Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif". Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam
mata kuliah Auditing 1.
Makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu pendahuluan, pembahasan dan
penutup. Dalam bab pendahuluan kami akan memaparkan mengenai latar
belakang berikut (ontoh kasus, rumusan masalah, serta manfaat dan tujuan. Untuk
bab pembahasan kami akan memaparkan mengenai akuntansi forensik dan audit
investigatif, selanjutnya pada bab penutup berupa kesimpulan dan saran dari hasil
makalah yang kami buat.
*ami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah +a+asan
serta memenuhi ke+ajiban tugas. *ami menyadari bah+a Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.

Bandung, 23 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................#
1.3 Tujuan..........................................................................................................................#

BAB II.................................................................................................................................. &

PEMBAHASAN................................................................................................................... &
2.1 AKUNTANSI FORENSIK.........................................................................................&
2.1.1 Pengertian Akuntansi Forensik.............................................................................8
2.1.2 Disiplin dan Profesi Forensik Lainnya.................................................................9
2.1.3 Akuntan Forensik di Pengadilan............................................................................9
2.1.4 Akuntansi atau Audit Forensik............................................................................11
2.1.5 Praktik Akuntansi Forensik di Indonesia...........................................................11
2.1.6 Akuntan Forensik Sektor Publik.........................................................................12
2.1.7 Standar Akuntansi Forensik.................................................................................13
2.1.8 Kode Etik Akuntansi Forensik............................................................................15
2.1.9 Kualitas Akuntansi Forensik...............................................................................15
2.2 AUDIT INVESTIGATIF.......................................................................................1#
2.2.1 Pengertian Audit Investigatif................................................................................16
2.2.2 Pendekatan Audit Investigasi..............................................................................17
2.2.3 Hal-hal Yang Dilakukan (kompetensi) Seorang Auditor Investigasi.............18
2.2.4 Penyusunan Program Audit Investigasi.............................................................19
2.2.5 Pelaksanaan Program Dan Tehnik-tehnik Audit Investigasi...........................19
2.2.6 Hasil Investigasi....................................................................................................21
2.2.7 Standar Audit Investigatif.....................................................................................23

BAB III.............................................................................................................................. 2#

