Anda di halaman 1dari 215

[DOCUMENT TITLE]

[Document subtitle]

[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
PENGARAH:
1. DR. Moch. Ardian N, (Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri)
2. Drs. Komaedi, M.Si. (Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri)
3. Wikan Sakarinto, ST., M.Sc., Ph.D. (Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Kemdikbud Ristek)
4. Dr. Henri Tambunan (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kemdikbud Ristek)
PENYUSUN:
1. Drs. H. Budi Santosa, M.Si. (Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
2. Dr. Wartanto, MM. (Plt. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
3. R. Wisnu Saputro, SE. (Kasubdit Badan Layanan Umum Daerah, Direktorat
BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
4. Dr. Harun Al Rosyid, M.Kom. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
5. Eflin Danghentji Manusiwa (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD
dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri)
6. Despia Malasari (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD dan Barang
Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri)
7. Said Iskandar Abdullah, S.IP. (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD
dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri)
8. Dr. Toto Sugiarto Arifin, M.Hum. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
9. Turijin, GradDip, AIS, M.Bus., Ph.D. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
10. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof.(Universitas Negeri Yogyakarta)
11. Muhajirin, SH., M.M. (SMKN 5 Surabaya)
12. Kurnia Wijayanti Bahar, S.Si. (SMKN 5 Jember)
13. Titik Yuliani, S.Pd., M.Pd. (SMKN 3 Madiun)
14. Zulqoidah, S.Kom (SMKN 2 Malang)
15. Muhammad Hamdan Fakhrudin, S.Pd. (SMKN 1 Singosari Malang)
16. Achmad Muhammad Ghozi Aqil, S.ST. (SMK PPN 1 Tegalampel Bondowoso)
17. Fitri Juwita Kartika Sari (SMKN 6 Surabaya)
18. Wiwik Indriyani, S.Pd., M.Si. (SMKN 6 Yogyakarta)

i
19. Siswanto, ST. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
20. Satrio Nugroho, S.Sos., M.Si. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
21. Nurul Fatimah, S.Pi., M.Si. (Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud Ristek)
TENAGA AHLI:
1. Bramana Purwasetya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
2. Fadly, S.E., M.M. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
EDITOR:
1. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
2. Yuda Aldeika
3. Ibnu Siswanto Ph.D
4. Noorfitrihana M.Eng
LAYOUTING:
1. Yuda Aldeika
2. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
COVER:
1. Yuda Aldeika
2. Wisnu Saputra
3. Utardi

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam Sejahtera,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, salah satu
amanatnya adalah perlunya revitalisasi SMK secara komprehensif untuk menghasilkan
lulusan SMK yang kompeten, yang berdaya saing dan siap menghadapi tantangan dan
dinamika perkembangan nasional maupun global. Kemdikbudristek telah dan akan terus
mengupayakan upaya revitalisasi dan transformasi dan pendidikan vokasi yabg hari ini
fokusnya diarahkan pada penguatan softskills, karakter, serta nilai-nilai profil pelajar
pancasila diselaraskan dengan rencana pengembangan SDM dalam lingkup nasional.
Peningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK secara terus menerus
didorong dalam penguatan link and match dengan dunia kerja, melalui strategi utama 8+i,
yaitu: (1) kurikulum disusun bersama dunia kerja; (2) pembelajaran berbasis projetc riil
dari dunia kerja; (3) jumlah dan peran guru/instruktur dari dunia kerja minimum mencapai
50 jam/semester/minggu; (4) praktik kerja lapangan/industri minimal 1 semester; (5)
sertifikat kompetensi sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja; (6) update
teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia kerja; (7) riset terapan
mendukung teaching factory; (8) komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja; dan (9)
berbagai kemungkinan kerja sama dengan dunia kerja, antara lain: beasiswa dan/atau
ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau dalam bentuk lainnya.
Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan
pembelajaran teaching factory (TeFa) di SMK. TeFa merupakan model atau sistem
pembelajaran, dimana untuk memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran praktik
dirancang dan diimplementasikan untuk menghasilkan produk, baik barang maupun jasa
yg berstandar industri dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain Tefa, SMK juga memiliki
Unit Produksi (UP) dan potensi aset sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
UP dan penyewaan aset bertujuan mendapatkan pemasukan secara finansial dan pada
umumnya dikerjakan oleh guru atau tenaga dari eksternal. Selain itu produk TeFa yang
hadir harus bisa menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya sebelum pembuatan
perlu ada riset market mempelajari pasar atau masyarakat membutuhkan produk seperti
apa. Hilirisasi hasil riset terapan melalui TeFa adalah salah satu bentuk implementasi
project based learning yang harus disinergikan dengan link and match dunia kerja,
kesemuanya ini akan mendukung ekosistem pendidikan vokasi yang betul betul sesuai
kebutuhan nyata dan mampu menjadi solusi.

iii
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM,
siswa, dan proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan
keuangan layaknya badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan
tata kelola yang dapat memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum.
Payung hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan
beroperasi layaknya badan usaha adalah Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) seperti
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.

Penerapan BLUD di SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel


dan transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah yang
mandiri dan merdeka, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang memiliki softskills,
hardskills, dan karakter unggul, serta berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional
maupun internasional.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak atas kontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan Pedoman
Pembentukan BLUD SMK, khususnya kepada Kementerian Dalam Negeri yang telah
memberikan perhatian khusus dalam pengembangan SMK, serta Tim Penyusun yang
telah bekerja keras, sehingga pedoman ini dapat diselesaikan dengan baik. Harapannya
implementasi pelaksanaan pembentukan BLUD SMK ini akan lebih mengakselerasi
pengembangan pendidikan vokasi menuju Indonesia tangguh Indonesia tumbuh dengan
semangat merdeka belajar. Sekali lagi terimakasih, selamat berkarya dan berkolaborasi
dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, ……….. 2021
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi,

Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.

iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................................................................... 2
C. Hasil Yang Diharapkan............................................................................................................. 2
D. Outcome ...................................................................................................................................... 3
BAB II KONSEP BADAN LAYANAN UMUM DAERAH .................................................................. 4
A. Definisi Badan Layanan Umum Daerah ............................................................................... 4
B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK ......................................................................................... 5
C. Keunggulan BLUD SMK ........................................................................................................... 6
D. Tujuan BLUD SMK .................................................................................................................... 6
E. Azaz BLUD SMK ........................................................................................................................ 7
F. Manfaat BLUD SMK................................................................................................................... 7
BAB III PEMBENTUKAN BLUD SMK ................................................................................................ 8
A. Persiapan .................................................................................................................................... 8
B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK ........................................................................................... 8
C. Penilaian BLUD SMK .............................................................................................................. 12
D. Proses Penilaian ...................................................................................................................... 17
E. Penetapan BLUD ..................................................................................................................... 18
BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK YANG AKAN MENERAPKAN BLUD19
A. Pengelolaan Keuangan SMK ................................................................................................ 19
B. Laporan Keuangan SMK ........................................................................................................ 20
C. Laporan Realisasi Anggaran ................................................................................................ 36
D. Laporan Operasional .............................................................................................................. 38
E. Laporan Perubahan Ekuitas ................................................................................................. 40
F. Neraca ........................................................................................................................................ 41
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................. 44
LAMPIRAN 1 DOKUMEN TATA KELOLA BLUD SMK .................................................................. 46
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 47

v
BAB II DOKUMEN TATA KELOLA SMK BLUD ......................................................................... 51
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 95
LAMPIRAN 2 DOKUMEN RENCANA STRATEGIS BLUD SMK .................................................. 96
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 97
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SMK .................................................................................... 100
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK .......................................................... 123
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN........................................................... 127
BAB V PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN........ 130
BAB VI PENUTUP ........................................................................................................................... 138
LAMPIRAN 3 DOKUMEN SPM BLUD SMK ................................................................................... 139
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 140
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL ............................................................................... 145
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM...................................................................................... 161
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................ 163
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 168
LAMPIRAN 4 DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN BLUD SMK ................................................ 181
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 182
BAB II PROFIL SMK .......... ........................................................................................................... 185
BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ............................................................................................... 189
BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN .................................................... 194
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 203
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 204

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Penilaian .................................................................................................................... 18
Gambar 2 Siklus Akuntansi ............................................................................................................... 23
Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi ..................................................................................... 24
Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan .......................................................................... 25
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK ................................................................................ 26
Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA ............................................................................................. 37
Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO ............................................................................................... 39
Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE ............................................................................................. 40
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca ........................................................................................ 42
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK ..................................................................... 52
Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK BLUD ......................................................... 53
Gambar 12 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD .................................................. 73
Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD ............................ 74
Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD ....................................................... 75
Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD ................................................. 75
Gambar 16 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan SMK BLUD .. 76
Gambar 17 Struktur Organisasi SMK ............................................................................................ 188

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD ........................................................................................................... 9


Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif................................................................ 14
Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja (Bobot 5%) ................. 14
Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola (Bobot 20%)........................................................................... 15
Tabel 5 Rencana Strategis (Bobot 30%) ......................................................................................... 15
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (Bobot 20%) ...................................................... 16
Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan (Bobot 20%) ..................................................................... 16
Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit Oleh Pemeriksa
Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-Undangan (Bobot 5%) ................................ 17
Tabel 9 Format Jurnal Umum ............................................................................................................ 27
Tabel 10 Mekanisme Aturan Debit dan Kredit Pada Akun Utama Akuntansi ........................ 27
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK ...................................................................................... 28
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK ...................................................................................... 28
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK ...................................................................................... 29
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah ..................................................... 29
Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran.............................................................................. 30
Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran .............................................................................. 30
Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran .............................................................................. 31
Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran .............................................................................. 31
Tabel 19 Format Buku Besar ............................................................................................................. 33
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal.................................................................... 34
Tabel 21 Format Neraca Saldo .......................................................................................................... 35
Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo ................................................................................. 35
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA) .................................................................. 37
Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO) .................................................................................. 39
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ................................................................... 40
Tabel 26 Format Neraca ..................................................................................................................... 42
Tabel 27 Standar Operating Prosedur (SOP) ................................................................................ 67
Tabel 28 Contoh Profil Ketenaga Ketenagaan di UPTD SMK .................................................. 113
Tabel 29 Realisasi Keuangan UPTD SMK .................................................................................... 113
Tabel 30 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK .................................................... 113
Tabel 31 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2021-2025 Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa …. ........................................................................................................... 115
Tabel 32 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK … ............................................................. 123
Tabel 33 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK ....................................................... 129
Tabel 34 Strategi dan Arah Kebijakan........................................................................................... 129
Tabel 35 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum ............................................... 130
Tabel 36 Indikator Standar Pelayanan Minimal Sekolah Menengah Kejuruan .................... 148
Tabel 37 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan ................................................................... 150
Tabel 38 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan .................................... 151
Tabel 39 Pelayanan Proses Pembelajaran ................................................................................... 152
Tabel 40 Pelayanan Penilaian Pendidikan ................................................................................... 153

viii
Tabel 41 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan .................................................... 155
Tabel 42 Pelayanan Sarana dan Prasarana ................................................................................. 156
Tabel 43 Pelayanan Pengelolaan SMK.......................................................................................... 157
Tabel 44 Rencana Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal .................................. 161
Tabel 45 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar ........................... 164
Tabel 46 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja............................................. 167
Tabel 47 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD ................ 169
Tabel 48 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD ................ 173
Tabel 49 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN .................................................................. 176
Tabel 50 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN .................................................................. 179
Tabel 51 Jumlah Siswa Setiap Kompetensi Keahlian .............................................................. 187
Tabel 52 Perkembangan Jumlah SDM .......................................................................................... 187
Tabel 53 SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................................................... 187
Tabel 54 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 20XX .. 194
Tabel 55 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi Tahun 20XX ................. 195
Tabel 56 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 20XX . 195
Tabel 57 Daftar Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 20XX ................................................. 196
Tabel 58 Daftar Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 20XX ............................................ 197
Tabel 59 Pendapatan LO SMK …. Per 31 Desember 20XX....................................................... 198
Tabel 60 SMK …. Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode Yang Berakhir 31
Desember 20X0 dan 31 Desember 20X1 ....................................................................................... 199

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal
yang mempersiapkan lulusannya siap bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi. Sebagai sekolah kejuruan, setiap SMK dilengkapi dengan
fasilitas pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian yang ada, seperti
tempat praktik atau bengkel, laboratorium, peralatan dan perabot serta sarana
penunjang lainnya termasuk aula, kantin dan lain sebagainya. Selain hal tersebut,
Tenaga pendidik SMK juga disiapkan secara khusus sehingga mempunyai
kualifikasi sebagai pengajar dengan kompetensi keahlian yang akan diampunya.
Pembelajaran praktik pada SMK merupakan aspek utama yang mampu
meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja,
sehingga keberadaanya selalu dikembangkan untuk menyesuaikan dengan
perubahan yang ada, baik teknologi maupun struktur ketenagakerjaannya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah
Teaching Factory (TeFa), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus
membuat secara langsung barang dan atau mengerjakan jasa sesuai dengan
kompetensi keahlian yang dipelajarinya, dilakukan diruang atau tempat praktik
yang telah dikondisikan mendekati tempat kerja yang sebenarnya, mengunakan
SOP standar Industri, dengan pendampingan guru atau tenaga dari Industri, serta
dilengkapi dengan perangkat pembelajaran sesuai struktur kurikulum untuk
mengukur capaian kompetensinya. Prinsip pembelajaran Tefa juga diharapkan
diterapkan sepenuhnya kedalam kegiatan pemanfaatan aset sekolah atau yang
lebih dikenal sebagai Unit Produksi (UP) seperti pengunaan aula, peralatan, lab,
kantin, lahan, tenaga pendidik serta sumberdaya lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk
membantu biaya operational sekolah dengan memanfatkan peralatan dan tenaga
pendidik untuk mengerjakan pesanan masyarakat. Perkembangan UP lebih
berdasarkan pada inisiasi unsur sekolah melihat peluang usaha dan kebutuhan
masyarakat dilingkungannya, sehingga produk UP mungkin tidak sesuai dengan
kompetensi yang ada disekolahnya, lebih banyak memperkejakan tenaga luar dari
pada peserta didik untuk memenuhi target produksi atau layanan, serta
berorientasi mendapatkan pendapatan atau keuntungan.
Pengelolaan TeFa dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar di
banyak SMK terutama dalam hal keuangannya sudah mencerminkan perusahaan
atau badan usaha pada umumnya, sehingga perlu payung hukum untuk
melindunginya.

1
Permendikbud 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, mengamatkan bahwa
“dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi SMK/MAK yang
memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai peraturan perundang-undangan
dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD atau yang
sejenisnya.
BLUD atau Badan Layanan Umum Daerah adalah sistem yang diterapkan
oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada
umumnya. Instansi yang telah menerapkan BLUD antara lain Puskesmas, Rumah
Sakit Umum Daerah, usaha jasa pariwisata dan instansi pemerintah lainnya. BLUD
memberikan peluang yang besar kepada SMK untuk menerapkan pola tata kelola
keuangan yang fleksibel. Penerapan BLUD dimulai tahun 2018 di Jawa Timur pada
20 SMK menunjukkan hasil yang baik, efektif, namun perlu dievaluasi sebelum
didiseminasi kedalam skala yang lebih luas. Implementasi BLUD telah
menunjukkan SMK menjadi lebih mandiri, produktif, efisien, dan akuntabel dalam
pengelolaan segala pendapatan dan pengeluaran.

B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara Umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses
pembentukan status BLUD.
2. Secara Khusus
a. Menjelaskan Konsep BLUD;
b. Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating
BLUD SMK;
c. Menjelaskan manfaat penerapan tata kelola BLUD SMK;
d. Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK;
e. Menjelaskan tata kelola BLUD SMK berbasis GSG;
f. Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

C. Hasil Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan antara lain yaitu:
1. Pedoman pengembangan BLUD;
2. Tata kelola BLUD SMK yang fleksibel;
3. Prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

2
D. Outcome
Outcome yang diharapkan antara lain yaitu:
1. Sekolah mampu menciptakan dan mengelola SDM yang kreatif, kritis, mandiri,
unggul, dan inovatif;
2. Partisipasi stakeholder sekolah menjadi lebih baik;
3. Pengelolaan sumber daya sekolah menjadi lebih efisien dan efektif;
4. Sekolah mampu memberikan layanan yang lebih baik pada stakeholder.

3
BAB II
KONSEP BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

A. Definisi Badan Layanan Umum Daerah


Badan Layanan Umum Daerah Sekolah Menengah Kejuruan (BLUD SMK)
adalah Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
provinsi/daerah istimewa/daerah khusus yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan barang
dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK dalam
melakukan kegiatannya harus didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas. Pelaksanaan operasional Sistem BLUD, yang mendapatkan
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya,
diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
terutama peserta didik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan daya
saing sumber daya manusia Indonesia. Fleksibilitas yang diberikan dalam bentuk
keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD SMK, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas a)
Pemimpin BLUD/Kepala Sekolah, b) Pejabat Keuangan/Kepala Subag Tata
Usaha, c) Pejabat Teknis/Wakil Kepala Sekolah atau Pejabat Setingkat. BLUD
SMK dalam melaksanakan kegiatannya akan memperoleh pendapatan berupa
penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan BLUD SMK. Pendapatan ini akan
menambah ekuitas dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu
dibayar kembali. BLUD SMK juga melakukan belanja, berupa semua pengeluaran
dari rekening kas yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD
SMK. Pendapatan dari operasional BLUD SMK akan menghasilkan nilai omzet,
yaitu jumlah seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang
berasal dari barang dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat,
hasil kerja BLUD SMK dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya. Nilai aset
BLUD SMK adalah jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD SMK pada
akhir suatu tahun buku tertentu, dan merupakan bagian dari aset pemerintah
provinsi/daerah istimewa/daerah khusus yang tidak terpisahkan. Tarif yang
dikenakan adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh BLUD
SMK termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan Selama beroperasi,
BLUD SMK akan mengeluarkan biaya, berupa sejumlah pengeluaran yang
mengurangi ekuitas untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan

4
operasional. BLUD SMK juga diizinkan untuk investasi jangka pendek selama
penggunaan aset itu bisa memberikan manfaat ekonomis yang dapat
meningkatkan kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan kepada masyarakat.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan uang BLUD yang dibuka oleh pejabat pengelola BLUD SMK pada
bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan dan pembayaran
pengeluaran BLUD SMK.

B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK


1. Landasan Filosofis
SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat yang tujuan
utamanya adalah menghasilkan lulusan siap kerja pada bidang tertentu. SMK
dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola tata kelola yang
baik supaya pengelolaannya menjadi lebih efisien, mandiri, dan produktif.
Upaya peningkatan mutu tata kelola SMK dapat dilakukan dengan penerapan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk memberikan fleksibilitas
pengelolaan keuangan berdasarkan praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan pola tata kelola Badan Layanan Umum
Daerah pada Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana yang telah beberapa kali di ubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015;

5
h. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana yang telah di ubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
n. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah;
p. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;

C. Keunggulan BLUD SMK


Keunggulan dari SMK yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLUD, yaitu:
1. Dapat meningkatkan pelayanan publik;
2. Dapat mengefisiensi anggaran yang ada;
3. Sekolah dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai
dengan bidang keahlian sekolah, yang dilakukan dengan otonomi
pengelolaan keuangan sekolah;
4. Dapat mendorong siswa untuk terus berkarya sehingga menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja;
5. Dapat meningkatkan kesejahteraan guru maupun infrastruktur sekolah
dengan adanya remunerasi dari pendapatan yang diterima sekolah.

D. Tujuan BLUD SMK


Pembentukan BLUD SMKN bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat terutama peserta didik, sehingga dapat memajukan mutu
layanan dan daya saing sumber daya manusia Indonesia dengan memberikan

6
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, serta penerapan praktik bisnis yang sehat di lingkungan SMK.

E. Azaz BLUD SMK


BLUD SMK dalam pengelolaannya, maka pihak-pihak terkait wajib
memahami dan menerapkan tujuh azaz:
1. BLUD SMK beroperasi sebagai unit kerja pemerintah provinsi untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan
yang didelegasikan oleh gubernur.
2. BLUD SMK merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan pemerintah
provinsi dan karenanya status hukum BLUD SMK tidak terpisah dari
pemerintah provinsi sebagai instansi induk.
3. Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLUD SMK dari segi
manfaat layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLUD SMK bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh gubernur.
5. BLUD SMK menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari
keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLUD
SMKN disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Dinas
Pendidikan dan pemerintah provinsi/daerah istimewa/daerah khusus.
7. BLUD SMK mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
praktik bisnis yang sehat.

F. Manfaat BLUD SMK

Penerapan sistem BLUD dengan membentuk BLUD SMKN diharapkan


dapat memberikan setidaknya tiga manfaat, yaitu:
1. Memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang diperoleh dari layanan
kepada masyarakat;
2. Memungkinkan mandiri dalam pembiayaan operasional; dan
3. Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan melalui magang yang
memadai, berkesinambungan, dan berstandar kompetensi dunia usaha.

7
BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK

A. Persiapan
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yang akan
menerapkan BLUD harus dapat menunjukkan bukti tertulis bahwa tugas dan
fungsi SMKN yang dipimpinnya bersifat operasional dalam menyelenggarakan
pelayanan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum, untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat.
SMKN mempersiapkan persyaratan administrasi pendirian BLUD SMK
yaitu: (a) kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsi SMKN terkait layak dikelola
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD SMKN atas rekomendasi
Kepala Dinas Pendidikan; dan (b) kinerja keuangan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri sehat.

B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK


SMKN dalam menyiapkan pendirian BLUD diperlukan berbagai
persyaratan yaitu: a. persyaratan substantif; b. persyaratan teknis; dan c.
persyaratan administratif.
1. Persyaratan Substantif
Sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018,
persyaratan substantif dapat terpenuhi apabila tugas dan fungsi Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah bersifat operasional dalam
menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan barang/jasa
publik. Layanan umum tersebut meliputi penyediaan barang dan/atau jasa
layanan umum sebagai syarat SMKN yang akan menerapkan BLUD
diutamakan untuk pelayanan pendidikan SMKN dapat menjadi penyedia
dalam pengadaan barang dan/atau jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. Hal ini dilakukan
sebagai salah satu bentuk pengembangan layanan umum.

2. Persyaratan Teknis
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018, persyaratan
teknis terpenuhi apabila:
a. Karakteristik tugas dan fungsi SMKN dalam memberikan pelayanan
lebih layak apabila dikelola dengan menerapkan BLUD, sehingga
dapat meningkatkan pencapaian target keberhasilan.
Kriteria layak yang dimaksud meliputi:
1) Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
secara efektif, efisien, dan produktif;

8
2) Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan
umum kepada masyarakat.
b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja
keuangan apabila dikelola dengan menerapkan BLUD. Kriteria
berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja
keuangan meliputi:
1) Perkiraan rencana pengembangan yang dilihat, misalnya dari
peningkatan/diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen, dan
tingkat kepuasan konsumen;
2) Perhitungan/rencana peningkatan pendapatan dalam beberapa
tahun yang akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.

3. Persyaratan Administ ratif


Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila SMKN membuat dan
menyampaikan dokumen. Dokumen-dokumen tersebut meliputi:
a. Surat Pernyataan Kesanggupan Peningkatan Kinerja
Surat pernyataan ini berisi tentang komitmen SMKN untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
bidang layanan Pendidikan. Surat pernyataan kesanggupan yang
ditanda tangani oleh kepala SMKN dan diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi/ Daerah Istimewa/ Daerah Khusus
b. Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola merupakan uraian tentang tata Kelola SMKN yang
akan menerapkan BLUD. Pola Tata Kelola ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah. Pola Tata Kelola tersebut memuat:

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD

Kelembagaan Kelembagaan dalam pola tata kelola memuat posisi


jabatan, pemberian tugas, fungsi, tanggung jawab,
hubungan kerja, dan wewenang.
Prosedur kerja Prosedur kerja dalam pola tata kelola memuat
ketentuan mengenai hubungan dan mekanisme
kerja antarposisi jabatan dan fungsi.

Pengelompokan Pengelompokan fungsi dalam pola tata kelola


fungsi memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian
internal untuk efektivitas pencapaian organisasi.

9
Pengelolaan Pengelolaan sumber daya manusia dalam pola tata
sumber daya kelola memuat kebijakan mengenai pengelolaan
manusia sumber daya manusia yang berorientasi pada
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Contoh Pola Tata Kelola BLUD SMKN dapat dilihat pada lampiran 1

c. Rencana Strategis
Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Rencana Strategis
(Renstra) adalah dokumen perencanaan BLUD untuk periode 5
(lima) tahunan. BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh SMKN
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada
umumnya.
Renstra ini masuk ke dalam salah satu persyaratan
administratif yang harus diajukan ketika suatu SMKN akan
menerapkan BLUD.
Renstra yang dimaksud merupakan perencanaan lima tahunan
yang disusun untuk menjelaskan strategi pengelolaan BLUD
SMKN dengan mempertimbangkan alokasi sumber daya dan
kinerja dengan menggunakan teknis analisis bisnis, yang ditetapkan
melalui Peraturan Kepala Daerah.
Pelaksanaan Renstra harus berdasarkan pada peningkatan
pelayanan masyarakat, efisiensi, efektivitas, produktifitas
berdasarkan praktek bisnis yang sehat tanpa mengutamakan
keuntungan. Implementasi rencana strategis ini juga harus
dilakukan dengan memperhatikan fleksibilitas dari penerapan
BLUD. Renstra ini selanjutnya akan dipakai sebagai dasar
penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan digunakan
sebagai evaluasi kinerja untuk setiap tahunnya. Renstra
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD memuat: a.
Rencana pengembangan layanan; b. Strategi dan arah kebijakan; c.
Rencana program dan kegiatan; dan d. Rencana keuangan. Contoh
Renstra BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 2.

10
d. Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK
Standar pelayanan minimal adalah standar pelayanan yang
membuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar
yang harus dipenuhi oleh SMKN yang akan menerapkan BLUD.
Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
kesetaraan, kemudahan, dan kualitas layanan umum yang diberikan
oleh SMKN yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang -undangan. Contoh Standar Pelayanan
Minimal BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 3.

e. Laporan Keuangan atau Prognosis/Proyeksi Keuangan


Laporan keuangan BLUD SMKN merupakan laporan yang
terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh BLUD. Tujuan umum laporan keuangan BLUD adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,
saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas
BLUD yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Penyusunan prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan realisasi
anggaran dan laporan operasional disusun oleh SMKN yang baru
dibentuk dan akan menerapkan BLUD sesuai dengan system
perencanaan dan penganggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan disusun oleh
kepala SMKN yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan sistem
akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah. Contoh dokumen
laporan keuangan dapat dilihat pada lampiran 4.

f. Laporan Audit Terakhir Atau Penyataan Bersedia Untuk Diaudit oleh


Pemeriksa Eksternal Pemerintah
Laporan audit terakhir merupakan laporan audit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
-undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum SMKN
yang akan menerapkan BLUD direkomendasikan untuk menerapkan
BLUD. Apabila audit terakhir tersebut belum tersedia, kepala SMKN
yang akan menerapkan BLUD membuat surat pernyataan bersedia
untuk diaudit oleh pemerika eksternal pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang -undangan. Surat pertanyaan tersebut
ditandatangani oleh kepala SMKN yang akan menerapkan BLUD dan

11
diketahui oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi/ Daerah Istimewa/
Daerah Khusus.
BPK adalah auditor eksternal dalam audit laporan keuangan SMK
yang akan menerpakan BLUD. Jenis -jenis Pemeriksaan BPK terdiri
atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan yakni pemeriksaan
atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Pemeriksaan kinerja yakni pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi, serta pemeriksaan aspek efektivitas. Pemeriksaan
selanjutnya adalah pemeriksaan dengan tujuan tertentu yakni
pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus atas hal -hal lain
yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigasi.

