Anda di halaman 1dari 20

Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan di Indonesia

Kasus PT. Indosat Ooredoo TBK–Ernst Young

MAKALAH
Mira Mardiyanti
20190102168

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

ETIKA PROFESI EU101

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
BAB I ...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................4
I.1. Latar Belakang .....................................................................................................................4
I.2. Rumusan Permasalah ...........................................................................................................6
I.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................................6

BAB II .............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN .............................................................................................................................7
II.1. Jenis Kasus .........................................................................................................................7
II.2. Kode Etik............................................................................................................................8
II.3. Peran Profesi Akuntan ........................................................................................................9
II.4. Prinsip Tata Kelola yang Baik (GCG) .............................................................................11
II.5. Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................................................12
II.6. Internal Control Perusahaan .............................................................................................13
II.7. Jenis Pelanggaran/Modus .................................................................................................13
II.8. Undang-Undang dan Aturan Terkait ................................................................................14
II.9. Peran Stakeholder .............................................................................................................14
II.10. Pihak-pihak yang dirugikan ...........................................................................................15
II.11. Fungsi dan Peran Dewan Pengawas (IAI, IAPI, Kemenkeu , Pemerintah) ...................15
II.12. Mitigasi Risiko Berupa Aturan yang dihasilkan dari Kasus tersebut (Baik dari
Perusahaan maupun dari Negara/Profesi Akuntan) .................................................................17

BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP .....................................................................................................................................18
III.1. Kesimpulan .....................................................................................................................18
Analisa Kasus..................................................................................................................18

2
III.2. Saran ...............................................................................................................................19
III.2.1. Bagi Perusahaan .....................................................................................................19
III.2.2. Bagi Profesi Akuntan .............................................................................................19
III.2.3. Bagi Dewan Pengawas Profesi ..............................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset di kalangan akademisi. Tidak hanya itu,
praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi apa yang diberikan auditor.
Auditor bertanggung jawab dalam pelaksanaan audit serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi tentang kegiatan kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan
tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan akhir dari proses
auditing ini adalah menghasilkan laporan audit.
Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan pernyataan atau
pendapatnya kepada para pemakai laporan keuangan, sehingga bisa dijadikan acuan bagi pemakai
laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang dilakukan oleh auditor.
Profesi akuntan publik sangat diperlukan pada saat demikian. Akuntan publik merupakan pihak
independen yang bertugas untuk memeriksa dan menilai apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. (Abdul Halim, 2015: 16)
Audit merupakan suatu proses pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dalam penulisan selanjutnya ditulis sebagai opini audit.
Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, Beasley dan Elder,
2011:4). Banyaknya kasus perusahaan mengalami kegagalan dalam bisnis akibat gagalnya auditor
dalam mendeteksi dapat mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini mempengaruhi
persepsi masyarakat, khususnya pemakai laporan keuangan atas opini audit yang diberikan.
Hasil dari audit akuntan publik adalah opini akuntan publik terhadap laporan keuangan.
Pemberian opini dari akuntan publik tersebut harus didukung oleh bukti-bukti audit yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut PSA No. 4 SPAP, kecermatan dan keseksamaan
dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme
profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut.

4
Sedangkan Fenomena terbaru yang berkaitan dengan kegagalan audit yang diakibatkan
rendahnya sikap skeptisisme profesional ialah kasus kegagalan audit atas laporan keuangan PT
Indosat,Tbk pada tahun 2011 yang dilakukan oleh partner Ernst and Young (EY) di Indonesia
yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja.
Dengan etika profesi yang tinggi auditor merefleksikan sikapnya sebagai individu yang
independen, berintegritas dan berobyektifitas tinggi serta bertanggung jawab, sehingga dapat
diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Etika profesi seorang auditor
akan mendukung dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat
kesalahan semakin berkurang. Etika profesi dipandang sebagai faktor penting dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan karena etika profesi merupakan penguat kaidah perilaku sebagai
pedoman yang harus dipenuhi dalam mengemban profesi. (Ida Bagus dan Ramantha, 2015).
Pada tahun 1967 Indosat didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing pertama di
Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional.
Dengan berjalannya waktu banyak sekali yang berubah dalam strukturnya dimulai dari merger
maupun akuisisi anak perusahaan. Dalam perjalanannya juga banyak pencapaian yang diraih PT
Indosat Tbk mulai dari pengembangan jaringan 2G menjadi 3G sampai jaringan
4G pada tahun 2014. Pada tahun 2008 saham PT Indosat dibeli oleh Qtel, Qtel membeli saham
seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga
menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%. Selanjutnya
Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu
Qtel Asia Pte. Ltd. (65%), pemerintah Indonesia (14,29%) dan publik (20,71%). Hingga tahun
2015 agar lebih universal dalam brandingnya maka PT Indosat Tbk berubah menjadi PT Indosat
Ooredoo Tbk.Dan pada Agustus 2015 Grup Ooredoo, memperoleh penghargaan Indonesia Good
Corporate Governance Award 2015 peringkat 1. Dengan penganugerahan tersebut saya tertarik
mengenai Tata Kelola Perusahaan yang diterapkan oleh PT Indosat Ooredoo Tbk.

