AUDIT INVESTIGASI
Kelompok 8 :
Tri Wahyu Ningsih (2010510008)
Nurdyah Fajarrini (2010510062)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Teknik Pemeriksan Kecurangan.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Audit Investigasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
N
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................8
Kesimpulan..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Contoh kasus kecurangan yang ada di Indonesia salah satunya kasus pada PT
Garuda Indonesia (Persero) TBK, yang mana pada PT Garuda Indonesia ditemukan
adanya kesalahan dalam penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan adanya
overstatement terkait laba pada tahun 2018 yaitu sebesar US$ 5 juta. Padahal pada
tahun 2017 mengalami kerugian mencapai US$ 213 juta. Pada laporan tersebut juga
tidak terdapat tanda tangan dua komisaris perseroan yakni Dony Oskaria dan Chairal
Tanjung. PT Garuda Indonesia turut dikatakan bersalah seusai OJK melaksanakan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan. OJK memberikan sanki berupa denda Rp
100 juta terhadap PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, adapun sanksi denda juga
diberikan masing-masing sebesar Rp 100 juta pada keseluruh anggota direksi PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Selain kepada pihak PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk, OJK juga memberikan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda
Terdaftar (STTD) selama priode satu tahun pada Kasner Sirumapea sebagai Auditor
yang memeriksa laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018. OJK juga
memberikan peringatan secara tertulis pada Kantor Akuntan Publik Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan guna 3 melakukan perbaikan prosedur dan
kebijakan pengendalian mutu pada pelanggaran Peraturan OJK Nomor
13/POJK.03/2017 jo (Akbar, 2016).
Berdasarkan kasus di atas, audit seharusnya lebih mawas terhadap laporan
keuangan dan sudah seharusnya memiliki kualitas yang jauh lebih baik sehingga
dapat terbebas dari salah saji baik kesalahan penyajian yang disebabkan oleh murni
kesalahan itu sendiri ataupun dari unsur kesengajaan. Pada kasus-kasus audit entitas,
terkadang auditor internal maupun auditor eksternal kurang dapat mendeteksi adanya
kecurangan di dalam laporan keuangan. Berbagai pihak dapat merasakan kerugian
dari ketidakmampuan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecurangan
menurut teori fraud diamond yang harus diperhatikan auditor sebagai tindakan
antisipasi antara lain pengaruh tekanan, adanya kesempatan, rasionalitas dan
kemampuan individu (Wolfe & Hermason, 2004). Dalam komponen fraud diamond
terdapat berbagai macam proksi, antara lain pada komponen tekanan terdapat proksi
financial stability, external pressure, personal financial need dan financial target, pada
5
penelitian ini peneliti memilih proksi external pressure sebagai proksi dari komponen
tekanan. Pada komponen kesempatan terdapat proksi nature of industry dan
ineffective of monitoring, pada penelitian ini peneliti memilih proksi nature of
industry sebagai proksi dari komponen kesempatan. Pada komponen rasionalisasi
terdapat proksi pergantian auditor, opini auditor dan rasio total akrual per total asset
(TATA), pada penelitian ini peneliti memilih proksi pergantian auditor sebagai proksi
dari komponen rasionalisasi. Pada komponen kemampuan terdapat pergantian direksi
dan peneliti memilih proksi pergantian direksi sebagai proksi dari komponen
kemampuan.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan fraud score model
(FScore) yang adalah model pendeteksian kecurangan laporan keuangan yang
dikembangkan dengan menggunakan teknik scaled logistic probability (Dechow et
al., 2011). Model F-Score adalah pengembangan model Beneish M-Score yang
dirancang eksklusif agar pengguna bisa mendapatkan nilai (score) secara langsung
tanpa menggunakan indeks dalam perhitungannya.
Motivasi peneliti melakukan penelitian mengenai konsep kecurangan karena
merasa prihatin beberapa waktu belakangan ini banyak perusahaan yang melakukan
kecurangan terhadap laporan keuangan demi terlihat baik di mata investor. Alasan
peneliti memilih perusahaan maufaktur karena sektor manufaktur banyak perusahaan
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga peneliti dapat
memperoleh sampel penelitian yang banyak dan beragam. Seluruh perusahaan
terutama sektor manufaktur sangat mengejar laba tinggi sehingga kerap kali terjadi
perusahaan melakukan manajemen laba, contohnya bisa dengan cara mencatat
penjualan sebelum dapat direalisasi, mencatat penjualan fiktif, mengundurkan tanggal
bukti pembayaran, dan mencatat persediaan fiktif. Hal ini yang membuat peneliti
ingin melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan teori dan fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Teknik Pemeriksaan
Kecurangan”.
6
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
PwC meringkasnya menjadi arus dana dari orang-orang tertentu. Metode yang
digunakan dalam audit tersebut adalah Follow The Money atau mengikuti aliran uang
hasil korupsi Bank Bali dan In Depth Interviewatau interview secara mendalam yang
kemudian mengarahkan kepada para pejabat dan pengusaha yang terlibat dalam kasus
ini tersebut.
