Anda di halaman 1dari 301

PEDOMAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


(BLUD)
BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH


DIREKTORAT BUMD, BLUD DAN BARANG MILIK DAERAH
SUB DIREKTORAT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

2021
PENGARAH:
1. Dr. Moch. Ardian N, (Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri)
2. Drs. Komaedi, M.Si. (Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri)
3. Wikan Sakarinto, ST., M.Sc., Ph.D. (Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
Ristek)
4. Dr. Henri Tambunan (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
Ristek)
PENYUSUN:
1. Drs. H. Budi Santosa, M.Si. (Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
2. Dr. Wartanto, MM. (Plt. Direktur SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
3. R. Wisnu Saputro, SE. (Kasubdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik
Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
4. Dr. Harun Al Rosyid, M.Kom. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
5. Eflin Danghentji Manusiwa, S.Kom (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD
dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri)
6. Despia Malasari, S.STP (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD dan Barang
Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
7. Said Iskandar Abdullah, S.I.A (Analis Kebijakan Ahli Pertama pada Subdit BLUD,
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
8. Dr. Toto Sugiarto Arifin, M.Hum. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, Kemdikbud Ristek)
9. Turijin, GradDip, AIS, M.Bus., Ph.D. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, Kemdikbud Ristek)
10. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof.(Universitas Negeri Yogyakarta)
11. Muhajirin, SH., M.M. (SMKN 5 Surabaya)
12. Kurnia Wijayanti Bahar, S.Si. (SMKN 5 Jember)
13. Titik Yuliani, S.Pd., M.Pd. (SMKN 3 Madiun)
14. Zulqoidah, S.Kom (SMKN 2 Malang)
15. Muhammad Hamdan Fakhrudin, S.Pd. (SMKN 1 Singosari Malang)
16. Achmad Muhammad Ghozi Aqil, S.ST. (SMK PPN 1 Tegalampel Bondowoso)
17. Fitri Juwita Kartika Sari (SMKN 6 Surabaya)
18. Wiwik Indriyani, S.Pd., M.Si. (SMKN 6 Yogyakarta)
19. Siswanto, ST. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud
Ristek)
20. Satrio Nugroho, S.Sos., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
i
21. Nurul Fatimah, S.Pi., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
TENAGA AHLI:
1. Bramana Purwasetya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
2. Fadly, S.E., M.M. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
EDITOR:
1. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
2. Yuda Aldeika
3. Ibnu Siswanto Ph.D
4. Noorfitrihana M.Eng
LAYOUTING:
1. Yuda Aldeika
2. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
COVER:
1. Utardi, S.H.
2. Yuda Aldeika
3. Wisnu Saputra

ii
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM NEGERI

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga Pedoman Penyusunan Dokumen Administratif Badan
Layanan Umum Daerah Sekolah Menengah Kejuruan (BLUD SMK) dapat tersusun.
Pedoman ini menjelaskan mengenai tata cara penyusunan dokumen administratif
sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dalam implementasinya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen adminsitratif tersebut terdiri
dari: a) surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja; b) pola tata kelola; c)
rencana strategis (renstra); d) standar pelayanan minimal (SPM); e) laporan keuangan
atau prognosis/proyeksi keuangan; dan f) laporan audit terakhir/pernyataan bersedia untuk
diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah.
Pedoman tersebut telah disusun bersama-sama dengan pemangku kebijakan
(stakeholder) BLUD SMK, antara lain Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi, SMK BLUD terpilih pada Provinsi D.I. Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Timur, yang didampingi oleh tenaga ahli dari Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Sosial Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) serta praktisi SMK.
Penerapan BLUD pada SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi
fleksibel dan transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah
yang mandiri dalam kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi
masyarakat, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki softskills, hardskills,
dan karakter unggul, serta berdaya saing tinggi baik di tingkat nasional dan internasional.
Akhir kata, diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang turut berkontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan
pedoman ini.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
a.n. Menteri Dalam Negeri
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah,

Dr. Moch. Ardian N

iii
KATA SAMBUTAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam Sejahtera,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, salah satu amanatnya adalah
perlunya revitalisasi SMK secara komprehensif untuk menghasilkan lulusan SMK yang
kompeten, yang berdaya saing dan siap menghadapi tantangan dan dinamika
perkembangan nasional maupun global. Kemdikbudristek telah dan akan terus
mengupayakan upaya revitalisasi dan transformasi dan pendidikan vokasi yabg hari ini
fokusnya diarahkan pada penguatan softskills, karakter, serta nilai-nilai profil pelajar
pancasila diselaraskan dengan rencana pengembangan SDM dalam lingkup nasional.
Peningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK secara terus menerus didorong
dalam penguatan link and match dengan dunia kerja, melalui strategi utama 8+i, yaitu: (1)
kurikulum disusun bersama dunia kerja; (2) pembelajaran berbasis projetc riil dari dunia
kerja; (3) jumlah dan peran guru/instruktur dari dunia kerja minimum mencapai 50
jam/semester/minggu; (4) praktik kerja lapangan/industri minimal 1 semester; (5) sertifikat
kompetensi sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja; (6) update teknologi dan
pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia kerja; (7) riset terapan mendukung
teaching factory; (8) komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja; dan (9) berbagai
kemungkinan kerja sama dengan dunia kerja, antara lain: beasiswa dan/atau ikatan dinas,
donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau dalam bentuk lainnya.
Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan
pembelajaran teaching factory di SMK. TeFa merupakan model atau sistem pembelajaran,
dimana untuk memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran praktik dirancang dan
diimplementasikan untuk menghasilkan produk, baik barang maupun jasa yg berstandar
industri dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain Tefa, SMK juga memiliki Unit Produksi
(UP) dan potensi aset sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. UP dan
penyewaan aset bertujuan mendapatkan pemasukan secara finansial dan pada umumnya
dikerjakan oleh guru atau tenaga dari eksternal. Selain itu produk TeFa yang hadir harus
bisa menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya sebelum pembuatan perlu ada riset
market mempelajari pasar atau masyarakat membutuhkan produk seperti apa. Hilirisasi
hasil riset terapan melalui TeFa adalah salah satu bentuk implementasi project-based
learning yang harus disinergikan dengan link and match dunia kerja, kesemuanya ini akan
mendukung ekosistem pendidikan vokasi yang betul betul sesuai kebutuhan nyata dan
mampu menjadi solusi.
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM, siswa,
dan proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan keuangan

iv
layaknya badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan tata kelola
yang dapat memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum.
Payung hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan
beroperasi layaknya badan usaha adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Penerapan BLUD di SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel
dan transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah yang mandiri
dan merdeka, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang memiliki softskills, hardskills,
dan karakter unggul, serta berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun
internasional.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak atas kontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan Pedoman Pembentukan
BLUD SMK, khususnya kepada Kementerian Dalam Negeri yang telah memberikan
perhatian khusus dalam pengembangan SMK, serta Tim Penyusun yang telah bekerja
keras, sehingga pedoman ini dapat diselesaikan dengan baik. Harapannya implementasi
pelaksanaan pembentukan BLUD SMK ini akan lebih mengakselerasi pengembangan
pendidikan vokasi menuju Indonesia tangguh Indonesia tumbuh dengan semangat
merdeka belajar. Sekali lagi terimakasih, selamat berkarya dan berkolaborasi dalam
memajukan pendidikan Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Desember 2021
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi,

Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.

v
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................iii
KATA SAMBUTAN.......................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................................................2
C. Hasil Yang Diharapkan.............................................................................................................3
D. Outcome.......................................................................................................................................3
BAB II KONSEP BLUD................................................................................................................................4
A. Definisi BLUD..............................................................................................................................4
B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK..........................................................................................5
C. Keunggulan BLUD SMK...........................................................................................................6
D. Tujuan BLUD SMK.....................................................................................................................6
E. Asas BLUD SMK.........................................................................................................................6
F. Manfaat BLUD SMK...................................................................................................................7
BAB III PEMBENTUKAN BLUD SMK.......................................................................................................8
A. Persiapan.....................................................................................................................................8
B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK............................................................................................8
C. Penilaian BLUD SMK...............................................................................................................11
D. Proses Penilaian.......................................................................................................................17
E. Penetapan BLUD......................................................................................................................18
BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK.......................................................................19
YANG AKAN MENERAPKAN BLUD.......................................................................................................19
A. Pengelolaan Keuangan SMK.................................................................................................19
B. Laporan Keuangan SMK.........................................................................................................19
C. Laporan Realisasi Anggaran.................................................................................................35
D. Laporan Operasional...............................................................................................................37
E. Laporan Perubahan Ekuitas..................................................................................................38
F. Neraca.........................................................................................................................................40
G. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional...............42

vii
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................46
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................49
BAB II TATA KELOLA BLUD SMK...............................................................................................53
BAB III PENUTUP............................................................................................................................108
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................109
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SMK.....................................................................................113
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK...........................................................138
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN...........................................................143
BAB V PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN........153
BAB VI PENUTUP............................................................................................................................156
LAMPIRAN PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
(contoh).............................................................................................................................................157
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................168
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL................................................................................174
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM......................................................................................186
BAB V PENUTUP.............................................................................................................................191

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Penilaian...........................................................................................................................18
Gambar 2 Siklus Akuntansi......................................................................................................................22
Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi............................................................................................24
Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan.................................................................................24
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK.......................................................................................25
Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA...................................................................................................35
Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO......................................................................................................37
Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE....................................................................................................39
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca..............................................................................................40
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK............................................................................54
Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK sebelum menjadi BLUD...............................56
Gambar 12 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK Setelah Menerapkan BLUD.........................67
Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD........................................................82
Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD...................................83
Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD..............................................................84
Gambar 16 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD........................................................84
Gambar 17 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan SMK BLUD.........85

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD.................................................................................................................9


Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif......................................................................13
Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja (Bobot Dokumen 5%).....14
Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola (Bobot Dokumen 20%)..............................................................14
Tabel 5 Rencana Strategis (Bobot Dokumen 30%).............................................................................15
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Bobot 20%)................................................15
Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan (Bobot Dokumen 20%).........................................................16
Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit Oleh Pemeriksa
Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-Undangan (Bobot Dokumen 5%)....................17
Tabel 9 Format Jurnal Umum..................................................................................................................26
Tabel 10.........................................................................................................................................................26
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK.............................................................................................27
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK.............................................................................................27
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK.............................................................................................28
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah............................................................28
Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran....................................................................................29
Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran....................................................................................29
Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran....................................................................................30
Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran....................................................................................30
Tabel 19 Format Buku Besar...................................................................................................................32
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal..........................................................................33
Tabel 21 Format Neraca Saldo................................................................................................................34
Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo.......................................................................................34
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)........................................................................36
Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO).........................................................................................38
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)..........................................................................39
Tabel 26 Format Neraca............................................................................................................................41
Tabel 27 Format prognosis/proyeksi LRA............................................................................................43
Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO..............................................................................................44
Tabel 29 Instruksi Kerja (IK) yang existing dilaksanakan.................................................................78
Tabel 30 Contoh Profil Ketenaga Ketenagaan di UPTD SMK........................................................127
Tabel 31 Realisasi Keuangan UPTD SMK...........................................................................................128
Tabel 32 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK..........................................................128
Tabel 33 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2017-2021 Provinsi ….....................130
Tabel 34 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK …....................................................................138
Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK..............................................................148
Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan.................................................................................................151
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum.......................................................157
Tabel 38 Indikator SPM SMK..................................................................................................................177
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan..........................................................................178
Tabel 40 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan...........................................179
Tabel 41 Pelayanan Proses Pembelajaran.........................................................................................179

x
Tabel 42 Pelayanan Penilaian Pendidikan..........................................................................................180
Tabel 43 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan..........................................................181
Tabel 44 Pelayanan Sarana dan Prasarana........................................................................................182
Tabel 45 Pelayanan Pengelolaan SMK................................................................................................183
Tabel 46 Pelayanan Biaya Operasi.......................................................................................................184
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM...................................................................................186
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar..................................188
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja...................................................190
Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD.......................192
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD.......................196
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN........................................................................199
Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN........................................................................201
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG MEMILIKI UPTD................................................................232
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG BELUM MEMILIKI UPTD.................................................248

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan
lulusannya siap bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Sebagai sekolah kejuruan, setiap SMK dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran
sesuai dengan kompetensi keahlian yang ada, seperti tempat praktik atau bengkel,
laboratorium, peralatan dan perabot serta sarana penunjang lainnya termasuk aula,
kantin dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, tenaga pendidik SMK juga disiapkan
secara khusus sehingga mempunyai kualifikasi sebagai pengajar dengan
kompetensi keahlian yang akan diampunya. Pembelajaran praktik pada SMK
merupakan aspek utama yang mampu meningkatkan kompetensi peserta didik
sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, sehingga keberadaanya selalu
dikembangkan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang ada, baik teknologi
maupun struktur ketenagakerjaannya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah
Teaching Factory (TeFa), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus membuat
secara langsung barang dan/atau mengerjakan jasa sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajarinya yang dilakukan di ruang atau tempat praktik yang telah
dikondisikan mendekati tempat kerja sebenarnya, mengunakan SOP standar
Industri, dengan pendampingan guru atau tenaga dari Industri, serta dilengkapi
dengan perangkat pembelajaran sesuai dengan struktur kurikulum untuk mengukur
capaian kompetensinya. Prinsip pembelajaran TeFa juga diharapkan diterapkan
sepenuhnya ke dalam kegiatan pemanfaatan aset sekolah atau yang lebih dikenal
sebagai Unit Produksi (UP) seperti pengunaan aula, peralatan, laboratorium, kantin,
lahan, tenaga pendidik serta sumber daya lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk
membantu biaya operasional sekolah dengan memanfatkan peralatan dan tenaga
pendidik untuk mengerjakan pesanan masyarakat. Perkembangan UP lebih
berdasarkan pada inisiasi unsur sekolah melihat peluang usaha dan kebutuhan
masyarakat di lingkungannya, sehingga produk UP mungkin tidak sesuai dengan
kompetensi yang ada di sekolahnya, lebih banyak mempekerjakan tenaga luar dari
pada peserta didik untuk memenuhi target produksi atau layanan, serta berorientasi
mendapatkan pendapatan atau keuntungan.
Pengelolaan TeFa dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar di
banyak SMK terutama dalam hal keuangannya sudah mencerminkan perusahaan
atau badan usaha pada umumnya. Oleh karena itu, perlu payung hukum untuk
melindunginya.

1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, khususnya
pada lampiran VII Standar Pengelolaan di Bab II Standar Pengelolaan oleh
SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mengamanatkan bahwa ”dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki spesifikasi teknis di
bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan diberikan
fleksibilitas sesuai peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya
untuk ditetapkan menjadi BLUD atau yang sejenisnya”.
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya. Unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
yang telah menerapkan BLUD antara lain Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas,
Persampahan, Pengolahan Limbah, Pasar, Pertanian, Peternakan, Perikanan,
Transportasi, Perparkiran, Terminal, Pariwisata, Konservasi, Stadion Olahraga, dan
lain sebagainya. BLUD memberikan peluang yang besar kepada SMK untuk
menerapkan pola tata kelola keuangan yang fleksibel. Contoh daerah yang telah
menerapkan BLUD yaitu Provinsi Jawa Timur, dimulai tahun 2018 pada 20 SMK
menunjukkan hasil yang baik, efektif, namun perlu dievaluasi sebelum di diseminasi
ke dalam skala yang lebih luas. Implementasi BLUD telah menunjukkan SMK
menjadi lebih mandiri, produktif, efisien, dan akuntabel dalam pengelolaan
keuangan.

B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara Umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses
pembentukan status BLUD.
2. Secara Khusus
a. Menjelaskan konsep BLUD;
b. Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating BLUD
SMK;
c. Menjelaskan manfaat penerapan BLUD SMK;
d. Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK;
e. Menjelaskan penerapan BLUD SMK berbasis Good School Governance
(GSG);
f. Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

2
C. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan antara lain:
1. Pedoman pengembangan BLUD;
2. Penerapan BLUD SMK yang fleksibel;
3. Prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

D. Outcome
Outcome yang diharapkan antara lain:
1. Sekolah mampu menciptakan dan mengelola SDM yang kreatif, kritis, mandiri,
unggul, dan inovatif;
2. Partisipasi stakeholder sekolah menjadi lebih baik;
3. Pengelolaan sumber daya sekolah menjadi lebih efisien dan efektif;
4. Sekolah mampu memberikan layanan yang lebih baik pada stakeholder; dan
5. Sekolah mampu menciptakan akuntabilitas yang lebih baik.

3
BAB II
KONSEP BLUD

A. Definisi BLUD
BLUD SMK adalah Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan barang dan/atau
jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK dalam melakukan
kegiatannya harus didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.
Pelaksanaan BLUD mendapatkan pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya dalam bentuk fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat. Tujuannya adalah meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat terutama peserta didik, dalam rangka meningkatkan
kualitas layanan dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Fleksibilitas yang
diberikan dalam bentuk keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD SMK,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas a)
Pemimpin BLUD/Kepala Sekolah, b) Pejabat Keuangan/Kepala Subbag Tata
Usaha, c) Pejabat Teknis/Wakil Kepala Sekolah atau Pejabat Setingkat. BLUD SMK
dalam melaksanakan kegiatannya dapat memperoleh pendapatan berupa
penerimaan dalam bentuk kas BLUD SMK. Pendapatan ini akan menambah ekuitas
dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali. BLUD
SMK juga melakukan belanja, berupa semua pengeluaran dari rekening kas yang
mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD SMK. Pendapatan dari operasional
BLUD SMK akan menghasilkan nilai omzet, yaitu jumlah seluruh pendapatan
operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang berasal dari barang dan/atau jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja BLUD SMK dengan pihak
lain dan/atau hasil usaha lainnya. Nilai aset BLUD SMK adalah jumlah aktiva yang
tercantum dalam neraca BLUD SMK pada akhir suatu tahun buku tertentu, dan
merupakan bagian dari aset pemerintah daerah provinsi yang tidak terpisahkan.
Tarif yang dikenakan adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh
BLUD SMK termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan
untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan selama
beroperasi. BLUD SMK akan mengeluarkan biaya, berupa sejumlah pengeluaran
yang mengurangi ekuitas untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan
operasional. BLUD SMK juga diizinkan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk
pemanfaatan surplus kas jangka pendek, selama bisa memberikan manfaat

4
ekonomis yang dapat meningkatkan kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan
kepada masyarakat dengan memperhatikan likuiditas keuangan BLUD SMK.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan uang BLUD yang dibuka oleh pejabat pengelola BLUD SMK pada
bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan dan pembayaran
pengeluaran BLUD SMK.

B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK


1. Landasan Filosofis
SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat yang tujuan
utamanya adalah menghasilkan lulusan siap kerja pada bidang tertentu. SMK
dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola tata kelola yang
baik supaya pengelolaannya menjadi lebih efisien, mandiri, dan produktif. Upaya
peningkatan mutu tata kelola SMK dapat dilakukan dengan penerapan BLUD
untuk memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan BLUD SMK adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana yang telah beberapa kali di ubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013;

5
i. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana yang telah di ubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
n. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan; dan
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2018 tentang BLUD.

C. Keunggulan BLUD SMK


Keunggulan dari SMK yang telah menerapkan BLUD, yaitu:
1. Dapat meningkatkan pelayanan publik;
2. Dapat mengefisiensi anggaran yang ada;
3. Sekolah dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan
bidang keahlian sekolah, yang dilakukan dengan otonomi pengelolaan
keuangan sekolah;
4. Dapat mendorong siswa untuk terus berkarya sehingga menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja; dan
5. Dapat meningkatkan kesejahteraan guru maupun infrastruktur sekolah dengan
adanya remunerasi dari pendapatan yang diterima sekolah.

D. Tujuan BLUD SMK


Pembentukan BLUD SMK bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat terutama peserta didik, sehingga dapat memajukan mutu layanan dan
daya saing sumber daya manusia Indonesia dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta
penerapan praktik bisnis yang sehat di lingkungan SMK.

E. Asas BLUD SMK


Pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan BLUD SMK, wajib memahami dan
menerapkan tujuh asas , yaitu:

6
1. BLUD SMK beroperasi sebagai unit kerja pemerintah provinsi untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan
yang didelegasikan oleh Gubernur.
2. BLUD SMK merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan pemerintah
provinsi dan karenanya status hukum BLUD SMK tidak terpisah dari
pemerintah provinsi sebagai instansi induk.
3. Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLUD SMK dari segi manfaat
layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLUD SMK bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya
oleh Gubernur.
5. BLUD SMK menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari
keuntungan.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan laporan keuangan serta kinerja BLUD
SMK disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Dinas Pendidikan dan
pemerintah provinsi.
7. BLUD SMK mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik
bisnis yang sehat.

F. Manfaat BLUD SMK


Penerapan sistem BLUD dengan membentuk BLUD SMK diharapkan dapat
memberikan setidaknya tiga manfaat, yaitu:
1. Memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang diperoleh dari layanan
kepada masyarakat;
2. Memungkinkan mandiri dalam pembiayaan operasional; dan
3. Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan melalui magang yang memadai,
berkesinambungan, dan berstandar kompetensi dunia usaha.

7
BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK

A. Persiapan
Kelembagaan SMK secara tugas dan fungsi bersifat operasional dalam
menyelenggarakan pelayanan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
layanan umum, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat.
Selain itu, SMK juga mempersiapkan persyaratan administrasi pendirian BLUD SMK
yaitu: (a) kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsi SMK terkait layak dikelola
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD SMK atas rekomendasi Kepala
Dinas Pendidikan; dan (b) kinerja keuangan SMK yang sehat.

B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK


SMK dalam menyiapkan pendirian BLUD memerlukan berbagai persyaratan
yaitu: a. persyaratan substantif; b. persyaratan teknis; dan c. persyaratan
administratif dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Persyaratan Substantif
Sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, persyaratan substantif dapat terpenuhi apabila
tugas dan fungsi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah bersifat operasional
dalam menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan barang/jasa
publik. Layanan umum tersebut diutamakan untuk pelayanan pendidikan SMK
yang mana menjadi penyedia dalam pengadaan barang dan/atau jasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta sesuai dengan praktek bisnis
yang sehat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk pengembangan
layanan umum.

2. Persyaratan Teknis
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah, persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Karakteristik tugas dan fungsi SMK dalam memberikan pelayanan lebih
layak apabila dikelola dengan menerapkan BLUD, sehingga dapat
meningkatkan pencapaian target keberhasilan.
Kriteria layak yang dimaksud meliputi:
1) Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
secara efektif, efisien, dan produktif;
2) Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum
kepada masyarakat.
b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja

8
keuangan apabila dikelola dengan menerapkan BLUD. Kriteria berpotensi
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuangan
meliputi:
1) Perkiraan rencana pengembangan yang dilihat, misalnya dari
peningkatan/diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen, dan tingkat
kepuasan konsumen;
2) Perhitungan/rencana peningkatan pendapatan dalam beberapa tahun
yang akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.

3. Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila SMK membuat dan
menyampaikan beberapa dokumen,Dokumen-dokumen tersebut meliputi:
a. Surat Pernyataan Kesanggupan Peningkatan Kinerja
Surat pernyataan ini berisi tentang komitmen SMK untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
bidang layanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Surat
pernyataan kesanggupan yang ditanda tangani oleh kepala SMK dan
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola merupakan uraian tentang Tata Kelola SMK yang akan
menerapkan BLUD. Pola Tata Kelola yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah. Contoh Pola Tata Kelola BLUD SMK dapat dilihat pada
lampiran 1. Pola Tata Kelola tersebut memuat:

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD

Kelembagaan Kelembagaan dalam pola tata kelola memuat posisi


jabatan, pemberian tugas, fungsi, tanggung jawab,
hubungan kerja, dan wewenang.
Prosedur kerja Prosedur kerja dalam pola tata kelola memuat
ketentuan mengenai hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi.

Pengelompokan Pengelompokan fungsi dalam pola tata kelola


fungsi memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian
internal untuk efektivitas pencapaian organisasi.
Pengelolaan Pengelolaan sumber daya manusia dalam pola tata
sumber daya kelola memuat kebijakan mengenai pengelolaan
manusia sumber daya manusia yang berorientasi pada
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

9
c. Rencana Str
Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra adalah
dokumen perencanaan BLUD untuk periode 5 (lima) tahunan. Renstra
yang dimaksud merupakan perencanaan lima tahunan yang disusun
untuk menjelaskan strategi pengelolaan BLUD SMK dengan
mempertimbangkan alokasi sumber daya dan kinerja dengan
menggunakan teknis analisis bisnis, yang ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.
Pelaksanaan Renstra harus berdasarkan pada peningkatan
pelayanan masyarakat, efisiensi, efektivitas, produktifitas berdasarkan
praktek bisnis yang sehat tanpa mengutamakan keuntungan.
Implementasi rencana strategis ini juga harus dilakukan dengan
memperhatikan fleksibilitas dari penerapan BLUD. Renstra ini
selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) dan digunakan sebagai evaluasi kinerja untuk setiap
tahunnya. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah yang akan menerapkan BLUD memuat: a. rencana
pengembangan layanan; b. strategi dan arah kebijakan; c. rencana
program dan kegiatan; dan d. rencana keuangan. Contoh Renstra BLUD
SMK dapat dilihat pada lampiran 2.

d. SPM BLUD SMK


SPM adalah standar pelayanan yang membuat batasan minimal
mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh SMK
yang akan menerapkan BLUD. SPM diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
kesetaraan, kemudahan, dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh
SMK yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Contoh Standar Pelayanan Minimal BLUD
SMK dapat dilihat pada lampiran 3.

e. Laporan Keuangan atau Prognosis/Proyeksi Keuangan


Laporan keuangan BLUD SMK merupakan laporan yang terstruktur
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
BLUD. Tujuan umum laporan keuangan BLUD adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo
anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLUD
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Penyusunan
prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan realisasi anggaran dan
laporan operasional disusun oleh SMK yang baru dibentuk dan akan
10
menerapkan BLUD sesuai dengan sistem perencanaan dan
penganggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Laporan
keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan disusun oleh kepala SMK
yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan sistem akuntansi yang
diterapkan pada pemerintah daerah. Contoh dokumen laporan keuangan
dapat dilihat pada lampiran 4.

f. Laporan Audit Terakhir Atau Penyataan Bersedia Untuk Diaudit oleh


Pemeriksa Eksternal Pemerintah
Laporan audit terakhir merupakan laporan audit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum SMK yang
akan menerapkan BLUD direkomendasikan untuk menerapkan BLUD.
Apabila audit terakhir tersebut belum tersedia, kepala SMK yang akan
menerapkan BLUD membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit
oleh pemerika eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Surat pertanyaan tersebut ditandatangani oleh
kepala SMK yang akan menerapkan BLUD dan diketahui oleh kepala
Dinas Pendidikan Provinsi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah auditor eksternal dalam
audit laporan keuangan SMK yang akan menerapkan BLUD. Jenis-jenis
pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan
kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan
yakni pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance) bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Pemeriksaan kinerja yakni pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi, serta pemeriksaan aspek efektivitas. Pemeriksaan selanjutnya
adalah pemeriksaan dengan tujuan tertentu yakni pemeriksaan yang
dilakukan dengan tujuan khusus atas hal-hal lain yang berkaitan dengan
keuangan dan pemeriksaan investigasi.

C. Penilaian BLUD SMK


Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah telah menerbitkan Modul Penilaian dan Penetapan BLUD, selanjutnya
modul tersebut sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam
melakukan penilaian SMK yang akan menerapkan BLUD.

11
1. Tujuan
Tujuan Pedoman Penilaian Usulan Penerapan BLUD SMK adalah:
a. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan oleh Tim Penilai dalam
melakukan penilaian atas usulan penerapan BLUD;
b. Tersusunnya instrumen penilaian bagi Tim Penilai sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah;
c. Terjaganya obyektivitas, transparansi dan kualitas penilaian.

2. Tim Penilai BLUD SMK


Kepala daerah akan membentuk Tim Penilai yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah dalam rangka melakukan penilaian BLUD SMK. Tim
Penilai beranggotakan paling sedikit terdiri atas:
a. Sekretaris Daerah sebagai ketua;
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD sebagai anggota;
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan pembangunan daerah
sebagai anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di pemerintah daerah
sebagai anggota; serta
f. Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya, apabila diperlukan.

3. Tata Tertib Tim Penilai


Tata tertib Tim Penilai dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tim Penilai wajib hadir dalam rapat penilaian.
b. Dalam hal anggota Tim Penilai berhalangan hadir, anggota Tim Penilai
tersebut dapat menunjuk pengganti yang memiliki kompetensi di
bidangnya dan pendapat yang disampaikan oleh pengganti dianggap
mewakili anggota Tim Penilai yang bersangkutan.
c. Tim Penilai yang tidak hadir dan tidak menunjuk pengganti dianggap
menyetujui keputusan yang diambil dalam rapat penilaian.
d. Keputusan akan diambil berdasarkan musyawarah/mufakat jika terjadi
perbedaan pendapat. Akan tetapi jika tidak dapat diputuskan dengan
musyawarah/mufakat, maka dilakukan pemungutan suara yang disetujui
paling sedikit setengah dari jumlah Tim Penilai yang hadir ditambah 1
(satu) suara.
e. Tim Penilai atau pengganti yang ditunjuk, wajib menandatangani Berita
Acara Hasil Penilaian.

12
4. Dokumen yang Dinilai
Dokumen yang dinilai adalah dokumen persyaratan administratif yang
terdiri dari:
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja;
b. Pola tata kelola;
c. Rencana Strategis (Renstra);
d. Standar Pelayanan Minimal (SPM);
e. Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan; dan
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit oleh
pemeriksa eksternal pemerintah.

5. Instrumen penilaian
SMK yang akan menerapkan BLUD dinilai melalui instrumen dengan
masing-masing bobot dokumen sebagai berikut.

Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif

No Dokumen Bobot
1 Pernyataan kesanggupan meningkatkan kinerja 5%
2 Pola tata kelola 20%
3 Rencana Strategis (Renstra) 30%
4 Standar Pelayanan Minimal (SPM) 20%
5 Laporan Keuangan 20%
6 Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk 5%
diaudit oleh pemeriksa eksternal pemda sesuai
ketentuan Perundang-undangan

Jika salah satu dari enam persyaratan administratif tidak terpenuhi,


maka tidak dilakukan penilaian dan dapat diajukan kembali apabila seluruh
persyaratan sudah terpenuhi. Berikut adalah penilaian pada masing-masing
dokumen berikut bobot unsur yang dinilai:

Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja (Bobot


Dokumen 5%)

13
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
Adanya pernyataan Kesesuaian dengan format yang 2,0
Kesanggupan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Meningkatkan Kinerja Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang BLUD
Ditandatangani oleh Kepala UPTD 8,0
dan diketahui oleh Kepala SKPD

Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola (Bobot Dokumen 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya kebijakan- Kelembagaan 1,0
kebijakan mengenai
Prosedur kerja (akuntabilitas 2,0
organisasi dan tata
berbasis kinerja)
laksana
Pengelompokan fungsi (akuntabilitas 2,0
berbasis kinerja)
Pengelolaan SDM (pengadaan, 2,0
persyaratan, pengangkatan,
penempatan, batas usia, masa kerja,
hak, kewajiban, termasuk sistem
reward dan punishment, serta
pemberhentian (PHK))
Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0
oleh Kepala Daerah

Tabel 5 Rencana Strategis (Bobot Dokumen 30%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
14
Adanya pernyataan Pernyataan visi dan misi 1,0
Visi dan Misi
Tergambarnya Kesesuaian dengan Renstra SKPD 1,0
strategis dan arah dan Rencana Pembangunan Jangka
kebijakan Menengah Daerah (RPJMD)
Kesesuaian visi, misi, program 1,0
dengan pencapaian kinerja (kinerja
layanan, kineria keuangan dan
kinerja manfaat)
Rencana program dan Indikator Kinerja 1,0
Kegiatan
Target Kinerja 1,0
Rencana keuangan Program kegiatan dan pendanaan 1,0
dan Pengembangan
Penanggun jawab program 0,5
layanan
Prosedur pelaksanaan program 0,5
Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0
oleh Kepala Daerah

Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Bobot 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

SPM yang sesuai Fokus 1,0


dengan jenis dan
Terukur 1,0
mutu pelayanan
Dapat dicapai 0,5
Relevan dan dapat diandalkan 1,0
Kerangka waktu 0,5
Kelengkapan dan Kelengkapan jenis pelayanan sesuai 1,0
kesesuaian jenis Dan dengan SPM yang diberlakukan
Target Kinerja
Keterkaitan antara Kaitan antara SPM dengan Renstra 2,0
SPM dengan Renstra dan anggaran tahunan
dan Anggaran
Adanya pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0
oleh kepala daerah

Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan (Bobot Dokumen 20%)


15
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
Laporan Realisasi LRA sesuai SAP 2,0
Anggaran (LRA)
Laporan Neraca Neraca sesuai SAP 2,0
Laporan Operasional LO sesuai SAP 2,0
(LO)
Laporan Perubahan LPE sesuai SAP 2,0
Ekuitas (LPE)
Catatan Atas Laporan CALK sesuai SAP 2,0
Keuangan (CALK)

Untuk SMK yang baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD
menggunakan penilaian sebagai berikut:

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Prognosis/Proyeksi LRA sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Realisasi penganggaran Pemda
Anggaran (LRA)
Prognosis/Proyeksi LO sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Operasional penganggaran Pemda
(LO)

Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit


Oleh Pemeriksa Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-Undangan
(Bobot Dokumen 5%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya hasil audit Hasil audit tahun terakhir oleh BPK 10,0
sebelum mengajukan untuk
menerapkan BLUD

ATAU

Adanya pernyataan Kesuaian dengan format yang 2,0


bersedia untuk diaudit ditetapkan dalam Peraturan Menteri
oleh pemeriksa Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

16
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
eksternal pemda tentang BLUD
sesuai ketentuan
Ditandatangani oleh Kepala UPTD 8,0
Perundang-undangan
dan diketahui oleh Kepala SKPD

D. Proses Penilaian
1. Dalam rangka penilaian dokumen administratif dilakukan dengan menggunakan
format penilaian dokumen administratif, indikator, dan bobot penilaian
penerapan BLUD (SE Mendagri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ
tentang Modul Penilaian dan Penetapan BLUD tanggal 6 Februari 2019),
sebagai berikut:
a. bagi SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah
menggunakan format A.l ; (lampiran 5)
b. bagi SKPD yang belum mempunyai UPTD, menggunakan format A.2.
(lampiran 6)
2. Untuk melakukan penilaian dokumen administratif terhadap nilai per unsur pada
kolom 6 format A.l dan format A.2, menggunakan format B. (lampiran 7)
3. Setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen administratif, hasil penilaian
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD,
disertai dengan kesimpulan penilaian dokumen administrastif usulan penerapan
BLUD sebagaimana format C. (lampiran 8)

Gambar 1 Alur Penilaian

17
E. Penetapan BLUD
Berdasarkan hasil penilaian dokumen administratif, dalam hal nilai dari
dokumen administratif <60, maka hasil penilaian Ditolak Untuk Menerapkan
BLUD dan apabila nilai dari dokumen administratif >60, maka hasil penilaian
Diterima Untuk Menerapkan BLUD. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan
dituangkan dalam bentuk rekomendasi penerapan BLUD SMK sebagaimana
format D. (lampiran 9)
Rekomendasi disampaikan kepada kepala daerah sebagai dasar
penetapan dan kapan dimulainya penerapan BLUD SMK yang dituangkan dalam
Keputusan Kepala Daerah.

18
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK
YANG AKAN MENERAPKAN BLUD

BLUD SMK didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.


Pelaksanaan operasional sistem BLUD, yang mendapatkan pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya, diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat.

A. Pengelolaan Keuangan SMK


Pengelolaan keuangan menurut Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 meliputi
pengelolaan pembiayaan dan pengelolaan pendanaan. Pengelolaan keuangan ini
dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam menjalankan mekanisme keuangan
secara akuntabel, transparan, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Adanya pengelolaan keuangan yang baik diharapkan SMK dapat
menghitung biaya dan mengatur dana yang dibutuhkan, sekaligus memprediksi potensi
pendanaan yang belum bisa terpenuhi. Selain membuat pemetaan sumber pendanaan
yang ada, SMK mencari sumber pendanaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pengelolaan keuangan meliputi investasi, operasi pendidikan,
bantuan pendidikan, beasiswa, dan personal. Langkah-langkah untuk melaksanakan
pengelolaan keuangan diterapkan sebagai berikut:
1. Perangkat daerah provinsi yang melaksanakan urusan pendidikan melakukan
sosialisasi peraturan/ketentuan/panduan terkait biaya pendidikan;
2. Perangkat daerah provinsi yang melaksanakan urusan pendidikan bersama
Pengelola SMK menghitung dan menetapkan besaran biaya operasi pendidikan
untuk setiap Program Keahlian berdasarkan Standar Biaya Operasi SMK;
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan
memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah menetapkan besaran BOS SMK;
dan
4. SMK menyusun anggaran Penyelenggaraan Program Keahlian berdasarkan
Standar Biaya Operasi SMK.

B. Laporan Keuangan SMK


1. Definisi Laporan Keuangan SMK
Laporan Keuangan SMK adalah dokumen keuangan yang wajib disusun
untuk menerapkan BLUD. Hal ini dikarenakan Laporan Keuangan merupakan salah
satu dari persyaratan dokumen administratif. Laporan keuangan disusun untuk
menjelaskan nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan
kegiatan operasional SMK, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi suatu entitas, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan.

19
Kepala Sekolah yang akan menerapkan BLUD pada SMK juga harus
membuat laporan keuangan sesuai dengan pasal 44 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD yang
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e disusun
oleh kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada
pemerintah daerah.
(2) Laporan keuangan terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan operasional:
d. laporan perubahan ekuitas; dan
e. catatan atas laporan keuangan.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019


tentang Modul Penilaian dan Penetapan BLUD menjelaskan bobot dokumen
laporan keuangan. Bobot dokumen tersebut dijelaskan pada format penilaian
dokumen administratif, indikator, dan bobot penilaian penerapan BLUD, khususnya
pada format A.1: SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah,
pada Nomor 5 untuk dokumen administratif yang dinilai pada laporan keuangan
dengan nilai bobot 20% pada 5 (lima) laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan SAP
b. Neraca sesuai dengan SAP
c. LO sesuai dengan SAP
d. LPE sesuai dengan SAP
e. CaLK sesuai dengan SAP

Masing-masing laporan keuangan tersebut mempunyai nilai 0 atau 10 dengan


bobot per unsur masing-masing sebesar 2,0.
SMK bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam penyusunan 5 (lima)
komponen laporan keuangan dimaksud harus memecah dari laporan keuangan
SKPD baik secara manual dan/atau sistem aplikasi. Laporan keuangan SKPD yang
digunakan sebaiknya yang sudah audited karena penyajian nilainya sudah
dianggap wajar oleh pemeriksa eksternal pemerintah. Alternatif lain yang dapat
digunakan jika terdapat kesulitan dalam memecah laporan keuangan SKPD
menjadi laporan keuangan SMK adalah dengan menyusun 5 (lima) komponen
laporan keuangan tersebut berdasarkan bukti transaksi atau media rekapitulasi
data dari bukti transaksi seperti Buku Kas Umum (BKU) Bendahara Penerimaan
dan Pengeluaran Pembantu atau catatan yang memiliki informasi yang mirip
dengan BKU, ditambah data-data lain seperti data persediaan, aset tetap, aset tak
berwujud (berikut penyusutan dan amortisasi) serta data-data akrual lain seperti
20
data utang piutang. 5 (lima) komponen laporan keuangan yang dimaksud di atas
terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan
ikhtisari sumber, alokasi, dan pemakai sumber daya ekonomi yang dikelola,
serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
suatu periode pelaporan yang terdiri dari unsur pendapatan dan belanja.
2. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
pelaporan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
3. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan entitas
selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu
yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, LO, LPE, dan
Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
SMK dapat saja baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD maka
SMK baru tersebut tidak menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tetapi
hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa LRA dan LO sesuai dengan
sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
Pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019
khususnya pada format A.2: SKPD yang belum mempunyai unit pelaksana teknis
daerah, pada Nomor 5 untuk dokumen administratif yang dinilai pada
prognosis/proyeksi laporan keuangan dengan nilai bobot 20% pada 2 (dua) laporan
keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
b. LO sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan bobot
per unsur masing-masing sebesar 5,0.

