BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4. Manfaat Penilitian.....................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................8
2.2. Landasan Teori............................................................................................21
2.2.3 Kualitas Audit........................................................................................23
2.2.4 Independensi..........................................................................................24
2.2.5 Pengalaman............................................................................................25
2.2.6 Tingkat Pendidikan................................................................................26
2.2.7 Etika.......................................................................................................26
2.2.8. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit............................27
2.2.9. Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit.............................27
2.2.10. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kualitas Audit..................28
2.2.11. Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Etika auditor....28
2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................................28
2.4 Hipotesis Penelitian......................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
METEDOLOGI PENELITIAN.............................................................................30
3.1. Rancangan Penelitian..............................................................................30
3.2. Batasan Penelitian...................................................................................30
3.3. Identifikasi Variabel................................................................................31
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................31
3.4.1. Variabel Independen........................................................................31
1
3.4.2. Variabel Dependen...........................................................................35
3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel..............................36
3.6. Instrumen Penelitian................................................................................36
3.7. Data dan Metode Pengumpulan data.......................................................36
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian..................................37
3.9. Teknik Analisi Data.................................................................................38
3.9.1. Pengujian Asumsi Klasik.................................................................38
3.9.2. Regresi Linier Berganda..................................................................40
2
BAB I
PENDAHULUAN
dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien yang berpedoman pada
standar audit yang telah ditetapkan (Kharismatuti 2012). Kualitas audit menurut
standar pengendalian mutu (Agusti dkk, 2013). Dari beberapa definisi diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit ialah segala sesuatu kemungkinan
auditan, dengan berpedoman pada prinsip etika. Oleh karena itu kualitas audit
sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
meningkatkan kualitas auditnya, diharapkan dengan kualitas audit yang baik maka
3
Kualitas serta Kinerja lembaga – lembaga Hukum, seperti Pengadilan, kejaksaan,
kepolisian, bahkan hampir dua dekade terakhir pemerintah telah membentuk dan
bertujuan untuk meningkatkan daya dan hasil guna dalam upaya pemberantasan
pengauditan, hal ini dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses
pelaporan keuangan. Kecurangan kini tak hanya dilakukan oleh akuntan dan
seperti direktur utama juga ambil andil dalam beberapa kasus kecurangan baik di
dalam maupun di luar negeri, hal ini membuat kecurangan semakin sulit untuk di
transparan, adil dan akuntabel harus diperhatikan dan di tanggapi dengan serius.
Hal ini juga tidak bisa lepas dari peran seorang auditor dimana seorang auditor di
tuntut meningkatkan kualitas audit yang dilakukannya. Agar hasil audit dapat
PT. Pelindo III Surabaya yang ironisnya menyeret nama – nama oknum pejabat
dari perusahaan tersebut, yakni Djarwo Surjanto Mantan Direktur Utama Pelindo
III Surabaya dan istrinya Mieke Yolanda, Rahmat Satria Direktur Operasional dan
Pengembanagan PT Pelindo III, selain itu dalam kasus ini juga menyeret nama –
nama pejabat dari perusahaan lain, seperti Firdiat Firman Direktur PT. Pelindo
4
Energi Logistik dan Augusto Hutapea Direktur PT. Ankara Multi Karya
pungutan liar dengan cara memungli kontainer impor yang berada di Terminal
Petikemas Surabaya (TPS). Kontainer yang tidak ingin diperiksa harus membayar
antara 500 ribu hingga 2 juta rupiah per kontainer, modus ini dilakukan oleh
Augutsto Hutapea dan disetorkan kepada Rahmat Satria, sehingga pada kasus ini
di taksir uang hasil pungli yang telah di terima oleh pelaku sekitar 5-6 miliar per
bulan. dari fenomena tersebut bisa diambil kesimpulan bagaimana kini pelaku
kecurangan dialakukan oleh orang – orang yang memiliki kekuatan dan pengaruh
bagi perusahaan. Hal ini menjadikan suatu tindak kecurangan dilakukan dengan
mudah serta terbungkus dengan baik dan rapi sehingga tidak mudah terdeteksi
oleh audit yang dilakukan, maka Auditor dituntut untuk meningkatkan kualitas
akuntan publik harus bebas dari intervensi utamanya dari kepentingan yang
menginginkan tidak ada hasil audit yang merugikan pihak yang berkepentingan.
