MANAJEMEN MUTU
oleh:
Arieq Rifqi : 202163411170
Ramadhani
M.Zainal Helmi : 202163411182
Muhammd Irfan : 202163411160
M.Rizki.F : 202163411186
Ratnawati : 202163411197
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi Manajemen Mutu.........................................................................3
2.2 Sejarah Manajemen Mutu.........................................................................7
2.3 Komponen Manajemen Mutu....................................................................9
2.3.1 Kontrol Mutu (Quality Control)........................................................9
2.3.2 Jaminan Mutu (Quality Assurance).................................................10
2.3.3 Mutu Terpadu (Total Quality)..........................................................11
2.4 Dimensi Manajamen Mutu......................................................................12
2.4.1 Kinerja (Performance).....................................................................12
2.4.2 Ciri-Ciri Atau Keistimewaan Tambahan (Features).......................13
2.4.3 Kehandalan (Reliability)..................................................................13
2.4.4 Kesesuaian Dengan Spesifikasi (Conformance to Specification)....13
2.4.5 Kemampuan Pelayanan (Service Ability).........................................13
2.4.6 Estetika (Aesthetics).........................................................................14
2.4.7 Mutu Yang Dipersepsikan (Perceived Quality)...............................14
2.5 Pengukuran Mutu....................................................................................15
2.4.1 Mengukur Mutu Melalui Penelitian Pasar.......................................15
2.4.2 Pengukuran Mutu Melalui Perhitungan Biaya.................................16
2.6 Prinsip Manajemen Mutu........................................................................16
2.6.1 Fokus Konsumen..............................................................................16
2.6.2 Kepemimpinan.................................................................................18
iii
2.6.3 Keterlibatan Sumber Daya Manusia................................................19
2.6.4 Fokus Pada Proses............................................................................20
2.6.5 Pendekatan Pada Sistem Manajemen...............................................21
2.6.6 Perbaikan Berkesinambungan..........................................................23
2.6.7 Pendekatan Faktual Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan..........24
2.7 Fungsi Manajemen Mutu.........................................................................26
2.8 Proses Manajemen Mutu.........................................................................27
2.9 Manfaat Manajemen Mutu......................................................................29
2.9.1 Dokumentasi Mutu Yang Lebih Baik..............................................30
2.9.2 Pengendalian Mutu Secara Sistematik.............................................30
2.9.3 Koordinasi Yang Lebih Baik...........................................................31
2.9.4 Deteksi Awal Ketidaksesuaian.........................................................31
2.9.5 Konsistensi Mutu Yang Lebih Baik.................................................31
2.9.6 Kepercayaan Pelanggan Bertambah.................................................31
2.9.7 Disiplin Dalam Pencatatan Mutu Bertambah...................................32
2.9.8 Lebih Banyak Kesempatan Untuk Peningkatan...............................32
BAB III..................................................................................................................33
PENUTUP.............................................................................................................33
3.1 Kesimpulan..............................................................................................33
3.2 Saran........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
hubungan antara produk dan pelayanan atau jasa yang ydiberikan kepada
konsumen dapat memenuhi harapan dan kepuasan konsumen.
Sunyoto (2012) menyatakan bahwa mutu merupakan suatu ukuran
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna
seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa
dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai
guna seperti yang diinginkan.1
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa “Mutu
adalah suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dan keuasan konsumen internal dan eksternal,
strategi ini menggunakan seluruh kemampuan sumber daya manajemen,
pengetahuan, kompetensi inti, modal, teknologi, peralatan, material, sistem
dan manusia perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bernilai
tambah bagi manfaat masyarakat serta memberikan keutungan kepada para
pemegang saham”
Berarti mutu hidup kerja harus merupakan suatu pola berpikir
(mindset) yang dapat menterjemahkan tuntutan dan kebutuhan pasar
konsumen dalam suatu proses manajemen dan proses produksi barang atau
jasa terus menerus tanpa hentinya hingga memenuhi persepsi mutu pasar
konsumen tersebut ialah bahwa telah memperoleh produk atau jasa yang
mempunyai mutu.
Dengan demikian secara sederhana dapat diberi rumus mutu sebagai
P
berikut: K =
E
Dimana:
K = Kepuasan mendapatkan mutu
P = Kinerja (Performance) produk/jasa
E = Harapan (Expectation) konsumen1
1
Dr. Juharni, M. Si. “Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)”, Sah Media,
Makasar, 2017, hlm.35-36,24-09-2022, pukul 15.07
5
Apa yang berlaku pada televisi tadi, berlaku juga pada jasa asuransi
yang dipakai konsumen untuk melindungi kendaraan miliknya. Mutu jasa
asuransi akan diukur beberapa hal, di antaranya: kemudahan pengurusan
klaim, ketanggapan dan kesigapan petugas asuransi merespon klaim
konsumen, kecepatan diperolehnya penggantian atas kerugian, tingkat
besarnya nilai penggantian yang diterima konsumen. Itu semua akan
menentukan sudut pandang konsumen terhadap mutu dari jasa asuransi
yang ia gunakan. Besar atau kecilnya manfaat menjadi ukuran konsumen
untuk memberi penilaian bermutu atau tidaknya suatu jasa asuransi.
Apabila konsumen cenderung menempatkan pengertian mutu
dengan orientasi pada kegunaan atau manfaat, maka pengertian mutu dari
sudut pandang produsen lebih rumit, karena menyangkut keseluruhan
proses dan aktivitas produksi dalam menghasilkan barang atau jasa. Oleh
karena itu, pengertian mutu menyangkut proses dan kegiatan yang panjang
dan kompleks mulai perancangan, produksi, pengiriman atau penyerahan
kepada konsumen, pemasaran, hingga pelayanan dan penanganan keluhan
konsumen.
