OLEH:
1. Kristin Marito Hutagalung 7172220015
2. Santi Betseba Br Surbakti 7173220035
3. Sriwanti Manurung 7173220038
4. Tania Butar-Butar 7171220018
5. Windi Juliaty Sihombing 7173520066
PROPOSAL SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena berkat
dan anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas Project ini tepat pada waktunya.
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari dosen pengampu, yakni ibu “Anggriyani, SE., M.Si” dalam
mata kuliah “Akuntansi Forensik dan Pengujian Kecurangan”.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap, dengan adanya tugas ini
dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun
pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Maka dari itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar menjadi panduan dalam
penyusunan makalah berikutnya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................6
1.4 Kegunaan Penelitian...............................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka........................................................................................8
2.2 Kerangka Pemikiran.............................................................................43
2.3 Hipotesis...............................................................................................48
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................49
3.1 Desain Penelitian..................................................................................48
3.2 Operasionalisasi Variabel.....................................................................50
3.3 Populasi atau Sumber Informasi..........................................................56
3.4 Metode Penarikan Sampel....................................................................57
3.5 Prosedur Pengumpulan Data................................................................59
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas...............................................................60
3.7 Metode Analisis....................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
BAB I
PENDAHULUAN
menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi yang berdampak pada iklim
berkembang juga ukuran, ruang lingkup aktivitasnya dan kompleksitasnya. Salah satu
usaha untuk menciptakan ketahanan dan daya saing bagi perusahaan ialah dengan
membentuk badan audit internalnya yang dapat membantu pihak manajemen untuk
mengevaluasi sistem pengendalian yang ada dan membantu dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
Dalam lingkungan perusahaan yang berubah secara radikal, fungsi dari audit
internal menjadi sebuah fungsi pendukung utama bagi manajemen, komite audit,
auditor, direksi, dan stakeholders utama dari perusahaan. Kebutuhan akan adanya
suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena auditor internal memegang
1
keberlangsungan hidup perusahaan. Dengan berkembangnya suatu perusahaan, tugas
kegiatan asuransi dan konsultasi, dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
proses pengelolaan (Zamzami dkk, 2013:7). Fungsi audit internal telah mengalami
perubahan penting dalam akhir abad ini. Saran penting fungsi audit internal berfokus
tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin
Salah satu yang menjadi perhatian bagi perusahaan besar adalah pengendalian
internal. Agar pengendalian internal dapat berjalan secara efektif, maka dibutuhkan
peranan audit internal untuk menguji atas kelayakan prosedur pengendalian intern di
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini : Efektivitas dan efisien operasi,
2
berlaku. Pengendalian intern yang memadai bagi entitas pada umumnya dinyatakan
dalam pendapat laporan audit oleh auditor eksternal dengan pernyataan auditor Wajar
kecurangan.
rasionalisasi. Kecurangan sering juga disebutkan dalam istilah yang lebih umum
tertentu kepada pelaku dan atau kelompoknya, dan terkait dengan keuangan atau
Fraud deterrence (pencegahan kecurangan) terdiri dari atas segala upaya yang
dikerahkan untuk membuat pelaku fraud tidak berani melakukan ataupun kalau fraud
fraud adalah control dan yang paling bertanggung jawab atas control adalah
Pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Bank, Lembaga Pemerintah, dan Perusahaan Publik (Tbk). Salah
satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) atau disingkat PLN merupakan perusahaan BUMN yang memilik aset
PT PLN (Persero) mencatat kerugian mencapai lebih dari Rp 10 triliun per tahun atas
kegiatan pencurian listrik yang dilakukan sektor industri, bisnis, dan perumahan.