Masih pada tahun yang sama, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) mampu memecahkan kasus BNI, yang membuktikan kepada
pengadilan bahwa Adrian Waworuntu terlibat dalam penggelapan L/C BNI senilai Rp
1.3 Triliun, dengan menggunakan Metode Follow The Money yang mirip dengan
metode PwC yang digunakan dalam kasus Bank Bali. Padahal sebelum keterangan
para ahli PPATK, Adrian Waworuntu selalu berhasil meyakinkan bahwa dirinya sama
sekali tidak terlibat.
9
“Red Flags’’ (sinyal kecurangan). Dengan kata lain, Angka-angka tersebut mungkin
dapat membuktikan kecurangan tertentu yang disembunyikan atau disamarkan, atau
bahkan ditutup-tutupi.
Setiap audit investigatif dimulai dengan keinginan bahwa kasus ini berakhir
dengan litigasi. Suatu investigasi dimulai apabila ada dasar yang layak untuk
dilakukan suatu pemeriksaan, yang dalam audit investigasi disebut dengan
prediksi.Prediksi adalah dasar untuk memulai investigasi.
10
b. Meminta Informasi dan Konfirmasi.
Meminta informasi kepada perusahaan baik secara lisan maupun tertulis.
Ini harus diperkuat atau dikolaborasikan dengan informasi dari sumber
lain. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebenaran atau
ketidakbenaran informasi.Ini umumnya untuk memastikan saldo utang-
piutang.
c. Memeriksa Dokumen.
Dokumen harus diperiksa guna memperoleh pemahaman tentang nilai
bukti potensial kasus.Dokumen mempunyai definisi yang luas, termasuk
informasi keuangan yang diolah dan disimpan secara elektronis (digital).
d. Review Analitikal
Review analitikal dapat disajikan melalui beberapa teknik, yaitu:
1) Membandingkan anggaran dengan realisasi
Membandingkan antara data anggaran dengan realisasi bukti fisiknya.
2) Analisis vertikal dan horizontal.
Ini merupakan teknik analisis laporan keuangan.Analisis vertikal
adalah Analisis Common-Size yaitu teknik analisis untuk mengetahui
proporsi dari setiap komponen dalam laporan keuangan terhadap
besaran totalnya dalam satuan persen. Selain itu ada pula analisis
Rasioyang merupakan teknik analisis laporan keuangan yang
digambarkan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan ada
lima macam yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Profitabilitas dan Pasar. Sedangkan analisis horizontal adalah teknik
analisis Cross-Section. Analisis Cross-Section juga sering disebut
dengan analisis komparasi atau analisis perbandingan.Selain analisis
Cross-Section, terdapat pula Analisis Sumber dan Penggunaan Dana,
yang dapat diartikan sebagai Analisis yang bertujuan untuk melihat
aliran kas (cashflow) dan setara kas) pada periode tertentu.
11
3) Analisis Regresi dan Trend
e. Menghitung Kembali.
Menghitung kembali atau reperform tidak lain adalah pengecekan
kebenaran perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang dan lain-lain)
12
f. Laporan Akhir.
Isi Laporan akhir harus menjelaskan Informasi tentang berjalannya
proses pemeriksaan akuntansi, termasuk ditemukannya kecurangan,
informasi mengenai pelaku atau Profilling, motif dilakukannya
kecurangan, waktu dan tempat kejadian kecurangan, bagaimana
kecurangan dilakukan.
13
hukum yang dilakukan para pelaku Fraud atau kecurangan.
9) Pemanfaatan Whistleblower.
Whistleblower diterjemahkan secara harfiah dengan istilah peniup
peluit.Maknanya adalah orang yang mengetahui adanya bahaya atau
ancaman dan berusaha menarik perhatian dengan meniup
peluitnya.Meniup peluit disini digunakan dengan kiasan yang artinya
adalah membuka aib dan membocorkan rahasia. Atau dalam istilah lain
adalah pelapor pelanggaran.
14
1. Pengintaian
2. Inspeksi
3. Observasi
4. Pengujian
5. Analisis
6. Komparasi
7. Vouching
8. Rekonsiliasi
9. Trasir
10. Rekomputasi
11. Scanning
12. Konfirmasi
13. Interview
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Setiawan, Dedhy, Yeni J, Liza A, Creative Accounting: Mengungkap Manajemen
Laba dan Skandal Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Sidabalok, Janus, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia ,Bandung : PT. Citra
Aditya Bhakti, 2006.
Singleton, W. Tommie and Aaron J, Fraud Auditing and Forensic Accounting, John
Wiley & Sons, Inc., 2010.
Soejono, Karni, Auditing: Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktek, Jakarta:
Lembaga Penerbitan FE UI, 2000.
Soyomukti, Nurani dan Happy Nurwidiamoko, “Occupy Wall Street” Dari Krisis
Sistem Keuangan Amerika Serikat Menuju Gerakan Massa AntiNeoliberalisme,
Malang: Intrans Publishing, 2012.
Sulistiawan, Dedhy Yeni Januarsi dan Liza Alvia, Creative Accounting: Mengungkap
Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi,Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Tuanakotta, M.Theodorus. Akuntansi Audit Investigatif, Jakarta: Salemba Empat,
2010.
_________________, Menghitung Kerugian Keuangan Negara dalam Tindak
Pidana Korupsi, Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Widjaja, Amin, Investigative Accounting: Pendekatan Kasus, Jakarta: Harvarindo,
2012.
18
19