Anda di halaman 1dari 13

Kementerian

Kelautan dan
Perikanan

ANALISIS KEBETUHAN KERJA DAN SERAPAN LULUSAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK KELAUTAN


DAN PERIKANAN BONE

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2023
i
1. KEBUTUHAN TENAGA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN RI
(Visi Indonesia 2045)
Mewujudkan Indonesia Maju pada tahun 2045 merupakan langkah permerintah dalam
membangun Indonesia untuk menjadi Megatrend Dunia yang semakin sarat akan
persaingan yang sangat ketat. Pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut membangun pilar
Visi Indonesia 2045 sebagai bahan acuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa demi
mewujudkan indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian menjadi acuan setiap
langkah pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Pembangunan Indonesia 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu sumber daya manusia yang sehat dan cerdas,
adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan
pembangunan manusia diarahkan pada pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola
kependudukan, pemenuhan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas
anak, perempuan dan pemuda, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan
produktivitas dan daya saing angkatan kerja.
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan (KP) jangka Panjang pada periode
pembangunan tahap ke-4 (2020-2024) adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan
berdaya saing. Hal ini ditegaskan dalam misi ke tujuh pembangunan nasional yaitu
mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju dengan basis
kepentingan Nasional. Misi tersebut selaras dengan salah satu sasaran pokok RPJPN 2005-
2025, yaitu “Terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional”.
(Program KKP)
Dalam rangka menciptakan lapangan kerja, mendorong kesejahteraan masyarakat, dan
memberi pemasukan lebih optimal bagi keuangan negara dari sektor kelautan dan
perikanan, maka Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2021-2024
memiliki 5 (lima) program terobosan, yaitu:
1. Memperluas wilayah konservasi dengan target 30% dari luas wilayah perairan Indonesia
2. Penangkapan Ikan secara terukur yang berbasis pada kuota penangkapan dan penetapan
zona konservasi di enam zona penangkapan ikan
3. Menjaga daya dukung lingkungan dengan budidaya ikan yang ramah lingkungan baik
budidaya laut, pesisir maupun pedalaman untuk meningkatkan produksi perikanan untuk
pasar ekspor dan dalam negeri.
4. Penataan ruang laut untuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut
5. “Bulan Cinta Laut”, program dimana nelayan tidak menangkap ikan selama satu bulan
dalam satu tahun. Kegiatan menangkap ikan akan diganti dengan mengambil dan

2
mengumpulkan sampah, dan sampah yang diambil akan dihargai sesuai dengan harga
ikan terendah per kilogramnya.
(Kondisi dan Permasalahan)
Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan generasi
penerus bangsa, sekaligus sebagai agen perubahan bagi sebuah bangsa. Institusi
perguruan tinggi di Indonesia ada sekitar 4.593 buah, terdapat penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, terdiri dari 122 perguruan tinggi (2,66 %) adalah perguruan
tinggi milik pemerintah (PTN), sebanyak 3.044 PT (66,27%) adalah perguruan tinggi yang
dikelola swasta (PTS), sebanyak 1.240 PT (27%) adalah Perguruan Tinggi Akademik
(PTA), serta 187 PT (4,07%) adalah perguruan tinggi kedinasan. Menurut data statistik
Kemendikbud tahun 2020, angka kasar perkiraan lulusan SMA sebanyak 3,6 juta pertahun,
dan yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 1,3 juta lebih. Sisanya bekerja
ataupun menganggur. Sampai dengan data Sakernas 2022 Tingkat Pengangguran Terbuka
penduduk kelompok umur muda berumur 15-24 tahun mencapai 20,63%, dimana persentase
setengah penganggur menurut tingkat pendidikan menengah mencapai 33,35% dan tingkat
pendidikan tinggi mencapai 8,51%.
Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki Pendidikan menengah vokasi yaitu
Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) serta Politeknik Kelautan dan Perikanan yang
bergerak di bidang kelautan dan perikanan di berbagai daerah di Indonesia. Upaya
meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia yang dilakukan pemerintah melahirkan
beberapa peraturan yang tentunya berimbas terhadap pengelolaan pendidikan yang ada di
Kementerian kelautan dan perikanan. Undang- undang Republik Indonesia no 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa pengelolaan Pendidikan menengah
dialihkan ke pemerintah daerah provinsi, selain itu senada dengan renstra kemendikbud
2020-2024, yaitu perlunya upaya peningkatan program diploma tiga menjadi program
sarjana terapan.
Transformasi pendidikan tinggi kelautan dan perikanan tersebut, harus bersifat
komprehensif dan terintegrasi, baik dari sistem penyelenggaraan pendidikan maupun dari
keilmuannya. Transformasi Pendidikan tinggi tersebut memiliki 3 tujuan yakni:
1. Standarisasi mutu penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Untuk menjamin pelaksanaan penyelenggaran Pendidikan tinggi agar dapat bermanfaat
untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan pendidikan sesuai misi, tujuan, sasaran
dan target, maka dalam aktivitas manajemen Ocean Institue of Indonesia, dilaksanakan,
dievaluasi, dikendalikan dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan yang memuat
proses penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi pelaksanaan standar dan
tindakan peningkatan standar yang akan menghasilkan peningkatan mutu yang
berkelanjutan.
2. Pemerataan anak pelaku utama perikanan dalam memperoleh kesempatan Pendidikan
tinggi. Dimana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia
memberikan kesempatan kepada 100% putra/putri anak pelaku utama perikanan (anak
pembudidaya ikan, nelayan, pengolah ikan dan petambak garam) untuk mengikuti