Pada penelitian yang dilakukan Putri Fitrika Imansari, Abdul Halim, Retno
kualitas audit.
5
Faktor kedua dalam menentukan kualitas audit yaitu pengalaman kerja
auditor. Pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari
yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang
bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin
baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Alim dkk, 2007). Pada penelitian yang
kualitas audit (William dkk, 2015), berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Badjuri (2011) dalam Putri (2016) bahwa pengalaman kerja auditor tidak
Gorda (2004) dalam Laksmi (2010:21). Pada penelitian yang dilakukan oleh Putu
Septiani (2014) bahwa tingkat pendidikan hanya secara parsial dan simultan
6
(2014) Tingkat Pendidikan Hanya secara simultan berpengaruh signifikan
Menurut Kurnia dkk (2014) Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal
yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Guna
perilaku etis untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Pada penelitian Putri
(2014) bahwa Etika Auditor secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap
kualitas audit, sedangkan pada peneitian Ashari (2011) dalam Putri (2016) bahwa
Tbk. danPenelitian ini penting dilakukan karena memiliki peranan penting dalam
pengambilan keputusan baik oleh pemangku kepentingan, selain itu peneletian ini
dapat dijadikan acuan oleh KAP untuk meningkatkan kualitas audit auditor-nya
1.2. PerumusanMasalah
7
1.3. TujuanPenelitian
adalah :
1.4. ManfaatPenilitian
Bagi peneliti
menambah dan memperdalam wawasan dan pengetahuan bagi peneliti,
auditor.
Bagi institusi
memberikan informasi, bahan referensi dan koleksi karya tulis ilmiah bagi
datang.
8
1.5. Sistematika Penulisan Proposal
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas secara garis besar dan singkat tentang latar
proposal
populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, pemilihan variabel dan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PenelitianTerdahulu
audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Malang. Kualitas audit
Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil dari Auditor yang bekerja
Malang. Teknik penelitian yang dilakukan ialah dengan teknik survey dan
10
sensus. Teknik Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji
Realibilitas dan Validitas, uji Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan
kualitas audit dengan nilai signifikansi uji-F sebesar 0.000. Secara parsial
Persamaan
auditor
Perbedaan
2. pengambilan sampel
11
2. Musa Yosep (2016)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Fungsi Audit Internal dan
digunakan dalam penelitian ini adalah LPS dan auto korelasi. Hasil
auditor internal
Persamaan
Perbedaan
independen
(2015)
12
Competence, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apa
penelitian ini adalah Teknik Survey dan Kuisioner, adapun hasil penelitian
Persamaan
3. teknik analisis
Perbedaan
13
Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit, variable dalam penelitian ini,
dalam penelitian ini adalah teknik survey. Teknik analisis data yang
Denpasar.