5
I.2. Rumusan Permasalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka saya akan membatasi rumusan masalah mengenai :
1. Bagaimana jenis Kasus Di PT Indosat Ooredoo?
2. Bagaimana penerapan kode etik di PT Indosat Ooredoo?
3. Bagaimana Peran Profesi Akuntan dalam hal kontrol dan audit yang dilakukan PT Indosat
Ooredoo?
4. Bagaimana Prinsip Tata Kelola yang Baik (GCG) dalam suatu perusahaan?
5. Bagaimana struktur Organisasi PT Indosat Ooredoo?
6. Bagaimana Internal Control PT Indosat Ooredoo?
7. Bagaimana jenis Pelanggaran/Modus yang dilakukan oleh PT Indosat Ooredoo?
8. Bagaimana peran Undang-Undang dan Aturan Terkait dalam kasus PT Indosat Ooredoo?
9. Bagaimana Peran Stakeholder PT Indosat Ooredoo?
10. Siapa sajakah pihak pihak yang dirugikan oleh PT Indosat Ooredoo?
11. Bagaimana fungsi dan Peran Dewan Pengawas (IAI, IAPI, Kemenkeu, Pemerintah terkait-
disesuaikan dengan jenis kasus) PT Indosat Ooredoo?
12. Mitigasi Risiko Berupa Aturan yang dihasilkan dari Kasus tersebut (Baik dari Perusahaan
maupun dari Negara/Profesi Akuntan)

I.3. Tujuan Penelitian


Maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara penerapan tata kelola perusahaan di PT Indosat Ooredoo.
2. Mengetahui langkah penerapan kode etik di PT Indosat Ooredoo.
3. Mengetahui fungsi kontrol dan audit yang dilakukan PT Indosat Ooredoo Tbk.
4. Mengetahui Prinsip Tata Kelola yang Baik (GCG) dalam suatu perusahaan.
5. Mengetahui struktur Organisasi PT Indosat Ooredoo.
6. Mengetahui Internal Control PT Indosat Ooredoo.
7. Mengetahui jenis Pelanggaran/Modus yang dilakukan oleh PT Indosat Ooredoo.
8. Mengetahui peran Undang-Undang dan Aturan Terkait dalam kasus PT Indosat Ooredoo.
9. Mengetahui Peran Stakeholder PT Indosat Ooredoo.
10. Mengetahui siapa sajakah pihak pihak yang dirugikan oleh PT Indosat Ooredoo.
11. Mengetahui fungsi dan Peran Dewan Pengawas (IAI, IAPI, Kemenkeu, Pemerintah terkait-
disesuaikan dengan jenis kasus) PT Indosat Ooredoo.
6
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Jenis Kasus


Pada kasus kantor akuntan public (KAP) Purwanto, Suherman, Surja beserta partner Ernst
and young (EY) Indonesia yang mengaudit laporan keuangan PT Indosat Tbk dan terbukti terjadi
kegagalan dalam mengaudit. Kantor akuntan publik (KAP) Purwanto, suherman dan Surja
memberikan opini (WTP) wajar terhadap PT Indosat Tbk. Namun kantor akuntan publik (KAP)
Purwanto, Suherman dan surja telah gagal menyajikan bukti yang mendukung perhitungan atas
sewa 4000 menara seluler yang terdapat dalam laporan keuangan indosat. Pada kasus yang terdapat
di Indonesia, tepatnya pada Februari 2017 yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) mitra
Ernst & Young (EY) yaitu KAP Purwantono, Suherman, dan Surja dikenakan sanksi serta denda
sebesar US$ 1 3 juta atau sekitar 13,3 miliar oleh Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB). KAP Purwantono dinyatakan gagal dalam melakukan audit laporan keuangan salah
satu perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo tahun buku 2011. Kasus ini merupakan insiden
terbaru yang menimpa KAP sehingga menimbulkan keprihatinan apakah KAP bisa berjalan di
negara berkembang.
Jenis kasus PT Indosat Ooredoo mengarah pada kesalahan dalam mengaudit laporan
keuangan. Temuan tersebut berawal dari dilakukannya kajian atas laporan hasil audit KAP
Purwantono oleh KAP mitra Ernst & Young (EY) di Amerika Serikat. Dari hasil kajian yang
dilakukan ditemukan bahwa hasil audit perusahaan telekomunikasi tersebut tidak didukung dengan
bukti yang akurat, terkait dengan hal persewaan empat ribu unit tower seluler, namun KAP
Purwantono sudah merilis laporan keuangan tersebut dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Kasus tersebut diduga karena auditor tergesa-gesa dalam melaporkan hasil auditnya, lalai
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang auditor untuk memperoleh bukti yang
cukup. Kasus tersebut juga diindikasikan bahwa auditor tidak mampu memahami tata kelola
perusahaan tersebut dengan baik sehingga mengakibatkan buruknya kinerja auditor tersebut,
(Tempo.co). Hasil audit laporan keuangan kliennya perusahaan telekomunikasi pada 2011 yang
tidak disertai bukti yang memadai.
Pada tahun sebelumnya, yaitu pada September 2016 KAP EY yang termasuk kedalam salah
satu the big four public accounting firm, dikenakan sanksi beserta denda oleh the Securities &

