Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, FINANCIAL DISTRESS,

KUALITAS AUDIT, OPINI AUDIT DAN AUDIT TENURE TERHADAP


AUDITOR SWTCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2016 – 2018

Diajukan oleh :
Nama : Shella Rosita
NIM : 33160115

Proposal Skripsi
Program Studi Akuntansi
Konsentrasi Pemeriksaan Akuntansi

INSTITUT BISNIS dan INFORMATIKA KWIK KIAN GIE


JAKARTA
September 2019
Daftar Isi

Contents
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 3
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ................................................................................................ 8
D. Batasan Penelitian ............................................................................................. 8
E. Rumusan Masalah ............................................................................................. 9
F. Tujuan Penelitian............................................................................................... 9
G. Manfaat Penelitian........................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 11
A. Landasan Teoritis ............................................................................................. 11
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 22
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 28
D. Hipotesis ............................................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................... 33
A. Obyek Penelitian .............................................................................................. 33
B. Desain Penelitian .............................................................................................. 34
C. Variabel Penelitian .......................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 41
E. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….49
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada public

dan telah mendaftarkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berkewajiban

menerbitkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan tersebut merupakan

bentuk dari pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada para pemegang

saham serta pihak-pihak luar lain yang berkepentingan. Informasi yang tersaji dalam

laporan keuangan menggambarkan kondisi dari perusahaan tersebut dan dapat

mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, informasi yang tersaji

dalam laporan keuangan harus relevan dan andal dalam menggambarkan kondisi dari

perusahaan tersebut. Namun, terkadang masih saja bias terjadi kasus yang

berhubungan dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan yang diterbitkan.

Ada beberapa kasus yang telah terjadi yang berkaitan dengan manipulasi

laporan keuangan dan independensi auditor. Misalnya, kasus Enron dan KAP Arthur

Andersen pada tahun 2001 lalu kasus PT. Katarina Utama Tbk yang mempercantik

laporan keuangan tahun 2008 dan oleh KAP Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan

diberikan opini wajar tanpa pengecualian padahal ada dugaan manipulasi. Pada

akhirnya tahun 2010, KAP Akhyadi Wadisono melalukan audit terhadap PT.

Katarina Utama Tbk dan memberikan opini disclaimer untuk tahun 2010 dan 2011.

Kasus lain yang terjadi adalah kasus pada salah satu lini usaha milih

perusahaan multinasional yang berdomisili di Inggris yaitu British Telecom. Sejak

awal triwulan kedua 2017, telah muncul isu mengenai terjadinya fraud akuntansi di

salah satu lini usahanya perusahaan raksasa Inggris tersebut yang berada di Italia.

3
Skandal fraud akuntansi ini berdampak kepada akuntan publik yang

bertanggung jawab untuk mengaudit perusahaan tersebut yaitu Price Waterhouse

Coopers (PwC). Kasus ini cukup mengejutkan karena Price Waterhouse Coopers

termasuk the big four dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah relasi antara

keduanya telah berlangsung sangat lama, yaitu 33 tahun sejak British Telecom

diprivatisasi. Dengan adanya kasus tersebut, Board of Director British Telecom

merasa tidak puas dengan kualitas audit yang diberikan karena PwC gagal

mendeteksi fraud akuntansi di Italia. Perusahaan akhirnya mengganti akuntan

publiknya ke KPMG yang merupakan the big four juga.

Modus utama dari fraud yang dilakukan adalah untuk membesarkan

penghasilan perusahaan melalui perpanjangan kontrak yang palsu serta membuat

invoice palsu dengan vendor. Praktik ini telah dilaksanakan sejak tahun 2013. Pihak

auditor gagal mendeteksi inflasi (peningkatan) atas laba perusahaan selama beberapa

tahun dengan cara tidak wajar dengan melalui kerja sama koruptif dengan klien-klien

perusahaan dan jasa keuangan. Dengan adanya kasus ini tidak hanya pihak

perusahaan yang dirugikan namun pihak investor pun dirugikan karena harga saham

British Telecom anjlok seperlimanya ketika British Telecom mengumumkan koreksi

pendapatannya di bulan Januari 2017.

Auditor mempunyai peranan penting dalam menghubungkan antara

kepentingan public sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan perusahaan

sebagai penyedia laporan keuangan. Auditor memberikan jasa assurance, yang

menurut Arens et al (2017:32) merupakan jasa professional independen yang

meningkatkan kualitas dari informasi untuk para pengambil keputusan. Disini

auditor dituntut untuk bersikap objektif dan independen terhadap informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan. Hal ini dimaksudkan

4
untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan sehingga para

pengguna dapat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar

pengambilan keputusan. Maka dari itu, perusahaan diwajibkan untuk melakukan

rotasi auditor. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan

oleh perusahaan, dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan

independensi auditor.

Di Indonesia, peraturan mengenai rotasi KAP dituangkan dalam Keputusan

Menteri Keuangan (KMK) Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 mengatur tentang

pembatasan masa pemberian jasa audit. Peraturan ini membatasi masa penugasan

KAP paling lama selama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang

Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Namun, pada

2015 dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2015

tentang Praktik Akuntan Publik dimana pada bab 5 pasal 11 ayat 1 mengenai

pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh

seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-

turut.

Pergantian auditor yang dilakukan karena telah berakhirnya masa perikatan

(mandatory) dianggap sebagai sesuatu yang wajar, akan tetapi apabila pergantian

auditor karena keinginan perusahaan (voluntary) sebelum masa perikatan selesai

maka dapat diartikan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan

sehingga perusahaan melakukan pergantian auditor sebelum masa perikatannya

selesai. Hal-hal yang memengaruhi tersebut adalah pergantian manajemen, audit

fees, reputasi auditor, audit delay, ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

perusahaan, kesulitan keuangan (financial distess), kualitas audit, audit tenure, dan

5
opini audit. (Nasser et al, 2006; Arezoo et al, 2011; Juliantari dan Rasmini, 2013;

Nanik Niandari, 2017; Suparlan dan Andayani, 2010; Udayani dan Badera, 2017)

Dari banyaknya penelitian-penelitian sebelumnya terdapat hasil yang

berbeda misalnya saja pada faktor Pergantian Manajemen yang di dalam konteks

auditing, manajemen merupakan para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel

kunci sebagai penyelia (supervisor). Pergantian Manajemen terjadi saat perusahaan

mengubah jajaran dewan direksinya, apabila terjadi perubahan baik direktur maupun

komisaris akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam

bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan KAP (Resian et al, 2017). Namun

menurut Nanik Niandari (2017) serta menurut Suparlan dan Andayani (2010),

pergantian manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor

switching.

Kesulitan keuangan atau financial distress merupakan kondisi dimana

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Menurut Nasser et al

(2006) klien yang mengalami kesulitan keuangan memiliki peluang yang lebih besar

untuk melakukan auditor switching dibandingkan dengan klien yang tidak

mengalami kesulitan keuangan. Pendapat ini didukung oleh penelitian Pradhana &

Saputra (2015) serta Meryani & Mimba (2013).

Opini Audit merupakan salah satu faktor lainnya yang memengaruhi

terjadinya auditor switching. Nanik Niandari (2017) mengungkapkan bahwa opini

audit memiliki pengaruh positif terhadap auditor switching. Pernyataan Nanik

Niandari didukung oleh pernyataan dari Putra (2014) dimana hasil pengujian

menunjukkan adanya pengaruh dari opini audit terhadap auditor switching. Namun

Pawitri dan Yadnyana (2015) menyakan hal yang cukup berbeda, mereka

menyatakan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh positif terhadap auditor

6
switching, pernyataan ini menyatakan hal yang sama dengan penelitian Restian et al

(2017).

Faktor yang berpengaruh selanjutnya adalah Kualitas Audit dimana kualitas

audit itu sendiri seringkali diukur dengan menggunakan kantor akuntan publik

(Gantino, 2011). Wooten (2003) menyatakan bahwa kualitas audit yang tinggi akan

membuat kualitas laporan keuangan suatu entitas meingkat dan penelitian Arezoo et

al (2011) menunjukkan bahwa keputusan mengganti auditor menyangkut pergantian

auditor lama yang bertugas karena adanya perbedaan kualitas audit yang dimiliki

oleh KAP. Akibatnya perusahaan cenderung akan pindah dari KAP Non Big Four ke

KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya.

Selanjutnya adalah faktor Audit Tenure dimana Juhartin (2015)

mengemukakan bahwa audit tenure memiliki hubungan yang signifikan terhadap

auditor switching. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Astrini & Muid (2013) dan Abdillah (2013). Lain halnya dengan Olivia (2014) yang

memiliki pendapat yang berbeda, penelitian yang dilakukan mengemukakan bahwa

audit tenure tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap auditor switching.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Pergantian Manajemen, Financial Distress,

Kualitas Audit, Audit Tenure terhadap kecenderungan Auditor switching dengan

Opini Audit sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan mengenai Auditor

Switchting, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

7
2. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Auditor Switching

3. Apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

4. Apakah Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

5. Apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

6. Apakah Audit Fees berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

7. Apakah Reputasi Auditor berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

8. Apakah Audit Delay berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

9. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

10. Apakah Ukuran Klien berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

11. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

C. Batasan Masalah

Dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan sumber yang dimiliki oleh

penulis, maka penulis membatasi penelitian hanya pada permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

2. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Auditor Switching

3. Apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

4. Apakah Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

5. Apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Auditor Switching ?

6. Apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit ?

7. Apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit ?

D. Batasan Penelitian

1. Dari segi faktor-faktor yang diteliti

8
Penelitian ini mengambil beberapa faktor-faktor yang diteliti antara lain adalah

Pergantian Manajemen, Financial Distress, Kualitas Audit, Audit Tenure dan

Opini Audit.

2. Dari segi obyek penelitian

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang terdaftar du Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Perusahaan yang

menjadi sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang melakukan

auditor switching secara voluntary. Data perusahaan manufaktur diambil dari

ICMD tahun 2018 yang terdapat di perpustakaan Institut Bisnis dan Informatika

Kwik Kian Gie dan www.idx.co.id

3. Dari segi dimensi waktu

Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan

keuangan tahunan. Periode penelitian dilakukan dari tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah

dan batasan penelitian yang ditetapkan peneliti, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Pergantian Manajemen, Financial Distress, Kualitas

Audit, Opini Audit dan Audit Tenure berpengaruh terhadap kecenderungan Auditor

Switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016 – 2018 ?”

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

9
2. Untuk mengetahui apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

3. Untuk mengetahui apakah Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching.

4. Untuk mengetahui apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

5. Untuk mengetahui apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

6. Untuk mengetahui apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit.

7. Untuk mengetahui apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat lebih mengetahui dan memperoleh wawasan

mengenai pengaruh pergantian manajemen, financial distress, kualitas audit,

audit tenure dan opini audit terhadap terjadinya auditor switching.

2. Bagi Peniliti Selanjutnya

Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi acuan, menambah informasi dan

pengetahuan bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh pergantian

manajemen, financial distress, kualitas audit, audit tenure dan opini audit

terhadap terjadinya auditor switching.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diawali dengan pembahasan landasan teoritis, dimana akan berisi

teori-teori yang relevan untuk mendukung penelitian. Kedua, adalah penelitian terdahulu

yang berisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dijalankan yang diperoleh dari buku, jurnal dan skripsi.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu tersebut, penulis menjelaskan

kerangka pemikiran yang merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan variabel yang

akan diteliti. Kerangka pemikiran berisi pemetaan kerangka teoritis yang diambil dari

konsep-konsep atau teori-teori atau penelitian terdahulu, berupa skema, uraian singkat, dan

di dalam kerangka pemikiran terdapat hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian merupakan

anggapan sementara yang mengacu pada kerangka pemikiran dan perlu dibuktikan dalam

penelitian.

A. Landasan Teoritis

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi adalah :

“Agency relationship is a contract under which one or more persons (the


principal(s)) engage another person (the agent) to perform some service on their
other behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.”
Dalam agency theory, terdapat hubungan atau kontak antara principal dan

agent untuk melakukan tugas demi kepentingan principal, termasuk pendelegasian

otoritas pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen.

Di dalam sebuah perusahaan, hubungan agensi ini ditandai dengan adanya

perbedaan kepentingan antara pihak principal dan agent. Agent memiliki tujuan

untuk mendapatkan bonus atau intensif sebesar-besarnya atas hasil kerja yang telah

11
dicapai. Sementara principal ingin memaksimumkan kesejahteraannya dengan cara

memperoleh pengembalian yang tinggi atas investasinya.

Untuk mengurangi masalah keagenan ini muncul apa yang disebut sebagai

biaya keagenan (agency cost) yang terdiri dari monitoring cost, bonding cost, dan

residual loss (Jensen dan Meckling, 1976). Monitoring cost adalah biaya yang timbul

dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk

mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Salah satu contoh biaya

monitoring ini adalah biaya audit. Audit atas laporan keuangan perusahaan dianggap

sebagai salah satu bentuk pengawasan principal terhadap agent.

2. Teori Harapan (Expectary Theory)

Teori harapan merupakan teori yang dicetuskan oleh Victor Vroom (1967)

dalam Sinarwati (2010) yang menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan

seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang

berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output

tertentu dan daya tarik output tersebut. Dalam teori ini, motivasi merupakan akibat

suatu hasil yang ingin dicapai dan perkiraan apakah tindakan yang akan dilakukan

mengarah pada hasil yang diinginkan. Hal ini berarti bahwa ada kecenderungan

untuk melakukan sesuatu dengan harapan bahwa akan diikuti dengan hasil yang

diinginkan.

Teori Harapan didasari empat asumsi (Vroom, 1964 dalam Lunenburg

(2011)). Asumsi pertama yaitu seseorang bergabung dalam perusahaan dengan

harapan tentang kebutuhan, motivasi dan pengalaman terdahulu mereka. Kedua,

perilaku dan keputusan seseorang adalah dilakukan dengan sadar. Ketiga, keinginan

individu berbeda dengan keinginan perusahaan. Keempat, individu akan mengambil

keputusan dimana akan memperbesar hasil pencapaian keinginan mereka pribadi.

12
Teori ini berkaitan erat dengan salah satu faktor pergantian auditor yaitu

pergantian manajemen. Pergantian manajemen biasanya diikuti oleh pergantian

metode akuntansi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pergantian kantor

akuntan public (KAP) karena manajemen memiliki harapan yang kuat untuk lebih

dapat bekerja sama sehingga mendapatkan opini seperti yang diharapkan

manajemen. (Darmayati & Sudarma, 2008).

3. Auditing

Pengertian Auditing menurut Arens et al (2017:28)

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information


Information to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by competent,
independent person.”
Pada definisi diatas terlihat bahwa audit atas laporan keuangan merupakan

sebuah evaluasi atas bukti mengenai sebuah informasi untuk menentukan dan

melaporkan tingkat pertanggungjawaban antara informasi dan kriteria yang ada.

Audit atas laporan keuangan juga harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten

dan independen.

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajiban dalam semua hal yang

material pada posisi keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Arens et al (2017 : 36-37) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis utama audit,

yaitu :

a. Audit Laporan Keuangan

13
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan

keuangan telah dilaporkan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria

yang digunakan adalah standard akuntansi internasional.

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan dilaksanakan untuk menentukan apakah aktivitas

keuangan atau aktivitas operasi dari pihak yang diaudit telah sesuai dengan

prosedur, aturan, ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang telah

ditetapkan oleh pihak otoritas yang lebih tinggi.

c. Audit Operasional

Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari

prosedur dan metode operasi organisasi. Dalam audit operasional, review atau

penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat

mencangkup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode

produksi, pemasaran, dan semua bidang lain di mana auditor menguasainya.

Tipe – tipe auditor menurut Arens et al (2017 : 38-39) adalah sebagai

berikut :

a. Auditor Eksternal

Auditor eksternal atau yang sering disebut dengan kantor akuntan public

bersertifikat atau auditor independen merupakan seorang yang telah memenuhi

kriteria tertentu.

b. Auditor Pemerintah

Auditor yang bekerja untuk pemerintah, biasanya mempertimbangkan

kategori yang lebih luas dari auditor internal.

14
c. Auditor Pendapatan Internal

Auditor yang bekerja untuk jasa pendapatan internal dan menjalankan

pemeriksaan terhadap pembayar pajak.

d. Auditor Internal

Auditor yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk mengaudit untuk dewan

direksi dan manajemen perusahaan.

4. Auditor Switching

Auditor Switching adalah pergantian auditor (KAP) yang dilakukan oleh

perusahaan klien dan dapat bersifat wajib (mandatory) ataupun sukarela (voluntary).

Yang dimaksud dengan pergantian auditor secara sukarela (voluntary) adalah

pergantian auditor yang dilakukan sebelum masa perikatan antara KAP dan klien

selesai.

Aturan mengenai auditor switching di Indonesia sebelumnya diatur oleh

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17/PMK.01/2008 mengenai “Jasa Akuntan

Publik”. Pada pasal no. 3 mengatur tentang pembatasan masa pemberian jasa audit.

Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas dilakukan oleh KAP

paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan

Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Selanjutnya

diperkenakan melakukan perikatan kembali setelah 1 (satu) tahun buku tidak

memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

Pada tahun 2015 dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.

20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Pada Bab 5 tentang pembatasan jasa

audit terdapat pernyataan di pasal 11 ayat 1 mengenai pemberian jasa audit atas

informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh Akuntan Publik dibatasi

paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut.

15
Menurut Mardiyah (2002) dalam Darmayanti & Sudarma (2008),

menyatakan bahwa dua faktor memengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah

faktor klien (client-related factors), yaitu : kesulitan keuangan, manajemen yang

gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor

(auditor-related factors), yaitu : audit fee dan kualitas audit.

5. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen bisa menjadi salah satu faktor terjadinya auditor

switching di suatu perusahaan. Darmayanti & Sudarma (2008) menyatakan bahwa

pergantian manajemen merupakan pergantian direksi berhenti karena kemauannya

sendiri. Adanya perubahan di manajemen juga mungkin diikuti oleh perubahan

dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Selain itu, manajemen

memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan

perusahaan yang cepat. Maka dari itu, perusahaan akan mencari KAP yang selaras

dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya.

Hubungan antara auditor dengan klien merupakan hubungan timbal balik,

dimana klien menyewa jasa auditor untuk mengaudit laporan keuangannya sehingga

laporan tersebut dapat diandalkan dan relevan lalu laporan tersebut dapat menarik

investor. Auditor harus secara professional mengaudit laporan keuangan klien serta

mengungkapkan dengan transparan dan objektif. Jika manajemen menilai auditor

kurang kompeten dalam melaksanakan tugasnya, tentu akan memicu pihak

manajemen untuk melakukan auditor switching.

6. Financial Distress

Financial Distress merupakan kondisi dimana perusahaan sedang mengalami

kesulitan keuangan yang memungkinkan perusahaan akan mengalami

kebangkrutan. Kebangkrutan tidak akan terjadi jika perusahaan mampu

16
mengantisipasi dan membuat strategi untuk menghadapi masalah-masalah

keuangannya. Schwartz dan Soo (2009) dalam Susan & Trisnawati (2011)

menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor

daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Ini disebabkan oleh kebangkrutan yang

dialami perusahaan klien dapat memengaruhi ketegangan hubungan antara

memburuk sehingga perusahaan klien tidak dapat lagi membiayai biaya audit yang

dibebankan oleh KAP.

Menurut Foster (1986) dalam Almilia & Kristijadi (2003), terdapat beberapa

indicator atau sumber informasi mengenai kemungkinan dari financial distress :

1) Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan dating.

2) Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,

struktur biaya relative, perluasan rencana dalam industri, kemampuan

perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen, dan lain

sebagainya.

3) Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan

perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan

tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan.

4) Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.

Financial distress bisa terjadi di berbagai perusahaan dan bias menjadi

penanda atau sinyal dari kebangkrutan yang mungkin akan dialami perusahaan. Jika

perusahaan sudah masuk dalam kondisi financial distress, maka manajemen harus

berhati-hati karena bias saja masuk pada tahap kebangkrutan. Manajemen dari

perusahaan yang mengalami financial distress harus melakukan tindakan untuk

mengatasi masalah keuangan tersebut dan mencegah terjadinya kebangkrutan.

17
7. Kualitas Audit

Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan

yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi

ketentuan atau standar pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu

professional, auditor independen, pertimbangan (judjement) yang digunakan dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit.

Menurut Wooten (2003), istilah kualitas audit mempunyai arti yang berbeda-

beda bagi orang yang berbeda, bagi para pengguna laporan keuangan, kualitas audit

memberikan jaminan yang absolut bahwa tidak ada kecurangan dan salah saji yang

material (no material misstatements) dalam laporan keuangan perusahaan.

Sedangkan bagi auditor, kualitas audit berarti mengikuti standar audit yang ketat,

juga harus menilai risiko bisnis dengan tujuan untuk menghindari tuntutan hukum,

harus meminimalisasi ketidakpuasan klien, dan menjaga reputasi auditor.

Oleh karena kualitas audit tidak dapat diobservasi, para peneliti mencari

indikator-indikator untuk mengukur kualitas audit. Pada umumnya para peneliti

menggunakan ukuran KAP sebagai indikator dari kualitas audit. De Angelo (1981)

menteorikan bahwa KAP yang lebih besar dianggap memiliki kualitas audit yang

lebih tinggi karena KAP yang lebih besar memiliki reputasi yang lebih tinggi, juga

memiliki sumber daya yang lebih besar sehingga mampu untuk mempekerjakan dan

melatih karyawan-karyawan terbaiknya sehingga memungkinkan mereka untuk

mengembangkan metodologi audit yang lebih tinggi untuk dapat mendeteksi

kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan.

18
8. Audit Tenure

Audit Tenure adalah masa perikatan audit antara KAP dan klien terkait jasa

audit yang telah disepakati sebelumnya. Biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya

terhadap independensi auditor. Hubungan yang panjang antara KAP dank lien

berpotensi untuk menimbulkan kedekatan antara kedua pihak yang dimana hal

tersebut dapat menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit.

Kualitas laporan auditor merupakan hal yang mendasar untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan bagi pihak yang berkepentingan. Namun hal ini tidak

dapat terlihat apabila auditor tidak independen. Tanpa independensi, proses audit

akan menghasilkan opini audit yang bias bagi perusahaan klien. Salah satu faktor

yang dapat memberikan dampak negatif pada independensi auditor adalah hubungan

yang dekat antara auditor dengan klien, yakni masa kerjasama audit yang terlalu

panjang dan hal ini akan menyebabkan adanya kecenderungan tidak independen.

(Astrini & Muid, 2013)

9. Opini Audit

Perusahaan memerlukan jasa auditor independen untuk melakukan

pemeriksaan laoran keuangannya. Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor ini

menghasilkan sebuah opini audit yang digunakan oleh para shareholder dalam

melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan bagi perusahaan. Dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 1 ayat 8 menjelaskan

bahwa laporan auditor independen adalah laporan yang ditandatangani oleh akuntan

public yang memuat pernyataan pendapat atau pertimbangan akuntan public

mengenai apakah asersi suatu entitas telah sesuai dalam semua hal yang material,

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

19
Perusahaan yang telah diaudit laporan keuangannya menginginkan opini

audit wajar tanpa pengecualian (unqualified) terhadap laporan keuangannya. Ketika

perusahaan mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified), hal ini

dapat memengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti investor

yang enggan membeli saham di perusahaan yang mendapat opini audit qualified

atau adverse bahkan disclaimer.

Menurut Arens et al (2017 : 75-83) Opini audit terdiri dari 5 jenis, yaitu :

a. Laporan Standar Tanpa Pengecualian (unqualified opinion)

Laporan auditor ini diterbitkan apabila kondisi-kondisi berikut terpenuhi :

1) Semua laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan

dan laporan arus kas – sudah termasuk dalam laporan keuangan.

2) Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan

penugasan.

3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah

melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga

membuatnya ampu menyimpulkan bahwa ketiga standaar pekerjaan

lapangan terpenuhi.

4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah

tercantum dalam catatan kaki serta bagian-bagian lainnya dari laporan

keuangan.

5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambah

sebuah paragraf penjelas atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

b. Laporan Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas atau Modifikasi

Kata-Kata

20
Berikut ini adalah penyebab paling penting dari penambahan paragraf

penjelas atau modifikasi kata-kata pada laporan wajar tanpa pengecualian

standar :

1) Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

2) Keraguan yang substansial mengenai going concern.

3) Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

dirumuskan.

4) Penekanan pada suatu hal atau masalah.

5) Laporan yang melibatkan auditor lain.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion)

Opini dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang

lingkup auditor atau tidak diterapkannya prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan opini dengan pengecualian dapat diterbitkan hanya saat auditor

menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan dengan wajar.

d. Pendapat Tidak Wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar digunakan hanya jika auditor yakin bahwa keseluruhan

laporan keuangan mengandung salah saji yang material telah salah saji atau

menyesatkan karena tidak dinyatakan dengan wajar sesuai posisi keuangan atau

hasil operasi dan arus kas sesuai GAAP.

e. Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer of opinion)

Laporan dengan tidak memberikan pendapat diterbitkan bila auditor tidak

dapat meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan keseluruhan dinyatakan

dengan wajar. Perlunya menolak opini muncul bila terdapat pembatasan ruang

21
lingkup luar biasa kepada auditor atau terdapat hubungan yang tidak independen

sesuai kode etik antara auditor dan klien.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi auditor switching pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengacu

kepada penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti

sebagai berikut :

Table 2.1
Penelitian Terdahulu
1. Nama Peneliti (Tahun) Nasser et al (2006)

Judul Penelitian Auditor-client relationship : the case of audit tenure

and auditor switching in Malaysia

Variabel Dependen : Auditor Switching

Independen : Audit Tenure, Ukuran klien,

Pertumbuhan klien, Financial Distress, Ukuran KAP

Regresi Logistik

Metode Uji 1. Ukuran klien memengaruhi auditor switching

Hasil 2. Ukuran KAP yang besar bias mempertahankan

audit tenure yang lebih lama

3. Klien yang mengalami financial distress lebih

mungkin mengganti ke KAP yang lebih kecil

Nama Peneliti (Tahun) Arezoo et al (2011)


2.
Judul Penelitian The Determinant Factors of Auditor Switch among

Companies Listed on Tehran Stock Exchange

Dependen : Auditor Switching

22
Variabel Independen : Pergantian Manajemen, Financial

Distress, Ukuran KAP, Opini Audit, Audit Fees

Regresi Logistik

Metode Uji 1. Hanya Client Size yang berpengaruh signifikan

Hasil terhadap auditor switching

2. Pergantian Manajemen, Financial Distress, KAP

size, Opini Audit dan Audit Fees tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap auditor switching

Nama Peneliti (Tahun) Ni Wayan Ari Juliantari dan Ni Ketut Rasmini (2013)
3.
Judul Penelitian Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang

memengaruhinya

Variabel Dependen : Auditor Switching

Independen : Opini Audit, Pergantian Manajemen,

Ukuran KAP, Ukuran Klien

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Opini Audit, Pergantian Manajemen, tidak

berpengaruh terhadap auditor switching

2. KAP size, Client Size berpengaruh terhadap

auditor switching

Nama Peneliti (Tahun) Nanik Niandari (2017)


4.
Judul Penelitian Voluntary Auditor Switching : Perspektif Peraturan

Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008

Variabel Dependen : Auditor Switching

Independen : Opini Audit, Pergantian Manajemen,

Financial Distress, Pertumbuhan Klien, Ukuran Klien

23
Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Opini Audit berpengaruh terhadap auditor

switching

2. Pergantian Manajemen, Financial Distress,

Pertumbuhan Klien dan Ukuran Klien tidak

berpengaruh terhadap auditor switching

Nama Peneliti (Tahun) Suparlan & Andayani (2010)


5.
Judul Penelitian Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik

Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit

Variabel Dependen : Pergantian KAP

Independen : Institusional Investors, Public

Ownership, Share Growth, Large Board, Pergantian

Manajemen, Leverage (DER), ROE, Firm Size

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Institusional Investors, Large Board, Leverage

(DER), Pergantian Manajemen, ROE, Firm Size

tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP

2. Public Ownership Share Growth memiliki

pengaruh terhadap pergantian KAP

Nama Peneliti (Tahun) Udayani & Badera (2017)


6.
Judul Penelitian Kualitas Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh

Pergantian Manajemen dan Audit Fee pada Auditor

Switching

Variabel Dependen : Auditor Switching

Independen : Pergantian Manajemen, Audit Fee

24
Moderasi : Kualitas Audit

Metode Uji Regresi Logistik dan Moderating Regression Analysis

(MRA)

Hasil 1. Pergantian Manajemen memiliki pengaruh

terhadap auditor switching

2. Audit Fee tidak memiliki pengaruh terhadap

auditor switching

3. Kualitas Audit tidak memoderasi pengaruh

pergantian manajemen dan pengaruh audit fee

pada auditor switching

Nama Peneliti (Tahun) Ni Kadek Sinarwati (2010)


7.
Judul Penelitian Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?

Dependen : Pergantian KAP

Variabel Independen : Opini Going Concern, Pergantian

Manajemen, Reputasi Auditor, Kesulitan Keuangan

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Opini Going Concern (OGC), Pergantian

Manajemen, Kesulitan Keuangan berpengaruh

positif dengan pergantian KAP

2. Reputasi Auditor berpengaruh negatif dengan

pergantian KAP

Nama Peneliti (Tahun) Darmayanti & Sudarma (2008)


8.
Judul Penelitian Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perusahaan

Berpindah Kantor Akuntan Publik

25
Variabel Dependen : Perusahaan Berpindah Auditor

Independen : Pergantian Manajemen, Opini Akuntan,

Audit Fee, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Ukuran

KAP, Persentase Perubahan ROA

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Audit Fee dan Ukuran KAp mempunyai pengaruh

terhadap perusahaan public di Indonesia berpindah

KAP

2. Pergantian Manajemen, Opini Akuntan, Kesulitan

Keuangan Perusahaan dan Persentase Perubahan

ROA tidak mempunyai pengaruh terhadap

perusahaan publik di Indonesia berpindah KAP

Nama Peneliti (Tahun) Novia Retno Astrini & Dul Muid (2013)
9.
Judul Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara

Voluntary

Variabel Dependen : Auditor Switching secara Voluntary

Independen : Reputasi Auditor, Pergantian

Manajemen, Financial Distress, Opini Akuntan,

Audit Tenure

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Audit Tenure memiliki pengaruh signifikan

terhadap auditor switching

2. Reputasi Auditor, Pergantian Manajemen,

Financial Distress dan Opini Akuntan tidak

26
memiliki pengaruh signifikan terhadap auditor

switching

Nama Peneliti (Tahun) Clinton Marshal Panjaitan dan Anis Chairi (2014)
10.
Judul Penelitian Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi

Variabel Auditor terhadap Kualitas Audit

Dependen : Kualitas Audit

Independen : Audit Tenure, Ukuran KAP, Spesialisasi

Auditor

Metode Uji Regresi Linier Berganda

Hasil 1. Audit Tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas

audit

2. Spesialisasi Auditor berpengaruh positif terhadap

kualitas audit

3. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit

Nama Peneliti (Tahun) Nabila (2010)


11.
Judul Penelitian Faktor-Faktor yang Memengaruhi Auditor Switching

Variabel Dependen : Auditor Switching

Independen : Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien,

Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien, Kondisi

Keuangan Perusahaan Klien, Audit Tenure

Metode Uji Regresi Logistik

Hasil 1. Ukuran KAP dan Audit Tenure berpengaruh

terhadap auditor switching

27
2. Ukuran Perusahaan Klien, Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan Klien dan Kondisi Keuangan

Perusahaan Klien tidak berpengaruh signifikan

terhadap auditor switching

C. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching

Perusahaan yang melakukan pergantian manajemen, biasanya akan

melakukan pergantian auditor untuk menyesuaikan dengan kebijakan yang baru.

Pergantian auditor ini terjadi karena manajer memiliki harapan yang kuat untuk

lebih dapat bekerja sama sehingga perusahaan akan mendapatkan opini seperti

yang diharapkan oleh manajer (Darmayanti & Sudarma, 2008). Pengaruh

pergantian manajemen terhadap auditor switching juga didukung oleh beberapa

peneliti terdahulu (Restian et al (2017), Sinarwati (2010)) yang menyatakan

bahwa dengan adanya pergantian manajemen, manajer yang baru akan

cenderung beralih pada auditornya yang telah memiliki hubungan kerjasama

sebelumnya.

2. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching

Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran umum atas kinerja

suatu perusahaan. Kondisi keuangan memiliki peranan penting karena dapat

menjadi sinyal dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

oleh pihak manajemen. Ketidakpastian bisnis pada perusahaan-perusahaan yang

mengalami financial distress (kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang

mendorong perusahaan berpindah KAP (Schwartz dan Soo, 1995 dalam

Wijayani & Januari, 2011). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan

28
akan lebih cenderung berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak mengalami

kesulitan keuangan. Nasser, et al (2006) menyatakan bahwa Auditee yang

mengalami kesulitan keuangan dan memiliki pengalaman akan posisi keuangan

yang tidak sehat lebih memungkinkan melibatkan auditor yang memiliki

independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan

kreditor dan mengurangi risiko permasalahan hokum.

3. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Auditor Switching

Kualitas audit biasanya dikaitkan dengan ukuran KAP (KAP Big Four dan

KAP Non Big Four). KAP Big Four umumnya dianggap mampu menyediakan

jasa audit berkualitas tinggi dan terbiasa dengan reputasi yang tinggi di

lingkungan bisnis. Wooten (2003) menyatakan kualitas audit yang tinggi akan

membuat kualitas laporan keuangan suatu entitas meningkat pula, dan penelitian

Chadegani et al (2011) menunjukkan bahwa keputusan mengganti auditor

menyangkut pergantian auditor lama yang bertugas karena perbedaan kualitas

audit yang dimiliki oleh KAP berkaitan dengan mutu audit. Akibatnya

perusahaan cenderung akan berpindah dari KAP Non Big Four ke KAP Big Four

dengan harapan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya.

4. Pengaruh Audit Tenure terhadap Auditor Switching

Meningkatnya jangka waktu kerjasama yang dilakukan antara KAP

dengan perusahaan klien, auditor akan dapat jauh lebih memahami sistem dan

proses bisnis yang ada pada perusahaan klien, dan membuat auditor mampu

mengurangi kesalahan pada perusahaan, dengan kata lain kualitas audit yang

diterbitkan juga terjamin dan opini wajar tanpa pengecualian juga lebih mudah

diterbitkan. Hubungan yang sudah terlalu lama bisa menimbulkan adanya

29
kecurangan yang pada akhirnya adanya kurang independensi dari auditor. Oleh

karena itu, perusahaan harus melakukan pergantian auditor.

5. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching

Setiap perusahaan tentunya ingin mendapatkan opini wajar tanpa syarat

(unqualified) dari auditor eksternal yang melakukan audit terhadap laporan

keuangannya. Saat perusahaan mendapatkan opini selain opini unqualified maka

akan muncul ketidakpuasan. Perusahaan yang memperoleh opini audit selain

wajar tanpa pengecualian akan cenderung akan melakukan pergantian KAP.

(Divianto,2011). Pada agency theory dijelaskan bahwa terdapat perbedaan

kepetningan antara principal dan agen. Agen (manajemen) harus

mempertanggung jawabkan laporan keuangan perusahaan kepada principal.

Ketika perusahaan mendapatkan opini selain opini unqualified, dimana opini

tersebut tentunya tidak diinginkan oleh prinsipal, manajer akan melakukan

pergantian KAP, dengan harapan akan mendapatkan opini yang lebih baik

sehingga dapat menaikkan harga saham dan meningkatkan investasi.

6. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit

Investor akan lebih percaya pada data akuntansi yang disajikan ketika

audit dilakukan oleh auditor yang mempunyai kualitas audit yang tinggi. Auditor

yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki

pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit di industri tersebut.

Pemahaman dalam sebuah industri akan membutuhkan pengembangan keahlian

yang lebih dibandingkan auditor pada umumnya KAP big four dianggap

memiliki kualitas audit yang lebih baik disbanding KAP non big four. Kualitas

audit KAP big four sangat diharapkan oleh perusahaan dalam memberikan opini

audit wajar tanpa pengecualian. Beberapa penelitian terdahulu (Francis, J. R dan

30
Ming Yu, 2007; Junaidi dan Jogiyanto, 2010) menyatakan bahwa perusahaan

yang sudah bekerjasama dan diaudit oleh KAP Big Four dalam jangka waktu

yang panjang, cenderung mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, karena

KAP Big Four dianggap mampu memberikan kualitas audit yang terbaik dan

jangka waktu kerjasama yang panjang membuat KAP memahami sistem yang

ada di perusahaan dengan baik.

7. Pengaruh Audit Tenure terhadap Opini Audit

Jangka waktu kerjasama yang lama antara auditor dengan klien membuat

auditor mengenal sistem yang ada pada perusahaan klien sehingga akan

meningkatkan mutu dari laporan audit yang dikeluarkan. Meningkatnya jangka

waktu kerjasama yang dilakukan antara KAP dengan perusahaan klien, auditor

akan dapat jauh lebih memahami sistem dan proses bisnis yang ada pada

perusahaan klien, dan membuat auditor mampu mengurangi kesalahan pada

perusahaan, dengan kata lain kualitas audit yang diterbitkan juga terjamin dan

opini wajar tanpa pengecualian juga lebih mudah diterbitkan. Penelitian

terdahulu (Junaida dan Jogiyanto, 2010; Shafie, 2009, Crabtee, 2004)

menyatakan hubungan positif mengenai audit tenure dengan opini audit yaitu

meningkatnya masa waktu kerjasama antara auditor dengan perusahaan klien,

sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam pelaporan keuangan perusahaan, da

opini wajar tanpa pengecualian lebih mudah didapatkan.

31
Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Model Pertama
PERGANTIAN
MANAJEMEN

FINANCIAL
DISTRESS

KUALITAS
AUDIT PERGANTIAN
MANAJEMEN
OPINI
AUDIT

AUDIT
TENURE

Model Kedua
KUALITAS
AUDIT
AUDIT
TENURE
AUDIT
TENURE

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang dijelaskan tersebut, maka hipotesis penelitian

ini adalah :

H1 : Pergantian Manajemen berpengarh terhadap Auditor Switching

H2 : Financial Distress berpengaruh terhadap Auditor Switching

H3 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching

H4 : Audit Tenure berpengaruh terhadap Auditor Switching

H5 : Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching

H6 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit

H7 : Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audi

32
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari enam sub bab yang akan

membahas obyek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

pengambilan sampel apa saja yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selain itu

akan dibahas mengenai indicator-indikator yang akan digunakan oleh setiap variabel

independen dari variabel independen.

Pada bagian terakhir yang berlandaskan dari pembahasan indikator-indikator

setiap variabel penelitian, maka akan dibahas mengenai teknis analisis data apa saja

yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil dari hipotesis yang diajuin pada bab

sebelumnya.

A. Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan-

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada periode

2016-2018. Peneliti akan meneliti dengan menggunakan data-data yang terdapat di

laporan keuangan dari perusahaan tersebut akan digunakan sebagai sumber informasi

untuk memperoleh data mengenai auditor switching, pergantian manajemen,

financial distress, opini audit, kualitas audit dan audit tenure. Yang termasuk dalam

kelompok perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di sektor

industri :

33
Tabel 3.1
Obyek Penelitian
No Industri Manufaktur
1 Food and Beverages
2 Tobacco Manufactures
3 Textille Mill Products
4 Apparel and Other Textile Products
5 Lumber and Wood Products
6 Paper and Allied Products
7 Chemical and Allied Products
8 Adhevise
9 Plastics and Glass Products
10 Cement
11 Metal and Allied Products
12 Fabricated Metal Product
13 Stone, Clay, Glass and Concrete Products
14 Cables
15 Electronics and Office Equipment
16 Automotive and Allied Products
17 Photgraphic Equipment
18 Machinery
19 Pharmaceuticals
20 Consumers Goods

B. Desain Penelitian

Menurut Cooper and Schindler (2017 : 148 - 152), metodologi penelitian

bisnis secara umum dapat menggunakan pendekatan penelitian yang bias ditinjau

dari berbagai perspektif berdasarkan :

1. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian

Suatu studi dapat dipandang sebagai studi eksploratif atau formal, hal ini

dapat dibedakan dengan tingkatan struktur dan tujuan studi tersebut. Studi

eksploratif cenderung akan memiliki struktur yang lebih longgar dengan tujuan

untuk menemukan tugas penelitian selanjutnya. Tujuan utama adalah untuk

mengembangkan hipotesis. Sedangkan studi formal dimulai saat eksplorasi telah

selesai. Studi formal dimulai dengan pertanyaan penelitian dan melibatkan

34
prosedur yang tepat serta spesifikasi sumber data. Penelitian ini termasuk studi

formal karena bertujuan untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat di batasan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh pergantian manajemen, financial distress, kualitas audit, opini

audit dan audit tenure terhadap auditor switching dengan menggunakan data

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 –

2018.

2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk dalam studi pengamatan atau monitoring yang

melibatkan studi di mana peneliti menyelidiki aktivitas subjek atau sifat alami dari

beberapa materi tanpa berusaha untuk mengurangi respon dari siapapun. Peneliti

tidak melakukan penelitian secara langsung kepada perusahaan, melainkan

melakukan pengamatan terhadap data keuangan, informasi yang terdapat pada

laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang dijadikan sampel yang

penulis dapat dari website resmi BEI (www.idx.co.id)

3. Kontrol Peneliti terhadap Variabel

Berdasarkan kemampuan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel

yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Hal ini dikarenakan

peneliti mengevaluasi data lampau atau dokumen-dokumen yang sudah ada yaitu

data dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode tahun 2016 – 2018.

4. Tujuan Studi
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif korelasional karena

penelitian ini berkaitan dengan pernyataan “pengaruh” dan “seberapa besar

pengaruhnya” variabel independen terhadap variabel independen.

35
5. Dimensi Waktu

Penelitian ini termasuk gabungan antara studi cross-sectional dan time series.

Cross-sectional adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu

saja, umumnya mencerminkan beberapa fenomena dalam satu kurun waktu saja.

Sedangkan time series mempelajari sampel dalam jangka waktu tertentu yaitu 3

tahun (2016-2018).

6. Cakupan Topik

Berdasarkan ruang lingkup topik penelitian, penelitian ini termasuk dalam

kategori studi statistic karena hipotesis dalam penelitian ini akan diuji secara

kuantitatif, dimana penelitian akan diuji secara kuantitatif dan peneliti dapat

menarik kesimpulan dari analisis dan pembahasan atas data penelitian serta

mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

7. Lingkungan Penelitian

Berdasarkan lingkungan penelitian, penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian berkondisi lapangan. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan yang

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan-

perusahaan yang benar-benar terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Selain itu data-

data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari situs www.idx.co.id

8. Kesadaran Persepsi Partisipan

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang telah disediakan, maka

penelitian ini tidak menyebabkan penyimpangan yang berarti bagi partisipan

dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

36
C. Variabel Penelitian

Definisi secara operasional dan pengukuran variabel penelitian yang terkait

dengan penelitian ini akan dijelaskan seperti di bawah ini :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi

oleh satu atau lebih variabel lainnya. Variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen.

Dalam penelitian ini, variabel dependen yang dimaksud ialah auditor switching.

Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

dilakukan oleh perusahaan (klien). Variabel ini diukur dengan menggunakan

variabel dummy, dimana pada pengukurannya terdiri atas dua kategori yaitu : 1

jika perusahaan melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) dan 0 jika

perusahaan tidak melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) atau

melakukan tetapi secara mandatory.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

memengaruhi variabel dependen dan tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Penelitian ini memiliki beberapa variabel independen. Berikut ini merupakan

variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Pergantian Manajemen

Wea dan Murdiawati (2015) menyatakan bahwa pergantian manajemen

merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau kemauan sendiri dari

direksi untuk berhenti. Hal ini bias saja diikuti dengan perubahan kebijakan di

bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan KAP.

37
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy yang

dimana jika terdapat pergantian Presiden Direktur maka diberikan nilai 1.

Sedangkan jika tidak terdapat pergantian Presiden Direktur maka diberikan

nilai 0.

b. Financial Distress

Financial Distress adalah kondisi saat perusahaan mengalami

kesulitan keuangan yang tercermin dari ketidakmampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya atau perusahaan tidak dapat membayar

hutang perusahaan kepada debitur. Masalah keuangan yang dialami oleh

perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio solvabilitas yaitu

menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).

