Anda di halaman 1dari 46

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4. Manfaat Penilitian.....................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................8
2.2. Landasan Teori............................................................................................21
2.2.3 Kualitas Audit........................................................................................23
2.2.4 Independensi..........................................................................................24
2.2.5 Pengalaman............................................................................................25
2.2.6 Tingkat Pendidikan................................................................................26
2.2.7 Etika.......................................................................................................26
2.2.8. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit............................27
2.2.9. Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit.............................27
2.2.10. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kualitas Audit..................28
2.2.11. Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Etika auditor....28
2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................................28
2.4 Hipotesis Penelitian......................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
METEDOLOGI PENELITIAN.............................................................................30
3.1. Rancangan Penelitian..............................................................................30
3.2. Batasan Penelitian...................................................................................30
3.3. Identifikasi Variabel................................................................................31
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................31
3.4.1. Variabel Independen........................................................................31

1
3.4.2. Variabel Dependen...........................................................................35
3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel..............................36
3.6. Instrumen Penelitian................................................................................36
3.7. Data dan Metode Pengumpulan data.......................................................36
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian..................................37
3.9. Teknik Analisi Data.................................................................................38
3.9.1. Pengujian Asumsi Klasik.................................................................38
3.9.2. Regresi Linier Berganda..................................................................40

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan

dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien yang berpedoman pada

standar audit yang telah ditetapkan (Kharismatuti 2012). Kualitas audit menurut

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang

dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan

standar pengendalian mutu (Agusti dkk, 2013). Dari beberapa definisi diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit ialah segala sesuatu kemungkinan

temuan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh klien dalam menyajikan

laporan keuangan, yang kemudian dilaporkan oleh auditor kedalam laporan

auditan, dengan berpedoman pada prinsip etika. Oleh karena itu kualitas audit

sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh

pemangku kepentingan suatu organisasi, dan auditor kini dituntut untuk

meningkatkan kualitas auditnya, diharapkan dengan kualitas audit yang baik maka

dapat meminimalisir kecurangan yang ada Pada Perusahaan.

Tindak kecurangan di Indonesia telah memasuki ambang yang

memprihatinkan. Banyak usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia

untuk meminimalisir kecurangan dengan cara memperbaiki dan meningkatkan

3
Kualitas serta Kinerja lembaga – lembaga Hukum, seperti Pengadilan, kejaksaan,

kepolisian, bahkan hampir dua dekade terakhir pemerintah telah membentuk dan

memberdayakan suatu Lembaga Negara bersifat Independen yang dimana

bertujuan untuk meningkatkan daya dan hasil guna dalam upaya pemberantasan

korupsi, yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Terjadinya suatu kecurangan terkadang tidak dapat terdeteksi oleh suatu

pengauditan, hal ini dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses

pelaporan keuangan. Kecurangan kini tak hanya dilakukan oleh akuntan dan

setingkat manajer, namun justru oknum-oknum yang berada di level puncak

seperti direktur utama juga ambil andil dalam beberapa kasus kecurangan baik di

dalam maupun di luar negeri, hal ini membuat kecurangan semakin sulit untuk di

deteksi, karena pelaku biasanya merupakan orang-orang yang dipercaya untuk

menjalankan suatu proyek.

Di sisi lain, tuntutan para principal terhadap manajemen yang bersih,

transparan, adil dan akuntabel harus diperhatikan dan di tanggapi dengan serius.

Hal ini juga tidak bisa lepas dari peran seorang auditor dimana seorang auditor di

tuntut meningkatkan kualitas audit yang dilakukannya. Agar hasil audit dapat

dipertanggungjawabkan. seperti fenomena adanya kasus pungli (pungutan liar) di

PT. Pelindo III Surabaya yang ironisnya menyeret nama – nama oknum pejabat

dari perusahaan tersebut, yakni Djarwo Surjanto Mantan Direktur Utama Pelindo

III Surabaya dan istrinya Mieke Yolanda, Rahmat Satria Direktur Operasional dan

Pengembanagan PT Pelindo III, selain itu dalam kasus ini juga menyeret nama –

nama pejabat dari perusahaan lain, seperti Firdiat Firman Direktur PT. Pelindo

4
Energi Logistik dan Augusto Hutapea Direktur PT. Ankara Multi Karya

(www.beritakorupsi.co), diduga dalam kasus ini modus yang dilakukan yakni

pungutan liar dengan cara memungli kontainer impor yang berada di Terminal

Petikemas Surabaya (TPS). Kontainer yang tidak ingin diperiksa harus membayar

antara 500 ribu hingga 2 juta rupiah per kontainer, modus ini dilakukan oleh

Augutsto Hutapea dan disetorkan kepada Rahmat Satria, sehingga pada kasus ini

di taksir uang hasil pungli yang telah di terima oleh pelaku sekitar 5-6 miliar per

bulan. dari fenomena tersebut bisa diambil kesimpulan bagaimana kini pelaku

kecurangan dialakukan oleh orang – orang yang memiliki kekuatan dan pengaruh

bagi perusahaan. Hal ini menjadikan suatu tindak kecurangan dilakukan dengan

mudah serta terbungkus dengan baik dan rapi sehingga tidak mudah terdeteksi

oleh audit yang dilakukan, maka Auditor dituntut untuk meningkatkan kualitas

audit yang dilakukan.

Tidak mudah dipengaruhi merupakan sikap Independensi. Seorang

Akuntan Publik tidak dibenarkan terpengaruh oleh pihak siapapun baik

manajemen maupun pemilik perusahaan di dalam menjalankan tugasnya. Seorang

akuntan publik harus bebas dari intervensi utamanya dari kepentingan yang

menginginkan tidak ada hasil audit yang merugikan pihak yang berkepentingan.

Pada penelitian yang dilakukan Putri Fitrika Imansari, Abdul Halim, Retno

Wulandari (2016) dikatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Pada penelitian William Jefferson Wiratama, Ketut Budiartha

(2015) dikatan bahwa Independensi berpengaruh signifikan positif terhadap

kualitas audit.