2. Akuntansi SMK
SMK menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut, perlu
pemahaman akuntansi yang memadai. Akuntansi adalah proses identifikasi,
pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Proses
21
identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi yang dimaksud adalah setiap kejadian
transaksi keuangan diperlukan adanya pencatatan serta identifikasi pada pos-pos
akun mana yang sesuai dengan kejadian transaksinya. Begitu pula dengan
pengklasifikasi transaksi yang dilakukan termasuk dalam bagian pos akun yang
mana saja nanti digunakan ketika sudah melakukan pencatatan, pengklasifikasian
dan pengikhtisaran transaksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yang sesuai dengan pedoman atau peraturan-peraturan yang mengatur proses
penyusunan laporan keuangan. Akuntansi SMK sendiri adalah bagian dari
akuntansi SKPD karena sebagai UPTD, SMK merupakan unit kerja dari SKPD.
Dalam pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
sebenarnya tidak dikenal akuntansi SMK, namun untuk keperluan persyaratan
dokumen administratif menjadi BLUD, maka SMK harus membuat 5 (lima)
komponen laporan keuangan. Laporan keuangan SMK mempunyai basis akuntansi
yang sama dengan laporan keuangan SKPD yaitu basis kas untuk statutory report
seperti LRA dan basis akrual untuk laporan keuangan LO dan Neraca.

3. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Pembentukan BLUD SMK


Siklus akuntansi pemerintah daerah dan SMK sama dengan siklus akuntansi
pada umumnya. Pencatatan transaksi juga harus disertakan dengan dokumen-
dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan kedalam jurnal
dan buku besar. Bukti transaksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu bukti
penerimaan kas, bukti pengeluaran kas dan bukti memorial yang kemudian
dimasukkan ke jurnal umum, yang kemudian diposting ke buku besar dan
selanjutnya dimasukan dalam neraca saldo sampai ke penyajian laporan keuangan.
Berikut ini merupakan gambar ilustrasi dari Siklus Akuntansi.
Gambar 2 Siklus Akuntansi

DOKUMEN
TRANSAKSI

LAPORAN
KEUANGAN JURNAL

NERACA BUKU BESAR


SALDO

22
Gambar di atas menerangkan siklus akuntansi yang perlu dijadikan pedoman
bagi para entitas pemerintah daerah khususnya pada entitas akuntansinya seperti
SKPD termasuk SMK. Dokumen transaksi disini maksudnya adalah dokumen-
dokumen yang terkait transaksi pendapatan dan belanja yang terjadi di dalam SMK.
Contohnya seperti pendapatan dari pemanfaatan aset SMK dan belanja operasional
SMK untuk meningkatkan kualiatas pelayanan pendidikan SMK. Pendanaan yang
diberikan dicatat sebagai penerimaan kas dan pengeluaran dicatat sebagai belanja.
Transaksi yang telah selesai didokumentasikan, kemudian dimasukan dalam
jurnal transaksi, dimana dalam membuat jurnal ini perlu pemahaman lebih jauh
tentang persamaan akuntansi yang akan dibahas berikutnya. Pada saat penjurnalan
yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi debit dan kreditnya, agar
tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada tahapan selanjutnya tiap transaksi
dalam penjurnalan yang sudah dimasukan kedalam pos-pos akun dibuatkan buku
besar yang sifatnya sebagai penerjemah kenaikan atau penurunan nilai akun atas
transaksi pada penjurnalan sebelumnya. Hal ini cukup mudah, karena hanya
melakukan posting atau memindahkan tiap-tiap akun yang terjadi pada saat
transaksi penjurnalan. Hal penting yang perlu diingat sebelum melakukan posting
setiap akun jurnal ke buku besar adalah nilai saldo awal atau saldo tahun
sebelumnya yang wajib dimasukan terlebih dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo merupakan
tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam neraca saldo ini
berfungsi untuk mengelompokkan saldo nilai akun-akun yang ada di dalam buku
besar, serta sebagai koreksi untuk penyeimbangan posisi debit dan kredit yang
telah dilakukan pada saat transaksi sebelumnya. Ketika neraca saldo yang sudah
seimbang posisi debit dan kreditnya, kemudian dimasukan ke dalam tahapan
laporan keuangan. Laporan keuangan ini sesuai dengan penyajian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dimana setiap akun dalam neraca saldo perlu
disajikan dalam lima komponen laporan keuangan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan perlakuan data transaksi
keuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan adanya
saling keterkaitan tahapan satu sama lain. Pembetulan dalam siklus akuntansi tidak
dapat dilakukan secara langsung dan harus melihat proses awalnya terlebih dahulu
jika didapati ada salah satu tahapan/siklus yang perlu dikoreksi. Siklus akuntansi ini
harus dipahami dengan baik dan benar oleh SMK yang akan menyajikan laporan
keuangan agar hasilnya baik dan maksimal.

a. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi
adalah komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi.
Persamaan sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan atau
suatu instansi yakni apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar hutang
23
perusahaan atau instansi tersebut. Persamaan akuntansi menyamakan aset
dengan kewajiban/liabilitas dan modalnya, hal ini menunjukkan bahwa semua
aset perusahaan atau instansi diperoleh melalui kewajiban hutang dan/atau
modal. Berikut ini adalah gambar ilustrasi persamaan akuntansi:

ASET KEWAJIBA
MODAL
N
Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi

Gambar diatas menjelaskan bahwa aset sama dengan jumlah


kewajiban/liabilitas dan modal. Pemahaman ini adalah hal dasar dan awal ketika
mempelajari persamaan dasar akuntansi.
Kewajiban/liabilitas dan modal pada dasarnya hanyalah sumber
pendanaan bagi perusahaan/instansi untuk memperoleh aset. Persamaan
akuntansi umumnya ditulis dengan kewajiban/liabilitas yang muncul sebelum
modal. Hal seperti ini harus konsisten dengan pelaporan keuangan di mana aset
dan kewajiban/liabilitas lancar selalu dilaporkan sebelum aset dan
kewajiban/liabilitas jangka panjang. Persamaan ini berlaku untuk semua
kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama dengan kewajiban/liabilitas
dan modal. Jika aset meningkat, kewajiban/liabilitas atau modal pemilik harus
meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Sebaliknya berlaku jika
kewajiban/liabilitas atau modal yang menurun.
Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis dokumen
transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal. Persamaan akuntansi ini
juga merupakan persamaan untuk seluruh transaksi yang terdapat dalam
instansi manapun, termasuk untuk transaksi di pemerintah daerah. Istilah modal
pada pemerintahan diganti dengan istilah ekuitas sehingga persamaan
akuntansinya menjadi seperti berikut:
Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan

KEWAJIBA EKUITA
ASET S
N
Persamaan akuntansi di SKPD pun tidak terlalu berbeda dengan di
pemerintah daerah. Sedikit perbedaan ada pada komponen ekuitas, karena
posisi SKPD sebagai entitas akuntansi maka terdapat akun Rencana Kerja
Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (RK PPKD) untuk menampung
penerimaan dan pengeluaran kas antara SKPD dengan PPKD.
Persamaan akuntansi yang serupa juga dapat digunakan pada SMK
dengan asumsi SMK setara dengan SKPD sehingga dianggap seperti entitas
akuntansi yang langsung bertransaksi dengan PPKD, sehingga masih
24
menggunakan akun RK PPKD sebagai akun transitoris dengan PPKD. Hal ini
dikarenakan tidak dikenal akun transitoris antar unit kerja didalam SKPD dalam
regulasi dan pedoman manapun. Persamaan akuntansi untuk menyusun
laporan keuangan SMK dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK

Nilai RK PPKD tersebut kemungkinan terbentuk dari penerimaan kas SMK


dari Kas Umum Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lainnya
serta pengeluaran kas SMK ke Kas Umum Daerah misalnya yang berasal dari
pemanfaatan aset SMK yang merupakan pendapatan lain-lain PAD yang sah.
Penjelasan persamaan akuntansi tersebut mempertegas bahwa dasar
pemahaman akuntansi menjadi alat yang sangat membantu dalam penyusunan
laporan keuangan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang cukup baik dan
benar agar tercapainya penyusunan laporan keuangan SMK yang baik dan
benar.

1. Jurnal
Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi
dimulai dengan pengumpulan data yang diambil dari bukti transaksi.
Berdasarkan bukti transaksi kemudian dikelompokkan transaksi-transaksi
yang terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan berupa nota, faktur, kuitansi
atau memo yang diverifikasi. Semua transaksi yang sudah dikelompokkan,
maka harus dicatat ke dalam jurnal berdasarkan urutan kronologi transaksi
keuangan. Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi-transaksi suatu
entitas secara kronologis dan sistematis. Contoh format jurnal umum dapat
dilihat sebagai berikut:

Tabel 9 Format Jurnal Umum

Tangga Kode
No Bukti Uraian Debit Kredit
l Rekening
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
(2) Nomor bukti transaksi.
(3) Nomor kode rekening.

25
(4) Nama akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris
selanjutnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok kesebelah
kanan.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
Pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme
debit dan kredit. Pengertian debit dalam persamaan akuntansi menunjukan
sisi sebelah kiri dan kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme untuk
menggunakan aturan debit dan kredit pada setiap akun utama akuntansi
terlihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 10
Mekanisme Aturan Debit dan Kredit Pada Akun Utama Akuntansi
No Jenis Akun Bertambah Berkurang Keterangan

1 Aset Debit Kredit Aset jika bertambah dicatat di debit.

Aset jika berkurang dicatat di kredit.

2 Utang Kredit Debit Utang jika bertambah dicatat di kredit. Utang


jika berkurang dicatat di debit.

3 Ekuitas Kredit Debit Ekuitas jika bertambah dicatat di kredit.


Ekuitas jika berkurang dicatat di debit.

4 Pendapatan Kredit Debit Pendapatan jika bertambah dicatat di kredit.

Pendapatan jika berkurang dicatat di debit.

5 Beban Debit Kredit Beban jika bertambah dicatat di debit.


Beban jika berkurang dicatat di kredit.

Berikut ini adalah contoh jurnal dari beberapa transaksi SMK:

Pada tanggal 5 Januari 2020 instansi membeli perlengkapan kantor


seharga Rp2.000.000,00.

Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK


Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
5-Jan-20 Xxxx x.x.x.xx Perlengkapan 2.000.000,00
Kantor
2.000.000,00
26
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK

Pada tanggal 15 Januari 2020 dibayar beban telepon sebesar


Rp1.000.000,00.
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
15-Jan- Xxxx x.x.x.xx Beban telepon 1.000.000,00
20
Kas di Bendahara 1.000.000,00
x.x.x.xx Pengeluaran
Pembantu SMK

Pada tanggal 21 Januari 2020 instansi telah menerima Pendapatan


pemanfaatan aset sekolah sebesar Rp5.000.000,00.
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
21-Jan- Xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
20 Penerimaan
Pembantu SMK
x.x.x.xx Pendapatan 5.000.000,00
pemanfaatan aset
sekolah –LO

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah


adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas (Paragraf 42 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun
2010) sedangkan dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar
basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas (Paragraf 44 Kerangka
Konseptual Nomor 71 Tahun 2010). Basis kas dapat dikatakan khusus
digunakan untuk LRA. Mekanisme basis laporan keuangan pemerintah
terlihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah

27
Kode Akun Uraian Laporan Basis
1 Aset
2 Kewajiban Neraca Akrual
3 Ekuitas
4 Pendapatan LRA
5 Belanja
LRA Kas
6 Pembiayaan

7 Pendapatan LO
LO Akrual
8 Beban

Ada hal penting yang wajib diketahui terkait pencatatan jurnal realisasi
anggaran yang berbasis kas, dimana, jurnal basis kas ini akan dilakukan
apabila sudah memenuhi dua kriteria yaitu:
a) Terdapat aliran kas (masuk/keluar); dan
b) Merupakan realisasi anggaran.
Apabila dua syarat di atas tidak terpenuhi maka pencatatan realisasi
anggaran tidak perlu dilakukan. Contoh jurnal realisasi anggaran pada
sebagai berikut:
a. Bendahara Penerimaan Pembantu Sekolah menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan pemanfaatan aset
sekolah.

Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran


No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi 5.000.000,00
Perubahan SAL
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
pemanfaatan
aset sekolah -
LRA

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu SMK membayarkan uang sebesar


Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.
28
Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Estimasi Perubahan
SAL

Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus
dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga
dilakukan jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal
basis akrual dan jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang sama.
Berikut ini adalah contoh transaksi yang memenuhi syarat basis kas dan
basis akrual:
c. Bendahara Penerimaan Pembantu SMK menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan Pemanfaatan Aset
Sekolah.

Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran


Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
Penerimaan
Pembantu SMK
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah – LO
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi Perubahan 5.000.000,00
SAL
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah –LRA

d. Bendahara Pengeluaran Pembantu Sekolah membayarkan uang


sebesar Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.
29
Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Beban Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Estimasi Perubahan
SAL

Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan sekolah, jurnal


akuntansi tersebut di atas idealnya dibuat langsung berdasarkan bukti
transaksi. Alternatif lain yang dapat dipilih untuk mempercepat proses jurnal
akuntansi dapat dibuat dari catatan Buku Kas Umum (BKU) yang dibuat
oleh Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran
Pembantu selama suatu tahun anggaran yang disepakati menjadi laporan
keuangan untuk dokumen administratif menjadi BLUD. Apabila semua
transaksi tersebut sudah dicatat dalam jurnal akuntansi maka laporan
keuangan SMK yang berbasis kas akan terbentuk.
Selanjutnya perlu dilakukan jurnal untuk mencatat transaksi akrual
yang meliputi transaksi sebagai berikut:
a. Pengakuan piutang jika ada, dapat dilakukan berdasarkan tagihan
kepada penerima jasa dari SMK. Untuk kasus tertentu diperlukan
adanya tanda terima atau berita acara serah terima pekerjaan yang
ditandatangani pihak SMK dan dan penerima jasa dari SMK;
b. Pengakuan persediaan baik yang bertambah maupun berkurang
berdasarkan laporan persediaan SMK yang menyajikan informasi saldo
awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan saldo akhir;
c. Pengakuan investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang jika
ada, berdasarkan surat berharga, sertifikat deposito maupun dokumen
investasi lain;
d. Pengakuan aset tetap, aset dikerjasamakan, dan aset tak berwujud baik
yang bertambah maupun berkurang berdasarkan laporan barang SMK
yang menyajikan informasi saldo awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan
saldo akhir;
e. Pengakuan beban penyusutan/amortisasi di LO dan akumulasi
penyusutan/amortisasi di Neraca berdasarkan tahun perolehan dari
laporan barang dan kebijakan akuntansi pemda;

30
f. Pengakuan aset rusak sebagai aset lainnya jika ada berdasarkan surat
permohonan penghapusan aset dari Kuasa Pengguna Barang; dan
g. Pengakuan utang jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan tagihan dari debitur atau perjanjian pinjaman.

2. Buku Besar
Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal
berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses
klasifikasi. Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal
dengan istilah Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu
transaksi ke dalam buku besar dari masing-masing akun dalam jurnal
terkait. Buku besar adalah buku yang digunakan untuk mengelompokkan
transaksi berdasarkan akun/kode rekening sehingga diperoleh saldo akhir
akun/kode rekening tersebut. Setiap akun memiliki satu buku besarnya
masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah entitas
sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya. Buku besar dibuat
dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah
disepakati. Contoh format buku besar dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 19 Format Buku Besar


Kode Rekening :
Uraian :
Anggaran :

Tanggal No Bukti Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
31
(2) Nomor surat bukti transaksi.
(3) Uraian transaksi.
(4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal
pada saat transaksi dicatat.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
(7) Jumlah saldo dari transaksi
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua
saldo awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh
dari Neraca Awal Tahun kedalam buku besarnya masing-masing. Ketika
transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal kemudian diposting kebuku besar. Berdasarkan contoh jurnal
di atas, dapat dilakukan posting ke buku besar sebagai berikut:
Jurnal Transaksi pendapatan tunai oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu SMK:

Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal


No Kode Debit
Tanggal Uraian Kredit
Bukti Rekening
21-Jan-20 xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
Penerimaan
Pembantu SMK
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
Pemanfaatan
Aset Sekolah -LO

Buku Besar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu SMK
Anggaran :
32
Tanggal No Bukti Uraian Ref Debit Kredit
21-Jan-20 xxxx Penerimaan Xx 5.000.000,00
pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah

BukuBesar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Anggaran :

Tanggal No Uraian Ref Debit Kredit


Bukti
21-Jan-20 xxxx Pendapatan Xx 5.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah

Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-
akun neraca sudah masuk ke dalam buku besar.

3. Neraca Saldo
Proses mengumpulkan saldo akhir dari setiap buku besar memerlukan
keakurasian dari pencatatan pada buku besar itu sendiri. Proses ini
merupakan tujuan dari penyusunan neraca saldo, dimana jika dilakukan
dengan benar akan menghasilkan neraca saldo yang seimbang antara
penjumlahan kolom debit dan kreditnya. Neraca Saldo adalah daftar seluruh
akun dalam transaksi beserta saldonya pada posisi debit maupun kredit.
Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara
matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debit
selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Contoh format neraca saldo dapat
dilihat sebagai berikut:

Tabel 21 Format Neraca Saldo

Kode Uraian Debit Kredit


Akun
(1) (2) (3) (4)

33
Keterangan:
(1) Nomor kode rekening.
(2) Nama akun.
(3) dan (4) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.

Berdasarkan contoh jurnal buku besar di atas, dapat dilakukan


penyusunan neraca saldo sebagai berikut:

Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo


Kode Akun Uraian Debit Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Bendahara Penerimaan 3.000.000,00
Pembantu Sekolah
1.1.1.01.02 Kas di Bendahara Pengeluaran
Pembantu Sekolah
1.1.1.01.03 Perlengkapan Kantor 2.000.000,00
2.1.1.01.01 Utang
3.1.1.01.01 Ekuitas 7.000.000,00
4.1.02.01.12 Pendapatan Pemanfaatan Aset 1.000.000,00
Sekolah – LRA
5.1.1.01.01 Belanja Telepon 2.000.000,00
7.1.1.01.01 Pendapatan Pendapatan 1.000.000,00
Pemanfaatan Aset Sekolah –
LO
8.1.1.01.01 Beban Telepon 2.000.000,00
Total 9.000.000,00 9.000.000,00

SMK dapat mulai menyusun komponen-komponen laporan keuangan


seperti laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan perubahan
ekuitas dan neraca dengan menggunakan neraca saldo tersebut.

C. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Unsur-unsur yang dicakup secara langsung oleh
laporan realisasi anggaran. Masing-masing unsur di dalam LRA dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak SMK, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh SMK.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Pengeluaran
Pembantu SMK/Bendahara BOS yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih
34
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh SMK.
Penyusunan LRA dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 4 dan 5
di neraca saldo yang diposting kekolom realisasi di LRA. Setelah LRA terbentuk
maka dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LRA tersebut. Tahapan
sederhana penyusunan LRA dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA


Berikut adalah ilustrasi format Laporan Realisasi Anggaran SMK untuk
keperluan persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.

Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4
PENDAPATAN – LRA      
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA      
Pendapatan Pajak Daerah – LRA      
Pendapatan Retribusi Daerah – LRA      
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan –      
LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
     
sah – LRA
       

35
Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
JUMLAH PENDAPATAN- LRA      
       
BELANJA      
BELANJA OPERASI      
Belanja Pegawai      
Belanja Barang dan Jasa      
Jumlah Belanja Operasi      
       
BELANJA MODAL      
Belanja Tanah      
Belanja Peralatan dan Mesin      
Belanja Gedung dan Bangunan      
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan      
Belanja Aset Tetap Lainnya      
Belanja Aset Lainnya      
Jumlah Belanja Modal      
       
JUMLAH BELANJA      
       
SURPLUS/DEFISIT      

D. Laporan Operasional
Laporan operasional (LO) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
entitas untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, dan surplus/(defisit-LO).
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Surplus/(defisit-LO) adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban.
Penyusunan LO dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 7 dan 8
di neraca saldo yang diposting ke LO. Setelah LO terbentuk maka dilakukan jurnal

36
penutup atas akun-akun temporer LO tersebut agar dapat menghasilkan
surplus/defisit-LO. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO


Berikut adalah ilustrasi format Laporan Operasional SMK untuk keperluan
persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.

Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO)


PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO    
Pendapatan Pajak Daerah - LO    
Pendapatan Retribusi Daerah - LO    
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
   
yang Dipisahkan - LO
Lain-lain PAS yang sah - LO    

37
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

     
TOTAL PENDAPATAN - LO    
     
BEBAN    
Beban Operasi    
Beban Pegawai    
Beban Barang dan Jasa    
Beban Penyusutan dan Amortisasi    
Beban Penyisihan Piutang    
Beban Lain-lain    
     
TOTAL BEBAN    
     
SURPLUS (DEFISIT) - LO    

E. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan
perubahan ekuitas ini adalah penyajian laporan keuangan yang menyajikan
sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal, Surplus/Defisit-LO pada periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mangurangi ekuitas.
Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE


Penyusunan laporan perubahan ekuitas diambil dari neraca saldo berupa akun
ekuitas awal dan lain-lain dan surplus/defisit-LO kemudian menjadi laporan
perubahan ekuitas sehingga mendapatkan ekuitas akhir. Contoh format laporan
perubahan ekuitas sekolah dapat dilihat sebagai berikut:

38
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

1 2 3
EKUITAS AWAL    
     
SURPLUS/DEFISIT LO    
     
KOREKSI LEBIH (KURANG) EKUITAS    
Koreksi Aset Tetap    
Koreksi Persediaan    
Koreksi Lainnya    
     
EKUITAS AKHIR    
     

F. Neraca
Neraca adalah bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat informasi
mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam
operasional perusahaan, dan modal pada waktu tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsure didefinisikan
sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki pemerintah
daerah dalam hal ini SMK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,
baik oleh SMK maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah dalam hal ini SMK.

39
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah dalam hal ini SMK yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian
menjadi neraca dan ekuitas akhir. Tahapan sederhana penyusunan neraca dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca

Contoh format laporan Neraca Sekolah dapat dilihat sebagai berikut:


Tabel 26 Format Neraca
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN
1 2 3
ASET    
Aset Lancar    
Kas dan Setara Kas    
Investasi Jangka Pendek    
Piutang    
Persediaan    
Aset Lancar Lainnya    
Jumlah Aset Lancar    

40
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN
Investasi Jangka Panjang    
Investasi Non Pemanen    
Investasi Permanen    
Jumlah Investasi Jangka Panjang    
Aset Tetap    
Tanah    
Peralatan dan Mesin    
Gedung dan Bangunan    
Jalan, Irigasi, dan Jaringan    
Aset Tetap Lainnya    
Konstruksi dalam Pengerjaan    
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap    
Jumlah Aset Tetap    
Aset Lainnya    
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran    
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi    
Kemitraan dengan Pihak Ketiga    
Aset Tetap Nonoperasional    
Aset Tak Berwujud    
Aset lain-lain    
Jumlah Aset Lainnya    
TOTAL ASET    
     
KEWAJIBAN    
Kewajiban Jangka Pendek    
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga    
Hutang Biaya    
Hutang Pajak    
Pendapatan Diterima di Muka    
Utang Jangka Pendek Lainnya    
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang    
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek    
Kewajiban Jangka Panjang    
Hutang Dalam Negeri    
Hutang Luar Negeri    
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang    
TOTAL KEWAJIBAN    
     
EKUITAS    
Ekuitas    
TOTAL EKUITAS    
     
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS    

41
G. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional
Prognosis/Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan Instansi
untuk di masa mendatang dengan berlandaskan pada informasi keuangan dan
laporan keuangan tahun yang lalu. Informasi yang di dalamnya masih dalam bentuk
Prognosis/Proyeksi mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang. Tahun
berjalan adalah tahun yang masih berjalan realisasinya, sedangkan tahun yang
akan datang adalah tahun yang anggarannya baru akan diperhitungkan.
Proyeksi Laporan Keuangan meliputi:
1. Prognosis/proyeksi LRA
Prognosis/proyeksi LRA adalah prognosis/proyeksi laporan yang menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola
oleh pemerintah/instansi, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam satu periode pelaporan sedang berjalan dan yang akan
datang. Penyusunan prognosis/proyeksi LRA membutuhkan RKA dan LRA atas
RKA tersebut, yang kemudian diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya
dengan rata-rata kenaikan pertahun 5% s.d 15% pertahun dari total realisasi
anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi
pendapatan dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan volume
dikalikan tarif (untuk pendapatan) dan volume dikalikan Satuan Standar Harga
atau SSH (untuk belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat dirinci berdasarkan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Volume, Tarif dan SSH ini juga
dapat diproyeksi sesuai inflasi atau range rata-rata kenaikan pertahun 5% sd
15% pertahun dari total realisasi anggaran sebagai baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5 Dokumen
Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:

Tabel 27 Format prognosis/proyeksi LRA


PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

Kode 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
Rekening Rp Rp Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN          
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH          
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah          

42
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah          
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1 1 3          
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1 1 4          
yang sah
             
  Jumlah Pendapatan          
             
2 BELANJA          
2 1 BELANJA OPERASI          
2 1 1 Belanja Pegawai          
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa          
  Jumlah Belanja Operasi          
             
2 2 BELANJA MODAL          
2 2 1 Belanja Tanah          
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin          
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan          
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan          
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya          
2 2 6 Belanja Aset Lainnya          
  Jumlah Belanja Modal          
             
  Jumlah Belanja          
             
  SURPLUS/DEFISIT          

2. Prognosis/Proyeksi LO
Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi pendapatan
dan biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang. Tabel ini tidak jauh
berbeda dengan tabel prognosis/proyeksi laporan pendapatan dan belanja,
bedanya hanya di tabel ini menggunakan konsep beban, bukan belanja.
Penyusunan LO yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO, dengan cara
memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja ke
Beban. Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun
harus menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap
sekolah untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa
dihitung beban penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.
Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:

Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO

PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
43
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO          
Pendapatan Pajak Daerah – LO          
Pendapatan Retribusi Daerah - LO          
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
         
yang Dipisahkan – LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO          
           
TOTAL PENDAPATAN          
           
BEBAN          
Beban Operasi          
Beban Pegawai          
Beban Barang dan Jasa          
Beban Penyusutan dan Amortisasi          
Beban Penyisihan Piutang          
Beban Lain-lain          
           
TOTAL BEBAN          
           
SURPLUS (DEFISIT) - LO          

BAB V
PENUTUP

Pedoman Pembentukan BLUD SMK merupakan jawaban terhadap kebutuhan SMK


dalam menyiapkan dokumen-dokumen admistrasi BLUD bagi sekolah yang akan
menerapkan BLUD. Pedoman ini menggambarkan bagaimana dokumen administrasi
BLUD bagi SMK. Dokumen BLUD saat ini yang baru tersedia adalah dokumen administrasi
BLUD untuk rumah sakit atau puskesmas, sehingga kebutuhan tentang dokumen
administrasi BLUD SMK menjadi sangat penting.
Dengan diterbitkannya Pedoman Pembentukan BLUD SMK diharapkan dapat
mempermudah dan memacu sekolah dalam menerapkan BLUD SMK di sekolahnya,
sehingga baik kuantitas maupun kualitas BLUD SMK terus bertambah dan berkembang
seiring dengan kebutuhan sekolah dalam fleksibilitas pengelolaan keuangan hasil dari
pembelajaran teaching factory, unit produksi, dan pemanfaatan aset sekolah oleh
masyarakat. Perkembangan BLUD SMK kedepannya juga diharapkan menjadi aset dari
pemerintah untuk meningkatkan pelayanan. Pedoman Pembentukan BLUD SMK juga

44
menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam memberikan fasilitasi, monitoring, dan
evaluasi terhadap penerapan BLUD

45
DAFTAR PUSTAKA

BPK Provinsi Jawa Timur. (2017). Sekolah Gagas Perencanaan Bisnis Kejar Status BLUD.
Diakses melalui https://surabaya.bpk.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
BPKP. (_____). Program Asistensi BLUD. Diakses melalui http://www.bpkp.go.id/ pada
tanggal 6 September 2019.
Depdiknas. (2002). Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala
Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.
Dijadja, M. (2003). Manajemen Proses Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN dan Duta Pertiwi.
Dijadja, M. (2003). Transparansi Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Global News. (2017). Gandeng Kampus, Gubernur Rumuskan SMK jadi BLU. Diakses dari
http://global-news.co.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Hamdani. (2018). Penyajian Laporan Keuangan BLUD. Jakarta: Kemendagri.
Haq, A. A. (2015). Catatan atas Laporan Keuangan. Diakses dari http://www.wikiapbn.org/
pada tanggal 5 September 2019.
Haq, A. A. (2015). Laporan Operasional. Diakses dari https://www.wikiapbn.org/ pada
tanggal 5 September 2019.
Hidayat, A. & Mahalli, I. (2016). The Handbook of Education Management. Jakarta:
Kencana.
Jajeli, R. (2017). Sekolah Kejuruan di Jatim akan Dijadikan BLUD. Diakses melalui
https://news.detik.com/ pada tanggal 5 September 2019.
JPNN. (2019). Mendikbud Dorong SMK dengan Teaching Factory Jadi BLUD. Diakses dari
https://www.jpnn.com/ pada tanggal 5 September 2019.
Kemdikbud Dorong SMK Jadi BLUD diakses melalui https://psmk.kemdikbud.go.id pada
tanggal 5 september 2019.
Kemendikbud. (2016). Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
Kementerian Dalam Negeri. (2019). Modul Penilaian dan Penetapan BLUD. Jakarta:
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah.
Kementerian Keuangan. (2017). Mengelola Keuangan BLUD (BLUD). Diakses dari
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/ pada 6 September 2019.
Kementerian Keuangan. (2018). Buku I Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan (Neraca) BLUD. Jakarta: Deputi Bidang Akuntan Negara.
Khurniawan, A.W. & Rivai, M. (2019). Wealth Management Sebagai Strategi Pengelolaan
Keuangan SMK Menuju Kemandirian Financial Sekolah. Vocational Educational
Policy White Paper Vol. 1 Nomor 10 Tahun 2019.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 13 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Krina, L.L. (2003). Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisiasi.
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
LKPP. (2018). Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mediani, M. (2018). Mendikbud Minta SMK Bentuk BLUD dan Stop Setoran ke Negara.
Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ pada tanggal 6 September 2019.

46
Pengadilan Tinggi Palembang. (2019). Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2019. Diakses
dari https://pt-palembang.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Putra, Sanjaya. (2018). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.05/2015
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.05/2017
Tentang Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
Tentang BLUD.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
SMK-SMAK Bogor. (2016). Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 31 Desember
2016.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Standar Pelayanan Minimum SMK Negeri 1 Pacitan.
Pacitan: Dokumen BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Tata Kelola SMK Negeri 1 Pacitan. Pacitan: Dokumen
BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
Sulaiman, A. (2018). SMK di Jatim Berubah Menjadi BLUD. Diakses dari
https://nusantaranews.co/ pada tanggal 5 September 2019.
Syncore. (2018). Siklus Akuntabilitas Pengelolaan BLUD. Diakses dari http://blud.co.id/
pada 6 September 2019.
Syncore. (2018). Transparansi Keuangan BLUD. Diakses dari http://blud.co.id/ pada
tanggal 6 September 2019.
Syncore. (2019). BLUD Berikan Banyak Manfaat. Diakses melalui https://blud.co.id/wp/
pada tanggal 5 September 2019.
Syncore. (2019). Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Sebagai Salah Satu Syarat
Administratif Blud. Diakses melalui https://blud.co.id/ pada tanggal 6 September
2019.
Syncore. (2019). Pola Pengelolaan Keuangan Blud pada SMK. Diakses melalui
https://blud.co.id/ pada tanggal 6 September 2019.
Unpad. (2014). Pedoman Implementasi Remunerasi BLU Universitas Padjajaran.

47
LAMPIRAN

1. Contoh Dokumen Tata Kelola BLUD SMK


2. Contoh Dokumen Renstra BLUD SMK
3. Contoh Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) BLUD SMK
4. Contoh Laporan Keuangan BLUD SMK

48
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan
ujung tombak pembangunan Pendidikan. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019
tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya pada Pasal 18 huruf
c yang menyatakan bahwa salah satu fungsi dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah adalah memfasilitasi pembangunan teaching factory dan
techno park di lingkungan SMK.
Pelayanan pendidikan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan pendidikan.
Mengingat beban kerja SMK yang berat untuk mencapai tujuan utama tersebut,
pengelolaan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
yang tidak memberikan keleluasaan bagi SMK serta tuntutan SMK untuk
meningkatkan kinerjanya, dimana disisi lain sistem pengelolaan keuangan masih
belum memberikan keleluasaan bagi SMK untuk berupaya dalam peningkatan
pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola SMK secara enterpreneur
bukan secara birokratik lagi. SMK perlu untuk melakukan perubahan mendasar
sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi
terhadap kepuasan pelanggan. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, memberikan peluang bagi SMK untuk
menerapkan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaannya, sehingga
dapat membantu meningkatkan pelayanannya.
Penerapan BLUD perlu didukung dengan tata kelola organisasi yang
merupakan aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.

B. Pengertian Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018, tata kelola merupakan tata kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Selanjutnya dalam Pasal 39 dan Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018 disebutkan bahwa tata kelola memuat antara lain:

1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung


jawab, hubungan kerja dan wewenang.

49
2. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi.

3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi


pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektifitas
pencapaian.

4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai


pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.

Tata Kelola BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.


Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD SMK
tersebut disusun dan ditandatangani oleh Kepala SMK untuk maju dalam tahap
selanjutnya yaitu penilaian.
C. Tujuan Penerapan Tata Kelola
Tata Ketola yang diterapkan pada BLUD SMK bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing
yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian SMK.
3. Mendorong agar SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya
tanggung jawab sosial SMK terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan pendidikan.

D. Ruang Lingkup Tata Kelola


Ruang lingkup tata kelola SMK meliputi peraturan internal SMK dalam
menerapkan BLUD. Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara organ SMK
sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala OPD, Pemerintah Daerah,
Dewan Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta Pegawai berikut tugas, fungsi,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.

E. Dasar Hukum Tata Kelola


Dasar Hukum untuk menyusun Tata Kelola SMK adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum sebagaimana yang diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;

50
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
sebagaimana yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2019;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2018


tentang Standar Nasional Pendidikan SMK

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman


Pengelolaan Teknis Keuangan Daerah;

7. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang


Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;

8. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang Unit


Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Daerah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa;

9. Keputusan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa Tentang


Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan, dan Tugas Unit Pelaksana Teknis SMK Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;

10. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia
usaha.
F. Perubahan Tata Kelola
Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana
tersebut di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organisasi SMK serta perubahan lingkungan.

G. Sistematika
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:

Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
51
B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
C. Tata Kerja Pimpinan BLUD SMK
D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Intern
F. Manajemen Kepegawaian
G. Prosedur Kerja
H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK
I. Pengelompokan Fungsi
J. Pengelolaan Keuangan
K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
BAB III : PENUTUP
LAMPIRAN

52
BAB II
TATA KELOLA BLUD SMK

A. Kelembagaan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Kejuruan......, yang
selanjutnya disingkat UPTD SMK...., merupakan SMK yang beralamat di Jalan ….
No …. Kelurahan ….. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km sebelah
….. dari Kab/kota .... SMK adalah pendidikan formal pada jenjang pendidikan
menengah yang menyelenggarakan program kejuruan. Standar Nasional
Pendidikan SMK/MAK terdiri atas:
1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses pembelajaran;
4. standar penilaian pendidikan;
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. standar sarana dan prasarana;
7. standar pengelolaan; dan
8. standar biaya operasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, dalam pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan, pendidikan
menengah termasuk urusan yang pengelolaannya berada di wilayah Provinsi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, SMK menjadi lembaga yang potensial untuk
menyiapkan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan produksi
yang berada di wilayah Provinsi.
Pendidikan SMK berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar
memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, employability skills, dan
melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja. Pendidikan
kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan
cara mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat
pekerjaan yang sebenarnya.
Pendidikan kejuruan dengan model pembelajaran berbasis produksi
(barang/jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh
peserta didik, dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah
dikondisikan mendekati situasi dan suasana tempat kerja yang sesungguhnya,
menyangkut: waktu, prosedur, dan cara/aturan sesuai standar Industri, Dunia
Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).

53
Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK .............
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK

DUDIK KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH


A

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 PEMBINA OSIS KOORD.PKL KOORD. PERPUSTAKAAN


PEMBINA ESKUL KOORD BKK KOORD. ADIWIYATA
KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

GARIS KOMANDO

GARIS KOORDINASI

B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana (Contoh)


Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja
antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan. Struktur organisasi
adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar bagian dan garis
kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan
dan penunjang pelayanan.
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, SMK mempunyai tugas mengelola
pendidikan kejuruan melalui 3 (tiga) atau 4 (empat) tingkatan kelas yang terdiri atas:
1. kelas 10 (sepuluh);
2. kelas 11 (sebelas); dan
3. kelas 12 (dua belas) atau kelas 13 (tiga belas).

54
UPTD SMK ….. merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan
Provinsi... yang bertanggungjawab menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan Pendidikan;
2. pengelolaan hasil praktek pembelajaran;
3. pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik, masyarakat,
Komite Sekolah, dunia usaha dan dunia industri, dan/atau asosiasi profesi;
4. pelaksanaan pengujian kompetensi profesi peserta didik sesuai kewenangan;
dan
5. Pelaksanaan Administrasi.

UPTD SMK ….. yang beroperasi di wilayah kerja Kecamatan ….., dimana
tata kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi... Nomor …. tahun ….
tentang Perangkat Daerah Provinsi... tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi
yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor …. Tanggal
…. Bulan …. Tahun …. tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur ...
Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas UPTD SMK
Dinas Pendidikan Provinsi....

UPTD SMK..... mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan


penyelenggaraan satuan pendidikan menengah kejuruan kepada masyarakat di
kecamatan … sesuai dengan kedudukan dan/atau wilayah kerja dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas pokok Dinas Pendidikan Provinsi.... SMK dipimpin
oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Pendidikan.

