Anda di halaman 1dari 8

Critical Review Jurnal Penelitian

Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Strategi Hukum dalam


Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia

Tugas Mata Kuliah

Seminar Akuntansi

Oleh:

Nama : Mira Mardiyanti

NIM : 20190102168

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Esa Unggul

2022
PENDAHULUAN

Hakikat pembangunan adalah proses perubahan yang berlangsung secara terencana, sadar,
serta berkelanjutan. Oleh sebab itu, pembangunan merupakan tanggung jawab semua elemen,
baik masyarakat, swasta, serta pemerintah. Pembangunan yang berkelanjutan perlu adanya
upaya checks and balances, upaya tersebut membutuhkan partisipasi masyarakat dalam hal
mengawasi kebijakan pemerintah (mengawasi penyalahgunaan kewenangan), serta partisipasi
pihak swasta (perusahaan) dalam mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Era pembangunan dewasa ini, menjadikan perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung
jawab untuk memperoleh keuntungan atau nilai ekonomis, melainkan juga harus
memperhatikan aspek-aspek sosial serta lingkungan. Sinergi ini dikenal dengan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Berbicara tentang aspek lingkungan tidak lepas
dengan sumber daya alam (SDA) di Indonesia. SDA adalah salah satu bagian yang menjadi
modal awal dalam pembangunan. Penambangan emas atau bahan galian lainnya yang
dilakukan perusahaan merupakan salah satu contoh pemanfaatan SDA. Kegiatan
pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan ini pada dasarnya memberikan dampak positif
ataupun dampak negatif. Dampak positif dari kegiatan ini adalah peningkatan pendapatan
(nilai ekonomis), sedangkan dampak negatifnya adalah terjadi penurunan kualitas tanah,
kualitas air, pencemaran, ataupun perubahan estetika lingkungan lainnya. Dengan demikian,
sangat diperlukan adanya sustainable development, yang mana SDA yang sangat melimpah
wajib dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai ekonomis masyarakat dengan memperhatikan
kelestarian alam serta keseimbangan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) seperti disebutkan sebelumnya harusnya tidak hanya mensinergikan aspek
keuntungan (nilai ekonomis) bagi perusahaan dengan aspek lingkungan saja, melainkan juga
harus mensinergikannya dengan aspek-aspek sosial, seperti pemberdayaan masyarakat.
Tanggung jawab perusahaan dalam mensinergikan aspek-aspek tersebut dilakukan dengan
kebijakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial serta lingkungan
lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR). Konsep CSR muncul di
masyarakat Barat (Eropa dan Amerika) pada tahun 1970 dan terus menjadi topik yang hangat
untuk didiskusikan.5 Namun, konsep ini sebenarnya pertama kali dikemukakan oleh Howard
R. Bowen pada tahun 1953 dalam bukunya yang berjudul “Social Responsibilities of the
Businessman”, yang menyatakan bahwa “Businessmen must follow those lines of action which
are desirable in terms of objectives and values of our society”. Secara sederhana, Bowen
mendefinisikan CSR sebagai keputusan perusahaan untuk memberikan nilai - nilai positif bagi
masyarakat. Kemudian pada tahun 1973, melalui Academy of Management Journal, Keith
Davis dengan artikelnya yang berjudul “The Case For and Against Business Assumption of
Social Responsibilities” menyebutkan “Iron Law of Responsibility: Businesses must behave
responsibly or lose the Power and legitimacy granted by society”. Secara sederhana, Davis
mendefinisikan CSR sebagai usaha ikhlas dari perusahaan untuk menciptakan keseimbangan
ekonomi dan keadaan sosial masyarakat yang baik secara bertanggung jawab. Salah satu kunci
hadirnya CSR adalah isu mengenai pentingnya hubungan harmonis antara pihak pemangku
kepentingan (stakeholders), serta pihak perusahaan itu sendiri (shareholders). Stakeholders
yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan
perusahaan yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang akan
diterapkan serta pihak - pihak yang terkait dampak operasional perusahaan. Termasuk di
dalamnya adalah pekerja, pemasok, pengguna, pemerintah sebagai pembuat peraturan,
masyarakat, serta pemilik perusahaan Penelitian sebelumnya terkait CSR telah dilakukan oleh
Fahrial, Andrew S. Utama, dan Sandra Dewi pada tahun 2019 mengenai pemanfaatan CSR
terhadap pembangunan perekonomian desa di Provinsi Riau; Dani Amran Hakim, Agus
Hermanto, dan Arif Fikri pada tahun 2019 mengenai kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi
Lampung terhadap CSR pada perusahaan; Muhammad Iqbal dan Tahlim Sudaryanto pada
tahun 2016 mengenai CSR dalam perspektif kebijakan pertanian; Sunaryo pada tahun 2013
mengenai CSR dalam perspektif pembangunan berkelanjutan; dan Jamin Ginting pada tahun
2007 terkait tinjauan hukum CSR dalam Good Corporate Governance. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, walaupun memiliki kesamaan tema yaitu mengenai CSR, namun pada penelitian