5
Faktor kedua dalam menentukan kualitas audit yaitu pengalaman kerja

auditor. Pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari

segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani

(Suraida, 2005). Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan

yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang

diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin

baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Alim dkk, 2007). Pada penelitian yang

diakukan dikatakan Pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas audit (William dkk, 2015), berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Badjuri (2011) dalam Putri (2016) bahwa pengalaman kerja auditor tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Menentukan kualitas audit dapat ditentukan dengan faktor lain yakni

tingkat suatu pendidikan. Banyaknya pengetahuan yang didapat maka akan

membuat auditor semakin mudah dalam memecahkan masalah dalam

melaksanakan tugas audit. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang digunakan

untuk meperbaiki dan mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) yaitu dengan

meningkatkan kemampuan dan pengertian tentang pengetahuan umum dan

pengetahuan ekonomi termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan teori dan

ketrampilan dalam upaya memecahkan suatu masalah pada perusahaan Menurut

Gorda (2004) dalam Laksmi (2010:21). Pada penelitian yang dilakukan oleh Putu

Septiani (2014) bahwa tingkat pendidikan hanya secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan menurut penelitian Putu Gede

6
(2014) Tingkat Pendidikan Hanya secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

Faktor Keempat yang menentukan kualitas audit yakni etika auditor,

Menurut Kurnia dkk (2014) Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal

yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Guna

meningkatkan kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk menjaga standar

perilaku etis untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Pada penelitian Putri

(2014) bahwa Etika Auditor secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

kualitas audit, sedangkan pada peneitian Ashari (2011) dalam Putri (2016) bahwa

Etika Auditor tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Penelitianinidilakukan di Surabaya mengingat Surabaya terdapatbanyak

Perusahaan Besarbaik BUMN maupunSwastasalahsatunyaadalah PT. Pelindo III

Tbk. danPenelitian ini penting dilakukan karena memiliki peranan penting dalam

pengambilan keputusan baik oleh pemangku kepentingan, selain itu peneletian ini

dapat dijadikan acuan oleh KAP untuk meningkatkan kualitas audit auditor-nya

berdasarkan faktor – faktor yang di uji dalam penelitian ini.

1.2. PerumusanMasalah

1. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

2. Apakah pengalaman berpengaruh terhsdap kualitas audit

3. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kualitas audit

4. Apakah etika auditor berpengaruh terhsdap kualitas audit

7
1.3. TujuanPenelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap kualitas audit.

2. Untuk mengetahui pengaruh Pengalaman terhadap kualitas audit.

3. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat pendidikan terhadap kualitas audit.

4. Untuk mengetahui pengaruh Etika auditor terhadap kualitas audit.

1.4. ManfaatPenilitian

 Bagi peneliti
menambah dan memperdalam wawasan dan pengetahuan bagi peneliti,

dan di terapkan saat peneliti memasuki dunia kerja, khusunya sebagai

auditor.

 Bagi institusi

memberikan informasi, bahan referensi dan koleksi karya tulis ilmiah bagi

lembaga terkait dengan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas Audit

 Bagi peneliti selanjutnya.

dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh peneliti selanjutnya yang

melakukakan penelitihan dengan masalah yang sama di masa yang akan

datang.

8
1.5. Sistematika Penulisan Proposal

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas secara garis besar dan singkat tentang latar

belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sestematika penulisan

proposal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang Landasan teori dan pengembangan hipotesis

berisi tentang teori–teori yang relevan digunakan untuk mendukung proses

penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pikir.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Menguraikan tentang metode penelitian dalam penelitian yang mencakup

populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, pemilihan variabel dan

metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PenelitianTerdahulu

Beberapa hasil Penelitian Terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang memperngaruhi kualitas Audit seorang auditor yang di jadikan sebagai

pedoman dalam penelitian ini antara lain :

1. Putri Fitrika Imansari, Abdul Halim, Retno Wulandari (2016)

Penelitian ini berjudul PENGARUH KOMPETENSI,

INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN ETIKA AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Auditor Kantor

Akuntan Publik Di Kota Malang), dengan tujuan untuk menguji pengaruh

kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas

audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Malang. Kualitas audit

dalam penelitian ini sebagai variabel dependen, kompetensi, independensi,

pengalaman kerja dan etika auditor sebagai variabel independen,

Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil dari Auditor yang bekerja

pada Kantor Akuntan Publik di kota Malang yang berjumlah 120

auditor.Sampel yang diambil berdasarkan kriteria jabatan, yakni senior

auditor, supervisor, manajer dan patner. Jumlah sampel yang diambil

sebanyak 95 auditor dari 8 Kantor Akuntan Publik yang ada di kota

Malang. Teknik penelitian yang dilakukan ialah dengan teknik survey dan

10
sensus. Teknik Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji

Realibilitas dan Validitas, uji Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan

Uji Hipotesis, Hasil penilitian menyebutkan bahwa Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi, independensi,

pengalaman dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap terhadap

kualitas audit dengan nilai signifikansi uji-F sebesar 0.000. Secara parsial

kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi uji-t 0.000.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa kompetensi merupakan variabel

yang berpengaruh dominan terhadap kualitas audit dengan nilai koefisien

regresi yang sudah distandarisasi sebesar 0.216 dari pada variabel

independensi, pengalaman dan etika auditor yang masing-masing hanya

0.186, 0.177 dan 0.159.