Persamaan
Perbedaan
14
5. Elvyra Zein (2014)
dari peneliian ini adalah Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan
dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas, uji Analisis
dilakukan oleh Elvyra zein ada persamaan dan perbedaan penelitian, yaitu
Persamaan
15
2. kualitas audit sebagai variabel dependen
Perbedaan
Independen
Bali, variabel penelitian ini yakni, Kualitas Audit pada Kantor Akuntan
sampel yang di pilih dalam penelitian ini adalah Sampel diambil dari 9
KAP yang terdapat di Bali. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah teknik survey dan sensus, Teknik Analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas, uji Analisis Deskriptif,
Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis, hasil penelitian dari penelitian ini
16
simultan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya tingkat pendidikan
ini juga terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang
dilakukan
Persamaan
Perbedaan
Quality, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan belajar:
(1) hubungan antara rotasi audit, biaya audit dan kompetensi auditor, (2)
Pengaruh rotasi audit, biaya audit dan kompetensi auditor pada motivasi
auditor baik secara simultan dan parsial, dan (3) pengaruh rotasi audit,
biaya audit, kompetensi auditor dan motivasi auditor dan kualitas audit
17
kualitas audit. Rotasi Audit, Biaya Audit, Kompetensi sebagai variabel
terletak di provinsi DKI Jakarta adalah sebanyak 138 PAF, teknik analisis
penelitian (1)ada hubungan antara rotasi audit, biaya audit dan kompetensi
terhadap auditor motivasi baik secara simultan dan parsial, dan (3)Audit
terhadap kualitas audit baik secara simultan dan parsial. Teknik Analisis
yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan Validitas,
Persamaan
Perbedaan
18
kualitas audit; (b) menguji dan menjelaskan pengaruh independensi auditor
terhadap kualitas audit; (c) menguji dan menjelaskan apakah anggaran waktu
audit. Dalam penelitian ini variable yang digunakan Kualitas Audit sebagai
sebagai variabel moderasi sampel dalam penelitian ini adalah 918 akuntan
publik, teknik yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan PLS
(partial least square), dimana analisis yang dilakukakn yakni uji respon bias,
kecil anggaran waktu audit, justru semakin besar pengaruh kompetensi auditor
terhadap kualitas audit adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian ini
adalah
Persamaan
19
2. kualitas audit sebagai variabel dependen
Perbedaan
Auditor, adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah auditor
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, uji Realibilitas dan
Validitas, uji Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis,
20
pada skeptisme profesional, sedangkan pengalaman audit dan tipe
Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP dan posisi
mendeteksi kecurngan
Persamaan
Perbedaan
independen
21
2. variabel dependen mendeteksi kecurangan
penelitian ini adalah kualitas audit, dan variabel independen dari penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor dari tingkatan partner,
manajer, senior, dan junior yang bekerja di KAP “Big Four” yang ada di
Persamaan
22
1. variabel dependen, kualitas audit
Perbedaan
2.2. LandasanTeori
investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta
tersebut principal menilai kinerja manajemen. Tetapi yang acapkali terjadi adalah
pengujian. Pengujian ini dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu auditor
independen.
23
pengambilan keputusan ekonomis. Keputusan ekonomis pengguna laporan auditor
diantaranya adalah memberi kredit atau pinjaman, investasi, merger, akusisi dan
lain sebagainya.
yang disediakan oleh auditor yang kredibel. Auditor yang kredibel dapat
memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna informasi, karena dapat
bahwa ia memilih tindakan yang optimal, atau setidaknya sama dengan level
Jadi, teori keagenan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk
memahami konflik kepentingan yang dapat muncul antara prinsipal dan agen.
relevan yang berguna bagi investor, kreditor dalam mengambil keputusan rasional
untuk investasi.
24
2.2.3 Kualitas Audit
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan
akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh
auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti
perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting harus
keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas
klien yang berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan. Kualitas audit
yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan
25
Widagdo et al. (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas
audit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
klien. Terdapat 12 atribut yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1)
pengalaman melakukan audit, (2) memahami industri klien, (3) responsif atas
kebutuhan klien, (4) taat pada standar umum, (5) independensi, (6) sikap hati-hati,
(7) komitmen terhadap kualitas audit, (8) keterlibatan pimpinan KAP, (9)
melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, (10) keterlibatan komite audit, (11)
standar etika yang tinggi, dan (12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian
klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap
kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu
etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan
klien.
2.2.4 Independensi
adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan
kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan
independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk
26
tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang
penelitiannya adalah kantor akuntan publik, bank dan analis keuangan. Faktor
yang diteliti adalah pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar
KAP, ukuran KAP dan lama hubungan audit dengan klien. Hasil penelitian ini
klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih
antar KAP juga dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik.
KAP yang lebih kecil mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih
besar dibandingkan KAP yang lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan
2.2.5 Pengalaman
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain
yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam
(1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari
penyebab kesalahan
27
Harhinto (2004) menghasilkan temuan bahwa pengalaman auditor
2.2.7 Etika
orang lain, menjadi warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik dan
ketanggunggugatan (Firdaus,2005:38).
yang memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.