C. Penilaian BLUD SMK


Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina
Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul Penilaian dan Penetapan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), selanjutnya modul tersebut sebagai
pedoman bagi Pemerintah Provinsi/ Daerah Istimewa/ Daerah Khusus d a l a m
p e n i l a i a n S M K yang akan menerapkan BLUD.

1. Tujuan Penilaian BLUD SMK


Tujuan Pedoman Penilaian Usulan Penerapan BLUD SMK adalah:
a. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan oleh T i m Penilai dalam
melakukan penilaian atas usulan penerapan BLUD;
b. Tersusunnya instrumen penilaian bagi Tim Penilai sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah;
c. Terjaganya obyektivitas, transparansi dan kualitas penilaian.

2. Tim Penilai BLUD SMK


Kepala daerah akan membentuk Tim Penilai yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah dalam rangka melakukan penilaian BLUD SMK.
Tim Penilai beranggotakan paling sedikit terdiri atas:
a. Sekretaris Daerah sebagai ketua;
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD sebagai anggota;

12
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan pembangunan daerah
sebagai anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di pemerintah daerah
sebagai anggota; serta
f. Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya, apabila diperlukan.

3. Tata Tertib Tim Penilaian


Tata tertib Tim Penilai dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tim Penilai wajib hadir dalam rapat penilaian.
b. Dalam hal anggota Tim Penilai berhalangan hadir, anggota Tim
Penilai tersebut dapat menunjuk pengganti yang memiliki
kompetensi di bidangnya dan pendapat yang disampaikan oleh
pengganti dianggap mewakili anggota Tim Penilai yang bersangkutan.
c. Tim Penilai yang tidak hadir dan tidak menunjuk pengganti
dianggap menyetujui keputusan yang diambil dalam rapat penilaian.
d. Keputusan akan diambil berdasarkan musyawarah/mufakat jika terjadi
perbedaan pendapat. Akan tetapi jika tidak dapat diputuskan dengan
musyawarah/mufakat, maka dilakukan pemungutan suara yang disetujui
paling sedikit setengah dari jumlah Tim Penilai yang hadir ditambah 1
(satu) suara.
e. Tim Penilai atau pengganti yang ditunjuk, wajib menandatangani Berita
Acara Hasil Penilaian.

4. Dokumen yang Dinilai


Dokumen yang dinilai adalah dokumen-dokumen persyaratan
administratif yang terdiri dari:
a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja;
b. pola tata kelola;
c. Rencana Strategis (Renstra);
d. Standar Pelayanan Minimal (SPM);
e. laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan; dan
f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit oleh
pemeriksa eksternal pemerintah.

5. Instrumen penilaian
SMKN yang akan menerapkan BLUD dinilai melalui instrumen sebagai
berikut.

13
Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif

No Dokumen Bobot

1 Pernyataan kesanggupan meningkatkan kinerja 5%

2 Pola tata kelola 20%

3 Rencana Strategis (Renstra) 30%

4 Standar Pelayanan Minimal (SPM) 20%

5 Laporan Keuangan 20%

6 Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk 5%


diaudit oleh pemeriksa eksternal pemda sesuai ketentuan
Perundang-undangan

Jika salah satu dari enam persyaratan administratif tidak terpenuhi,


maka tidak dilakukan penilaian dan dapat diajukan kembali apabila seluruh
persyaratan sudah terpenuhi.

Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja


(Bobot 5%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

Adanya pernyataan Kesesuaian dengan format yang 2,0


Kesanggupan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Meningkatkan Kinerja Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum
Daerah

Ditandatangani oleh Kepala UPTD 8,0


dan diketahui oleh Kepala SKPD

14
Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola (Bobot 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

Adanya kebijakan Kelembagaan 1,0


kebijakan mengenai
organisasi dan tata Prosedur kerja (akuntabilitas 2,0
laksana berbasis kinerja)

Pengelompokan fungsi (akuntabilitas 2,0


berbasis kinerja)

Pengelolaan SDM (pengadaan, 2,0


persyaratan, pengangkatan,
penempatan, batas usia, masa kerja,
hak, kewajiban, termasuk sistem
reward dan punishment, serta
pemberhentian (PHK))

Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0


oleh Kepala Daerah

Tabel 5 Rencana Strategis (Bobot 30%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

Adanya pernyataan Pernyataan visi dan misi 1,0


Visi dan Misi

Tergambarnya Kesesuaian dengan Renstra SKPD 1,0


strategis dan arah dan RPJMD
kebijakan
Kesesuaian visi, misi, program 1,0
dengan pencapaian kinerja (kinerja
layanan, kineria keuangan dan
kinerja manfaat)

Rencana program dan Indikator Kinerja 1,0


Kegiatan
Target Kinerja 1,0

Program kegiatan dan pendanaan 1,0

Penanggun jawab program 0,5

15
Rencana keuangan Prosedur pelaksanaan program 0,5
dan Pengembangan
layanan

Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0


oleh Kepala Daerah

Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (Bobot 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

SPM yang sesuai Fokus 1,0


dengan jenis dan mutu
Terukur 1,0
pelayanan
Dapat dicapai 0,5

Relevan dan dapat diandalkan 1,0

Kerangka waktu 0,5

Kelengkapan dan Kelengkapan jenis pelayanan sesuai 1,0


kesesuaian jenis Dan dengan SPM yang diberlakukan
Target Kinerja

Keterkaitan antara Kaitan antara SPM dengan Renstra 2,0


SPM dengan Renstra dan anggaran tahunan
dan Anggaran

Adanya pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0


oleh kepala daerah

Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan (Bobot 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

Laporan Realisasi LRA sesuai SAP 2,0


Anggaran (LRA)

Laporan Neraca Neraca sesuai SAP 2,0


Laporan Operasional LO sesuai SAP 2,0
(LO)

16
Laporan Perubahan LPE sesuai SAP 2,0
Ekuitas (LPE)

Catatan Atas Laporan CALK sesuai SAP 2,0


Keuangan (CALK)

Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit


Oleh Pemeriksa Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-
Undangan (Bobot 5%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

Adanya hasil audit Hasil audit tahun terakhir oleh BPK 10,0
sebelum mengajukan untuk
menerapkan BLUD

ATAU

Adanya pernyataan Kesuaian dengan format yang 2,0


bersedia untuk diaudit ditetapkan dalam Peraturan Menteri
oleh pemeriksa Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
eksternal pemda tentang Badan Layanan Umum
sesuai ketentuan Daerah
Perundang-undangan
Ditandatangani oleh Kepala UPTD 8,0
dan diketahui oleh Kepala SKPD

D. Proses Penilaian
1. Dalam rangka penilaian dokumen administratif dilakukan dengan
menggunakan format penilaian dokumen administratif, indikator, dan bobot
penilaian penerapan BLUD (SE.Mendagri No. 981/1010/SJ dan nomor
981/1011/SJ tentang modul penilaian dan penetapan BLUD tanggal 6 Februari
2019) , sebagai berikut:
a. bagi SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah
menggunakan format A.l ; (lampiran….)
b. bagi SKPD yang belum mempunyai UPTD, menggunakan format A.2.
(lampiran ….)
2. Untuk melakukan penilaian dokumen administratif terhadap nilai perunsur
pada kolom 6 format A.l dan format A.2, menggunakan format B. (lampiran….)
3. Setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen administratif, hasil penilaian

17
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD,
disertai dengan kesimpulan penilaian dokumen administrastif usulan
penerapan BLUD sebagaimana format C. (lampiran….)

Gambar 1 Alur Penilaian

E. Penetapan BLUD
Berdasarkan hasil penilaian dokumen administratif, dalam hal nilai dari
dokumen administratif <60, maka hasil penilaian Ditolak Untuk Menerapkan
BLUD dan apabila nilai dari dokumen administratif >60, maka hasil penilaian
Diterima Untuk MenerapkanBLUD. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan
dituangkan dalam bentuk rekomendasi penerapan BLUD SMK sebagaimana
format D. (lampiran….)
Rekomendasi disampaikan kepada kepala daerah sebagai dasar
penetapan BLUD SMK yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Daerah.

18
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK YANG AKAN MENERAPKAN BLUD

BLUD SMK didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.


Pelaksanaan operasional Sistem BLUD, yang mendapatkan pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya, diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat.

A. Pengelolaan Keuangan SMK


Pengelolaan keuangan menurut Permendikbud 34 tahun 2018 tentang SNP
SMK/MAK meliputi pengelolaan pembiayaan dan pengelolaan pendanaan.
Pengelolaan keuangan ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam
menjalankan mekanisme keuangan secara akuntabel, transparan, dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adanya pengelolaan
keuangan yang baik diharapkan SMK dapat menghitung biaya dan mengatur dana
yang dibutuhkan, sekaligus memprediksi potensi pendanaan yang belum bisa
terpenuhi. Selain membuat pemetaan sumber pendanaan yang ada, SMK mencari
sumber pendanaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pengelolaan keuangan meliputi investasi, operasi pendidikan, bantuan
pendidikan, beasiswa, dan personal. Langkah-langkah untuk melaksanakan
Pengelolaan keuangan diterapkan sebagai berikut:
1. Perangkat daerah yang melaksanakan urusan pendidikan pada
provinsi/daerah istimewa/daerah khusus melakukan sosialisasi peraturan/
ketentuan/panduan terkait Biaya Pendidikan.
2. Perangkat daerah yang melaksanakan urusan pendidikan pada
provinsi/daerah istimewa/daerah khusus bersama Pengelola SMK menghitung
dan menetapkan besaran biaya operasi Pendidikan untuk setiap Program
Keahlian berdasarkan Standar Biaya Operasi SMK.
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan
memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah menetapkan besaran BOS
SMK; dan
4. SMK menyusun anggaran Penyelenggaraan Program Keahlian berdasarkan
Standar Biaya Operasi SMK.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi SMK yang


memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai peraturan perundang-undangan
dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD atau yang
sejenisnya, sedangkan bagi SMK yang belum memenuhi spesifikasi teknis di

19
bidang layanan umum dan persyaratan ditetapkan pengelolaan keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Laporan Keuangan SMK


1. Definisi Laporan Keuangan SMK
Laporan Keuangan Sekolah adalah dokumen keuangan yang wajib
disusun untuk menerapkan BLUD. Hal ini dikarenakan Laporan Keuangan
merupakan salah satu dari persyaratan dokumen administratif. Laporan
keuangan disusun untuk menjelaskan nilai sumber daya ekonomi yang
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi suatu entitas, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang-undangan.
Kepala Sekolah yang akan menerapkan BLUD pada SMK juga harus
membuat laporan keuangan sesuai dengan pasal 44 ayat 1 dan 2 Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah yang dijelaskan sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e
disusun oleh kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang
akan menerapkan BLUD sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan
pada pemerintah daerah.
(2) Laporan keuangan terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan operasional:
d. laporan perubahan ekuitas; dan
e. catatan atas laporan keuangan.
Kemudian dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:
981/1010/SJ Th. 2019 tentang Modul Penilaian dan Penetapan Badan
Layanan Umum Daerah Provinsi, pada format penilaian dokumen
administratif, indicator, dan bobot penilaian penerapan BLUD, khususnya pada
format A.1: SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah, pada
No.5 untuk dokumen administratif yang dinilai pada laporan keuangan dengan
nilai bobot 20% pada 5 (lima) laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan SAP
b. Neraca sesuai dengan SAP
c. LO sesuai dengan SAP
d. LPE sesuai dengan SAP
e. CaLK sesuai dengan SAP

20
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan
bobot per unsur masing-masing sebesar 2,0.
Dikarenakan Sekolah bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam
penyusunan 5 (lima) komponen laporan keuangan dimaksud harus memecah
dari laporan keuangan SKPD baik secara manual dan/atau sistem aplikasi.
Alternatif lain yang dapat digunakan jika terdapat kesulitan dalam memecah
laporan keuangan SKPD menjadi laporan keuangan Sekolah adalah dengan
menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut berdasarkan bukti
transaksi atau media rekapitulasi data dari bukti transaksi seperti Buku Kas
Umum (BKU) Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran Pembantu atau
catatan yang memiliki informasi yang mirip dengan BKU, ditambah data-data
lain seperti data persediaan, aset tetap, aset tak berwujud (berikut penyusutan
dan amortisasi) serta data-data akrual lain seperti data utang piutang. 5 (lima)
komponen laporan keuangan yang dimaksud diatas terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan
ikhtisari sumber, alokasi, dan pemakai sumber daya ekonomi yang
dikelola, serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam suatu periode pelaporan yang terdiri dari unsur
pendapatan dan belanja.
2. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
pelaporan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
3. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan keuangan
yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan
entitas selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang
memadai.
Apabila SMK baru dibentuk dan akan menerapkan BLUD maka Sekolah
baru tersebut tidak menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tetapi
hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa Laporan Realisasi

21
Anggaran (LRA) dan Laporan Operasional (LO) sesuai dengan sistem
perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
Pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ Th. 2019
khususnya pada format A.2: SKPD yang belum mempunyai Unit Pelaksana
Teknis Daerah, pada No.5 untuk dokumen administratif yang dinilai pada
prognosis/proyeksi laporan keuangan dengan nilai bobot 20% pada 2 (dua)
laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang
diterapkan pemerintah daerah
b. Laporan Operasional (LO) sesuai dengan sistem perencanaan dan
penganggaran yang diterapkan pemerintah daerah
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan
bobot per unsur masing-masing sebesar 5,0.

2. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan


Agar Sekolah dapat menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan
tersebut diperlukan pemahaman akuntansi yang memadai. Akuntansi adalah
proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran
transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian
atas hasilnya. Proses identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi yang
dimaksud adalah setiap kejadian transaksi keuangan diperlukan adanya
pencatatan serta identifikasi pada pos-pos akun mana yang sesuai dengan
kejadian transaksinya. Begitu pula dengan pengklasifikasi transaksi yang
dilakukan termasuk dalam bagian pos akun yang mana saja nanti digunakan
ketika sudah melakukan pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
transaksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai
dengan pedoman atau peraturan-peraturan yang mengatur proses
penyusunan laporan keuangan. Akuntansi SMK sendiri adalah bagian dari
akuntansi SKPD karena sebagai UPTD, SMK merupakan unit kerja dari SKPD.
Dalam pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
sebenarnya tidak dikenal akuntansi sekolah, namun untuk keperluan
persyaratan dokumen administratif menjadi BLUD, maka sekolah harus
membuat 5 (lima) komponen laporan keuangan. Laporan keuangan SMK
mempunyai basis akuntansi yang sama dengan laporan keuangan SKPD yaitu
basis kas untuk statutory report seperti LRA dan basis akrual untuk laporan
keuangan LO dan Neraca.

3. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Pembentukan BLUD SMK


Siklus akuntansi pemerintah daerah dan SMK sama dengan siklus
akuntansi pada umumnya. Pencatatan transaksi juga harus disertakan dengan

22
dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan
kedalam jurnal dan buku besar. Bukti transaksi dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas dan bukti memorial
yang kemudian dimasukkan ke jurnal umum, yang kemudian diposting kebuku
besar dan selanjutnya dimasukan dalam neraca saldo sampai ke penyajian
laporan keuangan. Berikut ini merupakan gambar ilustrasi dari Siklus
Akuntansi.

Gambar 2 Siklus Akuntansi


Gambar diatas menerangkan siklus akuntansi yang perlu dijadikan
pedoman bagi para entitas pemerintah daerah khususnya pada entitas
akuntansinya seperti SKPD termasuk SMK. Dokumen transaksi disini
maksudnya adalah dokumen-dokumen yang terkait transaksi pendapatan dan
belanja yang terjadi di dalam BLUD. Contohnya seperti dana dari APBD untuk
meningkatkan kualiatas pelayanan pendidikan yang diberikan kepada
sekolah. Pendanaan yang diberikan dicatat sebagai penerimaan kas dan
pengeluaran dicatat sebagai belanja.
Transaksi yang telah selesai didokumentasikan, kemudian dimasukan
dalam jurnal transaksi, dimana dalam membuat jurnal ini perlu pemahaman
lebih jauh tentang persamaan akuntansi yang akan dibahas berikutnya. Pada
saat penjurnalan yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi
debit dan kreditnya, agar tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada
tahapan selanjutnya tiap transaksi dalam penjurnalan yang sudah dimasukan
kedalam pos-pos akun dibuatkan buku besar yang sifatnya sebagai
penerjemah kenaikan atau penurunan akun atas transaksi pada penjurnalan
sebelumnya. Hal ini cukup mudah, karena hanya melakukan posting atau

23
memindahkan tiap-tiap akun yang terjadi pada saat transaksi penjurnalan. Hal
penting yang perlu diingat sebelum melakukan posting setiap akun jurnal ke
buku besar adalah nilai saldo awal atau saldo tahun sebelumnya yang wajib
dimasukan terlebih dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo
merupakan tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam
neraca saldo ini berfungsi untuk mengelompokan saldo nilai akun-akun yang
ada didalam buku besar, serta sebagai koreksi untuk penyeimbangan posisi
debit dan kredit yang telah dilakukan pada saat transaksi sebelumnya. Ketika
neraca saldo yang sudah seimbang posisi debit dan kreditnya, kemudian
dimasukan ke dalam tahapan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sesuai
dengan penyajian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
setiap akun dalam neraca saldo perlu disajikan dalam lima komponen laporan
keuangan yang telah ditentukan sebelumnya.
Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan perlakuan data
transaksi keuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini
dikarenakan adanya saling keterkaitan tahapan satu sama lain. Pembetulan
dalam siklus akuntansi tidak dapat dilakukan secara langsung dan harus
melihat proses awalnya terlebih dahulu jika didapati ada salah satu
tahapan/siklus yang perlu dikoreksi. Siklus akuntansi ini harus dipahami
dengan baik dan benar oleh SMK yang akan menyajikan laporan keuangan
agar hasilnya baik dan maksimal.
a. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi
adalah komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi.
Persamaan sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan
atau suatu instansi yakni apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar
hutang perusahaan atau instansi tersebut. Persamaan akuntansi
menyamakan aset dengan kewajiban/liabilitas dan modalnya, hal ini
menunjukkan bahwa semua aset perusahaan atau instansi diperoleh
melalui kewajiban hutang dan/atau modal. Berikut ini adalah gambar
ilustrasi persamaan akuntansi:

ASET KEWAJIBAN MODAL


Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi

24
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, aset sama dengan jumlah
kewajiban/liabilitas dan modal. Pemahaman ini adalah hal dasar dan awal
ketika mempelajari persamaan dasar akuntansi.
Kewajiban/liabilitas dan modal pada dasarnya hanyalah sumber
pendanaan bagi perusahaan/instansi untuk memperoleh aset. Persamaan
akuntansi umumnya ditulis dengan kewajiban/liabilitas yang muncul
sebelum modal. Hal seperti ini harus konsisten dengan pelaporan
keuangan di mana aset dan kewajiban/liabilitas lancar selalu dilaporkan
sebelum aset dan kewajiban/liabilitas jangka panjang. Persamaan ini
berlaku untuk semua kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama
dengan kewajiban/liabilitas dan modal. Jika aset meningkat,
kewajiban/liabilitas atau modal pemilik harus meningkat untuk
menyeimbangkan persamaan. Sebaliknya berlaku jika kewajiban/liabilitas
atau modal yang menurun.
Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis
dokumen transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal.
Persamaan akuntansi ini juga merupakan persamaan untuk seluruh
transaksi yang terdapat dalam instansi manapun, termasuk untuk
transaksi di pemerintah daerah. Istilah modal pada pemerintahan diganti
dengan istilah ekuitas sehingga persamaan akuntansinya menjadi seperti
berikut:

ASET KEWAJIBAN EKUITAS


Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan
Persamaan akuntansi di SKPD pun tidak terlalu berbeda dengan di
pemerintah daerah. Sedikit perbedaan ada pada komponen ekuitas,
karena posisi SKPD sebagai entitas akuntansi maka terdapat akun RK
PPKD untuk menampung penerimaan dan pengeluaran kas antara SKPD
dengan PPKD.
Persamaan akuntansi yang serupa juga dapat digunakan pada SMK
dengan asumsi SMK setara dengan SKPD sehingga dianggap seperti
entitas akuntansi yang langsung bertransaksi dengan PPKD, sehingga
masih menggunakan akun RK PPKD sebagai akun transitoris dengan
PPKD. Hal ini dikarenakan tidak dikenal akun transitoris antar unit kerja
didalam SKPD dalam regulasi dan pedoman manapun. Persamaan
akuntansi untuk menyusun laporan keuangan SMK dapat digambarkan
sebagai berikut:

25
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK

Nilai RK PPKD tersebut kemungkinan terbentuk dari penerimaan kas


SMK dari Kas Umum Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional
Sekolah maupun pendapatan APBD lainnya serta pengeluaran kas SMK
ke Kas Umum Daerah yang berasal dari Pendapatan Retribusi Pelayanan
Pendidikan dan Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.
Setelah penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa persamaan
akuntansi menjadi dasar pemahaman akuntansi untuk segala bidang yang
terkait yang menjadi alat yang sangat membantu dalam penyusunan
laporan keuangan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang cukup baik
dan benar agar tercapainya penyusunan laporan keuangan SMK yang
baik dan benar.
Dokumen ini merupakan contoh dari Laporan Keuangan SMK. Setiap
Sekolah dapat menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhannya masing-
masing.
1. Jurnal
Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi
dimulai dengan pengumpulan data yang diambil dari bukti transaksi.
Berdasarkan bukti transaksi kemudian dikelompokkan transaksi-transaksi
yang terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan berupa nota, faktur,
kuitansi atau memo yang diverifikasi. Semua transaksi yang sudah
dikelompokkan, maka harus dicatat ke dalam jurnal berdasarkan urutan
kronologi transaksi keuangan. Jurnal adalah alat untuk mencatat
transaksi-transaksi suatu entitas secara kronologis dan sistematis.

26
Format jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9 Format Jurnal Umum

Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
(2) Nomor bukti transaksi.
(3) Nomor kode rekening.
(4) Nama akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris
selanjutnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok kesebelah
kanan.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
Pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme
debit dan kredit. Pengertian debit dalam persamaan akuntansi
menunjukan sisi sebelah kiri dan kredit menunjukan sebelah kanan.
Mekanisme untuk menggunakan aturan debit dan kredit pada setiap akun
utama akuntansi terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 10 Mekanisme Aturan Debit dan Kredit Pada Akun Utama
Akuntansi

No Jenis Akun Bertambah Berkurang Keterangan


1 Aset Debit Kredit Aset jika bertambah dicatat di
debit.
Aset jika berkurang dicatat di
kredit.
2 Utang Kredit Debit Utang jika bertambah dicatat
di kredit. Utang jika berkurang
dicatat di debit.
3 Ekuitas Kredit Debit Ekuitas jika bertambah dicatat
di kredit. Ekuitas jika
berkurang dicatat di debit.
4 Pendapatan Kredit Debit Pendapatan jika bertambah
dicatat di kredit.

27
No Jenis Akun Bertambah Berkurang Keterangan
Pendapatan jika berkurang
dicatat di debit.
5 Beban Debit Kredit Beban jika bertambah dicatat
di debit. Beban jika berkurang
dicatat di kredit.

Berikut ini adalah contoh jurnal dari beberapa transaksi SMK:


Pada tanggal 5 Januari 2020 instansi membeli perlengkapan kantor
seharga Rp2.000.000,00.
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK

No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
5-Jan- Xxxx x.x.x.xx Perlengkapan 2.000.000,00
20 Kantor
x.x.x.xx Kas di 2.000.000,00
Bendahara
Pengeluaran
Pembantu
SMK

Pada tanggal 15 Januari 2020 dibayar beban telepon sebesar


Rp1.000.000,00.
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK

No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
15-Jan- Xxxx x.x.x.xx Beban 1.000.000,00
20 x.x.x.xx telepon
Kas di 1.000.000,00
Bendahara
Pengeluaran
Pembantu
SMK

28
Pada tanggal 21 Januari 2020 instansi telah menerima Pendapatan
pemanfaatan aset sekolah sebesar Rp5.000.000,00.
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK

No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
21-Jan- Xxxx x.x.x.xx Kas di 5.000.000,00
20 Bendahara
Penerimaan
x.x.x.xx Pembantu 5.000.000,00
SMK
Pendapatan
pemanfaatan
aset sekolah
–LO

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan


pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban,
aset, kewajiban, dan ekuitas (Paragraf 42 Kerangka Konseptual Nomor 71
Tahun 2010) sedangkan dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas (Paragraf
44 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010). Basis kas dapat
dikatakan khusus digunakan untuk LRA. Mekanisme basis laporan
keuangan pemerintah terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah

Kode Uraian Laporan Basis


Akun
1 Aset
2 Kewajiban Neraca Akrual
3 Ekuitas
4 Pendapatan LRA
5 Belanja LRA Kas
6 Pembiayaan
7 Pendapatan LO
LO Akrual
8 Beban

Ada hal penting yang wajib diketahui terkait pencatatan jurnal


realisasi anggaran yang berbasis kas, dimana, jurnal basis kas ini akan
dilakukan apabila sudah memenuhi 2 kriteria ini yaitu:
a) Terdapat aliran kas (masuk/keluar); dan

29
b) Merupakan realisasi anggaran.
Apabila dua syarat di atas tidak terpenuhi maka pencatatan realisasi
anggaran tidak perlu dilakukan. Contoh jurnal realisasi anggaran pada
sebagai berikut:
a. Bendahara Penerimaan Pembantu Sekolah menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan pemanfaatan aset
sekolah.
Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi 5.000.000,00
Perubahan
SAL
x.x.x.xx Pendapatan 5.000.000,00
pemanfaatan
aset sekolah -
LRA

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu SMK membayarkan uang sebesar


Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.
Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja 3.000.000,00
Perjalanan
x.x.x.xx Dinas 3.000.000,00
Estimasi
Perubahan SAL

Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus
dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga
dilakukan jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal
basis akrual dan jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang sama.
Berikut ini adalah contoh transaksi yang memenuhi syarat basis kas dan
basis akrual:
c. Bendahara Penerimaan Pembantu SMK menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan Pemanfaatan Aset
Sekolah.