Direktur utama PLN, Sofyan Basir mengatakan pencurian listrik merupakan salah
satu sasaran yang akan ditekan PLN dalam efisiensi. Pasalnya, kerugian yang dialami
mengatakan setiap bulan, sekitar 700.000 kWh yang digunakan secara ilegal,
masyarakat untuk mencuri listirik di antaranya dengan cara mengakali kWh meter,
sehingga pemakaian listrik yang tercatat di meteran menjadi lebih sedikit dibanding
Dari maraknya kasus pencurian listrik Sofyan basri selaku direktur utama PLN
mengerahkan tim audit atau auditor untuk mengecek ke rumah-rumah penduduk guna
mengakibatkan susut daya listrik. Dalam hal ini pihak penyedia daya listrik (PLN),
menderita kerugian akibat membangkitkan daya dengan biaya yang cukup besar tetapi
Salah satu langkah PLN dalam mencegah pencurian tersebut yaitu dengan
membentuk tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). P2TL merupakan tim
yang dilakukan oleh PLN terhadap aset jaringan dan proteksi milik PLN terkait
adanya pemakaian tenaga litrik yang tidak tertib atau pencurian listrik. Namun dengan
demikian masih saja terjadi pencurian listrik yang mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan. Oleh karena itu audit internal selaku pengawas internal perusahaan yang
bertugas memeriksa dan mengevaluasi sistem pengendalian internal sangat
diperlukan. Karena pengendalian internal salah satu tujuannya yaitu untuk melindungi
aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan (Hery,
2016:159).
Dari fenomena yang terjadi PLN area Medan yang merupakan salah satu
cakupan area dari PLN Distribusi Sumatera Utara terdapat kasus pencurian listrik.
Survey 2013 yang dilakukan di Australia dan New Zealand tahun 2012 adalah
harta perusahaan, disini auditor internal lah yang berfungsi untuk menguji dan
ada, manajemen dan auditor internal dituntut untuk dapat meminimalisir kecurangan-
kecurangan yang terjadi. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pengaruh audit
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat ditarik suatu rumusan
permasalahan yaitu:
(Fraud) ?
Maksud penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
2. Tujuan Penelitian
Kecurangan (Fraud).
berikut :
Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah
2. Bagi Pembaca
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Perusahaan
Kegunaan Teoritis
2.1.1 Auditting
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa auditing adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti yang berhubungan dengam informasi suatu entitas ekonomi yang akan
diukur dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan dilakukan oleh orang yang
Saat ini profesi audit internal terus mengalami perkembangan sesuai dengan
pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan.
Kebutuhan akan fungsi audit internal muncul seiring dengan perkembangan tersebut.
“Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas
Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi audit internal masa kini tidak
lagi hanya terbatas dalam audit keuangan dan operasi organisasi atau perusahaan saja,
tetapi juga memberikan jasa konsultasi yang dapat menambah nilai organisasi atau
Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa ruang lingkup audit internal
harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas system
“Tujuan wewenang dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan
secara formal dalam chareter audit internal, konsisten dengan Standar Profesi
etik serta prosedur yang berlaku agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Hal ini berarti bahwa auditor internal dalam penilaian tidak memihak kepada
siapapun. Hal ini dapat dicapai apabila audit internal diberikan status dan kedudukan
yang jelas, seperti yang dikemukakan Tugiman (1997: 20) sebagai berikut :
“Para auditor internal dianggap mandiri apabila melaksanakan pekerjaannya
memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal ini sangat
dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif para auditor
internal.”
dari kondisi yang mengancam kemampuan aktivitas audit internal atau eksekutif audit
yang utama untuk melaksanakan tanggung jawab audit internal secara objektif. Dapat
sebagai berikut :
perform engagements in such a manner that they believe in their work product
and that no quality compromises are made objectivity requires that internal
Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa objektivitas adalah sikap mental
suatu cara yang mereka yakni di dalam produk kerjanya dan tidak ada kompromi
terhadap kualitas, sehingga membuat objektivitas diperlukan auditor internal dan tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan yang menyimpang dari masalah-masalah yang
dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan
1. Personalia
3. Pengawasan
pemeriksaan.
pemeriksaan.
7. Pendidikan Berkelanjutan
8. Ketelitian Profesional
dan menjalankan peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi
Audit Internal.
Standar Kinerja
1. Lingkup Penugasan
1) Pengelolaan risiko
pengendalian intern.
2) Pengendalian
3) Proses Governance
tujuan berikut :
organisasi.
akuntabilitas.
2. Perencanaan Penugasan
setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi sumber
daya.
