Oleh :
HENNY MARINA HUTAGALUNG
C0D018049
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Perpajakan
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
1. Ketua Penguji :
2. Sekretaris :
3. Anggota 1 :
4. Anggota 2 (DPA) :
Disahkan oleh :
Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
iii
iv
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perpajakan Fakultas
dan rasa hormat atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga
Jambi.
2. Bapak Dr. H.Junaidi, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Ibu Dr.Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., A.K., C.A selaku ketua
Jurusan Akuntansi.
4. Ibu Nella Safelia, SE., M. Si. selaku Ketua Program Studi Perpajakan
berlangsung.
Jambi.
12. N. Sijabat, Ibu Saya yang telah memberikan dorongan penuh berupa
14. Kepada Teman-teman terdekat, Jori, Zolda, Lusi, Ester, Suci, Dela,
Nurma, Putri, Cacak, Inge yang sudah memberikan dukungan, dan doa
penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf bila dalam penyajian Laporan Tugas
Akhir ini masih terdapat banyak kesalahan baik dalam materi maupun penulisan.
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurna laporan tugas
akhir ini.Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Jambi, 2021
Penulis
NIM: C0D018049
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
ABSTRAK.........................................................................................................iii
ABSTRACT.......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
.........................................................................................42
Jambi...............................................................................46
Jambi ..............................................................................49
BAB IV PENUTUP...............................................................................58
4.1 Kesimpulan......................................................................................58
4.2 Saran.................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................62
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
No.
Hal
Lampiran Judul
PENDAHULUAN
masa penjajahan sampai merdeka nya Indonesia dan akan terus-menerus berlanjut
daerah telah menghasilkan perkembangan yang pesat dalam kehidupan negara dan
yang lebih luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada Daerah; bahwa dalam
1
2
dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang
pembangunan Daerah untuk memantapkan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan
Daerah (PDRD) pada pasal 1 angka 17, Pajak air permukaan adalah pajak atas
dengan air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak
termasuk air laut, baik yang berada di darat maupun laut. (UU NO 28 2009)
Pada pajak air permukan memiliki beberapa objek yang dikecualikan adalah:
Jambi mengenai aturan pemanfaatan air permukaan pada Pasal 43 ayat (4) diubah
2
3
B. Meter air dan/atau alat ukur lainnya yang sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
permukaan.
C. Meter air dan/atau alat ukur lainnya yang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
peraturan Undang-undang yang berlaku. Adapun visi dan misi Badan Keuangan
dan bersih.
3
4
unsur terkait.
Tugas Akhir dengan judul “Mekanisme Pemungutan dan Pelaporan Pajak Air
yang berlaku?
4
5
maupun yang secara langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
5
6
Permukaan.
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah Data Primer dan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Jenis pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis terdiri atas beberapa
bagian yaitu :
1. Data Observasi
6
7
2. Data Wawancara
3. Data Kepustakaan
laporan ini.
4. Menelusuri/Mencari (Browsing/Searching)
Proses pencarian data dari sekumpulan data yang sudah ada dengan
7
8
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah pokok
laporan, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan yang meliputi jenis
data, metode pengumpulan data, dan metode analisi, waktu magang serta
sistematika penulisan.
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teori yang mencakup
masalah dan saran-saran dari penulis mengenai segala sesuatu yang masih perlu
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
8
BAB II
LANDASAN TEORI
pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negri berupa
sumber daya dari sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa, dan uang
9
10
bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Disamping itu, ada beberapa pengertian pajak menurut para ahli dalam bidang
Mengartikan Pajak adalah iurran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
disempurnakan menjadi Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balikdari negara secara
compulsary from the person, to the government to depray the expenses incurred in
the common interest od all, without refeence to special benefit conferred”. Dari
definisi di atas terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara
tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara khusus pada seseorang. Memang
kepada masyarakat.
menyatakan : “Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut
definisi di atas tidak tampak istilah “dipaksakan” karena bertitik tolak pada istilah
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani (Sari, 2016) menyatakan: Pajak adalah
iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
pajak dapat didekati atau ditinjau dari berbagai aspek yang dikutip dari (Waluyo,
2017) , yaitu:
A. Aspek Ekonomi
masyarakat.
pemerintah, serta penerimaan devisa yang berasal dari ekspor dan jasa.