Total Liability
DER = Total Equity

Keterangan :

DER = Debt to Equity Ratio

Total Liability = Total Kewajiban

Total Equity = Total Ekuitas

Hasil dari perhitungan DER yang aman adalah 100%. Apabila nilai

DER yang dihasilkan oleh perusahaan lebih dari 100% hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan sedang mengalami masalah kesulitan keuangan. Variabel

ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana perusahaan yang

memiliki nilai DER diatas 100% diberi kode 1 dan perusahaan yang

memiliki nilai dibawah 100% diberi kode 0.

c. Kualitas Audit

DeAngelo (1981) menteorikan bahwa KAP yang lebih besar dianggap

memiliki kualitas audit yang lebih tinggi, karena KAP yang lebih besar

38
memiliki reputasi yang lebih tinggi, dan sumber daya yang lebih baik. Di

Indonesia, KAP yang bermitra dengan KAP Big Four yaitu :

1) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte)

2) Ernst & Young (EY)

3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

4) Pricewaterhouse Coopers (PwC)

Kualitas Audit diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu nilai

untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP yang bermitra dengan KAP Big

Four dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak bermitra

dengan KAP Big Four.

d. Opini Audit

Variabel opini audit diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika

perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified)

maka diberikan nilai 1, sedangkan jika perusahaan menerima opini wajar

dengan pengecualian (qualified) maka diberikan nilai 0.

e. Audit Tenure

Variabel ini didefinisikan sebagai lamanya jangka waktu hubungan

antara auditor dengan auditee diukur dengan jumlah tahun masa kerjasama.

Variabel audit tenure diukur dengan menjumlah total panjang masa

perikatan audit sebelum menjadi perpindahan KAP (Astrini & Muid, 2013).

39
Tabel 3.2
Pengukuran Variabel
No Nama Jenis Simbol Skala Pengukuran

Variabel Variabel

Auditor Dependen Y Nominal 1 = melakukan pergantian


1
Switching KAP

0 = tidak melakukan

pergantian KAP

Pergantian Independen X1 Nominal 1 = melakukan pergantian


2
Manajemen manajemen

0 = tidak melakukan

pergantian manajemen

Financial Independen X2 Nominal 1 = Financial Distress


3
Distress 0 = Non Financial Distress

Kualitas Independen X3 Nominal 1 = menggunakan KAP Big


4
Audit Four

0 = tidak menggunakan

KAP Big Four

Audit Independen X4 Nominal Total panjang masa


5
Tenure perikatan sebelum

melakukan pergantian KAP.

Opini Audit Independen I Nominal 1 = mendapatkan opini


6
unqualified

0 = mendapatkan opini

selain unqualified

40
D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui apakah pergantian

manajer, financial distress, kualitas audit, opini audit dan audit tenure memiliki

pengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2018 yang dapat dilihat

dari laporan keuangan tahunan dan laporan audit perusahaan.

Setelah mengetahui data yang diperlukan, maka berikut merupakan cara

peneliti untuk mengumpulkan data yang digunakan :

1. Pengumpulan Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data-data yang berasal dari

dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara menelusuri

dan mencatat informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan

keuangan audit perusahaan sampel.

2. Penelitian Pustaka

Cara lainnya adalah peneliti memperoleh data mengenai masalah yang diteliti

melalui buku, jurnal, tesis, internet, serta perangkat lain yang berkaitan dengan

judul penelitian.

3. Penelitian Lapangan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang pada umunya

berupa bukti, catatan, maupun laporan historis. Peneliti memerlukan data berupa

laoran keuangan tahunan dan laporan audit perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016 – 2018. Data-

data yang digunakan diperoleh melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id

41
E. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan merupakan seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008 – 2016. Dalam populasi ini peneliti

mengambi sampel dengan menggunakan metode Jugdement sampling, yaitu metode

pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria – kriteria tertentu. Kriteria

pemilihan sampel dipaparkan sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 –

2018.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

4. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang diaudit oleh sebuah entitas

kantor akuntan publik dan bukan merupakan auditor pribadi.

5. Perusahaan yang melakukan pergantian KAP secara voluntary.

Tabel 3.3
Proses Pengambilan Sampel

JUMLAH
KETERANGAN
PERUSAHAAN
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016 - 2018 140

Jumlah perusahaan yang tidak sesuai kriteria :


1. Perusahaan yang laporan keuangannya tidak lengkap (34)
2. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang lain selain Rupiah
3. Perusahaan di audit bukan oleh entitas KAP (30)
4. Data laporan keuangan perusahaan tidak dapat digunakan
5. Perusahaan melakukan pergantian KAP secara mandatory (1)
(2)

(21)

Jumlah perusahaan sampel periode 2014 – 2016 52

Total Sampel (52 x 3 thn) 156

Sumber : Data yang diolah

42
F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisi data berupa analisis

regresi logistic (logistic regression), dimana hal ini dikarenakan variabel dependen

bersifat dikotomu (melakukan voluntary auditor switching dan tidak melakukan

voluntary auditor switching).

Setelah data sampel dikumpulkan, data sampel tersebut akan dianalisis dan

dioleh dengan beberapa metode berikut :

1. Uji Kesamaan Koefisien (Pooling Data)

Pengujian kesamaan koefisien dilakukan untuk mengetahui dapat atau

tidaknya dilakukan penggabungan data penelitian cross sectional dengan data

time series, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan intersep, slope atau

keduanya. Jika terbukti terdapat perbedaan intersep, slope atau keduanya di antara

persamaan regresi, maka penelitian tidak dapat di-pool namun harus diteliti secara

cross-sectional. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik variabel

dummy dengan program SPSS 20.

Dalam penelitian ini, penguji comparing two regression : the dummy variable

approach dilakukan dengan menggunakan variabel dummy, sehingga diperoleh

persamaan :

SWITCH = a + b1 PM + b2 FD + b3 KA + b4 TEN + b5 OA + b6 D1 + b7 D2 + e

OA = a + b3 KA + b4 TEN + b5 D1 + b6 D2 + e

Keterangan :

SWITCH = Auditor switching

PM = Pergantian Manajemen

FD = Financial Distress

OA = Opini Audit

43
TEN = Audit Tenure

KA = Kualitas Audit

D1 = Variabel dummy (1 = tahun 2017,0 = selain tahun 2017)

D2 = Variabel dummy (1 = tahun 2018,0 = selain tahun 2018)

a = Penduga bagi intersep (α)

b = Penduga bagi koefisien regresi (β)

e = Error term

Bila nilai sig. <0.05, maka terdapat perbedaan koefisien dan tidak dapat

dilakukan pooling. Maka pengujian data penelitian harus dilakukan per tahun.

Sedangkan bila nilai sig. >0.05, maka tidak terdapat perbedaan koefisien dan dapat

dilakukan pooling. Maka pengujian data penelitian dapat dilakukan selama periode

penelitian dengan 1 kali uji.

2. Statistik Deskriptif

Ghozali (2016:19) menyatakan statistik deskriptif digunakan untuk

menggambarkan dan mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif

umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai

karakteristik variabel penelitian yang utama. Penelitian statistik deskriptif

memberikan gambaran atau deskripstif dari variabel – variabel yang ada yaitu,

auditor switching, pergantian manajemen, financial distress, opini audit, kualitas

audit dan aduit tenure. Semua data dapat dilihat dari standar deviasi (standard

deviation), nilai maksimum, dan nilai minimum. Hal ini perlu dilakukan untuk

melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan

memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

44
3. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi

terdapat korelasi antar variabel independennya. Pengujian ini penting untuk

mengetahui ada tidaknya kemiripan antara variabel independen dalam satu model.

Multikolinieritas dapat diketahui dengan menggunakan Variance Inflation Factor

(VIF) dan nilai Tolerance. Jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai Tolerance kurang

dari 0,1 maka model dapat dikatan terbebas dari multikolinearitas dan dapat

digunakan dalam penelitian. (Ghozali, 2016)

4. Analisis Regresi Logistik (Logistic Regression)

Regresi logistik ini dipilih karena variabek dependen dalam penelitian ini

berupa data kategorikal berskala nominal (non metric). Binary Logistic Regression

adalah suatu jenis analisi regresi dimana variabel dependen merupakan suatu variabel

dummy yang bersifat binary/dikotomi yang diberi kode 1 dan 0. Analisis pengujian

dengan regresi logistik memperhatikan hal-hal berikut :

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Menurut Ghozali (2016;328), langkah pertama adalah menilai overall model

fit terhadap data. Beberapa tes stastistik diberikan untuk menilai hal ini.

Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah sebagai berikut :

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar

supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

likehood. Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesakan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan

alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likehood (-2LL)

45
pada blok kedua (block number = 0) menunjukkan model regresi yang lebih baik

atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Koefisien Determinasi (Nagalkerke R Square)

Menurut Ghozali (2016: 329), Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran

yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likehood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga

sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)

sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s

R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagrekerke’s R2 pada multiple regression.

Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

c. Menguji Kelayakan Model Regresi

Menurut Ghozali (2016 : 329), Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model

(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model

tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05

maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi

46
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya.

d. Matriks Klarifikasi

Menurut Ghozali (2016 : 329), table klarifikasi 2 x 2 digunakan untuk

menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Pada

kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dalam hal ini sukses

(1) dan tidak sukses (0), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi

sesungguhnya dari variabel dependen sukses (1) dan tidak sukses (0). Pada

model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika model logistic mempunyai

homoskedasitas, maka presentase yang benar akan sama untuk kedua baris.

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari mdel regresi untuk

memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

e. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik, yaitu dengan melihat pengaruh pergantian manajemen, financial

distress, opini audit, audit tenure terhadap auditor switching. Dam pengaruh

opini audit dan audit tenure terhadap kualitas audit. Model regresi logistic dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(1) Model Regresi Pertama


𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻
Ln = 1−𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻= β0 + β1 PM + β2 FD + β3 KA + β4 OA + e

(2) Model Regresi Kedua


𝑂𝐴
Ln 1−𝑂𝐴 = β0 + β3 KA – β4 TEN + e

47
Keterangan :

AS : Probabilitas terjadinya Auditor Switching

β0 : konstanta

β1-β5 : Koefisien Regresi

PM : Pergantian Manajemen

PP : Pertumbuhan Perusahaan

KA : Kualitas Audit

TEN : Audit Tenure

OA : Opini Audit

e : Error

f. Uji Wald

Menurut Widarjano (2010:123), dalam regresi logistik uji Wald digunakan

untuk menguji parameter βi secara parsial. Hipotesis yang diuji adalah :

H0 : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

H1 : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

(1) Jika sig. Wald < 0.05, menerima H0. Maka variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

(2) Jika sig. Wald ≥ 0.05, menolak H0. Maka variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

48
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, T.B. (2013), Jurnal : Faktor – faktor yang Memengaruhi Pergantian KAP, Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2(3), 1-12.

Almilia, L. S., & Kristijadi, E. (2003), Jurnal : Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 7(2), 1-27.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley (2017), Auditing and Assurance
Services, Edisi 16, Global Edition, England: Pearson.

Astrini, N. R.,& Muid, D. (2013), Jurnal : Analisi Faktor – Faktor yang Memengaruhi
Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara Voluntary, 2, 1-11.

Chadegani, Arezoo Aghaei, Zakiah Muhammadun Mohamed & Azam Jari (2011), Jurnal:
The Determinant Factors od Auditor Switch among Companies Listed on Tehran
Stock Exchange, International Research Journal of Finance and Economics,
Malaysia.

Crabtree, Aaron Dwight (2004), Disertasi: An Empirical Investigation of The Effects of


Earnings Predictability and Auditor-Client Relationship on The Bond Credit Market,
The Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University (tidak dipublikasi).

Cooper, D., & Schindler, P. (2017). Business Research Methods. Social Research, Edisi :
12, Buku I, Jakarta : Salemba Empat

Damayanti, Shulamite dan Made Sudarma (2007), Jurnal: Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik,
http://natawidnyana.wordpress.com.

DeAngelo (1981), Jurnal: Auditor Size and Audit Quality, Journal of Accounting and
Economics pp. 183-199

Divianto, (2011), Jurnal : Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perusahaan dalam


Melakukan Auditor Switch, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, 1(2), 57-64.

Francis, Jere R., Dong Michael Yu (2007), Disertai: The Effect of Bog Four Office Site on
Audit Quality, University of Missouri – Columbia (tidak dipublikasi).

Gantino, R. (2013), Jurnal : Analaisis Pengaruh Kualitas dan Kualitas Laporan Keuangan
Terhadap Opini Audit Periode Tahun 2008 - 2011 ( Studi Empiris Pada Perusahaan
yang Tergabung Dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 1 Agustus 2008 –
Januari 2011)

Imam Ghozali (2016), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23,
Edisi 8, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro ISBN : 979.704.015.1

49
Jensen, Michael C., William H. Meckling (1976), Jurnal : Theory of The Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economics,
October 1976, V.3, No. 4, pp. 305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono (2010), Jurnal: Faktor Non Keuangan pada Opini Going
Concern, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010.

Lunenburg, F. C. (2011), Jurnal : Expectancy Theory of Motivation : Motivation by Altering


Expectations, International Journal of Business Administration, 15(1), 1-6

Meryani, L. H. (2008), Jurnal : Pengaruh Financial Distress, Going Concern Opinion, dan
Management Changes Pada Voluntary Auditor Switching, Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana

Niandari, N. (2017), Jurnal : Voluntary Audit Switching : Perspektif Peraturan Menteri


keuangan No.17/PMK.01/2008, Jurnal Universitas Budi Mulia.

Ni Kadek Sri, U., & I Dewa Nyoman, B, (2017), Kualitas Audit Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Pergantian Manajemen dan Audit Fee pada Auditor Switching, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 20, 1820-1847.

Olivia. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Auditor Switching pada


Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI, Universitas Hassanudin, Makasar.

Pawitri, N. M. P., & Yadnyana, K. (2015), Jurnal : Pengaruh Audit Delay, Opini Audit,
Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen Pada Voluntary Auditor Switching E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1(10), 214-228.

Panjaitan, C. M., & Chairi, A. (2014), Jurnal : Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan
Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Akuntansi, 3, 1-12.

Restian, S. M., Yuniarti, R., & Susiani, R. (2017), Jurnal : Pengaruh Opini Audit, Reputasi
Kantor Akuntan Publik dan Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2010-2015, Profesionalisme
Akuntan Menuju Sustainable Business Practice.

Shafie, Rohami, Wan Nordin Wan Hussin, Mohd’ Atef Md. Yusof & Md Hairi Md Hussain
(2009), Jurnal : Audit Firm and Auditor Reporting Quality : Evidence in Malaysia,
International Business Research Vol.2, No.2.

Sinarwati, N. K. (2010). Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan


Pergantian Kantor Akuntan Publik ? PhD Proposal, 1, 1-20
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Suparlan, & Andayani, W. (2010), Jurnal : Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan
Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

Susan, Esterlita Trisnawati (2011), Jurnal : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perusahaan


Melakukan Auditor Switching, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No.2, Agustus
2011.

50
Thahir Abdul Nasser, A., Abdul Wahid, E., Nazatul Faiza Syed Mustapha Nazri, S., &
Hudaib, M. (2006). Auditor client relationship : the case of audit tenure and auditor
switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal, 21(7), 724-737,
https://doi.org/10.1108/02686900610680512

Wayan, N., Juliantari, A., & Rasmini, N. K.(2013), Jurnal : Auditor Switching dan Faktor-
Faktor yang Memengaruhinya, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 33, 2302-
8556.

Wea, A. N. S., & Murdiawati, D. (2015). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Auditor


Switching Secara Voluntary Pada Perusahaan Manufaktur, 22(2), 154-170.

Wooten, Thomas C. (2003), Jurnal : Research About Audit Quality. The CPA Journal.

51

Anda mungkin juga menyukai