7
Exchange Commision (SEC) terkait kasus independensi. SEC membuktikan bahwa KAP EY tidak
independen dalam memeriksa laporan keuangan kliennya, dimana terdapat seorang auditor yang
sedang memeriksa laporan keuangan perusahaan klien memiliki hubungan 4 istimewa terhadap
salah satu eksekutif senior yang bekerja di Investment Trust Ventas Inc. yang menjadi kliennya,
(Warta Ekonomi.co.id, Jakarta). Selain membayar denda sanksi , mereka juga dilarang sementara
(suspend) melakukan audit laporan keuangan perusahaan terbuka. Namun SEC tidak menuduh
adanya perbuatan pelanggaran berupa fraud oleh akuntan publik. The Wall Street Journal
melaporkan bahwa sanksi terkait independensi adalah bukan pertama kalinya bagi KAP EY.
Melainkan beberapa tahun sebelumnya KAP EY telah membayar denda dan suspend karena
melanggar standar independensi.

II.2. Kode Etik


Setiap profesi tanpa terkecuali sangat memperhatikan kualitas jasa yang dihasilkan.
Profesi akuntan publik juga memperhatikan kualitas jasa sebagai hal yang sangat penting untuk
memastikan bahwa profesi auditor dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemakai jasanya.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode
etik, yang direfleksikan oleh sikap independensi, objektivitas, dan lain sebagainya (Abdul Halim,
2015:31).
Akuntan publik juga dituntut untuk memiliki prinsip dan moral, serta perilaku etis yang
sesuai dengan etika. Memahami peran perilaku etis seorang auditor dapat memiliki efek yang luas
pada bagaimana bersikap terhadap klien mereka agar dapat bersikap sesuai dengan aturan
akuntansi berlaku umum (Curtis et al., 2012).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sebagai suatu landasan pemeriksaan harus
ditaati oleh auditor dalam pelaksanaanya, hal ini bertujuan agar pelaksanaan pemeriksaan tersebut
dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan apa yang diharapkan pihak pemakai informasi
laporan keuangan perusahaan. Namun pada saat ini, walaupun SPAP ini sudah berlaku, tetapi
masih terjadi kasus – kasus penyelewengan dan manipulasi serta kesalahan dalam pemberian opini
audit yang dilakukan oleh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Hal ini mengakibatkan tingkat
kepercayaan pihak pengguna laporan keuangan perusahaan tersebut menurun. Fenomena –
fenomena yang terjadi saat ini, tidak sedikit auditor KAP yang lebih mendahulukan kepentingan
pribadinya, sehingga terjadi pelanggaran – pelanggaran atas kode etik profesi yang berlaku.