Struktur organisasi dan uraian tugas UPTD SMK dalam rangka penerapan
BLUD disajikan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum dan sesudah menerapkan
BLUD, sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Sebelum Penerapan BLUD


a. Struktur Organisasi
Sebelum penerapan BLUD, SMK….. merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pendidikan Provinsi…. Struktur Organisasi UPTD SMK…
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi....... Nomor
…. tanggal …. Bulan …. Tahun …. dimana dalam struktur tersebut telah
mengakomodasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:

55
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK …….

Kepala Sekolah

Subbagian Tata
Usaha

Bendahara
Penerimaan

Bendahara
Pengeluaran

Pengurus Barang
Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS WAKA HUMAS WAKA KESISWAAN

Kelompok Jabatan Fungsional


(guru dan Pustakawan)

Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK sebelum menjadi BLUD

b. Struktur Organisasi UPTD SMK … Provinsi.... terdiri dari


1) Kepala Sekolah
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu
Kepala Sekolah dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan Kepegawaian
serta Perencanaan dan Pelaporan. Terdiri dari:
a) Pelaksana Keuangan:
(1) Pelaksana Bendahara BOS
(2) Pelaksana Bendahara Penerimaan Pembantu
(3) Pelaksana Bendahara Pengeluaran Pembantu
b) Pelaksana Umum dan Kepegawaian:
(1) Pelaksana Sarana Prasarana Lingkungan / Bangunan
(2) Pelaksana Pengelolaan Barang
(3) Pelaksana Sarana Prasarana Kendaraan
(4) Pelaksana Administrasi dan Kepegawaian
c) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
3) Wakil Kepala Sekolah Akademik mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang akademik
dan penyusunan kurikulum.
4) Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
56
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang
sarana dan prasarana.
5) Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu hubungan
masyarakat
6) Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang
kesiswaan

c. Hubungan Antar Struktur Organisasi


1) Kedudukan Struktur Organisasi SMK dengan Dinas Pendidikan adalah
SMK … berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah di bawah
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pendidikan. Sebagai unsur
pelaksana teknis, UPTD SMK … melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
Kegiatan teknis operasional UPTD SMK secara langsung berhubungan
dengan pelayanan masyarakat khususnya pelayanan pendidikan
kejuruan. Kegiatan teknis penunjang dilaksanakan untuk mendukung
pelaksanaan tugas organisasi induk yaitu Dinas Pendidikan dengan
gambaran hubungan sebagai berikut:
a) Sekretariat Dinas Pendidikan
Dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha SMK meliputi
administras dan kepegawaian, pengelolaan sarana prasarana, dan
pengelolaan keuangan.
b) Bidang Pembinaan Pendidikan SMK.
Dilaksanakan oleh semua Wakil Kepala Sekolah yaitu Wakil Kepala
Sekolah Akademik, Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana,
Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan.
c) Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Dilaksanakan oleh Wakil Kepala Sekolah Akademik.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah, Kepala Sekolah bertanggung


jawab langsung kepada Kepala Dinas Pendidikan.

2) Kedudukan Kepala Sekolah dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala
UPTD SMK berwenang memberikan penugasan kepada Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan pegawai SMK lainnya. Kepala Sub Bagian Tata
Usaha bertanggung jawab langsung terhadap Kepala UPTD SMK.
Semua Wakil Kepala Sekolah yaitu Wakil Kepala Sekolah Akademik,
57
Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah
Hubungan Masyarakat dan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPTD SMK.

3) Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Akademik dan pelaksana teknis


kegiatan Akademik yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Akademik.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana dan
pelaksana teknis kegiatan pengelolaan Sarana dan Prasarana yang
dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau
pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan
pelaksana teknis kegiatan Hubungan Masyarakat yang dilaksanakan
oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di
bawah Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan pelaksana teknis
kegiatan Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan.

4) Tugas Pokok dan Fungsi berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor …


Tahun … tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata
Kerja Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas
Pendidikan Pemerintah Provinsi ….. adalah sebagai berikut:
a) Kepala UPTD SMK
UPT SMK dipimpin oleh Kepala Sekolah yang merupakan jabatan
fungsional guru sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas Pendidikan melalui Kepala Cabang Dinas Pendidikan sesuai
wilayahnya.
Kepala Sekolah mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan,
membina, dan mengendalikan penyelenggaraan SMK, meliputi
akademik, sarana dan prasarana, kesiswaan, serta hubungan dunia
usaha dan dunia industri.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Sekolah
mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis satuan
pendidikan SMK;
(2) penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar satuan pendidikan
SMK;
58
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Satuan Pendidikan
SMK; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Sedangkan rincian tugas Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:


(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Kepala Sekolah;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis satuan
pendidikan SMK;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan
Pendidikan SMK;
(4) menyelenggarakan proses belajar mengajar SMK;
(5) menyelenggarakan pengaturan administrasi ketatausahaan dan
ekstrakurikuler SMK;
(6) menyelenggarakan proses akreditasi sekolah;
(7) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi sekolah
menegah kejuruan;
(8) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) SMK dalam lingkup tugasnya;
(9) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
pengelolaan pendidikan menengah kejuruan;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang pengelolaan pendidikan menengah kejuruan
sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Satuan Pendidikan
SMK; dan
(13) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

b) Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Kepala Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun
bahan kebijakan teknis, bahan koordinasi, pembinaan,
melaksanakan pengelolaan dan pengendalian aspek kepegawaian,
keuangan, aset, umum dan kehumasan, serta penyusunan rencana
kegiatan dan anggaran.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Subbagian
Tata Usaha mempunyai fungsi:
59
(1) pelaksanaan koordinasi, penyusunan dan menghimpun bahan
kebijakan teknis ketatausahaan;
(2) pelaksanaan ketatausahaan;
(3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha;
dan
(4) pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Rincian tugas Kepala Subbagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:


(1) melaksanakan penyusunan program kerja Kepala Sekolah dan
Subbagian Tata Usaha;
(2) melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
SMK;
(3) melaksanakan pengelolaan kehumasan;
(4) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
(5) melaksanakan pengelolaan administrasi sekolah;
(6) melaksanakan pengkoordinasian program 9 K;
(7) melaksanakan penatausahaan keuangan;
(8) melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
(9) melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
(10) melaksanakan penyusunan dan penghimpunan data dan
informasi lingkup Tata Usaha;
(11) melaksanakan penyusunan Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur Subbagian Tata Usaha;
(12) melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup tata usaha;
(13) melaksanakan penghimpunan bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
SMK;
(14) melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(15) melaksanakan pengendalian kegiatan Subbagian Tata Usaha;
(16) melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha;
dan
(17) melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

60
c) Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
bidang akademik.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
akademik;
(2) penyelenggaraan pengelolaan akademik;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Akademik; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik adalah
sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
akademik;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(4) menyelenggarakan pengkajian kalender pendidikan;
(5) menyelenggarakan pengkajian pembagian tugas guru dan
jadwal pelajaran;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal evaluasi belajar dan
pelaksanaan ujian akhir serta penerimaan rapor dan STTB;
(7) menyelenggarakan penerapan kriteria persyaratan kenaikan
kelas dan ketamatan;
(8) menyelenggarakan pengkoordinasian dan pengkajian
kelengkapan mengajar;
(9) menyelenggarakan pengaturan pelaksanaan program
perbaikan dan pengayaan;
(10) menyelenggarakan pengaturan pengembangan MGMP/MGBP
dan pengkoordinasian mata pelajaran;
(11) menyelenggarakan supervisi administrasi akademis;
(12) menyelenggarakan pengarsipan program kurikulum;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
akademik;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang akademik;
61
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Akademik;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
akademik;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang akademik sebagai bahan perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

d) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana


Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu bidang sarana dan prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
sarana dan prasarana;
(2) penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
sarana dan prasarana;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;

62
(4) menyelenggarakan inventarisasi dan pengadaan sarana dan
prasarana;
(5) menyelenggarakan pengkoordinasian penggunaan sarana dan
prasarana;
(6) menyelenggarakan pengelolaan pembiayaan alat-alat
pengajaran;
(7) menyelenggarakan perawatan dan perbaikan sarana dan
prasarana;
(8) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
sarana dan prasarana;
(9) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang sarana dan
prasarana;
(10) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(11) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana dan Prasarana;
(12) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
sarana dan prasarana;
(13) menyelenggarakanpenyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang sarana dan prasarana sebagai bahan
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(14) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(15) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(16) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

e) Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat


Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu bidang hubungan masyarakat termasuk terhadap
dunia usaha dan dunia industri.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
63
(2) penyelenggaraan hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(4) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembekalan
magang;
(5) menyelenggarakan kemitraan dengan Badan Usaha terkait
proses magang;
(6) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(7) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang hubungan dunia
usaha dan dunia industri;
(8) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(9) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang hubungan dunia usaha dan dunia industri
sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha
dan Dunia Industri;
(13) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
dan

64
(14) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

f) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
bidang kesiswaan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
kesiswaan;
(2) penyelenggaraan pengelolaan kesiswaan;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan adalah
sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
kesiswaan;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan;
(4) menyelenggarakan pengkajian program pembinaan dan
bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
kesiswaan/OSlS, meliputi kepramukaan, PMR, KIR, UKS, PKS,
Paskibraka, pesantren kilat dan kegiatan kesiswaan lainnya;
(5) menyelenggarakan penegakkan disiplin dan tata tertib sekolah,
pemilihan pengurus OSIS serta pembinaan pengurus OSIS
dalam berorganisasi;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembinaan secara
berkala dan insidental;
(7) menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian program
(8) menyelenggarakan pemilihan calon siswa berprestasi dan
penerima beasiswa serta pemilihan siswa untuk mewakili
sekolah dalam kegiatan di luar sekolah;
(9) menyelenggarakan pengelolaan mutasi siswa;
(10) menyelenggarakan pengkoordinasian dalam penerimaan siswa
baru dan pelaksanaan MOS;
65
(11) menyelenggarakan pengkajian jadwal kegiatan akhir tahun
sekolah;
(12) menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;
(13) m. menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
kesiswaan;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang kesiswaan;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan
realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang
kesiswaan;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang kesiswaan sebagai bahan perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

2. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas dan Uraian Tugas Setelah


Penerapan BLUD
a) Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pengelolaan keuangan, Pejabat
Pengelola BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD
2) Pejabat Keuangan
3) Pejabat Teknis

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.


Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap Gubernur, sedangkan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD SMK.
66
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....

Kepala Sekolah selaku


Pemimpin BLUD
Subbagian/
Fungsional Tata
Usaha selaku
Pejabat Keuangan

Bendahara
Penerimaan BLUD

Bendahara
Pengeluaran BLUD

Pengurus Barang
Aset & Persedian

WAKA SARPRAS WAKA HUMAS WAKA KESISWAAN


WAKA AKADEMIK
selaku PEJABAT selaku PEJABAT selaku PEJABAT
selaku
TEKNIS TEKNIS TEKNIS
PEJABAT TEKNIS

Kelompok Jabatan Fungsional


(guru dan Pustakawan)

Gambar 12 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK Setelah Menerapkan BLUD


b) Uraian Tugas Pejabat Pengelola BLUD
Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT SMK
Provinsi... terdiri dari:
(1) Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD/Kepala SMK
(2) Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(3) Pejabat Teknis dijabat oleh para wakil kepala sekolah yang terdiri dari:
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil
Kepala Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan
Fungsional (guru atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala
Sekolah.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu


disesuaikan dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai
berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;

67
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala
Subbagian Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala
sekolah atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI)
dalam rangka meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian
internal SMK terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh
lingkungan sosial dalam menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat.
Satuan Pengawas Internal dapat direpresentasikan dengan Tim
Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
…, sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah
memenuhi persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2
(dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2
(dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau

b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar).
c) Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
68
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dewan
Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;

b) (1 (satu) orang pejabat Badan Pendapatan Pengelola


Keuangan dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;

b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan


Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan
tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.

3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota


Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.

4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah


pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas,
yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;

b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,


jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan BLUD;

c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;


69
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;

e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan


tugasnya;

f) Berijazah paling rendah S-1;

g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;

h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas,


atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
badan usaha yang dipimpinnya dinyatakan pailit;

i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan


j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon
anggota legislatif.

6) Masa Jabatan Dewan Pengawas


a) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
(lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi 60
(enam puluh) tahun.

b) Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah


berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, Dewan
Pengawas dari unsur tenaga ahli dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
c) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Gubernur ...
karena:
i. Meninggal dunia;
ii. Masa jabatan berakhir;
iii. Diberhentikan sewaktu-waktu.
d) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, karena:
i. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

ii. tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-


undangan;

iii. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD SMK;

70
iv. Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

v. Mengundurkan diri;

vi. Terlibat dalam tindakan kecurangan yang


mengakibatkan kerugian pada BLUD SMK, pemerintah
pusat dan/atau pemerintah daerah.

7) Sekretaris Dewan Pengawas


a) Gubernur ... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas
untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota
Dewan Pengawas.

8) Biaya Dewan Pengawas


Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD SMK dan dimuat dalam RBA.

9) Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas


Dewan Pengawas memiliki tugas:
a) Memantau perkembangan kegiatan BLUD SMK;
b) Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan BLUD
SMK dan memberikan rekomendasi atas hasil penilaian untuk
ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan
BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang
diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.

71
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan,
pembelajaran, dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan
Daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

(2) Pemimpin BLUD SMK


Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 dan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 mengatur bahwa Kepala UPTD SMK .... bertindak sebagai
Pemimpin BLUD SMK. Pemimpin BLUD SMK merupakan pejabat
pengelola BLUD SMK yang bertanggungjawab kepada kepala daerah.
a) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK.
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan;
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK;
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama;
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan
secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan;
72
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat;
dan
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK;
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah;
3. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
SMK; dan
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.

b) Fungsi Pemimpin BLUD


Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD.
Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)/Kuasa Pengguna Barang. Dalam hal pemimpin BLUD tidak
berasal dari Pegawai Negeri Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan Barang
sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 tahun 2018 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).

c) Tugas Pemimpin BLUD SMK


i. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
BLUD SMK agar lebih efisien dan produktif;
ii. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD SMK serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan Kepala Daerah;
iii. Menyusun Rencana Strategis;
iv. Menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan Dokumen
Bisnis Anggaran (DBA);
v. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis
kepada kepala daerah sesuai dengan ketentuan;
vi. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;

73
vii. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang
dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis,
mengendalikan tugas pengawasan internal, serta
menyampaikan dan mempertanggunjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Pimpinan daerah;
dan
viii. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai
kewenangannya.

(3) Pejabat Keuangan


Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Kepala Subbagian Tata
Usaha yang memiliki fungsi sebagai penanggung jawab keuangan SMK
yang meliputi fungsi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, dan
pelaporan.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a. Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
b. Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;
c. Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD
SMK;
d. Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD SMK harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil;
e. Standar Kompetensi:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
5. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang;
8. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah;
dan
9. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan;

ii. Tugas Pejabat Keuangan BLUD


74
Selain melaksanakan tugas sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha,
Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b. Mengkoordinasikan penyusunan RBA dan DBA;
c. Menyiapkan RKA dan DPA;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang
berada di bawah penguasaannya;
h. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
j. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

(4) Pejabat Teknis


Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang kepegawaian; dan

75
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
ii. Standar Kompetensi
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan pelayanan
UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan
SMK.
iii. Tugas Pejabat Teknis
Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan sesuai
dengan RBA dan DBA; dan
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

(5) Satuan Pengawas Internal (SPI)


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk SPI yang merupakan aparat
internal SMK untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap
kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat. SPI dipimpin oleh seorang
ketua yang bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin
BLUD SMK, dengan mempertimbangkan:
i. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
ii. Kompleksitas manajemen; dan
iii. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

76
Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi dan
keuangan, tim audit bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana
prasarana, dan kesiswaan), serta tim audit bidang hubungan masyarakat
termasuk dunia usaha sesuai dengan kebutuhan SMK.
SPI melaksanakan audit secara rutin terhadap seluruh unit kerja di
lingkungan SMK meliputi bidang administrasi dan keuangan, dan bidang
pelayanan pendidikan.
i. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang baik,
dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
BLUD;
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d. Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e. Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f. Berijazah paling rendah D3;
g. Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h. Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j. Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k. Mempunyai sikap independen dan obyektif
ii. Fungsi SPI
a. Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan pengawasan
internal SMK;
b. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran
SMK secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c. Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.

iii. Tugas SPI


Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a. Pengamanan harta kekayaan;
b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

iv. Kewenangan SPI


77
a. Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap
unit-unit kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel,
aset SMK, serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas
yang ditetapkan oleh Pemimpin BLUD SMK;
b. Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik
audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem
pengendalian internal;
c. Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel
unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit;
d. Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat
Pengelola SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah-
langkah perbaikan;
e. Mendapatkan dukungan sumber daya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya; dan
f. Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun
luar SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya.

(6) Pegawai BLUD


i. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD;
ii. Pegawai BLUD berasal dari pegawai negeri sipil dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
iii. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai
dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan;
iv. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah
dan komposisi yang telah disetujui BPPKAD; dan
v. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan dan
mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja
SMK dalam rangka memberikan pelayanan akademis, sarana prasarana, kesiswaan
serta hubungan masyarakat dan dunia kerja/usaha dituangkan dalam bentuk (SOP)
78
pelayanan Pendidikan, pelayanan penunjang Pendidikan serta pelayanan
manajemen, seperti contoh dibawah ini:
1. Standar kepegawaian (proses rekruitmen)
2. Standar prosedur pengadaan barang
3. Standar operasional penggajian
4. SOP pelayanan TeFa
5. Penerimaan pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
6. Pengeluaran pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)

Tabel 29 Instruksi Kerja (IK) yang existing dilaksanakan


TANGGAL
NO NAMA PROSEDUR NO SOP
PENETAPAN
1 Pembayaran Kartu Tanda Siswa    
2 Penerimaan Dana Dari Pihak Ketiga    
3 Pembayaran Gaji Pegawai    
4 Pembayaran Ke Supplier    
5 Pembayaran Pajak    
6 Pembayaran Sewa    
7 Pengisian Kas Kecil    
8 Pembayaran Uang Muka Kegiatan    
9 Pembayaran Honorarium Mengajar    
1
Pembayaran Honor Penguji    
0
1
Pembayaran Honor Pembimbing    
1
1
Pencairan Dana Ekstrakurikuler    
2
1 Penggunaan Aula, Ruang Rapat Dan
   
3 Ruang Publik
Pelaporan Pertanggungjawaban
1
Keuangan Dari Pelaksana    
4
Kegiatan/Praktek Internal-Eksternal
1
Pengadaan Sarana Prasarana    
5
1
Inventarisasi Sarana Prasarana    
6
1
Pemeliharaan Sarana Prasarana    
7
1
Penggunaan Sarana PBM    
8
1
Mutasi Barang    
9
2
Penghapusan Sarana Karena Hilang    
0
2 Penghapusan Sarana Karena
   
1 Penjualan/Rusak
2 Peminjaman Ruang Dan Sarana Untuk
   
2 Keperluan Ekstrakurikuler/OSIS
2 Peminjamam Mobil Dinas Untuk    
79
3 Keperluan Dinas
2 Peminjamam Mobil Dinas Untuk
   
4 Keperluan Ekstrakurikuler
2 Peminjamam Mobil Dinas Untuk
   
5 Keperluan Pribadi Warga Sekolah
2
Pengiriman Dokumen    
6
2
Pengamanan Sekolah    
7
2
Kebersihan Sekolah    
8
2 Penanganan Pelanggaran Hukum di
   
9 Sekolah
3
POS Teaching Factory    
0
3 POS unit produksi /sop unit bisnis
   
1 sekolah
3
Tata Usaha/Administrasi    
2
3
Pelayanan Pendidikan Masyarakat    
3
3
Pelayanan Jaringan SMK    
4
3
Dst    
5

SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian


ditetapkan oleh Kepala UPTD SMK/Pemimpin BLUD. SOP tersebut kemudian
disosialisaikan kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. SOP
yang telah disusun dilakukan evaluasi secara berkala dan dapat dibuat SOP baru
atau revisi jika diperlukan.

D. Pengelolaan Pencatatan Pendapatan BLUD SMK


1. Pengelolaan Hasil Kegiatan Praktik Pembelajaran
Pembelajaran yang melaksanakan praktik keterampilan peserta didik, baik yang
bersifat simulasi atau dalam skala produksi hasilnya dapat dipasarkan, serta
menjadi pendapatan sekolah, hasil penjualannya dikumpulkan oleh petugas
yang ditunjuk, selanjutnya disetorkan kepada Bendahara Penerimaan BLUD
SMK (BPn – BLUD SMK) atau ke Rekening Kas BLUD dan dibukukan sebagai
pendapatan jasa layanan keahlian.

2. Pengelolaan Hasil Pembelajaran TeFa Kerja Sama Dengan Sistem Bagi Hasil
Pengelolaan usaha antara sekolah dengan pihak eksternal; berupa bagi hasil,
sistem prosentase modal, dan lain-lain. Pendapatan dari pihak eksternal yang
diterima sekolah, hasilnya disetorkan ke BPn – BLUD SMK atau ke Rekening
Kas BLUD dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama usaha.

80
3. Pengelolaan Hasil Pemanfaatan (Sewa) Aset Sekolah
Hasil pemanfaatan aset sekolah adalah penggunaan aset sekolah oleh pihak
eksternal dengan tarif yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Jika belum
ditetapkan oleh kepala daerah, pemimpin BLUD SMK dapat menetapkan secara
mandiri, yang selanjutnya ditetapkan dalam peraturan kepala daerah tahun
berikutnya. Ketentuan yang berlaku untuk mengelola pemanfaatan aset ini
adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah selaku Pemimpin BLUD SMK memilih tarif pemanfaatan
asset sesuai peraturan kepala daerah yang dapat dimanfaatkan pihak
eksternal;
b. Pengelola hasil pemanfaatan aset adalah petugas yang ditunjuk.
c. Hasil pemanfaatan aset seluruhnya disetorkan petugas yang ditunjuk ke BPn
– BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD SMK selambat-lambatnya 1 x 24
jam kerja dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan
aset.

4. Pengelolaan Hasil Usaha Mandiri Sekolah


Usaha mandiri adalah kegiatan produktif di lingkungan sekolah yang
menggunakan sarana prasarana sekolah dan dilakukan selama jam kerja
maupun luar jam kerja sekolah. Usaha mandiri ini tidak terkait langsung dengan
praktik keterampilan peserta didik yang menjadi layanan Pendidikan SMK.
Pengelolaan usaha yang demikian berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Seluruh pendapatan hasil penjualan produk disetorkan ke BPn – BLUD
SMK atau ke Rekening Kas BLUD dan dibukukan sebagai pendapatan
pengembangan usaha.
b. Seluruh biaya produksi/usaha mandiri sekolah dikelola oleh Pejabat Teknis
Kegiatan dengan mengedepankan azas transparansi.

E. Pengelompokan Fungsi (Contoh)


Pengelompokan fungsi SMK menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Dari uraian
struktur organisasi tersebut di atas, tergambar bahwa organisasi SMK telah
dikelompokkan sesuai dengan fungsi sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan
Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan,
dan Pejabat Teknis.
2. Pembagian fungsi pelayanan pendidikan, fungsi penunjang pelayanan
pendidikan dan fungsi penyelenggaraan administrasi.
3. Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing
fungsi dalam organisasi yang ditetapkan melalui keputusan Kepala Sekolah.
4. Fungsi audit internal di lingkungan SMK dengan membentuk SPI.
81
Fungsi Organisasi SMK dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Pelayanan Pendidikan (service)
Unsur pelaksana teknis pelayanan pendidikan terdiri atas Wakil Kepala (Waka)
Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana.
Unsur pelaksana teknis mempunyai tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan DBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

Pejabat teknis BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya mempunyai


fungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-masing. Dalam
melaksanakan tugasnya, SMK yang memberikan pelayanan pendidikan terdiri
dari Waka Kurikulum, Waka Sarana Prasarana, Waka Humas, Waka Kesiswaan,
Ketua kompetensi keahlian, dan guru termasuk di dalamnya yang mendukung
kegiatan pembelajaran, yaitu Kepala Unit Produksi dan Kepala Perpustakaan.
Masing-masing Tugas pokok akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Nama Jabatan : Waka Kurikulum
Tugas Pokok : Proses pembelajaran
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja bidang Kurikulum
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum
3) Memantau pelaksanaan Pembelajaran
4) Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum
5) Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi pembelajaran
6) Menyusun kalender pendidikan dan jadual pembelajaran
7) Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran
8) Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru
9) Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru
10)Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD……..


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

82
Waka Kurikulum/PTK AKADEMIK

Koord. Perencanaan, Koord. Pengembangan Koord. Perencanaan,


Pengembangan, SDM Pelaksanaan, Pelaporan,
Monitoring PBM Evaluasi Siswa

Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD


b. Nama Jabatan : Waka Sarana Prasarana
Tugas Pokok : Pengembangan fasilitas
Uraian Tugas :
1) Membuat Program Kerja Sarana dan Prasarana.
2) Mengkoordinir kebutuhan sarana prasarana sekolah.
3) Mengkoordinir inventarisasi sarana prasarana sekolah.
4) Mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana sekolah.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana prasarana
sekolah.
6) Memeriksa dan menyetujui rencana kebutuhan sarana dan prasarana tiap
unit kerja.
7) Membuat laporan hasil kerja.

Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD…….


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

83
WAKA SARPRAS/PTK SARPRAS

KOORD. BIDANG KOORD. BIDANG


PENGADAAN PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN ASET

KENDARAAN JARINGAN IT GEDUNG DAN LISTRIK, PERALATAN INVENTARISASI


TAMAN TELPON DAN GUDANG

Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD


c. Nama Jabatan : Waka Humas
Tugas Pokok : Penelusuran tamatan,
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja dan anggaran Humas.
2) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan DU/DI
3) Mengkoordinir kegiatan Penelusuran tamatan.
4) Mengkordinir kegiatan penyaluran Lulusan
5) Mengembangkan hubungan antar warga sekolah.
6) Memberikan pembekalan siswa sebelum melanjutkan sekolah
7) Mengkoordinir pelaksanaan promosi sekolah.
8) Melakukan pemantauan terhadap kepuasan pelanggan

Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD…….


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

WAKA HUMAS/ PTK HUMAS


84
PROTOKOL DAN KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD
NOTULEN PRAKERIN TEFA/UP MEDSOS/ BKK LKS BANSOS
MEDIA
PROMOSI

Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD

d. Nama Jabatan : Waka Kesiswaan


Tugas Pokok : Penerimaan siswa baru
Uraian Tugas :
1) Membuat program kerja pembinaan kesiswaan.
2) Mengkoordinir PSB (Penerimaan Siswa Baru ).
3) Mengkoordinir pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS).
4) Mengkoordinir pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS.
5) Mengkoordinir penjaringan dan pendistribusian semua bentuk beasiswa.
6) Mengkoordinir pelaksanaan 5 K (kebersihan, keindahan, ketertiban,
keamanan dan kekeluargaan).
7) Membina program kegiatan OSIS.

Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD…….


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
WAKA KESISWAAN/PTK KESISWAAN

KOORD. BK KOORD. TATA KOORD. PEMBINA PEMBINA


TERTIB SISWA BIDIK MISI OSIS/MPK EKSTRAKURIKULER

Gambar 16 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD


2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi
Fungsi penyelenggaraan administrasi dilaksanakan oleh sub bagian tata usaha
meliputi kegiatan:
85
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk
gedung dan kendaraan ambulans

Masing-masing tugas pokok penyelenggaran administrasi akan dijabarkan


sebagai berikut (contoh):
1. Nama Jabatan : Kepala Tata Usaha
Tugas pokok :
Uraian Tugas :
1) Mengadministrasi Keuangan Sekolah
2) Membantu pimpinan mengelola arus dana Pupendik
3) Menyusun dan menyajikan data/statistik keuangan
4) Membuat layanan sistem informasi dan pelaporan keuangan
5) Melaksanakan Tugas lain dari Pimpinan Sekolah

Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/ Pejabat Keuangan SMK BLUD…..

KTU/PEJABAT KEUANGAN BLUD

BENDAHARA PENERIMAAN BENDAHARA PENGELUARAN

OPERATOR KEUANGAN /E-BLUD

FUNGSI AKUNTANSI &


VERIFIKATOR

PENGURUS BARANG ASET &


PERSEDIAAN SMK

Gambar 17 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan SMK


BLUD

3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi Pendukung/Penunjang terdiri atas Perpustakaan, Pusat Pengembangan
IT, Laboratorium, dan Unit Produksi Siswa (UPS).
86
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat pelayanan informasi ilmiah bagi sivitas
akademika yang dapat berupa sebagai bahan pustaka maupun dalam
media elektronik. Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan sekolah.
Perpustakaan dipimpin oleh seorang Pemimpin yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Perpustakaan memiliki tugas untuk mengelola dan pelayanan
kepustakaan, referensi dan hasil‐hasil karya akdemik dalam bentuk buku,
majalah, perangkat lunak (soft copy) maupun dokumen paten.

b. Pusat Pengembang IT
Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi berfungsi
membantu sekolah melakukan kegiatan akademik dan non akademik di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Pengembang Informasi
dan Komunikasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat dan
diberhentikan oleh sekolah serta bertanggung jawab kepada sekolah.
Pimpinan Pusat Pengembang IT diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan.
Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat bekerja sama dengan unit
dan lembaga lain di dalam dan di luar sekolah. Pemimpin TIK memiliki tugas
untuk menyenggarakan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk kepentingan manajemen internal, layanan akademik serta sistem
komunikasi. TIK bertanggung‐jawab terhadap keamanan data elektronik dan
terselenggaranya sistem layanan TIK dengan kualitas tinggi seiiring dengan
perkembangan TIK di dunia internasional.

c. Laboratorium
Laboratorium adalah wadah bagi sivitas akademika melakukan
pengembangan ilmu melalui penelitian dan melakukan praktek belajar.
Laboratorium atau studio dipimpin oleh seorang pemimpin laboratorium
yang ditunjuk atas dasar kompetensi bidang ilmunya serta kemampuannya
melakukan pengembangan ilmu. Tugas seorang pemimpin kepala
laboratorium atau studio adalah melakukan pengelolan laboratorium atau
studio, melakukan koordinasi serta memimpin pengembangan ilmu pada
bidang kajian tertentu melalui kegiatan penelitian. Laboratorium
beranggotakan kelompok guru, dimana dalam satu laboratorium dapat
dibentuk lebih dari satu kelompok guru. Laboratorium didukung oleh tenaga
penunjang akademik yang terdiri dari peneliti, teknisi, laboran, dan tenaga
administrasi.

d. Unit Produksi Siswa

87
Unit Produksi Siswa berfungsi membantu sekolah melakukan kegiatan
bisnis dan dipimpin oleh seorang pemimpinkepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Unit Produksi Siswa dapat bekerja sama dengan unit dan lembaga
lain di dalam dan di luar sekolah. emimpinKepala Unit Produksi Siswa
diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan.
Unit Produksi Siswa memiliki tugas mengembangkan kegiatan bisnis
yang tidak terkait dengan kegiatan akademik sebagai upaya meningkatkan
pendapatan di luar subsidi pemerintah dan biaya pendidikan dari
mahasiswa. Pertimbangan pembentukan dan rambu‐rambu Pusat Usaha
Komersial adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan keuntungan yang sepenuhnya untuk kepentingan–
kepentingan sekolah

2) Adanya transparansi keuangan dan kebijakan pengembangan usaha


komersial akademik pada sekolah.

3) Pengelolaan usaha‐usaha komersial dilakukan secara terpisah dengan


kegiatan akademik.

4) Pemimpin Pusat Usaha Komersial bertanggung jawab kepada Kepala


Sekolah

5) Kepala Sekolah atas persetujuan Dewan Pengawas menetapkan bentuk


organisasi dan sistem manajemen usaha‐usaha komersial
Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola unit produksi
siswa minimal sebagai berikut:

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) Berusia maksimal 55 tahun;

3) Berpendidikan minimal strata satu (S1);

4) Memenuhi persyaratan keahlian yang ditetapkan oleh pimpinan Sekolah


4. Unsur Pelaksana Akademis
Unsur pelaksana akademis terdiri atas pemimpin kompetensi keahlian yang
ada di SMK diantaranya pemimpin kompetensi keahlian jurusan atau bagian
merupakan unit pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan akademik
pada sekolah. Jurusan atau bagian dipimpin oleh seorang pemimpin dan
didampingi seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Sekolah. Pemimpin jurusan/bagian mengkoordinasikan semua program studi
88
terkait untuk menjamin baku mutu pendidikan. Jurusan atau bagian dalam
melaksanakan tugasnya membentuk bengkel, laboratorium/studio, program
studi akademik, profesi dan profesional (vokasional), serta bentuk lain yang
dianggap perlu untuk menyelenggarakan pendidikan oleh sekolah.

F. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (contoh)


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya
manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada
jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern
menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga
(brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik mulai penerimaan, selama aktif
bekerja maupun setelah purna tugas.

1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan proses yang sistimatis dan strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di SMK
dapat lebih baik dan hasilnya meningkat

2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga pendidik, penunjang/pendukung Pendidikan
maupun administrasi/manajemen pada UPT SMK..... Provinsi... adalah sebagai
berikut:

a. SDM yang berasal dari PNS.


Pola rekruitmen SDM yang berasal dari PNS di UPTD SMK ..... Provinsi...
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota ....

b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.


Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang

89
sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh BPPKAD
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas/jabatan yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel,
bebas dari KKN serta terbuka.
6) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih lanjut
akan diatur dalam Peraturan Gubernur....
7) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.

c. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.

d. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas
prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan
sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.

90
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan
yang disampaikan oleh pemimpin BLUD SMK dengan
mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan indeks harga
daerah/wilayah.
3) Gubernur dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang
keanggotaannya dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Pendidikan;
b) Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin BLUD
mempertimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu
dan manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling
banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.

91
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai imbalan
kerja berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan. Honorarium
Dewan Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40%
(empat puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36%
(tiga puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin; dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10)Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

e. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


Kepala Sekolah mengusulkan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk
jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan SMK dalam menjalankan strategi.
1) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut
di atas harus dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas.
2) Kepala Sekolah mengusulkan program pengembangan kemampuan
pegawai SMK baik fungsional maupun struktural secara transparan.

f. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


Program pengembangan SDM SMK lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal. Selain itu,
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi
kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
agar pelayanan pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Program pengembangan SDM pada UPTD SMK ..... Provinsi...
dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka
memenuhi tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan SMK.
2) Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan yang potensial ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi
banding, dll.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1 atau Diploma IV.

g. Pemutusan Hubungan Kerja

92
1) Hubungan kerja antara SMK dan Pegawai dapat berakhir karena sebagai
berikut:
a) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pensiun
4. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
5. Adanya penyederhanaan organisasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:
1. Melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bertujuan mengubah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 atau terlibat
dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara
dan Pemerintah.
2. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang ada
maupun tidak ada hubungannya dengan jabatan.
c) Batas usia pensiun sebagai berikut:
1. Batas usia pensiun bagi PNS termasuk yang memangku jabatan
Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan
Pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dibutuhkan
SMK sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat diperpanjang
setiap tahun.
3. Keahlian sebagaimana dimaksud pada angka 2 tersebut
ditentukan oleh Kepala Sekolah .
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Pimpinan SMK.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak mendapat
hak-hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan
dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian
yang berlaku.

G. Pengelolaan Keuangan
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD SMK terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
93
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh SMK dari
jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan SMK
diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada siswa yang
mendapatkan pelayanan pendidikan SMK dan pendapatan dari jasa
layanan keahlian.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh SMK dari masyarakat atau badan lain yang
bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat
terikat, digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan
selaras dengan tujuan SMK, sebagaimana tercantum dalam naskah
perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh SMK dari hasil kerjasama
dengan pihak lain yang dapat berupa pendapatan hasil kerjasama
usaha dan pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.
4) APBD
Pendapatan SMK dari APBD diperoleh dari alokasi Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD untuk SMK seperti anggaran
operasional SMK termasuk dari BOS serta anggaran untuk honor
subsidi dan non subsidi SMK.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan
dengan cara pembentukan unit usaha yang merupakan bagian dari
SMK yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan
layanan. Contoh pengembangan usaha di SMK adalah hasil dari
pengelolaan usaha mandiri sekolah yang tidak terkait langsung
dengan praktik keterampilan peserta didik yang menjadi layanan
Pendidikan SMK.

Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD SMK dan


dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran SMK sesuai RBA dan DBA
kecuali yang berasal dari hibah yang terikat.

b. Belanja BLUD
Belanja BLUD SMK terdiri dari:
94
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.

2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan SMK.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan
jaringan, dan belanja aset tetap lainnya serta belanja modal aset
lainnya.

c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD SMK adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan SMK meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.

2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.

2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD


SMK merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan menyusun RBA
yang mengacu kepada Renstra SMK. RBA SMK disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian output dengan penggunaan dana secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa
yang berlaku di Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil
95
kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan
sumber pendapatan BLUD lainnya. Belanja dirinci menjadi belanja modal
dan belanja operasi.

Penyusunan RBA SMK meliputi:


a. Ringkasan pendapatan dan belanja.
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang merupakan
rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam
satuan uang yang tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan
pembiayaan. Khusus untuk rencana belanja disusun dari belanja per
program, kegiatan, dan sub kegiatan yang merupakan rincian dari program
Penunjang Urusan Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan
BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang/jasa setelah
memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang ditentukan
seperti tercermin dalam Tarif Layanan.
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase perubahan
anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan
ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional
BLUD.
e. Perkiraan maju/forward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang yang telah disetujui dan
menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

RBA SMK menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang
batas. RBA juga disertai SPM.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD SMK dalam APBD dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK pada
akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok pendapatan asli
daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek
pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA
SMK pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu)
program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. Belanja BLUD
tersebut dialokasikan untuk membiayai program Penunjang Urusan
96
Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub
kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD ;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK yang selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD);
d. BLUD SMK dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.

3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:


a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA SMK.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
rancangan peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran pemerintah
daerah untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan
alokasi dana APBD untuk BLUD.
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah
dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah tentang APBD.
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pimpinan Daerah.

4. Perubahan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada BLUD dapat dilakukan setiap
saat dalam 1 tahun anggaran. Perubahan RBA dapat dilakukan karena
beberapa hal sebagai berikut:
a. Pergeseran anggaran belanja BLUD yang tidak melebihi pagu jenis belanja
di DPA;
b. Pelaksanaan ambang batas yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA,
dimana jika sebelum perubahan akan ditampung di perubahan APBD, jika
sesudah perubahan akan dilaporkan pada LRA;
c. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya BLUD dalam tahun anggaran
berikutnya yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA, apabila belum
dianggarkan dan dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan mendahului
perubahan APBD. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya mendahului
perubahan APBD tersebut dilakukan dengan perubahan RBA tanpa
melakukan perubahan DPA; dan
d. Penyesuaian SiLPA Tahun Sebelumnya BLUD untuk SiLPA TA sblmnya
yang sudah dianggarkan) yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA.
97
Apabila BLUD telah menganggarkan SiLPA tahun sebelumnya, harus
dilakukan penyesuaian anggaran dengan melakukan koreksi berdasarkan
saldo kas BLUD per 31 Desember yang telah diaudit. Koreksi tersebut
dilakukan melalui mekanisme perubahan RBA yang ditampung dalam
perubahan APBD mengikuti ketentuan mekanisme perubahan APBD.
5. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD SMK meliputi ketentuan sebagai berikut:
a. SMK menyusun DBA baik dari dana APBD maupun BLUD, beserta
Anggaran Kas sebagai dasar penyusunan DPA. DBA tersebut yang berasal
dari dana BLUD, disusun atas belanja per program, kegiatan, dan sub
kegiatan BLUD yang merupakan rincian dari program Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub
kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD.
b. SMK menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD
untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
d. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang
bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal
dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan anggarannya
dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA memperhitungkan:
jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan proyeksi pengeluaran.
Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan melampirkan RBA.
e. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Gubernur. Perjanjian kinerja memuat kesanggupan
untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
f. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja
BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan
kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggunjawab
yang ditandatangani pemimpin BLUD.
g. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Pendidikan menerbitkan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan untuk
disampaikan kepada PPKD (SP3B).
h. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).

Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan:


98
a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk keperluan
pengelolaan kas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran kas yang sumber dananya berasal dari Pendapatan BLUD
yaitu jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah.
c. Rekening kas BLUD dikendalikan oleh Pejabat Keuangan
d. BLUD dapat membuka rekening untuk Bendahara Penerimaan BLUD dan
Bendahara Pengeluaran BLUD.
e. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
1) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Pemungutan pendapatan atau tagihan.
3) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD.
4) Pembayaran.
5) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka pendek.
6) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
f. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui Pejabat
Keuangan.
g. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja.
2) Penerimaan dan pengeluaran.
3) Utang dan piutang.
4) Persediaan, aset tetap dan investasi.
5) Ekuitas.

Penatausahaan keuangan Pendapatan BLUD dicatat dalam Buku Kas Umum


Penerimaan dan Penyetoran yang dilaksanakan melakui prosedur :
a. Pembukuan atas pendapatan secara tunai
b. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Bank Bendahara
Penerimaan BLUD
c. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Kas BLUD

Penatausahaan keuangan Belanja BLUD dilaksanakan melakui prosedur :


a. Bendahara pengeluaran BLUD mengajukan Surat Permintaan Pencairan
Dana (S-PPD) dalam rangka melaksanakan belanja kepada Pemimpin BLUD
melalui Pejabat Keuangan
b. Dalam hal ini bendahara pengeluaran BLUD menyusun S-PPD yang dapat
berupa:
1) Uang Persediaan (UP), dipergunakan untuk mengisi uang persediaan
(UP) tiap-tiap BLUD. Pengajuan Surat PPD-UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang persediaan akan
menggunakan Surat PPD-GU.
2) Ganti Uang (GU), yang dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah
terpakai.
3) Langsung (LS), yang dipergunakan untuk pembayaran langsung pada
pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan
99
c. Pejabat Keuangan melakukan verikasi S-PPD dan menyiapkan Surat
Otorisasi Pencairan Dana (S-OPD)
d. S-OPD dibedakan menjadi 3 (tiga) sesuai dengan jenis S-PPD-nya, yaitu S-
OPD UP, GU, dan LS.
e. Penerbitan S-OPD ditandatangan Pemimpin BLUD dan diserahkan kepada
Pejabat Keuangan untuk diterbitkan Surat Pencairan Dana (S-PD) sesuai
jenisnya, yaitu S-PD UP, GU, dan LS.
f. Pejabat Keuangan menandatangani S-PD dan menyerahkan kepada Bank
untuk dilakukan pencairan

Pembukuan Belanja BLUD dilakukan oleh bendahara pengeluaran BLUD


menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran BLUD
b. Buku Pembantu BKU Pengeluaran BLUD sesuai dengan kebutuhan seperti:
1) Buku Pembantu Kas Tunai;
2) Buku Pembantu Simpanan/Bank;
3) Buku Pembantu Setara Kas;
4) Buku Pembantu Panjar;
5) Buku Pembantu Pajak;
6) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.

Pembukuan Belanja dari dana APBD yang sudah dilakukan bendahara


pengeluaran pembantu SKPD juga dapat dilakukan bendahara pengeluaran
BLUD menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran APBD
b. Buku Pembantu BKU Pengeluaran APBD sesuai dengan kebutuhan minimal
seperti:
1) Buku Pembantu Pajak;
2) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.

Penatausahaan di Pejabat Keuangan BLUD dapat dijelaskan berdasarkan aliras


kas dan jenis anggarannya sebagai berikut:
a. Penerimaan pendapatan BLUD, dimana tidak ada yang dilakukan oleh
Pejabat Keuangan BLUD karena hanya menunggu pendapatan yang masuk
ke rekening kas BLUD.
b. Penerimaan Pembiayaan BLUD, dimana tidak ada yang dilakukan oleh
Pejabat Keuangan BLUD karena hanya menunggu pendapatan yang masuk
ke rekening kas BLUD.
c. Pengeluaran Belanja BLUD (UP/GU/LS), dimana berperan dalam verifikasi
S-PPD dari Bendahara Pengeluaran BLUD kemudian menyiapkan S-OPD
d. Pengeluaran Pembiayaan BLU, dimana Pejabat Keuangan BLUD
mengajukan S-PPD Pejabat Keuangan (S-PPD PK) dan draft S-OPD
e. Pengeluaran Setara Kas (aset setara kas seperti deposito dibawah tiga
bulan)
1) Pejabat Keuangan harus meyakini bahwa dana yang digunakan adalah
idle cash.

100
2) menyampaikan rencana penempatan dana pada aset setara kas kepada
Pemimpin BLUD mencakup jumlah dana dan pilihan deposito beserta
alasan dan hasil analisa pemilihan.
3) dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening kas BLUD
menggunakan surat perintah pemindahbukuan Pemimpin BLUD ke
Pejabat Keuangan.
4) Apabila Pemimpin BLUD menyetujui, dikeluarkan Surat Keputusan
Pemimpin BLUD tentang aset setara kas yang dipilih.
5) Berdasarkan SK Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Pejabat Keuangan yang memerintahkan pemindahan dana dari
kas BLUD ke dalam aset setara kas yang dipilih.

Pembukuan Pejabat Keuangan BLUD dilakukan dalam rangka pembukuan untuk


mengendalikan rekening kas BLUD yang dilakukan dengan menggunakan Buku
Kas Umum Pejabat Keuangan BLUD.
a. Pembukuan Pejabat Keuangan BLUD meliputi pencatatan atas:
1) Penerimaan pendapatan BLUD (diluar pendapatan APBD) yang diterima
dari:
2) Bendahara Penerimaan BLUD secara tunai maupun pindah buku/transfer
dari rekening bank Bendahara Penerimaan BLUD
b. Pembayar Pendapatan BLUD secara tunai maupun pindah buku/transfer dari
rekening Pembayar Pendapatan BLUD
c. Penerimaan Pembiayaan BLUD
d. Pengeluaran Belanja BLUD baik untuk mekanisme UP/GU maupun LS
e. Pengeluaran Pembiayaan BLUD

Pertanggungjawaban Pendapatan dan Belanja BLUD dilakukan oleh Bendahara


Penerimaan BLUD dan Bendahara Pengeluaran BLUD sebagai berikut:
a. Bendahara penerimaan BLUD wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan
uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Pemimpin BLUD melalui
Pejabat Keuangan BLUD paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya.
b. Pertanggungjawaban dituangkan dalam Laporan pertanggungjawaban (LPJ)
bendahara penerimaan BLUD yang memuat informasi tentang rekapitulasi
penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara Penerimaan
BLUD
c. LPJ tersebut dilampiri dengan:
1) BKU Penerimaan yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan;
2) Register STS; dan
3) Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
d. Bendahara pengeluaran BLUD wajib menyampaikan pertanggungjawaban
atas pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.
Pertanggungjawaban tersebut terdiri atas pertanggungjawaban penggunaan
UP/GU.
e. Pertanggungjawaban bulanan disampaikan kepada kepada Pemimpin BLUD
melalui Pejabat Keuangan BLUD paling lambat pada tanggal 5 bulan
berikutnya, kecuali untuk bulan Desember sebelum tanggal 31 Desember.

101
6. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan
volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud adalah belanja yang
disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan
DPA yang telah ditetapkan secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap
Belanja BLUD yang bersumber dari Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak
terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu mendapat
persetujuan Gubernur.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, SMK mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo
awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD
tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.

3) Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA


berupa catatan yang memberikan informasi besaran persentase
ambang batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi,
dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi melebihi target
pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA tahun yang
dianggarkan.

7. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di SMK BLUD mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa
pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah
tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
102
diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
peraturan perundangan-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur
dengan Peraturan Gubernur untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau
jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana,
cepat, serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung
kelancaran pelayanan SMK.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat,
dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau
Peraturan Gubernur sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan:


a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan
yaitu panitia atau unit yang dibentuk pemimpin untuk BLUD SMK untuk
melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang
lain yang diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD SMK mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai barang milik daerah.

8. Tarif Layanan
SMK mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan layanan
barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola Tarif.
Penyusunan Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh
atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang/jasa atas layanan yang disediakan SMK. Cara perhitungan
dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh SMK selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan biaya
per unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan dengan
perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.
103
Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD SMK menyusun Tarif Layanan SMK dengan
mempertimbangkan aspek kontinuitas, pengembangan layanan,
kebutuhan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan
kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada
masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD SMK mengusulkan Tarif Layanan SMK kepada Gubernur
berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan perubahan Tarif
Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk tim
yang terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Gubernur dan disampaikan kepada
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

9. Piutang dan Utang/Pinjaman


Ketentuan pengelolaan piutang BLUD SMK sesuai ketentuan berikut:
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi
yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLUD
SMK.
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi dengan
asministrasi penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada Gubernur
dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata caranya diatur
melalui Peraturan Gubernur .

Ketentuan pengelolaan utang BLUD SMK sebagai berikut:


a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau
perikatan pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa:
1) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang memberikan
manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul karena kegiatan
operasional dan/atau yang diperoleh dengan tujuan untuk menutup
selisih antara jumlah kas yang tersedia ditambah proyeksi jumlah
penerimaan kas dengan proyeksi jumlah pengeluaran kas dalam 1
(satu) tahun anggaran. Dibuat dalam bentuk perjanjian utang/pinjaman
104
yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD SMK dan pemberi
utang/pinjaman.
2) Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus dilunasi
dalam tahun anggaran berkenaan dan menjadi tanggung jawab SMK.
Pembayaran bunga dan pokok utang/pinjaman yang telah jatuh tempo
menjadi kewajiban SMK.
Pemimpin BLUD SMK dapat melakukan pelampauan pembayaran
bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang
telah ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan
Peraturan Gubernur .
3) Utang/pinjaman Panjang adalah utang/pinjaman yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali
atas utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja
modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban
pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi pokok
utang/pinjmana, bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada tahun
anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian
utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

10. Kerjasama BLUD


SMK dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas,
ekonomis dan saling menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat
berbentuk finansial dan/atau non finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:
a. Kerjasama operasional dapat dilakukan melalui pengelolaan manajemen
dan proses operasional secara bersama dengan mitra kerjasama dengan
tidak menggunakan barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah dapat dilakukan melalui pendayagunaan
barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak
mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi kewajiban SMK.
Pelaksanaan kerjasama dalam bentuk perjanjian. Pendapatan dari
pemanfaatan barang milik daerah yang sepenuhnya untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan SMK yang bersangkutan
merupakan Pendapatan BLUD. Pemanfaatan barang milik daerah mengikuti

105
peraturan perundang-undangan. Tata cara kerjasama dengan pihak lain
mengikuti Peraturan Gubernur.

11. Investasi BLUD


BLUD SMK dapat melakukan investasi sepanjang memberikan manfaat bagi
peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta
tidak mengganggu likuiditas keuangan dengan tetap memperhatikan rencana
pengeluaran. Investasi yang diperbolehkan adalah investasi jangka pendek.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi
jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas jangka
pendek dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 12
(dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah

12. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD


Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran SMK selama 1 (satu) tahun anggaran.
Dihitung berdasarkan LRA pada 1 (satu) periode anggaran. Ketentuan
mengenai SiLPA sebagai berikut:
a. SiLPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali atas
perintah Pimpinan daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas
daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas dan rencana
pengeluaran SMK.
b. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
c. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya yang digunakan
untuk membiayai program dan kegiatan harus melalui mekanisme APBD.
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan SiLPA tahun anggaran berikutnya
dapat dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
1) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya
belum tersedia dan/atau belum cukup anggarannya pada tahun
anggaran berjalan.
106
2) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

13. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan belanja
BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk
menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari SiLPA tahun
anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.

14. Laporan Keuangan


SMK menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan BLUD terdiri atas:
a. LRA
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. LO
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. CALK
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
khususnya PSAP nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU yang
sudah disesuaikan dengan struktur RBA BLUD pada Surat Edaran Direktur
Jenderal Bina Keuangan Daerah Nomor 981/4092/KEUDA tanggal 2 Oktober
2020 hal Pedoman Pengelolaan Keuangan BLUD.
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua) bulan
setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh bidang
pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya diintegrasikan/
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD SMK

H. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah (contoh)

107
Kepala Sekolah yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan pengelolaan
sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologik. Kebijakan pengelolaan
lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di UPTD SMK .... yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPTD SMK, dilakukan dengan pemahaman pisahkan
sampah sesuai dengan jenisnya. Pengelolaan sampah ada 3 cara pemilahan
sampah yang terdiri atas:
a. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
b. Pengolahan dengan menerapkan konsep 4R yaitu:
1) Replace. Mengganti dengan barang ramah lingkungan teliti barang yang
kita pakai sehari-hari.
2) Reduce. Mengurangi sampah.
3) Reuse. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
4) Recycle. Melakukan daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena
kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi bisa
membantu dengan cara-cara ini:
a) Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur
ulang
b) Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
c) Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil
daur ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki
komitmen dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan.

108
BAB III
PENUTUP

Tata Kelola yang diterapkan pada SMK yang menerapkan BLUD bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing yang
kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ SMK.
3. Mendorong agar organisasi SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan
kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung
jawab sosial SMK terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat
melalui pelayanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh warga SMK serta perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi baik
bersifat materiil, administratif maupun politis.
Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan SMK serta
perubahan lingkungan.

109
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, dijelaskan bahwa SMK dan MAK
merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan pendidikan.
Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia, SMK didorong untuk segera melaksanakan
revitalisasi. Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan agar terwujud sinergi antar
pemangku kepentingan seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan,
BUMN, dan kementerian lainnya dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan
kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Peluang tersebut dapat
diwujudkan dengan cara membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi SMK untuk
bekerja sama yang utuh dan bermakna dengan Dunia Kerja, antara lain kurikulum
disusun berstandar Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), pembelajaran berbasis
project riil dari DUDI sejak awal, jumlah dan peran guru/dosen dari industri expert
dari DUDI ditingkatkan secara signifikan, magang/Praktek Kerja Industri (prakerin)
minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan
DUDI, guru/pengajar secara rutin mendapatkan update teknologi dan training dari
DUDI untuk pengajar, riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata
di DUDI dan masyarakat, komitmen serapan lulusan oleh DUDI, dan beasiswa atau
ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik serta donasi dari DUDI dalam bentuk
peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya, bagi pendidikan vokasi.
Peningkatan kualitas dan daya saing tersebut diperkuat dengan adanya
Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 lampiran 7 yang berisi bahwa SMK yang
memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai perundang-undangan dalam
pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD, sehingga penerimaan
dari Teaching Factory dan hasil layanan pendidikan dapat digunakan langsung
untuk mengembangkan kemandirian sekolah, khususnya peningkatan kualitas
kompetensi peserta didik.
Peningkatan kualitas kompetensi peserta didik dilaksanakan dengan cara
menyesuaikan program keahlian dengan kebutuhan lapangan kerja sesuai dengan
kelompok bidang industri/usaha/profesi dan menerapkan kurikulum sesuai standar
Dunia Kerja.
SMK dalam menjalankan fungsinya perlu memiliki arah dan rencana yang
jelas sesuai dengan visi pembangunan pendidikan pemerintah pusat dan daerah.

110
Arah dan rencana tersebut dituangkan dalam indikator kinerja dan target yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu.
Setiap tahun rencana tersebut akan dibuat target kinerja dan dilakukan
monitoring dan evaluasi dan jika perlu dilakukan juga perubahan rencana sesuai
dengan perubahan situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis SMK dalam rangka penerapan BLUD,
dilaksanakan oleh tim perencanaan tingkat SMK yang ditunjuk oleh kepala sekolah
melalui SK Kepala SMK.
Sebagai unit pelaksana teknis, penyusunan rencana strategis SMK mengacu
kepada Rencana Strategis Renstra Dinas Pendidikan dan menyesuaikan dengan
sumber daya, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan peran masyarakat di wilayah
kerja SMK.

B. Pengertian Rencana Strategis


Berdasarkan Pasal 41 Permendagri Nomor 79 tahun 2018, Renstra pada
BLUD adalah perencanaan 5 (lima) tahunan yang disusun untuk menjelaskan
strategi pengelolaan BLUD dengan mempertimbangkan alokasi sumber daya dan
kinerja dengan menggunakan teknik analisis bisnis.

Rencana Strategis Renstra SMK memuat antara lain:


1. Rencana pengembangan layanan
2. Strategi dan arah kebijakan
3. Rencana program dan kegiatan
4. Rencana keuangan

C. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Renstra


Tujuan dari Renstra adalah:
1. Mengarahkan kebijakan alokasi sumber daya sekolah untuk pencapaian visi dan
misi SMK.
2. Sarana pengendalian sekolah terhadap pemanfaatan sumber daya SMK.
3. Mempersatukan langkah dan komitmen warga sekolah, serta meningkatkan
kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah
ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

D. Dasar Hukum Renstra


Adapun dasar hukum disusunnya Renstra SMK tahun 20X1-20X5 adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
nomor 9 Tahun 2015
111
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2019
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
12. Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Nomor …. Tahun …. Tentang ….
13. Peraturan Gubernur tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Pendidikan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
14. Peraturan Gubernur tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas dan
Badan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Rencana Strategis
Perangkat Daerah Tahun ... (Contoh: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
52 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2019-
2024)
16. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan terkait Renstra Dinas Pendidikan Nomor ….
Tahun …. Tentang ….
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Gubernur tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas
Unit Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….
18. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Struktur Organisasi Unit
Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan dokumen Renstra sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Renstra
C. Tujuan Penyusunan Renstra
D. Dasar Hukum Renstra
E. Sistematika Penulisan
112
BAB II: GAMBARAN PELAYANAN SMK
A. Gambaran Umum SMK
B. Gambaran Organisasi SMK
C. Kinerja Pelayanan SMK
Bab III: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat
B. Isu Strategis
C. Rencana Pengembangan Layanan
Bab IV: VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Visi SMK
B. Misi SMK
C. Tujuan (Rencana Pengembangan Layanan)
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
E. Strategi dan Arah Kebijakan
Bab V: PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
Bab VI: PENUTUP

113
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SMK

A. Gambaran Umum SMK


1. Lokasi
UPTD SMK … merupakan sekolah kejuruan … milik Pemerintah Daerah
yang berada di wilayah …. dan merupakan tempat pelayanan pendidikan
berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang
penetapan SMK dengan ijin operasional SMK Nomor ….
UPTD SMK … dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan kejuruan
terbaik dan bermutu dengan kaidah pelayanan yang cepat, tepat, nyaman dan
mudah.
Secara geografis, UPTD SMK ... berada di Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa … Kabupaten/Kota…. Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat
…… LS, ………..), dengan luas lahan … m2
Jarak SMK ke Ibukota Provinsi …. adalah … km, jarak ke Ibukota
Kabupaten/Kota…. terdekat adalah …km, jarak ke Kecamatan…… terdekat
adalah … km. UPTD SMK .... sendiri berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ....
Kabupaten/Kota ...., Provinsi….
UPTD SMK ... sesuai dengan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mempunyai
tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil yang
memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri,
serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Tahun … UPTD SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut
…….

2. Pelayanan SMK
Jenis-jenis produk pelayanan SMK … berdasarkan prioritas pengembangan
dibedakan ke dalam:
a. Pelayanan pendidikan kejuruan
b. Produk (Barang dan Jasa) Layanan
1. Teknologi dan Rekayasa;
2. Teknik Informasi dan Komunikasi;
3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
4. Agribisnis dan Agroteknologi;
5. Kemaritiman;
6. Bisnis dan Manajemen;
7. Pariwisata;
114
8. Energi dan Pertambangan;
9. Seni dan Industri Kreatif;
10. Dst.

c. Layanan Penunjang
1) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan kompetensi bisnis daring bagi masyarakat
2. Pelatihan kompetensi pemesinan bagi masyarakat
3. dst
2) Pemanfaatan Aset
1. Penyewaan Aula
2. Penyewaan Kantin
3. Penyewaan kapal (wisata bahari)
4. Penyewaan lahan
5. Dst

d. Lain-lain
1) Hibah terikat
2) dst

B. Gambaran Organisasi SMK


1. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja
antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan. Untuk menjalankan
tugas dan fungsi BLUD SMK dengan baik.
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon
pejabat pengelola BLUD SMK berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas selama jabatannya.
Kebutuhan praktik bisnis yang sehat, merupakan kepentingan BLUD SMK untuk
meningkatkan kinerja keuangan dan nonkeuangan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik.
Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas serta Uraian Tugas Setelah
Penerapan BLUD adalah sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan
berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD. Susunan
organisasi dalam penerapan pola pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola
BLUD terdiri dari:
115
1) Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
2) Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
3) Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.


Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap Gubernur, sedangkan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada
Pemimpin BLUD SMK.

STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....

Kepala Sekolah selaku


Pemimpin BLUD
Subbagian/
Fungsional Tata
Usaha selaku
Pejabat Keuangan

Bendahara
Penerimaan BLUD

Bendahara
Pengeluaran BLUD

Pengurus Barang
Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS selaku WAKA HUMAS selaku WAKA KESISWAAN selaku
selaku PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS
PEJABAT TEKNIS

Kelompok Jabatan Fungsional


(guru dan Pustakawan)

Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK BLUD

b. Uraian Tugas Pejabat Pengelola BLUD


Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT SMK
Provinsi... terdiri dari:
(1) Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD SMK
(2) Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(3) Pejabat Teknis dijabat oleh para wakil kepala sekolah yang terdiri dari:
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil
Kepala Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan

116
Fungsional (guru atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala
Sekolah.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu


disesuaikan dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai
berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala
Subbagian Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala
sekolah atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk (SPI) dalam rangka meningkatkan
sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal
dapat direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD
yaitu fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi…, sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah
memenuhi persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2
(dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
117
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran 2
(dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar
dari Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar)
c. Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola
BLUD SMK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;

b) (1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan


dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;

b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan


Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau
perguruan tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan
layanan BLUD SMK.

3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota


Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.

4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah


pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.

118
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas,
yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;

b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,


jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan BLUD;

c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;

d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;

e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan


tugasnya;

f) Berijazah paling rendah S-1;

g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;

h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas,


atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
badan usaha yang dipimpinnya dinyatakan pailit;

i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan


j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon
anggota legislatif.

6) Masa Jabatan Dewan Pengawas


a) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama
5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi
60 (enam puluh) tahun.
b) Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah
berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, Dewan
Pengawas dari unsur tenaga ahli dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
c) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Gubernur ...
karena:
i. Meninggal dunia;
ii. Masa jabatan berakhir;
iii. Diberhentikan sewaktu-waktu.

119
d) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, karena:
i. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

ii. tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-


undangan;

iii. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD SMK;

iv. Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang


telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

v. Mengundurkan diri;

vi. Terlibat dalam tindakan kecurangan yang


mengakibatkan kerugian pada BLUD SMK, pemerintah
pusat dan/atau pemerintah daerah.
7) Sekretaris Dewan Pengawas
a) Gubernur ... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas
untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota
Dewan Pengawas.
8) Biaya Dewan Pengawas
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD SMK dan dimuat dalam
RBA.
9) Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas
Dewan Pengawas memiliki tugas:
a) Memantau perkembangan kegiatan BLUD SMK;
b) Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan
BLUD SMK dan memberikan rekomendasi atas hasil
penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;

120
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam
pengelolaan BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan
yang diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal
pelayanan, pembelajaran, dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan
Daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

1.1 MANAJEMEN KEPEGAWAIAN


Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan
BLUD SMK. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola
dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari PNS disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan BLUD SMK. Pengangkatan dan
pemberhentian pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-PNS dilakukan
berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pemimpin BLUD SMK merupakan pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah pada SKPD induknya. Pemimpin BLUD SMK
dalam hal ini dapat berasal dari non-PNS, Kepala Bagian Tata Usaha BLUD
SMK wajib berasal dari PNS menjadi pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan
gubernur.

a. Pemimpin BLUD SMK


Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2012 dan Pasal 6 ayat (2) Permendagri Nomor 79 Tahun
121
2018 mengatur bahwa Kepala SMK .... bertindak sebagai Pemimpin
BLUD SMK.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah ;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap.
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa
jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh)
tahun.
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama.
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan
secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan.
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia
insan SMK.
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah.
3. Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan
non medis SMK.
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
122
2) Fungsi Pemimpin BLUD
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Permendagri Nomor 79 tahun 2018,
Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab
umum operasional dan keuangan di BLUD SMK. Pemimpin BLUD
bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa
Pengguna Barang (KPB) SMK. Dalam hal pemimpin BLUD tidak
berasal dari PNS maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai KPA/KPB
sebagaimana tertuang pada Permendagri Nomor 79 tahun 2018
Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).

3) Tugas Pemimpin BLUD


a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
BLUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b) Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban
lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Kepala
Daerah;
c) Menyusun Renstra;
d) Menyiapkan RBA dan DBA;
e) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis
kepada Pimpinan daerah sesuai dengan ketentuan;
f) Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
g) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang
dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis,
mengendalikan tugas pengawasan internal, serta
menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Pimpinan daerah;
h) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah sesuai
kewenangannya.

b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Permendagri Nomor
79 Tahun 2018 adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang memiliki
fungsi sebagai penanggung jawab keuangan SMK yang meliputi fungsi
berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi verifikasi dan pelaporan.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;

123
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD
SMK;
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran harus dijabat oleh PNS;
e) Standar Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
barang;
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
sekolah; dan
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan.

2. Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Pimpinan Sub Bagian Tata
Usaha, Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai
berikut:
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengkoordinasikan penyusunan RBA dan DBA;
c) Menyiapkan RKA dan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang
berada di bawah penguasaannya;
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

124
c. Pejabat Teknis.
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Permendagri Nomor 79
Tahun 2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang memiliki fungsi sebagai
penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan di bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari PNS dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan
praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.

2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya D4/S1;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan pelayanan
UPTD SMK;
125
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan
standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan
SMK.

3. Tugas Pejabat Teknis


Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
berdasarkan RBA dan DBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

d. Satuan Pengawasan Internal (SPI)


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk SPI yang merupakan aparat
internal SMK untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap
kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.
Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang
bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin BLUD SMK,
dengan mempertimbangkan:
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Kompleksitas manajemen; dan
3. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

SPI terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim audit
bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana prasarana, dan
kesiswaan), serta tim audit bidang Pendidikan hubungan masyarakat
termasuk dunia usaha sesuai dengan kebutuhan SMK.
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin terhadap
seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang administrasi dan
keuangan, dan bidang pelayanan pendidikan.
1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang
baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
126
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif.

2. Fungsi SPI
a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK;
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran
SMK secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.

3. Tugas SPI
Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

4. Kewenangan Satuan Pengawas Internal


a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap
unit-unit kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan, dokumen,
personel, aset SMK, serta informasi relevan lainnya sesuai
dengan tugas yang ditetapkan oleh Pemimpin BLUD SMK;
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik
audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem
pengendalian internal;
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari
personel unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang
diaudit;

127
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat
Pengelola SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah-
langkah perbaikan;
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya; dan
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun
luar SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya;

e. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD;
2. Pegawai BLUD berasal dari PNS dan/atau pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan; dan
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah
dan komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

2. Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah profil ketenagaan di UPTD SMK ….:
Tabel 30 Contoh Profil Ketenaga Ketenagaan di UPTD SMK
Perhitungan
Standar
NO Jenis Tenaga Jumlah Status Analisis Kekurangan
Kebutuhan
Beban Kerja
8 PNS
1 Guru Otomotif 10 20 20 10
2 THL
Administrasi
2 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
3 Bendahara 0 0 3 3 3
Pengadministrasi
4 2 2 PNS 2 2 0
Umum
Sistem Informasi
5 1 1 honorer 2 2 1
Pendidikan
128
Pengurus Barang
6 1 1 PNS 1 1 0
Pembantu
Pengelola
7 Program dan 1 1 PNS 1 1 0
Pelaporan
8 Kasir 1 1 Honorer 1 1 0

9 Kebersihan 2 2 Honorer 4 4 2

10 Penjaga malam 4 4 THL 5 5 1

11 dst
 13 PNS,
JUMLAH  23 6 THL, 4 30 30   7
Honorer

3. Sumber Daya Keuangan


Sumber daya keuangan UPTD SMK ….................... berasal dari
…...................., …...................., …....................
Berikut ini realisasi keuangan UPTD SMK ...dari berbagai sumber dana:

Tabel 31 Realisasi Keuangan UPTD SMK


N Realisasi Tahun Realisasi Tahun Realisasi
Sumber Dana
o 2018 2019 Tahun 2020
Operasional
1 1.874.680.000 1.944.000.000 2.010.960.000
APBD
Sumbangan Rutin
2 3.664.760.000 3.884.120.000 3.902.750.000 
Pendidikan
Dana Partisipasi
3 3.409.150.000 3.502.050.000 3.775.690.000 
Masyarakat
Pemanfaatan
4 50.000.000 65.000.000 75.000.000
Aset SMK
5 dst
6 JUMLAH 8.998.590.000  9.395.170.000  9.764.400.000 
(disesuaikan dengan sumber pendapatan sekolah)

4. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana UPTD SMK … cukup lengkap dengan kondisi gedung
yang baru dibangun pada tahun … Berikut disajikan daftar sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh UPTD SMK ...

Tabel 32 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK


Jumlah Total Jumlah berdasarkan Kondisi
Ruang/Area Kerja Ruang / Luas
Kecukupan (m2) Rusak Rusak
Baik
Sedang Berat
Asrama 1 123,38 1
Bengkel Alat Berat 1 306,25 1

129
Bengkel Batu Dan
1 144 1
Beton
Bengkel Chasis
1 200 1
Otomotif
Bengkel Cnc 2 150 1 1
Bengkel Instalasi Listrik 1 120 1
Bengkel Kelistrikan Dan
1 65 1
Otomotif
Bengkel Kerja Bangku 1 180 1
Bengkel Kerja Mesin 1 552 1
Bengkel Konstruksi
1 171 1
Bangunan
Bengkel Las Tempa 1 152,75 1
Bengkel M.R 1 162,5 1
Bengkel Mr1 1 107,5 1
Bengkel Otomasi 3 60 1 2
dst
         

130
C. Kinerja Pelayanan SMK

a. Tingkat capaian kinerja SMK …. berdasarkan sasaran/ target Renstra SMK …. periode tahun 2017–2021
dituangkan dalam tabel berikut :

Tabel 33 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2017-2021 Provinsi ….

KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PROGRAM 0 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 % FUNGSIONAL


Persentase
PENUNJANG BLUD
Peningkatan
URUSAN
Pendapatan Unit
PEMERINTAH
Produksi dan Jasa
DAERAH (BLUD)

1.1 Administrasi Jumlah dokumen 0 1 1 1 1 1 5 dokumen FUNGSIONAL


Kepegawaian ketatausahaan dan BLUD
Perangkat Daerah kepegawaian

1.1.1 Pengadaan Pakaian 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Jumlah pengadaaan
Dinas Beserta Atribut BLUD
pakaian dinas
Kelengkapannya

131
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

2.1 Administrasi Umum Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan FUNGSIONAL


Perangkat Daerah dan/ Penyediaan Barang BLUD
atau BLUD dan Jasa

2.1.1 Penyediaan Peralatan 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Jumlah paket
dan Perlengkapan BLUD
pengadaan
Kantor

3.1 Pengadaan Barang 0 2 2 2 2 2 10 laporan FUNGSIONAL


Jumlah Laporan
Milik Daerah Penunjang BLUD
Pengadaan Sarana dan
Urusan Pemerintah
Prasarana
Daerah

3.1.1 Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


dan Mesin Lainnya mesin lainnya BLUD

2 PROGRAM 85 85 85 86 86 86 86 % APBD
PENUNJANG
Persentase Indikator
URUSAN
Program yang Tercapai
PEMERINTAH
DAERAH (APBD)

Persentase realisasi 85 85 85 86 86 86 86 % APBD


anggaran

132
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

Indeks profesionalitas 80 80 80 81 81 81 81 % APBD


ASN

2.1 Perencanaan, Jumlah Dokumen 0 4 4 4 4 4 20 dokumen APBD


Penganggaran, dan Perencanaan dan
Evaluasi Kinerja Anggaran Perangkat
Perangkat Daerah Daerah

2.1.1 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen RKA
RKA-SKPD

2.1.2 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Jumlah dokumen RKA
Penyusunan Dokumen
Perubahan
Perubahan RKA-SKPD

2.1.3 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan DPA- Jumlah dokumen DPA
SKPD

2.1.4 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Jumlah dokumen DPA
Penyusunan
Perubahan
Perubahan DPA-SKPD

133
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

2.1.5 Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Perangkat Daerah evaluasi kinerja

2.2 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Administrasi Keuangan
pertanggungjawaban
Perangkat Daerah
keuangan

2.2.1 Penyediaan Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Administrasi Administrasi
Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan Tugas
ASN ASN

2.2.2 Pelaksanaan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan
Penatausahaan dan
verifikasi
Pengujian/Verifikasi
penatausahaan
Keuangan SKPD

2.2.3 Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pelaksanaan Akuntansi akuntansi perangkat
SKPD daerah

2.2.4 Koordinasi dan Jumlah dokumen 0 2 2 2 2 2 10 dokumen APBD


Penyusunan Laporan keuangan SKPD
Keuangan Akhir Tahun

134
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

SKPD

2.2.5 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Penyusunan Laporan
Jumlah laporan
Keuangan Bulanan/
keuangan
Triwulanan/
Semesteran SKPD

2.2.6 Penyusunan Pelaporan 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Jumlah laporan
dan Analisis Prognosis
prognosis
Realisasi Anggaran

2.3 Administrasi Barang Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Milik Daerah pada Pengelolaan Barang
Perangkat Daerah Milik Daerah

2.3.1 Rekonsiliasi dan 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Penyusunan Laporan Jumlah Kegiatan dan
Barang Milik Daerah Laporan
pada SKPD

2.4 Administrasi Jumlah dokumen 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Kepegawaian ketatausahaan dan
Perangkat Daerah kepegawaian

135
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

2.4.1 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan data
Pelaksanaan Sistem
pegawai
Informasi Kepegawaian

2.4.2 Monitoring, Evaluasi, 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan SKP
dan Penilaian Kinerja
yang tepat waktu
Pegawai

2.5 Jumlah Laporan 0 3 3 3 3 3 15 laporan APBD


Administrasi Umum
Penyediaan Barang
Perangkat Daerah
dan Jasa

2.5.1 Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 0 10 10 10 10 10 50 kali APBD


Tamu pengadaan

2.5.2 Penyelenggaraan 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Rapat Koordinasi dan Jumlah Laporan
Konsultasi SKPD

2.5.3 Jumlah daftar arsip 0 3 3 3 3 3 15 dokumen APBD


Penatausahaan Arsip
aktif, arsip inaktif, arsip
Dinamis pada SKPD
vital

136
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

2.6 Jumlah Laporan 0 2 2 2 2 2 10 laporan APBD


Pengadaan Barang
Pengadaan Barang
Milik Daerah Penunjang
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Urusan Pemerintah
Daerah
Daerah

2.6.1 Pengadaan Mebel Jumlah mebel 0 1 1 1 1 1 5 set APBD

2.6.2 Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan 0 1 1 1 1 1 5 paket APBD


dan Mesin Lainnya mesin lainnya

2.7 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Penyediaan Jasa
Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah

2.7.1 Jumlah penyediaan 0 12 12 12 12 12 60 bulan APBD


Penyediaan Jasa
Jasa Komunikasi,
Komunikasi, Sumber
Sumber Daya Air dan
Daya Air dan Listrik
Listrik

2.8 Pemeliharaan Barang Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Milik Daerah Penunjang Pemeliharaan Barang
Urusan Pemerintahan Milik Daerah Penunjang

137
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

Urusan Pemerintahan
Daerah
Daerah

2.8.1 Pemeliharaan Jumlah peralatan dan 0 6 6 6 6 6 30 paket APBD


Peralatan dan Mesin mesin lainnya yang
Lainnya dipelihara

3 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % FUNGSIONAL


Persentase Kelulusan
PENGELOLAAN BLUD
Peserta Didik
PENDIDIKAN (BLUD)

3.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang FUNGSIONAL
Pengelolaan
terserap di dunia kerja BLUD
Pendidikan SMK
dan berwirausaha

3.1.1 Jumlah MOU dengan 1 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


dunia kerja BLUD
Link and Match dengan
dunia kerja
Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang
terserap di dunia kerja

3.2 Peningkatan Pelayanan Persentase 0% 5 5 5 5 5 5% % FUNGSIONAL

138
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

Peningkatan Sales BLUD


BLUD
Growth

3.2.1 Pelayanan TeFa Jumlah program 10 20 30 40 50 60 60 % FUNGSIONAL


Teknologi dan keahlian yang BLUD
Rekayasa melaksanakan TeFa

4 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % APBD


Persentase Kelulusan
PENGELOLAAN
Peserta Didik
PENDIDIKAN (APBD)

4.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang APBD
terserap di dunia kerja
dan berwirausaha
Pengelolaan
Pendidikan SMK
Jumlah peserta didik 6 8 10 12 14 16 60 peserta APBD
yang mengikuti lomba didik

Jumlah guru yang 2 3 4 5 6 7 25 orang APBD


mendapatkan pelatihan

4.1.1 10 11 12 13 14 15 65 Kali APBD


Pembinaan Minat, Jumlah kegiatan

139
KETER
TARGET SATUAN SUMBER DANA
CAPAIAN
INDIKATOR
PROGRAM/
PROGRAM
KEGIATAN/
NO /KEGIATAN/
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKHIR
(/TOTAL)

pembinaan Minat Bakat


Bakat dan Kreativitas
dan Kreativitas peserta
peserta didik
didik

4.1.2 Penyelenggaraan 2.380 2.381 2.382 2.383 2.384 2.385 11.915 peserta APBD
Jumlah peserta didik yg
Proses Belajar dan didik
mengikuti proses
Ujian bagi Peserta
belajar
Didik

4.1.3 Pengadaan Alat Praktik 0 1 2 3 4 5 15 unit APBD


Jumlah alat praktek dan
dan Peraga Peserta
peraga peserta didik
Didik

4.1.4 Pengembangan Karir 2 3 4 5 6 7 25 orang APBD


Jumlah Guru dan
Pendidik dan Tenaga
Tenaga Kependidikan
Kependidikan Pada
yang mengikuti
Satuan Pendidikan
pengembangan karir
SMK

140
Keterangan:

Kolom 1: diisi dengan nomor program/kegiatan/sub-kegiatan.