3
pendidikan tinggi pada satuan pendidikan tinggi di lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan,
3. Pengelolaan kelembagaan yang lebih Efesien.
Pengelolaan kelembagaan jauh lebih efesien, baik dari sisi finansial maupun dari sisi tata
kelola melalui mekanisme penggabungan atau penyatuan beberapa pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi di lingkup KKP menjadi satu kesatuan kelembagaan
dengan sebutan Ocean Institute of Indonesia.

(Kebutuhan Tenaga Kerja)


Berdasarkan kebutuhan pasar tenaga kerja nasional maupun global, pendidikan kelautan dan
perikanan ke depan dikembangkan berdasarkan tren kebutuhan SDM yang memiliki
kualifikasi di tingkat nasional dan global. (Butuh data, Ibu Cornelia)
Berdasarkan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 143,47 juta
dimana rerata peningkatan per tahunnya jumlah angkatan kerja naik sebesar 3,56 juta.
Untuk persentase lapangan pekerjaan utama penduduk yang bekerja pada sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan sebesar 28,61% atau sekitar 41 juta orang penduduk Indonesia
yang bekerja pada ketiga sektor tersebut. Jumlah nelayan dan pembudidaya menurut Data
Statistik KKP 2021 adalah 5,18 juta, ditambah orang yang bekerja di 63.388 Unit Pengolah
Ikan dimana rata-rata 21 orang per unit (asumsi berdasar penelitian 2019) sejumlah 1,33
juta. Sehingga Total orang penduduk Indonesia yang bekerja di sektor perikanan sejumlah
6,51 juta orang. Untuk pertumbuhan orang yang bekerja pada sektor perikanan per tahunnya
pada nelayan adalah 0,92%, pembudidaya adalah 0,61% dan pengolah ikan adalah 0,95%,
sehingga proyeksi rerata kebutuhan tenaga kerja sektor perikanan mencapai 53.598 orang
per tahunnya atau 1,5% dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang naik per tahunnya.
(Serapan Lulusan dan Kontribusi)
Di tahun 2022, Satuan pendidikan lingkup KKP pada 5 tahun terakhir dari 2018 sampai
dengan 2022 menghasilkan 11.678 orang lulusan yang terdiri dari pendidikan menengah
5.794 orang lulusan dan pendidikan tinggi 5.884 orang lulusan. Serapan lulusan di bidang
kelautan dan perikanan pendidikan menengah mencapai 72% yang terdiri atas 49% DuDi
Dalam Negeri, DuDi Luar Negeri 16% dan berwirausaha 7%, serapan lulusan pendidikan
tinggi mencapai 83% yang terdiri atas DuDi Dalam Negeri 66%, DuDi Luar Negeri 6% dan
berwirausaha 11%. Di rentang 5 tahun tersebut terdapat 1.179 orang lulusan yang bekerja di
luar negeri yang sebagian besar menjabat sebagai perwira kapal ikan yang memiliki rata-
rata pendapatan per bulannya adalah minimal sebesar 12,5 Juta rupiah . Yang artinya
pendapatan tenaga kerja yang bekerja di luar negeri keseluruhan yang berasal dari satuan
pendidikan lingkup KKP adalah minimal sebesar 14,74 Milyar per bulan nya atau minimal
sebesar 176,85 Milyar per tahun nya.

4
(Penjelasan kemudian, butuh diskusi terkait serapan lain2.

(Analisis pendapatan per tahun x jumlah lulusan yang bekerja di luar negeri untuk devisa)
dengan rata2 pendapatan kesepakatan 12,5 juta rupiah?

5
KEBUTUHAN DAERAH

Program studi Teknik Penangkapan Ikan (TPI) telah dilaksanakan selama tujuh
tahun sejak Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone didirikan tahun 2016 dan
menghasilkan sejumlah lulusan yang terserap dalam bidang kerja kelautan dan
perikanan. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui Pusat
Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Program Studi TPI telah mengembangkan tiga
kurikulum yakni pada tahun 2015, 2019 dan 2022. Kurikulum tersebut dikembangkan
untuk mengakomodir tercapainya Pendidikan vokasi yakni 70% praktik dan 30% teori.
Dalam bidang Penangkapan Ikan, TPI fokus untuk menghasilkan lulusan yang
handal secara teknis dalam mengelola kegiatan perikanan tangkap. Dengan ketersediaan
tenaga dosen, tenaga pendidikan dan sarana prasarana yang ada, Prodi TPI diharapkan
mampu terus eksis menghasilkan lulusan yang berdaya saing baik nasional maupun
internasional. Program prioritas yang terus dikembangkan berupa pembelajaran praktik
Teaching Factory, Praktik Kerja Lapang, Praktik Luar Kampus, Sertifikasi BNSP dan
ANKAPIN-1 serta pengembangan minat kewirausahaan.
Program tersebut juga ditunjang oleh letak geografis kampus Politeknik KP
Bone di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sebagai sentra
Penangkapan Ikan masa mendatang. dimana usaha penangkapan ikan di laut
diperkirakan 1.074.147 ton/th ini berlaku untuk WPP-RI 713 dan 714. Dengan ditunjang
jumlah armada kapal penangkapan bermotor mencapai 20.032 unit yang harus diawaki
oleh pelaut profesional. Oleh sebab itu Prodi TPI memiliki arah pengembangan yang
lebih spesifik kepada perikanan tangkap. Diharapkan dengan ketersediaan sarana
prasarana dan letak kampus yang potensial, Prodi TPI dapat terus eksis dengan
perubahan program studi spesifik menjadi Prodi Nautika Perikanan Laut (NPL) yang
lebih khusus menghasilkan lulusan handal secara teknis mampu melayarkan kapal
sambil menangkap dan mengelola perikanan dilaut.
Arah pengembangan ini didukung juga dengan adanya pengesahan international
convention on standards of training, certification and watchkeeping for fishing vessel
personal, 1995 (konvensi internasional tentang standar pelatihan, sertifikasi, dan dinas
jaga bagi awak kapal penangkap ikan, 1995), selain itu Politeknik KP Bone di Jadikan
sebagai tempat Pendidikan dan Pelatihan, Ujian, serta Sertifikasi Pelaut Kapal
Penangkap Ikan Wilayah XII, dan sudah mendapatkan sertifikat Pengesahan (Approval)
dari Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan.

SERAPAN DU/DI
a. Deskripsi mengenai pelaksanaan studi penelusuran lulusan (tracer study) mencakup
aspek organisasi, metodologi, instrumen, penilaian, evaluasi, dan pemanfaatan hasil studi.
Efektivitas daya saing lulusan setelah menyelesaikan studi pada suatu perguruan
tinggi dapat dinilai dengan interval waktu yang dibutuhkan mulai dari dinyatakan telah
lulus hingga mendapatkan pekerjaan pertama serta kesesuaian bidang kerja yang dimiliki
oleh lulusan terhadap disiplin ilmu atau kompetensi yang didapatkan pada program studi
Teknik Penangkapan Ikan di Politeknik KP Bone. Prosentase yang ditunjukkan pada
6
Gambar 1 diperoleh dari hasil distribusi kuesioner yang disebarkan kepada lulusan. Pada
kuesioner tersebut, beberapa isi pertanyaannya mengenai apakah anda sudah bekerja,
berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh lulusan hingga mendapatkan pekerjaan
pertamanaya, jenis pekerjaan serta tingkat kesesuaiannya dengan bidang pekerjaan
Program Studi yang Teknik Penangkapan Ikan di Politeknik KP Bone. Rata-rata waktu
tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya yakni selama 3 bulan. Waktu
tersebut tergolong berada dalam tingkat cukup baik berdasarkan interval waktu pada
tracer study atau pelacakan lulusan
Berdasarkan hasil penelusuran alumni program studi Teknik Penangkapan Ikan
pada tahun 2019 jumlah lulusan 27, sebanyak 19 orang yang bekerja di dunia usaha dan
dunia industri dalam Negeri (DUDI DN), sebanyak 4 orang yang berwirausaha KP,
sebanyak 4 orang bekerja sebagai ASN/PNS/TNI/POLRI, pada tahun 2020 jumlah
lulusan 24, sebanyak 18 orang yang bekerja di dunia usaha dan dunia industri dalam
Negeri (DUDI DN),sebanyak 4 orang yang bekerja di dunia usaha dan dunia industri
luar Negeri (DUDI LN),sebanyak 2 orang yang berwirausaha KP, Pada tahun 2021
jumlah lulusan 13, sebanyak 11 orang yang bekerja di dunia usaha dan dunia industri
dalam Negeri (DUDI DN),sebanyak 2 orang yang bekerja di dunia usaha dan dunia
industri luar Negeri (DUDI LN).
Hasil survei waktu tunggu lulusan dalam mendapatkan pekerjaan adalah
Berdasarkan hasil survey, jumlah lulusan mendapatkan kerja dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun, sebanyak 2%, jumlah lulusan mendapatkan kerja dalam jangka waktu 1-3
bulan sebanyak 33%, jumlah lulusan mendapatkan kerja dalam jangka waktu 4-6 bulan
sebanyak 48 %, jumlah lulusan mendapatkan kerja dalam jangka waktu 7-9 bulan
sebanyak 11 %, jumlah lulusan mendapatkan kerja dalam jangka waktu 10-11 bulan
sebanyak 6 %

Gambar 1. Lama Waktu Tunggu


Kesesuaian bidang pekerjaan Prodi Teknik Penangkapan Ikan adalah Hasil survei
menunjukkan bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan
Kesesuaian bidang pekerjaan yaitu 6% yang termasuk kurang sesuai, 39% yang termasuk
sesuai dan 55 % sangat sesuai

7
5. Kinerja Lulusan

Gambar 2. Kesesuaian bidang pekerjaan

Untuk TS-4 jumlah kesesuaian bidang kerja lulusan sebanyak 23 orang sangat sesuai, 1
orang sesuai dan 3 orang kurang sesuai, untuk TS-3 jumlah kesesuaian bidang kerja
lulusan sebanyak 1 orang sangat sesuai, 22 orang sesuai, kurang sesuai 1 orang dan untuk
TS-2 jumlah kesesuaian bidang kerja lulusan sebanyak 11 orang sangat sesuai , 2 orang
sesuai.

Kinerja lulusan:
a. Deskripsi mengenai pelaksanaan studi penelusuran lulusan (tracer study) terhadap
pengguna lulusan, mencakup aspek organisasi, metodologi, instrumen, penilaian,
evaluasi, dan pemanfaatan hasil studi.
b. Tempat kerja lulusan: tingkat/ukuran tempat kerja/berwirausaha lulusan
Hasil survei menunjukkan bahwa lulusan Politeknik KP Bone program studi Teknik
Penangkapan Ikan bekerja pada Tingkat/ukuran tempat kerja/berwirausaha yaitu 1% yang
termasuk local/wilayah/berwirausaha tidak berbadan hukum, dan sebesar 91% yang
termasuk nasional/berwirausaha berbadan hukum dan 8 % yang termasuk
multinasional/internasional.

Gambar 3. Tempat Kerja

8
c. Tingkat kepuasan pengguna lulusan
Sinergi distribusi kuesioner waktu tunggu lulusan dan kesesuaian bidang kerja
dengan kompetensi lulusan, pelacakan pengguna lulusan dalam hal ini sebagai
stakeholder atau user lulusan Teknik Penangkapan Ikan Politeknik KP Bone juga
diberikan kuesioner terkait kinerja para lulusan yang berkecimpung di dalam lembaga,
instansi, maupun industri tempat lulusan bekerja. Pada standar ini, terdapat 7 aspek yang
dinilai oleh pengguna lulusan (Tabel 8.e.2 LKPS) antara lain, (1) Etika; (2) Keahlian pada
bidang ilmu; (3) Kemampuan berbahasa asing; (4) Pengguna teknologi informasi; (5)
Kemampuan berkomunikasi; (6) Kerjasama; dan (7) Pengembangan diri. Pada masing-
masing aspek tersebut, pengguna dapat memberikan pendapatnya mengenai kinerja
lulusan Politeknik KP Bone program studi Teknik Penangkapan Ikan melalui isian
kuesioner google form yang telah disediakan.
Hasil survei dari pengguna lulusan untuk aspek :
1). Integritas dan etika
Hasil survei kepuasan dari pengguna lulusan terhadap aspek integritas dan etika
lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Aspek survei Integritas dan Etika