8
Kode etik audit yang dilanggar pada saat kasus PT Indosat ooredoo :
● Integritas, adalah unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional dan integritas
ini adalah suatu kualitas menjadikan informasi kepercayaan masyarakat lebih timbul pada
profesi yang diemban dan nilai tertinggi pada keputusan setiap profesi yang diemban jadi
dengan kreatifitas kita sudah bisa membuktikan bahwa kita memiliki kualitas dan
kepercayaan terhadap masyarakat karena kita telah bisa meyakinkan mereka dengan
kualitas-kualitas yang kinerja yang kita kita miliki.
● Objektivitas, adalah suatu keyakinan kualitas memberikan nilai bagi jasa atau pelayanan
auditor. Jadi objektivitas ini terbentuk karena integritas. objektivitas ini terbentuk juga
karena suatu profesi bisa dijalankan sesuai dengan prosedur pesuruhnya secara jujur dan
secara bebas dan independen terhadap suatu konflik lainnya sehingga tercipta objektivitas
dan integritas.
Sedangkan dalam kasus ini kita bisa lihat bahwa melalui melalui kegagalan dari pembuktian untuk
memutihkan transaksi terhadap tahun seluruh tersebut bisa dibuktikan bahwa para audit PT Indosat
Ooredoo telah kehilangan objektivitas dan integritas yang tidak seharusnya perusahaan subjects
besar ini atau jasa pelayanan seri ini hilangkan kedua hal tersebut karena integritas dan objektivitas
yang telah dibangun merupakan hal yang sangat berharga dalam bisnis ini dan terutama dalam hal
profesi. Sehingga dalam profesi ini kedua hal tersebut harus sangat-sangat dijalankan dan karet
tersebut juga hal yang saling berkesinambungan sehingga kita tidak bisa meninggalkan Salah satu
hal tersebut dan dan kita harus juga selalu menjaga performa kinerja kita karena dengan perusahaan
jasa pelayanan kantor seperti jiwe langsung yang itu saya memegang payung kalian besar sehingga
ketika mereka melakukan kesalahan hal tersebut sangat luar biasa kinerja profesi mereka dan
integritas dan setelah objektivitas. Hal tersebut bisa-bisa saja menurunkan kinerja atau nama baik
mereka sendiri yang telah mereka bangun.

II.3. Peran Profesi Akuntan


● Peranan Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan memiliki andil serta peran besar dalam mengarahkan setiap anggota dalam
menjalankan misinya untuk mencapai visi perusahaan dengan demikian tujuan jangka pendek
menengah dan panjang memiliki peluang besar untuk berhasil tercapai apa saja peranan
manajemen perusahaan dalam kasus ini yaitu merevaluasi dan memperbaiki internal control over.

9
Financial Reporting atau biasa juga disebut sebagai icovar mereka luasi artinya melihat kembali
kesalahan-kesalahan yang terjadi atas pelaporan keuangan perusahaan serta memperbaiki
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan. Pengendalian internal atas pelaporan
keuangan merupakan suatu proses yang dirancang dan dilaksanakan oleh Manajemen perusahaan
dalam rangka mencapai keandalan laporan keuangan Efisiensi dan efektivitas operasi serta
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku untuk memberikan keyakinan yang memadai.
Hukuman telah dijatuhkan kepada KPU Wanto Suherman dan surga karena telah gagal menyajikan
bukti yang mendukung perhitungan atau sewa 4000 menara seluler yang terdapat dalam laporan
keuangan Indosat mereka malah memberikan label wajar tanpa pengecualian atau biasa juga
disebut sebagai WTP terhadap laporan keuangan tersebut padahal perhitungan dan analisisnya
belum selesai Oleh karena itu peranan manajemen perusahaan dalam kasus ini adalah merevolusi
dan memperbaiki internal control over Financial Reporting atau biasa juga disebut sebagai iklear
qsar bertujuan untuk memastikan pencatatan yang terperinci akurat dan wajar ketiga tujuan
tersebut artinya yaitu memberikan keyakinan yang memadai bahwa Transaksi telah dicatat dengan
benar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta keyakinan yang memadai akan upaya
pencegahan atau identifikasi perolehan penggunaan atau pengelolaan aset perusahaan tanpa
otorisasi yang berdampak material atas laporan keuangan.

● Peranan Auditor
1) Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dapat dipercaya
maksudnya adalah auditor memastikan bahwa pengelolaan data yang
dikembangkan dapat dipercaya untuk mengevaluasi kebijakan akuntansi yang
relevan dan hasilnya dilaporkan kepada otoritas Bursa Efek Amerika Serikat
Amerika Serikat security Saint exchangecomunico mission atau switch pada 2012
dan 2013 dimana laporan keuangan pada 2011 telah disajikan kembali.
2) Mengevaluasi secara berkala kebijakan akuntansi dan internal controls auditor
mengevaluasi secara berkala kebijakan akuntansi dan internal controls untuk
memastikan kepatuhan dengan standar yang berlaku.
3) Melakukan pemeriksaan tentang kasus yang terjadi. Maksudnya auditor melakukan
pemeriksaan tentang kasus yang terjadi. Dan dari hasil pemeriksaan bahwa karena
tidak tepat dalam pencatatan akuntansi penjualan 2500 menara kepada PT tower
bersama infrastructure Tbk yang diikuti dengan sewa kembali
10
4) Merevisi laporan keuangan 2010 2011 serta sembilan bulan pertama tahun 2012
maksudnya auditor PT Indosat Tbk merevisi laporan keuangan pada tahun 2010-
2011 serta sembilan bulan pertama tahun 2012 menurutnya penyajian kembali
laporan keuangan tersebut terkait dengan pencatatan akuntansi yang tepat untuk
penjualan menara di mana pada 7 Feb 2012 Indosat setuju untuk menjual 2500
menara telekomunikasi
5) Mempersiapkan program audit tahun dan jadwal pelaksanaan audit auditor
mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit yang
terperinci dalam kasus di Indosat Ooredoo tidak dikenal audit mendadak semua
kegiatan audit internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada
seluruh audit Karena tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan akan
tetapi untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

