tersebut. Kegiatan memimpin, mengatur,

Manajemen Produksi dan Operasi | 5


mengelola, mengendalikan, mengembangkan kegiatan
organisasi merupakan kegiatan organisasi merupakan
kegiatan manajemen.

1.2. Implementasi
Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan
untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah,
keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh
lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan
kenegaraan.
Implementasi sebagai suatu proses tindakan
Administrasi dan Politik. Pandangan ini sejalan dengan
pendapat Peter S. Cleaves dalam bukunya Solichin
Abdul Wahab, yang secara tegas menyebutkan bahwa:
Implementasi itu mencakup “a process of moving toward
a policy objective by means of administrative and
political steps” (Cleaves, 1980). Secara garis besar,
beliau mengatakan bahwa fungsi implementasi itu ialah
untuk membentuk suatu hubungan yang
memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran
kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome hasil
akhir kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab

6 | Manajemen Produksi dan Operasi


itu fungsi implementasi mencakup pula penciptaan apa
yang Dalam ilmu kebijakan public disebut “policy
delivery system” (sistem penyampaian/penerusan
kebijakan publik) yang biasanya terdiri dari cara-cara
atau saran-sarana tertentu yang dirancang atau
didesain secara khusus serta diarahkan menuju
tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang
dikehendaki.
Sedangkan Van Meter dan Van Horn, dalam
bukunya Leo Agustino, mendefinisikan implementasi
sebagai: “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-
kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijaksanaan”. Pandangan Van Meter dan
Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan
oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuantujuan yang telah digariskan dalam suatu
keputusan tertentu. Badanbadan tersebut
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang
membawa dampak pada warganegaranya.
Namun dalam praktinya badan-badan pemerintah
sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah
mandat dari Undang-Undang, sehingga membuat

Manajemen Produksi dan Operasi | 7


mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa
yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
tidak dilakukan. Secara sederhana implementasi bisa
diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan
bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.
Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-
sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi
oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Dalam
kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan
merupakan proses untuk melaksanakan ide, program
atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang
lain dapat menerima dan melakukan perubahan.
Dalam konteks implementasi kurikulum
pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di
atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya
implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang
digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program
atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk
kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai

8 | Manajemen Produksi dan Operasi


dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu
mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

1.3. Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat
bagian, yakni planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan
controlling (pengawasan).
1. Planning (perencanaan)
a. Pengertian
Planning (perencanaan) ialah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan. Planning mencakup kegiatan
pengambilan keputusan, karena termasuk
dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
Diperlukan kemampuan untuk mengadakan
visualisasi dan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola dari himpunan
tindakan untuk masa mendatang.
b. Proses Perencanaan
Proses perencanaan berisi empat tahap:
Menentukan tujuan perencanaan, Menentukan
tindakan untuk mencapai tujuan,
Mengembangkan dasar pemikiran kondisi

Manajemen Produksi dan Operasi | 9


mendatang, cara untuk mencapai tujuan, dan
mengimplementasi rencana tindakan dan
mengevaluasi hasilnya.
c. Alasan Perlunya Perencanaan
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan.
Perencanaan dilakukan untuk mencapai:
“protective benefits” artinya yang dihasilkan dari
pengurangan kemungkinan terjadnya kesalahan
dalam pembuatan keputusan, dan “positive
benfits” artinya dalam bentuk meningkatnya
sukses pencapaian tujuan organisasi.
d. Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus menjawab
enam pertanyaan yang tercakup dalam unsur-
unsur perencanaan yaitu: tindakan apa yang
harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala
sesuatu yang akan dilakukan, apa sebabnya
tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu
merumuskan faktor-faktor penyebab dalam
melakukan tindakan, tindakan tersebut
dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi,
kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu
menentukan waktu pelaksanaan tindakan, siapa
yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu
menentukan pelaku yang akan melakukan

10 | Manajemen Produksi dan Operasi


tindakan, dan bagaimana cara melaksanakan
tindakan tersebut, yaitu menentukan metode
pelaksanaan tindakan.
e. Klasifikasi perencanaan
Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi
5 dasar, Yaitu: Pertama, Bidang fungsional
mencakup rencana produksi, pemasaran,
keuangan, dan personalia. Kedua, Tingkatan
Organisasional termasuk keseluruhan
organisasi atau satuansatuan kerja organisasi.
Ketiga, Sifat rencaana meliputi faktor
kompleksitas, fleksibilitas, keformalan,
kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif, dan
kualitatif. Keempat, Waktu menyangkut jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Kelima, Unsur-unsur perencanaan dalam wujud
anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan,
dan sebagainya.
f. Tipe-tipe Perencanaan
Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:
perencanaan jangka panjang (Short Range
Plans) mencakup berbagai rencana dari satu
hari sampai satu tahun, perencanaan jangka
menengah (inter mediate Range Plans)
mempunyai rentangan waktu antara beberapa

Manajemen Produksi dan Operasi | 11


bulan sampai tiga tahun, dan rencana jangka
panjang (long range plans) meliputi kegiatan-
kegiatan selama dua sampai lima tahun.
Prencanaan strategi, yaitu proses emilihan
tujuantujuan organisasi seperti penentuan
strategi, kebijaksanaan dan program-program
strategik yang diperlukan untuk tujuan-tujuan
tersebut dan penetapan metoda-metoda yang
diperlukan untuk menjamin bahwa strategik
dan kebijaksanaan telah diimplementasikan.
g. Dasar-dasar Perencanaan yang Baik
Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:
forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi
tentang apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, penggunaan skenario, meliputi
penentuan beberapa alternatif skenario masa
yang akan datang atau peristiwa yang mungkin
terjadi, benchmarking, perbandingan eksternal
untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus
kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan
yang dilakukan untuk masa yang akan datang.
h. Kelemahan Perencanaan
Perencanaan juga mempunyai beberapa
kelemahan. Diantaranya: pekerjaan yang
tercakup dalam perencanaan mungkin

12 | Manajemen Produksi dan Operasi


berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan
cenderung menunda kegiatan, perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk
berinisiatif dan berinovasi, kadang-kadang hasil
yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian
situasi individual dan penanganan setiap
masalah pada saat masalah tersebut terjadi, dan
rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang
tidak konsisten.
i. Manfaat Perencanaan.
Perencanaan mempunyai 9 manfaat penting.
Yaitu: pertama, membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan. Kedua, membantu dalam
kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah
utama. Ketiga, memungkinkan manajer
memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas. Keempat, membantu penempatan
tanggung jawab lebih tepat. Kelima,
memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi. Keenam, memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi. Ketujuh, membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
Dan kesembilan, menghemat waktu, usaha, dan

Manajemen Produksi dan Operasi | 13


dana.
2. Organizing (Pengorganisasian)
a. Pengertian Pengorganisasian
Organizing berasal dari kata organon dalam
bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap
kelompok kepada seorang manajer.
Pengorganisasian mempersatukan sumber-
sumber daya pokok dengan cara yang teratur
dan mengatur orang-orang dalam pola yang
demikian rupa, hingga mereka dapat
melaksanakan aktivitas-aktivitas guna mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan. Pengorganisasi
adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam
pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,
penentuan hubungan pekerjaan yang baik
diantara mereka, serta pemeliharaan
lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang pantas.
b. Faktor-Faktor dalam Menentukan
Perancangan Struktur Organisasi
Adapun faktor-faktor utama dalam menetukan
perancangan struktur organisasi. Diantaranya:
Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya

14 | Manajemen Produksi dan Operasi


yaitu menjelaskan bagaimana aliran wewenang
dan saluran komunikasi dapat disusun di antara
para manajer dan bawahan, teknologi yang
digunakan, anggota (karyawan) dan orang-
orang yang terlibat dalam organisasi, dan
ukuran organisasi yaitu besarnya organisasi
secara keseluruhan maupun satuan-satuan
kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur
organisasi.
c. Proses pengorganisasian
Proses ini akan akan tercermin pada struktur
organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting
organisasi dan proses pengorganisasian. Yaitu:
pembagian kerja, departementalisasi (atau
sering disebut dengan istilah departemntasi),
bagan organisasi formal, rantai perintah dan
kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki
manajemen, saluran komunikasi, penggunaan
komite, rentang manajemen dan kelompok-
kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.
d. Komponen-komponen Organisasi
Ada empat komponen dari organisasi yang
dapat diingat dengan kata “WERE” (Work,
Employees, Relationship dan Environment). Work
(pekerjaan) adalah fungsi yang harus

Manajemen Produksi dan Operasi | 15


dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan. Employees (pegawai-pegawai)
adalah setiap orang yang ditugaskan untuk
melaksanakan bagian tertentu dari seluruh
pekerjaan. Relationship (hubungan) merupakan
hal penting di dalam organisasi. Environment
(lingkungan) adalah komponen terakhir yang
mencakup sarana fisik dan sasaran umum di
dalam lingkungan dimana para pegawai
melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi,
mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang
merupakan faktor-faktor yang membentuk
lingkungan.
e. Tujuan organisasi
Penetapan tujuan-tujuan organisasi merupakan
tahapan paling kritis dalam proses perencanaan.
Adapun beberapa tujuan yang dijelaskan
dibawah ini menurut T Hani Handoko adalah:
Tujuan kemasyarakatan, Tujuan keluaran,
Tujuan sistem, dan Tujuan Produk.
f. Prinsip-prinsip organisasi
Williams (1965) mengemukakan pendapat
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi;
prinsip bahwa organisasi harus mempunyai
tujuan yang jelas, prinsip skala hirarki, prinsip

16 | Manajemen Produksi dan Operasi


kesatuan perintah, prinsip pendelegasian
wewenang, prinsip pertanggungjawaban,
prinsip pembagian pekerjaan, prinsip rentang
pengendalian, prinsip fungsional, prinsip
pemisahan, prinsip keseimbangan, prinsip
fleksibilitas, prinsip kepemimpinan.
g. Manfaat pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat, dapat lebih
mempertegas hubungan antara anggota satu
dengan yang lain. setiap anggota dapat
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung
jawab. setiap anggota organisasi dapat
mengetahui apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
posisinya dalam struktur organisasi. dapat
dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam
organisasi secara tegas, sehingga setiap anggota
mempunyai kesempatan yang sama untuk
berkembang. akan tercipta pola hubungan yang
baik antar anggota organisasi, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan dengan
mudah.

3. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah satu usaha untuk

Manajemen Produksi dan Operasi | 17


menggerakan anggotaanggota kelompok
demikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran
perusahaan yang bersangkutan dan sasaran-
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
oleh karena para anggota itu ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Menggerakan
berhubungan erat dengan sumber daya manusia
yang pada akhirnya merupakan pusat sekitar
apa aktivitas-aktivitas manajemen berputar.
Nilai-nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi,
harapan, pemuasan seseorang dan interaksinya
dengan orang-orang lain dan dengan lingkungan
fisik kesemuanya bertautan dengan proses
menggerakan.

4. Controlling (Pengawasan)
a. Pengertian Controlling
Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk
mencocokkan apakah kegiatan operasional
(actuating) di lapangan sesuai dengan rencana
(planning) yang telah ditetapkan dalam
mencapai tujuan (goal) dari organisasi, Dengan
demikian yang menjadi obyek dari kegiatan
pengawasan adalah mengenai kesalahan,

18 | Manajemen Produksi dan Operasi


penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat
negatif. Sebutan controlling lebih banyak
digunakan karena lebih mengandung konotasi
yang mencakup penetapan standar, pengukuran
kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.
b. Tahap-tahap Pengawasan
Proses pengawaan biasanya terdiri paling
sedikit lima tahap (langkah). Tahap-tahap
pengawasan ini terdiri dari; Penetapan standar
pelaksana, Penentuan pengukuran kegiatan,
Pengukuran pelaksana kegiatan nyata,
Pembandingan pelaksana kegiatan dengan
standar dan penganalisaan penyimpangan-
penyimpangan, dan yang terakhir Pengambilan
tindakan koreksi bila perlu.
c. Tipe-tipe Pengawasan.
Ada tipe-tipe dasar pengawasan, yaitu:
pengawasan pendahuluan, pengawasan
“conccurent”, dan pengawasan umpan balik.
 Pengawasan pendahuluan (Feedforward
Control) dirancang untuk mengantisipasi
masalah-masalah dan penyimpangan dari
standar tujuan dan memungkinkan koreksi
sebelum suatu kegiatan tertentu
diselesaikan.

Manajemen Produksi dan Operasi | 19


 Pengawasan yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan (Concurrent
Control) merupakan proses dalam aspek
tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi
dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa
dilanjutkan, atau menjadi semacam
peralatan “double check” yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu
kegiatan.
 Pengawasan Umpan Balik (Feedback
Control) mengukur hasilhasil dari suatu
kegiatan yang telah dilaksanakan.

20 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB II.
PEMAHAMAN PRODUKSI

2.1. Manajemen Produksi & Operasi


Setiap kegiatan dalam sebuah organisasi bisnis
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah (added
value) yang secara lebih konkrit sebagai output berupan
hasil keuntungan (profit). Untuk mendapatkan
keuntungan tersebut, sebuah perusahaan atau
organisasi bisnis biasanya melakukan kegiatan
produksi atau operasioanl, yaitu merubah bahan
mentah (raw material) atau yang sering disebut unsur
masukan (input) menjadi keluaran berbentuk bahan
jadi (output) sehingga sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Setelah diperoleh barang jadi yang
berbentuk suatu produk atau jasa yang sesuai dengan
yang diharapkan dan dibutuhkan konsumen, sebuah
perusahaan dapat memperoleh nilai tambah (added
value) dari adanya proses produksi atau operasional
tersebut. Adanya additional value inilah yang
sebenarnya merupakan keuntungan (profit) bagi
sebuah perusahaan.
Pada kenyataannya, bentuk sebuah organisasi tidak
seluruhnya bersifat mencari keuntungan (profit
organization), tapi ada juga yang berbentuk tidak
Manajemen Produksi dan Operasi | 21
mencari laba atau nir-laba (non for profit organization).
Bentuk organisasi bisnis yang bersifat profit oriented
adalah Perseroan Terbatas (PT), Company Vereniging
(CV), Usaha Dagang (UD), Firma, dan lain-lain usaha
yang bersifat mencari untung. Bentuk-bentuk usaha
non-profit seperti Yayasan Lembaga Konsumen,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain.
Lembaga Koperasi adalah lembaga yang berbentuk
anatara profit murni dan social atau non-profit.
Koperasi menggunakan istilah keuntungan saja malu-
malu, seperti Sisa Hasil Usaha (SHU), bahkan ada yang
mengistilahkan Sisa Amal Usaha (SAU). Untuk tujuan
lembaga atau organisasi yang nonprofit, tetap harus
diterapkan system Majemen Produksi/Operasi yang
modern agar diperoleh sebuah system organisasi yang
optimal, efisien dan efektis sehingga menjadi sehat
bauik secara financial maupun pengelolaan pada
umumnya. Walaupun tidak terang-terangan mencari
keuntungan, namun sebuah organisasi social teteap
harus memilki pendapatan dan pendanaan yang cukup
sehingga harus mampu mengelola organisasi secara
efisien. Sebagai contoh, sebuah sekolah atau universitas
atau bahkan rumah sakit, tentu harus mampu
membayar tenaga medis, administrasi, biaya beban

22 | Manajemen Produksi dan Operasi


tetap bulanan dan sebagainya. Dalam gal ini, termasuk
juga instansi pemerintah.
Apabila isntitusi nir-laba (non-for profit) secara
tidak terus terang berani mengatakan ingin
mendapatkan profit, maka dengan menerapkan konsep-
konsep dan teori-teori pada system manajemen
produksi/operasi diharapkan akan memberikan sebuah
kemaslahatan atau kemanfaatan yang lebih baik
(benefit) bagi masyarakat luas.
Agar diperoleh keuntungan sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan, cara yang paling efektif adalah
menerapkan konsep miminimasi dan maksimasi.
Konsep minimasi adalah usaha menekan biaya (cost)
dalam proses produksi atau operasi hanya sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga dengan cost yang
lebih kecil maka dapat diperoleh sebuah perbandingan
antara penerimaan (revenue) atau profit yang diperoleh
dengan pengorbanan yang dikeluarkan akan menjadi
lebih tinggi. Konsep maksimasi adalah usaha
perusahaan untuk memaksimalkan keluaran (output)
proses produksi/operasi dari constrains (kendala-
kendala) kelangkaan dan keterbatasan jumlah bahan
baku (scarcity) sebagai masukan (input) yang tersedia.
Untuk tujuan inilah sebenarnya perusahaan perlu
mengelola proses konversi dalam kegiatan produksi

Manajemen Produksi dan Operasi | 23


atau operasional. Bidang ilmu yang mempelajari
masalah ini adalah Manajemen Produksi dan Operasi.

2.2. Teori Produksi


Produksi adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan
faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi,
manageril skill. Produksi merupakan usaha untuk
meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk
(form utility), memindahkan tempat (place ultility), dan
menyimpan (store utility).
Sistem produksi adalah merupakan keterkaitan
komponen satu (input) dengan komponen lain (output)
dan juga menyangkut ‘prosesnya’ terjadi interaksi satu
dengan lainnya untuk mencapai satu tujuan. Salah satu
lingkungan ekonomi adalah sistem produksi.
Komponen dalam system produksi adalah input, proses
dan output.
Komponen input meliputi: tanah, tenaga kerja,
modal (capital), manajemen, energi, informasi, dan
sebagainya yang ikut berperan menjadi komponen atau
bahan baku dari suatu produk.
Komponen output adalah barang dan/atau jasa.
Komponen proses dalam mentransformasi nilai tambah
dari input ke output adalah pengendalian input,

24 | Manajemen Produksi dan Operasi


pengendalian proses itu sendiri, dan pengendalian
teknologi sebagai upaya umpan balik dari output ke
input. Upaya umpan balik ini adalah dalam rangka
untuk menjaga kualitas output yang diinginkan sesuai
dengan harapan (expectation) produsen.
Keterkaitan pada sistem produksi mempunyai
dapat bersifat struktural maupun fungsional. Dimaksud
struktural meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan
sebagainya. Sedangkan fungsional meliputi
perencanaan, pengorganisasian, kontrol, pengendalian,
dan sebagainya berkaitan dengan manajemen.
Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan baik berbentuk barang (goods) maupun
jasa (services) dalam suatu periode waktu yang
selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi
perusahaan.
Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian produksi
dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Pengertian produksi dalam arti sempit, yaitu
mengubah bentuk barang menjadi barang baru,
ini menimbulkan form utility.
2. Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu usaha
yang menimbulkan kegunaan karena place, time,
dan posession.