A. Pertimbangan Perencanaan
a) Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan
b) Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang direviu
pengendalian intern.
B. Sasaran Penugasan
Agar sasaran penugasan tercapai maka Fungsi Audit Internal harus mempunyai ruang
penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas
3. Pelaksanaan Penugasan
mencapai penugasan.
A. Mengidentifikasi Informasi
C. Dokumentasi Informasi
D. Supervisi Penugasan
waktu.
A. Kriteria Komunikasi
B. Kualitas Komunikasi
waktu.
b) Alasan ketidakpatuhan.
berhak.
Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga system
untuk memantau tidak lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada
manajemen.
“Pengendalian intern adalah setiap tindakan yang diambil oleh manajemen untuk
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya,
yang desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan
berikut ini:
memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diharapkan
dalam rangka merancang suatu pengendalian internal yang baik, perlu melihat tujuan
pengendalian seperti yang dinyatakan oleh Sunarto (2003: 138) yang dikutip dari
sebagai berikut :
apabila dapat mencapai tujuan pengendalian intern yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
pengendalian internal terdiri dari lima komponen. Kelima komponen tersebut berasal
dari para manajemen dalam menjalankan bisnisnya, dan terintegrasi dengan proses
1. Lingkungan Pengendalian
dan mempraktikan.
c) Struktur organisasi
perusahaan.
kepentingan.
mereka.
g) Pengaruh-pengaruh eksternal
2. Aktivitas pengendalian
otoritas umum.
b. Pemisahan tugas
dipisahkan :
kinerja
transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap
3. Penilaian Resiko
Organisasi harus sadar akan risiko dan berurusan dengan risiko yang
yang efekltif, dan mengevaluasi system yang ada untuk memastikan bahwa sistem
diawali, (2) data didapat dalam bentuk yang dibaca oleh mesin, (3) file komputer
diakses dan diperbarui, (4) data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi,
dan (5) informasi dilaporakan ke para pemakai internal dan pihak eksternal.
5. Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat bereaksi secara dinamis, berubah sesuai
Pengendalian intern dapat dinilai efektif atau tidak merupakan suatu penilaian
subjektif yang berasal dari penilaian terhadap apakah kelima kompenen tersebut
berfungsi secara baik atau tidak, sesuai dengan prosedur perusahaan dan
menghasilkan suatu kondisi informasi yang andal (dapat dipercaya dan akurat),
penggunaan sumber entitas secara efesien dan efektif, dan taat pada hukum dan
menjamin sepenuhnya apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat dicapai. Hal ini
dapat melemahkan pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu bukan suatu hal yang
mungkin, apabila suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang memadai
keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena
2. Gangguan
3. Kolusi
yang dirancang.
untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian
pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin
perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran dan dilakukan dengan sengaja untuk
a. Banyaknya utang
b. Pendapatan rendah
c. Penurunan penjualan
4. Indikasi lain
adalah :
tahun sebelumnya
bahwa:
sengaja membuat penyajian yang tidak benar tentang fakta atau peristiwa
penting;
2. Adanya kepercayaan yang diyakini oleh korban fraud terhadap penyajian yang
keliru;
keliru tersebut;
4. Korban fraud menderita kehilangan hak milik atau uang karena telah
Jenis kecurangan menurut Schulze dan Daniel L. Black yang dikutip oleh
Kecurangan yang paling umum adalah pemalsuan daftar gaji (false payroll).
palsu yang digunakan untuk menerima pembayaran. Dan transfer cek palsu
(check klitting) yaitu dengan melibatkan pemindahan dana dari bank yang satu
ke bank yang lain dan mencatat secara tidak benar transfer tersebut.
tindakan mencegah dan mengawasi sistem pengendalian intern yang dibuat oleh
manajemen dapat menjadi layanan audit internal tersebut dan bertujuan untuk
ketat sehingga adanya kecurangan dapat dicegah sedini mungkin berikut teknik teknik
yang harus dilakukan dalam pencegahan kecurangan yang dikemukan oleh Picket
(2001: 614-):
5. Good communication
dapat dilakukannya dengan membuat prosedur perekrutan yang tepat bagi perusahaan
karena hal ini merupakan langkah awal pencegahan kecurangan. Namun prosedur
yang tepat pun tidak berarti apabila tanpa dukungan karyawan perusahaan. Oleh
pekerjaannya. Dan untuk menciptakan hubungan yang baik antara manjemen dan
karyawan maka manjemen sebaiknya selalu mengadakan pertemuan atau rapat yang
dihadapi sehingga dari pertemuaan yang terjadi dapat meperlihatkan tingkah laku dari
baik.