II.4. Prinsip Tata Kelola yang Baik (GCG)


Selanjutnya hal-hal yang perlu dilakukan oleh pihak terkait untuk menghindari kasus yang
sama di kemudian hari yang pertama yaitu mengevaluasi secara berkala kebijakan akuntansi dan
internal control yang mana hal ini dimaksudkan untuk memastikan pencatatan yang terperinci
wajar dan akurat atas Transaksi dan pengelolaan transaksi perusahaan hal tersebut bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar dan anda yang
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku yang kedua yaitu kinerja auditor harus berpegang
penuh terhadap good governance. Good governance sendiri Merupakan sekumpulan aturan yang
menjelaskan hubungan antara seluruh pihak terkait yang mempengaruhi suatu organisasi baik
internal maupun eksternal jadi untuk Aturan ini menetapkan apa yang pihak dan kewajiban dari
pihak tersebut atau sistem yang mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan organisasi untuk
menciptakan nilai tambah bagi organisasi tersebut maka auditor ini diharapkan untuk memiliki
pemahaman yang baik terhadap good governance sendiri yaitu dengan tujuan agar auditor dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan etika profesinya dan memberikan arahan yang jelas
terhadap perilakunya.
Kasus KAP EY diatas adalah bentuk dari kinerja auditor yang kurang memahami good
governance. Dimana menurut Trisnaningsih (2007) dalam Sitio dan Anisykurlillah (2014) good
governance merupakan sekumpulan aturan yang menjelaskan hubungan antara seluruh pihak yang

11
mempengaruhi suatu organisasi baik internal maupun eksternal. Aturan ini menetapkan apa yang
menjadi hak dan kewajiban dari pihak tersebut atau sistem yang mengarahkan dan mengawasi
jalannya kegiatan organisasi untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasi tersebut. Auditor
yang memiliki pemahaman yang baik terhadap good governance akan melaksanakan tugasnya
sesuai etika profesinya dan memberikan arahan yang jelas terhadap perilakunya. Jadi auditor pada
kasus KAP EY tersebut kurang 7 memahami pengimplementasian good governance yang akan
berimbas pada buruknya kinerja auditor. Menurut Kreitner dan Kinicki (2003: 79) dalam Naryanto
(2016) budaya organisasi diartikan sebagai suatu wujud tanggapan yang dimiliki, diterima secara
implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan
bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Budaya organisasi seharusnya menjadi
pembatas atas auditor untuk tidak melakukan hal hal yang dianggap melanggar standar maupun
ketentuan yang berlaku. Namun pada kasus diatas permasalahan terhadap budaya organisasi yang
seharusnya menjadi pedoman bagi pelaksanaan penugasan auditor dan menjadi pengatur perilaku
auditor tidak berfungsi dengan baik. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh Sitio dan Anisykurlillah (2014) yang juga meneliti tentang kinerja auditor.
Penelitian ini juga mengacu beberapa penelitian lain, yaitu Naryanto (2016) menunjukan
pemahaman good governance dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Penelitian Pratiwi (2017), menyatakan bahwa Locus Of Control berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tentang
Locus Of Control, independensi, Budaya Organisasi, serta Pengaruh Pemahaman Good
Governance terhadap Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Pekanbaru.

II.5. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur merupakan bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain
atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Sedangkan,Organisasi merupakan sekelompok orang
(dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Jadi, Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi Menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam Struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa.

12
Jenis Struktur Organisasi yang digunakan oleh PT. Indosat Ooredoo adalah Organisasi
fungsional. Jenis Organisasi fungsional, semakin besar organisasi maka semakin dalam pula
hirarkinya dan semakin terspesialisasi pekerjaannya. Keuntungan dari Organisasi
fungsional adalah kesederhanaan dalam komunikasi dan efisiensi proses yang berulang
kerugiannya bila menghadapi sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari tiap anggota tim akan
dibatasi oleh sekat-sekat divisi dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer salah satu
divisi yang mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya pada divisi. Kerugian
lainnya yaitu komunikasi menjadi sangat terbatas dan kreativitas dibatasi oleh rangkaian
persetujuan birokrasi.