Kolom 2: diisi dengan nama program/kegiatan/sub-kegiatan

Kolom 3: diisi dengan indikator program/kegiatan/sub-kegiatan

Kolom 4: diisi dengan ketercapaian pada tahun berjalan

Kolom 5 s.d. 9: diisi dengan target 5 tahun mendatang

Kolom 10: diisi dengan kondisi akhir (total) target 5 tahun mendatang

Kolom 11: diisi dengan satuan ketercapaian dan target

Kolom 12: diisi dengan sumber pendanaan

141
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK

A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat


Berdasarkan analisis gambaran umum pelayanan SMK … periode
sebelumnya, terdapat berbagai indikator yang telah memenuhi target, namun di sisi
lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan
perlu ditangani secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi SMK … disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 34 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK …
N Masalah
Masalah Akar Masalah
o Pokok
1. Belum ada regulasi/payung
hukum untuk memasarkan
Produk belum terserap ke masyarakat produk hasil belajar peserta didik
1 TeFa secara optimal (optimalisasi 2. Belum ada regulasi ijin produksi
keterserapan produk ke masyarakat) dan pemasaran
3. Mindset marketing produk
(barang dan jasa) SMK
Jumlah guru produktif (produktivitas Belum ada kolaborasi dengan pihak
2 SDM
guru) eksternal
1. Belum ada pemetaan tarif
3 Aset Optimalisasi pemanfaatan aset layanan setempat
2. Mindset marketing aset SMK

B. Isu Strategis
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas
dan fungsi ini adalah:
1. Regulasi/payung hukum untuk memasarkan produk hasil belajar peserta didik.
Contoh: informasi Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pusat dan Daerah
tentang pemasaran produk sekolah atau pemanfaatan aset sekolah, informasi
provinsi yang telah melaksanakan BLUD SMK, dsb
142
2. Regulasi ijin produksi dan pemasaran.
Contoh: BPOM, sertifikat halal, IPRT, HKI
3. Pemasaran produk (barang dan jasa) SMK
4. Kolaborasi dengan pihak eksternal
5. Peta tarif layanan setempat
6. Potensi aset SMK

1) Analisis isu-isu strategis yang bersumber dari internal


a) Pengajaran berdasarkan Teaching Factory (TeFa)
Isu strategis terkait TeFa yaitu terkait regulasi pengaturannya dimana
peraturan di daerah belum terlalu mendukung pelaksanaan pembelajaran di
SMK yang menggunakan TeFa. Hal ini juga berpengaruh pada pengaturan
regulasi lokal di SMK sendiri.
b) SDM
Ada beberapa isu strategis terkait SDM yaitu:
i) Keterbatasan jumlah guru, bendahara, sistem informasi pendidikan,
petugas kebersihan dan penjaga malam dibanding beban kerjanya
ii) Kurangnya jenis peningkatan kapasitas (pelatihan) petugas yang
sudah terpenuhi
iii) Rendahnya gaji/insentif pegawai non PNS
c) Aset
Adanya keterbatasan anggaran pemeliharaan sarana prasarana (gedung,
peralatan bengkel, kendaraan operasional, IPAL, dan lain-lain)
d) Operasional SMK
Adanya keterbatasan anggaran operasional (listrik, air, internet, kebersihan,
dan lain-lain) sehingga perlu tambahan pendapatan melalui layanan nyata
SMK terhadap masyarakat yang bisa digunakan untuk operasional layanan
SMK melalui penerapan BLUD

2) Isu-isu strategis yang berasal dari analisis eksternal


Memasuki tahun anggaran 20XX secara nasional maupun lokal, kita masih
dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan di bidang pendidikan,
diantaranya:
a) Pengajaran berdasarkan Teaching Factory (TeFa)
Kebijakan pelayanan pendidikan kejuruan yang berubah-ubah dan tidak
menguntungkan
b) SDM
Sulitnya mencari tenaga pendidik dan tenaga Pendidikan yang berkualitas
untuk ditempatkan di SMK
143
c) Kompetitor
Tingginya jumlah SMK kompetitor baik negeri maupun swasta dan jarak yang
terlalu dekat antar SMK tersebut
d) Lingkungan sekitar SMK
Kesadaran masyarakat tentang hukum, budaya dan agama yang bervariasi
karena posisi dan lokasi SMK yang berada di kota besar dan padat penduduk
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi cukup pesat

C. Rencana Pengembangan Layanan


Isu strategis berdasarkan analisis internal dan eksternal di SMK ... adalah sebagai
berikut:
1. Related Diversification (keanekaragaman)
Diversifikasi pada SMK ... dapat dilihat dari berbagai macam jenis produk
dan layanan yang sudah dikembangkan. Setiap layanan didukung oleh SDM
mulai dari guru, montir, pegawai kafe dan resto, tenaga administrasi,
bendahara, kasir, kebersihan, penjaga malam, sarana prasarana, dan
kolaborasi dengan Dunia Kerja.
Keanekaragaman layanan SMK berupa layanan otomotif berupa servis
berkala (ringan) kendaraan roda empat dan roda dua, penjualan dan
penggantian suku cadang dan pemasangan asessoris kendaraan roda empat
dan roda dua, cuci kendaraan roda empat dan roda dua selama 24 jam. Selain
itu jugat terdapat layanan ATM, kafe dan resto beserta layanan WIFI.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yaitu masyarakat akan layanan otomotif yang lengkap.

2. Market Development (pengembangan pasar)


Pengembangan dan peningkatan konsumen serta pemasaran yang
dilakukan oleh SMK ... dengan memperluas jangkauan konsumen tingkat
lokal, nasional, dan internasional secara konvensional dan marketplace.
Akses terhadap SMK yang mudah merupakan alasan tersendiri bagi
masyarakat untuk memilih SMK ... sebagai tempat mendapatkan layanan
dapat dijangkau melalui kemudahan transportasi dan jaringan komunikasi.
Kelengkapan fasilitas, kelengkapan aset, kelengkapan alat praktek tefa,
profesionalitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, kejelasan prosedur
dan kelengkapan alat praktik menjadi salah satu alasan masyarakat memilih
SMK ....

144
Perkembangan bisnis dan kawasan industri yang masih terus berjalan
disekitar lokasi SMK memberikan berpotensi besar bagi SMK untuk
meningkatkan pengembangan pasar.
3. Product Development (pengembangan produk)
Pengembangan produk layanan yang dilaksanakan oleh SMK ... dengan
memperhatikan kebutuhan konsumen melalui hasil identifikasi kebutuhan dan
umpan balik masyarakat. Beberapa produk layanan yang menjadi unggulan
antara lain:
a. Perbaikan bodi kendaraan roda empat dan roda dua;
b. Pembuatan spare part (fast moving);
c. Injector cleaner;
d. Scan dan diagnose fuel injection;
e. Engine Performance Setting (Dino Test);
f. Dst.
Selain mengembangkan produk unggulan yang sesuai dengan
kompetensi keahlian, SMK …juga dapat mengembangkan produk-produk
lainnya di luar kompetensi keahlian, misalnya pemanfaatan limbah, kapal
penangkap ikan dikembangkan menjadi kapal wisata, layanan pom bensin
mini.
4. Platform Collaboration (Kolaborasi)
Pengembangan pelayanan melalui strategi kolaborasi dilaksanakan
dengan meningkatkan koordinasi dengan Dunia Kerja, masyarakat, media,
lembaga terkait melalui koordinasi perencanaan anggaran, pembinaan,
pengawasan, pemasaran, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
akuntabilitas pelayanan publik.
5. Vertical Integration (integrasi vertikal)
Pengembangan pelayanan melalui strategi integrasi vertikal dilaksanakan
dengan meningkatkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi... melalui
koordinasi perencanaan anggaran, pembinaan dan pengawasan serta
integrasi kegiatan yang menjadi prioritas di Provinsi...
Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan pemukiman
apabila diikuti dengan perilaku pencarian layanan perbaikan dan perawatan
otomotif yang baik maka SMK …. akan menjadi salah satu pilihan yang akan
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Lokasi SMK …. yang strategis merupakan kondisi yang menguntungkan
untuk mengembangkan keanekaragaman perbaikan dan perawatan otomotif
karena memiliki pangsa pasar yang juga beraneka ragam.
Rencana pengembangan program pelayanan pendidikan kejuruan di SMK
... sampai dengan tahun … yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
145
pelayanan publik bidang pendidikan sehingga rencana pengembangan
program pelayanan pendidikan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
6. Pengembangan Jenis Pelayanan
Peningkatan jumlah siswa dan layanan bengkel otomotif SMK ... setiap
tahun mengharuskan SMK ... untuk mencari inovasi agar lebih efisien dalam
memberikan pelayanan pada siswa dan konsumen. Database prestasi siswa
yang bagus dan pengurangan waktu tunggu di bengkel merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan efisiensi pelayanan sehingga kepuasan konsumen
lebih meningkat. Oleh karena itu, SMK... akan mengembangkan penerapan
teknologi digital untuk database siswa dan pendaftaran konsumen.
Berdasarkan latar belakang di atas, jenis pelayanan yang akan
dikembangkan di SMK... yaitu:
a. E-student record
b. E-registration workshop
c. E-non cash transaction
7. Peningkatan Sarana Prasarana Layanan
Kebutuhan sarana dan prasarana TeFa dan aset di SMK perlu
ditingkatkan sesuai dengan layanan prima terhadap masyarakat.
Beberapa rencana terkait penambahan, revitalisasi, perawatan dan
kalibrasi sarana dan prasarana antara lain:
a. Pemutakhiran alat praktik
b. Penerapan teknologi digital
c. Pembenahan laboratorium dan bengkel
d. Penerapan 5S dan K3L serta ECP (Ergonomic Check Point)
e. Dst

8. Peningkatan Mutu SDM


Seiring dengan meningkatnya tuntutan kualitas layanan terhadap
pelanggan, maka SMK ... perlu melakukan rencana pengembangan SDM
meliputi:
a. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan
b. Sertifikasi guru dan tenaga kependidikan
c. Magang guru dan tenaga kependidikan
d. Studi lanjut guru dan tenaga kependidikan
e. Dst

146
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN

A. Visi SMK (contoh)


Visi SMK adalah visi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan visi
dan misi Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan
gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun. Visi SMK disusun berdasarkan visi Pemerintah Provinsi
pada dokumen RPJMD .... Tahun 20…. -20….. Jika terjadi perubahan visi
Pemerintah Provinsi maka visi SMK juga akan dilakukan revisi sesuai dengan
perubahan tersebut.
Visi Pemerintah Provinsi.... tahun 20…. -20….. adalah ”Terwujudnya
Masyarakat ….. yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik melaluiSemangat Gotong Royong”. Visi
tersebut diturunkan pada beberapa misi dimana pada Misi ke-2 Pemerintah
Provinsi....: Misi ke-2 berbunyi “Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan
Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan,
Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan”
dimana misi ini dapat digunakan untuk menentukan visi SMK …. Sebagai berikut:

(contoh:) “Mewujudkan lulusan yang beriman, bertaqwa, mandiri, dan berdaya


saing”

Visi SMK ... sejalan dengan cita-cita Pemerintah Provinsi.... mewujudkan


kehidupan berkualitas melalui pemerataan layanan pendidikan. Selain melalui
pemerataan, layanan pendidikan harus lebih bermutu sehingga masyarakat (peserta
didik) menerima pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kehidupan masyarakat
lebih baik dan terdorong untuk berperan aktif dan mandiri serta berdaya saing.
Pemerintah Provinsi.... berupaya mewujudkan masyarakat yang aktif, mandiri
serta berdaya saing tinggi melalui pelayanan SMK… yang dapat memfasilitasi
masyarakat sehingga menyadari kebutuhan akan pendidikan, mau dan mampu
serta terampil dalam kompetensinya.

B. Misi SMK (contoh)


Misi SMK adalah misi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan
misi Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan langkah-
langkah dalam mencapai visi yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun.
Contoh: Adapun misi untuk mencapai visi SMK … adalah dengan:
a. Menumbuhkan pemahaman, pengamalan ajaran agama dan budaya serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengembangkan potensi dan kreatifitas warga sekolah agar mampu berdaya
saing baik di tingkat regional, nasional, dan internasional

147
c. Membangun layanan prima secara internal dan eksternal yang
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia
usaha/dunia industri
d. Menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang saling menguntungkan di
bidang perbengkelan otomotif dan bidang terkait lainnya
e. Melaksanakan sistem manajemen berbasis informasi dan teknologi bertaraf
internasional

Agar dapat memberikan pelayanan prima yang berkualitas maka, SMK...


membuat perencanaan peningkatan sarana prasarana dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia melaluai perencanaan tingkat Puskesmas. Monitoring dan
evaluasi kegiatan SMK dilaksanakan melalaui penilaian kinerja SMK.

C. Telaah Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) memiliki tugas dan
fungsi untuk menjalankan amanat mengendalikan pembangunan SDM untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan. Kemendikbud
kemudian menentukan visi kementerian berdasarkan pada capaian kinerja, potensi
dan permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi
Indonesia 2045. Visi Kemendikbud 2020-2024 adalah:

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi


Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
bergotong royong, dan berkebinekaan global.”

Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbud mendukung


terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan
yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan
mengedepankan profesionalitas dan integritas. Perumusan kebijakan dan
pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan akan
mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia.
Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong,
Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan,
bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi
dan Misi Presiden tersebut.

Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya melaksanakan Misi


Presiden yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yaitu menjabarkan misi nomor (1)
Peningkatan kualitas manusia Indonesia; nomor (5) Kemajuan budaya yang
mencerminkan kepribadian bangsa; dan nomor (8) Pengelolaan pemerintahan yang
bersih, efektif, dan terpercaya. Misi yang dituangkan dalam Nawacita kedua
tersebut dilakukan untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, Untuk itu, misi

148
Kemendikbud dalam melaksanakan Nawacita kedua tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan
berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.
2. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan
bahasa dan sastra.
3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung
transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.

D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


RTRW Provinsi.... tidak menjelaskan secara khusus peruntukan ruang untuk
pendidikan. Pada dokumen RTRW tersebut, peruntukan ruang untuk kepentingan
pendidikan menjadi bagian dari Kawasan Peruntukan Permukiman. Kawasan
peruntukan permukiman merupakan kawasan yang diperuntukan bagi permukiman
penduduk diluar kawasan lindung yang digunakan sebagai lingkungan tempat
tinggal masyarakat yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan di Provinsi....,
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;
2. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat diluar kawasan;
3. Memiliki kelengkapan sarana, prasarana dan utilitas pendukung.

Rencana kawasan permukiman di Provinsi seluas lebih kurang ….. Ha


tersebar di seluruh kabupaten/kota. Secara umum kawasan permukiman di
Provinsi.... terdiri atas:
1. Kawasan Permukiman Perkotaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman kota adalah mengembangkan
kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk yang ditunjang
oleh pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran, fasilitas umum, fasilitas
sosial, fasilitas sosial, Ruang Terbuka Hijau (RTH), instalasi militer, cagar
budaya dan fasilitas penunjang perkotaan yang memadai sesuai dengan fungsi
dan hirarkinya.
2. Kawasan Permukiman Pedesaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman pedesaan adalah
mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya
pertanian yang terbesar sesuai dengan potensi pertanian. Kebijakan
pengembangan permukiman pedesaan dilakukan dengan menciptakan sentra-
sentra produksi yang prospektif dalam penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan, pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan serta
pengembangan permukiman transmigrasi.

Berdasarkan RTRW Provinsi.... di atas, dapat diketahui bahwa


penyelenggaraan pendidikan menghadapi permasalahan berkaitan dengan
ketersediaan lahan untuk pengembangan sekolah khususnya di wilayah perkotaan,
sehingga pembangunan sekolah pendidikan menengah dan sekolah luar biasa
pada daerah perkotaan diarahkan pada pembangunan secara vertikal.
149
E. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS adalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan atau program. Selaras dengan pengertian KLHS tersebut,
maka tujuan penyelenggaraan pelaksanaan KLHS ini adalah memastikan bahwa
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam proses penyusunan dan
dokumen RPJMD Provinsi.... Tahun 20…. -20…...
Berdasarkan dokumen (KLHS) RPJMD Provinsi...., program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan semuanya tidak memiliki pengaruh dan
dampak terhadap lingkungan.

F. Telaah Renstra Dinas Pendidikan


Mencermati hasil identifikasi masalah, telaah visi misi Gubernur dan Wakil
Gubernur dalam RPJMD Provinsi.... Tahun 20…. -20…..., telaah Renstra
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Tahun 20…. -20…..., telaah
RTRW dan KLHS, serta perumusan isu-isu strategis dengan berpedoman pada Misi
2 Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi.... yakni “Terciptanya Kesejahteraan Yang
Berkeadilan Sosial, Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan
Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok
Rentan“, maka dapat ditetapkan Tujuan Dinas Pendidikan adalah “Terwujudnya
pemerataan akses yang berkualitas pada pendidikan menengah dan pendidikan
khusus serta peningkatan Profesionalisme SDM Bidang Pendidikan di Provinsi.... “.
Dalam jangka menengah pencapaian tujuan tersebut, didasarkan pada indikator
pengukuran capaiannya dapat ditabulasikan sebagai berikut:

FORMULAS TARGET TIAP TAHUN


TUJUAN INDIKATOR
I 20x1 20x2 20x3 20x4 20x5 20x6
Terwujudnya
pemerataan akses
yang berkualitas
pada Pendidikan
Menengah dan
Pendidikan Khusus Indeks IHLS + IRLS
serta peningkatan 0,69 0,70 0,71 0,72 0,73 0,74
Profesionalisme
Pendidikan 2
Sumber Daya
Manusia Bidang
Pendidikan di
Provinsi…

Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya,


dirumuskan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan Provinsi.... sebagai
berikut:
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan;
2. Terwujudnya ketersediaan layanan pendidikan untuk penduduk usia 25 Tahun;
3. Meningkatnya akses dan kualitas layanan pendidikan menengah;
4. Meningkatnya akses dan kualitas Layanan Pendidikan Khusus;
150
5. Meningkatnya mutu Guru dan Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus;
6. Meningkatnya kualitas Manajemen pelayanan pendidikan di Cabang Dinas
Pendidikan.

Enam butir sasaran yang dirumuskan guna mencapai tujuan jangka


menengah, pencapaiannya dapat dijadikan tolok ukur kinerja Dinas Pendidikan
pada umumnya dan khususnya masing-masing bidang maupun cabang dinas.
Sasaran yang perlu diperhatikan SMK … adalah sasaran yang ketiga yang mana
tanggung jawa utama ada di bidang pembinaan pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan pembinaan pendidikan (SMK). Dalam jangka menengah pencapaian
sasaran tersebut, didasarkan pada indikator pengukuran capaiannya dapat
ditabulasikan sebagai berikut:

INDIKATOR TARGET TIAP TAHUN


SASARAN KINERJA UTAMA FORMULASI 20x1 20x2 20x3 20x4 20x5 20x6
(IKU)
Meningkatnya 𝐴𝑃𝑀 𝐷𝐼𝐾𝑀𝐸𝑁 =
akses dan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑈𝑠𝑖𝑎
APM Pendidikan
kualitas layanan 16 − 18 𝑡ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Menengah
pendidikan 𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑒𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 0,70 0,71 0,72 0,73 0,74 0,75
(SMA/SMK/MA/Kejar
menengah. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
paket C/ SMALB
𝑈𝑠𝑖𝑎 16 − 18 𝑡ℎ ×
100

G. Tujuan SMK (contoh)


Tujuan SMK merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
setiap misi SMK yang mengandung makna:
1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun terakhir renstra.
2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi
3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah saran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok
organisasi selama kurun waktu renstra.
4. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan SMK ... adalah sebagai berikut:

Contoh:
Tujuan dari Misi 1:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan yang siap kerja dan berakhlak mulia
2. Meningkatkan kesesuaian lingkungan sekolah berlandaskan agama dan budaya
dengan karakter industri

Tujuan dari Misi 2:


151
1. Meningkatkan layanan kreativitas dan inovasi warga sekolah
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan berkaitan dengan layanan sekolah
3. dst
Tujuan dari Misi 3: dan seterusnya

H. Sasaran SMK (contoh)


Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara
operasional.
Sasaran dan indikator sasaran SMK... berdasarkan tujuan sebagai berikut:

Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK


No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

1 Meningkatkan kualitas Meningkatnya kualitas 1 Meningkatnya angka


dan kuantitas lulusan dan kuantitas lulusan ketersediaan lulusan di DUDI
yang siap kerja dan yang siap kerja dan
berakhlak mulia berakhlak mulia
2 Meningkatkan Meningkatnya 1 Meningkatnya persentase
kesesuaian lingkungan kesesuaian kesesuaian lingkungan
sekolah berlandaskan lingkungan sekolah sekolah berlandaskan agama
agama dan budaya berlandaskan agama dan budaya dengan karakter
dengan karakter dan budaya dengan industri
industri karakter industri 2 Meningkatnya persentase
pemanfaatan lahan
lingkungan sekolah
3 Meningkatkan layanan Meningkatnya layanan 1 Meningkatnya jumlah
kreativitas dan inovasi kreativitas dan inovasi layanan kreatif dan inovatif
warga sekolah warga sekolah 2 Meningkatnya persentase
peserta dan guru kreatif dan
inovatif
4 Dst

I. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
dirumuskan dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode
SWOT.

Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk mencapai sasaran Meningkatnya kuantitas lulusan yang
siap kerja dan berakhlak mulia

152
Faktor Internal Kekuatan ( S ) Kelemahan ( W )

1.Adanya Sistem manajemen yang 1. Keterbatasan jumlah guru,


berlaku bendahara, sistem informasi
2.Adanya Komitmen pimpinan pendidikan, petugas kebersihan
3. Adanya peralatan yang mencukupi dan penjaga malam dibanding
untuk beragam jenis layanan beban kerjanya
bengkel, penjualan asesoris dan
pendukung bengkel 2. Kurangnya jenis peningkatan
4. Adanya sarana prasarana yang kapasitas (pelatihan) petugas
memadai (gedung, kendaraan yang sudah terpenuhi
operasional, sarana IPAL) 3. Keterbatasan anggaran
5. Adanya jenis ketenagaan yang operasional (listrik, air, internet,
mencukupi (administrasi kebersihan, dan lain-lain)
kepegawaian, pengadministrasi 4. Keterbatasan anggaran
umum, pengurus barang pembantu, pemeliharaan sarana prasarana
pengelola program dan pelaporan, (gedung, peralatan bengkel,
dan kasir ) kendaraan operasional, IPAL, dan
6.Lokasi yang strategis dan adanya lain-lain)
akses yang mudah terjangkau 5. Rendahnya gaji/insentif pegawai
masyarakat
non PNS

Faktor Eksternal
Peluang ( O ) SO WO

1. Meningkatnya minat 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah


masyarakat terhadap melalui sistem manajemen mutu personel SDM melalui peluang
layanan pendidikan yang baik dan peningkatan strata peningkatan pendapatan SMK
SMK dan layanan akreditasi sekolah (S1,O1) (W1,O1)
bengkel SMK serta 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
layanan pendukungnya 2. Mengoptimalkan ketersediaan operasional melalui peluang
peralatan dan jenis layanan yang peningkatan pendapatan SMK
dapat dipenuhi (S3,O1) (W3,O1)
3. Mengoptimalkan kondisi sarana 3. Mengatasi keterbatasan anggaran
prasarana melalui pemeliharaan pemeliharaan sarana prasarana
dan perawatan yang baik (S4, O1) melalui peluang peningkatan
4. Mengoptimalkan tenaga pelayanan pendapatan SMK (W4,O1)
dengan panduan SOP Pelayanan 4. Mengatasi rendahnya gaji/insentif
(S5, O1) pegawai Non PNS melalui
peluang peningkatan pendapatan
SMK (W5,O1)
2. Adanya dukungan Mengoptimalkan adanya komitmen 1. Mengatasi keterbatasan anggaran
kebijakan daerah pimpinan dengan memanfaatkan operasional melalui perencanaan
tentang pemenuhan adanya dukungan kebijakan daerah sesuai kebijakan daerah (W3,O2)
sarana dan melalui perencanaan dan manajemen 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
operasional SMK yang baik (S2,O2) pemeliharaan sarana prasarana
melalui perencanaan sesuai
kebijakan daerah (W4,O2)

153
Peluang ( O ) SO WO

3. Adanya Kebijakan 1. Mengoptimalkan ketersediaan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah


Pemerintah dan peralatan dan jenis layanan yang tenaga melalui peluang
Pemda terhadap dapat dipenuhi (S3, O3) peningkatan pendapatan SMK
peningkatan kualitas 2. Mengoptimalkan kondisi sarana (W1,O3)
pendidikan vokasi prasarana melalui pemeliharaan 2. Mengatasi keterbatasan kapasitas
dan kejuruan dan perawatan yang baik (S4, O3) personel SDM melaui peluang
3. Mengoptimalkan tenaga pelayanan peningkatan SMK (W2,O3)
dengan panduan SOP Pelayanan 3. Mengatasi keterbatasan anggaran
(S5, O3) operasional melalui peluang
4. Mengoptimalkan informasi peningkatan pendapatan SMk
keberadaan, layanan bengkel dan (W3,O3)
layanan pendukung SMK dan 4. Mengatasi keterbatasan anggaran
berbagai keunggulannya melalui pemeliharaan melalui peluang
berbagai sarana informasi (S6, O3) peningkatan pendapatan SMk
(W4,O3)

ST WT
Ancaman ( T )
1. Tingginya jumlah 1. Mengoptimalkan adanya sistem 1. Mengatasi keterbatasan personel
SMK kompetitor baik manajemen mutu akreditasi SMK SDM untuk mengatasi Jarak SMK
negeri maupun swasta (S1,T1) Kompetitor yang terlalu dekat (W1,
dan jarak yang terlalu 2. Mengoptimalkan jenis layanan T1)
dekat antar SMK dan keunggulan SMK (S6, T1) 2. Meningkatkan jangkauan layanan
tersebut warga sekolah terutama di luar
wilayah dengan tekhnologi
komunikasi untuk mengurangi
beban kerja pegawai non PNS (W5,
T1)
2. Kesadaran 1.Mengoptimalkan mutu pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/insentif
masyarakat tentang melalui sistem manajemen mutu, pegawai Non PNS untuk mengatasi
hukum, budaya dan panduan SOP pelayanan dan masalah kesadaran masyarakat
agama pelaksanaan akreditasi SMK tentang hukum, budaya dan agama
sebagai dasar hukum kinerja melalui tekhnologi komunikasi untuk
pelayanan SMK (S1, T2) mengurangi beban kerja pegawai non
2.Mengoptimalkan komitmen PNS (W5,T2)
pimpinan tentang masalah
perlindungan hukum, budaya
dan agama (S2,T2)

3. Kebijakan pelayanan 1. Mengoptimalkan mutu Mengatasi rendahnya gaji/ insentif


Pendidikan kejuruan pelayanan pendidikan kejuruan pegawai non PNS untuk mengatasi
yang berubah-ubah dan melalui sistem manajemen mutu, kebijakan pelayanan yang berubah-
tidak menguntungkan panduan SOP pelayanan dan ubah dan tidak menguntungkan
pelaksanaan akreditasi SMK tekhnologi komunikasi untuk
sebagai kebijakan pelayanan mengurangi beban kerja pegawai non
pendidikan kejuruan di SMK (S1, PNS (W2.T2)
T3)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang kebijakan
pelayanan pendidikan kejuruan
di SMK (S2,T3)

154
Selanjutnya dibuat juga Analisis SWOT untuk mencapai sasaran berikutnya
yaitu:
1. Meningkatkan kesesuaian lingkungan sekolah berlandaskan agama dan
budaya dengan karakter industri
2. Meningkatkan layanan kreativitas dan inovasi warga sekolah
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan berkaitan dengan layanan sekolah
4. Dan seterusnya

Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang dapat digunakan dari
analisa SWOT sebelumnya beserta arah kebijakan dari setiap strategi adalah
sebagai berikut:

Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan


TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan kualitas Meningkatnya 1. Mengoptimalkan mutu Monitoring dan evaluasi yang


dan kuantitas lulusan kualitas dan pelayanan melalui ketat atas pelaksanaan sisem
yang siap kerja dan kuantitas lulusan sistem manajemen manajemen mutu yang baik
berakhlak mulia yang siap kerja dan mutu yang baik dan
berakhlak mulia peningkatan strata
akreditasi sekolah

2. Mengoptimalkan Meningkatkan kapasitas dan


ketersediaan peralatan kapabilitas, guru, tenaga
dan jenis layanan yang pendidik, dan pengurus
dapat dipenuhi barang pembantu

3. Mengoptimalkan kondisi Meningkatkan kapasitas dan


sarana prasarana kapabilitas, guru, tenaga
melalui pemeliharaan pendidik, dan pengurus
dan perawatan yang barang pembantu
baik

4. Mengoptimalkan tenaga Meningkatkan kapasitas dan


pelayanan dengan kapabilitas, guru, tenaga
panduan SOP pendidik, dan pengurus
Pelayanan barang pembantu

5. Mengatasi keterbatasan Menyusun strategi


jumlah personel SDM, pemasaran layanan SMK
keterbatasan anggaran yang baik
operasional,
keterbatasan anggaran
pemeliharaan sarana
prasarana, dan
rendahnya gaji/insentif
pegawai Non PNS
melalui perencanaan
sesuai kebijakan
daerah serta peluang
peningkatan

155
pendapatan SMK

6. Mengoptimalkan Identifikasi peluang program-


adanya komitmen program pemerintah dan
pimpinan dengan pemda yang dapat membantu
memanfaatkan adanya pengembangan SMK
dukungan kebijakan
daerah melalui
perencanaan dan
manajemen yang baik

7. Mengoptimalkan Meningkatkan promosi


informasi keberadaan, layanan bengkel, layanan
layanan bengkel, pendukung SMK dan
layanan pendukung berbagai keunggulannya
SMK dan berbagai melalui media sosial
keunggulannya melalui
berbagai sarana
informasi

Meningkatkan layanan Meningkatnya 1. Penyediaan pendidik 1. Meningkatkan kualifikasi


kreativitas dan inovasi layanan kreativitas dan tenaga kependidikan pendidik dan tenaga
warga sekolah dan inovasi warga yang kreatif dan inovatif kependidikan
sekolah
2. Magang pendidik dan
tenaga kependidikan
secara periodik

2. Penyediaan 1. Penerapan Merdeka


pembelajaran untuk belajar
menumbuhkan
kreativitas dan inovasi 2. Pembelajaran Berbasis
peserta didik sesuai Project
kebutuhan Dunia Kerja

3. dst………. ……………

156
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN

Renstra yang lengkap juga meliputi Tujuan, Sasaran, Rencana Program dan
Kegiatan, Sub kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Renstra tersebut dapat terealisasi jika ada pendanaannya yang berasal dari pendapatan
SMK. Rencana pendapatan yang akan dicapai oleh SMK yang akan menerapkan BLUD
pada tahun 20X1 sampai dengan 20x5 adalah sebagai berikut:

N
JENIS PENDAPATAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X2 TAHUN 20X3 TAHUN 20X4 TAHUN 20X5
O
1 Jasa Layanan Pendidikan - - - - -
Jasa Layanan Bidang Keahlian
2 Teknologi dan Rekayasa – 21,489,000.00 23,550,000.00 25,450,000.00 29,700,000.00 33,158,000.00
Keahlian Teknik Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
  9,550,000.00 10,800,000.00 11,000,000.00 12,250,000.00 12,800,000.00
Kendaraan Ringan Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
  4,719,000.00 4,950,000.00 5,200,000.00 6,200,000.00 7,250,000.00
dan Bisnis Sepeda Motor
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
  dan Manajemen Perawatan 3,100,000.00 3,450,000.00 4,000,000.00 5,750,000.00 6,358,000.00
Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian
  Otomotif Daya dan Konversi 4,120,000.00 4,350,000.00 5,250,000.00 5,500,000.00 6,750,000.00
Energi
3 Pendapatan Hibah 306,550,000.00 313,250,000.00 349,600,000.00 400,000,000.00 480,000,000.00
   Pendapatan Hibah Terikat 125,000,000.00 128,250,000.00 155,000,000.00 175,000,000.00 225,000,000.00
 Pendapatan Hibah Tidak
  181,550,000.00 185,000,000.00 194,600,000.00 225,000,000.00 255,000,000.00
Terikat
4 Hasil Kerjasama 127,500,000.00 133,000,000.00 135,500,000.00 144,582,000.00 148,700,000.00
   Kerjasama Pelatihan 25,000,000.00 28,750,000.00 29,000,000.00 35,000,000.00 36,700,000.00
 Kemitraan dengan Pihak
  Ketiga - Sewa Peralatan dan 17,500,000.00 18,500,000.00 20,500,000.00 22,000,000.00 23,500,000.00
Mesin
 Kemitraan dengan Pihak
  Ketiga – Sewa Gedung dan 85,000,000.00 85,750,000.00 86,000,000.00 87,582,000.00 88,500,000.00
Bangunan
1,300,250,000.0 1,385,000,000.0
5 Operasional APBD 1,230,750,000.00 1,345,800,000.00 1,411,525,000.00
0 0
1,235,400,000.0 1,325,000,000.0
6 Bantuan Operasional Sekolah 1,155,000,000.00 1,290,000,000.00 1,375,500,000.00
0 0
Lain-lain Pendapatan BLUD
7 14,950,000.00 17,101,000.00 18,355,000.00 23,225,000.00 24,000,000.00
yang Sah
   Jasa Giro/Bunga 2,450,000.00 2,627,000.00 2,850,000.00 2,975,000.00 3,000,000.00
   Pengembangan Usaha Kafe 12,500,000.00 14,474,000.00 15,505,000.00 20,250,000.00 21,000,000.00
3,022,551,000.0 3,307,507,000.0
JUMLAH 2,856,239,000.00 3,164,705,000.00 3,472,883,000.00
0 0

157
Berdasarkan Rencana Pendapatan SMK dan berdasarkan Tujuan dan Sasaran
yang telah disusun sebelumnya maka selanjutnya dapat disusun rencana program,
kegiatan dan sub kegiatan pada SMK …. Selama … tahun kedepan sesuai periode
kepemimpinan Gubernur. Rencana program, kegiatan dan subkegiatan meliputi berikut ini:

1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana BLUD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) Sub kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut Kelengkapannya
b. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah dan/ atau BLUD
1) sub kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
c. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
2. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana APBD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen RKA-SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen Perubahan RKA-SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan DPA-SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Perubahan DPA-SKPD
6) sub kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
b. Kegiatan Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN
2) sub kegiatan Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi Keuangan
SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
6) sub kegiatan Penyusunan Pelaporan dan Analisis Prognosis Realisasi Anggaran
c. Kegiatan Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah pada
SKPD
d. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Sistem Informasi Kepegawaian
2) sub kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja Pegawai
e. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Fasilitasi Kunjungan Tamu
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi SKPD
3) sub kegiatan Penatausahaan Arsip Dinamis pada SKPD
158
f. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Mebel
2) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
g. Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
h. Kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah
1) sub kegiatan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
3. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana BLUD meliputi kegiatan dan
subkegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Link and Match dengan DUNIA KERJA
b. Kegiatan Peningkatan Pelayanan BLUD
1) sub kegiatan Pelayanan TeFa Teknologi dan Rekayasa
4. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana APBD meliputi kegiatan dan
sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas peserta didik
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
3) sub kegiatan Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Peserta Didik
4) sub kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada
Satuan Pendidikan SMK

Program, kegiatan dan subkegiatan pada SMK …. berdasarkan tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya, secara rinci dapat dilihat dalam Lampiran dokumen
Rencana Strategis BLUD SMK … ini

159
BAB VI
PENUTUP

Renstra Bisnis SMK … merupakan panduan bagi SMK … dalam melaksanakan


fungsi pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Renstra Bisnis SMK … ditujukan untuk menjabarkan Visi, Misi dan Strategi Pemerintah
Provinsi… pada dokumen RPJMD Pemerintah Provinsi… tahun … sampai dengan
tahun …. yang disusun dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Kebijakan SMK … yang dalam pelaksanaannya disusun program, dan kegiatan, dan
sub kegiatan. Visi SMK … adalah ”Menghasilkan tamatan yang berkualitas,
berdedikasi, berkarakter dan ber-taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”, diharapkan
menjadi arah pembangunan pendidikan di wilayah … selama lima tahun ke depan.
b. SMK … memerlukan Penerapan BLUD yang memiliki fleksibilitas pengelolaan
keuangan yang berbeda dengan pengelolaan keuangan daerah pada umummnya
untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
c. Penyusunan Renstra BLUD 20…-20… merupakan salah satu persyaratan administratif
yang harus dipenuhi untuk menjadi sekolah yang dapat menerapkan BLUD.

6.1. Langkah-langkah Implementasi


Langkah-langkah implementasi untuk pelaksanaan Renstra BLUD SMK …
adalah sebagai berikut:
a. Implementasi penerapan BLUD pada SMK … ini memerlukan masa transisi.
Selama masa transisi akan dilaksanakan sosialisasi, penyesuaian terhadap
sistem, pelatihan sumber daya manusia, desain akuntansi, analisis biaya dan
tarif serta langkah-langkah lain yang diperlukan
b. Situasi yang mempengaruhi SMK … akan selalu mengalami perubahan. Oleh
karena itu, sekolah harus melakukan penyesuaian untuk menjamin konsisten
strategi, kebijakan, program, kegiatan, anggaran dan prosedur pelaksanaan.

6.2. Penutup
SMK sebagai pusat pengembangan, pemberdayaan dan pelayanan
pendidikan kejuruan akan lebih aktif mencari terobosan dalam rangka memberikan
kepuasan kepada pelanggannya. Tugas pimpinan baik di Dinas Pendidikan maupun
SMK adalah menciptakan strategi pelayanan prima di SMK dalam rangka
meningkatkan ’image’ masyarakat terhadap SMK, yang berorientasi pa da
kepuasan masyarakat. Untuk itu, semua jajaran di Dinas Pendidikan dan SMK …
memiliki komitmen yang tinggi untuk mewujudkan pelayanan prima di sekolah
dengan cara mengubah pola pengelolaan keuangannya dalam bentuk penerapan
BLUD.

160
LAMPIRAN
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN (contoh)
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum
Unit Kerja
Data Capaian
Perangkat
pada Tahun Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Daerah
Awal Dana
Penanggung
Perencanaan
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

M Peserta PROGRAM Persentase 0% - 0,02 140.000 0,02 170.000 0,02175.000 0,02178.606 0,0 187.53 K BLU
e didik, PENUNJAN Peningkatan 5% 5% 5% 5% 25 6 e D
n pendidik, G URUSAN Pendapatan % p
i tendik/ PEMERINTA Unit Produksi a
n pegawai H DAERAH dan Jasa l
g (BLUD) a
k
a
t S
k e
a k
n o
l
a
P h
e
l
a Administras Juml 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23. 1 24.255 K
y i ah doku doku doku doku doku 10 dokum a
a Kepegawaia dok men men men men men 0 en s
n n Perangkat ume u
a Daerah n b
n ketat a
ausa g
haan
p dan
e kepe T
n gaw U
d aian
i

161
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

d Pengadaan Juml 0 - 1 40.000 1 44.000 1 46.200 1 48.510 1 paket 50.936 K


i Pakaian ah paket paket paket paket paket a
k Dinas peng s
d Beserta adaa u
a Atribut an b
n Kelengkapan paka a
nya ian g
dina
t s
e T
n U
a
g
a Administras Juml 0 - 12 20.000 12 20.500 12 22.000 12 23. 12 24.255 K
k i Umum ah lapor lapor lapor lapor lapor 10 lapor a
e Perangkat Lap an an an an an 0 an s
p Daerah dan/ oran u
e atau BLUD Pen b
n yedi a
d aan g
i Bara
d ng
i dan T
k Jasa U
a
n
, Penyediaan Juml 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 K
P Peralatan ah paket paket paket paket paket paket a
e dan pake s
l Perlengkapa t u
a n Kantor peng b
y adaa a
a n g
n
a
n T
U

S
a Pengadaan Juml 0 - 2 100.000 2 105.000 2 106.800 2 106.99 2 112.3 W
r Barang Milik ah lapor lapor lapor lapor lapor 6 lapor 46 a
a Daerah Lap k

162
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

n Penunjang oran an an an an an an a
a Urusan Pen
d Pemerintah gada
a Daerah an S
n Sara a
na r
dan p
P Pras r
r aran a
a a s
s
a
r Pengadaan Juml 0 - 1 100.000 1 105.000 1 106.800 1 106.996 1 paket 112.34 Waka
a Peralatan ah paket paket paket paket paket 6 Sarpras
n dan Mesin peral
a Lainnya atan
dan
mesi
n
lainn
ya

M P PROGRAM Pers 85% 286. 85% 529.190 85% 555.650 86% 583.432 86% 612.604 86% 643.23 Kepala APB
e e PENUNJAN enta 700 4 Sekolah  D
n s G URUSAN se
i er PEMERINTA Indik  
n ta H DAERAH ator
g di (APBD) Prog
k di ram
a k,   yang
t p Terc
k e   apai
a n
n di
di Pers 85%   85% 85% 86% 86% 86%
k, enta
p te se
e n reali
l di sasi
a k/ ang

163
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

y p gara
a e n
n g
a a
n w Inde 80%   80% 80% 81% 81% 81%
ai ks
, prof
P al esio
e u nalit
n m as
g ni ASN
e ,
l m
o a Perencanaa Juml 0  2.20 4 16.400 4 17.220 4 18.081 4 18.985 4 19.934 K APB
l s n, ah doku 0 doku doku doku doku dokum a D
a y Penganggar Dok men men men men men en s
a ar an, dan ume u
n a Evaluasi n b
k Kinerja Pere a
S at Perangkat ncan g
M Daerah aan
  dan
K
Ang T
,
  gara U
p
e n
l Pera
a ngka
y t
a Daer
n ah
a
n
Penyusunan Juml 0   7 4.500 7 4.725 11 4.961 11 5.209 11 5.470 K APB
Dokumen ah doku doku doku doku doku doku a D
b Perencanaan Doku men men men men men men s
i Perangkat men u
a Daerah pere b
y ncan a
a aan g
o pera
p ngka

164
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

e t T
r daer U
a ah
s
i,
p Koordinasi Juml 1 2.20 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 K APB
e dan ah doku 0 doku doku doku doku doku a D
l Penyusunan doku men men men men men men s
a Dokumen men u
y RKA-SKPD RKA b
a a
n g
a
n
T
U
S
a
r Koordinasi Juml 0   1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 K APB
a dan ah doku doku doku doku doku doku a D
n Penyusunan doku men men men men men men s
a Dokumen men u
d Perubahan RKA b
a RKA-SKPD Peru a
n baha g
n
P T
r U
a
s
a Koordinasi Juml 0   1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 K APB
r dan ah doku doku doku doku doku doku a D
a Penyusunan doku men men men men men men s
n DPA-SKPD men u
a DPA b
, a
p g
e
l
T

165
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

a U
y
a
n Koordinasi Juml 0   1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 K APB
a dan ah doku doku doku doku doku doku a D
n Penyusunan doku men men men men men men s
Perubahan men u
DPA-SKPD DPA b
p Peru a
e baha g
n n
d
i T
d U
i
k
d Evaluasi Juml 0   1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 K APB
a Kinerja ah doku doku doku doku doku doku a D
n Perangkat doku men men men men men men s
Daerah men u
eval b
t
uasi a
e
kiner g
n
ja
a
g T
a U
k
e
p Administras Juml 0 0 12 63.990 12 67.190 12 70.549 12 74.076 12 77.780 K APB
e i Keuangan ah laporan lapor lapor lapor lapor lapor a D
n Perangkat lapo an an an an an s
d Daerah ran u
i pert b
d ang a
i gun g
k gjaw
a aban
n keua T
nga U
n

166
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

  Penyediaan juml 0   12 51.620 12 54.201 12 56.911 12 59.757 12 62.744 K APB


Administrasi ah lap lapor lapor lapor lapor lapora a D
  Pelaksanaan lapor ora an an an an n s
Tugas ASN an n u
Admi b
nistr a
asi g
Pela
ksan
aan T
Tuga U
s
ASN

Pelaksanaan Juml 0   12 1.125 12 1.181 12 1.240 12 1.302 12 1.367 K APB


Penatausaha ah lap lapor lapor lapor lapor lapora a D
an dan lapor ora an an an an n s
Pengujian/Ve an n u
rifikasi verifi b
Keuangan kasi a
SKPD pena g
taus
ahaa
n T
U

Koordinasi Juml 0   12 3.000 12 3.150 12 3.308 12 3.473 12 3.647 K APB


dan ah lap lapor lapor lapor lapor lapora a D
Pelaksanaan Lapo ora an an an an n s
Akuntansi ran n u
SKPD akun b
tansi a
pera g
ngka
t
daer T
ah U

167
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

Koordinasi Juml 0   2 2.460 2 2.583 2 2.712 2 2.848 2 2.990 K APB


dan ah dok doku doku doku doku doku a D
Penyusunan doku um men men men men men s
Laporan men en u
Keuangan keua b
Akhir Tahun ngan a
SKPD SKP g
D

T
U

Koordinasi Juml 0   12 2.000 12 2.100 12 2.205 12 2.315 12 2.431 K APB


dan ah lap lapor lapor lapor lapor lapora a D
Penyusunan lapor ora an an an an n s
Laporan an n u
Keuangan keua b
Bulanan/Triw ngan a
ulanan/Seme g
steran SKPD

T
U

Penyusunan Juml 0   1 3.785 1 3.974 1 4.173 1 4.382 1 4.601 K APB


Pelaporan ah laporan lapor lapor lapor lapor lapora a D
dan Analisis lapor an an an an n s
Prognosis an u
Realisasi prog b
Anggaran nosis a
g

T
U

Administras Juml 0 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 W APB


i Barang ah Lapor Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor a D
Milik Daerah Lap k

168
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

pada oran an ran ran ran ran an a


Perangkat Pen
Daerah gelol
aan S
Bara a
ng r
Milik p
Daer r
ah a
s

Rekonsiliasi Juml 0   12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 W APB


dan ah Lapor Lapor Lapo Lapo Lapo Lapor a D
Penyusunan Kegi an an ran ran ran an k
Laporan atan a
Barang Milik dan
Daerah pada Lapo
SKPD ran S
a
r
p
r
a
s

Administras Juml 0 6.50 12 6.500 12 6.825 12 7.166 12 7.525 12 7.901 K APB


i ah Lapor 0 Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor a D
Kepegawaia dok an ran ran ran ran an s
n Perangkat ume u
Daerah n b
ketat a
ausa g
haan
dan
kepe T
gaw U
aian

Koordinasi Juml 12 4.00 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 K APB

169
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

dan ah laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapora a D


Pelaksanaan lapor an an an an n s
Sistem an u
Informasi data b
Kepegawaia pega a
n wai g

T
U

Monitoring, Juml 12 2.50 12 2.500 12 2.625 12 2.756 12 2.894 12 3.039 K APB


Evaluasi, ah laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapora a D
dan lapor an an an an n s
Penilaian an u
Kinerja SKP b
Pegawai yang a
tepat g
wakt
u
T
U

Administras Juml 0 20.00 3 162.100 3 170.205 3 178.715 3 187.651 3 197.034 K APB


i Umum ah lap 0 lapor lapor lapor lapor lapor a D
Perangkat Lap ora an an an an an s
Daerah oran n u
Pen b
yedi a
aan g
Bara
ng
dan T
Jasa U

Fasilitasi juml 10 kali 20.00 10 23.000 10 24.150 10 25.358 10 26.625 10 27.957 K APB
Kunjungan ah 0 kali kali kali kali kali a D
Tamu pake s
t u

170
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

peng b
adaa a
n g

T
U

Penyelengga Juml 0   1 136.000 1 142.800 1 149.940 1 157.437 1 165 K APB


raan Rapat ah laporan lapor lapor lapor lapor lapora .30 a D
Koordinasi Lapo an an an an n 9 s
dan ran u
Konsultasi b
SKPD a
g

T
U

Penatausaha Juml 0   3 3.100 3 3.255 3 3.418 3 3.589 3 3.768 K APB


an Arsip ah doku doku doku doku doku doku a D
Dinamis dafta men men men men men men s
pada SKPD r u
arsip b
aktif, a
arsip g
inakti
f,
arsip T
vital U

Pengadaan Juml 2 140. 2 140.000 2 147.000 2 154.350 2 162.068 2 170 W APB


Barang Milik ah lapor 000 lapor lapor lapor lapor lapor .17 a D
Daerah Lap an an an an an an 1 k
Penunjang oran a
Urusan Pen
Pemerintah gada
Daerah an S

171
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

Bara a
ng r
Milik p
Daer r
ah a
Pen s
unja
ng
Urus
an
Pem
erint
ah
Daer
ah

Pengadaan Juml 1 set 40.00 1 set 40.000 1 set 42.000 1 set 44.100 1 set 46.305 1 set 48.620 W APB
Mebel ah 0 a D
meb k
el a

S
a
r
p
r
a
s

Pengadaan Juml 1 100. 1 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 1 121 W APB


Peralatan ah paket 000 paket paket paket paket paket .55 a D
dan Mesin peral 1 k
Lainnya atan a
dan
mesi
n S
lainn a
ya r
p

172
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

r
a
s

Penyediaan Juml 0 118. 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147 W APB


Jasa ah laporan 000 laporan laporan laporan .31 a D
Penunjang lapo laporan laporan 9 k
Urusan ran a
Pemerintah Pen
an Daerah yedi
aan S
Jasa a
Pen r
unja p
ng r
Urus a
an s
Pem
erint
ahan
Daer
ah

Penyediaan Juml 12 118. 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147 W APB


Jasa ah bulan 000 bulan bulan bulan bulan bulan .31 a D
Komunikasi, peny 9 k
Sumber edia a
Daya Air dan an 
Listrik Jasa
Kom S
unik a
asi, r
Sum p
ber r
Daya a
Air s
dan
Listri

173
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

Pemeliharaa Juml 0 0 12 15.000 12 15.750 12 16.538 12 17. 12 18.233 W APB


n Barang ah laporan laporan laporan 36laporan a D
Milik Daerah lapo laporan laporan 4 k
Penunjang ran a
Urusan Pem
Pemerintah eliha
an Daerah raan S
Bara a
ng r
Milik p
Daer r
ah a
Pen s
unja
ng
Urus
an
Pem
erint
ahan
Daer
ah

Pemeliharaa Juml 0 0 6 15.000 6 15.750 6 16.538 6 17.364 6 18.233 Waka APB


n Peralatan ah paket paket paket paket Sarpras D
dan Mesin peral paket paket
Lainnya atan
dan
mesi
n
lainn
ya
yang
dipeli
hara

174
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

Meningka Peserta PROGRAM Pers 100% 30.00 100% 71.000 100% 74.550 100% 78.278 100% 82. 100% 86.301 Kepala BLUD
tkan didik, PENGELOL enta 0 19 Sekolah
pelayana pendidik, AAN se 1
n tendik/peg PENDIDIKA Kelu  
pengelola awai, N (BLUD) lusa
an alumni n
pendidika Pese
n, rta
pelayana Didi
n k
pengemb
angan
kurikulum Pengelolaan Juml 350  10.00 385 50.000 392  52.500 399 55.125 406 57. 413 60.775 Kepala BLUD
satuan Pendidikan ah 0 orang orang orang 88 ora Sekolah
pendidika SMK lulus orang orang 1 ng
n, an  
pelayana yang
n capaian ters
kompeten erap
si di
lulusan, duni
Pelayana a
n proses kerja
pembelaj dan
aran berw
irau
saha

Link and Juml 1 10.00 1 50.000 1 52.500 1 55.125 1 57.881 1 60.775 Waka BLUD
Match ah paket 0 paket paket paket paket paket Humas
dengan MOU
DUNIA deng
KERJA an
duni
a
kerja

Juml 350    385 392  399 406 413 Waka BLU


ah

175
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

lulus orang orang orang orang orang orang Humas  D


an
yang
terse
rap
di
duni
a
kerja

Peningkatan Pers 0% 20.000 5% 21.000 5% 22.050 5% 23.153 5% 24.310 5% 25.526  Kepala Fungs
Pelayanan enta Sekolah ional
BLUD se BLUD
Peni
ngka
tan
Sale
s
Gro
wth

Pelayanan Juml 10% 20.00 20% 21.000 30% 22.050 40% 23.153 50% 24.310 60% 25.526 Kepala BLUD
TEFA ah 0 Sekolah
Teknologi progr
dan am
Rekayasa keah
lian
yang
mela
ksan
akan
TEF
A

M P PROGRAM Pers 100% 100% 205.223 100% 215.484 100% 226.258 100% 23 100% 249 Kepala APB
e e PENGELOL enta 7.5 .44 Sekolah  D
n s AAN se 195.4 71 9
i er PENDIDIKA Kelu

176
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

n ta N (APBD) lusa 50    
g di n
k di pese  
a k, rta
t p didi
k e k
a n
n di
di Pengelolaan Juml 350 195.45 385 205.223 392 215.484 399 226.258 406 237.571 413 249 Kepala APB
k, Pendidikan ah 0 ora .44 Sekolah  D
p te SMK lulus ora orang oran oran orang ng 9
e n an ng g g    
l di yang
a k/ ters  
y p erap
a e di
n g duni
a a a
n w kerja
ai dan
p , berw
e al irau
n u saha
g m
e ni
l Juml 6 8 10 12 14 16
o ah peserta pesert peserta peserta peserta peserta
l pese didik a didik didik didik didik didik
a rta
a didik
n yang
men
giku
p ti
e Lom
n ba
d
i
d Juml 2   3 4 5 6 7
i ah guru guru guru guru guru
k guru

177
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

a yang guru
n men
, dapa
p tkan
e pelat
l ihan
a
y
a Pembinaan Juml 10 kali 40.00 11 kali 42.000 12 kali 44.100 13 kali 46.305 14 kali 48.620 15 kali 51.051 W APB
n Minat, Bakat ah 0 a D
a dan kegi k
n Kreativitas atan a
peserta didik pem K
bina e
c an si
a Mina s
p t w
a Baka a
i t dan a
a Krea n
n tivita
s
k pese
o rta
m didik
p
e
t Penyelengga Juml 2.380 70.45 2.381 73.973 2.382 77.671 2.383 81.555 2.384 85.632 2.385 89.914 Waka APB
e raan Proses ah peserta 0 peserta peserta peserta peserta peserta Kurikulum D
n Belajar dan pese didik didik didik didik didik didik
s Ujian bagi rta
i Peserta Didik didik
l yg
u men
l gikuti
u pros
s es
a belaj
n ar

178
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

, Pengadaan Juml 0 unit 35.00 1 unit 36.750 2 unit 38.588 3 unit 40.517 4 unit 42.543 5 unit 44.670 Waka APB
P Alat Praktik ah 0 Sarpras D
e dan Peraga alat
l Peserta Didik prakt
a ek
y dan
a pera
n ga
a pese
n rta
didik

p
r Pengembang Juml 2 50.00 3 52.500 4 55.125 5 57.881 6 60.775 7 orang 63.814 Waka APB
o an Karir ah orang 0 orang orang orang orang PSDM D
s Pendidik dan Guru
e Tenaga dan
s Kependidika Tena
p n Pada ga
e Satuan Kepe
m Pendidikan ndidi
b SMK kan
e yang
l men
a gikuti
j peng
a emb
r anga
a n
n karir

d
a
n

p
e
n
il
a

179
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

i
a
n

p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
P
e
l
a
y
a
n
a
n

S
a
r
a
n
a
d
a
n

P
r
a
s

180
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

a
r
a
n
a
,
P
e
l
a
y
a
n
a
n

p
e
n
d
i
d
i
k
d
a
n

t
e
n
a
g
a
k
e
p
e
n
d

181
Data Capaian Unit Kerja
pada Tahun Perangkat Sumber
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Daerah Dana
Perencanaan Penanggung
jawab
Program/ Kegiatan/
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan 20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Rp. Rp.
Terea Rp. Targ Targ Targ
Target Rp. (000) Rp. (000) Rp. (000) (00 Target (00
lisasi (000) et et et
0) 0)

i
d
i
k
a
n

JUMLAH TOTAL BELANJA 1.536, 2.856,23 3.022,55 3.164,7 3.307,5 3.472,8


45 9 1 05 07 83

Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan tujuan pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 2: diisi dengan sasaran (subyek maupun obyek) pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 3: diisi dengan nama program/kegiatan/sub kegiatan sesuai dengan e-blud
Kolom 4: diisi dengan indikator ketercapaian program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 5: diisi dengan data capaian/realisasi pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 6: diisi dengan data capaian/realisasi anggaran pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 7: diisi dengan target kinerja pada tahun+1
Kolom 8: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+1
Kolom 9: diisi dengan target kinerja pada tahun n+2
Kolom 10: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+2
Kolom 11: diisi dengan target kinerja pada tahun n+3
Kolom 12: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+3
Kolom 13: diisi dengan target kinerja pada tahun n+4
Kolom 14: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+4
Kolom 15: diisi dengan target kinerja pada tahun n+5
Kolom 16: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+5
Kolom 17: diisi dengan pejabat penanggung jawab program/kegiatan/sub kegiatan

182
Kolom 18: diisi dengan sumber dana program/kegiatan/sub kegiatan

183
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran
yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara
akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.

Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang


Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
Daerah menyatakan bahwa “Selain UPTD Provinsi terdapat unit pelaksana teknis
dinas Daerah provinsi di bidang pendidikan berupa satuan pendidikan daerah
provinsi”. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan mengenai pendidikan nasional yang berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Penjelasan pasal 15 Undang-undang tersebut juga yang menyebutkan
bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dan mandiri di bidang tertentu.
Pasal 1 angka 4 Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/MAK semakin memperjelas definisi sekolah untuk pendidikan
kejuruan yaitu SMK, yang selanjutnya disingkat SMK adalah pendidikan formal pada
jenjang pendidikan menengah yang menyelenggarakan program kejuruan. Dengan
demikian dapat disimpulkan SMK adalah UPTD Provinsi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan pendidikan yang merupakan sarana pelayanan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

Pelayanan publik harus menjadi pelayanan yang berkualitas, disamping hal


tersebut pelayanan publik juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman
(safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun
mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi: Identifikasi
risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang
berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang
berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target (threshold)
yang harus dicapai atau dipenuhi.

184
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin kualitas pendidikan kejuruan dapat dilakukan dengan standarisasi
pelayanan. Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan kualitas pendidikan kejuruan harus dapat
ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target
pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai
acuan.

Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan


yang bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka dari itu SMK perlu
mengembangkan SPM yang merupakan salah satu syarat administrasi SMK yang
akan menerapkan BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018 tentang SPM, Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar
Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan, Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, Permendagri
Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan SPM dan Permendagri Nomor 79
Tahun 2018 tentang BLUD. SPM seperti yang dijelaskan dalam peraturan-
peraturan tersebut memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan
dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang
akan menerapkan BLUD.

SPM diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk menjamin ketersediaan,


keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum
yang diberikan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang akan
menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SMK mengemban dua tugas untuk memenuhi SPM tersebut, karena SMK
sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi hak-hak
konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD. BLUD
SMK melaksanakan Pelayanan Dasar SPM Pendidikan dan SPM Pendukung yang
disesuaikan dengan kemampuan BLUD SMK tersebut. Penyusunan SPM BLUD
SMK mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, sehingga
penerima layanan memiliki pemahaman yang sama tentang ukuran kinerja.
SPM Pendidikan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir
sebagai berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. SPM Pendidikan masing-masing SMK sesuai kemampuan SMK melayani Jenis
Pelayanan Dasar;
6. Pelaksanaan SPM Pendidikan dievaluasi secara nasional dan dapat dilakukan
perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah;
7. SPM setiap SMK dapat berbeda tergantung kondisi, karakteristik, cakupan
layanan masing-masing SMK;
185
8. SPM BLUD SMK tidak terbatas pada layanan pendidikan tetapi dapat
melakukan layanan lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen SMK sebagai
pendukung layanan utamanya, sehingga SPM BLUD SMK dapat disesuaikan
setiap saat berdasarkan jenis pelayanan yang dibutuhkan konsumen; dan
9. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan.
2. Terjaminnya hak pengguna layanan dalam menerima suatu layanan.
3. Digunakan sebagai acuan untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan.
4. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan layanan.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan SMK.

C. Pengertian
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. SPM di SMK menjadi acuan SMK dalam mencapai standar kinerja,
membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Pelayanan Pengelolaan
Pendidikan dan Pelayanan Penunjang Pendidikan. Ada 3 (tiga) Jenis SPM yaitu
SPM Pendidikan, SPM BLUD dan SPM BLUD SMK sebagai berikut:

1. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan adalah:
a. SPM, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis
dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap
Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam
Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.

2. SPM BLUD
SPM BLUD adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan,
186
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan
umum yang diberikan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang
menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

3. SPM BLUD SMK


SPM BLUD SMK adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan
mutu layanan utama dan penunjang yang harus dipenuhi oleh SMK yang akan
menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang
diberikan oleh SMK yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah

D. Landasan Hukum
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan
yang bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu
mengembangkan SPM yang merupakan salah satu syarat administrasi BLUD SMK
dengan mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 32
tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal ; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.

E. Perubahan SPM
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan SPM SMK sebagaimana
disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organisasi SMK serta perubahan lingkungan.

F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
187
C. Standar Pelayanan Minimal SMK
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN

G. Langkah Penyusunan Dokumen SPM BLUD SMK


Langkah-langkah penyusunan dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah mampu disediakan oleh
SMK untuk masyarakat.
2. Melakukan kajian Modul Penilaian dan Penetapan BLUD yang diterbitkan oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
maka SPM BLUD SMK perlu memperhatikan:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di SMK BLUD:
1) Fokus, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLUD
2) Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan;
3) Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
4) Relevan, dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan,
berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi
BLUD;
5) Tepat waktu atau kerangka waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan
kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM BLUD SMK.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM BLUD SMK dengan Renstra Dinas
Pendidikan.
d. Penyusunan SPM BLUD SMK oleh sekolah dan penetapan oleh Kepala
Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah.

3. Identifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk dapat disediakan


bagi semua warga di SMK di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan
dimasukkan ke dalam Renstra SMK sebagai Rencana Pengembangan dalam
kurun waktu lima tahun mendatang.

188
4. Pemilihan Jenis Pelayanan sesuai pada poin 1 dan 3 yang dipastikan dapat
dilaksanakan dengan kualitas terbaik melalui pendampingan oleh Dinas
Pendidikan setempat. Dokumen ini selanjutnya diserahkan kepada dinas
Pendidikan untuk ditetapkan sebagai lampiran Perkada tentang BLUD SMK.

189
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan bahwa Jenis Pelayanan Dasar pada SPM
Pendidikan daerah provinsi terdiri atas:
a. pendidikan menengah; dan
b. pendidikan khusus

Pendidikan menengah terdiri atas:


a. Sekolah Menengah Atas; dan
b. Sekolah Menengah Kejuruan.

B. Cakupan Mutu Pelayanan


Cakupan Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar SPM
Pendidikan mencakup:
1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
2. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
3. tata cara pemenuhan standar.

Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa meliputi:


1. standar satuan pendidikan; dan
2. standar biaya pribadi Peserta Didik.

Standar satuan pendidikan terdiri atas:


1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses;
4. standar sarana dan prasarana;
5. standar pengelolaan;
6. standar pembiayaan; dan
7. standar penilaian

Pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut.


1. Pembiayaan pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah dibebankan kepada Pemerintah Daerah untuk:
a. pendidikan dasar; dan
b. pendidikan menengah bagi daerah yang telah melaksanakan wajib belajar
12 (dua belas) tahun.
2. Dalam hal daerah yang belum melaksanakan wajib belajar 12 (dua belas) tahun,
maka pembiayaan pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
190
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dibebankan kepada Peserta Didik
atau orangtua/wali.
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta Didik
atau orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh gubernur sesuai
dengan standar biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menetapkan
besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan pertimbangan dari
komite sekolah.

Standar untuk SMK terdiri atas Standar jumlah dan kualitas pendidik dan
tenaga kependidikan pada SMK terdiri atas:

1. Jenis pendidik dan tenaga kependidikan;


Jenis pendidik yaitu guru mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum.
Jenis tenaga kependidikan terdiri atas:
a. kepala sekolah;
b. tenaga laboratorium/bengkel/workshop; dan
c. tenaga penunjang lainnya.

2. Kualitas pendidik dan tenaga kependidikan;


Kualitas pendidik sebagai berikut:
a. paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1); dan
b. memiliki sertifikat pendidik.
Kualitas tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. kepala sekolah:
a) paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
b) memiliki sertifikat pendidik; dan
c) memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah.
b. tenaga laboratorium/bengkel/workshop paling rendah memiliki ijazah
SMA/SMK/sederajat.
c. tenaga penunjang lainnya paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
Kualitas tenaga kependidikan yang memiliki ijazah SMK relevan dengan
kebutuhan laboratorium/bengkel/ workshop.
3. jumlah pendidik dan tenaga kependidikan.

C. Tata Cara Pemenuhan Standar


Tata Cara Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan pada SMK didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
191
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada SMK didasarkan pada tata


cara perhitungan pemenuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
b. 1(satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/
workshop; dan
c. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

D. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di SMK disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah. SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan SOP di
SMK adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku. Manfaat SOP bagi SMK adalah memenuhi
persyaratan standar pelayanan pendidikan, mendokumentasikan langkah-langkah
kegiatan dan memastikan staf SMK memahami bagaimana melakukan
pekerjaannya. Alur pelayanan di SMK disusun untuk memberikan kejelasan dan
kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di SMK. Terdapat
beberapa alur pelayanan yang berlaku di SMK sebagai mana dijelaskan di dokumen
Tata Kelola.

E. Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK


SPM BLUD SMK mengacu kepada Permendikbud Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
Adapun Jenis Layanan Dasar yang diberikan adalah Pelayanan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan di SMK dengan kriteria minimal yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:

192
Tabel 38 Indikator SPM SMK
PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
DASAR DASAR JKL 20XX SMK
DASAR
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Capaian Sesuai Standar
1 Peserta didik pelayanan untuk mencapai kompetensi 100% …% …%
kompetensi lulusan Kelulusan
sesuai SKL
Pelayanan Setiap peserta didik mendapatkan
pengembangan layanan kurikulum yang telah
2 Sesuai standar isi Peserta didik 100% …% …%
kurikulum satuan diselaraskan dengan kebutuhan
Pendidikan DUDIKA
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan proses
3 proses Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
pembelajaran
pembelajaran dengan standar
Pelayanan Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
4 penilaian penilaian Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
Pendidikan Pendidikan dengan standar
Sesuai standar
Pelayanan pendidik Setiap peserta didik mendapatkan
pendidik dan
5 dan tenaga Peserta didik layanan pendidik dan tenaga 100% …% …%
tenaga
kependidikan kependidikan sesuai dengan standar
kependidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sarana
6 sarana dan Peserta didik layanan sarana dan prasarana sesuai 100% …% …%
dan Prasarana
prasarana standar
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sesuai standar
7 Peserta didik layanan pengelolaan sesuai standar 100% …% …%
Pengelolaan SMK pengelolaan
BLUD
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Biaya
8 pengelolaan Peserta didik layanan biaya operasi sesuai dengan 100% …% …%
operasi
Keuangan BLUD standar

193
Profil Indikator SPM yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagai berikut:
1. Pelayanan capaian kompetensi lulusan
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan
Judul Pencapaian kompetensi peserta didik SMK sesuai
SKL
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pelayanan ketercapaian kompetensi lulusan
Definisi Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK
Operasional dilakukan sepanjang tahun untuk memastikan bahwa
standar kompetensi lulusan dapat tercapai dengan
baik, yaitu :
a. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
b. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan
dirinya secara berkelanjutan;
c. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta
memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan;
d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang
keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia
yang kompetitif menghadapi pasar global.
Frekuensi Setiap 1 semester
Pengumpula
n Data
Periode 1 tahun
Analisis
Numerator Jumlah peserta didik SMK… yang telah mencapai
standar kompetensi lulusan selama periode waktu 1
tahun
Denominator Jumlah seluruh peserta didik SMK … selama periode
waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Laporan hasil belajar peserta didik
Standart 100%
Penanggung Kepala Sekolah
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Input (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
langkah 2. Proses (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
Kegiatan 3. Output(diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
4. Outcome (diisi seusai dengan yang telah
dilaksanakan)
5. Impact (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
Monitoring Sistem Informasi Manajemen Sekolah
dan Evaluasi
Sumber Pendidik dan tenaga kependidikan
194
Daya
Manusia

2. Pelayanan pengembangan kurikulum satuan pendidikan


Tabel 40 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Judul Pelayanan pengembangan kurikulum satuan
pendidikan di SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha, dunia industry, dan dunia kerja
Definisi Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik
Operasional SMK… melalui pengembangan atau penyelarasan
kurikulum satuan pendidikan dengan dunia usaha,
dunia industri, dan dunia kerja, meliputi kompetensi
dan budaya kerja industri. Pengembangan atau
penyelarasan kurikulum dilaksanakan setiap tahun
untuk menunjang proses pendidikan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisis
Numerator Jumlah kurikulum kompetensi keahlian/program
keahlian di SMK …yang telah diselaraskan dalam
periode satu tahun
Denominator Jumlah kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK…
Sumber Data Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)/Kurikulum Operasional Sekolah (KOS)
Standar 100%
Penanggung Penanggung Jawab Bidang kurikulum
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. MoU/kesepakatan dengan DUDIKA Mitra untuk
langkah pengembangan atau penyelarasan kurikulum
Kegiatan 2. Pengembangan instrumen penyelarasan kurikulum
3. Melaksanakan penyelarasan kurikulum dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA mitra
4. Pengesahan KTSP/KOS oleh SMK…dan Dudika Mitra,
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi….
5. Monitoring dan evaluasi
195
Monitoring Raport mutu sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik, peserta didik dan stakeholder/tenaga ahli
dari DUDIKA

3. Pelayanan proses pembelajaran


Tabel 41 Pelayanan Proses Pembelajaran
Judul Pelayanan proses pembelajaran
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pelananan proses pembelajaran terutama untuk
pembelajaran berbasis Teaching Factory (TeFa),
pembelajaran praktik, dan pembelajaran berbasis
projek.
Definisi Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dalam
Operasional persiapan dan pelaksanaan pembelajaran (dilatih)
dengan cara mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja
semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat
pekerjaan yang sebenarnya.
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 3 bulan
Analisis
Numerator Jumlah peserta didik di SMK…yang telah diajar
(dilatih) sesuai dengan proses kerja di DUDIKA
selama periode waktu 1 semester
Denominator Jumlah semua peserta didik di SMK… selama periode
waktu 1 semester yang sama
Sumber Data dokumen supervisi akademik oleh kepala sekolah dan
pengawas, laporan hasil belajar
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Bidang Kurikulum
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Analisis kurikulum yang telah diselarasakan
langkah 2. Penyusunan silabus/ Analisis Capaian Pembelajaran
Kegiatan 3. Penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran/ Alur
Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian/ Asesmen proses pembelajaran
Monitoring Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala
dan Evaluasi Sekolah/ Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali
dalam 1 semester
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4. Pelayanan penilaian pendidikan


Tabel 42 Pelayanan Penilaian Pendidikan
196
Judul Pelayanan Penilaian Pendidikan di SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pelayanan penilaian hasil pembelajaran di wilayah
SMK
Definisi Pelayanan penilaian kepada peserta didik melalui penilaian
Operasional selama proses pembelajaran berlangsung dan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
pembelajaran (assessment for learning) dalam bentuk
penilaian diagnostik, formatif, seperti tugas-tugas dikelas,
presentasi, dan kuis. Penilaian juga digunakan sebagai
proses pembelajaran (assessment as learning) yang
memungkinkan peserta didik dilibatkan dalam proses
penilaian dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
meningkatkan capaian belajar yang lebih maksimal. Pada
akhir pembelajaran dilakukan penilaian untuk mengukur
capaian kompetensi (assessment of learning).

Frekuensi Setiap saat


Pengumpulan
Data
Periode Setiap 3 bulan sekali
Analisis
Numerator Jumlah peserta didik yang mendapat pelayanan
penilaian sesuai standar di SMK.. selama periode
waktu 1 semester
Denominator Jumlah semua siswa di SMK… selama periode waktu
1 semester yang sama
Sumber Data penilaian diagnostik, formatif, penilaian sumatif, uji
kompetensi
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Bidang Kurikulum
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah
langkah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kegiatan 2. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan
melaksanakan penilaian.
3. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk
pengambilan keputusan berkaitan dengan peserta didik,
perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan
kegunaan lain yang sesuai.
4. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai
kompetensi yang dipelajari peserta didik melalui
pengalaman kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk
kerja atau indikator pencapaian kompetensi yang
tercantum dalam silabus.
5. Penilaian perkembangan karakter/ penguatan profil
pelajar Pancasila dan budaya kerja peserta didik
dilakukan oleh pendidik secara khusus melalui
pengamatan sikap peserta didik.
197
Monitoring Kepala sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5. Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan


Tabel 43 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Judul Pelayanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pelayanan kepada peserta didik melalui ketersediaan
pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai
dengan standar
Definisi Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi guru
Operasional umum, guru kejuruan, instruktur kejuruan sesuai dengan
standar.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai
dengan standar SMK selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah semua pendidik dan tenaga kependidikan di
SMK selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab bidang SDM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Analisis kebutuhan dan beban kerja pendidik dan tenaga
langkah kependidikan
Kegiatan 2. Analisis kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
3. Pengusulan/pengadaan kebutuhan pendidik dan ketenaga
kependidikan
4. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Monitoring Sistem Informasi Manajemen Sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidik

6. Pelayanan Sarana dan Prasarana


Tabel 44 Pelayanan Sarana dan Prasarana
Judul Pelayanan sarana prasarana pendidikan sesuai
standar di SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pelayanan terpenuhinya sarana prasarana
pembelajaran siswa sesuai standar di SMK

198
Definisi Pelayanan sarana dan prasarana yang memenuhi standar
Operasional meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lainnya. Prasarana terdiri dari
lahan, bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa
sesuai dengan standar.
Frekuensi Setiap saat
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisis
Numerator Jumlah sarana prasarana sesuai standar di SMK…
selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah sarana prasarana yang ada di SMK.. selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Bidang Sarana Prasarana
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
langkah 2. Pengusulan/pengadaan sarana prasarana
Kegiatan 3. Peremajaan sarana dan prasarana
4. Perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Pembaharuan data inventaris sarana prasarana
Monitoring Sistem Informasi Manajemen Sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

7. Pelayanan Pengelolaan SMK


Tabel 45 Pelayanan Pengelolaan SMK
Judul Pelayanan Pengelolaan SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan bagi
peserta didik berbasis pada Good School Governance
dan BLUD.
Definisi Pelayanan pengelolaan SMK…berbasis pada Good School
Operasional Governance dan BLUD untuk mendorong penyelenggaraan
SMK dikelola secara efektif, efisien, dan fleksibel untuk
mencapai kemandirian SMK dalam pengelolaan pendidikan
agar sesuai dengan potensi lingkungan budaya, kearifan lokal,
dukungan partisipasi masyarakat dan sumber-sumber
pembelajaran yang tersedia berdasarkan keunggulan dan ciri
khas SMK.
Frekuensi Setiap 1 bulan
199
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 3 bulan sekali
Analisis
Numerator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian
di SMK….yang telah dikelola sesuai dengan standar.
Denominator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian
di SMK…
Sumber Data Renstra/Peta Jalan/ Raport mutu SMK
Standart 100%
Penanggung Kepala Sekolah/ penanggung jawab yang ditunjuk
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Perencanaan, yaitu menyusun dan menetapkan visi, misi,
langkah dan tujuan SMK apa yang ingin dicapai dengan
Kegiatan menggunakan sumber daya yang dimiliki, sesuai kebijakan
dan peraturan yang berlaku.
2. Pengorganisasian, yaitu menetapkan program kerja SMK
yang didalamnya mencakup kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan, melalui pemanfaatan ketersediaan berbagai
sumber daya secara efektif dan efisien, dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK,
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga terwujud
efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana
penggunaan dana keuangan yang meliputi pengalokasian
dan pendistribusian secara akuntabel, transparan,
mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan dalam
menetapkan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak
lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau
pedoman yang telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat diperbaiki atau ditingkatkan,
supaya dapat berjalan sesuai dengan target/capaian yang
ditetapkan.
Monitoring Sistem Informasi Manajemen Sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

8. Pelayanan Biaya Operasi


Tabel 46 Pelayanan Biaya Operasi

200
Judul
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pemenuhan biaya operasional sekolah sesuai standar
pengelolaan keuangan BLUD
Definisi Pelayanan Biaya Operasi di wilayah SMK meliputi:
Operasional 1. Komponen Biaya Operasi personalia meliputi gaji
pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Komponen Biaya Operasi Nonpersonalia
Komponen Biaya Operasi nonpersonalia meliputi biaya
pengadaan alat tulis, bahan dan alat habis pakai
kegiatan belajar mengajar teori dan praktikum, daya,
air, jasa telekomunikasi, konsumsi, biaya pemeliharaan
dan perbaikan ringan sarana dan prasarana, biaya
lembur, biaya transportasi, pajak, biaya asuransi, biaya
kegiatan pembinaan peserta didik/ekstra kurikuler,
biaya uji kompetensi/sertifikasi kompetensi, biaya
praktik kerja/magang industri, biaya bengkel kerja
berbasis industri, serta biaya perencanaan dan
pelaporan.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 3 bulan sekali
Analisis
Numerator Biaya Operasi untuk menunjang seluruh biaya
operasional yang dibutuhkan SMK… sesuai dengan
standar.
Denominator Biaya Operasi yang tersedia di SMK…
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Keuangan
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Analisis Renstra BLUD
langkah 2. Analisis RKAS
Kegiatan 3. Penyusunan RBA
4. Penyusunan RKA
5. Penyusunan anggaran kas dan DBA
6. Penyusunan rincian DPA
7. Melaksanakan penatausahaan keuangan mulai dari
penerimaan dan pengeluaran kas untuk biaya operasi,
pembukuan dan pertanggungjawabannya
Monitoring Sistem Informasi Manajemen Sekolah
dan Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

201
202
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. Rencana Pencapaian Indikator SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen
Renstra Dinas Pendidikan tahun …………… untuk mencapai target sesuai dengan
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM
Capaian SMK
2 2 2 2
N Indikator 0 0 0 0
20X1
X X X X
2 3 4 5
2 3 4 5 6 7
1 Pelayanan Capaian kompetensi
lulusan:
Jumlah kegiatan pembinaan
Minat Bakat dan Kreativitas
siswa
2 Pelayanan pengembangan
kurikulum satuan Pendidikan:
1. Jumlah MoU dengan dunia kerja
2. Jumlah lulusan yang terserap di
dunia kerja
3 Pelayanan proses pembelajaran
:
1. Jumlah peserta didik yg mengikuti
proses belajar
2. Jumlah program keahlian yang
melaksanakan TeFa
4 Pelayanan penilaian
Pendidikan:
Jumlah peserta didik yg
mengikuti penilaian hasil belajar
5 Pelayanan pendidik dan tenaga
kependidikan :
1. Jumlah dokumen ketatausahaan
dan kepegawaian
2. Jumlah Penyediaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
3. Jumlah pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang mengikuti
pengembangan karir
6 Pelayanan Sarana dan
Prasarana:
1. Jumlah Laporan Penyediaan
Barang dan Jasa
2. Jumlah Laporan Pengadaan Barang
Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah
3. Jumlah laporan Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan Pemerintahan

203
Capaian SMK
2 2 2 2
N Indikator 0 0 0 0
20X1
X X X X
2 3 4 5
2 3 4 5 6 7
Daerah
4. Jumlah laporan aset tetap yang
terpelihara
5. Jumlah alat praktek dan peraga
peserta didik
6. Jumlah Pembangunan Bengkel/Unit
Produksi
7 Pelayanan Pengelolaan SMK:
Jumlah Dokumen Perencanaan dan
Anggaran Perangkat Daerah
8 Pelayanan Biaya operasi:
Jumlah laporan
pertanggungjawaban keuangan

Keterangan:
Kolom 1: Nomor Indikator
Kolom 2: Indikator disesuaikan dengan PMP
Kolom 3-7: diisi target 5 tahun ke depan

B. Strategi Pencapaian SPM Berdasarkan Rencana Strategis


Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang
disusun dalam Rencana Strategis SMK. Kesesuaian Rencana Strategis SMK
dengan SPM sebagaimana dalam Lampiran.

C. Rencana Anggaran Biaya

204
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
JENIS TAHUN (Rp)
LAYAN PROG KEGIATAN/ SUB
NO 20X
AN RAM KEGIATAN 20X1 20X2 20X3 20X5
4
DASAR
1 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
Capaian Penge Pembinaan Minat,
kompete lolaan Bakat dan Kreativitas
nsi Pendi Siswa
lulusan dikan
2 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
pengem Penge Link and Match dengan
bangan lolaan DUDIKA
kurikulu Pendi
m dikan
satuan
Pendidik
an
3 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
proses Penge 1. Penyelengaraan Proses
pembela lolaan Belajar dan Ujian bagi
jaran Pendi Peserta Didik
dikan 2. Pelayanan TEFA
Pariwisata
3. Pelayanan TEFA ……..
4 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
penilaian Penge Penyelengaraan
pendidik lolaan Proses Belajar dan
an Pendi Ujian bagi Peserta
dikan Didik
5 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
pendidik Penge 1. Penyediaan Pendidik dan
dan lolaan Tenaga Kependidikan
tenaga Pendi bagi Satuan Pendidikan
kependi dikan SMK
dikan 2. Pengembangan Karir

205
JENIS TAHUN (Rp)
PROG KEGIATAN/ SUB
NO LAYAN 20X
RAM KEGIATAN 20X1 20X2 20X3 20X5
AN 4
DASAR Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pada
Satuan Pendidikan SMK
Progr Administrasi
am Kepegawaian
Penun Perangkat Daerah
jang
Urusa
n
Pemer
intah
Daera
h
6 Pelayan Progr Pengelolaan
an am Pendidikan SMK:
Sarana Penge 1. Pengadaaan Alat Praktik
dan lolaan dan Peraga Peserta Didik
Prasara Pendi 2. Pembangunan
na dikan Bengkel/Unit Produksi
Progr 1. Administrasi Umum
am Perangkat Daerah
Penun 2. Pengadaan Barang Milik
jang Daerah Penunjang
Urusa Urusan Pemerintah
n Daerah
Pemer 3. Penyediaan Jasa
intah Penunjang Urusan
Daera Pemerintahan Daerah
h 4. Pemeliharaan Barang
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Daerah
7 Pelayan Progr Perencanaan,
an am Penganggaran, dan Evaluasi
Pengelol Penun Kinerja Perangkat Daerah
aan jang
SMK Urusa
n
Pemer
206
JENIS TAHUN (Rp)
PROG KEGIATAN/ SUB
NO LAYAN 20X
RAM KEGIATAN 20X1 20X2 20X3 20X5
AN 4
DASAR intah
Daera
h
8 Pelayan Progr Administrasi
an Biaya am Keuangan Perangkat
operasi Penun Daerah
jang
Urusa
n
Pemer
intah
Daera
h

207
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja

TAHUN (Rp)
NO JENIS BELANJA
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan
4
mesin
Belanja Modal Gedung dan
5
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
6
Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap
7
Lainnya
8 Belanja Modal Aset Lainnya
Jumlah

208
BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah


kebijakan pelayanan Pendidikan di BLUD SMK. Terlaksananya kebijakan dalam SPM perlu
mendapat dukungan dan partisipasi seluruh pegawai serta perhatian dan dukungan
Pemerintah Daerah baik bersifat materiil, administratif maupun politis.

SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM BLUD SMK sebagiamana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi BLUD
SMK serta perubahan lingkungan.

209
LAMPIRAN

Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD

URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DARI DANA BLUD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen


Perencanaan BLUD perencanaan BLUD
Koordinasi dan Jumlah dokumen RBA
Penyusunan Dokumen BLUD
RBA BLUD
1. Prosentase Koordinasi dan Jumlah dokumen
Indikator Penyusunan Perubahan perubahan RBA BLUD
Program yang RBA BLUD
tercapai Koordinasi dan Jumlah dokumen DBA
2. Prosentase Penyusunan DBA BLUD BLUD
realisasi Jumlah Koordinasi dan Jumlah dokumen
 Peserta didik Perencanaan,
Pelayanan anggaran Dokumen Penyusunan Perubahan perubahan DBA BLUD
 Pendidik Penganggaran, dan
1 Pengelolaan 3. Persentase Perencanaan DBA BLUD
SMK  Tendik/ Peningkatan
Evaluasi Kinerja
dan Anggaran
pegawai Perangkat Daerah
Pendapatan Perangkat
4. Persentase Koordinasi dan Jumlah laporan Capaian
Kenaikan Penyusunan Laporan Kinerja dan Ikhtisar
Pendapatan Capaian Kinerja dan Realisasi Kinerja BLUD
Unit Produksi Ikhtisar Realisasi Kinerja
dan Jasa BLUD
Evaluasi Kinerja BLUD Jumlah laporan evaluasi
kinerja BLUD

Pelayanan 1. Prosentase Administrasi Jumlah Penyediaan Gaji dan jumlah laporan Gaji dan
 Peserta didik Tunjangan Non ASN Tunjangan Non ASN
2 Biaya Indikator Keuangan laporan
 Pendidik
operasi Program yang Perangkat Daerah pertanggungja

210
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyediaan Administrasi Jumlah laporan


Pelaksanaan Tugas Non Administrasi Pelaksanaan
ASN Tugas Non ASN
Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
Penatausahaan dan penatausahaan
Pengujian/Verifikasi
Keuangan BLUD
Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi
Pelaksanaan Akuntansi perangkat daerah
BLUD
tercapai
2. Prosentase Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
realisasi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
anggaran Keuangan Akhir Tahun
3. Persentase BLUD
 Tendik/ Peningkatan waban
pegawai Pendapatan keuangan Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan
4. Persentase Penyusunan Laporan
Kenaikan Keuangan
Pendapatan Bulanan/Triwulanan/Sem
Unit Produksi esteran BLUD
dan Jasa Penyusunan Pelaporan Jumlah Laporan
dan Analisis Prognosis prognosis
Realisasi Anggaran BLUD

Penyediaan Jasa Jumlah Laporan jasa


Asuransi Asuransi

  Pelayanan  Pendidik 1. Prosentase Administrasi Jumlah Pengadaan Pakaian jumlah pengadaaan


3 pendidik dan  Tendik/ Indikator Kepegawaian dokumen Dinas Beserta Atribut pakaian dinas
tenaga pegawai Program yang Perangkat Daerah ketatausahaan Kelengkapannya
kependidika tercapai dan Pendidikan dan Pelatihan Jumlah pegawai yang

211
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

2. Prosentase Pegawai Berdasarkan mengikuti Pendidikan dan


realisasi Tugas dan Fungsi pelatihan
anggaran
n  kepegawaian
3. Persentase
Peningkatan
4 Pelayanan  Peserta didik Pendapatan Administrasi Umum Jumlah Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Sarana dan  Pendidik 4. Persentase Perangkat Daerah Laporan dan Perlengkapan Kantor
Prasarana  Tendik/ Kenaikan dan/ atau BLUD Penyediaan
pegawai Pendapatan Barang dan
Unit Produksi Jasa Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
dan Jasa Rumah Tangga

Penyelenggaraan Rapat Jumlah kegiatan rapat


koordinasi dan konsultasi
SKPD dan/ atau BLUD
Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
Tamu
Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif,
Dinamis pada SKPD dan/ inaktif dan vital
atau BLUD

Dukungan Pelaksanaan Jumlah system


Sistem Pemerintahan pemerintahan berbasis
Berbasis Elektronik pada elektronik yang diterapkan
SKPD dan/atau BLUD

Penyediaan Jasa Jumlah jasa konsultan


Konsultan yang digunakan
 Peserta didik Pengadaan Barang Jumlah Pengadaan Kendaraan Jumlah kendaraan
 Pendidik Milik Daerah Laporan Dinas Operasional atau
 Tendik/ Penunjang Urusan Pengadaan Lapangan
pegawai Pemerintah Daerah Sarana dan
Prasarana Pengadaan Mebel Jumlah mebel

212
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Pengadaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan


Mesin Lainnya mesin lainnya

 Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
 Pendidik Penunjang Urusan laporan Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber
 Tendik/ Pemerintahan Penyediaan Daya Air dan Listrik Daya Air dan Listrik
pegawai Daerah Jasa
  Penunjang Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa
Urusan Peralatan dan Peralatan dan
Pemerintahan Perlengkapan Kantor Perlengkapan Kantor
Daerah
 
 Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa
 Pendidik Barang Milik aset tetap Pemeliharaan, Biaya
 Tendik/ Daerah Penunjang yang Pemeliharaan, Pajak dan
pegawai Urusan terpelihara Perizinan Kendaraan
Pemerintahan   Dinas Operasional atau
Daerah Lapangan
  Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan
dan Mesin Lainnya mesin lainnya yang
dipelihara

213
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD
URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA


Penyusunan Dokumen
RKA-SKPD
1. Prosentase
Indikator Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA
 Peserta didik Penyusunan Dokumen Perubahan
Program yang
 Pendidik Perubahan RKA-SKPD
tercapai Jumlah
Pelayanan  Tendik/ 2. Prosentase
Perencanaan,
Dokumen
pegawai Penganggaran, dan Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
1 Pengelolaa realisasi Perencanaan
  Evaluasi Kinerja Penyusunan DPA-SKPD
n SMK anggaran dan Anggaran
  Perangkat Daerah
3. Indeks Perangkat
  Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
profesional
  Penyusunan Perubahan Perubahan
ASN
DPA-SKPD

Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen evaluasi


Perangkat Daerah kinerja

Penyediaan Administrasi jumlah laporan Administrasi


Pelaksanaan Tugas ASN Pelaksanaan Tugas ASN
Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
1. Prosentase Penatausahaan dan penatausahaan
Indikator Pengujian/Verifikasi
Program yang Keuangan SKPD
tercapai Jumlah Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi
 Peserta didik
Pelayanan 2. Prosentase Administrasi laporan Pelaksanaan Akuntansi perangkat daerah
 Pendidik
2 Biaya realisasi Keuangan pertanggungja SKPD
operasi  Tendik/ anggaran Perangkat Daerah waban
pegawai 3. Indeks keuangan Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
profesional Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
ASN Keuangan Akhir Tahun
SKPD

Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan


Penyusunan Laporan
214
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Keuangan Bulanan/
Triwulanan/ Semesteran
SKPD
Penyusunan Pelaporan Jumlah Laporan prognosis
dan Analisis Prognosis
Realisasi Anggaran
Pengadaan Pakaian jumlah pengadaaan
1. Prosentase Dinas Beserta Atribut pakaian dinas
Indikator Kelengkapannya
Pelayanan Jumlah
Program yang Pendataan dan Jumlah laporan pengolahan
pendidik Administrasi dokumen
tercapai Pengolahan Administrasi administrasi kepegawaian
dan tenaga Kepegawaian ketatausahaan
 Pendidik 2. Prosentase Kepegawaian
  kependidik Perangkat Daerah dan
 Tendik/ realisasi
3 an   kepegawaian
pegawai anggaran Koordinasi dan Jumlah laporan data
     
3. Indeks Pelaksanaaan Sistem pegawai
     
profesional Informasi Kepegawaian
   
ASN
Monitoring, Evaluasi, dan Jumlah laporan SKP yang
Penilaian Kinerja Pegawai tepat waktu
4 Pelayanan 1. Prosentase Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Sarana dan Indikator dan Perlengkapan Kantor
Prasarana Program yang Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
tercapai Jumlah Rumah Tangga
 Peserta didik
2. Prosentase Laporan
 Pendidik Administrasi Umum
realisasi Penyediaan
 Tendik/ anggaran
Perangkat Daerah
Barang dan Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
pegawai 3. Indeks Jasa Tamu
profesional Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif
ASN Dinamis pada SKPD Jumlah daftar arsip inaktif
Jumlah daftar arsip vital
 Peserta didik Pengadaan Barang Jumlah Pengadaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan
 Pendidik Milik Daerah Laporan Mesin Lainnya mesin lainnya
 Tendik/ Penunjang Urusan Pengadaan
pegawai Pemerintah Daerah Sarana dan
Prasarana

215
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

 Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa Surat Jumlah pengiriman
 Pendidik Penunjang Urusan laporan Menyurat dokumen
 Tendik/ Pemerintahan Penyediaan
pegawai Daerah Jasa
  Penunjang Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan jasa
Urusan Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber Daya
Pemerintahan Daya Air dan Listrik Air dan Listrik
Daerah
 
 Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa
 Pendidik Barang Milik aset tetap Pemeliharaan, Biaya
 Tendik/ Daerah Penunjang yang Pemeliharaan dan Pajak
pegawai Urusan terpelihara Kendaraan Perorangan
Pemerintahan   Dinas atau Kendaraan
Daerah Dinas Jabatan
  Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan
  dan Mesin Lainnya mesin lainnya yang
  dipelihara
 

216
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BIDANG PENDIDIKAN YANG DIBIAYAI DARI DANA BLUD


INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
 Jumlah Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan
lulusan yang dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
terserap di dan Kreativitas siswa
Dunia
Usaha/Dunia Kegiatan Perayaan Hari Jumlah Kegiatan
Industri dan Besar SMK Perayaan Hari Besar
Pelayanan berwirausaha SMK
Prosentase
Capaian  Peserta didik Pengelolaan  Jumlah
1 kelulusan
kompetensi  Pendidik Pendidikan SMK peserta didik
peserta didik
lulusan yang
mengikuti
Lomba
 Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan
 Jumlah Pelaksanaan Link and 1. Jumlah MOU dengan
lulusan yang Match dengan DUDIKA DUDIKA
terserap di 2. Jumlah lulusan yang
Dunia terserap di DUDIKA
Usaha/Dunia
Industri dan
Pelayanan
berwirausaha
pengembangan Prosentase
 Peserta didik Pengelolaan  Jumlah
2 kurikulum kelulusan
 Pendidik Pendidikan SMK peserta didik
satuan peserta didik
yang
Pendidikan
mengikuti
Lomba
 Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan

217
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
3. Pelayanan TeFa Jumlah program keahlian
Pelayanan Prosentase Persentase Pariwisata yang melaksanakan TeFa
 Peserta didik Peningkatan 2. Pelayanan TeFa
3 Proses kelulusan Peningkatan
 Pendidik Pelayanan BLUD ……
Pembelajaran peserta didik Sales Growth

 Jumlah Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang


lulusan yang Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
terserap di Peserta Didik
Dunia
Usaha/Dunia
Industri dan
berwirausaha
Pelayanan Prosentase
 Peserta didik Pengelolaan  Jumlah
4 penilaian kelulusan
 Pendidik Pendidikan SMK peserta didik
pendidikan peserta didik
yang
mengikuti
Lomba
 Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan
 Jumlah Pembangunan Jumlah Pembangunan
lulusan yang Bengkel/Unit Produksi Bengkel/Unit Produksi
terserap di
Dunia
Usaha/Dunia
Industri dan
Pelayanan berwirausaha
Prosentase
Sarana dan  Peserta didik Pengelolaan  Jumlah
5 kelulusan
Prasarana  Pendidik Pendidikan SMK peserta didik
peserta didik
yang
mengikuti
Lomba
 Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan

218
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
 Jumlah Penyediaan Pendidik Jumlah Penyediaan
lulusan yang dan Tenaga Pendidik dan Tenaga
terserap di Kependidikan bagi Kependidikan
Dunia Satuan Pendidikan SMK
Usaha/Dunia
Industri dan
Pelayanan berwirausaha
Prosentase
pendidik dan  Peserta didik Pengelolaan  Jumlah Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
6 kelulusan
tenaga  Pendidik Pendidikan SMK peserta didik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
peserta didik
kependidikan yang Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
mengikuti Satuan Pendidikan SMK karir
Lomba
 Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan

Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BIDANG PENDIDIKAN YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD


INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
1 Pelayanan  Peserta didik Prosentase Pengelolaan  Jumlah Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan
Capaian  Pendidik kelulusan Pendidikan SMK lulusan yang dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
kompetensi peserta didik terserap di dan Kreativitas siswa
lulusan Dunia
Usaha/Dunia Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yg
Pelayanan Industri dan Belajar dan Ujian bagi mengikuti proses belajar
2 Proses berwirausaha Peserta Didik
Pembelajaran  Jumlah
peserta didik
3 Pelayanan Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang
yang
penilaian Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
mengikuti
pendidikan Peserta Didik
Lomba
 Jumlah guru
4 Pelayanan yang Pengadaaan Alat Jumlah alat praktek dan

219
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
Sarana dan mendapatkan Praktik dan Peraga peraga peserta didik
Prasarana pelatihan Peserta Didik
5 Pelayanan Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
pendidik dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
tenaga Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
kependidikan Satuan Pendidikan SMK karir

220
KATA PENGANTAR

Dirumuskan oleh sekolah yang akan menerapkan BLUD, kata pengantar disajikan secara
jelas, ringkas yang berisi gambaran umum tentang Dokumen Laporan Keuangan SMK dan
hal-hal lain yang dibutuhkan.

221
DAFTAR ISI

A. Laporan Realisasi anggaran


B. Laporan Operasional
C. Laporan Perubahan Ekuitas
D. Neraca
E. Catatan atas Laporan Keuangan
BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

BAB II PROFIL SMK …


A. Gambaran Umum SMK …
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK …

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi

BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN


A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

BAB V PENUTUP

222
223
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

Anggaran Realisasi Selisih


Setelah
Uraian
Perubahan
(Rp) (Rp) (Rp)
2 3 4 5
PENDAPATAN - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415
Pendapatan Pajak Daerah - LRA 0 0 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LRA 0 0 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
0 0 0
yang Dipisahkan - LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415

JUMLAH PENDAPATAN - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415

BELANJA 1,074,676,695 999,479,061 75,197,634


BELANJA OPERASI 1,044,370,695 969,173,061 75,197,634
Belanja Pegawai 0 0
Belanja Barang dan Jasa 1,044,370,695 969,173,061 75,197,634

BELANJA MODAL 30,306,000 30,306,000 0


Belanja Tanah 0 0
Belanja Peralatan dan Mesin 30,306,000 30,306,000 0
Belanja Gedung dan Bangunan 0 0 0
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan 0 0 0
Belanja Aset Tetap lainnya 0 0
Belanja Aset lainnya 0

JUMLAH BELANJA 1,074,676,695 999,479,061 75,197,634

SURPLUS/DEFISIT (141,491,880) (180,296,661) 38,804,781


*Nilai Rp hanya ilustrasi

224
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LO 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - LO 0
Lain-lain PAD yang sah - LO 925,378,670

TOTAL PENDAPATAN - LO 925,378,670

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai-LO 0
Beban Barang dan Jasa 1,219,217,445
Beban Penyusutan dan Amortisasi 251,419,669
Beban Penyisihan Piutang 0
Beban Lain-lain 0

TOTAL BEBAN 1,470,637,114

SURPLUS (DEFISIT) - LO (545,258,444)


*Nilai Rp hanya ilustrasi

PROVINSI …..........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …................
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 1,492,996,429

SURPLUS/DEFISIT LO (545,258,444)

KOREKSI LEBIH (KURANG) EKUITAS


RK PPKD 313,389,180
Koreksi Aset Tetap 300,008,162
Koreksi Lainnya -

EKUITAS AKHIR 1,561,135,327 1,492,996,429

*Nilai Rp hanya ilustrasi


225
PROVINSI …............
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..................
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
ASET
Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Kas dan Setara Kas 161,443,775 28,351,256
Investasi Jangka Pendek 0 0
Piutang 0 0
Persediaan 351,843,989 601,888,373
Aset Lancar Lainnya 0 0
Jumlah Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen 0 0
Investasi Permanen 0 0
Jumlah Investasi Jangka Panjang 0 0
Aset Tetap
Tanah 310,054,160 310,054,160
Peralatan dan Mesin 2,385,623,449 2,082,205,536
Gedung dan Bangunan 161,443,775 28,351,256
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0 0
Aset Tetap Lainnya 0 0
Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (1,813,073,822) (1,561,654,152)
Jumlah Aset Tetap 1,044,047,563 858,956,800
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0 0
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0 0
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud 0 0
Aset lain-lain 3,800,000 3,800,000
Jumlah Aset Lainnya 3,800,000 3,800,000
TOTAL ASET 1,561,135,327 1,492,996,429

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Fihak Ketiga 0 0
Hutang Biaya 0 0
Hutang Pajak 0 0
Pendapatan Diterima di Muka 0 0
Utang Jangka Pendek Lainnya 0 0
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri 0 0
Hutang Luar Negeri 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 0
TOTAL KEWAJIBAN 0 0

EKUITAS
Ekuitas 1,561,135,327 1,492,996,429
TOTAL EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429

*Nilai Rp hanya ilustrasi


226
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
entitas selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan
ekuitas pemerIntah daerah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban entitas dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan
pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di
SMK ........ pada khususnya dan Pemerintah Provinsi ........ pada umumnya
dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan
cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.

227
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SMK ........ dalam kerangka
Pemerintah Provinsi ........ serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK ........ di Pemerintah
Provinsi ........ mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK ........ di
Pemerintah Provinsi ........ berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK ........ di
Pemerintah Provinsi ........, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK ........ di
Pemerintah Provinsi ........ menyediakan informasi mengenal pendapatan,
belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di SMK ........ Pemerintah
Provinsi ........ adalah:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang
mengatur Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor
9 Tahun 2015.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
228
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
14. Peraturan Daerah Provinsi ........ Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur ........ Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur ........ Nomor … Tahun …. tentang Sistem Akuntansi.

C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

Bab II : PROFIL SMK ........


A. Gambaran Umum SMK ........
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK ........

Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi

Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN


A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Bab V : PENUTUP
Kesimpulan

229
BAB II
PROFIL SMK ........

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Latar Belakang
Pemerintah memiliki komitmen untuk menjadi negara ekonomi terbesar ke-
tujuh di dunia pada tahun 2030 dan membutuhkan tenaga kerja kompeten
sebanyak 113 juta orang pada semua level, mulai level pelaksana, teknisi/analis
maupun ahli dan untuk menyiapkan semua itu, peran SMK menjadi strategis.
Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait berupaya meningkatkan
komitmen yang kuat dan bersinergi melakukan langkah-langkah nyata dalam
penyiapan tenaga kerja yang kompeten.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran pekerjaan di masa
mendatang. Piramida pekerjaan di masa datang menunjukkan bahwa jenis
pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work), sedangkan pekerjaan
yang bersifat rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan
kreatif membutuhkan intelegensi dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan
produk-produk kreatif dan inovatif (Trilling dan Fadel, 2009).
Revitalisasi SMK dalam abad ini menjadi sangat penting, bukan saja
karakteristik dunia kerja yang berbeda, teknologi yang berubah, tetapi cara berpikir
manusia (mindset) turut berubah pula. Pekerjaan di era pengetahuan ini
membutuhkan keterampilan dengan kombinasi baru yaitu pemikiran tingkat tinggi
dan komunikasi yang kompleks (Trilling dan Fadel, 2009), selanjutnya Trilling
menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan baru tersebut meliputi research,
development, design, marketing and sales, and global supply chain management.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak lagi menjadi kekuatan utama
dalam era disruption, karena banyak pekerjaan yang hilang digantikan oleh robot
dan artificial inteligent (kecerdasan buatan). Keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan dalam abad ini, selain kreativitas, adalah kemampuan complex problem
solving (Schawb, 2016). Menghadapi kondisi kerja seperti saat ini, motivasi saja
tidak cukup, sebaliknya yang diperlukan adalah strategi untuk membaca ”where we
are” dan ”where we are going to”. Disruption menjadi berat karena banyak orang
tidak tahu apa yang tengah terjadi. Semua orang berpikir bahwa mereka telah
melakukan cara-cara terbaik. Pilihannya hanya menyerang (disrupting) atau
diserang (disrupted). Rhenald Kasali mengatakan, ”Lebih baik berdamai dan
menciptakan cara-cara baru untuk menyambut era baru yang lebih inklusif pada
abad ke-21 yang baru dimulai.”
SMK ........ untuk mencapai keberhasilan Revitalisasi SMK tersebut telah
menyiapkan berbagai program dan strategi implementasinya, dengan menyiapkan
berbagai perangkat yang dapat menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi keberhasilan kinerja sekolah. salah satunya adalah penyiapan
perangkat administrasi BLUD SMK ........ khususnya dokumen Laporan Keuangan
BLUD SMK.

230
2. Sejarah SMK
SMK ........ milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah…. dan
merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Surat
Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan ijin operasional
SMK Nomor ….
SMK ........ didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut: ……
SMK ........ sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan-
perubahan, baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi
Keahlian. Pada tahun…., SMK ........ memiliki … Bidang Keahlian, ….Kompetensi
Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian, ….Kompetensi
Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ........ secara geografis berada di Provinsi Negeri ........ Kabupaten/Kota
........ Kecamatan ........, terletak di daerah (koordinat …… LS, ………..), dengan
luas lahan … m2. Jarak SMK ........ ke Ibu Kota Provinsi/Daerah …. dan
Kabupaten/Kota ........ Kecamatan ........ … km. SMK ........ berlokasi di Jl. .... No.
…., Kec. ........ Kabupaten/Kota ........, Provinsi ........
Tahun … SMK ........ meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK pada
tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut….
SMK ........ diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu
berkontribusi secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing sumber
daya manusia, baik pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga untuk
mengantisipasi hal tersebut, dirancang beberapa program pembaharuan untuk
peningkatan kinerja sekolah, antara lain, yaitu sebagai berikut:…

3. Visi dan Misi


Visi SMK … sesuai visi Pemerintah Provinsi ........ adalah: …………..
Misi Sekolah adalah:
1. ………..
2. …………
3. dst
Motto SMK…
“…………………………..……”
Janji Layanan SMK…
“…………………….…………..”
Budaya Kerja/Tata Nilai …
“………………..”

231
4. Jumlah Siswa

No Kompetensi Keahlian Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas


X XI X X XI X
1 Multimedia
Dll

5. Jumlah Pegawai

Tabel Perkembangan Jumlah SDM


20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 Kepala Sekolah
2 Guru
3 Staff Administrasi
4 Wakil kepala
Tenaga
5
Kebersihan
dll
Jumlah

Tabel SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan

20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah

6. Alamat dan Letak Sekolah …


SMK ........ terletak di Jl. … No. … Kelurahan …, Kecamatan …, kode pos
…, telepon …, …., Provinsi …
a. Jarak Sekolah … dengan
1) Dinas Pendidikan Provinsi …., km
2) Kelurahan ….., km
3) Kecamatan ……, km
4) SMK Terdekat, ….., km
5) Kantor Cabang Dinas Provinsi terdekat, ….. km

232
b. Sarana Penunjang sekitar sekolah
1) Sarana Kesehatan: Puskesmas…, Rumah Sakit…, dst
2) Tempat umum: Terminal…, Pasar…, Supermarket…, Hotel…, Stasiun…,
Perpustakaan Umum…, Museum…, dst
3) Sarana ibadah: Masjid…, Gereja…, Pura…, Wihara…, Klenteng…
4) Perkantoran: Perbankan…, Kantor Pos…, dst
5) dst

7. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMK ........

Dunia Kerja KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 PEMBINA OSIS KOORD.PKL KOORD. PERPUSTAKAAN


PEMBINA ESKUL KOORD BKK KOORD. ADIWIYATA
KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………


KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi SMK

233
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai
unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalampelaporan
keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan
yang diberikan kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset
dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya,
termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-
piutang yang terjadi akiat pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya
program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
3. Keterukuran dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang
digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui pada saat
kas diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan termasuk bendahara
penerimaan pembantu, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah
atau bendahara pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu. Pemerintah
daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan
anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran
tergantung pada selisih realisasi penerimaan pendapatan dengan pengeluaran
belanja.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan

234
berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh
kas daerah.

C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan
keuangan menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas
atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam


SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah
atau bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu yang
menambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
daerah. Pendapatan diakui saat diterimanya kas oleh bendahara penerimaan
termasuk bendahara penerimaan pembantu atau pada Rekening Kas Umum
Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatatkan jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran
termasuk bendahara pengeluaran pembantu/Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat
terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran termasuk bendahara
pengeluaran pembantu atau Rekening Kas Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas
diterima oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan
pembantu/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran termasuk bendahara pengeluarna pembantu /Rekening Kas Umum
Daerah.
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas
lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran,
Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan

235
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang
Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi
fisik. Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran atau penimbangan
barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan.
Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang
bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan
setiap akhir periode akuntansi.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset
tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam
aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nialinya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam
kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

236
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) berwujud;
2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara; dan
7) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan. Memenuhi kriteria material/batasan minimal kapitalisasi
aset tetap sebagai berikut:1
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
1 Tanah Rpxxx
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat Rpxxx
2.2 Alat-alat Angkutan Rpxxx
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rpxxx
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rpxxx
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor Rpxxx
- Alat-alat Rumah Tangga Rpxxx
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rpxxx
2.7 Alat-alat Kedokteran Rpxxx
2.8 Alat-alat Laboratorium Rpxxx
2.9 Alat Keamanan Rpxxx
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:
3.1 Bangunan Gedung Rpxxx
3.2 Bangunan Monumen Rpxxx
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri atas:
4.1 Jalan dan Jembatan Rpxxx
4.2 Bangunan Air/Irigasi Rpxxx

1
Tabel di atas adalah sekedar ilustrasi.
237
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
4.3 Instalasi Rpxxx
4.4 Jaringan Rpxxx
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan Rpxxx
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/Olahraga Rpxxx
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan Rpxxx
b. Ternak Rpxxx
c. Tumbuhan Pohon Rpxxx
d. Tumbuhan Tanaman Hias Rpxxx
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp xxx

Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di atas
akan diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya. 2
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah
daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya
sesuai dengan nilai tercatatnya.
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa yang akan
datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Kriteria seperti pada paragraf diatas dan/atau suatu batasan jumlah biaya
(capitalization thresholds) tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu
pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Batasan jumlah biaya untuk penentuan
kapitalisasi dapat menggunakan tabel kriteria material/batasan minimal kapitalisasi
aset tetap.
8. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam
laporan operasional.
Metode penyusutan dipergunakan adalah Metode garis lurus (straight line
method)/Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)/Metode
unit produksi (unit of production method).3 Perkiraan masa manfaat untuk setiap
aset tetap adalah sebagai berikut:4
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu.
4
Tabel perkiraan umur tersebut di atas adalah sekedar ilustrasi.
238
Masa
Kodifikasi Uraian Manfaat
(Tahun)

1 3     ASET TETAP  
1 3 2   Peralatan dan Mesin  
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20
1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10
1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
1 3 2 11 Alat Ukur 5
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan Pertanian 4
1 3 2 14 Alat Kantor 5
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5 
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika 15
1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing 10
Laboratory (BATAM)
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15
1 3 2 31 Senjata Api 10
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5
1 3 3   Gedung dan Bangunan  
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50
1 3 3 03 Bangunan Menara 40
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50

239
Masa
Kodifikasi Uraian Manfaat
(Tahun)

1 3 3 05 Tugu Peringatan 50
1 3 3 06 Candi 50
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
1 3 4   Jalan, Irigasi, dan Jaringan  
1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 02 Jembatan 50
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan 10
Bencana Alam
1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah 30
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30
1 3 4 18 Instalasi Gas 30
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20
1 3 4 23 Jaringan Gas 30

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap


disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
9. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah. Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman
kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan,
kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya,
atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat
240
dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan
perundang-undangan.
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo
penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang
10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari
saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

241
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi


1. Pendapatan
SMK ….. Pemerintah Provinsi … memiliki pendapatan senilai
Rp819,182,400 Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Asli Daerah dengan
rincian sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Tahun 20X1

Pendapatan Asli Daerah Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %

Pendapatan Retribusi 0 0 0
Daerah

Lain-lain Pendapatan Asli 933,184,815 819,182,400 87,78


Daerah yang Sah

JUMLAH 933,184,815 819,182,400 87,78

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan retribusi daerah SMK berasal dari retribusi pelayanan
pendidikan berupa retribusi pelayanan penyelenggaraan pendidikan teknis
merupakan pendapatan dari iuran siswa dan pendapatan dari pelayanan unit
usaha yang menghasilkan berdasarkan kebijakan daerah masing-masing
terkait retribusi pada SMK misal pendapatan usaha lain. Pada SMK ..... tidak
ada pendapatan dari retribusi pelayanan pendidikan.
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp819.182.400,00
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berupa jasa pemanfaatan
aset sekolah yang merupakan hasil sewa barang milik daerah, yaitu
persewaan gedung serbaguna sekolah sebesar Rp699.182.400,00 dan
persewaan kantin sekolah senilai Rp 120.000.000,00.
2. Belanja

242
Sekolah memiliki belanja senilai Rp 999,479,061,00. Belanja di Sekolah
diklasifikasikan menjadi belanja operasi dan belanja modal. Penjelasan belanja
operasi dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi

Tahun 20X1

No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %


1. 0,00 0,00
Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan 1.044.370.695,00 969.173.061,00
Jasa
1.044.370.695,00 969.173.061,00
Jumlah

Belanja operasi di SMK ....... hanya terdiri dari belanja barang dan jasa yang
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja bahan habis pakai dianggarkan sebesar Rp135.768.190,00
direalisasikan sebesar Rp125.992.497,00 atau 92,8%.
b. Belanja bahan/material dianggarkan sebesar Rp156.655.604,00 dan
direalisasikan sebesar Rp145.375.959,00 atau 92,8%.
c. Belanja jasa kantor dianggarkan sebesar Rp104.437.069,00 dan direalisasikan
sebesar Rp96.917.306,00 atau sebesar 92,8%.
d. Belanja cetak dan penggandaan merupakan belanja untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang
pelaksanaan program dan kegiatan serta untuk belanja barang koasi/karcis dan
lain-lain terealisasi sebesar Rp96.917.306,00 dari anggaran sebesar
Rp104.437.069,00 atau 92,8%.
e. Belanja makanan dan minuman dianggarkan sebesar Rp73.105.948,00 dan
direalisasikan sebesar Rp67.842.114,00 atau sebesar 92,8%.
f. Belanja perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar
daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan, belanja perjalanan dinas direlisasikan sebesar
92,8%atau sebesar Rp155.067.689.00 dari anggaran sebesar
Rp156.655.604.00.
g. Belanja Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan bangunan
kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan
sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan lain-lain sarana yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Belanja pemeliharaan
untuk pemeliharaan tanah. peralatan dan mesin. direalisasikan sebesar
Rp16.756.895.252.00 dari anggaran sebesar Rp155.067.689.00 atau 92,8%.
243
h. Belanja honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan baik untuk belanja honorarium PNS dan honorarium non PNS, untuk
belanja honorarium PNS. Belanja honorarium PNS dianggarkan sebesar
Rp102.348.328,00 dan direalisasikan sebesar Rp 94.978.959,00 atau sebesar
92,8%. Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian besar diperuntukan
dalam belanja honorarium pegawai honorer/tidak tetap dianggarkan sebesar
Rp43.863.569,00 dan direalisasikan sebesar Rp40.705.268,00 atau 92,8%.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang
daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang
terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset
lainnya yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX
mencapai nilai total Rp 30.306.000,00. Penjelasan belanja operasi dapat disajikan
dalam tabel berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal

Tahun Anggaran 20X1

No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %


1. Belanja Modal Tanah 0,00 0,00 0
2. Belanja Modal 30.306.000,00 30.306.000,00 100
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung 0,00 0,00 0
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, 0,00 0,00 0
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Lainnya
Jumlah 30.306.000,00 30.306.000,00 100

Belanja modal peralatan dan mesin senilai Rp30.306.000,00 tersebut terdiri


dari belanja modal personal komputer senilai Rp25.000.000,00 dan belanja modal
printer senilai Rp5.306.000,00 yang direalisasikan sesuai dengan anggarannya.