disengaja atau tidak disengaja. Menurut Tunggal (2000: 71-73) bahwa syarat
1. Penemuan fraud
melakukanm evaluasi
2). Kondisi yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh auditor internal
4). Akibat yaitu berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi oleh organisai
dari pihak yang diaudit atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi
5). Dalam laporan tentang berbagai temuan, dapat pula dicantumkan berbagai
rekomendasi, hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diaudit, dan informasi
3. Pendekatan Audit
Dalam hal pendekatan audit dilakukan agar auditor internal dengan mudah
a. Analisis Ancaman
b. Survei Pendahuluan
c. Audit Program
dalam melakukan audit. Menurut Tunggal (2000:77-80) ruang lingkup fraud auditing
meliputi :
1. Tingkat materialitas
2. Biaya
4. Pengembangan integritas
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang terdapat dalam ruang
1. Tingkat materialitas
Dimana suatu kecurangan tetap dianggap material secara kualitatif dan tidak
menjadi masalah terhadap beberapa jumlah uang yang tersangkut, yang artinya
adalah :
dalam pengetahuan.
perusahaan.
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yan dinilai sesuai dengan situasi
ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karateristik kualitatif pokok
Oleh karena itu, tingkat materialitas merupakan salah satu faktor yang
2. Biaya
atau manfaat dari perluasan audit dan tindakan-tindakan yang akan diambil
untuk mencegah kecurangan pada masa yang akan datang. Misalnya jika
4. Pengembangan Integritas
internal dan pengendalian internal terhadap pencegahan kecurangan fraud. Berikut ini
penelitian ini :
Gagasan mereka
dikonsultasikan
forensik. Diadili
perusahaan, orang-
lebih
dan karakteristik
disebutkan tentang
peraturan di negara
kita dan di
Dunia tentang
penipuan dan
masalah, seberapa
dipelajari. Tindakan
untuk menemukan
penipuan dan
mencegahnya
dievaluasi. Selain
itu, pengetahuan
anggota profesi
dikonsultasikan
akuntansi forensik
melayani, kontribusi
tersedia, partisipasi ke
dalam proses
pengawasan
dan dampaknya.
Informasi yang
dikumpulkan sebagai
dengan
Man-Whitney-U
digunakan untuk
analisis
kelompok independen,
digunakan untuk
kompilasi
informasi di antara
kelompok independen.
Tes Man-Whitney-U
digunakan
untuk analisis
perbedaan sebagai
Kruskall Wallis.
dalam penyelidikan
penipuan ekonomi-
dapat menemukan
analisis diagnostik
dari kegiatan yang
operatif melalui
analisis
SWOT, analisis
arahan untuk
membuat pekerjaan
Perusahaan investasi,
kami dapat
menyimpulkan bahwa
kegagalan kontrol
internal yang
terdeteksi dalam
penelitian previuos
kesalahan daripada
operasi penipuan.
Analisis data
membantu
memproyeksikan
investasi adalah
persentase signifikan
terdaftar; (ii)
menggabungkan
dapat mencerminkan
manajemen aset
eksternal.
deteksi penipuan
mendeteksi penipuan,
penipuan perpajakan,
banyak. Namun,
aplikasi penambangan
pengendalian internal
aplikasi teknik
penambangan data
(pohon keputusan
CHAID) untuk
menemukan pola di
internal kecurangan
satu organisasi
berbasis proyek.
kemungkinan pencegahan
pentingnya dalam
mencegah komisi
penipuan di entitas
secara khusus
menunjukkan
keuntungan yang
audit internal
kepada manajemen
kepada masyarakat
secara keseluruhan.
yang ditawarkan
kepada pimpinan
entitas
dapat mengelola
aktivitasnya dengan
kepemimpinan yang
memastikan fungsi
tujuannya adalah
untuk menciptakan
nilai tambah.