PENUTUP........................................................................................................................ 2#
3.1 Kesimpulan............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................2)
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindak ke(urangan di pemerintahan di Indonesia sudah men(apai tingkat
yang memprihatinkan. Bila kita sering memba(a surat kabar atau melihat televisi,
maka kita akan disuguhi banyak berita tentang kasus-kasus fraud yang telah
melibatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung ja+ab, baik dijajaran lembaga
legislatif, eksekutif bahkan yudikatif. Berbagai usaha telah dilakukan Pemerintah
Indonesia baik dengan memberdayakan se(ara maksimal lembaga-lembaga
penegak hukum, seperti *ejaksaan, Pengadilan, dan *epolisian. Bahkan dalam
dasa+arsa terakhir Pemerintah juga telah membentuk dan memberdayakan
*omisi Pemberantasan *orupsi :*P*; untuk melakukan pemberantasan
korupsi di Indonesia. Namun sayangnya hasil yang di dapat masih belum sesuai
dengan harapan, di mana Indonesia masih menduduki 10 negara terkorup di
dunia.
Terjadinya ke(urangan tersebut yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu
pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan dan (a(at bagi proses
pelaporan keuangan. Adanya ke(urangan berakibat serius dan memba+a dampak
kerugian. Apabila dilihat dari peran akuntan publik, fenomena ke(urangan ini
menjadi masalah yang serius karena menyangkut (itra akuntan publik terutama
auditornya.
*e(urangan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintah sulit
terdeteksi karena pelaku biasanya merupakan orang-orang yang diper(aya untuk
menjalankan suatu proyek. Oleh karena itu, auditor laporan keuangan harus
mempunyai keahlian untuk mendeteksi ke(urangan ini. Untuk tindak lebih lanjut,
auditor laporan keuangan ini hanya dapat mendeteksi saja sedangkan untuk
pengungkapannya diserahkan pada akuntan forensik yang lebih ber+enang.
Akuntansi forensik inilah yang nantinya akan menggunakan suatu aplikasi
audit lain selain audit biasa yang digunakan para auditor laporan keuangan untuk
mengungkapkan ke(urangan.
Peran akuntansi forensik dalam mengungkap ke(urangan di Indonesia dari
+aktu ke +aktu semakin terus meningkat. Akuntansi forensik banyak diterapkan
ketika *omisi Pemeberantasan *orupsi :*P*; mengumpulkan bukti-bukti hukum
yang diperlukan untuk menangani kasus-kasus korupsi yang dilaporkan kepada
instansi tersebut. Akuntansi forensik juga digunakan oleh Badan Pemeriksa
*euangan :BP*;, *epolisian, Badan Penga+asan *euangan dan Pembangunan
:BP*P;, serta Inspektorat <enderal *ementerian untuk menggali informasi selama
proses pelaksanaan audit ke(urangan :fraud audit) atau audit investigasi.
Beberapa fenomena yang terjadi di Indonesia mengenai ke(urangan yang
terjadi hingga dikategorikan sebagai korupsi.Contoh kasus pada Bank Century
yaitu mengalami gagal bayar. Badan Pemeriksa *euangan :BP*; menyerahkan
2aporan 8asil Perhitungan :28P; kerugian negara dari kasus Bank Century ke
*omisi Pemberantasan *orupsi :*P*;.*etua BP*, 8adi Purnomo memaparkan
dalam laporan tersebut disimpulkan bah+a terdapat penyimpangan yang
dilakukan pihak-pihak terkait dalam pemberian Fasilitas Pendanaan <angka
Pendek :FP<P; dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak
sistemik sehingga harus dikeluarkan penyertaan modal sementara.
Terkait penyimpangan tersebut, lanjut 8adi, merugikan keuangan negara
sebesar >p 613.334 miliar dari pemberian FP<P ke Bank Century dan merugikan
keuangan negara sebesar >p 6,742 triliun dari pemberian penyertaan modal
sementara ke bank yang kini berganti nama menjadi Bank Mutiara
tersebut(sumber: www.suarapembaruan.com diakses 5 Desember 2015).
Contoh lainnya yaitu kasus hambalang yang merupakan salah satu kasus
terjadinya ke(urangan. Sidang kasus dugaan korupsi proyek Pusat Pendidikan
Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional :P3SON; 8ambalang dengan terdak+a
Teuku Bagus Mokhamad Noor selaku mantan *epala Divisi *onstruksi I PT
Adhi
*arya digelar. Auditor Badan Pemeriksa *euangan :BP*; Andi >ahmat Zubaidi
dihadirkan sebagai saksi ahli.
*epada hakim dan hadirin sidang, Andi membeberkan kerugian negara
akibat korupsi proyek P3SON 8ambalang yang mun(ul dari kontraktor
konstruksi, manajemen konstruksi, dan konsultan peren(anaan. Yakni sebesar >p
464,5 miliar(sumber: www.liputan6.com diakses 5 Desember 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari akuntansi forensic?
2. Bagaimana disiplin dan profesi forensic lainnya?
3. Bagaimana akuntansi forensic di pengadilan?
4. Apakah akuntansi atau audit forensic?
5. Bagaimana praktik akuntansi forensic di Indonesia?
6. Bagaimana akuntansi forensic sector public?
7. Apa standar akuntansi forensic?
8. Apa kode etik akuntansi forensic?
9. Bagaimana kualitas akuntansi forensic?
10. Apa pengertian audit investigative?
11. Bagaimana pendekatan audit investigative?
12. Hal-hal apa saja yang dilakukan seorang auditor investigasi?
13. Bagaimana penyusunan program audit investigasi?
14. Bagaimana pelaksanaan program dan teknik-teknik audit investigasi?
15. Bagaimana hasil investigasi?
16. Apa standar audit investigasi ?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian akuntansi forensic.
2. Disiplin dan profesi forensic lainnya.
3. Akuntansi forensic di pengadilan.
4. Akuntansi atau audit forensic.
5. Praktik akuntansi forensic di Indonesia.
6. Akuntansi forensic sector public.
7. Standar akuntansi forensic.
8. Kode etk akuntansi forensic.
9. Kualitas akuntansi forensic.
10. Pengertian auditinvestigatif.
11. Pendekatan audit investigatif.
12. Hal-hal yang dilakukan seorang auditor investigasi.
13. Penyusunan program audit investigasi.
14. Pelaksanaan program dan teknik-teknik audit investigasi.
15. Hasil investigasi.
16. Standar audit investigasi.
6. Per(aya diri, kemampuan untuk memper(ayai diri dan temuan kita
sehingga kita dapat bertahan diba+ah cross examination.