Manajemen Produksi dan Operasi | 25


Kemampuan suatu organisasi dalam menghasilkan
produktivitas yang tinggi artinya memperlihatkan
kemampuan manajer bagian produksi dalam
mengkoordinasikan seluruh elemen yang ada dalam
usaha mendukung terbentuknya produktivitas, dan
produktivitas yang baik adalah yang memiliki nilai jual
di pasar. John Kendrick mendefinisikan produktivitas
sebagai hubungan antara keluaran (output=O) berupa
barang dan jasa dengan masukan (input=I) berupa
sumber daya, manusia atau bukan, yang digunakan
dalam proses produksi; hubungan tersebut biasanya
dinyatakan dengan bentuk rasio O/I.
Secara konsep, produksi adalah kegiatan
menghasilkan sesuatu, baik berupa barang, (seperti
pakaian, sepatu, makanan), maupun jasa (pengobatan,
urut, potong rambut, hiburan, manajemen). Dalam
pengertian sehari-hari, produksi adalah mengolah
input, baik berupa barang atau jasa, menjadi output
berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau lebih
bermanfaat.
Teori produksi adalah prinsip ilmiah dalam
melakukan produksi, yang meliputi:
1. Bagaimana memilih kombinasi penggunaan
input untuk menghasilkan output dengan
produktivitas dan efesiensi tinggi.

26 | Manajemen Produksi dan Operasi


2. Bagaimana menentukan tingkat output yang
optimal untuk tingkat penggunaan input
tertentu.
3. Bagaimana mamilih teknologi yang tepat sesuai
dengan kondisi perusahaan.

2.3. Fungsi Produksi


Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara
variabel yang output dan input, atau variabel yang
dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan (X).
Variabel yang dijelaskan adalah output (produksi) dan
variabel yang menjelaskan adalah input (faktor
produksi), atau sebagai variabel tak bebas (dependent
variable) dan (independent variable).
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara
variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang
menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya
berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya
berupa input. Dalam pembahasan teori ekonomi
produksi, maka telaahan fungsi produksi ini. Hal
tersebut disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat
mengetahui hubungan antara faktor produksi
(input) dan produksi (output) secara langsung

Manajemen Produksi dan Operasi | 27


dan hubungan tersebut dapat lebih mudah
dimengerti.
2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat
mengetahui hubungan antara variabel yang
dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel
yang menjelaskan (independent variable), X,
serta sekaligus mengetahui hubungan antar
variabel penjelas. Secara matematis, hubungan
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3, . . . , Xn)

Dengan fungsi produksi seperti tersebut di atas,


maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan sekaligus
hubungan X1. . .Xn dan X lainnya juga dapat diketahui.
Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi
produksi. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan
istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut
sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan
dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut:
Q = f (K, L, R, T)

Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah


jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis
tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah
kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang
28 | Manajemen Produksi dan Operasi
digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang
dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi
tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat
produksinya.
Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan
matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat
produksi suatu barang tergantung kepada jumlah
modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi
yang berbeda-beda dengan sendirinya akan
memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam
jumlah yang berbeda-beda juga.
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum
output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah
input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara
sistematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai
berikut:
Q = F (K, L, X, E)
Di mana:
Q = output
K; L; X; E = input (kapital, tenaga kerja, bahan
baku, keahlian keusahawanan)

Manajemen Produksi dan Operasi | 29


Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yang
bertanggung jawab menghasilkan barang atau jasa
harus menentukan kombinasi berbagai input yang akan
dipakai untuk menghasilkannya.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara
input dan output. Input atau faktor produksi biasanya
diklasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja (labor) atau
modal. Tanah dan tenaga kerja dikategorikan sebagai
input yang tidak diproduksi untuk menjadi input untuk
proses produksi selanjutnya. Sedangkan modal adalah
faktor yang sengaja diproduksi untuk proses produksi
berikutnya. Jadi modal adalah suatu output dari proses
produksi yang satu, kemudian menjadi input untuk
proses produksi berikutnya.
Fungsi produksi (atau lazim pula disebut operasi)
merupakan fungsi yang diserahi tugas dan tanggung
jawab untuk melakukan aktivitas pengubahan dan
pengolahan sumber daya produksi (a set of input)
menjadi keluaran (output), barang atau jasa, sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Fungsi
produksi ini menciptakan kegunaan suatu benda
meningkat akibat dilakukannya penyempurnaan bentuk
atas benda (input) yang bersangkutan.
Tentu saja dalam operasi perusahaan, fungsi
dimaksud di atas tidak dapat berjalan sendiri-sendiri,

30 | Manajemen Produksi dan Operasi


melainkan harus bersinergi antara yang satu dengan
yang lainnya sehingga secara bersama-sama mampu
memberikan manfaat yang optimal. Interaksi fungsi
secara demikian dikenal dengan sebutan sebagai
sistem. Pada dasarnya sistem adalah kolektivitas
beberapa fungsi atau bagian yang memiliki tugas dan
kewajiban tertentu dan secara bersama-sama
melakukan kerja sama untuk mewujudkan tujuan
bersama yang telah didefinisikan sebelumnya.
Secara umum, fungsi produksi ini terbangun atas
empat elemen (subsystem), yaitu subsistem masukan
(input subsystem), subsistem proses (conversion or
processing subsystem), subsistem keluaran (output
subsystem), dan sub-sistem umpan balik (feedback or
production information subsystem). Relasi IPO (Input-
Process-Output) dapat dijelaskan dengan sebuah fungsi
relasi matematika yang sederhana, yaitu sebagai
berikut.

Y = f (X)
Di mana
Y = output (barang atau jasa yang
dihasilkan/disediakan untuk pelanggan).
F = fungsi, metode, dan teknologi yang
diimplementasikan dalam mengelola input yang

Manajemen Produksi dan Operasi | 31


dipakai menghasilkan output melalui proses
produksi tertentu.
X = input yang dipakai untuk menghasilkan output
yang direncanakan

Dalam konteks ini, Y adalah dependent variabel


atau variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya
ditentukan oleh faktor lainnya, dalam hal ini proses dan
input yang digunakan. Sebagai variabel dependen, nilai
Y ini berada di luar kendali manajemen. Sebaliknya, X
adalah independent variabel atau variabel independen,
yaitu variabel yang menentukan nilai variabel lainnya.
Variabel X ini berada di bawah kendali manajemen.
Proses sebagai kegiatan yang dilambangkan oleh fungsi
(f), juga berada di bawah kendali manajemen.
Sehubungan dengan karakteristik IPO yang
dikemukakan di atas, dalam mengelola aktivitas
produksi, fokus perhatian terletak pada input X dan
proses f, bukan berfokus pada output Y yang berada di
luar kendali.

2.4. Faktor-Faktor Produksi


Istilah faktor produksi sering pula disebut dengan
“korbanan produksi” karena faktor produksi tersebut
“dikorbankan” untuk menghasilkan produksi. Dalam
bahasa inggris, faktor produksi ini disebut dengan
32 | Manajemen Produksi dan Operasi
“input”. Untuk menghasilkan suatu produk, maka
diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output). Hubungan
antara input dan output ini disebut dengan “factor
relationship” (FR). Dalam rumus matematis, FR ini
dapat dituliskan dengan:
Y = f (X1, . X2 . . . X1, . . . Xn)

Di mana:
Y = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor
produksi, X, dan
X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi
Y.

Dalam proses produksi pertanian, maka Y dapat


berupa produksi pertanian dan X dapat berupa lahan
pertanian, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Setiap proses produksi mempunyai landasan
teknis, yang dalam teori ekonomi disebut faktor
produksi. Faktor produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat
output dan (kombinasi) penggunaan input. Setiap
produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu
faktor produksi untuk “pabriknya”.
Dalam bebarapa buku teks faktor produksi/input
ini dapat ditulis secara matematis dengan:
Manajemen Produksi dan Operasi | 33
Q = f (K, L, R, T)
Q = tingkat produksi
K = modal
R = kekayaan alam
T = teknologi

Maksud dari persamaan di atas merupakan suatu


pernyataan matematis yang pada dasarnya berarti
bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung
kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi
yang berbeda-beda dengan sendirinya akan
memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam
jumlah yang berbedabeda juga. Dengan
membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu
dapatlah ditentukan dengan gabungan faktor produksi
yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah
barang.
Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi
dasar mengenai sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi
produksi dari semua produksi dimana semua produsen
dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The
Law of Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan
bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya

34 | Manajemen Produksi dan Operasi


sedang input-input lain tetap maka tambahan output
yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit yang
ditambahkan tadi mulamula menaik tetapi kemudian
setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin
menurun seiring dengan pertambahan input. Dengan
demikian, pada hakikatnya The Law of Diminishing
Returns dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, produksi total mengalami
pertambahan yang semakin cepat.
2. Tahap kedua, produksi total pertambahannya
semakin lambat.
3. Tahap ketiga, produksi total semakin lama
semakin berkurang.

Faktor produksi adalah faktor yang „dikorbankan‟


untuk mengahasilkan produksi. Faktor produksi dalam
bahasa Inggris sering disebut output. Seorang produsen
dalam menghasilkan suatu produk harus mengetahui
jenis atau macam-macam dari faktor produksi.
Hubungan fisik antara faktor produksi dengan
produksi disebut dengan fungsi produksi. Dengan kata
lain, hubungan antara variabel input sebagai variabel
bebas (variabel yang mempengaruhi; independent
variable) dengan variabel output sebagai variabel tak
bebas (variabel yang dipengaruhi; dependent variable).

Manajemen Produksi dan Operasi | 35


Hubungan variabel tersebut dapat ditulis dalam bentuk
model matematika secara umum:
Y = f (X1, X2, . . ., Xn)
Di mana Y adalah produksi (variabel tak bebas)
yang dipengaruhi oleh faktor produksi (variabel bebas,
X) dan X adalah variabel bebas yang dipengaruhi Y.
Macam faktor produksi secara teori dibagi menjadi
empat yaitu lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Faktor produksi lahan dan tenaga kerja sering disebut
dengan input utama (mather is input). Sedangkan modal
dan manajemen adalah hasil modifikasi dari input
utama dan sering dikatakan sebagai kedua (father is
input)

36 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB III.
KONSEP MANAJEMEN OPERASI

3.1. Syarat Penting


Secara sederhana, menurut Kosasih, (2012) sebuah
kegiatan operasi atau proses produksi dalam sebuah
organisasi baik manufaktur maupun jasa memiliki dua
unsur mendasar yaitu: Syarat Penting, artinya dalam
menjalankan sebuah proses atau kegiatan operasi harus
bersungguh-sungguh melakukan proses
transformasinya dari bentuk bahan menjadi bentuk
produk jadi, dihindarkan terjadinya penyimpangan dan
kesalahan karena sebuah proses yang dijalankan
bermuara pada satu tujuan yaitu pemenuhan
kebutuhan dasar manusia atau konsumen. Proses
transformasi dapat berbentuk nyata (tangible) dan
dapat berbentuk tidak nyata (intangible), tangible
berarti produk dapat terlihat dengan jelas, dapat
dipindah, dimiliki dan disimpan, sedangkan intangible
berarti sebaliknya, tidak terlihat namun bisa dirasakan
manfaatnya, namun tidak dapat dimiliki, tidak dapat
disimpan, penjelasan ini berikut akan dijabarkan dalam
bentuk gambar di bawah ini:

Manajemen Produksi dan Operasi | 37


Gambar 1 Proses transformasi material bangunan menjadi
sebuah rumah tinggal

Dari gambar 1 di atas, untuk mewujudkan sebuah


rumah tinggal tidak hanya dibutuhkan bahan bangunan
atau material saja, namun juga dibutuhkan keahlian,
kemampuan, pengalaman, teknologi, kajian/evaluasi,
pengujian, dan sebagainya. Tujuan untuk membangun
rumah tidak hanya untuk memiliki rumah, namun juga
untuk mencari dan menemukan kenyamanan,
keamanan, kedamaian dan kepuasan serta tujuan
lainnya yang tidak dapat diukur secara kasat
(intangible). Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk
menciptakan sebuah produk atau jasa guna memenuhi
kebutuhan konsumen, maka diperlukan segenap unsur

38 | Manajemen Produksi dan Operasi


dalam proses transformasi sehingga produk atau jasa
yang dihasilkan menjadi sesuatu yang sempurna dan
memuaskan keinginan konsumen. Contoh di atas adalah
Syarat Penting yang berwujud atau tangible. Karena
produknya dapat disimpan, diraba, dirasakan, dimiliki.
Sedangkan syarat penting yang tidak tampak oleh mata
atau intangible dapat digambarkan melalui contoh di
bawah ini:

Gambar 2 Kursus disain grafis bentuk transformasi secara


Intangible

Dalam gambar 2 di atas, merupakan satu contoh


proses transformasi secara intangible. Seseorang
sebelumnya tidak memiliki keahlian grafis, sehingga
diberikan kursus secara kontinyu dalam kurun waktu
tertentu, pada akhirnya mampu memiliki keahlian
disain grafis, namun keahlian tersebut tidak tampak
oleh mata. Keahlian dapat dialihkan kepada orang lain
Manajemen Produksi dan Operasi | 39
melalui cara yang sama yaitu pelatihan atau kursus.
Keahlian tersebut dapat tersimpan dalam bentuk
transfer knowledge, tidak dapat dipindahkan dengan
cara begitu saja, namun menggunakan metode tertentu.
Dengan berbagai ilustrasi di atas, kegiatan operasi
atau proses penciptaan sesuatu baik yang tampak
secara phisik maupun tidak tampak dapat berjalan
dengan baik dan mencapai hasil yang sempurna jika
terpenuhinya faktor produksi yang terdiri dari input
atau peserta atau bahan, keahlian/instruktur, alat &
peralatan, media, waktu, tempat/lokasi, dan sebagainya
yang mendukung terlaksananya kegiatan proses, hingga
tercapainya hasil akhir.

3.2. Syarat Cukup


Melalui kegiatan operasi akan tercipta sebuah nilai
tambah pada obyek yang di transformasi, maksudnya
adalah sebelum dan sesudah transformasi dilakukan,
perbedaan dapat diukur dan diketahui dengan jelas,
perbedaan yang muncul dan mampu memberikan nilai
tambah pada obyek tersebut kita namankan syarat
cukup. Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan beberapa
gambar di bawah ini:

40 | Manajemen Produksi dan Operasi


Gambar 3 Proses transformasi akan menciptakan nilai tambah
produk

Pada gambar 3 di atas jika diamati dengan


seksama, terlihat adanya perubahan yang mencolok
sebelum dan sesudah proses transformasi dilakukan,
perubahan yang tampak pada obyek kita namankan
nilai tambah, sebuah nilai yang mampu memberikan
gaya guna, manfaat, nilai lebih, daya tarik, fungsi, nilai
seni sehingga membuat orang tertarik untuk melihat,
memiliki, membeli, memakai benda tersebut.
Selanjutnya setelah nilainilai di atas muncul maka
sebuah benda (produk) akan memiliki nilai jual, harga,
daya tukar/barter, nilai ekonomi dan pada akhirnya
layak diperdagangkan sehingga mampu menghasilkan
income atau devisa.
Kain yang dirubah menjadi pakaian, tidak asal jadi
pakaian begitu saja, namun pakaian yang bagus,
jahitannya halus, disainnya menawan/memikat, awet
dipakai, tidak mudah rusak/robek, warnanya menarik,

Manajemen Produksi dan Operasi | 41


layak diperdagangkan, ini semua dinamakan nilai
tambah. Demikian contoh lain yaitu rotan mentah jika
dibiarkan saja terbengkalai, maka rotan tersebut tidak
bisa memiliki nilai tambah, karena tidak memiliki
fungsi, namun setelah dirubah menjadi menjadi
berbagai macam dan jenis meubel misal kursi, meja,
dengan disain menarik/memikat, ukurannya macam-
macam, juga bentuknya dan warna maka rotan telah
memiliki nilai tambah, sehingga orang yang melihat
tertarik untuk memiliki dan membeli. Tanah liat jika
dibiarkan ditempatnya maka tidak satupun orang
tertarik memilikinya, namun setelah dirubah menjadi
berbagai bentuk barang seni misalnya gerabah dengan
berbagai jenis dan bentuk, apalagi di finishing lebih
lanjut dengan cat dan sebagainya, membuat orang
tertarik untuk melihat, memiliki dan membelinya. Bila
kita simpulkan lebih lanjut maka syarat cukup
maksudnya adalah jika kita membuat menu
masakan/kuliner maka buatlah masakan yang enak
sehingga banyak orang menyukainya, jika membuat
pakaian maka buatlah pakaian yang berkualitas, jika
membuat bangunan maka buatlah bangunan yang
berkualitas tidak mudah rusak, retak, pecah dan
sebagainya. Tujuan utama syarat cukup adalah
menjamin bahwa apa saja yang dibuat benar-benar

42 | Manajemen Produksi dan Operasi


mampu memberikan sebuah kepuasan bagi pemiliki
atau penggunanya dan mampu memberikan jaminan
rasa percaya pada pemilik/konsumen yang
memakainya.