30
Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
Penerimaan
Pembantu SMK
x.x.x.xx Pendapatan 5.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah – LO
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi 5.000.000,00
Perubahan SAL
x.x.x.xx Pendapatan 5.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah –LRA

d. Bendahara Pengeluaran Pembantu Sekolah membayarkan uang


sebesar Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.
Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Beban Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
x.x.x.xx Kas di Bendahara 3.000.000,00
Pengeluaran
Pembantu SMK
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
x.x.x.xx Estimasi 3.000.000,00
Perubahan SAL

Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan Sekolah, jurnal


akuntansi tersebut diatas idealnya dibuat langsung berdasarkan bukti
transaksi. Alternatif lain yang dapat dipilih untuk mempercepat proses
jurnal akuntansi dapat dibuat dari catatan Buku Kas Umum (BKU) yang
dibuat oleh Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara
Pengeluaran pembantu selama suatu tahun anggaran yang disepakati
menjadi laporan keuangan untuk dokumen administratif menjadi BLUD.
Apabila semua transaksi tersebut sudah dicatat dalam jurnal akuntansi
maka laporan keuangan Sekolah yang berbasis kas akan terbentuk.

31
Selanjutnya perlu dilakukan jurnal untuk mencatat transaksi akrual
yang meliputi transaksi sebagai berikut:
a. Pengakuan piutang jika ada, dapat dilakukan berdasarkan tagihan
kepada penerima jasa dari SMK. Untuk kasus tertentu diperlukan
adanya tanda terima atau berita acara serah terima pekerjaan yang
ditandatangani pihak SMK dan dan penerima jasa dari SMK;
b. Pengakuan persediaan baik yang bertambah maupun berkurang
berdasarkan laporan persediaan SMK yang menyajikan informasi
saldo awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan saldo akhir;
c. Pengakuan investasi baik jangka pendek maupun jangka Panjang jika
ada, berdasarkan surat berharga, sertifikat deposito maupun dokumen
investasi lain.
d. Pengakuan aset tetap, aset dikerjasamakan, dan aset tak berwujud
baik yang bertambah maupun berkurang berdasarkan laporan barang
SMK yang menyajikan informasi saldo awal, mutasi keluar, mutasi
masuk dan saldo akhir;
e. Pengakuan beban penyusutan/amortisasi di LO dan akumulasi
penyusutan/amortisasi di Neraca berdasarkan tahun perolehan dari
laporan barang dan kebijakan akuntansi pemda;
f. Pengakuan aset rusak sebagai aset lainnya jika ada berdasarkan
surat permohonan penghapusan aset dari Kuasa Pengguna Barang;
dan
g. Pengakuan utang jangka pendek maupun jangka Panjang jika ada,
berdasarkan tagihan dari debitur atau perjanjian pinjaman.

2. Buku Besar
Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal
berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses
klasifikasi. Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal
dengan istilah Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu
transaksi ke dalam buku besar dari masing-masing akun dalam jurnal
terkait. Buku besar adalah buku yang digunakan untuk mengelompokan
transaksi berdasarkan akun / kode rekening sehingga diperoleh saldo
akhir akun/kode rekening tersebut. Setiap akun memiliki satu buku
besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki
sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya.
Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan
tertentu yang telah disepakati. Format buku besar dapat dilihat sebagai
berikut:

32
Tabel 19 Format Buku Besar
Kode Rekening :
Uraian :
Anggaran :

Tanggal No Bukti Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
(2) Nomor surat bukti transaksi.
(3) Uraian transaksi.
(4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman
jurnal pada saat transaksi dicatat.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
(7) Jumlah saldo dari transaksi
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua
saldo awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh
dari Neraca Awal Tahun kedalam buku besarnya masing-masing. Ketika
transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal kemudian diposting kebuku besar. Berdasarkan contoh jurnal
diatas, dapat dilakukan posting ke buku besar sebagai berikut:

33
Jurnal Transaksi pendapatan tunai oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK:
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal
No Kode Debit
Tanggal Uraian Kredit
Bukti Rekening
21-Jan- xxxx x.x.x.xx Kas di 5.000.000,00
20 Bendahara
Penerimaan
x.x.x.xx Pembantu SMK 5.000.000,00
Pendapatan
Pemanfaatan
Aset Sekolah -
LO

Buku Besar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu SMK
Anggaran :

Tanggal No Uraian Ref Debit Kredit


Bukti
21-Jan- xxxx Penerimaan Xx 5.000.000,00
20 pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah

BukuBesar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Anggaran :

Tanggal No Uraian Ref Debit Kredit


Bukti
21-Jan-20 xxxx Pendapatan Xx 5.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah

Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-
akun neraca sudah masuk ke dalam buku besar.

34
3. Neraca Saldo
Proses mengumpulkan saldo akhir dari setiap buku besar
memerlukan keakurasian dari pencatatan pada buku besar itu sendiri.
Proses ini merupakan tujuan dari penyusunan neraca saldo, dimana jika
dilakukan dengan benar akan menghasilkan neraca saldo yang seimbang
antara penjumlahan kolom debit dan kreditnya. Neraca Saldo adalah
daftar seluruh akun dalam transaksi beserta saldonya pada posisi debet
maupun kredit. Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku
Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah
saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Format neraca
saldo dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 21 Format Neraca Saldo

Kode Uraian Debit Kredit


Akun
(1) (2) (3) (4)

Keterangan:
(1) Nomor kode rekening.
(2) Nama akun.
(3) dan (4) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.

Berdasarkan contoh jurnal buku besar diatas, dapat dilakukan


penyusunan neraca saldo sebagai berikut:
Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo

Kode Akun Uraian Debit Kredit


1.1.1.01.01 Kas di Bendahara 3.000.000,00
Penerimaan Pembantu
Sekolah
1.1.1.01.02 Kas di Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Sekolah
1.1.1.01.03 Perlengkapan Kantor 2.000.000,00
2.1.1.01.01 Utang
3.1.1.01.01 Ekuitas 7.000.000,00

35
Kode Akun Uraian Debit Kredit
4.1.02.01.12 Pendapatan Pemanfaatan 1.000.000,00
Aset Sekolah – LRA
5.1.1.01.01 Belanja Telepon 2.000.000,00
7.1.1.01.01 Pendapatan Pendapatan 1.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah – LO
8.1.1.01.01 Beban Telepon 2.000.000,00
Total 9.000.000,00 9.000.000,00

SMK dapat mulai menyusun komponen-komponen laporan


keuangan seperti laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan
perubahan ekuitas dan neraca dengan menggunakan neraca saldo
tersebut.

C. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Unsur-unsur yang dicakup secara langsung oleh
laporan realisasi anggaran. Masing-masing unsur didalam LRA dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK dan/atau rekening kas Bendahara Penerimaan Pembantu SMK yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak SMK, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
SMK.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK dan/atau rekening kas Bendahara Pengeluaran Pembantu SMK yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh SMK.
Penyusunan LRA dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 4 dan
5 di neraca saldo yang diposting kekolom realisasi di LRA. Setelah LRA terbentuk
maka dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LRA tersebut. Tahapan
sederhana penyusunan LRA dapat digambarkan sebagai berikut:

36
Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA
Berikut adalah ilustrasi format Laporan Realisasi Anggaran SMK untuk
keperluan persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
PEMERINTAH ......
DINAS ......
SMK NEGERI ......
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang sah

Jumlah Pendapatan

BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi

BELANJA MODAL

37
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

Jumlah Belanja

SURPLUS/DEFISIT

D. Laporan Operasional
Laporan operasional (LO) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
entitas untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, dan surplus/(defisit-LO).
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. surplus/(defisit-LO) adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban.
Penyusunan LO dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 7 dan
8 di neraca saldo yang diposting ke LO. Setelah LO terbentuk maka dilakukan
jurnal penutup atas akun-akun temporer LO tersebut agar dapat menghasilkan
surplus/defisit-LO. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan
sebagai berikut:

38
Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO
Berikut adalah ilustrasi format Laporan Operasional SMK untuk keperluan
persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.
Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO)

DINAS ......
SMK NEGERI ......
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER
20X0

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan - LO
Lain-lain PAS yang sah - LO

TOTAL PENDAPATAN

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang

39
Beban Lain-lain

TOTAL BEBAN

SURPLUS (DEFISIT) - LO

E. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan
perubahan ekuitas ini adalah penyajian laporan keuangan yang menyajikan
sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal, Surplus/Defisit-LO pada periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mangurangi ekuitas.
Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE


Penyusunan laporan perubahan ekuitas diambil dari neraca saldo berupa
akun ekuitas awal dan lain-lain dan surplus/defisit-LO kemudian menjadi laporan
perubahan ekuitas sehingga mendapatkan ekuitas akhir. Contoh format laporan
perubahan ekuitas Sekolah dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
PEMERINTAH ......
DINAS ......
SMK NEGERI ......
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X0

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL

SURPLUS/DEFISIT LO

40
KOREKSI LEBIH (KURANG) EKUITAS
Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan
Koreksi Lainnya

EKUITAS AKHIR

F. Neraca
Neraca adalah bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat
informasi mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait
dalam operasional perusahaan, dan modal pada waktu tertentu. Unsur yang
dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing
unsure didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki pemerintah
daerah dalam hal ini SMK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,
baik oleh SMK maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas
an sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dariperistiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya konomi pemerintah
daerah dalam hal ini SMK.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah dalam hal ini SMK yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian
menjadi neraca dan ekuitas akhir. Tahapan sederhana penyusunan neraca dapat
digambarkan sebagai berikut:

41
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca
Contoh format laporan Neraca Sekolah dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 26 Format Neraca
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN TAHUN 20X0

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
Aset Lancar Lainnya
Jumlah Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Pemanen
Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan

42
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud
Aset lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
TOTAL ASET

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Biaya
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
TOTAL KEWAJIBAN

EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

43
BAB V
PENUTUP

44
LAMPIRAN
1. Contoh Dokumen Tata Kelola BLUD SMK
2. Contoh Dokumen Renstra BLUD SMK
3. Contoh Dokumen Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK
4. Contoh Laporan Keuangan BLUD SMK

45
LAMPIRAN 1 DOKUMEN TATA KELOLA BLUD SMK

46
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan unit pelaksana teknis
Dinas Pendidikan yang menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan Pendidikan
Perpres No. 72 tahun 2019, tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Pasal 18 huruf c yang menyatakan salah satu fungsi dari Ditjen Pendidikan Dasar
dan Menengah adalah memfasilitasi pembangunan teaching factory dan techno
park di lingkungan SMK mempunyai fungsi sebagai penyelenggara Upaya
Pendidikan Masyarakat .
Pelayanan Pendidikan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan Pendidikan.
Mengingat beban kerja SMK yang berat, pengelolaan kegiatan yang tidak
memberikan keleluasaan bagi SMK untuk menetapkan program dan kegiatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta tuntutan SMK untuk
meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem pembiayaan masih belum
memberikan keleluasaan bagi SMK untuk berupaya dalam peningkatan
pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola SMK secara enterpreneur
bukan secara birokratik lagi. SMK perlu untuk melakukan perubahan mendasar
sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan. Terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, di mana
memberikan peluang bagi SMK untuk menerapkan BLUD yang memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaannya.
Penerapan pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun Tata Kelola yang
merupakan aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.

B. Pengertian Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tata kelola merupakan tata
kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD
dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Selanjutnya dalam Pasal 39
dan Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
dlsebutkan bahwa tata kelola memuat antara lain:

47
1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembaglan tugas, fungsi,
tanggung jawab, hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi.
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk
efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.

Tata Kelola BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.


Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD SMK
tersebut disusun dan ditandatangani oleh Kepala SMK untuk maju dalam tahap
selanjutnya yaitu penilaian.

C. Tujuan Penerapan Tata Kelola


Tata Ketola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah
SMK bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara Menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing
yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien,
serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian SMK.
3. Mendorong agar SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya
tanggung jawab sosial SMK terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan Pendidikan.

D. Ruang Lingkup Tata Kelola


Ruang lingkup tata kelola SMK meliputi peraturan internal SMK dalam
menerapkan BLUD. Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara organ SMK
sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala OPD, Pemerintah Daerah,
Dewan Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta Pegawai berikut tugas, fungsi,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.

48
E. Dasar Hukum Tata Kelola
Dasar Hukum untuk menyusun Tata Kelola SMK adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Teknis Keuangan Daerah
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
BadanLayanan Umum Daerah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 tentang Standar Nasional Pendidikan sekolah menengah Kejuruan
7. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
8. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
tentang Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
9. Keputusan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa Tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit Pelaksana Teknis
SMK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa
10. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia
usaha.

F. Perubahan Tata Kelola


Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola SMK
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organisasi SMK serta perubahan
lingkungan.

49
G. Sistematika
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:

Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II :
A. Kelembagaan
B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
C. Tata Kerja Pimpinan BLUD SMK
D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Interen
F. Manajemen Kepegawaian
G. Prosedur Kerja
H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK
I. Pengelompokan Fungsi
J. Pengelolaan Keuangan
K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
BAB III : PENUTUP
LAMPIRAN

50
BAB II
DOKUMEN TATA KELOLA SMK BLUD

A. Kelembagaan
1. Gambaran Singkat SMK
UPTD SMK …. merupakan SMK yang ada di Kecamatan terletak di Jalan Raya
…. No …. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km sebelah ….. dari
Kab/kota .... berlokasi di Jalan Raya …. No …. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …,
Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK adalah
pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah yang menyelenggarakan
program kejuruan.
Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK terdiri atas: a. standar kompetensi
lulusan; b. standar isi; c. standar proses pembelajaran; d. standar penilaian
pendidikan; e. standar pendidik dan tenaga kependidikan; f. standar sarana dan
prasarana; g. standar pengelolaan; dan h. standar biaya operasi.
Sesuai Dengan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Dalam Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Pendidikan, pendidikan menengah
termasuk urusan yang pengelolaannya berada di wilayah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, SMK menjadi
lembaga yang potensial untuk menyiapkan calon tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan dan produksi yang berada di wilayah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa.
Upaya Pendidikan Mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar
memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, employability skills, dan
melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja. Upaya
Pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik
dilatih) dengan cara mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang
terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya.
Upaya Pendidikan dengan Model pembelajaran berbasis produksi
(barang/jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh
peserta didik, dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah
dikondisikan mendekati situasi dan suasana tempat kerja yang sesungguhnya,
menyangkut: waktu, prosedur, dan cara/aturan sesuai standar Industri, Dunia
Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).

51
Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK .............

DUDIK KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 PEMBINA OSIS KOORD.PKL KOORD. PERPUSTAKAAN


PEMBINA KOORD BKK KOORD. ADIWIYATA
KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

GARIS KOMANDO

Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK

B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana


Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan
kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan.
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon pejabat
pengelola BLUD SMK berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas selama jabatannya. Sedangkan kebutuhan
praktik bisnis yang sehat, merupakan kepentingan BLUD SMK untuk
meningkatkan kinerja keuangan dan nonkeuangan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik.

52
Pejabat pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh gubernur.
Pimpinan BLUD SMK bertanggung jawab kepada gubernur melalui Pimpinan
Dinas Pendidikan/Daerah……. Pimpinan Subbagian Tata Usaha bertanggung
jawab kepada Pimpinan BLUD SMK. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas
serta Uraian Tugas Setelah Penerapan BLUD.
1. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pola pengelolaan keuangan, Pejabat
Pengelola Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari:
1. Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
2. Pejabat Keuangan (Kepala Subbagian Tata Usaha)
3. Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.


Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap Gubernur, sedangkan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD SMK.

STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....


Kepala Sekolah/
Kepala BLUD

Subbagian Tata
Usaha selaku
Pejabat Keuangan

Bendahara
Penerimaan

Bendahara
Pengeluaran

Pengurus Barang
Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK/ WAKA SARPRAS WAKA HUMAS / WAKA KESISWAAN


PEJABAT TEKNIS /PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS /PEJABAT TEKNIS

Kelompok Jabatan Fungsional


(guru dan Pustakawan)

Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK BLUD

53
C. Tata Kerja Pemimpin BLUD SMK
Pemimpin BLUD SMK mempunyai delapan kewajiban dalam menjalankan
tugasnya, yakni (1) memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD SMK agar
lebih efisien dan produktivitas; (2) merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD
serta kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
kepala daerah; (3) menyusun renstra bisnis BLUD SMK; (4) menyiapkan RBA;
(5) mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada kepala
daerah sesuai dengan ketentuan; (6) menetapkan pejabat lainnya sesuai
kebutuhan BLUD SMK selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; (7) mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD
yang dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas
pengawasan internal, serta menyampaikan dan mempertanggungiawabkan
kinerja operasicnal serta keuangan BLUD kepada kepala daerah; dan (8) tugas
lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pemimpin BLUD SMK dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada angka 1, mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD SMK.

D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha


Kepala Subbagian Tata Usaha BLUD SMK sebagai pejabat keuangan
mempunyai sepuluh tugas dan kewajiban, yakni:
1. merumuskan kebijakan terkait pengelola keuangan
2. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
3. menyiapkan Dokumen Pengesahan Anggaran;
4. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
5. menyelenggarakan pengelolaan kas;
6. melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
7. menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada
dibawah penguasaannya;
8. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
9. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; dan
10. tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin sesuai
dengan kewenangannya.

Pimpinan Subbagian Tata Usaha BLUD SMK dalam melaksanakan tugas


dan kewajiban mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab keuangan,
kesekretariatan, dan kepegawaian BLUD SMK.

54
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Intern
Satuan Pengendalian Internal (SPI) adalah perangkat BLUD yang bertugas
untuk melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka
membantu Pemimpin BLUD SMK untuk meningkatkan kinerja pembiayaan,
keuangan dan pengaruh lingkungan sosial sekitarnya (social responsibility) dalam
menyelenggarakan bisnis sehat.
Unit sistem Pengendalian Internal berkedudukan langsung di bawah
Pemimpin BLUD SMK. Pembentukan Unit Sistem Pengendalian Internal dengan
mempertimbangakan tiga aspek. Pertama, keseimbangan antara manfaat dan
beban. Kedua, kompleksitas manajemen. Dan ketiga, volume dan/atau
jangkauan pelayanan.
Unit sistem pengendalian internal memiliki tiga tugas dan berkewajiban,
yaitu (1) memberikan pendapat dan saran kepada Pemimpin BLUD SMK dalam
menyusun RAB; (2) mengikuti perkembangan kegiatan BLUD SMK dan
memberikan pendapat serta saran kepada Pemimpin BLUD SMK mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD SMK; (3) melaporkan
hasil pengawasan atas kinerja BLUD SMK kepada Pemimpin BLUD SMK
secara berkala paling sedikit satu kali dalam setahun dan sewaktu-waktu yang
diperlukan.
Unit pengendalian internal bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD SMK yang dilakukan oleh pejabat pengelola, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.

F. Manajemen Kepegawaian
Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLUD
SMK. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD SMK yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-PNS
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan BLUD SMK. Pengangkatan dan pemberhentian
pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-PNS dilakukan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Pemimpin BLUD SMK merupakan pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah pada Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah…, apabila
Pemimpin BLUD SMK dalam hal ini dapat berasal dari non-PNS maka Kepala
Subbagian Tata Usaha BLUD SMK wajib berasal dari PNS yang merupakan

55
pejabat penatausahaan keuangan daerah pada Dinas Pendidikan
Provinsi/Daerah…
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD
yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan gubernur.
Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPT SMK yang perlu
disesuaikan dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
1. Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Pimpinan UPT SMK sebagai Pemimpin BLUD;
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala
Subbagian Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala sekolah
atau yang setara.
2. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam
rangka meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK
terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
3. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
4. Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Pimpinan Dinas Pendidikan
Provinsi/Daerah…, sedangkan pembina keuangan adalah Pimpinan
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah
memenuhi persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran
2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga
Puluh Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus
Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)

56
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran 2
(dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar
dari Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar

5. Tata Laksana
a. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dewan
Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
a) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
(1) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah …
yang membidangi SMK;
(2) (1 (satu) orang pejabat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah;
(3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
(1) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah …
yang membidangi SMK;
(2) 2 (dua) orang pejabat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah;
(3) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.

b) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan


tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.
c) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
d) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
57
e) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas,
yaitu:
(1) Sehat jasmani dan rohani;
(2) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan
dan mengembangkan BLUD;
(3) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
(4) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
(5) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
(6) Berijazah paling rendah S-1;
(7) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
(8) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan
usaha yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
(9) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
(10) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.

f) Masa Jabatan Dewan Pengawas


(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
(lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun.
(2) Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah berusia
paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, Dewan Pengawas dari
unsur tenaga ahli dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.
(3) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Gubernur ...
karena:
a) Meninggal dunia;
b) Masa jabatan berakhir;
c) Diberhentikan sewaktu-waktu.
(4) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, karena:
a) tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b) tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c) terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD SMK;

58
d) Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
e) Mengundurkan diri;
f) Terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan
kerugian pada BLUD SMK, pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah.

2) Sekretaris Dewan Pengawas


a) Gubernur ... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas
untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan
Pengawas.
3) Biaya Dewan Pengawas
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD SMK dan dimuat dalam Rencana
Bisnis Anggaran.
4) Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas
Dewan Pengawas memiliki tugas:
a) Memantau perkembangan kegiatan BLUD SMK;
b) Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan BLUD
SMK dan memberikan rekomendasi atas hasil penilaian untuk
ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari
hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur mengenai:
(1) RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
(2) Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan BLUD
SMK; dan
(3) Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
(1) Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang
diberikan (rentabilitas);
(2) Memenuhi kewajiban jangk pendeknya (likuiditas);
(3) Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
(4) Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai
pengeluaran.

59
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit berdasarkan
perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran,
dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan Daerah
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.

b. Pemimpin BLUD SMK


Pemimpin BLUD SMK merupakan pejabat pengelola BLUD SMK
yang bertanggungjawab kepada kepala daerah.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK;
a) Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah;
b) Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala Daerah;
c) Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
d) BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e) Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional lainnya
dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f) Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika
paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g) Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK;
(1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan.
(3) Sehat jasmani dan rohani.
(4) Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama.
(5) Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan
SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan secara lancar,
efektif, efisien dan berkelanjutan.
(6) Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam meningkatkan
pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.

60
(7) Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang jelas dan
dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
• Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK.
• Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah.
• Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
SMK.
• Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.

2) Fungsi Pemimpin BLUD


Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD.
Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)/Kuasa Pengguna Barang, apabila pemimpin BLUD tidak berasal
dari Pegawai Negeri Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan Barang sebagaimana
tertuang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018
Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).

3) Tugas Pemimpin BLUD SMK


a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD SMK agar
lebih efisien dan produktif;
b) Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD SMK serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
Kepala Daerah;
c) Menyusun Rencana Strategis;
d) Menyiapkan RBA;
e) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada
Pimpinan daerah sesuai dengan ketentuan;
f) Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan;
g) Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan
oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas
pengawasan internal, serta menyampaikan dan
mempertanggunjawabkan kinerja operasional serta keuangan
BLUD kepada Pimpinan daerah;

61
h) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah sesuai
kewenangannya.

c. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Kepala Subbagian Tata Usaha
yang memiliki fungsi sebagai penanggung jawab keuangan yang meliputi
fungsi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah ....;
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD SMK;
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD SMK harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil;
e) Standar Kompetensi:
(1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4.
(3) Sehat jasmani dan rohani.
(4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian.
(6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran.
(7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang.
(8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah.
(9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan.

2) Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha,
Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai berikut:
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengkoordinasikan penyusunan RBA;
c) Menyiapkan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;

62
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada
di bawah penguasaannya;
h) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
dan
j) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

d. Pejabat Teknis
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, adalah Koordinator Pelayanan
Pendidikan yang memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis
operasional dan pelayanan di bidangnya.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknnis
a) Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah ....
b) Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD.
c) Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
d) BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis
dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
e) Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap.
f) Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika
paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun.
g) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
h) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat

63
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.

2) Standar Kompetensi
a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4.
c) Sehat jasmani dan rohani.
d) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e) Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
f) Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan
SMK.

3) Tugas Pejabat Teknis


Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
b) Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan sesuai
dengan RBA;
c) Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

e. Satuan Pengawas Internal


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk Satuan Pengawasan
Internal yang merupakan aparat internal SMK untuk pengawasan dan
pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh
lingkungan sosial dalam menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.
Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang
bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin BLUD SMK,
dengan mempertimbangkan:
1) Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2) Kompleksitas manajemen; dan
3) Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi


dan keuangan, tim audit bidang pelayanan pendidikan, serta tim audit
bidang Pendidikan masyarakat sesuai dengan kebutuhan SMK.

64
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin
terhadap seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang administrasi
dan keuangan, dan bidang Pelayanan Pendidikan masyarakat.
1) Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Satuan Pengawas Internal
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang baik,
dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif

2) Fungsi Satuan Pengawas Internal


a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan pengawasan
internal SMK.
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran SMK
secara ekonomis, efisien, dan efektif.
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK.
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.

3) Tugas Satuan Pengawasan Internal


Tugas Satuan Pengawas Internal adalah membantu manajemen
SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

65
4) Kewenangan Satuan Pengawas Internal
a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit-
unit kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel, aset
SMK, serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang
ditetapkan oleh Pemimpin BLUD SMK.
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik
audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem
pengendalian internal.
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel
unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit.
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat
Pengelola SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah-langkah
perbaikan.
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya.
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun
luar SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya.

5) Pegawai BLUD
a) Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD.
b) Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c) Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.
d) Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah
dan komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
e) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan
Praktek Bisnis Yang Sehat.

66
G. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan dan
mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja
SMK dalam rangka memberikan pelayanan kepada peserta didik perorangan
maupun pelayanan Pendidikan masyarakat dituangkan dalam bentuk Standar
Operating Prosedur (SOP) pelayanan Pendidikan, pelayanan penunjang
Pendidikan serta pelayanan manajemen, meliputi:
Tabel 27 Standar Operating Prosedur (SOP)
TANGGAL
NO NAMA PROSEDUR NO POS
PENETAPAN
1 Pembayaran Kartu Tanda Siswa
2 Penerimaan Dana Dari Pihak Ketiga
3 Pembayaran Gaji Pegawai
4 Pembayaran Ke Supplier
5 Pembayaran Pajak
6 Pembayaran Sewa
7 Pengisian Kas Kecil
8 Pembayaran Uang Muka Kegiatan
9 Pembayaran Honorarium Mengajar
10 Pembayaran Honor Penguji
11 Pembayaran Honor Pembimbing
12 Pencairan Dana Ekstrakurikuler
Penggunaan Aula, Ruang Rapat Dan
13
Ruang Publik
Pelaporan Pertanggungjawaban
14 Keuangan Dari Pelaksana
Kegiatan/Praktek Internal-Eksternal
15 Pengadaan Sarana Prasarana
16 Inventarisasi Sarana Prasarana
17 Pemeliharaan Sarana Prasarana
18 Penggunaan Sarana PBM
19 Mutasi Barang
20 Penghapusan Sarana Karena Hilang
Penghapusan Sarana Karena
21
Penjualan/Rusak
Peminjamam Ruang Dan Sarana
22
Untuk Keperluan Ekstrakurikuler/OSIS
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
23
Keperluan Dinas
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
24
Keperluan Ekstrakurikuler

67
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
25
Keperluan Pribadi Warga Sekolah
26 Pengiriman Dokumen
27 Pengamanan Sekolah
28 Kebersihan Sekolah
Penanganan Pelanggaran Hukum di
29
Sekolah
30 POS Teaching Factory
POS unit produksi /sop unit bisnis
31
sekolah
32 Tata Usaha/Administrasi
33 Pelayanan Pendidikan Masyarakat
34 Pelayanan Jaringan SMK
35 Dst

SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian


ditetapkan oleh Pimpinan UPT SMK/Pemimpin BLUD. SOP tersebut kemudian
disosialisaikan kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. SOP
yang telah disusun dilakukan evaluasi secara berkala dan dapat dibuat SOP baru
atau revisi jika diperlukan.