II.6. Internal Control Perusahaan


Kasus diatas adalah contoh tentang kepribadian auditor dimana auditor yang memiliki
kurangnya kendali terhadap diri mereka sendiri terhadap perilakunya. Menurut penelitian Pratiwi
(2017) Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan
mereka terhadap keberhasilan diri sendiri. Auditor dalam situasi penugasan audit yang kompleks
akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Auditor dengan internal locus of control
akan lebih mungkin menghadapi masalah yang akan dihadapi dalam penugasan audit tersebut
dibandingkan dengan individu dengan eksternal locus of control. Ciri pembawaan internal locus
of control adalah berada dalam kendalinya dan akan bersikap tidak mudah cemas dan terburu-buru
dalam mengambil suatu tindakan. Pratiwi (2017) mengatakan bahwa internal locus of control akan
lebih mungkin menghadapi masalah yang akan dihadapi dalam penugasan audit tersebut
dibandingkan dengan individu dengan eksternal locus of control.

II.7. Jenis Pelanggaran/Modus


Kasus ini memberikan bukti bahwa masih banyaknya auditor yang berkinerja buruk di
Indonesia dan tidak tercapainya komitmen auditor terhadap profesinya. Hal ini menunjukkan
perilaku auditor yang menyalahi kode etik, Standar Auditing dan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) serta menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan
publik. Terjadinya kasus di atas dikarenakan pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal perilaku
auditor sehingga berdampak pada pelaksanaan penugasan dan kinerjanya.

13
Kasus diatas menunjukkan masih rendahnya internal locus of control, independensi,
kurangnya pemahaman good governance serta kurangnya dan budaya KAP yang kurang dipahami
untuk menjadi pedoman bagi auditor yang bersangkutan. Kinerja auditor tidak terlepas dari
perilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya.

II. 8. Undang-Undang dan Aturan Terkait


Akibat kasus ini Ernst and Young (EY) Indonesia diberikan denda US$ 1 juta dan denda
terhadap partner EY Indonesia Roy Iman Wirahardja sebesar US$ 20.000 ditambah larangan
berpraktek selama lima tahun selain itu mantan direktur EY Asia-Pasific, Randall Leali diberikan
denda sebesar US$ 10.000 dan larangan praktek satu tahun oleh Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). Hukuman ini dijatuhkan karena KAP EY indonesia telah gagal
menyajikan bukti yang mendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat
dalam laporan keuangan Indosat. Mereka malah memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) terhadap laporan keuangan tersebut, padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai.

II.9. Peran Stakeholder


Pengertian teori stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang diidentifikasikan
dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan.
Sementara itu stakeholder eksternal merupakan kelompok- kelompok atau individu di luar
perusahaan yang dapat memberikan pengaruh untuk perusahaan. Pengaruh tersebut dapat dianggap
sebagai keuntungan atau kerugian untuk perusahaan.
Laporan keuangan digunakan berdasarkan kepentingan dan kebutuhan, pengguna laporan
keuangan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Konsep kegunaan untuk
stakeholder eksternal mengakui peran controller auditor, mengenai baik pilihan akuntansi maupun
kelangsungan hidup perusahaan (Ohman et. al., 2012). Ini mengisyaratkan bahwa auditor
dipersepsikan bertindak secara independen dalam hubungannya dengan klien audit (Ohman et. al.,
2012). Apabila kinerja auditor sesuai harapan stakeholder eksternal, maka stakeholder
menganggap audit tersebut berguna untuk menilai manajemen perusahaan. Artinya, stakeholder
berperan dalam penyelesaian kasus kesalahan audit oleh PT Indosat Ooredoo. Para pihak
stakeholder berperan penting dalam menilai perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan.
Laporan keuangan diperlukan untuk menilai posisi keuangan PT Indosat Ooredoo.

14
II.10. Pihak-pihak yang dirugikan
Dari adanya kesalahan laporan audit, mengakibatkan kerugian dari beberapa pihak :
a. Pemegang saham
Pemegang saham merupakan salah satu pihak yang sangat dirugikan atas kesalahan
auditing dari kasus ini.
b. Investor
Investor mengalami kerugian atas pasar modal PT Indosat Ooredoo TBK karena tindak
pidana yang dilakukan emiten (insider trading) dan lain-lain.
c. PT.Indosat Ooredoo
Dari kasus ini, pihak yang juga dirugikan tentu saja perusahaan, kehilangan kepercayaan
atas laporan keuangan, denda yang besar serta reputasi perusahaan.
d. Pelanggan