Gambar 4 Unsur yang melengkapi sebuah proses transformasi

Dari gambar 4 di atas, dapat dijelaskan bahwa


berlangsungnya proses transformasi membutuhkan
material berupa bahan baku, bahan utama, bahan
pembantu, bahan penunjang, tenaga manusia berupa
keahlian, kepandaian, pengalaman yang mengatur arah
perubahan dalam transformasi, juga modal berupa
lokasi/tempat, mesin, dana, peralatan, tempat
penyimpanan, termasuk dukungan teknologi dan
terakhir dukungan energi dapat berupa sumber air,
listrik, bahan bakar, sinar matahari, daya energi angin,
gas alam dan sebagainya. Bergabungnya input tersebut
tentu sangat membantu kelancaran dan kesuksesan
proses transformasi baik secara tradisional maupun

Manajemen Produksi dan Operasi | 43


modern, setelah proses finishing akhir maka
terbentuklah barang atau jasa yang siap digunakan.
Gambar yang ditampilkan di atas merupakan syarat
cukup yang bersifat phisik atau tangible, sedangkan
syarat cukup yang berbentuk intangible dapat
dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 1 Proses trasnformasi dalam bentuk intangible

Melalui tabel 1 di atas, walau seseorang telah


memiliki keahlian-keahlian tertentu, ternyata keahlian
tersebut tidak dapat dilihat melalui mata, berbeda
dengan benda phisik dapat jelas terlihat, karena
keahlian yang dimiliki seseorang bersifat intangible
yaitu suatu kondisi bahwa sesuatu dapat dirasakan
manfaat atau daya gunanya namun tidak dapat terlihat
langsung oleh mata. Keahlian seseorang akan nampak
jelas melalui mata jika yang bersangkutan berhubungan
dengan alat bantu atau sedang mengoperasikan alat
kerja yang telah membuatnya menjadi seorang ahli.
Keahlian melekat pada manusia atau individu bukan
melekat pada produk. Seseorang dikatakan ahli musik
44 | Manajemen Produksi dan Operasi
ketika dia sedang memainkan alat musik, seseorang
dikatakan mahir mengemudi disaat seseorang tersebut
sedang mengemudikan kendaraan, namun disaat
seseorang tersebut sedang diam tidak mengerjakan
sesuatu, maka keahliannya tidak tampak dan tidak
terlihat.

3.3. Sistem Manajemen Operasi


Sistem merupakan penggabungan berbagai unsur,
faktor produksi, alat, pendukung, keahlian, mesin,
peralatan, peraturan-peraturan, pikiran, perasaan dan
segala kebijakan untuk melaksanakan sebuah proses
dalam sebuah kegiatan yang terencana dan dikelola
secara baik pada sebuah manajemen. Sebuah kegiatan
operasi dapat berjalan dan dapat dilaksanakan dengan
baik jika terpenuhinya aspek pendukung yaitu primary
input/input utama, recources/faktor produksi, dan
kegiatan proses itu sendiri. Sistem operasi berguna
untuk mengatur kegiatan proses, perlu di atur agar
tidak terjadi kesalahan, kerusakan atau penyimpangan.
Melalui sebuah proses maka dihasilkan service (jasa),
dan atau barang (product) untuk tujuan pemenuhan
kebutuhan hidup. Untuk menjelaskan sistem
manajemen operasi secara lengkap, simak gambar di
bawah ini:

Manajemen Produksi dan Operasi | 45


Gambar 5 Sistem Manajemen Operasi

Melalui gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa


dalam sebuah sistem manajemen operasi, aspek atau
unsur-unsur apa saja yang terkait secara langsung di
dalamnya, untuk terciptanya sebuah produk atau jasa
atau kombinasi keduanya. Dalam kondisi yang stabil,
tentunya sebuah sistem manajemen operasi dapat
terlaksana dengan lancar dan baik tanpa adanya
kendala yang berarti, namun dalam kondisi sulit dan
tidak menentu serta penuh ketidakpastian maka sistem
manajemen operasi akan sangat tergantung
penyesuaian atau revisi pada setiap aspek secara tepat.
1. Primary Input (bahan utama), meliputi bahan
baku, bahan tambahan untuk kemasan dan
bahan lain yang sifatnya melengkapi bahan
utama dalam upaya proses penciptaan
46 | Manajemen Produksi dan Operasi
produk/jasa. Misal pabrik buah dalam kemasan,
bahan utama adalah buah, sedangkan bahan
tambahan/pelengkap adalah tempat yang
digunakan untuk mengemas buah tersebut.
Pabrik susu bahan utamanya adalah susu murni,
sedangkan bahan tambahan atau pelengkap
adalah kaleng atau dos yang digunakan untuk
kemasannya. Pabrik sabun mandi, bahan utama
adalah sabun, sedangkan bungkus sabun adalah
bahan tambahan atau pelengkap. Kendala yang
sering terjadi pada primary input yakni adanya
kelangkaan bahan, distribusi dan pengiriman
yang terganggu, regulasi yang tidak tepat,
ketersediaan stok/cadangan global, terjadinya
bencana alam dan sebagainya, ini faktor utama
yang dapat mengganggu sistem operasi secara
keseluruhan, sebab jika bahan terkendala,
seluruh aktifitas proses produksi terganggu.
2. Recources (faktor produksi), dalam sistem
manajemen operasi, faktor produksi
diwujudkan dalam bentuk benda phisik yang
terkait langsung dengan kegiatan operasi dan
produksi, seperti lokasi/tempat, gudang
peyimpanan bahan atau produk, dana untuk
pembiayaan, jalur transportasi, alat angkut,

Manajemen Produksi dan Operasi | 47


mesin-mesin, peralatan penunjang, teknologi
yang diadopsi, keahlian tenaga kerja. Faktor
produksi terkadang berhubungan erat dengan
kegiatan pengadaan dan investasi. Tempat dan
kegiatan pelatihan karyawan, rumah tinggal
karyawan atau mess. Termasuk peralatan
tambahan untuk pengiriman barang seperti
kontainer.
3. Product (produk), keluaran akhir dari suatu
proses produksi, berupa produk jadi beserta
pelayanan yang menyertainya. Produk dan
pelayanan menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Misal produk sepeda motor,
bentuk pelayanannya adalah tempat servis dan
reparasi, kelengkapan suku cadang dan
aksesoris. Bila yang dibeli adalah barang
elektronik maka pelayanannya adalah delivery
barang, cara pemasangan, instalasi,
ketersediaan suku cadang, jaminan garansi, dan
jaminan harga jual kembali, termasuk event
yang dilaksanakan untuk memuaskan pengguna,
event biasanya berhubungan dengan kegiatan
promosi dan terakhir adalah layanan tred-in
atau tukar tambah.

48 | Manajemen Produksi dan Operasi


4. Process (Proses), sebuah aktifitas untuk
mengubah bahan baku dengan tambahan
kelengkapan lainnya menjadi sebuah produk
akhir yang siap digunakan, disini proses
transformasi terjadi. Transformasi terdiri dari
dua jenis yakni Konversi dan Non konversi.
Proses produksi jenis konversi dilakukan
dengan jalan mengubah bahan baku menjadi
produk akhir, namun perbedaan bahan baku
dengan produk akhir tidak terlalu mencolok
misal kayu dirubah menjadi kursi kayu, lemari,
bufet dan sebagainya, rotan dirubah menjadi
meubel rotan, aluminium dirubah menjadi
peralatan dapur. Berbeda dengan proses
produksi berbentuk non konversi, bahan baku
yang digunakan untuk membuat produk akan
memiliki tampilan yang berbeda dibandingkan
produk akhir, misal lembaran baja, mesin, kaca,
kabel, tembaga, karet, aluminium, plastik
digabung menjadi satu dalam sebuah proses,
kemudian keluarannya (produknya) adalah
otomotif/mobil.
5. Service (penyediaan layanan), adalah sebuah
kegiatan yang sifatnya memudahkan,
menciptakan kepuasan, rasa senang, dalam

Manajemen Produksi dan Operasi | 49


mengatasi segala kebutuhan tambahan
termasuk mengatasi permasalahan yang timbul
bagi konsumen dalam rangka proses
penggunaan produk yang dibelinya. Penyediaan
layanan termasuk pengataran barang sampai
tempat tujuan, pemasangan suku cadang,
reparasi atau perbaikan, penyediaan suku
cadang, petunjuk penggunaan/pengoperasian
produk. Jaminan reparasi dan perbaikan,
perbaikan di tempat dan sebagainya yang pada
intinya ingin memudahkan konsumen dalam
mengatasi segala permasalahan yang
dijumpainya.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa


dengan adanya sistem manajemen operasi, setiap
proses produksi yang dilakukan ada sebuah jaminan
bahwa produk atau jasa yang dibuat tidak akan
memberikan rasa kecewa pada konsumennya dan
produk atau jasa yang digunakan cenderung
memuaskan dan minim keluhan. Sistem manajemen
operasi berusaha membuat atau memproduksi produk
dan atau jasa sesuai jaminan yang dijanjikan oleh
produsen. Sehingga dijamin tidak terjadi deffect
(kerusakan/cacat).

50 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB IV.
KONSEP MANAJEMEN PRODUKSI

4.1. Konsep
Dalam konsep manajemen produksi, kegiatan
produksi dapat diartikan secara sederhana menjadi dua
bentuk pemahaman, yaitu:
1. Menambah Daya Guna, maksudnya adalah
produksi tidak hanya berfokus bagaimana
menciptakan sebuah produk atau jasa, namun
memiliki pengertian lain yaitu bagaimana
menambah daya guna sebuah produk atau jasa,
artinya produk yang telah usang dapat di
reproduksi menjadi sesuatu yang lebih
berguna, atau produk yang telah rusak dapat
diperbaiki menjadi produk utuh kembali
sehingga kembali dapat difungsikan atau
digunakan seperti sedia kala. Pengertian lain
adalah produk di modifikasi atau dirubah
sesuai kebutuhan dan peruntukan sehingga
dapat lebih berfungsi dan memiliki manfaat
lebih bagi pengguna tertentu dalam
menjalankan aktifitasnya. Misal sepeda motor
rodanya dua, dimodifikasi menjadi roda tiga
sehingga motor yang telah dimodifikasi
Manajemen Produksi dan Operasi | 51
tersebut dapat dipergunakan untuk beraktifitas
bagi pengguna yang memiliki keterbatasan atau
cacat fisik. Sehingga motor tadi daya gunanya
bertambah. Mobil angkutan untuk penumpang
dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga saat
digunakan maka penumpang yang
menggunakan kursi roda bisa masuk ke dalam
mobil, jelas ini berguna bagi anggota keluarga
yang memiliki cacat fisik atau bagi penumpang
manula.

Gambar 6 Disain kendaraan roda empat untuk


penyandang cacat

Gambar 7 Disain sepeda motor untuk


penyandang cacat

52 | Manajemen Produksi dan Operasi


2. Menciptakan Daya Guna, merupakan kegiatan
untuk memproses sesuatu bahan baku secara
bersama-sama dengan bahan baku lainnya
untuk kemudian di olah sedemikian rupa
menjadi sebuah produk tertentu yang memiliki
manfaat dan daya guna. Pemahaman disini
adalah menghasilkan atau menciptakan benda
atau barang yang awalnya tidak ada menjadi
ada menggunakan kombinasi berbagai macam
faktor produksi. Proses penciptaan barang atau
produk berawal dari munculnya kebutuhan
yang ada di masyarakat konsumen. Sehingga
melalui kegiatan produksi, berbagai macam
bahan baku yang memiliki potensi daya guna
digabung sedemikian rupa melalui keahlian
dan teknologi tertentu hingga terciptalah
sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan tertentu di mata konsumen.
Misal sepotong kayu, karton/kertas dan kaca
yang awalnya tidak memiliki daya guna sama
sekali, kemudian dirangkai, digabung dan
diproses dengan teknik dan cara tertentu, maka
terciptalah sebuah pigura yang cantik dan
memiliki daya seni, yang selanjutnya dapat
digunakan untuk memajang sebuah foto di

Manajemen Produksi dan Operasi | 53


dinding. Kain dan kapuk yang awalnya tidak
bermanfaat dan tidak memiliki daya guna,
kemudian digabung melalui kreasi tertentu
sehingga terciptalah sebuah bantal yang cantik.
Dahulu kala jika seorang nasabah ingin
menyetor dan mengambil uang di bank, harus
bersedia datang dan antri berlama-lama di
bank dengan nasabah lainnya dan sangat
menyita waktu. Namun sekarang dengan
hadirnya mesin dan kartu ATM, maka
semuanya menjadi mudah dan praktis serta
tidak lagi menyita banyak waktu hanya untuk
sekedar menyetor, mengambil uang tunai atau
urusan trasaksi keuangan lainnya.

Gambar 8 Mesin ATM merupakan output dari


menciptakan daya guna

Dengan pendekatan manajemen produksi, produk


atau jasa tidak mustahil untuk dibuat, semua berawal
dari sebuah kebutuhan, lalu di sinergikan dengan

54 | Manajemen Produksi dan Operasi


kemajuan teknologi, maka proses inovasi akan lahir
begitu saja menuju pada sebuah proses penciptaan
produk. Kekuatan imajinasi seseorang (ahli) dapat
mendorong dan memotivasi mengembangkan sebuah
pemikiran guna mewujudkan produk yang ingin dibuat
tersebut. Melalui proses pengujian dan percobaan
berulang-ulang dan dukungan teknologi yang
terbarukan maka inovasi produk dapat dilakukan.

Gambar 9 Perubahan sistem pembakaran pada sepeda


motor yang awalnya menggunakan

Contoh gambar 9 memperlihatkan ada tujuan


khusus yang ingin dicapai pada sistem pembakaran
sepeda motor, yang awalnya menggunakan karburator
kemudian berubah teknologinya menjadi full injection,
dengan perubahan tersebut diperoleh kualitas gas emisi
yang lebih ramah lingkungan dan konsumsi bahan
bakar yang jauh lebih irit dan ekonomis. Ini merupakan
sebuah penciptaan daya guna, yang awalnya tidak

Manajemen Produksi dan Operasi | 55


ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan yang
awalnya tidak irit menjadi lebih irit. Untuk menciptakan
daya guna dalam jangka panjang, semakin lama peran
teknologi semakin besar kontribusinya, baik teknologi
bidang permesinan dan bidang teknologi informasi.
Teknologi dan perkembangannya tidak dapat
dibendung namun yang harus dilakukan adalah
menyesuaikan. Karena semakin lama manusia
menginginkan sesuatu yang serba praktis dan efisien
dalam menunjang segala kebutuhan hidupnya dalam
kegiatan seharihari.

Gambar 10 Perubahan alat komunikasi seluler akibat


dari perubahan

Awal berkembangnya teknologi komunikasi


seluler, kebanyakan perangkat seluler masih berbentuk
monochrome, perangkat masih terbatas hanya untuk
komunikasi dan berkirim SMS, daya guna dan fungsi
sangat terbatas, teknologi belum seberapa berkembang.
Namun kini telah berubah dengan pesat dan semakin
multiguna. Bahkan mampu memenuhi berbagai

56 | Manajemen Produksi dan Operasi


kebutuhan transaksi bisnis hanya melalui perangkat
seluler tersebut.

4.2. Lingkup Manajemen Produksi


Untuk mengenal lebih lanjut tentang lingkup
manajemen di bidang kegiatan produksi, maka dapat
dijelaskan dari sudut pandang dua hal, lingkup sempit
dan lingkup luas.

4.2.1. Manajemen Produksi Dalam Lingkup


Sempit
Manajemen produksi dalam lingkup sempit,
menyangkut mengenai segala bentuk persiapan
dan kegiatan inti serta tujuannya menciptakan
produk, dan didalamnya terdapat aspek sebagai
berikut:
1. Penggagasan ide, merupakan langkah
paling awal dalam merencanakan
pembuatan barang dan jasa yang
meliputi: masalah yang timbul ditengah
masyarakat dan merupakan sebuah isu
yang berhubungan dengan kehidupan
ekonomi, apa yang hendak dibuat, berapa
banyak membuatnya, siapa orang yang
paling membutuhkan, apa kegunaan atau
fungsi barang dan jasa yang akan dibuat,
Manajemen Produksi dan Operasi | 57
siapa saja yang terlibat dalam
membuatnya. Setelah selesai dibuat,
siapa yang paling berhak
menggunakannya.
2. Menyiapkan cara atau metode,
menyangkut dengan cara atau metode
atau peralatan yang bagaimana sebuah
barang dan jasa dapat dihasilkan,
bagaimana tingkat kerumitannya, apa
diperlukan metode khusus, bagaimana
cara memperbaiki jika terjadi kerusakan,
bagaimana spesifikasinya. Dan
seterusnya.
3. Waktu (timing) pembuatan, tahap ini
meliputi hal-hal sebagai berikut: apakah
produk/jasa yang dibuat dilakukan
secara terus-menerus, atau mengikuti
musim tertentu sesuai kebutuhan,
apakah perlu disain ukuran, model, tipe,
varian tertentu saja ataukah malah
sebaiknya all size. Timing juga mencakup
peluang waktu, kapan saat yang tepat
untuk memulai usaha dan kegiatan
produksi.

58 | Manajemen Produksi dan Operasi


4. Lokasi atau tempat yang tepat, artinya
dimana sebaiknya barang dan jasa
tersebut di produksi/dihasilkan, ditengah
kota, di pedesaan atau deket daerah
dataran tinggi, atau daerah pesisir, lokasi
memang erat hubungannya dengan
ketersediaan jalur transportasi dan
efisiensi biaya pengiriman. Bagaimana
menjaga keselamatan pekerja, apakah
ada rencana relokasi ke depan sebagai
syarat pengembangan usaha/produksi.
Barang dan jasa yang dihasilkan orientasi
ekport atau untuk konsumsi domestik.