28
Seringkali dilema etika yang berasal dari pilihan membawa kebaikan pada pihak
lain. Dalam situasi seperti ini, orang harus mengajukan dua pertanyaan penting
yaitu “kebaikan apa yang saya cari? Dan apa kewajiban saya dalam kondisi
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan bukti audit yang
ditemukan. Auditor bekerja untuk kepentingan umum dalam arti lain bahwa
Kerugian, dalam hal ini akan mempengaruhi Independensi Seorang Auditor, jika
Independensi Auditor tetap terjaga maka hasil audit tidak terdapat adanya bias,
sehingga dalam arti lain semakin baik Kualitas Audit yang dihasilkan oleh
auditor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Izzatul (2016) diketahui
bahwa independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, hal ini
independensi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,020 sehingga lebih kecil dari
0,05. Semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin
di masa yang lalu, dilihat dari banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani.
29
Semakin banyak pengalaman audit maka semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam
audit
sumber daya manusia dan akan berpengaruh pada hasil audit. Pencapaian
pendidikan formal yang baik dapat meningkatkan sumber daya manusia dan akan
berpengaruh pada hasil audit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putu
audit.
Merupakan adalah prinsip moral yang menjadi dasar landasan bagi setiap
kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk menjaga standar perilaku etis untuk
menghasilkan audit yang berkualitas. Dalam kata lain semakin patuhnya auditor
terhadap kode etik yang berlaku semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang di
30
2.3 KerangkaPemikiran
pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Etika Auditor terhadap Kualitas audit
yang dimiliki seorang auditor, maka semakin baik pula kualitas audit seorang
auditor.
audit baik jam terbang, entitas yang di auditnya yang dapat dijadikan
lama auditor dalam auditor semakin berpengalaman dan menjadikan audit yang
jika seoraang auditor yang hanya memiliki pendidikan sarjana saja, dibandingkan
dan sertifikasi tentunya sangat berbeda kualitas auditnya, maka semakin tinggi
tingkat pendidikan seorang auditor semakin tinggi pula kualitas audit yang di
hasilkan
Etika auditor merupakan standar kode etis yang harus dipatuhi auditor
dalam melakukan audit, etika ini dalam penugasan audit dilakukan untuk menjaga
auditor melakukan hal yang dapat merugikan, dalam kata lain semakin patuh
31
seorang auditor terhadap kode etik yang berlaku maka semakin tinggi pula
INDEPENDSI
(X1)
PENGALAMAN
(X2)
KUALITAS
TINGKAT AUDIT
PENDIDIKAN
(X3)
ETIKA
(X4)
2.4 HipotesisPenelitian
32
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
matematis. Jika ditinjau pada sumber data, penelitian ini merupakan penelitian
peneitian ini peneiti ingin mengetahui opini dari responden ke dalam kuisioner
yang di berikan.
Dalam penelitian ini, agar lebih jelas dan terarah peneliti memberikan
dan Etika Auditor terhadap Kualitas Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
33
3.3. Identifikasi Variabel
Audit
yaitu, Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Tingkat Pendidikan (X3), dan
Etika Auditor (X4), yang merupakan faktor – faktor penentu Kualitas audit.(Y)
a. Independensi
Independensi merupakan sikap netral dan tidak bias serta tidak memiliki
telah dilakukannya, independensi juga dapat diartikan sebagai suatu sikap mental
yang dimana tidak adanya pengaruh , kendali dan ketergantungan dari pihak
berdasarkan objek bukan subjek atau tidak memihak dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya.
34
Tabel 3.1
Skala
No Indikator
1 2 3 4 5
b. Pengalaman
melakukan audit baik, baik dari segi masa kerja auditor maupun dari banyaknya
penugasan yang pernah ditangani (suraida:2005). Jadi semakin lama masa kerja
yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan
(Alim dkk,2007)
35
Tabel 3.2
Skala
No Indikator
1 2 3 4 5
c. Tingkat Pendidikan
audit yang dilakukan oleh auditor, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang
36
Tabel 3.3
Skala
No Indikator
1 2 3 4 5
d. Etika Auditor
Etika merupakan Ilmu yang mempelajari tentang hal yang baik maupun
hal yang buruk, auditor dalam melaksanakan penugasannya harus sesuai dengan
kode etik yang berlaku, serta sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan.