H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK


1. Pengelolaan Hasil Kegiatan Praktik Pembelajaran
Pembelajaran yang melaksanakan praktik keterampilan peserta didik, baik
yang bersifat simulasi atau dalam skala produksi hasilnya dapat dipasarkan,
serta menjadi pendapatan sekolah, hasil penjualannya dikumpulkan oleh
petugas yang ditunjuk, selanjutnya disetorkan kepada Bendahara Penerimaan
BLUD SMK (BPn – BLUD SMK) dan dibukukan sebagai pendapatan (omzet
penjualan produk).

2. Pengelolaan Hasil Pembelajaran TeFa Kerja Sama Dengan Sistem Bagi Hasil
Pengelolaan usaha antara sekolah dengan pihak eksternal; berupa bagi
hasil, sistem prosentase modal, dan lain-lain. Pendapatan dari pihak eksternal
yang diterima sekolah, hasilnya disetorkan ke rekening BPn – BLUD SMK.

3. Pengelolaan Hasil Usaha Mandiri Sekolah


Usaha mandiri adalah kegiatan produktif di lingkungan sekolah yang
menggunakan sarana prasarana sekolah dan dilakukan selama jam kerja
maupun luar jam kerja sekolah. Pengelolaan usaha yang demikian berlaku
ketentuan sebagai berikut:

68
a. Seluruh pendapatan hasil penjualan produk disetorkan ke Kas BLUD SMK
atau Rekening Bendahara Penerimaan BLUD SMK.
b. Seluruh biaya produksi/usaha mandiri sekolah dikelola oleh Pejabat
Teknis Kegiatan dengan mengedepankan azas transparansi.

4. Pengelolaan Hasil Pemanfaatan (Sewa) Aset Sekolah


Hasil pemanfaatan aset sekolah adalah penggunaan aset sekolah oleh
pihak eksternal dengan tarif yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Jika
belum ditetapkan oleh kepala daerah, pemimpin BLUD SMK dapat
menetapkan secara mandiri, yang selanjutnya ditetapkan dalam peraturan
kepala daerah tahun berikutnya. Ketentuan yang berlaku untuk mengelola
pemanfaatan aset ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah selaku Pemimpin BLUD SMK memilih tarif pemanfaatan
asset sesuai peraturan kepala daerah yang dapat dimanfaatkan pihak
eksternal;
b. Pengelola hasil pemanfaatan aset adalah petugas yang ditunjuk.
c. Hasil pemanfaatan aset seluruhnya disetorkan petugas yang ditunjuk ke
BPn – BLUD SMK atau ke Kas BLUD SMK selambat-lambatnya 1 x 24
jam kerja.

I. Pengelompokan Fungsi
Pengelompokan fungsi SMK menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan
prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Dari
uraian struktur organisasi tersebut di atas, tergambar bahwa organisasi SMK telah
dikelompokkan sesuai dengan fungsi sebagai berikut:
1. Telah dilakukan Pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat
Keuangan, dan Pejabat Teknis.
2. Pembagian fungsi pelayanan Pendidikan, fungsi penunjang pelayanan
Pendidikan dan fungsi penyelenggaraan administrasi.
3. Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing
fungsi dalam organisasi yang ditetapkan melalui keputusan Pimpinan SMK.
4. Fungsi audit internal di lingkungan SMK dengan membentuk Satuan
Pengawas Internal (SPI).

1. Institusi Fungsional
a. Satuan Pengendali Intern
Satuan Pengendali Internal adalah Institusi Fungsional yang
bertugas mendukung kegiatan sekolah dalam pengawasan internal

69
sekolah. Satuan Pengendali Internal dipimpin oleh seorang Pimpinan yang
diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab
kepada Kepala Sekolah.

b. Fungsi dan Tugas


1) Membantu Kepala Sekolah dalam melakukan pengawasan internal
sekolah;
2) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran sekolah
secara ekonomis, efisien, dan efektif;
3) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di sekolah;
4) Bekerja sama dengan unit kerja terkait dalam menangani
permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN (kolusi,
korupsi, dan nepotisme) yang menimbulkan kerugian sekolah;
5) Membantu menciptakan sistem pengendalian intern yang efektif di
SMK dan memastikan bahwa pengendalian intern telah dipatuhi
sesuai dengan ketentuan;
6) Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian intern yang
berlaku serta pelaksanaannya di semua kegiatan, fungsi, dan program
sekolah yang mencakup:
a) Audit atas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-
undangan.
b) Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan
sarana dan prasarana sekolah.
c) Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari
suatu kegiatan atau program sekolah.
d) Penilaian atas pendayagunaan dan pengembangan sumber daya
manusia di sekolah.
e) Melakukan kajian terhadap kecukupan pelaksanaan manajemen
risiko (risk management) di lingkungan sekolah.
f) Mengadakan koordinasi dengan auditor eksternal.
g) Menyusun peraturan sekolah di bidang audit serta pedoman yang
berkaitan dengan kelengkapan prosedur untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
h) Menyampaikan laporan hasil audit beserta rekomendasi yang
diusulkan secara tertulis kepada Kepala Sekolah.
i) Memantau, mengevaluasi, dan menganalisis tindak lanjut atas
rekomendasi hasil audit yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah.

70
c. Kewenangan
1) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit‐
unit kerja sekolah, aktivitas, catatan‐catatan, dokumen, personel, aset
sekolah, serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang
ditetapkan oleh sekolah.
2) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik‐teknik audit
yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem pengendalian
intern.
3) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel
unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit.
4) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola
sekolah, tanggapan terhadap laporan, dan langkah‐langkah
perbaikan.
5) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya.
6) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar
sekolah, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya.

d. Standar Kompetensi
1) Memiliki pendidikan dan pengetahuan yang memadai di bidang
akuntansi, keuangan, manajemen dan atau teknik operasional di
bidang kegiatan sekolah.
2) Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman di bidang audit.
3) Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman di bidang kegiatan
sekolah untuk dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
4) Secara terus‐menerus mengembangkan pengetahuan dan keahlian
dalam rangka menjamin kualitas hasil audit dan rekomendasi.

2. Unsur Administrasi
a. Bidang Kepegawaian

b. Tata Usaha

c. Bidang Keuangan
Pejabat keuangan BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab keuangan BLUD, memiliki
fungsi dan kewajiban sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan terkait pengelola keuangan;
b. mengkoordinasikan penyusunan RBA;

71
c. menyiapkan DPA-BLUD;
d. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g. menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada di
bawah penguasaannya;
h. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
i. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
j. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
sesuai dengan kewenangannya.

3. Unsur Pelaksana Teknis BLUD SMK


Unsur Pelaksana teknis terdiri atas Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan,
Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana. Unsur pelaksana teknis
mempunyai tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Pejabat teknis BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-
masing. Dalam melaksanakan tugasnya, SMK yang memberikan pelayanan
pendidikan terdiri dari Waka Kurikulum, Waka Sarana Prasarana, Waka
Humas, Waka Kesiswaan, Pimpinan Kompetensi keahlian, dan guru.
Termasuk didalamnya yang mendukung kegiatan pembelajaran, yaitu
Pimpinan Unit Produksi dan Pimpinan perpustakaan. Masing-masing Tugas
pokok akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Nama Jabatan : Waka Kurikulum
Tugas Pokok : Proses pembelajaran
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja bidang Kurikulum
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum
3) Memantau pelaksanaan Pembelajaran
4) Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum
5) Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi pembelajaran
6) Menyusun kalender pendidikan dan jadual pembelajaran
7) Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran
8) Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru
9) Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru
10) Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

72
Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD……..
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

Waka Kurikulum/PTK AKADEMIK

Koord. Perencanaan, Koord. Pengembangan Koord. Perencanaan,


Pengembangan, SDM Pelaksanaan, Pelaporan,
Monitoring PBM Evaluasi Siswa

Gambar 12 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD

b. Nama Jabatan : Waka Sarana Prasarana


Tugas Pokok : Pengembangan fasilitas
Uraian Tugas :
1) Membuat Program Kerja Sarana dan Prasarana.
2) Mengkoordinir kebutuhan sarana prasarana sekolah.
3) Mengkoordinir inventarisasi sarana prasarana sekolah.
4) Mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana
dan prasarana sekolah.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana
prasarana sekolah.
6) Memeriksa dan menyetujui rencana kebutuhan sarana dan
prasarana tiap unit kerja.
7) Membuat laporan hasil kerja.

73
Struktur Organisasi Pokja Saran dan Prasarana SMK BLUD…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
WAKA SARPRAS/PTK SARPRAS

KOORD. BIDANG KOORD. BIDANG


PENGADAAN PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN ASET

KENDARAAN JARINGAN IT GEDUNG DAN LISTRIK, PERALATAN INVENTARISASI


TAMAN TELPON DAN GUDANG

Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD

c. Nama Jabatan : Waka Humas


Tugas Pokok : Penelusuran tamatan,
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja dan anggaran Humas.
2) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan
DU/DI
3) Mengkoordinir kegiatan Penelusuran tamatan.
4) Mengkordinir kegiatan penyaluran Lulusan
5) Mengembangkan hubungan antar warga sekolah.
6) Memberikan pembekalan siswa sebelum melanjutkan sekolah
7) Mengkoordinir pelaksanaan promosi sekolah.
8) Melakukan pemantauan terhadap kepuasan pelanggan

74
Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

WAKA HUMAS/ PTK HUMAS

PROTOKOL DAN KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD


NOTULEN PRAKERIN TEFA/UP MEDSOS/ BKK LKS BANSOS

MEDIA
PROMOSI

Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD


d. Nama Jabatan : Waka Kesiswaan
Tugas Pokok : Penerimaan siswa baru
Uraian Tugas :
1) Membuat program kerja pembinaan kesiswaan.
2) Mengkoordinir PSB (Penerimaan Siswa Baru ).
3) Mengkoordinir pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS).
4) Mengkoordinir pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS.
5) Mengkoordinir penjaringan dan pendistribusian semua bentuk
beasiswa.
6) Mengkoordinir pelaksanaan 5 K (kebersihan, keindahan, ketertiban,
keamanan dan kekeluargaan).
7) Membina program kegiatan OSIS.
Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan Smk Blud…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
WAKA KESISWAAN/PTK KESISWAAN

KOORD. BK KOORD. TATA KOORD. PEMBINA PEMBINA


TERTIB SISWA BIDIK MISI OSIS/MPK EKSTRAKURIKULER

Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD

75
e. Nama Jabatan : Pimpinan Bidang Keuangan
Tugas pokok :
Uraian Tugas :
1) Mengadministrasi Keuangan Sekolah
2) Membantu pimpinan mengelola arus dana Pupendik
3) Menyusun dan menyajikan data/statistik keuangan
4) Membuat layanan sistem informasi dan pelaporan keuangan
5) Melaksanakan Tugas lain dari Pimpinan Sekolah

Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/ Pejabat Keuangan SMK BLUD…..

KTU/PEJABAT KEUANGAN BLUD

BENDAHARA PENGELUARAN
BENDAHARA PENERIMAAN

OPERATOR KEUANGAN /E-BLUD

FUNGSI AKUNTANSI &


VERIFIKATOR

PENGURUS BARANG ASET &


PERSEDIAAN SMK

Gambar 16 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan


SMK BLUD

4. Unsur Penunjang
Unsur Penunjang terdiri atas Perpustakaan, Pusat Pengembangan IT,
Laboratorium, dan Unit Produksi Siswa (UPS).
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat pelayanan informasi ilmiah bagi sivitas
akademika yang dapat berupa sebagai bahan pustaka maupun dalam
media elektronik. Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan sekolah.
Perpustakaan dipimpin oleh seorang Pimpinan yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pimpinan Sekolah serta bertanggung jawab kepada

76
Pimpinan Sekolah. Perpustakaan memiliki tugas untuk mengelola dan
pelayanan kepustakaan, referensi dan hasil‐hasil karya akdemik dalam
bentuk buku, majalah, perangkat lunak (soft copy) maupun dokumen
paten.

b. Pusat Pengembang IT
Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi berfungsi
membantu sekolah melakukan kegiatan akademik dan non akademik di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Pengembang Informasi
dan Komunikasi dipimpin oleh seorang Pimpinan yang diangkat dan
diberhentikan oleh sekolah serta bertanggung jawab kepada sekolah.
Pimpinan Pusat Pengembang IT diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan.
Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat bekerja sama dengan unit
dan lembaga lain di dalam dan di luar sekolah. Pimpinan TIK memiliki
tugas untuk menyenggarakan penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk kepentingan manajemen internal, layanan akademik
serta sistem komunikasi. TIK bertanggung‐jawab terhadap keamanan
data elektronik dan terselenggaranya sistem layanan TIK dengan kualitas
tinggi seiiring dengan perkembangan TIK di dunia internasional.

c. Laboratorium
Laboratorium adalah wadah bagi sivitas akademika melakukan
pengembangan ilmu melalui penelitian dan melakukan praktek belajar.
Laboratorium atau studio dipimpin oleh seorang ketua laboratorium yang
ditunjuk atas dasar kompetensi bidang ilmunya serta kemampuannya
melakukan pengembangan ilmu. Tugas seorang ketua laboratorium atau
studio adalah melakukan pengelolan laboratorium atau studio, melakukan
koordinasi serta memimpin pengembangan ilmu pada bidang kajian
tertentu melalui kegiatan penelitian. Laboratorium beranggotakan
kelompok guru, dimana dalam satu laboratorium dapat dibentuk lebih dari
satu kelompok guru. Laboratorium didukung oleh tenaga penunjang
akademik yang terdiri dari peneliti, teknisi, laboran, dan tenaga
adrninistrasi.

d. Unit Produksi Siswa


Unit Produksi Siswa berfungsi membantu sekolah melakukan
kegiatan bisnis dan dipimpin oleh seorang Pimpinan yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pimpinan sekolah serta bertanggung jawab kepada
Pimpinan sekolah. Unit Produksi Siswa dapat bekerja sama dengan unit

77
dan lembaga lain di dalam dan di luar sekolah. Pimpinan Unit Produksi
Siswa diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan.
Unit Produksi Siswa memiliki tugas mengembangkan kegiatan bisnis
yang tidak terkait dengan kegiatan akademik sebagai upaya meningkatkan
pendapatan di luar subsidi pemerintah dan biaya pendidikan dari
mahasiswa. Pertimbangan pembentukan dan rambu‐rambu Pusat Usaha
Komersial adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan keuntungan yang sepenuhnya untuk kepentingan–
kepentingan sekolah
2) Adanya transparansi keuangan dan kebijakan pengembangan usaha
komersial akademik pada sekolah.
3) Pengelolaan usaha‐usaha komersial dilakukan secara terpisah
dengan kegiatan akademik.
4) Pimpinan Pusat Usaha Komersial bertanggung jawab kepada
Pimpinan Sekolah
5) Pimpinan Sekolah atas persetujuan Dewan Pengawas menetapkan
bentuk organisasi dansistem menejemen usaha‐usaha komersial

Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola unit produksi


siswa minimal sebagaiberikut.

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2) Berusia maksimal 55 tahun;
3) Berpendidikan minimal strata satu (S1);
4) Memenuhi persyaratan keahlian yang ditetapkan oleh pimpinan
Sekolah

5. Unsur Pelaksana Akademis


Unsur pelaksana akademis terdiri atas Pimpinan kompetensi keahlian yang
ada di SMK diantaranya ketua kompetensi keahlian Jurusan atau bagian
merupakan unit peiaksana akademik yang melaksanakan pendidikan
akademik pada sekolah. Jurusan atau bagian dipimpin oleh seorang ketua dan
didampingi seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
sekola. Ketua jurusan/bagian mengkoordinasikan semua program studi terkait
untuk menjamin baku mutu pendidikan. Jurusan atau bagian dalam
melaksanakan tugasnya membentuk bengkel, laboratorium/studio, program
studi akademik, profesi dan profesional (vokasional), serta bentuk lain yang
dianggap perlu untuk menyelenggarakan pendidikan oleh sekolah.

78
a. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme. Komponen Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas
prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dala 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan
sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Walikota/Gubernur
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD dengan
mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan indeks harga
daerah/wilayah.
3) Walikota/Gubernur dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang
keanggotaannya dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Pendidikan;
b) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus
atas prestasi kerja; dan

79
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin BLUD
mempertimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan,
mutu dan manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan
paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi
pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus
atas prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai
imbalan kerja berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan.
Honorarium Dewan Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar
40% (empat puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar
36% (tiga puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin;
dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar
15% (lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

b. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


Pimpinan SMK mengusulkan persyaratan jabatan dan proses
seleksi untuk jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan SMK dalam
menjalankan strategi.
1) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan
tersebut diatas harus dilaporkan kepada Pimpinan Daerah melalui
Pimpinan dinas.
2) Pimpinan SMK mengusulkan program pengembangan kemampuan
pegawai SMK baik fungsional maupun struktural secara transparan
80
6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.

b. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


Program pengembangan sumber daya manusia SMK lima tahun ke
depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio
yang ideal. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga
diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan Pendidikan kepada
pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Program
pengembangan SDM pada UPT SMK ..... Kabupaten/Kota ... dijabarkan
sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam
rangka memenuhi tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan SMK.
2) Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan yang potensial
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar
negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi
banding, dll.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1 atau Diploma IV.

c. Pemutusan Hubungan Kerja


1) Hubungan kerja antara SMK dan Pegawai dapat berakhir karena
satu atau lebih sebab-sebab berikut:
a) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pensiun
4. Tidak cakap jasmani dan atau rohani

81
5. Adanya penyederhanaan organisasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

b) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:


1. Melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan
mengubah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 atau
terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang
menentang Negara dan Pemerintah.
2. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang
ada maupun tidak ada hubungannya dengan jabatan.

c) Batas Usia Pensiun sebagai berikut:


1. Batas usia pensiun bagi PNS termasuk yang memangku
jabatan Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit
pelayanan Pendidikan sesuai peraturan perundang-
undangan.
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang
dibutuhkan SMK sebagaimana angka 1, dapat diperpanjang
setiap tahun.
3. Keahlian pada angka 2 tersebut ditentukan oleh Pimpinan
SMK.
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Pimpinan SMK.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak
mendapat hak hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan
dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan-
ketentuan kepegawaian yang berlaku.

J. Pengelolaan Keuangan
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLID SMK terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh SMK
dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan

82
SMK diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada pasien yang
berkunjung atau mendapatkan pelayanan Pendidikan SMK meliputi:
kunjungan loket, konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan pemeriksaan
penunjang. Komponen jasa layanan SMK meliputi: jasa sarana dan
jasa pelayanan yang ditetapkan dalam tarif layanan.

2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh SMK dari masyarakat atau badan lain
yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang
bersifat terikat, digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai
dan selaras dengan tujuan SMK, sebagaimana tercantum dalam
naskah perjanjian hibah.

3) Hasil kerjasama dengan pihak lain


Pendapatan hasil kerjasama diperoleh SMK dari hasil kerjasama
dengan pihak lain.

4) APBD
Pendapatan SMK dari APBD diperoleh dari alokasi DPA APBD
untuk SMK seperti anggaran operasional SMK serta honor subsidi
dan non subsidi SMK.

5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah


Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan
dengan cara pembentukan unit usaha yang merupakan bagian
dari SMK yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan
layanan.

Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD SMK dan


dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran SMK sesuai RBA kecuali
yang berasal dari hibah yang terikat.

83
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD SMK terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan
tugas dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.

2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
tetapdan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan SMK.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan
jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.

c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD SMK adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan SMK meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.

2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.

2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD


SMK merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan menyusun
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang mengacu kepada Renstra SMK. RBA
SMK disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian output dengan penggunaan dana secara efisien.

84
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa
yang berlaku di Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan
sumber pendapatan BLUD lainnya. Belanja dirinci menjadi belanja modal
dan belanja operasi.

Penyusunan RBA SMK meliputi:


a. Ringkasan pendapatan dan belanja.
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang merupakan
rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam
satuan uang yang tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang/jasa
setelah memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang
ditentukan seperti tercermin dalam Tarif Layanan.
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase perubahan
anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan
dan ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional
BLUD.
e. Perkiraan maju/forward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang yang telah
disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

RBA SMK menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase


ambang batas. RBA juga disertai Standar Pelayanan Minimal.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD SMK dalam APBD dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK pada
akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok pendapatan asli
daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek
pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam
RKA SMK pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1
(satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. Belanja

85
BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK yang selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah;
d. BLUD SMK dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.

3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:


a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA SMK.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
rancangan peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran pemerintah
daerah untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan
alokasi dana APBD untuk BLUD.
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah
dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah tentang APBD.
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pimpinan Daerah.

4. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD SMK meliputi ketentuan sebagai
berikut:
a. SMK menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD
untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan BLUD.
b. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
c. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran
yang bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja
modal dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan
anggarannya dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA
memperhitungkan: jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan

86
proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan
melampirkan RBA.
d. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Walikota/Gubernur. Perjanjian kinerja memuat
kesanggupan untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
e. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja
BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan
kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggunjawab yang ditandatangani pemimpin BLUD.
f. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Pimpinan Dinas Pendidikan
menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPKD (SP3B).
g. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).

Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan:


a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk keperluan
pengelolaan kas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran kas yang sumber dananya berasal dari Pendapatan BLUD
yaitu jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah.
c. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
1) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Pemungutan pendapatan atau tagihan.
3) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD.
4) Pembayaran.
5) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka pendek.
6) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
d. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui
Pejabat Keuangan.
e. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja.
2) Penerimaan dan pengeluaran.
3) Utang dan piutang.
4) Persediaan, aset tetap dan investasi.
5) Ekuitas.

87
5. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud
adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam
ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan secara definitif.
Fleksibilitas dilaksanakan terhadap Belanja BLUD yang bersumber dari
Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan
pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu
mendapat persetujuan Walikota/Gubernur.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, SMK mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan
saldo awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD
tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.
3) Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA
berupa catatan yang memberikan informasi besaran persentase
ambang batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat
diprediksi, dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi melebihi target
pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA tahun yang
dianggarkan.

6. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di SMK BLUD mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai
barang/ jasa pemerintah.

88
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah
tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
peraturan perundangan-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur
dengan Peraturan Walikota/Gubernur untuk menjamin ketersediaan
barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan
yang sederhana, cepat, serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan
untuk mendukung kelancaran pelayanan SMK.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat,
dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau
Peraturan Walikota/Gubernur sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan:


a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan
yaitu panitia atau unit yang dibentuk pemimpin untuk BLUD SMK untuk
melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang
lain yang diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD SMK mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai barang milik daerah.

7. Tarif Layanan
SMK mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan layanan
barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola Tarif.
Penyusunan Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh
atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang/jasa atas layanan yang disediakan SMK. Cara perhitungan
dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh SMK selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan
dengan perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

89
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.

Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut:


a. Pemimpin BLUD SMK menyusun Tarif Layanan SMK dengan
mempertimbangkan aspek kontinuitas, pengembangan layanan,
kebutuhan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan
kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada
masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD SMK mengusulkan Tarif Layanan SMK Pimpinan
Walikota/Gubernur berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan
perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit
layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk tim
yang terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Pengelolaan Keuangan Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Walikota/Gubernur dan
disampaikan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

8. Piutang dan Utang/Pinjaman


Ketentuan pengelolaan piutang BLUD SMK sesuai ketentuan berikut:
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi
yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLUD
SMK.
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi dengan
asministrasi penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada
Walikota/Gubernur dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata caranya diatur
melalui Peraturan Walikota/Gubernur.

Ketentuan pengelolaan utang BLUD SMK sebagai berikut:

90
a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau
perikatan pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa:
1) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang
memberikan manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul karena
kegiatan operasional dan/atau yang diperoleh dengan tujuan untuk
menutup selisih antara jumlah kas yang tersedia ditambah proyeksi
jumlah penerimaan kas dengan proyeksi jumlah pengeluaran kas
dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dibuat dalam bentuk perjanjian
utang/pinjaman yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD SMK dan
pemberi utang/pinjaman.
2) Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus dilunasi
dalam tahun anggaran berkenaan dan menjadi tanggung jawab
SMK. Pembayaran bunga dan pokok utang/pinjaman yang telah
jatuh tempo menjadi kewajiban SMK.
Pemimpin BLUD SMK dapat melakukan pelampauan pembayaran
bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang
telah ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan
Peraturan Walikota/Gubernur.
3) Utang/pinjaman Panjang adalah utang/pinjaman yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali
atas utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja
modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban
pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi pokok
utang/pinjmana, bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada
tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian
utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

9. Kerjasama BLUD
SMK dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas,
ekonomis dan saling menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat
berbentuk finansial dan/atau non finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:

91
a. Kerjasama operasional dapat dilakukan melalui pengelolaan manajemen
dan proses operasional secara bersama dengan mitra kerjasama dengan
tidak menggunakan barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah dapat dilakukan melalui
pendayagunaan barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik
daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan untuk memperoleh
pendapatan dan tidak mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi
kewajiban SMK. Pelaksanaan kerjasama dalam bentuk perjanjian.
Pendapatan dari pemanfaatan barang milik daerah yang sepenuhnya
untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan SMK yang
bersangkutan merupakan Pendapatan BLUD. Pemanfaatan barang milik
daerah mengikuti peraturan perundang-undangan. Tata cara kerjasama
dengan pihak lain mengikuti Peraturan Pimpinan Daerah.

10. Investasi BLUD


BLUD SMK dapat melakukan investasi sepanjang memberikan manfaat
bagi peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
serta tidak mengganggu likuiditas keuangan dengan tetap memperhatikan
rencana pengeluaran.
Investasi yang diperbolekan adalah investasi jangka pendek. Investasi
jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi jangka
pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas jangka pendek
dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan
12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah

11. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD


Sisa lebih perhitugan anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran SMK selama 1 (satu) tahun anggaran.
Dihitung berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada 1 (satu)
periode anggaran. Ketentuan mengenai SiLPA sebagai berikut:
a. SiLPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali atas
perintah Pimpinan daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas

92
daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas dan rencana
pengeluaran SMK.
b. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
c. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya yang digunakan
untuk membiayai program dan kegiatan harus melalui mekanisme APBD.
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan SiLPA tahun anggaran berikutnya
dapat dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
1) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dan/atau belum cukup anggarannya
pada tahun anggaran berjalan.
2) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

12. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan
belanja BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari
SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.