13
B. Aspek Hukum
Amandemen UUD 1945 (pajak dan punngutan lain yang bersifat memaksa
perpajakan selesai tahun 1983. Undang-undang kolonial yang pada saat itu
C. Aspek Keuangan
Pendekatan dari aspek keuangan ini tercakup dalam aspek ekonomi hanya
bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Jika dilihat dari
penerimaan negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya
sistem pajak suatu negara, akan semakin tinggi rasio pajak (tax ratio).
nasional.
D. Aspek Sosiologi
Pada aspek sosiologi ini bahwa pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu
upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak sangat lah
saving). Dengan demikian, terlihat bahwa dari pajak terdapat sasaran yang
sektor.
lebih 60-70 persen penerimaan pajak memenuhi postur APBN. Oleh karena itu,
maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat yang dikutip dari (Mardiasmo,
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2. Hal ini
maupung warganya.
perekonomian masyarakat.
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih rendah dari
hasil pemungutannya.
tarif.
b. Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif, yaitu
10%
fiskus.
18
Ciri-cirinya:
Pajak sendiri.
c) Withholdung system
pihak ketiga (bukan fiskus dan buka Wajib Pajak yang bersangkutan)
untuk memotong atau memungut pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
ada pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus atau Wajib Pajak.
dikenakan saat akhir periode yakni saat dimana penghasilan Wajib Pajak
Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak
telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
berjalan. Kelebihan stelsel ini yakni telah diketahuinya pajak yang dibayar
kelemahan pada stelsel ini adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan
3) Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
lebih kecil daripada pajak menurut anggapan maka kelebihan yang timbul
yaitu:
1. Perlawanan Pasif
20
2. Perlawanan Aktif
antara lain:
Undang-undang.
keadilan ini sebagai asas pemungutan pajak. Beberapa teori yang mendasar
langsung.
21
kepada masyarakat.
dengan negara.
5) Teori Asas Daya Beli artinya pembayaran pajak tergantung pada daya
D. Asas Non-Diskriminasi dalam buku (Suhartono & Ilyas, 2010), ini penting
sekali dibidang perpajakan, bahwa dalam semua kasus pajak yang sama,
membedakan WP-nya.
E. Asas Keadilan dalam buku (Suhartono & Ilyas, 2010), Hukum pajak harus
mencapai keadilan.
Asas keadilan dapat dijabarkan lebih lanjut dalam sub-asas yaitu, Asas
pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak.dikutip dari (Halim et al.,
1) Teori Asuransi
negara.
2) Teori Kepentingan
Menurut (Mardiasmo, 2018), Beban pajak untuk semua orang harus sama
beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-
23
yaitu:
4) Teori Bakti
memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat
diutamakan.
1. Menurut Golongannya
pihak lain (No Tax Shifting). Karena tidak dapat dilimpahka kepada
24
pihak lain maka tidak ada yang ditimbulkan dari aktivitas prlimpahan
tersebut (Tax Incidence). Dalam hal ini pihak yang ditunjuk oleh
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu apabila beban pajak yang harus dibayarkan
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang erat hubungannya dengan subjek yang
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang erat hubungannya dengan objek pajak
ditentukan pada keadaan objek dan tidak dipengaruhi sama sekali oleh
Barang Mewah.
25
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
Pajak Hiburan.