Gambar 11 Empat komponen utama yang


terdapat pada lingkup sempit manajemen
produksi

4.2.2. Manajemen Produksi Dalam Lingkup Luas


Selain memiliki lingkup sempit, kegiatan
manajemen produksi juga memiliki lingkup luas,
Manajemen Produksi dan Operasi | 59
komponen/unsur yang tercakup dalam lingkup
luas adalah:
1. Raw materials/Bahan baku, seluruh
kegiatan operasi yang bertujuan untuk
mencari dan menciptakan bahan baku
pengganti atau substitusi jika bahan baku
utama kelak habis, maka kegiatan
produksi tidak akan terhenti atau
terganggu, bahan baku pengganti
meliputi bahan baku yang hampir sama
jenisnya, bentuknya atau wujudnya atau
mengganti bahan baku yang benar-benar
berbeda dan terbarukan. Ini semua
dilakukan untuk menjaga kelangsungan
proses produksi. Dalam kegiatan industri
secara umum, bahan kayu kemungkinan
dapat digantikan menggunakan plastik,
atau kayu buatan dari sisa limbah kayu,
atau menggunakan bahan karet. Kegiatan
di bidang pengadaan bahan baku tidak
saja melibatkan antar wilayah dalam
sebuah negara, bahkan bisa melibatkan
antar negara.
2. Teknologi, bagian yang paling krusial
dalam sebuah kegiatan teknologi adalah

60 | Manajemen Produksi dan Operasi


bagaimana melakukan adopsi teknologi
dalam jangka panjang, mengingat hal ini
membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Teknologi pada umumnya akan
membuat sebuah produk atau jasa
semakin modern saat digunakan, menjadi
lebih mudah, praktis dan cepat, bahkan
mampu multifungsi. Teknologi akan
membuat harga produk semakin murah
dan di sisi konsumen akan menghemat
biaya.
3. Kebijakan, otoritas yang mengeluarkan
kebijakan adalah pemerintah, mengingat
segala kegiatan yang berlangsung dalam
sebuah negara di atur oleh undang-
undang sehingga dapat dihindarkan
praktek monopoli dan persaingan tidak
sehat. Undang-undang yang mendasari
lahirnya sebuah kebijakan bertujuan
mengatur kegiatan operasi dan produksi
yang tidak menyimpang dan
menimbulkan kerugian bagi masyarakat
luas. Misal terjadinya pencemaran limbah
lindustri dalam bentuk polusi udara,
tanah, air dan dampak negatif pada

Manajemen Produksi dan Operasi | 61


kesehatan. Atau kebijakan berusaha
untuk melindungi terjadinya kerusakan
lingkungan di lokasi
industri/perusahaan. Kebijakan juga
bertujuan mengatur dengan baik tingkat
harga produk secara wajar sehingga
dapat dihindari praktek yang dapat
merugikan masyarakat luas sebagai
konsumen akhir. Dengan demikian
tercipta produk yang memberi manfaat
tinggi namun tidak menimbulkan
dampak kerusakan bagi alam dan
lingkungan ketika proses produksi
dilakukan oleh industrinya.

Gambar 12 Enam komponen penting yang


menjadi fokus utama dalam

4. Sumber energi, salah satu


ketergantungan kegiatan proses produksi

62 | Manajemen Produksi dan Operasi


adalah tersedianya sumber energi yang
mencukupi dan berlangsung dalam
jangka panjang, karena kegiatan produksi
dan operasi memang membutuhkan
energi. Sumber energi yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan industri
meliputi energi listrik, sumber air bersih,
energi matahari, energi gas, bahan bakar
minyak. Namun di sisi lain penyediaan
sumber energi di atas cenderung selalu
terkendala sehingga mudah menjadi
langka dan semakin mahal. Untuk
memenuhi kebutuhan energi ke depan,
banyak riset yang dikembangkan untuk
menciptakan sumber energi terbarukan
misal sumber energi panas bumi namun
hingga sekarang belum optimal, sehingga
belum dapat dimanfaatkan secara layak.
5. Limbah Industri, pengolahan limbah
industri dan pabrik, menjadi suatu hal
yang tidak dapat dikendalikan dengan
mudah, walaupun beberapa negara
manju mampu mengelola limbah industri
dengan baik, akan tetapi di negara
berkembang persoalan limbah industri

Manajemen Produksi dan Operasi | 63


masih menjadi masalah besar yang belum
teratasi dengan sempurna sehingga
dampaknya jelas merusak lingkungan
karena menimbulkan pencemaran udara,
tanah dan pencemaran air sungai dan air
laut. Menanggulangi limbah industri
butuh inovasi dan bantuan teknologi,
agar proses pengelolaan limbah industri
tidak menimbulkan dampak negatif
berkelanjutan pada kehidupan manusia
dan lingkungan. Pembuangan limbah
pabrik ke sungai dan gas polutan ke
udara, pembukaan lahan perkebunan
pada lahan hutan, pertambangan,
pengeboran minyak mentah di tengah
laut merupakan kontributor terbesar
dalam pencemaran lingkungan. Belum
ada metode yang benar-benar aman
dalam mengatasi dampak pencemaran
ini.
6. Proses Daur Ulang, kegiatan ini hanya
berlaku bagi produk industri yang
memang dapat di daur ulang (recycle)
karena fisik bahan baku yang
menungkinkan untuk di daur ulang

64 | Manajemen Produksi dan Operasi


disaat produk mulai using atau tidak lagi
memiliki nilai ekonomis. Adanya kegiatan
daur ulang sampah industri akan
memberikan nilai positif terhadap
meningkatnya limbah atas produk bekas.
Namun kegiatan daur ulang juga
membutuhkan investasi dan dana yang
tidak sedikit, membutuhkan lokasi,
teknologi tepat guna, dan metode yang
teruji bahkan peran tenaga yang ahli
dibidangnya. Tidak semua produk hasil
industri yang telah usang dapat di daur
ulang, terbatas pada bahan-bahan
tertentu, misal kayu, kaca, karet, logam,
plastik dan produk cair. Namun jika
kegiatan daur ulang dapat dilakukan
dengan tepat, aka nada beberapa manfaat
secara ekonomi yaitu:
a. Penghematan sumber daya alam,
b. Penghematan sumber energi,
c. Penghematan lahan pembuangan
sampah atau tempat penyimpanan
sampah,
d. Lingkungan yang lebih bersih dan
nyaman,

Manajemen Produksi dan Operasi | 65


e. Dan yang terakhir mengurangi resiko
pencemaran.

Gambar 13 Salah satu metode dalam daur ulang


sampah botol plastik

Gambar 14 Satu metode pengolahan limbah


sampah rumah tangga dalam bentuk

Dari kedua gambar di atas, dapat dilihat


bagaimana proses daur ulang sampah atau barang
bekas dalam kegiatanm operasi suatu usaha agar
sisa barang bekas tidak menjadi sampah yang

66 | Manajemen Produksi dan Operasi


dapat merusak lingkungan, gambar 9 menunjukkan
sebuah ilustrasi dalam melaksanakan daur ulang
sampah plastik di sebuah perusahaan, sedangkan
gambar 10 di bawahnya menunjukkan bagaimana
cara cerdas mengelola sampah dan melakukan
daur ulang dari hasil sampah rumah tangga di
pemukiman penduduk sehingga dari proses daur
ulang tersebut di peroleh manfaat ekonomi berupa
penghasilan dari hasil penjualan sampah daur
ulang untuk menambah kas desa.
Proses daur ulang sampah yang berasal dari
barang bekas merupakan satu upaya secara
eksplisit dalam mengatasi masalah sampah yang
dapat mencemari dan merusak ekosistem pada
lingkungan. Dengan adanya kegiatan daur ulang
maka dampak negatif dan perusakan lingkungan
akibat sampah barang industri dapat ditekan dan
dikurangi sedemikian rupa, sehingga proses daur
ulang sampah barang bekas merupakan salah satu
solusi dalam mengatasi permasalahan sampah
terutama sampah yang ditimbulkan dari kegiatan
produksi dan operasi industri.

Manajemen Produksi dan Operasi | 67


68 | Manajemen Produksi dan Operasi
BAB V.
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

5.1. Definisi Manajemen Produksi dan Operasi


(MPO)
Menurut Everete E. Adam dan Ebert J. Ronald
(1996) dalam bukunya Production and Operation
Management, definisi Manajemen Produksi dan Operasi
adalah pengelolaan proses konversi dari input
(masukan) menjadi output (keluaran), baik berupa
produk manufaktur (goods) maupun jasa (services).
Input dapat berupa lahan, pekerja, investasi,
manajemen, teknologi, dan lain-lain. Sedangkan output
yang diperoleh biasanya berupa jasa pelayanan, barang-
barang konsumsi dan lain-lain.
Dengan demikian, pengertian dan tujuan serta
sasaran Manajemen Produksi sebenarnya sama saja
dengan Manajemen Operasi. Hal yang membedakan
antara Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi
adalah berdasarkan sifat hasil output yang ada. Jika
focus perhatian terhadap proses konversi atau produksi
yang keluarannya berupa barang (goods) disebut
Manajemen Produksi, namun jika keluarannya berupa
jasa (services) disebut Manajemen Operasi. Namun
pada saat ini ke dua istilah tersebut lebih sering
Manajemen Produksi dan Operasi | 69
digunakan secara bersama-sama menjadi Manajemen
Produksi dan Operasi.

Gambar 15 Tujuan Perusahaan

Gambar 16 Perusahaan Sebagai Bagian dari Masyarakat


Pluralistik

Secara skematis, diagram umum untuk


menggambarkan kegiatan Manajemen Produksi dan
Operasi adalah sebagai berikut:

70 | Manajemen Produksi dan Operasi


Gambar 17 Sistem Konversi atau Proses
Produksi/Operasi menurut E, Adam et.all.

Untuk memberikan penjelasan lebih lengkap,


berikut dapat dilihat proses produksi/operasional pada
system operasional departemen store dan usaha
pertanian (a farm).

Gambar 18 Sistem Operasi sebuah Department Store

Manajemen Produksi dan Operasi | 71


Gambar 19 Sistem Operasi sebuah Usaha Peternakan

Disamping proses produksi/operasional pada


setiap perusahaan atau organisasi bisnis untuk
menjelaskan kedudukan system pengelolaan produksi
atau operasional, dapat dilihat bahwa dalam setiap
perusahaan terdapat system dan fungsi-fungsi yang
berlaku dalam mencapai tujuannya, yaitu profit atau
nilai tambah.
Untuk mencapai tujuan proses produksi atau
operasi, sebuah organisasi membentuk departemen
atau unit-unit secara terpadu yang sesuai dengan
strategi perusahaan secara umum. Fungsi-fungsi
manajemen yang dimaksud secara garis besar terdiri
dari tiga bagian, yaitu: pemasaran, keuangan atau
akuntansi dan produksi/operasi.
Beberapa contoh aktual tentang fungsi dan
peranan secara manjerial dan terpadu dari ke tiga

72 | Manajemen Produksi dan Operasi


bagian dalam system organisasi dapat lebih secara
mendalam digambarkan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Table 2 Tiga Fungsi yang Diperlukan Setiap Organisasi
Bisnis

Sedangkan bentuk transformasi dari inputs


menjadi outputs secara aktual dapat dicontohkan pada
Gambar 20 dibawah ini.

Gambar 20 sistem Produksi/Operasi Merubah Input


Menjadi Output

Manajemen Produksi dan Operasi | 73


Beberapa contoh nama perusahaan yang
menghasilkan output sesuai dengan bidang usahanya
dapat dilihat pada table 3 di bawah ini.
Table 3 Contoh Beberapa Perushaan dan Jenis Usaha
yang Dilakukan

74 | Manajemen Produksi dan Operasi


Manajemen Produksi dan Operasi | 75
Perbedaan hasil keluaran proses konversi dapat
digunakan sebagai indikator apakah perusahaan
tersebut menghasilkan goods atau services:
 Tangible/intangible dari keluaran
 Konsumsi output
 Jenis kerja (nature of work)
 Tingkat keterlibatan konsumen
 Partisipasi konsumen dalam proses
konversi
 Tingkat kinerja

5.2. Sejarah Manajemen Produksi dan Operasi.


Telah lebih dari dua abad Manajemen Produksi dan
Operasi diketahui sebagai salah satu faktor yang
penting dalam ikut memajukan tingkat kesejahteraan
ekonomi masyarakat banyak.
Pada awalnya POM (Production and Operation
Management) dikenal sebagai Manufacturing
Management, kemudian Production Management dan
akhirnya Operation Management.
Manufacturing Management dikenal pada abad 18,
setelah Adam Smith memperkenalkan Spesialisasi
Tenaga Kerja (Labour Specialization). Kemudian pada
tahun 1930-an mulai dikenal istilah Production
Management setelah dirilisnya buku Scientific

76 | Manajemen Produksi dan Operasi


Management oleh Frederick Winslow Taylor. Istilah ini
terus populer sampai dengan tahun 1950-an.
Sejak bisnis sektor jasa seperti rumah makan, jasa
penerbangan dan lain-lain berkembang begitu pesat,
ternyata istilah Manajemen Produksi kurang mampu
menampung aspek bisnis sektor jasa. Maka, pada tahun
1970-an mulailah dikenal istilah Manajemen Produksi
dan Operasi.
Pada perkembangan terakhir, seiring dengan
berkembangan bisnis jasa, khususnya jasa informasi
yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi
informasi dan internet, Manajemen Produksi dan
Operasi juga semakin cenderung berubah menjadi dua
arah, yaitu Manajemen produksi dan Manajemen
Operasi. Namun demikian, pendekatan yang digunakan
tetap, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hampir semua model kuantitatif yang diterapkan pada
sistem produksi pada bisnis manufaktur, juga dapat
digunakan pada sistemm operasi pada bisnis jasa. Pada
akhirnya kini semacam terdapat kecenderungan adanya
dua focus kajian antara manajemen Operasi dan
Manajemen Produksi secara sendiri-sendiri.
Sebenarnya yang terjadi tidaklah demikian, namun
hanya secara praktis untuk mempermudaha focus
kajian saja. Sedangkan seluruh prinsip-prinsip atauy

Manajemen Produksi dan Operasi | 77


konsep dan teori serta pendekatan yang digunakan
tetap sama saja.
Hal ini dapat dilihat perkembangan literature
terakhir ini, bahwa para ahli atau pengarang buku-buku
manajemen produksi atau operasi yang dulu selalu
menggabungkan pembahasananya dalam satu buku,
sekarang cenderung mulai dipisahkan mernjadi dua
buah buku yang terpisah, yaitu Manajemen Produksi
dan Manajemen Operasi. Sebenarnya tujuan dari
pemisahan tersebut agar lebih memudahkan focus
pembahasan saja, dan lebih mudah mengelompokkan
contohcontoh kasus yang homogen, misalkan kelompok
jasa atau manufaktur. Dengan demikian, para pembaca
akan mendapatkan focus kajian yang lebih mendalam
dan spesifik, apakah akan mempelajari manajemen
system produksi untuk industri manufaktur, atau
system operasi untuk bisnis jasa.

78 | Manajemen Produksi dan Operasi


Table 4 Ringkasan Sejarah MPO

Manajemen Produksi dan Operasi | 79


80 | Manajemen Produksi dan Operasi
BAB VI.
GAMBARAN MANAJEMEN OPERASI DAN
PRODUKSI

6.1. Gambaran Umum Manajemen Operasi


Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak
dalam manufaktur maupun jasa tentulah menyadari
bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting
dari pada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk
dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan
memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya
untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan,
dsb). Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses
produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar
output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa,
dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan
perusahaan berjalan yang dengan baik, perusahaan
perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga
lebih sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan
demikian proses dan kegiatan produksi sebagai
dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama
dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan
Manajemen Produksi dan Operasi | 81
memiliki devisi produksi yang solid dan dapat
dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup
perusahaan.
Penggunaan fungsi-fungsi manajemen (Planing,
Organizing, Actuating, and Controling) sedemikian rupa
dalam proses transformasi berbagai sumber daya
perusahaan, guna menambah dan menghasilkan output
yang lebih baik dan optimal. Istilah manajemen operasi
muncul untuk memperluas pemahaman yang lebih luas
tentang proses produksi, dimana proses produksi yang
dibahas tidak hanya yang menghasilkan barang dan
menimbulakan keuntungan saja, namun juga membahas
proses produksi yang menghasilkan jasa dan atau tidak
menghasilkan keuntungan.
Hal yang menjadikan manajemen operasi menjadi
penting adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar aktiva perusahaan umumnya
tertanam dalam aktivitas operasi/produksi,
khususnya persediaan.
2. Sebagian besar SDM, berada dalam departemen
operasi/produksi Kegiatan operasional
perusahaan merupakan kegiatan utama
perusahaan.

82 | Manajemen Produksi dan Operasi


Berikut beberapa definisi dalam manajemen
produksi:
1. Produk adalah hasil dari kegiatan produksi
yang berwujud barang dan jasa.
2. Produsen adalah orang atau badan ataupun
lembaga lain yang menghasilkan produk.
3. Produktivitas adalah suatu perbandingan dari
hasil kegiatan yang sesungguhnya dengan hasil
kegiatan yang seharusnya.
4. Luas Produksi adalah kapasitas yang digunakan
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dapat diukur dengan kapasitas mesin,
penyerapan bahan baku, jumlah tenaga kerja,
jumlah jam kerja, jumlah jam mesin dan unit
keluaran.
5. Bill of Material adalah daftar dari seluruh bahan
baku, bahan lain, onderdil dan komponen
untuk memproduksi dalam perusahaan.
6. Job Lot Shop adalah perusahaan yang akan
berproduksi atau pesanan yang masuk dalam
perusahaan.
7. Moss Production Shop adalah perusahan-
perusahaan yang berproduksi untuk
persediaan atau untuk pasar. Produksi tidak
konstan, kadang bertambah, kadang berkurang.

Manajemen Produksi dan Operasi | 83


8. Luas Perusahaan adalah kapasitas yang
tersedia atau terpasang dalam suatu
perusahaan.
9. Perencanaan adalah serangkaian keputusan
yang diambil sekarang untuk dikerjakan pada
waktu yang akan datang.

Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi


Produksi:
1. Alam
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Teknologi

6.2. Proses dan Jenis-Jenis Produksi


Proses Produksi adalah cara atau metode untuk
menciptakan atau menambah guna suatu barang atau
jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada.
Macam-macam Wujud Proses Produksi:
1. Proses kimia: adalah proses produksi yang
menggunakan sifat kimia.
2. Proses perubahan bentuk: adalah proses
produksi dengan merubah bentuk.
3. Proses asembling: adalah proses produksi
menggabungkan komponen-komponen mejadi
produk akhir.
84 | Manajemen Produksi dan Operasi
4. Proses transportasi: adalah proses produksi
menciptakan perpindahan barang.
5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi:
adalah proses produksi berupa penyiapan data
informasi yang diperlukan.

Kegiatan operasional atau produksi secara singkat


dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau
proses untuk merubah input menjadi output. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut:

Penjelasan:
1. Input, Meliputi:
a. SDM
b. Modal
c. Bahan Baku
d. Keahlian
e. Mesin
f. Informasi Dari Luar
2. Proses Transformasi, Meliputi:
a. Memidahkan
Manajemen Produksi dan Operasi | 85
b. Merubah Fisik
c. Penyimpanan
d. Pelayanan
e. Penjualan, Dan Lain-Lain.
3. Output, Meliputi:
a. Barang
b. Jasa
4. Umpan Balik.

Berikut jenis-jenis produksi sebagai berikut:


1. Proses produksi terus-menerus: adalah proses
produksi yang terdapar pola atau urutan yang
pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi
barang jadi.
2. Proses produksi terputus-putus: adalah proses
produksi yang tidak terdapat urutan atau pola
yang pasti sejak dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi.

6.3. Manajemen Produksi dan Operasi


Manajemen produksi dan operasi tidak terlepas
dari pengertian manajemen. Dengan istilah manajemen
dimaksudkan adalah kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan atau mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan orang lain. Manajemen produksi dan operasi
86 | Manajemen Produksi dan Operasi
merupakan kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya
yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat,
dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan
efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) sesuatu barang atau jasa.
1. Pengertian Manajemen Produksi dan
Operasi
Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
menurut Sofjan Assauri (2008:12), mengatakan
bahwa: “Manajemen Produksi dan Operasi
yaitu kegiatan yang mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-
sumber daya yang berupa sumber daya
manusia, sumber daya alat dan sumber daya
dana serta bahan, secara efektif dan efisien
untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) sesuatu barang atau jasa”.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:3),
Manajemen produksi dan operasi merupakan
usaha-usaha pengelolaan secara optimal,
penggunaan sumber daya-sumber daya (atau
sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga
kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah
dan sebagainya dalam proses transformasi

Manajemen Produksi dan Operasi | 87


bahan mentah dan tenaga kerja menjadi
berbaga produk atau jasa.
Sedangkan menurut Fogarty yang
diterjemahkan oleh Eddy Herjanto (2008:20),
pengertian dari Manajemen Produksi dan
Operasi yaitu: “Suatu proses yang secara
berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sumber daya secara efisien dalam
rangka mencapai tujuan”.
Beberapa definisi diatas, maka dapat dikatakan
bahwa manajemen operasi adalah suatu desain
operasi dan perbaikan system produksi serta
perubahan dari sumber daya yang dimiliki
perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja,
modal, dan input manajemen) menjadi output
berupa barang atau jasa yang diinginkan.
2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan
Operasi
Ruang Lingkup manajemen produksi dan
operasi akan mencakup perancangan atau
penyiapan system produksi dan operasi serta
pengoprasian dari sistem produksi dan operasi.
Pembahasan dalam perancangan atau desain
dari sistem produksi dan operasi menurut

88 | Manajemen Produksi dan Operasi


Sofjan Assauri (2008:27), ruang lingkup
manajemen produksi dan operasi meliputi:
a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil
produksi (product). Kegiatan produksi
dan operasi merupakan kegiatan yang
mencakup bidang yang luas, dimulai dari
penganalisaan dan penetapan keputusan
saat sebelum dimulainya kegiatan produksi
dan operasi, yang umumnya bersifat
keputusankeputusan jangka panjang, serta
keputusan-keputusan pada waktu
menyiapkan dan melaksanakan kegiatan
produksi dan pengoperasiannya.
b. Seleksi dan perancangan proses dan
peralatan. Setelah produk didesain, maka
kegiatan yang harus dilakukan untuk
merealisasikan usaha untuk
menghasilkannya adalah menentukan jenis
proses yang akan dipergunakan serta
peralatannya. Kegiatan harus dimulai dari
penyelesaian dan pemeliharaan akan jenis
proses yang akan dipergunakan, yang tidak
terlepas dengan produk yang akann
dihasilkan.

Manajemen Produksi dan Operasi | 89


c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan
dan unit produk. Kelancaran produksi dan
operasi perusahaan sangat dipengaruhi
oleh kelancaran mendapatkan sumber-
sumber bahan masukan (input), serta
ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya
penyampaian atau supply produk yang
dihasilkan berupa barang jadi dan jasa
kepasar. Oleh karena itu, untuk menjamin
kelancaran maka sangat penting peranan
dari pemilihan lokasi dan site perusahaan
dan unit produksinya.
d. Rancangan tata letak (layout) dan arus
kerja atau proses. Kelancaran dalam
proses produksi dan operasi ditentukan
pula oleh salah satu factor yang terpenting
didalam perusahaan atau unit produksi,
yaitu rancangan tata letak (layout) dan arus
kerja atau proses, rancangan tata letak
harus mempertimbankan berbagai factor
antara lain adalah kelancaran arus kerja,
optimalisasi dari waktu pergerakan dalam
proses, kemungkinan kerusakam yang
terjadi karena pergerakan proses akan
meminimalisasi biaya yang timbul dari

90 | Manajemen Produksi dan Operasi


pergerakan dalam proses atau material
handling.
e. Rancangan tugas perusahaan. Rancangan
tugas pekerjaan perupakan bagian yang
integral dari rancangan sistem. Dalam
melaksanakan fungsi produksi dan operasi,
maka organisasi kerja disusun, karena
organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan
tugas perkerjaan, merupakan alat atau
wadah kegiatan yang hendaknya dapat
membantu pencapaian tujuan perusahaan
atau unit produksi organisasi tersebut.
f. Strategi produksi dan operasi serta
pemilihan. kapasitas Rancangan sistem
produksi dan operasi harus disusun dengan
landasan strategi produksi operasi yang
disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi
produksi dan operasi harus terdapat
pernyataan tentang maksud dan tujuan dari
produksi dan operasi, serta misi dan
kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk
lima bidang yaitu proses, kapasitas,
persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau
kualitas.

Manajemen Produksi dan Operasi | 91


Sedangkan pembahasan dalam pengoprasian
sistem produksi dan operasi menurut Sofjan
Assauri (2008:29), meliputi:
a. Penyusunan rencana produksi dan
operasi. Kegiatan pengoprasian sistem
produksi dan operasi harus dimulai dengan
penyusunan rencana produksi dan operasi.
Dalam rencana produksi dan operasi harus
tercakup penetapan target produksi,
scheduling, routing, dispatching, dan follow-
up. Perencanaan kegiatan produksi dan
operasi merupakan kegiatan awal dalam
pengoprasian system produksi dan operasi
b. Perencanaan dan pengendalian
persediaan dan pengadaan bahan.
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi
sangat ditentukan oleh kelancaran
tersedianya bahan atau masukan yang
dibutuhkan bagi produksi dan operasi
tersebut. Kelancaran tersedianya bahan
atau masukan bagi produksi dan operasi
ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan
bahan serta rencana dan pengendalian
persediaan yang dilakukan.

92 | Manajemen Produksi dan Operasi


c. Pemeliharaan atau perawatan
(maintenance) mesin dan peralatan.
Mesin dan peralatan dipergunakan dalam
proses produksi dan operasi harus selalu
terjamin tetap tersedia untuk dapat
digunakan, sehingga dibutuhkan adanya
kegiatan pemeliharaan atau perawatan.
d. Pengendalian mutu. Terjaminnya hasil
atau keluaran dari proses produksi dan
operasi menentukan keberhasilan dan
pengoprasian system produksi dan operasi.
Dalam hal ini maka perlu di pelajari
kegiatan pengendalian mutu antara lain
adalah maksud dan tujuan kegiatan
pengendalian mutu.
e. Manajemen Tenaga Kerja (Sumber Daya
Manusia). Pelaksanaan pengoprasian
system produksi dan operasi ditentukan
oleh kemampuan dan keterampilan para
tenaga kerja atau sumber daya manusia
akan mencakup pengelolaan tenaga kerja
dalam produksi dan operasi, desain tugas
dan pekerjaan, dan pengukuran kerja
(Work Measurement).

Manajemen Produksi dan Operasi | 93


Sebelum kegiatan produksi dan operasi
dilakukan maka manajer produksi dan operasi
harus melakukan perencanaan dan tahapan-
tahapan yang umumnya bersifat keputusan-
keputusan jangka panjang dan keputusan
jangka pendek.
3. Kerangka keputusan Manajemen Produksi
dan Operasi
Manajer operasi bertanggung jawab atas
keputusan yang mengikat system tranfsormasi.
Kerangka keputusan ini mengatakan bahwa
operasioperasi mempunyai 5 (lima) tanggung
jawab keputusan utama, Menurut Sofjan
Assauri (2008:24), sebagai berikut:
a. Proses Keputusan-keputusan dalam
kategori ini menentukan proses fisik atau
fasilitas yang digunakan untuk
memproduksi produk beruoa barang dan
jasa. Keputusan ini mencakup jenis
peralatan dan tekhnologi, arus dari proses
penentuan lokasi fasilitas dan lay-out, serta
pemeliharaan mesin dan penanganan
bahan baku.
b. Kapasitas Keputusan kapasitas
dimaksudkan untuk memberikan besarnya

94 | Manajemen Produksi dan Operasi


jumlah kapasitas yang tepat dan
penyediaan pada waktu yang tepat.
Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh
besarnya peralatan atau fasilitas fisik yang
dibangun.
c. Persediaan Keputusan ini menyangkut
dalam produksi dan operasi, mengenai apa
yang dipesan, berapa banyak pesanannya
dan kapan pesanan dilakukan. Para
manajer itu mengelola system logistic dari
pembelian akan bahan baku, barang dalam
proses dan persediaan barang jadi.
d. Tenaga Kerja Manusia merupakan bidang
keputusan yang sangat penting. Hal ini
karena tidak akan terjadi proses produksi
dan operasi tanpa adanya orang atau
tenaga kerja yang mgerjakan kegiatan
menghasilkan produk, berupa barang atau
jasa.
e. Mutu Fungsi produksi dan operasi ditandai
dengan penekanan tanggung jawab yang
lebih besar terhadap mutu dan kualitas dari
barang yang dihasilkan.

Manajemen Produksi dan Operasi | 95


Melalui ruang lingkup manajemen produksi
dan operasional tersebut diatas, terlihat bahwa
pemeliharaan terletak pada proses dari kelima
tanggung jawab utama. Hal ini menunjukan
betapa pentingnya pemeliharaan, dengan
demikian kedudukan pemeliharaan sangat
diperlukan dalam suatu industry perlu
mendapatkan perhatian yang sangat serius
karena berpengaruh tehradpa kontuinitas
proses produksi dan kualitas produk.
Jadi pemeliharaan mempunyai bagian yang
sangat menentukan dalam aktivitas-aktivitas
yang menyangkut kontuinitas dan kelambatan
operasional. Kegiatan pemeliharaan harus
benar-benar mampu memperkecil kemacetan,
gangguan dan kerusakan selama mesin
dioperasikan sehingga kontuinitas proses
produksi tidak terganggu, karenaa
terganggunya mesin akan mengakibatkan
timbulnya biaya atau kerugian yang lebih
besar.

96 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB VII.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASI
DAN PRODUKSI

7.1. Pengertian Ruang Lingkup Manajemen


Produksi
Manajemen produksi dan operasi merupakan
kegiatan yang mencakup bidang yang cukup luas,
dimulai dari penganalisisan dan penetapan keputusan
saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan
operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan
jangka panjang serta keputusan-keputusan pada waktu
menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan
pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-
keputusan jangka pendek.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi
tidak lain adalah mengusahakan agar terjadi
keseimbangan, keselarasan serta keserasian antara
faktor-faktor produksi yang ada dengan kebutuhan atau
kesempatan yang terbuka baginya, sehingga dapat
menimbulkan adanya perkembangan yang
menguntungkan (profitable growth). Dalam tahap
pencapaian tujuan bagian produksi maka perlu dilihat
kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada serta
tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami
Manajemen Produksi dan Operasi | 97
perusahaan itu. Setelah itu analisa intern terhadap
faktor-faktor produksi akan menghasilkan rumusan
tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki
serta kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada.
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi
akan mencakup perencanaan atau penyiapan sistem
produksi dan operasi, pengendalian dari sistem
produksi dan operasi, serta sistem informasi produksi.
Peranan perencanaan dan pengendalian produksi
adalah semata-mata dimaksudkan untuk
mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau
tidak langsung dalam berproduksi, sehingga
perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-
barang atau jasa dengan efektif dan efisien serta
memenuhi sasaran-sasaran lainnya.

7.2. Perancangan Sistem Produksi


Perancangan berfungsi agar kegiatan produski dan
operasi yang akan dilakukan terarah bagi pencapaian
tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi
dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pembahasan
dalam perancangan atau desain dari sistem produksi
dan operasi meliputi:
1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil
produksi (produk), Kegiatan produksi dan

98 | Manajemen Produksi dan Operasi


operasi harus dapat menghasilkan produk,
berupa barang atau jasa, secara efektif dan
efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang
baik.
2. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.
Setelah produk didisain, maka kegiatan yang
harus dilakukan untuk merealisasikan usaha
untuk menghasilkannya adalah menentukan
jenis proses yang akan dipergunakan serta
peralatannya.
3. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit
perusahaan. Kelancaran produksi dan operasi
perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kelancaran mendapatkan sumbersumber
bahan dan masukan (inputs), serta ditentukan
pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian
atau supply produk yang dihasilkan berupa
barang jadi atau jasa ke pasar.
4. Rancangan tata-letak (layout) dan arus kerja
atau proses. Kelancaran dalam proses produksi
dan operasi ditentukan pula oleh salah satu
faktor terpenting di dalam perusahaan atau
unit produksi, yaitu rancangan tata letak
(layout) dan arus kerja atau proses.

Manajemen Produksi dan Operasi | 99


5. Rancangan tugas pekerjaan. Rancangan tugas
pekerjaan merupakan bagian yang integral dari
rancangan sistem. Dalam melaksanakan fungsi
produksi dan operasi, maka organisasi kerja
harus disusun, karena organisasi kerja sebagai
dasar pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan
alat atau wadah kegiatan yang hendaknya
dapat membantu pencapaian tujuan
perusahaan atau unit produksi dan operasi
tersebut.
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas. Sebenarnya rancangan sistem
produksi dan operasi harus disusun dengan
landasan strategi produksi dan operasi yang
disiapkan terlebih dahulu.

7.3. Pengendalian Sistem Produksi dan Operasi


Pengendalian dan pengawasan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan
produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan
apa yang telah direncanakan, dan apabila terjadi
penyimpangan, maka dapat dikoreksi sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai. Pengendalian sistem
produksi dan operasi mencakup:

100 | Manajemen Produksi dan Operasi


1. Pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi
sangat ditentukan oleh kelancaran tersedianya
bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi
produksi dan operasi tersebut.
2. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance)
mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang
digunakan dalam proses produksi dan operasi
harus selalu terjamin tetap tersedia untuk
dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya
kegiatan pemeliharaan atau perawatan.
3. Pengendalian mutu Terjaminnya hasil atau
keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan keberhasilan dari pengoperasian
sistem produksi dan operasi.
4. Manajemen tenaga kerja (sumber daya
manusia) Pelaksanaan pengoperasian sistem
produksi dan operasi ditentukan oleh
kemampuasn dan keterampilan para tenaga
kerja atau sumber daya manusianya.
5. Pengendalian Biaya Kegiatan ini dilakukan atas
beban penggunaan bahan dan waktu dari
utilitas mesin dan tenaga kerja atau sumber
daya manusia, serta keefektifan
pemanfaatannya.

Manajemen Produksi dan Operasi | 101


6. Pengendalian produksi Pengendalian ini
dilakukan untuk menjamin apa yang telah
ditetapkan dalam rencana produksi dan
operasi dapat terlaksana, dan bila terjadi
penyimpangan dapat segera dikoraksi sehingga
tidak mengganggu pencapaian target produksi
dan operasi.

7.4. Sistem Informasi Produksi


Sistem informasi produksi mencakup:
1. Stuktur organisasi
Salah satu perangkat yang paling penting dari
sistem informasi adalah manusia sebagai
pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan
antara sistem informasi dengan pengelolanya
sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan
sangat tergantung dari kebutuhan
pengelolanya. Pengelola sistem informasi
terorganisasi dalam suatu struktur manajemen.
Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem
informasi yang diperlukan sesuai dengan level
manajemennya.
a. Manajemen Level Atas: untuk perencanaan
strategis, kebijakan dan pengambilan
keputusan.