II.11. Fungsi dan Peran Dewan Pengawas (IAI, IAPI, Kemenkeu, Pemerintah)
Audit atas laporan keuangan berdasarkan atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisisme profesional
(SPAP, 2001). Skeptisisme profesional dapat dilatih oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit
dan dalam mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau membuktikan asersi
manajemen. Sikap skeptis dari auditor ini diharapkan dapat mencerminkan kemahiran profesional
dari seorang auditor. Kemahiran profesional auditor akan sangat mempengaruhi ketepatan
pemberian opini oleh auditor, sehingga secara tidak langsung skeptisisme profesional auditor ini
akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Selain itu, dengan sikap
skeptisisme profesional auditor ini, auditor diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai
standar yang telah ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah dan norma agar kualitas audit dan citra
profesi auditor tetap terjaga (Gusti dan Syahril, 2009).
Seorang auditor dalam menjalankan penugasan audit di lapangan seharusnya tidak hanya
sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program audit, tetapi juga harus disertai
dengan sikap skeptisisme profesionalnya. Standar profesional akuntan publik mendefinisikan
skeptisisme profesional sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit (IAI 2001, SA seksi
230.06). Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) atau Dewan Pengawas
Perusahaan Akuntan Publik Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman kepada Kantor Akuntan
15
Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia
karena terbukti berperan dalam kegagalan audit laporan keuangan PT Indosat Tbk pada tahun
2011. PCAOB merupakan lembaga yang mengawasi praktik audit terhadap perusahaan publik
guna melindungi investor. Tujuan lembaga ini tentunya selain melindungi investor juga
mempromosikan laporan audit yang informatif, akurat dan independen.
Group Head Corporate Communication Indosat Ooredoo Deva Rachman mengemukakan bahwa
pada 9 Februari 2017, Badan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik Amerika Serikat (Public
Company Accounting Oversight Board/PCAOB) mengeluarkan putusan sanksi atau disebut
dengan an order instituting disciplinary proceedings, making findings and imposing sanctions
sehubungan dengan pemeriksaan PCAOB terhadap kantor akuntan publik (KAP) Purwanto,
Sungkoro & Surja (EY-Indonesia) dan beberapa mitra afiliasi nya (disebut responden).
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pihak terkait untuk menghindari kasus yang sama di kemudian
hari
● Mengevaluasi secara berkala kebijakan akuntansi dan internal control yang mana hal ini
dimaksudkan untuk memastikan pencatatan yang terperinci wajar dan akurat atas transaksi
dan pengelolaan transaksi perusahaan hal tersebut bertujuan memberikan keyakinan yang
memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar dan anda yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.
● Kinerja auditor harus berpegang penuh terhadap good governance good governance sendiri
Merupakan sekumpulan aturan yang menjelaskan hubungan antara seluruh pihak terkait
yang mempengaruhi suatu organisasi baik internal maupun eksternal jadi untuk Aturan ini
menetapkan apa yang pihak dan kewajiban dari pihak tersebut atau sistem yang
mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan organisasi untuk menciptakan nilai tambah
bagi organisasi tersebut maka auditor ini diharapkan untuk memiliki pemahaman yang baik
terhadap good governance sendiri yaitu dengan tujuan agar auditor dapat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan etika profesinya dan memberikan arahan yang jelas terhadap
perilakunya.

16
II.12. Mitigasi Risiko Berupa Aturan yang dihasilkan dari Kasus tersebut (Baik dari
Perusahaan maupun dari Negara/Profesi Akuntan)
Dalam kasus ini, perlu dilakukan penilaian manajemen resiko atau dalam istilah lain
Mitigasi risiko. Sebelum masuk pada manajemen resiko ada baiknya kita tahu apa itu Mitigasi
Risiko. Dari segi istilah Mitigasi maksudnya adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana, yang mungkin akan berdampak kepada pemeriksa maupun objek
yang diperiksa.
Dengan melakukan mitigasi risiko perusahaan dengan sendirinya sudah berupaya untuk
mengurangi resiko kesalahan, kecelakaan kerja dan potensial kerugian yang mungkin akan dialami
oleh perusahaan maupun konsumen untuk kedepannya. Patut dipahami bahwa risiko tidak dapat
dihindari seratus persen, namun intinya meskipun terjadi resiko tetapi segala upaya sudah
disiapkan, diukur dan dihitung termasuk konsekuensinya. Manajemen risiko COSO Integrated
Framework 2004 maupun ISO 31000:2009 menyebutkan ada 4 strategi mitigasi risiko, yaitu:1)
Hindari (avoid), 2) Kurangi (reduce), 3) Berbagi dengan pihak ketiga (share), 4) Terima (accept).
Dengan adanya kasus kesalahan hasil audit, PT Indosat Ooredoo juga melakukan upaya untuk
mitigasi risiko. Manajemen PT Indosat Ooredoo menyatakan telah memperkuat proses
pengawasan internal. Selain itu, PT Indosat Ooredoo juga melakukan upaya dengan mengevaluasi
kebijakan akuntansi dan memperbaiki internal controls over financial reporting yang relevan.