kali ini lebih berfokus pada kebijakan CSR di Indonesia sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pengaturan tanggung jawab
sosial dan lingkungan oleh perusahaan di Indonesia sebagai strategi pemberdayaan
masyarakat.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dari teori-teori di atas dan juga didukung oleh perbedaan dari beberapa
hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR perusahaan terhadap ERC perusahaan
dapat dikatakan bahwa masih belum adanya keselarasan hasil penelitian. Oleh karena itu,
berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis: Tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam
laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient
(ERC) perusahaan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis
korelasional untuk menguji pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut
Sanusi (2011:15) desain penelitian korelasional adalah desain penelitian yang dirancang
untuk meneliti bagaimana kemungkinan hubungan yang terjadi antarvariabel dengan
memperhatikan besaran koefisien korelasi.
Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel di dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Kriteria-kriteria pengambilan sampel di dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perusahaan pada sektorpertambangan yang terdafta Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2010-2013.
2. Perusahaan yang mempublikasikan secara lengkap data laporan tahunan melalui situs
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
3. Perusahaan yang memiliki data lengkap berkaitan dengan variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cummulative Abnormal Return (CAR) yang
mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio (2007). CAR merupakan penjumlahan
abnormal return (AR) pada tanggal pengumuman laba selama periode pengamatan dari tahun
2010 – 2013. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 7 (tujuh) hari periode pengamatan
dimulai dari event date -3 (t-3) sampai dengan event date +3 (t+3), dimana event date (t0)
adalah pada saat laporan tahunan perusahaan dipublikasikan. Pengambilan periode peristiwa
yang singkat karena supaya adanya reaksi pasar yang cepat sehingga investor mendapatkan
informasi yang cepat pula, serta alasan pengambilan periode penelitian (event periode) pada
t-3 hinggan t+3 adalah untuk menghindari adanya confounding effect akibat pengumuman
stock split, merger, dan right issues (Rahman, 2008). Pengukuran abnormal Penelitian
Terdahulu Nama Peneliti Tahun Hasil Penelitian Sayekti dan Wondabio 2007 Tingkat
pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap ERC. Utaminingtyas 2010 Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan memiliki
pengaruh positif reaksi investor atau pasar (ERC). Sukirman dan Meiden 2012 Pengungkapan
informasi CSR (CSR disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap earnings response coefficient (ERC) tidak didukung oleh data empiris dari sampel
penelitian ini yang menyatakan tidak terdapat cukup bukti bahwa CSR disclosure
berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient Restuti dan Nathaniel 2012 CSR
tidak berpengaruh terhadap ERC baik ketika tidak menggunakan variabel kontrol maupun
ketika menggunakan variabel kontrol yaitu BETA dan PBV Abolfazl et. al. 2013
Tanggungjawab sosial atau CSR yang diungkapkan oleh perusahaan berdampak positif
terhadap reaksi investor atau pasar yang dalam hal ini di proksikan oleh ERC. Wulandari dan
Wirajaya 2014 Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh
terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR
Terhadap ERC 21 return dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model yang
mengasumsikan bahwa pengukuran expected return saham perusahaan yang terbaik adalah
return indeks pasar (Pincus, 1993, dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). . Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan 7 (tujuh) hari periode pengamatan dimulai dari event date -3 (t-3)
sampai dengan event date +3 (t+3), dimana event date (t0) adalah pada saat laporan tahunan
perusahaan dipublikasikan. Pengambilan periode peristiwa yang singkat karena supaya
adanya reaksi pasar yang cepat sehingga investor mendapatkan informasi yang cepat pula,
serta alasan pengambilan periode penelitian (event periode) pada t-3 hinggan t+3
adalahuntukmenghindariadanya confounding effect akibatpengumuman stock split, merger,
dan right issues (Rahman, 2008).
Hipotesis
Penelitian Berdasarkan uraian dariteori-teori di atas dan juga didukung oleh perbedaan dari
beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR perusahaan terhadap ERC
perusahaan dapat dikatakan bahwa masih belum adanya keselarasan hasil penelitian. Oleh
karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, makala hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah: Hipotesis: Tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibilty (CSR)
dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap Earnings Response
Coefficient (ERC) perusahaan.