102 | Manajemen Produksi dan Operasi


b. Manejemen Level Menengah: untuk
perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan.
c. Manejemen Level Bawah: untuk
perencanan dan pengawasan operasi dan
pengambilan keputusan.
d. Operator: untuk pemrosesan transaksi dan
merespon permintaan.
2. Produksi atas dasar pesanan Sistem informasi
produksi atas dasar pesanan merupakan suatu
strategi yang reaktif, maksudnya menunggu
hingga saldo suatu jenis barang mencapai
tingkat tertentu dan kemudian memicu
pesanan pembelian.
3. Produksi untuk persediaan (pasar) Sistem
informasi produksi untuk persediaan adalah
suatu strategi material proaktif yaitu
mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan. Sistem informasi
produksi untuk persediaan memiliki 4 (empat)
komponen yakni:
a. Sistem penjadwalan produksi
b. Sistem material requirement planning
c. Sistem capacity requrement planning
d. Sistem pelepasan pesanan

Manajemen Produksi dan Operasi | 103


Manfaat sistem informasi produksi untuk
persediaan adalah:
a. Perusahaan dapat mengelola materialnya
secara lebih efisien
b. Perusahaan dapat menghindari kehabisan
persediaan barang
c. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di
masa depan
d. Pembeli dapat merundingkan perjanjian
pembeli dengan pemasok.

Bagan berikut diharapkan dapat lebih memperjelas


seberapa ruang lingkup manajemen produksi dalam
perusahaan pada umumnya.

104 | Manajemen Produksi dan Operasi


7.5. Perencanaan Produk Baru
Produk baru diartikan sebagai produk baru bagi
perusahaan, modifikasi dari produk yang sudah ada,
duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi
dan produk asli innovatif. Produk baru diperkirakan
bisa memberi sebuah proporsi yang tinggi bagi
pertumbuhan perusahaan dan kadang-kadang
memberikan kontribusi utama terhadap laba bisnis
keseluruhan.
Dalam perencanaan produk, produk harus
dipandang sebagai pemecahan masalah bagi konsumen,
dimana jika seorang konsumen membeli sebuah produk
mereka dapat memperoleh manfaat dari penggunaan
produk tersebut. Dan yang terpenting disini adalah
bagaimana konsumen percaya bahwa suatu produk
dapat memenuhi kebutuhannya, bukan bagaimana
penjual memandang produk tersebut. Jika kebutuhan
konsumen sudah terpenuhi, diharapkan timbul
kepuasan dalam diri mereka sehingga dimasa yang
akan datang mereka akan melakukan pembelian
berikutnya terhadap produk yang sama. Beberapa
factor penting yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan produk baru, yaitu:
1. Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen lengkap.

Manajemen Produksi dan Operasi | 105


2. Sumber daya yang mendukung terhadap
pengembangan produk baru.
3. Perkiraan penyimpangan produk baru dalam
memenuhi pasar sasaran
4. Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam
pengembangan dan produksi produk baru.
5. Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.
6. Kapan waktu yang paling tepat untuk
meluncurkan produk baru.
7. Jasa terkait sebagai pendukung produk baru

Terdapat empat tipe dasar dalam program


pengembangan produk, yaitu :
1. Modifikasi produk lini.
2. Diluar produk lini/ produk substitusi.
3. Produk komplemen
4. Produk Innovasi

Produk baru berpeluang menawarkan nilai


superior ke customer dan secara total produk baru
dapat meningkatkan keberadaan produk.

7.6. Jenis-Jenis Produk Baru


Perkenalan barang atau jasa baru bisa
diklasifikasikan menjadi: Benar-benar baru bagi pasar

106 | Manajemen Produksi dan Operasi


dan luasnya nilai yang disiptakan, menghasilkan jenis-
jenis produk baru berikut ini:
1. Innovasi transformasional, produk yang secara
radikal baru dan penciptaan nilai yang
substansial.
2. Innovasi substansial, produk yang secara
significan baru dan menciptakan nilai penting
untuk customer.
3. Innovasi incremental, innovasi, produk baru
yang menyediakan peningkatan performans
atau nilai yang diterima lebih baik (atau biaya
lebih rendah).

Sebuah perusahaan yang berinisiatip


mengembangkan produk baru dapat melakukan
innovasi dalam satu atau lebih dari ketiga kategori
diatas. Kenyataannya, banyak produk baru merupakan
perluasan dari jalur produk yang ada dari total produk
baru yang dihasilkan.

7.7. Menemukan Peluang Nilai Customer


Kebutuhan customer menjadi informasi penting
yang menentukan nilai peluang yang ada dalam
pengembangan produk baru. Identifikasi dan analisis
segmen pasar membantu untuk mengetahui segmen
yang menawarkan peluang produk baru ke organisasi.
Manajemen Produksi dan Operasi | 107
Kepuasan customer mengindikasikan seberapa baik
pengalaman menggunakan produk dibandingkan
dengan nilai yang diharapkanoleh pembeli.
1. Nilai customer. Tujuan analisis nilai customer
adalah mengidentifikasi kebutuhan:
 Produk baru
 Peningkatan produk yang ada.
 Peningkatan dalam proses produksi
 Peningkatan layanan pendukung
2. Kapabilitas yang cocok untuk peluang nilai.
Setiap peluang nilai harus dipertimbangkan
pada saat organisasi mempunyai kapabilitas
untuk membawa nilai customer yang superior.
Organisasi secara normal akan mempunyai
kapabilitas yang dibutuhkan perluasan lini
produk dan tambahan peningkatan.
Pengembangan produk untuk sebuah kategori
produk baru membutuhkan penilaian pada
kapabilitas organisasi mengenai kategori baru.
3. Innovasi transformasional. Customer
barangkali bukan penuntun yang baik untuk
idea produk baru yang secara total mungkin
disebut radikal atau penerobosan innovasi
sejak mereka membentuk keluarga produk
baru atau bisnis baru. Ketika setiap ide

108 | Manajemen Produksi dan Operasi


dibawah pertimbangan, pelanggan potensial
mungkin tidak mengerti bagaimana produk
baru akan mengganti produk yang ada.
Masalahnya adalah customer tidak mungkin
mengantisipasi sebuah preferensi untuk
sebuah produk baru yang revolusioner.

7.8. Tahap-Tahap dalam Perencanaan Produk Baru


Perencanaan produk baru mencakup semua
kegiatan perencanaan dari produsen dan penyalur
untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan
pasar dan menentukan susunan produk lininya. Adanya
perencanaan produk baru ini akan mendorong
perusahaan meningkatkan perolehan labanya atau
paling tidak membuat laba menjadi stabil. Tahaptahap
dalam perencanaan produk baru terdiri dari:
1. Tujuan perencanaan produk baru.
Tujuan dari perencanaan produk baru adalah
supaya peluang produk baru dapat sukses
dipasar pada tahap komersialisasi menjadi
lebih besar. Perusahaan harus menetapkan
tujuan dari perencanaan produk baru yang
meliputi kesesuaian dengan sumber daya
perusahaan, penerimaan penjualan minimum
dan pangsa pasar (market share).

Manajemen Produksi dan Operasi | 109


2. Pembangkitan ide
Ide produk baru dapat berasal dari berbagai
macam sumber, seperti dealer, kompetitor,
tenaga penjualan dan karyawan lainnya pada
perusahaan. Salah satu sumber ide paling
potensial berasal dari pelanggan yang
merefleksikan masalah mereka terhadap
produk yang ada sekarang. Sumber-sumber ide
kreatif yang dipertimbangkan secara umum
membutuhkan sebuah pendekatan formal
untuk menentukan produk baru alternatif.
Elemen kritis pada proses pembangkitan ide-
ide adalah pengembangan konsep produk baru,
salah satu diantaranya adalah menjelaskan
tentang analisis struktur keuntungan dari
produk baru.
3. Penyaringan
Tahap penyaringan ini merupakan keputusan
yang paling sulit karena hanya sedikit
informasi yang dapat diandalkan tersedia pada
pasar produk yang diajukan, biaya dan sifat
investasi yang dibutuhkan. Pada tahap
penyaringan ide dilakukan melalui proses
eliminasi terhadap ide-ide yang terkumpul
dengan berbagai pertimbangan untuk memilih

110 | Manajemen Produksi dan Operasi


sejumlah ide terbaik dan konsisten dengan
tujuan pengembangan produk sekarang.
Dengan demikian diharapkan ide-ide produk
baru yang terpilih dapat sukses dipasar dan
dapat mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan.
4. Pengevaluasian
Ide-ide yang telah disaring lalu dievaluasi.
Pengevaluasian terhadap perencanaan produk
baru merupakan aspek keamanan apabila
produk ditarik, hutang produk yang cukup
tinggi dan menghindari biaya modifikasi yang
besar.
5. Analisis bisnis
Analisis bisnis meliputi kegiatan untuk
memastikan produk akan dibeli oleh konsumen
dan berapa perolehan keuntungan yang
mampu dihasilkan oleh produk baru. Yang
menjadi pertimbangan adalah:
 Perkiraan penjualan.
 Pola penjualan dan biaya
 Produk baru berpotensi sebagai produk
substitusi untuk pengganti produk yang ada
sekarang.

Manajemen Produksi dan Operasi | 111


 Persyaratan fasilitas produksi untuk produk
baru.
6. Pengembangan
Pada tahap pengembangan, produk yang telah
dianalisis secara bisnis diproduksi secara
besar-besaran dan mengembangkan lini
produk. Produk baru akan lebih
diperhitungkan jika dalam memproduksinya
didukung dengan penggunaan fasiltas
produksi, tenaga kerja dan manajemen yang
baik.
7. Komersialisasi
Produk yang telah diproduksi kemudian siap
untuk dipasarkan kepada konsumen yang
membutuhkan.

112 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB VIII.
PENGELOLAAN MANAJEMEN OPERASI
DAN PRODUKSI

8.1. Mengelola Sistem Produksi/Operasi


Manajemen Produksi dan Operasi berfungsi
meminimasi biaya produksi, khususnya yang berkaitan
dengan tenaga kerja, dimana pada saat sekarang biaya
tenaga kerja cukup tinggi. Dengan mempelajari
Manajemen Produksi dan Operasi diusahakan tingkat
efisiensi atau produktifitas tenaga kerja yang maksimal
agar diperoleh cost yang minimal.
Sebagai contoh, jika standar pelayanan sebuah
restoran adalah 200 porsi per jam, maka jika ada
sebuah restoran yang hanya mampu memberikan
pelayanan 150 porsi per jam, maka Eficiency Tenaga
Kerja-nya dapat diketahui dari membagi Labour Output
dengan Labour Input kemudian dikalikan dengan
100%.

Dibandingkan dengan standar pelayanan, maka


tingkat efisiensi tenaga kerja restoran tersebut adalah
75%.

Manajemen Produksi dan Operasi | 113


8.2. Peranan Strategis Manajemen Produksi dan
Operasi.
Dalam mengembangkan strategi organisasi secara
keseluruhan, prioritas strategi yang diterapkan harus
berdasarkan empat karakteristik sebagai berikut:
 Quality (Product performance), artinya
penampilan dan kualitas produk yang
dihasilkan harus mampu bersaing atau
kompetitif.
 Cost Efficiency (Low product price), dengan
efisiensi pada proses konversi dapat
dihasilkan produk berkualitas dengan harga
murah.
 Dependability (reliable, timely delivery etc),
artinya produk yang dihasilkan dapat
memberikan tingkat keandalan yang tinggi,
dapat dipertanggungjawabkan dan tepat
waktu sampai di tangan konsumen.
 Flexibelity (responding rapidly), artinya
produk yang dihasilkan harus selalu
disesuaikan dengan selera masyarakat
pengguna (konsumen).

114 | Manajemen Produksi dan Operasi


8.3. Fungsi Model Matematis dalam Manajemen
Produksi dan Operasi
Seperti halnya disiplin ilmu yang lain, Manajemen
Produksi dan Operasi juga tidak lepas dan bebas berdiri
sendiri. Manajemen Produksi dan Operasi memerlukan
alat bantu berupa ilmu murni (pure science) seperti
matematika, statistik, aljabar, aritmatika dll.
Beberapa konsep dalam analisis pemecahan kasus
pada Manajemen Produksi dan Operasi dapat dilihat
pada contoh berikut ini:

8.4. Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Produksi


dan Operasi
Jika out come (hasil) telah dapat diketahui dengan
pasti dalam sebuah bisnis tertentu, tentu kita tidak
perlu melakukan analisisanalisis atau peramalan yang
complicated (rumit). Kegiatan bisnis yang hasilnya
sudah dapat dipastikan sebelum dilaksanakan, adalah
kegiatan bisnis yang memiliki tingkat kepastian out

Manajemen Produksi dan Operasi | 115


come 100%. Kegiatan ini disebut kegiatan yang
memiliki out come yang pasti, disebut certainty outcome
business type. Dalam bisnis jenis ini, pengusaha tidak
dihadapkan pada sebuah resiko (risks free business).
Sebaliknya, jika kita dihadapkan pada beberapa
alternatif investasi bisnis yang hasilnya (out come)
belum pasti (under uncertainty), maka kita akan
menghadapi risiko.
Contoh:
1. Certainty (Keputusan atas hasil /out come
yang pasti)
Golden Trully Supermarket merencanakan
membuka outlet baru di empat kota; Ambon,
Balikpapan, Cirebon dan Denpasar. Jika
manajemen menghendaki profit yang maksimal
selama sepuluh tahun mendatang ternyata,
setelah dilakukan ektensive analisis datanya
sebagai berikut:

Dari data tersebut, tentu saja management


Golden Trully akan mendirikan outlet barudi

116 | Manajemen Produksi dan Operasi


kota B, karena hasilnya sudah pasti yaitu, $.95
juta.
2. Uncertainty (Keputusan atas hasil atau out
come yang belum pasti).
Jika Golden Trully Supermarket merencanakan
membuka outlet baru di empat kota tersebut
tapi outcome yang diharapkan belum dapat
diketahui secara pasti karena out come yang
akan diperoleh sangat dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan penduduk (population rate)
setiap kota, yaitu: low, medium dan high
population growth, maka konsep yang dipakai
adalah konsep:
 Expected value, yaitu total hasil perkalian
antara outcome dan probabilitas yang
diharapkan dari setiap kota.
 Maximax, yaitu pendekatan optimistik
dengan mencari out come terbaik/tertinggi
dari masing-masing kota tanpa memandang
probabilitas tiap kota. Dengan kata lain,
pendekatan optimistik ini adalah
pendekatan Best of the Best, artinya
keputusan untuk memilih alternatif
didasarkan atas prediksi out come tertinggi
yang diinginkan dari setiap kota. Biasanya

Manajemen Produksi dan Operasi | 117


pendekatan ini dipakai oleh para manager
bertipe Risk Lover.
 Maximin, yaitu pendekatan pesimistik
dengan cara memilih alternatif yang
diperoleh dari mencari prediksi out come
terendah/terkecil dari masing-masing kota
dan kemudian dari yang terendah itu kita
cari yang paling baik. Maka, hasil yang akan
diperoleh hampir mendekati pasti. Metode
ini disebut juga metode Best of the Worst.
Manager tipe Risk Averter biasanya akan
menerapkan pendekatan ini dalam memilih
alternatif.
 Principle of insufficient reason, caranya sama
dengan pendekatan metode Expected Value,
tapi prediksi out come yang ada dalam
alternatif tiap kota tidak dikalikan dengan
probabilitas.

Ternyata, dari analisis yang ekstensif diperoleh


data tentang Golden Trully Supermarket sebagai berikut:

118 | Manajemen Produksi dan Operasi


Setelah dilakukan analisis perhitungan yang
cermat, maka data yang diperoleh sebagai berikut:
Matrik Perhitungan Calculation of expected value ($
Million), sebagai berikut:

Kesimpulan:
1. Jika dipakai pendekatan Expected Value, outlet
baru akan didirikan di kota Balikpapan dengan
nilai EV = $ 0.77 juta
2. Jika dipakai pendekatan Maximax, outlet baru
juga didirikan di kota Balikpapan karena akan
memberikan prediksi anual profit selama 10
tahun mendatang adalah $1.1 juta.
3. Jika dipakai pendekatan Maximin, outlet baru
akan didirikan di kota Denpasar, karena di kota
ini diharapkan akan diperoleh anul profit
sebesar $.6 juta.
4. Jika dipakai pendekatan insuficient
reason, maka alternatif pembukaan outlet baru
adalah kota D dengan prediksi profit $2.1 juta.

Manajemen Produksi dan Operasi | 119


120 | Manajemen Produksi dan Operasi
BAB IX.
STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI DAN
OPERASI

9.1. Strategi Perencanaan


Strategic planning adalah proses berpikir secara
menyeluruh yang berkaitan dengan aspek lingkungan
dan misi perusahaan, sehingga diperoleh pedoman
dasar (guidance) untuk pengambilan keputusan
sekaligus menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan
yang diinginkan di masa mendatang.
Untuk menentukan strategi perencanaan, sebuah
perusahaan biasanya melakukan penilaian dan
pengkajian perusahaan (Organizational Diagnosis and
Assessment). Hasil diagnosis dan penilaian organisasi
inilah yang dijadikan acuan utama dalam menentukan
strategic planning sebuah perusahaan. Langkah
selanjutnya adalah menyederhanakan strategi planning
ini menjadi visi dan misi perusahaan (Vision and Vission
Statement). Manifestasi dari strategic planning yang
kemudian menjadi visi dan misi perusahaan biasanya
disederhanakan lagi dalam bentuk “short statement”
yang bertujuan untuk memudahkan bagi setiap anggota
organisasi dalam mengimplementasikannya ke dalam
dunia kerja secara nyata.
Manajemen Produksi dan Operasi | 121
Short statement ini sering dikenal juga sebagai
manifestasi (pengejawantahan) dari apa yang disebut
budaya organisasi (corporate culture). Sebagai contoh,
short statement dari visi dan misi organisasi
pendidikan adalah “Ikut Mencerdaskan Bangsa”.
Perusahaan penerbangan Merpati Nusantara Airlines
(MNA) adalah “The Airbridge of Indonesia”. Perusahaan
komputer raksasa IBM dengan short statement “ Total
Solution”, BMW dengan “One Step Ahead”, Philips
dengan “Make Everything Is Better”, dll.
Kegiatan penilaian dan pengkajian organisasi
memerlukan tingkat ketelitian dan kecermatan serta
presisi yang tinggi. Maka kegiatan ini biasanya
memerlukan dana yang cukup besar. Oleh karena itu,
perusahaan biasanya melakukannya sendiri,
menggunakan jasa konsultan atau penggabungan
kedua-duanya. Sebetulnya inti perencanaan secara
menyeluruh dalam proses produksi dan operasi
(Planning for Operations) adalah membuat rencana
tindakan yang nyata (action plan) untuk mengkonversi
resources menjadi goods atau services.
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun
Strategi Perencenaan diantaranya disampaikan oleh
Everrette E. Adam dkk yang disebut Force Choice
Model.