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak, dari (Mardiasmo,
2018) :
1. Ajaran Formil
2. Ajaran Materil
dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan
1. Pembayaran . . …………
26
2. Kompensasi . .. .
3. Daluwarsa . . . .
1. Tarif Sebanding/Proporsional
Tarif berupa presentase yang tetap terhadap berapa pun jumlah yang
2. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapa pun jumlah yang
Besarnya tarif Bea Meterai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai
3. Tarif Progresif
Presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
Pajak (15%)
27
Pajak (25%)
4. Tarif Degresif
Presentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang
pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar
bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang
terutang. Dasar hukum pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah
28
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Beberapa pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak Daerah, antara lain:
Republik Indonesia.
2. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
3. Badan, yaitu sekumpulan orang dan atau modal merupakan kesatuan, baik yang
(BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, seperti firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
4. Subjek Pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.
5. Wajib Pajak, yaitu orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajk,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
29
bersangkutan.
D. Objek pajak yang bukan merupakan objek pajak provinsi dan/atau objek
pajak pusat. Kriteria ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih
1. Pajak Daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang
diskuasainya.
pajaknya.
e. Pajak Rokok
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
31
g. Pajak Parkir
Tarif untuk setiap jenis pajak yang. dari (Siahaan, 2013) adalah:
0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen).
ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan paling
5. Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang
b. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,75% (nol koma tujuh lima
persen).
sebesar 10% (sepuluh persen). Khusus tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan
sedikit 50% (lima puluh persen) lebih rendah dari tarif Pajak Bahan Bakar
7. Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
8. Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai
rokok.
9. Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
10. Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
11. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima
persen).
33
12. Tarif Pajak Reklame ditetapkan palimg tinggi sebesar 25% (dua puluh
lima persen).
13. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen).
14. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi
15. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh
persen).
16. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tingga sebesar 20% (dua puluh
persen).
17. Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
persen).
18. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
19. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi
Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat
ketetpan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan
Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan atau Surat Ketetapan Pajak Daerah
pengamilan dan atau pemanfaatan air permukaan. Air Permukaan adalah semua
air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada
di laut maupun di darat. Pajak Air Permukaan semula bernama Pajak Pengambilan
pajak, yaitu Pajak Air Permukaan dan Pajak Air Bawah Tanah; dimana Pajak Air
Pengenaan Pajak Air Permukaan tidak mutlak ada pada seluruh daerah
provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang
pada suatu daerah provinsi, maka pemerintah daerah harus terlebih dahulu
menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Air Permukaan yang akan menjadi
(Siahaan, 2013)
hukum yang jelas dan kuat, sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak
yang terkait. Dikutip dari (Siahaan, 2013) Dasar hukum pemungutan Pajak Air
Retribusi Daerah.
Retribusi Daerah.
dimaksud.
sebagai berikut:
Objek Pajak Air Permukaan adalah pengambilan dan atau pemanfaatan air
orang pribadi atau badan untuk berbagai macam keperluan, antara lain
Pada Pajak Air Permukan tidak semua pengambilan dan atau pemanfaat air
undangan.
tanah dan atau air permukaan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
Subjek pajak pada pengenaan Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi
atau badan yang dapat melakukan pengambilan dan atau pemanfaatan air
permukaan. Sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah pribadi atau badan yang
pada Pajak Air Permukaan pengertian subjek pajak lebih luas dari Wajib Pajak
pajak. Subjek pajak adalah barangsiapa yang dapat melakukan pengambilan dan
atau pemanfaatan air permukaan sedangkan yang ditetapkan menjadi Wajib Pajak
37
adalah siapa yang nyata-nyata melakukan pengambilan dan atau pemanfaatan air
permukaan.
Setiap subjek pajak wajib melapor dan memperoleh izin pengambilan dan
perpajakannya, wajib pajak dapat diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan
(Siahaan, 2013)
2.3.5 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Air Permukaan
5. kualitas air;
masing daerah provinsi yang menerapkan Pajak Air Permukaan. Besarnya NPAP
ditetapkan dengan peraturan gubernur, cara menghitung nilai perolehan air adalah
38
dengan mengalikan volume air yang yang diambil dengan harga dasar air. Harga
dasar air ditetapkan secara periodik oleh gubernur dengan persetujuan DPRD dan
memerhatikan faktor-faktor di atas. Harga dasar air yang ditetapkan oleh gubernur
dapat mengacu antara lain pada tarif air yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah
tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%. Tarif Pajak Air
Besaran pokok Pajak Air Permukaan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Pajak Air Permukaan
listrik di daerah yang dijangkau oleh sistem pasokan tenaga listrik yang
A. Cara Pemungutan
(Siahaan, 2013) seluruh proses kegiatan pemungutan pajak tidak dapat diserahkan
dengan pihak ketiga dala proses pemungutan pajak, antara lain pencetakan
penghasilan pajak.
B. Penetapan Pajak
pajak yang terutang. Dengan pelaksanaan sistem pemungutan ini petugas Dinas
atau Satuan Kerja Perangkat Daerah lain yang ditunjuk, yang menjadi fiskus,
40
pajak.
C. Ketetapan Pajak
Daerah, gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh gubernur menetapkan pajak
yang terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Hal ini
dilakukan terhadap wajib pajak yang pajaknya ditetapkan oleh gubernur. SKPD
harus dilunasi oleh wajib pajak paling lama tiga puluh hari sejak diterimanya
SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh gubernur.
Apabila setelah lewat waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang
membayar pajak terutang dalam SKPD, wajib pajak dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar dua persen sebulan dan ditagih dengan menerbitkan Surat
PEMBAHASAN
dan Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih
Daerah Provinsi Jambi yang semula bernama sub Direktur Pendapatan Daerah
pada Direktorat Keuangan atau Dinas Pendapatan Daerah dibentuk pada tanggal
Daerah Provinsi Jambi berubah nama menjadi Badan Keuangan Daerah Provinsi
Tahun 2016 Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
41
42
kepada masyarakat wajib pajak, maka dibentuklah Unit Pelayanan Teknis Dinas
dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Pendapatan
Badan Keuangan Daerah Provinsi Jambi merupakan salah satu unit kerja di
Provinsi Jambi yang memiliki 10 UPTB Badan Keuangan Daerah terdapat di tiap
dan kinerja tersebut, maka Badan Keuangan Daerah Provinsi Jambi yang semula
43
bernama sub Direktur Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan atau Dinas
gubernur KDH tingkat I Jambi Nomor: 45/G/1973 tanggal 17 April 1973 dan
Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Badan
kepada masyarakat wajib pajak, maka dibentuklah Unit Pelayanan Teknis Dinas
dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Pendapatan
merupakan salah satu unit kerja di Provinsi Jambi yang struktur organisasinya
Daerah Provinsi Jambi Nomor 2 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Cara
Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Nomor 3 Tahun 2006 tentang uraian Tugas,
Fungsi, dan Tata Cara Kerja Badan Keuangan Daerah Provinsi Jambi serta
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Badan Keuangan
kabupaten/kota.
5. Pelaksanaan tugas dibidang pajak daerah, retribusi, bagi hasil dan pendapatan
tugasnya.
Sebagai penjabaran dari tugas pokok dan fungsi tersebut Badan Keuangan
daerah ke Kas Daerah Provinsi sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan.
masyarakat.
45
Usaha Umum, Keuangan dan aset ,kepegawaian, Program dan Pelaporan guna
7. Penyusunan dan menetapkan pedoman bagi Daerah dalam penetapan tata tarif,
baru.
1. Kepala Badan
2. Sekretaris
a) Kasubbid Retribusi
atau Kota
unsur terkait.
5. Bidang Anggaran
6. Bidang Perbendaharaan
pada sistem, untuk Pajak Air Permukaan orang pribadi atau perusahaan
sudah diberikan oleh orang pribadi atau perusahaan yang mendaftar untuk
Wajib Pajak dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar dengan
menerbitkan SKPD.