Persamaan

1. variabel independen, yakni Independensi, pengalaman, dan etika

auditor

2. variabel dependen, kualitas audit

3. teknik analisis data

Perbedaan

1. tidak menggunakan variabel kompetensi

2. pengambilan sampel

11
2. Musa Yosep (2016)

Penelitian ini berjudul Effect Competencies, Independence,

Objectivity Of The Function Of Internal Audit (Implications For Quality

Financial Reporting), tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan

sebuah Kompetisi, Autiditor internal, atas Kualitas Pelaporan Keuangan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Fungsi Audit Internal dan

Kompetensi, Objektifitas, Independensi sebagai variabel independen,

sampel penilitian ini 100 Perusahaan go Publik di Inggris, teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah LPS dan auto korelasi. Hasil

penelitian menyebutkan Bahwa Fungsi kompetensi, independensi dan

kejujuran, memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan untuk

auditor internal

Persamaan

1. variabel independen, Independensi

Perbedaan

1. tidak menggunakan Objektivitas, kompetensi sebagai variabel

independen

2. tidak menguji fungsi audit internal sebagai variabel dependen

3. teknik dan sampel yang digunakan

3. Lawrence J. Abbott, Brian Daugherty, Susan Parker, Gary F. Peters

(2015)

Penelitian yang dilakukan berjudul Internal Audit Quality And

Financial Reporting Quality: The Joint Importance Of Independence And

12
Competence, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apa

pengaruh dari kompetensi audit or internal pada kualitas pelaporan

keuangan. Variabel dependen dari penelitian ini Kualitas Audit internal,

Kompetensi, independensi sebagai variabel independen, sampel yang di

ambil adalah 909 anggota non-bank, teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Teknik Survey dan Kuisioner, adapun hasil penelitian

menyebutkan tergantung pada independensi (kompetensi) dari auditor

internal." Studi kami memperluas pemahaman IAF (internal Auditor

Function) penentu kualitas di ranah pelaporan keuangan yang berkaitan

dengan diskusi yang sedang berlangsung oleh para peneliti, pembuat

standar, regulator, dan praktisi.

Persamaan

1. variabel dependen, kualitas audit

2. variabel independen, Independensi

3. teknik analisis

Perbedaan

1. tidak menggunakan kompetensi untuk variabel independen

4. William Jefferson Wiratama, Ketut Budiartha (2015)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis dan

mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh independensi, pengalaman

kerja, due professional care, dan akuntabilitas auditor terhadap kualitas

audit auditor Kantor Akuntan Publik di Denpasar, dengan judul Pengaruh

Independensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care Dan

13
Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit, variable dalam penelitian ini,

kualitas audit sebagi variabel dependen, dan independensi, pengalaman

kerja, due profesional care, akuntabilitas auditor sebagai variabel

independen, Populasi penelitian ini adalah auditor KAP di Denpasar yang

terdaftar di directory IAPI, yaitu sejumlah 108 auditor. Sampel penelitian

diambil dengan metode Simple Random Sampling dimana sampel

ditujukan kepada seluruh auditor KAP di Denpasar baik auditor senior

maupun auditor junior. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik survey. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi regresi linier berganda, uji

kelayakan model dan uji hipotesis.Adapun hasil penelitian ini

(1)Independensi berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit auditor

KAP di Denpasar. Ini berarti semakin tinggi tingkat independensi auditor

akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan auditor (2)Pengalaman

kerja berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit auditor KAP di

Denpasar.

Persamaan

1. Variable dependen, kualitas Audit

2. Variable Independen, Independensi dan Pengalaman kerja

3. Teknik analisis yang digunakan

Perbedaan

1. Tidak menggunakan due Profesional care dan akuntabilitas

auditor sebagai variabel independen

14
5. Elvyra Zein (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Elvyra Zein ini berjudul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Internal Pemerintah Daerah

Melalui Independensi Dan Kompetensi Auditor Internal “, adapun tujuan

dari peneliian ini adalah Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan

secara empiris tentang: (1)Pengaruh independensi auditor internal terhadap

kualitas audit internal. (2)Pengaruh kompetensi auditor internal terhadap

kualitas audit internal. (3)Pengaruh independensi dan kompetensi auditor

internal terhadap kualitas audit internal. Adapun variabel dalam penelitian

ini yakni, Kualitas Audit Internal Pemerintah daerah (dependen) dan

Independensi dan Kompetensi (Independen). Sampel yang diambil dalam

penelitian ini dari sejumlah 27 Inspektorat Pemerintah Daerah, teknik yang

digunakan dalam penelitian ini yakni sampel jenuh (sensus). Dari

penelitian yang dilakukan di dapatkan sebuah hasil penelitian (1)Terdapat

pengaruh independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal,

(2)Terdapat pengaruh kompetensi auditor internal terhadap kualitas audit

internal, (3)Terdapat pengaruh independensi dan kompetensi auditor

internal terhadap kualitas audit internal. Teknik Analisis yang dilakukan

dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas, uji Analisis

Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis, Penelitian yang

dilakukan oleh Elvyra zein ada persamaan dan perbedaan penelitian, yaitu

Persamaan

1. variabel independen yakni Independensi

15
2. kualitas audit sebagai variabel dependen

3. teknik analisis data

Perbedaan

1. Tidak menggunakan variabel Kompetensi sebagai variabel

Independen

2. Sampel 27 Inspektorat Pemerintah daerah

6. Putu Septiani Futri, dan Gede Juliarsa (2014)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Independensi, Profesionalisme,

Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja

Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali, dimana

peneliitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi,

profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan

kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik di

Bali, variabel penelitian ini yakni, Kualitas Audit pada Kantor Akuntan

publik (dependen) dan independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan,

etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor (independen),

sampel yang di pilih dalam penelitian ini adalah Sampel diambil dari 9

KAP yang terdapat di Bali. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah teknik survey dan sensus, Teknik Analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas, uji Analisis Deskriptif,

Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis, hasil penelitian dari penelitian ini

menunjukkan variabel independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan,

etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor berpengaruh secara

16
simultan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya tingkat pendidikan

dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian

ini juga terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang

dilakukan

Persamaan

1. Variabel independen independensi, tingkat pendidikan,

pengalaman, etika profesi

2. Variabel dependen Kualiatas Audit

3. Teknik analisis Data

Perbedaan

1. Tidak menggunakan Variabel profesionalisme dan kepuasan Kerja

Auditor sebagai variabel Independen

2. Sampel tidak menggunakan 9 KAP

7. Wiwi Idawati (2014)

Penelitian berjudul Effect Of Audit Rotation, Audit Fee And

Auditor Competence To Motivation Auditor And Implications On Audit

Quality, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan belajar:

(1) hubungan antara rotasi audit, biaya audit dan kompetensi auditor, (2)

Pengaruh rotasi audit, biaya audit dan kompetensi auditor pada motivasi

auditor baik secara simultan dan parsial, dan (3) pengaruh rotasi audit,

biaya audit, kompetensi auditor dan motivasi auditor dan kualitas audit

secara simultan dan parsial. Variabel dependen dalam penelitian yakni

17
kualitas audit. Rotasi Audit, Biaya Audit, Kompetensi sebagai variabel

independen, terdapat juga variabel intervening yakni Motivasi Auditor.

Sampel pada penilitian ini perusahaan terdaftar di Bank Indonesia yang

terletak di provinsi DKI Jakarta adalah sebanyak 138 PAF, teknik analisis

yang digunakan proporsional random sampling dan Kuisioner, hasil

penelitian (1)ada hubungan antara rotasi audit, biaya audit dan kompetensi

auditor, (2)rotasi audit, biaya audit dan auditor kompetensi berpengaruh

terhadap auditor motivasi baik secara simultan dan parsial, dan (3)Audit

rotasi, biaya audit, kompetensi auditor dan auditor berpengaruh motivasi

terhadap kualitas audit baik secara simultan dan parsial. Teknik Analisis

yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas,

uji Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis.

Persamaan

1. Variabel dependen yakni Kualitas audit

2. Teknik analisis data

Perbedaan

1. tidak menggunakan kompetensi, biaya audit dan rotasi audit

sebagai variabel independen sampel yang di ambil

8. Abdul Halim (2013)

Penelitian ini menguji pengaruh Anggaran Waktu Audit Dan

Komitmen Profesional Sebagai Variabel Moderasi Pengaruh Kompetensi

Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Penelitian ini bertujuan

untuk: (a) menguji dan menjelaskan pengaruh kompetensi auditor terhadap

18
kualitas audit; (b) menguji dan menjelaskan pengaruh independensi auditor

terhadap kualitas audit; (c) menguji dan menjelaskan apakah anggaran waktu

audit memoderasi pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit; (d)

menguji dan menjelaskan apakah anggaran waktu audit memoderasi pengaruh

independensi auditor terhadap kualitas audit; (e) menguji dan menjelaskan

apakah komitmen profesional memoderasi pengaruh kompetensi auditor

terhadap kualitas audit; (f) menguji dan menjelaskan apakah komitmen

profesional memoderasi pengaruh independensi auditor terhadap kualitas

audit. Dalam penelitian ini variable yang digunakan Kualitas Audit sebagai

variabel dependen, Kompetensi Auditor, Independensi Auditor sebagai

variabel Independen dan Anggaran waktu audit, Komitmen profesional

sebagai variabel moderasi sampel dalam penelitian ini adalah 918 akuntan

publik, teknik yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan PLS

(partial least square), dimana analisis yang dilakukakn yakni uji respon bias,

validitas, realibilitas, linearitas, goodness of fit model hasil penelitian yang

dilakukan (1)Hasil penelitian ini membuktikan bahwa atribut-atribut yang

menentukan kualitas audit diantaranya adalah Kompetensi Auditor,

independensi auditor (2)Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin

kecil anggaran waktu audit, justru semakin besar pengaruh kompetensi auditor

terhadap kualitas audit adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian ini

adalah

Persamaan

1. Variable Independen yakni Independensi

19
2. kualitas audit sebagai variabel dependen

Perbedaan

1. Tidak menguji variabel independen kompetensi

2. Sampel yang dipakai tidak 918 Akuntan Publik

3. Teknik Analisis data yang dilakukan tidak menggunakan alat uji

PLS namun SPSS

9. Hafifah Nasution dan Fitriany (2012)

Penelitian yang dilakukan ini berjudul Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman

Audit Dan Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional Dan

Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan, penelitian ini

bertujuan untuk untuk menguji pengaruh beban kerja, pengalaman audit

dan jenis kepribadian atas skeptisme Profesional dan kemampuan auditor

eksternal dalam mendekteksi kecurangan, untuk variabel dalam penelitian

ini sebagai variabel dependen adalah mendeteksi kecurangan, variabel

independen dari penelitian ini Beban Kerja, Pengalaman Audit, tipe

kepribadian, dalam penelitian ini juga terdapat variabel intervening yaitu

Skeptisme Profesional, dan variabel control Gender, Ukuran KAP, posisi

Auditor, adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah auditor

yangbekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Alat uji

analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Teknik

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan

Validitas, uji Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis,

Hasil pengujian menunjukkan bahwa, (1)beban kerja berpengaruh negatif

20
pada skeptisme profesional, sedangkan pengalaman audit dan tipe

kepribadian berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional. (2)beban

kerja berpengaruh negatif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam

mendeteksi gejala-gejala kecurangan, sedangkan pengalaman audit dan

skeptisme profesional terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan

kemampuan auditor mendeteksi gejala-gejala kecurangan. Selain itu, hasil

pengujian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam

peningkatan kemampuan mendeteksi antara auditor dengan tipe

kepribadian kombinasi ST dan NT dan auditor dengan tipe kepribadian

lainnya. (3)gender, ukuran KAP dan posisi auditor terbukti tidak

berpengaruh terhadapa skeptisme profesional auditor. (4)auditor laki-laki

terbukti akan semakin meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila

dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan dibandingkan auditor wanita.

Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP dan posisi

auditor berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurngan

Persamaan

1. variabel independen yang digunakan, pengalaman audit

2. teknik analisis data

Perbedaan

1. tidak menggunakan beban kerja dan tipe kepribadian untuk variabel

independen

21
2. variabel dependen mendeteksi kecurangan

3. tidak ada variabel control dan intervening

10. Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due

Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit, tujuan

penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh independensi,

pengalaman, due professional care, dan akuntabilitas secara simultan

terhadap kualitas audit; (2) mengetahui pengaruh independensi,

pengalaman, due professional care, akuntabilitas, dan etika bisnis secara

parsial terhadap kualitas audit; (3) mengetahui variabel yang berpengaruh

dominan terhadap kualitas audit. Adapun variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kualitas audit, dan variabel independen dari penelitian

ini adalah Independsi, pengalaman, due profesional care dan akuntabilitas.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor dari tingkatan partner,

manajer, senior, dan junior yang bekerja di KAP “Big Four” yang ada di

Indonesia. Adapun teknik yan dipakai dalam penelitian ini adalah

kuisioner, hasil penelitian ini (1)Independensi, pengalaman, due

professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap

kualitas audit. (2)Independensi, due professional care dan akuntabilitas

secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. (3)Independensi merupakan

variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Persamaan

22
1. variabel dependen, kualitas audit

2. variaabel Independen, independensi dan Pengalaman kerja

Perbedaan

1. Tidak menggunakan variabel due profesional care dan akuntabilitas

pada variabel independen

2. sampel yang digunakan

2.2. LandasanTeori

2.2.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara

manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Principal ingin

mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan

investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta

laporan pertanggungjawaban pada agen (manajemen). Berdasarkan laporan

tersebut principal menilai kinerja manajemen. Tetapi yang acapkali terjadi adalah

kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat laporannya

kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik. Untuk mengurangi atau

meminimalkan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan membuat laporan

keuangan yang dibuat manajemen lebih reliable (dapat dipercaya) diperlukan

pengujian. Pengujian ini dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu auditor

independen.

Pengguna informasi laporan keuangan akan mempertimbangkan pendapat

auditor sebelum menggunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam

23
pengambilan keputusan ekonomis. Keputusan ekonomis pengguna laporan auditor

diantaranya adalah memberi kredit atau pinjaman, investasi, merger, akusisi dan

lain sebagainya.

Pengguna informasi laporan keuangan akan lebih mempercayai informasi

yang disediakan oleh auditor yang kredibel. Auditor yang kredibel dapat

memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna informasi, karena dapat

mengurangi asimetris informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemilik.

Untuk mempersingkat, model agency theory bisa terjadi dalam keterlibatan

kontrak kerja yang mana memaksimalkan kegunaan yang diharapkan oleh

principal, sementara mempertahankan agen yang dipekerjakan dan menjamin

bahwa ia memilih tindakan yang optimal, atau setidaknya sama dengan level

usaha yang optimal dari seorang agen.

Jadi, teori keagenan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk

memahami konflik kepentingan yang dapat muncul antara prinsipal dan agen.

Prinsipal selaku investor bekerjasama dan menandatangani kontrak kerja dengan

agen atau manajemen perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka.

Dengan adanya auditor yang independen diharapkan tidak terjadi kecurangan

dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Sekaligus dapat

mengevaluasi kinerja agen sehingga akan menghasilkan sistem informasi yang

relevan yang berguna bagi investor, kreditor dalam mengambil keputusan rasional

untuk investasi.

24
2.2.3 Kualitas Audit

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan

menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan

keuangan. Para penggguna laporan keuangan terutama para pemegang saham

akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh

auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti

auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu

perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting harus

dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan

AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) dalam Christiawan

(2002) menyatakan bahwa :

“kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan

independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan

secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan

keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas

independensi dan keahlian auditor”.

Menurut Kharismatuti (2012) kualitas audit merupakan probabilitas bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi

klien yang berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan. Kualitas audit

menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit

yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan

standar pengendalian mutu (Agusti dkk, 2013)

25
Widagdo et al. (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas

audit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan

klien. Terdapat 12 atribut yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1)

pengalaman melakukan audit, (2) memahami industri klien, (3) responsif atas

kebutuhan klien, (4) taat pada standar umum, (5) independensi, (6) sikap hati-hati,

(7) komitmen terhadap kualitas audit, (8) keterlibatan pimpinan KAP, (9)

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, (10) keterlibatan komite audit, (11)

standar etika yang tinggi, dan (12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas audit yang berpengaruh terhadap

kepuasan klien, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri

klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap

kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu

independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar

etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan

klien.

2.2.4 Independensi

Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox

adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan

independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan

Sharaf, 1993:246). Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa

independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk

26
tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Shockley (1981) melakukan penelitian tentang empat faktor yang

berpengaruh terhadap independensi akuntan publik dimana responden

penelitiannya adalah kantor akuntan publik, bank dan analis keuangan. Faktor

yang diteliti adalah pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar

KAP, ukuran KAP dan lama hubungan audit dengan klien. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa konsultasi manajemen kepada

klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih

besar dibandingkan yang tidak memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan

antar KAP juga dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik.

KAP yang lebih kecil mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih

besar dibandingkan KAP yang lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan

hubungan dengan klien tertentu tidak mempengaruhi secara sifnifikan terhadap

independensi akuntan publik.

2.2.5 Pengalaman

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian

tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain

yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam

Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal :

(1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari

penyebab kesalahan

27
Harhinto (2004) menghasilkan temuan bahwa pengalaman auditor

berhubungan positif dengan kualitas audit. Dan Kartika Widhi (2006)

memperkuat penelitian tersebut dengan sampel yang berbeda yang menghasilkan

temuan bahwa semakin berpengalamanya auditor maka semakin tinggi tingkat

kesuksesan dalam melaksanakan audit

2.2.6 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan juga sangat diperlukan dalam menentukan kualitas

audit. Semakin banyak pengatahuan yang didapat maka akan memudahkan

auditor dalam memecahkan masalah dalam melaksanakan tugas audit. Menurut

Gorda (2004) dalam Laksmi (2010:21), pendidikan adalah kegiatan untuk

meperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dengan cara

meningkatkan kemampuan dan pengertian tentang pengetahuan umum dan

pengetahuan ekonomi termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan teori dan

ketrampilan dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

2.2.7 Etika

Prinsip – prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai – nilai

sebagian besar dihubungkan dengan prilaku etis yaitu kejujuran, integritas,

mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai

orang lain, menjadi warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik dan

ketanggunggugatan (Firdaus,2005:38).

Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan

yang memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.

28
Seringkali dilema etika yang berasal dari pilihan membawa kebaikan pada pihak

lain. Dalam situasi seperti ini, orang harus mengajukan dua pertanyaan penting

yaitu “kebaikan apa yang saya cari? Dan apa kewajiban saya dalam kondisi

seperti ini? (Boyton dkk, 2003:97)

2.2.8. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Independensi merupakan sikap bebas dari pengaruh serta adanya kejujuran

dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan bukti audit yang

ditemukan. Auditor bekerja untuk kepentingan umum dalam arti lain bahwa

auditor tidak berpihak kepada kepentingan siapapun yang dapat menimbulkan

Kerugian, dalam hal ini akan mempengaruhi Independensi Seorang Auditor, jika

Independensi Auditor tetap terjaga maka hasil audit tidak terdapat adanya bias,

sehingga dalam arti lain semakin baik Kualitas Audit yang dihasilkan oleh

auditor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Izzatul (2016) diketahui

bahwa independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, hal ini

terbukti dengan adanya hasil analisis regresi yang menunjukan bahwa

independensi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,020 sehingga lebih kecil dari

0,05. Semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin

tinggi kualitas audit yang dihasilkan

2.2.9. Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit

Pengalaman auditor merupakan pengalaman dalam melakukan audit atas

laporan keuangan dan senantiasa melakukan pembelajaran dari kejadian-kejadian

di masa yang lalu, dilihat dari banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani.

29
Semakin banyak pengalaman audit maka semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam

melaksanakan audit. Berdasarkan hasil penelitian Restiyani (2014) menyimpulkan

bahwa secara parsial pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit

2.2.10. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kualitas Audit

Dengan memiliki pendidikan formal yang baik dapat meningkatkan

sumber daya manusia dan akan berpengaruh pada hasil audit. Pencapaian

pendidikan pada auditor dapat meningkatkan kualitas dari audit pemerintahan,

serta pencapaian pendidikan menjamin kualitas tenaga kerja. Dengan memiliki

pendidikan formal yang baik dapat meningkatkan sumber daya manusia dan akan

berpengaruh pada hasil audit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putu

(2014) terbukti bawa tingkat pendidikan berpangaruh positif terhadap kualitas

audit.

2.2.11. Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Etika auditor

Merupakan adalah prinsip moral yang menjadi dasar landasan bagi setiap

auditor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Guna meningkatkan

kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk menjaga standar perilaku etis untuk

menghasilkan audit yang berkualitas. Dalam kata lain semakin patuhnya auditor

terhadap kode etik yang berlaku semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang di

hasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016) menytakan

bahwa kualitas secara parsial audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

30
2.3 KerangkaPemikiran

Dari latar belakang dan tujuan penelitian ini yakni Independensi,

pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Etika Auditor terhadap Kualitas audit

kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Independensi merupakan sikap auditor bebas dari intervensi lain, semakin

tidak adanya pengaruh intervensi terhadap auditor semakin baik independensi

yang dimiliki seorang auditor, maka semakin baik pula kualitas audit seorang

auditor.

Pengalaman auditor merupakan pengalaman auditor dalam melakukan

audit baik jam terbang, entitas yang di auditnya yang dapat dijadikan

pembelajaran dalam menghadapi kejadian – kejadian di masa lalunya, semakin

lama auditor dalam auditor semakin berpengalaman dan menjadikan audit yang

dilakukan semakin berkualitas.

Tingkat pendidikan berpangaruh terhadap kualitas audit, hal ini dibuktikan

jika seoraang auditor yang hanya memiliki pendidikan sarjana saja, dibandingkan

dengan auditor yang berpendidikan sarjana namun mengikuto banyak pelatihan

dan sertifikasi tentunya sangat berbeda kualitas auditnya, maka semakin tinggi

tingkat pendidikan seorang auditor semakin tinggi pula kualitas audit yang di

hasilkan

Etika auditor merupakan standar kode etis yang harus dipatuhi auditor

dalam melakukan audit, etika ini dalam penugasan audit dilakukan untuk menjaga

auditor melakukan hal yang dapat merugikan, dalam kata lain semakin patuh

31
seorang auditor terhadap kode etik yang berlaku maka semakin tinggi pula

kualitas audit yang dihasilkan

INDEPENDSI
(X1)

PENGALAMAN
(X2)

KUALITAS
TINGKAT AUDIT
PENDIDIKAN
(X3)

ETIKA
(X4)

Sumber : diolah penulis


Gambar 2.1
kerangka pemikiran

2.4 HipotesisPenelitian

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan sebelumnya, Hipotesis

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Independensi berpengaruh Terhadap Kualitas audit

H2 : Pengalaman berpengaruh Terhadap Kualitas Audit

H3 : Tingkat Pendidikan berpengaruh Terhadap Kualitas Audit

H4 : Etika berpengaruh Terhadap Kualitas Audit

32
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana penelitian ini

menekankan pada uji statistik dengan menggunakan SPSS dalam perhitungannya,

dan hipotesis melalui pengukuran masing – masing variabel penelitian dalam

bentuk angka dan dianalis berdasarkan prosedur statistik atau pemodelan

matematis. Jika ditinjau pada sumber data, penelitian ini merupakan penelitian

primer, yakni menggunakan kuisioner yang nantinya di sebar ke KAP di

Surabaya. Penelitian ini juga merupakan penelitian opini, dikarenakan dalam

peneitian ini peneiti ingin mengetahui opini dari responden ke dalam kuisioner

yang di berikan.