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) dalam (Sugiyono, 2012:
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
efisiensi kerja. Unutk mencapai efisiensi kerja ini, salah satu alat pengukurnya adalah
mencegah dan mengatasi kecurangan (fraud). Dimana untuk mencegah dan mengatasi
penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara audit internal terhadap
pencegahan kecurangan (fraud), audit internal, kontrol internal dan tata kelola
kecurangan dan dalam meningkatkan kinerja manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.
Mandiri Perkotaan di Kecamatan Kalianget sudah cukup memadai dalam deteksi dan
terhadap pencegahan kecurangan adalah 40,07%, dan sisanya sebesar 59,93% dapat
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dan besarnya pengaruh
sebesar 62,67% dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
pencegahan kecurangan. Ini berarti bahwa peran audit internal lebih baik, sehingga
telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh peranan audit internal
(Fraud)
Organisasi perlu memiliki definisi dan standar pengendalian internal yang jelas
dan dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan. Pengendalian internal bisa
kepentingan. Pengendalian internal sangat penting dilakukan secara efktif dan efisien
bagi suatu organisasi agar dapat meminimalisir risiko selaras dengan tujuan organisasi
dan strategi perusahaan yaitu pencegahan kecurangan agar tidak adanya (fraud) dan
internal suatu perusahaan sudah berjalan dengan baik, kemungkinan terjadinya suatu
pengendalian internal secara komprehensip agar dapat mencegah terjadinya fraud, dan
tata kelola pemerintah yang baik mempengaruhi pencegahan kecurangan dan secara
menyatakan bahwa ada efek dari pengendalian internal yang diterapkan pada
oleh faktor-faktor lain yang tidak terintegrasi dalam model penelitian ini.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Eka Ariaty Arfah (2011) dalam
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada efek positif dari pengendalian internal
yang diterapkan pada pencegahan penipuan pemungutan pajak yang baik dan
pengadaan yang baik dan dipengaruhi residu oleh faktor-faktor lain tidak termasuk
dengan nilai signifikan 0,002 (di bawah 0,05). Koefisien determinasi dalam penelitian
sedangkan 86,5% dipengaruhi oleh variabel tidak jelas lainnya. (2) Ada pengaruh
kecurangan (fraud).
H1
47
2.3. Hipotesis
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Narbuko (2012: 70) “Desain penelitian adalah semua proses yang
deskriptif untuk mendapatkan gambaran dari setiap variabel dan verifikatif untuk
Menurut Noor (2014: 13) “Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
bukan bilangan, atau dengan kata lain data kualitatif adalah data yang disajikan dalam
bentuk kata-kata yang mengandung makna atau berbentuk kategori. Ciri data
pengurangan, perkalian, pembagian, dan pangkat. Data kualitatif dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu data berskala nominal dan data berskala ordinal.
Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau
Menurut Noor (2014: 14) “Kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka. Ciri data kuantitatif adalah dapat dilakukan operasi matematika
dan tidak ada kategorisasi atau klasifikasi. Data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,
dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui (Noor, 2014: 14).