122 | Manajemen Produksi dan Operasi


Gambar 21 A forced choice model and of strategci
planning for operations

Sedangkan pendekatan strategi perencanaan yang


dikemukakan oleh Professor Chris A. Voss dari London
Business School, England.

Gambar 22 Operations as a strategi element in accomplishing


Manajemen Produksi dan Operasi | 123
Secara umum dapat digambarkan sebuah model
pendekatan dalam mengelola system produksi/operasi.
Gambar berikut menjelaskannya secara lebih
mendalam.

Gambar 23 General model for managing operation

Gambar 24 Operations Strategy Framework

124 | Manajemen Produksi dan Operasi


Pendekatan yang paling praktis dan realistis adalah
pendekatan berdasarkan criteria kebutuhan pasar
(market based criterion) seperti dijelaskan dalam
gambar berikut:

Gambar 25 Market-based criteria for success

9.2. Manajemen Produksi dan Operasi dalam


Percaturan Bisnis Internasional
Dengan adanya perdagangan yang semakin
mengglobal, ditandai dengan disepakatinya kerja sama
ekonomi di Amerika Utara (NAFTA), Asia Tenggara
(AFTA 2003), APEC (2010 dan 2020), European Market,
ASEM dll, maka peranan Manajemen Produksi dan
Operasi menjadi semakin strategis.
Untuk memenangkan arena persaingan bisnis
dalam kedaan dunia yang semakin terbuka, strategi
yang ampuh untuk diterapkan adalah adanya produk
Manajemen Produksi dan Operasi | 125
yang memiliki karakteristik khusus yaitu murah dalam
artian kompetitif karena bermutu. Keadaan ini hanya
dapat dicapai melalui strategi “Cost Quality”.
Dunia manufakturing Jepang merupakan salah satu
acuan yang cukup nyata pada saat ini. Total Quality
Management, salah satu upaya untuk mendapatkan
kualitas yang prima dengan harga yang murah
merupakan suatu keharusan yang mutlak bagi semua
orang agar dapat bersaing secara global. Dalam hal ini,
Jepang telah memberikan bukti, bukan janji.

9.3. Analisis Ekonomi dan Keuangan dalam


Manajemen Produksi dan Operasi
Dalam proses produksi dan operasi, tujuan akhir
perusahaan berupa profit, tidak boleh sampai
terlupakan. Untuk memperoleh tujuan akhir
perusahaan ini diperlukan penerapan konsep umum
dalam manajemen yang sering disebut sebagai “5M
Approach”; men, money, machine and method, material
and market. Artinya, perusahaan harus menerapkan
secara seksama Manajemen Sumber Daya Manusia
(Men), Manajemen Keuangan (Money), Manajemen
Produksi dan Operasi (Machine, Mateial and Method),
serta Manajemen Pemasaran (Market).

126 | Manajemen Produksi dan Operasi


Semua bidang dalam manajemen tersebut harus
diterapkan secara integrated dan intercorelated.
Pembahasan berikut akan memfokuskan pada analisis
ekonomi dan keuangan dalam proses produksi dan
operasi. Maksud dipaparkannya pembahasan ini adalah
untuk memberikan pengetahuan dalam Manajemen
Produksi dan Operasi ini agar dapat menentukan
alternatif tertentu jika seorang manajer produksi dan
operasi diharuskan memilih beberapa kemungkinan
metode, investasi mesin, atau menentukan pembelian
mesin-mesin baru dalam proses konversi.
Tentu saja pembahasan ini hanya menitikberatkan
pada analisis ekonomi dan investasi yang paling sering
digunakan dalam proses produksi dan operasi. Analisis
yang lebih lengkap tentu saja akan dibahas tersendiri
dalam Manajemen Keuangan (Financial Management).
Konsep dan terminologi yang dipakai:
1. Oportunity cost: Return atau profit yang hilang
sebagai akibat dari memilih alternatif tertentu
atas alternatif lain.
2. Sunk costs: Biaya di waktu lampau yang sudah
tidak relevan dengan keadaan pada saat ini
sehingga tidak dapat dipakai sebagai dasar
perhitungan atau pengambilan keputusan.

Manajemen Produksi dan Operasi | 127


3. Salvage value: Pendapatan yang diperoleh dari
menjual asset perusahaan.
4. Depreciation: Sebuah prosedur akuntansi untuk
menghitung biaya pengeluaran atas asset pada
jangka waktu tertentu (penyusutan).
5. Accounting life: Umur kehidupan suatu asset
ditentukan untuk tujuan jadwal penyusutan
(deppreciation schedule).
6. Machine life: Umur asset selama masih dapat
berfungsi.
7. Economic life: Lama waktu sebuah asset dapat
digunakan.
8. Time value of money: kemampuan nilai uang
untuk menghasilkan pendapatan atau profit
pada periode waktu tertentu.

128 | Manajemen Produksi dan Operasi


BAB X.
KAPASITAS PRODUKSI DAN OPERASI

10.1. Kapasitas dan Potensi dalam Kegiatan


Produksi
Kegiatan memproduksi barang dan jasa dalam
manajemen produksi tidak dapat dilepaskan dari faktor
krusial yakni ketersediaan bahan, ketersediaan bahan
yang memadai akan membuat proses produksi dan
inovasi dapat berjalan dengan baik tanpa kendala,
terlebih ketersediaan faktor produksi dan pendukung.
Karena dalam kegiatan produksi salah satu peran
penting yang dapat dijalankan dengan baik adalah
penelitian dan pengembangan (research and
development). Melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan, beberapa teknologi terbaru akan dapat
ditemukan dan disempurnakan, semua bertujuan untuk
kesejahteraan manusia sebagai pengguna produk akhir.
Dalam keterkaitannya dengan hal ini maka ada dua
aspek yang menjadi perhatian menurut Herjanto,
(2014) menyatakan:
1. Kapasitas Produksi, perusahaan harus jeli
dalam mencermati perencanaan dalam
kegiatan produksi dengan cara melakukan
prediksi secara baik terhadap jumlah barang
Manajemen Produksi dan Operasi | 129
yang di produksinya, tujuannya adalah untuk
menghindari dampak negatif atas kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan dan
permasalahan lain yang dapat terjadi ketika
proses produksi berlangsung. Karena kapasitas
produksi tidak berhubungan linier dengan
jangka waktu produksi namun berhubungan
searah dengan ketersediaan bahan, inovasi
alternatif bahan pengganti, atau bahan
substitusi. Ini jelas penting bagi manajemen
produksi jangka panjang. Jika kita amati
industri otomatif, baik roda empat atau roda
dua, pasti kapasitas produksi nampak seolah-
olah tak terbatas, semakin meningkat, bahkan
target penjualan dipaksa meningkat, namun
satu hal yang kita tidak sadari bahwa
persediaan minyak bumi semakin terbatas.
Teknologi mesin otomatif masih menggunakan
bahan bakar konvensional atau minyak bumi,
jika minyak bumi semakin langka, semakin
mahal maka ini akan menjadi bumerang bagi
industri otomotif tersebut. Apalagi dampak
polusi udara dampak dari gas emisi kendaraan
bermotor. Sesuatu yang bagus bagi perusahaan
otomotif namun tidak bagus (merusak) bagi

130 | Manajemen Produksi dan Operasi


lingkungan. Banyak pihak yang belum sadar
penuh atas dampak bahaya tersebut di masa
mendatang, hingga kapan industri otomotif
memaksakan diri memproduksi kendaraan
bermotor dengan bahan bakar minyak bumi.
Dalam ilmu ekonomi ada teori kelangkaan, jika
satu unsur atau komponen pendukung menjadi
langa dalam proses produksi maka produk
akan memiliki nilai tambah yang semakin
menurun dan akhirnya daya guna juga rendah.
Disisi lain jalan raya semakin padat karena
populasi kendaraan bermotor, mobilitas
kendaraan jadi berkurang, boros bahan bakar
sehingga terjadi inefisiensi berkelanjutan,
kecuali ditemukan alternatif bahan baku yang
ramah lingkungan dan lebih murah, jelas
berbeda persoalannya. Kapasitas atau
kemampuan produksi sebuah perusahaan
sebenarnya memiliki peluang sangat luas
dalam usaha melakukan inovasi secara kreatif,
efektif, terbarukan dan lebih modern sehingga
lebih mampu menghemat sumber daya energi
ke depan dalam jangka panjang jika memiliki
tenaga ahli yang berkualifikasi, ditopang
teknologi terbarukan/modern, kaya akan

Manajemen Produksi dan Operasi | 131


kegiatan riset dan pengembangan, teknologi
berorientasi ke depan, lebih ramah lingkungan,
ini akan menjadi nilai tambah dan keunggulan
bagi perusahaan tersebut dalam menciptakan
produk dan berorientasi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Bahkan kondisi ini
dapat menjadi keunggulan bersaing di masa
depan. Dapat disimpulkan bahwa ke depan
kapasitas produksi sebuah perusahaan harus
mampu digunakan untuk mengembangkan dan
memproduksi produk yang memiliki
keunggulan multi fungsi dan dapat di
sinergikan dengan daya guna produk lain yang
tidak sejenis. Sebagai contoh, dahulu lampu
flash (senter) dengan handphone adalah dua
benda yang tidak berhubungan sama sekali,
namun dengan kemajuan teknologi, maka
sekarang lampu flash menyatu dengan
handphone, karena banyak handphone yang
telah dilengkapi dengan lampu flash. Dapat
terjadi hal demikian karena teknologi lampu
flash ternyata dapat disinergikan dengan
perkembangan teknologi perangkat seluler.
Contoh lain adalah kipas angin di kamar tidur,
sekarang diproduksi dan dilengkapi

132 | Manajemen Produksi dan Operasi


menggunakan lampu tidur sehingga nampak
lebih menyatu dan simple.

Gambar 26 Disain lampu kamar yang menyatu


dengan Fan Cycling (kipas)

2. Potensi Dalam Produksi, yang dimaksud


potensi produksi, menurut Irawan (2011)
dalam bukunya mengatakan potensi dapat
menyangkut peluang berkembang, kesempatan
untuk menjalin kerjasama, bersinergi dengan
perusahaan lain untuk memproduksi produk
atau jasa tertentu. Menjalin hubungan
kerjasama dengan perusahaan lain untuk
memungkinkan diciptakannya produk tertentu
yang merupakan komplementer dua produk
berlainan dari dua perusahaan yang berbeda.
Sebagai contoh Sony pernah menciptakan
perangkat seluler setelah bersinergi dengan
perusahaan Ericsson, kemudian terciptalah

Manajemen Produksi dan Operasi | 133


perangkat seluler dengan nama Sony Ericsson.
Potensi disini mencakup kemampuan dua
perusahaan atau lebih, dalam kerjasama guna
menciptakan produk baru untuk meraih
peluang pasar secara bersama, apakah
menciptakan produk yang sejenis (mix) yang
awalnya merupakan dua produk atau brand
yang saling terpisah dan saling berkompetisi di
pasar, atau menciptakan produk baru yang
bersifat komplementer guna menciptakan
fungsi produk yang lebih baik. Contoh lain
adalah sebuah gebrakan yang dilakukan dua
perusahaan otomotif untuk menciptakan mobil
kembar dengan brand yang berbeda yaitu
Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, dan
akhirnya sukses di pasar otomotif serta mampu
diterima dengan baik oleh masyarakat
kosumen otomotif, namun kedua brand ini
tidak saling mematikan dalam merebut pangsa
pasar otomotif. Karena walau brand berbeda,
kedua jenis mobil ini sama-sama memiliki
keunggulan yang ternyata cukup ampuh
memikat konsumen dan mampu mendongkrak
penjualan otomotif di kelasnya, dalam
beberapa tahun belakangan malah kedua jenis

134 | Manajemen Produksi dan Operasi


kendaraan ini merajai pasar otomotif di
Indonesia. Mengingat konsumen otomotif di
tingkat ASEAN, Indonesia menempati nomor
urut pertama, sehingga potensi
berkembangnya industri otomotif sangat
terbuka lebar, termasuk peluang ekspor
produk otomotif Indonesia kenegara lain di
ASEAN.

Potensi perusahaan untuk menciptakan peluang


dan berkembang, tidak hanya tergantung pada produk
yang dihasilkannya, namun juga tergantung dari
kekuatan internal perusahaan pada semua aspek. Jika
aspek kekuatan internal perusahaan (faktor produksi)
mampu mengantisipasi kendala yang muncul, besar
kemungkinan perusahaan akan mampu bersaing untuk
memanfaatkan peluangnya dalam mengembangkan
produk dan meluaskan pangsa pasar termasuk pasar
ekspor.
Perusahaan di Indonesia yang memiliki peluang
dan potensi untuk melakukan pengembangan produk
serta kegiatan ekspor meliputi beberapa industri yang
bergerak di bidang fashion/pakaian, produk perikanan
(udang, lobster dan kepiting), produk atau hasil
agribisnis (sayur dan buah), produk perkebunan (lada

Manajemen Produksi dan Operasi | 135


dan pala dan karet), minyak sawit, agro industri (kopi
dan teh), industri permesinan dan komponen mesin,
produk hasil pertanian yakni ubi kayu atau singkong,
rumput laut dan yang sedang booming adalah industri
pengrajin batu permata ekspor utama komoditi ini ke
negara-negara Afrika dan Timur Tengah.
Potensi dalam kegiatan produksi dapat
dikembangkan oleh sebuah perusahaan untuk
mendapatkan peluang dan cara mengembangkan pasar,
jika perusahaan mampu menciptakan kerjasama antar
produsen, bukan dengan jalan melakukan persaingan.
Karena dengan demikian kekuatan internal dua
perusahaan atau lebih dalam sinergi tersebut akan
memberikan dampak positif terhadap optimalisasi
kapasitas produksi masing-masing perusahaan dalam
jangka panjang. Sehingga beberapa perusahaan yang
bersinergi, akan berusaha dengan maksimum untuk
saling memberikan kontribusi demi terciptanya sebuah
produk, kemudian saling berbagi pangsa pasar di antara
perusahaan tersebut.

10.2. Dampak Negatif Kegiatan Produksi


Setiap aktifitas atau kegiatan produksi dalam
usaha menghasilkan barang dan jasa, perusahaan harus
memperhatikan tingkat keamanan produk dan jasa

136 | Manajemen Produksi dan Operasi


tersebut sebelum benarbenar tiba ditangan konsumen,
agar saat produk dan jasa tersebut dikonsumsi dapat di
eliminir dampak negatif yang bisa timbul sewaktu-
waktu. Melalui evaluasi, pengawasan, pengujian dan
mungkin juga eksperimen dapat diketahui secara
akurat tingkat keamanan produk, apakah memang
aman atau sebaliknya saat produk dan jasa dipasarkan.
Dilain sisi, produk dan jasa harus bisa dan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
konsumen, ini merupakan sebuah kewajiban bagi
produsen, agar produk dan jasa yang dibuat mampu
menciptakan daya guna, manfaat, fungsi dan faedah
bagi masyarakat konsumen secara umum. Ada
beberapa dampak negatif yang dapat terjadi dalam
aktifitas perusahaan menghasilkan produk dan jasa,
antara lain:
1. Bidang perbankan, penggunaan kartu kredit
dan kartu sejenisnya yang berguna sebagai alat
transaksi elektronik, tingkat keamanan
nasabah masih belum optimal, tingkat proteksi
transaksi belum memadai, karena kartu kredit
dan kartu sejenisnya masih dapat dipalsukan,
digandakan, dicuri, dibobol dan akhirnya
merugikan hak konsumen secara material dan

Manajemen Produksi dan Operasi | 137


non material dalam kegiatan transaksi
terutama yang melibatkan pihak perbankan.
2. Dalam proses tarik tunai dan setor tunai, pihak
perbankan telah memberikan layanan berupa
mesin ATM (anjungan tunai mandiri) kepada
nasabahnya, agar proses transaksi dapat
dilakukan dengan efisien dan sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan nasabah, sehingga tidak
selalu bergantung dengan petugas bank setiap
melakukan transaksi di luar jam kerja bank.
Keamanan di lokasi mesin ATM sering tidak
terjamin dengan baik, sehingga uang di ATM
sering kosong, mesin ATM yang bermasalah,
penggandaan pin atau password oleh orang
yang tidak bertanggungjawab dan kartu ATM
yang tertelan oleh mesin. Peraturan dan
undang-undang yang menjamin hak
konsumen/nasabah belum maksimum dalam
memberikan perlindungan dan sering masih
bersifat parsial.
3. Bidang otomotif, masih sering kita jumpai,
bahkan pihak pabrikan otomotif sendiri yang
memberikan informasi, beberapa jenis
kendaraan mengalami keselahan spesifikasi
pabrik saat kendaraan di produksi sehingga

138 | Manajemen Produksi dan Operasi


sebagian kendaraan harus ditarik dari
peredaran untuk kemudian diperbaiki
kerusakannya. Kejadian seperti ini sering
merugikan konsumen otomotif tersebut,
bahkan bisa mengancam keselamatan mereka.
4. Produsen makanan dan minuman, sering
terjadi produk makanan dan minuman
berbahaya yang ternyata lolos ke pasar,
dampak mekanisme pengawasan yang tidak
maksimal, atau produk makanan dan minuman
yang diproduksi secara ilegal oleh produsen
tanpa memperdulikan tingkat keamanan dan
keselematan serta kesehatan konsumen yang
mengkonsumsinya.
5. Bidang pertambangan, kegiatan eksplorasi
hasil tambang, dan eksplorasi sumber daya
alam yang cenderung merusak lingkungan,
penebangan hutan tanpa gerakan penghijauan,
perusakan hutan lindung menjadi perkebunan,
pencemaran air sungai dan sumber mata air
oleh pabrik/industri, benar-benar telah
merusak ekosistem dan lingkungan tempat
tinggal manusia, karena telah menimbulkan
pencemaran udara, pencemaran air (termasuk