3.2. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, agar lebih jelas dan terarah peneliti memberikan

aspek batasan penerapan Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan

dan Etika Auditor terhadap Kualitas Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang berada di Surabaya.

33
3.3. Identifikasi Variabel

Berdasarkan Teori dan hepotesis yang telah di jabarkan dalam penelitian

ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel Terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Kualitas

Audit

2. Variabel Bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat pendidikan, dan Etika Auditor

3.4. Definisiv Operasionaldan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel independen

yaitu, Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Tingkat Pendidikan (X3), dan

Etika Auditor (X4), yang merupakan faktor – faktor penentu Kualitas audit.(Y)

3.4.1. Variabel Independen

a. Independensi

Independensi merupakan sikap netral dan tidak bias serta tidak memiliki

kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan dari audit yang

telah dilakukannya, independensi juga dapat diartikan sebagai suatu sikap mental

yang dimana tidak adanya pengaruh , kendali dan ketergantungan dari pihak

manapun (Mulyadi:2010). Dengan kata lain independensi merupakan sebuah

kejujuran yang dimiliki auditor untuk mempertimbangkan sebuah fakta

berdasarkan objek bukan subjek atau tidak memihak dalam merumuskan dan

menyatakan pendapatnya.

34
Tabel 3.1

Indikator dan Skala Perhitungan Independensi

Skala
No Indikator
1 2 3 4 5

1. Auditor bebas dari intervensi dan mendapat dukungan


dari pimpinan tertinggi

2 Memiliki sikap netral dan tidak bias

3 Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,


melaksanakan, dan melaporkan hasil audit

4 Tidak memiliki hubungan kedekatan dengan


auditan/obrik seperti hubungan sosial, keluarga atau
hubungan lainnya
5 Auditor melaporkan kepada pimpinan apabila
independensi dan objektivitas terganggu baik secara
fakta maupun penampilan
6 Pimpinan auditor harus menggantikan auditor yang
menghadapi gangguan kepentingan

b. Pengalaman

Pengalaman auditor merupakan pengalaman yang dimiliki auditor dalam

melakukan audit baik, baik dari segi masa kerja auditor maupun dari banyaknya

penugasan yang pernah ditangani (suraida:2005). Jadi semakin lama masa kerja

yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan

(Alim dkk,2007)

35
Tabel 3.2

Indikator dan Skala Perhitungan Pengalaman

Skala
No Indikator
1 2 3 4 5

1. Banyak klien yang telah saya audit, sehingga audit yang


saya lakukan lebih baik

2 Saya telah melakukan audit lebih dari 2 tahun sehingga


audit yang saya lakukan lebih baik

3 Saya pernah mengaudit perusahaan yang berskala besar


sehingga audit yang saya lakukan lebih baik

4 Saya pernah melakukan audit pada perusahaan go public,


sehingga saya dapat melakukan audit pada perusahaan
yang belum go public
5 Walaupun jumlah klien saya banyak, audit yang saya
lakukan tak lebih dari sebelumnya
6 Pimpinan auditor harus menggantikan auditor yang
menghadapi gangguan kepentingan

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat diperlukan dalam menentukan kualitas sebuah

audit yang dilakukan oleh auditor, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang

auditor dapat membantu dan mempermudah auditor dalam menyelessaikan

permasalahan yang dialami oleh auditor saat proses auditor berlangsung

36
Tabel 3.3

Indikator dan Skala Perhitungan Tingkat Pendidikan

Skala
No Indikator
1 2 3 4 5

1. Auditor memiliki tingkat pendidikan formal minimal


Starta Satu (S1)
2 Aiditor mengikuti pelatihan/bimbingan teknis dibidang
auditing, Akuntansi sektor publik dan keuangan daerah
3 Auditor memiliki keahlian di bidang auditing

4 Auditor melaksanakan perencanaan audit

5 Auditor mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor


(JFA) dan Mengikuti pendidikan dan pelatihan
profesional berkelanjutan
6 Auditor memiliki ketrampilan dan berhubungan dengan
orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif
dengan auditan/obrik

d. Etika Auditor

Etika merupakan Ilmu yang mempelajari tentang hal yang baik maupun

hal yang buruk, auditor dalam melaksanakan penugasannya harus sesuai dengan

kode etik yang berlaku, serta sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan.

Terdapat 8 kode etik yang berlaku bagi akuntan yaitu : 1) tanggung jawab profesi,

2) kepentingan publik, 3) Integritas, 4) Objektivitas, 5) kompetensi dan kehati-

hatian profesional, 6) kerahasiaan, 7) Perilaku Profesional, 8) Standar Teknis.

37
Tabel 3.4

Indikator dan Skala Perhitungan Etika Auditor

Skala
No Indikator
1 2 3 4 5

1. Auditor melaksnakan menaati peraturan perundang –


undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.
2 Auditor bersikap dan berperilaku sesuai kode etik
terhadap organisasi intern masyarakat
3 Auditor bersikap dan berperilaku sesuai kode etik
terhadap organisasi auditan/obrik
4 Auditor bersikap dan berperilaku sesuai kode etik
terhadap Masyarakat

3.4.2. Variabel Dependen

Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor berkualitas apabila tindakan

audit dilakukan sesuai dengan satandar audit dan standar pengendalian mutu

(agusti dkk, 2013)

Tabel 3.5

Indikator dan Skala Perhitungan Kualitas Audit

Skala
No Indikator
1 2 3 4 5

1 Besarnya pelanggaran yang saya temukan akan


mempengaruhi saya dalam melaporkan kesalahan klien
2 Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien
dapat menjadikan pelaporan audit saya menjadi lebih
baik.

