Jurusan Akuntansi
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Makalah yang
berjudul “Financial Statement Fraud” ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang
diberikan Ibu Heni Nurani, selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi
Dalam proses penyelesaian makalah ini, kami banyak menemukan tantangan dan kendala
yang harus dihadapi. Namun semua itu dapat dilewati berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang memberikan jalan keluar dari setiap masalah-masalah yang kami hadapi dan juga adanya
dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang rela menyediakan waktu untuk memberikan
arahan dan masukan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Semua
tantangan dan kendala yang ada, tidak dipungkiri membuat langkah kami menjadi tersendat
dalam melanjutkan penulisan makalah ini, namun dukungan dan bantuan dari Tuhan Yang
Maha Esa dan pihak-pihak yang terkait.
Kami telah berupaya yang terbaik dalam penulisan makalah ini, namun kami menyadari
masih banyak keterbatasan yang kami miliki sehingga makalah ini tak luput dari kekurangan
terutama dalam penulisan masih memerlukan penyempurnaan. Maka dari itu, segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diperkenankan agar kami menjadi lebih baik. Akhirnya,
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
BAB 2...........................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN............................................................................................................10
3.2 Kasus Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk.. 11
BAB 4 KESIMPULAN..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
Banyaknya kasus skandal financial statement fraud yang terjadi merupakan salah satu
indikasi bahwa topik mengenai financial statement fraud merupakan topik yang menarik
untuk dibahas.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai financial statement
fraud. Penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2013) menyimpulan bahwa financial
statement fraud sangat berdampak buruk bagi perusahaan publik dan menggerus tingkat
keyakinan investor terhadap bonafiditas perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa
efek. Selain itu Suprajadi (2009) menyimpulkan bahwa pelaku akan melakukan kecurangan
karena merasa yakin bahwa perbuatannya tidak akan
ditemukan. Langkah sistematis untuk mendeteksi kecurangan adalah melalui pemahaman teori
kecurangan, mengamati sinyal kecurangan dan memahami skenario kecuranlan (awareness)
serta metodologi yang didisain untuk menemukan kecurangan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Financial statement fraud adalah tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau
eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan
yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan
keuangannya untuk memperoleh keuntungan (ACFE, 2016).
Dalam The Treadway Commission’s Report of the National Commission on
Fraudulent Financial Reporting, (1987), financial statement fraud diartikan sebagai
kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi penyesatkan
secara material (Purba dan Putra, 2017).
Rezaee dan Riley (2009) mendefinisikan kecurangan pelaporan keuangan
sebagai berikut:
“Financial statement fraud is a deliberate attempt by corporations to deceive or
mislead users of published financial statements, especially investors and creditors, by
preparing and disseminating materially misstated financial statements”.
Artinya, kecurangan pelaporan keuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan
sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan para pengguna laporan
keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan menyajikan dan merekayasa nilai
material dari laporan keuangan. Manipulasi keuntungan (earning manipulation)
disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor (Sidiq dan
Hadinata, 2016).
Dari definisi-definisi yang telah diuraikan diatas maka:
1.Semua definsi diatas sepakat bahwa financial statement fraud merupakan perbuatan
yang disengaja.
2.Statement of Auditing Standards No.99, Australian Auditing Standarts (2000), The
Treadway Commission’s Report of the National Commission on Fraudulent Financial
Reporting (1987), Rezaee dan Riley (2009) menyatakan penyataan yang sama bahwa
perbuatan financial statement fraud yang disengaja tersebut berupa salah saji yang
material.
3.Arens et al (2014), Australian Auditing Standarts (2000), The Treadway Commission’s
Report of the National Commission on Fraudulent Financial Reporting , (1987),
Rezaee dan Riley (2009) menyatakan hal yang sama bahwa financial statement fraud
dilakukan untuk menyesatkan informasi keuangan sehingga menipu pengguna
laporan keuangan.
4.Sedangkan ACFE (2016) menyatakan bahwa financial statement fraud dilakukan
untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya.
3.2 Kasus Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk.
Berdasarkan prospektus penawaran perdana saham PT Envy Technologies Indonesia
Tbk. pada Juli 2019, perseroan didirikan pada tanggal 27 September 2004 dan bergerak di
bidang jasa teknologi informasi dan telekomunikasi. Kegiatan usaha diklasifikasikan
menjadi jasa sistem integrasi informatika, sistem integrasi telekomunikasi, dan keamanan
informasi digital. Perusahaan melakukan penawaran perdana saham (initial public offering)
pada tanggal 1-2 Juli 2019 dan resmi menjadi perusahaan publik di BEI dengan kode saham
ENVY pada tanggal 8 Juli 2019. Struktur permodalan PT Envy Technologies Indonesia Tbk
terdiri dari saham pemilik, pihak eksekutif perseroan, dan masyarakat. Jumlah saham yang
diperjualbelikan kepada masyarakat adalah sebesar 33% dari keseluruhan modal atau sebesar
Rp 60 miliar rupiah (IDX, 2019).