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,
dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik 0 yang
Menurut Nazir (2014: 43) metode deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
hipotesis dengan alat bantu statistic dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian. Menurut Sugiyono (2015: 40) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen
Adapun definisi Audit Internal menurut Hery (2017: 238) sebagai berikut :
berikut:
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Pada penelitian ini yang menajadi variabel dependen adalah
sebagai berikut :
berikut :
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Penelitian
-Pengujian dan
Ordinal
pengevaluasian
Ordinal
-Pelaporan hasil
pemeriksaan Ordinal
-Tindak lanjut
pemeriksaan
Variabel bebas
Pengendalian Internal
(X2)
Pengendalian internal
1.Lingkungan Menciptakan dan Ordinal
adalah proses yang
pengendalian memelihara
dirancang,
diimplementasikan, dan lingkungan pengendalian
-Komitmen terhadap
kompetensi
(Tuanakotta, 2015: 93)
-Kepemimpinan yang
kondusif
2.Penilaian
-Pembentukan struktur Ordinal
risiko
organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan
-Pengendalian internal
harus memberikan
penilaian atas risiko yang
dihadapi unit organisasi
baik dari luar maupun dari
3.Kegiatan dalam
pengendalian -Identifikasi risiko dan Ordinal
analisis risiko
-Kegiatan pengendalian
harus efisien dan efektif
dalam pencapaian tujuan
organisasi
Variabel Terikat
Kecurangan (Fraud)
(Y)
Pencegahan
kecurangan merupakan 1.Budaya -Menciptakan lingkungan Ordinal
3.Pengawasa -Pelaporan
n oleh komite
-Laporan periodik Ordinal
audit
-Laporan lain Ordinal
Ordinal
3.3.1 Populasi
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2015: 93) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
a. Data primer adalah data atau keterangan yang diperoleh peneliti secara
b. Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa
orang maupun catatan, seperti buku, laporan, bulletin dan majalah yang
1. Probability Sampling
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dilih menjadi
2. Non-Probability Sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah non probability
Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah
metode slovin. Dalam metode slovin diperlukan batasan toleransi kesalahan. Semakin
n= N
1+Ne2
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
berikut :
secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Teknik ini
serentak.
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.”
Atas dasar pendapat dari Sugiyono, dapat disimpulkan bahwa instrument yang
valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk dapat melanjutkan kegiatan
penelitian dapat dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data dalam pengujian validitas dilakukan dengan menghubungkan korelasi antar skor
a. Apabila korelasi tiap faktor positif dan besarnya ≥ dari 0.3 maka
b. Apabila korelasi tiap faktor positif dan besarnya ≤ dari 0.3 maka
( )( )
√ ( ) ( )
Ketarangan :
n = Banyaknya sampel
Menurut Noor (2014: 24) “Uji Reliabilitas adalah koefisien keandalan yang
berkorelasi satu sama lain. Tentang uji reliabilitas ini dapat disampaikan hal-hal
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
2
1 = Varians total.
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
(fraud).
kecurangan (fraud).
(X) dengan variabel terikat (Y) dengan menggunakan data Statistical Package for
Uji asumsi klasik digunakan untuk menilai data atau tidaknya bisa atas hasil
analisis regresi yang telah dilakukan, dimana dengan melakukan uji asumsi klasik
dapat diketahui sejauh mana hasil analisis regrasi dapat diandalkan tingkat
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154) tujuan dari uji normalitas adalah sebagai berikut :
“Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada persamaan regresi yang
dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik
2. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
kolerasi antara kesalahan penganggu ada pada periode t dengan kesalahan penganggu
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
Tabel 3.2
Autokoleras
negative
Ghozali (2016:108)
3. Uji Heteroskedastisitas
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain, jika
variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134). Dasar pengambilan keputusan untuk uji
heteroskedastisitas :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
4. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2017:103) uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas/variabel
independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara variabel
1. Jika antar variabel bebas pada korelasi diatas 0,90, maka hal ini merupakan
adanya multikolinearitas.
2. Atau multikolinearitas juga dapat dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka dalam
VIF = 1
1-Ri2
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah regresi linear
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
Y = α + β1X1 + β2X2 +ε
Keterangan :
Y : Kecurangan (fraud)
α : Konstanta
β1…β2 : Koefisien
X2 : Pengendalian
Menurut Sunyoto (2016:57) “Tujuan uji korelasi adalah untuk menguji apakah
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat
ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut :
Tabel 3.3
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
(Sugiyono, 2014:242)
presentase pengaruh secara parsial per variabel Audit Internal (X1) Pengendalian
Internal (X2) terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y). Maka dapat diketahui
order), yang mengacu pada hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau pnolakan hipotesis dilakukan dengan
kriteria:
https://www.researchgate.net/publication/325130505_Relationship_Between_
Fraud_Auditing_and_Forensic_Accounting
https://pdf.sciencedirectassets.com/282136/1-s2.0-S2212567115X00104/1-
s2.0-S2212567115009922/main.pdf
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567112001451
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567112001451
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567114008296