Manajemen Produksi dan Operasi | 139


laut), dan pencemaran tanah, pada ahirnya
merusak kesehatan manusia.
6. Bidang energi, terutama energi listrik, voltase
dan arus listrik yang tidak stabil dapat merusak
dan mengganggu segala jenis peralatan
elektronik yang digunakan oleh konsumen.
Dengan naik turunnya voltase dan tidak
stabilnya arus listrik dari PLN, konsumen
merasa dirugikan. Terganggunya kegiatan
sehari-hari dan menghambat aktifitas
konsumen.
7. Bidang kehutanan, pengelolaan hutan yang
tidak benar, dilakukan sembarangan, tidak
terkontrol, hanya mengejar keuntungan
ekonomi semata, telah menghancurkan fungsi
hutan secara besar-besaran, mengakibatkan
daya serap hutan terhadap air hujan menjadi
hilang, merusak kemampuan hutan untuk
menampung air bersih, dampak negatifnya
sering terjadi tanah longsor, kekeringan di
musim kemarau dan merusak kesuburan tanah.
Yang lebih parah, merusak dan membuat punah
beberapa species hewan tertentu yang hidup di
hutan. Untuk mengembalikan fungsi hutan

140 | Manajemen Produksi dan Operasi


tidak dapat dilakukan dengan mudah dan
membutuhkan waktu belasan tahun.
8. Bidang transportasi dan lalu-lintas, karena
tidak ada peraturan khusus untuk mengatur
dan mengendalikan populasi kendaraan yang
melintas di jalanan, maka dampak kemacetan
akan semakin parah karena populasi
kendaraan yang tidak terkontrol, lemahnya
penerapan hukum di bidang lalu-lintas,
sehingga penyimpangan dan pelanggaran
semakin sering terjadi, mengakibatkan
kerugian moril dan immaterial bagi pengguna
jalan secara umum belum termasuk
pencemaran udara akibat polusi gas emisi
kendaraan. Kualitas udara semakin memburuk,
kesehatan masyarakat menurun dampak dari
polusi udara berkepanjangan.
9. Bidang kesehatan, terjadinya kasus mal praktek
oleh tenaga medis, tenaga medis menjalankan
prakteknya tanpa ijin, kasus-kasus di bidang
kedokteran, metode penanganan pasien yang
salah oleh rumah sakit, salah diagnose dan
pengobatan, telah lama terjadi namun
penanganan kasus seperti ini tidak maksimum,
bahkan masih sering berulang terjadi, padahal

Manajemen Produksi dan Operasi | 141


resikonya adalah nyawa pasien atau cacat
tetap. Bagi keluarga pasien yang merasa
dirugikan tidak mendapatkan
solusi/penanganan yang mencerminkan rasa
keadilan.

Dari beberapa kejadian di atas, yang merupakan


dampak negatif kegiatan manajemen operasi dan
produksi, dapat disimpulkan bahwa apa yang selama ini
dilakukan oleh produsen belum sepenuhnya mampu
menciptakan kesejahteraan bagi konsumen, mengingat
masih sering terjadi pelanggaran atau penyimpangan
dalam kegiatan proses produksi dan kegiatan operasi
perusahaan. Padahal tujuan awal menciptakan produk
dan jasa adalah untuk memenuhi segala kebutuhan
konsumen, mengawasi, menyempurnakan dan
mengarahkan serta membantu demi tercapainya
kepuasan dan kesejahteraan.
Sampai dengan saat ini peran pemerintah dalam
meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan produksi
dan operasi perusahaan dalam industri besar dan
industri rumahan belum maksimal, karena kasus
penyimpangan yang berujung kerugian bagi konsumen
masih sering terjadi. Satu-satunya jalan yang dilakukan
pemerintah adalah melakukan pengawasan dan

142 | Manajemen Produksi dan Operasi


penerapan sanksi dan hukum bagi industri yang
melakukan pelanggaran baik disengaja maupun tidak
disengaja. Namun penerapan hukum yang dilakukan
belum mampu memberikan keadilan bagi konsumen
yang dirugikan.

10.3. Pola Produksi


Untuk menentukan berapa banyak atau unit
jumlah produk yang akan dihasilkan pada waktu yang
akan datang, seorang manajer produksi atau operasi
biasanya melakukan peramalan (forecasting). Untuk
melakukan peramalan yang akurat, biasanya digunakan
data permintaan pasar di waktu lampau (market past
demand data).
Di samping cara tersebut di atas, cara lain yang
digunakan adalah menentukan pola produksi. Pola
produksi dalam sistem produksi atau operasi dapat
dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu Pola Produksi
Konstan, Pola Produksi Bergelombang dan Pola
Produksi Moderat.
Dari ketiga sistem atau pola masing-masing
memiliki keuntungan (advantages) maupun kelemahan
(disadvanteages).
Jika sebuah perusahaan menghadapi permintaan
konsumen yang berbeda-beda tiap periode tertentu,

Manajemen Produksi dan Operasi | 143


maka seorang manajer produksi harus sangat berhati-
hati dalam menentukan pola produksi yang harus
diambil. Jika keliru atau salah dalam menentukan pola
produksi yang diterapkan, maka akan terjadi beberapa
kerugian.
Keuntungan ataupun kerugian pada
ketidaktepatan pemilihan pola produksi mengakibatkan
biaya-biaya yang timbul akibat pemakaian atas
alternatif lain (oportunity cost) sebagai berikut:
1. Biaya simpan
2. Biaya kerja lembur
3. Biaya sub-kontrak
4. Biaya labor turn over

10.4. Pola Produksi Konstan


Kelemahan (disadvantages) dari pola produksi ini
akan mengakibatkan dikeluarkannya biaya simpan, jika
permintaan pasar lebih kecil dari pola produksi yang
sudah ditentukan.
Namun demikian, keuntungan (advantages) yang
diperoleh adalah biaya turn over (labor turn over cost)
tidak ada, tidak terdapat perubahan volume produksi
dari periode tertentu ke periode berikutnya.

144 | Manajemen Produksi dan Operasi


Sedangkan biaya lembur maupun sub kontrak
akan tergantung pasda Kapasitas mesin dan jumlah
permintaan yang dapat dipenuhinya.

10.5. Pola Produksi Bergelombang (Fluktuatip)


Biaya yang akan dikeluarkan pada pola produksi
ini adalah biaya turn over, dikarenakan setiap periode
produksi mengalami perubahan volume produksi
sesuai dengan permintaan pasar.
Sedangkan biaya simpan tidak ada, namun
kemungkinan akan dikeluarkannya biaya lembur
maupun sub-kontrak tidak tentu tergantung dari
Kapasitas produksi dan permintaan yang ada.

10.6. Pola Produksi Moderat


Pola produksi ini akan memberikan kerugian
karena dimungkinkan akan mengakibatkan
dikeluarkannya biaya simpan, dan biaya turn over.
Biaya simpan dikeluarkan jika Kapasitas produksi
melebihi permintaan. Biaya turn over juga akan
dikeluarkan jika terjadi peningkatan atau penurunan
jumlah volume produksi atas periode yang satu ke
periode berikutnya. Biaya sub-kontrak dan lembur juga
tergantung Kapasitas produksi mesin-mesin dan
permintaan konsumen.
Contoh Kasus:
Manajemen Produksi dan Operasi | 145
Sebuah perusahaan menghadapi permintaan
tahunan yang berfluktuasi sebagai berikut:

Untuk memenuhi permintaan tersebut


direncanakan tiga alternatif pola produksi sebagai
berikut:
a. Pola konstan sebesar 1000 unit tiap
triwulan
b. Pola bergelombang sesuai dengan
permintaannya
c. Pola moderate, dimana triwulan
pertama dan kedua sebesar 800 unit,
dan triwulan ketiga dan keempat
sebesar 1200 unit.
Pertanyaan :
Sebagai seorang manajer produksi, tentukan pola
produksi yang mana yang sebaiknya dipilih oleh
perusahaan bila diketahui:
 Biaya simpan Rp. 250/unit/triwulan
 Biaya sub-kontrak Rp.600/unit

146 | Manajemen Produksi dan Operasi


 Biaya kerja lembur harus dibayar jika
produksi melebihi 1.500 unit setiap
triwulan.
 Setiap penambahan volume 100 unit
produksi dari periode yang satu ke periode
berikutnya akan dikenakan biaya labor turn
over sebesar Rp. 15.000,-
 Jika terjadi pengurangan volume produksi
sebesar 100 unit dari periode yang satu ke
periode berikutnya, dikenakan biaya labor
turn over sebesar Rp. 25.000,-
 Kapasitas maksimum mesin adalah 2000
unit tiap triwulan.

Jawab:
Pola Produksi Konstan
 Biaya simpan

 Biaya subkontrak tidak ada, karena


kekurangan produksi dapat dipenuhi
dengan persediaan

Manajemen Produksi dan Operasi | 147


 Biaya kerja lembur tidak ada, karena
perusahaan berproduksi secara konstan
sebesar 1000 unit, berarti tidak melebihi
1.500 unit.
 Biaya labor turn over juga tidak ada, karena
perusahaan berproduksi secara konstan,
berarti tidak pernah ada perubahan volume
produksi baik penurunan atau penambahan
dari triwulan tertentu ke triwulan
berikutnya.

Pola Produksi Bergelombang (Fluctuative)


 Biaya simpan tidak ada
 Biaya subkontrak tidak ada, karena
produksi tidak melebihi Kapasitas 1.500
unit per triwulan.
 Biaya kerja lembur tidak ada, karena dapat
dipenuhi dengan pola produksi yang
ditentukan
 Biaya turn over:

148 | Manajemen Produksi dan Operasi


 Biaya kerja lembur tidak ada
 Biaya subkontrak tidak ada
 Biaya labor turn over terjadi pada triwulan
3, dimana pada saat triwulan 2 berproduksi
sejumlah 800 unit, namun pada triwulan 3
berproduksi sejumlah 1.200 unit. Jadi,
terjadi perubahan volume produksi dari
triwulan 2 ke triwulan 3, yaitu penambahan
sejumlah 400 unit. dengan penambahan 400
unit, sedangkan setiap penambahan volume
produksi 100 unit dikeluarkan biaya lobor
turn over sebesar Rp.25.000,-, maka
perhitungannya sebagai berikut:

Perhitungan biaya tambahan untuk masing-


masing pola produksi di atas adalah sebagai berikut:

Manajemen Produksi dan Operasi | 149


Jadi, dari analisis yang dilakukan di atas, pola
produksi yang dipilih adalah pola produksi
bergelombang, sebab dikeluarkan biaya tambahan
hanya sebesar Rp. 235.000,-

Soal untuk latihan:


Suatu perusahaan memiliki mesin-mesin
produksi yang berkapasitas penuh sebanyak 3000 unit
setiap kwartal. Dari analisis pasar dapat diperkirakan
besarnya permintaan untuk tahun 1997 sebagi berikut:
Kwartal I = 2000 unit
Kwartal II = 2500 unit
Kwartal III = 4000 unit

Untuk memenuhi permintaan tersebut


perusahaan akan memilih diantara dua alternatif, yaitu
berproduksi konstan setiap kwartal , atau berproduksi
yang sama dengan jumlah permintaan setiap kwartal
(sepanjang kapasitas mesin masih bisa memenuhi).
Pertimbangan lain yang akan menentukan pemilihan
kedua alternatif itu adalah:
Bila Kapasitas produksi tidak bisa menutup
permintaannya, maka dapat dilakukan subkontrak
dengan perusahaan lain yang akan memakan biaya
setiap tahun (dalam unit) Rp.30,- lebih mahal, dari pada
kalau dibuat sendiri dalam keadaan biasa.
150 | Manajemen Produksi dan Operasi
 Diatas Kapasitas penuh perusahaan masih
biasa menambah kapasitas mesin sampai
mencapai 3500 unit setiap kwartal dengan
menggunakan kerja lembur. Tambahan
upah untuk kerja lembur Rp.10,- per unit.
 Biaya penyimpanan Rp. 20,- setiap unit
/kwartal
 Persediaan awal dan akhir barang tidak ada.

Sebagai manajer professional lulusan Magister


Manajemen, anda diminta untuk mengambil keputusan
alternatif (pola produksi) mana yang sebaiknya dipilih.

Manajemen Produksi dan Operasi | 151


152 | Manajemen Produksi dan Operasi
DAFTAR PUSTAKA

Adam E. Everett and Ebert J. Ronaldm (1996).


Production and Operation Management,
Concepts, Models, and Behavior, Fifth Edition,
Prentice Hall International Inc. Englewoods
Cliffs, New Jersey, USA.

Agus Ahyari (1996), Manajemen Produksi,


Perencanaan Sistem Produksi, Buku 1, BPFE,
Yogyakarta.

Agus Ahyari (1996). Manajemen Produksi,


Pengendalian Produksi, Buku 2, BPFE,
Yogyakarta.

Aisyah, (2011), Manajemen Mutu, From


https://eprints.walisongo.ac.id/1312/, diakses
tgl. 28 Januari 2015.

Anggara, Bayu, (2012), Manajemen Operasi, From


http://bayu.blogspot.com/2012/11/definisi-
manajemen-operasional, diakes tgl. 17 Februari
2015.

Ariani, D. Wahyu., (2009), Manajemen Operasi Jasa,


Jakarta: Graha Ilmu.

Assauri, Sofjan., (2010), Manajemen Produksi dan


Operasi, Jakarta: LP FEUI.

Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo (1996). Pengantar


Bisnis Modern, Liberty Offset, Yogyakarta.

Manajemen Produksi dan Operasi | 153


Dan Steinhoff (1979). The World of Busines, Grolier
Business Library, Mc.Graw-Hill Inc., USA.

Deitiana, Tita, (2011), Manajemen Operasioanl –


Service and Manufactur, Jakarta:
Mitrawacanamedia.

Dharma, Surya, (2014), Manajemen Kinerja, Jakarta:


Pustaka Pelajar.

Dyambi, Yuni, (2010), Manajemen Produksi Lintas 5


Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah
Persaingan Industri Penyiaran Indonesia, From
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/1
23456789/950, diakses tgl. 06 Februari 2015.

Eddy Herjanto (1997). Manajemen Produksi dan


Operasi, PT. Gransindo, Jakarta.

Fahmi, Irham., (2012), Manajemen Produksi dan


Operasi, Bandung: Alfabeta

Ginting, Rosnani, (2007), Sistem Produksi, Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Ginting, Rosnani, (2010), Perancangan Produk,


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Goetsch L. David Davis B. Stanley (1997). Introduction


to Total Quality, Quality Mangement for
Production, Processing, and Servives. Second
Edition, Prentice Hall.

Hamid Noori and Radford Russel (1996). Production


and operation Management, Total Quality and
Responsiveness, Internasional edisi Mc Graw-
Hill Inc. USA.
154 | Manajemen Produksi dan Operasi
Haming, Murdifin., (2012), Manajemen Produksi
Modern, Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.

Hani Handoko T (1995). Dasar-dasar Manajemen


Produksi dan Operas, Edisi 1, BPFE Yogyarta.

Hani Handoko T. (1994). Manajemen Produki Operasi.


Latihan Pemecahan Soal, Edisi 3, BPFE,
Yogyakarta.

Heizer Jay and Render Barry (1996), Production and


Operation Management, Strategic and Tactical
Decisions, Fourth Edition, Prentice Hall
International Inc. Englewoods Cliffs, New Jersey,
USA.

Heizer Jay and Render Barry (2004), Operation


Management, Prentice Hall International Inc.
Englewoods Cliffs, New Jersey, USA.

Herjanto, Eddy, (2014), Manajemen Operasi, Jakarta:


Grasindo.

Irawan, Dandan., (2011), Manajemen Operasi, Jakarta:


Ikopin Press.

Ishak, Aulia., (2010), Manajemen Operasi, Jakarta:


Graha Ilmu.

Juran J.M. (1992). Juran on Quality by Design, The New


Steps for Planning Quality into Goods and
Services, The Free Press

Kosasih, Subarsa, (2012), Manajemen Operasi –


Bagian Pertama, Jakarta: Mitrawacanamedia.

Manajemen Produksi dan Operasi | 155


Krajewski J. Lee and Ritzman P. Larry (1998).
Operations Management, Strategy and Analysis,
Fifth Edition, Addison Wesley.

Kumalaningrum, Maria P., (2011), Manajemen


Operasi, Yogyakarta: STIM YKPN

Martinich S. Joseph (1997). Production and Operation


Management, An Applied Modern Approach,
John Wiley and Sons, Incs.

Monk G. Joseph (1995). Operations Management,


McGraw-Hill Book Companby Ltd.

Muhardi, (2013), Manajemen Operasi – Suatu


Pendekatan, Jakarta: Pustaka Hidayah.

Nahmias, Steven, (2008), Production & Operations


Analysis, 6 edition, New Jersey: McGraw-
Hill/Irwin.

Stevenson J. William (91991). Production/Operation


Management, Third Edition, Richard D. Irwin
Inc. Homewood, Illinois, USA, 1991.

Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gito Sudarmo


(1994). Manajemen Produksi, Edisi 4, BPFE
Yogyakarta.

Thomas D. Kuczmarski (1992). Managing New


Products, Second edition, Prentice Hall Inc.
Englewoods Cliff, New Jersey, USA

Yith-Long Chang dan Robert (1989). Quantitative


System for Business Plus (QSB). Prentice Hall
Inc. Englewoods Cliffs, New Jersey, USA.

156 | Manajemen Produksi dan Operasi


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai