Anda di halaman 1dari 4

Erick Thohir Siap Wujudkan Ekosistem Perikanan

Terintegrasi

Liputan6.com
19 Jul 2022, 14:24 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir siap membangun
ekosistem perikanan Indonesia lewat kolaborasi antara BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, hingga Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). Erick juga bakal mendorong
BUMN seperti Himbara, Perindo, Perinus, hingga PNM untuk terlibat dalam ekosistem tersebut.

"Tantangan di sektor perikanan sangat kompleks, kita harus ikut perubahan, kalau kita berdiam diri, kita tidak akan
ke mana-mana," ujar Erick saat menjadi narasumber dalam Munas IV KNTI bertajuk "Aksi Kolaborasi Pemenuhan
Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari" di Gedung Smesco Tower,
Jakarta, Selasa (19/7/2022).

Erick mengatakan nelayan memegang peran penting bagi masa depan ekonomi serta kedaulatan pangan bangsa.
Erick menyebut 54 persen asupan protein nasional merupakan kontribusi nelayan melalui produk ikan dan makanan
laut lainnya.

Dengan luas dan beragamnya kondisi perairan Indonesia, ucap Erick, Indonesia memiliki potensi perikanan yang
sangat besar. Erick mengatakan potensi perikanan darat Indonesia sebesar tiga juta ton per tahun, sedangkan potensi
perikanan laut mencapai 12,54 juta ton per tahun.

"Maka, nelayan Indonesia tidak boleh jadi ayam yang kelaparan di lumbung padi. Dengan potensi sebesar itu
bagaimana kita bisa memenuhi kesejahteraan nelayan sekaligus memenuhi kebutuhan pangan nasional," ucap Erick.

Dalam kunjungannya ke sejumlah daerah, Erick mengaku kerap berdiskusi dengan para nelayan. Menurut Erick,
para nelayan acapkali dihadapkan pada sejumlah hal yang memengaruhi produktivitas, baik sisi permodalan,
pendampingan, hingga akses pasar.

"Yang saya pahami dari dialog dengan rekan-rekan dari kampung nelayan, sejatinya nelayan Indonesia bukan
semata-mata ingin 'disuapi', melainkan membutuhkan satu ekosistem sehat dan berkelanjutan," lanjut Erick.

Erick ingin ekosistem perikanan meniru jejak kesuksesan ekosistem pertanian dalam program Makmur. Erick
menyampaikan program Makmur yang terintegrasi dari hulu ke hilir telah menjangkau 200 ribu hektare pada empat
komoditas utama yakni sawit, tebu, jagung, dan padi.
"Dengan fokus pada produk yang laku di pasar itu pendapatan petani naik 46 persen," ungkap dia.

Petakan Kebutuhan Nelayan


Oleh karena itu, ucap Erick, BUMN bertekad mewujudkan kesejahteraan nelayan dan memetakan kebutuhan para
pahlawan maritim bangsa, melalui tiga inisiatif. Pertama, pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat
(KUR) dan PNM di sektor perikanan.

Erick mengatakan serapan KUR di nelayan baru sebesar Rp 2,1 triliun dari total KUR yang mencapai Rp 388 triliun.
Pun dengan serapan PNM Mekaar di nelayan yang baru sebesar Rp 1,6 triliun dari total alokasi yang disediakan
yang sebesar Rp 46 triliun.

"Ini masih terlalu kecil, maka kita dorong supaya ada pendataan ganda di nelayan, suami dapat bantuan, ibu-ibunya
juga di rumah bisa tetap berusaha dengan PNM Mekaar. Bantuan permodalan ini bisa membantu nelayan terlepas
dari jeratan rentenir," sambung Erick.

Kemudian, lanjut Erick, BUMN juga mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM agar
nelayan dapat akses BBM yang berkelanjutan. Erick menilai perbaikan tata kelola BBM dapat memotong hingga 60
persen pengeluaran nelayan. Erick menawarkan para nelayan membentuk sebuah koperasi. Dengan begitu,
Pertamina akan memiliki data yang jelas dalam menyalurkan solar bersubsidi.

"Jangan sampai (solar bersubsidi) disalurkan, bukan buat nelayan tapi dipakai buat orang lain, akhirnya BBM
bersubsidi dipakai (korporasi) yang besar-besar lagi," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Poin ketiga terkait akses pasar. Erick berkomitmen mengoptimalkan seluruh kanal distribusi, baik daring maupun
luring. Hal ini akan berdampak signifikan bagi peningkatan penyerapan hasil nelayan. Erick juga menyarankan para
nelayan mulai mencari opsi lain dalam mencari ikan, salah satunya lewat budidaya. Hal ini sebagai alternatif dan
langkah antisipatif dalam pencarian ikan di laut yang kerap diliputi ketidakpastian tangkapan.

"Sebagai negara maritim terbesar di dunia, bangsa kita tidak boleh memunggungi nasib nelayan. Bahkan, kita tidak
bisa bicara soal kedaulatan pangan tanpa melibatkan peran nelayan. Karena itu BUMN tengah berjuang menciptakan
ekosistem usaha yang berpihak pada kesejahteraan nelayan, terutama nelayan kecil dan tradisional," lanjut Erick.

Erick tak lupa mengapresiasi KNTI yang secara konsisten mengadvokasi kesejahteraan nelayan kecil dan tradisional.

"Terima kasih atas perjuangannya. Selamat melaksanakan Munas KNTI ke-IV. Semoga buah pikir dari Munas KNTI
kali ini mampu membawa dampak signifikan bagi segenap nelayan Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia,"
kata Erick menambahkan.