Terdapat 8 kode etik yang berlaku bagi akuntan yaitu : 1) tanggung jawab profesi,
37
Tabel 3.4
Skala
No Indikator
1 2 3 4 5
audit dilakukan sesuai dengan satandar audit dan standar pengendalian mutu
Tabel 3.5
Skala
No Indikator
1 2 3 4 5
38
3 Saya memiliki keianginan yang kuat untuk
menyelesaikan audit dengan waktu yang tepat
4 Saya tidak melakukan rekayasa, temuan dilaporkan apa
adanya
5 Saya tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien
selama proses audit
6 Saya mempertimangkan berbagai aspek dalam
pengambilan keputusan selama proses audit
Populasi dari penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
berada di Indonesia dengan sampel 43 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada
sampel sesuai dengan syarat dan ketentuan Populasi yang mudah untuk di
dapatkan.
3.6. InstrumenPenelitian
Peraturan Menteri dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
39
3.7. Data danMetodePengumpulan data
dengan menyebar Kuisioner yang berisikan pertanyaan yang nantinya akan diisi
dan dijawab oleh Responden yakni Auditor, baik Auditor junior, senior, rekanan
(partener), dll pada KAP yang berada di Surabaya. Kuisioner tersebut di bagi ke
dalam dua bagian. Pada bagian pertama berisi tentang pertanyaan umum, dan pada
ini nantinya akan di berikan secara langsung kepada responden untuk diisi dan
Angket yang diterima kembali nantinya akan di seleksi agar kuisioner yang tidak
Tabel 3.6
Jawaban Nilai
40
Setuju 4
Sangat Setuju 5
3.8. UjiValiditasdanReabilitasInstrumenPenelitian
a. Uji Validitas
Berdasarkan dari isu dan arti sebenarnya yang di ukur. Uji validitas dalam
bernilai positif dan lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut
di anggap sah dan valid, begitu juga dengan sebaliknya apabila nilai
koefisien korelasi (r) bernilai negatif atau positif namun di bawah nilai r
b. Uji Reliabilitas
dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika
Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan
41
bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam
Ghozali, 2005)
Oleh karena alat analisis yang digunakan dalamm penelitian ini adalah
yang diisyaratkan dalam analisis regresi berganda untuk memenuhi kriteria BLUE
(Best Linier Unbias Estimate) seperti disarankan oleh Gujarti (1999). Uji asumsi
heteroskedastisitas.
a) Uji Normalitas
normal atau tidak. Uji normallitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode
grafik dan statistik. Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
b) Uji Multikolinearitas
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
42
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan
nilai Variance Inflasing Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF
= 10 dan nilai tolerance = 0,1. untuk melihat variabel bebas dimana saja salinng
bebas. Korelasi yang kurang dari 0,05 menandakan bahwa variabel bebas tidak
c) Uji Heteroskedastisitas
dalam penelitin ini adalah dengan cara melihat grafik plot nilai prediksi variabel
(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
heteroskedasitas.
(2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
43
3.9.2. Regresi Linier Berganda
dua variabel atau lebih. Selain itu analisis regresi juga menunjukkan arah
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
Model persamaan :
Y =a+b 1. X 1+ b 2. X 2+ b 3. X 3+b 4 . X 4 +e
Dimana:
Y : Kualitas audit
X1 : Independensi
X2 : Pengalaman
X3 : Tingkat Pendidikan
X4 : Etika auditor
a : Konstanta
e : Pengganggu
44
Ha : Model yang ada merupakan model yang fit.
H0 ditolak jika probabilitas signifikan < 0,05 atau F hitung > F tabel
2) Koefisien Determinasi(R2)
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
dependen.
variabel dependen.
45
H0 diterima jika probabilitas signifikan ≥ 0,05 atau F hitung ≤ F tabel
46