13. Laporan Keuangan


SMK menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Laporan keuangan BLUD terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional (LO)
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP).
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan

93
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua)
bulan setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh
bidang pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya
diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Pemerintah
Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD SMK

K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah


Pimpinan SMK yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan
pengelolaan sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologik. Kebijakan
pengelolaan lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di UPT SMK .... yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPT SMK, Pisahkan Sampah Sesuai Dengan Jenisnya
Pengelolaan sampah Ada 3 cara pemilahan sampah yang terdiri atas: 1.
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. 2. Pengolahan dengan
menerapkan konsep 4R yaitu:
a. REPLACE Ganti dengan barang ramah lingkungan Teliti barang yang kita
pakai sehari-hari.
b. REDUCE (Kurangi Sampah!) –
c. REUSE - Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah –
d. RECYCLE Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang
dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi bisa membantu
dengan cara-cara ini : - Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar
bekas untuk di daur ulang - Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol
gelas untuk di daur ulang - Menggunakan berbagai produk kertas maupun
barang lainnya hasil daur ulang. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani
dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas
kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki
komitmen dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan.

94
BAB III
PENUTUP

Tata Kelola yang diterapkan pada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang
menerapkan BadanL.ayanan Umum Daerah bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dengan cara menerapkan
prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) memiliki daya saing yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) secara profesional,
transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian
organ SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
3. Mendorong agar organisasi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dalam membuat
keputusan dan menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dalam mendukung
kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan Pendidikan.

Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh warga SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) serta perhatian dan
dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil, administratif maupun politis.

Tata Kelola SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ini akan direvisi apabila
terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata
kelola SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebagaimana disebutkan di atas, serta
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) serta perubahan lingkungan.

95
LAMPIRAN 2 DOKUMEN RENCANA STRATEGIS BLUD SMK

96
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan,
SMK dan MAK merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak
pembangunan pendidikan.
Berdasarkan Inpres No 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, SMK didorong untuk segera
melaksanakan Revitalisasi. Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan agar terwujud
sinergi antar pemangku kepentingan seperti Kementerian Perindustrian,
Kementerian Keuangan, BUMN, dan kementerian lainnya dalam merevitalisasi
SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Peluang tersebut dapat diwujudkan dengan cara membuka
kesempatan sebesar-besarnya bagi SMK untuk bekerja sama yang utuh dan
bermakna dengan DUNIA KERJA, antara lain kurikulum disusun berstandar DUDI,
pembelajaran berbasis project riil dari DUDI (PBL) sejak awal, jumlah dan peran
guru / dosen dari industri expert dari DUDI ditingkatkan secara signifikan, magang
/ praktek kerja industri (prakerin) minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi yang
sesuai standar dan kebutuhan DUDI, guru / pengajar secara rutin mendapatkan
update teknologi dan training dari DUDI untuk pengajar, riset terapan yang
bermula dari kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat, komitmen
serapan lulusan oleh DUDI, dan beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk
peserta didik serta donasi dari DUDI dalam bentuk peralatan laboratorium, atau
dalam bentuk lainnya, bagi pendidikan vokasi.
Peningkatan kualitas dan daya saing tersebut diperkuat dengan adanya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 34 tahun 2018 lampiran
7 yang berisi bahwa SMK yang memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai
perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi
BLUD, sehingga penerimaan dari Teaching Factory dan hasil layanan pendidikan
dapat digunakan untuk mengembangkan kemandirian sekolah, khususnya
peningkatan kualitas kompetensi peserta didik.
Peningkatan kualitas kompetensi peserta didik dilaksanakan dengan cara
menyesuaikan program keahlian dengan kebutuhan lapangan kerja sesuai
dengan kelompok bidang industri/usaha/profesi dan menerapkan kurikulum sesuai
standar DUNIA KERJA.

97
SMK dalam menjalankan fungsinya perlu memiliki arah dan rencana yang
jelas sesuai dengan visi pembangunan pendidikan pemerintah pusat dan daerah.
Arah dan rencana tersebut dituangkan dalam indikator kinerja dan target yang
akan dicapai dalam periode waktu tertentu.
Setiap tahun rencana tersebut akan dibuat target kinerja dan dilakukan
monitoring dan evaluasi dan jika perlu dilakukan juga perubahan rencana sesuai
dengan perubahan situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis SMK dalam rangka penerapan BLUD,
dilaksanakan oleh tim perencanaan tingkat SMK yang ditunjuk oleh kepala sekolah
melalui SK Kepala SMK.
Sebagai unit pelaksana teknis, penyusunan rencana strategis SMK
mengacu kepada Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan menyesuaikan dengan
sumber daya, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan peran masyarakat di
wilayah kerja SMK.
Dst….

B. Pengertian Rencana Strategis


Berdasarkan Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 79 tahun
2018, Rencana Strategis pada Badan Layanan Umum Daerah adalah
perencanaan 5 (lima) tahunan yang disusun untuk menjelaskan strategi
pengelolaan BLUD dengan mempertimbangkan alokasi sumber daya dan kinerja
dengan menggunakan teknik analisis bisnis.
Rencana Strategis SMK memuat antara lain:
1. Rencana pengembangan layanan
2. Strategi dan arah kebijakan
• Rencana program dan kegiatan
• Rencana keuangan

C. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis


Tujuan dari Renstra adalah:
1. Mengarahkan kebijakan alokasi sumberdaya sekolah untuk pencapaian Visi
dan Misi SMK.
2. Sarana pengendalian sekolah terhadap pemanfaatan sumberdaya SMK.
3. Mempersatukan langkah dan komitmen warga sekolah, serta meningkatkan
kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah
ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

D. Dasar Hukum Rencana Strategis


Adapun dasar hukum disusunnya Renstra SMK tahun 20X1-20X5 adalah sebagai
berikut:

98
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
6. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
7. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan)
8. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Rencana Strategis
Perangkat Daerah Tahun ... (Contoh: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
52 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2019-
2024)
9. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan terkait Renstra dinas

E. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Rencana Strategis
C. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis
D. Dasar Hukum Rencana Strategis
E. Sistematika Penulisan
BAB II: GAMBARAN PELAYANAN SMK
A. Gambaran Umum SMK
B. Gambaran Organisasi SMK
C. Kinerja Pelayanan SMK
Bab III: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat
B. Isu Strategis
C. Rencana Pengembangan Layanan
Bab IV: VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Visi SMK
B. Misi SMK
C. Tujuan (Rencana Pengembangan Layanan)
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
E. Strategi dan Arah Kebijakan
Bab V: PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
Bab VI: PENUTUP

99
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SMK

A. Gambaran Umum SMK


1. Lokasi
UPTD SMK … merupakan sekolah kejuruan … milik Pemerintah Daerah
yang berada di wilayah …. dan merupakan tempat pelayanan pendidikan
berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang
penetapan SMK dengan ijin operasional SMK Nomor …. (contoh: Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa
Timur Nomor 142/HP/35/1995)
UPTD SMK … dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan kejuruan
terbaik dan bermutu dengan kaidah pelayanan yang cepat, tepat, nyaman dan
mudah.
Secara geografis, UPTD SMK ... berada di Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa … Kabupaten/Kota…. Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat
…… LS, ………..), dengan luas lahan … m2
Jarak SM ke Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa ….
Kabupaten/Kota…. Kecamatan……: … km
UPTD SMK .... berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. .... Kabupaten/Kota ....,
Provinsi….
UPTD SMK ... sesuai dengan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan mempunyai tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga
kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
dunia usaha/industri, serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam
mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
Tahun … UPTD SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai
berikut …….

2. Pelayanan SMK
Jenis-jenis produk pelayanan SMK … berdasarkan prioritas
pengembangan dibedakan ke dalam:
a. Produk (Barang dan Jasa) Layanan
1. Teknologi dan Rekayasa;
2. Teknik Informasi dan Komunikasi;
3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
4. Agribisnis dan Agroteknologi;
100
5. Kemaritiman;
6. Bisnis dan Manajemen;
7. Pariwisata;
8. Energi dan Pertambangan;
9. Seni dan Industri Kreatif;
10. Dst.

b. Layanan Penunjang
1) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan kompetensi bisnis daring bagi masyarakat
2. Pelatihan kompetensi pemesinan bagi masyarakat
3. dst
2) Pemanfaatan Aset
1. Penyewaan Aula
2. Penyewaan Kantin
3. Penyewaan kapal (wisata bahari)
4. Penyewaan lahan
5. Dst

c. Lain-lain
1) Hibah terikat
2) dst

B. Gambaran Organisasi SMK


1. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan
kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi
dalam menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan. Untuk
menjalankan tugas dan fungsi BLUD SMK dengan baik, BLUD SMK
setidaknya memiliki Tiga unsur dalam struktur organisasi yaitu;
a. Pimpinan BLUD SMK
b. Pejabat Teknis
c. Sub Bagian Tata Usaha
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon
pejabat pengelola BLUD SMK berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas selama jabatannya.
Kebutuhan praktik bisnis yang sehat, merupakan kepentingan BLUD SMK

101
untuk meningkatkan kinerja keuangan dan nonkeuangan berdasarkan kaidah-
kaidah manajemen yang baik.
Pejabat pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh gubernur.
Pimpinan BLUD SMK bertanggung jawab kepada gubernur melalui Pimpinan
SKPD. Pimpinan Sub Bagian Tata Usaha bertanggung jawab kepada
Pimpinan BLUD SMK. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas serta
Uraian Tugas Setelah Penerapan BLUD.

a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pola pengelolaan keuangan,
Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari:
a. Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
b. Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
c. Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh


Walikota/Gubernur. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap
Walikota/Gubernur, sedangkan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis
bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD SMK.

102
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....

Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK BLUD

1.1 TATA KERJA PIMPINAN BLUD SMK


Pimpinan BLUD SMK mempunyai enam kewajiban dalam
menjalankan tugasnya, yakni (1) memimpin, mengarahkan, membina,
mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD SMK; (2) menyusun renstra bisnis BLUD SMK; (3)
menyiapkan RBA; (4) mengusulkan calon Pimpinan Sub Bagian Tata
Usaha dan Pimpinan Sub Bagian Produksi Barang/Jasa kepada gubernur
sesuai ketentuan; (5) menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan
BLUD SMK selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; dan (6) menyampaikan dan
mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan BLUD
SMK kepada gubernur.

103
Pimpinan BLUD SMK dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada angka 1, mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD SMK.

1.2 TATA KERJA URUSAN TATA USAHA


Pimpinan Sub Bagian Tata Usaha BLUD SMK mempunyai sembilan
tugas dan kewajiban, yakni:
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan DPA-BLUD SMK;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang piutang;
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;
g. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
dan
i. menyelenggarakan administrasi perkantoran, kepegawaian, dan
dokumen legal.

Pimpinan Sub Bagian Tata Usaha BLUD SMK dalam melaksanakan


tugas dan kewajiban mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab
keuangan, kesekretariatan, dan kepegawaian BLUD SMK.

1.3 TATA KERJA UNIT SISTEM PENGENDALIAN INTERN


Satuan Pengendalian Internal (SPI) adalah perangkat BLUD yang
bertugas untuk melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam
rangka membantu Pimpinan BLUD SMK untuk meningkatkan kinerja
pembiayaan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial sekitarnya (social
responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis sehat. Unit sistem
Pengendalian intern berkedudukan langsung di bawah Pimpinan BLUD
SMK. Pembentukan Unit Sistem Pengendalian Intern dengan
mempertimbangkan tiga aspek. Pertama, keseimbangan antara
manfaat dan beban. Kedua, kompleksitas manajemen. Dan ketiga,
volume dan/atau jangkauan pelayanan.
Unit sistem pengendalian memiliki tiga tugas dan berkewajiban,
yaitu (1) memberikan pendapat dan saran kepada Pimpinan BLUD SMK
dalam menyusun RAB; (2) mengikuti perkembangan kegiatan BLUD SMK
dan memberikan pendapat serta saran kepada Pimpinan BLUD SMK
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BLUD SMK; (3) melaporkan hasil pengawasan atas kinerja BLUD SMK

104
kepada Pimpinan BLUD SMK secara berkala paling sedikit satu kali dalam
setahun dan sewaktu-waktu yang diperlukan.
Unit pengendalian intern bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD SMK yang dilakukan oleh pejabat pengelola, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Pimpinan atau
pegawai Unit Pengendalian Intern yang dipilih harus memenuhi kriteria
yaitu mempunyai etika, integritas dan kapabilitas yang memadai, memiliki
pendidikan dan/atau pengalaman teknis sebagai pemeriksa, Serta
mempunyai sikap independen dan obyektif terhadap objek yang diaudit.

1.4 MANAJEMEN KEPEGAWAIAN


Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK dapat terdiri dari
pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan
kebutuhan BLUD SMK. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat
pengelola dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari PNS disesuaikan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan BLUD SMK. Pengangkatan dan
pemberhentian pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-PNS dilakukan
berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pimpinan BLUD SMK merupakan pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah pada SKPD induknya. Pimpinan BLUD SMK
dalam hal ini dapat berasal dari non-PNS. Pimpinan Bagian Tata Usaha
BLUD SMK wajib berasal dari PNS yang merupakan pejabat kuasa
pengguna anggaran/barang daerah pada SKPD induknya.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan
gubernur.

a. Pemimpin BLUD
Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan
Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 sebagai acuan aturan dimana Pimpinan UPT SMK .... bertindak
sebagai Pemimpin BLUD SMK.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
a) Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Daerah ....

105
b) Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Pimpinan
Daerah.
c) Pemimpin BLUD diangkat dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
d) BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
e) Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap.
f) Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun.
g) Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama.
5) Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan
secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan.
6) Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.
7) Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
• Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia
insan SMK.
• Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah.
• Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan non
medis SMK.
• Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.

2. Fungsi Pemimpin BLUD


Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi

106
sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan di
SMK. Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna Barang SMK.
Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai Negeri
Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Penggunan Barang.

3. Tugas Pemimpin BLUD


a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
BLUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b) Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan Pimpinan Daerah;
c) Menyusun Rencana Strategis;
d) Menyiapkan RBA;
e) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis
kepada Pimpinan daerah sesuai dengan ketentuan;
f) Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
g) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang
dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis,
mengendalikan tugas pengawasan internal, serta
menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Pimpinan daerah;
h) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah sesuai
kewenangannya.

b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Pimpinan Sub Bagian
Tata Usaha yang memiliki fungsi sebagai penanggung jawab
keuangan SMK yang meliputi fungsi berbendaharaan, fungsi
akuntansi, fungsi verifikasi dan pelaporan.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan
oleh Pimpinan Daerah ....
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD SMK.

107
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran,
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil.
e) Standard Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berijazah setidak-tidaknya D3.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian.
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran.
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
barang.
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
sekolah tangga.
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan

2. Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Pimpinan Sub Bagian Tata
Usaha, Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai
berikut:
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengkoordinasikan penyusunan RBA;
c) Menyiapkan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang
berada di bawah penguasaannya;
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah
dan/atau pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

108
c. Pejabat Teknis.
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, adalah Koordinator Pelayanan
Pendidikan yang memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis
operasional dan pelayanan di bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Daerah ....
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD.
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga
profesional lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau
tetap.
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun.
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan
ketentuan perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Teknis BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis
BLUD berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik
bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan
keuangan BLUD.

2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya D4/S1.
c. Sehat jasmani dan rohani.

109
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPT SMK.
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan
standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan SMK.

3. Tugas Pejabat Teknis


Selain melaksanakan tugas koordinasi pelaksanaan pelayanan
medis dan pelaksanaan pelayanan Pendidikan masyarakat, tugas
Pejabat Teknis berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi,
peningkatan kualitas SDM dan peningkatan sumber daya lainnya.
Adapun Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
berdasarkan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional
dan pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah
dan/atau pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

d. Satuan Pengawasan Intern (SPI)


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk Satuan Pengawasan
Internal yang merupakan aparat internal SMK untuk pengawasan dan
pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan
pengaruh lingkungan sosial dalam menyelenggarakan Praktek Bisnis
Yang Sehat.
Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang
bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin BLUD SMK,
dengan mempertimbangkan:
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Kompleksitas manajemen; dan
3. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

110
Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi
dan keuangan, tim audit bidang pelayanan pendidikan SMK.
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin
terhadap seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang
administrasi dan keuangan, dan bidang Pelayanan Pendidikan
masyarakat.
1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Satuan Pengawas
Internal SMK:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku
yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi
55 (lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif.

2. Fungsi Satuan Pengawas Internal


a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK.
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai
sasaran SMK secara ekonomis, efisien, dan efektif.
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK.
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.

3. Tugas Satuan Pengawasan Internal


Tugas Satuan Pengawas Internal adalah membantu
manajemen SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan

111
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.

4. Kewenangan Satuan Pengawas Internal


a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas
terhadap unit-unit kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan,
dokumen, personel, aset SMK, serta informasi relevan
lainnya sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh Pemimpin
BLUD SMK.
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-
teknik audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas
sistem pengendalian internal.
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari
personel unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang
diaudit.
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat
Pengelola SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah-
langkah perbaikan.
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya.
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam
maupun luar SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam
pelaksanaan tugasnya.

e. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD.
2. Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah
dan komposisi yang telah disetujui BPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang

112
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.

2. Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah profil ketenagaan di UPTD SMK ….:
Tabel 28 Contoh Profil Ketenaga Ketenagaan di UPTD SMK
Perhitungan
Standar
NO Jenis Tenaga Jumlah Status Analisis Beban Kekurangan
Kebutuhan
Kerja
8 PNS
1 Guru Otomotif 10 2 non 10 10 0
PNS
Penjaga 4 non
2 4 5 5 1
malam PNS
3 dst

3. Sumber Daya Keuangan


Sumber daya keuangan UPTD SMK ….................... berasal dari
…...................., …...................., …....................
Berikut ini realisasi keuangan UPTD SMK ...dari berbagai sumber dana:
Tabel 29 Realisasi Keuangan UPTD SMK
Realisasi Realisasi Realisasi
No Sumber Dana
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1 Operasional APBD 1.094.400.000 2.010.960.000
Sumbangan Rutin
2 3.664.760.000 1.884.120.000
Pendidikan
3 Dana Partisipasi Masyarakat 3.409.150.000 1.202.050.000
4 dst
5 JUMLAH
(disesuaikan dengan sumber pendapatan sekolah)

4. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana UPTD SMK … cukup lengkap dengan kondisi gedung
yang baru dibangun pada tahun … Berikut disajikan daftar sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh UPTD SMK ...
Tabel 30 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK
Jumlah Total Jumlah berdasarkan Kondisi
Ruang/Area Kerja Ruang / Luas
Kecukupan (m2) Rusak Rusak
Baik
Sedang Berat
Asrama 1 123,38 1
Bengkel Alat Berat 1 306,25 1
Bengkel Batu Dan Beton 1 144 1
Bengkel Chasis Otomotif 1 200 1

113
Bengkel Cnc 2 150 1 1
Bengkel Instalasi Listrik 1 120 1
Bengkel Kelistrikan Dan
1 65 1
Otomotif
Bengkel Kerja Bangku 1 180 1
Bengkel Kerja Mesin 1 552 1
Bengkel Konstruksi
1 171 1
Bangunan
Bengkel Las Tempa 1 152,75 1
Bengkel M.R 1 162,5 1
Bengkel Mr1 1 107,5 1
Bengkel Otomasi 3 60 1 2
dst

114
C. Kinerja Pelayanan SMK
a. Tingkat capaian kinerja SMK …. berdasarkan sasaran/ target Renstra SMK …. periode tahun 2021–2025
dituangkan dalam tabel berikut :
Tabel 31 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2021-2025 Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa ….
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM/KEGIATA SUMBER
NO KEGIATAN/ SATUAN
N/ DANA
KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024 2025 AKHIR
(/TOTAL)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PROGRAM Persentase 0 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 % FUNGSIONAL


PENUNJANG URUSAN Peningkatan BLUD
PEMERINTAH Pendapatan Unit
DAERAH (BLUD) Produksi dan Jasa

1.1 Administrasi Jumlah dokumen 0 1 1 1 1 1 5 dokumen FUNGSIONAL


Kepegawaian ketatausahaan dan BLUD
Perangkat Daerah kepegawaian

1.1.1 Pengadaan Pakaian 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Jumlah pengadaaan
Dinas Beserta Atribut BLUD
pakaian dinas
Kelengkapannya

2.1 Administrasi Umum Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan FUNGSIONAL


Perangkat Daerah dan/ Penyediaan Barang dan BLUD
atau BLUD Jasa

115
2.1.1 Penyediaan Peralatan 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL
Jumlah paket
dan Perlengkapan BLUD
pengadaan
Kantor

3.1 Pengadaan Barang 0 2 2 2 2 2 10 laporan FUNGSIONAL


Jumlah Laporan
Milik Daerah Penunjang BLUD
Pengadaan Sarana dan
Urusan Pemerintah
Prasarana
Daerah

3.1.1 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan
BLUD
dan Mesin Lainnya mesin lainnya

2 PROGRAM 85 85 85 86 86 86 86 % APBD
PENUNJANG URUSAN Persentase Indikator
PEMERINTAH Program yang Tercapai
DAERAH (APBD)

85 85 85 86 86 86 86 % APBD
Persentase realisasi
anggaran

80 80 80 81 81 81 81 % APBD
Indeks profesionalitas
ASN

2.1 Perencanaan, Jumlah Dokumen 0 4 4 4 4 4 20 dokumen APBD


Penganggaran, dan Perencanaan dan
Evaluasi Kinerja Anggaran Perangkat
Perangkat Daerah Daerah

2.1.1 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen RKA
RKA-SKPD

116
2.1.2 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD
Jumlah dokumen RKA
Penyusunan Dokumen
Perubahan
Perubahan RKA-SKPD

2.1.3 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan DPA- Jumlah dokumen DPA
SKPD

2.1.4 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Jumlah dokumen DPA
Penyusunan
Perubahan
Perubahan DPA-SKPD

2.1.5 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen
Perangkat Daerah evaluasi kinerja

2.2 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Administrasi Keuangan
pertanggungjawaban
Perangkat Daerah
keuangan

2.2.1 Penyediaan Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Administrasi Administrasi
Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan Tugas
ASN ASN

2.2.2 Pelaksanaan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan
Penatausahaan dan
verifikasi
Pengujian/Verifikasi
penatausahaan
Keuangan SKPD

2.2.3 Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pelaksanaan Akuntansi akuntansi perangkat
SKPD daerah

117
2.2.4 Koordinasi dan 0 2 2 2 2 2 10 dokumen APBD
Penyusunan Laporan Jumlah dokumen
Keuangan Akhir Tahun keuangan SKPD
SKPD

2.2.5 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Penyusunan Laporan
Jumlah laporan
Keuangan
keuangan
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD

2.2.6 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Penyusunan Pelaporan
Jumlah laporan
dan Analisis Prognosis
prognosis
Realisasi Anggaran

2.3 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Administrasi Barang Jumlah Laporan
Milik Daerah pada Pengelolaan Barang
Perangkat Daerah Milik Daerah

2.3.1 Rekonsiliasi dan 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Penyusunan Laporan Jumlah Kegiatan dan
Barang Milik Daerah Laporan
pada SKPD

2.4 Administrasi Jumlah dokumen 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Kepegawaian ketatausahaan dan
Perangkat Daerah kepegawaian

2.4.1 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan data
Pelaksanaan Sistem
pegawai
Informasi Kepegawaian

118
2.4.2 Monitoring, Evaluasi, 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD
Jumlah laporan SKP
dan Penilaian Kinerja
yang tepat waktu
Pegawai

2.5 Jumlah Laporan 0 3 3 3 3 3 15 laporan APBD


Administrasi Umum
Penyediaan Barang dan
Perangkat Daerah
Jasa

2.5.1 Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 0 10 10 10 10 10 50 kali APBD


Tamu pengadaan

2.5.2 Penyelenggaraan 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Rapat Koordinasi dan Jumlah Laporan
Konsultasi SKPD

2.5.3 Jumlah daftar arsip 0 3 3 3 3 3 15 dokumen APBD


Penatausahaan Arsip
aktif, arsip inaktif, arsip
Dinamis pada SKPD
vital

2.6 Jumlah Laporan 0 2 2 2 2 2 10 laporan APBD


Pengadaan Barang
Pengadaan Barang
Milik Daerah Penunjang
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah
Urusan Pemerintah
Daerah
Daerah

2.6.1 0 1 1 1 1 1 5 set APBD


Pengadaan Mebel Jumlah mebel

2.6.2 0 1 1 1 1 1 5 paket APBD


Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan
dan Mesin Lainnya mesin lainnya

119
2.7 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD
Penyediaan Jasa
Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah

2.7.1 Jumlah penyediaan 0 12 12 12 12 12 60 bulan APBD


Penyediaan Jasa
Jasa Komunikasi,
Komunikasi, Sumber
Sumber Daya Air dan
Daya Air dan Listrik
Listrik

2.8 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pemeliharaan Barang
Pemeliharaan Barang
Milik Daerah Penunjang
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Daerah
Daerah

2.8.1 Pemeliharaan Jumlah peralatan dan 0 6 6 6 6 6 30 paket APBD


Peralatan dan Mesin mesin lainnya yang
Lainnya dipelihara

3 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % FUNGSIONAL


Persentase Kelulusan BLUD
PENGELOLAAN
Peserta Didik
PENDIDIKAN (BLUD)

3.1 Pengelolaan Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang FUNGSIONAL
Pendidikan Sekolah terserap di dunia kerja BLUD
Menengah Kejuruan dan berwirausaha

3.1.1 1 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Link and Match dengan Jumlah MOU dengan BLUD
dunia kerja dunia kerja

120
350 385 392 399 406 413 2.345 orang
Jumlah lulusan yang
terserap di dunia kerja

3.2 Persentase 0% 5 5 5 5 5 5% % FUNGSIONAL


Peningkatan Pelayanan BLUD
Peningkatan Sales
BLUD
Growth

3.2.1 Pelayanan TEFA Jumlah program 10 20 30 40 50 60 60 % FUNGSIONAL


Teknologi dan keahlian yang BLUD
Rekayasa melaksanakan TEFA

4 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % APBD


Persentase Kelulusan
PENGELOLAAN
Peserta Didik
PENDIDIKAN (APBD)

4.1 350 385 392 399 406 413 2.345 orang APBD
Jumlah lulusan yang
terserap di dunia kerja
dan berwirausaha
Pengelolaan
Pendidikan Sekolah 6 8 10 12 14 16 60 peserta APBD
Menengah Kejuruan Jumlah peserta didik didik
yang mengikuti lomba

2 3 4 5 6 7 25 orang APBD
Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan

4.1.1 Jumlah kegiatan 10 11 12 13 14 15 65 Kali APBD


Pembinaan Minat,
pembinaan Minat Bakat
Bakat dan Kreativitas
dan Kreativitas peserta
peserta didik
didik

121
4.1.2 Penyelenggaraan Jumlah peserta didik yg 2.380 2.381 2.38 2.383 2.38 2.38 11.915 peserta APBD
Proses Belajar dan mengikuti proses 2 4 5 didik
Ujian bagi Peserta Didik belajar

4.1.3 Pengadaan Alat Praktik 0 1 2 3 4 5 15 unit APBD


Jumlah alat praktek dan
dan Peraga Peserta
peraga peserta didik
Didik

4.1.4 Pengembangan Karir 2 3 4 5 6 7 25 orang APBD


Pendidik dan Tenaga Jumlah Guru dan
Kependidikan Pada Tenaga Kependidikan
Satuan Pendidikan yang mengikuti
Sekolah Menengah pengembangan karir
Kejuruan

Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan nomor program/kegiatan/sub-kegiatan.
Kolom 2: diisi dengan nama program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 3: diisi dengan indikator program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 4: diisi dengan ketercapaian pada tahun berjalan
Kolom 5 s.d. 9: diisi dengan target 5 tahun mendatang
Kolom 10: diisi dengan kondisi akhir (total) target 5 tahun mendatang
Kolom 11: diisi dengan satuan ketercapaian dan target
Kolom 12: diisi dengan sumber pendanaan

122
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK

A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat


Berdasarkan analisis gambaran umum pelayanan SMK … tahun
sebelumnya, terdapat berbagai indikator yang telah memenuhi target, namun di
sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi
dan perlu ditangani secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi SMK … disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 32 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK …
Masalah
No Masalah Akar Masalah
Pokok
1. Belum ada regulasi/payung hukum
untuk memasarkan produk hasil
Produk belum terserap ke masyarakat belajar peserta didik
1 Tefa secara optimal (optimalisasi 2. Belum ada regulasi ijin produksi
keterserapan produk ke masyarakat) dan pemasaran
3. Mindset marketing produk (barang
dan jasa) SMK
Jumlah guru produktif (produktivitas Belum ada kolaborasi dengan pihak
2 SDM
guru) eksternal
1. Belum ada pemetaan tarif layanan
3 Aset Optimalisasi pemanfaatan aset setempat
2. Mindset marketing aset SMK

B. Isu Strategis
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas
dan fungsi ini adalah:
1. Regulasi/payung hukum untuk memasarkan produk hasil belajar peserta didik.
Contoh: informasi Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pusat dan Daerah
tentang pemasaran produk sekolah atau pemanfaatan aset sekolah, informasi
provinsi/daerah khusus/daerah istimewa yang telah melaksanakan BLUD
SMK, dsb
2. Regulasi ijin produksi dan pemasaran.
Contoh: BPOM, sertifikat halal, IPRT, HKI
3. Pemasaran produk (barang dan jasa) SMK
4. Kolaborasi dengan pihak eksternal
5. Peta tarif layanan setempat
6. Potensi aset SMK

123
1) Analisis isu-isu strategis yang bersumber dari internal
a) Tefa
(misalnya, regulasi)………
b) SDM
………..
c) Aset
…..