17
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Analisa Kasus
KAP Purwanto, Suherman dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia telah gagal
mengaudit laporan keuangan PT. Indosat. Berdasarkan kasus tersebut, KAP Purwanto, Suherman
dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia tidak bersikap skeptis karena tidak
mencari informasi – informasi pendukung lainnya terhadap temuan yang sebenarnya terjadi pada
laporan keuangan PT Indosat serta tidak menggunakan pengalamannya sebagai pemeriksa dalam
menemukan kesalahan yang ada pada laporan keuangannya dan tidak melaksanakan tugas auditor
dengan baik, hal ini mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pemberian opini audit dari KAP
Purwanto, Suherman dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia. PT Indosat Tbk
(ISAT) memberikan konfirmasi menanggapi vonis denda yang dihadapi oleh kantor akuntan
publik mitra Ernst & Young (EY) di Indonesia.
Profesionalisme auditor merupakan sikap dan perilaku auditor dalam menjalankan profesinya
dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas sebagaimana yang diatur
oleh organisasi profesi, meliputi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi. Dapat dinyatakan seorang auditor
memiliki profesionalisme yang tinggi berarti auditor tersebut memiliki sikap untuk memegang
teguh profesi dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar eksternal auditor yang telah
ditetapkan secara jujur dan transparan dengan melakukan perencanaan sebelumnya dan bersedia
menerima penilaian dari auditor lain sebagai hasil dari kerjasama dengan rekan seprofesi. Dengan
profesionalisme auditor yang tinggi maka auditor akan menggunakan kompetensi yang
dimilikinya untuk memberikan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada laporan
keuangan dengan pertimbangan tingkat materialitas yang tepat dalam menyusun strategi dan
rencana audit.

18
III.2. Saran
III.2.1. Bagi Perusahaan
Suatu perusahaan harus tegas mengawasi dan teliti dalam melaporkan keuangan perusahaan dan
tidak melakukan kecurangan. PT. Indosat Ooredoo diharapkan mampu meningkatkan kinerja
perusahaannya sehingga mampu meningkatkan laba bersih perusahaan serta menekan seminimal
mungkin beban-beban yang menjadi tanggungan perusahaan. Seperti yang kita ketahui, laba
bersih juga menjadi tolak ukur dalam menentukan besar kecilnya investasi yang akan
ditanamkan oleh para investor, karena laba bersih ini akan membantu para investor dalam
memprediksi deviden yang akan dibayarkan perusahaan. Selain itu kecilnya laba menjadi
indicator sehat tidaknya perusahaan tersebut.

III.2.2. Bagi Profesi Akuntan


Selalu memiliki etika profesional. Dalam standar umum dari standar auditing juga dijelaskan
bahwa seseorang yang berprofesi dalam bidang auditing perlu memiliki pengalaman yang
memadai dalam bidang auditing (SA Seksi 210, paragraph 02) dalam Ida Suraida (2005).
Pengalaman audit dapat ditunjukan juga dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur
audit terkait pemberian opini atas laporan auditnya. Pengalaman seorang auditor juga menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor (Ansah, 2002). Pengalaman
yang dimaksud adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan keuangan. Semakin
tinggi pengalaman yang dimiliki oleh auditor maka semakin tinggi pula sikap skeptisisme
profesional auditornya (Gusti dan Ali, 2008).

III.2.3. Bagi Dewan Pengawas Profesi


Selalu bersikap tegas dalam menindaki kesalahan atau kecurangan yang dilakukan oleh profesi
akuntan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bellynda, M. (n.d.). Struktur Organisasi PT Indosat.

https://www.academia.edu/10365864/Struktur_Organisasi_PT_Indosat

kkptanjung priok.net. (2019, 06 12). PENTINGNYA MITIGASI RISIKO TERHADAP

MANAJEMEN PELAYANAN KARANTINA DI KKP KELAS I TANJUNG PRIOK.

http://www.kkptanjungpriok.net/informasi/info-publik/berita/berita-umum/item/802-pentingnya-

mitigasi-resiko-terhadap-manajemen-pelayanan-karantina-di-kkp-kelas-i-tanjung-priok

Ladepi, N., & AAcademia.edu. (n.d.). Kasus Bukti Audit.

https://www.academia.edu/31681924/Kasus_Bukti_Audit

Pemeriksaan akuntansi. (n.d.).

http://eprints.universitassuryadarma.ac.id/38/1/BUKU%20AUDITING%20-%20Revisi.pdf

Rahayu, T., & PDF Coffee. (n.d.). KASUS KESALAHAN AUDIT KAP PURWANTONO,

SUNGKORO & SURJA MITRA ERNST & YOUNG INDONESIA TERHADAP PT INDOSAT, Tbk.

Audit Ayu. https://pdfcoffee.com/audit-ayudocx-pdf-free.html

20

Anda mungkin juga menyukai