Sebanyak 58% pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi
Teknik Penangkapan Ikan memiliki integritas dan etika yang sangat baik, dan sebanyak
8% pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik
Penangkapan Ikan memiliki integritas dan etika yang baik. 34 % pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
integritas dan etika yang cukup.
2). Profesionalisme
Aspek yang dinilai dalam survei kepuasan pengguna lulusan salah satunya yaitu
kemampuan para lulusan PKP BONE berdasarkan bidang ilmu yang dimilikinya atau
profesionalisme. Hasil survei terhadap profesionalisme lulusan sebagai berikut:

9
Gambar 5. Aspek survei keahlian pada bidang ilmu
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 63% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
profesionalisme yang sangat baik, dan sebanyak 8% pengguna lulusan menilai bahwa
lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki profesionalisme
yang baik. sebanyak 30 % pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone
Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki profesionalisme yang cukup.
Gambar 58. Aspek survei Kemampuan Berbahasa Asing
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 3% pengguna lulusan menilai
bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki kemampuan
bahasa asing yang sangat baik, dan 56% pengguna lulusan menilai bahwa kemampuan
bahasa asing lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan adalah baik.
41% pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik
Penangkapan Ikan memiliki kemampuan bahasa asing cukup.

Kemampuan Penggunaan Teknologi Informasi


Kemampuan penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu hal penting
dalam dunia kerja. Hasil survei terhadap kemampuan penggunaan teknologi informasi
dari lulusan berdasarkan pendapat pengguna lulusan adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Aspek survei Penggunaan Teknologi Informasi


Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 67% pengguna lulusan

10
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan penggunaan teknologi informasi yang sangat baik, dan sebanyak 14%
pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan
Ikan memiliki kemampuan penggunaan teknologi informasi yang baik. 19% pengguna
lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan
memiliki kemampuan penggunaan teknologi informasi yang cukup.
1. Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan dalam
berkomunikasi baik kepada atasan maupun kepada teman sejawat adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Aspek survei Kemampuan Berkomunikasi


Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 59% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan berkomunikasi yang sangat baik, dan sebanyak 25% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. 16% pengguna lulusan menilai bahwa lulusan
Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang cukup.

Kemampuan Berkomunikasi
Hasil survei kemampuan lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan
bekerja sama dalam sebuah tim adalah sebagai berikut:

Gambar 8.. Aspek survei Kerjasama tim

11
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 63% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan berkeriasama yang sangat baik, dan sebanyak 17% pengguna lulusan menilai
bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki kemampuan
berkeriasama yang baik. 20% pengguna lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP
Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki kemampuan berkeriasama cukup.
2. Kemampuan Meningkatkan Kempetensi Diri
Hasil survei dari kemampuan meningkatkan kompetensi oleh lulusan Politeknik
KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan dalam mengembangkan potensi dirinya adalah
sebagai berikut:

Gambar 9. Aspek survei Pengembangan Etika


Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 70% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan pengembangan potensi diri yang sangat baik, dan sebanyak 17% pengguna
lulusan menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan
memiliki kemampuan pengembangan potensi diri yang baik. 13% pengguna lulusan
menilai bahwa lulusan Politeknik KP Bone Prodi Teknik Penangkapan Ikan memiliki
kemampuan pengembangan potensi diri yang cukup.
Aspek yang di nilai oleh pengguna lulusan untuk Integritas dan etika 16%,
kemampuan berkomunikasi 16 %, pengembangan diri adalah 19 %, Keahlian pada
bidang ilmu 16 %, Penggunaan teknologi informasi 15 %, kerjasama adalah 17 %, dan
kemampuan berbahasa inggris 1 %. Berikut ini terlihat prosentase ketujuh aspek yang
dinilai oleh pengguna lulusan berdasarkan hasil penilaian yang sangat baik.

12
Gambar 10. Prosentase Kepuasan Pengguna Lulusan.
Berdasarkan Gambar 10, menunjukkan bahwa persentase tertinggi terlihat pada
etika, pengembangan diri dan kemampuan berkomunikasi. Pencapaian tersebut menjadi
bukti bahwa Program studi Teknik Penangkapan Ikan sangat menekankan penguasaan
ilmu baik itu secara teoritis maupun praktis dengan persentase rasio 30 : 70 kepada para
lulusan sehingga memiliki kecakapan dalam dunia. Sementara pendidikan karakter
dilakukan secara berkesinambungan dengan sistem boarding school

13

Anda mungkin juga menyukai