2) Isu-isu strategis yang berasal dari analisis eksternal


Memasuki tahun anggaran 20XX secara nasional maupun lokal, kita masih
dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan di bidang pendidikan,
diantaranya:
a) Tefa
………
b) SDM
………..
c) Aset
…..

C. Rencana Pengembangan Layanan


Isu strategis berdasarkan analisis internal dan eksternal di SMK ... adalah sebagai
berikut:

1. Related Diversification (keanekaragaman)


Diversifikasi pada SMK ... dapat dilihat dari berbagai macam jenis
produk dan layanan yang sudah dikembangkan. Setiap layanan didukung
oleh SDM, sarpras, kolaborasi dengan DUNIA KERJA

2. Market Development (pengembangan pasar)


Pengembangan dan peningkatan konsumen serta pemasaran yang
dilakukan oleh SMK ... dengan memperluas jangkauan konsumen tingkat
lokal, nasional, dan internasional secara konvensional dan marketplace.

Akses terhadap SMK yang mudah merupakan alasan tersendiri bagi


masyarakat untuk memilih SMK ... sebagai tempat mendapatkan layanan
dapat dijangkau melalui kemudahan transportasi dan jaringan komunikasi.

Kelengkapan fasilitas, kelengkapan aset, kelengkapan alat praktek tefa,


profesionalitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, kejelasan
prosedur dan kelengkapan alat praktik menjadi salah satu alasan masyarakat
memilih SMK ....

124
Perkembangan bisnis dan kawasan industri yang masih terus berjalan,
berpotensi besar bagi SMK untuk meningkatkan pengembangan pasar.

3. Product Development (pengembangan produk)


Pengembangan produk layanan yang dilaksanakan oleh SMK ... dengan
memperhatikan kebutuhan konsumen melalui hasil identifikasi kebutuhan
dan umpan balik masyarakat. Beberapa produk layanan yang menjadi
unggulan antara lain:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknik Informasi dan Komunikasi;
c. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
d. Agribisnis dan Agroteknologi;
e. Kemaritiman;
f. Bisnis dan Manajemen;
g. Pariwisata;
h. Energi dan Pertambangan;
i. Seni dan Industri Kreatif;
j. Dst.
Selain mengembangkan produk unggulan yang sesuai dengan
kompetensi keahlian, SMK …juga dapat mengembangkan produk-produk
lainnya di luar kompetensi keahlian, misalnya pemanfaatan limbah, kapal
penangkap ikan dikembangkan menjadi kapal wisata, layanan pom bensin
mini.

4. Platform Collaboration (Kolaborasi)


Pengembangan pelayanan melalui strategi kolaborasi dilaksanakan
dengan meningkatkan koordinasi dengan DUNIA KERJA, masyarakat,
media, lembaga terkait melalui koordinasi perencanaan anggaran,
pembinaan, pengawasan, pemasaran, bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik.

5. Peningkatan Sarana Prasarana Layanan


Kebutuhan sarana dan prasarana tefa dan aset di SMK perlu
ditingkatkan sesuai dengan layanan prima terhadap masyarakat.

Beberapa rencana terkait penambahan, revitalisasi, perawatan dan


kalibrasi sarana dan prasarana antara lain:
a. Pemutakhiran alat praktik
b. Penerapan teknologi digital
c. Pembenahan laboratorium dan bengkel
d. Penerapan 5S dan K3L serta ECP (Ergonomic Check Point)
e. dst

125
6. Peningkatan Mutu SDM
Seiring dengan meningkatnya tuntutan kualitas layanan terhadap
pelanggan, maka SMK ... perlu melakukan rencana pengembangan SDM
meliputi:
a. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan
b. Sertifikasi guru dan tenaga kependidikan
c. Magang guru dan tenaga kependidikan
d. Studi lanjut guru dan tenaga kependidikan
e. Dst

126
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN

A. Visi SMK
Visi SMK adalah visi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan visi
dan misi Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan
gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun. Visi SMK disusun berdasarkan visi Dinas Pendidikan
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa.... pada dokumen Rencana Strategis
Dinas Pendidikan.... Tahun 20…. -20….. Jika terjadi perubahan visi Pemerintah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa.... yang dalam hal ini diterjemahkan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi...., maka visi SMK juga akan dilakukan revisi
sesuai dengan perubahan tersebut.
Contoh Visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2019-2024 ”Terwujudnya
Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan
Tata Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif melalui Kerja Bersama
dan Semangat Gotong Royong”
Visi SMK sebagai turunan dari Misi Pemerintah Provinsi pada butir ke-
…….misalnya: Misi ke-2 “Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan,
Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan”

Contoh Visi Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa ….. Visi


SMK ... Tahun 20…. – 20…. :
(contoh:) “Mewujudkan lulusan yang beriman, bertaqwa, mandiri, dan
berdaya saing”

Visi SMK ... sejalan dengan cita-cita Pemerintah Provinsi/Daerah


Khusus/Daerah Istimewa.... mewujudkan kehidupan berkualitas melalui
pemerataan layanan pendidikan. Selain melalui pemerataan, layanan pendidikan
harus lebih bermutu sehingga masyarakat (peserta didik) menerima pelayanan
pendidikan yang berkualitas. Kehidupan masyarakat lebih baik dan terdorong
untuk berperan aktif dan mandiri serta berdaya saing.
Menuju masyarakat aktif, mandiri serta berdaya saing yang dimaksud adalah
dengan pelayanan SMK … dapat memfasilitasi masyarakat sehingga menyadari
kebutuhan akan pendidikan, mau dan mampu serta terampil dalam
kompetensinya.

127
B. Misi SMK
Misi SMK adalah misi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan
misi Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan langkah-
langkah dalam mencapai visi yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun.
Contoh: Adapun misi untuk mencapai visi SMK … adalah dengan:
a. Menumbuhkan pemahaman, pengamalan ajaran agama dan budaya serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengembangkan potensi dan kreatifitas warga sekolah agar mampu berdaya
saing baik di tingkat regional, nasional, dan internasional
c. dst

C. Tujuan (Tujuan Pengembangan Layanan)


Tujuan SMK merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
setiap misi SMK yang mengandung makna:
1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun terakhir renstra.
2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang
ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi
3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah saran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok
organisasi selama kurun waktu renstra.
4. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan SMK ... adalah sebagai berikut:

Contoh:
Tujuan dari Misi 1:
1. …………….
2. ……………..

Tujuan dari Misi 2:


1. Meningkatkan layanan kreativitas dan inovasi warga sekolah
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan berkaitan dengan layanan sekolah
3. dst
Tujuan dari Misi 3: dst

128
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
Tabel 33 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK
No Tujuan Sasaran Kegiatan Indikator

1 Meningkatkan warga sekolah 1. Meningkatkan Meningkatnya


layanan kreativitas kreativitas dan inovasi persentase peserta
dan inovasi warga peserta didik didik kreatif dan
sekolah inovatif

2. meningkatkan Meningkatnya
kreativitas dan inovasi persentase guru
guru kreatif dan inovatif

2 Dst

E. Strategi dan Arah Kebijakan


Tabel 34 Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan layanan Warga sekolah 1. Penyediaan 1. Peningkatan kualifikasi


kreativitas dan inovasi pendidik dan pendidik dan tenaga
warga sekolah tenaga kependidikan
kependidikan
yang kreatif dan 2. Magang pendidik dan
inovatif tenaga kependidikan
secara periodik

2. Penyediaan 1. Penerapan Merdeka


pembelajaran belajar
untuk
menumbuhkan 2. Pembelajaran Berbasis
kreativitas dan Project
inovasi peserta
didik sesuai
kebutuhan DUNIA
KERJA

3. dst………. ……………

129
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 35 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum

Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

2020 2021 2022 2023 2024 2025

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkat Peserta PROGRAM Persentase 0% - 0,025% 140.000 0,025% 170.000 0,025% 175.000 0,025% 178.606 0,025% 187.53 Kepala Fungsi
kan didik, PENUNJANG URUSAN Peningkatan 6 Sekolah onal
Pelayanan pendidik, PEMERINTAH Pendapatan BLUD
pendidik tendik/ DAERAH (BLUD) Unit Produksi
dan pegawai dan Jasa
tenaga
kependidi
kan,
Pelayanan Administrasi Jumlah 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag
Sarana Kepegawaian dokumen doku dokum doku doku doku dokum TU
dan Perangkat Daerah ketatausahaan men en men men men en
Prasarana dan
kepegawaian

Pengadaan Pakaian Jumlah 0 - 1 paket 40.000 1 44.000 1 46.200 1 48.510 1 paket 50.936 Kasubag
Dinas Beserta Atribut pengadaaan paket paket paket paket TU
Kelengkapannya pakaian dinas

Administrasi Umum Jumlah 0 - 12 20.000 12 20.500 12 22.000 12 23.100 12 24.255 Kasubag


Perangkat Daerah dan/ Laporan lapor lapor lapor lapor lapor lapor TU
atau BLUD Penyediaan an an an an an an
Barang dan
Jasa

130
Penyediaan Peralatan Jumlah paket 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag
dan Perlengkapan pengadaan paket paket paket paket paket paket TU
Kantor

Pengadaan Barang Jumlah 0 - 2 100.000 2 105.000 2 106.800 2 106.99 2 112.3 Waka


Milik Daerah Laporan lapor lapor lapor lapor lapor 6 lapor 46 Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an an an an an an
Pemerintah Daerah Sarana dan
Prasarana

Pengadaan Peralatan Jumlah 0 - 1 paket 100.000 1 105.000 1 106.800 1 106.996 1 paket 112.34 Waka
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket 6 Sarpras
mesin lainnya

Meningkat Peserta PROGRAM Persentase 85% 85% 529.190 85% 555.650 86% 583.432 86% 612.604 86% 643.23 Kepala APBD
kan didik, PENUNJANG URUSAN Indikator 286.7 4 Sekolah
pelayanan pendidik, PEMERINTAH Program yang 00
Pengelola tendik/pega DAERAH (APBD) Tercapai
an SMK, wai, alumni,
pelayanan masyarakat
biaya Persentase 85% 85% 85% 86% 86% 86%
operasi, realisasi
pelayanan anggaran
Sarana
dan
Prasarana, Indeks 80% 80% 80% 81% 81% 81%
pelayanan profesionalitas
pendidik ASN
dan
tenaga
kependidi Perencanaan, Jumlah 0 dok 4 16.400 4 17.220 4 18.081 4 18.985 4 19.934 Kasubag APBD
kan Penganggaran, dan Dokumen umen 2.200 dokum doku doku doku dokum TU
Evaluasi Kinerja Perencanaan en men men men en
Perangkat Daerah dan Anggaran
Perangkat
Daerah

Penyusunan Dokumen Jumlah 0 7 4.500 7 4.725 11 4.961 11 5.209 11 5.470 Kasubag APBD
Perencanaan Perangkat Dokumen doku doku doku doku doku doku TU
Daerah perencanaan men men men men men men
perangkat
daerah

131
Koordinasi dan Jumlah 1 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku 2.200 doku doku doku doku doku TU
RKA-SKPD men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku doku doku doku doku doku TU
Perubahan RKA-SKPD Perubahan men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag APBD
Penyusunan DPA-SKPD dokumen DPA doku doku doku doku doku doku TU
men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag APBD
Penyusunan Perubahan dokumen DPA doku doku doku doku doku doku TU
DPA-SKPD Perubahan men men men men men men

Evaluasi Kinerja Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag APBD
Perangkat Daerah dokumen doku doku doku doku doku doku TU
evaluasi kinerja men men men men men men

Administrasi Jumlah laporan 0 0 12 63.990 12 67.190 12 70.549 12 74.076 12 77.780 Kasubag APBD
Keuangan Perangkat pertanggungja laporan lapor lapor lapor lapor lapor TU
Daerah waban an an an an an
keuangan

Penyediaan Administrasi jumlah laporan 0 12 51.620 12 54.201 12 56.911 12 59.757 12 62.744 Kasubag APBD
Pelaksanaan Tugas Administrasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
ASN Pelaksanaan an an an an n
Tugas ASN

Pelaksanaan Jumlah laporan 0 12 1.125 12 1.181 12 1.240 12 1.302 12 1.367 Kasubag APBD
Penatausahaan dan verifikasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
Pengujian/Verifikasi penatausahaan an an an an n
Keuangan SKPD

Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 3.000 12 3.150 12 3.308 12 3.473 12 3.647 Kasubag APBD
Pelaksanaan Akuntansi akuntansi laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
SKPD perangkat an an an an n
daerah

132
Koordinasi dan Jumlah 0 2 2.460 2 2.583 2 2.712 2 2.848 2 2.990 Kasubag APBD
Penyusunan Laporan dokumen dokume doku doku doku doku doku TU
Keuangan Akhir Tahun keuangan SKPD n men men men men men
SKPD

Koordinasi dan Jumlah laporan 0 12 2.000 12 2.100 12 2.205 12 2.315 12 2.431 Kasubag APBD
Penyusunan Laporan keuangan laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
Keuangan an an an an n
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD

Penyusunan Pelaporan Jumlah laporan 0 1 3.785 1 3.974 1 4.173 1 4.382 1 4.601 Kasubag APBD
dan Analisis Prognosis prognosis laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
Realisasi Anggaran an an an an n

Administrasi Barang Jumlah 0 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Milik Daerah pada Laporan Lapor Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Perangkat Daerah Pengelolaan an ran ran ran ran an
Barang Milik
Daerah

Rekonsiliasi dan Jumlah Kegiatan 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Penyusunan Laporan dan Laporan Lapor Lapor Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Barang Milik Daerah an an ran ran ran an
pada SKPD

Administrasi Jumlah 0 12 6.500 12 6.825 12 7.166 12 7.525 12 7.901 Kasubag APBD


Kepegawaian dokumen Lapor 6.500 Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor TU
Perangkat Daerah ketatausahaan an ran ran ran ran an
dan
kepegawaian

Koordinasi dan Jumlah laporan 12 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Kasubag APBD
Pelaksanaan Sistem data pegawai laporan 4.000 lapor lapor lapor lapor lapora TU
Informasi Kepegawaian an an an an n

Monitoring, Evaluasi, Jumlah laporan 12 12 2.500 12 2.625 12 2.756 12 2.894 12 3.039 Kasubag APBD
dan Penilaian Kinerja SKP yang tepat laporan 2.500 lapor lapor lapor lapor lapora TU
Pegawai waktu an an an an n

133
Administrasi Umum Jumlah 0 20.00 3 162.100 3 170.205 3 178.715 3 187.651 3 197.034 Kasubag APBD
Perangkat Daerah Laporan laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapor TU
Penyediaan an an an an an
Barang dan
Jasa

Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 10 kali 20.00 10 23.000 10 24.150 10 25.358 10 26.625 10 kali 27.957 Kasubag APBD
Tamu pengadaan 0 kali kali kali kali TU

Penyelenggaraan Rapat Jumlah Laporan 0 1 136.000 1 142.800 1 149.940 1 157.437 1 165.309 Kasubag APBD
Koordinasi dan laporan lapor lapor lapor lapor lapora TU
Konsultasi SKPD an an an an n

Penatausahaan Arsip Jumlah daftar 0 3 3.100 3 3.255 3 3.418 3 3.589 3 3.768 Kasubag APBD
Dinamis pada SKPD arsip aktif, arsip doku doku doku doku doku doku TU
inaktif, arsip vital men men men men men men

Pengadaan Barang Jumlah 2 2 140.000 2 147.000 2 154.350 2 162.068 2 170.171 Waka APBD
Milik Daerah Laporan lapor 140.0 lapor lapor lapor lapor lapor Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an 00 an an an an an
Pemerintah Daerah Barang Milik
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah

Pengadaan Mebel Jumlah mebel 1 set 40.00 1 set 40.000 1 set 42.000 1 set 44.100 1 set 46.305 1 set 48.620 Waka APBD
0 Sarpras

Pengadaan Peralatan Jumlah 1 1 paket 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 1 121.551 Waka APBD
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket 100.0 paket paket paket paket Sarpras
mesin lainnya 00

Penyediaan Jasa Jumlah laporan 0 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Penunjang Urusan Penyediaan laporan 118.0 laporan laporan laporan Sarpras
Pemerintahan Daerah Jasa 00 laporan laporan
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah

134
Penyediaan Jasa Jumlah 12 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Komunikasi, Sumber penyediaan Jas bulan 118.0 bulan bulan bulan bulan bulan Sarpras
Daya Air dan Listrik a Komunikasi, 00
Sumber Daya
Air dan Listrik

Pemeliharaan Barang Jumlah laporan 0 0 12 15.000 12 15.750 12 16.538 12 17.364 12 18.233 Waka APBD
Milik Daerah Pemeliharaan laporan laporan laporan laporan Sarpras
Penunjang Urusan Barang Milik laporan laporan
Pemerintahan Daerah Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah

Pemeliharaan Peralatan Jumlah 0 0 6 15.000 6 15.750 6 16.538 6 17.364 6 18.233 Waka APB
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket Sarpras D
mesin lainnya paket paket
yang dipelihara

Meningka Peserta PROGRAM Persentase 100% 30.00 100% 71.000 100% 74.550 100% 78.278 100% 82.191 100% 86.301 Kepala Fungsi
tkan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 0 Sekolah onal
pelayanan pendidik, PENDIDIKAN (BLUD) Peserta Didik BLUD
pengelola tendik/peg
an awai,
pendidika alumni
n,
pelayanan
pengemb Pengelolaan Jumlah lulusan 350 10.00 385 50.000 392 52.500 399 55.125 406 57.881 413 60.775 Kepala Fungs
angan Pendidikan Sekolah yang terserap 0 orang orang orang orang Sekolah ional
kurikulum Menengah Kejuruan di dunia kerja orang orang BLUD
satuan dan
pendidika berwirausaha
n,
pelayanan
capaian Link and Match dengan Jumlah MOU 1 10.00 1 50.000 1 52.500 1 55.125 1 57.881 1 60.775 Waka Fungsio
kompeten DUNIA KERJA dengan dunia paket 0 paket paket paket paket paket Humas nal
si lulusan, kerja BLUD
Pelayana
n proses
pembelaja
Jumlah lulusan 350 o 385 392 399 406 413 Waka Fungsi
ran
yang terserap di rang orang orang orang orang Humas onal
dunia kerja orang BLUD

135
Peningkatan Persentase 0% 20.000 5% 21.000 5% 22.050 5% 23.153 5% 24.310 5% 25.526 Kepala Fungs
Pelayanan BLUD Peningkatan Sekolah ional
Sales Growth BLUD

Pelayanan TEFA Jumlah program 10% 20.00 20% 21.000 30% 22.050 40% 23.153 50% 24.310 60% 25.526 Kepala Fungsi
Teknologi dan Rekayasa keahlian yang 0 Sekolah onal
melaksanakan BLUD
TEFA

Meningkat Peserta PROGRAM Persentase 100% 100% 205.223 100% 215.484 100% 226.258 100% 237.571 100% 249.449 Kepala APBD
kan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 195.4 Sekolah
pelayanan pendidik, PENDIDIKAN (APBD) peserta didik 50
pengelola tendik/pega
an wai, alumni
pendidika
n,
pelayanan Pengelolaan Jumlah lulusan 350 385 205.223 392 215.484 399 226.258 406 237.571 413 249.449 Kepala APBD
capaian Pendidikan Sekolah yang terserap 195.450 orang Sekolah
kompeten Menengah Kejuruan di dunia kerja orang orang orang orang orang
si lulusan, dan
Pelayanan berwirausaha
proses
pembelaja
ran dan
penilaian Jumlah peserta 6 8 10 12 14 16
pendidika didik yang peserta peserta peserta peserta peserta peserta
n, mengikuti didik didik didik didik didik didik
Pelayanan Lomba
Sarana
dan
Prasarana,
Pelayanan Jumlah guru 2 3 4 5 6 7
pendidik yang guru guru guru guru guru
dan mendapatkan guru
tenaga pelatihan
kependidi
kan
Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan 10 kali 40.00 11 kali 42.000 12 kali 44.100 13 kali 46.305 14 kali 48.620 15 kali 51.051 Waka APBD
dan Kreativitas peserta pembinaan 0 Kesiswaan
didik Minat Bakat dan
Kreativitas
peserta didik

Penyelenggaraan Jumlah peserta 2.380 70.45 2.381 73.973 2.382 77.671 2.383 81.555 2.384 85.632 2.385 89.914 Waka APBD
Proses Belajar dan Ujian didik yg peserta 0 peserta peserta peserta peserta peserta Kurikulum
bagi Peserta Didik didik didik didik didik didik didik

136
mengikuti
proses belajar

Pengadaan Alat Praktik Jumlah alat 0 unit 35.00 1 unit 36.750 2 unit 38.588 3 unit 40.517 4 unit 42.543 5 unit 44.670 Waka APBD
dan Peraga Peserta praktek dan 0 Sarpras
Didik peraga peserta
didik

Pengembangan Karir Jumlah Guru 2 50.00 3 52.500 4 55.125 5 57.881 6 60.775 7 orang 63.814 Waka APBD
Pendidik dan Tenaga dan Tenaga orang 0 orang orang orang orang PSDM
Kependidikan Pada Kependidikan
Satuan Pendidikan yang mengikuti
Sekolah Menengah pengembangan
Kejuruan karir

Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan tujuan pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 2: diisi dengan sasaran (subyek maupun obyek) pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 3: diisi dengan nama program/kegiatan/sub kegiatan sesuai dengan e-blud
Kolom 4: diisi dengan indikator ketercapaian program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 5: diisi dengan data capaian/realisasi pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 6: diisi dengan data capaian/realisasi anggaran pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 7: diisi dengan target kinerja pada tahun+1
Kolom 8: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+1
Kolom 9: diisi dengan target kinerja pada tahun n+2
Kolom 10: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+2
Kolom 11: diisi dengan target kinerja pada tahun n+3
Kolom 12: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+3
Kolom 13: diisi dengan target kinerja pada tahun n+4
Kolom 14: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+4
Kolom 15: diisi dengan target kinerja pada tahun n+5
Kolom 16: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+5
Kolom 17: diisi dengan pejabat penanggung jawab program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 18: diisi dengan sumber dana program/kegiatan/sub kegiatan

137
BAB VI
PENUTUP

Rencana Strategis Bisnis SMK … merupakan panduan bagi SMK … dalam


melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Rencana Strategis (Renstra) Bisnis SMK … ditujukan untuk menjabarkan Visi, Misi
dan Strategi Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa … yang
disusun dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SMK …
yang dalam pelaksanaannya disusun program dan kegiatan. Visi SMK … adalah
”Menghasilkan tamatan yang berkualitas, berdedikasi, berkarakter dan ber-taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.”, diharapkan menjadi arah pembangunan pendidikan
di wilayah … selama lima tahun ke depan.
b. SMK … memerlukan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
c. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis 20…-20… merupakan salah satu persyaratan
administratif yang harus dipenuhi untuk menjadi sekolah PPK-BLUD.

6.1. Langkah-langkah Implementasi


Langkah-langkah implementasi untuk pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis SMK … adalah sebagai berikut:
a. mplementasi pola PPK-BLUD SMK … ini memerlukan masa transisi. Selama
masa transisi akan dilaksanakan sosialisasi, penyesuaian terhadap sistem,
pelatihan sumber daya manusia, desain akuntansi, analisis biaya dan tarif
serta langkah-langkah lain yang diperlukan
b. Situasi yang mempengaruhi SMK … akan selalu mengalami perubahan. Oleh
karena itu, sekolah harus melakukan penyesuaian untuk menjamin konsisten
strategi, kebijakan, program, kegiatan, anggaran dan prosedur pelaksanaan.
6.2. Penutup
Sekolah sebagai pusat pengembangan, pemberdayaan dan pelayanan
pendidikan akan lebih aktif mencari terobosan dalam rangka memberikan
kepuasan kepada pelanggannya. Tugas pimpinan baik di Dinas Pendidikan
maupun sekolah adalah menciptakan strategi pelayanan prima di sekolah dalam
rangka meningkatkan ’image’ masyarakat terhadap sekolah, yang berorientasi
pada kepuasan masyarakat. Untuk itu, semua jajaran di Dinas Pendidikan dan
SMK … memiliki komitmen yang tinggi untuk mewujudkan pelayanan prima di
sekolah dengan cara mengubah pola pengelolaan keuangannya dalam bentuk
PPK-BLUD.

138
LAMPIRAN 3 DOKUMEN SPM BLUD SMK

139
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran
yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara
akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
Berdasarkan Permendikbud 34 Tahun 2018 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dari Dinas Pendidikan. Pada
Permendagri Tahun 2017 Pasal 13 menyatakan bahwa “Selain UPTD Propinsi
terdapat Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Propinsi di bidang Pendidikan
berupa Satuan Pendidikan Daerah Propinsi” yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan pendidikan yang merupakan sarana pelayanan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dan mandiri di bidang
tertentu.
Pelayanan publik harus menjadi pelayanan yang berkualitas, disamping hal
tersebut pelayanan publik juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman
(safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun
mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi:
Identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan
monitoring yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan
target (threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan standarisasi pelayanan.
Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin
kepuasan pelanggan dan kualitas pendidikan harus dapat ditunjukkan dengan
fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap
indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan
yang bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang merupakan salah satu syarat
administrasi SMK BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

140
Standar pelayanan minimal seperti yang dijelaskan dalam peraturan
memuat batasan minimal. Mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus
dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan
BLUD. Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk
menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan
dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SMK mengemban tugas atas dua jenis SPM
tersebut, karena SMK sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus
memenuhi hak-hak konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang
menerapkan BLUD.
BLUD SMK melaksanakan Pelayanan Dasar SPM Pendidikan, dan SPM
Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan BLUD SMK tersebut.
Penyusunan SPM BLUD SMK mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti
dan dipahami, sehingga penerima layanan memiliki pemahaman yang sama
tentang ukuran kinerja.
SPM Pendidikan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir
sebagai berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. SPM Pendidikan masing-masing SMK sesuai kemampuan SMK melayani
Jenis Pelayanan Dasar;
6. Pelaksanaan SPM Pendidikan dievaluasi secara nasional dan dapat
dilakukan perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah;
7. SPM setiap SMK dapat berbeda tergantung kondisi, karakteristik, cakupan
layanan masing-masing SMK;
8. SPM BLUD SMK tidak terbatas pada layanan pendidikan tetapi dapat
melakukan layanan lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen SMK sebagai
pendukung layanan utamanya, sehingga SPM BLUD SMK dapat disesuaikan
setiap saat berdasarkan jenis pelayanan yang dibutuhkan konsumen; dan
9. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan.
2. Terjaminnya hak pengguna layanan dalam menerima suatu layanan.
3. Digunakan sebagai acuan untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan.
4. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan layanan.

141
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan SMK.

C. Pengertian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM di SMK menjadi acuan SMK
dalam mencapai standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan Pelayanan Pengelolaan Pendidikan dan Pelayanan Penunjang
Pendidikan.
1. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan adalah:
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara
secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap
Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal
dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.

2. SPM BLUD
SPM BLUD adalah standar pelayanan minimal memuat batasan minimal
mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD, untuk
menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan,
kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.

3. SPM BLUD SMK


SPM BLUD SMK adalah standar pelayanan minimal memuat batasan
minimal mengenai jenis dan mutu layanan utama dan penunjang yang harus
dipenuhi oleh SMK yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan
142
kualitas layanan umum yang diberikan oleh SMK yang menerapkan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SPM BLUD SMK
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah

D. Landasan Hukum
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan
yang bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang merupakan salah satu syarat
administrasi BLUD SMK dengan mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 32
tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan Jenjang
PAUD, DIKDAS, DIKMEN dan DIKSUD;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.

E. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minima BLUD SMK
adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi
kinerja
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN

143
F. Langkah Penyusunan Dokumen SPM BLUD SMK
Langkah-langkah penyusunan dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah mampu disediakan oleh
SMK untuk masyarakat.
2. Melakukan kajian Modul Penilaian dan Penetapan Badan Layanan Umum
Daerah yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri, maka SPM BLUD
SMK perlu memperhatikan:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di SMK BLUD:
1) Fokus, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLUD
2) Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
3) Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
4) Relevan, dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan,
berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi
BLUD;
5) Tepat waktu atau kerangka waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan
kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM BLUD SMK.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM BLUD SMK dengan Renstra Dinas
Pendidikan.
d. Penyusunan SPM BLUD SMK oleh sekolah dan penetapan oleh Kepala
Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah.
3. Identifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk dapat disediakan
bagi semua warga di SMK di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan
dimasukkan ke dalam Renstra SMK sebagai Rencana Pengembangan dalam
kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Pemilihan Jenis Pelayanan sesuai pada poin 1 dan 3 yang dipastikan dapat
dilaksanakan dengan kualitas terbaik melalui pendampingan oleh Dinas
Pendidikan setempat. Dokumen ini selanjutnya diserahkan kepada dinas
Pendidikan untuk ditetapkan sebagai lampiran Perkada tentang BLUD SMK.

144
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan Permendikbud 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
Minimal Pendidikan bahwa Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Pendidikan daerah provinsi
terdiri atas:
a. pendidikan menengah; dan
b. pendidikan khusus
Pendidikan menengah terdiri atas:
a. sekolah menengah atas; dan
b. sekolah menengah kejuruan.

B. Cakupan Mutu Pelayanan


Cakupan Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar SPM
Pendidikan mencakup:
1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
2. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
3. tata cara pemenuhan standar.

Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa meliputi:


1. standar satuan pendidikan; dan
2. standar biaya pribadi Peserta Didik.

Standar satuan pendidikan terdiri atas:


1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses;
4. standar sarana dan prasarana;
5. standar pengelolaan;
6. standar pembiayaan; dan
7. standar penilaian

Pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut.


1. Pembiayaan pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah dibebankan kepada Pemerintah Daerah untuk:
a. pendidikan dasar; dan
b. pendidikan menengah bagi daerah yang telah melaksanakan wajib belajar
12 (dua belas) tahun.
2. Dalam hal daerah yang belum melaksanakan wajib belajar 12 (dua belas)
tahun, maka pembiayaan pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang

145
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dibebankan kepada Peserta Didik
atau orangtua/wali.
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta Didik
atau orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh gubernur sesuai
dengan standar biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
menetapkan besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan
pertimbangan dari komite sekolah.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan terdiri


atas:
1. Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b pada sekolah menengah kejuruan terdiri atas:
a. jenis pendidik dan tenaga kependidikan;
b. kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
c. jumlah pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Jenis pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu guru mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum.
3. Jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. kepala sekolah;
b. tenaga laboratorium/bengkel/workshop; dan
c. tenaga penunjang lainnya.
4. Kualitas pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:
a. paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1); dan
b. memiliki sertifikat pendidik.
5. Kualitas tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai
berikut:
1) kepala sekolah:
a. paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
b. memiliki sertifikat pendidik; dan
c. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah.
2) tenaga laboratorium/bengkel/workshop paling rendah memiliki ijazah
SMA/SMK/sederajat.
3) tenaga penunjang lainnya paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
6. Kualitas tenaga kependidikan yang memiliki ijazah SMK sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf b relevan dengan kebutuhan
laboratorium/bengkel/ workshop.

146
C. Tata Cara Pemenuhan Standar
Tata Cara Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan pada sekolah menengah kejuruan didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai
berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah kejuruan
didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan tenaga kependidikan sebagai
berikut:
a. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
b. 1 (satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/
bengkel/workshop; dan
c. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

D. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di SMK disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah. SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan
penyusunan Standar Operasional Prosedur di SMK adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi SMK adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan
pendidikan, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
SMK memahami bagaimana melakukan pekerjaannya. Alur pelayanan di SMK
disusun untuk memberikan kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan di SMK. Terdapat beberapa alur pelayanan yang berlaku
di SMK sebagai mana dijelaskan di dokumen Tata Kelola.

E. Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK


SPM BLUD SMK mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Adapun Jenis Layanan Dasar yang diberikan adalah Pelayanan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan di SMK dengan kriteria minimal yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:

147
Tabel 36 Indikator Standar Pelayanan Minimal Sekolah Menengah Kejuruan
JENIS MUTU PENERIMA
CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN LAYANAN LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
JKL 20XX SMK
DASAR DASAR DASAR
Pelayanan
Setiap peserta didik mendapatkan
Capaian Sesuai Standar
1 Peserta didik pelayanan untuk mencapai 100% …% …%
kompetensi Kelulusan
kompetensi sesuai SKL
lulusan
Pelayanan Setiap peserta didik mendapatkan
pengembangan Sesuai standar layanan kurikulum yang telah
2 Peserta didik 100% …% …%
kurikulum satuan isi diselaraskan dengan kebutuhan
Pendidikan DUDIKA
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan proses …% …%
3 proses Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100%
pembelajaran
pembelajaran dengan standar
Pelayanan Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
4 penilaian penilaian Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%

Pendidikan Pendidikan dengan standar


Pelayanan Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
pendidik dan pendidik dan layanan pendidik dan tenaga …% …%
5 Peserta didik 100%
tenaga tenaga kependidikan sesuai dengan
kependidikan kependidikan standar

148
JENIS MUTU PENERIMA
CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN LAYANAN LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
JKL 20XX SMK
DASAR DASAR DASAR
Pelayanan Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
6 Sarana dan sarana dan Peserta didik layanan sarana dan prasarana 100% …% …%

Prasarana prasarana sesuai standar


Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sesuai standar
7 Peserta didik layanan pengelolaan sesuai 100% …% …%
Pengelolaan SMK pengelolaan
standar BLUD
Sesuai standar
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Biaya pengelolaan …% …%
8 Peserta didik layanan biaya operasi sesuai 100%
operasi Keuangan
dengan standar
BLUD

149
Profil Indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagai berikut:
1. Pelayanan capaian kompetensi lulusan
Tabel 37 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan
Judul Pencapaian kompetensi peserta didik SMK sesuai SKL
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
ketercapaian kompetensi lulusan
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK dilakukan
sepanjang tahun untuk memastikan bahwa standar kompetensi
lulusan dapat tercapai dengan baik, yaitu :
a. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
b. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan
dirinya secara berkelanjutan;
c. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta
memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan;
d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang
keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.
Frekuensi Setiap 1 semester
Pengumpulan Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah peserta didik SMK… yang telah mencapai standar
kompetensi lulusan selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah seluruh peserta didik SMK … selama periode waktu 1
tahun yang sama
Sumber Data Laporan hasil belajar peserta didik
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah
Pengumpul Data

150
Langkah-langkah 1. Input
Kegiatan 2. Proses
3. Output
4. Outcome
5. Impact
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan tenaga kependidikan
Manusia

2. Pelayanan pengembangan kurikulum satuan pendidikan


Tabel 38 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Judul Pelayanan pengembangan kurikulum satuan pendidikan di
SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pengembangan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia
industry, dan dunia kerja
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK… melalui
pengembangan atau penyelarasan kurikulum satuan
pendidikan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia
kerja, meliputi kompetensi dan budaya kerja industri.
Pengembangan atau penyelarasan kurikulum dilaksanakan
setiap tahun untuk menunjang proses pendidikan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan
dunia kerja.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah kurikulum kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK …yang telah diselaraskan dalam periode satu tahun
Denominator Jumlah kompetensi keahlian/program keahlian di SMK…

151
Sumber Data Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)/Kurikulum Operasional Sekolah (KOS)
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. MoU/kesepakatan dengan DUDIKA Mitra untuk
Kegiatan pengembangan atau penyelarasan kurikulum
2. Pengembangan instrumen penyelarasan kurikulum
3. Melaksanakan penyelarasan kurikulum dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA mitra
4. Pengesahan KTSP/KOS oleh SMK…dan Dudika Mitra,
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Daerah
Istimewa/Daerah Khusus
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan Raport mutu sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik, peserta didik dan stakeholder/tenaga ahli dari
Manusia DUDIKA

3. Pelayanan proses pembelajaran


Tabel 39 Pelayanan Proses Pembelajaran
Judul Pelayanan proses pembelajaran
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelananan
proses pembelajaran terutama untuk pembelajaran berbasis
Teaching Factory (TEFA), pembelajaran praktik, dan
pembelajaran berbasis projek.
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dalam
persiapan dan pelaksanaan pembelajaran (dilatih) dengan cara
mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin
dengan yang terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya.
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan

152
Numerator Jumlah peserta didik di SMK…yang telah diajar (dilatih) sesuai
dengan proses kerja di DUDIKA selama periode waktu 1
semester
Denominator Jumlah semua peserta didik di SMK… selama periode waktu 1
semester yang sama
Sumber Data dokumen supervisi akademik oleh kepala sekolah dan
pengawas, laporan hasil belajar
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kurikulum yang telah diselarasakan
Kegiatan 2. Penyusunan silabus/ Analisis Capaian Pembelajaran
3. Penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran/ Alur
Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian/ Asesmen proses pembelajaran
Monitoring dan Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala
Evaluasi Sekolah/ Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali
dalam 1 semester
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manusia

4. Pelayanan penilaian pendidikan


Tabel 40 Pelayanan Penilaian Pendidikan
Judul Pelayanan Penilaian Pendidikan di SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
penilaian hasil pembelajaran di wilayah SMK
Definisi Operasional
Pelayanan penilaian kepada peserta didik melalui penilaian
selama proses pembelajaran berlangsung dan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
pembelajaran (assessment for learning) dalam bentuk
penilaian diagnostik, formatif, seperti tugas-tugas dikelas,

153
presentasi, dan kuis. Penilaian juga digunakan sebagai proses
pembelajaran (assessment as learning) yang memungkinkan
peserta didik dilibatkan dalam proses penilaian dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk meningkatkan capaian
belajar yang lebih maksimal. Pada akhir pembelajaran
dilakukan penilaian untuk mengukur capaian kompetensi
(assessment of learning).

Frekuensi Setiap saat


Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Jumlah peserta didik yang mendapat pelayanan penilaian
sesuai standar di SMK.. selama periode waktu 1 semester
Denominator Jumlah semua siswa di SMK… selama periode waktu 1
semester yang sama
Sumber Data penilaian diagnostik, formatif, penilaian sumatif, uji kompetensi
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah
1. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah
Kegiatan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan
melaksanakan penilaian.
3. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan
keputusan berkaitan dengan peserta didik, perbaikan
proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan kegunaan
lain yang sesuai.
4. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai
kompetensi yang dipelajari peserta didik melalui
pengalaman kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk
kerja atau indikator pencapaian kompetensi yang
tercantum dalam silabus.

154
5. Penilaian perkembangan karakter/ penguatan profil pelajar
Pancasila dan budaya kerja peserta didik dilakukan oleh
pendidik secara khusus melalui pengamatan sikap peserta
didik.
Monitoring dan Kepala sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manusia

5. Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan


Tabel 41 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Judul Pelayanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
kepada peserta didik melalui ketersediaan pendidik dan tenaga
kependidikan yang sesuai dengan standar
Definisi Operasional Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi guru
umum, guru kejuruan, instruktur kejuruan sesuai dengan
standar.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan
standar SMK selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah semua pendidik dan tenaga kependidikan di SMK
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab bidang SDM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan dan beban kerja pendidik dan tenaga
Kegiatan kependidikan
2. Analisis kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

155
3. Pengusulan/pengadaan kebutuhan pendidik dan ketenaga
kependidikan
4. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidik
Manusia

6. Pelayanan Sarana dan Prasarana


Tabel 42 Pelayanan Sarana dan Prasarana
Judul Pelayanan sarana prasarana pendidikan sesuai standar di
SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
terpenuhinya sarana prasarana pembelajaran siswa sesuai
standar di SMK
Definisi Operasional Pelayanan sarana dan prasarana yang memenuhi standar
meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lainnya. Prasarana terdiri dari
lahan, bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa
sesuai dengan standar.
Frekuensi Setiap saat
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah sarana prasarana sesuai standar di SMK… selama
periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah sarana prasarana yang ada di SMK.. selama periode
waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%

156
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Sarana Prasarana
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
Kegiatan 2. Pengusulan/pengadaan sarana prasarana
3. Peremajaan sarana dan prasarana
4. Perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Pembaharuan data inventaris sarana prasarana
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manusia

7. Pelayanan Pengelolaan SMK


Tabel 43 Pelayanan Pengelolaan SMK
Judul Pelayanan Pengelolaan SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan bagi peserta didik berbasis pada
Good School Governance dan BLUD.
Definisi Operasional Pelayanan pengelolaan SMK…berbasis pada Good School
Governance dan BLUD untuk mendorong penyelenggaraan
SMK dikelola secara efektif, efisien, dan fleksibel untuk
mencapai kemandirian SMK dalam pengelolaan pendidikan
agar sesuai dengan potensi lingkungan budaya, kearifan lokal,
dukungan partisipasi masyarakat dan sumber-sumber
pembelajaran yang tersedia berdasarkan keunggulan dan ciri
khas SMK.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK….yang telah dikelola sesuai dengan standar.
Denominator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK…

157
Sumber Data Renstra/Peta Jalan/ Raport mutu SMK
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah/ penanggung jawab yang ditunjuk
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Perencanaan, yaitu menyusun dan menetapkan visi, misi,
Kegiatan dan tujuan SMK apa yang ingin dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki, sesuai kebijakan
dan peraturan yang berlaku.
2. Pengorganisasian, yaitu menetapkan program kerja SMK
yang didalamnya mencakup kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan, melalui pemanfaatan ketersediaan berbagai
sumber daya secara efektif dan efisien, dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK,
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga terwujud
efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana
penggunaan dana keuangan yang meliputi pengalokasian
dan pendistribusian secara akuntabel, transparan, mengacu
pada ketentuan dan perundangundangan dalam
menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak
lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau pedoman
yang telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
diperbaiki atau ditingkatkan, supaya dapat berjalan sesuai
dengan target/capaian yang ditetapkan.

158
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manusia

8. Pelayanan Biaya Operasi


Judul
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pemenuhan
biaya operasional sekolah sesuai standar pengelolaan
keuangan BLUD
Definisi Operasional Pelayanan Biaya Operasi di wilayah SMK meliputi:
1. Komponen Biaya Operasi personalia meliputi gaji
pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Komponen Biaya Operasi Nonpersonalia
Komponen Biaya Operasi nonpersonalia meliputi biaya
pengadaan alat tulis, bahan dan alat habis pakai
kegiatan belajar mengajar teori dan praktikum, daya, air,
jasa telekomunikasi, konsumsi, biaya pemeliharaan dan
perbaikan ringan sarana dan prasarana, biaya lembur,
biaya transportasi, pajak, biaya asuransi, biaya kegiatan
pembinaan peserta didik/ekstra kurikuler, biaya uji
kompetensi/sertifikasi kompetensi, biaya praktik
kerja/magang industri, biaya bengkel kerja berbasis
industri, serta biaya perencanaan dan pelaporan.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Biaya Operasi untuk menunjang seluruh biaya operasional
yang dibutuhkan SMK… sesuai dengan standar.
Denominator Biaya Operasi yang tersedia di SMK…
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah

159
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Keuangan
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis Renstra BLUD
Kegiatan 2. Analisis RKAS
3. Penyusunan RBA
4. Penyusunan RKA
5. Penyusunan anggaran kas dan DBA
6. Penyusunan rincian DPA
7. Melaksanakan penatausahaan keuangan mulai dari
penerimaan dan pengeluaran kas untuk biaya operasi,
pembukuan dan pertanggungjawabannya
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manusia

160
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. Rencana Pencapaian Indikator SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen
Rencana Strategis Dinas Pendidikan tahun …………… untuk mencapai target
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun
2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Tabel 44 Rencana Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal
Capaian SMK
o Indikator
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 2 3 4 5 6 7
1 Pelayanan Capaian kompetensi
lulusan:
Jumlah kegiatan pembinaan Minat
Bakat dan Kreativitas siswa
2 Pelayanan pengembangan kurikulum
satuan Pendidikan:
1. Jumlah MoU dengan dunia kerja
2. Jumlah lulusan yang terserap di
dunia kerja
3 Pelayanan proses pembelajaran :
1. Jumlah peserta didik yg mengikuti
proses belajar
2. Jumlah program keahlian yang
melaksanakan TeFa
4 Pelayanan penilaian Pendidikan:
Jumlah peserta didik yg mengikuti
penilaian hasil belajar
5 Pelayanan pendidik dan tenaga
kependidikan :
1. Jumlah dokumen ketatausahaan
dan kepegawaian

161
2. Jumlah Penyediaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
3. Jumlah pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang mengikuti
pengembangan karir
6 Pelayanan Sarana dan Prasarana:
1. Jumlah Laporan Penyediaan
Barang dan Jasa
2. Jumlah Laporan Pengadaan
Barang Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah Daerah
3. Jumlah laporan Penyediaan
Jasa Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
4. Jumlah laporan aset tetap yang
terpelihara
5. Jumlah alat praktek dan peraga
peserta didik
6. Jumlah Pembangunan
Bengkel/Unit Produksi
7 Pelayanan Pengelolaan SMK:
Jumlah Dokumen Perencanaan dan
Anggaran Perangkat Daerah
8 Pelayanan Biaya operasi:
Jumlah laporan
pertanggungjawaban keuangan

Keterangan:
Kolom 1: Nomor Indikator
Kolom 2: Indikator disesuaikan dengan PMP
Kolom 3-7: diisi target 5 tahun ke depan

162
BAB IV
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

A. Strategi Pencapaian SPM Berdasarkan Rencan Strategis


Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang
disusun dalam Rencana Strategis SMK. Kesesuaian Rencana Strategis SMK
dengan SPM sebagaimana dalam Lampiran.

B. Rencana Anggaran Biaya

163
Tabel 45 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
TAHUN (Rp)
NO JENIS LAYANAN DASAR PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN 20X 20X 20X 20X 20
X X X X XX
1 Pelayanan Capaian Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
kompetensi lulusan Pendidikan Kejuruan:
Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa
2 Pelayanan Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
pengembangan kurikulum Pendidikan Kejuruan:
satuan Pendidikan Link and Match dengan DUDIKA
3 Pelayanan proses Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
pembelajaran Pendidikan Kejuruan:
1. Penyelengaraan Proses Belajar dan Ujian
bagi Peserta Didik
2. Pelayanan TEFA Pariwisata
3. Pelayanan TEFA ……..
4 Pelayanan penilaian Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
pendidikan Pendidikan Kejuruan:
Penyelengaraan Proses Belajar dan Ujian bagi
Peserta Didik
5 Pelayanan pendidik dan Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
tenaga kependidikan Pendidikan Kejuruan:

164
TAHUN (Rp)
NO JENIS LAYANAN DASAR PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN 20X 20X 20X 20X 20
X X X X XX
1. Penyediaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan bagi Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan
2. Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pada Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan
Program Penunjang Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
Urusan Pemerintah
Daerah
6 Pelayanan Sarana dan Program Pengelolaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
Prasarana Pendidikan Kejuruan:
1. Pengadaaan Alat Praktik dan Peraga
Peserta Didik
2. Pembangunan Bengkel/Unit Produksi
Program Penunjang 1. Administrasi Umum Perangkat Daerah
Urusan Pemerintah 2. Pengadaan Barang Milik Daerah
Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
3. Penyediaan Jasa Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
4. Pemeliharaan Barang Milik Daerah
Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

165
TAHUN (Rp)
NO JENIS LAYANAN DASAR PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN 20X 20X 20X 20X 20
X X X X XX
7 Pelayanan Pengelolaan Program Penunjang Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi
SMK Urusan Pemerintah Kinerja Perangkat Daerah
Daerah
8 Pelayanan Biaya operasi Program Penunjang Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
Urusan Pemerintah
Daerah

166
Tabel 46 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja

TAHUN (Rp)
NO JENIS BELANJA
20XX 20XX 20XX 20XX 20XX
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan
4
mesin
Belanja Modal Gedung dan
5
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi
6
dan Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap
7
Lainnya
8 Belanja Modal Aset Lainnya
Jumlah

167
BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan Pendidikan di BLUD SMK. Terlaksananya kebijakan dalam SPM perlu mendapat
dukungan dan partisipasi seluruh pegawai serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik
bersifat materiil, administratif maupun politis.
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan SPM BLUD SMK sebagiamana disebutkan di atas, serta
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi BLUD SMK serta
perubahan lingkungan.