Bagaimana produsen memahami mutu, contoh berikut ini dapat
menggambarkannya. Katakan, satu produsen mainan, maka ia sudah harus
mulai memahami mutu pada saat merancang mainan yang akan dibuat. Ia
harus merancang bentuk dan cara kerja mainan saat digunakan konsumen
nanti, termasuk menghitung dan menentukan jenis bahan yang akan
digunakan. Masuk ke dalam tahap produksi, ia pun wajib memastikan
kesesuaian antara mainan yang diproduksi dengan rancangan yang telah
ditetapkan. Mainan yang bermutu adalah mainan yang berfungsi baik dan
memiliki kesesuaian dengan rancangan yang ditetapkan. Akan tetapi
apakah ini cukup? Mungkin saja! Akan tetapi, di masyarakat ternyata
banyak konsumen yang menginginkan produk mainan harus aman dan
tidak boleh menggunakan bahan beracun yang membahayakan. Atas
keinginan konsumen tersebut, maka ia melakukan rancang ulang mainan,
termasuk memproduksinya, sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini
7
2
Hendra, Purwanto. “Pengertian, Sejarah, dan Arti Penting Manajemen Kualitas”, Edisi Revisi 23
Mei 2016
3
https://www.e-jurnal.com/2014/02/perspektif-terhadap-kualitas.html
10
5
https://text-id.123dok.com/document/dy4m25lry-pengertian-mutu-kepemimpinan-mutu-
kepemimpinan.html, 25-09-2022, pukul 15.37
19
6
https://trainingcenter.events/blog/the-essence-of-iso-90012015-part-07-prinsip-manajemen-
mutu-3-engagement-of people, 25-09-2022, pukul 15.21
20
7
https://isokonsultindo.com/8prinsip-manajemen-mutu, 25-09-2022, pukul 17.21
21
8
https://media.neliti.com/media/publications/98118-ID-pendekatan-sistem-manajemen-mutu-
bagi-or.pdf, hal 3
22
9
https://media.neliti.com/media/publications/98118-ID-pendekatan-sistem-manajemen-mutu-
bagi-or.pdf, hal 4
23
10
https://text-id.123dok.com/document/1y95xovwz-pendekatan-faktual-dalam-pengambilan-
keputusan-hubungan-pemasok-yang-saling-menguntungkan.html, 25-09-2022, pukul 18.01
25
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk
mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Organizing, atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian
merupakan proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi
yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi
3. Actuating, atau pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
4. Controlling, proses pengawasan dan pengendalian adalah proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan
terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.12
2.8 Proses Manajemen Mutu
Proses Dalam Sistem Manjemen Mutu Pada proses manajemen mutu
melibatkan kumpulan pedoman yang sudah dikembangkan oleh tim untuk
12
https://mdk16.wordpress.com/tag/contoh-makalah-sistem-manajemen-mutu/
28
13
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
h.59.
14
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
h.59. 28
29
mencakup kemampuan dan batasan sumber daya internal yang ada dan
hal-hal yang dapat diperoleh dari penyedia eksternal;
Manfaat lain yang diberikan oleh mutu yaitu (Manfaati, 2013) 15:
2.9.1 Dokumentasi Mutu Yang Lebih Baik
Sistem manajemen mutu memberikan pedoman dalam
mengelola sistem dokumentasi agar dokumen-dokumen yang
dibuat oleh suatu perusahaan bersifat efektif dan efisien.
Setiap organisasi menentukan tingkat dokumentasi yang
dibutuhkan dan media yang digunakan. Hal tersebut tergantung
pada faktor-faktor seperti; jenis dan ukuran organisasi,
kompleksitas dan interaksi proses-proses, kompleksitas produk,
persyaratan pelanggan, persyaratan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, demonstrasi kemampuan personel, dan faktor-faktor
lainnya yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan pemenuhan
dari persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu.
2.9.2 Pengendalian Mutu Secara Sistematik
Menurut pengertian ISO, mutu (quality) adalah kadar/tingkat yang
dimiliki oleh sekumpulan karakteristik yang melekat (yang
menjadi sifat) pada suatu produk atau pelayanan dalam memenuhi
persyaratan. Kadar/tingkat tersebut berdasarkan sifatnya dapat
dibagi menjadi buruk (poor), baik (good) atau baik sekali
(excellent). Sedangkan yang dimaksud dengan persyaratan
(requirement) adalah kebutuhan atau harapan (pelanggan) yang
ditetapkan, yang secara umum wajib dipenuhi.
Dalam ISO 9001 pengendalian mutu harus dimulai dari
masing-masing proses yang terdapat dalam perusahaan. Setiap
proses adalah input bagi proses sesudahnya dan sekaligus
merupakan output dari proses sebelumnya. Karena proses-proses
tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam satu sistem, maka
pengendalian mutu yang baik pada setiap proses tentunya secara
15
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=84108, 26-09-2022, pukul
17.15
31
3.1 Kesimpulan
Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita
berbicara tentang mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai sangat bagus dan berharga. Secara fisik barang yang
bermutu dicerminkan dengan kata-kata baik, indah, benar, istimewa, dan
lain sebagainya. Dalam sebuah organisasi nonprofit biasanya mutu dapat
dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang
atau sebuah organisasi sehingga pelanggang merasa puas, tanpa adanya
keluhan atas pelayanan yang didapat dari organisasi tersebut.
Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-
masing. Hal ini dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga
para pakar masih mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya.
Manajemen mutu sangat di perlukan di dalam Perusahaan,
Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur
kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam
mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila
perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan
kepada bawahan akan mengalami hambatan
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka
Demikian makalah yang kami buat,ini semoga bermanfaat dan menambah
33
34
35