TUGAS
Disusun Oleh
Risdayanti (19320044)
FAKULTAS EKONOMI
BAU-BAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI”
dengan judul “Konsep Pengendalian Intern”
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PENDAHULUAN...................................................................................
3.1. Kesimpulan........................................................................................
3.2. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin
banyak berdirinya usaha-usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu
aspek penting pada suatu perusahaan adalah Sistem Pengendalian Internal. Karena
suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya Sistem
Pengendalian Internal yang baik.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan
terhadap penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Risiko yang relevan dengan
pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern dan ekstern
yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap kemampuan
entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam pelaporan keuangan.
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau suatu kombinasi diantara keduanya. Informasi
untuk penilaian dan perbaikan dapat berasal dari berbagai sumber meliputi
studi atas struktur pengendalian intern yang ada, laporan audit intern,
laporan penyimpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari bank,
umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan.
2.5. The Sarbanes Oxley Act Of 2020 (SOX)
Beberapa tahun yang lalu terjadi kejahatan akuntansi yang sangat besar,
mengguncang dunia bisnis, merugikan banyak investor, karyawan, dan banyak
pihak lainnya. Sebut saja WorldCom, sebuah perusahaan jasa layanan
telekomunikasi di Amerika Serikat, dibangun di tahun 1983. Pertumbuhan
perusahaan ini sangat signifikan dan mngantarkannya menjadi perusahaan nomor
dua untuk jasa layanan telepon jarak jauh di Amerika. WorldCom menyatakan
bangkrut pada Juli 2002, dengan total nilai US $ 11 milyar. Bernie Ebbers,
mantan CEO dari perusahaan ini dinyatakan bersalah dan dalang dari kejahatan
akuntansi di perusahaan yang dipimpinnya ini. Ebbers dijatuhi hukuman penjara
selama 85 tahun.
Kasus lainnya adalah kasus Enron. Enron adalah perusahaan energi
terkemuka di dunia. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah
US $101 milyar. Fortune, majalah terkemuka di AS menamakan Enron sebagai
perusahaan Amerika paling inovatif selama enam tahun berturut-turut. Enron
menjadi sorotan dunia pada tahun 2001, ketika terungkapnya kondisi keungan
yang dilaporkannya didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis,
terlembaga, dan direncanakan secara jenius. Skandal akuntansi Enron tidak hanya
membawa para direkturnya berhadapan dengan hukum. Tidak hanya itu saja,
firma akuntansi terbesar di dunia pada saat itupun, Arthur Andersen, ditutup
karena dianggap turut bertanggungjawab atas kejahatan akuntansi di Enron
(Arthur Andersen adalah firma akuntansi yang memeriksa laporan keuangan
Enron pada saat itu dan menyatakan tidak ada masalah pada laporan keuangan dan
kondisi keuangan Enron).
Melihat kejahatan akuntansi yang merajalela pada saat itu, maka Kongres
AS mengeluarkan sebuah aturan, pada Juli 2002, yang diberi nama “The
Sarbanes-Oxely Act 2002“. SOX act ini adalah sebuah peraturan yang ditujukan
kepada perusahan-perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di bursa
saham AS. Lebih lanjut, peraturan ini bertujuan untuk melindungi investor atas
perusahaan-perusahaan terbuka tersebut, dengan memaksa perusahaan-perusahaan
tersebut untuk memperbaiki pengungkapan laporan keuangannya.
Sarbanes Oxley Act merupakan undang-undang pelaporan dan tata kelola
perusahaan berstandar Amerika Serikat. SOA mensyaratkan perusahaan-
perusahaan yang tercatat di bursa saham Amerika untuk mentaati sejumlah aturan
yang ada guna menjamin adanya kepastian lebih besar terhadap integrasi sebuah
laporan keuangan.
Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa
aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self
regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas
korporasi, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan
bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud,
serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate
governance. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi
sesuatu yang mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-
undang.
Hal-Hal yang Diatur Dalam SOA
Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih
banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi
eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Selain itu diatur pula
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris,
komite audit dan pihak manajemen
b. Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah
dewan yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
c. Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
d. Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP
kepada klien
e. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
f. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of
interest
g. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.
3.1. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Penengendalian
internal (internal control) adalah merupakan semua elemen dari sebuah
organisasi yang diambil bersama-sama dalam mencapai tujuan organisasi,
atau tindakan yang dapat meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan
perusahaan.
Definisi atau pengertian Internal Control menurut coso adalah suatu proses,
dipengaruhi oleh Dewan Direksi, manajemen, dan personil lainnya, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
Organisasi berupa efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan
keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Manajemen merencanakan, mengorganisasi, dan mengarahkan tindakan yang
memadai untuk memberikan kepastian yang dapat diterima mengenai
pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan memperhatikan apa yang telah dikemukakan diatas mengenai tujuan
pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian
intern bukan hanya merupakan prosedur untuk memeriksa dan menganalisa
ketelitian data akuntansi, tetapi juga meliputi semua metode dan kebijakan
yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasional
perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tujuan
tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu
pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)dan pengendalian intern
administratif (Feedback Controls). Pengendalian intern akuntansi dibuat untuk
mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekaya
an perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh: adanya
pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh: pemeriksaan laporan untuk mencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
3.2. Saran
http://resthoe.blogspot.co.id/2013/01/tujuan-pengendalian-internal.html
http://www.auditinfo.org/2015/05/tujuan-pengendalian-internal_1.html
https://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/23/tujuan-pengendalian-intern/
https://dosenakuntansi.com/pengendalian-internal-dalam-audit (diakses tanggal 17
oktober 2018 jam 20.56)
https://www.coursehero.com/file/23503182/Kualitas-Struktur-Pengendalian-
Intern-dan-Relevansinya/ (diakses tanggal 18 oktober 2018 jam 10.55)