2.2 AUDIT INVESTIGATIF

2.2.1 Pengertian Audit Investigatif

Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti


terkait kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara dan C
atau perekonomian Negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung
tindakan litigasi danCatau tidakan korektif manajemen. Audit Investigasi dapat
dilaksanakan atas permintaan *epala Daerah dan Aparat Penegak 8ukum. Audit
Investigasi termasuk didalamnya audit dalam rangka menghitung kerugian
keuangan Negara, audit hambatan kelan(aran pembagunan, audit eskalasi audit
klaim.
1. Audit Investigasi 8ambatan *elan(aran Pembagunan :AI8*P ; adalah
proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait dengan permasalahan
hambatan kelan(aran pembangunan untuk memperoleh kesimpulan yang
mendukung tindakan mediasi dalam penyelesaian masalahB
2. Audit *laim adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait
klaimCtuntutan pihak ketiga untuk memperoleh simpulan sebagai bahan
pertimbangan bagi objek penugasan untuk mengambil keputusan
penyelesaian klaimCtuntutanB
3. Audit 7skalasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti
terkait adanya penyesuaian harga satuan dalam kontrak pengadaan
barangCjasa yang disebabkan oleh adanya inflasi atau kenaikan harga yang
disebabkan oleh kebiajakan pemerintah.

2.2.2 Pendekatan Audit Investigasi

Sebagaimana halnya penyelidikan dan penyidikan, audit investigatif bisa


dilaksanakan se(ara >7A*TIF atau P>OA*TIF.
1. >7A*TIF
Audit investigatif dikatakan bersifat reaktif apabila auditor melaksanakan
audit setelah menerima atau mendapatkan informasi dari pihak lain mengenai
kemungkinan adanya tindak ke(urangan dan kejahatan. Audit investigatif
yang bersifat reaktif umumnya dilaksanakan setelah auditor menerima atau
mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi misalnya dari auditor
lain yang melaksanakan audit reguler, dari pengaduan masyarakat, atau
karena adanya permintaan dari aparat penegak hukum. *arena sifatnya yang
reaktif maka auditor tidak akan melaksanakan audit jika tidak tersedia
informasi tentang adanya dugaan atau indikasi ke(urangan dan kejahatan.
2. P>OA*TIF
Audit investigatif dikatakan bersifat proaktif apabila auditor se(ara aktif
mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk
menemukan kemungkinan adanya tindak ke(urangan dan kejahatan sebelum
melaksanakan audit investigatif. Auditor se(ara aktif men(ari, mengumpulkan
informasi dan menganalisis informasi-informasi yang diperoleh untuk
menemukan kemungkinan adanya ke(urangan dan kejahatan. Audit
investigatif yang bersifat proaktif perlu dilakukan pada area atau bidang-
bidang yang memiliki potensi ke(urangan atau kejahatan yang tinggi. Audit
yang bersifat proaktif dapat menemukan kemungkinan adanya ke(urangan
dan kejahatan se(ara lebih dini sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi
ke(urangan atau kejahatan yang lebih besar. Selain itu Audit investigatif yang
bersifat proaktif juga dapat menemukan kejahatan yang sedang atau masih
berlangsung sehingga pengumpulan bukti untuk penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan kejahatan tersebut lebih mudah dilaksanakan.

8asil dari suatu audit investigatif, baik yang bersifat reaktif maupun proaktif
dapat digunakan sebagai dasar penyelidikan dan penyidikan kejahatan oleh aparat
penegak hukum. Berdasarkan hasil audit tersebut, aparat penegak hukum akan
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan sesuai dengan kaidah hukum yang
berlaku untuk kepentingan penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan.
2.2.3 Hal-hal Yang Dilakukan (kompetensi) Seorang Auditor Investigasi

a. Melakukan evaluasi atas system pengendalian intern.


b. Menentukan kekuatan dan kelemahan system pengendalian intern.
c. Merancang scenario kerugian dari indikasi kecurangan yang telah
terjadi berdasarkan kelemahan system pengendalian intern yang telah
teridentifikasi.
d. Mengidentifikasi situasi yang mencurigakan dan tidak biasa dalam
pembukuan/ laporan.
e. Mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mencurigakan dan tidak
biasa.
f. Membedakan antara kesalahan manusia (Human error) biasa dan
kelalaian dengan indikasi kecurangan.
g. Menurut arus dokumen yang mendukung transaksi-transaksi.
h. Menurut arus dana masuk dan keluar rekening organisasi.
i. Mendapatkan dokumen pendukung yang mendasari transaksi yang
mencurigakan.
j. Menelaah dokumen yang meliputi kejanggalan-kejanggalan yang
terjadi.
k. Mengumpulkan dan menyusun bukti-bukti.
l. Mendokumentasikan dan melaporkan suatu kegiatan yang berindikasi
kecurangan (korupsi) untuk tuntutan kriminal, perdata atau asuransi.
m. Memahami kebijakan, prosedur, praktek manajemen, administrasi dan
organisasi.
n. Menguji situasi organisasi di bidang motivasi dan etika.

2.2.4 Penyusunan Program Audit Investigasi

Disusun berdasarkan hasil telaahan informasi awal dan resume


pengembangan informasi yang dirinci dalam beberapa langkah yang bersifat
umum dan fleksibel. Program ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh alat
bukti yang memadai guna memperkuat adanya:
a Penyimpangan yang merupakan unsur melawan hukum, bisa dilakukan
dengan sengaja atau akibat kelalaian dalam menjalankan kewajiban atau tugas
pokok dan fungsi.
b Unsur memperkaya diri, orang lain atau suatu badan atau korporasi.
c Unsur yang merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.
2.2.5 Pelaksanaan Program Dan Tehnik-tehnik Audit Investigasi

Tehnik audit yang tepat perlu dikembangkan dan dituntut untuk seorang
audit investigasi. Pengembangan kreatifitas ini perlu karena pada kenyataannya
kasus yang berindikasi ke(urangan sulit dipolakan se(ara tegas, karena tergantung
kondisi dan hasil pengembangan di lapangan.
Cara umum tehnik-tehnik audit investigasi hampir sama dengan audit
keuangan maupun audit kinerja yaitu diarahkan untuk mendapatkan bukti-bukti,
namun karena audit ini lebih ditujukan kepada aspek hukum maka upaya
pengungkapan kejadian diharapkan lebih pasti atau dengan lain perkataan tingkat
keyakinan bukti yang diperoleh harus diterima oleh aspek hukum.
Tehnik audit yang dapat digunakan diantaranya
@a Inspeksi : peninjauan ;
Memeriksa dengan menggunakan pan(a indera terutama mata,
untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau sesuatu masalah.
b Observasi : pengamatan ;
Memeriksa dengan menggunakan pan(a indera terutama mata,
yang dilakukan se(ara kontinyu selama kurun +aktu tertentu untuk
memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau masalah. *adang
observasi dikaitkan dengan melihat dari jarak jauh atau tanpa didasari oleh
pihak yang diamati.
( Wa+an(ara
Tehnik audit dengan tanya ja+ab : lisanCtertulis ; untuk
memperoleh pembuktian.
d *onfirmasi
Adalah pembuktian dengan mengusahakan informasi dari sumber
lain yang independen, baik se(ara lisan maupun tertulis.
e Analisa
Meme(ahkan atau menguraikan sesuatu keadaan atau masalah ke
dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut
untuk dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Akuntansi Forensik & Audit Inνestigatif. Jakarta:


Salemba Empat.

http://www.antikorupsi.org diakses pada 6 Desember 2015.


MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF

DISUSUN OLEH :

7URUSAN ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
201#

Anda mungkin juga menyukai