38
3 Saya memiliki keianginan yang kuat untuk
menyelesaikan audit dengan waktu yang tepat
4 Saya tidak melakukan rekayasa, temuan dilaporkan apa
adanya
5 Saya tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien
selama proses audit
6 Saya mempertimangkan berbagai aspek dalam
pengambilan keputusan selama proses audit

3.5. Populasi, Sampel, danTeknikPengambilanSampel

Populasi dari penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

berada di Indonesia dengan sampel 43 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada

di Kota Surabaya (Direktori IAPI, 2016). Adapun teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini yakni convenience sampling dimana teknik pengambilan

sampel sesuai dengan syarat dan ketentuan Populasi yang mudah untuk di

dapatkan.

3.6. InstrumenPenelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisoner dan pertanyaan yang

di susun sendiri berdasarkan penelitian terdahulu dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008 dan

Peraturan Menteri dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan

dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah

39
3.7. Data danMetodePengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket,

dengan menyebar Kuisioner yang berisikan pertanyaan yang nantinya akan diisi

dan dijawab oleh Responden yakni Auditor, baik Auditor junior, senior, rekanan

(partener), dll pada KAP yang berada di Surabaya. Kuisioner tersebut di bagi ke

dalam dua bagian. Pada bagian pertama berisi tentang pertanyaan umum, dan pada

bagian kedua kuisioner berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan Kualitas

Audit, Independen, Pengalaman, Tingkat Pendidikan dan Etika Audior. kuisioner

ini nantinya akan di berikan secara langsung kepada responden untuk diisi dan

dijawab dan setelah meminta kepada responden untuk mengirimkannya kembali.

Angket yang diterima kembali nantinya akan di seleksi agar kuisioner yang tidak

lengkap pengisiannya tidak diikutsertakan kedalam analisis.

Dalam penelitian ini terdapat 28 instrument pertanyaan dimana

berhubungan dengan variabel indpenden yang di teliti, serta di ukur dengan

menggunakan skala likert dari 1 sampai dengan 5, dimana responden memberikan

pendapatnya mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.

Tabel 3.6

Nilai untuk setiap Pilihan Jawaban

Jawaban Nilai

Sangat Tidak Setuju 1


Tidak Setuju 2
Netral 3

40
Setuju 4
Sangat Setuju 5

3.8. UjiValiditasdanReabilitasInstrumenPenelitian

a. Uji Validitas

Instrumen Kuisioner harus di uji validitas hal ini dlakukan untuk

mengetahui sejauh mana keepatan alat ukur penelitian yang digunakan

Berdasarkan dari isu dan arti sebenarnya yang di ukur. Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan analisis butir.korelasi yang digunakan adalah

korelasi person product moment, dimana nilai koefisien korelasi (r)

bernilai positif dan lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut

di anggap sah dan valid, begitu juga dengan sebaliknya apabila nilai

koefisien korelasi (r) bernilai negatif atau positif namun di bawah nilai r

tabel, butir pertanyaan dianggap tidak valid dan harus di hapus.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner

dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika

digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reabilitas dilakukan

dengan metode Internal consistency. Reliabilitas instrument penelitian

dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s

Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan

41
bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam

Ghozali, 2005)

3.9. TeknikAnalisi Data

3.9.1. Pengujian Asumsi Klasik

Oleh karena alat analisis yang digunakan dalamm penelitian ini adalah

analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi

yang diisyaratkan dalam analisis regresi berganda untuk memenuhi kriteria BLUE

(Best Linier Unbias Estimate) seperti disarankan oleh Gujarti (1999). Uji asumsi

klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Uji normallitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode

grafik dan statistik. Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan mellihat normal probability plot. Normal probability plot adalah

membandingkan distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi

kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2005).

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolineatitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam modal

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

42
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

nilai Variance Inflasing Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF

= 10 dan nilai tolerance = 0,1. untuk melihat variabel bebas dimana saja salinng

berkorelasi adalah dengan metode menganalisis matriks korelasi antar variabel

bebas. Korelasi yang kurang dari 0,05 menandakan bahwa variabel bebas tidak

terdapat multilinearitas yang serius (Ghozali,2005).

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali,2005). Pengujian ada atau tidak adanya heteroskedasititas

dalam penelitin ini adalah dengan cara melihat grafik plot nilai prediksi variabel

dependen (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Dasar analisis :

(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi

heteroskedasitas.

(2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pad sumbu Y maka terjadi homoskedastisitas (Ghozali, 2005) Disamping

menggunakan metode grafik.

43
3.9.2. Regresi Linier Berganda

An/alisis regresi dilakukan untuk menguji kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih. Selain itu analisis regresi juga menunjukkan arah

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

1) Uji Signifikansi Model Regresi (Uji F)

Digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011 : 98).

Model persamaan :

Y =a+b 1. X 1+ b 2. X 2+ b 3. X 3+b 4 . X 4 +e

Dimana:

Y : Kualitas audit

X1 : Independensi

X2 : Pengalaman

X3 : Tingkat Pendidikan

X4 : Etika auditor

a : Konstanta

b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi dari setiap variabel

e : Pengganggu

Langkah-langkah dalam pengujian F adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis statistic

H0 : Model yang ada merupakan model yang tidak fit.

44
Ha : Model yang ada merupakan model yang fit.

b. Menentukan tingkat signifikan α sebesar 5%

c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H0

H0 diterima jika probabilitas signifikan ≥ 0,05 atau F hitung ≤ F tabel

H0 ditolak jika probabilitas signifikan < 0,05 atau F hitung > F tabel

2) Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerankan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independenmemberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji statistic t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen.

Langkah-langkah dalam pengujian t adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis statistic

H0 : Secara partial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Ha : Secara partial variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Menentukan tingkat signifikan α sebesar 5%

c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H0

45
H0 diterima jika probabilitas signifikan ≥ 0,05 atau F hitung ≤ F tabel

H0 ditolak jika probabilitas signifikan< 0,05 atau F hitung > F tabel

46

Anda mungkin juga menyukai