B. Penjelasan Pos-Pos Neraca

1. Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan SMK. SMK .... Pemerintah
Provinsi… tidak memiliki saldo kas per 31 Desember 20X1 baik yang terdiri dari
saldo kas tunai maupun di saldo rekening bank.
2. Piutang

244
Piutang merupakan tagihan SMK kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. SMK ....... Pemerintah Provinsi … tidak mempunyai
piutang.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegatan operasional pemerintah dan barang-
barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Persediaan di SMK ........... Pemerintah Provinsi … adalah persediaan
alat tulis kantor senilai Rp 151.843.989,00 dan persediaan material lab senilai
200.000.000,00 per 31 Desember 20X1.
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di SMK .............. Pemerintah Provinsi … senilai
mempunyai nilai bersih sebesar Rp882.603.788,00 per 31 Desember 20X1.
Aset tetap SMK .............. Pemerintah Provinsi ……… terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai
Rp310.054.160,00 untuk aset tetap tanah tahun 20X1 SMK ...........
Pemerintah Provinsi …. Tidak ada penambahan ataupun penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp 2.385.623.449,00
terdiri dari:

Tabel Daftar Peralatan dan Mesin

Per 31 Desember 20X1

No Uraian Saldo 20X0 (Rp.) Mutasi Saldo


20X1(Rp.)
Selama Tahun 20X1 (Rp.)
Penambahan Pengurangan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan 395.619.052,00 57.649.403,00 453.268.455,00
3 Alat Bengkel dan Alat
Ukur
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor dan Rumah 520.551.384,00 75.854.478,00 596.405.862,00
Tangga
6 Alat Studio dan Alat 728.771.937,00 106.196.270,00 834.968.207,00
Komunikasi
7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium 437.263.162,00 63.717.762,00 500.980.924,00

245
Peralatan dan mesin senilai Rp2.385.623.449,00 diperoleh dari
penambahan aset senilai Rp303.417.913,00 yang berasal dari:
1) Penambahan alat-alat angkutan berupa 4 (empat) unit motor yang
berasal dari penyerahan Pengguna Barang Dinas Pendidikan kepada
Kuasa Pengguna Barang yaitu Kepala Sekolah SMK … berdasarkan
Berita Acara Serah Terima No. …. Tanggal ….. dan/atau laporan mutasi
barang senilai Rp57.649.403,00.
2) Penambahan alat kantor dan rumah tangga senilai Rp75.854.478,00
berasal dari belanja modal personal komputer senilai Rp25.000.000,00
dan belanja modal printer senilai Rp5.306.000,00 serta penyerahan
Pengguna Barang Dinas Pendidikan kepada Kuasa Pengguna Barang
yaitu Kepala Sekolah SMK … berdasarkan Berita Acara Serah Terima
No. …. Tanggal ….. dan/atau laporan mutasi barang berupa peralatan
meubilair senilai Rp45.548.478,00.
3) Penambahan alat studio dan alat komunikasi berupa sound system untuk
aula dan lapangan upacara senilai Rp106.196.270,00 berasal dari hibah
masyarakat dari orang tua murid kepada SMK … berdasarkan Berita
Acara Serah Terima No. …. Tanggal …..
4) Penambahan alat laboratorium senilai Rp63.717.762,00 berasal dari
penyerahan Pengguna Barang Dinas Pendidikan kepada Kuasa
Pengguna Barang yaitu Kepala Sekolah SMK … berdasarkan Berita
Acara Serah Terima No. …. Tanggal ….. dan/atau laporan mutasi barang
Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran
Daftar Aset atau Barang Milik Daerah.

c. Gedung dan Bangunan


Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp161.443.775,00 yang
terdiri dari:

Tabel Daftar Gedung dan Bangunan

Per 31 Desember 20X1

No Uraian Saldo 20X0 Mutasi Saldo 20X1(Rp.)


(Rp.)
Selama Tahun 20X1 (Rp.)
Penambahan Pengurangan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan 28.351.256,00 133.092.519,00 161.443.775,00
Bangunan
Jumlah

246
Selama Tahun Anggaran 20X1 belum terdapat penambahan aset
Gedung dan Bangunan pada SMK … Pemerintah Provinsi ….senilai
Rp133.092.519,00 yang berasal dari penyerahan dari Dinas Pendidikan
kepada SMK … berdasarkan Berita Acara Serah Terima No. …. Tanggal …..
dan/atau laporan mutasi barang.
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi Jaringan adalah senilai Rp0,00 karena tidak dimiliki
oleh SMK …
e. Konstruksi dalam Pengerjaan
Nilai Konstruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp0,00 karena tidak
dimiliki oleh SMK …
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20X1
adalah Rp1.813.073.822,00. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan
alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa
manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam
Pengerjaan. Rincian detail Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31
Desember 20X1 terlampir dalam lampiran perhitungan penyusutan Aset
Tetap per 31 Desember 20X1.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp3.800.000,00 yang merupakan aset tetap
rusak berupa motor yang diperoleh dari pengadaan tahun 2000 yang telah diajukan
penghapusannya oleh Kepala Sekolah SMK ...... kepada Sekretaris Daerah selaku
Pengelola Barang melalui Kepala Dinas Pendidikan selaku Pengguna Barang
dengan surat no. .... tanggal .....

6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK ......... Pemerintah Provinsi …. adalah
senilai Rp0,00 karena SMK … tidak memiliki kewajiban utang.
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20X1 sebesar Rp1.561.135.326,00 Ekuitas
merupakan kekayaan bersih SMK ......... Pemerintah Provinsi …..

C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional (LO)

1. Pendapatan
Jumlah pendapatan - LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20X1 sebesar Rp 819.182.400,00 dengan rincian sebagai berikut:

247
Tabel Pendapatan LO SMK ………
Per 31 Desember 20X1

PENDAPATAN Jumlah (Rp.)

Pendapatan Retribusi Daerah 0

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 925.378.670,00

Jumlah 925.378.670,00

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan retribusi daerah SMK berasal dari retribusi pelayanan
pendidikan berupa retribusi pelayanan penyelenggaraan pendidikan teknis yang
merupakan pendapatan dari iuran siswa dan pendapatan dari pelayanan unit
usaha yang menghasilkan berdasarkan kebijakan daerah masing-masing terkait
retribusi pada SMK misal pendapatan usaha lain. Pada SMK ..... tidak ada
pendapatan dari retribusi pelayanan pendidikan..
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah senilai Rp925.378.670,00
berupa jasa pemanfaatan aset sekolah yang merupakan hasil sewa barang milik
daerah, yaitu persewaan gedung serbaguna sekolah sebesar Rp699.182.400,00
dan persewaan kantin sekolah senilai Rp 120.000.000,00 serta pendapatan
hibah berupa alat studio dan alat komunikasi berupa sound system untuk aula
dan lapangan upacara senilai Rp106.196.270,00 berasal dari hibah masyarakat
dari orang tua murid kepada SMK … berdasarkan Berita Acara Serah Terima
No. …. Tanggal …..
c. Beban
Jumlah beban SMK ..... sebesar Rp1.470.637.114,00 Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atas
timbulnya kewajiban. Beban SMK … Pemerintah Provinsi …. Per 31 Desember
20X1 adalah sebagai berikut:
1) Beban Pegawai
Beban Pegawai SMK ..... sebesar Rp 0,00
2) Beban Barang dan Jasa

248
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp 1.219.217.445,00 setelah dikoreksi
dengan Beban Persediaan SMK ..... sebesar Rp. 0,00
a) Beban bahan habis pakai sebesar Rp250.044.384,00.
b) Beban bahan/material sebesar Rp145.375.959,00.
c) Beban jasa kantor sebesar Rp96.917.306,00.
d) Beban cetak dan penggandaan merupakan Beban untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang
pelaksanaan program dan kegiatan sebesar Rp96.917.306,00.
e) Beban makanan dan minuman sebesar Rp67.842.114,00.
f) Beban perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar
daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan, sebesar Rp156.655.604.00.
g) Beban Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan
bangunan kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan
peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan
lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pemerintahan sebesar Rp16.756.895.252.00.
h) Beban honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan baik untuk beban honorarium PNS dan honorarium non PNS,
untuk beban honorarium PNS. Beban honorarium PNS sebesar Rp
94.978.959,00. Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian besar
diperuntukan dalam beban honorarium pegawai honorer/tidak tetap
sebesar Rp40.705.268,00.
3) Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK .... sebesar Rp.251,419,669,00

4) Beban Penyisihan Piutang


Beban Penyisihan piutang merupakan beban untuk mencatat estimasi atas
risiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh kualitas
piutang berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam suatu
periode. Pada SMK .... tidak terdapat beban penyisihan.
5) Beban Lain-lain
Beban lain-lain SMK ... sebesar Rp 0,00

D. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas akhir SMK …. adalah sebesar Rp1.561.135.327.00 Per 31 Desember 20X1


ini menunjukkan kenaikan ekuitas sebesar Rp. Perubahan tersebut dikarenakan
adanya surplus/defisit - LO sebesar (Rp651.454.714,00) dan nilai RK PPKD sebesar
249
Rp313,389,180,00 yang merupakan penerimaan kas SMK dari Rekening Kas Umum
Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah maupun pendapatan
APBD lainnya serta penyetoran kas SMK …. ke Rekening Kas Umum Daerah yang
berasal dari Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.

Selain itu terdapat juga koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp300.008.162,00 yang
berasal dari penyerahan barang milik daerah dari Pengguna Barang Dinas Kesehatan
kepada Kuasa Pengguna Barang di SMK …….

Rincian Perubahan Ekuitas SMK ….. Pemerintah Provinsi …. Per 31 Desember


20X1 terlihat pada tabel berikut:

SMK ……….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember 20X1

Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)

Ekuitas Awal 1.464.645.173,00

Surplus/Defisit LO (654.454.714,00)

Koreksi Lebih (Kurang) Ekuitas

RK PPKD 313.389.180,00

Koreksi Aset Tetap 300.008.162,00

Koreksi Persediaan -

Koreksi Lainnya -

Ekuitas Akhir 1.561.135.327,00 1.492.996.429,00

250
BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20X1 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi.

251
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI
SKPD YANG MEMILIKI UPTD

Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang
ditetapkan dalam
Format yang sudah terisi Jika
Peraturan Menteri 10
Pernyataan Adanya pernyataan lengkap dan ditandatangani
Dalam Negeri Nomor
kesanggupan kesanggupan untuk 79 tahun 2018 ditandatangani oleh
1
meningkatkan meningkatkan tentang BLUD Kepala UPTD dan
kinerja kinerja diketahui oleh Kepala
b. Ditandatangani oleh SKPD
Kepala UPTD dan Jika tidak
0
diketahui oleh Kepala ditandatangani
SKPD

Struktur organisasi
menggambarkan posisi
Adanya kebijakan- jabatan yang ada pada
Pola tata kebijakan mengenai UPTD dan hubungan Ada struktur dan
2 a. Kelembagaan 10
kelola organisasi dan tata wewenang atau lengkap
laksana tanggung jawab sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan

Ada struktur,
          6
kurang lengkap
          Tidak ada struktur 0
      b. Prosedur kerja Prosedur kerja Ada prosedur 10
(akuntabilitas berbasis menggambarkan yang lengkap
kinerja) wewenang atau
tanggung jawab masing-
252
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan
dalam pelaksanaan
tugasnya
Ada wewenang
dan tanggung
jawab, namun
          prosedur 6
pelaksanaan
tugas tidak
lengkap
Ada prosedur
kerja, tetapi tidak
          ada wewenang 4
dan tanggung
jawab
tidak ada
          0
prosedur kerja
Pengelompokan fungsi
merupakan struktur Ada
c. Pengelompokan
organisasi yang logis pengelompokan
      fungsi (akuntabilitas 10
dan sesuai dengan fungsi yang logis
berbasis kinerja)
prinsip pengendalian dan lengkap
intern
Ada
Pengelompokan fungsi- pengelompokan
fungsi pelayanan fungsi yang logis
        6
(services) dan tetapi
pendukung (supporting) penempatannya
tidak sesuai

253
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak ada
          pengelompokan 0
fungsi yang logis
d. Pengelolaan SDM Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyarat (pengadaan,persyaratan
an, pengangkatan, , pengangkatan,
penempatan, batas penempatan, batas usia,
Pengelolaan SDM
      usia, masa kerja, hak, masa kerja, hak, 10
yang lengkap
kewajiban, termasuk kewajiban, termasuk
sistem reward dan sistem reward dan
punishment, serta punishment, serta
pemberhentian (PHK) pemberhentian (PHK)
Pengelolaan SDM
yang lengkap,
          8
kecuali kebijakan
PHK
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan
          6
mengenai PHK
dan reward
punishment
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan PHK,
          4
reward
punishment dan
hak, kewajiban
Pengelolaan SDM
          2
hanya memiliki
254
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
kebijakan
pengadaan,
persyaratan,
pengangkatan,
penempatan,
batas usia, masa
kerja dan hak,
kewajiban
          Tidak sama sekali 0

Keabsahan dokumen
Sudah/akan
Adanya tata kelola yang ditandai
Peraturan Kepala ditandatangani
    Pengesahan oleh dengan adanya tanda 10
Daerah oleh kepala
Kepala Daerah tangan dan stempel
daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah
3 Rencana Adanya pernyataan Pernyataan visi dan misi Adanya pernyataan Ada pernyataan 10
Strategis visi dan misi mengenai visi, misi pada visi dan misi yang
(Renstra) Rencana Strategis untuk sesuai dengan
periode 5 tahun definisi
mendatang. Visi: - operasional
gambaran mengenai
masa depan yang
seolah-olah terjadi saat
ini, pernyataan yang
menantang dan
menggerakkann
semangat - harus
255
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
realistis - bisa terukur
(ada indikatornya) Misi
adalah pernyataan
mengenai apa yang
akan dikerjakan, dan
sesuatu yang harus
diemban atau
dilaksanakan sesuai visi
yanng ditetapkan, siapa
yang akan mengerjakan
dan siapa yang dilayani
sesuai dengan
bidangnya
Ada pernyataan
visi dan misi tetapi
          visinya tidak 8
menggambarkan
masa depan
Ada pernyataan
visi dan misi,
tetapi visi tidak
          6
realistik dan tidak
menggerakkan
semangat
Ada pernyataan
visi lengkap tetapi
misinya tidak
          menggambarkan 4
mengenai apa
yang akan
dikerjakan

256
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Ada pernyataan
visi yang lengkap
tetapi misi tidak
menggambarkan
mengenai apa
yang akan
dikerjakan, dan
sesuatu yang
harus diemban
          2
atau dilaksanakan
sesuai visi yang
ditetapkan, siapa
yang akan
mengerjakan dan
siapa yang
dilayani sesuai
dengan
bidangnya
Tidak ada
          pernyataan visi 0
dan misi

Kesesuaian Renstra
SKPD dan RPJMD Renstra Bisnis
adalah Renstra yang sesuai dengan
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan
tidak menyimpang dari kebijakan
    strategis dan arah Renstra SKPD dan 10
kebijakan strategis yang strategis Renstra
kebijakan RPJMD
dijelaskan dalam SKPD dan
Renstra SKPD dan RPJMD
RPJMD

          Renstra Bisnis 0
257
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
tidak sesuai
dengan kebijakan
strategis Renstra
SKPD dan
RPJMD
Visi misi, program
b. Kesesuaian visi, misi, Kesesuaian visi, misi,
sesuai dengan
program dengan program dengan
pencapaian
pencapaian kinerja pencapaian kinerja
      kinerja pelayanan, 10
(kinerja layanan, layanan, kinerja
keuangan, dan
kinerja keuangan, keuangan, dan kinerja
manfaat bagi
dan kinerja manfaat) manfaat
masyarakat
Visi, misi,
program sesuai
dengan
          8
pencapaian
kinerja pelayanan
dan keuangan
Visi, misi,
program sesuai
dengan
          pencapaian 6
kinerja pelayanan
saja atau
keuangan saja
Visi, misi,
program sesuai
          dengan 4
pencapaian
kinerja manfaat

258
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak ada
kesesuaian antara
visi, misi, dan
program dengan
          0
pencapaian
kinerja pelayanan,
keuangan, dan
manfaat
Ukuran kinerja
pelayanan, keuangan,
dan manfaat untuk Ada ukuran
Rencana program mengetahui adanya kinerja lengkap
    a. Indikator kinerja 10
dan kegiatan penyimpangan dari apa dengan target
yang telah ditetapkan kinerja dan SPM
(target strategis dan
SPM)
Ada ukuran
kinerja lengkap
          tetapi tidak 8
memiliki target
kinerja dan SPM
Ada ukuran
kinerja lengkap
          tetapi tidak 6
memiliki target
strategis
Ada ukuran
kinerja lengkap
          4
tanpa target
strategis maupun

259
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
SPM
Tidak ada ukuran
kinerja, target
          0
strategis maupun
SPM
Target kinerja adalah
Memiliki target
target strategis yang
kinerja strategis
tercantum dalam
      b. Target kinerja pada tahun 10
Renstra Bisnis pada
berjalan dalam
tahun yang
Renstra
bersangkutan
Tidak ada target
          kinerja tahun 0
berjalan
Memiliki program
kegiatan dan
Program kegiatan dan
Rencana keuangan pendanaan
a. Program kegiatan dan pendanaan dalam
    dan pengembangan strategis dalam 10
pendanaan pelaksanaan
layanan pelaksanaan
pengembangan layanan
pengembangan
layanan
Tidak ada
program kegiatan
dan pendanaan
          strategis dalam 0
pelaksanaan
pengembangan
layanan

260
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai

Penanggungjawab
program adalah personil Ada penanggung
b. Penanggungjawab
      yang bertanggungjawab jawab pada setiap 10
program
terhadap program program strategis
strategis

Tidak ada
penanggung
          0
jawab pada setiap
program strategis
Prosedur pelaksanaan
Ada kebijakan
program adalah
c. Prosedur pelaksanaan prosedur
      kebijakan tentang `0
program pelaksanaan
prosedur pelaksanaan
program
program
Tidak ada
kebijakan
          prosedur 0
pelaksanaan
program

Keabsahan dokumen
Sudah/akan
Adanya tata kelola yang ditandai
Peraturan Kepala ditandatangani
    Pengesahan oleh dengan adanya tanda 10
Daerah oleh kepala
Kepala Daerah tangan dan stempel
daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah

261
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Adalah SPM yang
SPM fokus pada
kegiatan pelayanannya
Standar SPM yang sesuai jenis dan mutu
fokus pada jenis dan
4 Pelayanan dengan jenis dan a. Fokus pelayanan untuk 10
mutu pelayanan untuk
Minimal (SPM) mutu pelayanan menunjang tugas
menunjang tugas dan
dan fungsi
fungsi
SPM fokus pada
mutu pelayanan
          tetapi tidak fokus 8
pada jenis
pelayanan
SPM fokus pada
jenis pelayanan
          tetapi tidak fokus 6
pada mutu
pelayanan
SPM tidak fokus
          pada jenis dan 4
mutu pelayanan
          Tidak ada SPM 0
Ada nominator
Kegiatan yang
dan denominator
pencapaiannya dapat
yang mampu
      b. Terukur dinilai sesuai dengan 10
memunculkan
standar yang telah
nilai sebagai tolok
ditetapkan
ukur pencapaian

262
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak Ada
nominator dan
denominator yang
          mampu 0
memunculkan
nilai sebagai tolok
ukur pencapaian
Kegiatan bersifat
Kegiatannya nyata,
nyata, realistis,
realistis, tingkat
      c. Dapat dicapai dan tingkat 10
pencapaiannya dapat
pencapaiannya
diukur
terukur
Kegiatan bersifat
nyata, tingkat
pencapaiannya
          6
dapat diukur,
tetapi tidak
realistis
Kegiatan tidak
          dapat diukur dan 0
tidak realistis
Relevan dan dapat
diandalkan artinya
kegiatan yang sejalan
dengan kebutuhan
d. Relevan dan dapat Relevan dan
      masyarakat dan 10
diandalkan dapat diandalkan
organisasi, berkaitan
dan dapat dipercaya
untuk menunjang tugas
dan fungsi
263
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak relevan dan
          tidak dapat 0
diandalkan
Kerangka waktu artinya
Ada kerangka
kejelasan dan ketepatan
      e. Kerangka waktu waktu yang jelas 10
waktu pelaksanaan
dan tepat
kegiatan
Ada kerangka
          waktu tetapi tidak 6
rinci
Tidak ada
          0
kerangka waktu
Jenis pelayanan yang
Kelengkapan jenis
Kelengkapan dan diberikan oleh UPTD Jenis pelayanan
pelayanan sesuai
    kesesuaian jenis sesuai dengan Standar sesuai dengan 10
dengan SPM yang
dan target kinerja Pelayanan Minimal SPM yang berlaku
diberlakukan
(SPM) yang berlaku
Jenis pelayanan
tidak sesuai
          0
dengan SPM
yang berlaku
Ada hubungan yang Ada hubungan
Keterkaitan antara
Kaitan antara SPM jelas antara SPM yang jelas antara
SPM dengan
    dengan Renstra dan dengan Renstra Bisnis SPM dengan 10
Renstra dan
anggaran tahunan dan anggran tahunan Renstra Bisnis
Anggaran
SKPD/Unit Kerja dan Anggaran
Tidak ada
hubungan yang
          jelas antara SPM 0
dengan Renstra
Bisnis dan
264
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Anggaran

Keabsahan dokumen
Sudah/akan
Adanya tata kelola yang ditandai
Peraturan Kepala ditandatangani
    Pengesahan oleh dengan adanya tanda 10
Daerah oleh kepala
Kepala Daerah tangan dan stempel
daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah
LRA, Neraca, LO, LPE, Laporan
Laporan Laporan Realisasi
5 LRA sesuai dengan SAP dan CaLK sesuai keuangan sesuai 10
Keuangan Anggaran (LRA)
dengan SAP dengan SAP
Neraca sesuai dengan Tidak ada laporan
    Laporan Neraca   0
SAP keuangan
Laporan
    LO sesuai dengan SAP      
Operasional (LO)
Laporan Perubahan
    LPE sesuai dengan SAP      
Ekuitas (LPE)
Catatan Atas CaLK sesuai dengan
         
Laporan Keuangan SAP
6 Laporan audit Adanya hasil audit Hasil audit tahun terakhir Hasil audit tahun terakhir Ada hasil audit 10
terakhir atau oleh BPK sebelum oleh BPK sebelum
pernyataan mengajukan untuk mengajukan untuk
bersedia untuk menerapkan BLUD menerapkan PPK BLUD
diaudit oleh
pemerika
eksternal
pemda sesuai

265
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
dengan
peraturan
perundang-
undangan
Tidak ada hasil
          0
audit
    Atau        
Adanya pernyataan
bersedia untuk Format pernyataan
a. Kesesuaian dengan
diaudit oleh bersedia diaudit sesuai
format yang ditetapkan
pemeriksa eksternal dengan yang telah
    dalam Permendagri Format sesuai 10
pemda sesuai ditetapkan dalam
Nomor 79 tahun 2018
ketentuan Permendagri No. 79
tentang BLUD
perundang- Tahun 2018
undangan
Format tidak
          0
sesuai
b. Ditandatangani oleh Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Kepala UPTD dan Jika ditanda
      10
diketahui oleh Kepala diketahui oleh Kepala tangani
SKPD SKPD
Jika tidak
          0
ditandatangani

266
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI
SKPD YANG BELUM MEMILIKI UPTD

Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai

a.    Kesesuaian dengan


format yang ditetapkan
Adanya Format yang sudah terisi Jika
dalam Permendagri 10
Pernyataan pernyataan lengkap dan ditandatangani
Nomor 79 tahun 2018
kesanggupan kesanggupan tentang BLUD ditandatangani oleh
1
meningkatkan untuk Kepala UPTD dan
kinerja meningkatkan diketahui oleh Kepala
kinerja SKPD
b.    Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Jika tidak
0
diketahui oleh Kepala ditandatangani
SKPD

Struktur organisasi
Adanya menggambarkan posisi
kebijakan- jabatan yang ada pada
kebijakan UPTD dan hubungan Ada struktur dan
2 Pola tata kelola a. Kelembagaan 10
mengenai wewenang atau lengkap
organisasi dan tanggung jawab sesuai
tata laksana ketentuan peraturan
perundang-undangan

Ada struktur,
          6
kurang lengkap
          Tidak ada struktur 0

267
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Prosedur kerja
menggambarkan
wewenang atau
b. Prosedur kerja
tanggung jawab masing- Ada prosedur
      (akuntabilitas berbasis 10
masing jabatan dan yang lengkap
kinerja)
prosedur yang dilakukan
dalam pelaksanaan
tugasnya
Ada wewenang
dan tanggung
jawab, namun
          6
prosedur
pelaksanaan tugas
tidak lengkap
Ada prosedur
kerja, tetapi tidak
          ada wewenang 4
dan tanggung
jawab
tidak ada prosedur
          0
kerja
Pengelompokan fungsi
merupakan struktur Ada
c. Pengelompokan
organisasi yang logis pengelompokan
      fungsi (akuntabilitas 10
dan sesuai dengan fungsi yang logis
berbasis kinerja)
prinsip pengendalian dan lengkap
intern

268
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Ada
Pengelompokan fungsi- pengelompokan
fungsi pelayanan fungsi yang logis
        6
(services) dan tetapi
pendukung (supporting) penempatannya
tidak sesuai
Tidak ada
          pengelompokan 0
fungsi yang logis

d. Pengelolaan SDM Pengelolaan SDM


(pengadaan,persyaratan, (pengadaan,persyaratan
pengangkatan, , pengangkatan,
penempatan, batas usia, penempatan, batas usia,
Pengelolaan SDM
      masa kerja, hak, masa kerja, hak, 10
yang lengkap
kewajiban, termasuk kewajiban, termasuk
sistem reward dan sistem reward dan
punishment, serta punishment, serta
pemberhentian (PHK)) pemberhentian (PHK))

Pengelolaan SDM
yang lengkap,
          8
kecuali kebijakan
PHK
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
          kebijakan 6
mengenai PHK
dan reward

269
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
punishment
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan PHK,
          4
reward
punishment dan
hak, kewajiban
Pengelolaan SDM
hanya memiliki
kebijakan
pengadaan,
persyaratan,
          2
pengangkatan,
penempatan,
batas usia, masa
kerja dan hak,
kewajiban
          Tidak sama sekali 0

Keabsahan dokumen
Adanya Sudah/akan
tata kelola yang ditandai
Pengesahan Peraturan Kepala ditandatangani
    dengan adanya tanda 10
oleh Kepala Daerah oleh kepala
tangan dan stempel
Daerah daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah

270
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai

Adanya pernyataan
mengenai visi, misi pada
Rencana Strategis untuk
periode 5 tahun
mendatang. Visi: -
gambaran mengenai
masa depan yang
seolah-olah terjadi saat
ini, pernyataan yang
menantang dan
menggerakkann Ada pernyataan
Adanya semangat - harus visi dan misi yang
3 Renstra pernyataan visi Pernyataan visi dan misi realistis - bisa terukur sesuai dengan 10
dan misi (ada indikatornya) Misi definisi
adalah pernyataan operasional
mengenai apa yang
akan dikerjakan, dan
sesuatu yang harus
diemban atau
dilaksanakan sesuai visi
yanng ditetapkan, siapa
yang akan mengerjakan
dan siapa yang dilayani
sesuai dengan
bidangnya

271
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Ada pernyataan
visi dan misi tetapi
          visinya tidak 8
menggambarkan
masa depan
Ada pernyataan
visi dan misi,
tetapi visi tidak
          6
realistik dan tidak
menggerakkan
semangat
Ada pernyataan
visi lengkap tetapi
misinya tidak
          menggambarkan 4
mengenai apa
yang akan
dikerjakan
Ada pernyataan
visi yang lengkap
tetapi misi tidak
menggambarkan
mengenai apa
yang akan
          dikerjakan, dan 2
sesuatu yang
harus diemban
atau dilaksanakan
sesuai visi yang
ditetapkan, siapa
yang akan
272
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
mengerjakan dan
siapa yang
dilayani sesuai
dengan bidangnya
Tidak ada
          pernyataan visi 0
dan misi

Kesesuaian Renstra
SKPD dan RPJMD
Renstra Bisnis
adalah Renstra yang
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan sesuai dengan
tidak menyimpang dari
    strategis dan Renstra SKPD dan kebijakan strategis 10
kebijakan strategis yang
arah kebijakan RPJMD Renstra SKPD
dijelaskan dalam
dan RPJMD
Renstra SKPD dan
RPJMD

Renstra Bisnis
tidak sesuai
          dengan kebijakan 0
strategis Renstra
SKPD dan RPJMD
Visi misi, program
b. Kesesuaian visi, misi, Kesesuaian visi, misi,
sesuai dengan
program dengan program dengan
pencapaian kinerja
pencapaian kinerja pencapaian kinerja
      pelayanan, 10
(kinerja layanan, kinerja layanan, kinerja
keuangan, dan
keuangan, dan kinerja keuangan, dan kinerja
manfaat bagi
manfaat) manfaat
masyarakat

273
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Visi, misi, program
sesuai dengan
          pencapaian kinerja 8
pelayanan dan
keuangan
Visi, misi, program
sesuai dengan
pencapaian kinerja
          6
pelayanan saja
atau keuangan
saja
Visi, misi, program
sesuai dengan
          4
pencapaian kinerja
manfaat
Tidak ada
kesesuaian antara
visi, misi, dan
program dengan
          0
pencapaian kinerja
pelayanan,
keuangan, dan
manfaat

274
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Ukuran kinerja
pelayanan, keuangan,
dan manfaat untuk Ada ukuran kinerja
Rencana
mengetahui adanya lengkap dengan
    program dan a. Indikator kinerja 10
penyimpangan dari apa target kinerja dan
kegiatan
yang telah ditetapkan SPM
(target strategis dan
SPM)
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi
          tidak memiliki 8
target kinerja dan
SPM
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi
          6
tidak memiliki
target strategis
Ada ukuran kinerja
lengkap tanpa
          4
target strategis
maupun SPM
Tidak ada ukuran
kinerja, target
          0
strategis maupun
SPM

275
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Target kinerja adalah
Memiliki target
target strategis yang
kinerja strategis
tercantum dalam
      b. Target kinerja pada tahun 10
Renstra Bisnis pada
berjalan dalam
tahun yang
Renstra
bersangkutan
Tidak ada target
          kinerja tahun 0
berjalan
Memiliki program
kegiatan dan
Rencana Program kegiatan dan
pendanaan
keuangan dan a.Program kegiatan dan pendanaan dalam
    strategis dalam 10
pengembangan pendanaan pelaksanaan
pelaksanaan
layanan pengembangan layanan
pengembangan
layanan
Tidak ada program
kegiatan dan
pendanaan
          strategis dalam 0
pelaksanaan
pengembangan
layanan

Penanggungjawab
program adalah personil Ada penanggung
b. Penanggungjawab
      yang bertanggungjawab jawab pada setiap 10
program
terhadap program program strategis
strategis

276
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak ada
penanggung
          0
jawab pada setiap
program strategis
Prosedur pelaksanaan
Ada kebijakan
program adalah
c. Prosedur pelaksanaan prosedur
      kebijakan tentang `0
program pelaksanaan
prosedur pelaksanaan
program
program
Tidak ada
kebijakan
          prosedur 0
pelaksanaan
program

Keabsahan dokumen
Adanya Sudah/akan
tata kelola yang ditandai
Pengesahan Peraturan Kepala ditandatangani
    dengan adanya tanda 10
oleh Kepala Daerah oleh kepala
tangan dan stempel
Daerah daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah

277
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai

Adalah SPM yang


SPM fokus pada
SPM yang kegiatan pelayanannya
Standar jenis dan mutu
sesuai dengan fokus pada jenis dan
4 Pelayanan a. Fokus pelayanan untuk 10
jenis dan mutu mutu pelayanan untuk
Minimal (SPM) menunjang tugas
pelayanan menunjang tugas dan
dan fungsi
fungsi

SPM fokus pada


mutu pelayanan
          tetapi tidak fokus 8
pada jenis
pelayanan
SPM fokus pada
jenis pelayanan
          tetapi tidak fokus 6
pada mutu
pelayanan
SPM tidak fokus
          pada jenis dan 4
mutu pelayanan
          Tidak ada SPM 0
Ada nominator
Kegiatan yang
dan denominator
pencapaiannya dapat
yang mampu
      b. Terukur dinilai sesuai dengan 10
memunculkan nilai
standar yang telah
sebagai tolok ukur
ditetapkan
pencapaian

278
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Tidak Ada
nominator dan
denominator yang
          mampu 0
memunculkan nilai
sebagai tolok ukur
pencapaian
Kegiatan bersifat
Kegiatannya nyata,
nyata, realistis,
realistis, tingkat
      c. Dapat dicapai dan tingkat 10
pencapaiannya dapat
pencapaiannya
diukur
terukur
Kegiatan bersifat
nyata, tingkat
pencapaiannya
          6
dapat diukur,
tetapi tidak
realistis
Kegiatan tidak
          dapat diukur dan 0
tidak realistis

279
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
Relevan dan dapat
diandalkan artinya
kegiatan yang sejalan
dengan kebutuhan
d. Relevan dan dapat Relevan dan dapat
      masyarakat dan 10
diandalkan diandalkan
organisasi, berkaitan
dan dapat dipercaya
untuk menunjang tugas
dan fungsi
Tidak relevan dan
          tidak dapat 0
diandalkan
Kerangka waktu artinya
Ada kerangka
kejelasan dan ketepatan
      e. Kerangka waktu waktu yang jelas 10
waktu pelaksanaan
dan tepat
kegiatan
Ada kerangka
          waktu tetapi tidak 6
rinci
Tidak ada
          0
kerangka waktu
Jenis pelayanan yang
Kelengkapan Kelengkapan jenis
diberikan oleh UPTD Jenis pelayanan
dan kesesuaian pelayanan sesuai
    sesuai dengan Standar sesuai dengan 10
jenis dan target dengan SPM yang
Pelayanan Minimal SPM yang berlaku
kinerja diberlakukan
(SPM) yang berlaku
Jenis pelayanan
          tidak sesuai 0
dengan SPM yang

280
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
berlaku

Ada hubungan yang Ada hubungan


Keterkaitan
Kaitan antara SPM jelas antara SPM yang jelas antara
antara SPM
    dengan Renstra dan dengan Renstra Bisnis SPM dengan 10
dengan Renstra
anggaran tahunan dan anggran tahunan Renstra Bisnis dan
dan Anggaran
SKPD/Unit Kerja Anggaran

Tidak ada
hubungan yang
jelas antara SPM
          0
dengan Renstra
Bisnis dan
Anggaran

Keabsahan dokumen
Adanya Sudah/akan
tata kelola yang ditandai
Pengesahan Peraturan Kepala ditandatangani
    dengan adanya tanda 10
oleh Kepala Daerah oleh kepala
tangan dan stempel
Daerah daerah
kepala daerah

Belum
ditandatangani
          0
oleh kepala
daerah
5 Prognosis/proyeks Laporan LRA sesuai dengan Prognosis/proyeksi Prognosis/proyeks 10
i Keuangan Realisasi sistem perencanaan dan keuangan berupa LRA i keuangan berupa
Anggaran (LRA) penganggaran yang dan LO sesuai dengann LRA dan LO
diterapkan oleh Pemda sistem perencanaan dan sesuai dengann
penganggaran yang sistem
diterapkan oleh perencanaan dan
pemerintah daerah penganggaran

281
Dokumen
N
Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
o
yang Dinilai
yang diterapkan
oleh pemerintah
daerah

LO sesuai dengan
Laporan Tidak ada
sistem perencanaan dan
    Operasional   prognosis/proyeksi 0
penganggaran yang
(LO) keuangan
diterapkan oleh Pemda

Adanya
pernyataan
pernyataan
bersedia untuk
bersedia untuk Format pernyataan
diaudit oleh a. Kesesuaian dengan
diaudit oleh bersedia diaudit sesuai
pemerika format yang ditetapkan
pemeriksa dengan yang telah
6 eksternal pemda dalam Permendagri Format sesuai 10
eksternal pemda ditetapkan dalam
sesuai dengan Nomor 79 tahun 2018
sesuai Permendagri No. 79
peraturan tentang BLUD
ketentuan Tahun 2018
perundang-
perundang-
undangan
undangan
Format tidak
          0
sesuai
b. Ditandatangani oleh Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Kepala UPTD dan Jika ditanda
      10
diketahui oleh Kepala diketahui oleh Kepala tangani
SKPD SKPD
Jika tidak
          0
ditandatangani

282
283
Logo PEMERINTAH PROVINSI ……………………... (1)
DINAS PENDIDIKAN …………………….. (2)
SMK SMK NEGERI…. (3)
………………………………………………………………………. (4)

PERNYATAAN
KESANGGUPAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………………………………………………………………. (5)
Jabatan : ………………………………………………………………………. (6)
Bertindak : ………………………………………………………………………. (7)
Untuk dan
atas nama
Alamat : …………………………………………………………………….. (8)
Telepon/Fax : ……………………………………………………………………...(9)
e-mail : …………………………………………….……………………… (10)

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa untuk memenuhi salah satu
persyaratan administratif untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
…….. Tahun …….. tentang ………………… dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor ……... Tahun ……… tentang …………, bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, penuh kesadaran dan
tanggungjawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

…….……….…., …………………….. (12)


Mengetahui,
………………………………. (13) ….………………………… (14)

(ttd) (ttd)
Materai
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP. ……………. NIP. …………….

284
Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan Bersedia untuk Diaudit :
1) Diisi nama Provinsi;
2) Diisi nama Dinas Pendidikan;
3) Diisi SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
4) Diisi alamat, nomor telpon, dan email Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
5) Diisi nama lengkap dan gelar Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
6) Diisi jabatan yaitu Kepala Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan menerapkan
BLUD;
7) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
8) Diisi alamat SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
9) Diisi nomor telepon/fax SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
10)Diisi alamat email SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
11)Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun;
12)Diisi Kepala Dinas Pendidikan setempat; dan
13)Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD.

285
BERITA ACARA HASIL PENILAIAN USULAN PENERAPAN BLUD
UPTD……………………
SKPD……………………
Nomor…………………..
Pada <hari, tanggal/bulan/tahun> telah dilaksanakan rapat Tim Penilai permohonan
penerapan BLUD untuk melakukan penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif:

Nama UPTD : ___________________


Alamat : ___________________
Nomor Surat : ___________________
Hasil Penilaian : ___________________

Dalam melakukan tugas penilaian terhadap dokumen permohonan penilaian BLUD


pada <nama UPTD>, Tim Penilai dapat melakukan koordinasi dengan Menteri melalui
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah. Hasil koordinasi sebagai berikut:
a. ………………
b. ………………
c. ………………
d. dst.
Berdasarkan hasil penilaian dan hasil koordinasi, Tim Penilai memberikan rekomendasi
bahwa <nama UPTD>:
1. diterima untuk menerapkan BLUD; atau
2. ditolak untuk menerapkan BLUD

286
Demikian berita acara hasil penilaian ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
ditandatangani oleh:
Kedudukan
Tanda
No Nama Jabatan Dalam Tim
Tangan
Penilai

1   Sekda Ketua  

2   PPKD Sekretaris  

Kepala SKPD yang


3   membidangi kegiatan Anggota  
BLUD

Kepala SKPD yang


membidangi
4   Anggota  
perencanaan
pembangunan daerah

Kepala SKPD yang


membidangi
5   Anggota  
pengawasan di
pemerintah daerah
Tenaga ahli yang
6   berkompeten Anggota  
dibidangnya

N Dokumen Administratif yang Dinilai Analisis/Komentar


287
o

Surat pernyataan kesanggupan untuk


1  
meningkatkan kinerja

2 Pola tata kelola  

3 Rencana strategis (Renstra)  

4 Standar Pelayanan Minimal (SPM)  

Laporan keuangan atau


5  
prognosis/proyeksi keuangan; dan

Laporan audit terakhir atau


6 pernyataan bersedia untuk diaudit  
oleh pemerika eksternal pemerintah

KESIMPULAN

Catatan:
Kolom analisis/komentar diisi dengan analisis atau komentar atas masing-masing
dokumen administrtatif termasuk kekurangan dokumen administratif yang masih perlu
diperbaiki dimasa yang akan datang. Kolom kesimpulan diisi dengan kesimpulan hasil
penilaian yang akan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan
BLUD.

288
REKOMENDASI TIM PENILAI PENERAPAN BLUD
Nomor:……..

Berdasarkan hasil penilaian terhadap dokumen administratif BLUD pada <nama


UPTD> yang mengajukan permohonan untuk menerapkan BLUD, bersama ini Tim Penilai
Penerapan BLUD <Pemerintah Provinsi… > merekomendasikan bahwa <nama UPTD>
diterima/ditolak 1) untuk menerapkan BLUD.

Dengan catatan:

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Demikian rekomendasi ini dibuat sebagai dasar pertimbangan <Gubernur KDH


Pemerintah Provinsi… > untuk menetapkan <nama BLUD> menerapkan BLUD.

………., …………………………….2)
Ttd

(nama lengkap)
(ketua tim penilai)

Keterangan:
1) Pilih salah satu;
2) Diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun.

289

Anda mungkin juga menyukai