Setelah dua tahun terdaftar sebagai perusahaan terbuka, PT Envy Technologies
Indonesia Tbk diduga telah melakukan manipulasi laporan keuangan tahunan 2019. Pada
tanggal 19 Juli 2021, perseroan mendapatkan surat permintaan penjelasan mengenai laporan
keuangan konsolidasian dari Bursa Efek Indonesia Indonesia (BEI). Lembaga tersebut
menduga bahwa perseroan telah melakukan praktik manipulasi laporan keuangan yang
dikonsolidasi dengan laporan keuangan dari anak perusahaan, yaitu PT Ritel Global Solusi
(RGS). PT Ritel Global Solusi tidak menyusun laporan keuangan tahun 2019, sehingga hal
tersebut mendapatkan perhatian dari BEI atas kebenaran angka yang disajikan. Pihak
manajemen perseroan menyatakan akan melakukan klarifikasi terhadap dugaan manipulasi
laporan keuangan tersebut. Selain itu, pihak auditor eksternal juga belum menanggapi hal
tersebut (CNBC Indonesia & Sandria, 2021a).
Selain itu, terdapat beberapa anomali pada penyajian angka-angka laporan
keuangan tahun 2019. Laporan keuangan ENVY pada tahun 2019 menunjukkan
peningkatan pendapatan dan laba bersih yang signifikan. Pada tahun 2019, pendapatan
perusahaan adalah sebesar Rp 188,58 miliar yang meningkat sebesar 135% dari pendapatan
2018 yaitu sebesar 80,35 miliar. Laba bersih ENVY pada tahun 2019 meningkat sebesar 19%
dari Rp 6,79 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 8,05 miliar di tahun 2019. BEI menindaklanjuti
kasus dugaan manipulasi laporan keuangan tersebut dengan menghentikan sementara
perdagangan saham ENVY dari 1 Desember 2020 dan akan berlanjut selama 2 tahun hingga
1 Desember 2022. Keputusan suspensi atas saham ENVY ditetapkan
Earnings Manipulation Shenanigans No.1
Tabel 1
Analisis Earnings Manipulation Shenanigans No.1: Mencatat Pendapatan Sebelum
Menyelesaikan Kewajiban Material Kontrak
Dalam 2020 (Triwulan
2016 2017 2018 2019
Rupiah (Rp) III)
Pendapatan 3.761.055.641 3.182.372.134 80.351.640.464 188.583.796.943 2.621.194.029
Perubahan
-15,39% 2424,90% 134,70% -98,61%
pendapatan -
(%)
Laba/rugi - 1.189.973.073 - 3.446.345.612
4.837.177.856 9.033.484.710 -22.250.431.535
usaha
Perubahan
-189,62% 240,36% 86,75% -346,31%
laba/rugi -
usaha (%)
Piutang
794.661.916 244.694.776 56.437.438.370 141.826.395.769 125.270.209.359
usaha
Perubahan
22964,42% 151,30% -11,67%
piutang - -69,21%
usaha (%)
Rasio
piutang
0,21129 0,07689 0,70238 0,75206 47,79128
usaha
terhadap
pendapatan
Rasio Days
of Sales 77,12 28,07 256,37 274,50 17443,82
Outstanding
(DSO)
Piutang
- 2.046.405.600 1.244.508.110 13.460.893.652 30.457.322.028
lain-lain
Perubahan
piutang - - -39,19% 981,62% 126,27%
lain-lain (%)
Umur
piutang
usaha 134.944.029 134.435.565 32.371.908.274 28.568.519.320
-
(sampai
dengan 1
bulan)
Persentase
umur piutang
16,98% 54,94% 57,36% 20,14% 0,0%
sampai
dengan 1
Umur
piutang 659.717.887 110.259.211 1.695.819.187 16.423.473.399
-
usaha (1-3
bulan)
Persentase
umur piutang 83,02% 45,06% 3,00% 11,58%
1-3 bulan 0,00%
Umur
piutang usaha 22.369.710.909 96.834.403.050 125.270.209.359
(3-12 bulan) - -
Persentase
umur 0,00% 0,00% 39,64% 68,28%
100%
piutang (3-
12 bulan)
Tabel 2
Analisis Earnings Manipulation Shenanigans No.2: Mencatat Pendapatan Palsu
Penerimaan
utang
- 6.479.718.475 - - -
jangka
panjang
Arus kas
masuk/kelu ar - - 28.118.331.717 - 187.864.239.387
-109.434.302 10.178.307.293
aktivitas 1.081.392.735
operasional
Perubahan
arus kas
masuk/kelu - -888% -2500% -568% 105%
ar aktivitas
operasional
(%)
Sumber: Laporan Keuangan PT Envy Technologies Indonesia Tbk. 2016-2020 (Bursa Efek
Indonesia, n.d.)