HASIL PENELITIAN

Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya
terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholder yang
terkait dan atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Perusahaan yang menjalankan
aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap kondisi sosial
dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif. Sehingga dengan adanya konsep CSR
diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai dari penggundulan hutan,
polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat dikurangi. Penelitian ini hendak
menganalisis kembali hubungan atau pengaruh pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan tersebut berdasarkan
adanya perbedaan hasil pada penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan
sebelumnya. Peneliti menggunakan perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam situsnya www.idx.co.id pada tahun 2010-2013 sebagai
objek penelitian. Di dalam penelitian ini, pemilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak di
dalam bidang pertambangan sebagai objek penelitian bukan tanpa dasar atau alasan. Selama
tahun 2000-an, penyebaran praktek-praktek terbaik di dalam berbagai aspek seperti sistem
manajemen lingkungan dan protokol keterlibatan masyarakat menjadi ciri penanda industri
pertambangan. Asy’ari (2009) menyebutkan bahwa ruang lingkup kajian hukum
pertambangan meliputi pertambangan umum dan pertambangan minyak dan gas bumi.
Pertambangan umum merupakan pertambangan bahan galian di luar minyak dan gas bumi.
Banyaknya regulasi atau peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai
pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terutama pada perusahaan
pertambangan, seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-UndangNomor 4 Tahun 2009 Pasal 95 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
menjadi dasar pentingnya CSR di dalam perusahaan pertambangan. Dengan mengambil dua
variabel kontrol, yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta adanya peraturan
tentang CSR dan juga kegunaan dilakukannya pengungkapan CSR di dalam perusahaan
pertambangan yang peneliti gunakan sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan hasil
penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga
lebih akurat.
Critical Review
Di dalam penelitian ini, pemilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam bidang
pertambangan sebagai objek penelitian bukan tanpa dasar atau alasan. Pada dasarnya
perusahaan yang CSR harus memperhatikan menujukan rasa tanggung jawab tidak hanya
para pemegang saham dan dan para investor tetapi juga masyarakat setempat.Variabel
kontrol, yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta adanya peraturan tentang CSR
dan juga kegunaan dilakukannya pengungkapan CSR di dalam perusahaan pertambangan
yang peneliti gunakan sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian
menunjukkan hasil yang berbeda dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga lebih
akurat.
KESIMPULAN

Keberadaan konsep CSR atau tanggung jawab sosial serta lingkungan di Indonesia telah
memperoleh legitimasi untuk dilaksanakan oleh perusahaan swasta dan BUMN. CSR bukan
hanya sekadar responsibility (tanggung jawab moral), melainkan sudah menjadi liability
(tanggung jawab hukum), karena kewajiban serta sanksi terkait CSR telah diatur dalam
berbagai peraturan perundang-undangan, baik yang terkait dengan HAM maupun yang
berhubungan dengan perusahaan. Pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan melalui
kebijakan program-program CSR oleh perusahaan. Adanya pemberdayaan masyarakat melalui
kebijakan program-program CSR merupakan starategi hukum untuk mengatasi permasalahan
kemiskinan masyarakat. Kebijakan programprogram CSR terkait pemberdayaan masyarakat
dapat berupa program pendidikan gratis, baik pendidikan non formal dan pendidikan formal;
kemudian program pengembangan usaha lokal untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat;
program kepedulian berupa recruitment tenaga kerja lokal sebagai tenaga kerja; serta program-
program lainnya. Adanya program-program CSR terkait pemberdayaan masyarakat seperti
pendidikan dapat memberikan kontribusi bagi tujuan pembangunan berkelanjutan, di mana
konsep CSR dapat mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera, baik secara individual
dan secara sosial.

DAFTAR REFERENSI

Asshiddiqie, Jimly. Green Cosntituin: Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2010.
Carroll, Archie B. “Corporate Social Resposibility: Evolution of a Definitional Construct.”
Business & Society 38, No. 3 (1999): 268-295.
Fahrial, Andrew Shandy Utama, dan Sandra Dewi. “Pemamfaatan Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Pembangunan Perekonomian Desa.” Jurnal Wawasan Yuridika
3, No. 2 (2019): 251-264. http://dx.doi.org/10.25072/jwy. v3i2.256.
Ginting, Jamin, “Tinjauan Yuridis Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam
Good Corporate Governance (GCG).” Lex Jurnalica 5, No. 1 (2007): 38-46. https://
ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/ Lex/article/view/273.
Hakim, Dani Amran, Agus Hermanto, dan Arif Fikri. “Kebijakan Yuridis Pemerintah Daerah
Terhdap Tanggung Jawan Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).” Jurnal
Mahkamah: Kajian Ilmu Hukum Dan Hukum Islam 4, No. 2 (2019): 245-266.
https://doi.org/10.25217/ jm.v4i2.527.

Anda mungkin juga menyukai