Anda di halaman 1dari 3

MOAT, Inovasi Buatan Mahasiswa di Malang Ini

Diakui Internasional
Kamis, 17-05-2018-15.44 WIB

MALANGTIMES - Dunia pertanian di Indonesia memang selalu membutuhkan


inovasi terbarukan. Belum lama ini, sekelompok mahasiswa di Kota Malang pun berhasil
membuat P-MOAT (Portable Moth Atractor Technology), sebuah inovasi untuk mengusir
hama yang menyerang tanaman.
Ketua tim pembuat inovasi, Robby Wijaya menyampaikan, alat yang dibuat bersama empat
orang timnya itu telah diuji coba di sebuah ladang milik petani bawang merah di
Probolinggo. Hasilnya pun lebih efektif 40 persen dibanding P-MOAT yanh digunakan petani
sebelumnya.

"P-MOAT memang bukan yang pertama digunakan petani Probolinggo, dan di inovasi
terbaru ini kami mencoba meningkatkan efektivitas alat yang lebih ramah lingkungan,"
katanya pada wartawan, Kamis (17/5).

Menggunakan lampu LED dan juga batrai sebagai sumber listrik, ia menikai alat tersebut
memiliki tingkat keamanan yang lebih baik terhadap petani. Selain itu, menggunakan sistem
Lampu Tabung Lem (LaTaLe), ngengat yang akan merusak tanaman pun akan menempel
pada P-MOAT dan langsung mati.

"Lampunya itu bisa nyala kelap kelip yang sesuai dengan karakterisitik ngengat yang
memang tertarik dengan lampu semacam itu. Ketika mendekat dan menempel akhirnya
terjebak di lemnya dan akhirnya mati," Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Malang itu.

Sementara itu, sebelumnya petani Probolinggo menurutnya menggunakan listrik saat


menggunakan P-MOAT. Sehingga biaya operasional meningkat yang berdampak pada
menurunnya pendapatan bersih. Selain itu, penggunaan air sebagai media penjebak juga
kurang efektif karena masih besar kemungkinan hama yang tertangkap lepas.

Saat ini, inovasi tersebut menurutnya memang dibuat khusus untuk membunuh ngengat pada
tanaman bawang merah. Namun menurutnya, alat tersebut masih dapat dikembangkan untuk
membasmi jenis hama dan tanaman yang lebih bervariasi.

Sebelum menjadi produk yang akan diproduksi masal, P-MOAT juga telah memiliki
beberapa prestasi mulai dari tingkat nasional hingga internasioanl. Yaitu meraih juara 1
Festival Entreprenur Nasional 2017 di Universitas Negeri Jakarta dan meraih Gold Medal
Idris 2017 di Malaysia.
Dua pelajar raih medali di ajang inovasi ilmiah
internasional di Malaysia
Selasa, 17 Juli 2018 06:31Reporter : Imam Mubarok

Shona Fa’iqa Febiastuti dan Aulia Fidia Syahrina. ©2018 Merdeka.com/Imam Mubarok

Merdeka.com - Dua pelajar SMA Negeri 1 Kota Kediri menorehkan prestasi dikancah
internasional dengan memperoleh medali silver dalam ajang International Young Scientist
Innovation Exhibition yang diselenggarakan tanggal 9-13 Juli di Malaysia.
Dua pelajar ini adalah Shona Faiqa Febiastuti dan Aulia Fidia Syahrina. Mereka yang duduk
dibangku kelas XI ini membuat penemuan baru yang diberi nama The Organic Antiseptic
Hand Sanitizer Wipes yakni tisu yang dapat menurunkan panas tubuh dan menyerap virus
serta bakteri.
Tak ayal, prestasi tersebut membuat Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bangga. Hal
tersebut diungkapkan Wali Kota yang akrab disapa Mas Abu ini saat menerima Shona dan
Aulia di Rumah Dinas Wali Kota Kediri, Senin (16/7).

Dia mengaku senang karena ada remaja di Kota Kediri yang mengikuti ajang internasional
seperti ini bahkan menorehkan prestasi sebagai juara kedua di tingkat internasional.

"Sebagai kepala daerah saya senang sekali anak-anak di Kota Kediri dapat menorehkan
prestasi yang luar biasa seperti ini," ujarnya.
Abdullah mengungkapkan, dengan mengikuti ajang internasional seperti ini dapat menaikkan
competitiveness dari siswa-siswa.
"Jadi mereka tidak hanya belajar saja namun juga bisa mengimplementasikan. Anak-anak ini
belajar biologi dan kimia lalu dapat mengaplikasikannya menjadi produk yang bermanfaat
bagi masyarakat bahkan diakui hingga tingkat internasional," ungkapnya.

Dia berharap ke depan akan bermunculan banyak anak-anak yang mengharumkan nama Kota
Kediri di tingkat internasional.

"Semoga ke depan semakin banyak pelajar ataupun mahasiswa di Kota Kediri yang
melakukan penelitian bermanfaat untuk masyarakat seperti ini. Kami dari Pemerintah Kota
Kediri pastinya akan selalu mendorong dengan anak-anak ini meskipun exhibitionnya jauh
pasti akan tetap kita support," tutupnya.

Sementara itu, Shona dan Aulia menceritakan penelitian ini berawal dari kecintaan mereka
berdua dengan dunia penelitian. Kemudian di SMA Negeri 1 Kediri diberikan wadah bagi
siswa-siswi yang menyukai karya ilmiah yang diberi nama OASE.

Mereka berdua memanfaatkan bawang merah dan blimbing wuluh sebagai antiseptik pada
penelitiannya. Hand Sanitizer Wipes yang dibuatnya pun telah melalui beberapa uji lab
bahkan diujikan kepada bakteri dan hasilnya memang bagus. Sehingga hasil penelitian ini
berhasil mewakili Indonesia di ajang internasional tersebut. [fik]

Anda mungkin juga menyukai