168
LAMPIRAN

URUSAN UMUM DARI DANA BLUD


Tabel 47 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen


Perencanaan BLUD perencanaan BLUD
1. Prosentase
Koordinasi dan Jumlah dokumen RBA
Indikator
Penyusunan Dokumen BLUD
Program yang
RBA BLUD
tercapai
2. Prosentase Koordinasi dan Jumlah dokumen

realisasi Jumlah Penyusunan Perubahan perubahan RBA BLUD


− Peserta didik Perencanaan, RBA BLUD
Pelayanan anggaran Dokumen
− Pendidik Penganggaran, dan Koordinasi dan Jumlah dokumen DBA
1 Pengelolaan 3. Persentase Perencanaan
− Tendik/ Evaluasi Kinerja Penyusunan DBA BLUD BLUD
SMK Peningkatan dan Anggaran
pegawai Perangkat Daerah Koordinasi dan Jumlah dokumen
Pendapatan Perangkat
4. Persentase Penyusunan Perubahan perubahan DBA BLUD

Kenaikan DBA BLUD

Pendapatan Koordinasi dan Jumlah laporan Capaian

Unit Produksi Penyusunan Laporan Kinerja dan Ikhtisar

dan Jasa Capaian Kinerja dan Realisasi Kinerja BLUD


Ikhtisar Realisasi Kinerja
BLUD

169
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Jumlah laporan evaluasi


Evaluasi Kinerja BLUD kinerja BLUD

Penyediaan Gaji dan jumlah laporan Gaji dan


Tunjangan Non ASN Tunjangan Non ASN

1. Prosentase Penyediaan Administrasi Jumlah laporan


Pelaksanaan Tugas Non Administrasi Pelaksanaan
Indikator ASN Tugas Non ASN
Program yang Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
tercapai Penatausahaan dan penatausahaan
Pengujian/Verifikasi
2. Prosentase
Keuangan BLUD
realisasi Jumlah
− Peserta didik Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi
Pelayanan anggaran Administrasi laporan Pelaksanaan Akuntansi perangkat daerah
− Pendidik
2 Biaya 3. Persentase Keuangan pertanggungja BLUD
− Tendik/ Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
operasi Peningkatan Perangkat Daerah waban
pegawai Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Pendapatan keuangan Keuangan Akhir Tahun
4. Persentase BLUD
Kenaikan Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan
Penyusunan Laporan
Pendapatan Keuangan
Unit Produksi Bulanan/Triwulanan/Seme
dan Jasa steran BLUD
Penyusunan Pelaporan Jumlah Laporan
dan Analisis Prognosis prognosis
Realisasi Anggaran BLUD

170
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyediaan Jasa Asuransi Jumlah Laporan jasa


Asuransi

Pengadaan Pakaian Dinas jumlah pengadaaan


3 Beserta Atribut pakaian dinas
Pelayanan − Pendidik Jumlah Kelengkapannya
pendidik dan Administrasi dokumen
tenaga − Tendik/ 1. Prosentase Kepegawaian ketatausahaan
kependidika Perangkat Daerah dan Pendidikan dan Pelatihan Jumlah pegawai yang
pegawai Indikator Pegawai Berdasarkan mengikuti Pendidikan dan
n kepegawaian
Tugas dan Fungsi pelatihan
Program yang
4 Pelayanan − Peserta didik tercapai Administrasi Umum Jumlah Penyediaan Peralatan dan jumlah paket pengadaan
Sarana dan − Pendidik 2. Prosentase Perangkat Daerah Laporan Perlengkapan Kantor
Prasarana − Tendik/ dan/ atau BLUD Penyediaan
pegawai realisasi Barang dan
Jasa Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
anggaran
Rumah Tangga
3. Persentase
Penyelenggaraan Rapat Jumlah kegiatan rapat
Peningkatan koordinasi dan konsultasi
Pendapatan SKPD dan/ atau BLUD
Fasilitasi Kunjungan Tamu jumlah paket pengadaan
4. Persentase
Kenaikan Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif,
Dinamis pada SKPD dan/ inaktif dan vital
Pendapatan atau BLUD
Unit Produksi Dukungan Pelaksanaan Jumlah system
Sistem Pemerintahan pemerintahan berbasis
dan Jasa
Berbasis Elektronik pada elektronik yang diterapkan
SKPD dan/atau BLUD

Penyediaan Jasa Jumlah jasa konsultan


Konsultan yang digunakan

171
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

− Peserta didik Pengadaan Barang Jumlah Pengadaan Kendaraan Jumlah kendaraan


− Pendidik Milik Daerah Laporan Dinas Operasional atau
− Tendik/ Penunjang Urusan Pengadaan Lapangan
pegawai Pemerintah Daerah Sarana dan Pengadaan Mebel Jumlah mebel
Prasarana
Pengadaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan
Mesin Lainnya mesin lainnya

− Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
− Pendidik Penunjang Urusan laporan Komunikasi, Sumber Daya Komunikasi, Sumber
− Tendik/ Pemerintahan Penyediaan Air dan Listrik Daya Air dan Listrik
pegawai Daerah Jasa
Penunjang Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa
Urusan Peralatan dan Peralatan dan
Pemerintahan Perlengkapan Kantor Perlengkapan Kantor
Daerah

− Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa


− Pendidik Barang Milik aset tetap Pemeliharaan, Biaya
− Tendik/ Daerah Penunjang yang Pemeliharaan, Pajak dan
pegawai Urusan terpelihara Perizinan Kendaraan
Pemerintahan Dinas Operasional atau
Daerah Lapangan

Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan


dan Mesin Lainnya mesin lainnya yang
dipelihara

172
URUSAN UMUM DARI DANA APBD
Tabel 48 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA


Penyusunan Dokumen
1. Prosentase RKA-SKPD
− Peserta didik Indikator Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA
− Pendidik Program yang Penyusunan Dokumen Perubahan
Jumlah
− Tendik/ tercapai Perencanaan, Perubahan RKA-SKPD
Pelayanan Dokumen
pegawai 2. Prosentase Penganggaran, dan Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
1 Pengelolaa Perencanaan
realisasi Evaluasi Kinerja Penyusunan DPA-SKPD
n SMK dan Anggaran
anggaran Perangkat Daerah Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
Perangkat
3. Indeks Penyusunan Perubahan Perubahan
profesional DPA-SKPD
ASN Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen evaluasi
Perangkat Daerah kinerja

Penyediaan jumlah laporan Administrasi


1. Prosentase
Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN
Indikator
− Peserta didik Pelaksanaan Tugas
Pelayanan Program yang Administrasi Jumlah laporan
− Pendidik ASN
2 Biaya tercapai Keuangan pertanggungjawa
− Tendik/ Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
operasi 2. Prosentase Perangkat Daerah ban keuangan
pegawai Penatausahaan dan penatausahaan
realisasi
Pengujian/Verifikasi
anggaran
Keuangan SKPD

173
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

3. Indeks Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi


profesional Pelaksanaan perangkat daerah
ASN Akuntansi SKPD
Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Keuangan Akhir Tahun
SKPD
Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan
Penyusunan Laporan
Keuangan
Bulanan/Triwulanan/S
emesteran SKPD
Penyusunan Jumlah Laporan prognosis
Pelaporan dan Analisis
Prognosis Realisasi
Anggaran
Pengadaan Pakaian jumlah pengadaaan
Dinas Beserta Atribut pakaian dinas
Kelengkapannya
1. Prosentase
Pelayanan Indikator Pendataan dan Jumlah laporan pengolahan
pendidik Program yang Administrasi Jumlah dokumen Pengolahan administrasi kepegawaian
dan tenaga tercapai Kepegawaian ketatausahaan
− Pendidik Administrasi
kependidik 2. Prosentase Perangkat Daerah dan kepegawaian Kepegawaian
− Tendik/
3 an realisasi Koordinasi dan Jumlah laporan data
pegawai
anggaran Pelaksanaaan Sistem pegawai
3. Indeks Informasi
profesional Kepegawaian
ASN Monitoring, Evaluasi, Jumlah laporan SKP yang
dan Penilaian Kinerja tepat waktu
Pegawai

174
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan


dan Perlengkapan
Kantor

Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan


Rumah Tangga
− Peserta didik
Jumlah Laporan
− Pendidik Administrasi Umum Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
Penyediaan
− Tendik/ Perangkat Daerah
Barang dan Jasa Tamu
pegawai Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif
1. Prosentase
Dinamis pada SKPD
Indikator
Program yang Jumlah daftar arsip inaktif
tercapai
Pelayanan
2. Prosentase Jumlah daftar arsip vital
4 Sarana dan
realisasi
Prasarana
− Peserta didik anggaran Pengadaan Barang Jumlah Laporan Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan
− Pendidik 3. Indeks Milik Daerah Pengadaan dan Mesin Lainnya mesin lainnya
profesional
− Tendik/ Penunjang Urusan Sarana dan
ASN Pemerintah Daerah Prasarana
pegawai
− Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah pengiriman
− Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Jasa Surat Menyurat dokumen
− Tendik/ Pemerintahan Penunjang
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
Daerah Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber Daya
Daya Air dan Listrik Air dan Listrik

175
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

− Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa


− Pendidik Barang Milik aset tetap yang Pemeliharaan, Biaya
− Tendik/ Daerah Penunjang terpelihara Pemeliharaan dan
pegawai Urusan Pajak Kendaraan
Pemerintahan Perorangan Dinas
Daerah atau Kendaraan Dinas
Jabatan
Pemeliharaan Jumlah peralatan dan
Peralatan dan Mesin mesin lainnya yang
Lainnya dipelihara

BIDANG PENDIDIKAN BLUD


Tabel 49 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

− Jumlah Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan


lulusan yang dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
terserap di dan Kreativitas siswa
Dunia
Pelayanan Pengelolaan Usaha/Dunia
Prosentase Kegiatan Perayaan Hari Jumlah Kegiatan
Capaian − Peserta didik Pendidikan Sekolah Industri dan
1 kelulusan Besar Sekolah Perayaan Hari Besar
kompetensi − Pendidik Menengah berwirausaha
peserta didik Menengah Kejuruan Sekolah Menengah
lulusan Kejuruan − Jumlah
Kejuruan
peserta didik
yang
mengikuti
Lomba

176
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

− Jumlah guru
yang
mendapatkan
pelatihan

− Jumlah Pelaksanaan Link and 1. Jumlah MOU dengan


lulusan yang Match dengan DUDIKA DUDIKA
terserap di 2. Jumlah lulusan yang
Dunia terserap di DUDIKA
Usaha/Dunia
Pelayanan Industri dan
Pengelolaan
pengembangan Prosentase berwirausaha
− Peserta didik Pendidikan Sekolah
2 kurikulum kelulusan − Jumlah
− Pendidik Menengah
satuan peserta didik peserta didik
Kejuruan
Pendidikan yang
mengikuti
Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan
pelatihan
3. Pelayanan TEFA Jumlah program keahlian
Pelayanan Prosentase Persentase Pariwisata yang melaksanakan
− Peserta didik Peningkatan
3 Proses kelulusan Peningkatan 2. Pelayanan TEFA TEFA
− Pendidik Pelayanan BLUD
Pembelajaran peserta didik Sales Growth …………..

− Jumlah Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang


lulusan yang Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
Pengelolaan
Pelayanan Prosentase terserap di Peserta Didik
− Peserta didik Pendidikan Sekolah
4 penilaian kelulusan Dunia
− Pendidik Menengah
pendidikan peserta didik Usaha/Dunia
Kejuruan
Industri dan
berwirausaha

177
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

− Jumlah
peserta didik
yang
mengikuti
Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan
pelatihan
− Jumlah Pembangunan Jumlah Pembangunan
lulusan yang Bengkel/Unit Produksi Bengkel/Unit Produksi
terserap di
Dunia
Usaha/Dunia
Industri dan
Pelayanan Pengelolaan
Prosentase berwirausaha
Sarana dan − Peserta didik Pendidikan Sekolah
5 kelulusan − Jumlah
Prasarana − Pendidik Menengah
peserta didik peserta didik
Kejuruan
yang
mengikuti
Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan
pelatihan
Penyediaan Pendidik Jumlah Penyediaan
− Jumlah dan Tenaga Pendidik dan Tenaga
Pelayanan Pengelolaan
Prosentase lulusan yang Kependidikan bagi Kependidikan
pendidik dan − Peserta didik Pendidikan Sekolah
6 kelulusan terserap di Satuan Pendidikan
tenaga − Pendidik Menengah
peserta didik Dunia Sekolah Menengah
kependidikan Kejuruan
Usaha/Dunia Kejuruan

178
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

Industri dan Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga


berwirausaha Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
− Jumlah Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
peserta didik Satuan Pendidikan karir
yang Sekolah Menengah
mengikuti Kejuruan
Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan
pelatihan

BIDANG PENDIDIKAN APBD


Tabel 50 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

1 Pelayanan Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan


− Jumlah
Capaian dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
lulusan yang
kompetensi dan Kreativitas siswa
terserap di
lulusan
Dunia
Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yg
Pelayanan Usaha/Dunia
Belajar dan Ujian bagi mengikuti proses belajar
2 Proses Pengelolaan Industri dan
Prosentase Peserta Didik
Pembelajaran − Peserta didik Pendidikan Sekolah berwirausaha
kelulusan
− Pendidik Menengah − Jumlah
3 Pelayanan peserta didik Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang
Kejuruan peserta didik
penilaian Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
yang
pendidikan Peserta Didik
mengikuti
Lomba
4 Pelayanan Pengadaaan Alat Jumlah alat praktek dan
− Jumlah guru
Sarana dan Praktik dan Peraga peraga peserta didik
yang
Prasarana Peserta Didik

179
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN

5 Pelayanan mendapatkan Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga


pendidik dan pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
tenaga Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
kependidikan Satuan Pendidikan karir
Sekolah Menengah
Kejuruan

180
LAMPIRAN 4 DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN BLUD SMK

181
BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh entitas selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerrintah daerah untuk
kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-
jawaban entitas dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan
pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di SMK Dinas
Pendidikan … pada khususnya dan Pemerintah Provinsi … pada umumnya
dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup
untuk membiayai seluruh pengeluaran.

182
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SMK Dinas Pendidikan dalam kerangka
Pemerintah Provinsi… serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK Dinas Pendidikan di
Pemerintah Provinsi … mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … , apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK Dinas
Pendidikan di Pemerintah Provinsi … menyediakan informasi mengenal
pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di SMK … Pemerintah
Provinsi … adalah:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang
mengatur Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
nomor 9 Tahun 2015.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.

183
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
14. Peraturan Daerah … Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Sistem Akuntansi.

C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab II : PROFIL SMK …
A. Gambaran Umum SMK …
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK …
Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi
Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan

184
BAB II
PROFIL SMK ..........

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Latar Belakang
Pemerintah memiliki komitmen untuk menjadi negara ekonomi terbesar ke-
tujuh di dunia pada tahun 2030 dan membutuhkan tenaga kerja kompeten
sebanyak 113 juta orang pada semua level, mulai level pelaksana,
teknisi/analis maupun ahli dan untuk menyiapkan semua itu, peran Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menjadi strategis. Pemerintah dan seluruh
pemangku kepentingan terkait berupaya meningkatkan komitmen yang kuat
dan bersinergi melakukan langkah-langkah nyata dalam penyiapan tenaga
kerja yang kompeten.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran pekerjaan di masa
mendatang. Piramida pekerjaan di masa datang menunjukkan bahwa jenis
pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work), sedangkan
pekerjaan yang bersifat rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan
otomasi. Pekerjaan kreatif membutuhkan intelegensi dan daya kreativitas
manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan inovatif (Trilling dan
Fadel, 2009).
Revitalisasi SMK dalam abad ini menjadi sangat penting, bukan saja
karakteristik dunia kerja yang berbeda, teknologi yang berubah, tetapi cara
berpikir manusia (mindset) turut berubah pula. Pekerjaan di era pengetahuan
ini membutuhkan keterampilan dengan kombinasi baru yaitu pemikiran tingkat
tinggi dan komunikasi yang kompleks (Trilling dan Fadel, 2009), selanjutnya
Trilling menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan baru tersebut meliputi
research, development, design, marketing and sales, and global supply chain
management.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak lagi menjadi kekuatan utama
dalam era disruption, karena banyak pekerjaan yang hilang digantikan oleh
robot dan artificial inteligent (kecerdasan buatan). Keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan dalam abad ini, selain kreativitas, adalah kemampuan
complex problem solving (Schawb, 2016). Menghadapi kondisi kerja seperti
saat ini, motivasi saja tidak cukup, sebaliknya yang diperlukan adalah strategi
untuk membaca ”where we are” dan ”where we are going to”. Disruption
menjadi berat karena banyak orang tidak tahu apa yang tengah terjadi. Semua
orang berpikir bahwa mereka telah melakukan cara-cara terbaik. Pilihannya
hanya menyerang (disrupting) atau diserang (disrupted). Rhenald Kasali
mengatakan, ”Lebih baik berdamai dan menciptakan cara-cara baru untuk
menyambut era baru yang lebih inklusif… pada abad ke-21 yang baru
dimulai.”

185
SMK…. untuk mencapai keberhasilan Revitalisasi SMK tersebut telah
menyiapkan berbagai program dan strategi implementasinya, dengan
menyiapkan berbagai perangkat yang dapat menjadi acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keberhasilan kinerja sekolah. salah
satunya adalah penyiapan perangkat administrasi BLUD SMK….., khususnya
dokumen Laporan Keuangan BLUD SMK.

2. Sejarah SMK
SMK … milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah …. dan
merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan ijin
operasional SMK Nomor ….
SMK…didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut: ……
SMK…sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan-perubahan,
baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi Keahlian. Pada
tahun…., SMK ….memiliki …Bidang Keahlian, ….Kompetensi Keahlian.
Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian, ….Kompetensi Keahlian.
Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ... secara geografis berada di Provinsi/Daerah ….. Kabupaten/Kota….
Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat …… LS, ………..), dengan luas
lahan … m2. Jarak SMK ke Provinsi/Daerah …. dan Kabupaten/Kota….
Kecamatan……: … km. SMK .... berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ....
Kabupaten/Kota ...., Provinsi….
Tahun … SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK pada
tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut….
SMK….diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu
berkontribusi secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia, baik pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga
untuk mengantisipasi hal tersebut, dirancang beberapa program
pembaharuan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara lain, yaitu sebagai
berikut:…

3. Visi dan Misi


Visi SMK … sesuai visi Pemerintah Provinsi ……….. adalah: …………..

Misi Sekolah adalah:


1. ………..
2. …………
3. dst

186
Motto SMK…
“…………………………”

Janji Layanan SMK…


“……………………………..”

Budaya Kerja/Tata Nilai …


“………..”

4. Jumlah Siswa
Tabel 51 Jumlah Siswa Setiap Kompetensi Keahlian
No Kompetensi Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total
Keahlian
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
X XI X X XI X
1 Multimedia
Dll

5. Jumlah Pegawai
Tabel 52 Perkembangan Jumlah SDM
20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 Kepala Sekolah
2 Guru
Staff
3
Administrasi
4 Wakil kepala
Tenaga
5
Kebersihan
dll
Jumlah

Tabel 53 SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan


20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah

187
6. Alamat dan Letak Sekolah ...
Sekolah … terletak di Jl. … No. … Kelurahan …, Kecamatan …, kode pos
…, telepon …, …., Provinsi …
a. Jarak Sekolah … dengan
1) Dinas Pendidikan Provinsi …., km
2) Kelurahan ….., km
3) Kecamatan ……, km
4) SMK Terdekat, ….., km
5) Kantor Cabang Dinas Provinsi terdekat, ….. km
b. Sarana Penunjang sekitar sekolah
1) Sarana Kesehatan: Puskesmas…, Rumah Sakit…, dst
2) Tempat umum: Terminal…, Pasar…, Supermarket…, Hotel…,
Stasiun…, Perpustakaan Umum…, Museum…, dst
3) Sarana ibadah: Masjid…, Gereja…, Pura…, Wihara…, Klenteng…
4) Perkantoran: Perbankan…, Kantor Pos…, dst
5) Dst
7. Struktur Organisasi

Dunia Kerja KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 1. PEMBINA OSIS 1. KOORD.PKL 1. KOORD. PERPUSTAKAAN


2. PEMBINA ESKUL 2. KOORD BKK 2. KOORD. ADIWIYATA
3. KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………


KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Gambar 17 Struktur Organisasi SMK

188
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan
dalampelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah
adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca
untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan
yang telah ditetapkan.

2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.

3. Keterukuran dalam Satuan Uang


Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang
digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui pada
saat kas diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan termasuk
bendahara penerimaan pembantu, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan
dari kas daerah atau bendahara pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran
pembantu. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun
anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi
penerimaan pendapatan dengan pengeluaran belanja.

189
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima
atau dibayar oleh kas daerah.

C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam


SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum
Daerah atau bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan
pembantu yang menambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui saat diterimanya kas oleh
bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu atau
pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatatkan jumlah netto (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).

2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara
Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu/Kas Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja
diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran
termasuk bendahara pengeluaran pembantu atau Rekening Kas Umum
Daerah.

3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada
saat kas diterima oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara
penerimaan pembantu /Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat
dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran termasuk bendahara pengeluarna
pembantu /Rekening Kas Umum Daerah.

190
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas
lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian
Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak,
Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui
sebesar nilai nominal dari piutang.

5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses
produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan


inventarisasi fisik. Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran
atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung
jumlah suatu persediaan. Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai
rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam
pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya
dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin

191
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,
alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang
nialinya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan
untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai
seluruhnya.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat diakui sebagai
aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d. Diperoleh atau dibangun dengan tujuan untuk digunakan.

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.

Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja, harus ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.

7. Ekuitas

192
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan: Kebijakan akuntansi dapat dilengkapi dari Peraturan Gubernur
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah/ Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah, apabila terdapat pengaturan khusus
pengakuan, pengukuran, penilaian, pencatatan, dan pengungkapan pada
akun-akun tertentu pada laporan keuangan pemerintah daerah yang berlaku
juga pada penyajian laporan keuangan SMK

193
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi


1. Pendapatan
SMK ….. Pemerintah Provinsi … memiliki pendapatan senilai Rp …..
Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Asli Daerah dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 54 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah


Tahun 20XX
Pendapatan Asli Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Daerah

Pendapatan Retribusi
Daerah

Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah

JUMLAH

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan Retribusi Daerah SMK berasal dari Retribusi Pelayanan
Pendidikan berupa Retribusi Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan
Teknis sebesar Rp …. yang merupakan pendapatan dari iuran siswa dan
pendapatan dari pelayanan Unit Usaha yang menghasilkan berdasarkan
Kebijakan daerah masing-masing terkait Retribusi pada SMK misal
Pendapatan Usaha lain seperti: ……………..
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp …..
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berupa Jasa Pemanfaatan
Aset Sekolah, misalnya persewaan Gedung Serbaguna Sekolah, dan
persewaan Kantin sekolah yang merupakan hasil sewa Barang Milik
Daerah senilai Rp …..

2. Belanja
Sekolah memiliki belanja senilai Rp ….. Belanja di Sekolah diklasifikasikan
menjadi belanja operasi dan belanja modal. Perincian belanja operasi adalah
sebagai berikut:

194
Tabel 55 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi Tahun
20XX
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang
dan Jasa
Jumlah

Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan


barang daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun
Anggaran, yang terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan,
bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX
mencapai nilai total Rp…… Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai
berikut ini:
Tabel 56 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Tahun
Anggaran 20XX
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Modal Tanah
2. Belanja Modal
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset
Lainnya
Jumlah

B. Penjelasan Pos-Pos Neraca


1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan SMK.
SMK … Pemerintah Provinsi… memiliki saldo kas sebesar Rp ….. per 31
Desember 20XX yang terdiri dari saldo kas tunai sebesar Rp… dan saldo
rekening bank sebesar Rp….

195
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan SMK kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. SMK … Pemerintah Provinsi … mempunyai
piutang senilai Rp ….. per 31 Desember 20XX yang berasal dari piutang …..

3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapanyang dimaksudkan untuk mendukung kegatan operasional
pemerintah dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. Persediaan di SMK … Pemerintah Provinsi …
adalah persediaan alat tulis kantor senilai Rp ….. per 31 Desember 20XX.

4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi … senilai Rp …..
per 31 Desember 20XX.
Aset tetap SMK … Pemerintah Provinsi ……… terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp… untuk aset tetap
tanah tahun 20XX SMK … Pemerintah Provinsi …. Tidak ada
penambahan ataupun penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp… terdiri dari:
Tabel 57 Daftar Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 20XX
No Uraian Saldo 20XX-1 (Rp.) Mutasi Saldo
20XX(Rp.)
Selama Tahun 20XX (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan
3 Alat Bengkel dan
Alat Ukur
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor dan
Rumah Tangga
6 Alat Studio dan Alat
Komunikasi
7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium

Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran


Daftar Aset atau Barang Milik Daerah.
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp… yang terdiri dari:

196
Tabel 58 Daftar Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 20XX
No Uraian Saldo 20XX-1 (Rp.) Mutasi Saldo
20XX(Rp.)
Selama Tahun 20XX (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan
Bangunan
Jumlah

Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset


Gedung dan Bangunan pada SMK … Pemerintah Provinsi ….
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi Jaringan adalah senilai Rp …
e. Konstruksi dalam Pengerjaan
Nilai Konstruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp…
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20XX adalah
Rp…
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai
suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang
bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp…

6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK … Pemerintah Provinsi …. Merupakan Utang
Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp…

7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Ekuitas merupakan
kekayaan bersih SMK … Pemerintah Provinsi …..

197
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20XX sebesar Rp… dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 59 Pendapatan LO SMK …. Per 31 Desember 20XX
PENDAPATAN Jumlah (Rp.)

Pendapatan Retribusi Daerah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang


Sah

Jumlah

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan Retribusi Daerah SMK berasal dari Retribusi Pelayanan
Pendidikan berupa Retribusi Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan
Teknis sebesar Rp …. yang merupakan pendapatan dari iuran siswa dan
pendapatan dari pelayanan Unit Usaha yang menghasilkan misal
Pendapatan Usaha lain seperti Catering Sekolah, Jasa Layanan Hotel,
Garmen, Salon Kecantikan, Desain, Tour Travel, Bengkel Servis
Kendaraan dan sebagainya.
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah SMK berasal dari Jasa
Pemanfaatan Aset Sekolah, misalnya persewaan Gedung Serbaguna
Sekolah, dan persewaan Kantin sekolah yang merupakan hasil sewa
Barang Milik Daerah senilai Rp ….

2. Beban
Jumlah beban Sekolah …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Beban
merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atas timbulnya kewajiban. Beban SMK … Pemerintah Provinsi
…. Per 31 Desember 20XX adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai SMK …. sebesar Rp…
b. Beban Barang dan Jasa

198
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp… setelah dikoreksi dengan Beban
Persediaan SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…
c. Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK …. Per 31 Desember 20XX
sebesar Rp…
d. Beban Penyisihan Piutang
Beban Penyisihan piutang merupakan beban untuk mencatat estimasi
atas risiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh
kualitas piutang berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam
suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang per 31 Desember
20XX sebesar Rp…
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain SMK …. Per 31 Desember 20XX sebesar Rp…

D. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas


Ekuitas akhir Sekolah …. Per 31 Desember 20… menunjukkan surplus
sebesar Rp… Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp…
dan nilai RK PPKD sebesar Rp… yang merupakan penerimaan kas SMK dari Kas
Umum Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah maupun
pendapatan APBD lainnya serta pengeluaran kas SMK ke Kas Umum Daerah
yang berasal dari Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan dan Pendapatan
Lain-lain PAD yang Sah; koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp…; koreksi
persediaan sebesar Rp…; dan koreksi lainnya sebesar Rp….
Rincian Perubahan Ekuitas SMK … Pemerintah Provinsi/ Daerah …. Per 31
Desember 20XX terlihat pada tabel berikut:
Tabel 60 SMK ….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember 20X1
Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)

Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
Koreksi Lebih (Kurang)
Ekuitas
RK PPKD
Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan
Koreksi Lainnya
Ekuitas Akhir

199
E. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional
Prognosis / Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan Instansi
untuk di masa mendatang dengan berlandaskan pada informasi keuangan dan
laporan keuangan tahun yang lalu. Informasi yang di dalamnya masih dalam
bentuk Prognosis / Proyeksi mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan
datang. Tahun berjalan adalah tahun yang masih berjalan realisasinya, sedangkan
tahun yang akan datang adalah tahun yang anggarannya baru akan
diperhitungkan.
Proyeksi Laporan Keuangan meliputi:
1. Prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA)
Prognosis/proyeksi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
prognosis/proyeksi laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah/instansi,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan sedang berjalan dan yang akan datang. Penyusunan
prognosis/proyeksi Laporan Rencana Anggaran (LRA) membutuhkan
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan LRA atas RKA tersebut, yang
kemudian diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya dengan rata-rata
kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi
pendapatan dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan volume
dikalikan tarif (untuk pendapatan) dan volume dikalikan satuan standar harga
atau SSH (untuk belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat dirinci
berdasarkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Volume, Tarif
dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai inflasi atau range rata-rata kenaikan
pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi anggaran sebagai baseline
anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5
Dokumen Administratif Rencana Strategi BLUD.

Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:

200
Tabel 61 Format prognosis/proyeksi LRA
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

Kode 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
Rekening Rp Rp Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1 1 3
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1 1 4
yang sah

Jumlah Pendapatan

2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi

2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

Jumlah Belanja

SURPLUS/DEFISIT

201
2. Prognosis/Proyeksi Laporan Operasional (LO)
Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi pendapatan
dan biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang. Tabel ini tidak jauh
berbeda dengan tabel prognosis/proyeksi laporan pendapatan dan belanja, bedanya
hanya di tabel ini menggunakan konsep beban, bukan belanja.
Penyusunan Laporan Operasional yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO,
dengan cara memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja
ke Beban. Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun harus
menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap sekolah
untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa dihitung beban
penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.
Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:

PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan - LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO

TOTAL PENDAPATAN

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain

TOTAL BEBAN

SURPLUS (DEFISIT) - LO

202
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi.

203
DAFTAR PUSTAKA

204
s

205

Anda mungkin juga menyukai