Jambi.
menyetorkan ke Kas Daerah paling lama 1x24 jam yang diterbitkan dalam
7. STS tersebut kemudian akan diterima oleh bidang pajak Badan Keuangan
8. Setelah dari bidang pajak maka akan diserahkan ke bidang Kas Daerah
(KASDA) dan akan di data kembali sesuai tanggal dan akan diserahkan
setiap bulan nya ke bidang akuntansi dalam bentuk STS yang sudah
disusun rapih.
Manajemen Daerah.
13. Setelah selesai softcopy dari laporan tersebut akan diarsipkan oleh bidang
berlaku
3) Jenis usaha
53
permukaan (SPPAP) atau dokumenlain yang dipersamakan setiap Wajib Pajak Air
Permukaan, wajib mengisi dan menyampaikan SPPAP atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib
pajak air permukaan terutang oleh kasi pelayanan penata usahaan pajak
54
(SKPD)
dengan jumlah SKPD, maka Bank Jambi akan menerbitkan bukti setor
10. Bukti setor yang sudah diterbitkan kemudian dibawa oleh perusahaan atau
11. Bukti Setor akan diperiksa oleh bidang pelayanan KASDA (Kas Daerah)
akuntansi
12. Setelah diterima bidang akuntansi akan menginput data Surat Tanda
13. Data yang sudah di input ke dalam SIMDA akan di output dalam bentuk
rekapitulasi laporan
14. Setelah laporan setoran Pajak Air Permukaan selesai dibuat maka akan
15. Selesai.
Mulai
Pengambilan
Melengkapi 4
dan
1 syarat dan 6
pengisisan
2
Menerbitkan memberi formulir
SPT dokumen data
pemakaian 5 7
Tidak 3
Penyerahan
berkas 8
lengkap
7
Ya 9
10
11
11
56
12
13
14
15
Gambar 3.2 Flowchart Mekanisme Pemungutan dan Pelaporan Pajak Air Permukaan
57
penulis lakukan disaat magang secara garis besar sudah sesuai dengan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemungutan, Pelaporan dan Efektivitas Pajak Air Permukaan tahun 2018 & 2019
wajib untuk memasang alat pengukur debit air untuk dapat diketahui
jumlah pemanfaatan air dan setiap bulannya dan setiap bulan akan
oleh Wajib Pajak Air Permukaan melalui Bank 9 Jambi. Wajib Pajak
wajib menyetorkan ke Kas Daerah paling lama 1x24 jam yang akan
Provinsi Jambi.
kepada pihak instansi oleh Bank Jambi dan akan disusun menjadi STS
surat paksa.
Jambi dengan peraturan yang berlaku secara garis besar sudah dapat
sedikit membingungkan sebab hanya berisi hal-hal pokok maka dari itu
Badan Keuangan Daerah Provinsi Jambi menjadi salah satu istansi yang
4.2 Saran
memberikan beberapa saran yang mungkin bisa menjadi masukan bagi Badan
Keuangan Daerah Provinsi Jambi, Wajib Pajak Air Permukaan dan bagi peneliti
setelah saya yang ingin membuat laporan dengan judul yang sama:
Halim, A., Bawono, I. R., & Dara, A. (2020). Abdul Halim.Pdf (B. Hernalyk
(Ed.); Ketiga). Salemba Empat.
Resmi, S. (2017). Perpajakan: Teori dan Kasus (M. Masykur (Ed.); Sepuluh).
Salemba Empat.
Suhartono, R., & Ilyas, W. B. (2010). Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) (E. S. Suharsi (Ed.); Pertama). Salemba Empat.
Sutedi, A. (2019). Hukum Pajak (Tarmizi (Ed.); Cetakan Ke). Sinar Grafika.
62
63
Wulandari, P. A., & Iryanie, E. (2018). Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah (Pertama). Deepublish.