Siswa Indonesia Raih 4 Medali Olimpiade


Biologi Internasional 2022
Kompas.com - 19/07/2022, 12:14 WIB

BAGIKAN:
Lihat Foto
Sebanyak 4 Siswa Indonesia menorehkan prestasi terbaik dengan merebut dua medali emas dan dua medali perunggu di International Biology
Olympiad (IBO) 2022. (DOK. Kemendikbud Ristek)

Penulis Dian Ihsan

Editor Dian Ihsan

KOMPAS.com - Siswa Indonesia menorehkan prestasi terbaik dengan merebut dua medali emas dan dua medali
perunggu di ajang Olimpiade Biologi Internasional atau International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022.

Capaian prestasi ini diumumkan pada penutupan IBO 2022 di Gedung Opera Teater, Yerevan, Armenia, pada Minggu
(17/7/2022) pukul 19.00 waktu setempat.

Medali emas berhasil diraih oleh Gregorius Tendi (siswa kelas XII SMA Santo Yakobus, DKI Jakarta) dan Michael
Purnama (siswa kelas XI SMAK St. Louis1, Surabaya).

Dua siswa Indonesia lainnya meraih medali perunggu yaitu Sherly Anastasia (siswi kelas XI SMAK Petra 1 Surabaya)
dan Jefferson Filbert Tjoenardi (siswa kelas XII SMAK Petra 2, Surabaya).

"IBO tahun ini merupakan pertama kali diselenggarakan secara tatap muka, setelah 2 tahun berturut-turut secara daring
akibat pandemi Covid-19. Kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada peraih medali. Semoga capaian ini
menambah semangat untuk terus menorehkan prestasi," kata Plt. Kepala Puspresnas Kemendikbud Ristek, Asep
Sukmayadi dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).

IBO ke-33 tahun 2022 diselenggarakan di Kota Yerevan, Armenia pada 8–18 Juli 2022 dan diikuti oleh 62 negara peserta.

Setiap negara mengirimkan maksimal empat perwakilan siswa dari tiap negara. Total peserta mencapai 240 siswa dari
seluruh dunia.

Pelaksanaan tes IBO 2022 dibagi menjadi dua bagian yakni tes praktikum dan tes teori dengan komposisi penilaian 50:50.

Tes praktikum terdiri dari empat topik yang mencakup:

 Biokimia (uji aktivitas enzim).


 Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan (reaksi fotosintesis dan proses adaptasi tumbuhan).
 Zoologi dan Sistematika (identifikasi jenis ikan khas Armenia).
 Bioinformatika (jalur pensinyalan pada sel); selama masing-masing 90 menit.

Tes praktikum dilaksanakan pada 13 Juli 2022 atau mundur sehari dari jadwal yang ditentukan.

Sedangkan tes teori dilaksanakan keesokan harinya pada 14 Juli 2022 dengan dua set tes yang membutuhkan waktu
pengerjaan masing-masing selama 3 jam.
Tes teori dan tes praktikum IBO 2022 disiapkan oleh tim tuan rumah yang merupakan staf pengajar dari Yerevan State
University serta alumni IBO Armenia yang saat ini menempuh pendidikan tinggi di berbagai universitas ternama di dunia.

"Selain melalui serangkaian tes, siswa juga memiliki kesempatan untuk menjalin jejaring persahabatan dengan siswa
peserta dari seluruh dunia, serta memanfaatkan waktu untuk mengunjungi beberapa lokasi bersejarah di Yerevan," ungkap
Asep Sukmayadi.

Pelaksanaan IBO 2022 merupakan salah satu yang terberat dalam sejarah, karena menghabiskan waktu 3 hari penuh untuk
proses moderasi yang meliputi sesi diskusi hasil tes maupun koreksi atas hasil tes siswa.

Beberapa agenda kegiatan panitia juga terpaksa dibatalkan karena juri-juri tiap negara memerlukan waktu yang lama
dalam proses moderasi dan memutuskan nilai akhir untuk tiap siswa.

Padahal biasanya proses moderasi sendiri hanya memakan waktu 1,5–2 hari.

Peserta Olimpiade Biologi Internasional asal Indonesia didampingi oleh 5 pendamping yang berperan sebagai juri
internasional.

Mereka adalah Ahmad Faizal, Agus Dana Permana, Husna Nugrahapraja, dan Fenryco Pratama.

Keempatnya merupakan Staf Pengajar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tak ketinggalan, Aditya David Wirawan dari Harvard University yang juga peraih medali Emas IBO 2019.

Selain menerjemahkan soal, juri internasional yang bertugas sejak tanggal 8-17 Juli 2021 ini memiliki tugas menelaah
soal-soal tes baik praktikum maupun teori.

Harapannya, kualitas soal dapat meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
biologi modern.

"Tim Olimpiade Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai penanggung jawab program kompetisi dan seleksi mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional pada tahun 2021," ungkap Ahmad Faizal.

"Kami juga berterima kasih atas dukungan sekolah, orang tua, para guru, tim pengajar dan asisten TOBI, serta semua
pihak yang telah mendukung tim Indonesia di IBO 2022," tambah Aditya David.

Salut dengan perjuangan Tim Biologi Indonesia, dia menaruh harapan agar tahun depan dapat mencetak prestasi yang
lebih gemilang.

"Semoga Tim Olimpiade Biologi Indonesia dapat kembali menorehkan prestasi terbaik di Olimpiade Biologi Internasional
2023 di Uni Arab Emirat, maupun berkontribusi secara langsung untuk kemajuan ilmu Biologi di masa yang akan
datang," harap Asep.

Anda mungkin juga menyukai