Internal audit bertanggung jawab memonitor aspek operasional, kinerja keuangan dan
struktur pengendalian intern (Sartono, 2013). Internal auditor, menurut IIA (2011) No.
2120.A1 menjelaskan bahwa aktivitas internal audit harus mengevaluasi risiko yang
berhubungan dengan tata kelola perusahaan, operasi dan sistem informasi untuk memenuhi
kehandalan dan intergritas informasi keuangan dan operasi, keefektivan dan efisiensi
operasi dan program, mengamankan harta dan taat pada hukum, regulasi, kebijakan,
prosedur dan kontrak. Internal auditor juga adalah auditor yang harus memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mengevaluasi risiko atau potensial terjadinya kecurangan
dan sikap yang ada di perusahaan, tetapi tidak diharapkan untuk mendeteksi dan
menginvestigasi kecurangan sebagai tanggung jawab utamanya (IIA, 2011) dalam
(Lukman dan Harun, 2018).
Sawyer’s (2005:10) dalam Yuliani et al (2013) menggambarkan lingkup audit internal
modern sebagai sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;
(2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan
eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria
operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien
dan ekonomis dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota
organisasi dalam menjalankan tanggungjwabnya secara efektif.
5. Eksternal Audit
Auditor eksternal adalah pihak yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan
keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan (IAPI, 2011) dalam (Lukman dan Harun, 2018). Akuntan publik bertanggung
jawab untuk melaksanakan auditing dan attestasi atas kewajaran laporan keuangan
(Sartono, 2013). Auditor memberikan kredibilitas laporan keuangan perusahaan dan
dengan demikian menambah nilai tata kelola perusahaan melalui audit yang terintegrasi
terhadap pelaporan keuangan dan laporan keuangan (Anugerah, 2014).
6. Regulator
Pihak regulator merupakan bagian dari CG yang tak kalah pentingnya dalam mencegah
terjadinya kecurangan material dalam pelaporan keuangan dengan mengeluarkan aturan-
aturan yang disebut diatas dan mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan
peraturan oleh pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran (Sartono, 2013).
BAB 4
KESIMPULAN
Teori agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan yang terjadi antara pihak
manajemen perusahaan selaku agen dengan pemilik perusahaan selaku pihak principal. Pihak
principal adalah pihak yang memberikan perintah kepada pihak lain yaitu agen untunk
melakukan semua kegiatan atas nama principal. Dalam pandangan pengakuan pendapatan, teori
agensi dapat membantu memahami bagaimana principal dan agent saling berinteraksi dalam
menentukan kapan pendapatan harus diakui oleh perusahaan. Dalam situasi di mana agent
memiliki kepentingan yang berbeda dengan principal, agent dapat memperlambat pengakuan
pendapatan atau mengakui pendapatan secara tidak tepat untuk memaksimalkan keuntungan
pribadinya.
DAFTAR PUSTAKA
ACFE Indonesia Chapter #111. (2016). Survai Fraud Indonesia. Association Of Certified
Fraud Examiners.
Adelina, Nadia Dan Harindahyani, Senny. 2018. Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Potensi Financial Statement Fraud Pada Perusahaan Lq-45 Periode 2011-2016. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.7 No.1 (2018).
Anugerah, Rita. 2014. Peranan Good Corporate Governance Dalam Pencegahan Fraud.
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 1, Oktober 2014 : 101 - 113 Issn
2337-4314.
Arles, Leardo. 2014. Faktor – Faktor Pendorong Terjadinya Fraud : Predator Vs. Accidental
Fraudster Diamond Theory Refleksi Teori Fraud Triangle (Klasik) Suatu Kajian
Teoritis. Papper Mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau 15
Januari 2014.
Cressey, D. (1953). Other People’s Money, Dalam: “The Internal Auditor As Fraud Buster,
Hillison, William. Et. Al. 1999. Managerial Auditing Journal, Mcb University Press,
14/7:351-362.